ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny.S P1 A0 UMUR 24 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN SPOTTING DI BPM SITI MURSIDAH NGARGOTIRTO SUMBERLAWANG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Lussyanawati Kusuma Werdaningrum NIM B12 086
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny.S P1 A0 UMUR 24 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN SPOTTING DI BPM SITI MURSIDAH NGARGOTIRTO SUMBERLAWANG SRAGEN
Diajukan Oleh : Lussyanawati Kusuma Werdaningrum NIM B12 086
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal ……………..
Pembimbing
Megayana Yessy Maretta, S.ST NIK 201491135
ii
HALAMAN PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny.S P1 A0 UMUR 24 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN SPOTTING DI BPM SITI MURSIDAH NGARGOTIRTO SUMBERLAWANGSRAGEN Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh:
Lussyanawati Kusuma Werdaningrum NIM B12 086 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Pragam D III Kebidanan Pada Tanggal………
PENGUJI I
PENGUJI II
Rahajeng P, SST.,M.Kes NIK 201083059
Megayana Yessy M, S.ST NIK 201491135
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.S P1 A0 Aseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
2.
Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Megayana Yessy M, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Bidan Siti Mursidah, selaku pimpinan BPM yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan data
5.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
7.
Ny.S yang telah bersedia menjadi subyek dalam pengambilan studi kasus ini
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Karya Tulis Ilmiah, Mei 2015 Lussyanawati Kusuma Werdaningrum B12086 ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny.S P1 A0 UMUR 24 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN SPOTTING DI BPM SITI MURSIDAH NGARGOTIRTO SUMBERLAWANG SRAGEN (xii halaman + 80 halaman + 1 tabel + 13 lampiran) INTISARI Latar belakang : Peserta KB aktif tahun 2013 sebanyak 4.813.061 Pasangan Usia Subur. Akseptor KB terbanyak di PBM Siti Mursidah Sragen adalah akseptor KB suntik sebesar 65,7%. Salah satu efek samping dari Depo Progestin adalah spotting. Akseptor KB suntik yang mengalami spotting di BPM sebesar 34,3% dari 250 akseptor. Apabila spotting tidak teratasi maka akan terjadi menoragia. Tujuan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting sesuai dengan menejemen kebidanan varney. Metodelogi : Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode diskriptif. Lokasi di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen, Subyek Ny.S P1 A0 akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting. Studi Kasus dilakukan pada bulan September 2014 sampai Mei 2015 menggunakan format Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dengan 7 langkah varney dan data perkembangan menggunakan SOAP. Hasil : Setelah dilakukan asuhan selama 7 hari diketahui bahwa spotting yang dialami Ny.S P1 A0 dapat teratasi pada perawatan hari ke-6 dengan diberikan terapi pil kontrasepsi kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari, ibu sudah tidak cemas karena perdarahan bercak sudah berhenti dan tidak sampai terjadi menoragia SERTA Ny.S tetap menggunakan KB Suntik Depo Progestin. Kesimpulan : Dari kasus Ny.S terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada pemeriksaan fisik tidak dilakukan pemeriksaan dalam dan inspekulo. Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Akseptor KB Suntik Depo Progestin, Spotting. Perpustakaan : 18 literatur (tahun 2006 - 2014)
vi
MOTTO 1.
Semua hal diawali dengan niat yg kuat, berdoa dan berusaha diiringi dengan senyuman dan rasa syukur ( Penulis )
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis saya persembahkan kepada : 1.
Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan begitu sempurna dilengkapi dengan akal dan telah memberi kesehatan kemudahan serta kelancaran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2.
Ibuku tercinta Ibu Raminten dan Bapakku tersayang Bapak Samiran, terima kasih atas kasih sayang, cinta, doa serta perjuangan kalian selama ini.
3.
Adikku tersayang Yusril Hadi Wibowo dan keluarga yang lain, terima kasih selalu memberikan semangat, doa dan kasih sayangnya.
4.
Ibu Megayana Yessy M, SST, selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah terima kasih telah membimbingku selama pembuatan Karya Tulis ini dengan sabar dan selalu memberikan semangat.
5.
Sahabat – sahabatku Peni Dwi Rahayu, Munib Mustajab, Ari Moo, Nurma Ardhitama, Putri Wahyu W, Qoriatun Nuzulia K, Muz Dalifah, Marta, Vira, terima kasih telah memberikan semangat, kebersamaan, support, keceriaan kita selama kuliah.
6.
Kakak Dita, kak Yossi dan kak Devi, terima kasih selalu memberikan semangat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
7.
Teman-teman seperjuangan yang lain, terima kasih atas kebersamaan, support, keceriaan dan semangat kulih kita.
8.
Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Lussyanawati Kusuma Werdaningrum
Tempat / Tanggal Lahir : Madiun, 4 Juli 1994 Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Ngale RT 01/ RW 01, Pilangkenceng, Madiun
Riwayat Pendidikan 1. SD N 02 Ngale, Madiun
LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 01 Pilangkenceng, Madiun
LULUS TAHUN 2009
3. SMA N 02 Mejayan, Madiun
LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
KATA PENGANTAR .................................................................................
iv
INTISARI......................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
vii
CURICULUM VITAE .................................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..............................................................
3
C. Tujuan Studi Kasus ................................................................
4
D. Manfaat Studi Kasus .............................................................
5
E. Keaslian Studi Kasus .............................................................
7
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ...........................................................................
9
B. Teori Manajemen Kebidanan ...............................................
28
C. Landasan Hukum ...................................................................
44
BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi ..............................................................................
46
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................
46
C. Subjek Studi kasus .................................................................
46
D. Waktu Studi Kasus ................................................................
47
E. Instrumen Studi Kasus ...........................................................
47
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
47
G. Alat- alat Yang Dibutuhkan ...................................................
50
ix
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus .......................................................................
53
B. Pembahasan ............................................................................
72
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
78
B. Saran .......................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Riwayat Obstetri ............................................................................ Tabel 4.2 Riwayat Obstetri ............................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4
Surat Permohonan ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7
Persetujuan Responden (Inform Consent)
Lampiran 8
Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB)
Lampiran 9
Lembar Observasi
Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11 Leaflet Lampiran 12 Dokumentasi Studi Kasus (Foto) Lampiran 13 Foto Copy Kartu Peserta KB Lampiran 14 Lembar Konsultasi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki laju pertumbuhan penduduk sangat pesat menempati urutan keempat dunia dengan jumlah penduduk 225.000.000 jiwa. Dalam mengurangi kepadatan penduduk pemerintah Indonesia membuat beberapa program di antaranya adalah program KB dan semboyan "2 Anak Cukup" (BKKBN, 2014) Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan melalui beberapa cara untuk mencegah ataupun menunda kehamilan, yaitu dengan kontrasepsi atau pencegah kehamilan dan perencanaan
keluarga.
Metode
kontrasepsi
juga
dapat
digolongkan
berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barier (penghalang) contohnya kondom yang menghalangi sperma, metode hormonal seperti pil dan suntik, serta metode kontrasepsi yang tidak menggunakan alat-alat bantu maupun hormonal sepeti metode kalender, suhu basal, coitus interputus (Ari Sulistyawati 2011). Berdasarkan data peserta KB secara Nasional dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2013), diketahui bahwa angka pengguna kontrasepsi terbesar yaitu suntik sebanyak 2.396.818 peserta (49,35%), pil 1.264.386 peserta (26,03%), implant 430.897 peserta (8,87%), IUD 348.134 peserta (8,00%), kondom 286.359 peserta (5,90%), MOW 77.092 peserta
1
2
(1,59%), dan MOP 9.375 peserta (0,26%) (Depkes RI, 2013). Data Depkes RI (2013) menunjukkan bahwa di Provinsi Jawa Tengah tercatat sebanyak 585.984 peserta KB aktif. Peserta KB suntik adalah peserta KB yang paling banyak dengan 319.675 peserta (54,55%) dari 585.984 peserta KB baru. Berdasarkan data BKKBN (2013) kota Sragen terdapat sebanyak 152.316 peserta KB dengan pengguna kontrasepsi terbesar adalah suntik sebesar 75.831 peserta (49,8%), implant 22.767 peserta (14,9%), MOW 20.905 peserta (13,7%), pil 17.221 peserta (11,3%), IUD 12.293 peserta (8,1%), kondom 2.763 peserta (1,8%), dan 536 peserta MOP (0,4%). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di BPS Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen dari bulan September 2013 sampai dengan bulan September 2014 terdapat sebanyak 355 peserta suntik (65,7%) dari 540 peserta KB baru. Salah satu efek samping yang sering ditemukan pada jenis kontrasepsi ini adalah gangguan pola haid seperti spotting (Saifuddin,2010). Spotting merupakan perdarahan bercak yang sering dijumpai pada pasien pengguna KB suntik 3 bulan. Akan tetapi, hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan (Saifuddin, 2010). Selama satu tahun terakhir yaitu sejak bulan September 2013 sampai dengan bulan September 2014 terdapat sebanyak 172 peserta KB yang mengalami efek samping di BPS Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen. Sedangkan efek samping yang paling banyak dialami akseptor KB
3
adalah spotting yaitu 59 peserta (34,3%), amenore 48 peserta (27,9%), peningkatan berat badan 43 peserta (25%), metroragia 22 peserta (12,8%). Berdasarkan latar belakang di atas angka kejadian spotting pada akseptor KB Suntik 3 bulan (Depo Progestin) masih tinggi. Spotting yang tidak ditangani secara efektif menyebabkan menoragia. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul ”Asuhan Kebidanan pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting di BPM Siti Mursidah di Ngargotirto Sumberlawang Sragen”.
B. Perumusan Masalah Bagaimana asuhan kebidanan pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen Kebidanan Varney.
menurut menejemen
4
2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu 1)
Melakukan pengkajian data pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen.
2)
Melakukan interpretasi data dengan merumuskan diagnosa kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen.
3)
Menetapkan diagnosa potensial pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen.
4)
Menetapkan
antisipasi
atau
tindakan segera
yang akan
dilaksanakan pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen. 5)
Merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen.
6)
Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen.
5
7)
Melakukan evaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktik pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen.
D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Diri Sendiri Menambah pengetahuan, pengalaman nyata, dan keterampilan mengenai penatalaksanaan asuhan kebidanan khususnya tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting. 2. Bagi Profesi Sebagai bahan masukan atau informasi bagi pelayanan kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting. 3. Bagi Institusi dan Instansi Sebagai bentuk pengetahuan atau referensi tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting.
6
E. Keaslian Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting pernah dilakukan oleh : 1. Safitri, V (2012), dengan judul : “Asuhan Kebidanan Ny. E Akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting di BPS Suminten Mantingan Ngawi”. Asuhan yang diberikan berupa informasi tentang perdarahan bercak, pemberian KIE tentang efek samping dari pengguaan KB suntik Depo Progestin, menganjurkan ibu menjaga personal hygiene, pemberian dukungan moril, pemberian Pil Kontrasepsi Kombinasi 30-35µg etinilestradiol dengan dosis 2x1 tablet perhari selama 7 hari, anjurkan minum obat secara teratur, memberitahu ibu untuk kunjungan ulang bila ada keluhan dan akan dilakukan kunjungan rumah. Hasilnnya Spotting dapat teratasi 5 hari keadaan ibu membaik dan tetap menggunakan kontrasepsi suntik Depo Progestin 2. Pratiwi, D.R (2014), dengan judul : “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. A Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting di Poli KIA Puskesmas Gajahan Surakarta”. Asuhan yang diberikan berupa informasi tentang perdarahan bercak, pemberian KIE tentang efek samping dari penggunaan KB suntik Depo Progestin, memastikan penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Progestin, pemberian dukungan moril.
7
Perbedaan kasus diatas dengan studi kasus yang penulis lakukan terletak pada subjek, lokasi, waktu pengambilan kasus, dan lamanya studi kasus.
8
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis 1. Kontrasepsi a. Pengertian Kontrasepsi
adalah
upaya
untuk
mencegah
terjadinya
kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2007). b. Macam-macam kontrasepsi Menurut Ari Sulistyawati (2014) kontrasepsi dapat digolongkan sebagai berikut : 1) Kontrasepsi dengan Metode Sederhana a) Tanpa Alat Metode sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan metode kontrasepsi alamiah yang terdiri dari : metode kalender, metode pantang berkala, metode suhu basal, metode lendir serviks, metode simtomternal, koitus interputus. b) Dengan Alat (1) Mekanis/Barier : kondom pria, kondom wanita (barier intravagina)
9
(2) Secara Kimiawi : spermisida 2) Kontrasepsi dengan Metode Modern a) Kontrasepsi Hormonal (1) Kontrasepsi Oral : Monofasik, Bifasik, Trifasik. (2) Suntik Injeksi : Depomendroksiprogesteron asetat (DMPA), Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat). (3) Subkutis/Implan
:
Norplant,
Implanon,
Jadena
dan
indoplant. (4) Intra-Uterine Devices (IUD/AKDR) : Copper T, Copper 7, Ypsilon-Y, Progestasert, Copper T3800A 3) Kontrasepsi dengan Metode Operasi a) Tubektomi atau Metode Operasi Wanita (MOW) b) Vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP) 2. Kontrasepsi Suntik a. Pengertian Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormon progesteron yang disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik 1 bulan sekali berisi Estrogen dan Progestern atau 3 bulan sekali yang berisi Progesteron saja (Irianto, 2014). b. Jenis Kontrasepsi Suntik Jenis-jenis kontrasepsi suntik menurut Irianto 2014, antara lain :
10
1) Golongan Progestin, misalnya Depoprovera 150 mg isi 1cc (disuntikkan tiap tiga bulan) dan Depo Progestin 150 mg isi 3cc (disuntikkan tiap tiga bulan). 2) Golongan Progestin dengan campuran Estrogen Propionat, misalnya cyclofem 50mg (disuntik tiap 1 bulan). 3. Kontrasepsi suntik Depo Progestin a. Depo Progestin merupakan kontrasepsi suntikan yang berisi hormon progesteron (Handayani, 2010). b. Mekanisme kerja suntik Depo Progestin (DMPA) Menurut Sulistyawati (2014), mekanisme kerja suntik Depo Progestin antara lain : 1) Mencegah ovulasi. 2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. 3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi. 4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba. c. Indikasi pemakaian kontrasepsi Depo Progestin (DMPA) 1) Usia reproduksi. 2) Telah memiliki anak . 3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi. 4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. 5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
11
6) Setelah abortus atau keguguran. 7) Telah memiliki banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi. 8) Tekanan darah < 180/110 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah atau dengan anemia bulan sabit. 9) Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen. 10) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. 11) Anemia defisiensi besi. 12) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (Sulistyawati, 2014). d. Kontra Indikasi pemakaian kontrasepsi Depo Progestin (DMPA) Menurut Sulistyawati (2014), kontra indikasi kontrasepsi Depo Progestin antara lain : 1) Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada 7 janin per 100.000 kelahiran). 2) Memiliki riwayat perdarahan pervaginam yang belum yang belum jelas penyebabnya. 3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore. 4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. 5) Menderita diabetes melitus disertai komplikasi. e. Waktu untuk memulai menggunakan kontrasepsi Depo Progestin (DMPA) 1) Setiap saat selama siklus haid, dengan syarat tidak hamil
12
2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid. 3) Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, dengan syarat tidak hamil. Selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. 4) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti
alat
kontrasepsi
suntik.
Apabila
telah
menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar dan tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan tanpa perlu menunggu sampai haid berikutnya datang. 5) Apabila sedang menggunakan satu jenis kontrasepsi suntik dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntik jenis lain, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya. 6) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, dengan syarat tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Apabila disuntikkan setelah hari ke-7, maka selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. 7) Ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid,
13
atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, dengan syarat yakin tidak hamil. 8) Tidak haid atau dengan perdarahan yang teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, dengan syarat tidak hamil, dan selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. (Sulistyawati, 2014). f. Cara penggunaan kontrasepsi Depo Progestin (DMPA) Menurut Arum dan Sujiyatini (2011), cara penggunaan kontrasepsi Depo Progestin antara lain : 1) Kontrasepsi DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramskular yang dalam didaerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja secara efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu. 2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil/isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik. 3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembunggelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat
endapan
putih
pada
dasar
menghilangkannya dengan menghangatkannya.
ampul,
upayakan
14
g. Efek samping, penyebab dan
penanggulangan kontrasepsi Depo
Progestin (DMPA) Menurut Irianto (2014), penggunaan kontrasepsi Depo Progestin dapat menimbulkan beberapa efek samping antara lain : 1) Gangguan Siklus Haid : a) Gejala : Tidak mengalami haid (Amenore), perdarahan berupa tetesan atau bercak-bercak (spotting), perdarahan di luar siklus haid (metroragia), perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak dari pada biasanya. b) Penyebab Karena
adanya
ketidakseimbangan
hormon
sehingga
endometrium mengalami perubahan histologi. Keadaan amenore disebabkan atropi endometrium. c) Penanganan (1) KIE (a) Jelaskan sebab terjadinya. (b) Jelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut dalam rangka penyesuaian diri, bersifat sementara dan individu. (c) Motivasikan agar tetap memakainya.
15
(2) Tindakan medis (a) Amenore (tidak haid) Pastikan bukan kehamilan, beri pil kontrasepsi kombinasi dosis 1x1 tablet perhari dimulai IV selama 4-5 hari. Jika terjadi hamil hentikan penggunaan KB. (b) Spotting / Metroragia (perdarahan bercak atau menetes) Jika ringan tidak terlalu mengganggu tidak perlu diberi obat. Jika cukup mengganggu, dapat diberikan pil KB 3x1 tablet selama 7 hari. Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari biasanya) tablet sulfat ferosus 3x1 tablet (5-7 hari) sampai keadaan membaik. 2) Depresi a) Gejala
: Lesu, tidak bersemangat
b) Penyebab
: Dengan adanya hormon progesteron terutama yang
berisi 19-norsteroid menyebabkan kurangnya vitamin B6 (piridoksin) di dalam tubuh, adanya retensi dalam. c) Penangan (1) KIE
: Jelaskan sebab terjadinya, jelaskan bahwa gejala
ini bersifat sementara dan individu, beri motivasi agar tetap memakai suntikan.
16
(2) Tindakan medis (a) Untuk segala depresi ringan sampai sedang diberikan : vitamin B6 (2-3x1 tablet @10mg per hari sampai gejala depresi hilang) (b) Anjurkan untuk melakukan diet rendah garam sampai gejala depresi hilang 3) Keputihan a) Gejala
: Keluarnya cairan berwarna putih dalam vagina
atau adanya cairan putih di mulut vagina b) Penyebab
: Oleh karena efek progesteron mengubah flora dan
pH vagina, jamur mudah tumbuh di dalam tubuh vagina dan menimbulkan keputihan. c) Penanganan (1) KIE
: Jelaskan sebab terjadinya, menjaga kebersihan
daerah kemaluan (berganti celana dalam, menggunakan pembalut cocok), motivasi agar tetap memakai suntikan. (2) Tindakan medis (a) Jika disertai gatal, cairan berwarna kuning kehijauan atau berbau
tidak
sedap,
dapat
diberikan
pengobatan
antimikotik. Per-vagina selama 14 hari. (b) Jika pemberian antis-nikotik tidak menolong, dan keputihan terus berlangsung maka pemakaian suntikan dihentikan sementara.
17
4) Jerawat a) Gejala
: Timbulnya jerawat pada wajah.
b) Penyebab
:
Progestinnya,
terutama
19-non
progestin
menyebabkan peningkatan kadar lemak. c) Penanganan (1) KIE kuning
: Menguangi makanan berlemak (kacang, susu, telur),
menjaga
kebersihan
wajah
dengan
membersihkan wajah dua kali perhari dengan membersihkan muka, menghindari pemakaian kosmetik wajah yang berlebih. (2) Tindakan medis (a) Jika tidak mengganggu cukup menjaga kebersihan wajah. (b) Jika terlihat infeksi dapat diberi tertrasiklin 3-4 x 1 kapsul @250mg selama 1-2 minggu. (c) Jika jerawat menetap dan bertambah banyak, ganti cara kontrasepsi non-hormonal. 5) Rambut rontok a) Gejala
: Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau
bisa sesudah penghentian suntikan. b) Penyebab
: Terutama 19-norprogestin dapat mempengaruhi
folikel rambut, sehingga timbul kerontokan rambut.
18
c) Penanganan (1) KIE
: Jelaskan sebab terjadinya, gejala ini bersifat
sementara dan individu. Akan kembali normal tanpa pengobatan setelah suntikan dihentikan, jika klien tidak dapat mentoleir gejala ini, anjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non-hormonal (2) Tindakan medis : Dalam hal ini tidak diperlukan. 6) Perubahan berat badan a) Gejala (1) Berat badan bertambah atau naik. Kenaikan berat badan ratarata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg (menurut hasil penelitian Depo Provera). (2) Berat badan berkurang atau turun setiap tahun rata-rata penurunan berat badan antara 1,6-1,9 kg (menurut hasil penelitian Depo Provera). b) Penyebab karena
: Terjadinya kenaikan berat badan, kemungkinan hormon
progesteron
mempermudah
perubahan
karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit
bertambah.
Selain
itu
hormon
progesteron
juga
menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurun aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
19
c) Penanganan (1) KIE
: Jelaskan sebab terjadinya, penambahan berat
badan ini bersifat sementara dan individu (tidak terjadi pada semua pemakai suntikan, tergantung reaksi tubuh wanita terhadap
metabolisme
progesteron).
Sebagaian
klien
menganggap hal ini sebagai keuntungan. (2) Tindakan medis (a) Berat badan meningkat. (b) Jika kenaikan berat badan ini tidak mengganggu. Dan pestikan bahwa penambahan berat badan bukan karena kehamilan. (c) Anjurkan klien untuk melakukan diet rendah kalori dan olahraga
yang
proporsional
untuk
menjaga
berat
badannya. (d) Jika cara tersebut diatas tidak menolong dan berat badan menurun terus, pemakaian suntikan di hentikan dan ganti cara kontrasepsi yang non-hormonal (AKDR). 7) Pusing atau sakit kepala (migrain) a) Gejala
: Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi /
seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang sangat amat.
20
b) Penyebab
: Belum ada kesepakatan dikalangan para ahli
tentang penyebabnya. Hal ini biasanya dikaitkan oleh reaksi tubuh terhadap progeston. c) Penanganan (1) KIE
: Jelaskan sebab terjadinya, jelaskan bahwa gejala
ini bersifat sementara dan individu, beri motivasi agar tetap memakai suntikan (2) Tindakan medis (a) Pastikan tekanan darahnya normal (b) Berikan pengobatan simtomatis : sakit kepala (antalgin 3 x 500g / hari selama 3 - 5 hari, atau parasetamol 3 x 500mg / hari selama 3 x 250 – 500mg kapsul / hari selama 3 – 5 hari). Migrain (preparat ergotamin 2 x 1 mg selama 3 – 5 hari). (c) Jika pemberian obat tidak menolong dan keadaan tambah berat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti kontrasepsi non-hormonal. 8) Mual dan muntah a) Gejala
: Rasa mual sampai muntah seperti hamil muda.
Terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian suntikan. b) Penyebab
: Kemunkinan karena reaksi tubuh terhadap hormon
progeston yang mempengaruhi produksi asam lambung.
21
c) Penanganan (1) KIE
: Jelaskan sebab terjadinya, jelaskan bahwa gejala
ini bersifat sementara dan indvidu. Biasanya tubuh akan menyesuaikan diri setelah 2 – 3 bulan dan rasa mual akan hilang akan hilang dengan sendirinya, motivasi agar tetap memakai suntikan. (2) Tindakan medis (a) Pastikan mual dan muntah bukan karena kehamilan (pemeriksaan fisik dan laborat) (b) Jika mengganggu, berikan : metaklopramid 3 x 10 mg selama 5 – 7 hari. Makan secara teratur, usahakan lambung tidak terlalu lama kosong. (c) Jika dalam waktu 3 bulan gejala menetap atau bertambah berat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti cara kontrasepsi non hormonal. 9) Perubahan libido a) Gejala
: Terjadinya penurunan atau peningkatan dorongan
seksual. b) Penyebab (1) Penurunan libido, terjadi karena efek progeston terutama yang berisi 19-progeston menyebabkan keadaan vagina kering.
Namun
demikian
berpengaruh dalam hal ini.
faktor
psikis
dapat
juga
22
(2) Sebetulnya libido meningkatkan atau menurunkan sangat subjektif sifatnya, oleh karena itu gejali ini harus diawasi dengan cermat dan seksama untuk memastikan bahwa klien telah mengalami peningkatan libido. (3) Perubahan libido dapat juga dipengaruhi oleh faktor psikologis. c) Penanganan (1) KIE
: Jelaskan sebab terjadinya, jelaskan bahwa gejala
ini bersifat sementara dan individu. Jika terjadi penurunan libido, selama masih bisa di tolelir oleh klien, beri motivasi agar
tetap
memakai
suntikan.
Jika
penurunan
ini
mengganggu keharmonisan rumah tangga, dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non-hormonal. Bagi yang mengalami peningkatan libido, beri motivasi agar tetap memakai suntikan serta berusaha melakukan kontrol diri supaya keharmonisan keluarga tetap terjaga. h. Efektivitas kontrasepsi Depo Progestin (DMPA) Menurut Sulistyawati (2014), efektivitas kontrasepsi Depo Progestin antara lain : Memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
23
i. Keuntungan kontrasepsi Depo Progestin (DMPA) 1) Sangat efektif (99,6%). 2) Resiko kesehatan kecil. 3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri. 4) Pemeriksaan dalam tidak dibutuhkan pada pemakaian awal. 5) Dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis. 6) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah. 7) Peserta tidak perlu menyimpan obat suntik. 8) Tidak ada ketergantungan peserta kecuali kembali suntik setiap 3 bulan. 9) Tidak mempengaruhi pemberian ASI. 10) Reaksi suntikan sangat cepat (<24jam). 11) Dapat digunakan oleh wanita diatas 35 tahun. 12) Tidak perlu diingat kecuali tanggal kembali untuk suntikan berikutnya. 13) Mencegah kehamilan ektopik. 14) Jangka panjang. 15) Sangat berguna untuk klien ysng tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia untuk mengikuti sterilisasi (tubektomi) (Irianto 2014).
24
j. Kerugian kontrasepsi Depo Progestin (DMPA) Menurut Irianto (2014), Kerugian kontrasepsi Depo Progestin antara lain : 1) Kemungkinan
terlambatnya
pemulihan
kesuburan
setelah
penghentian pemakaian. 2) Harus kembali ke sarana pelayanan. 3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut. 4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering. 5) Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid. 6) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B, dan inveksi HIV. 4. Spotting a. Pengertian Spotting Spotting adalah perdarahan intramenstual yang berjumlahnya sedikit sekali, sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon atau kain atau kassa pembalut, merupakan perdarahan ringan yang tidak berbahaya. Bila perdarahan atau spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid namun kemudian terjadi perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan tersebut (Irianto, 2014). b. Gejala Spotting Menurut Saifuddin (2010) gejala Spotting adalah perdarahan yang ditimbulkan berupa bercak-bercak ringan.
25
c. Penyebab Spotting Penyebab spotting terjadinya pelebaran pembuluh vena kecil di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh, sehingga terjadi perdarahan lokal. Bila efek gestaden kurang, stabilitas stoma berkurang, yang pada akhirnya akan terjadi perdarahan (Bazaid, 2008). d. Penatalaksanaan kasus spotting Menurut Saifuddin (2010) dan Alimul (2006), penatalaksanaan spotting adalah sebagai berikut : 1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. 2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan
suntikan,
maka
dapat
disarankan
2
pilihan
pengobatan : a) 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari).Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. b) Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani
dengan
pemberian
2
tablet
pil
kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil
26
kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari. 3) Berikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang bertujuan untuk mencagah terjadinya infeksi pada vulva, salah satu tindakan yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan vulva dari depan kebelakang menggunakan air bersih.
B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mngorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan- penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney dkk, 2007). 2. Manajemen Kebidanan dan 7 langkah varney Menururut Varney (2007), menejemen kebidanan terdiri dari : a. Langkah pertama : Pengkajian data Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Varney dkk, 2007).
27
1) Data Subjektif Data Subjektif adalah informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga kesehatan. (Hidayat, 2013) a) Data subjektif Menurut Sulistyawati (2010), adalah sebagai berikut : (1) Nama Selain sebagai identitas, upayakan agar nama sesuai dengan nama panggilan sehingga hubungan komunikasi lebih akrab antara bidan dan klien. (2) Umur Untuk mengetahui termasuk sebagai pertimbangan dalam menentukan cara KB yang rasional dan untuk mengetahui apakah pasien masih dalam usia produksi atau tidak. (3) Agama Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut akseptor, karena ada agama yang menganggap tabu cara KB. (4) Suku Bangsa Untuk mengetahui suku bangsa yang dianut oleh akseptor.
28
(5) Pendidikan terakhir Untuk
mengetahui
tingkat
intelektual
yang
mempengaruhi perilaku seseorang. (6) Pekerjaan Untuk mempengaruhi tingkat ekonomi keluarga atau penghasilan. (7) Alamat Untuk menghindari kekeliruan bila ada dua pasien dengan nama yang sama untuk keperluan kunjungan rumah. b) Keluhan Utama Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan. Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting yang dikeluhkan ialah mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin (Sulistyawati, 2014). c) Riwayat Perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan klien, usia nikah pertama kali, dan lamanya perkawinan (Sulistyawati, 2014). d) Riwayat Menstruasi Untuk mengetahui menarche, siklus, lama menstruasi, banyaknya ganti pembalut dalam sehari, teratur atau tidak, sifat darah dan keluhan- keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi
(Sulistyawati,
2014).
Pengkajian
riwayat
29
menstruasi ini, dalam kasus KB suntik Depo Progestin sangat dibutuhkan karena untuk membedakan antara mana yang merupakan siklus menstruasi ibu dan mana yang merupakan perdarahan diluar siklus mestruasi. Juga digunakan untuk mengetahui apakah ibu mengalami kelainan atau gangguan reproduksi atau tidak (Varney dkk, 2007). e) Riwayat Kehamilan dan Nifas yang lalu Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil konsepsi akhirnya (abortus, lahir hidup, penolong persalinan, apakah anaknya masih hidup, dan apakah dalam kesehatan yang baik), apakah terdapat komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifas sebelumnya (Hidayat, 2013). f) Riwayat Keluarga Berencana Yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor KB. Kalau pernah, kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa lama, mulai menggunakan, kapan berhenti, keluhan pada saat ikut KB, alasan berhenti KB (Hidayat, 2013). g) Riwayat Penyakit (1) Riwayat penyakit sekarang Untuk mengetahui penyakit apa yang sedang pasien derita sekarang (Astuti, 2012).
30
Menanyakan pada ibu apa saja keluhan utama yang dirasakan ibu saat ini dan kapan keluhan itu berawal (Varney dkk, 2007). Ibu mengeluhkan mengalami perdarahan yang membuatnya terganggu (Irianto, 2014). (2) Riwayat Penyakit Sistemik Riwayat
kesehatan
yang
lalu
ditanyakan
untuk
mengidentifikasi kondisi kesehatan dan untuk mengetahui penyakit yang diderita dahulu seperti jantung, asma, TBC, hipertensi, diabetes, PMS,HIV/AIDS (Sulistyawati, 2014).
Pada
penderita
penyakit
diabetes
militus,
hipertensi dan jantung tidak diperolehkan memakai KB suntik Depo Progestin (Irinto, 2014). Untuk riwayat penyakit sistemik sangat penting untuk mengetahui apakah ibu mengalami infeksi pada saluran genetalia atau mengalami
perdarahan
dan
mengganggu
sebelum
memakai alat kontrasepsi suntik Depo Progestin (Varney dkk, 2007). (3) Riwayat Penyakit Keluarga Dikaji dengan penyakit yang menurun dan menular yang dapat mempengaruhi kesehatan akseptor KB. Sehingga dapat diketahui penyakit keturunan misalnya hipertensi, jantung, asma, baik dari pihak istri maupun pihak suami (Astuti, 2012).
31
h) Pola kebiasaan sehari-hari (1) Pola Nutrisi Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien. Dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada pasien. Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting diperlukan mengkonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung zat besi untuk mencegah terjadinya anemia (Sulistyawati, 2014). (2) Pola Eliminasi Untuk mengetahui BAB dan BAK berapa kali sehari warna dan konsistensi. Pada akseptor KB suntik Depo Progestin
dengan
mempengaruhi
spotting pola
secara
normal
eliminasi
tidak
sehari-hari
(Saifuddin,2010). (3) Pola Istirahat Untuk mengetahui beberapa lama ibu tidur siang dan berapa lama ibu tidur pada malam hari. Pada akseptor KB suntik
Depo
Progestin
dengan
spotting
tidak
mempengaruhi pola istirahat (Astuti, 2012). (4) Pola Seksual Untuk mengkaji berapa frekuensi yang dilakukan akseptor dalam hubungan seksual. Pada akseptor KB
32
suntik Depo Progestin dengan spotting mengalami penurunan libido (Irianto, 2014). (5) Personal hygiene Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kramas, serta ganti baju, ganti celana dalam serta ganti pembalut setidaknya 2 kali sehari (Wiknjosastro, 2007). Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting dianjurkan
untuk
menjaga
kebersihan
genetalia
(Sulistyawati, 2014) (6) Aktivitas Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah atau adanya nyeri akibat penyakit-penyakit yang dialaminya. Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting aktivitasnya terganggu karena keluarnya bercak darah (Saifuddin, 2010). i) Data Psikologis Data psikologis ini untuk mengetahui keadaan psikologis pasien Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting merasa cemas atau tidak dengan adanya bercak darah yang keluar (Sulistyawati, 2014).
33
2) Data Objektif Data Objektif adalah data yang dikumpulkan untuk menegakkan diagnosa melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan penunjang (Sulistyawati, 2014). a) Pemeriksaan Umum (1) Keadaan Umum
: Mengetahui keadaan pasien baik atau tidak (Sulistyawati, 2014).
(2) Kesadaran
: Menilai status kesadaran pasien Sulistyawati, 2014).
(3) Pemeriksaan tanda vital (a) Tekanan darah (vital sign) Mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya mmHg. Untuk pengguna KB suntik sebaiknya tekanan darah kurang dari 160/90 mmHg (Sulistyawati, 2014). Jika pengguna KB suntik Depo Progestin sebelumnya sudah menderita penyakit
hipertensi
menggunakannnya
karena
sebaiknya dapat
jangan
meningkatkan
tekanan darah (bazaid, 2008). (b) Pengukuran Suhu Mengetahui suhu badan pasien, suhu badan normal adalah 36°C sampai 37,5°C (Kusmiyati, 2006).
34
(c) Nadi Memberi gambaran kardiovaskuler. Denyut nadi normal 70x/menit sampai 88x/menit (Perry & Potter, 2005). (d) Pernafasan Mengetahui sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam satu menit. Pernafasan normal 16 sampai 20x/menit (Kusmiyati, 2006). (4) Berat Badan Mengetahui berat badan pasien karena merupakan salah satu efek samping KB suntik Depo Progestin (Saifuddin, 2006). (5) Tinggi Badan Mengetahui tinggi badan pasien (Alimul, 2006). b) Pemeriksaan Sistematis (1) Kepala (a) Rambut : Untuk menilai warna, kelebatan, dan karakteristik seperti ikal,lurus, keriting (Alimul, 2006). (b) Muka
: Keadan muka pucat atau tidak adakah kelainan, oedema, cloasma (Kusmiyati, 2006).
35
(c) Mata
: Conjungtiva berwarna merah muda atau tidak, seklera berwarna putih atau tidak (Alimul, 2006). Pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting apabila pasien anemia maka conjungtiva pucat (Sulistyawati, 2014).
(d) Hidung
: Untuk mengetahui apakah ada polip atau tidak (Kusmiyati, 2006).
(e) Telinga
: Bagaimana keadaan telinga, liang telinga dan
ada
serumen
atau
tidak
(Kusmiyati,2006). (f) Mulut
: Untuk mengetahui mulut bersih apa tidak ada caries atau tidak dan ada karang gigi atau tidak (Kusmiyati, 2006).
(2) Leher
: Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau tyroid, tumor dan pembesaran getah bening (Kusmiyati, 2006).
(3) Dada dan Axilla
: Apakah ada benjolan pada payudara
atau tidak, dan apakah sistematis kanan kiri, pada axilla adakah pembesaran kelenjar betah bening (Kusmiyati, 2006).
36
(4) Abdomen : Apakah ada jaringan parut atau bekas operasi adakah nyeri tekan serta adanya massa dengan cara palpasi (Kusmiyati, 2006). (5) Genetalia : Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda – tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar
bartholini,
dan
perdarahan
(Kusmiyati, 2006). Pada akseptor KB suntik tiga bulan Depo Progestin PPV (Pengeluaran Per Vaginam) berupa darah bercak merah (Saifuddin, 2010). (6) Ekstremitas : Apakah terdapat varices, oedema atau tidak, betis merah atau lembek atau keras (Kusmiyati, 2006) c) Pemeriksaan inspekulo Pemeriksaan inspekulo dilakukan untuk mengetahui atau mencari sumber perdarahan, apakah terdapat lesi pada porsio atau serviks, pada akseptor KB suntik tiga bulan Depo Progestin dengan spotting sumber perdarahan berasal dari uterus (Depkes RI, 2009). d) Pemeriksaan Laboratorium Digunakan data untuk mengetahui kondisi pasien sebagai data penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus KB suntik Depo Progestin dengan spotting yaitu
37
dilakukan pemeriksaan Hb apakah ibu mengalami anemia atau tidak , bila HB < 8 g% segera beri terapi (Sulistyawati,2014). b. Langkah kedua : Interpretasi data Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi satu diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi menjadi diagnosa. 1) Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnostik kebidanan (Varney dkk, 2007). Ny. X Px Ax umur X tahun Akaseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting. Data Dasar Data Subjektif : a) Ibu mengatakan bernama Ny. X Px Ax umur X tahun. b) Ibu
mengatakan
mengeluarkan
bercak
darah
(Saifuddin,2010). c) Ibu mengatakan merasakan cemas tentang perdarahan di luar haid (Saifuddin, 2010). Data Objektif : a) Keadaan Ibu
: baik
b) Kesadaran
: composmentis
c) Vital sign
:
38
(1) Tekanan darah
:
/ mmHg
(2) Respirasi
:
x / menit
(3) Suhu
:
°C
d) Genetalia
: Pengeluaran pervaginam berupa bercak darah.
2) Masalah Masalah adalah yang berkaitan dengan keadaan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Hidayat dan Wildan, 2013). Masalah yang sering timbul muncul pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting adalah rasa cemas karena perdarahan diluar haid (Saifuddin, 2010) 3) Kebutuhan Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien-pasien dan yang belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data Kebutuhan yang diperlukan akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting adalah dukungan moril pada ibu (Irianto, K.2014) c. Langkah Ketiga : Diagnosa Potensial Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian
masalah
dan
diagnosa
yang
sudah
39
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila diagnosa atau masalah potensial ini benar- benar terjadi (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Diagnosa potensial yang terjadi pada akseptor KB Suntik Depo Progestin adalah menoragia (Irianto, 2014). d. Langkah Keempat : Antisipasi Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, segera
kolaborasi
atau
bersifat
rujukan
(Sulistyawati
dan
Nugraheny,2010) Antisipasi pada spotting yaitu pemberian 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari).Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan atau 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari. (Saifuddin, 2010).
40
e. Langkah Kelima : Perencanaan Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting menurut Saifuddin (2010) adalah : 1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. 2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan: a) 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari).Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. b) Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari. 3) Berikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang bertujuan untuk mencagah terjadinya infeksi pada vulva, salah
41
satu tindakan yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan vulva
dari
depan
kebelakang
menggunakan
air
bersih
(Alimul,2006). f. Langkah Keenam : Implementasi Implementasi merupakan pelaksanaan dari asuhan yang telah direncanakan secaea efisien dan aman. Pada kasus dimana bidan harus kolaborasi dengan dokter, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan pesien adalah tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting menurut Saifuddin (2010), adalah : 1) Menginformasikan
bahwa
perdarahan
ringan
sering
dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. 2) Apabila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan: a) 1
siklus
pil
kontrasepsi
kombinasi
(30-35
µg
etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari).Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan.
42
b) Apabila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan diangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari. 3) Mamberikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang bertujuan untuk mencagah terjadinya infeksi pada vulva, salah satu tindakan yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan vulva dari depan kebelakang menggunakan air bersih (Alimul, 2006). g. Langkah Ketujuh : Evaluasi Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan kepada pasien. Kita mengacu kepada beberapa pertimbangan yaitu tujuan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Menurut Saifuddin (2010), evaluasi yang diharapkan pada akseptor KB suntik Depo Progesteron dengan spotting meliputi : 1) Ibu mengerti tentang efek samping yang akan timbul pada akseptor KB Suntik Depo Progestin. 2) Ibu sudah tidak merasa cemas dengan keadaannya. 3) Spotting dapat teratasi dan pasien tetap menggunakan KB Suntik Depo Progestin.
43
3. Data Perkembangan Pendokumentasikan asuhan kebidanan, rencana asuhan kebidanan ditulis dalam data perkembangan SOAP yang merupakan salah satu pendokumentasian yang menurut Kusmiyati (2006), SOAP merupakan singkatan dari : S
: Subyektif Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesa (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung tentangkeluhan atau masalah KB.
O
: Obyektif Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik sebelum atau selama pemakaian KB.
A
: Assessment Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya tindakan segera.
P
: Planning Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes laboratorium, serta konseling untuk tindak lanjut.
44
C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi bidan di Indonesia, dalam kasus Depo Progestin dengan spotting bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhannya pada Permenkes RI No.1464/Menkes/Per//X/2010 tentang Izin dan penyelenggaraan praktik bidan. 1. Pasal 9 Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi : a) Pelayanan kesehatan ibu. b) Pelayanan kesehatan anak. c) Pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan Keluarga
Berencana. 2. Pasal 12 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 berwenang untuk : a) Memberikan penyuluhan dan konseling reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana. b) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
45
3) Pasal 13 Bidan yang menjalankan Program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi : a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus Proposal Karya Tulis Ilmiah ini merupakan studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskriptifkan dan menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di masyarakat sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung (Notoadmojo, 2010). Laporan studi kasus ini menggambarkan tentang asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting.
B. Lokasi Studi Kasus Lokasi pengambilan kasus adalah tempat dimana pengambilan kasus diambil (Notoadmojo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan di BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen.
46
47
C. Subjek Studi Kasus Merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoadmojo, 2012). Subjek dalam studi kasus ini yaitu Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting.
D. Waktu Studi Kasus Waktu pelaksanaan adalah batas waktu dimana kasus diambil (Notoatmojo, 2010). Studi ini dilaksanakan pada September 2014 sampai Mei 2015.
E. Instrumen Studi Kasus Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk pengumpulan data (Arikunto, 2013). Penulisan studi kasus ini menggunakan format asuhan kebidanan Keluarga Berencana dengan 7 langkah Varney.
F. Teknik Pengumpulan Data Studi kasus ini dilakukan dengan pengumpulan data primer dan sekunder yang diperoleh dengan teknik wawancara dan observasi. 1. Data Primer Menurut Hidayat (2007) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh orang yang melakukan studi kasus.
48
a. Pemeriksaan fisik 1) Inspeksi Inspeksi adalah proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah kesehatan pasien (Hidayat, 2008). Pada kasus KB suntik Depo Progestin dengan spotting inspeksi dilakukan secara berurutan mulai kepala sampai kaki dan pengeluaran pervaginam. Pada pemeriksaan konjungtiva, untuk mengetahui kemungkinan adanya anemia pada akseptor KB suntik Depo Progestin (Sulistyawati, 2014). 2) Palpasi Palpasi adalah pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu tangan untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur dan mobilitas (Hidayat, 2008). Pada akseptor KB suntik dengan
spotting pemeriksaan
palpasi
dilakukan melalui
pemeriksaan bimanual dengan meraba ada tidaknya massa dalam ovarium dan uterus serta adanya nyeri (Sulistyawati, 2014). 3) Perkusi Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan melakukan pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada bagian tubuh untuk mengetahui ukuran, batasan konsistensi organorgan tubuh, dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh (Hidayat, 2008). Pada kasus KB Suntik Depo Progestin dengan
49
spotting pemeriksaan ini tidak harus dilakukan (Wiknjosastro, 2007). 4) Auskultasi Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang dihasilkan dalam
tubuh
melalui
stetoskop
(Hidayat,
2008).
Pada
pemeriksaan kasus Suntik Depo Progestin dengan spotting, pemeriksaan dilakukan untuk memeriksakan tekanan darah ibu normal atau tidak (Wiknjosastro, 2007). b. Wawancara Wawancara merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari pasien. Jadi data tersebut diperoleh langsung dari pasien (Notoadmojo, 2012). Pada kasus KB Suntik Depo Progestin dengan spotting metode yang digunakan adalah wawancara kepada klien dan bidan berdasarkan daftar pertanyaan yang penulis buat. c. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulkan data dengan cara mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pencatatan pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Notoadmojo, 2012). Untuk memperoleh data objektif penulis melakukan pengamatan langsung pada akseptor
50
KB Suntik Depo Progestin dengan spotting berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada awal kunjungan dilakukan pemeriksaan fisik konjungtiva, sedangkan pemeriksaan selanjutnya melalui pemeriksaan Hb pada akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting. 2. Data Sekunder Menurut Hidayat (2007) data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik, melainkan dari keterangan keluarga dan lingkungannya, status dan dokumentasi pasien, serta catatan dalam kebidanan. Data sekunder meliputi studi berupa : a. Dokumentasi Dokumentasi
adalah
semua
bentuk
informasi
yang
berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi maupun tidak resmi, dokumen resmi dibawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, catatan-catatan di dalam kartu klinik, sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk dokumen dibawah tanggung jawab instansi tidak resmi seperti biografi, catatan harian (Notoadmojo, 2010). Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data yang diambil dari buku kunjungan di BPM Siti Mursidah Nargotirto Sumberlawang Sragen. b. Studi Kepustakaan Menurut Sugiono (2009), studi kepustakaan adalah kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan
51
norma yang dikembangkan oleh berbagai ahli. Pada kasus KB Suntik Depo Progestin dengan spotting penulisan menggunakan bahan reverensi buku dari teks, jurnal, dan buku dari tahun 2005 sampai 2014.
G. Alat-Alat yang Digunakan Menurut Saifuddin (2010), alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data yaitu : 1. Alat yang dibutuhkan dalam melakukan wawancara antara lain : a. Format pengkajian pada akseptor KB Suntik Depo Progestin. b. Buku Tulis c. Alat Tulis 2. Alat dan bahan dalam observasi antara lain : a. Sphygmomanometer. b. Stetoskop c. Termometer d. Timbangan berat badan e. Tinggi badan f. Kom berisi air g. Speculum h. Tampon tang i. Kassa steril j. Lampu sorot
52
k. Hanscoon l. 1 set Hb sahli
H. Jadwal Studi Kasus Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun Proposal Karya Tulis Ilmiah sampai dengan penulisan laporan Karya Tulis Ilmiah, beserta waktu berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoadmojo, 2012). Jadwal studi kasus ini terlampir.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS Tanggal : 5 Mei 2015 Pukul
: 15.00 WIB
Tempat
: BPM Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen
I.
PENGKAJIAN DATA a. Identitas Pasien
Identitas Suami
1) Nama
: Ny. S
Nama
: Tn. S
2) Umur
: 24 tahun
Umur
: 25 tahun
3) Agama
: Islam
Agama
: Islam
4) Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Suku Bangsa
: Jawa, Indonesia
5) Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
6) Pekerjaan
: Petani
Pekerjaan
: Petani
7) Alamat
: Alas kobong 1 / 2 Alamat
: Alas kobong 1 / 2
Sumberlawang,
Sumberlawang,
Sragen
Sragen
b. Anamnesa (data subyektif) 1) Keluhan Utama Ibu mengatakan sebagai akseptor KB suntik Depo Progestin dan
mengeluh
mengeluarkan
bercak
darah
berwarna
kecoklatan yang keluar dari alat kelamin sejak tanggal 2 Mei
53
54
2015 (selama 3 hari), setelah menstruasi selama 7 hari (22-28 April 20015) 2) Riwayat Perkawinan Ibu mengatakan status perkawinan syah, kawin 1 kali, umur 21 tahun dengan suami umur 22 tahun, anak 1 orang. 3) Riwayat Menstruasi a) Menarche
: Ibu mengatakan menstruasi pertama kali umur 12 tahun
b) Siklus
: Ibu mengatakan siklus menstruasi 30 hari
c) Banyaknya
: Ibu mengatakan banyaknya menstruasi 2-3 hari sekali ganti pembalut
d) Lama
: Ibu mengatakan lama menstruasi 7 hari
e) Teratur/tidak : Ibu mengatakan menstruasi teratur f) Sifat darah
: Ibu mengatakan sifat darah encer dan ada gumpalannya
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak nyeri perut saat menstruasi 4) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas TE MP N AT o PAR TUS 1 2/4/ 2014 BPS TGL/ THN PAR TUS
ANAK UMUR KHMLN
PENO LONG
40+1 mgg
Bidan
JNS Perempua n
BB
PB
3400 50
NIFAS LA KEA K D TAS I baik Baik
KEADAAN ANK SKRNG Hidup tahun
1
55
5) Riwayat KB (Dikaji mulai dari pasien menggunakan KB pertama kali) a) Macam Peserta KB : lama b) Metode yang pernah dipakai : Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama menggunakan KB suntik 3 bulan sampai sekarang lama penggunaan ± 1 tahun c) Keluhan selama pemakaian kontrasepsi : Ibu mengatakan selama menggunakan KB suntik 3 bulan mengeluarkan bercak darah dari jalan lahir sejak 2 Mei 2015 (selama 3 hari) 6) Riwayat Penyakit a) Riwayat penyakit sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit apapun seperti batuk, pilek, demam. b) Riwayat penyakit sistemik : (1) Jantung
: Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri pada dada sebelah kiri, tidak mudah capek,
dan
berkeringat
dingin
pada
telapak tangan. (2) Ginjal
: Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri pada pinggang kanan dan kiri.
(3) Asma
: Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.
56
(4) TBC
: Ibu mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 2 minggu dan mengeluarkan bercak darah.
(5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kuning, pada mata, kuku, kulit tidak kuning. (6) DM
: Ibu mengatakan tidak pernah sering lapar, haus dan sering BAK pada malam hari.
(7) Hipertensi: Ibu mengatakan tidak pernah hasil tekanan darahnya lebih dari 140/90mmHg dan tidak nyeri tengkuk. (8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang hingga
mengeluarkan
busa
pada
mulutnya. (9) Lain–lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain seperti HIV/AIDS dan PMS. c) Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit munurun (DM, hipertensi dan asma) maupun penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS dan PMS).
57
d) Riwayat keturunan kembar : Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar. e) Riwayat operasi
:
Ibu mengatakan tidak pernah ada riwayat operasi apapun. 7) Pola Kebiasaan Sehari-hari a) Pola Nutrisi (1) Makan : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, porsi sedang, jenis : nasi, sayur, lauk, dan kadang dengan buah. (2) Minum : Ibu mengatakan minum ± 8 gelas, jenis : air putih 7 gelas dan teh 1 gelas. b) Pola Eliminasi (1) BAB : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan. (2) BAK : Ibu mengatakan BAK ± 4-5 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas urine. c) Pola Istirahat (1) Tidur Siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam/hari. (2) Tidur Malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 6-7 jam/hari.
58
d) Pola Aktifitas Ibu mengatakan tidak ada perbedaan sebelum terjadi bercak dan selama terjadi bercak, ibu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. e) Pola Seksual (1) Sebelum Spotting : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 3 kali seminggu dan setelah berhubungan seksual tidak mengeluarkan bercak darah. (2) Selama Spotting : Ibu mengatakan tidak berhubungan seksual selama mengeluarkan bercak darah. f) Personal Hygiene (1) Sebelum Spotting : Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 3 kali/minggu, ganti baju 1 kali/hari, ganti celana dalam 2 kali/hari. (2) Selama Spotting : Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 3 kali/minggu, ganti baju 1 kali/hari, ganti celana dalam 2 kali/hari, ganti pembalut 2 kali/hari. 8) Data Psikologis : Ibu mengatakan bahagia dengan keluarganya, namun ibu merasa cemas dengan keadaannya karena mengeluarkan bercak darah dari alat kelaminnya.
59
c. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif) 1) Status generalis a) Keadaan Umum : Baik b) Kesadaran
: Komposmentis
c) TTV
: TD : 110/70 mmHg S : 36,5°c R : 22 kali/menit N : 80 kali/menit
d) BB
: 50 kg
e) TB
: 150 cm
2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala (1) Rambut : bersih, warna hitam, tidak ada ketombe, lurus. (2) Muka
: bersih, tidak ada cloasma, tidak odema.
(3) Mata : (a) Oedema
: tidak oedema
(b) Konjungtiva : merah muda (c) Sclera : putih b) Hidung : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada benjolan. c) Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan.
60
d) Mulut/gigi/gusi : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, gusi tidak berdarah. e) Leher 1) Kelenjar Gondok : tidak ada pembesaran kelenjar gondok. 2) Tumor
: tidak ada benjolan.
3) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe. f) Dada dan Axilla 1) Mammae a) Membesar
: Pembesaran normal
b) Tumor
: Tidak ada benjolan
c) Simetris
: Simetris kanan dan kiri
d) Areola
: Warna coklat
e) Putting susu : Menonjol f) Kolostrum
: Tidak ada kolostrum
2) Axilla a) Benjolan
: Tidak ada benjolan
b) Nyeri
: Tidak nyeri tekan
g) Abdomen 1) Pembesaran Uterus : Tidak ada pembesaran uterus 2) Pembesaran Hati
: Tidak ada pembesaran hati
3) Benjolan / Tumor
: Tidak ada benjolan
61
4) Nyeri tekan
: Tidak nyeri tekan
5) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi h) Anogenital 1) Vulva Vagina a) Varices
: Tidak ada varices
b) Luka
: Tidak ada bekas luka
c) Kemerahan
: Tidak ada kemerahan
d) Nyeri
: Tidak ada nyeri tekan
e) Kelenjar Bartolini
: Tidak ada kelenjar bartolini
f) Pengeluaran pervaginam : Bercak darah, warna kecoklatan, bau khas darah 2) Inspeculo
: Tidak dilakukan
3) Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan 4) Anus a) Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid b) Keluhan lain : Tidak ada i) Ekstermitas 1) Varices
: Tidak ada varices
2) Oedema
: Tidak ada oedema
3) Reflek patella
: Positif kaki kanan dan kiri
62
j) Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium : Hb 12g/dL Tanggal : 5 Mei 2015, pukul : 15.08 WIB b. Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA Tanggal : 5 Mei 2015
Pukul : 15.30 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN Ny.S P1 A0 Umur 24 tahun Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting hari ke-3 Data Dasar : 1. Data Subjektif : a) Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah berwarna kecoklatan dari alat kelamin sejak tanggal 2 Mei 2015 (selama 3 hari). b) Ibu mengatakan merasa cemas karena keluarnya bercak darah dari alat kelaminnya. 2. Data Objektif : a) Keadaan Umum : Baik b) Kesadaran
: Composmentis
c) TTV
: TD : 110/70 mmHg S : 36,5°c R : 22 kali/menit
63
N : 80 kali/menit d) BB
: 50 kg
e) TB
: 150 cm
f) Mata
: tidak oedema, konjungtiva merah muda, sclera putih
g) Palpasi
: tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen bagian bawah dan tidak teraba adanya benjolan atau massa.
h) Perdarahan
Pervaginam
:
bercak
darah
berwarna
kecoklatan, bau khas darah. i) Hb
: 12g/dL
B. MASALAH Ibu cemas dan tidak nyaman sehubungan dengan bercak darah yang dialaminya. C. KEBUTUHAN Informasi tentang bercak darah dan dukungan moril.
III. DIAGNOSA POTENSIAL Menoragia
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA Pemberian pil kontrasepsi kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2 X 1 selama 7 hari.
64
V.
PERENCANAAN Tanggal : 5 Mei 2015
Pukul : 15.40 WIB
1. Beri tahu ibu hasil pemeriksaan. 2. Beri tahu ibu tentang informasi bercak darah (spotting) yang dialami. 3. Beri KIE pada ibu tentang efek samping KB suntik Depo Progestin. 4. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene terutama pada daerah kemaluannya. 5. Beri ibu dukungan moril. 6. Beri ibu pil kontrasepsi kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2 X 1 selama 7 hari. 7. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang apabila ada keluhan, dan beritahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi pada tanggal 8 Mei 2015.
VI.
PELAKSANAAN Tanggal : 5 Mei 2015
Pukul : 15.50 WIB
1. Pukul : 15.50 WIB, Memberitahu ibu hasil pemeriksaan : Keadaan Umum : Baik Kesadaran TTV
: Composmentis : TD : 110/70 mmHg S : 36,5°C R : 22 kali/menit N : 80 kali/menit
65
BB
: 50 kg
TB
: 150 cm
Terdapat bercak darah warna kecoklatan bau khas darah pada kelamin 2. Pukul : 15.55 WIB, Memberikan informasi bercak darah (spotting) merupakan perdarahan yang ringan karena merupakan efek samping pemakaian KB Suntik Depo Progestin. 3. Pukul : 16.00 WIB, Memberi KIE pada ibu tentang efek samping KB Suntik Depo Progestin yaitu kenaikan dan penurunan berat badan, gangguan pola haid (amenore (tidak haid), spotting (bercak darah), menoragia (perdarahan yang banyak), pusing dan jerawat. 4. Pukul : 16.10 WIB, Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluannya, dengan cara membasuh alat kelamin menggunakan air bersih tanpa sabun dari depan ke belakang dan kemudian di keringkan untuk mencegah terjadinya infeksi. 5. Pukul : 16.20 WIB, Memberikan dukungan moril pada ibu agar tidak cemas karena spotting tersebut dapat diatasi dan meyakinkan pada akseptor bahwa akan sembuh dengan sendirinya. 6. Pukul : 16.30 WIB, Memberikan pada ibu pil kontrasepsi kombinasi 3035 µg etinilestradiol 2 X 1 selama 7 hari. 7. Pukul : 16.35 WIB, Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang apabila ada keluhan, dan beritahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi pada tanggal 8 Mei 2015.
66
VII. EVALUASI Tanggal : 5 Mei 2015
pukul : 16.35 WIB
1. Pukul : 16.35 WIB, Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan 2. Pukul : 16.40 WIB, Ibu mengerti dan memahami bahwa keadaanya yang dialami merupakan salah satu efek samping dari penggunaan KB Suntik Depo Progestin. 3. Pukul : 16.45 WIB, Ibu mengerti tentang efek samping KB Suntik Depo Progestin. 4. Pukul : 16.50 WIB, Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan. 5. Pukul : 16.55 WIB, Ibu bersedia melakukan anjuran serta nasehat yang diberikan 6. Pukul : 17.00 WIB, Ibu telah diberikan pil kontrasepsi kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2 X 1 selama 7 hari dan bersedia meminumnya. 7. Pukul : 17. WIB, Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan dan menerima kunjungan rumah yaitu tanggal 8 Mei 2015.
67
DATA PERKEMBANGAN I (Kunjungan Rumah) Tanggal : 8 Mei 2015 Pukul
: 15.00 WIB
Tempat : Alas kobong 1/2, Sumberlawang, Sragen S : Subyektif 1. Ibu mengatakan setelah minum obat secara teratur dan bercak darah mulai berkurang 2. Ibu mengatakan masih menggunakan pembalut, ganti pembalut 3 kali/hari O : Obyektif 1. Keadaan Umum : Baik. 2. Kesadaran
: Composmentis.
3. Tanda-tanda vital : TD : 110/70mmHg S : 36,6°C N : 84 kali/menit R : 22 kali/menit 4. Mata
: conjungtiva berwarna merah muda, sclera putih.
5. Vulva vagina
: tampak adanya bercak darah berwarna kecoklatan bau khas darah, jumlah lebih sedikit.
A : Assesment Ny.S P1 A0 umur 24 tahun Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan spotting hari ke-6
68
P : Planning Tanggal : 8 Mei 2015
pukul : 15.10 WIB
1. Pukul : 15.10 WIB, Memberitahukan hasilpemeriksaan yang telah dilakukan : Keadaan Umum : Baik. Kesadaran
: Composmentis.
Tanda-tanda vital : TD : 110/70mmHg S : 36,6°C N : 84 kali/menit R : 22 kali/menit Terdapat bercak darah berwarna kecoklatan pada alat kelamin. 2. Pukul : 15.13 WIB, Memberikan dukungan moril pada ibu bahwa spotting akan segera sembuh. 3. Pukul : 15.20 WIB, Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan tubuh terutama pada kemaluan. 4. Pukul : 15.25 WIB, Menganjurkan ibu untuk meminum obat secara teratur. 5. Pukul : 15.30 WIB, Memberitahu ibu aka nada kunjungan ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Mei 2015
69
E : Evaluasi Tanggal : 8 Mei 2015
pukul : 15.30 WIB
1. Pukul : 15.30 WIB, Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan. 2. Pukul : 15.35 WIB, Ibu bersedia melakukan anjuran dan nasehat yang diberikan. 3. Pukul : 15.40 WIB, Ibu bersedia menjaga kebersihan tubuh terutama daerah kemaluannya. 4. Pukul : 15.45 WIB, Ibu bersedia minum obat secara teratur. 5. Pukul : 15.50 WIB, Ibu bersedia menerima kunjungan ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Mei 2015.
70
DATA PERKEMBANGAN II (Kunjungan Rumah) Tanggal : 11 Mei 2015 Puku
: 15.00 WIB
Tempat : Alas kobong 1/2, Sumberlawang, Sragen S : Subyektif 1. Ibu mengatakan sudah tidak ada bercak darah dari kemarin pagi pada tanggal 10 Mei 2015 dan ibu sudah tidak memakai pembalut. 2. Ibu mengatakan sudah tidak cemas dengan keadaannya yang sekarang. 3. Ibu mengatakan minum obat terakhir tanggal 9 Mei 2015. O : Obyektif 1. Keadaan Umum : Baik. 2. Kesadaran
: Composmentis.
3. Tanda-tanda vital : TD : 110/80mmHg S : 36,5°C N : 82 kali/menit R : 22 kali/menit 4. Mata
: conjungtiva berwarna merah muda, sclera putih.
5. Vulva vagina
: tidak ada bercak darah
A : Assesment Ny.S P1 A0 umur 24 tahun Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan riwayat spotting.
71
P : Planning Tanggal : 11 Mei 2015
pukul : 15.10 WIB
1. Pukul : 15.10 WIB, Memberitahukan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan Keadaan Umum : Baik. Kesadaran
: Composmentis.
Tanda-tanda vital : TD : 110/80mmHg S : 36,5°C N : 82 kali/menit R : 22 kali/menit Pada alat kelamin tidak terdapat bercak darah 2. Pukul : 15.03 WIB, Menanyakan pada ibu apakah ingin tetap menggunakan KB Suntik Depo Progestin atau memilih menggunakan alat kontrasepsi dengan metode lain. 3. Pukul : 15.08 WIB, Menganjurkan pada ibu untuk tidak minum obat lagi karena Spotting atau bercak darah telah berhenti. 4. Pukul : 15.10 WIB, Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan alat kelamin dan kembali datang ke tenaga kesehatan bila ada keluhan.
72
E : Evaluasi Tanggal : 11 Mei 2015
pukul : 15.10 WIB
1. Pukul : 15.10 WIB, Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan. 2. Pukul : 15.13 WIB, Ibu mengatakan tetap melanjutkan menggunakan KB Suntik Depo Progestin. 3. Pukul : 15.15 WIB, Ibu bersedia untuk tidak meminum obat kembali 4. Pukul : 15.18 WIB, Ibu bersedia datang kembali ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
B. PEMBAHASAN KASUS Sesudah penulis melakukan asuhan kebidanan pada askseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting pada Ny.S P1 A0 dengan menejemen kebidanan menurut Hellen Varney maka penulis akan membahas serta membandingkan antara teori dan kasus pada saat memberikan
Asuhan
Kebidanan sehingga dapat mengetahui kesenjangan yang terjadi dan menarik kesimpulan dengan menggunakan 7 langkah Varney sebagai berikut : 1. Langkah 1 : Pengkajian Menurut Hidayat (2014), keluhan utama akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting adalah mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin. Sedangkan data objektif yang perlu dilakukan pada pada akseptor KB suntik Suntik Depo Progestin dengan Spotting meliputi konjungtiva,
palpasi,
pemeriksaan
genetalia
PPV
(Pegeluaran
PerVaginam), pemeriksaan dalam dan inspekulo (Saifuddin 2006).
73
Pada pengkajian kasus Ny.S P1 A0
akseptor KB suntik Depo
Progestin dengan Spotting, Ny.S mengatakan keluar bercak darah dari alat kelamin sejak tanggal 10 Mei 2015 (selama 8 hari). Sedangkan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium pada Ny.S diperoleh data objektif meliputi keadaan umum : baik, kesadaran : komposmentis, mata : conjungtiva berwarna merah muda, palpasi abdomen : tidak ada benjolan atau massa dan tidak ada nyeri tekan, pemeriksaan vulva dan vagina tampak ada bercak darah,warna kecoklatan, bau khas darah. Pada pemeriksaan Hb : 12g/dL. Pada langkah ini terdapat kesenjangan yaitu pada pemeriksaan dalam dan inspekulo tidak dilakukan karena pasien menolak. 2. Langkah 2 : Interpretasi Data Menurut Saifuddin (2010), diagnosa kebidanan yang muncul pada Ny.X Px Ax akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting yaitu rasa tidak nyaman pada kemaluan dan rasa cemas tentang perdarahan diluar haid. Kebutuhan yang diberikan adalah dukungan moril pada ibu (Irianto, K. 2014). Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnose kebidanan, masalah dan kebutuhan. Pada langkah ini diagnose kebidanan yang muncul yaitu Ny.S P1A0 umur 24 tahun akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting masalah yang dialami adalah rasa cemas dan tidak nyaman karena perdarahan bercak yang dialami. Kebutuhan yang
74
diberikan adalah informasi tentang perdarahan bercak dan berikan dukungan moril. Maka dapat ditarik kesimpulan pada langkah II tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. 3. Langkah 3 : Diagnosa Potensial Menurut Irianto (2014), bila perdarahan bercak terjadi secara berlanjut akan timbul masalah potensial yaitu menoragia. Pada kasus Ny.S P1 A0 akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting diagnosa potensial yang dapat ditetapkan adalah menoragia. Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. 4. Langkah 4 : Antisipasi Menurut Saifuddin (2010), antisipasi pada kasus KB suntik Depo Progestin dengan Spotting adalah pemberian 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari) atau pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari. Pada kasus Ny.S P1 A0 akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting antisipasinya diberi pil kontrasepsi kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari. Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan anatara teori dan kasus.
75
5. Langkah 5 : Perencanaan Menurut Saifuddin (2010), penatalaksanaan spotting adalah sebagai berikut : 1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah
masalah
serius,
dan
biasanya
tidak
memerlukan
pengobatan. 2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan: a) 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari).Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. b) Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani
dengan
pemberian
2
tablet
pil
kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol
atau
1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari. 3) Berikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang bertujuan untuk mencagah terjadinya infeksi pada vulva, salah satu tindakan yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan vulva dari depan kebelakang menggunakan air bersih (Alimul,2006). Pada kasus Ny.S P1 A0 akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting rencana tindakannya adalah beri tahu hasil
76
pemeriksaan, beri informasi tentang perdarahan bercak, KIE tentang efek samping KB suntik Depo Progestin, anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, beri dukungan moril, beri pil kontrasepsi kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari, anjurkan minum obat secara teratur, beritahu ibu untuk kunjungan ulang bila ada keluhan dan akan dilakukan kunjungan rumah. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. 6. Langkah 6 : Implementasi Menurut Saifuddin (2010), pada kasus ini melakukan langsung tindakan yang telah direncanakan pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting yaitu informasi tentang perdarahan bercak, dan terapi pil kontrasepsi kombinasi 30-35 µg etinilestradiol ibuprofen 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari. Apabila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari dan memberikan konseling pada ibu tentang vulva hygiene. Pada langkah ini telah dilakukan tindakan yang sesuai dengan perencanaan
yaitu
memberitahu
hasil
pemeriksaan, memberikan
informasi tentang perdarahan bercak, KIE tentang efek samping KB suntik Depo Progestin, anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, beri dukungan moril, beri pil kontrasepsi kombinasi 30-35 µg
77
etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari, anjurkan minum obat secara teratur, beritahu ibu untuk kunjungan ulang bila ada keluhan dan akan dilakukan kunjungan rumah. Pada tahap ini tidak terdapat kesenjangan anatara teori dan kasus. 7. Langkah 7 : Evaluasi Menurut Saifuddin (2010), evaluasi yang diharapkan pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengnan Spotting meliputi ibu sudah merasa nyaman dengan keluhannya, spotting dapat teratasi dan sudah tidak merasa cemas, pasien tetap menggunakan KB suntik Depo Progestin. Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 6 hari, mulai dari tgl 5 Mei 2015 sampai 11 Mei 2015 diperoleh keadaan umum baik, tidak ada diagnosa potensial yang muncul, ibu tidak cemas dan sudah merasa nyaman, perdrahan bercak berhenti sejak tanggal 10 Mei 2015, ibu bersedia datang kesarana kesehatan bila ada keluhan dan ibu tetap menggunakan KB suntik Depo Progestin. Maka dapat ditarik kesimpulan pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan dengan menggunakan menejemen kebidanan menurut Varney pada Ny.S P1 A0 akseptor KB suntik Depo Progestin dengnan Spotting maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengkajian pada Ny.S P1 A0 akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting diperoleh data subyektif dan data obyektif. Dari data subyekif diperoleh data bahwa ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah berwarna kecoklatan dari alat kelamin sejak tanggal 2 Mei 2015 dan ibu merasa cemas dengan keadaannya. Data obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium meliputi keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, mata : conjungtiva berwarna merah muda, palpasi abdomen : tidak ada benjolan atau massa dan tidak ada nyeri tekan, pemeriksaan vulva dan vagina tampak ada bercak darah,warna kecoklatan, bau khas darah. Pada pemeriksaan Hb : 12g/dL. 2. Interpretasi data diperoleh dari pengumpulan data yang diambil dari pengkajian sehingga didapatkan diagnosa kebidanan yaitu Ny. S P 1 A0 24 tahun akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting masalah yang dialami adalah rasa cemas dan tidak nyaman karena perdarahan bercak
78
79
yang dialami. Kebutuhan yang diberikan adalah informasi tentang perdarahan bercak dan berikan dukungan moril. 3. Diagnosa potensial pada kasus Ny.S P1 A0 umur 24 tahun adalah menoragia. 4. Antisipasi pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting yaitu pemberian pil kontrasepsi kombinasi 3035 µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari. 5. Rencana tindakan yang dilakukan pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting rencana tindakannya adalah beri tahu hasil pemeriksaan, beri informasi tentang perdarahan bercak, KIE tentang efek samping KB suntik Depo Progestin, anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, beri dukungan moril, beri pil kontrasepsi kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari, anjurkan minum obat secara teratur, beritahu ibu untuk kunjungan ulang bila ada keluhan dan akan dilakukan kunjungan rumah. 6. Pelaksanaan dari asuhan yang diberikan pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting sesuai dengan apa yang telah direncanakan. 7. Evaluasi dari asuhan yang diberikan pada Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting selama 6 hari, diperoleh hasil : keadaan umum baik, tidak ada diagnosa potensial yang muncul, ibu tidak cemas dan sudah merasa nyaman, perdarahan bercak berhenti sejak tanggal 10 Mei 2015, ibu bersedia datang ke sarana
80
kesehatan bila ada keluhan dan ibu tetap menggunakan KB suntik Depo Progestin dan diagnosa potensial yang ditetapkan pada Ny.S P1 A0 tidak muncul karena adanya penanganan yang tepat. 8. Pada kasus Ny.S P1 A0 umur 24 tahun akseptor KB suntik Depo Progestin dengan Spotting terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada pemeriksaan fisik tidak dilakukan pemeriksaan dalam dan inspekulo.
B. Saran Berdasarkan
kesimpulan
di
atas
perlu
adanya
upaya
untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Profesi a. Bidan diharapkan meningkatkan ketrampilan dalam penanganan kasus akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting agar tidak terjadi menoragia. b. Bidan diharapkan dapat memberikan antisipasi pada kasus spotting sesuai dengan teori dan kondisi pasien. 2. Bagi institusi a. BPS Bagi
BPS diharapkan dapat memberikan pelayanan
secara
komprehensif menurut standar operasional yang berlaku sesuai kasus yang ditemukan.
81
b. Pendidikan Bagi
institusi
pendidikan
dapat
menambah
referensi
dan
pengetahuan bagi mahasiswa maupun pengajar tenatang asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting. 3. Bagi pasien Diharapkan pada akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting lebih mengetahui efek samping KB suntik Depo Progestin dan segera ke tenaga kesehatan agar dilakukan penanganan apabila terjadi keluhan atau komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H.A.A. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika. Alimul, H.A.A. M. Wildan. 2013. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arum. D. N. S. Sujiyatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta : Nuha Medika. Astuti, H.P. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta : Rohima. Bazaid, A. 2008. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. BKKBN. 2014. Hasil Pendataan Keluarga berencana Tahun 2014. www.bkkbn.go.id/_layouts/mobile/disprofm.aspx?List=9c6767ad-abfe48e3-9120-af89b76d56f4&View=174a5cf7-357b-4b83-a7acbe983c5ddboe&ID=1826. Diakses tanggal 15 September 2014. Dinkes Provinsi Jeteng. 2014. Pofil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah http://jateng.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id =1009:03-02-03&catid=72:penduduk-naker-2013&Itemid=87. Diakses tanggal 2 November 2014. Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Irianto, K. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung : Alfabeta. Kusmiyati, Y. 2007. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya. Notoatmojo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ________ . 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Saifuddin, A. B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sulistyawati. A. Esti Nugraheni. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika. Suistyawati, A. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Salemba Medika. Varney. H. J.M. Kreibs. C.L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC. Varney. 2007. Varney’s Midwifery. Bandung : Sekola Publiser Wiknjosastro. H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.