FAKTOR –FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN PELAYANAN PERSALINAN DI PUSKESMAS BOJONG RAWALUMBU KELURAHAN BOJONG RAWALUMBU KECAMATAN RAWALUMBU KOTA BEKASI TAHUN 2013 Ai Irmayati, Sudarti Kresno Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Abstrak Tempat yang ideal untuk persalinan adalah fasilitas kesehatan dengan perlengkapan dan tenaga yang siap menolong bila sewaktu-waktu terjadi komplikasi persalinan, minimal di Puskesmas PONED (pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi dasar ). Puskesmas Bojong Rawalumbu adalah salah satu dari 7 Puskesmas Poned di Kota Bekasi, namun hasil capaiannya masih sangat rendah. Pada tahun 2011, dari 1535 ibu yang bersalin di pelayanan kesehatan, hanya 20 orang ibu yang memanfaatkan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan instrumen kuesioner. Pemilihan sampel dilakukan secara cluster sampling dengan jumlah sampel 103 ibu yang yang bersalin pada januari- desember 2012 di wilayah kelurahan Bojong Rawalumbu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya 19,4% responden yang menggunakan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu . Dari analisis bivariat dengan CI 95 % dan pvalue <0,05 didapatkan variable sikap, biaya persalinan, keterpaparan informasi serta dukungan keluarga, tokoh masyarakat, teman dan tetangga menunjukkan hubungan bermakna dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu. Dari penelitian ini disarankan agar puskesmas Bojong Rawalumbu meningkatkan promosi melalui media cetak dan meningkatkan penyuluhan tentang persalinan yang aman pada ibu hamil dan keluarganya dengan melibatkan tokoh masyarakat dan kader posyandu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Kata kunci : Pelayanan Persalinan; Pengggunaan; Puskesmas.
Abstract The ideal place for childbirth service is well equipped health facilities and health workers that are ready to help if complications of childbirth happen at anytime, at least in PONED (basic emergency obstetric and neonatal service) Health Center. Bojong Rawalumbu Health Center is one of the 7 PONED Health Centers in Bekasi, but the result of its performance is still very low. In 2011, from 1535 mothers who gave birth at health care, only 20 mothers who use the maternity service in Bojong Rawalumbu Health Center. The purpose of this study is to determine the utilization of maternity service at Bojong Rawalumbu health center and the factors that influenced it. The research design used was a cross sectional and questionnaire as the instrument. The sample collection method is cluster sampling that was taken from 103 mothers who gave birth on January to December 2012 in Bojong Rawalumbu area. This study showed that only 19.4% of respondents who use the maternity service at Bojong Rawalumbu health center. From bivariate analysis with 95% CI and p values <0.05, we found attitudes variable, maternity service costs, exposure information and the support from family,
1
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
2
community leaders, friends and neighbors that showed significant association with the utilization of maternity service at Bojong Rawalumbu health center. This study recommends Bojong Rawalumbu health center to improve promotional information through printed media and to increase education about safe childbirth for pregnant women and their families by involving community leaders and kaderposyandu to improve publik knowledge. Keywords : Health Center ; Maternity Service ; Utilization.____________________________
1. Latar Belakang Kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang terus terjadi di negeri ini. Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan yang terjal. Target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yakni menurunkan angka kematian ibu (AKI) dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) dari 34 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun
2007
menjadi
23
per
1.000
kelahiran
hidup
(http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/4678,July4th,2012).
yang
harus
Kecenderungan
dicapai angka
kematian ibu bersalin (AKI) dari tahun ke tahun, menunjukkan bahwa sekalipun ada penurunan sejak 1990 terdapat indikasi bahwa Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 (penurunan AKI sebesar 75% dari tahun 1990) akan sulit dicapai. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dikembangkan strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan pada tanggal 12 Oktober 2000 oleh Presiden RI dan dilakukan sosialisasi pada tanggal 26 November 2001 oleh Menkes RI pada 30 Kantor Dinas Kesehatan Provinsi. Sasaran/target yang ingin dicapai antara lain adalah : meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terampil menjadi 90%, meningkatkan cakupan pelayanan komplikasi obstetric dan neonatal yang berkualitas, termasuk pelayanan paska keguguran menjadi 80% dari jumlah kasus yang diperkirakan, meningkatkan dan melaksanakan pelayanan obstetric dan neonatal emergensi dasar (PONED) di sekurang-kurangnya 4 puskesmas dengan tempat tidur di tiap Kabupaten/Kota (Pedoman Wilayah Setempat, Depkes RI, 2009). Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Bina Kesehatan Ibu Depkes tahun 2010,menyatakan bahwa total kematian ibu di Indonesia tahun 2010 adalah 11.534 kematian.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
3
Penyebab kematian
tertinggi adalah perdarahan 27 %, Eklamsi 23% dan infeksi 11%
(www.kesehatanibu.depkes.go.id). Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, persalinan Ibu anak terakhir dari kelahiran lima tahun terakhir menunjukkan bahwa 55.4 persen melahirkan di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit (pemerintah dan swasta), rumah bersalin, Puskesmas, Pustu, praktek dokter atau praktek bidan. Terdapat 43,2 persen melahirkan di rumah/lainnya dan hanya 1,4 persen yang melahirkan di polindes/poskesdes. Tempat yang ideal untuk persalinan adalah fasilitas kesehatan dengan perlengkapan dan tenaga yang siap menolong bila sewaktu-waktu terjadi komplikasi persalinan. Minimal di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi dasar (PONED). Dipahami belum seluruh Puskesmas mampu untuk memberikan pelayanan dasar tersebut, minimal pada saat ibu melahirkan di Puskesmas terdapat tenaga yang dapat segera merujuk jika terjadi komplikasi (Riskesdas, 2010). Dari seluruh provinsi, Jawa Barat menduduki tingkat pertama untuk jumlah kematian ibu, di ikuti oleh Provinsi Jawa Tengah, NTT, Banten dan Jatim. Menurut
data Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, pada 2010 kematian ibu melahirkan berjumlah 794 kasus. Sementara jumlah kelahiran hidup berjumlah 685.247 orang. Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor menjadi penyumbang terbesar kematian ibu, masing-masing 76 dan 74 kasus (http://bkkbnjabar.net) Jumlah kematian ibu di Kota Bekasi pada tahun 2010 adalah 20 orang, dengan jumlah kelahiran hidup 41.516 orang . Sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu menjadi 18 orang, dengan jumlah kelahiran hidup 45.329 orang . Kecamatan dengan peringkat AKI tertinggi pada tahun 2011 adalah Bekasi Barat 4 orang, Bekasi Timur 3 orang, Mustika Jaya 3 orang, Pondok Melati 2 orang dan Jati asih 2 orang (Laporan PWS Dinkes Kota Bekasi, 2011 ) Kota Bekasi memiliki
31 puskesmas
dan 7 puksesmas diantaranya merupakan
puskesmas Poned. Puskesmas Bojong Rawalumbu adalah salah satu dari puskesmas Poned yang berlokasi di wilayah kelurahan Bojong Rawalumbu, kecamatan Rawalumbu. Setelah 2 tahun berturut-turut angka Rawalumbu Kecamatan Rawalumbu, namun
kematian ibu nihil di kelurahan Bojong pada tahun
2012 kembali muncul,
yaitu
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
4
sampai dengan bulan Agustus ada 2 orang atau 0,11% dan penyebab kematian ibu yaitu 1 orang terkena infeksi post operasi caesar dan 1 orang mengalami asthma dalam kehamilan. Jumlah sasaran ibu bersalin di wilayah kerja puskesmas Bojong Rawalumbu tahun 2011 adalah 1704 orang, hasil cakupan ibu bersalin oleh tenaga kesehatan adalah 1535 orang atau 90%. Dari jumlah ibu yang bersalin di pelayanan kesehatan yaitu 1535 orang
hanya
20 orang ibu yang memanfaatkan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu, 9 orang melahirkan di puskesmas dan sisanya yaitu sebanyak 11 orang di rujuk ke Rumah Sakit. Hal ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu 8 orang pada tahun 2009 dan 11 orang pada tahun 2010. Meskipun pemanfaatan
pelayanan persalinan di Puskesmas
Bojong Rawalumbu
mengalami peningkatan pada tahun 2011, namun masyarakat yang memanfaatkan fasillitas tersebut masih jauh dari harapan , maka penulis tertarik untuk mencari jawaban tentang faktor –faktor yang berhubungan dengan penggunaan pelayanan persalinan Bojong Rawalumbu.Tujuan dari penelitian ini agar diketahuinya
puskesmas
penggunaan pelayanan
persalinan di puskesmas Bojong Rawalumbu dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tersebut. 2. Tinjauan Teori Menurut Green (1980) dalam bukunya “Health Educational Planning: A Diagnostic Approach” menyatakan bahwa kesehatan individu dipengaruhi oleh yaitu faktor perilaku dan non perilaku. Sedangkan perilaku tersebut menggambarkan bahwa ada 3 faktor yang mempunyai kontribusi terhadap perilaku kesehatan. a. Faktor predisposisi Faktor predisposisi, yang mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, dan persepsi, dan motivasi seseorang untuk bertindak. 1. Pengetahuan Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku. Pengetahuan tertentu tentang kesehatan mungkin penting sebelum suatu tindakan kesehatan pribadi terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali apabila seseorang mendapat isyarat yang cukup kuat untuk memotivasinya bertindak atas dasar pengetahuan yang dimilikinya. Juga termasuk kedalam faktor predisposisi adalah Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
5
faktor demografi seperti sosio-ekonomi, umur, jenis kelamin dan jumlah anggota keluarga. 2. Keyakinan Keyakinan adalah pendirian bahwa suatu fenomena atau objek benar atau nyata. Kepercayaan, kebenaran adalah kata-kata yang sering digunakan untuk mengungkapkan atau menyiratkan keyakinan. 3.
Nilai Nilai – nilai perseorangan tidak dapat dipisahkan dari pilihan perilaku. Konflik nilai bukanlah hal yang tidak sering terjadi. Membantu orang memilih melalui konflik nilai yang berhubungan dengan kesehatan mereka merupakan teknik pendidikan kesehatan yang penting.
4. Sikap Sikap merupakan perasaan yang lebih tetap yang ditujukan terhadap suatu objek dan melekat ke dalam struktur sikap itu adalah evaluasi dalam dimensi baik – buruk. b. Faktor pemungkin Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, personalia, atau sumber daya yang serupa dengan itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya, jarak, ketersediaan transportasi, waktu pelayanan. c. Faktor penguat/pendorong Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat, tentu saja bergantung pada tujuan dan jenis program. Siapa saja yang mempunyai pengaruh bermakna mungkin bervariasi tidak saja menurut tatanan lingkungan tetapi juga menurut tingkat pertumbuhan dan perkembangan.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
6
Bagan 2.1. Tiga Faktor Yang Berkontribusi Terhadap Perilaku Kesehatan Faktor Predisposisi (Predisposing) Pengetahuan Keyakinan Nilai Sikap Variabel demografi terpilih
• • • • •
Faktor Pemungkin (Enabling) • Ketersediaan sumber daya kesehatan • Keterjangkauan sumber daya kesehatan • Prioritas dan komitmenpemerintah terhadap kesehatan • Kesehatan yang terkait dengan keterampilan
• • • • •
Masalah Perilaku
Faktor Penguat (Reinforcing) Keluarga Teman Guru Atasan /pemberi kerja Penyedia pelayanan kesehatan
• Sumber : Green, et.al dalam Health Education Planning : A Diagnostic Approach, Mayfield publish company, 1980 Menurut penelitian Rosenstock “ Why People Use Health Services, 1966” dalam Greenly (1980), menemukan bahwa sikap dan kepercayaan masyarakat terhadap penyedia pelayanan kesehatan berguna untuk memahami penggunaan pelayanan kesehatan preventif. Ikatan
keluarga yang kuat merupakan faktor yang menunjang sikap tidak mau
menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia, menurut penelitian Suchman “ Social Patterns of Illness and Medical Care, 1965” dalam Greenly (1980).
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
7
Pada penelitian Geertsen “ A Re-Examination of Suchman’s Views on Social Factors in Health Care Utilization,1975” dalam Greenly (1980) yang
menemukan bahwa pada
masyarakat Mormons di Salt Lake City dimana orang-orang yang baik hubungan dengan keluarganya lebih banyak menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil dari pengamatan Friedson “Patients’ Views of Medical Practice, 1961” dalam Greenly (1980) menyatakan bahwa sebelum mencari pelayanan kesehatan yang profesional, seseorang pada umumnya mencari saran dari keluarga dan teman-temannya. Faktor pengetahuan dapat menjelaskan mengapa kelompok suku bangsa tertentu menggunakan pelayanan kesehatan merupakan hasil penelitian Suchman dalam Greenly (1980) “Social Patterns of Illness and Medical Care, 1965. Menurut penelitian Galvin dan Fan “ The Utilization of Physicians Services In Los Angeles County, 1973 “, dan penelitian Salber “Accessto Health Care in a Southern Rural Community, 1976”
dalam Greenley (1980), secara umum perempuan adalah pengguna
pelayanan kesehatan terbesar dibanding laki-laki. Anak-anak serta orang tua memiliki ratarata tertinggi dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Selain itu orang dengan pendidikan tinggi dan penghasilan tinggi menduduki peringkat tertinggi dalam penggunaan pelayanan kesehatan, serta orang-orang dengan latar belakang agama Yahudi lebih banyak menggunakan pelayanan kesehatan. Persepsi seseorang terhadap penyakit mempunyai hubungan yang erat dengan penggunaan pelayanan kesehatan, seperti orang -orang yang selalu mengeluh tentang gejala sakitnya akan lebih banyak
menggunakan pelayanan kesehatan, menurut
penelitian
Hammonds “ Some Preliminary Findings on Physical Complaint from a Prospective Study of 1,064,004 Men and Women, 1964 “.Berbeda dengan penelitian Hyman “ Some Links Between Socioeconomic Status and Untreated Illness, 1970” dalam Greenly (1980) , ia menyatakan bahwa banyak diantara mereka yang selalu mengeluh sakit namun tidak menggunakan pelayanan kesehatan. Kesadaran akan kondisi tubuh yang tidak normal dipersepsikan berbeda oleh masing-masing tingkat sosial di masyarakat. Pada studi yang dilakukanoleh Anderson dan Sheatdley “Hospital Use : A Survey af Patient and Physician Decisions, 1967” dalam Greenly (1980), menyatakan bahwa 3% dari responden yang melaporkan gejala sakitnya menunda mencari perawatan kesehatan karena biaya pelayanan. Penelitian
Elesh dan Lefcowite “ The Effects of the New Jersey-Pennsylvania
Negative Income Tax Experiment on Health and Health Care Utilization, 1977” dalam Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
8
Greenly (1980), di dalam hasil studinya mengatakan bahwa adanya efek dari peningkatan penghasilan terhadap pemilihan penggunaan pelayanan kesehatan dari pelayanan kesehatan umum ke pelayanan kesehatan swasta.
3. Metode Penelitian Rancangan Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode potong silang (cross sectional), yaitu suatu studi yang meneliti variabel bebas dan variabel terikat pada waktu yang sama, untuk melihat hubungannya antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemanfaatan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Bojong Rawalumbu Kota Bekasi yaitu kelurahan Bojong Rawalumbu yang dilaksanakan selama Desember 2012-Februari 2013. Populasi penelitian diketahui terdapat 1607 ibu yang bersalin pada tahun JanuariDesember 2012 di Kelurahan Bojong Rawalumbu. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang nilai/ karakteristiknya akan diukur dan yang nantinya dipakai untuk menduga karakteristik dari populasi. dengan kriteria inklusi: Ibu yang melahirkan dalam kurun waktu Januari – Desember 2012, tinggal di kelurahan Bojong Rawalumbu, dan bersedia diwawancarai. Metode pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan cluster sampling. Besar sampel yang diperlukan yaitu sebanyak 103 orang berdasarkan rumus estimasi dua proporsi (Lemeshow, 1997) . Data yang diteliti berupa data primer yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri dengan cara wawancara pada responden dengan penggunaan alat ukur kuesioner yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari data laporan gizi dan laporan KIA serta profil Puskesmas Bojong Rawalumbu. Pengolahan data dilakukan berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian. Data hasil kuesioner diolah menggunnakan software pengolah data. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak komputer.
Sebelum diolah data harus melewati
tahapan Editing, Coding, Data Entry, dan Cleaning Data. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian baik variabel independen maupun variabel dependen. Analisis tersebut kemudian diinterpretasikan secara deskriptif untuk melihat gambaran distribusi responden. Kemudian analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara variabel Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
9
independen dan dependen. Analisis bivariat ini dilakukan dengan menggunakan uji chi square (r2). 4. Hasil Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik (n=103)
Variabel Penggunaan Tidak menggunakan Menggunakan Pengetahuan Rendah Tinggi Sikap Negatif Positif Jumlah Anak ≤ 2 orang ≥ 3 orang Jarak Dekat Sedang Jauh Kemudahan Transportasi Mudah Sulit Biaya persalinan Mahal Sedang Murah Keterpaparan Informasi Pernah Tidak pernah Dukungan Tidak Ada Ada Waktu tunggu Lama Sedang Cepat Sangat cepat
Frekuensi
Persen (%)
83 20
80,6 19, 4
68 35
66,0 34, 0
58 45
56,3 43,7
86 17
83,5 16,5
22 62 19
21,4 60,2 18,4
46 57
44,7 55,3
2 40 61
1,9 38,8 59,3
61 42
59,2 40,8
51 52
49,5 50,5
1 2 16 1
5,0 10,9 80,0 5,0
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
10
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa proporsi respoden yang menggunakan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu 19,4% dan yang tidak menggunakan 80,6%. Proporsi responden yang mengetahui tentang persalinan yang aman hanya 34,0%. Sikap responden terhadap pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu masih banyak yang memiliki sikap negatif yaitu 56,3%. Proporsi responden dengan jumlah anak yang dilahirkan ≤ 2orang 83,5%. Responden berpendapat bahwa pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu memiliki jarak dekat dan sedang dari rumah responden sebanyak 81,6%. Lebih dari setengah (55,3%) responden menyatakan kesulitan mendapatkan kendaraan umum menuju pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu. 98,1% responden menyatakan biaya persalinan di puskesmas Bojong Rawalumbu termasuk murah dan sedang. Hanya 59,2% responden yang pernah mendapatkan informasi tentang Pelayanan Persalinan Puskesmas Bojong Rawalumbu. Responden yang mendapat dukungan dalam memilih pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu hanya 50,5%. Sebagian besar (80,6%) responden tidak mengetahui waktu tunggu sampai mendapatakan pelayanan.
Analisis Bivariat Tabel 4.2 Hubungan Variabel Dengan Penggunaan Pelayanan Persalinan
Variabel
Penggunaan Tidak Menggunakan Menggunakan
Total
P value
OR (95%)
0,876
0,798 (0,277 - 2,298)
N
%
n
%
54 29
79,4 82,9
14 6
20,6 17,1
68 35
54 29
93,1 64,4
4 16
6,9 35,6
58 45
0,001
7,448 (2,2 – 24,3)
37 46
80,4 80,7
9 11
19,6 19,3
46 57
1,000
0,983 (0,3 – 2,6)
41 42
67,2 100,0
20 0
32,8 0,0
61 42
0,000
1,488 (1,249- 1,773)
Dukungan Tidak Ada
51
100,0
0
0,0
51
Ada
0,000
1,625 (1,3 – 2,0)
32
61,5
20
38,5
52
Pengetahuan Rendah Tinggi Sikap Negatif Positif Jumlah Anak ≤ 2 anak ≥ 3 anak Keterpaparan Informasi Pernah Tidak pernah
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
11
Lamjutan Tabel 4.2 Hubungan Variabel Dengan Penggunaan Pelayanan Persalinan Biaya Persalinan Mahal Sedang Murah Jarak Dekat Sedang Jauh Kemudahan Transportasi Mudah Sulit
2 37 44
100,0 92,5 72,1
0 3 17
0,0 7,5 27,9
2 40 61
19
86,4
3
13,6
22
48 16
77,4 84,2
14 3
22,6 15,8
62 19
34 49
73,9 86,0
12 8
26,1 14,0
46 57
0,019
0,588
0,198
0,463 (0,171, 1,252)
Dari hasil analisis bivariat berdasarkan uji chi square menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna antara variabel sikap dengan Nilai p=0,001 dan OR=7,448, variabel biaya persalinan nilai p=0,019, variabel
keterpaparan informasi Nilai p= 0,000 dan
OR=1,488, dan varabel dukungan p=0,000 dan OR=1,625 dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu. Sedangkan variabel yang tidak adanya
hubungan bermakna dengan penggunaan
pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu yaitu variabel pengetahuan, jumlah anak, ketersediaan transportasi, dan jarak. Tabel 4.3 Analisis Bivariat Antara Sumber Informasi Dengan Penggunaan Pelayanan Persalinan Puskesmas Bojong Rawalumbu Di Kelurahan Bojong Rawalumbu Tahun 2013
Sumber Informasi
Media cetak Kader/ PKK / aparat Petugas kesehatan
Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
Penggunaan Pelayanan Persalinan Puskesmas Bojong Rawalumbu Total Tidak Menggunakan Menggunakan n = 83 % n = 20 % n = 103 % 81 81,0 19 19,0 100 100 2 66,7 1 33,3 3 100 62 82,7 13 17,3 75 100 21 75,0 7 25,0 28 100 79 85,9 13 14,1 92 100 4 36,4 7 63,6 11 100
OR (95% CI)
P Value
2,132
0,480
1,590
0,552
10,635
0,001
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
12
Lanjutan Tabel 4.3 Analisis Bivariat Antara Sumber Informasi Dengan Penggunaan Pelayanan Persalinan Puskesmas Bojong Rawalumbu Di Kelurahan Bojong Rawalumbu Tahun 2013 Tokoh masayarakat Tetangga/tem an / keluarga
Tidak Ya Tidak Ya
82 1 70 13
80,4 100 82,4 72,2
Berdasarkan tabel 4.3 dari
20 0 15 5
19,6 0,0 17,6 27,8
102 1 85 18
100 100 100 100
hasil uji Chi square menunjukkan
0,804
1,000
1,795
0,335
bahwa sumber
informasi yang mempunyai hubungan bermakna dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong
Rawalumbu adalah
Petugas kesehatan dengan
nilai p=0,001 dan
OR=10,635. Tabel 4.4 Analisis Bivariat Antara Sumber Dukungan Dengan Penggunaan Pelayanan Persalinan Puskesmas Bojong Rawalumbu Di Kelurahan Bojong Rawalumbu Tahun 2013 Penggunaan Pelayanan Persalinan Puskesmas Bojong OR Rawalumbu Total P (95% Sumber Dukungan Tidak value CI) Menggunakan Menggunakan n = 83 % n = 20 % n =103 % Tidak 79 97,5 2 2,5 81 100 Suami 177,750 0,000 Ya 4 18,2 18 81,8 22 100 Tidak 80 87,9 11 12,1 91 100 Orang Tua 21,818 0,000 Ya 3 25 9 75,0 12 100 Tidak 79 87,8 11 12,2 90 100 Saudara 16,159 0,000 Ya 4 30,8 9 69,2 13 100 Tidak 58 90,6 6 9,4 64 100 Tokoh 5,413 0,002 Masayarakat Ya 25 64,1 14 35,9 39 100 Tidak 74 87,1 11 12,9 85 100 Tetangga/ 6,727 0,001 Teman Ya 9 50 9 50 18 100 Berdasarkan Hasil uji Chi square pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa seluruh sumber dukungan yang mempunyai hubungan bermakna dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
13
5. Pembahasan Hubungan Antara Faktor Predisposisi Dengan Penggunaan Pelayanan Persalinan Puskesmas Bojong Rawalumbu Faktor
predisposisi yang berhubungan dengan penggunaan pelayanan persalinan
puskesmas Bojong Rawalumbu adalah sikap responden terhadap pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu nilai p=0,001 dengan OR=7,448. Responden dengan sikap positif berpeluang menggunakan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu sebanyak 7,448 kali dibandingkan dengan responden dengan sikap negatif. Hal ini sesuai dengan penelitian Agustin (2012) tentang Pemanfaatan Poskesdes Aktif Di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini didapatkan hasil uji statistik tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan responden tentang persalinan
yang aman dengan penggunaan pelayanan
persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu. Berdasarkan uji kai kuadrat didapat nilai p=0,876 (p>0,005). Hal ini sejalan dengan penelitian Agustin (2012) tentang Pemanfaatan Poskesdes Aktif Di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.yang menyatakan secara statistik tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan pemanfaatan poskesdes di kelurahan Karsamenak Kawalu Tasikmalaya. Faktor berikutnya adalah jumlah anak tidak ada hubungan bermakna dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu dengan nilai p= 1,000 (p>0,005). Hubungan Antara Faktor Pemungkin Dengan Penggunaan Pelayanan Persalinan Puskesmas Bojong Rawalumbu Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pemungkin yang mempunyai hubungan bermakna dengan penggunaan pelayanan persalinan pukesmas Bojong Rawalumbu yaitu faktor biaya persalinan dengan nilai p=0,019. Sesuai dengan peneltian Yenita (2011) tentang Faktor Determinan Pemilihan Tenaga Penolong Persalainan di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011, menyatakan
terdapat
hubungan yang bermakna antara keterpaparan informasi (media massa) dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru tahun2010 dengan nilai p=0,022 dan OR=3,399.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
14
Sedangkan faktor jarak antara rumah responden dengan
pelayanan persalinan
puskesmas Bojong Rawalumbu tidak ada hubungan secara bermakna dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu dengan nilai p>0,005. Hal ini sejalan dengan penelitian Sudiartini (2012) tentang Pemanfaatan Ruang Bersalin Di Puskesmas DTP Citeureup Kabupaten Bogor. Selanjutnya faktor kemudahan dalam mendapatkan kendaraan umum tidak ada hubungan bermakna dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu dengan nilai p>0,05. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Savitri (2011) tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Sukmajaya Oleh Peserta Jamkesmas Di Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Hubungan Antara Faktor Pendorong Dengan Penggunaan Pelayanan Persalinan Puskesmas Bojong Rawalumbu Penelitian
ini menunjukkan bahwa responden yang mendapat informasi tentang
pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu berpeluang 1,488 kali menggunakan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan informasi. Sumber informasi yang memiliki hubungan yang bermakna adalah hanya petugas kesehatan dengan nilai p=0,001 dan OR=10,635, artinya responden yang mendapatkan informasi dari petugas kesehatan menggunakan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu 10,635 kali dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan informasi dari petugas kesehatan. Selain itu, faktor dukungan mempunyai hubungan bermakna terhadap penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu, berdasarkan uji kai kuadrat didapatkan nilai p=0,000 dengan OR=1,625. Responden yang mendapatkan dukungan dari suami menggunakan
pelayanan
persalinan
puskesmas
Bojong
Rawalumbu
177,750
kali
dibandingkan dengan yang tidak mendapat dukungan, hal ini sejalan dengan penelitian Novayanti (2012) tentang Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Untuk Bersalin Di Kecamatan Carenang Kabupaten Serang Dan Faktor Yang Berhubungan Tahun 2011, yang menyatakan adanya hubungan bermakna antara sumber dukungan suami dan pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk bersalin. Sedangkan yang mendapat dukungan dari orang tua 21,818 kali mempunyai peluang menggunakan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu, dan yang mendapat dukungan dari saudara menggunakan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu 16,159 kali
dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan dukungan, sejalan
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
15
dengan penelitian Agustin (2012) tentang Pemanfaatan Poskesdes Aktif Di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya yang menyatakan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan poskesdes. Hal ini juga sejalan dengan hasil pengamatan dari Friedson “Patients’ Views of Medical Practice, 1961” dalam Greenly (1980) menyatakan bahwa seseorang pada umumnya mencari saran dari keluarga dan temantemannya sebelum mencari pelayanan kesehatan yang professional, sejalan dengan hasil penelitian Suchman “ Stages of Illness and Medical Care, 1965” dalam Greenly (1980), bahwa 74% dari responden yang sakit parah dan memerlukan perawatan di Rumah Sakit, sebelum mencari pelayanan kesehatan ia mendiskusikan sakitnya kepada kerabatnya, begitu pula dengan hasil penelitian Robinson “ The Process of Becoming Ill, 1971” dalam Greenly (1980) menekankan bahwa pentingya bertukar pikiran dengan keluarganya ketika seseorang mengalami suatu penyakit. 6. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu oleh masyarakat masih rendah hanya 19,4%. 2. 66,0%
responden memiliki pengetahuan yang rendah mengenai persalinan yang
aman. 3. 80,0% dari responden yang menggunakan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu meyakini aman bersalin di puskesmas Bojong Rawalumbu, namun hanya 35,0% yang yakin persalinan berisiko dapat ditolong puskesmas Bojong Rawalumbu. 4. Adanya hubungan bermakna antara variabel sikap, biaya persalinan, keterpaparan informasi, dan dukungan
dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas
Bojong Rawalumbu. 5. Tidak adanya hubungan bermakna antara varibel pengetahuan, jumlah anak, jarak dan kemudahan transportasi dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
16
7. Saran Saran Untuk Dinas Kesehatan Kota Bekasi 1. Menjalin kerja sama dengan
radio-radio swasta di wilayah kota bekasi agar dapat
menyiarkan dan menyebarkan informasi mengenai puskesmas yang memiliki fasilitas pelayanan persalinan di wilayah kota bekasi. Saran Untuk Puskesmas Bojong Rawalumbu 1. Advokasi Kepala puskesmas Bojong Rawalumbu kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk mendapat dukungan
dalam upaya peningkatan
promosi
pelayanan
persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu. 2. Mempersiapkan SDM/ petugas baik medis, paramedis dan non medis dalam upaya meningkatkan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu. 3. Meningkatkan penyuluhan mengenai persalinan aman kepada kelompok ibu hamil dan keluarga dengan melibatkan kader posyandu dan tokoh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya persalinan yang aman dan memberikan contoh bukti keberhasilan (testimoni) persalinan berisiko yang dapat ditolong di puskesmas Bojong Rawalumbu untuk meningkatkan sikap positif terhadap pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu. 4. Mencetak dan memperbanyak spanduk dan leaflet agar informasi mengenai fasilitas pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu diketahui oleh masyarakat luas. Saran Untuk Peneliti Lain 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara kualitatif untuk menggali lebih dalam mengenai penggunaan pelayanan persalinan 8. Daftar Pustaka Agustin, FF. (2012). Pemanfaatan Poskesdes Aktif Di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Skripsi. Depok : FKM UI. Depkes RI. (2009). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat- Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta : Depkes RI. Green, LW,et.al.(1980). Health Educational Planning: A Diagnostic Approach. California : Mayfield Publish Company.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013
17
Greenley, James R. (1980). Assessing the Contributions of the Social Sciences to Health : Sociocultural and Psychological Aspects of the utilization of Health Services. USA : Westview Press. Novayanti, D. (2012). Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Untuk Bersalin Di Kecamatan Carenang Kabupaten Serang Dan Faktor Yang Berhubungan Tahun 2011. Skripsi. Depok : FKM UI. Riskesdas, 2010. Savitri, D. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Sukmajaya Oleh Peserta Jamkesmas Di Kota Depok Provinsi Jawa Barat tahun 2011. Tesis. Depok : FKM UI. Sudiartini, NW.(2012). Analisis Pemanfaatan Ruang Bersalin Di Puskesmas DTP Citeureup Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2012. Skripsi. Depok : FKM UI. Yenita ,S. (2011). Faktor Determinan Pemilihan Tenaga Penolong Persalainan di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011. Tesis. PADANG :IKM, FK – UNAND. Http://Antarajawabarat.Com/Lihat/Berita/36471/Dinkes-Bekasi-Tambah-Tiga-PuskesmasPoned (Diunduh Oktober 3, 11:45) http://bkkbnjabar.net/index.php/news/show/27/program-kb-menurunkan-kematian-ibu (diunduh Oktober 19, 10 :54) www.gizikia.depkes.go.id/archives/4678 (diunduh Juli 4, 2012, 22: 13) www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp-content/.../download.php?id=2, (diunduh Oktober 19, 09:37)
Universitas Indonesia
Faktor-faktor..., Ai Irmayati, FKM UI, 2013