FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT (BKMM) PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 Meisye S. Hanok*, Budi T. Ratag*, Reiny A. Tumbol** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut di dalam kapsul lensa. Katarak merupakan penyebab utama berkurangnya penglihatan pada usia 55 tahun atau lebih. Faktor risiko terjadinya katarak antara lain adalah diabetes mellitus, riwayat trauma mata, konsumsi minuman beralkohol, tempat pekerjan, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan kasus kontrol. Penelitian ini dilakukan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara bulan Oktober 2014 – Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua pasien yang berobat mata di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara saat penelitian dilakukan. Sampel penelitian ini adalah pasien yang menderita katarak (kelompok kasus) dan yang tidak menderita katarak (kelompok kontrol). Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat menggunakan Uji Chi Square (CI = 95% dan α = 0.05). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara diabetes mellitus (p value=0.000 dan OR=9.88), riwayat trauma mata (p value=0.000 dan OR=4.5) dengan kejadian katarak dan tidak ada hubungan antara konsumsi minuman beralkohol (p value=0.939), pekerjaan (p value=0.063) dengan kejadian katarak Terdapat hubungan antara diabetes mellitus dan riwayat trauma mata dengan kejadian katarak dan tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dan pekerjaan (tempat pekerjaan) dengan kejadian katarak Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan
ABSTRACT Cataract is a condition where there is cloudiness in the lens fibers or materials within the lens capsule. Cataract is a major cause of decreased vision at the age of 55 or more.Cataract risk factor such as diabetes mellitus, eye trauma history, alcohol consumption, working place, etc. The purpose of this study is to determine the factors related to cataracts at Balai Kesehatan Mata Masyarakat (Public Eye Health Center) North Sulawesi Province in 2014. This study is an analytic survey using case-control study design. This research was conducted at Balai Kesehatan Mata Masyarakat (Public Eye Health Center) North Sulawesi Province in October 2014 January 2015. The population in this study was all patient which medicine eye to Balai Kesehatan Mata Masyarakat (Public Eye Health Center) North Sulawesi Province. The sample was patients with cataract (case group) and patient not cataract (group of control). Measuring instrument used was questionnaires. Data analysis including using univariate and bivariate analysis using Chi Square Test (CI = 95% dan α = 0.05). The statistical test showed the relationship between cataracts and diabetes mellitus (p value=0.000 and OR=9.88) and history of ocular trauma (p value=0.000 and OR=4.5). Cataract has no relation with alcohol consumption (p value=0.939), occupation (working place) (p value=0.063). There are relationship between diabetes mellitus and a history of ocular trauma with cataract while. There are relationship between alcohol consumption and occupation (working place) with cataract. Keywords: Cataract, Diabetes Mellitus, Eye trauma history, Alcohol consumption, Occupation
1
PENDAHULUAN
Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi
pasien yang datang berobat mata di Balai
kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di
Kesehatan
dalam kapsul lensa (Ilyas, 2003b). Katarak
Provinsi Sulawesi Utara. Sampel penelitian
tidak hanya mengenai orang tua lanjut usia,
ini adalah pasien yang menderita katarak
tetapi katarak dapat juga terjadi akibat
(kelompok kasus) dan yang tidak menderita
kelainan bawaan, kecelakaan, keracunan obat
katarak (kelompok kontrol). Alat ukur yang
(Ilyas, 2003a). Diketahui bahwa persentase
digunakan adalah kuesioner. Analisis data
kebutaan pertama di Indonesia ialah katarak
meliputi analisis univariat dan bivariat
yaitu
2003a).
menggunakan Uji Chi Square (CI = 95% dan
Berdasarkan data yang diperoleh Badan
α = 0.05). Dalam penelitian ini dilakukan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
matching umur dan jenis kelamin. Variabel
dalam Riskesdas tahun 2013, prevalensi
bebas (independent) dalam penelitian ini
katarak tertinggi terdapat di Sulawesi Utara
adalah diabetes mellitus, riwayat trauma
(3,7%). Data yang diperoleh berdasarkan
mata, konsumsi minuman beralkohol, dan
rekapitulasi rekam medis di Balai Kesehatan
pekerjaan (tempat pekerjaan). Untuk variabel
Mata
terikat (dependent) yaitu katarak.
sebanyak
0.70%
Masyarakat
(Ilyas,
(BKMM)
Provinsi
Mata
Masyarakat
(BKMM)
Sulawesi Utara selama bulan Januari sampai Juni tahun 2014 adalah sebanyak 1116
HASIL DAN PEMBAHASAN
kunjungan. Berdasarkan data di atas, penulis
Analisis Univariat
tertarik
1.
untuk
melakukan
penelitian
Karakteristik Responden
mengenai faktor-faktor yang berhubungan
Berdasarkan Tabel 1, responden dalam
dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan
penelitian baik kelompok kasus maupun
Mata
kelompok kontrol yang paling banyak adalah
Masyarakat
(BKMM)
Provinsi
Sulawesi Utara.
responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu masing-masing berjumlah 36 responden
METODE PENELITIAN
(51.4%)
dan
yang
berjenis
kelamin
Jenis penelitian ini adalah survey analitik
perempuan masing-masing berjumlah 34
dengan rancangan kasus kontrol. Penelitian
responden (48.6%). Untuk umur paling
ini dilaksanakan di Balai Kessehatan Mata
banyak pada kelompok umur >70 tahun
Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi
dengan jumlah 24 responden (34.3%).
Utara pada bulan Oktober – Januari 2015.
2
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Kelompok Karakteristik Responden
Kasus
Total Kontrol
N
%
51.4
72
51.4
34
48.6
68
48.6
70
100
140
100
n
%
n
%
Laki-laki
36
51.4
36
Perempuan
34
48.6
70
100
30-39
3
4.29
3
4.29
6
4.29
40-49
11
15.7
11
15.7
22
15.7
50-59
15
21.4
15
21.4
30
21.4
60-69
17
24.3
17
24.3
34
24.3
>70
24
34.3
24
34.3
48
34.3
Jumlah
70
100
70
140
100
Jenis Kelamin
Jumlah Umur (Tahun)
100
Analisis Bivariat
responden (17.1%) pada kelompok kontrol,
1. Hubungan antara diabetes mellitus
sedangkan untuk responden yang tidak menderita diabetes mellitus terdapat 23
dengan kejadian katarak Analisis hubungan antara diabetes mellitus
responden (32.9%) pada kelompok kasus dan
dengan kejadian katarak menunjukkan bahwa
pada
terdapat hubungan antara diabetes mellitus
responden
dengan kejadian katarak pada pasien yang
dilaporkan lebih tinggi pada penderita DM.
berobat mata di Balai Kesehatan Mata
(Tana, 2006). Sekitar 60 % orang yang
Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi
menderita diabetes, 15 tahun atau lebih
Utara. Hasil analisis statistik menggunakan
mengalami kerusakan pembuluh darah pada
Chi-square diperoleh nilai p=0.000 dengan
mata (Hasdiana, 2012).
OR=9.88 (CI 95% = 4.45-21.91), maka dapat
kelompok
kontrol
(82.9%).
Penelitian
terdapat
Risiko
yang
58
katarak
dilakukan
oleh
dikatakan bahwa penderita diabetes mellitus
Hasnur, dkk (2013) menunjukkan bahwa
berisiko
katarak
responden yang menderita diabetes mellitus
daripada yang tidak menderita diabetes
berisiko 10.04 kali mengalami katarak.
mellitus (Tabel 2).
Berdasarkan uji statistik diperoleh
9.88
kali
Berdasarkan
mengalami
value=0.000
dan
diperoleh jumlah responden yang menderita
menunjukkan
bahwa
diabetes
responden
antara diabetes mellitus dengan kejadian
(67.1%) pada kelompok kasus dan 12
katarak. Penelitian ini juga didukung oleh
mellitus
hasil
yaitu
47
penelitian
OR=9.88. terdapat
Hal
p ini
hubungan
3
hasil penelitian yang dilakukan oleh Arimbi
9.35),
(2012) bahwa responden yang menderita
responden yang pernah mengalami trauma
diabetes mellitus akan menderita katarak 4.9
mata berisiko 4.5 kali mengalami katarak
kali
daripada yang tidak pernah mengalami
dibandingakan
dengan
yang
tidak
menderita diabetes mellitus. Penelitian lain
maka
dapat
dikatakan
bahwa
trauma mata (Tabel 2).
oleh Tana, dkk (2009) menunjukkan bahwa
Pada variabel riwayat trauma mata,
terdapat hubungan antara diabetes mellitus
jumlah responden yang pernah mengalami
dengan katarak. Hal ini dibuktikan dengan p
sakit pada mata berjumlah 54 responden
value=0.001 dan OR=1.97. Ketiga hasil
(77.1%) pada kelompok kasus dan 30
penelitian tersebut mendukung penelitian ini
responden (43%) pada kelompok kontrol.
dimana terdapat hubungan antara diabetes
Untuk
mellitus dengan kejadian katarak. Berbeda
mengalami
dengan ketiga hasil penelitian di atas,
responden (22.9%) pada kelompok kasus dan
penelitian
oleh
40 responden (57%) pada kelompok kontrol.
Hasmeinah, dkk (2011) berdasarkan hasil
Salah satu penyebab katarak adalah trauma
perhitungan
statistik
pada mata. Jenis trauma yang paling sering
dengan nilai p=0.099, menunjukkan bahwa
dijumpai menimbulkan katarak adalah cedera
tidak ada hubungan yang signifikan antara
tumpul pada bola mata akibat benturan,
diabetes mellitus dengan katarak.
terkena objek yang berterbangan dan lain-
lain
yang
dilakukan
menggunakan
uji
responden sakit
yang mata
tidak
pernah
berjumlah
16
lain (Tana, 2006). Penelitian
2. Hubungan antara riwayat trauma mata Hasnur,
dengan kejadian katarak
dkk
yang
(2013)
dilakukan
oleh
mendukung
hasil
Analisis hubungan antara riwayat trauma
penelitian ini (ρ=0,04 dan OR : 9.9). Hasil uji
mata dengan kejadian katarak menunjukkan
statistik diperoleh nilai p=0.000 dan OR=4.5.
bahwa terdapat hubungan antara riwayat
Hal ini berarti terdapat hubungan antara
trauma mata dengan kejadian katarak pada
riwayat
pasien yang berobat mata di Balai Kesehatan
katarak. Berbeda dengan penelitian lain yang
Mata
Provinsi
dilakukan oleh Tana (2010) diperoleh hasil
statistik
ρ=0,07 yang menunjukkan hubungan yang
menggunakan Chi-square diperoleh nilai
tidak bermakna antara trauma mata dengan
p=0.000 dengan OR=4.5 (CI 95% = 2.16-
kejadian katarak.
Masyarakat
Sulawesi
Utara.
(BKMM)
Hasil analisis
trauma
mata
dengan
kejadian
4
Tabel 2. Hubungan antara Diabetes Mellitus dan Riwayat Trauma Mata dengan Kejadian Katarak Kelompok Variabel Penelitian
Kasus n
p value
Kontrol
%
n
%
OR
95% CI
9.88
4.45-21.91
Diabetes Mellitus Ya
47
67.1
12
17.1
Tidak
23
32.9
58
82.9
Jumlah
70
100
70
100
Ya
54
77.1
30
34
Tidak
16
22.9
40
57
Jumlah
70
100
70
100
0.000
Riwayat Trauma Mata
0.000
4.5
2.16-9.35
3. Hubungan antara konsumsi minuman
akan mempengaruhi kerja saraf (Handoyo,
beralkohol dengan kejadian katarak
2004). Semakin tinggi kadar alkohol dalam
Analisis hubungan antara konsumsi minuman
minuman
beralkohol
tidak
penyerapan ke dalam darah. Selain itu
terdapat hubungan antara konsumsi minuman
alkohol dapat mempengaruhi sistem organ
beralkohol dengan kejadian katarak di Balai
yang ada di dalam tubuh. Pengaruh yang
Kesehatan
terjadi adalah bisa merusak organ tersebut
menunjukkan
Mata
bahwa
Masyarakat
(BKMM)
Provinsi Sulawesi Utara. Hasil analisis statistik menggunakan Chi-square diperoleh nilai
p=0.939
dengan
OR=1.05
(CI
95%=0.25-4.42) (Tabel 3). Berdasarkan
akan
semakin
cepat
(Wiarto, 2013). Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Arimbi (2012) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi alkohol dengan
untuk
kejadian katarak. Hal tersebut dibuktikan
konsumsi minuman beralkohol diperoleh
secara statistik dengan nilai p=0.79. Hasil
nilai
ada
penelitin tersebut mendukung penelitian ini
minuman
dimana tidak terdapat hubungan konsumsi
katarak.
alkohol dengan katarak (p=0.939). Berbeda
Meskipun minuman keras atau minuman
dengan penelitian lain yang dilakukan oleh
beralkohol tidak menimbulkan gejala putus
Tana, dkk (2009) dipeoleh hasil yang
obat (sakaw) sebagaimana narkotika dan zat
signifikan dengan nilai ρ=0,0001 yang
p=0.939
hubungan beralkohol
yang
antara dengan
uji
maka
statistik,
berarti konsumsi kejadian
tidak
psikotropika, tetapi dalam dosis tinggi juga 5
menunjukkan hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian katarak.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai p=0.063 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
4. Hubungan antara pekerjaan (tempat
kejadian katarak. Hal ini juga dipengaruhi
pekerjaan) dengan kejadian katarak
oleh tempat responden bekerja yang paling
Analisis hubungan antara pekerjaan dengan
banyak yaitu di dalam ruangan. Hasil
kejadian katarak menunjukkan bahwa tidak
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
dilakukan oleh Arimbi (2012) menunjukkan
kejadian katarak di Balai Kesehatan Mata
hasil yang bermakna secara statistik karena
Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi
nilai p=0.007 dan OR=2.9. Selain itu,
Utara.
Provinsi
penelitian lain yang dilakukan oleh Tana, dkk
statistik
(2009) menunjukkan persentase pekerja yang
menggunakan Chi-square diperoleh nilai
paling banyak menderita katarak adalah
p=0.063 dengan OR=0.53 (CI 95%=0.27-
kelompok pekerja petani/ nelayan/ buruh
1.03) (Tabel 3).
dimana
Masyarakat
Sulawesi
(BKMM)
Utara. Hasil analisis
Pekerjaan dalam hal ini berhubungan
jenis
dikategorikan
pekerjaan sebagai
ini
pekerjaan
dapat yang
dengan paparan sinar ultraviolet (UV),
dilakukan di luar ruangan yang menyebabkan
dimana sinar UV merupakan faktor risiko
adanya pajanan kronis sinar matahari. Hal ini
terjadinya katarak (WHO, 2012).
dibuktikan dengan nilai p =0.0001 dan OR = 2.5
Tabel 3. Hubungan antara Konsumsi Minuman Beralkohol dan Pekerjaann (Tempat Pekerjaan) dengan Kejadian Katarak Kelompok p value Variabel Penelitian
Kasus
OR
95% CI
Kontrol
n
%
n
%
Setiap hari
5
16.1
4
15.4
Tdk setiap hari
26
83.9
22
84.6
/Jumlah
31
100
26
100
Dalam ruangan
32
45.7
44
62.9
Luar ruangan
38
54.3
26
37.1
Konsumsi Minuman Beralkohol
0.939
1.05
0.063
0.53
0.25-4.42
Pekerjaan/ Tempat Pekerjaan
0.27-1.03
6
dapat mencegah terjadinya penyakit
KESIMPULAN 1.
2.
Terdapat
hubungan
diabetes
diabetes mellitus yang menjadi salah
mellitus (p value=0.000 dan OR=9.88)
satu faktor internal terjadinya katarak.
dengan
Balai
Disamping itu pentingnya menggunakan
Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)
Alat Pelindung Diri (APD) pada saaat
Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014.
bekerja di luar ruangan untuk mencegah
Terdapat
masuknya debu atau serpihan-serpihan
kejadian
antara
katarak
hubungan
trauma
mata
(p
di
antara
riwayat dan
lain yang dapat mengakibatkan trauma
OR=4.5) dengan kejadian katarak di
mata yang merupakan salah satu faktor
Balai
eksternal terjadinya katarak.
Kesehatan
(BKMM)
Provinsi
value=0.000
Mata
Masyarakat
Sulawesi
Utara
Tahun 2014. 3.
4.
Tidak
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar melakukan penelitian yang lebih
antara
mendalam tentang kejadian katarak
konsumsi minuman beralkohol dengan
dengan variabel-variabel lainnya yang
kejadian katarak di Balai Kesehatan
merupakan
Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi
katarak seperti paparan asap dan riwayat
Sulawesi Utara Tahun 2014.
keluarga.
Tidak
terdapat
terdapat
hubungan
hubungan
faktor
risiko
kejadian
antara
pekerjaan (tempat pekerjaan) dengan
DAFTAR PUSTAKA
kejadian katarak di Balai Kesehatan
Arimbi, A. T. 2012. Faktor-Faktor yang
Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi
Berhubungan
dengan
Katarak
Sulawesi Utara Tahun 2014.
Degeneratif di RSUD Budhi Asih Tahun 2011. Skripsi tidak diterbitkan.
SARAN 1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan agar
Jakarta:
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Indonesia.
dapat menyusun program pencegahan/
Http://www.digital_20285741-S-
penanggulangan penyakit katarak yang
Anggun Trithias Arimbi.pdf. Diakses
dapat dilakukan melalui penyuluhan
pada tanggal 4 Agustus 2014.
atau seminar kesehatan tentang upaya preventif/
pencegahan
katarak
di
Provinsi Sulawesi Utara 2. Bagi masyarakat diharapkan agar lebih
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar
2013.
Jakarta:
Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
memperhatikan lagi tentang penyakit
Handoyo, I. L. 2004. Narkoba Perlukah
katarak, diantaranya mengubah pola
Mengenalnya?. Yogyakarta: PT. Pakar
hidup (rajin berolahraga) dan pola
Raya.
makan (mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula) agar
Hasnur R, dkk. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan
Kejadian 7
Katarak di Poliklinik Balai Kesehatan
Masyarakat Indonesia Riset Kesehatan
Mata Masyarakat (BKMM) Propinsi
Dasar
2007.
Sulawesi
Http://litbang.depkes.go.id.
Jurnal
Selatan.
Http://library.stikesnh.ac.id.
Jurnal
Kesehatan Masyarakat Vol. 16, No. 1,
Kesehatan Masyarakat Vol. 4, No 3,
2009.
2014. Diakses pada tanggal 22 Juni
Agustus 2014.
2014.
Diakses
pada
tanggal
10
Tana, L. 2010. Hubungan Antara Faktor
Hasdianah, H. R. 2012. Mengenal Diabetes
Trauma Tumpul pada Mata dengan
Mellitus pada Orang Dewasa dan
Katarak pada Petani di Empat Desa
Anak-Anak dengan Solusi Herbal.
kecamatan
Yogyakarta: Nuha Medika.
Kabupaten
Hasmeinah dkk. 2011. Hubungan Usia dan
Teluk
Jembe
Barat
Karawang.
Http://litbang.depkes.go.id.
Jurnal
Diabetes Mellitus dengan Katarak di
Kesehatan Masyarakat Vol. 10, No. 3,
Poliklinik
2010.
Mata
Rumah
Muhammadiyah
Sakit
Palembang.
Diakses
pada
tanggal
10
Agustus 2014.
Http://www.umpalembang.net. Jurnal
Wiarto. G. 2013. Budaya Hidup Sehat.
Kedokteran dan Kesehatan Vol. 2, No.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
1, 2011. Diakses pada tanggal 14
World Health Organization. 2012. Global
Oktober 2014.
Data on Visual Impairments 2010.
Ilyas, S. 2003a. Katarak. Jakarta: Fakultas
Geneva.
Kedokteran Universitas Indonesia. Ilyas, S. 2003b. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tana, L. 2006. Faktor Risiko dan Upaya Pencegahan Katarak pada Kelompok Pekerja.
Http://litbang.depkes.go.id.
Diakses pada tanggal 22 Juni 2014. Tana dkk. 2009a. Determinan Kejadian Katarak di Indonesia Riset Kesehatan Dasar
2007.
Http://litbang.depkes.go.id.
Jurnal
Kesehatan Masyarakat Vol. 37, No. 3, 2009.
Diakses
pada
tanggal
10
Agustus 2014. Tana
dkk.
2009b.
terhadap
Peranan
Kejadian
Pekerjaan
Katarak
pada 8