J I
STTIDI KER,USAKAN AKIBAT SE,RANGANBELALANG PADA TIGA GENOTIPE TANAMAN PEARL MXLLET' (PennisetumtyphoideumR'icb) (STUDYOF DAMAGE AS RESULT OF GRASSHOPPER'S /IVFE'STATION TO THE THREE GENOTYPESOF PEARL MILLET (Pennisetumtyphoideum Rich)) Oleh : Marnat Surahmat, ftrerminantodan Totoh Agung D.H. Jurusan Budirlaya Fentanianltakultas Pertanian UNSOED (Diterims : 27 Nopember2001, disetujui: I I l)esember2001) ABSTR,{K Penelitianbertujuanuntuk mengetahui infbrnrasibelalangsebagaiharnapada pearl milletdanpertumbuhan tanaman pearl milletdi DesaSerangKarangreja Kabupaten Purbalingga.Pelaksanaan penelitianpada bulan Juni sarnpaidenganOktober 2000. Penelitianrnenunjukkan bahwabelalangyang berpotensisebagaihanraadalahspesies Oxya chinensis,Tagastamarginella dan Phlaeobafumosa. Populasibelalangterbesar spesiesT. marginellapadaumur tanaman49 hari sebanyak 54 belalang,O. chinensis padaumur tanaman70 hari sebanyak 52 belalangdan P. fumosapadaumur tanaman70 hari sebanyak 5l belalang.Intensitas serangan terbesarterjadipadaGl denganjarak tanaman50 x l0 cm, yaitu 44,53persen/petak tanarnansedangkan G2 denganjarak tanam40 x20 crn mengalami intensitas yaitusebesar serangan terendah, 33 persen/petak t a n a ma nT. a n a ma nte rti n g giG3 dengan"1ar ak tanam50 x 10 cr n,.jumlaht ongk ol padaGl dan G2 dengan.iarak terbanyak tananr45 x i5 crn dan bobottongkolterberat jarak tanam45 x 15cm, yaitusebesar padaG3 dengan 9,77 glpetaksampel. Kata kunci : pearl millet, belalang,jarak tanailt,penampilanagronomi ABSTR,ACT This researchwas airnedat findingout the intbrrlationon grasshopper as a pest of pearlmilletand the growthof pearlrnilletin Serang,Karangreja, Purbalingga. The researchwas conductedfiome Juneto October2000. The researchindicatedthat the grasshopper potentialto be pestto pearInrilletwereO.rrya chinensis, Tagastamarginella 'fhe '1. andPhlaeoba highestpopulationwasthatof marginella,as rnuchas 45 fumosa. grasshoppers, at 49 daysatter sowing,O. t:hinensis were 52 grasshoppers at 70 days attersowingand P. fi.tmosa were5l grasshoppers at 70 daysaftersowing.The highest intensityof grasshopper infestation wasencountered on Gl about44,53percent/plot at population density50 x l0 cm and the lowestrvas33 percent/plot on G2 at population density50 x 10 cm. The highestplantheightwasthatof G3 at population density50 x l0 cnr, while the biggestnumberof headswas reachedby Gl and G2 at population density45 x l5 cm andheadsweightw?rsolr C3 at population density45 x l5 cm, which abcrut9,77 glplot. Key wctrds:Pearl millet, grasshopper, plant spacittg,agronomicperforntances.
-figa S t u dK i e r u s a k aAnk i b a S t e r a n g aBne l a l a npga d a G e n o t i p.e. . . . . ( M a n r aSt u l a h m adtk k . )
38 PENDAHULUAN Dalam rangka mencapai ketersediaanpangan yang mencukupi kebutuhan seluruh penduduk, negara berkembangnampaknyaperlu menggali dan mengembangkantanaman yang potensial. Bagi daerah kering yang tanahnyatanduspun masihada harapan untuk memasokpangan, karena telah d i k e ta h u i a d a n ya b e b e ra pajennis
tinggi(t1300 m dpl). dataran
tanaman pangan yang dapat hidup dalamkondisidemikian,sepertisorgum danpearl millet (Totok,2000). Tanaman pearl millet adalah tanaman hasil pengembangandari Jepang,berasaldari Afrika danmerupakan tanamanbaru di Indonesia.Oleh karenaitu, penelitianyangmempelajari pearl millet perlu dilakukan.Hasilstudi menunjukkanbahwapearl millet dapat tumbuh baik di Banyumas.Rata-rata hasil brli per tanamanmencapai23,4 g (4 ton/ha) yangdipanenpadaumur 75 hari (Totok, 2000).
denganOktober2000. R a n c a n g a ny a n g d i g u n a k a n dalarnpenelitianini adalahpercobaan taktor ial dengan RancanganAc ak Lengkap(RAL). Faktor yang dicoba terdiri atas Gl : GenotipeTP 97 (populasitinggi);GZ = GenotipeSP97 (populasi pendek),dan G3 : GenotiPe
Sepertihalnya lanamanlainnya, pearl millet pun dalam perkembangannya tidak terlepasdari hamadan penyakit tanaman.Belalangmerupakansalah satu seranggahama yang menyerang tranamanpearl millet selain serangga hamalainnya. Penelitianini bertujuan untuk jenis belalangyang menyemengetahui rang tanamanpearl millet, populasidi lahan penelitian, intensitasserangan hamabelalangyang menyerangtanaman pearl millet dan perturnbuhandari tiga genotipetanamanpearl millet di
METODE PENELITIAN Penelitiandilakukandi Stasiun P e r c o b a a nF a k u l t a s P e r t a n i a n di Desa JenderalSoedirman Universitas S er a ng , K e c a ma t a n K a r a ng r e ja , K a b u p a t e n P ur b a li n g g a , d e n g a n ketinggiant 1300 m dpl. Penelitian dilakukanpada bulan Juni s am pai
TPSEL 97 (genotipeyang diseleksi untukjumlahtongkoltinggi). K e r a p a t a np o p ul a s i t a n a m a n jarak dengan terdiriatasPl = Populasi 50 x l0 cm; P2 = Populasidengan jarak 45 x 15 cm, dan P3 : PoPulasi dengan jarak 40 x 20 cm. TiaP perlakuandiulang tiga kali. Sampel diambil pada lima diagonal tempat secaraacak denganluas petak sampel 200x 200cm. Variabelyangdiamatiterdiriatas yangber potens i ( l) identitr kasi belalang (3) belalang, hama,(2) populasi sebagai intensitasser angan,( 4) penam pi l an agronomiyangrneliputitinggitanaman, bobot tongkol kering dan jumlah tongkol. I n t e n s i t a ss e r a n g a nd i u k u r 1993): menurutrumus(Nafawiguna,
2001'.37-46 Vol. 1 No. 3 Desember Pedesaan JurnalPembangunan
ISSN: l4lt-9250
39 I (nxv) P:
xl00%
ZN = P lntensitasSerangan(Tr), n : B a n y a k n y at a n a m a n a t a u b a g i a r r tanaman(sepertibagian daun, bagian buah, bagianbunga)yang diamati dari setiap kategori serangan,v : nilai skaladari setiapkategoriserangan, Z : nilai skaladari setiapkategoriserangan yangtertinggi,N = Banyaknya tanaman atau bagiantanaman(sepertibagian daun,bagianbuah,bagianbunga)yang d i a r n a ti . HASIL DAN PEMBAHASAN Belalang yang Berpotensi sebagai Hama Pearl Millet Oxya chinens,.rmerupakanbelalangfarnili Acrididaeyangmempunyar kepalayang berbentukmiring dengan mata majemuk yang besar, berwarna hijaudengangarishirammelintangdari mata sampai thorak bagian akhir. Belalangbetinaberukuran3,5 cm dan yang jantan 3 cm. Kaki dengantrpe saltatorialdan berwarnakuning pacla bagianf'emurnyasertahijau padabagian tibia; di antarapangkalt-emurdan tibia terdapatwarnahitam. Abdorrenterdiri dari8 legumdan5 sternum. Tagasta marginella memiliki ukuranyang bervariasi dari yang kecil s a m p ai se d a n gB. e l a l a nign i me m punyar kepalaberbentuk kerucutdenganwarna tubuh hijau dan coklatjerarni dengan bercak-bercakhitarn pada f-emurnya. Ukuranbetina(3,2 crn) lebihbesariika
dibandingkan yangbelalang iantanyang hanya2 cr r . Fenr urber war nakuni ng dengantibiayangberduridan berwarna hitam .Abdor nen ter dir idar i l0 ter gum dan 5 sternum.Belalangini banyak terdapatdi daerahpadangrumputtetapi biasanyabanyakditernukandi daerah pesawahan (Kalshoven, 198l). PopulasiBelalang Faseperturnbuhan tanamanberpengaruh terhadap .jurnlahpopulasibelalangdengansebar an yang nr en gi k uti persamaan regresi(Garnbarl). Tagasta mar ginellar nenghasilkan per sam aan r e g r e sYi = 1 6 , l - 3 , l X + 3 , 0 X 20,3X3 + 0,01X4 dengan koe fi s i en korelasi(r) : 0,973. O-tyachinensis rnenghasilkan persamaan regresiY : 1 6 . 2- 3 , 9 X + 2 , 9 X 2- 0 . 3 X 3+ 0 . 0 1 x 4 dengankoefisienkorelasi(r) : 0,972, sedangkanP. fumosa menghasilkan per salnaan r egr esiY : ll,8 - l,lx + 1 , 9 X 2- 0 , 2 X 3 + 0 , 0 1 X 4 d e n g a n koefisien kor elasi( r ) : 0,859( r t aber 0,05 : 0,666dan 0,1 : 0,798).H al ini berartibahwaulnur fanaman pearl millet berpengaruhnyara terhadap jurnlah populasi belalangdi sekitar lahanpenelitian. Populasrriga spesiesbelalang selamal5 nringgubert'luktuasi nyata. Beberapa hal yangrnenyebabkarr hal ini adalahfaktoriklir n,yaitufbtoper i ode, suhudan cur ah hu.jan. Selainitu .j uga kar ena adanya kor nper isidi an tar a ketigaspesies belalang.
StudiKerusakan AkibatSerangan Belalang pada'figaGcnotipe ...... (MamatSurahmat clkk.)
40 Intensitas Serangan Hasil analisis menunjukkan yang bahwagenotipetidak berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan karena sifat belalangyang herbivora. Kemampuanbelalangmenyebarsecara irregular(padasaatyangtidakmenentu) d a n ke ce p a ta nme n d e teksiinang, m e n y e b a b k a ni n t e n s i t a s s e r a n g a n tersebar merata pada setiaP blok (WendelldanMorril, 1995). jarak taHasil analisismengenai nam menunjukkanterdapatperbedaan yang sangat nyata, interakstanlara petak satu denganpetak lain sangat belalang. berperanterhadappergerakan Sifat belalangyang biasaberkurnpuldi sekitartanamanpinggir membuatjarak sangatnYata. tanamberpengaruh Kombinasi antara genotiPe denganjarak tanamtidak berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan TP 9'7 (Lampiran1). Genotipe belalang (G1) denganjarak tanarn50 x l0 cttt merupakanpetakanyang paling berat mengalami seranganoleh belalang, yaitu sebesar44,53persen,sedangkan genotipe SP 97 (GZ) denganjarak tanam40 x 20 cm mengalamiserangan oleh belalangyangpalingrendah,yaitu 33,00persen.Jadimakindekat sebesar jarak tanamdan makin padatpopulasi, rnakin besar kemungkinannyaakan olehbelaiang. terserang Analisis regresitentangkombibelalangdengan serangan nasiintensitas grafik linier jarak tanammenghasilkan (Gambar2). GenotipeSP 9"7 (G1)
Y : 63,32 persamaan rnenghasilkan 0,04X dengankoefisienkorelasi(r) : 0,963; genotipeSP 91 (C2) rnengY :57,76 - 0,33X per sam aan hasilkan dengankoefisienkorelasi(r) : 0,998; genotipe TPSEL(G3) mengsedangkan Y : 48,18- 0,01X per samaan hasilkan korelasi(r) : 0,991(r koefisien dengan tabel0,05 : 0,666dan0,01 : 0,798) . Hal ini berarti bahwa jarak nnam nyata terhadapintensitas berpengaruh serangan.Makin kecil jarak tanam, akanrnakin belalang serangan intensitas besar. agronomi Penampilan Laju pertumbuhan Pearl millet populasidapat padaberbagaikepadatan dilihatpadagambar3, 4 dan 5. Ketiga genotipepearl millet dapat turnbuh w a l a u p u n p e r t u m b u h a n n Y saa n g a t l a m b a t , y a i t u s a n r p a i1 0 5 h a r i . B e r d a s a r k a nh a s ti a n a l i s i s P a d a genotipetidak Larnpirani perbedaan n y a t a t e r h a d a pt i n g g t berpengaruh genotipeyangtidak unaman.Pengaruh ber bedanyata ini adalah intens i tas curah huian yang cukuP tinggi Yang perturrbuhanvegetatif rnenyebabkan tanamanpearLntiLletyang cukup cepat ( Sivakumar et al., 1984) .Ka nopitanamanlebihcepatmenutupipertnukaan terjadisalingmenaungi. tanahsehingga hormon Keadaanini akanrrenyebabkan seper tiauksin, bany ak per tum buhan, nucuk, t e r d a p a td i p e r t u r n b u h a P sehinggannalnan akan terlihat lebih tinggi( Har yadi,1984) .
2001 Vol. I No. 3 Desember PetJesaan JurnalPembangunan
',37-46
ISSN: 14ll-9250
4l Tinggi tanamanpearl millet tidak berbedanyata di antaraketigagenotipe yangditeliti (Lampiranl), karenapearl millet memerlukan adaptasi terhadap l i n g k u n g a n ya n g j e n u h a i r . Pada keadaanjenuh sistem perakaranpearl millet cenderung berkembanglebih cepat;pemanjangan akar ini berpengaruh terhadap perkembanganmnaman ( Sq ui re e t a L .,1 9 8 7 ). Hasil analisis jumlah tongkol yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 1. Genotipe berpengaruh nyata terhadap jumlah tongkol w a l a u p u n p e rl a ku a n l a i n n ya tidak memberikanpengaruh.GenotipeTP 97 (Gl) dapatmenghasilkan tongkollebih banyakwalaupungenotipeTPSEL(G3) merupakanhasil seleksi dengansitat j u m l ah to n g ko l b a n ya k. Ketidakmunculansifat tersebutdidugadisebabkan oleh faktor lingkungan.Suhu lingkungan sekitar lahan percobaanyang relatif rendah diduga menjadi faktor penampakan sitat. utamaterhambatnya Jarak tanam tidak berpengaruh nyataterhadaptongkolyangdihasilkan. Begitupula kombinasijarak tanamdan genotipe.Tongkol yang terbanyak diperolehpada kombinasigenotipeTP 97(Gl) denganjarak lanam45 x 15 cn dangenotipeSP 97 (G2) denganjarak genotipe tanam45 x 15 cm, sedangkan TPSEL(G3) denganjarak tanam45 x 15 cm hanya menghasilkansedikit tongkol, walaupun genotipe TPSEL (G3) merupakanhasil seleksidengan sitatjumlah tongkolyang banyak.Hal
ini adalah karena temperatur rendah selamataseawal akan sangatmerangsangpembentukan anakandan rumpun ( ICRISAT, 1978) . M enur ut Chopr a (1982),suhuyangterlalurendahselanra atau tanaman tahap perkecarnbahan m u d a a k a n l r e m p e r p a n j a n gm a s a pertumbuhanvegentif dan memperlarnbatpernbentukan tongkol. Bobot tongkol kering yang dihasilkandapatdilihatpadaLampiranl. terhasil,analisistersebut. Berdasarkan nyata bobot tongkol tidak berpengaruh nyata baik berkenaandengangenotipe maupunjarak tanam, hal ini adalah karenasuhu yang terlalu dingin akan cekamanlingkungandan rnenirnbulkan mempengaruhigen atau kenampakan baik sitatsehingga akanmempengaruhi jumlah, bentukmapun bobot tongkol. Selainitu, suhudinginakanmenghambat pembentukanbiji dan akan berpengaruhterhadapbobot tongkolpearl millet. KESIMPULAN DAN SARAN l. Belalangyang menyerangtanaman pearl millet dan berpotensisebagai hama adalahdari tamili Acrididae spesies Orya chinensis, Tagasta marginella danPhlaeobafumosa. 2. Populasi belalang terbesar adalah spesiesT. marginella pada umur tanamanl9 hari ratalata sebanyak 53,50 belalang.O. chinensispada urnurtanaman70 hari rata-ratasebanyak 52,00 belalangdan P. furnosa padaumur tanaman70 hari rata-rata
padaTiga Genotipe...... (MamatSurahmat dkk.) Belalang AkibatSerangan StudiKerusakan
42 50,50belalang. sebanyak 3 . Intensitasseranganbelalangpaling besar terjadi pada genotipeTO 97 denganjarak tanam50 x 10 cm yaitu tanaman, sebesar44,53persen/petak sedangkangenotipeSP 97 dengan jarak tanam40 x 20 cm mengalami intensitasseranganterendah,yaitu hnaman. sebesar 33,00persen/petak 3 genotipepearl millet 4 . Pertumbuhan sangatbervariasi.Padajarak tanam 50 x 10 cm genotipeTPSEL 97 merupakanpopulasi tertinggi yaitu 91,98 cm dengan 2 tongkol dan b o b o t ra ta -ra ta 3 ,76 g , tinggi genotipeTP 97 adalah 91,02 cm dengan2 tongkoldan bobot rata-ruta
DAFTAR PUSTAKA C h o pr a , R . K . 1 9 8 2. T e c h n i c a l Guideline for Sorghum and Millet SeedProduction.Food and Agriculture Organization of the UnitedNations,Rome, Italy. H a r y a d i , S .S . 1 9 8 4 . P e n g a n t a r Agronomi. Gramedia,Jakarta 197hal. ICRISAT. 1978. Pearl Millet. In ICRISATAnnualReport19771 9 7 8 . IC R IS A T In dia. Hal. 65-90. L.G.E. 1981.Pestof Crops Kalshoven, in Indonesia, RevisedTranslatedby P.A. Van der L a a n . P T I c h t i a r B a r uhal.41. Jakarta, Vanhoeve, Natawigena, H. 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanantan, P e n e r b i tT r i g e n d a K a r Y a ,
5,3 g, tinggigenotipeSP 97 adalah 88,19 cm dengan3 tongkol dan bobot rata-rata5,25 g. Padajarak 45 x 15 cm, tinggi TP 97 Btanarn adalah94,1cm dengan3 tongkoldan 5,96 g, tinggiSP 97 bobotrata-rata adalah9A,52cm dengan3 tongkol dan bobot rata-rata6,51 g, tinggi TPSEL 97 adalah69,64cm denganI tongkoldan bobot rata-rata1,52 g. Padajarak 40 x 20 cm, tinggi SP 97 adalah88,86 cm dengan2 tongkol 3,68 g, tinggiTP danbobotrata-rata 97 adalah8 1,83 cm dengan3 tong5,67 g, tinggi kol danbobotrata-ruta TPSEL9l adalahl8,87cm dettgan2 tongkoldanbobotrata4ata6,54 g.
Tl hal. Bandung, ShivakumaM r, .V.K., A.K.S. Huda, S.M. Virmani. 1984.PhYsical Environmentof Sorghumand Millet GrowingAreasin South Asia. ICRISAT 1984. of Sorghum Agrometeorology and Millet in the Semi - Ar i d Tropics : Proceedingof the Symposiurn.15International 20 Nov 1982, ICRISAT Center, India Patancheru. A.D. 502324,lndia. S q u i r e ,G . R . , C . K . O n g , J . L . Monteith.1987.Crop Growth in Sem i- Ar id Envir o nm ents . Pearl lnternational Proceeding M i l l e t W o r k s h o p .I C R I S A T ( lnter nationalResearc hF or T h e S e r r i i - A r i dT r o P i c s ) C e n t r e .7 - l l A p r i l 1 9 8 6 . P a t a n c h e r uA . .P, 502324 l n d i ah , al.219-229.
2001" 37-46 Pedesaan Vol. 1 No. 3 Desember JurnalPembangunan
ISSN: l4ll-9250
43 Totok A.D.H. 2000. Prospek Pearl Millet di Gugus Nusa Tenggara.SemilokaNasional Pemberdayaan RakyatMenuju Pemulihan Ekonomi Rakyat, Y A E , P E MD A T i ngkar t Propinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa TenggaraBarat dan Bali. Denpasar 15-17 F e b r u a r i 2 0 0 0; ' . ' d a l a m Mubyarto (penyunting)
PemulihanEkonomi Rakyat Menuju Kemandirian M a s y a r a k a tD e s a . A d i t y a Meia/YAE. hal. 242-250. Wendell.L. and Morril. 1995.Insecr Pestof SmattGrains. Montana State Univer sity, Buz em an APS PRESS.The American Paul,Minnesotta.
StudiKerusakan padaTiga Genotipe,..... (MamatSurahmat AkibatSerangan Belalang dkk.)
44 LAMPIRAN dan jumlahtongkol,intensitas belalang,tinggitianaman serangan Lampiranl. Rata-rata yang pearl dihasilkan millet bobottongkol Perlalarsr Jumlah
tonskol 3,1b 2,7ah
Rata-ratatinggi Robot
Intensitas
(%) . .- Jggarryg(am)**lbnskol (g] Seransan
16,E8a 88,9Ea 39,54a 15,4Ia 89,19a 3?,51a 79,89a38,lEq l,8a .l7,E2a--* 14,3la 90,40a 42,5lc 2,4a p') l9,9la 84,75a 38,5lb 2,6a 82.92a 34.21a P3 7.6a Ls,q&___.. I1j 5 . 7 4 a 9 l , 0 2 a 3,0b 44,53e GIPl 17,87a 94,10a 40,7Obcde 3,3b GIPT ' 17,()2a 81,83a 33,40a. 3,0b GIP3 15,91a 88.19a 47,?7de 2,3ab G2P1 19,79a 90,52a 37,?7abcd 3 ,3 b GaP2 11,03a s8,86a 33,00a ?,3ab G2P3 Ll,27a 91,98a 40,73cde 2,Oab G3PI 27,59a 69,64a 1 ,0 a 37,S7abcd G3P2 36,23abc 2,3ab G3P3 __ 78,06a ___l!J?g___* Keterangan: Angkayangdiikuti huruf sarnapadakolom samatidak berbedanyatapada uji denganDMRT padataraf5 persen.
G1 G2 G3 P1
'6
45
iu
E so o
(L
o'fm
15
trOc OPf
0 9
3
6
9 1 2 (ruingeu) Unur tanaman
1
5
Tm : Tagasta Gambar1. Populasibelalangpadaberbagaiwaktupengamatan. marginella,Oc : Orya chinensis,Pf : Phlaeobafumosa
2001:37-46 Vol. I No. 3 Desember Pedesaan JurnalPembangunan
ISSN:r4ll-9250
45
s (
G
cI) c (u
50
o G 1o G ? o G 3
45
(It
@
40
U)
.= v,
c o
s
- > , _ \ - _ ho_ .-o
35
-o
30 600
700
800
Jaraktanam(cmr) jarak tanamterhadap Gambar2 . Grafik hubungan intensitas serangan
100 90
E 8('
9 ? o C O U
H 3 s a & '6t trl)
tt'r t0 U
'-
1""---
4l
--f *'-'-T''--'1
,19
:,6
" --"__I
{51
---
?0
_ _t _ ' - . - _ - t - . _ _ - " r
i"t
g4
91
_'_.-
)'- __-
9d
umrutanemeu(brri setclebt.trru) Gambar3. Grafik pertumbuhan rata-ratatinggi tanaman pearl millet denganjarak tanam 50 x 10cm di DesaSerangKecamatan KarangrejaKabupatenPurbalingga. A G3 : genotipe 3, Li G2 = genoripe 2,0 Gl : genotipeI
StudiKerusakan AkibatSerangan padaTiga Genotipe..,.,, (MamatSurahmar Belalang dkk.)
46 100 90
a e0 g. ?o
tl
8 6 0 t 5 0 g { o G
g a )
€
m lo 0 42
49
56
63
70
7,4
S{
umur tanaman(had setelatrtanant rata-rahtinggi nnamanpearl millet denganjarak tanam Gambar4. Grafik pertumbuhan KarangrejaKabupatenPurbalingga. 45 x 15cm di DesaSerangKecamatan : : genotipe genotipe 0 Gl = genotipe1 n 2, A G3 3, G2
1fi,
/^
w &,
I
E ? D
E 6 0 2 lr
! 5 0 5 { o
$ r{,
' 4 m l0 0
35
70 ?1 S4 6! rnurr tnnarnan(hsrl *et.ekh tnniln)
42
4e
56
er
jarak canam pearl mille:tdengan rata-ratatinggi tanaman Gambar5. Grafik pertumbuhan KarangrejaKabupatenPurbalingga. 40 x?.Acm di DesaSerangKecamatan = = genotipe genotipe A G3 2, Q Gl = genotipeI 3, n G2
2001:37-46 Pedesaan Vol. 1 No. 3 Desember JurnalPembangunan
ISSN: l4ll-9250