ANALISIS PENGGANTIAN DEBITUR DALAM HAL PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERSPEKTIF KUH PERDATA (STUDI KASUS DI BRI CABANG BINJAI) Oleh : PUTRI GLORIA GINTING. SH., MH Dosen FH UNPAB
ABSTRAK Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai lembaga penyimpan dana dari masyarakat dan sebagai lembaga penyalur dana untuk masyarakat dalam bentuk kredit. Fungsi bank di samping menghimpun dana dari masyarakat, juga memberi pinjaman (menyalurkan kredit) kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan hukum proses alih debitur dalam hal penyelesaian kredit macet, implementasi alih debitur dalam hal penyelesaian kredit macet, khususnya di bank BRI Cabang Binjai dan faktor penghambat dalam hal alih debitur untuk menyelesaikan kredit macet bank BRI Cabang Binjai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses alih debitur, bukan hanya hutangnya saja yang dialihkan, melainkan hutang dan barang jaminan milik debitur lama juga dialihkan kepada debitur baru. Novasi subyektif pasif diperlukan karena debitur meninggal dunia dimana kredit modal kerjanya belum lunas sedangkan para ahli warisnya menghendaki usahanya tetap akan dilanjutkan dengan bantuan fasilitas kredit modal kerja yang telah diberikan bank kepada usahanya. Dalam pelaksanaan parate eksekusi melalui penjualan barang jaminan dengan cara dibawah tangan, bank tidak sepenuhnya mengikuti mekanisme atau persyaratan yang ditentukan undang-undang, dimana sepanjang ada kesepakatan antara bank dengan debitur dan atau penjamin untuk menjual obyek jaminan.
Kata Kunci : Debitur, Kredit Macet, Jaminan, BRI Cabang Binjai
PENDAHULUAN
sebagaimana
A. Latar Belakang Masalah
perjanjian kredit yang dilakukan
Bank
dapat
berupa
milik
pemerintah dan dapat pula milik nonpemerintah
atau
antara
disyaratkan
debitur
dalam
dengan
bank
(kreditur).
swasta.
Oleh karena itu maka PT. BRI
Kebijaksanaan yang diambil oleh
Cabang Binjai mengambil alternatif
pemerintah ini disebabkan karena
penyelesaian kredit macet tersebut
dapat
rakyat
dengan proses pengambilalihan asset
Indonesia yang ingin meningkatkan
debitur atau yang sering disebut
taraf kehidupan mereka dengan jalan
dengan
AYDA
(Agunan
Yang
berusaha, tapi tidak memiliki modal
Diambil
Alih).
Namun
dalam
untuk
prakteknya,
penyelesaian
kredit asset
dilihat
banyaknya
menjalankan
sedangkan
modal
usahanya, adalah
satu-
melalui
pengambilalihan
satunya alat penggerak yang sangat
debitur
(AYDA)
menentukan bagi terlaksananya suatu
menyulitkan
bank.
pembangunan.
disebabkan
karena
ini
cukup
Hal
ini
berbagai
Bank dalam memberikan kredit,
ketentuan hukum yang masih belum
menerapkan prinsip kehati-hatian,
menguntungkan bagi bank swasta
yang lebih dikenal dengan istilah
nasional,
Prudent Banking, sehingga sulit bagi
pengambilalihan
debitur untuk memperoleh kredit
maksimal
tanpa
persyaratan-
ketentuan dalam Pasal 12 UUHT
persyaratan yang telah ditetapkan
yang menyebutkan bahwa obyek hak
oleh Bank tersebut.
tanggungan tidak boleh diperjanjikan
memenuhi
PT. BRI Cabang Binjai selalu mensyaratkan adanya agunan dalam
seperti
1
jangka asset
(satu)
waktu debitur
tahun
dan
untuk dimiliki oleh kreditur apabila debitur cidera janji.
memberikan fasilitas kredit kepada nasabah
debitur.
Yang
menjadi
permasalahan adalah apabila kredit yang
disalurkan
tersebut
macet,
artinya debitur sudah tidak mampu lagi untuk memenuhi kewajibannya
B. Perumusan Masalah Dari
uraian
diatas,
terdapat
beberapa permasalahan yang akan dibahas:
1. Bagaimana
pengaturan
hukum
pertama-tama akan selalu dimulai
proses alih debitur dalam hal
dengan
penyelesaian kredit macet ?
calon debitur tersebut. Apabila bank
2. Bagaimana
implementasi
alih
permohonan
menganggap
kredit
permohonan
oleh
kredit
debitur dalam hal penyelesaian
tersebut layak untuk diberikan maka
kredit macet, khususnya di bank
untuk dapat terlaksana pelepasan
BRI Cabang Binjai ?
kredit
3. Apa
saja
faktor
penghambat
tersebut
haruslah
terlebih
dahulu
diadakannya
suatu
dalam hal alih debitur untuk
persetujuan dan kesepakatan dalam
menyelesaikan kredit macet di
bentuk
BRI Cabang Binjai ?
pengakuan hutang.
perjanjian
Tanggung C. Kerangka Teori dan Konsep
jawab
atau
debitur
terhadap musnahnya benda jaminan
1. Kerangka Teori Kerangka
kredit
Hak Tanggungan dalam perjanjian adalah
kredit tidak terlepas dari peranan
kerangka pemikiran atau butir-butir
bank sebagai lembaga intermediasi,
pendapat, teori, thesis mengenai
memiliki fungsi sebagai perantara
sesuatu kasus atau permasalahan
keuangan.
(problem)
yang
teori
menjadi
bahan
perbandingan, pegangan teoretis.
yang
Bank
sebagai
lembaga
keuangan adalah badan usaha yang
Salah satu pranata hukum
menghimpun dana dari masyarakat
termasuk
dalam bentuk simpanan kemudian
dalam
kerangka
hukum perdata, adalah keberadaan
dana
lembaga hak tanggungan sebagai
disalurkan kembali dalam bentuk
suatu
jaminan,
pemberian kredit atau pembiayaan
sebagaiman diatur dalam Undang-
dalam rangka meningkatkan taraf
Undang Nomor 4 Tahun 1996
hidup rakyat banyak.
lembaga
hak
tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta
Benda-Benda
Yang
Berkaitan Dengan Tanah (UUHT). Bank sebelum melepaskan kredit
kepada
calon
debiturnya,
yang
dihimpun
Pembentuk
tersebut
undang-undang
memberikan definisi perjanjian di dalam Pasal 1313 KUHPerdata yang berbunyi : “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya
pihak ketiga, apabila suatu penetapan
terhadap satu orang atau lebih.”
janji, yang dibuat oleh seorang untuk
Untuk
perjanjian
dirinya sendiri, atau suatu pemberian
diperlukan empat syarat (Pasal 1320
yang dilakukannya kepada seorang
KUH Perdata) yaitu :
lain, memuat suatu janji yang seperti
a. Sepakat mereka yang mengikatkan
itu. Siapa yang telah memperjanjikan
sahnya
suatu
dirinya
sesuatu seperti itu, tidak boleh
b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
menariknya kembali, apabila pihak ketiga tersebut telah menyatakan
c. Suatu hal tertentu
hendak mempergunakannya. Pasal
d. Suatu sebab yang halal
1340
Berdasarkan
KUHPerdata
menyatakan
Pasal
1315
tentang ruang lingkup berlakunya
tersebut,
dapat
perjanjian hanyalah antara pihak-
diketahui bahwa tidak seorangpun
pihak yang membuat perjanjian saja.
dapat mengadakan perjanjian kecuali
Ruang lingkup ini hanyalah terbatas
untuk dirinya sendiri. Hal ini karena
pada para pihak dalam perjanjian itu
suatu perjanjian hanya mengikat bagi
saja. Jadi, pihak ketiga (atau pihak
para pihak yang membuatnya dan
diluar perjanjian) tidak dapat ikut
tidak mengikat bagi orang lain yang
menuntut suatu hak berdasarkan
tidak
perjanjian itu.
K.U.H.
Perdata
terlibat
dalam
perjanjian
tersebut.
Spesifikasi Penelitian
Pasal selanjutnya
1340
KUHPerdata
menyatakan
Perjanjian-perjanjian
Penelitian
ini
mengenai
dapat
analisis penggantian debitur dalam
merugikan pihak ketiga dan tidak
hal penyelesaian kredit macet dalam
dapat menguntungkan pihak ketiga
perspektif KUHPerdata yang berada
pula kecuali untuk hal yang diatur
di lokasi Bank BRI Cabang Binjai.
dalam Pasal
Pasal 1317
1317
tidak
bahwa:
a. Lokasi Penelitian
KUHPerdata.
KUH
Perdata
menyatakan lagipun diperbolehkan juga untuk meminta ditetapkannya suatu janji guna kepentingan seorang
Data
sekunder
merupakan
sumber data yang mendukung data primer dan dibedakan menjadi:
1) meliputi
Bahan
hukum
peraturan
primer
Atas
perundang-
Cabang Binjai.
Berikut
Benda-
benda yang Berkaitan dengan
undangan, surat perjanjian, dokumen resmi dan tata tertulis dari PT. BRI
Tanah
Tanah. 2) adalah
Bahan
Hukum
bahan
yang
Sekunder memberikan
2) Bahan hukum sekunder meliputi
penjelasan mengenai bahan hukum
hasil
primer, yaitu :
karya
ilmiah,
hasil-hasil
penelitian sebelumnya.
(a) Hasil penelitian hukum yang
b. Pengumpulan Data Dalam
penelitian
berkaitan dengan permasalahan yang ini
penulis
dibahas dalam penelitian ini.
menggunakan teknik pengumpulan
3)
Data dalam penelitian ini meliputi
hukum
jenis data primer dan data sekunder.
ensiklopedia, dan bahan-bahan lain
Data sekunder dibedakan menjadi :
yang dapat memberikan petunjuk
1) Bahan hukum primer. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan terdiri dari : (a). Undang-undang Dasar 1945 (b). Undang-undang
Republik
Indonesia Nomor 10
Bahan hukum tersier. Bahan tersier
yaitu
kamus,
atau penjelasan terhadap bahanbahan hukum primer dan sekunder yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. HASIL PENELITIAN Benda
jaminan
itu
dapat
berupa benda bergerak dan dapat
Tahun
pula benda tidak bergerak. Apabila
1998, Tentang Perubahan Atas
benda jaminan itu berupa benda
Undang-undang Nomor 7 Tahun
bergerak, maka hak atas benda
1992, Tentang Perbankan.
jaminan itu disebut „gadai‟ (pand).
(c). Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia.
Selain gadai masih ada lagi hak yang mirip dengan gadai yaitu retensi. Apabila benda jaminan itu berupa
(d). Undang-Undang No. 4 Tahun
benda tidak bergerak, maka hak atas
1996 tentang Hak Tanggungan
benda jaminan itu disebut „hipotik‟.
Pasal 1131 KUHPerdata menentukan
bersama Almarhum HE di bagian
bahwa semua harta kekayaan debitur
Administrasi. Semenjak bapak HE
baik benda bergerak atau benda tidak
meninggal dunia, usaha tersebut
bergerak, baik yang sudah ada
secara keseluruhan dikendalikan oleh
maupun
Nyonya R.
yang
menjadi
masih
jaminan
hutangnya.
akan
atas
ada
seluruh
Jaminan
bersifat
Kesepakatan Nyonya
R
penunjukkan
sudah
mendapat
accessoir dan sebagai cadangan saja
persetujuan dari para ahli warisnya
maka
(Borg)
yaitu anak-anaknya mengingat anak-
diberikan “hak istimewa” yaitu hak
anaknya masih duduk di bangku
dimiliki seorang penjamin untuk
sekolah sehingga belum mampu
menuntut agar harta kekayaan milik
untuk menjalankan usahanya dan
si berutang utama (debitur) terlebih
meneruskan kreditnya.
seorang
Penjamin
dahulu disita dan dijual/lelang. Dalam
kasus
di
BRI
lama kepada debitur baru tersebut
Cabang Binjai, proses novasi terjadi
atau yang biasa disebut dengan
karena meninggalnya debitur lama
novasi
yaitu atas nama HE, sedangkan pihak
membebaskan debitur
ahli warisnya tidak menghendaki
kewajibannya membayar hutangnya
kreditnya
masih
kepada kreditur. Dan karena kredit
digunakan untuk usahanya maka
itu disertai dengan jaminan maka
berdasarkan kesepakatan para ahli
dengan
warisnya,
perjanjiaan lama menjadikan jaminan
dilunasi
PT
Terjadinya penggantian debitur
karena
kredit
dan
usahanya
diteruskan oleh istri dari almarhum HE
yaitu
Nyonya
subyektif
hapusnya
pasif
berarti
lama dari
kredit
pada
debitur lama hapus juga.
R.
Alasan
R
untuk
adalah si debiturnya yang meninggal
dan
untuk
dunia yaitu Saudara HE diganti
karena
dengan istrinya yaitu Nyonya R,
Nyonya R dinilai berpengalaman
maka pergantian demikian termasuk
yang
novasi subyektif pasif.
penunjukan
Nyonya
melanjutkan
kredit
melanjutkan
cukup
usahanya
di
bidang
usaha
perdagangan. Selama ini Nyonya R sudah
mengelola
usaha
tersebut
Karena
yang
diperbaharui
a. Syarat-syarat untuk Novasi di PT BRI Cabang Binjai.
1) Syarat-syarat Umum Syarat-syarat
b). Capital (Kapital) untuk
Permodalan dari suatu debitur juga
melakukan novasi adalah bahwa
merupakan hal yang penting harus
debitur baru yang menggantikan
diketahui oleh calon krediturnya.
debitur
mempunyai
Karena permodalan dan kemampuan
kemampuan untuk mengembalikan
keuangan dari suatu debitur akan
kreditnya
mempunyai
lama
umum
harus
tepat
pada
waktunya.
Kemampuan ini biasanya
dilihat
korelasi
langsung
dengan tingkat kemampuan bayar
dari :
kredit. Permodalan dapat diketahui
a). Character (Watak)
misalnya lewat laporan keuangan
Yang dimaksud dengan watak adalah
usaha debitur, yang apabila perlu
penilaian atas kepribadian, moral,
disyaratkan audit oleh independent
kejujuran
auditor.
calon
Debitur
secara
pribadi maupun dalam lingkungan
Dalam meneliti syarat modal yang
usaha. Dalam meneliti syarat watak
dipunyai calon debitur baru dalam
calon debitur baru dalam hal ini
hal ini Nyonya R, pihak PT BRI
Nyonya R, pihak PT BRI Cabang
Cabang Binjai menemukan bahwa
Binjai menemukan bahwa watak
modal yang dipunyai Nyonya R
Nyonya R cukup baik dimana selama
selaku pemilik UD. MAJU cukup
mendampingi saudara HE, usahanya
untuk membayar hutang-hutangnya
dapat berjalan lancar begitu pula
dimana sampai dengan 31 Mei 2008
dengan pembayaran angsuran tiap
jumlah seluruh modal sebesar Rp.
bulannya juga berjalan lancar. Hal
1.079.282.000
ini bisa dilihat dari pihak bank yang
seluruh hutang yang dipunyai Rp
memberi kepercayaan kepada usaha
580.818.000 (Data lihat di lampiran
yang dijalankan oleh saudara HE
neraca tahun 2008), sehingga bila
almarhum dengan Nyonya R yang
terjadi
sampai dengan dibuat addendum
menutup hutangnya. Disamping itu
perjanjian perpanjangan kredit yang
juga sudah memenuhi syarat minimal
keenam.
bank tentang modal 1:1 dimana
sedangkan
wanprestasi
bisa
jumlah
untuk
hutang 1 dijamin dengan modal 1.
c). Capacity (Kapasitas) Dengan
melihat
memenuhi
posisi
laporan
berbagai
kewajiban
nasabah kepada pihak lain. Oleh
keuangan yang dimiliki UD. MAJU ,
karena
maka UD. MAJU dalam hal ini
menyerahkan agunan tambahan di
diwakili oleh Nyonya R mampu
luar barang yang digunakan untuk
untuk mengembalikan atau melunasi
kegiatan operasional usaha nasabah.
hutang-hutangnya (ability yo pay)
Dalam
secara tepat waktu, dari kegiatan
perekonomian yang ialami debitur
usahanya.
baru dalam hal ini Nyonya R selaku
d). Colateral (Jaminan/Agunan)
pemilik UD. MAJU, pihak PT BRI
Collateral adalah barang-barang yang
Cabang Binjai mendapatkan bahwa
disertakan nasabah sebagai agunan
perkembangan usaha tersebut masih
kredit yang diterimanya. Collateral
sangat
tersebut harus dinilai oleh bank
tersebut merupakan toko terbesar di
untuk
daerah
mengetahui
sejauh
mana
itu
nasabah
meneliti
prospektif,
harus
syarat
kondisi
karena
tersebut
usaha
(manyaran),
resiko kewajiban finansial nasabah
meskipun banyak pesaing-pesaing
kepada bank.
baru yang bermunculan tetapi karena
Evaluasi terhadap agunan ini antara
kelengkapannya, harga relatif lebih
lain jenis, lokasi, ukuran, bukti
murah, serta pelayanannya maka
kepemilikan,
kehadiran
status
hukum
dan
pesaing-pesaing
nilainya. Agunan meliputi agunan
terlalu
utama adalah barang yang dibiayai
kelangsungan usahanya.
oleh dana dari bank dan agunan
1).
tambahan adalah barang yang tidak
Novasi
dibiayai oleh dana bank dan bukan
Dari
merupakan
diharapkan
digunakan
bagian
barang
Persiapan
pihak
Proses
calon adanya
terhadap
Pengajuan
debitur
baru
informasi-
kegiatan
informasi secara garis besar tentang
operasional usaha nasabah. Apabila
hal-hal yang diperlukan pihak PT
usaha nasabah mengalami masalah
BRI Cabang Binjai tentang keadaan
atau bangkrut, seringkali dana kas
calon debitur baru.
atau persediaan atau piutang tidak
2). Pengajuan Formulir Permohonan
dapat
Novasi
lagi
untuk
yang
berpengaruh
tidak
dilikuidasi
untuk
Pada
saat
mengajukan
calon
debitur
permohonan
baru novasi,
analisis
kredit
tersebut
harus
merupakan bahan informasi yang
maka calon debitur melampirkan :
akurat dan dapat dipercaya (reliable)
a). Fotocopy Kartu Tanda Penduduk
bagi
yang masih berlaku
pemutus
kredit.
Dengan
demikian, laporan tersebut harus
b). Fotocopy Kartu Keluarga
memuat secara lengkap, baik data
c). Fotocopy Surat Nikah
kualitatif maupun kuantitatif tentang
d). Fotocopy
Surat
Ijin
Usaha
Perdagangan e). Fotocopy
keadaan ekonomi atau usaha calon debitur baru.
Tanda
Daftar
Perusahaan
Nyonya R dinilai berpengalaman yang
cukup
di
bidang
usaha
f). Fotocopy NPWP
perdagangan. Selama ini Nyonya R
g). Pasfoto terbaru
sudah
h). Surat Keterangan Kematian
bersama Almarhum HE di bagian
i). Surat keterangan Hak Waris
administrasi. Semenjak Saudara HE
j). Surat persetujuan dari para ahli
meninggal dunia, usaha tersebut
waris
mengelola
usaha
tersebut
secara keseluruhan dikendalikan oleh
Disamping itu juga harus mengisi
Nyonya R.
formulir yang disediakan oleh bank
(1). Lokasi usaha
yang antara lain memuat data diri
Lokasi usaha toko di Jalan Pangeran
pemohon kredit baik perseorangan
Polim Binjai yang dikelola oleh
maupun badan usaha, data keuangan
Nyonya
, dan lain-lain
karyawannya, selain itu usaha juga
3). Analisis atau penilaian kredit
berada di daerah lain masih sekitar
(Credit Analysis/Credit Appraisal)
Binjai
Dalam tahap ini diadakan penilaian
dijalankan oleh pegawai dengan
yang mendalam tentang keadaan
dibawah
ekonomi calon debitur baru. Pada
managemen langsung dari Nyonya
dasarnya, penilaian ini adalah untuk
R.
meneliti apakah calon debitur baru
(2). Pola Usaha
tersebut memenuhi asas-asas 5C atau
Debitur dalam menjalankan usaha
tidak. Oleh karena itu, hasil laporan
perdagangan kelontong dan sembako
R
bersama
yang
15
orang
pengelolaannya
pengawasan
dan
dilakukan secara grosir dan eceran
g). Penyelesaian kredit
dengan pembayaran tunai dan kredit
h). Asuransi
kredit
(Penutupan,
dengan jangka waktu satu minggu.
perpanjangan,
nilai
d). Aspek Pemasaran
pertanggungan,
jenis
(1). Jenis Barang Yang Dipasarkan
pertanggungan, jangka waktu,
(2). Pasar Yang Dituju
penyimpan polis)
(3). Realisasi Penjualan 7).
Administrasi
8). Tata cara pengadministrasian
Dalam
Proses
novasi adalah sebagai berikut:
Novasi
a). Seluruh data perkreditan nasabah
Administrasi dalam proses novasi
debitur, mulai dari data perubahan
adalah pencatatan keseluruhan data
nama
yang
proses
dokumen kredit, persetujuan kredit,
berkaitan
dengan
debitur,
jumlah
kredit,
pelaksanaan
novasi.
Proses
pengawasan kredit sampai dengan
pelaksanaan
novasi
adalah
pelunasan kredit diadministrasikan
keseluruhan tindakan yang harus
dalam folder-folder kredit.
dilakukan dalam pengelolaan novasi,
(2). Folder Documen Legal
meliputi sejak dari debitur baru
Berisi seluruh dokumen asli yang
mengajukan
berkaitan dengan
permohonan
novasi
sampai permohonannya ditolak atau
perjanjian
bilamana permohonannya disetujui
hukum antara pihak
sampai
bank dengan debitur baru dan atau
berakhir.
dengan
hubungan
Adapun
data
kredit yang
terdiri dari :
a). Permohonan novasi
(a). Credit
Analisis Kredit)
secara
Approval
Document
(dokumen Persetujuan Kredit) (b). Document Offering Letter (Surat
c). Approval Credit (Pemutusan / persetujuan
perikatan
pihak ketiga yang
diadministrasikan meliputi :
b). Business Call Report (Penilaian
atau
/
penolakan
permohonan novasi)
Pemberitahuan
Persetujuan
Kredit) (c). Credit
Agreement
Document
d). Pelaksanaan Kredit
(dokumen
e). Dokumen agunan kredit
beserta dengan pengikatannya).
f). Pengawasan kredit
perjanjian
kredit
(3). Folder Untuk Nasabah
i. Asli Bukti Pemilikan,
Berisi seluruh informasi mengenai
PENUTUP
perkembangan usaha debitur baru
A. KESIMPULAN
dan kondisi keuangannya dan atau semua informasi
yang berkaitan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
yang
dengan usaha debitur baru serta
dikemukakan
informasi umum lainnya (klipping)
rumusan
yang berguna untuk referensi, yang
kesimpulan sebagai berikut :
antara lain terdiri dari :
1. Dalam proses alih debitur, bukan
(a). Laporan
Keuangan
nasabah,
antara lain terdiri dari: (b). Laporan
Realisasi
Nasabah, antara lain terdiri dari : (c). Klipping yang
surat
kabar/majalah
menyangkut
sektor
berdasarkan
masalah
dapat
ditarik
hanya hutangnya saja yang dialihkan, melainkan
Usaha
dan
telah
hutang
dan
barang
jaminan milik debitur lama juga dialihkan
kepada
debitur
baru.
Dalam prakteknya yang diambil alih oleh
debitur
baru
meliputi
ekonomi yang dibiayai atau
pengambilalihan nilai hutang dan
yang berkaitan dengan bidang
nilai jaminan, maka ada dua akibat
usaha nasabah.
hukum yaitu:
Isi Folder Novasi, antara lain terdiri
a.
dari :
Perjanjian Kredit/Hutang
a. Business Call Report
Pada dasarnya semua hutang debitur
b. Laporan
Klasifikasi
Nasabah
(LKN) c. Surat-surat, terdiri dari : Asli Surat Permohonan Nasabah
Akibat
Hukum
Dari
Aspek
lama yang meliputi hutang pokok, bunga dan denda, diambil alih oleh debitur baru, kecuali ada kebijakan dari bank memberikan potongan atau
d. Memo/catatan intern
diskon atas hutang yang diambil alih
e. Informasi lainnya :
debitur baru sehingga debitur baru
Nota pembebanan biaya provisi,
mempunyai
asuransi, notaris,
hutang kepada bank yang besarnya
f. Akte Perjanjian Kredit, perjanjian Bank Garansi, g. Akte atau surat-surat,
kewajiban
membayar
sesuai dengan kesepakatan. Kreditur harus secara tegas mempertahankan bahwa semua jaminan-jaminan baik
benda bergerak atau tidak bergerak
syarat –syarat umum novasi yang
tetap
terdiri
melekat
untuk
menjamin
dari
Character,
Capital,
hutang yang telah diambil alih oleh
Capacity, Collateral, Condition of
debitur
menjamin
Economy (5C) , syarat –syarat
hutang debitur baru, terhadap barang
tambahan, syarat Penandatanganan
jaminan milik debitur lama harus
addendum Perjanjian Kredit , syarat
dilakukan pengikatan jaminan untuk
Efektif/Penarikan Kredit , syarat-
menjamin hutang debitur baru.
syarat Lain
b.
baru.
Akibat
Untuk
Hukum
dari
Aspek
b
Prosedur Novasi / Tahap-
Pengalihan Benda Yang Menjadi
tahap Pelaksanaan Novasi meliputi
Jaminan Akibat hukum dari aspek
persiapan proses novasi, pengajuan
benda yang menjadi jaminan dalam
formulir permohonan novasi, analisis
proses alih debitur adalah bahwa
atau
debitur baru yang mengambil alih
Analysis/Credit
hutang, menginginkan juga peralihan
meliputi
jaminan menjadi milik debitur baru.
manajemen, aspek teknis,
aspek
2.
debitur
pemasaran,
aspek
dalam hal penyelesaian kredit macet
Kuantitatif,
aspek
Jaminan,
khususnya di BRI cabang Binjai
pengecekan
keabsahan
dokumen
adalah
untuk
Implementasi
bahwa
alih
dalam
dunia
penilaian
kredit Appraisal)
aspek
aspek
proses
(Credit
legal,
aspek
Sosial,
novasi,
yang
keputusan
perbankan pemberian kredit oleh
kredit (Credit Decision), supervisi
bank kepada debitur wajib disertai
kredit dan pembinaan debitur (Credit
dengan
Supervision
adanya
memberikan
jaminan,
kepastian
guna
and
Follow
Up),
hukum
administrasi dalam proses novasi,
pengembalian atau pelunasan hutang
tata cara pengadministrasian folder
si debitur kepada kreditur.
novasi, pengawasan, pemeliharaan
Dengan adanya novasi dapat
dan pengelolaan folder novasi.
dijadikan sebagai alat bukti dan untuk menjamin kepastian hukum
B. SARAN
terhadap perjanjian kredit tersebut.
1. Untuk mengantisipasi peraturan
a.
perundang-undangan yang berlaku
Syarat-syarat untuk Novasi di
PT BRI Cabang Binjai meliputi
serta
untuk
kelancaran
proses
eksekusi, bank perlu melengkapi
hanya hutangnya saja tetapi hutang
berkas kreditnya dengan pernyataan
dan seluruh jaminan yang di miliki
dari debitur tentang (1) status hak
oleh debitur lama sebelumnya.
atas tanah yang akan dijadikan jaminan
kreditnya;
dan
(2)
DAFTAR PUSTAKA
persetujuan untuk menjual obyek
Ashshofa, Burhan. 1996. Metode
jaminan baik dengan cara lelang
Penelitian Hukum. PT. Rineka
maupun dibawah tangan apabila
Cipta. Jakarta.
wanprestasi. 2.
Badrulzaman, Mariam Darus. 1994.
Meningkatkan
nasabah
sebagai
pembinaan
upaya
edukasi
kepada debitur untuk meningkatkan
Aneka Hukum Bisnis. Alumni. Bandung Fuady,
Munir.
2002.
Pengantar
kesadaran dan kemauan agar segera
Hukum Bisnis. PT Citra Aditya
menyelesaikan kreditnya.
Bakti. Bandung,
3. Apabila dilihat dari ketentuan
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi
Pasal 1413 Kitab Undang-Undang
Research
Hukum Perdata, alih debitur di BRI
Yogyakarta
Cabang Binjai merupakan untuk melakukan
1.
Sembiring,
ANDI.
Hukum
hutang
Perbankan, (Bandung: Alumi,
debitur
2000
termasuk novasi subjektif pasif, yaitu
Thomas
(novasi)
suatu
pembaharuan
Sentosa
Jilid
dimana
perjanjian
mengganti
alih
yang
debitur
bertujuan
lama
dengan
Suyatno,
PerBankan,
Kelembagaan Jakarta:
P.T.
Gramedia, 1993
debitur
baru
dan
membebaskan
debitur
lama
dari
kewajibannya
Dasar dan Teknik Managemen
kepada PT. BRI Cabang Binjai.
Kredit, Jakarta: Bina Aksara,
Dalam proses alih debitur di BRI
1983
Cabang
Binjai,
memperbaharui
pihak
bank
perjanjian
kredit
antara debitur baru dengan pihak bank, karena dalam prakteknya yang di ambil alih oleh debitur baru bukan
Muchdarsyah
Hermansyah,
Sinungan,
Hukum
Dasar-
Perbankan
Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003 Kitab
Undang-undang
Hukum
Perdata, diterjemahkan oleh R.
Subekti dan R. Tjitrosudibio, Cet.
Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan
30, Jakarta: Pradnya Paramita,
Berkontrak Dan Perlindungan
1999, pasal.1131
Yang Seimbang Bagi Para Pihak
Satrio, J. Hukum Jaminan, Hak-Hak Jaminan
Kebendaan.
Cet.
Dalam Perjanjian Kredit Bank di
2.
Indonesia,
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993 Subekti, R. Jaminan-Jaminan Untuk
Hukum
Kredit
Menurut
Indonesia.
Bandung:
Suatu
Raja
Grafindo
Persada, Jakarta, 2001
Penelitian,
(Bandung:
CV.
Mandar Maju, 1994 Sentosa
J.
Satrio,
Utara”,
Hukum Yang
Perikatan, Lahir
Dari
Aditya, Bandung, 2001 Soekanto,
Mamudji,
dan
Penelitian
Normatif
Suatu
Sri
Hukum Tinjauan
Singkat, Raja Grafindo, Jakarta
Sembiring,
Hukum
Perbankan, Alumni, Bandung, 2000
,1991 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media
Sutan Remmy Syahdeini, Kebebasan Berkontrak
dan
Perlindungan
Group, Jakarta, 2008 Ronny Hanitijo Soemitro, Metode
yang Seimbang bagi Para Pihak
Penelitian
dalam Perjanjian Kredit Bank,
Jurimetri,
Institut Bankir Indonesia, Jakarta,
Jakarta, 1988
1993 Sutarno,
Disertasi,
Perjanjian Buku I, PT Citra
Soerjono
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan
Putusan
PPs-USU, Medan, 2002
Perikatan
Pengantar,
Fiducia:
Pengadilan dan Perjanjian di
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu
Jaminan Tinjauan
Sumatera
2004
“Perkembangan
Kamello, Lembaga
1978
Hukum, Rineka Cipta, Jakarta,
Bankir
Indonesia, Jakarta, 1993 Tan
Pemberian
Institut
Aspek-Aspek
Hukum
Perkreditan pada Bank, Alfabeta, Bandung, 2003
Hukum Ghalia
Dan
Indonesia,