PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN CIAMIS Oleh : Slamet Taufik Abstrak Dalam kehidupan organisasi, baik dalam bentuk organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta kerjasama para anggota organisasi di dalamnya mutlak diperlukan. Dengan perkataan lain bahwa setiap individu dalam organisasi perlu berhubungan dan berkomunikasi secara harmonis serta mempunyai komitmen untuk memajukan organisasi tersebut. Berdasarkan penjajagan yang peneliti lakukan diketahui bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis kurang memiliki komitmen dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Masalah tersebut di atas, peneliti menduga disebabkan oleh komunikasi internal yang dilakukan kurang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Internal terhadap Komitmen Organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Populasi pada penelitian ini adalah pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciami sebanyak 83 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh sehingga semua populasi dijadikan sampel. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ; 1) Pelaksanaan komunikasi internal yang dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ditunjukkan dengan nilai angka rata-rata sebesar 239,2 dan berada pada kategori cukup, yang apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 57,64%. angka tersebut berada pada kategori cukup. Artinya bahwa pelaksanaan komunikasi internal yang dilakukan oleh kepala dinas telah dilaksanakan dengan cukup sesuai dengan tahapan komunikasi internal. 2) Komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ditunjukkan dengan nilai angka rata-rata sebesar 246.86 dan berada pada kategori cukup, yang apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 59.48%, angka tersebut berada pada kategori cukup. 3) Komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis dipengaruhi komunikasi internal hal ini dibuktikan dengan hasil koefisien determinasi sebesar 47,66% artinya 47,66 % komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis dipengaruhi komunikasi internal. Dengan demikian dapat diketahui bahwa komunikasi internal berpengaruh terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis sebesar 47,66 % sedangkan 52,34 % adalah faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dan diduga memberikan pengaruh terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. Selanjutnya dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel. Untuk mencari t tabel dengan tingkat keyakinan 95 % dengan = 0,5 dan untuk N = 83 maka diperoleh t tabel sebesar 2,000 Karena t hitung sebesar 8,588 > dari t tabel sebesar 2,000. Maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima dengan kata lain hipotesis yang penulis ajukan yaitu terdapat pengaruh komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis, terbukti. Kata Kunci : Komunikasi Internal, Komitmen Organisasi
1
2
A. PENDAHULUAN Organisasi merupakan wadah yang menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor dominan di dalam organisasi adalah manusia. Sebab manusia sebagai perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia harus mendapat perhatian yang memadai, karena kegagalan dalam sumber daya manusia akan mengakibatkan kerugian yang pada akhirnya berdampak pada kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan. Keberhasilan organisasi dapat tercapai, apabila setiap individu di dalam organisasi memiliki komitmen terhadap organisasi. Masalah yang sering muncul di dalam organisasi adalah tidak semua pegawai memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi tempatnya bekerja. Sesuai dengan pelaksanaan otonomi daerah sebagai implementasi Undangundang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
akan
sangat
bergantung
bagaimana
daerah
tersebut
dalam
mendayagunakan sumber daya dan dana yang menjadi potensi daerah itu sendiri. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah meliputi urusan wajib berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dan menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya, penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan pelaksanaan tugas dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 46 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi bahwa Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata dalam melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah meliputi
3
urusan wajib Bidang Kebudayaan dan urusan pilihan Bidang Pariwisata sesuai dengan asas otonomi dan tugas pembantuannya. Oleh karena itu setiap pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Pencapaian pelaksanaan tugas merupakan output, sedangkan pencapaian visi, misi, dan tujuan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan outcome Dalam kenyataannya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis tidak terlepas dari masalah komitmen pegawai terhadap organisasi. Hasil kerja bersama pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terhimpun identifikasi lingkungan strategis internal dan eksternal yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Komitmen merupakan pengikat yang memberikan dorongan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam menyokong keberhasilan organisasi. Setiap individu terlibat secara aktif dan bekerjasama dalam berbagai pembuatan keputusan, baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama rekan kerja. Adanya kesamaan antara tujuan dan nilai organisasi dengan tujuan individu akan menyebabkan timbulnya penerimaan-penerimaan pegawai terhadap organisasinya. Pegawai akan merasa kebijakan-kebijakan yang dibuat organisasi merupakan hal yang terbaik bagi dirinya dan organisasi. Hal ini membuat pegawai merasa dibutuhkan dan diterima sebagai bagian dari organisasi dan selanjutnya mereka merasa wajib untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan, karena adanya keterikatan dengan organisasi. Berdasarkan hal tersebut, organisasi perlu melakukan beberapa langkah untuk meningkatkan komitmen pegawai di dalam organisasi. Salah satu cara untuk
meningkatkan
komitmen
adalah
dengan
meningkatkan
dan
mempertahankan komunikasi di dalam organisasi. Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi lebih kita kenal dengan istilah komunikasi internal yang meliputi komunikasi vertikal (komunikasi ke
4
bawah, komunikasi ke atas) dan komunikasi horizontal (komunikasi antara rekan kerja). Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan secara timbal balik. Komunikasi dua arah secara timbal balik dalam organisasi penting sekali, sebab apabila satu arah dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Sedangkan komunikasi horizontal mengalir antar anggota-anggota organisasi yang berada dalam level hirearki yang sama. Komunikasi ini digunakan dalam rangka koordinasi pelaksanaan tugas, saling membagi informasi dan pemecahan masalahmasalah. Berdasarkan penjajagan yang peneliti lakukan diketahui bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis kurang memiliki komitmen dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, hal ini terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut : 1. Masih adanya pegawai yang kurang merasa bangga menjadi bagian dari organisasi sehingga menyebabkan pegawai kurang memberikan dukungan penuh terhadap pencapaian tujuan organisasi, hal ini dibuktikan kurangnya keikutsertaan
pegawai
dalam
kegiatan
perencanaan
perumusan
dan
pengkoordinasian penyusunan Renstra maupun Renja bidang Kebudayaan dan Pariwisata. 2. Pegawai
masih
rendah
keyakinannya
terhadap
organisasi
sehingga
menyebabkan sikap kerja pegawai kurang positif terhadap pekerjaanya hal ini dibuktikan dengan masih adanya pegawai yang kurang disiplin dalam bekerja. 3. Masih ada pegawai yang kurang bergairah dalam bekerja. Hal ini dibuktikan masih adanya pegawai yang kurang bekerjasama dengan pegawai lain pada saat bekerja. Masalah tersebut di atas, peneliti menduga disebabkan oleh komunikasi internal yang dilakukan kurang optimal hal ini terbukti dengan beberapa indikator sebagai berikut :
5
1. Kurangnya kepala dinas dalam memperhatikan aspek kesetaraan dalam melakukan komunikasi sehingga pegawai kurang mendukung terhadap apa yang direncanakan oleh organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata . 2. Kurangnya kepala dinas dalam memperhatikan aspek positif bagi diri pegawai sehingga kurang terjalin interaksi positif dengan pegawai sehingga menyebabkan adanya pegawai yang kurang memenuhi aturan atau ketentuan yang ditetapkan. 3. Kurangnya kepala dinas memperhatikan sikap mendukung dimana terdapat hubungan internal yang saling mendukung antara atasan dengan bawahan sehingga terdapat beberapa harapan pegawai yang tidak terpenuhi. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, untuk membatasi masalah yang diteliti penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan komunikasi internal di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ? 2. Bagaimana
komitmen organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Ciamis ? 3. Bagaimana pengaruh komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ? Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Dalam mencapai keberhasilan organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta, harus memiliki kepercayaan yang dapat dijadikan dasar pemikiran atas segala peraturan serta tindakan. Dengan kata lain, filosofi yang mendasar sangat diperlukan. Perlu ditumbuhkan suatu iklim organisasi yang dapat mengikat setiap individu yang ada di dalamnya sehingga mereka dapat mencurahkan seluruh tenaga dan perhatiannya pada pencapaian tujuan organisasi. Menurut Effendi (2001:122) komunikasi internal adalah Pertukaran gagasan diantara para administrator dan pegawai dalam suatu organisasi atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya organisasi atau jawatan tersebut lengkap
6
dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal dalam organisasi atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung. Selanjutnya Wursanto (2005 : 141) menyatakan bahwa komunikasi internal adalah “Komunikasi yang berlangsung di dalam suatu organisasi. Jadi komunikasi hanya terjadi di dalam lingkungan organisai sendiri.” Adapun tahapan komunikasi internal menurut Mulyana (2007:75) yaitu: 1. sikap terbuka; 2. sikap Empati; 3. sikap mendukung; 4. sikap positif; dan 5. aspek kesetaraan. Pimpinan
organisasi
perlu
melakukan
beberapa
langkah
untuk
meningkatkan komitmen pegawai di dalam organisasi. Salah satu cara untuk meningkatkan
komitmen
pegawai
adalah
dengan
meningkatkan
dan
mempertahankan komunikasi di dalam organisasi. Menurut Sopiah, (2008 : 155) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai “derajat dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya”. Komitmen organisasi menurut Octavia, (2006:67) didefinisikan sebagai “suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu”. Dari beberapa konsep tentang komitmen organisasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa komitmen organisasi merupakan keyakinan yang menjadi pengikat seseorang dengan organisasi tempatnya bekerja, yang ditunjukkan dengan adanya loyalitas, keterlibatan dalam pekerjaan dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Menurut Martin dan Nicholss (dalam Amstrong, 1991 : 181), ada 3 pilar besar dalam komitmen Ketiga pilar itu meliputi :
7
a. Adanya perasaan menjadi bagian dari organisasi (a sense of belonging to the organization) b. Adanya ketertarikan atau kegairahan terhadap pekerjaan (a sense of excitement in the job ) c. Adanya keyakinan terhadap manajemen. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, selanjutnya penulis merumuskan anggapan dasar sebagai berikut : 1. Komunikasi internal merupakan faktor pertama dalam setiap organisasi yang dapat mengantarkan kearah pencapaian misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. 2. Komitmen organisasi merupakan salah satu pendukung dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan kata lain komitmen merupakan keyakinan yang menjadi pengikat seseorang dengan organisasi tempatnya bekerja, yang ditunjukkan dengan adanya loyalitas, keterlibatan dalam pekerjaan dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. 3. Organisasi akan memiliki komitmen yang baik jika komunikasi internal dilaksanakan dengan memperhatikan tahap-tahap pelaksanaan komunikasi internal. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut : “terdapat Pengaruh yang signifikan Komunikasi Internal terhadap Komitmen Organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis” B. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu metode penelitian yang menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada sedang berlangsung dengan cara mengumpulkan, menyusun, dan menjelaskan data yang diperoleh untuk kemudian dianalisis sesuai dengan teori yang ada.
8
Waktu dan Tempat Penelitian Lamanya penelitian yang penulis rencanakan kurang lebih 10 bulan, terhitung mulai dari bulan September 2012 samapai dengan bulan Juni 2013. Adapun penelitian tersebut dilaksanakan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. Populasi Penelitian Selanjutnya penulis akan memberikan pengertian dari populasi menurut Sugiono (2009:80) adalah sebagai berikut: "Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek, yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya". Populasi pada penelitian ini adalah pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis sebanyak 83 orang. Jadi secara keseluruhan populasinya adalah sebanyak 83 orang. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku dan bahan-bahan kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti penulis. 2. Studi lapangan yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dilokasi penelitian dengan cara : a. Observasi, yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian, observasi dilakukan adalah non partisipan artinya peneliti tidak ikut serta dalam proses kerja yang sedang diteliti. b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dalam pelaksanaannya penulis
melakukan
wawancara
langsung
kepada
Kepala
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis c. Angket, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara penulis menyediakan daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada responden.
9
Teknik Pengolahan/Analisis Data Dalam penelitian ini penulis mengunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif, yaitu melalui pengolahan data yang ditabulasikan dan dideskripsikan ke dalam tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan rentang yaitu dengan cara skor/nilai tertinggi dikurangi skor/nilai data terendah. 2. Menentukan Kategori Penilaian 3. Melakukan analisis dengan pengukuran skala ordinal 4. Melakukan analisis Koefisien Determinasi 5. Melakukan uji hipotesis. C. LANDASAN TEORI Komunikasi dapat berlangsung setiap saat, dimana saja, kapan saja oleh siapa saja dan dengan siapa saja. Semenjak lahir, manusia itu sudah mengadakan hubungan dengan kelompok manusia lainnya dalam suatu lingkungan. Dimana lingkungan pertama tempat individu menjalin hubungan dengan individu lainnya adalah keluarga. Semakin bertambah umurnya, semakin luas pula hubungan yang dapat dijangkau oleh individu itu. Selain sebagai makhluk individu, manusia juga adalah sebagai makhluk sosial, yakni makhluk yang bermasyarakat. Hal ini berarti ia harus mampu dan mau mengadakan hubungan dengan masyarakat sekelilingnya. Hubungan ini sangat penting, karena sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri dan melaksanakan segala sesuatu oleh sendiri. Semuanya memerlukan bantuan dari orang lain sehingga hubungan yang baik dengan semua pihak sangat diperlukan. Untuk dapat berhubungan dengan semua pihak maka harus mengadakan komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau secara formal maupun informal. Oleh karena itu komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
10
Begitu pula halnya dalam organisasi, komunikasi mutlak harus dilaksanakan karena komunikasi merupakan sarana yang memadukan aktivitas yang ada dalam organisasi sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan dapat lebih terorganisir. Dengan demikian jelas bahwa komunikasi dengan segala seginya merupakan hal yang amat penting untuk mendapat perhatian dari seluruh anggota organisasi, baik pada tingkat pelaksana, apalagi pada tingkat pimpinan. Melalui komunikasi yang baik, maka informasi yang disampaikan oleh komunikator dalam hal ini pimpinan organisasi, akan menjadi jelas, mudah dimengerti dan bisa dipahami oleh komunikan dalam hal ini bawahan, sehingga akan terdapat persamaan pengertian dan kesamaan makna dalam hal penyelesaian pekerjaan. Selain itu komunikasi juga memegang peranan penting dalam organisasi yaitu dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu agar informasi dapat diterima dengan baik oleh bawahan, maka pimpinan harus melakukan komunikasi yang baik kepada bawahannya. Tanpa adanya komunikasi, maka tujuan organisasi tidak akan tercapai. Seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (1984:216), Komunikasi didefinisikan sebagai berikut
: “Komunikasi
adalah suatu alat untuk
menyampaikan ide, pesan, perintah, berita, informasi, dari seseorang kepada orang lain, agar diantara mereka terdapat interaksi”. Selanjutnya Effendi (1993 : 17) mengemukakan bahwa : Komunikasi Internal adalah Komunikasi antara manajer dengan komunikan yang berada di dalam organisasi yakni para pegawai secara timbal balik, karena dalam organisasi terdapat jenjang kepangkatan yang menyebabkan adanya pegawai yang memimpin dan yang dipimpin, maka dalam manajemen tidak saja terjadi antara pegawai yang sama statusnya atau pangkatnya tetapi juga antara pegawai yang memimpin dan yang dipimpin. Pendapat lain tentang komunikasi internal dikemukakan Handayaningrat (1983: 116) bahwa : Komunikasi internal adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lainnya antar manusia. Proses interaksi atau hubungan satu sama lain yang dikehendaki oleh seseorang dengan
11
maksud agar dapat diterima dan dimengerti diantara sesama, maksud penyampaian tidak hanya denga kata-kata tetapi juga secara tertulis maupun lisan Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi internal adalah komunikasi yang dilakukan dalam sebuah organisasi. Komunikasi internal diperlukan untuk mewujudkan suatu kerjasama yang baik antar anggota suatu organisasi. Masing-masing anggota organisasi dituntut perannya untuk saling berhubungan dan saling mengisi satu sama lainnya, sehingga diantara mereka terjalin adanya suatu komunikasi internal yang harmonis agar pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar. Komitmen dalam berorganisasi sebagai sebuah konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki
implikasi
terhadap
keputusan
individu
untuk
melanjutkan
keanggotaannya dalam berorganisasi. Anggota yang memiliki komitmen terhadap organisasi atau organisasi nya akan lebih bertahan sebagai bagian dari organisasi. Menurut Luthan (2006: 249), komitmen organisasi didefinisikan sebagai : 1. keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; 2. keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan 3. keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas pegawai pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Steers (dalam Sopiah 2008:152) juga mendefinisikan : Komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Pendapat lainnya dari Mowday (dalam Sopiah 2008:152) bahwa “Komitmen organisasi merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan
12
untuk menilai kecenderungan pegawai untuk bertahan sebagai anggota organisasi”. Menurut Bathaw & Grant (dalam Sopiah 2008:153) mendefinisikan bahwa “Komitmen organisasi sebagai keinginan pegawai untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia melakukan usaha yang tinggi demi pencapaian tujuan organisasi”. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah suatu ikatan pegawai pada organisasi yang ditandai dengan adanya kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi, kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota organisasi. Komunikasi internal merupakan salah satu faktor yang memepengaruhi keberhasilan organisasi. Organisasi dimana pegawainya memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik, maka semua rencana-rencana instruksiinstruksi,
petunjuk-petunjuk,
sasaran-sasaran,
motivasi-motivasi
dapat
diinformasikan secara tepat. Kondisi ini membuat tujuan organisasi mudah dicapai dan dampak buruk seperti timbulnya sentimen-sentimen, prasangkaprasangka, dan konflik yang bermacam-macam dapat dihindari sehingga pegawai menjadi peduli terhadap tugas-tugasnya, peduli dengan nama baik organisasi , dan lebih bertanggung jawab. Adanya kemampuan komunikasi internal yang baik, interaksi antar individu dalam suatu organisasi dapat terjalin sehingga koordinasi yang terarah mudah dulakukan serta dapat menciptakan team work yang anggotanya dapat saling bekerjasama. Komitmen organisasi dan kemampuan komunikasi internal merupakan variabel yang sangat penting berkaitan dengan organisasi atau organisasi karena karena keduanya memiliki hubungan dengan hal-hal penting dalam organisasi seperti turn over, produktivitas, serta kinerja pegawai dalam organisasi . Selama ini belum pernah terdapat penelitian dengan menggunakan variabel komunikasi internal dengan komitmen organisasi yang merupakan variabel penting dari suatu organisasi tersebut.
13
Uraian tersebut sejalan dengan pendapat Kuntjoro, (2002: 4) bahwa: Keterlibatan diri pegawai dalam pengambilan keputusan organisasi dapat menumbuhkan kepercayaan bahwa apa yang telah diputuskan merupakan keputusan bersama. Pegawai juga harus merasakan bahwa dirinya diterima sebagai bagian dari organisasi sehingga dalam diri pegawai merasa ada tanggung jawab untuk melaksanakan hasil keputusan tersebut dengan sungguh-sungguh karena adanya ketertarikan. Selain itu, dengan kemampuan komunikasi internal pegawai dapat mendiskusikan bersama kebutuhan serta hubungan saling pengertian satu dengan yang lainnya dalam organisasi. Apabila kebutuhan tersebut dapat terpenuhi hingga pegawai memperolaeh kepuasan, maka pegawai akan menyadari pentingnya memiliki kesediaan untuk menyumbangkan usaha dan kontribusi bagi kepentingan organisasi. Kemampuan komunikasi internal yang dimiliki seorang pegawai juga akan mendorong dirinya untuk mencari informasi tentang kebijakan-kebijakan dalam organisasi, informasi mengenai apa yang harus dilakukan dalam bekerja, serta menerima masukan-masukan dari atasan maupun teman sekerja tentang hasil kerjanya untuk memperbaiki kinerjanya. Kenyamanan yang ada sehingga dapat dirasakan pegawai dalam organisasi ini, keterlibatan dan usaha keras yang dilakukan tersebut mendorong pegawai untuk berkomitmen terhadap organisasi, dimana pegawai akan cenderung rela memberikan usaha yang sungguh-sungguh atas nama organisasi, menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi, serta cenderung untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi berkaitan erat dengan pelaksanaan komunikasi internal. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan komunikasi internal di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis Komunikasi dengan segala seginya merupakan hal yang amat penting untuk mendapat perhatian dari seluruh anggota organisasi, baik
14
pada tingkat pelaksana, apalagi pada tingkat pimpinan. Melalui komunikasi yang baik, maka informasi yang disampaikan oleh komunikator dalam hal ini pimpinan organisasi, akan menjadi jelas, mudah dimengerti dan bisa dipahami oleh komunikan dalam hal ini bawahan, sehingga akan terdapat persamaan pengertian dan kesamaan makna dalam hal penyelesaian pekerjaan. Selain itu komunikasi juga memegang peranan penting dalam organisasi yaitu dalam upaya mencapai tujaun yang telah ditetapkan. Oleh karena itu agar informasi dapat diterima dengan baik oleh bawahan, maka pimpinan harus melakukan komunikasi yang baik kepada bawahannya. Tanpa adanya komunikasi, maka tujuan organisasi tidak akan tercapai. Salah satu upaya untuk menciptakan kondisi yang harmonis dalam suatu organisasi adalah melalui komunikasi internal karena melalui komunikasi internal maka terdapat keterlibatan antara komunikan dan komunikator sehingga komunikasi dapat berjalan lancar. Selanjutnya untuk melihat bagaimana pelaksanaan komunikasi internal yang dilaksanakan oleh kepala dinas secara keseluruhan. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat dari jawaban responden pada tabel di bawah ini :
No 1 2 3 4
TABEL REKAPITULASI HASIL JAWABAN RESPONDEN UNTUK VARIABEL X KOMUNIKASI INTERNAL DI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 (N=83)
Uraian Penyampaian pesan secara terbuka kepada pegawai Penggunaan bahasa yang jelas dalam menyampaikan pesan dan informasi. Menyampaikan informasi secara jujur tanpa adanya informasi yang ditutup-tutupi Dalam melakukan komunikasi dengan pegawai mempertimbangkan berbagai masukan dari pegawai.
Skor
Kategori
Skor
241
Cukup
58,07
Kategori Kurang baik
251
Cukup
60,48
Cukup
273
Cukup
65,78
Cukup
241
Cukup
58,07
Cukup
15
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Dalam melakukan komunikasi dapat bersikap terbuka dengan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk memberikan berbagai masukan. Dalam melakukan komunikasi dapat mendengar dan merasakan apa yang dialami pegawai Dalam melakukan komunikasi dengan pegawai tidak memaksakan pendapat secara pribadi Dalam melakukan komunikasi dapat menciptakan suasana yang saling mendukung Dalam melakukan komunikasi bersedia mendengar pandangan yang berbeda dari pegawai Dalam melakukan komunikasi dapat meningkatkan sikap positif bagi dirinya Dalam melakukan komunikasi dapat menjalin interaksi positif dengan pegawai sehingga terjalin komunikasi yang efektif Dalam melakukan komunikasi dapat memberikan dorongan atau motivasi kepada pegawai Dalam melakukan komunikasi dapat mengakui bahwa semua pihak mempunyai kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan Dalam melakukan komunikasi dapat berupaya mengajak pegawai untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan Dalam melakukan komunikasi dapat berupaya memahami adanya perbedaan sebagai salah satu keanekaragamaan. Jumlah Rata-rata
Sumber : Data hasil penelitian setelah diolah
243
Cukup
58,55
199
Rendah
47,95
222
Cukup
53,49
Cukup Kurang baik Kurang baik
262
Cukup
63,13
Cukup
221
Cukup
53,25
Kurang baik
233
Cukup
56,14
Cukup
235
Cukup
56,63
232
Cukup
55,90
Cukup Kurang baik
246
Cukup
59,28
Cukup
250
Cukup
60,24
Cukup
239
Cukup
57,59
Cukup
3588 239,2
Cukup
864,58 57,64
Cukup Cukup
Dari hasil rekapitulasi hasil jawaban responden untuk variabel komunikasi intetepersonal oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis di peroleh total skor sebanyak 3588, dan selanjutnya dicari rata-rata dengan perhitungan sebagai berikut : Rata-rata skor
=
total skor Jumlah item
=
3588 15
= 239,2
16
atau jika diprosentasekan : =
skor rata - rata 100 % skor ideal
=
239,2 100 % 415
= 57,64 % Dengan demikian pelaksanaan komunikasi internal yang dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ditunjukkan dengan nilai angka rata-rata sebesar 239,2 dan berada pada kategori cukup, yang apabila diprosentasekan diperoleh hasil sebesar 57,64%. Angka tersebut jika dikonsultasikan dengan pendapat Arikunto (1998:246) berada pada kategori cukup. Artinya bahwa pelaksanaan komunikasi internal yang dilakukan oleh kepala dinas telah dilaksanakan dengan cukup sesuai dengan tahapan komunikasi internal menurut Mulyana (2007:75). 2. Komitmen Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati, bertekad berjerih payah, berkorban dan bertanggung jawab demi mencapai tujuan dirinya dan tujuan organisasi yang telah disepakati atau ditentukan sebelumnya. Komitmen memiliki peranan penting terutama pada kinerja seseorang ketika bekerja, hal ini disebabkan oleh adanya komitmen yang menjadi acuan serta dorongan yang membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap kewajibannya. Namun kenyataanya banyak organisasi yang kurang memperhatikan mengenai komitmen sehingga kinerja mereka kurang maksimal. Seharusnya organisasi ketika melakukan perekrutan hendaknya mereka memilih calon – calon yang komitmennya tinggi pada organisasi, ini dimaksudkan untuk mendeteksi sejak dini pekerja yang kurang maksimal sehingga tidak terjadi hal yang dapat merugikan organisasi.
17
Selanjutnya untuk melihat bagaimana komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata secara keseluruhan. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat dari jawaban responden pada tabel di bawah ini : TABEL
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
REKAPITULASI HASIL JAWABAN RESPONDEN UNTUK VARIABEL Y KOMITMEN ORGANISASI DI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 (N=83)
Uraian Pegawai mengabdikan dirinya terhadap tujuan organisasi. Pegawai memberikan keyakinan yang berharga bagi organisasi. Pegawai berusaha menciptakan kenyamanan dalam organisasi Pegawai memberikan dukungan yang penuh dalam pencapaian misi yang ingin dicapai Pegawai melaksanakan pekerjaan sesuai dengan norma-norma yang berlaku Pegawai memiliki ketertarikan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan Pegawai memiliki semangat dalam proses penyelesaian pekerjaan, Pegawai memiliki target yang ingin dicapai dalam proses penyelesaian pekerjaan. Pegawai memanfaatkan setiap kesempatan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan. Pegawai memiliki sikap kerja yang positif terhadap organisasi. Pegawai dapat bekerjasama dalam pencapaian tujuan organisasi Pegawai mengabdikan dirinya berupa pikiran, tenaga dan waktu bagi organisasi. Pegawai dapat membina hubungan sosial yang lebih bermakna di dalam organisasi. Pegawai dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Jumlah Rata-rata
Sumber : Data hasil penelitian setelah diolah
Skor
Kategori
Skor
Kategori
245
Cukup
59,04
Cukup
249
Cukup
60,00
Cukup
237
Cukup
57,11
Cukup
234
Cukup
56,39
Cukup
238
Cukup
57,35
Cukup
239
Cukup
57,59
212
Kurang
51,08
Cukup Kurang baik
262
Cukup
63,13
Cukup
255
Cukup
61,45
Cukup
254
Cukup
61,20
Cukup
267
Cukup
64,34
Cukup
257
Cukup
61,93
Cukup
257
Cukup
61,93
Cukup
250
Cukup
60,24
Cukup
3456 246,86
Cukup
832,77 59,48
Cukup
18
Dari hasil rekapitulasi hasil jawaban responden untuk variabel komitmen organisasi di peroleh total skor sebanyak 3456, dan selanjutnya dicari rata-rata dengan perhitungan sebagai berikut : Rata-rata skor
=
total skor Jumlah item
=
3456 14
= 246.86 atau jika diprosentasekan : =
skor rata - rata 100 % skor ideal
=
246.86 100 % 415
= 59.48 % Dengan demikian komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ditunjukkan dengan nilai angka rata-rata sebesar 246.86 dan berada pada kategori cukup, yang apabila diprosentasekan diperoleh hasil sebesar 59.48%. Angka tersebut jika dikonsultasikan dengan pendapat Arikunto (1998:246) berada pada kategori cukup. Artinya bahwa komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis telah dilaksanakan dengan cukup sesuai dengan 3 pilar besar dalam komitmen menurut Amstrong (1991 : 181). 3. Pengaruh komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. Setelah penulis menganalisis variabel pengaruh komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah ke-3 (tiga) yaitu Bagaimana pengaruh komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis, terlebih dahulu harus mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas komunikasi internal (X) dengan variabel terikat komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan
19
Pariwisata Kabupaten Ciamis (Y) dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari perhitungan korelasi product moment di peroleh nilai korelasi product moment sebesar 0,6904 antara komunikasi internal dengan komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. Selanjutnya untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman dari pendapat Sugiyono, (1992:145). Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,6904 termasuk pada kategori kuat, jadi terdapat hubungan yang kuat antara komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis akan digunakan teknik statistik, dengan menghitung besarnya koefisien determinasi dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi yang ditemukan. Adapun perhitungan untuk mengetahui besarnya determinasi dapat dilihat dalam lampiran. Dari perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 47,66% artinya 47,66 % komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis dipengaruhi komunikasi internal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi internal berpengaruh terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis sebesar 47,66 % sedangkan 52,34 % adalah faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dan diduga memberikan pengaruh terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. Selanjutnya untuk menguji hipotesis, maka dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut : H0 = r < 0
: Tidak terdapat Pengaruh yang signifikan komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis
20
Ha = r > 0
: Terdapat Pengaruh yang signifikan komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis
Untuk menjawab hipotesis yang penulis ajukan maka penulis membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel. Untuk mencari t tabel dengan tingat keyakinan 95 % dengan = 0,5 dan untuk N = 83 maka diperoleh t tabel sebesar 2,000 Karena t hitung sebesar 8,588 > dari t tabel sebesar 2,000. Maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima dengan kata lain hipotesis yang penulis ajukan yaitu terdapat pengaruh komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis, terbukti. E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1) Pelaksanaan komunikasi internal yang dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ditunjukkan dengan nilai angka rata-rata sebesar 239,2 dan berada pada kategori cukup, yang apabila diprosentasekan diperoleh hasil sebesar 57,64%. Angka tersebut jika dikonsultasikan dengan pendapat Arikunto (1998:246) berada pada kategori cukup. Artinya bahwa pelaksanaan komunikasi internal yang dilakukan oleh kepala dinas telah dilaksanakan dengan cukup sesuai dengan tahapan komunikasi internal menurut Mulyana (2007:75). Selanjutnya hasil wawancara diketahui bahwa kepala telah berupaya melaksanakan komunikasi internal meski ada beberapa kendala karena keterbatasan-keterbatasan yang ada. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan
bahwa
masih
terdapat
beberapa
indikator
yang
pelaksanaanya masih kurang seperti dalam melaksanakan komunikasi kepala kurang mendengar dan merasakan apa yang dialami pegawai.
21
2) Komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ditunjukkan dengan nilai angka rata-rata sebesar 246.86 dan berada pada kategori cukup, yang apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 59.48%. Angka tersebut jika dikonsultasikan dengan pendapat Arikunto (1998:246) berada pada kategori cukup. Artinya bahwa komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis telah dilaksanakan dengan cukup sesuai dengan 3 pilar besar dalam komitmen menurut Amstrong (1991 : 181). Selanjutnya hasil wawancara dengan Kepala diketahui bahwwa komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sudah cukup. Meski sebagian pegawai masih ada yang belum dapat menyelesaikan pekerjaanya dengan baik. Adapun hasil pengamatan, diperoleh gambaran
bahwa komitmen
organisasi kurang menunjang tercapainya tujuan organisasi karena pegawai kurang memiliki semangat dalam proses penyelesaian pekerjaan. 3) Komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis dipengaruhi komunikasi internal hal ini dibuktikan dengan hasil koefisien determinasi sebesar 47,66% artinya 47,66 % komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis dipengaruhi komunikasi internal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi internal berpengaruh terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis sebesar 47,66 % sedangkan 52,34 % adalah faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dan diduga memberikan pengaruh terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. Selanjutnya dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel. Untuk mencari t tabel dengan tingat keyakinan 95 % dengan = 0,5 dan untuk N = 83 maka diperoleh t tabel sebesar 2,000 Karena t hitung sebesar 8,588 > dari t tabel sebesar 2,000. Maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima dengan kata lain hipotesis yang penulis ajukan yaitu terdapat pengaruh
22
komunikasi internal terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis, terbukti.
2. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyampaikan rekomendasi sebagai berikut : 1) Dalam melakukan komunikasi internal kepala dinas seyogyanya melakukan berbagai upaya mengingat berdasarkan hasil penelitian terdapat
beberapa
indikator
yang
masih
harus
ditingkatkan
pelaksanaanya. Oleh karena itu maka kepala dinas sebaiknya melakukan berbagai upaya seperti : a. Dalam melakukan komunikasi dapat mendengar dan merasakan apa yang dialami pegawai b. Dalam melakukan komunikasi dengan pegawai tidak memaksakan pendapat secara pribadi c. Dalam melakukan komunikasi bersedia mendengar pandangan yang berbeda dari pegawai 2) Mengingat komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis masih perlu ditingkatkan maka sebaiknya dilakukan berbagai upaya seperti : a. Meningkatkan semangat kerja pegawai dalam proses penyelesaian pekerjaan melalui pemberian insentif maupun kompensasi sesuai hasil kerjanya. b. Memberikan dukungan yang penuh kepada pegawai dalam pencapaian misi yang ingin dicapai, seperti dengan selalu memberikan bimbingan kepada pegawai yang sedang bekerja. c. Memberikan pegawai pedoman kerja sehingga pegawai dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan norma-norma yang berlaku
23
d. Meningkatkan ketertarikan pegawai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan melalui pemberian motivasi yang dapat meningkatkan kesadaran pegawai dalam bekerja. 3) Mengingat komunikasi internal berpengaruh terhadap komitmen organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis maka sebaiknya kepala dinas lebih memperhatikan inikator-indikator komunikasi internal sehingga dapat meningkatkan komitmen dalam organisasi. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Allen, N. J. & J. P. Meyer. 1997. Commitment in The Workplace Theory. Research and Application. Califotnia: Sage Publications. Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi, Bandung : CV Amrico Bungin. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Armstong, M. 1991. Personnel Management Practice, Fourth Edition, Kogan. Page limited london. Chris Rowley dan Keith Jackson. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Prenhalindo, Jakarta. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. __________. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Gie, Kwik Kian. 1994. Analisis Ekonomi Politik Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Handayaningrat Suwarno, 1983. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta : CV Haji Masagung. __________, 1990, Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta : CV. Haji Masagung. Hasibuan Malayu S.P. 1984. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta Gunung Agung. Husein. Umar, 2008, Metode Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada
24
Jamin,
Magdalena. 1985. Efektivitas Organisasi, diterjemahkan, Erlangga, Jakarta.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta Andi. ___________. 1992. Organizational Behavior, Mc.GrawHill International Edition, Sixth edition, Singapore. Mathis, dan Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia , Edisi pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Salemba Empat Molan, 2006. Dasar-dasar Pemasaran, Edisi kesembilan Jilid satu, PT. Indeks kelompok Gramedia, Jakarta. Muhamad, Arni 2005. Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi Aksara. Mulyana, Dedy 2007. Ilmu Komunikasi. Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya. ___________. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung, Remaja Rosda Karya. Rachmat, Djalaludin, 1984. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Robbin. Stepen. P. 2003. Perilaku Organisasi. Gramedia Jakarta. Sirait, Alfonsus. 2005. Manajemen. Jakarta : Erlangga Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi, ANDI, Yogyakarta. Steers, Richard, 1985, Efektivitas Organisasi, diterjemahkan Magdalena Jamin, Erlangga, Jakarta. Sudjana,2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Bandung. Sudrirjo, Atmo . 1982. Administrasi dan Manajemen Umum. Jakarta : Seri Pustaka Ilmu. Sugiyono, 2009, Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kesembilan. Alfabeta, Bandung. Surakhmad, Winarno, 2004, Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik,Transito, Bandung Susanto, 1974. Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Jakarta Bina Cipta. Syafarudin, Alwi . 2001. Manajemen Sumber daya manusia strategi Keunggulan Kompetitif , BPFE, Yogyakarta. Umam Khaerul. 2009. Perilaku Organisasi Bandung. CV Pustaka Setia. Winardi. 1981. Asas-asas manajemen. Bandung PT Rosdakarya. Wursanto, I. G. 1987. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta : Kanisius ___________. 2005. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: ANDI.
25
___________. 2005. Dasar-dasar manajemen personalia. Jakarta : Gramedia. Yuwono, dkk, 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Yogyakarta: ANDI. Sumber Buku : Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 46 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.