Seksi Kerasulan Kitab Suci Paroki St Thomas Rasul Bojong Indah, Jakarta
Ulasan Bacaan
Renungan Bulan Kitab Suci Keuskupan Agung Jakarta
2013
Kasih Ilahi Memulihkan Luka Kehidupan (Belajar dari Tokoh Istimewa Perjanjian Lama) 1
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERTEMUAN I YUSUF: MENGAMPUNI SAUDARA YANG BERBUAT JAHAT KEPADANYA
1
PERTEMUAN II NABI HOSEA: BERHADAPAN DENGAN PASANGAN HIDUP YANG TIDAK SETIA
6
PERTEMUAN III RUT: MENEMANI DAN MENGASIHI ORANG TUA TANPA HARAPAN
11
PERTEMUAN IV NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEORANG UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA
15
3
KATA PENGANTAR Salam Damai dan Sejahtera! Bulan Kitab Suci 2013 membawa warna baru di dalam aktifitas bertekun dengan Kitab Suci. Di sini tema dasar 2013 "Persaudaraan Sejati" diangkat melalui dan sambil belajar dari para tokoh di dalam Kitab Perjajian Lama. Persaudaraan di dalam keluarga, hubungan suami - istri, persaudaraan di dalam keluarga besar dan persaudaraan di dalam masyarakat yang menentukan kualitas pelayanan, masing-masing dapat dipelajari dari para tokoh mulai dari Yusuf, Hosea, Ruth dan Yehezkiel. Buku kecil ini seperti biasanya memuat ulasan bacaan yang akan direnungkan. Namun kali ini sedikit berbeda karena buku-buku dari K3S KAJ sebenarnya sudah memuat ulasan yang sangat baik dan lengkap, hanya saja dalam pertemuan Umat Lingkungan, tetap diperlukan (pilihan) satu Perikop yang akan dibaca bersama-sama dan menjadi fokus renungan. Karenanya, buku ini secara khusus menawarkan pilihan perikop yang dapat dipakai sebagai fokus pembacaan Kitab tersebut. Semoga Bulan Kitab Suci 2013 dapat membawa umat semakin mengenal, menyukai dan mencintai Sabda Tuhan, sekaligus membangkitkan dan mempererat Persaudaraan Sejati. Salam Persaudaraan Sejati! Sie KKS Sathora
4
PERTEMUAN I
YUSUF: MENGAMPUNI SAUDARA YANG BERBUAT JAHAT KEPADANYA PENGANTAR Pertemuan pertama mengenai kisah Yusuf memiliki tema tersendiri yakni perdamaian dalam keluarga khususnya dengan saudara kandung sendiri. Peristiwa dijualnya Yusuf oleh saudara kandungnya sendiri untuk menjadi budak di Mesir mungkin tidak banyak ditemukan dewasa ini tetapi akar dari perselisihan itu sendiri masih sangat relevan sampai sekarang, yaitu iri hati atau kedengkian.Memang tidak selamanya perselisihan antar saudara disebabkan oleh rasa iri hati tetapi faktor ini nyatanya cukup dominan. Cukup banyak orang tua yang memiliki anak lebih dari satu apalagi jika usianya berdekatan memberikan sharing bahwa anak-anaknya sering bertengkar merebut mainan, mencari perhatian orang tua, dan sebagainya. Ketika anak-anak beranjak dewasa kita dipertontonkan contoh yang tidak sedikit mengenai perebutan harta warisan, ataupun warisan meneruskan tahta usaha orang tua. Konon sangat sulit mempertahankan usaha dari orangtua sampai generasi ke tiga. Persoalan dengan saudara kandung memang sudah berpotensi cukup rumit dengan sendirinya apalagi jika ditambah dengan peristiwa-peristiwa yang menyakitkan hati, seperti halnya kisah Yusuf yaitu dijualnya dia oleh saudara kandungnya. Bagi yang menjadi korban akan sulit memaafkan dan kadang lebih mudah memilih untuk mendendam. Untuk itu kita akan belajar dari tokoh Yusuf bagaimana ia dapat mengampuni saudara-saudaranya yang telah berbuat jahat kepadanya. Tentu bukan suatu hal yang mudah bahkan untuk Yusuf sekalipun.
BACAAN Kejadian 37:1-8; 45:1-28 dengan penekanan pada Kejadian 45:1-28
1
PENDALAMAN BACAAN Latar Belakang Yusuf adalah anak kesebelas Yakub, cucu Ishak, cicit Abraham. Yusuf adalah anak pertama yang lahir dari kandungan Rahel, wanita yang lebih dicintainya dibanding Lea, saudari Rahel, yang dinikahinya karena Laban ayah mertua Yakub menipu dia (Kej 29). Rahel sempat mandul dan ini ada kaitan dengan tindakan Yakub tidak mencintai Lea, tindakan itu kurang berkenan di hati Allah (Kej 29:31). Pada akhirnya Allah mengijinkan Rahel mengandung setelah penantian lama dan melahirkan Yusuf yang artinya “pengganda” karena berharap Tuhan menambahkan anak laki-laki lagi baginya (kej 30:24). Dalam kejadian 35 diceritakan kemudian lahirlah Benyamin saudara kandung Yusuf satu-satunya dari rahim Rahel. Tidak terlalu mengherankan kalau Yakub lebih mengasihi Yusuf daripada saudara-saudaranya yang lain karena ia lahir dari rahim Rahel wanita yang paling dicintainya (Kej 37:3). Tindakan pilih kasih ini mengingatkan kita pada orangtua Yakub sendiri yaitu Ishak yang lebih memilihnya daripada Esau kakaknya. Lebih daripada itu Yusuf sendiri diceritakan dikaruniakan rahmat yang luar biasa seperti kemampuan menafsirkan mimpi dan dalam sebuah mimpinya bagaimana ayah dan saudara-saudaranya akan tunduk hormat kepada dirinya. Tafsir mimpi itu membuat Yusuf semakin dibenci kakakkakaknya dan kemudian dijual ke Mesir sebagai budak.Iajuga memiliki penampilan fisik yang elok (kej 39:6). Sekilas mungkin kita dapat saja menafsirkan bahwa Tuhan sendiri kelihatan kurang adil sehingga terasa cukup masuk akal jika kakak-kakaknya iri hati terhadap Yusuf. Tetapi pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ini adalah adanya rencana yang indah dari Allah.Allah sanggup mendatangkan kebaikan dari hal-hal yang jahat sekalipun, yang pada mulanya terlihat buruk. Yusuf sendiri hidupnya juga penuh pergulatan, tapi perlu dicatat adalah ia sosok orang benar yang sangat bergantung kepada Allah dalam situasi buruk sekalipun, bagaimana ia dijual sebagai budak oleh saudaranya sendiri, bagaimana ia digoda istri tuannya dan dijebloskan dalam penjara, dan Allah mengubah bencana itu menjadi kemenangan. Dikisahkan kemudian bagaimana Yusuf yang telah menjadi penguasa Mesir dan tidak dikenali kakak-kakaknya menguji kakak-kakaknya apakah mereka sudah berubah (bertobat), apakah mereka mengasihi Benyamin dan juga kesetiaan mereka terhadap Yakub. Dalam bab 45:1-15 adalah titik puncak dari cerita Yusuf, perjumpaan yang penuh emosi ketika ia mengungkapkan
2
identitasnya, kemudian berdamai dengan kakak-kakaknya, sebuah rekonsiliasi keluarga yang merupakan refleksi rencana penyelamatan Allah.
Ulasan Bacaan [37:3] Lebih mengasihi: Tindakan pilih kasih kembali terjadi di dalam keluarga mengingatkan kepada orangtua Yakub sendiri (25:28). pada masa tuanya: Yusuf adalah anak terakhir yang lahir pada masa persinggahan di Padan Aram. membuat jubah yang maha indah: suatu tanda keberpihakan Yakub. [37:8] menjadi raja atas kami: dipenuhi ketika Yusuf ditunjuk menjadi penguasa Mesir (41:39-43) dan kakak-kakaknya tunduk kepadanya (42:6). [37:11] menyimpan dalam hatinya: Yakub merenungkan bahwa ini memang rencana Tuhan baginya (28:12-15). [37:15] seorang laki-laki: laki-laki misterius ini kemungkinan adalah seorang malaikat seperti halnya pengunjung yang datang kepada Abraham (18:2). [38] Dalam bab ini cerita sedikit dialihkan dari Yusuf ke Yehuda, dan bab ini sesungguhnya menerangkan nenek moyang Raja Daud dan tentu saja Yesus (Mat 1:3-16) [39:2] Tuhan menyertai Yusuf: Tangan Tuhan membawa Yusuf berhasil di Mesir, Tuhan membentuk Yusuf menjadi pemimpin dan kepanjangan tangan Tuhan untuk memberkati yang lain (39:5) [39:6-18] Yusuf menahan godaan istri Potifar dengan senjata kemurnian dan kebijaksanaan. Sadar akan kelemahannya, ia menolak mencari alasan atas kegairahannya dan menghindar jatuh dalam dosa dengan menolak bekerja di tempat dimana banyak kesempatan untuk itu terjadi. [39:20] Penjara: Suatu hukuman yang tergolong ringan mengingat Yusuf adalah budak asing. Kemungkinan Potifar meragukan tuduhan istrinya. [41:1-57] Salah satu bab yang sangat penting dalam kisah Yusuf, ketika ia bangkit dari keterpurukan kemudian menjadi penguasa di mesir. Tuhan telah merencanakan hal ini dengan memberkati Yusuf kemampuan menafsirkan mimpi. Bab ini sejajar dengan Daniel 2. [42:4] tidak membiarkan Benyamin: Yakub agak protektif mengingat 1) ia adalah yang termuda 2) satu-satunya anak yg dianggap masih hidup dari Rahim Rahel (44:20).
3
[42:21] menanggung akibat dosa: setelah tiga hari di penjara, saudarasaudara Yusuf dihantui rasa bersalah atas apa yang mereka lakukan dahulu terhadap Yusuf, dan merasa yang Berkuasa telah menuntut mereka. [42:37] kedua anakku boleh engkau bunuh: Ruben dan diikuti Yehuda bersukarela menjaga keselamatan Benyamin kepada Yakub, suatu tanda pertobatan. [43:1-34] Anak-anak Yakub melakukan perjalanan kedua ke Mesir dalam rangka mencari gandum. Kali ini dengan membawa Benyamin, di bawah jaminan Yehuda sebagaimana diminta Yusuf. [43:26] Sujud kepadanya: Kedua kalinya saudara-saudara Yusuf sujud, lagi mimpi Yusuf dipenuhi. [43:34] lima kali: Suatu bukti daripada lebih keberpihakan Yusuf terhadap Benyamin (bdk 45:22). [44:5] untuk menelaah:Piala untuk menelaah ini dapat diartikan untuk meramal, suatu kebiasaan pada masa itu namun tidak ada bukti bahwa Yusuf mempraktekkan hal ini. Pada titik ini ditafsirkan bahwa dalam hal ini Yusuf mendapat wahyu dari Allah secara langsung (bdk 40:8b: “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?). [44:13] Mengoyakkan jubahnya: Suatu ungkapan rasa tertekan (bdk 37:29, 34) [44:16] Kesalahan: Kesalahan disini berkaitan dengan perbuatan membuang Yusuf dan menipu Yakub. Yehuda merasa bahwa Allah telah menghukum mereka atas perbuatan yang telah dilakukan.Hamba-hambamu: Suatu ironi, Yusuf dijual sebagai budak dan kini ia membudaki kakak-kakaknya di Mesir. [44;18-34] Yehuda membela Benyamin. Bagaimana ia secara emosional memohon kepada Yusuf bukan hanya semata-mata karena Benyamin tetapi juga karena Yakub yang bisa mati jika Benyamin si bungsu tidak dapat ikut pulang. Ia rela menjadi budak menggantikan Benyamin karena janjinya kepada Yakub bahwa Benyamin pasti kembali (bdk 43:9), sebuah perubahan dari Yehuda. [45:5] Janganlah bersusah hati: Mengindikasikan Yusuf telah memaafkan saudaranya dan tidak merencanakan pembalasan.Allah menyuruh aku mendahului kamu: Yusuf melihat tangan Tuhan bekerja dalam setiap persoalan untuk mendatangkan kebaikan (bdk 50:20, Rom 8:28). Bahkan penolakkan saudaranya adalah bagian dari rencana besar Allah untuk meninggikan dia di Mesir dan untuk menjadikan dia sebagai penebus
4
keluarganya di Israel.Pelajaran teologisnya ialah Allah dapat mendatangkan kebaikan dari hal yang jahat sekalipun (bdk. KGK 312).
PESAN Ada beberapa poin penting dalam bacaan di atas yang dapat diambil hikmahnya seperti berikut ini: Pengampunan: Kadang lebih sulit untuk mengampuni ketimbang mengakui kesalahan. Secara naluri kita mungkin lebih puas jika dapat membalas dendam sekalipun dengan saudara sendiri.Pembalasan sesungguhnya bukan porsi kita, tugas kita sebagaimana ditunjukkan Yusuf adalah mengampuni. Pengampunan oleh Yusuf tentu mengingatkan kita akan ajaran pokok Yesus, dimana kita diminta mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh kali (Mat 18:22). Yang perlu dicatat adalah Yusuf menyertai Tuhan dalam tindakannya, suatu contoh orang benar. Percaya akan rancangan-Nya. Pada akhirnya kita mesti percaya kepada Allah Tuhan kita bahwa Ia akan senantiasa turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi Dia, sekalipun jalan yang mesti dilalui seakan begitu terjal (Rom 8:28). Hal ini juga terjadi pada Yusuf.Ada mungkin yang mempertanyakan mengapa Allah mengijinkan kejahatan terjadi terlebih ketika kita yang menjadi korban kejahatan itu.Tetapi dalam menuju kedewasaan rohani hal-hal tersebut justru selaras agar membuktikan bahwa kita sungguh beriman.Rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera bukan rancangan kecelakaan (bdk Yer 29:11). Pertobatan :Dari sisi saudara-saudara Yusuf kita belajar mengenai pertobatan. Betapa pun besar kesalahan yang kita perbuat yang lebih penting adalah bagaimana kita dapat mengakui kesalahan tersebut dan usaha kita untuk tidak mengulanginya dalam hal ini ditunjukkan oleh saudara-saudara Yusufseperti halnya Yehuda bagaimana ia rela mengorbankan dirinya untuk menggantikan Benyamin menjadi budak Yusuf. Berani mengorbankan diri merupakan ciri pertobatan yang sejati. Aksi Nyata • Sudahkah kita memaafkan saudara kita yang pernah bahkan selalu menyakiti kita? Sudahkah kita meyertakan Yesus dalam proses yang tidak mudah ini? [TS]
5
PERTEMUAN II
NABI HOSEA: BERHADAPAN DENGAN PASANGAN HIDUP YANG TIDAK SETIA PENGANTAR Seseorang datang kepada saya dan berkata,”Pak, saya mau minta advis. Saya ada seorang teman yang ingin bercerai dengan istrinya, karena istrinya memiliki PIL dan sekarang wanita itu sedang hamil. Apakah Bapak bisa bantu supaya mereka tidak sampai bercerai?” Di lain hari, seorang ibu menangis dan mengadu bahwa ia tidak bisa hidup bersama suaminya lagi, karena suaminya memiliki WIL dan memiliki anak dari WIL tersebut. Apa yang harus saya lakukan? Apakah kita pernah dikhianati baik oleh pasangan, saudara, teman atau orang lain? Bagaimana perasaan kita yang dikhianati orang terdekat kita? Umumnya kita merasa ego kita terinjak-injak dan sering kita mengumpat, menyumpahi dan mengutuk orang-orang yang mengkhianati kita. Tidak jarang juga perasaan itu kita tularkan kepada anak-anak kita atau pasangan kita yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan permasalahan tersebut. Sehingga akhirnya hubungan itu tidak akan pernah kembali kepada keadaan yang sebelumnya, suatu keadaan persaudaraan yang saling terbuka dan saling mengasihi. Keputusan yang akan dilakukan oleh seseorang yang disakiti akan menentukan apakah suatu hubungan akan berakhir ataukah malah hubungan akan semakin erat, karena kesetiaan kasih yang diberikannya. Kesetiaan kasih dalam menjunjung persaudaraan sejati, walaupun ia harus menderita atas segala hal yang dilakukan pasangan ataupun saudaranya.
BACAAN Hosea 1 – 3 dengan penekanan pada Hosea 2:1-22
6
PENDALAMAN BACAAN Latar Belakang Nabi Hosea berkarya di sekitar tahun 750-724 SM pada masa pemerintahan Yerobeam II. Pelayanan kenabian Hosea berlangsung terus selama pemerintahan tujuh raja; empat di antaranya dibunuh. Kekerasan jaman itu disebabkan oleh konfrontasi Israel (Kerajaan Utara) dengan Asyur. Sejarah tersebut tercermin dalam nubuat-nubuat Hosea. Dalam Kitab Nabi Hosea, Tuhan mewartakan Sabda dan Nubuat-Nya melalui Nabi Hosea tentang kasih dan kesetiaan. Hosea menemukan Tuhan dan kehendak-Nya justru dalam pengalaman pahit akan kasih yang ditolak. Hosea diminta Tuhan untuk mengawini seorang perempuan sundal dan memiliki tiga anak yaitu Yizreel, Lo-Ruhama (tidak disayangi) dan Lo-Ami (bukan umatKu) . Cinta yang dirasakan oleh Hosea terhadap istrinya melambangkan cinta Allah terhadap umat_Nya. Ketidaksetiaan istri Hosea melambangkan pemberontakan dan pembangkangan Israel karena tidak setia kepada Allah dengan menyembah Baal. Dewa Baal adalah dewa kesuburan penduduk asli negeri Israel yaitu Bangsa Kanaan. Kasih kesetiaan Tuhan tidak pernah punah. Ia secara nyata membujuk umat-Nya untuk meninggalkan Baal, dan Tuhan akan memulihkan kembali dan akan mengadakan perjanjian baru dengan bangsa Israel, umat pilihan_Nya.
Ulasan Bacaan [1: 2, 3, 6, 8, 9] Pengalaman pahit nabi akan perkawinannya yang gagal menjadi sarana wahyu. Cinta yang dirasakan oleh Hosea terhadap istrinya melambangkan cinta Allah terhadap umat-Nya. Ketidaksetiaan istri Hosea melambangkan pemberontakaan dan pembangkangan Israel sepanjang sejarah. Kesedihan Hosea melambangkan kesedihan Allah karena Ia dikhianati oleh Israel, istri-Nya. Sewaktu nikah, Hosea telah mengatakan kepada Gomer, istrinya,”Engkaulah istriku” dan Gomer telah mengatakan “Engkaulah suamiku”. Bagi Hosea, janji perkawinannya ini melambangkan Perjanjian Allah dengan umat-Nya. Dalam mengikat perjanjian itu Allah telah mengatakan, “Kamulah umat-Ku,” dan Israel telah mengatakan, “Engkaulah Allahku”. Riwayat jatih bangun Perjanjian Allah dengan Israel itu bagi nabi Hosea terungkap dalam pengalaman perkawinannya sendiri, yakni dalam kasih yang berulang kali ditolak.
7
Hosea member nama-nama yang simbolis kepada anak-anak yang dilahirkan Gomer. Nama anak pertama, Yizreel. Nama itu mengingatkan pembaca akan tempat di mana Yehu, pendiri wangsa yang sedang berkuasa dna buyut Raja Yerobeam II, pernah membunuh semua lawannya tanpa belas kasihan (lih 2 Raj 9-10). Nama sekdua adalah Lo-Ruhama (“tidak disayangi”) mengungkapkan bahwa kasih yang dulu ada di antara Allah dan umat-Nya kini sudah berakhir. Nama anak ketiga adalah Lo Ami (“bukan umat-Ku”) melambangkan perpisahan atau perceraian suatu ikatan Perjanjian. Berdasarkan pengalaman hidupnya sendiri, nabi Hosea dapat melihat hubungan antara Allah dan umat sebagai suatu drama antara suami dan istri. Latar belakangnya adalah “ibadat kesuburan orang-orang Kanaan”. Baal sebagai dewa tertinggi dipandang sebagai unsure kelelakian dalam alam, sementara bumi sebagai unsur kewanitaan. Baal dating ke bumi dengan mengenderai angin dan awan, dan membawa hujan dan menyuburkan tanah, menumbuhkan tanaman seperti gandum, zaitun, kapas, anggur di bumi. Kedatangan Baal itu diungkapkan dalam ibadat Kanaan melalui ritus yang magis, yaitu melalui pelacuran di tempat suci, di mana orang meniru persetubuhan Baal dengan bumi. Para pelacur suci ini melambangkan dewi kesuburan. Ibadat kepada Baal yang menjanjikan kemakmuran, sangat menarik bagi orang yang mencari kekayaan, atau yang sudah kaya dan harus mempertahankannya. Mereka akan beribadat kepada Baal selain kepada Tuhan. [2:1–7] Perikop ini dengan tajam menegaskan bahwa Tuhanlah yang memelihara kesejahteraan umat-Nya, bukan Baal. Tuhan akan menolong istriNya dan mempersulit geraknya. Lalu Israel akan menemukan bahwa Baal tidak dapat memelihara mereka, sebab belum pernah berbuat demikian. Penolakan Tuhan terhadap istri-Nya mempunyai maksud positif. “Perceraian” itu bermaksud agar umat Israel, dalam keadaannya yang terjepit, menjadi sadar bahwa Baal, para kekasihnya, tidak menjamin kesejahteraan mereka. Sebaliknya, nasib mereka akan menjadi lebih baik dan mujur bersama Tuhan Allah yang ibadat seorang suami. Setelah masa penceraian, Tuhan akan memulihkan perjanjian dengan umat-Nya dan mereka akan menanggapinya. [2:15–16] Tuhan akan memulihkan hubungan semula sebagai suami isteri seperti perjanjian yang Tuhan dan bangsa Israel lakukan ketika mereka keluar dari tanah Mesir, di mana hanya ada Allah Yahwe, yaitu satu-satunya Allah Israel dan tidak ada Allah lain.
8
[2:17–19] Perjanjian antara Tuhan dan umat dipulihkan. Perjanjian itu di sini dilukiskan dengan jangkauan kosmis dan membawa harmoni untuk seluruh alam semesta. Segala permusuhan dengan bangsa-bangsa lain dan juga ketegangan dunia ciptaan lain akan berakhir. Perjanjian ini tidak mempunyai batas waktu dan akan berlangsung untuk selamanya dengan keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih saying serta dalam kesetiaan. [2:20–22] Hubungan dengan anak-anaknya akan dipulihkan, Yizreel akan didengarkan, Tuhan akan menyayangi Lo-Ruhama (tidak disayang) dan berkata kepada anak yang bernama Lo Ami (bukan UmatKu) akan dikatakan bahwa ia kembali menjadi umat Allah, karena kembali disayangi Allah. [3:1–5] Hosea kini harus menggambarkan kasih Allah bagi Israel dengan cara yang baru. Rupanya Gomer telah meninggalkan Hosea untuk melanjutkan penyembahan Baal yang amoral itu, tetapi Hosea tidak pernah berhenti mengasihi dia, sekalipun hatinya hancur. Ia harus pergi serta menyatakan kasih dan perhatiannya untuk dia lagi, sama seperti yang dilakukan Allah bagi Israel, sekalipun mereka telah meremukkan hatinya dengan berpaling kepada allahallah lain dan menyukai "kue kismis." Walaupun Gomer saat ini mungkin sekali berutang dan nyaris dijual sebagai budak, sebagaimana diizinkan hukum, Hosea datang dan membelinya dengan harga yang mahal. Tanggapan Hosea ini melukiskan kasih Allah yang menebus bagi orang berdosa, yang tidak sanggup menebus, membebaskan atau menyelamatkan diri mereka sendiri; satu-satunya harapan kita ialah kasih karunia-Nya. Setelah lama tanpa raja atau pemimpin dan tanpa korban, Israel akan kembali kepada Allah dan kepada raja mereka dari keturunan Daud, yaitu Mesias. Mereka akan merendahkan diri, datang kepada-Nya dengan dukacita menurut kehendak Allah (2Kor 7:10) dan menyadari bahwa mereka memerlukan Juruselamat, Yesus.
PESAN Hubungan dengan Allah Sejak kita dibaptis, kita telah menjadi Anak Allah dan dosa kita telah ditebus. Tuhan mengharapkan anak-Nya untuk selalu setia dalam menjalankan segala perintah-Nya dan mengakui Tuhan sebagai satu-satu penyelamat dan tidak ada tuhan-tuhan yang lain yang menjaadi kekuatan dalam kehidupan kita.
9
Hubungan dengan sesama Dalam hubungan dengan sesama baik di dalam keluarga dan lingkungan, bentuk nyata kita sebagai pengikut Kristus terlihat dalam setiap perhatian, kasih, kesetiaan yang kita bagikan bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan keluarga: Kesetiaan kepada pasangan adalah bentuk kasih sayang yang nyata dan menunjukkan kesetiaan kita kepada Allah. Dengan saudara-saudara kita dan sesama: Kasih dan berbelarasa merupakan bentuk nyata dalam mengaktualisasikan persaudaraan sejati. Aksi Nyata • Apakah kita sudah melakukan kebenaran, keadilan dalam kasih sayang dan kesetiaan dengan pasangan kita, dengan anak-anak kita, dengan saudara-saudara kita dan sesama kita, sehingga kita dapat mengenal Allah? [RD]
10
PERTEMUAN III
RUT: MENEMANI DAN MENGASIHI ORANG TUA TANPA HARAPAN PENGANTAR Dalam hidup perkawinan wanita meninggalkan rumah orang tuanya, demi cinta kasihnya kepada seorang suami, membangun sebuah keluarga. Hari pernikahan merupakan penggenapan impian seorang wanita dimasa kecil dan masa muda. Pesta pernikahan yang meriah dan gaun yang anggun menandakan permulaan dari hidup perkawinan bahagia, penuh pengharapan dan masa romantika yang manis. Tetapi apa yang terjadi apabila impian tetap berupa impian, banyak hal yang tidak terduga tiba-tiba muncul, seperti krisis ekonomi, masalah kesehatan, masalah dengan mertua, kecelakaan, kematian, dan sebagainya. Kemalangan yang tidak terduga menimpa kehidupan Rut, yaitu dengan kematian suaminya, menjadikan dia seorang janda dan tidak mempunyai anak. Masalah ini yang sebenarnya sangat ditakuti oleh setiap wanita yang menikah, apalagi harus menanggung beban mertua Dalam permenungan sub tema ke IV, kita akan melihat bagaimana Rut tidak saja hidup sendiri sebagai seorang janda, tetapi berani menanggung kehidupan bersama mertuanya Naomi. Berani melepaskan ikatan penghalang kekeluargaan, yang diperuntukan untuk saudara sedarah saja. Tindakan dalam berbuat kasih membawanya pada pengalaman iman akan Tuhan.
BACAAN Rut 1:1 – 2:7 dengan penekanan pada Rut 1:12-22
PENDALAMAN BACAAN Latar Belakang Kisah suatu keluarga Elimelekh dan Naomi pada waktu Israel diperintah oleh hakim-hakim, pada saat terjadi kelaparan di tanah Israel. Keluarga ini pindah ke daerah Moab suatu daerah yang tidak mengenal Allah Israel.
11
Keluarga ini mempunyai dua orang putera, yang kelak menikah dengan orang Moab. Setelah kematian suami dan kedua anaknya, Naomi hidup bersama kedua menantunya Orpa dan Rut. Setelah mendengar kabar bahwa Tuhan telah melimpahkan makanan di Betlehem, Naomi ingin kembali kepada bangsanya ke tanah Betlehem, ditemani kedua menantunya. Setelah beberapa hari perjalanan Naomi minta agar kedua menantunya kembali ke tanah Moab, ke bangsanya, ke allah mereka. Menantunya Orpa kembali ke tanah Moab. Tetapi Rut tetap bersama menemani Naomi ke Betlehem, untuk satu tujuan menjaga dan merawat Naomi yang dia kasihi. Dan Tuhan memberkati. Tidak hanya Naomi yang diangkat dari kehancuran dan kesendiriannya, Rut diberkati dengan keluarga baru. Bahkan Rut menjadi nenek moyang dari Yesus, Sang Mesias.
Ulasan Bacaan [1:1-5] Kisah suatu keluarga pada waktu Israel diperintah oleh hakim-hakim. Mereka orang Efrata, tinggal di Betlehem – Yehuda. Pada suatu masa terjadi kelaparan di tanah Israel. Menyikapi itu, maka Elimelekh, Naomi dan dua anaknya Mahlon dan Kilyon pun memutuskan untuk pindah ke daerah Moab. Naomi artinya “manis”. Tak lama kemudian meninggallah Elimelekh, sehingga Naomi menjadi janda, hidup bersama kedua anaknya. Kemudian kedua puteranya menikah dengan gadis Moab, Orpa dan Rut. Nama Rut berasal dari bahasa Ibrani yang artinya “belas kasih”. Mereka tinggal selama kira-kira 10 tahun di Moab. Tidak lama kemudian menyusul kematian kedua putranya. Kematian suami dan semua anaknya, membuat Naoimi kehilangan ahli waris, dalam arti tidak ada lagi sanak saudara yang menampung dan menanggung hidupnya di tanah Moab. Dimana dalam tradisi di Israel, kehidupan sebagai seorang janda sangatlah mengenaskan. Naomi tidak punya tempat berlindung dan kehilangan semua hak dan martabatnya di masyarakat. Sehingga dapat dipastikan Naomi akan hidup dengan mengandalkan kemurahan orang lain. [1:6-10] Pada suatu hari Naoimi memutuskan untuk membuat perjalanan jauh kembali kepada bangsanya sendiri, kembali pulang ke Betlehem, kota asalnya, karena ada kabar behwa Tuhan telah melimpahkan makanan di sana. Rut dan Orpa ingin bersama-sama dengan dia, jadi mereka ikut juga. Tetapi sesudah berjalan selama beberapa waktu, Naomi berkata kepada kedua menantunya, “pulanglah dan tinggallah dengan ibu kalian”. Naomi memberi cium perpisahan kepada putri-putri itu dan memberkatinya. Karena mereka sangat sayang kepada Naomi, mereka mulai menangis. Mereka berkata, ’Tidak! Kami akan ikut
12
pulang kepada bangsamu.’, mereka berani melepaskan ke suku/ kebangsaan mereka untuk ikut bersama dengan Naomi. [1:11-14] Tetapi Naomi menjawab, ’Kamu harus kembali, anak-anakku. Adalah lebih baik jika kau tinggal di Moab, kalian berdua dapat menikah dan berkeluarga lagi. Kamu dapat terbebas dari tanggung jawab merawat aku yang sudah tua. Lagi pula aku sudah tidak dapat memberikan anak laki-laki lagi, yang dapat dijadikan suami untukmu berdua. Biarlah kepahitan ini kualami sendiri. Menangislah mereka berdua dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, kembali ke Moab. [1:15-22] Naomi memandang Rut dan berkata, ’Orpa telah pergi. Kau juga pulanglah bersama dia.’ Tetapi Rut menjawab, ’Janganlah memaksaku pergi! Biarkanlah aku ikut. Ke mana engkau pergi aku akan ikut, di mana engkau tinggal di sana juga aku akan tinggal. Bangsamu akan menjadi bangsaku juga, dan Allahmu juga Allahku. Disini Rut tidak saja berani melepaskan kebangsaannya, tetapi melepaskan allahnya. Kepercayaan dan iman kepada Tuhan. Dan yang lebih lagi, Rut menyatakan “kasih sejati” dengan berkata “di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" Pada waktu Rut berkata begitu, Naomi tidak lagi mencoba untuk menyuruhnya pulang. Akhirnya mereka tiba di Betlehem, pada permulaan musim menuai jelai. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata :”Naomikah itu?”. Masalah-masalah yang dialaminya di Moab membuat hatinya menjadi pahit, dan tidak menyadari apa rencana Tuhan sebenarnya. Naomi mengutuki dirinya dengan nama “Mara” yang artinya “pahit”. [2:1-7] Di Betlehem, Naomi mempunyai seorang sanak keluarga dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas. Artinya “Tekun”. Dia adalah seorang yang murah hati dan berbelas kasihan. Dia adalah orang yang suka mengatakan berkat Tuhan. Menyapa para pekerja penyabit-penyabit dengan “Tuhan kiranya meyertai kamu”. Sehingga para pekerja-pekerjanya selalu sukacita dan memberikan salam balik kepadanya dengan “Tuhan kiranya memberkati tuan!”. Demikianlah Rut bekerja memungut bulir-bulir jelai yang tercecer di ladang Boas. Di Israel ada hukum yang menuntut setiap orang untuk memelihara orang miskin termasuk janda. Disetiap petak sawah dibuat sebuah petak kecil yang dikhususkan untuk orang-orang miskin dan janda boleh mengambil hasil panen untuk makannan mereka. Selain itu orang
13
miskin juga boleh mengambil bulir-bulir gandum yang tercecer di tanah ketika hari raya panen tiba.
PESAN •
Naomi Seorang mertua yang cinta Tuhan dan mengasihi kedua menantunya. Rut mengenal Allah melalui mertuanya, Naomi. Sikapnya menunjukkan kasihnya kepada Allah, Naomi sangat mengasihi menantunya, memberkati mereka dan menyuruh mereka masing-masing pulang (“Kiranya atas karunia Tuhan, kamu mendapat perlindungan masing-masing dirumah suaminya……” Rut 1: 9). Ini yang membuat Rut mengenal Allah dan mengasihi Naomi.
•
Rut Wanita yang penuh kasih, memilih tinggal di negara asing, yang semuanya serba tidak menentu, karena cintanya kepada kepada Allah Israel dan mertuanya. Dia menjaga mertuanya yang dalam keadaan putus asa, ditinggalkan suami dan kedua anaknya. Wanita yang berani mengambil keputusan dan resiko untuk mengikuti Naomi, kenegara yang kebudayaan dan agamanya asing baginya, dan masa depan yang tidak menentu. Wanita yang setia dalam pekerjaannya sehari-hari, yakni memungut bulirbulir jelai/gandum. Kesetiaannya terhadap keluarga dinyatakan dalam pekerjaan harian, yang dilaksanakan dengan tabah dan tekun. Kesetiaan dan ketaatan Rut tidak hanya menyelamatkannya namun juga menyelamatkan Naomi.
Aksi Nyata • Memperhatikan persoalan yang sering terjadi atau dialami oleh orang-orang yang sudah tua. • Membantu orang-orang yang sudah tua dalam pekerjaan sehari-hari • Sediakan waktu untuk mendengarkan • Memahami kebutuhan mereka. [DJ]
14
PERTEMUAN IV
NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEORANG UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA PENGANTAR Setiap selesai mengikuti perayaan Ekaristi, selalu ada pesan yang dititipkan untuk umat “Marilah pergi, Kita diutus !” . Pengutusan yang harus selalu diperjuangankan bagi setiap orang Katholik, suatu tugas baru yakni untuk memasuki dunia dan kehidupan sehari-hari. Mengamalkan amanat Kristus untuk sesama dan alam semesta, menjadi garam dan terang untuk dunia. Melalui kesaksian hidup mewartakan Kasih Tuhan, baik dalam keluarga / lingkungan / masyarakat dan dunia. Semua ini tidak lepas dari kesulitan,terutama dari dalam diri sendiri dan dari orang lain. Dibutuhkan kekuatan yang dapat memampukan kita dalam pergumulan tugas pengutusan. Tuhan Yesus Kristus sendiri yang mengutus kita, maka Dia jugalah sumber kekuatan kita. Maka butuh relasi yang intim dengan Yesus dalam hidup kita. Dalam permenungan sub tema ke-4, kita akan melihat bagaimana Nabi Yehezkiel bergumul dengan tugas perutusan atau perintah Tuhan yang kadangkala tidak mudah baginya. Dengan pengalaman pergulatan Nabi Yehezkiel kiranya dapat membantu kita untuk memahami tentang bagaimana dan apa itu mewartakan kasih Tuhan, sehingga kita dapat mewujudkan persaudaraan sejati dengan lebih sungguh.
BACAAN Yehezkiel 13:1-16
PENDALAMAN BACAAN Latar Belakang Yehezkiel adalah seorang imam yang termasuk para buangan yang dibawa ke Babel pada tahun 597 SM. Di tanah pembuangan inilah Yehezkiel
15
menerima Panggilan untuk menjadi nabi pada tahun 593 SM, kekuasaan Tuhan meliputi dirinya. Dan Yehezkiel melihat kemuliaan Tuhan (Yeh 1:1-4) dan selanjutnya berkarya di antara kaum buangan sampai sekitar tahun 571 SM (Yeh 29:7). Dia adalah anak Busi, mempunyai nama yang berarti “Allah yang menguatkan” atau “semoga Allah memperkuat”. Arti namanya ini mengungkapkan doa dan harapan orangtuanya, yang berharap agar Allah memperhatikan dan melindungi anak mereka dengan memberinya kekuatan, sehingga dapat menghadapi dan menghayati hidup dengan penuh keyakinan. Allah memang memperkuat Yehezkiel dalam menghadapi kritikan dan penolakan rekan-rekannya. Sebagai nabi yang menyampaikan firman Allah, Yehezkiel mempunyai tugas untuk menjadi penjaga Israel (Yeh 3:16-21 ). Tugas ini terasa amat berat baginya, sekalipun dia adalah seorang imam. Ia mengenal betul sikap dan sifat orang-orang sebangsanya. Ia tidak keberatan ketika Tuhan menyebut bangsanya sebagai pemberontak yang telah melawan Dia, bahkan nenek moyang mereka dan mereka juga telah mendurhaka terhadap Tuhan (Yeh 2:3), keras kepala dan tegar hati (Yeh 2:4). Yehezkiel mengetahui resiko tugasnya, yakni bahwa ia tidak akan didengarkan oleh orang-orang sebangsanya. Mereka tidak akan mau memperhatikan firman Allah yang disampaikannya. Tetapi, entah mereka mau mendengarkan atau tidak, Yehezkiel harus menyampaikan firman Allah kepada mereka. Tuhan mengingatkan Yehezkiel agar tidak takut menghadapi mereka, tetapi penghiburan Tuhan tidak mengurangi beratnya tugas itu. (Yeh 2:6-7). Sebenarnya Yehezkiel tidak mau menerima Panggilan itu, tetapi ia tidak dapat menolaknya, karena Tuhan memaksanya dengan sangat (Yeh 3:14). Yang paling menarik dari kisah Nabi Yehezkiel adalah pergulatan Yehezkiel dalam menjalankan tugasnya. Ia harus melakukan atau mendramakan perintah Allah itu terlebih dahulu. 1. Yehezkiel betul-betul memakan gulungan kitab yang berisi tentang firman Allah, dan rasanya manis seperti madu dalam mulutnya. (Yeh 3:1-3) 2. Sebelum mewartakan Firman Allah, Roh Tuhan mengurung dia didalam rumahnya, diikat dengan tali dan dibellenggu. Tuhan membuat lidahnya melekat pada langit-langit sehingga ia menjadi bisu. Namun setelah masa kepahitan itu, mulutnya akan dibuka oleh Tuhan untuk memwartakan Firman Allah kepada kaum sebangsanya yang memberontak kepada Allah. (Yeh 3:25-26),
16
3. Tuhan memerintahkan Yehezkiel untuk makan makanan yang diukur dan membuat roti yang dipanggang diatas kotoran manusia yang sudah kering. Dimana kemudian Tuhan mengganti kotoran manusia menjadi kotoran lembu. Tindakan ini membuat orang yang memakannya menjadi najis. Demikian juga minumannya, semua ada ukuran. Makanan minuman itu jumlahnya sangat sedikit dan harus dimakan dan diminum dengan gemetar dan penuh kecemasan. Itu semua adalah peringatan tentang apa yang akan dialami oleh orang Israel dimasa pembuangan di Babel, mereka akan kelaparan dan kehausan dan menjadi najis. (Yeh 4:9-17) 4. Tuhan memerintahkan Yehezkiel untuk mencukur rambut dan janggutnya. Rambut dan janggut adalah lambing kehormatan dan kebijaksanaan orang Israel pada waktu itu. Ini adalah symbol hukuman dimana orang Israel yang dibuang ke Babel akan kehilangan martabat dan kehormatan mereka. (Yeh 5:1-4) 5. Allah berfirman kepada Yehezkiel: “Aku akan mengambil dari padamu dia yang sangat kau cintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan jangan mengeluarkan air mata. Perintah ini pastilah sangat berat bagi Yehezkiel, karena Allah mengambil istri yang dicintainya. (Yeh 24:15-27) Dalam kitab Yehezkiel, tidak pernah ditemukan dimana Yehezkiel mengeluh ataupun menolak perintah Tuhan yang diberikan kepadanya. Dengan penuh kesadaran, keikhlasan bahwa dengan cara itulah bangsanya akan menyadari kesalahan dan dosa mereka yang telah memberontak kepada Allah. Demikianlah Nabi Yehezkiel merasakan dan mengalami sendiri terlebih dahulu apa yang akan diwartakannya kepada orang lain.
Ulasan Bacaan Pada masa awal pembuangan, orang Yehuda masih sangat yakin bahwa pembuangan itu hanya akan berlangsung sementara. Mereka yakin akan segera kembali ke tanah airnya Mereka yakin bahwa mereka adalah umat Allah, sehingga tidak mungkin Allah menghukum mereka, sekalipun telah berdosa. Pengharapan ini mendapat dukungan dari para nabi palsu yang rupanya bekerja di antara mereka. Para nabi palsu di tengah mereka menubuatkan bahwa ada damai sejahtera dan tidak ada penghakiman. Mereka yang terbuang itu sama sekali tidak melihat pembuangan sebagai hukuman Allah atas dosa-dosa mereka.. Akibatnya, mereka tidak bertobat dan tetap hidup dalam ketidaksetiaan kepada Allah. Mereka
17
menyembah berhala, bahkan merajalela sampai masuk ke dalam Bait Allah (Yeh 8). Nabi Yehezkiel dengan jelas menyatakan bahwa Yerusalem akan dihancurkan dalam waktu dekat. Ini adalah hukuman atas kejahatan mereka. Yehezkiel menyerukan pertobatan. Allah tidak berkenan pada kematian orang jahat dan tidak senang bila harus menjatuhkan hukuman. Allah menghendaki manusia bertobat, melalui nabi Yehezkiel penghukuman atas Yerusalem akan segera terjadi sesuai dengan firman Allah. [1-4] Tuhan ingin Yehezkiel melawan nabi-nabi palsu yang bernubuat sesuka hatinya. Yang bernubuat mengucapkan ramalan karangannya sendiri dan penglihatan palsu belakang. Semua yang diucapkannya tidak sesuai dengan firman Allah. Nabi-nabi palsu yang hanya menyebarkan ajaran palsu dan menyesatkan orang. [5-9] Tuhan yang melawan nabi-nabi palsu, yang tidak menyampaikan kebenaran. Penglihatan dan ucapan mereka menyesatkan. Mereka berkata, ”demikianlah firman Tuhan”, padahal Tuhan tidak mengutus mereka. Kelak mereka akan dimusnahkan dan tidak akan tercatat sebagai umat Allah. [10-16] Mereka menyesatkan umatKu! Tidak ada damai sejahtera! Sekalipun ancaman Babel semakin nyata, para nabi-nabi palsu tetap membohongi orangorang dengan menyatakan bahwa Kota Yerusalem akan merasakan kedamaian. Mereka ibarat para tukang bangunan yang mencoba menutupi retakan-retakan tembok yang sudah cukup parah, hanya dengan mengapurinya. Namun tembok yang retak, akan segera runtuh ketika dihantam hujan lebat, hujan es dan angin topan. Para nabi-nabi palsu itu juga tidak memperdulikan kejahatan yang berlangsung di Kota Yerusalem dan Bait Suci. Sehingga ketika Yerusalem dan Bait Suci hancur, para nabi-nabi palsu itu juga akan dibunuh bersama dengan orang-orang yang telah mereka sesatkan.
PESAN Nabi Yehezkiel menerima tugas perutusan dalam kondisi bangsanya yang mengalami krisis iman. Kekalahan melawan Babel, yang mengantar ke tanah pembuangan, membuat orang Yehuda putus asa. Tuhan mereka telah dikalahkan oleh dewa-dewa Babel. Tuhan membiarkan mereka diangkut ke tanah pembuangan tanpa dapat menolong, Tuhan tidak mempunyai kuasa untuk membebaskan dari tangan pemerintahan Babel. Belum lagi nabi-nabi
18
palsu yang selalu mewartakan damai sejahtera dan tidak ada penghakiman dari Tuhan. Yehezkiel harus menyampaikan hukuman Tuhan, ajakan pertobatan. Hukuman yang dijatuhkan kepada orang Yehuda itu bukanlah akhir dari segalanya. Mereka telah kehilangan harapan, tetapi Yehezkiel menunjukkkan bahwa Tuhan tetap setia. Mereka tetap dapat menaruh harapan pada-NYA. Karena Tuhan sanggup melakukan hal-hal yang dalam padangan manusia tidak mungkin terjadi. Yehezkiel mengajak umat yang terbuang untuk melihat masa depan yang telah dipersiapkan oleh Tuhan bagi mereka. Butuh kekuatan bagi Nabi Yehzkiel dalam pergumulannya dalam tugas perutusan yang kadangkala tidak mudah. Point 1-5 diatas, dapat menjadikan teladan bagi kita, bagaimana Yehezkiel melakukan lebih dahulu perintah Tuhan. • • • • •
Kekuatan Firman Allah,mencintai Kitab Suci Memiliki waktu hening Berpuasa dan Bermati Raga Kerendahan hati Sikap lepas bebas
Aksi Nyata Mempunyai KS pribadi, rutin membaca, rajin ikut kursus atau seminar KS, PA. • Menikmati saat-saat pribadi, berdoa, retret. • Melaksanakan peraturan minimal gereja, pantang / berpuasa. • Tidak mudah tersinggung, sabar, berani mengakui kesalahan dll. • Murah hati, rela memberi. [DJ]
•
19
Disusun oleh: Seksi Kerasulan Kitab Suci Paroki St Thomas Rasul Bojong Indah Jakarta Barat
dalam rangka Bulan Kitab Suci 2013
20