HARGA DIRI SEORANG KARYAWAN YANG BERUSIA LEBIH TUA DARI ATASANNYA
Tony Dwi Prasetyo Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Di dalam perusahaan modern seperti sekarang, tidak sedikit seorang karyawan mempunyai atasan yang lebih muda usianya dari karyawan tersebut. Keadaan seperti itu dapat memungkinkan mempengaruhi harga diri karyawan tersebut. Keadaan itu dapat membuat harga dirinya menjadi rendah atau sebaliknya menjadi tinggi. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui harga diri seorang keryawan yang berusia lebih tua dari pada atasannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri seorang keryawan yang berusia lebih tua dari pada atasannya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang berbentuk studi kasus. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan pedoman umum, sedangkan metode observasi yang digunakan adalah metode observasi sistimatik. Hasil penelitian ini adalah bahwa seorang karyawan yang berusia lebih tua dari pada atasannya, menunjukan harga dirinya tinggi. Sehingga walau karyawan tersebut berusia lebih tua dari atasanya, karyawan tersebut tetap produktif, saling menghargai dan tidakmerasa diremehkan oleh atasanya yang berusia lebih muda darinya. Faktor usia yang berbeda tidak menjamin akan mempengaruhi harga diri seorang karyawan karena faktor perbedaan usia biasanya dapat menyebabkan karyawan yang lebih tua usianya merasa tidak di hargai atau dihormati. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri adalah pola asuh, kebudayaan dan perubahannya, modeling, nilai-nilai, perbandingan sosial, dan sekolah. Kata kunci: Harga diri, Hubungan atasan dan bawahan.
mempengaruhi. Tidak berfungsi atau kurang
Pendahuluan
efektifnya
Latar Belakang Masalah Perusahaan
merupakan
salah
tujuan
Valenzi dalam Mowday, 1983). Menurut Wexley dan Yukl (1977),
perseorangan
karyawan merupakan salah satu unsur penting
maupun tujuan kelompok (Wexley & Yukl,
dalam organisasi dan berperan besar untuk
1977). Pada
dasarnya
suatu
pencapaian
organisasi
melaksanakan
merupakan totalitas berbagai unsur, sehingga untuk
dapat
mempengaruhi efektifitas organisasi (Andrews &
aktivitas saling tergantung untuk mencapai baik
organisasi
berlangsung, dan hal ini tentu saja dapat
hubungan berpola antara manusia yang terlibat bersama,
unsur
mengganggu keseimbangan proses yang sedang
satu
bentuk organisasi. Organisasi diartikan sebagai
tujuan
suatu
mencapai
tujuan
organisasi
Unsur-unsur
tersebut
organisasi.
tugasnya
mereka
Dalam saling
berinteraksi dengan alat-alat yang digunakan
sangat
maupun dengan karyawan lain seperti bawahan,
tergantung pada berbagai unsur yang saling berinteraksi.
tujuan
teman sekerja, atau atasan.
saling
1
Karyawan sebagai pekerja merupakan
maka akan terbentuk tim yang sangat solid. Tim
faktor terpenting diantara faktor-faktor yang
yang kuat lahir dari atasan yang mempunyai
berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan.
kemampuan
Sebagai faktor yang utama yaitu penunjang
mengatur anggaran, aset maupun sumber daya
pencapaian tujuan perusahaan, karyawan juga
manusia atau bawahannya.
mempunyai perasaan dan kehendak (Manullang,
manajemen
Hardy
(2008)
yang
juga
baik.
Baik
menambahkan
1988). Organisasi sebagian besar digerakkan
bahwa,
oleh
(bawahannya) adalah sesuatu yang paling sulit.
karyawan,
bahkan
karyawan
sangat
mengatur
Tetapi
kehidupan fungsinya. Hal ini menunjukkan
(bawahannya)
perencanaan karyawan diartikan sebagai penentu
bawahannya lebih muda dari atasannya.
akan
Berdasarkan
sumber
daya
dominan dalam organisasi perusahaan atau
pencapaian tujuan organisasi yang optimal. Oleh
mengatur
sumber
menjadi
hasil
daya
manusia
manusia
mudah
observasi
jika
dan
karena itu, karyawan atau pekerja perlu ditangani
wawancara awal penulis dengan salah seorang
secara sungguh-sungguh, bila diharapkan sikap
karyawan di PT. Yokogawa Indonesia terlihat
kerja positif dan hasil kerja yang optimal
fenomena bawahan lebih tua dari atasannya
(Handoko, 1985).
sudah terlihat semenjak tiga tahun terakhir. Ada
Menurut Suryanto (2007), hasil kerja yang
optimal
akan
adanya
atasannya. Usia karyawan tersebut dengan
komunikasi antara setiap karyawan, yaitu antara
atasannya terpaut antara 10 tahun sampai 15
seorang atasan dengan seorang bawahan.
tahun. Dahulu PT. Yokogawa Indonesia tidak
Menurut
terjadi
Hardy
bila
beberapa karyawan yang berusia lebih tua dari
hubungan
seperti sekarang. Dahulu karyawan yang sudah
komunikasi yang baik antara atasan dengan
senior atau lebih tua akan menempati jabatan
bawahannya
indikator
yang bagus. Artinya akan membawahi beberapa
keberhasilan dari seorang pemimpin kepada
orang. Tetapi keadaan itu sudah berubah.
bawahannya.
hubungan
Siapapun dia, berapapun usia dia, tidak melihat
komunikasi itu, semakin berhasil kepemimpinan
ia karyawan lama atau karyawan baru, jika ia
atasannya. Sehingga jika komunikasi tersebut
mempunyai kemampuan, kenapa tidak ia untuk
terjalin
membawahi beberapa orang. Keadaan seperti itu
adalah
salah
Semakin
dengan
baik,
(2008),
satu
baik
maka
kinerja
dari
karyawannya akan sangat baik atau produktif.
sudah terjadi semenjak tiga tahun terakhir ini.
Karena apa yang diinginkan atasannya sangat
Fenomena munculnya bawahan lebih
dimengerti oleh bawahannya. Keinginan itu akan
tua dari atasannya, sebetulnya bukan fenomena
dapat dimengerti jika adanya komunikasi. Oleh
baru. Sudah banyak perusahaan-perusahaan
karena itu, hubungan yang sinergi antara
swasta di beberapa kota besar di Indonesia yang
bawahan dengan atasannya haruslah terjalin
memperlihatkan fenomena tersebut. Seperti salah
dengan sangat baik.
satu perusahaan sepeda motor terbesar di
Hardy (2008) menambahkan bahwa,
Indonesia yang mempunyai karyawan ditingkat
jika hubungan yang sinergi itu sudah sangat baik,
2
managerial dengan usia yang jauh lebih muda
karyawan tersebut merasa lebih dihargai dan
dari bawahannya. (Suryanyo, 2007).
dihormati oleh karyawan lain.
Nugroho (2008) mengatakan bahwa
Berdasarkan
uraian
diatas
dapat
seorang bawahan tidak selalu karyawan baru,
disimpulakan bahwa hasil kerja yang optimal
karyawan yang berusia muda, tetapi terkadang
dapat diraih bila ada komunikasi yang baik
orang yang usianya sudah cukup tua, masih saja
antara atasan dan bawahan. Semakin baik
menjadi seorang bawahan. Itu dikarenakan
hubungan komunikasi itu, maka kinerja akan
selama ia bekerja, ia tidak mau berusaha
semakin baik. Namun hal ini bisa menjadi sulit
meningkatkan kemampuan dibidangnya. Apa
ketika atasan berusia lebih muda dari atasannya.
lagi jika sudah cukup tua, biasanya karyawan
Masalah
yang menjadi bawahan ia akan merasa sudah
lingkungan sosial yang mempengaruhi harga diri
pintar karena ia sudah senior dari yang lain.
karyawan.
Secara psikis, keadaan seperti itu dapat mempengaruhi
keadaan
psikis
tersebut
dipengaruhi
karyawan
Berdasarkan
uraian
peneliti ingin mengetahui :
penyesuaian dirinya dalam lingkungan kerjanya.
1.
(Suryanto, 2007).
cenderung
2.
mengalami
maka
Bagaimanakah gambaran harga diri seorang
kurang
dihormati
Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi harga diri karyawan yang berusia lebih tua
penurunan harga diri dikarenakan karyawan merasa
atas
atasannya?
biasanya karyawan yang usianya lebih tua dari
tersebut
di
karyawan yang berusia lebih tua dari pada
Suryanto (2007) juga menambahkan,
akan
faktor
Pertanyaan Penelitian
tersebut. Seperti motivasi kerja, harga diri dam
atasannya,
oleh
dari atasannya?
oleh
Tujuan Penelitian
atasannya. Hal tersebut diperkuat bahwa faktor
Penelitian studi kasus ini mempunyai
yang mempengaruhi harga diri seseorang adalah
tujuan untuk mengetahui harga diri seorang
bentuk fisik, psikologis dan lingkungan sosial
keryawan yang berusia lebih tua dari pada
(Wirawan, 1998). Faktor lingkungan sosial inilah
atasannya.dan untuk mengetahui faktor apa saja
yang mempengaruhi harga diri seorang karyawan
yang mempengaruhi harga diri seorang keryawan
yang usianya lebih tua dari atasannya.
yang berusia lebih tua dari pada atasannya.
Menurut Suryanto (2007), harga diri seorang bawahan yang mempunyai atasan jauh
Manfaat Penelitian
lebih muda, biasanya akan cenderung harga
Penelitian ini diharapkan memiliki 2
dirinya rendah dikarenakan seorang bawahan
manfaat, yaitu :
tersebut merasa sudah tidak dihargai lagi oleh
1.
Manfaat Teoritis
orang terutama atasannya, dan sebaliknya harga
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat
diri seorang atasan yang jauh lebih muda dari
memberikan
bawahannya akan cenderung tinggi, karena
perkembangan ilmu Psikologi khususnya
tambahan
informasi
bagi
Psikologi industri dan organisasi, Psikologi
3
Sosial dan Psikologi Perkembangan serta
kepada diri sendiri, sebagian besar orang berfikir
bagi penelitian - penelitian selanjutnya yang
bahwa diri adalah berharga sebagai sesorang.
berkaitan dengan harga diri dan karyawan
2.
Allport
(dalam
Schultz,
1991)
yang berusia lebih tua dari atasannya.
menjelaskan harga diri adalah perasaan bangga
Manfaat Praktis
sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan
Secara
umum
hasil
studi
kasus
ini
benda-benda atas usahanya sendiri. Harga diri
diharapkan dapat memberikan masukan
adalah apa yang saya fikirkan dan rasakan
mengenai harga diri karyawan yang berusia
tentang diri saya sendiri bukanlah apa yang
lebih tua dari atasannya. Sehingga bagi
difikirkan dan dirasakan oleh orang lain (Gea
orang yang mempunyai bawahan lebih tua
dkk, 2003).
dapat lebih menghargainya.
Menurut Klass dan Hodge (dalam Muktar, 2001) harga diri adalah hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu
TINJAUAN PUSTAKA
serta diperoleh dari hasil interaksi individu
Harga Diri Page dan Page (2000) menyatakan
dengan lingkungan, seperti adanya penerimaan,
bahwa harga diri adalah tentang bagaimana
penghargaan, dan perlakuan orang lain erhadap
individu memandang diri individu sendiri. Harga
diri individu.
diri yang sehat ialah tentang menerima diri
Maslow
(dalam
Schultz,
1991)
individu seperti apa adanya, rasa harga diri yang
menyatakan bahwa harga diri adalah salah satu
rendah karena individu mengharapkan individu
syarat beraktualisasi dimana terdapat perasaan
adalah seseorang yang lain.
yakin dan aman akan diri sendiri serta merasa
Rosenberg (dalam Deaux & Wrigtsman,
bangga atau adekuat.
1993) berpendapat harga diri adalah evaluasi
Coopersmith (1989) menjelaskan harga
yang dilakukan seseorang baik secara positif
diri merupakan penilaian yang diberikan individu
maupun
diri
terhadap dirinya sendiri, baik positif maupun
pengalaman.
negatif yang kemudian diekspresikan dalam
Pencapaian kesuksesan atau jumlah teman yang
sikap terhadap dirinya tersebut apakah individu
banyak, cenderung menghasilkan harga diri yang
menerima atau menolak diri.
negatif.
didasarkan
pada
Evaluasi beragam
terhadap
positif. Sementara harga diri yang negatif berasal
Harga diri adalah kita mencintai diri
dari kegagalanyang beruntun.
kita dan merasa senang, bahagia dan bahkan
Harga diri adalah sikap menerima diri
bangga dengan siapa diri kita (Parker, 2005)
apa adanya, ini berhubungan dengan keyakinan
Harga diri adalah suatu evaluasi terhadap diri
bahwa kita layak, mampu dan berguna dalam apa
sendiri, yang mana akan menentukan seberapa
yang telah, sedang dan akan terjadi dalam hidup
jauh
kita (Brecht, 2000).
(Ritandiyono & Ratnaningsih, 1996)
Goss dan O’hair (dalam sobur 2003),
seseorang
akan
Berdasarkan
menyatakan bahwa harga diri adalah mengacu
menyukai
uraian
diatas
dirinya dapat
disimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian
4
positif atau pun negatif terhadap diri individu,
untuk berfikir dan bertindak mengatasi
baik penilaian dari individu maupun penilaian
masalah yang didasarkan pada tantangan
dari orang lain, sebagai syarat individu untuk
dalam kehidupannya.
dapat mengaktualisasikan dirinya.
b.
Perasaan nilai pribadi atau penghormatan diri (self respect) : rasa percaya diri dengan
Komponen Harga Diri Menurut Felker (dalam Kristianie, 2004),
seyakin-yakinnya akan menjadi sukses dan
komponen-komponen yang membentuk harga
bahagia, menjadi orang yang patut dihargai
diri yaitu:
dan memiliki hak untuk mewujudkan segala
a.
Feeling of belonging yaitu perasaan individu
kebutuhan kebutuhan dan ingin meraih
bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu
segala yang dicita-citakan serta menikmati
kelompok dan bahwa individu diterima serta
hasil atas usahanya tersebut.
dihargai oleh anggota kelompok lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
Individu akan memiliki nilai yang positif
bahwa komponen harga diri adalah perasaan
akan dirinya bila ia mengalami perasaan
kompetensi pribadi (self confidance), \perasaan
diterima atau menilai dirinya sebgai bagian
penghormatan diri (self respect) dan perasaan
dari kelompoknya. Namun individu akan
akan dirinya berharga (feeling of worth).
memiliki nilai yang negatif tentang dirinya
b.
Sedangkan Karakteristik harga diri
bila ia mengalami perasaan tidak diterima.
Individu menurut
Feeling of competence yaitu perasaan
memiliki karakteristik sebagai berikut :
individu bahwa individu mampu mencapai
a. Harga Diri Tinggi
suatu
hasil
yang
diharapkannya.
Bila
Individu yang memiliki harga diri yang
individu merasa telah mencapai tujuannya
positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
secara efisien, maka individu akan memberi
1) Menganggap
penilaian yang positif pada dirinya. c.
seorang
yang
diri
sendiri
berharga dan
sebagai sama
Feeling of worth yaitu perasaan individu
baiknya dengan orang lain yang sebaya
bahwa
serta menghargai orang lain.
dirinya
berharga,
perasaan
ini
seringkali muncul dalam bentuk-bentuk
2) Dapat mengontrol tindakan-tindakan
pernyataan-pernyataan yang sifatnya pribadi
terhadap dunia luar dirinya dan sama
seperti individui cantik, baik, dan lain-lain.
baiknya dengan orang lain yang sebaya
Orang mempunyai perasaan berharga akan
serta menghargai orang lain.
menilai dirinya lebih positif daripada yang
3) Menyukai tugas baru dan menantang
tidak memiliki perasaan berharga.
serta tidak cepat bingung bila segala
Menurut Branden (2001) ada dua komponen
sesuatu berjalan diluar rencana.
harga diri : a.
Coopersmith (1989)
Perasaan
4) Berhasil atau berprestasi dalam bidang kompetensi
pribadi
atau
akademis aktif dan mengekspresikan
kepercayaan diri (self confidence) : rasa
dirinya dengan baik.
percaya diri dalam kemampuan seseorang
5
5) Tidak menganggap dirinya sempurna
5) Merasa orang lain tidak memberi
melainkan tahu keterbatasan diri dan mengharapkan
adanya
perhatian pada dirinya.
perbaikan
6) Merasa
pertumbuhan dari dirinya.
mengerjakan
sesuatu
tidak
memberikan hasil yang baik meskipun
6) Memiliki nilai-nilai dan sikap yang
telah berusaha keras.
demokratis serta orientasi realistis. 7) Lebih
b.
bahagia
dan
efektif
dalam
Faktor-Faktor Harga Diri
menghadapi tuntutan dari lingkungan.
Terdapat beberapa faktor yang dianggap
Secara umum individu yang memiliki
sebagai penentu terbentuknya harga diri. Faktor-
harga
dikatakan
faktor tersebut adalah pola asuh, kebudayaan dan
sebagai individu yang harga dirinya
perubahannya, meniru tingkah laku, nilai-nilai,
tinggi.
perbandingan sosial serta sekolah (Coopersmith,
diri
yang
positif
Harga Diri Rendah
1989).
Individu yang memiliki harga diri yang
a.
Pola Asuh
rendah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Menurut Coopersmith (1989), pola asuh
1) Menganggap dirinya sebagai orang
orang tua secara konsisten berhubungan
yang tidak berharga dan tidak disukai,
dengan harga diri. Orang tua yang hangat,
sehingga takut gagal untuk melakukan
responsif dan memiliki harapan-harapan
hubungan sosial. Hal ini seringkali
yang realistik terhadap anak-anaknya dapat
menyebabkan individu yang memiliki
mengembangkan perasaan harga diri yang
harga diri negative tersebut menolak
tinggi pada anak. Orang tua dengan ciri
diri sendiri untuk cenderung tidak puas
seperti diatas mencintai dan menerima anak
akan dirinya dan meremehkan dirinya.
sebagai
2) Tidak yakin terhadap pendapat dan kemampuan
diri
sendiri
individu
yang
kompeten
dan
berharga, serta mendorong anak-anaknya
sehingga
untuk berprestasi dan bertingkah laku yang
kurang mampu mengekspresikan diri
baik.
Sebaliknya,
sendiri serta menganggap ide dan
perfeksionis,
pekerjaan orang lain lebih baik daripada
mengkontrol ataupun terlalu melindungi,
dirinya.
memanjakan ataupun mengabaikan anak-
suka
orang
tua
mengkritik,
yang terlalu
3) Tidak menyukai sesuatu hal atau tugas
anaknya, serta tidak memberikan batasan-
yang baru sehingga akan sulit bagi dia
batasan dan peraturan-peraturan yang jelas
untuk menyesuaikan diri dengan segala
dan
sesuatu yang belum jelas bagi dirinya.
perasaan harga diri yang negatif pada anak.
4) Merasa tidak banyak yang diharapkan
b.
konsisten
dapat
mengembangkan
Kebudayaan dan Perubahannya
dari dirinya yang menyangkut masa kini
Menurut Coopersmith (1989), kebudayaan
maupun
mempunyai
masa
yang
akan
datang
sehingga menjadi depress dan putus asa.
pengaruh
besar
terhadap
perkembangan harga diri anak dalam setiap
6
kelompok budaya, terdapat nilai-nilai yang
mempunyai nilai-nilai yang secara tidak
dianggap baik dan harapan-harapan yang
sadar dipilih.
harus dijalankan individu sesuai dengan masa
c.
perkembangannya,
sehingga
e.
Perbandingan Sosial
hal
Menurut Berk (dalam Coopersmith, 1989)
tersebut mempengaruhi kepercayaan, nilai,
adalah penilaian kemampuan, tingkah laku,
sikap dan moral yang dianut seseorang.
penampilan dan karakteristik lain dalam
Misalnya harapan gender stereotype tentang
hubungan dengan orang lain. Banyak studi
keindahan fisik dan pencapaian mempunyai
menunjukkan bahwa harga diri sangat tinggi
efek yang merusak terhadap harga diri anak
pada
perempuan.
kemudian
Meniru Tingkah Laku (Modelling)
pertama sekolah dasar saat anak-anak mulai
Schaefer dan Millman (dalam Coopersmith,
membuat perbandingan sosial.
1989) menjelaskan bahwa orang tua dengan
f.
masa
kanak-kanak menurun
awal,
pada
tetapi
tahun-tahun
Sekolah
harga diri tinggi cenderung memiliki anak
Burns
dengan
pula.
menjelaskan kepuasan terhadap prestasi
Sebaliknya, orang tua dengan harga diri
yang dicapai di sekolah mempengaruhi
yang rendah cenderung memiliki anak
tinggi rendahnya harga diri seseorang. Telah
dengan harga diri yang rendah pula. Hal ini
ditemukan bahwa siswa dengan harga diri
terjadi
tinggi
harga
karena
diri
yang
orang
tua
tinggi
cenderung
(dalam
Coopersmith,
cenderung
lebih
1989),
sukses
dan
memperlakukan dirinya. Sejalan dengan
berprestasi di sekolah dibandingkan siswa
pernyataan diatas, Antony mengungkapkan
dengan harga diri rendah.
bahwa faktor pendukung yang paling kuat METODE PENELITIAN
yang menentukan harga diri seseorang
Penelitian
adalah harga diri orang tua menganut
menggunakan
tipe
konsep, nilai dan keyakinan yang salah,
pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus.
maka anak-anaknya tidak mampu mengatasi
Penelitian ini menelaahan satu kasus secara
masalah yang paling sederhana sekalipun
intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif. Penelitian
dalam kehidupannya di rumah maupun di
d.
ini
studi
kasus
lebih
sekolah.
menekankan mengkaji variable yang cukup
Nilai-Nilai
banyak pada jumlah yang kecil. Tujuan dari
Menurut Oritelli (dalam Coopersmith, 1989)
penelitian menurut Stake (dalam Denzin &
performa
Lincoln, 1994) untuk mencapai pemahaman
pada
kegiatan-kegiatan
yang
dianggap bernilai memiliki pengaruh yang
mendalam
kuat terhadap harga diri. Harga diri rendah
khusus,
sering terlihat melalui penampilan yang
permukaan dari sampel besar dari sebuah
buruk
populasi dan juga bertujuan untuk menyediakan
dalam
berbagai
kegiatan
yang
mengenai
ketimbang
kasus
atau
mendeskripsikan
peristiwa bagian
penjelasan tersurat mengenai struktur, tatanan
7
dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu
Coopersmith (1989). Adapun ciri-ciri yang
kelompok partisipan.
dimaksud yaitu :
Stake (dalam Denzin & Lincoln, 1994)
a.
Menganggap
diri
sendiri
sebagai
menambahkan, dalam membahas studi kasus,
seorang yang berharga dan menghargai
Stake menekankan pendekatan kualitatif, bersifat
orang lain. Dalam hal ini, subjek
naturalistik, berbasis pada budaya dan minat
mengatakan bahwa subjek menganggap
fenomenologi. Studi kasus bukan merupakan
dirinya berharga untuk dirinya, keluarga
pilihan metodologi, tetapi pilihan masalah yang
dan orang
bersifat khusus untuk dipelajari.
Karena tiap orang mempunyai peran
Studi
kasus
merupakan
prosedur
yang ada disekitarnya.
masing-masing.
Subjek
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
mengatakan
berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari
menghargai orang lain, karena dengan
individu dan perilaku yang dapat diamati.
saling menghargai, bisa menjalakan
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tugas dan peran masing-masing di
tersebut secara utuh (Handono,2005).
kantor
Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh
bahwa
juga
dan
subjek
sangat
masyarakat,
atasan
mempunyai peran dan tugas sendiri,
diatas studi kasus adalah penelitian yang
begitu
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
mempunyai tugas dan peran sendiri.
yang tertulis atau lisan dari individu dan perilaku
b.
juga
dengan
bahawan
Dapat mengontrol tindakan-tindakan
yang dapat diamati untuk mencapai pemahaman
terhadap dunia luar dirinya. Di dalam
mendalam
kasus ini, subjek mempunyai keinginan
mengenai
kasus
atau
peristiwa
khusus.
dan kemampuan untuk selalu berusaha
Keakuratan Penelitian
menjaga emosinya dari hal atau keadaan
Untuk menjaga keakuratan penelitian,
yang kurang mengenakan. Subjek akan
peneliti menggunakan trianggulasi penelitian :
tetap berusaha untuk bersabar dalam
Trianggulasi
menghadapi segala cobaan dan segala
data,
trianggulasi
data
dan
trianggulasi metodologis.
keadaan yang tidak diharkan, baik dari atasan, sesama rekan kerja, keluarga dan orang lain.
Pembahasan 1.
c.
Gambaran Harga Diri Karyawan yang
Menyukai tugas baru dan menantang serta tidak cepat bingung bila segala
Berusia Lebih Tua Dari Atasannya Berdasarkan hasil wawancara dan
sesuatu berjalan diluar rencana. Subjek
observasi yang telah dilakukan, subjek
sangat senang dengan hal baru, karena
memiliki harga diri yang tinggi. Hal tersebut
dengan hal baru itu subjek merasa
dapat terlihat dari hasil wawancara dan
tertantang untuk dapat mengerjakan hal
observasi subjek yang sesuai dengan ciri-ciri
baru itu dengan hasil yang baik.seperti
harga diri positif yang dikemukakan oleh
saat
8
subjek
dirotasi
jabatan,
dari
departemen satu ke departemen lain, subjek
d.
menjalankan
dengan
g.
penuh
dan
efektif
dalam
semangat dan tanggung jawab.
Subjek merasakan kebahagiaan walau
Berhasil atau berprestasi dalam bidang
dalam keadaan apapun. Karena menurut
akademis aktif dan mengekspresikan
subjek, selagi ada keluarga di dekat
dirinya dengan baik. Dalam kasus ini,
kita,
subjek adalah seorang yang berhasil dan
bahagia. Banyak orang mempunyai
berprestasi dalam pekerjaannya. Hal ini
kekayaan melimpah, tetapi hatinya tidak
subjek tunjukan dengan tercapainya
bias merasakan kebahagiaan. 2.
semua
Faktor-Faktor
menjadi
yang
terasa
lebih
Mempengaruhi
kepada subjek.
Harga Diri Karyawan yang Berusia
Tidak menganggap dirinya sempurna
Lebih Tua Dari Atasannya
melainkan tahu keterbatasan diri dan mengharapkan pertumbuhan
adanya dari
Hasil wawancara dan observasi
perbaikan
diri yang positif karena dipengaruhi oleh
merupakan orang yang menyadari akan
beberapa faktor yang mempengaruhi harga
kelemahan
diri seseorang yang dikemukakan oleh
dan
setiap
dirinya.
menunjukkan bahwa subjek memiliki harga
Subjek
Karena
kelebihan manusia
dirinya. memiliki
Coopersmith (1989) diantaranya yaitu :
kelebihan dan kelemahan. Tidak ada manusia
f.
bahagia
menghadapi tuntutan dari lingkungan.
target-target yang diberikan perusahaan
e.
Lebih
yang
sempurna.
a.
Pola Asuh
Dengan
Menurut Coopersmith (1989), pola asuh
kesadaran subjek itu, subjek menutupi
orang tua secara konsisten berhubungan
kelemahan yang dimilikinya dengan
dengan harga diri. Orang tua yang
kelebihannya.
hangat, responsif dan memiliki harapan-
Memiliki nilai-nilai dan sikap yang
harapan yang realistik terhadap anak-
demokratis
anaknya
serta
orientasi
realistis.
dapat
mengembangkan
Dalam kasus ini subjek adalah orang
perasaan harga diri yang positif pada
yang
anak. Subjek dalam hal ini dari
demokratis. Subjek mendidik
keluarga dengan
kebebasan namun
semenjak subjek kecil hingga sekarang,
penuh tanggung jawab. Subjek tidak
orang tua subjek sangat perhatian.
pernah memutuskan sesuatu tanpa ada
Hubungan subjek dengan orang tua
diskusi dengan anggota keluarganya,
subjek selalu dekat dan hangat. Karena
begitu juga di dalam pekerjaan, subjek
pola asuh tersebut membuat subjek
selalu berdiskusi dengan atasannya
termotivasi untuk berprestasi.
untuk
mengambil
suatukeputusan,
b.
Kebudayaan dan Perubahannya
walau atasannya lebih muda, subjek
Kebudayaan
tidak malu untuk meminta pendapat
besar terhadap perkembangan harga diri
atasannya.
seseorang
9
mempunyai dalam
setiap
pengaruh kelompok
budaya,
c.
terdapat
yang
tetapi kemudian menurun pada tahun-
dianggap baik. Subjek termasuk orang
tahun pertama sekolah dasar saat anak-
yang
dengan
anak mulai membuat perbandingan
kebudayaan. Selagi kebudayaan itu
sosial. Mengenai perbandingan sosial,
positif dan tidak bertentangan dengan
subjek tidak menyalahkan orang yang
kepercayaan dan agama, subjek akan
suka membanding-bandingkan dengan
menjalankan kebudayaan itu.
orang
Meniru Tingkah Laku (Modelling)
dibandingkan suatu hal yang positif.
Faktor lain yang berpengaruh dalam
Karena dengan membandingkan, akan
pembentukan harga diri adalah faktor
membuat diri kita termotivasi menjadi
sangat
nilai-nilai
terbuka
atau meniru tingkah laku.
modeling
f.
apa
yang
Sekolah
untuk di tiru tingkah lakunya adalah
Burns
orang tua subjek. Karena subjek sangat
menjelaskan kepuasan terhadap prestasi
terkesan dengan sikap orang tuanya
yang dicapai di sekolah mempengaruhi
yang tidak membeda-bedakan orang
tinggi rendahnya harga diri seseorang.
lain.
Telah ditemukan bahwa siswa dengan
Nilai-Nilai
harga diri tinggi cenderung lebih sukses
Menurut Oritelli (dalam Coopersmith,
dan berprestasi di sekolah dibandingkan
1989), performa pada kegiatan-kegiatan
siswa dengan harga diri rendah. Tak
yang
memiliki
jauh berbeda dengan seorang yang
pengaruh yang kuat terhadap harga diri.
berprestasi dalam pekerjaannya akan
Harga diri rendah sering terlihat melalui
membuat
penampilan yang buruk dalam berbagai
percaya diri dan meningkatnya harga
kegiatan yang mempunyai nilai-nilai
diri orang tersebut. Dalam pekerjaan,
yang secara tidak sadar dipilih. Subjek
subjek termasuk orang yang berhasil,
menyatakan bahwa penampilan yang
hal ini dapat dilihat dari pencapaian
sopan dan
target-target subjek
dianggap
bernilai
rapi harus diterapakan
disegala acara atau dalam keseharian. e.
asalkan
lebih baik.
Dalam hal ini subjek menjadikan contah
d.
lain,
(dalam
Coopersmith,
orang
tersebut
1989)
semakin
yang diberikan
perusahaan.
Perbandingan Sosial Kesimpulan
Menurut Berk (dalam Coopersmith, 1.
1989) adalah penilaian kemampuan, tingkah
laku,
karakteristik dengan
penampilan
lain
orang
dalam
lain.
Dari Atasannya
dan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
hubungan
Banyak
Gambaran Harga Diri Subjek Lebih Tua
dengan
studi
wawancara
dan
observasi
menunjukkan bahwa harga diri sangat
sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan
tinggi pada masa kanak-kanak awal,
bahwa Subjek memiliki harga diri yaitu menganggap diri sendiri sebagai seorang
10
yang berharga dan menghargai orang lain,
apa yang di lakukan subjek saat ini bisa
dapat mengontrol tindak-tndakan terhadap
jadi menjadi contoh bagi anak-anak
dunia
subjek kelak.
luar,
menyukai
hal
baru
dan
menantang serta tidak cepat bingung jika
2.
2.
Kepada
Karyawan
Secara
Umum
segala sesuatu berjalan diluar rencana,
Khususnya Yang Mempunyai Atasan
berhasil atau berprestasi dalam bidang
Lebih Muda
akademis aktif dan dpat mengekspresikan
Bagi seluruh karyawan, hargailah setiap
dirinya, tidak menganggap dirinya sempurna
orang yang ada di sekitar kita. Baik
melainkan
dan
atasan, bawahan atau rekan sejawat.
mengharapkan perubahan pada dirinya, dan
Karena hanya dengan menghargai orang
memiliki nilai dan sifat demokratis, serta
lain, orang lain pasti akan menghargai
lebih bahagia dan efektif dalam menghadapi
kita. Dan khusus bagi karyawan yang
tuntutan hidup.
berusia lebih tua dari atasannya, jangan
tahu
Faktor-Faktor
keterbatasan
Yang
diri
pernah
Mempengaruhi
merasa
di
remehkan,
di
Harga Diri Karyawan
rendahkan dan tidak di hargai oleh
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
atasan ketika kita di beri perintah atau
wawancara dan observasi diketahui bahwa
pun di beri teguran, karena dalam
subjek banyak dipengaruhi oleh faktor-
menghargai sesuatu, pangkat, jabatan
faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu
dan usia bukanlah ukuran untuk kita
pola asuh, modeling, kebudayaan
dapat menhargai seseorang.
dan
perubahannya, nilai-nilai, dan perbandingan
3.
social, serta sekolah.
Kepada Masyarakat Kepada seluruh masyarakat diharapkan dapat
menumbuhkan
sikap
saling
menghargai. Karena dengan kita saling
Saran Dari hasil penelitian tentang harga diri
menghargai hal itu bisa berdapak bagi
karyawan yang berusia lebih tua dari atasannya,
harga diri orang lain dan harga diri kita
maka saran yang diajukan oleh peneliti terhadap
sendiri.
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
4.
Kepada Subjek Kepada
subjek
menjaga
dan
Kepada Peneliti Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat disarankan lebih
dapat
mengembangkan
fokus
penelitian
yang
meningkatkan
berbeda dan lebih variatif lagi. Misalnya
kesabaran dalam menghadai keadaan
membandingkan harag diri karyawan yang
yang tidak diingkan.Teruskan bersikap
berusai lebih tua dari atasannya dan berbeda
menghargai satu
jenis kelamin, atau dapat pula mencoba
membeda-bedakan
sama lain, tidak orang
karena
menggunakan metode penelitian kuantitatif.
jabatan, status sosial dan usia. Lakukan apa yang sudah subjek lakukan. Karena
11
Daftar Pustaka
Kristianie, E. (2004). Hubungan antara harga diri dengan motif afiliasi pada remaja. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Basuki, H. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. Jakarta : Gunadarma Branden, N. (2001). Kiat jitu meningkatkan harga diri. Jakarta : PT. Pustaka Delapratasa.
Linden, R.C., Maslyn, J.M. (1998). Multidimensionality of leader-member exchange theory. Greenwich : Jai Press
Brecht, G. (2000). Mengenal dan mengembangkan harga diri. Jakarta : PT Prenhalindo.
Linden, R.C., Sparrowe, R.T. & Wayne, S.J. (1975). Leader-member exchange Theory. Greenwich : Jai Press
Coopersmith, S. (1989). The antecedents of self esteem. San Fransisco : Freeman and Company.
LittleJohn, S.J. (1992). Four system theory. Thousand Oaks : Sage Publication. Luthans, R.F. (1973). Management of Human. Greenwich : Jai Press
Deaux, K., Dane, F.C & Wrightsman, L.S. (1993). Social psychology in the 90s (6 th edition). USA: Brooks/Cole Publishing Company.
Moleong. L. J. (2004). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Densereau, F. & Graen, G. (1975). Vertical dyad linkage approach to leadership. Singapore : Mc Graw Hill Book.co
Muktar, A. (2001). Harga diri remaja. Jakarta : PT. Rakasta Samasta.
Denzin. N. K. & Lincoln. Y. S. (Ed) (1994). Handbook of qualitative research. London. New Delhi: Sage.
Northouse, P.G. (1997). Leadership, theory & practice. Thousand Oaks : Sage Publication
Gabarro, K. & Korter, C. (1982). How to measure human resources management. Singapore : Mc Graw Hill Book.co
Page, A dan Page, C. (2000). Psikologi populer: Kiat meningkatkan harga diri anda. Jakarta: Arcan. Parker,
Gea, A.A., Wulandari, A.P.Y., dan Babari, Y. (2003). Relasi dengan diri Sendiri. Jakarta : PT. elex media komputindo.
D. K. (2005). Menumbuhkan kemandirian dan harga diri. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Karya.
Poerwandari. E. K. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Hasibuan, Melayu S.P. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Bumi Aksara Kartono, K. (1989). Psikologi abnormal dan abnormalitas seksual. Bandung: CV. Mandar Maju.
Ritandiyono dan Retnaningsih .(1996). Aktualisai diri. seri diktat kuliah. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Kerlinger. F. N. (1986). Asas-asas penelitian behavioral. (Alih Bahasa oleh Landung R. Simatupang). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sanjaya, M. (2000). Menejemen dalam teori empat sistem. Jakarta : Rineka Cipta.
Khera, S. (2002). Kiat menjadi Pemenang. Jakarta : PT. Prenhalindo.
12
Scultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Sobur, A. (2003). Psikologi umum. Bandung ; Pustaka Setia Soebagyo, J.P. (2004). Metodologi penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Suryanto, M. (2004). Motivasi kepemimpinan. Jakarta Rineka Cipta Wirawan, H. E. (1998). Buku ajaran psikologi sosial 1. Jakarta : UPT. Universitas Tarumanegara.
13