KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS MEBEL
NAMA
: MUHAMMAD REZA PALLEVI RHAMADHAN
NIM
: 11.12.5534
KELAS
: 11-S1 SI-03
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012
ABSTRAK
Karya tulis ini dibuat sebagai inspirasi untuk orang – orang yang ingin membuka bisnis furniture. Mungkin untuk membuka bisnis furniture ini butuh modal banyak tapi akan mengahsilkan untung yang besar. Di Indonesia bisnis furniture ini akan maju pesat karena negara – negara lain masih, atau mungkin dari dalam negeri masih memerlukan atau memesan furnituredari Indonesia. Buatan Indonesia tidak lebih buruk dari buatan luar negeri bahkan kualitasnya pun sama. Dengan penulisan karya ilmiah ini, semoga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca yang ingin membuka bisnis furniture walaupun dengan modal yang sangat besar .
ISI Saya ingin menjelaskan semua tentang peluang bisnis furniture. Terutama di Indonesia ini. Menurut saya, peluang bisnis furniture di Indonesia cukuplah pesat. Buktinya sampai sekarang masih banyak negara-negara lain, atau bahkan mungkin dari orang dalam negeri ini, masih memerlukan atau memesan furniture dari Indonesia tercinta ini. Buatannya tidak lebih buruk daripada buatan dari luar negeri. Bahkan mungkin hampir sama kualitasnya.
Kalau kita masuk ke dalam rumah pasti kita akan menemukan berbagai macam perlengkapan dari mebel. Mulai dari meja,kursi, lemari,bingkai, temapat tidur dll. Hampir tidak ada perlengkapan aksesoris rumah yang tidak menggunakan furniture. Karena kemasyuran furniture dari indonesia ini sudah merambah dan merajai pasaran furniture di dunia. Kami berbincang dengan salah seorang pengusaha mebel yang sudah memasarkan produknya mulai dari daratan Eropa hingga Amerika. Heru Purnomo laki-laki yang dilahirkan 40 tahun ini sudah menggeluti usaha mebel sejak tahun 2002. Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) memastikan peluang ekspor produk mebel (furniture) Indonesia ke Eropa akan semakin besar. Setidaknya ada 27 negara Uni Eropa yang telah memberikan komitmennya untuk meningkatkan impor mebel dari Indonesia. Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam. Sehingga tak heran kalau Indonesia terkenal sebagai negara eksportir komoditi berbagai macam bahan baku seperti kayu dan rotan sebagai bahan baku furniture. Namun sangat disayang ditengah melimpahnya bahan baku yang dimiliki, nilai ekspor furniture Indonesia kurang dari 3% ekspor furniture dunia. Indonesia kalah jauh dari China yang nilai ekspor furniturenya mencapai 45%. Padahal notabennya China merupakan importir terbesar produk hutan Indonesia (kayu dan rotan). Seharusnya Indonesia lebih unggul dari China, karena selain memiliki bahan baku yang melimpah, bangsa kita juga memiliki kemampuan SDM yang tak kalah dengan luar negeri, seperti China. Hanya saja bangsa kita sepertinya terlalu dimanjakan oleh kekayaan alam yang ada sehingga kebanyakan hasil bumi kita hanya dijual sebagai bahan mentah saja. Padahal kalau bahan-bahan mentah tersebut dibuat atau diolah menjadi sebuah barang/produk jadi, maka dapat dipastikan akan menciptakan multiplier effect yang sangat besar bagi roda perekonomian Indonesia. Sudah saatnya Indonesia dikenal sebagai eksportir produk2 jadi, tidak lagi hanya sebagai eksportir bahan mentah. 1. Peningkatan Kualitas Bahan Baku. Selain menigkatkan kualitas bahan baku itu sendiri, sertifikasi bahan baku (kayu) wajib segera dilakukan. Sebab mulai tahun 2008 Amerika Serikat dan Uni Eropa melarang ekspor furniture kayu yang menggunakan kayu-kayu ilegal hasil pemalakan liar (illegal logging). Dan sebagai imbalannya, Importir asing berjanji akan meningkatkan harga beli furniture kayu Indonesia hingga 30 persen jika produk tersebut telah memiliki sertifikasi kayu.
2. Menigkatkan Kreatifitas Desain (Ide Desain) Kebutuhan akan wooden furniture selalu berkembang baik secara kuantitas, kualitas, maupun dari segi desain (wooden furniture designs) di seluruh dunia. Ide desain kreatif (inovatif) harus terus dikembangkan karena furniture kayu tidak semata-mata sebagai perabot fungsional, melainkan juga sebagai komoditas yang memilki prestise dan mendukung lifestyle yang selalu berubah-ubah (dinamis). 3. Strategi Marketing/Pemasaran Online Marketing (E-Marketing) Jaman sekarang adalah jaman Internet, sebuah dunia tanpa batas yang menawarkan sejuta manfaat dan kemudahan, termasuk dalam hal pemasaran. E-marketing atau internet marketing (online marketing) adalah solusi tepat bagi para pelaku ekspor maupun calon eksportir untuk menjangkau dan memperluas pasarnya di perdaganngan internasional. Branding Produk (Brand Building) Di Indonesia belum ada merek produk furniture kayu yang bisa berdiri sejajar dengan IKEA, Vivere, Da Vinci, Index, atau merk-merk lain yang sudah mendunia. Produk industri furniture Indonesia baru dikenal sebatas pada kemampuan manufacture atau kemampuan produksi saja (tangible asset and ability). Untuk itu Indonesia perlu membangun sebuah Brand Produk (Brand Building) yang mampu mengangkat nama produk-produk furniture kayu dari Indonesia. Kebetulan tahun 2009 dicanangkan sebagai Tahun Industri Kreatif. Ini merupakan momen yang baik untuk memulai merubah paradigma industri furniture kayu Indonesia sebagai produk komoditas (tangible asset) menjadi potensi desain dan merk (intangible asset). Sehingga Indonesia juga bisa dikenal dunia dari produk-produk ekspornya. Perluasan Pasar Ekspor (Diversifikasi Pasar) Lesuhnya pasar Amerika dan Eropa akibat resesi ekonomi global, mengakibatkan permintaan impor dari negara-negara tersebut turun drastis. Untuk mengatasinya, perluasan pasar (diversifikasi pasar) perlu dilakukan. Negara-negara di kawasan timur tengah merupaka wilayah yang reatif kebal dari dampak resesi global yang terjadi saat ini. Kondisi ini tentu merukan peluang yang sangat baik bagi para eksportir furniture kayu Indonesia untuk mulai melirik negara-negara di timur tengah sebagai alternatif ladang pasar ekspor. Adakan sayembara atau Kontes
Salah satu tips marketing lain yang bisa dilakukan untuk mempopulerkan suatu perusahaan atau produk adalah dengan mengadakan suatu sayembara atau kontes/lomba. Seperti yang dilakukan oleh AQSA Living, salah satu build wooden furniture dan wooden furniture desings asal Indonesia yang saat sedang mengadakan kontes “Furniture Design Competion 2009” bertaraf internasional. Dicanangkannya tahun 2009 sebagai tahun Industri Kreatif merupakan kesempatan bagi para pelaku bisnis Industri Kreatif seperti insdustri furniture kayu untuk meningkatkan kualitas dan jumlah ekspornya. Apalagi saat ini China sedang di hadapkan pada citra produk yang buruk serta biaya kerja yang meningkat. Ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk mengambil alih peran Cina di pasar ekspor dunia, dengan menigkatkan kualitas dan jumlah ekspornya. Sehingga nanti ketika ekonomi dunia membaik yang diperkirakan terjadi pada tahun 2010, Indonesia bisa lebih berperan di pasar ekspor, khususnya untuk produk-produk furniture kayu
REFERENSI
http://nicolzz.wordpress.com/category/peluang-bisnis-mebel/