Hubungan Penampilan, Kompensasi, Pelatihan, Motivasi, Kinerja Dosen Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nahdlatul Ulama Tuban The Relationship Of Lecture Perfomance, Compensation, Training, And Motivation, With Learning Achivement Of Nursing Student In STIKES Nahdlatul Ulama Tuban Mokhammad Nurhadi STIKES NU TUBAN
ABSTRAK Penampilan, kompensasi, pelatihan, motivasi, kinerja dosen program studi s1 keperawatan STIKES NU Tuban merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas belajar, karena peserta didik akan belajar dengan sunguh - sunguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dosen harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Setiap dosen sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa dan bagaimana mahasiswa belajar dan menyesuaiakan diri dengan kondisi – kondisi belajar dalam lingkungan (howard, 1968). Dalam proses belajar motivasi mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak patah untuk mencapai sukses. Walberg (1983) menyimpulkan bahwa penampilan, kompensasi, pelatihan, motivasi, kinerja dosen mempunyai kontribusi antara 11 - 20 % terhadap prestasi belajar, studi yang dilakukan suciati (1990) menyimpulkan kontribusi motivasi sebesar 60%, sedangkan mcclelland menunjukan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64% terhadap prestasi belajar. (suciati, 2001). Penelitian ini mulai dilaksanakan sampai bulan juli 2012. Penulis bermaksud mengidentifikasi penampilan dosen cardiovaskuler system program studi s1 keperawatan STIKES NU Tuban, mengidentifikasi motivasi belajar mahasiswa program studi s1 keperawatan STIKES NU Tuban, mengidentifikasi prestasi belajar mahasiswa program studi s1 keperawatan STIKES NU Tuban. Menganalisis hubungan antara penampilan dosen cardiovaskuler system dengan motivasi belajar dan prestasi belajar mahasiswa program studi s1 keperawatan STIKES NU Tuban. Jenis penelitian dengan rancangan penelitian cross sectional. Sebagai sampel dalam penelitian ini sebagian besar mahasiswa semester ii program studi s1 keperawatan STIKES NU Tuban. Sampel yang penulis ambil berjumlah 21 mahasiswa dengan mengunakan simple random sampling. Adapun instrument yang penulis gunakan adalah angket tertutup dibagikan dan diisi oleh responden. Hasil yang diperoleh menunjukan : berdasarkan uji spearman rho dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan rs = 0,791, rs = 0,713, rs = 0,736, rs = 0,713, rs = 0,695, karena p = 0,000, maka ho ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikasi antara penampilan, kompensasi, pelatihan, motivasi, kinerja dosen dengan prestasi belajar mahasiswa program studi s1 keperawatan STIKES NU Tuban. Kata kunci : Penampilan, kompensasi, pelatihan, motivasi, kinerja dosen, prestasi belajar mahasiswa program studi s1 keperawatan ABSTRACT Appearance, compensation, training, motivation, performance studies program lecturer s1 Nahdlatul Ulama Tuban stikes nursing is one of the factors that can improve the quality of learning, because students will learn to sunguh - sunguh when highly motivated. Therefore, to improve the quality of learning, teachers must be able to raise the motivation of learners so as to achieve the learning objectives. Every teacher should have the curiosity, why and how students learn and menyesuaiakan themselves with conditions - conditions in the learning environment (howard, 1968). Student motivation in the learning process is not reflected through broken perseverance to achieve success. Walberg (1983) concluded that performance, compensation, training, motivation, performance lecturer contributes between 11-20% to the learning achievement, study Suciati (1990) concluded motivation contribution by 60%, while McClelland showed that achievement motivation (achievement motivation ) has contributed to 64% of learning achievement. (Suciati, 2001). This study was implemented through the month of July 2012. Authors intend to identify the appearance of course lecturer cardiovascular system s1 NU nursing STIKES Tuban, identifying students' learning motivation s1 nursing courses STIKES NU Tuban, identify student achievement s1 nursing courses STIKES NU Tuban. Analyzing the relationship between the cardiovascular system with the appearance faculty motivation and achievement of students of nursing courses s1 STIKES NU Tuban. Type of research with a cross-sectional study design. As the sample in this study the majority of programs ii semester students study nursing s1 STIKES NU Tuban. Authors take samples totaling 21 students by using simple random sampling. The instrument that I use is closed questionnaires were distributed and filled out by respondents. The results showed: based on Spearman rho test with significance level α = 0.05 is obtained rs = 0.791, rs = 0.713, rs = 0.736, rs = 0.713, rs = 0.695, p = 0.000 for, then ho is rejected it means that there is a relationship significance between performance, compensation, training, motivation, performance of faculty with student achievement s1 nursing courses STIKES NU Tuban. Key words : Lecture perfomance, compensation, training, and motivation, learning achivement of nursing student
PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu sarana untuk menjawab berbagai tantangan yang berkaitan
dengan perkembangan informasi, globalisasi, pasar bebas, bahkan masalah kerukunan berbangsa dan bernegara. Pasal 3 Undang-
undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam upaya mewujudkan tujuan nasional. Masalah yang dihadapi kebanyakan perguruan tinggi adalah cukup banyaknya dosen yang melakukan kegiatan di luar kampus (moonlighting) demi mencukupi kebutuhan finansial karena gaji sebagai dosen dirasakan kurang memadai.1 Selain kompensasi, kinerja, dan pelatihan, motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas belajar.2 Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin di capai melalui prilaku tertentu hal ini sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab seseorang akan trerdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan. Selama kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka selama itu pula yang bersangkutan belum merasakan kepuasaan pada dirinya. Rasa ketidak puasan karena belum terpenuhinya kebutuhan tersebut akan menimbulkan sesuatu ketidak seimbangan dalam diri seseorang. Semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik kebutuhan untuk kepentingan fisik.3 Selama ini mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKES NU Tuban memiliki persepsi bahwa keberhasilan pengajaran hanya dilihat dari hasil belajar atau prestasi yang dicapai mahasiswa. Sementara dari segi kompensasi, pelatihan, motivasi, kinerja dosen kurang mendapatkan perhatian. Berdasarkan data yang diperoleh dari koordinator I bidang kurikulum Prodi S1 Keperawatan STIKES NU Tuban diperoleh bahwa dari 102 mahasiswa semester II tahun ajaran 2011/2012 terdapat 11 mahasiswa yang Indeks Prestasi dibawah standart kelulusan yakni 2,50. Sedangkan dari 88 mahasiswa tingkat semester IV terdapat 6 orang yang tidak dapat meraih IP diatas 2,50. Sementara target dari bidang kurikulum pada tahun ajaran 2011/2012 ini adalah 100% mahasiswa dapat meraih IP diatas 2,50. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 5 Juli 2012 dengan 6 (enam) orang mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES NU Tuban yang saat ini duduk di Semester IV tahun ajaran 2010/2011 yang pada saat semester II memperoleh nilai IP kurang memuaskan, 4 orang (66,6%) menyatakan penyebab rendahnya prestasi yang di capai adalah karena mereka kurang berminat untuk belajar, terutama pada mata
kuliah dan dosen yang menurut mereka kinerjanya kurang serta motivsasi mengajarnya rendah dan sulit atau menyulitkan (kurang dapat dipahami penjelasannya), sehingga perkuliahan dianggap sudah tidak menarik lagi. Sementara 2 orang (33,4 %) menyatakan bahwa rendahnya prestasi yang dicapai dikarenakan kurangnya persiapan belajar saat meghadapi ujian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadinya penurunan IP yang di capai mahasiswa terus menurun dari tahun ke tahun disebabkan kinerja dosen yang kurang. Untuk meminimalisasi prestasi belajar yang terus menerus menurun maka para dosen diharapkan berusaha untuk menerapkan prinsip – prinsip motivasi dalam proses dan cara mengajar. Pengajaran adalah suatu proses terjadinya interaksi antara dosen dengan mahasiswa. Salah satu yang diduga mempengaruhi kualitas pengajaran adalah dosen. Cukup beralasan mengapa dosen mempunyai Hubungan dominan dengan kualitas pengajaran, sebab dosen adalah sutradara sekaligus aktor dalam proses pengajaran.4 Pendidikan tidak berorientasi pada hasil semata – mata, tetapi juga kepada proses. Oleh sebab itu, penelitian dengan kompensasi, pelatihan, motivasi dan kinerja dosen dan prestasi mahasiswa harus dilaksanakan sehingga proses perkuliahan ke depan dapat dilaksanakan secara seimbang. Penilaian dengan hasil belajar semata – mata tanpa menilai proses, cenderung melihat faktor mahasiswa sebagai kambing hitam kegagalan pendidikan. Padahal tidak mustahil kegagalan mahasiswa itu disebabkan oleh lemahnya proses belajar mengajar dimana dosen sebagai penangungjawabnya. Sehubungan dengan itu maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut Hubungan Penampilan, Kompensasi, Pelatihan, Motivasi, Kinerja Dosen Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nahdlatul Ulama Tuban”. Sehingga nantinya dapat menjadi pedoman dalam meningkatkan kualitas lulusan. Supaya pendidikan tinggi dapat berorientasi pada pemenuhan kebutuhan mahasiswa, sehingga mampu mengembangkan kapabilitas intelektual mahasiswa untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, dan mampu berkontribusi pada daya saing bangsa. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dimana tujuannya untuk menjelaskan, meramalkan dan/atau mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data numerik. Asumsi, fakta sosial memiliki kenyataan objektif, mengutamakan metode, variabel dapat diidentifikasi dan hubungan hubungannya diukur. Berdasarkan tujuan penelitian desain penelitian yang digunakan Cross Sectional, dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada obyek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan.6 Populasi yang diambil adalah semua Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES NU Tuban. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Dosen Prodi Prodi S1 Keperawatan STIKES NU Tuban Tuban. HASIL PENELITIAN 1.
Data Umum
Data Demografi Tabel 1.Usia responden Hubungan Penampilan, Kompensasi, Pelatihan, Motivasi, Kinerja Dosen terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES NU Tuban.
Berdasarkan tabel 1 diatas diperoleh data bahwa usia responden seluruhnya berusia 15 – 20 tahun yaitu 21 (100%) dan yang berusia 21 – 25 tahun tidak satupun (0%). Jenis Kelamin Tabel 2.Jenis kelamin responden Hubungan Penampilan, Kompensasi, pelatihan, Motivasi, Kinerja Dosen terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES NU Tuban.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh data jenis kelamin respondens Sebagian besar adalah Perempuan dengan jumlah 61 (64%)
dan yang berjenis kelamin laki-laki hampir setengahnya (35%).
2.
Data Khusus
Tabel 3. Tabel silang Hubungan Penampilan Dosen terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Dari Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa penampilan dosen yang cukup didapat motivasi belajar 10 (47,6%) cukup. Penampilan dosen yang baik 2 (1,05%) motivasi belajar mahasiswa sangat baik, 5 (23,8%) Berdasarkan uji spearman rho dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan rs = 0,791, karena p = 0,000 maka ho ditolak artinya terdapat Hubungan yang signifikasi antara penampilan dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Tabel 4. Tabel silang Hubungan Kompensasi Dosen terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Dari Tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa kompensasi dosen yang cukup didapat motivasi belajar 9 (42,9%) prestasi belajar cukup. Kompensasi dosen yang baik 2(1,05%) prestasi belajar mahasiswa sangat baik.5 (23,8%) prestasi belajar mahasiswa baik. Berdasarkan uji spearman rho dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan rs = 0,713, karena p = 0,000 maka ho ditolak artinya terdapat Hubungan yang signifikasi antara kompensasi dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Tabel 5. Tabel silang Hubungan Pelatihan dosen terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
belajar mahasiswa sangat baik. 5 (23,8%) prestasi belajar mahasiswa baik. Berdasarkan uji spearman rho dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan rs = 0,695, karena p = 0,000 maka ho ditolak artinya terdapat Hubungan yang signifikasi antara Pelatihan dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Dari Tabel 5.11 diatas dapat dilihat bahwa Pelatihan dosen yang cukup didapat motivasi belajar 10 (47,6%) prestasi belajar cukup. Pelatihan dosen yang baik 2 (1,05%) prestasi belajar mahasiswa sangat baik. 5 (23,8%) prestasi belajar mahasiswa baik. Berdasarkan uji spearman rho dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan rs = 0,736, karena p = 0,000 maka ho ditolak artinya terdapat Hubungan yang signifikasi antara Pelatihan dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Tabel 6. Tabel silang Hubungan Pelatihan dosen terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Dari Tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa Motivasi dosen yang cukup didapat prestasi belajar 7 (33,3%) prestasi belajar cukup. Motivasi dosen yang baik 2 (1,05%) prestasi belajar mahasiswa sangat baik. 5 (23,8%) prestasi belajar mahasiswa baik. Berdasarkan uji spearman rho dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan rs = 0,737, karena p = 0,000 maka ho ditolak artinya terdapat Hubungan yang signifikasi antara Pelatihan dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Tabel 7.Tabel silang Hubungan Kinerja dosen terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa Kinerja dosen yang cukup didapat prestasi belajar 8 (38 %) prestasi belajar cukup. Motivasi dosen yang baik 2 (1,05%) prestasi
ANALISIS HASIL PENELITIAN Berdasar hasil uji spearman menggunakan SPSS versi 16 didapatkan nilai koefisien korelasi spearman (rs) = 0,355 dan nilai (p) = 0,000 dengan kemaknaan α < 0,05 maka H0 ditolak artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan status gizi balita. PEMBAHASAN 1. Penampilan Dosen Penampilan dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES NU Tuban Sebagian besar adalah Kurang 11 (52,4%). Penampilan dosen yang cukup 3 (14,3%), dan penampilan dosen yang baik yaitu 7 (33,3%). Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam kegiatan instruksional pada prinsipnya adalah bagaimana seorang dosen mendisain dan menyampaikan materi perkuliahannya kepada mahasiswa sedemikian rupa sehingga informasi materi perkuliahan tersebut, dapat, diterima secara lengkap dan benar. Dalam penyampaian materi perkuliahan tersebut bisa dilakukan melalui buku-buku pelajaran (modul), kaset, slide, televisi dan sebagainya, Namun demikian, meskipun materi perkuliahan sudah didisain sedemikian rupa, bahkan sudah melibatkan media pendidikan dengan harapan dapat menarik minat sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa6, tetapi kenyataannya tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan. Tidak jarang mahasiswa tidak lagi bermotivasi mengikuti perkuliahan yang disampaikan oleh dosen karena penampilan (behavioral performance) dari dosen itu sendiri seperti kemampuan menjelaskan, menyebutkan sesuatu atau melakukan sesuatu perbuatan tidak dianggap menarik. Padahal penyajian yang menarik merupakan salah satu hal yang perlu ada. Menurut hasil penelitian Yunarsih Nazar, dan kawan-kawan mengemukakan bahwa mahasiswa menghendaki agar dosen adalah penulis modul yang berpenampilan menarik, dalam arti tidak kaku dan menguasai materi. Belum lagi materi perkuliahan yang disampaikannya, bisa Jadi dianggap terlalu
mudah, atau sebaliknya dianggap terlalu sulit untuk diikutinya sehingga mahasiswa yang bersangkutan tidak lagi bermotivasi untuk mengikuti perkuliahan.7 Seperti Maman Abdurrahman (1991) yang dikutip dari Nasihin Anwar (2004) mengatakan bahwa penampilan dosen memang amat menentukan Motivasi belajar mahasiswa sehingga orientasi kepada peserta didik harus lebih banyak mendapat perhatian yang serius dan utama. Selama ini di STIKES NU tuban mahasiswa menilai bahwa penampilan , Kompensasi, Pelatihan, Motivasi, Kinerja Dosen diangap cukup menarik, sehingga cukup dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar. Hal ini dikarenakan para dosen yang mengajar materi ini sebagian besar belum pernah mengikuti pelatihan Ketrampilan Dasar Teknik Istruksional (PEKERTI) dan program Applied Approach (AA). 2. Kompensasi Dosen Kompensasi dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES NU hampir setengahnya Kurang 10 (47,6%). Kompensasi dosen yang cukup 3 (14,3%), dan kompensasi dosen yang baik yaitu 8 (38,1%). Kompensasi adalah semua jenis penghargaan yang berupa uang dan bukan uang yang diberikan kepada pegawai secara layak dan adil atas jasa dan kontribusi mereka dalam mencapai tujuan perusahaan. Handoko (2003), menyatakan faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan dalam diri manusia yang harus dipenuhi. Sistem kompensasi ini akan membantu menciptakan kemauan di antara orang-orang yang berkualitas untuk bergabung dengan organisasi dan melakukan tindakan yang diperlukan organisasi. Saat ini dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKES NU tuban memiliki kompensasi yang kurang hal ini dikarenakan sistem pengajian masih belum jelas atau bukan berdasarkan golongan, Hampir setengahnya Dosen, kompensasinya sesuai dengan harapan. Sebab mereka telah menikah dan hampir setengahnya mempunyai dua anak saja, maka dengan pendapatan dari suami isteri dengan dua anak kebutuhan biaya hidup tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan yang mempunyai lebih dari dua anak. 3. Pelatihan Dosen Pelatihan dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES NU Tuban pelatihan dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES NU sebgian besar adalah Kurang 11 (52,4%). Hampir
setengahnya 8 (38,1%) baik, sebagian kecil 2 (9,5%) Cukup. Pelatihan menurut Gary Dessler adalah Proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Selama ini di STIKES NU Tuban hampir sebagian besar dosen mengeluh jarang mengikuti pelatihan, hal ini dikarenakan jumlah dosen yang masih terbatas sehingga apabila ada salah satu dosen yang tidak masuk kerja untuk mengikuti pelatihan maka akan terdapat satu kelas yang di korbankan, sehingga pengetahuan dan ketrerampilan dosen tidak berkembang, oleh karena itu peran pimpinan istitusi harus lebih pro aktif dengan jalan mengadakan pelatihan secara rutin yang di adakan di STIKES NU Tuban yang waktunya disesuaikan dengan hari libur seseuai kalender Akademik. 4. Motivasi Dosen Motivasi dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES NU Tuban hampir setengahnya adalah kurang 8 (38,1%). Motivasi yang cukup 6 (28,6%), Motivasi yang baik 7 (33,3%) Motivasi adalah karakteristik psikologis yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang.8 Motivasi kerja pada tingkat rendah sedang dan tinggi dapat dikaitkan dengan teori motivasi. Organisasi dapat merasa staf sudah diperlakukan adil, namun staf sendiri merasa diperlakukan tidak adil sehingga perbedaan ini dapat menurunkan motivasi staf. Hampir setengahnya dosen di STIKES NU Tuban Tuban adalah perempuan, dalam bekerja perempuan tidak bisa maksimal dikarenakan pikirannya terbagi dengan urusan rumah tangganya, apalagi mempunyai dua orang anak membuat mereka cukup repot dan sangat kerepotan ditambah lagi jam kerja yang
terlalu panjang sehingga mereka merasa jenuh dan bosan dengan kegiatannya sehari hari, apalagi jumlah tenaga dengan rasio dosen sangat tidak sebanding, serta banyaknya pekerjaan yang dibebankan kepada mereka selain kegiatan mengajar sangat overload sehingga mereka terkadang binggung harus melakukan pekerjaan yang mana terlebih dahulu, hal ini yang akhirnya membuat mereka malas dan kurang termotivasi dalam bekerja. 5. Kinerja Dosen Kinerja dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES NU hampir setengahnya adalah Kurang 9 (42,9%). Hampir setengahnya 8 (38,1%) baik, sebagian kecil 4 (19%) cukup. Kinerja dosen adalah kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang dimiliki dosen dalam menyelesaikan suatu pekerjaannya.9 Kompetensi adalah sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Hampir setengahnya (38,1 %) Dosen di STIKES NU Tuban adalah perempuan, dalam bekerja, perempuan lebih rajin dan lebih patuh pada atasan serta peraturan. Dengan latar belakang pendidikan S1 keperawatan dia berusaha bekerja lebih baik apalagi setelah adanya penilaian prestasi kerja, karena yang berprestasi mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan atau pelatihan. Sebagian besar perawat bekerja 5-7 tahun dengan umur yang masih muda antara 26-30 tahun, jadi semangat kerja, kemampuan, dan kemauannya masih tinggi dibandingakan dengan yang sudah berusia diatas 50 tahun dengan masa kerja lebih dari 7 tahun. Dan yang memiliki status telah kawin, serta memiliki dua anak tentunya mereka tidak ingin kehilangan pekerjaan demi anak dan keluarga, sehingga mendorong mereka untuk bekerja lebih baik. 6. Hubungan penampilan dosen dengan prestasi belajar Mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penampilan dosen yang cukup didapat motivasi belajar 10 (47,6%) cukup. Penampilan dosen yang baik 2 (1,05%) motivasi belajar mahasiswa sangat baik, 5 (23,8%). Berdasarkan uji spearman rho dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan rs = 0,791, karena p = 0,000 maka ho ditolak artinya terdapat Hubungan yang signifikasi
antara penampilan dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Dosen adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu dosen yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri dosen itu terletak tanggung jawab untuk membawa peserta didiknya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini dosen tidak semata – mata sebagai “pengajar” yang melakukan Transfer Of Knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang melakukan Transfer Of Values dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun peserta didiknya dalam belajar. Oleh sebab itu sebagai seorang dosen harus betul betul kompeten artinya kemampuan intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara Sebagai dosen, tentu saja harus mampu menghindarkan hal–hal yang dapat merugikan perkembangan peserta didik. Tidak ada yang melarang seorang dosen “mencintai” peserta didiknya, tetapi bagaimana menempatkan cintanya secar proporsional, dan jangan mencampuraduk kan antara urusan pribadi dengan urusan professional. Ketidak adilan dosen dalam memberikan penilaian hanya karena rasa cintanya kepada peserta didik tertentu sadar atau tidak tindakan tersebut akan merugikan perkembangan peserta didik. menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.10 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : Adapun kesimpulan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Setengahnya dari responden mempunyai pengetahuan baik di Desa sumurgeneng wilayah kerja Puskesmas Jenu-Tuban.
2. Sebagian besar balita mempunyai status gizi baik di Desa Sumurgeneng wilayah kerja Puskesmas jenu-Tuban. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan status gizi balita. DAFTAR PUSTAKA 1.
Better Pay Urged for Lecturer at Universities. 10 January 1995. The Jakarta Post. 2. Wlodkowski, R. Enhancing Adult Motivation To Learn. San Francisco : Jossey-Bass Publishers. 1985. 3. Cropley, A. J. Motivation For Participation In Adult Education. Pada J.H. Knoll (Ed) Motivation For Adult Education. Bonn K. G. Saur Munchen : Commission For Unesco. 1985. 4. Sudjana Nana (1996). CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo. 5. Notoatmojo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.1993. 6. Hamalik Oemar. Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo. 2004. 7. Sudirah. (1990). Pengaruh Penampilan Presenter Tv-Ut Dan Materi Perkuliahanterhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. http://pustaka.ut.ac.id. 2009. 8. Nursalam. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 2008. 9. Departemen Pendidikan Nasional R.I.. Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi 2003 – 2010 (HELTS). Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2004. 10. Mulyasa. E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Inofatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Ofset. 2005.