FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: ANI YULIYANTI NIM. 06412144003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)
SKRIPSI
Oleh: ANI YULIYANTI 06412144003 Telah disetujui dan disahkan Pada tanggal 23 Desember 2010 Untuk dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Disetujui Dosen Pembimbing
Rr. Indah Mustikawati, M.Si.,Ak. NIP. 196810141998022001
PENGESAHAN
Skripsi
yang
berjudul
“FAKTOR–FAKTOR
YANG
BERPENGARUH
TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)” telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 14 Januari 2011 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Rr. Indah Mustikawati, M.Si.,Ak
Ketua Penguji
Diana Rahmawati, M.Si
Sekretaris
Dhyah Setyorini, M.Si.,Ak.
Penguji Utama
Tanggal
Yogyakarta, 14 Januari 2011 Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,
Sardiman, A.M.,M.Pd. NIP. 19510523 198003 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah: Nama
: ANI YULIYANTI
NIM
: 06412144003
Program Studi
: Akuntansi
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ekonomi
Judul Tugas Akhir
: FAKTOR–FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Pada Tahun
2007-2008) Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya/pendapat yang ditulis/diterbitkan orang lain, kecuali sebagai acuan/kutipan dengan tata tulisan karya ilmiah yang lazim. Dengan demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 14 Januari 2011 Yang menyatakan,
ANI YULIYANTI NIM. 06412144003
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Kehidupan adalah serangkaian perjalanan serta pelajaran yang harus di tempuh setiap manusia yang hidup di dunia Syukurilah semua yang Allah berikan untuk kita, janganlah pernah mengeluh dengan ujian yang sedang Allah berikan untuk kita” (Ani Yuliyanti)
“Kemenangan terbesar adalah: ketika kita mengalahkan diri sendiri” (anonim)
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini aku persembahkan untuk: Bapak dan Ibuku yang telah membesarkanku dengan limpahan kasih sayang, selalu mendoakan dan membimbingku serta selalu memberikan dukungan baik secara moril dan materil sampai aku sebesar ini, Simbah kakung dan simbah putri yang selalu mendoakan untuk keberhasilanku, Adikku Juli Mandana Putra Dan Eko T.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2008) Oleh: ANI YULIYANTI NIM. 06412144003 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas baik secara secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008. Populasi dalam peneltian ini yaitu perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007–2008 yaitu sebanyak 139 perusahaan pada tahun 2007 dan 140 perusahaan pada tahun 2008 dengan sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 63 perusahaan. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder dengan metode dokumentasi. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu diadakan pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008 bahwa: 1) Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 3,964 lebih besar dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05; 2) Opini Auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 1,659 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,100 lebih besar dari 0,05; 3) Ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 3,176 lebih besar dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05; 4) Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 0,802 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value 0,424 lebih besar dari 0,05; 5) Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 1,023 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,309 lebih besar dari 0,05; dan 6) Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan F hitung sebesar 6,053 lebih besar dari F tabel sebesar 2,790 atau P-value sebesar 0,000 lebh kecil dari 0,05. Model regresi berganda adalah Y = 26,514 + 0,327 X1 + 2,816 X2 + 5,353 X3 + 0,075 X4 + 0,097 X5, dan berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,201, berarti variabel bebas tersebut secara bersama-sama mempengaruhi 20,1% Audit Delay. Sebesar 79,9% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir Skripsi
yang
berjudul
“FAKTOR–FAKTOR
YANG
BERPENGARUH
TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)”. Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bimbingan dari berbagai pihak, Tugas Akhir Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang tulus kepada : 1. Prof. Dr. Rahmat Wahab, MA., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Sardiman A.M., M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Rr. Indah Mustikawati, M.Si,Ak., Ketua Program Studi Akuntansi dan sekaligus Pembimbing Skripsi yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian dan memberikan masukan kepada penulis. 4. Dhyah Setyorini, M.Si, Ak., Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan kepada penulis dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Bapak Ibu Dosen, khususnya Jurusan Akuntansi yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya kepada penulis selama belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
6. Teman-teman seperjuangan Akuntansi NR-B angkatan 2006, sahabatku Poe, Anita terimakasih untuk semuanya, senang sekali rasanya bisa mengenal kalian semua. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dorongan serta bantuan selama penyusunan tugas akhir ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang telah membantu menyelesaikan proses penulisan skripsi ini, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Yogyakarta, 14 Januari 2011 Penulis,
Ani Yuliyanti NIM. 06412144003
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
v
ABSTRAK ...................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................
vii
DAFTAR ISI ................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
8
C. Pembatasan Masalah ...............................................................
9
D. Rumusan Masalah ...................................................................
10
E. Tujuan Penelitian ....................................................................
10
F. Manfaat Penelitian .................................................................
11
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................
12
A. Deskripsi Teori ........................................................................
12
1. Audit Delay .......................................................................
12
2. Ukuran Perusahaan ...........................................................
13
3. Opini Auditor ...................................................................
15
4. Ukuran Kantor Akuntan Publik ........................................
17
5. Solvabilitas ........................................................................
20
6. Profitabilitas .....................................................................
22
Halaman 7. Auditing ............................................................................
23
8. Laporan Audit ...................................................................
30
9. Laporan keuangan .............................................................
31
B. Penelitian yang Relevan ..........................................................
34
C. Kerangka Berpikir ...................................................................
38
D. Paradigma Penelitian ...............................................................
43
E. Hipotesis Penelitian .................................................................
44
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................
45
A. Jenis Penelitian ........................................................................
45
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
45
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................
46
D. Definisi Operasional Variabel .................................................
47
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
49
F. Teknik Analisis Data ...............................................................
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
56
A. Hasil Penelitian .......................................................................
56
1. Deskripsi Umum ...............................................................
56
2. Deskripsi Khusus ..............................................................
58
3. Pengujian Prasyarat Analisis .............................................
63
4. Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................
68
B. Pembahasan .............................................................................
75
C. Keterbatasan Penelitian............................................................
82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
83
A. Kesimpulan ......................................................................................
83
B. Saran ................................................................................................
85
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
87
LAMPIRAN .................................................................................................
89
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Prosedur dan hasil pemilihan sampel perusahaan..........................
2.
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
56
di BEI tahun 2007 – 2008 ..............................................................
57
3.
Statistik Deskriptif Data Audit Delay ............................................
58
4.
Distribusi Kecenderungan Frekuensi Audit Delay.........................
59
5.
Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan.................................
59
6.
Distribusi Kecenderungan Frekuensi Ukuran Perusahaan.............
60
7.
Distribusi Kategori Opini Auditor ................................................
60
8.
Distribusi Kategori Ukuran KAP ..................................................
61
9.
Statistik Deskriptif Data Solvabilitas ............................................
61
10. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Solvabilitas .........................
62
11. Statistik Deskriptif Data Profitabilitas ..........................................
62
12. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Profitabilitas .......................
63
13. Rangkuman Hasil Uji Linearitas ...................................................
65
14. Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas .......................................
66
15. Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi ..............................................
68
16. Rangkuman Hasil Hipotesis Pertama.............................................
69
17. Rangkuman Hasil Hipotesis Kedua ...............................................
70
18. Rangkuman Hasil Hipotesis ketiga ................................................
71
19. Rangkuman Hasil Hipotesis Keempat ...........................................
72
20. Rangkuman Hasil Hipotesis Kelima ..............................................
73
21. Rangkuman Hasil Hipotesis Keenam.............................................
74
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Paradigma Penelitian ........................................................................
43
2. P-P Plot untuk Uji Normalitas Sebaran ...........................................
64
3. Scatter Plot untuk Uji Heteroskedastisitas .......................................
67
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Daftar Sampel Perusahaan ...................................................................
89
2. Daftar Hasil Perhitungan Sampel........................................................
90
3. Statistik Deskriptif ............................................................................... 104 4. Hasil Uji Prasarat Analisis ................................................................... 105 5. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................................... 108 6. Tabel Statistik ...................................................................................... 111 7. Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 112
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono (2002:170), ketepatwaktuan informasi mengandung
pengertian
bahwa
informasi
tersedia
sebelum
kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan. Dengan demikian, informasi yang memiliki prediksi tinggi dapat menjadi tidak relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan. Menurut Belkaui (2001) dalam Arif Wicaksono (2009:3) laporan keuangan merupakan suatu sumber informasi yang berperan penting dalam pengambilan keputusan dan bertujuan sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan, perubahan posisi keuangan, arus kas, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Bagi yang berkepentingan dengan kondisi keuangan perusahaan, informasi yang akurat dan tepat waktu sangat penting, karena turut menentukan langkah yang akan diambilnya. Salah satu kewajiban perusahaan manufaktur yang sudah go public adalah mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar dalam Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Auditor memiliki tanggung jawab yang besar dan tentunya hal ini membuat auditor untuk bekerja secara lebih profesional. Salah satu kriteria profesionalisme auditor tampak dalam ketepatan waktu penyampaian laporan auditannya (Imam Subekti dan Novi Wulandari, 2004 dalam Supriyati, 2007:109). Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal ditandatanganinya laporan
audit
dapat
mempengaruhi
ketepatan
waktu
informasi
tersebut
dipublikasikan (Supriyati Yuliasri Rolinda, 2007:110), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketetapan waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan yang memadai. Pemakai informasi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru. Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan
perubahan
yang
terjadi
dalam
perusahaan
yang
mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.
mungkin
Standar audit, menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), khususnya standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Selain itu, standar pekerjaan lapangan memuat pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Yugo Trianto, 2006:2). Hal ini yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan, sehingga publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut sebagai Audit Delay. Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Wiwik Utami, 2006:4). Audit Delay yang melewati batas waktu ketentuan BAPEPAM, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan.
Keterlambatan
publikasi
laporan
keuangan
tersebut
dapat
mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Menurut penelitian Imam Subekti dan Widiyanti (2004) yang dikutip dari Ardhi Dharma (2008), menyebutkan bahwa pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu pelaporan ke BAPEPAM dari waktu antara tanggal laporan sampai tanggal opini auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan BAPEPAM, terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum
patuh terhadap peraturan informasi di Indonesia. Beberapa faktor yang kemungkinan menyebabkan Audit Delay semakin lama, yaitu: Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas. Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang di ukur dari besarnya total asset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Di mana menurut Mas’ud Machfoedz (1994:56) Ukuran Perusahaan dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1) Perusahaan Besar, 2) Perusahaan Menengah, 3) Perusahaan Kecil. Hasil penelitian Sistya Rachmawati (2008:8), menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin panjang Audit Delay. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar biasanya memilki sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Namun, hal ini berbeda dengan pendapat Boynton dan Kell (1996:152) dalam Wiwik Utami (2006:5) yang berpendapat bahwa, ”Audit Delay akan semakin lama apabila Ukuran Perusahaan yang akan di audit semakin besar”. Ini berkaitan dengan semakin besar perusahaan maka semakin banyak jumlah sampel (anak perusahaan) yang harus diambil maka semakin luas juga prosedur audit yang dilakukan. Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public tahun 2004 menemukan adanya hubungan positif antara Opini
Auditor dengan Audit Delay. Pada perusahaan yang tidak menerima pendapat unqualified opinion akan menunjukan Audit Delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion. Hal ini disebabkan karena peusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion dianggap sebagai kabar buruk, sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat. Menurut Ainun Naim(1998) dalam Prabandari dan Rustiana (2007:31) menyatakan bahwa variabel Opini Auditor di Indonesia menunjukan hasil yang kurang memuaskan dimana pendapat akuntan publik tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Penelitian Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:123) juga menunjukan bahwa variabel Opini Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaanya. Pengukuran Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi dua yaitu KAP the big four dan KAP non the big four. Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:123) membuktikan bahwa Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay. Ukuran Kantor Akuntan Publik dikatakan dapat berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay, karena sebagian besar perusahaan sudah menggunakan jasa audit Kantor Akuntan Publik the big four yang dapat melakukan auditnya dengan cepat dan efisien. Selain itu, Kantor Akuntan Publik the big four banyak mengeluarkan pendapat going concern perusahaan dari pada Kantor Akuntan Publik non the big four, sehingga banyak menarik klien. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa Ukuran Kantor
Auntan Publik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Akan tetapi hasil penelitian Yugo Trianto (2006) mendapatkan hasil yang berbeda di mana Ukuran Kantor Akuntan Publik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay, hal ini terjadi karena baik KAP besar maupun KAP kecil memiliki standar yang sama sesuai dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang ataupun jangka pendek. Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Yugo Trianto (2006:35) menemukan pengaruh yang signifikan antara Solvabilitas yang diukur dari Total Debt to Total Asset Ratio (TDTA) terhadap Audit Delay. Proses pengauditan utang relatif membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan pengauditan ekuitas, khususnya apabila jumlah debt holder-nya banyak. Namun, penelitian Sistya Rachmawati (2008:8) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003-2005 menemukan bahwa variabel Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan utang yang besar ataupun perusahaan dengan utang kecil sama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap lamanya Audit Delay. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Penelitian yang dilakukan Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 telah membuktikan bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay.
Hal ini terjadi karena perusahaan yang mengumumkan Profitabilitas yang relatif rendah mengacu pada kemunduran publikasi laporan keuangan yang telah diaudit. Namun, penelitian Supriyati Yuliasri Rolinda (2007) mendapatkan hasil yang berbeda, hasil penelitiannya menunjukan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Dalam penelitiannya banyak perusahaan yang mengalami kenaikan profit namun kenaikan tersebut tidak begitu besar, apalagi ada yang mengalami kerugian. Penyampaian laporan keuangan secara berkala dari segi regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan lampiran Keputusan Ketua Bapepem No.80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan (Sistya Rahmawati, 2008:1). Sejak 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : Kep–36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Yugo Trianto (2006) yang meneliti tentang Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Audit Delay (studi empiris pada perusahaan-perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia) tahun 2004 dengan menggunakan enam variabel yang diteliti yaitu: Ukuran Perusahaan, Jenis Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu dengan mengubah tahun penelitian yaitu menjadi tahun 2007-2008 dan dalam penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian mengenai ”Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay” (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008).
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah diatas dapat di identifikasi berbagai masalah sebagai berikut: 1. Pemenuhan standar audit oleh auditor bukan hanya berdampak terhadap peningkatan kualitas audit, namun juga diduga berdampak terhadap lamanya penyelesaian audit. 2. Lamanya proses pengauditan sering menyebabkan keterlambatan publikasi laporan keuangan auditan. 3. Semakin besar Ukuran Perusahaan atau semakin kecil Ukuran Perusahaan belum tentu menjamin Audit Delay semakin cepat.
4. Perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion atau pendapat selain unqualified opinion belum tentu menjamin Audit Delay semakin cepat. 5. Sebagian besar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan jasa KAP The Big Four untuk mengaudit laporan keuangannya, namun pemilihan KAP The Big Four belum tentu menjamin Audit Delay semakin cepat . 6. Kemampuan perusahaan untuk melunasi semua kewajibannya yang diukur dengan penggunaan rasio Total Debt to Total Asset Rasio (TDTA) belum tentu menjamin Audit Delay menjadi lebih cepat. 7. Profitabilitas yang rendah atau Profitabilitas yang tinggi belum tentu mengacu pada kemunduran laporan keuangan auditan pada perusahaan atau membuat Audit Delay lebih cepat. C. Batasan Masalah Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada dalam Audit Delay, maka penulis akan memberikan batasan masalah dengan maksud agar tujuan dari pembahasan dapat lebih terarah pada sasarannya. Adapun masalah yang penulis bahas dalam penelitian ini hanya terbatas mengenai masalah faktor-faktor yang diduga mempengaruhi Audit Delay, faktor-faktor tersebut antara lain: Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.
D. Rumusan Masalah Berangkat dari pembatasan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay? 2. Bagaimana pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay? 3. Bagaimana pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay? 4. Bagaimana pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay? 5. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay? 6. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap Audit Delay?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay. 2. Mengetahui pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay. 3. Mengetahui pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Delay. 4. Mengetahui pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay. 5. Mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay. 6. Mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas terhadap Audit Delay. 7.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut beberapa manfaat penelitian ini. 1.
Manfaat Teoritis Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari penulis diperkuliahan.
2.
Manfaat Praktis a) Bagi UNY Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan dan bahan pembanding bagi mahasiswa yang ingin melakukan pengembangan penelitian berikutnya di bidang yang sama di masa mendatang. b) Bagi Auditor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh auditor dalam melaksanakan auditnya agar dapat menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM. c) Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana yang bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang auditing dan laporan keuangan serta Audit Delay.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Audit Delay Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku, hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Wiwik Utami, 2006:4). Menurut Dyer & McHugh (1975:206 dalam Wiwik Utami, 2006:4) “Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor’ report”. Ketepatwaktuan penerbitan laporan keuangan audit merupakan hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Menurut Lawrence dan Briyan (1988) dalam Yugo Trianto (2006:31) Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit. Perusahaan yang sudah go public harus menyerahkan laporan keuangan tahunannya disertai dengan opini auditor kepada Bapepam. Peraturan Bapepam tersebut diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang publikasi laporan keuangan tahunan auditan yang bersifat wajib dengan batas waktu 120 hari dari akhir tahun fiskal sampai tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit ke BAPEPAM. Namun, Sejak 30 September 2003, peraturan ini
diganti dengan peraturan baru dengan Nomor X.K.2 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan ke Bapepam menjadi 90 hari. Ketepatwaktuan merupakan kualitas yang berkaitan dengan ketersediaan informasi pada saat dibutuhkan. Waktu antara tanggal laporan keuangan dan laporan audit (Audit Delay) mencerminkan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Informasi yang sebenarnya bernilai tinggi dapat menjadi tidak relevan kalau tidak tersedia pada saat dibutuhan. Ketepatwaktuan informasi mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaaan dalam keputusan. Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut (Zaki Baridwan, 2001:5). Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien sudah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.
Pada dasarnya Ukuran Perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small firm). Xaf0 Penentuan perusahaan ini didasarkan pada total asset perusahaan (Llangnp1035Masud Machfoedz, 1994). Kategori Ukuran Perusahaan yaitu: a. Perusahaan Besar Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun. b. Perusahaan Menengah Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar c. Perusahaan Kecil Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun. Faktor Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering diteliti pada penelitian sebelumnya. Givoli dan Palmon (1982) dalam Prabandi dan Rustiana (2007:29), dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan antara Ukuran Perusahaan, kompleksitas perusahaan dan kualitas pengendalian internal dengan Audit Delay. Ukuran Perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa
kemungkinan
Ukuran
Perusahaan
dapat
mempengaruhi
waktu
penyelesaian audit. 3. Opini Audior Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pendapat auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan. Ada lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor (Mulyadi, 2002:20-22): 1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. 2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion report with Explanatory Language) Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau telah sesuai standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum, tetapi terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor
menambahkan suatu paragraf penjelasan (penjelasan lain) laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan. 3) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit apabila lingkup audit dibatasi klien, auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor, laporan keuangan tidak disusun dengan prinsip akuntansi yang berterima umum digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak ditetapkan secara konsisten. 4) Pendapat tidak wajar (adverse Opinion) Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. 5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion) Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditor, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah: a) Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit.
b) Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya Sebagai pemeriksa laporan keuangan auditor akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini yang dikeluarkan berdasarkan bukti dan penemuan selama melaksanakan pekerjaan lapangan. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan lapangan auditor tidak menemukan masalah ataupun bukti yang sangat menyimpang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum maka auditor mungkin dapat dengan cepat menyelesaikan tugasnya dan kemudian mengeluarkan opini audit yang sesuai dengan hasil yang diperoleh, tetapi jika auditor menemukan penyimpangan karena laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum kemungkinan auditor akan lebih banyak lagi mencari penyimpangan serta bukti-bukti lain yang akhirnya dapat mempengaruhi penyelesaian waktu audit (Ardhi Dharma Yuana, 2008: 15). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemungkinan opini yang dikeluarkan oleh auditor dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit. 4. Ukuran Kantor Akuntan Publik Menurut SK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana telah diubah dengan SK. Menkeu No. 470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Haryono Jusup (2001:19), Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalakan pekerjaannya. Jumlah kantor akuntan publik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis. Dewasa ini di seluruh Indonesia terdapat 448 kantor akuntan publik yang dapat digolongkan
menjadi kantor akuntan besar, sedang dan kecil. Kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit jumlahnya dan umumnya bekerjasama dengan kantor-kantor akuntan besar yang berskala internasional. Sebagian besar terdiri dari kantor-kantor akuntan publik kecil dengan wilayah operasi yang terbatas (Haryono Jusup, 2001:19). Struktur Kantor Akuntan Publik, Mengingat pekerjaan audit atas laporan keuangan menuntut tanggungjawab yang besar, maka pekerjaan profesional kantor akuntan publik menuntut indenpendensi dan kompetensi yang tinggi pula. Indenpendensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompentensi memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas indenpendensi
dan
kompentensi
auditor,
menyebabkan
pemakai
bisa
mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor. Oleh karena kantor akuntan publik demikian banyak jumlahnya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai laporan untuk menilai independensi dan kompentensi masing-masing kantor akuntan publik. Oleh karena itu struktur kantor akuntan publik akan sangat berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya (Haryono Jusup, 2001:20). Bentuk usaha Kantor Akuntan Publik yang dikenal menurut hukum Indonesia ada dua macam yaitu (Haryono Jusup, 2001:20) : a. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Sendiri. Kantor Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama akuntan publik yang bersangutan. b. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Kerjasama. Kantor Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan publik yang menjadi rekan/partner dalam Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan.
Auditor Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup. Menurut Yuliana dan Aloysia (2004:115) Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four. Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia adalah: a. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan. b. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya. c. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo. d. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata. Menurut Supriyati Yuliastri Rolinda (2007:114) Kantor Akuntan Publik internasional atau yang di kenal dengan the Big Four dianggap dapat melaksanakan auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk
mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya. Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu. Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat meningkatkan reputasi kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya Ukuran Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan keuangan. 5. Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang utang totalnya lebih besar dibandingkan total asetnya (Hanafi dan Halim, 1996). Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. Supranoto
(1990:198)
disebutkan
bahwa
solvabilitas
merupakan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi dalam neraca yang menunjukan kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang tidak lancar. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi tolak ukur Solvabilitas diukur dengan rasio total debt to total asset ratio (TDTA)
yang membandingkan jumlah aktiva (total asset) dengan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang). Perhitungan solvabilitas dengan rasio total debt to total asset (TDTA) sendiri di hitung dengan rumus:
TDTA =
Total Aktiva × 100% Total Utang
Penelitian Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Yugo Trianto (2006), menemukan pengaruh yang signifikan antara solvabilitas yang diukur dari rasio total debt to total assets (TDTA) terhadap Audit Delay untuk perusahaan sampelnya tahun 1988. Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to assets ratio adalah pertama, bahwa total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Kedua, mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dengan demikian solvabilitas yang di ukur dengan total debt to total assets ratio dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit. 6. Profitabilitas Menurut Hanafi dan Halim (1996) Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode
tertentu. Dalam Supranoto (1990) Profitabilitas adalah kemampuan suatu kesatuan usaha (entity) untuk memperoleh laba. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan
keputusan
manajemen
dalam
menggunakan
sumber-sumber
dana
perusahaan. Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return On Asset Rasio (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan yang mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah. Ini berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi tersebut bagi perusahaan. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi tolak ukur tingkat profitabilitas yaitu Return On Asset Rasio (ROA) yang diproleh dengan persamaan berikut (Martono dan Agus Harjito, 2005):
ROA =
EBIT ×100% Total Asset
Keterangan : Return on Asset (ROA)
: Rasio Tingkat Profitabilitas
EBIT
: Jumlah laba bersih perusahaan setelah pajak
Total Asset
: Jumlah asset yang dimiliki perusahaan
Berdasarkan persamaan diatas, maka ROA merupakan perbandingan antara jumlah laba yang dihasilkan terhadap asset yang digunakan, sehingga menunjukan sejumlah perusahaan mampu untuk menghasilkan laba dari sumber daya (asset) yang dimiliki. Dengan demikian kemungkinan Profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit. 7. Auditing (Pengauditan) a. Definisi Auditing (Pengauditan)
Menurut Haryono Jusup (2001:11), pengertian pengauditan dapat diartikan sebagai berikut: Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Mulyadi (2002:9), pengertian pengauditan dapat diartikan sebagai berikut: Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mencari bukti-bukti dengan cara objektif yang berkaitan dengan pernyataan-peryataan tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Perlunya laporan keuangan diaudit karena (Asmara, 1996:7 dalam Anggit Wasis Sejati, 2007:29):
1) Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan dengan manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan tersebut 2) Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan 3) Kerumitan data 4) Keterbatasan akses pemakai laporan keuangan terhadap catatan-catatan akuntansi b. Tujuan Audit
Tujuan umum suatu auditing atas laporan keuangan adalah memberikan suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Dalam audit biasanya dirumuskan tujuan khusus audit untuk setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Tujuan khusus ini berasal dari asersi-asersi yang dibuat manajemen dalam laporan keuangan (Haryono Jusup, 2001:117). c. Fungsi Audit
Berdasarkan sifatnya yang analisis, auditing mempunyai fungsi memecah-mecah atau menguraikan informasi yang ada dalam laporan keuangan untuk mencari bukti yang dapat mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran penyajian informasi tersebut. Audit yang dilaksanakan auditor adalah suatu fungsi untuk menentukan apakah laporan keuangan yang disusun manajemen telah memenuhi kriteria yang telah disepakati bersama atau telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dalam Yugo Trianto (2006).
Alasan utama adanya profesi auditor adalah untuk melakukan fungsi pengesahan atau meyakinkan akan kewajaran laporan keuangan. Auditor memberikan sumbangan berupa kepercayaan terhadap laporan keuangan untuk dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pihak-pihak pemakai laporan keuangan. d. Jenis-Jenis Audit
Audit dikelompokan menjadi 3 golongan yaitu (Haryono Jusup, 2001:15): 1) Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kualitatif yang akan diperiksa dan dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Pada umumnya kriteria yang digunakan adalah prinsip akuntansi berlaku umum, meskipun audit lazim juga dilakukan atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan dasar tunai atau dasar akuntansi lain yang cocok untuk organisasi yang diaudit. Laporan keuangan yang diperiksa biasanya meliputi neraca, laporan labarugi dan laporan arus kas termasuk catatan kaki (font mote). 2) Audit Kesesuaian Audit kesesuaian adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Hasil audit kesesuaian biasanya dilaporkan kepada seseorang atau pihak tertentu yang lebih
tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Audit kesesuaian untuk perusahaan swasta dapat berupa penentuan apakah karyawan-karyawan di bidang akuntansi telah mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh kontroler perusahaan. Manajemen biasanya merupakan pihak yang paling berkepentingan atas hasil audit kesesuaian, dibandingkan dengan pihak-pihak lainnya. 3) Audit Operasional Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metode yang ditetapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari audit operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi.
e. Standar Auditing
Standar auditing adalah sebagai ukuran mutu profesional auditor independen dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor standar tersebut meliputi (Haryono Jusup, 2001:53): 1) Standar Umum a) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c) Dalam pelaksanaan auditor dan penyusun laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2) Standar Pekerjaan Lapangan a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. 3) Standar Pelaporan a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. b) Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. c) Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali yang dinyatakan lain dalam laporan audit.
d) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. f. Jenis-Jenis Auditor
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (Haryono Jusup, 2001:17): 1) Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit harus diatas keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk pada pemerintah sehingga dapat diharapkan dapat melakukan audit secara independen, namun demikian badan ini bukanlah badan yang berdiri diatas pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan negara. 2) Auditor Intern Auditor intern adalah auditor yang bekerja didalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. Pada umumnya auditor intern wajib memberikan laporan
secara langsung kepada pimpinan tertinggi perusahaan atau pejabat tinggi tertentu lainnya dalam perusahaan. Tanggungjawab auditor intern pada berbagai perusahaan sangat beranekaragam
tergantung
pada
kebutuhan
perusahaan
yang
bersangkutan. Sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan tugas rutin berupa audit kesesuaian. Agar dapat melakukan tugasnya secara efektif, auditor intern harus independen terhadap fungsi-fungsi lini dalam organisasi tempat ia bekerja, namun ia tidak dapat independen terhadap perusahaannya karena ia adalah pegawai dari perusahaan yang diauditnya. 3) Auditor Independen atau Akuntan Publik Auditor independen atau sering disebut sebagai akuntan publik adalah auditor yang mempunyai tanggung jawab melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka yaitu perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan-perusahaan besar, dan juga perusahaanperusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik sebagai akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah mendapat izin dari Departemen Keuangan. Seseorang baru akan memperoleh ijin berpraktek sebagai akuntan publik apabila yang bersangkutan memenuhi beberapa syarat yang telah ditentukan.
8. Laporan Audit
Laporan audit merupakan
media yang dipakai oleh auditor dalam
berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya (Mulyadi, 2002:12). Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor biasanya disampaikan dalam bentuk tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku. Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf yaitu: paragraf pengantar (introductory paragraph), paragraf lingkup (scope paragraph), dan paragraf pendapat (opinion paragraph). Menurut Haryono Jusup (2001:57) laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Didalam menerbitkan suatu laporan audit, auditor harus mematuhi keempat standar pelaporan dalam standar auditing. 9. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan Ada beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli ekonomi: 1) Pengertian laporan keuangan menurut Mulyadi (2002:61) adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menerimanya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan/ atau kewajiban entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2) Pengertian laporan keuangan menurut Zaki Baridwan (2004:11) adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. 3) Pengertian laporan keuangan menurut Haryono Jusup (2001:100) adalah Suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama periode waktu tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa perusahaan, kualitas menejemen dan lainya. Jadi setiap perusahaan go public diwajibkan untuk mempublikasikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah terdaftar di Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam). Laporan keuangan terdiri dari: 1) Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah sebuah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada titik waktu tertentu (Bringham & Houston, 2006:46). Persamaan akuntansi (disebut juga identitas neraca) merupakan dasar sistem akuntansi. Disisi kiri persamaan ini terkait dengan sumber daya yang
dikendalikan oleh perusahaan, atau aktiva sumber daya yang merupakan investasi yang diharapkan untuk menghasilkan laba dimasa depan melalui aktiva operasi sisi kanan persamaan ini yang mengidentifikasi sumber pendanaan. Kewajiban (liability) merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas aktiva. Ekuitas atau ekuitas pemegang saham (shareholders equity) merupakan total dari (1) pendanaan yang menginvestasikan atau dikontribusi oleh pemilik (modal kontribusi) dan (2) akuntansi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan) sejak berdirinya perusahaan. 2) Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan laba rugi adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun (Bringham & Houston, 2006:50). Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung, dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. 3) Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan dampak dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selama satu periode akuntansi (Bringham & Houston, 2006:59). Tujuan pokok laporan arus kas adalah untuk memberikan
nformasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. b. Tujuan Laporan Keuangan
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan yang menunjukan adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pembuatan keputusan investor (Made Gede, 2004 dalam Yugo Trianto, 2006). Hal ini berarti apabila penyampaian laporan keuangan terlambat maka informasi yang didapat akan kehilangan relevansinya dan secara tidak langsung sebagai sinyal buruk bagi perusahaan. Menurut Ainun Na’im (1988) tujuan umum laporan keuangan adalah: 1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan 2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba 3) Memberikan informasi keuangan yang membantu pemakai laporan dalam menaksir potensi perusahaan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan buku bersangkutan.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut adalah ringkasan dari penelitian terdahulu yang menjadi dasar dari penelitian ini:
1. Penelitian yang dilakukan Supriyati Yuliastari Rolinda (2007) Penelitain
ini
mengambil
judul
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di Indonesia). Penelitian ini dilakukan dengan sampel penelitian perusahaan manufaktur dan finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2005 terhadap 36 sampel perusahaan, penelitian ini menggunakan variabel independen Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Profitabilitas, Ukuran KAP, Jenis Pendapat/Opini, dan Jenis Industri perusahaan. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi menunjukan bahwa secara signifikan Ukuran KAP dan Jenis Industri Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay, sedangkan Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Tingkat Profitabilitas dan Jenis Pendapat/Opini menunjukan hipotesis yang diajukan tidak dapat terbukti atau tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Persamaan penelitian yang sekarang dengan penelitian yang sebelumnya adalah sama-sama penelitian menggunakan variabel Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Opini Auditor. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian diatas adalah penggunaan variabel independen yaitu Debt To Equity Ratio dan Jenis Industry Perusahaan yang digunakan pada penelitian terdahulu dan tahun penelitian. 2. Penelitian yang dilakukan Yugo Trianto (2006) Penelitian ini mengambil judul Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia) tahun 2004 terhadap 243 sampel perusahaan go public
dengan menggunakan 6 variabel yang diteliti yaitu Ukuran Perusahaan, Jenis Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap Audit Delay. Secara parsial Opini Auditor dan Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay, sedangkan variabel Ukuran Perusahaan, Jenis Perusahaan, Ukuran KAP
dan Solvabilitas tidak
berpengaruh terhadap Audit Delay. Persamaan penelitian yang sekarang dengan penelitian yang sebelumnya adalah sama-sama menggunakan variabel Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas. Sedangkan perbedaannya terletak pada tahun penelitiannya yaitu penelitian sekarang menggunakan tahun penelitian 2007-2008 dan perusahaan yang digunakan yaitu penelitian Yugo Trianto menggunakan sampel seluruh perusahaan go publik sedangkan penelitian sekarang hanya menggunakan perusahaan manufaktur. 3. Penelitian yang dilakukan Anggit Wasis Sejati (2007) Penelitian
ini
mengambil
judul
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2005 terhadap 270 perusahaan dalam satu tahunnya (total 810 perusahaan). Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu Ukuran Perusahaan, Klasifikasi Industri, dan Laba/rugi Perusahaan. Hasil penelitin menunjukan bahwa secara simultan variabel Ukuran Perusahaan, Klasifikasi Industri, dan Laba/rugi Perusahaan berpengaruh positif terhadap Audit Delay, sedangkan
secara parsial hanya Laba/Rugi perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Persamaan penelitian yang sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan variabel dependen Audit Delay dan variabel independen Ukuran Perusahaan. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel indepennya yang digunakan yaitu karena dalam penelitian sebeumnya variabel indepennya menggunakan variabel Laba/Rugi Perusahaan dan Klasifikasi Industri. Penelitian terdahulu diambil pada periode tahun 2003-2005 sedangkan penelitian sekarang diambil pada periode tahun 2007-2008. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008) Penelitian ini mengambil judul Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2003-2005. Dalam penelitian ini terdapat dua variable dependen yaitu Audit Delay dan Timeliness dengan lima variabel independen yaitu Profitabilitas, Solvabilitas, Internal Auditor, Size Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Hasil penelitian menunjukan bahwa Size Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay sedangkan variabel Profitabilitas, Solvabilitas, dan Internal Auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Persamaan penelitian yang sekarang dengan dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menggunakan variabel Size Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), Profitabilitas, dan Solvabilitas dan sama-sama
menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel dependen yang pada penelitian terdahulu menggunakan dua variabel dependen yaitu Audit Delay dan Timeliness.
C. Kerangka Berpikir
Informasi yang relevan adalah informasi yang mempunyai predictable, feed back value, dan tepat waktu (Smith dan Skousen, 1997 seperti yang dikutip dari Anggit Wasis Sejati, 2007:41). Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, maksudnya untuk menjelaskan perubahan didalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi pada waktu membuat prediksi dan keputusan. Sedangkan ketepatan waktu pelaporan sendiri dipengaruhi oleh lamanya audit (Hendriksen, 1992 seperti yang dikutip pada Anggit Wasis Sejati, 2007:41). Beberapa faktor yang diduga dapat berpengaruh terhadap Audit Delay dalam penelitian ini antara lain adalah Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas. 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay Ukuran Perusahaan dapat dilhat dari total asset yang dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Audit Delay adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk
mengurangi Audit Delay dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian iternal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya. Penelitian yang telah dilakukan Imam Subekti dan Novi Wulandari (2004), dalam Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:113) menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan dengan indikator total aktiva memiliki pengaruh yang besar terhadap Audit Delay. Pengaruh ini ditunjukan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek nilai Audit Delay dan sebaliknya jika semakin kecil nilai aktiva perusahaan maka semakin panjang Audit Delay. Hasil penelitian Sistya Rachmawati (2008:8), menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin panjang Audit Delay. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya sistem pengendalian internal perusahaan besar sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. 2. Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay
Imam Subekti dan Novi Wulandari (2004 ) dalam Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:115) membuktikan bahwa Audit Delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Hal ini dikarenakan proses pemberian pendapat selain unqualified opinion tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit, sedangkan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion merupakan suatu berita yang baik bagi perusahaan. Perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion akan melaporkan laporan keuangan tepat waktu. Opini audit yang baik (unqualified opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada penyimpangan
material
yang
dapat mempengaruhi pengambilan suatu
keputusan. Opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan opini yang tidak diharapkan oleh semua manajemen. Semakin tidak baik opini yang diterima oleh perusahaan maka semakin lama laporan keuangan auditan dipublikasikan. Laporan keuangan yang disampaikan tidak tepat waktu mencerminkan ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan yang ada. Hasil penelitian Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public tahun 2004 menemukan adanya pegaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay. Pada perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion akan menunjukan Audit Delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion.
3. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay Kualitas audit diukur dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik yang dibedakan menjadi kantor akuntan publik yang masuk empat besar, dalam hal ini the big four dan kantor akuntan publik non the Big Four. Dimana Kantor akuntan publik empat besar cenderung untuk lebih cepat menyelesaikan tugas audit yang mereka terima dan mengeluarkan pendapat yang going concern. Kantor akuntan publik the big four lebih menginginkan untuk mengambil sikap yang tepat dan mengeluarkan pendapat yang sesuai standar dan memiliki kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan, kantor akuntan publik besar cenderung menyajikan audit yang lebih cepat dibandingkan dengan kantor akuntan publik non the big four karena mereka memiliki nama baik yang dipertaruhkan (Prabandi dan Rustiana, 2007:31). Kantor akuntan publik the big four umumnya mempunyai sumber daya yang lebih besar sehingga dapat melakukan audit lebih cepat dan efisien. Hal ini membuktikan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik the big four cenderung lebih cepat menyelesaikan auditnya bila dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik non the big four. Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:123) telah membuktikan bahwa Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay studi empiris pada perusahaan manufaktur dan finansial di Indonesia pada tahun 2004-2005 hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan sudah menggunakan jasa audit Kantor Akuntan Publik the big four yang dapat melakukan auditnya dengan cepat dan efisien.
4. Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Yogo Trianto (2006:35) menemukan hubungan yang signifikan antara rasio Total Debt to Total Asset (TDTA) dengan Audit Delay. Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to assets ratio adalah pertama, bahwa total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Kedua, mengaudit utang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dalam hal ini perusahaan akan mengurangi resiko dengan mengundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam laporan auditnya. Ini memberikan tanda ke pasar bahwa perusahaan dalam tingkat resiko yang tinggi. Dengan demikian, auditor akan mengaudit laporan keuangan dengan lebih seksama dan membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga dapat membuat laporan keuangan terlambat untuk dipublikasikan (Prabandari dan Rustiana, 2007:30). 5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay Untuk menilai tingkat Profitabilitas perusahaan dilihat dari EBIT (laba bersih sesudah pajak). Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat Profitabilitas yang rendah, maka akan membawa reaksi negatif terhadap pasar dan turunnya penilaian atas kinerja perusahaannya. Sedangkan, perusahaan yang mengumumkan laba yang tinggi akan berdampak positif terhadap penilaian
pihak lain atas kinerja perusahaannya. Penelitian Na’im (1998) dalam Yugo Trianto (2006:33) menunjukan bahwa tingkat Profitabilitas yang lebih rendah memacu kemunduran publikasi laporan keuangan. Ada beberapa alasan yang mendorong terjadinya kemunduran laporan publikasi yaitu pelaporan laba atau rugi sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja menejerial perusahaan dalam setahun. Tinggi rendahnya Profitabilitas mempengaruhi lama atau cepatnya penyampaian laporan keuangan seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 hasil penelitiannya telah membuktikan bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay.
D. Paradigma Penelitian
Ukuran Perusahaan(X1) Opini Auditor (X2) Ukuran KAP (X3) Audit Delay (Y) Solvabilitas (X4) Profitabilitas (X5)
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Keterangan : : Pengaruh secara parsial X terhadap Y : Pengaruh secara simultan X terhadap Y
E. Hipotesis Penelitian
1. Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. 2. Opini Auditor mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. 3. Ukuran Kantor Akuntan Publik mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20072008. 4. Solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. 5. Profitabilitas
mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. 6. Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa (Indriantoro dan Supomo, 1999:27). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Tujuan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis dan menjelaskan hubungan variabel-variabel yang diteliti yaitu Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas sebagai variabel independen dan variabel dependennya Audit Delay.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diambil di Pusat Informasi Pasar Modal di Jln. Magelang No. 8A Yogyakarta, BEI dipilih sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan Bursa Efek di Indonesia yang memiliki catatan historis yang panjang dan lengkap mengenai perusahaan yang sudah go public. Penelitian dilakukan pada bulan September tahun 2010.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian atau subset dari populasi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI tahun 2007-2008. Metode sampel yang diterapkan adalah metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Alasan penggunaan metode purposive sampling didasari pertimbangan agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji (Indriantoro dan Supomo, 1999:131). Perusahaan diseleksi dengan kriteria sebagai berikut (Yugo Trianto, 2006): 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki total aktiva lebih dari 500 milyar 2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menerbitkan laporan keuangan selama 1 tahun 3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menerbitkan laporan auditor dan opini auditor atas laporan keuangan perusahaannya 4. Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini akan menggunakan variabel dependen Audit Delay, yaitu lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit. Audit delay diukur dengan menghitung berapa jarak antara penutupan tahun buku sampai dengan ditandatanganinya laporan keuangan auditan. Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan 2. Variabel Independen (X)
Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara. Dalam penelitian ini Ukuran Perusahaan adalah ukuran perusahaan yang diperiksa oleh KAP dan dihitung dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan akhir periode yang telah diaudit menggunakan log size. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap Ukuran Perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran saat regresi. Ukuran Perusahaan = log (total aktiva)
b. Opini Auditor Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Opini Auditor dalam penelitian ini diukur dengan melihat jenis opini yang diberikan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Ada empat jenis pendapat yang diberikan oleh auditor kepada perusahaan. Dalam penelitian ini pendapat auditor dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion diberi kode 1 dan perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion diberi kode 0. c. Ukuran KAP Pada penelitian ini Ukuran KAP diukur dengan melihat KAP mana yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. Ukuran KAP dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu perusahaan yang menggunakan jasa KAP the big four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP non the big four diberi kode 0. d. Solvabilitas Solvabilitas
perusahaan
dalam
penelitian
ini
diukur
dengan
membandingkan jumla aktiva (total asset) dengan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang). Angka perbandingan tersebut dinyatakan dalam total debt to total asset rasio. Perhitungan Solvabilitas dirumuskan sebagai berikut:
Solvabilitas =
Jumlah Kekayaan × 100% Jumlah Utang
e. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Profitabilitas diukur dengan rasio return on asset (ROA) yang hitung berdasarkan EBIT dibagi dengan total aktiva. Perusahaan yang memiliki Profitabilitas tinggi diduga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan auditnya akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan Profitabilitas rendah. Profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut: Profitabilitas (ROA) =
EBIT ×100% Total Aktiva
E. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan audit perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat dokumen yang sudah terjadi (laporan keuangan dan laporan audit emiten) di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory 2007, Indonesian Capital Market Directory 2008. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari literatur dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian. F. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Imam Ghozali, 2005:147). Dalam penelitian ini normalitas menggunakan P-P Plot. Apabila P-P Plot memiliki titik-titik yang berada disekitar garis lurus, maka dapat diasumsikan bahwa data memiliki distribusi populasi yang normal, sedangkan jika terjadi sebaliknya maka data memiliki distribusi tidak normal. b.
Uji Linearitas Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang terbentuk berpola linear atau non linear (Imam Ghozali, 2005:152). Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji F. Apabila F hitung lebih kecil dari pada F-tabel atau P-value lebih besar dari taraf signifikansi 0.05, maka dapat diasumsikan bahwa pola yang terbentuk mendekati linear, dan apabila sebaliknya maka terjadi non linearitas.
c. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas
merupakan
fenomena
adanya
korelasi
yang
sempurna antara satu variable bebas dengan variabel bebas lain. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Imam Ghozali, 2006: 91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance value atau variance inflammatory factor (VIF). Batas tolerance
value adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF >10 dan nilai Tolerance <0.10, maka tejadi multicolinearitas tinggi antar variabel bebas dengan variable bebas lainnya. d. Uji Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali (2005:125), uji heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varian berbeda disebut heteroskedastistas. Pada penelitian ini menguji ada tidaknya heteroskedastistas adalah dengan melihat scatter plot. Jika pada scatter plot memiliki titik-titik yang menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi adanya heteroskedastistas. Sebaliknya, jika membentuk pola tertentu, maka terjadi heteroskedastistas. e. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu t-1 (sebelumnya) (Imam Ghozali, 2005:99). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (times series). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Waston, dimana dalam pengambilan keputusan dengan
melihat berapa jumlah sampel yang diteliti yang kemudian dilihat angka ketentuannya pada tabel Durbin Waston. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan rumus Durbin Watson sebagai berikut:
∑ (en − en −1 ) ∑ en2
2
dW = Keterangan: dW
= Nilai Durbin Watson
e
=Y- Y
n
= Jumlah sampel
−
Hasil dari rumus tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel Durbin Watson. Di dalam tabel tersebut dimuat dua nilai batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k (jumlah variabel bebas). Jika dU
4-dL, berarti ada autokorelasi negatif (-) 2. Regresi Linear Sederhana
Menurut Sugiono (2006:243) Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan regresi sederhana adalah: Y = a + bX Di mana: Y
= Audit Delay
a
= harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b
= angka arah atau koefisian regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun
penurunan
variabel
dependen
yang
didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila (-) maka terjadi penurunan. X
= subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
3. Regresi Linear Berganda Menurut Sugiyono (2006:250) analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Keterangan : Y
= Audit Delay
X1
= Ukuran Perusahaan
X2
= Opini Auditor
X3
= Ukuran KAP
X4
= Solvabilitas
X5
= Profitabilitas
b
= Koefisien Regresi
a
= Konstanta
e
= Faktor Pengganggu
4. Pengujian Hipotesis a. Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t) Pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas secara individu terhadap Audit Delay menggunakan uji regresi parsial (uji t). Uji regresi parsial merupakan pengujian yang dilakukan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Imam Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1) Jika prob < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. 2) Jika prob. > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. b. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Pengujian terhadap Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas secara bersamaan dengan uji F. Uji regresi simultan (uji F) merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1) Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel X secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. 2) Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum
Di dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2010. Data yang digunakan diambil dari Pusat Informasi Pasar Modal di Jln. Magelang No. 8A Yogyakarta. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2007-2008. Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory (ICMD), jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 sebanyak 139 perusahaan dan pada tahun 2008 sebanyak 140 perusahaan. Keseluruhan data tersebut kemudian diambil sesuai kriteria yang telah dipilih berdasarkan metode
purposive sampling sehingga data yang
terkumpul sebanyak 63 perusahaan. Proses pemilihan sampel bisa dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1. Prosedur dan hasil pemilihan sampel perusahaan No 1
Kriteria
Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2007 Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2008 2 Perusahaan yang tidak dapat diteliti karena perusahaan tersebut ada di tahun 2007 tapi tidak ada di tahun 2008 atau sebaliknya Tahun 2007 Tahun 2008 3 Perusahaan yang asetnya kurang dari 500 Milyar 3 Perusahaan yang tidak memiliki laporan audit dalam laporan keuangan pada tahun 2007-2008 Jumlah Sampel Sumber: Lampiran 1
Jumlah Perusahaan 139 140
8 9 65 3 63
Tabel 2. Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2007-2008 No 1
Nama Perusahaan Aqua Golden Misissippi
Kode
No
Nama Perusahaan
Kode
AQUA
33
Multistrada Arah Sarana
MASA
2
Arwana Citra Mulya
ARNA
34
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
TKIN
3
Asahimas Flat Glass
AMFG
35
Panasia Filament Inti
PAFI
4
Astra internasional
ASII
36
Panasia Indosyntec
HDTX
5 6
Astra graphia Astra otopart
ASGR AUTO
37 38
Polychem Indonesia Polysindo Eka Perkasa
ADMG POLY
7
Barito Pacific
BRPT
39
Prima Alloy Steel
PRAS
8
BAT Indonesia
BATI
40
Ricky Putra Globalindo
RICKY
9
Bentoel International Invest
RMBA
41
Roda Vivatex
RDTX
10
Budi Acid Jaya
BUDI
42
SAT Nusapersada
PTSN
11
Cahaya Kalbar
CEKA
43
Selamat Sempurna
SMSM
12
Citra Tubindo
CTBN
44
Semen Gresik
SMGR
13
Davomas Abadi
DAVO
45
Siantar TOP
STTP
14
Dynaplast
DYNA
46
Sierad Produce
SIPP
15
Ever Shine Tex
ESTI
47
Sorini Argo Asia Corp
SOBI
16
Fajar Surya Wisesa
FASW
48
Sumalindo Lestari Jaya
SULI
17
Gajah Tunggal
GJTL
49
Sumi Indokabel
IKBI
18
Goodyear Indonesia
GDXR
50
Sunson Textile Manufac
SSTM
19
Gudang Garam
GGRM
51
Suparma
SPMA
20
HM Sampoerna
HMSP
52
Surabaya Agung industri
SAIP
21
Holcim Indonesia
SMCB
53
Surya Toto Indonesia
TOTO
22
Indah Kiat Pulp & Paper
INKP
54
Tembaga Mulia Semanan
TBMS
23
Indo kordsa
BRAM
55
TIFICO
TFCO
24
Indo Semen Tunggal Perksa
INTP
56
Tiga Pilar Sejahtera Food
AISA
25
Indofood Sukses Makmur
INDF
57
Tirta Mahakam Resources
TIRT
26
Indomobil Sukses Inter
IMAS
58
Toba Pulp Lestari
INSU
27
Indorama Synthetics
INDR
59
Tri Polyta Indonesia
TPIA
28
Intikeramik Alamasri Indust
IKAI
60
Trias Sentosa
TRST
29
Langgeng Makmur Industri
LMPI
61
Ultra Jaya Milk
ULTJ
30
Mayora Indah
MYOR
62
Unggul Indah Cahaya
UNIC
31
Mulia Industrindo
MLIA
63
Voksel Electric
32
Multi Bintang Indonesia
MLB
VOKSI
Sumber: Lampiran 1. Berdasarkan 63 perusahaan manufaktur tersebut, kemudian dilakukan pengujian-pengujian meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan hipotesis
penelitian. Data yang digunakan dalam analisis didasarkan pada hasil pengukuran variabel-variabel penelitian yang terdapat pada lampiran. 2. Deskripsi Khusus
Statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang suatu data, seperti jumlah sampel, nilai rata-rata, nilai maksimal, nilai minimal dan standar deviasi. a. Audit Delay Berdasarkan data mengenai Audit Delay yang berhasil dihimpun dari perusahaan menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan audit minimal adalah 24 hari dan jangka waktu paling lama adalah 148 hari. Rata-rata Audit Delay 72 hari dengan standar deviasi 20,12 hari. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Statistik Deskriptif Data Audit Delay Variabel
Minimal
24 Audit Delay Sumber: Lampiran 3.
Maksimal
Rata-rata
Std. Deviasi
148
72
20.12
Sesuai dengan informasi di atas, maka dapat dibuat tabel distribusi kategori untuk Audit Delay dengan memanfaatkan nilai maksimum dan minimum. Dari nilai tersebut diperoleh jangkauan (148 – 24) hari = 124. Apabila angka tersebut dibagi menjadi 4, untuk kategori 4, maka diperoleh angka 31 untuk setiap lebar kategorinya. Berikut Tabel 4 selengkapnya.
Tabel 4. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Audit Delay No
Skor
Frekuensi
1 2 3 4
24.0 – 55.0 55.1 - 86.1 86.2 - 117.2 117.3 - 148.3 Jumlah Sumber: Data diolah 2011
Persentase (%) 18.3 69.8 10.3 1.6 100
23 88 13 2 126
Kategori Sangat Cepat Cepat Lambat Sangat Lambat
Sesuai dengan Tabel 4 di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2007-2008 memiliki Audit Delay cepat. b. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan dilihat dari banyaknya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Ukuran Perusahaan pada perusahaan manufaktur memiliki nilai rata-rata sebesar 6,34 dengan standar deviasi 0,54. Ukuran Perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 7,91 dan nilai minimum 5,71. Rata-rata Ukuran Perusahaan menjukan besarnya rerata total aktiva yang dimiliki perusahaan. Tabel 5. Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan Variabel
Minimal Maksimal
Ukuran Perusahaan Sumber: Lampiran 3.
5.71
7.91
Rata-rata
Std. deviasi
6.34
0.54
Berdasarkan informasi di atas, maka rentang Ukuran Perusahaan adalah (7,91 – 5,71) = 2,19. Apabila dibuat kategori 4, maka lebar kelas menjadi (2,2 / 4) = 0,55 untuk setiap kategorinya. Berikut Tabel 6 selengkapnya. Tabel 6. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Ukuran Perusahaan No
Skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
(%) 1 2 3 4
5.71 - 6.25 6.26 - 6.8 6.81 - 7.35 7.36 - 7.9 Jumlah 126 Sumber: Data diolah 2011
67 36 14 9
53.2 28.6 11.1 7.1
Sangat Besar Besar Kecil Sangat Kecil
100
Sesuai dengan tabel di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2007-2008 merupakan perusahaan dengan ukuran sangat besar. c. Opini Auditor Berdasarkan Opini Auditor distribusi kategori yang dapat dianggap masuk unqualified opinion sebanyak 42,1% atau 53 perusahaan dari data laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2008. Sedangkan yang termasuk selain unqualified opinion adalah sebesar 57,9% atau 73 perusahaan. Berikut keterangannya dalam Tabel 7 selengkapnya. Tabel 7. Distribusi Kategori Opini Auditor No 1 2
Kategori Opini Auditor Unqualified opinion Selain Unqualified opinion Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
53 73 126
42.1 57.9 100
Sumber: Lampiran 3. d. Ukuran Kantor Akuntan Publik Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dibedakan kategori the Big Four dan non the Big Four. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata Kantor Akuntan Publik yang masuk the Big Four terdapat 57,9% atau sebanyak 73
perusahaan, sedangkan yang tidak masuk dalam the Big four ada 42,1% atau sebanyak 53 perusahaan. hal ini menandakan bahwa KAP di BEI untuk perusahaan manufaktur adalah sebagian besar masuk kategori Kantor Akuntan Publik the Big four. Tabel 8. Distribusi Kategori Ukuran Kantor Akuntan Publik No
Kategori Opini Auditor
Frekuensi
Persentase (%)
53 73 126
42.1 57.9 100
1 2
Non the big four The big four Jumlah Sumber: Lampiran 3. e. Solvabilitas
Solvabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007 – 2008 memiliki rata-rata 2,03 dengan standar deviasi 0,92. hal ini berarti bahwa Solvabilitas atau kemampuan perusahaan untuk membayar utangutang perusahaan adalah relative tinggi. Rentang angka Solvabilitas adalah 3,57 dengan nailai maksimal 4,92 dan nilai minimal 0,35. Tabel 9. Statistik Deskriptif Data Solvabilitas Variabel
Minimal
Solvabilitas 0.35 Sumber: Lampiran 3
Maksimal
Rata-rata
Std. deviasi
4.92
2.03
0.92
Berdasarkan informasi Tabel 9 di atas, maka rentang Solvabilitas adalah 4,92 – 0,35) = 4,58. Apabila dibuat kategori 4, maka lebar kelas menjadi (0,71 / 4) = 1,15 untuk setiap kategorinya. Berikut Tabel 10 selengkapnya
Tabel 10. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Solvabilitas
No
Skor
Frekuensi
1 2 3 4
0.35 - 1.49 35 1.5 - 2.64 66 2.65 - 3.79 16 3.8 - 4.94 9 Jumlah 126 Sumber: Data diolah 2011
Persentase (%) 27.8 52.4 12.7 7.1 100
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah
Sesuai dengan Tabel 10 di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2007-2008 memiliki Solvabilitas tinggi. f. Profitabilitas Profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007 – 2008 memiliki rata-rata 0,03 dengan standar deviasi 0,10. Hal ini berarti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba rendah. Bahkan terdapat perusahaan yang memiliki Profitabilitas bernilai minus dengan nilai minimal yaitu sebesar -0,46, hal ini berarti bahwa perusahaan tidak memiliki kemampuan menghasilkan laba pada periode tersebut. Sedangkan nilai maksimalnya sebesar 0,24. Tabel 11. Statistik Deskriptif Data Profitabilitas Variabel
Minimal
Profitabilitas -0.46 Sumber: Lampiran 3
Maksimal
Rata-rata
Std. deviasi
0.24
0.03
0.10
Berdasarkan informasi Tabel 11 di atas, maka rentang Profitabilitas adalah (-0,46 – 0,24) = 0,70. Apabila dibuat kategori 4, maka lebar kelas menjadi (0,71 / 4) = 0,18 untuk setiap kategorinya. Berikut Tabel selengkapnya.
12
Tabel 12. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Profitabilitas No
Skor
Frekuensi
1 2 3 4
-0.46 - -0.29 2 -0.28 - -0.11 9 -0.1 - 0.07 89 0.08 - 0.25 26 Jumlah 126 Sumber: Data diolah 2011
Persentase (%) 1.6 7.1 70.6 20.6 100
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah
Sesuai dengan tabel di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2007-2008 memiliki Profitabilitas rendah. 3. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi atau uji prasyarat. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa apabila dilakukan analisis regresi tidak terjadi gangguan yang berarti. Pengujian asumsi terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Apabila pengujian prasarat tersebut terpenuhi, maka model regresi linier tersebut dapat digunakan dan bila tidak dapat memenuhi, maka model regresi linier tidak dapat digunakan yang berarti harus menggunakan alat analisis yang lainnya. a. Uji Normalitas Pengujian normalitas menggunakan P-P Plot, dengan kriteria, apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada garis lurus, maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
Gambar 2. P-P Plot untuk Uji Normalitas Sebaran Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan hasil diagram P-P Plot dapat diketahui bahwa titik-titik berada pada garis lurus, seperti tampak pada gambar di atas. Hal ini berarti bahwa data penelitian ini telah diambil dari populasi yang
terdistribusi
normal. b. Uji Linearitas Pengujian prasyarat linearitas dimaksudkan untuk melihat apakah pola model regresi yang terbentuk adalah linear atau non-linear. Kriteria dinyatakan bahwa model memiliki pola linear adalah apabila P-value pada harga F lebih besar dari 0,05. Apabila terbukti benar bahwa model regresi yang terbentuk dapat dinyatakan berpola linear, maka analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi linear. Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Linearitas
Sumber 1Regression Residual Total
Sum of Squares 180.749 4204.765 4385.514
df
Mean Square 5 36.150 120 35.040 125
F 1.032
Sig. .402a
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, Profitabilitas b. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan tabel 13 rangkuman hasil uji linearitas diperoleh P-value pada harga F sebesar 0,402. hal ini menunjukkan bahwa P-value lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut, berarti menunjukkan bahwa pola regresi dapat dinyatakan linear, sehingga analisis regresi linear dapat dilakukan. c. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan apakah ubahan atau variabel bebas pada penelitian ini dapat diasumsikan tidak saling berintervensi ketika dibuat pemodelan dengan variabel terikat. Kriteria dinyatakan bahwa variabel bebas tidak saling intervensi satu sama lain ketika dibuat pemodelan dengan variabel terikat jika memiliki harga variance inflation factor (VIF) pada masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 5, karena mengacu pada taraf signifikansi 5%.
Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Tolerance VIF 0.979 1.022 0.941 1.063 0.954 1.049 0.758 1.319 0.738 1.355
Model 1
Ukuran Perusahaan Opini Auditor Ukuran KAP Solvabilitas Profitabilitas
a. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Lampiran 4 Pada Tabel 14 rangkuman hasil uji multikolinearitas di atas, diperoleh harga VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 5 dan Tolerance mendekati angka 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinieritas. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah galat atau residu pada model regresi bersifat heterogen atau homogen. Apabila bersifat heterogen, akan menyebabkan model regresi tidak mampu meramalkan dengan akurat, karena memiliki residu yang tidak teratur. Pada penelitian
ini
untuk
mengatahui
ada
atau
tidaknya
problem
heteroskedastisitas digunakan scatter plot. Kriterinya adalah apabila titiktitik pada scatter plot atau diagram pencar tidak membentuk pola tertentu, maka
dapat
dinyatakan
heteroskedastisitas.
bahwa
model
regresi
tidak
terkendala
Gambar 3. Scatter Plot untuk Uji Heteroskedastisitas Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan gambar 3 scatter plot di atas, dapat dilihat bahwa titiktitik temu tidak membentuk pola tertentu dan sebagian besar menyebar. Hal ini berarti bahwa model regresi diasumsikan tidak terdapat problem heteroskedastisitas. e. Uji Autokorelasi Masalah autokorelasi biasanya terjadi ketika penelitian memiliki data yang terkait dengan unsur waktu (times series). Data pada penelitian ini memiliki unsur waktu karena didapatkan antara tahun 2007 – 2008, sehingga perlu mengetahui apakah model regresi akan terganggu oleh autokorelasi atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah apabila harga Dw diantara Du sampai dengan (4 – Du).
Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi Model 1
Durbin-Watson 1.852a
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, Profitabilitas b. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Lampiran 4 Pada penelitian ini memiliki 5 variabel bebas dan 1 variabel terikat, atas dasar hal tersebut maka dapat diketahui Du yang diperoleh dari tabel Durbin Watson sebesar 1,780. Berdasarkan harga tersebut, maka harga (4 – Du) = (4 – 1,780) = 2,220, sehingga kriteria dinyatakan tidak terdapat autokorelasi apabila harga Dw antara 1,780 sampai dengan 2,220. Tabel 15, di atas memuat harga Dw sebesar 1,852, dengan demikian maka model regresi tidak terganggu oleh adanya autokorelasi. 4. Hasil Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis atau uji asumsi dan dinyatakan bahwa model regresi diasumsikan tidak terganggu oleh masalah normalitas, linearitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi, maka analisis regresi linear dapat dilakukan. a. Hipotesis Pertama Hipotesis pertama pada penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan mempunyai
pengaruh
terhadap
Audit
Delay.
Kemudian
menggunakan regresi linear sederhana, seperti Tabel berikut.
dianalisis
Tabel 16. Rangkuman Hasil Hipotesis Pertama Sumber
Koefisien
Konstanta 34.838 Ukuran 2.543 Perusahaan R 0.303 2 R 0.092 Sumber : Lampiran 5
Df
Harga t Hitung Tabel 5%
124 3.964
1.960
P-value
Ket.
0.000
Signf
Besarnya nilai t-hitung untuk variabel Ukuran Perusahaan = 3,964 dengan nilai p= 0,000. Sedangkan t-tabel df = 124 pada tingkat signifikansi α= 5% sebesar 1,960, maka koefisien regresi tersebut signifikan (tidak dapat diabaikan), karena t-hitung = 3,964 lebih besar dari pada t-tabel = 1,960 dan atau p= 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa, Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay. Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,092, dapat diketahui bahwa Ukuran Perusahaan hanya mempengaruhi Audit Delay sebesar 9,2% saja. Hal ini berarti bahwa meskipun memiliki pengaruh yang relatif kecil namun signifikan pada level signifikansi 5%. Model regresi yang diperoleh adalah Y = 34,838 + 2,543X1, maksudnya setiap terjadi kenaikan pada variabel X1, akan diikuti kenaikan pada variabel Y sebesar 2,543 satuan. b. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah Opini Auditor tidak mempunyai
pengaruh
terhadap
Audit
Delay.
Kemudian
menggunakan regresi linear sederhana, seperti Tabel berikut.
dianalisis
Tabel 17. Rangkuman Hasil Hipotesis Kedua Sumber
Koefisien
Konstanta 48.098 Opini Auditor 3.283 R 0.163 R2 0.026 Sumber : Lampiran 5
df
Harga t Hitung Tabel 5%
124 1.659
1.960
P-value
Ket.
0.100
Tidak Signif
Besarnya nilai t-hitung untuk variabel Opini Auditor = 1,659 dengan nilai p= 0,100. Sedangkan t-tabel df = 124 pada tingkat signifikansi α= 5% sebesar 1,960, maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan (dapat diabaikan), karena t-hitung = 1,659 lebih kecil dari pada t-tabel = 1,960 dan atau p= 0,100 > 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, Opini Auditor tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay. Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,026, dapat diketahui bahwa Opini Auditor hanya mempengaruhi Audit Delay sebesar 2,6% saja. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kecil dan tidak signifikan pada level signifikansi 5%. Model regresi yang diperoleh adalah Y = 48,098 + 3,283 X2, maksudnya setiap terjadi kenaikan pada variabel X2, akan diikuti kenaikan pada variabel Y sebesar 3,283 satuan, namun dapat diabaikan. c. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah Ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Kemudian dianalisis menggunakan regresi linear sederhana, seperti Tabel berikut.
Tabel 18. Rangkuman Hasil Hipotesis Ketiga Sumber
Koefisien
Konstanta 52.412 Ukuran KAP 4.163 R 0.206 R2 0.043 Sumber : Lampiran 5
df
Harga t Hitung Tabel 5%
124 3.176
1.960
P-value
Ket.
0.002
Signif
Besarnya nilai t-hitung untuk variabel Ukuran KAP = 3,176 dengan nilai p= 0,002. Sedangkan t-tabel df = 124 pada tingkat signifikansi α= 5% sebesar 1,960, maka koefisien regresi tersebut signifikan (tidak dapat diabaikan), karena t-hitung = 3,176 lebih besar dari pada t-tabel = 1,960 dan atau p= 0,002 < 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, Ukuran KAP mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay. Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,043, dapat diketahui bahwa Ukuran KAP hanya mempengaruhi Audit Delay sebesar 4,3% saja. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat signifikan pada level signifikansi 5%. Model regresi yang diperoleh adalah Y = 52,412 – 4,163X3, maksudnya setiap terjadi kenaikan pada variabel X3, akan diikuti kenaikan pada variabel Y sebesar 4,163 satuan dan tidak dapat diabaikan. d. Hipotesis Keempat Hipotesis keempat pada penelitian ini adalah Solvabilitas tidak mempunyai
pengaruh
terhadap
Audit
Delay.
Kemudian
menggunakan regresi linear sederhana, seperti Tabel berikut.
dianalisis
Tabel 19. Rangkuman Hasil Hipotesis Keempat Sumber
Koefisien
Konstanta 42.679 Solvabilitas 0.146 R 0.146 R2 0.021 Sumber : Lampiran 5
Df
Harga t Hitung Tabel 5%
124 0.802
1.960
P-value
Ket.
0.424
Tidak Signf
Besarnya nilai t-hitung untuk variabel Solvabilitas = 0,802 dengan nilai p= 0,424. Sedangkan t-tabel df = 124 pada tingkat signifikansi α= 5% sebesar 1,960, maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan, karena thitung = 0,802 lebih kecil dari pada t-tabel = 1,960 dan atau p= 0,424 > 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay. Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,021, dapat diketahui bahwa Solvabilitas hanya mempengaruhi Audit Delay sebesar 2,1% saja. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kecil dan tidak signifikan pada level signifikansi 5%. Model regresi yang diperoleh adalah Y = 42,679 + 0,146 X4, maksudnya setiap terjadi kenaikan pada variabel X4, akan diikuti kenaikan pada variabel Y sebesar 0,146 satuan yang dapat diabaikan. e. Hipotesis Kelima Hipotesis kelima pada penelitian ini adalah Profitabilitas tidak mempunyai
pengaruh
terhadap
Audit
menggunakan regresi linear sederhana.
Delay.
Kemudian
dianalisis
Tabel 20. Rangkuman Hasil Hipotesis Kelima Sumber
Koefisien
Konstanta 42.870 Profitabilitas 0.143 R 0.143 R2 0.020 Sumber : Lampiran 5
df
Harga t Hitung Tabel 5%
124 1.023
1.960
P-value
Ket.
0.309
Tidak Signf
Besarnya nilai t-hitung untuk variabel Profitabilitas = 1,023 dengan nilai p= 0,309. Sedangkan t-tabel df = 124 pada tingkat signifikansi α= 5% sebesar 1,960, maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan, karena thitung = 1,023 lebih kecil dari pada t-tabel = 1,960 dan atau p= 0,309 > 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay. Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,020, dapat diketahui bahwa Profitabilitas hanya mempengaruhi Audit Delay sebesar 2,0% saja. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kecil dan tidak signifikan pada level signifikansi 5%. Model regresi yang diperoleh adalah Y = 42,870 + 0,143 X5, maksudnya setiap terjadi kenaikan pada variabel X5, akan diikuti kenaikan pada variabel Y sebesar 0,143 satuan yang dapat diabaikan. f. Hipotesis Keenam Hipotesis keenam dianalisis menggunakan regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas terhadap Audit Delay pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20072008 atau pada hipotesis keenam. Kriteria hipotesis nol tidak diterima dan hipotesis alternatif diterima apabila harga F hitung lebih besar dari pada F tabel atau P-value lebih kecil dari 0,05 (taraf signifikansi 5%). Tabel 21. Rangkuman Hasil Hipotesis Keenam Variabel
Koef
26.514 Constant Ukuran 0.327 Perusahaan Opini Auditor 2.816 Ukuran KAP 5.353 Solvabilitas 0.075 Profitabilitas 0.097 R 0.449 2 R 0.201 Sumber : Lampiran 5
df
5;120
Harga F Hitung Tabel 5%
P-value
6.053
0.000
2.790
Ket
Signf
Berdasarkan Tabel 21 rangkuman hasil analisis regresi linear berganda dapat diperoleh kesimpulan bahwa Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran
KAP,
Solvabilitas
dan
Profitabilitas
secara
bersama-sama
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20072008, hal ini dikarenakan harga F-hitung lebih besar dari pada F-tabel atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, maka hipotesis keenam dapat diterima. Model regresi berganda yang terbentuk dari Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas secara bersama-sama dapat menentukan besarnya perubahan Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 - 2008 adalah Y = 26.514 + 0.327 X1 + 2.816 X2 + 5.353 X3 + 0.075 X4 + 0.097 X5. Koefisien determinasi menunjukan seberapa besar variabel independen dalam penelitian mampu menjelaskan variabel dependennya. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,201 atau 20,1% berarti bahwa Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas secara bersamasama dapat menentukan besarnya perubahan Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008 sebesar 20,1%, sedangkan sebesar 79,9% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
B. Pembahasan
Pada sub bab pembahasan ini akan dibahas mengenai hal yang berkaitan dengan jawaban hipotesis penelitian, tetapi sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu mengenai hasil analisis deskriptif. Hasil penelitian satistik deskriptif yang menunjukan bahwa Audit Delay yang terjadi di Indonesia pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008 rata-rata 72 hari. Lamanya waktu yang diperlukan dalam penyampaian laporan keuangan tahunan yang sudah diaudit rata-rata 18 hari lebih cepat dari peraturan Bapepam yaitu 90 hari dari tanggal tutup buku perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di ambil kesimpulan bahwa rata-rata perusahaan publik di Indonesia sudah berusaha mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Babepam yaitu menyampaikan laporan keuangan auditan secara tepat waktu
dalam kurun waktu kurang dari 90 hari. Penjelasan berikutnya adalah penjelasan mengenai hasil pengujian hipoesis. Hasil pengujian hipotesis tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay.
Ukuran Perusahaan ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008, hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 3,964 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis pertama dapat diterima. Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap rentang waktu penyampaian laporan audit atas laporan keuangan. Hal ini dikarenakan semakin besar perusahaan, maka perusahaan itu memiliki sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan atas laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2005. Hasil penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian Courtis di New Zealand (1976), penelitian Gilling (1977), penelitian Davies dan Whitterd di Australia (1980), dalam Prabandi dan Rusdiana, (2007:29) dengan kesimpulan semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay.
2. Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay.
Opini Auditor ternyata tidak berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008, hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 1,659 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,100 lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis kedua tidak dapat diterima. Pendapat yang dikeluarkan oleh auditor terhadap laporan keuangan yang dimiliki oleh suatu perusahaan ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay. Hal ini terjadi karena jenis pendapat auditor merupakan goodnews atau badnews atas kinerja manajerial perusahaan dalam setahun bukan merupakan faktor penentu dalam ketepatan waktu pelaporan audit. Kebijakan untuk mengatur waktu penyelesaian audit merupakan kesepakatan antara pihak auditor dan perusahaan klien (Arif Wicaksono, 2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Supriyati Yuliastari Rolinda (2007) yang hasil penelitiannya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2005 menunjukkan bahwa Opini Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa : (1) lamanya proses audit belum menjamin akan dikeluarkan qualified opinion, (2) adannya perubahan KAP juga memungkinkan lamanya proses audit dan mampu menghasilkan unqualified opinion. 3. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay.
Ukuran KAP ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008, hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 3,176 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis ketiga dapat diterima. KAP yang masuk dalam the big four ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap jangka waktu penyampaian laporan audit. Hal ini dikarenakan KAP yang masuk the big four dengan yang non the big four memiliki karakteristik yang berbeda. KAP yang masuk the big four akan bekerja lebih profesional dari pada yang non the big four. KAP the big four akan bekerja lebih efektif dan efisien sehingga akan lebih cepat dalam penyampaian laporan auditan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008); Supriyati Yuliastari Rolinda (2007) dan Prabandari, J.D.M & Rustiana (2007) yang mendapatkan kesimpulan bahwa Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay. 4. Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay.
Solvabilitas ternyata tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay, hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 0,802 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,424 lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis keempat tidak dapat diterima. Kemampuan perusahaan untuk melunasi
utang-utangnya
pada
kenyataannya
tidak
secara
signifikan
mempengaruhi Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008. Selain itu sesuai dengan kualitas standar
pekerjaan auditor seperti yang telah diatur dalam SPAP melaksanakan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki total utang besar dengan jumlah debtholder yang banyak atau perusahaan dengan utang yang kecil dan jumlah debtholder yang sedikit tidak akan mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan keuangan, karena auditor yang ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka waktu untuk menyelesaikan proses pengauditan utang (Yugo Trianto, 2006). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008) yang mendapatkan kesimpulan bahwa Solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2005. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban untuk membayar utangutangnya ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya proses penyampaian laporan auditan atas laporan keuangan. 5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay.
Profitabilitas ternyata tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008, hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 1,023 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,309 lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis kelima tidak dapat diterima. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimiliki ternyata tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap jangka waktu penyampaian laporan keuangan auditan. Banyak perusahaan yang mengalami kenaikan profit
namun kenaikan itu tidak begitu besar, apalagi ada yang mengalami kerugian. Selain itu mungkin tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan tidak begitu besar sehingga tidak memacu perusahaan untuk mengkomunikasikan laporan keuangan yang diaudit lebih cepat. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008), dan Supriyati Yuliastari Rolinda (2007) di mana Profitabilitas dinyatakan tidak signifikan mempengaruhi Audit Delay. Hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Yugo Trianto (2006) yang hasilnya menunjukkan bahwa tingkat Profitabilitas yang lebih rendah memacu kemunduran publikasi laporan keuangan. 6. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas Secara Bersama-Sama terhadap Audit Delay.
Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20072008, hal ini dibuktikan dengan F-hitung sebesar 6,053 lebih besar dari F-tabel sebesar 2,790 atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis keenam dapat diterima. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Sistya Rachmawati (2008) dan Trianto (2006), di mana Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay. Besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, Opini Auditor terhadap laporan keuangan, ukuran KAP yang masuk kategori empat besar, kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya, dan kemampan perusahaan untuk
menghasilkan laba, dari komponen tersebut mampu mempersingkat Audit Delay. Auditor mestinya memperhatikan besarnya aktiva atau asset yang dimiliki oleh perusahaan dan jenis KAP yang melakukan audit untuk menentukan rentang waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan laporan audit atas
laporan
keuangan perusahaan. Model regresi linier berganda yang terberbentuk adalah Y = 26,514 + 0,327 X1 + 2,816 X2 + 5,353 X3 + 0,075 X4 + 0,097 X5, berdasarkan model regresi berganda tersebut berarti apabila terjadi kenaikan pada variabel bebas, maka akan terjadi perubahan pada Audit Delay. Perubahan yang terjadi adalah semakin mempersingkat waktu audit. Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,201, berarti Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas secara bersama-sama mempengaruhi 20,1% Audit Delay. Sedangkan sebesar 79,9% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini, seperti klasifikasi industri, internal audit atau komite audit.
C. Keterbatasan Penelitian
Setelah mengadakan penelitian, maka keterbatasan penelitian yang dapat disampaikan adalah : 1. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini hanya 2 tahun, menyebabkan hasil penelitian ini tidak dapat melihat kecenderungan Audit Delay yang terjadi sepanjang tahun. Hasil kecenderungan Audit Delay dapat dijadikan
acuan untuk menentukan apakah dari tahun ke tahun Audit Delay yang terjadi semakin meningkat jumlah harinya atau justru semakin tepat waktu. 2. Penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel independen saja dalam menguji Audit Delay. Penelitian berikutnya, sebaiknya menambah variabel bebas bidang Audit yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti klasifikasi industri, komite audit, dan lainnya. 3. Perusahaan yang menjadi sampel hanya mengambil perusahaan manufaktur saja sehingga hasil penelitian ini tidak dapat di generalisasikan untuk semua jenis perusahaan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 3,964 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis 1 yang menyatakan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay terdukung, dengan demikian Ukuran Perusahaan adalah variabel yang mempengaruhi Audit Delay. 2. Opini Auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 1,659 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,100 lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa Opini Auditor tidak berpengaruh terhadap Audit Delay, sehingga hipotesis 2 yang menyatakan Opini Auditor berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay tidak terdukung, dengan demikian Opini Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. 3. Ukuran Kantor Akuntan Publik mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20072008. Hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 3,176 lebih besar dari t-tabel
sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis 3 yang menyatakan Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay terdukung, dengan demikian Ukuran Kantor Akuntan Publik adalah variabel yang mempengaruhi Audit Delay. 4. Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 0,802 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value 0,424 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hasil ini menunjukan bahwa Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Audit Delay, sehingga hipotesis 4 yang menyatakan Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay tidak terdukung, dengan demikian Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. 5. Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 1,023 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,309 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hasil ini menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay, sehingga hipotesis 5 yang menyatakan Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay tidak terdukung, dengan demikian Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. 6. Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas
mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Hal ini dibuktikan
dengan F-hitung sebesar 6,053 lebih besar dari F-tabel sebesar 2,790 atau Pvalue sebesar 0,000 lebh kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis keenam yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap Audit Delay. Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi sebesar 0,201, berarti Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas secara bersama-sama mempengaruhi 20,1% Audit Delay. Sedangkan sebesar 79,9% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. E. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. 1. Kepada para auditor disarankan untuk melakukan pekerjaan lapangan dengan
sebaik-baiknya sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efesien dan auditor dapat mengeluarkan laporan hasil audit yang sesuai dengan prosedur dan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. 2. Para peneliti dapat menggunakan lebih banyak variasi varibel lain seperti
klasifikasi industr, internal audit, komite audit dan lainnya yang dapat digunakan untuk menguji Audit Delay. 3. Penelitian lain yang serupa juga dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil
penelitian ini dengan menggunakan pendekatan uji beda dan atau menambahkan variabel lain yang dirasa dapat mempengaruhi Audit Delay.
DAFTAR PUSTAKA
Ainun Na’im. (1988). Akuntansi Keuangan I. Yogyakarta: BPFE. Anggit Wasis Sejati. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 20032005. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Ardhi Dharma Yuana. (2008). Pengaruh Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Public, Komite Audit dan Pergantian Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Arif Wicaksono. (2009). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay di Indonesia. Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Hanafi, M.M dan Halim. (1996). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: UPP MMP YKPN. Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Imam Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP UNDIP. Haryono Jusup. (2001). Auditing (Pengauditan), Buku I Cetakan Pertama, Yogyakarta: STIE YKPN. Martono dan Agus Harjito. (2005). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: penerbit EKONOSIA UII. Mulyadi. (2002). Auditing (Pengauditan), Buku I Edisi Ke Enam, PT. Salemba Empat. Mas’ud Machfoedz. (1994). Financial Ratio Characteristic Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia, Kelola No. 7:114-133. Nur Indriantoro dan Bambang Supeno. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Edisi I. Yogyakarta: BPFE.
Prabandari, J.D.M & Rustiana, (2007). Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay (Studi empiris pada perusahaan-perusahaan keuangan yang terdaftar di BEJ). Jurnal Kinerja, Volume 11, No.1, Hal. 27-39. Sistya Rachmawati. (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1, 1-10. Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Supranoto. (1990). Prinsip-Prinsip Akuntansi. Edisi 14, cetakan ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Supriyati Yuliasri Rolinda. (2007). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di Indonesia). Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. Vol . 10 No. 3, hal 109126. Wiwik Utami. (2006). “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Bulletin Penelitian No. 09. Ka. Pusat Penelitian dan Dosen FE, Universitas Mercu Buana. Yugo Trianto. 2006. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia), Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Yuliana dan Aloysia Yanti Ardianti. (2004). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia. Modus, Vol 16 (2): 135-146. Zaki Baridwan. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Lampiran 1 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2008
No
Nama Perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Aqua Golden Misissippi Arwana Citra Mulya Asahimas Flat Glass Astra internasional Astra graphia Astra otopart Barito Pacific BAT Indonesia Bentoel International Invest Budi Acid Jaya Cahaya Kalbar Citra Tubindo Davomas Abadi Dynaplast Ever Shine Tex Fajar Surya Wisesa Gajah Tunggal Goodyear Indonesia Gudang Garam HM Sampoerna Holcim Indonesia Indah Kiat Pulp & Paper Indo kordsa Indo Semen Tunggal Perksa Indofood Sukses Makmur Indomobil Sukses Inter Indorama Synthetics Intikeramik Alamasri Indust Langgeng Makmur Industri Mayora Indah Mulia Industrindo Multi Bintang Indonesia
Kode
No
Nama Perusahaan
AQUA ARNA AMFG ASII ASGR AUTO BRPT BATI RMBA BUDI CEKA CTBN DAVO DYNA ESTI FASW GJTL GDXR GGRM HMSP SMCB INKP BRAM INTP INDF IMAS INDR IKAI LMPI MYOR MLIA MLB
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
Multistrada Arah Sarana Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Panasia Filament Inti Panasia Indosyntec Polychem Indonesia Polysindo Eka Perkasa Prima Alloy Steel Ricky Putra Globalindo Roda Vivatex SAT Nusapersada Selamat Sempurna Semen Gresik Siantar TOP Sierad Produce Sorini Argo Asia Corp Sumalindo Lestari Jaya Sumi Indokabel Sunson Textile Manufac Suparma Surabaya Agung industri Surya Toto Indonesia Tembaga Mulia Semanan TIFICO Tiga Pilar Sejahtera Food Tirta Mahakam Resources Toba Pulp Lestari Tri Polyta Indonesia Trias Sentosa Ultra Jaya Milk Unggul Indah Cahaya Voksel Electric
Kode MASA TKIN PAFI HDTX ADMG POLY PRAS RICKY RDTX PTSN SMSM SMGR STTP SIPP SOBI SULI IKBI SSTM SPMA SAIP TOTO TBMS TFCO AISA TIRT INSU TPIA TRST ULTJ UNIC VOKSI
Lampiran 2 Case Summariesa
No
Ukuran
Opini
Ukuran
Perusahaan
Auditor
KAP
Solvabilitas
Profitabilitas
Audit Delay
1
5.950
1
1
2.361
.074
88
2
7.382
1
1
1.603
.069
46
3
6.256
1
0
3.675
.086
29
4
7.803
1
1
2.016
.029
58
5
5.796
1
1
2.012
.115
53
6
6.538
0
1
3.155
.132
53
7
7.228
0
1
3.163
.003
79
8
5.830
1
1
1.990
-.051
59
9
6.586
1
1
1.665
.063
74
10
6.172
1
1
1.809
.031
87
11
5.788
1
0
1.555
.040
37
12
6.204
1
1
2.175
.137
64
13
6.588
1
0
1.441
.054
24
14
6.051
1
1
1.767
.001
86
15
5.733
0
1
2.005
-.028
72
16
6.576
1
1
1.524
.032
72
17
6.927
0
1
1.393
.011
72
18
7.815
1
1
2.069
.073
58
19
7.376
1
1
2.467
.061
79
20
5.748
1
1
2.059
.231
79
21
6.858
1
1
1.456
.024
51
22
5.899
0
1
1.550
.017
88
23
6.192
1
1
3.363
.025
86
24
7.002
1
0
3.214
.098
47
25
5.797
0
1
1.581
.033
79
26
6.691
0
1
1.089
.000
106
27
6.769
1
1
1.616
.004
79
28
5.888
0
1
1.798
.016
86
29
5.726
1
1
3.760
.023
71
Case Summariesa Case Summariesa Ukuran
Opini
Perusahaan
Auditor
Ukuran KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay
30
6.277
1
0
2.412
.075
79
31
6.582
0
1
.476
-.265
77
32
5.794
0
1
1.466
.136
64
33
6.255
1
1
3.519
.016
79
34
5.781
0
0
1.279
.005
88
35
5.783
0
0
1.252
-.093
86
36
6.094
1
0
2.135
.001
87
37
6.619
0
1
1.465
.014
71
38
6.739
0
0
.443
.163
84
39
5.735
1
0
1.313
.005
87
40
5.759
1
0
2.413
.072
85
41
7.237
0
0
2.789
.060
45
42
5.934
0
0
2.932
.028
60
43
5.919
1
0
2.622
.097
88
44
6.930
0
1
4.742
.208
77
45
5.714
1
0
3.258
.030
74
46
6.081
0
0
4.173
.018
78
47
5.926
1
1
2.310
.112
59
48
6.278
0
1
1.485
.015
77
49
5.770
1
1
3.948
.131
78
50
5.954
1
1
1.336
.002
115
51
6.177
1
0
1.819
.018
67
52
6.425
0
0
.789
.077
77
53
5.961
1
1
1.532
.062
79
54
6.073
1
1
1.098
-.002
75
55
6.399
0
0
.906
-.120
65
56
7.713
1
0
1.793
.020
30
57
5.743
1
0
1.560
.001
85
58
6.452
0
0
1.754
.039
143
59
6.417
1
0
2.440
.186
66
Case Summariesa
91 60 92 61 93 62 94 63 95 64 96 65 97 66 98 67 99 68 100 69 101 70 102 71 103 72 104 73 105 74 106 75 107 76 108 77 109 78 110 79 111 80 112 81 113 82 114 83 115 84 116 85 117 86 118 87 119 88 120 89 121 90
Ukuran Opini Ukuran Opini Perusahaan Auditor Ukuran KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay Perusahaan Auditor Ukuran KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay 5.895 0 0 1.791 .004 84 6.330 1 1 1.847 .008 79 33 7.195 1 0 3.350 .005 6.134 1 0 2.569 .022 85 6.466 1 0 1.775 .067 79 6.419 1 1 1.923 .013 46 6.572 0 1 .429 .203 75 5.906 0 0 1.623 .067 78 69 5.974 0 1 1.577 .236 6.002 1 1 2.433 .082 89 6.376 1 1 2.174 .001 71 7.394 1 1 1.642 .074 58 5.867 0 0 1.412 .023 83 6.300 0 1 4.020 .115 83 89 5.765 0 0 .960 -.251 7.907 0 1 2.010 .030 57 6.098 1 0 1.774 -.091 84 5.925 1 1 1.655 .074 51 6.586 0 1 1.356 -.068 84 6.600 0 1 3.343 .142 51 79 6.691 0 0 .347 -.465 5.766 0 1 2.075 -.197 79 5.743 1 0 1.256 -.027 82 5.722 1 0 1.897 -.164 62 5.810 1 0 2.008 -.015 86 6.649 1 1 1.635 .054 37 70 5.764 0 0 3.882 .098 6.230 1 0 1.618 .019 84 5.984 0 0 2.148 -.005 59 7.310 1 0 1.690 .046 30 5.968 1 0 2.717 .098 70 6.320 0 1 1.959 .103 71 71 7.025 1 1 4.365 .238 6.565 1 1 1.225 -.139 114 7.473 1 0 2.381 .008 33 6.092 1 1 1.720 .000 86 6.141 1 0 3.940 .020 79 5.724 0 1 1.886 -.042 77 59 6.046 1 1 2.150 .128 6.570 0 1 1.543 .010 78 6.336 0 0 1.208 -.116 47 6.940 0 1 1.233 -.072 86 5.804 1 1 4.923 .153 79 6.010 1 1 1.409 .001 71 117 5.955 1 1 1.456 -.076 5.800 1 1 2.814 .078 79 6.194 1 0 1.733 -.009 33 7.208 1 1 1.996 .241 79 6.402 0 0 .688 -.172 69 6.885 0 0 1.494 .037 40 79 6.013 0 1 1.544 .061 5.763 0 1 1.563 .034 83 6.069 0 1 1.068 -.026 69 6.223 1 1 3.484 .057 84 6.339 0 1 .782 -.290 82 7.053 0 0 4.082 .155 63 73 6.007 0 0 1.625 .028 7.598 0 1 1.498 .026 78 5.754 1 0 1.300 -.119 84 6.747 0 1 1.094 .004 148 6.533 0 0 1.726 .006 51 6.825 1 1 1.667 .012 86
Case Summariesa Ukuran
Opini
Perusahaan
Auditor
Ukuran KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay
122
6.376
1
0
2.467
-.006
33
123
6.334
1
1
1.925
.027
76
124
6.241
1
1
2.882
.174
84
125
6.492
1
0
1.803
.013
48
126
6.066
0
0
1.371
.004
78
126
126
126
126
126
126
Mean
6.34096
.58
.58
2.02960
.02590
72.38
Std. Deviation
.538934
.496
.496
.923572
.102453
20.12
Total
N
a. Limited to first 130 cases.
Summarize (T Score) Case Summariesa Ukuran
Opini
Ukuran
Perusahaan
Auditor
KAP
Solvabilitas Profitabilitas
Audit Delay
1
42.748
1
1
53.590
54.688
42.237
2
69.307
1
1
45.382
54.194
63.112
3
48.414
1
0
67.814
55.872
71.561
4
77.126
1
1
49.850
50.286
57.148
5
39.880
1
1
49.805
58.734
59.633
6
53.662
0
1
62.189
60.325
59.633
7
66.462
0
1
62.268
47.730
46.710
8
40.515
1
1
49.571
42.531
56.651
9
54.556
1
1
46.053
53.616
49.195
10
46.863
1
1
47.609
50.506
42.734
11
39.739
1
0
44.861
51.397
67.585
12
47.466
1
1
51.571
60.853
54.165
13
54.575
1
0
43.630
52.731
74.046
14
44.611
1
1
47.159
47.540
43.231
15
38.719
0
1
49.739
44.711
50.189
16
54.366
1
1
44.525
50.630
50.189
17
60.875
0
1
43.108
48.521
50.189
18
77.355
1
1
50.429
54.611
57.148
19
69.209
1
1
54.733
53.397
46.710
20
39.002
1
1
50.322
70.027
46.710
21
59.590
1
1
43.789
49.766
60.627
22
41.801
0
1
44.811
49.106
42.237
23
47.230
1
1
64.437
49.930
43.231
24
62.259
1
0
62.827
57.001
62.615
25
39.911
0
1
45.138
50.693
46.710
26
56.492
0
1
39.817
47.500
33.291
27
57.942
1
1
45.518
47.834
46.710
28
41.595
0
1
47.494
49.021
43.231
29
38.584
1
1
68.738
49.748
50.686
Case Summariesa Ukuran
Case Summariesa Opini Ukuran
Perusahaan Ukuran
Auditor Opini
KAP Ukuran
61
Perusahaan 46.168
Auditor 1
30 62
48.817 51.446
11
01
54.136 48.841
54.771 48.708
46.710 63.112
31 63
54.480 41.926
00
10
33.181 45.593
21.597 53.982
47.704 47.207
32 64
39.845 43.701
01
11
43.903 54.367
60.716 55.480
54.165 41.740
33 65
48.406 69.542
11
11
66.130 45.806
49.057 54.670
46.710 57.148
34 66
39.619 49.231
00
01
41.875 71.550
47.926 58.650
42.237 44.722
35 67
39.641 79.059
00
01
41.576 49.791
38.443 50.378
43.231 57.645
36 68
45.424 42.278
11
01
51.139 45.944
47.581 54.723
42.734 60.627
37 69
55.163 54.807
00
11
43.882 64.223
48.832 61.347
50.686 60.627
38 70
57.393 39.332
00
01
32.820 50.494
63.345 28.232
44.225 46.710
39 71
38.752 38.523
11
00
42.245 48.564
47.971 31.455
42.734 55.160
40 72
39.210 55.714
11
01
54.150 45.726
54.502 52.711
43.728 67.585
41 73
66.619 47.943
01
00
58.225 45.541
53.297 49.367
63.609 44.225
42 74
42.443 67.979
01
00
59.773 46.325
50.190 51.971
56.154 71.064
43 75
42.172 49.609
10
01
56.416 49.234
56.917 57.515
42.237 50.686
44 76
60.933 54.153
01
11
79.371 41.286
67.820 33.898
47.704 29.315
45 77
38.364 45.374
11
01
63.300 46.651
50.414 47.473
49.195 43.231
46 78
45.175 38.561
00
01
73.203 48.444
49.190 43.420
47.207 47.704
47 79
42.292 54.257
10
11
53.038 44.726
58.382 48.432
56.651 47.207
48 80
48.828 61.118
00
11
44.098 41.380
48.894 40.475
47.704 43.231
49 81
39.412 43.851
11
11
70.771 43.280
60.301 47.550
47.207 50.686
50 82
42.813 39.958
11
11
42.488 58.497
47.697 55.096
28.818 46.710
51 83
46.951 66.083
11
01
47.718 49.635
49.253 71.034
52.674 46.710
52 84
51.562 60.096
00
00
36.567 44.201
54.946 51.062
47.704 66.094
53 85
42.949 39.279
10
11
44.608 44.952
53.492 50.783
46.710 44.722
54 86
45.034 47.819
11
11
39.917 65.744
47.309 53.002
48.698 44.225
55 87
51.081 63.204
00
00
37.833 72.223
35.720 62.565
53.668 54.663
56 88
75.465 73.317
10
01
47.438 44.242
49.413 50.022
71.064 47.207
57 89
38.905 57.525
10
01
44.913 39.871
47.612 47.876
43.728 12.416
58 90
52.060 58.972
01
01
47.011 46.070
51.309 48.659
14.901 43.231
59 91
51.406 41.718
10
00
54.444 47.413
65.633 47.884
53.171 44.225
60
49.800
1
1
48.027
48.282
46.710
Solvabilitas Profitabilitas
KAP 0 Solvabilitas 55.840 Profitabilitas 49.644
Audit Delay Audit Delay 43.728
Case Summariesa Ukuran
Opini
Ukuran
Perusahaan
Auditor
KAP
Solvabilitas Profitabilitas
Audit Delay
92
65.853
1
0
64.301
47.921
69.573
93
52.317
1
0
47.248
54.024
46.710
94
54.288
0
1
32.673
67.309
48.698
95
43.187
0
1
45.094
70.518
51.680
96
50.657
1
1
51.565
47.595
50.686
97
41.204
0
0
43.314
49.701
44.722
98
39.309
0
0
38.423
23.008
41.740
99
45.493
1
0
47.234
38.619
44.225
100
54.549
0
1
42.704
40.807
44.225
101
56.501
0
0
31.786
2.142
46.710
102
38.904
1
0
41.623
44.860
45.219
103
40.149
1
0
49.761
46.056
43.231
104
39.297
0
0
70.058
57.066
51.183
105
43.383
0
0
51.285
46.954
56.651
106
43.086
1
0
57.442
57.074
51.183
107
62.700
1
1
75.284
70.699
50.686
108
71.002
1
0
53.805
48.222
69.573
109
46.296
1
0
70.689
49.394
46.710
110
44.522
1
1
51.307
59.988
56.651
111
49.916
0
0
41.107
36.115
62.615
112
40.032
1
1
81.329
62.452
46.710
113
42.832
1
1
43.788
40.024
27.824
114
47.282
1
0
46.787
46.581
69.573
115
51.132
0
0
35.469
30.662
51.680
116
43.920
0
1
44.739
53.455
46.710
117
44.961
0
1
39.593
44.906
51.680
118
49.957
0
1
36.495
19.165
45.219
119
43.809
0
0
45.616
50.225
49.692
120
39.104
1
0
42.099
35.819
44.225
121
53.572
0
0
46.712
48.105
60.627
122
50.643
1
0
54.733
46.907
69.573
Case Summariesa Ukuran
Opini
Ukuran
Perusahaan
Auditor
KAP
Solvabilitas Profitabilitas
Audit Delay
123
49.875
1
1
48.868
50.096
48.201
124
48.140
1
1
59.228
64.500
44.225
125
52.809
1
0
47.548
48.742
62.118
126
44.905
0
0
42.870
47.911
47.207
126
126
126
126
126
126
Total
N
a. Limited to first 130 cases.
T SCORE = 50 + ((Ẋ - X)/SD)) x 10, untuk trabformasi data Ukuran Perusahaan, Solvabilitas & Provitabilitas. T SCOR = 50 + ((X - Ẋ)/SD)) x 10, untuk trabsformasi data Audit Delay Keterangan: Ẋ = Rata-rata skor SD = Std. Deviation (Simpangan Baku Skor)
Lampiran 3. Statistik Deskriptif Statistics Ukuran Perusahaan N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
Solvabilitas
Profitabilitas
Audit Delay
126
126
126
126
0 6.34096 .048012 6.22650 5.743a .538934 .290 2.193 5.714 7.907 798.961
0 2.02960 .082278 1.78300 1.456a .923572 .853 4.576 .347 4.923 255.730
0 .02590 .009127 .02350 .001 .102453 .010 .706 -.465 .241 3.263
0 72.38095 1.792431 77.00000 79.000 20.119983 404.814 124.000 24.000 148.000 9120.000
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Opini Auditor Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
unqualified opinion
53
42.1
42.1
42.1
qualified opinion
73
57.9
57.9
100.0
126
100.0
100.0
Total
Ukuran KAP Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
non the big four
53
42.1
42.1
42.1
the big four
73
57.9
57.9
100.0
126
100.0
100.0
Total
Lampiran 4. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Uji Normalitas
Uji Linearitas ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
180.749
5
36.150
Residual
4204.765
120
35.040
Total
4385.514
125
F
Sig. 1.032
.402a
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, Profitabilitas b. Dependent Variable: ABS_RES
Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1 Ukuran Perusahaan
Tolerance
VIF
.979
1.022
Opini Auditor
.941
1.063
Ukuran KAP
.954
1.049
Solvabilitas
.758
1.319
Profitabilitas
.738
1.355
a. Dependent Variable: Audit Delay
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error 6.621
4.006
.041
.054
Opini Auditor
1.349
Ukuran KAP
Sig.
1.653
.101
.069
.766
.445
1.101
.113
1.225
.223
-1.649
1.094
-.138
-1.508
.134
Solvabilitas
-.077
.061
-.129
-1.259
.211
Profitabilitas
.040
.062
.067
.647
.519
Ukuran Perusahaan
a. Dependent Variable: ABS_RES
Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
t
Beta
Durbin-Watson
1
1.852a
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, Profitabilitas b. Dependent Variable: Audit Delay
Lampiran 5. Hasil Pengujian Hipotesis
Simple Regression X1 - Y Model Summary Model
R
R Square .303a
1
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.092
.085
9.56755
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Ukuran Perusahaan
Standardized Coefficients
Std. Error
34.838
4.363
.303
.086
t
Beta
.303
Sig. 7.985
.000
3.964
.000
a. Dependent Variable: Audit Delay
X2 - Y Model Summary Model
R
R Square .163a
1
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.026
.019
9.90649
a. Predictors: (Constant), Opini Auditor Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Opini Auditor
Std. Error
Standardized Coefficients
48.098
1.361
3.283
1.788
.163
a. Dependent Variable: Audit Delay
X3 - Y Model Summary Model 1
R
R Square .206a
.043
a. Predictors: (Constant), Ukuran KAP
Adjusted R Square .035
t
Beta
Std. Error of the Estimate 9.82424
Sig.
35.346
.000
1.659
.100
Coefficientsa Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant) Ukuran KAP
t
Beta
52.412
1.349
4.163
1.773
Sig.
38.839
.000
3.176
.002
.206
a. Dependent Variable: Audit Delay
X4 - Y Model Summary Model
R
R Square .146a
1
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.021
.014
9.93208
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas Coefficientsa Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 42.679
4.529
.146
.089
Solvabilitas
t
Beta
.146
Sig. 9.424
.000
0.802
.424
a. Dependent Variable: Audit Delay
X5 - Y Model Summary Model 1
R
R Square .143a
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.020
.012
9.93766
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Profitabilitas
a. Dependent Variable: Audit Delay
Multiple Regression
Std. Error 42.870
4.532
.143
.089
Standardized Coefficients t
Beta
.143
Sig. 9.460
.000
1.023
.309
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Removed
Variables Entered
Method
Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas Profitabilitasa
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Audit Delay
b
Model Summary Model
R
R Square .449a
1
Adjusted R Square
.201
Std. Error of the Estimate
.168
9.120688
a. Predictors: (Constant) , Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, Profitabilitas b. Dependent Variable: Audit Delay
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
2517.646
5
503.529
Residual
9982.434
120
83.187
12500.080
125
Total
Sig. .000a
6.053
a. Predictors: (Constant) , Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, Profitabilitas b. Dependent Variable: Audit Delay
Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B
1 (Constant)
26.514
6.172
.327
.082
Opini Auditor
2.816
Ukuran KAP
Std. Error
Correlations t
Beta
Sig.
Zeroorder
Partial
Part
4.296
.000
.327
3.964
.000
.303
.340
.323
1.697
.140
1.659
.100
.163
.150
.135
5.353
1.685
.265
3.176
.002
.206
.278
.259
Solvabilitas
.075
.094
.075
.802
.424
.146
.073
.065
Profitabilitas
.097
.095
.097
1.023
.309
.143
.093
.083
Ukuran Perusahaan
a. Dependent Variable: Audit Delay
Lampiran 6. Tabel Statistik