Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… Penerapan Model Quantum Learning dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro
Kartika Sari1
Abstrak
Pembelajaran quantum learning adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan karena guru mengubah segala sesuatu yang ada disekelilingnya sehingga siswa bergairah belajar. permasalahan dalam penelitian ini adalah :1.Bagaimana peningkatan hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 kuta Baro dengan menerapkan model Quantum learning menggunakan alat peraga. 2.Bagaimana aktifitas guru dan siswa pada proses belajar mengajar dengan menerapkan model Quantum Learning menggunakan alat peraga pada materi Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro.3.Bagaimana keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model Quantum learning menggunakan alat peraga pada materi Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro.4.Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model Quantum Learning dengan menggunakan alat peraga pada materi Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kuta Baro yang berlokasi di Jalan Blang Bintang lama KM. 11,5 Kuta Baro Aceh Besar, mulai tanggal 15 September 2012 sampai dengan 29 September 2012. Untuk penelitian ini yang dijadikan subjek adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 26 orang. Selanjutnya, objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar Fisika kelas VII1 pada pokok bahasan suhu dan pengukuran dengan menerapkan model Quantum Learning menggunakan alat peraga di SMP Negeri 1 Kuta Baro. Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, yaitu penelitian tindakan kelas, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk setiap kali pertemuan adalah mengikuti siklus rancangan tindakan kelas, yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi seperti pada siklus. Hasil tes belajar dengan menerapkan model Quantum Learning menggunakan alat peraga telah terjadi peningkatan nilai ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dari siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga. pada siklus pertama, ketuntasan individual 88,47% dan ketuntasan klasikal 60%. Pada siklus kedua, ketuntasan individual 92,30% dan ketuntasan klasikal 80%. Pada siklus ketiga, ketuntasan individual 96,15 dan ketuntasan klasikal 90%. Kata Kunci : Model quantum learning, alat peraga, hasil belajar, suhu dan pengukuran.
1
Kartika Sari, Dosen Akedemi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapai ( ATRO) Yayasan Sihat Beurata Banda Aceh. Email:
[email protected] ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |1
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… serta
A. PENDAHULUAN
evaluasi.
Unsur
model
dan
alat
1. Latar Belakang Masalah
merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan
Pembelajaran
dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara
quantum
learning
adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan
atau
suasana yang menyenangkan karena guru
pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam
mengubah
ada
pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu
bergairah
atau alat peraga memegang peranan penting
belajar. Dalam hal ini, quantum learning
sebab adanya alat ini bahan dapat dengan
merupakan
salah
yang
mudah di pahami oleh siswa. Dalam proses
menuntut
adanya
kebebasan,
santai,
belajar mengajar alat peraga dipergunakan
menyenangkan,
dan
dengan tujuan membantu guru agar proses
segala
disekelilingnya
sesuatu
sehingga
menakjubkan,
yang
siswa
satu
pengajaran
teknik
menggairahkan Quantum merupakan interaksi
belajar
yang
Sebagaimana
mengubah
energi
menjadi
cahaya.
untuk
mengantarkan
siswa lebih efektif Saiful
Bahri
bahan
dan efisien. (1996
:
3)
Quantum Teaching atau Quantum learning
menyatakan bahwa “Keefektifan daya serap
adalah
bermacam-macam
anak didik terhadap bahan pelajaran yang sulit
interaksi yang ada didalam dan disekitar
dan rumit dapat terjadi dengan adanya alat
momen belajar. Quantum teaching dimulai di
bantu”.
pengubahan
SuperCamp, Vos-Groenendal pada tahun 1991
Wijaya dan Rusyan (1994 : 137)
melakukan penelitian terhadap siswa-siswa
menyatakan
mulai usia sembilan hingga dua puluh empat
berperan sebagai perangsang belajar dan dapat
tahun memperoleh kiat-kiat yang membantu
menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa
mereka dalam mencatat, menghafal membaca
tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-
cepat, menulis, berkreativitas, berkomunikasi,
tujuan belajar”.
dan
membina
hubungan
kiat-kiat
yang
bahwa
Penerapan
“Media
metode
alat
peraga
pembelajaran
meningkatkan kemampuan mereka menguasai
quantum learning dengan menggunakan alat
segala
peraga dalam pembelajaran fisika khususnya
hal
menunjukkan
dalam bahwa
kehidupan.
Hasilnya yang
pada konsep suhu dan pengukuran melibatkan
mengikuti SuperCamp mendapatkan nilai yang
peserta didik untuk aktif dengan bimbingan
baik, lebih banyak berpartisipasi, dan merasa
guru, agar konsep yang ada dipokok bahasan
lebih
itu dapat di pahami dengan benar.
bangga
akan
murid-murid
diri
mereka
sendiri
(Deporter, 2000: 32). Alat
peraga
2. Rumusan Masalah dalam
mengajar
Adapun permasalahan yang muncul
memegang peranan penting sebagai alat bantu
berdasarkan latar belakang dan pembatasan
untuk menciptakan proses belajar mengajar
masalah, yang menjadi permasalahan dalam
yang efektif. Setiap proses belajar dan
penelitian ini adalah :
mengajar ditandai dengan adanya beberapa
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar
unsur antara lain tujuan, bahan, model dan alat
fisika siswa pada konsep suhu dan
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |2
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1
Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP
kuta Baro dengan menerapkan model
Negeri 1 Kuta Baro.
Quantum learning menggunakan alat peraga.
pengelolaan
2. Bagaimana aktifitas guru dan siswa pada proses
3. Mengetahui keterampilan guru dalam
belajar
mengajar
pembelajaran
penerapan model
dengan
Quantum Learning
dengan
menggunakan alat peraga pada materi
menerapkan model Quantum Learning
Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP
menggunakan alat peraga pada materi
Negeri 1 Kuta Baro.
Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro.
respon
siswa
terhadap
penerapan model Quantum Learning
3. Bagaimana keterampilan guru dalam mengelola
4. Mengetahui
pembelajaran
dengan
menerapkan model Quantum learning
dengan menggunakan alat peraga pada materi Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro.
menggunakan alat peraga pada materi
4. Manfaat Penelitian
Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP
Adapun Manfaat yang diharapkan
Negeri 1 Kuta Baro. 4. Bagaimana
respon
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: terhadap
1. Menambah ilmu dan wawasan penulis
Quantum Learning
khususnya serta pembaca pada umumnya
dengan menggunakan alat peraga pada
mengenai kegunaan alat peraga dalam
materi Suhu dan Pengukuran di Kelas VII
model Quantum learning.
penerapan model
siswa
SMP Negeri 1 Kuta Baro.
2. Sebagai penambah bahan acuan bagi guru
3. Tujuan Penelitian
fisika
Memperhatikan
pelajaran.
masalah-masalah
yang timbul dalam pembelajaran diperlukan
dalam
3. Untuk
memberikan
materi
mendeskripsikan
proses
usaha-usaha agar terdapat peningkatan hasil
pembelajaran fisika di kelas VII dengan
belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah :
penerapan
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1
menggunakan alat
peraga.
proses
belajar
1. Pengertian Quantum learning Quantum Learning merupakan model pembelajaran
yang
belajar
membosankan
berusaha yang
kedalam
mengubah
menoton suasana
dan belajar
dengan
gembira dengan memadukan potensi fisik,
Quantum Learning
psikis dan emosi siswa. DePorter (2003:14)
menggunakan alat peraga pada materi
mengemukakan bahwa “Quantum Learning
penerapan model
mengajar
learning
LANDASAN TEORITIS
suasana
2. Mengetahui aktifitas guru dan siswa pada
Quantum
menggunakan alat peraga.
kuta Baro dengan penerapan model Quantum Learning
model
adalah seperangkat metode dan falsafah ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |3
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… belajar yang terbukti efektif untuk semua
3. Alat peraga audio mempunyai persamaan
umur”.
dengan
media
grafis
dalam
arti
penyajiannya ransangan-ransangan visual.
2. Konsep Quantum learning Konsep kunci Quantum learning dari
Selain itu bahan grafis banyak sekali
berbagai teori dan strategi belajar yang digunakan antara lain:
dipakai dalam media proyeksi diam 4. Hasil Belajar Siswa
1. Teori otak kanan/kiri
Menurut
2. Pilihan modalitas (visual, auditorial dan karakteristik)
“Hasil
belajar
diperoleh
Abdurrahman adalah
(1999:37)
kemampuan
anak setelah
melalui
yang
kegiatan
3. Teori kecerdasan ganda
belajar”. Hasil belajar merupakan hasil dari
4. Pendidikan holistik (menyeluruh)
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
5. Belajar berdasarkan pengalaman
Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan
6. Belajar
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
dengan
simbol
(metaphoric
learning)
hasil belajar merupakan penggal dan puncak
7. Simulasi/permainan (Riyanto, 2009 : 185)
proses belajar. Hasil belajar merupakan suatu perubahan dibidang kognitif, belajar sensorik-
3. Pengertian Alat Peraga Media adalah perantara atau pengantar
psikomotorik, belajar dinamik-afektif dan
pesan dari pengirim ke penerima pesan.
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap
Sadiman (2005 : 7) menyatakan “ Media
dan tingkah laku (Winkel, 1991 : 3). Jadi hasil
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
belajar fisika adalah hasil yang diperoleh siswa
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
dari aktivitas belajar dinyatakan dalam bentuk
penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
skor atau nilai yang di peroleh dari hasil tes.
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
Indikator yang digunakan untuk menetapkan
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
hasil
terjadi”.
kognitif(kognitif domain), yaitu : ingatan (C1),
mengacu
pada
ranah
pemahaman (C2), penerapan atau aplikasi
4. Jenis-jenis Alat Peraga 1. Alat peraga grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya alat peraga yang lain alat
belajar
peraga
grafis
berfungsi
untuk
menyalurkan
pesan
dari sumber
(C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). 5. Suhu dan Pengukurannya
ke
penerima pesan.
Suhu atau temperatur merupakan salah satu besaran pokok yang sering kita jumpai
2. Alat peraga audio yaitu alat peraga yang
dalam kehidupan seharihari. Pada siang hari
berkaitan dengan indra pendengar. Pesan
kita merasa panas, sebaliknya pada malam hari
yang akan disampaikan dituangkan dalam
terasa dingin. Api terasa panas, sedangkan es
lambang-lambang auditif, baik verbal (ke
terasa dingin. Sukarmin (2008:16) menyatakan
dalam kata-kata lisan) maupun non
“Suatu benda dikatakan panas berarti benda
verbal.
tersebut
ISSN 2086 – 1397
bersuhu
tinggi,
demikian
juga
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |4
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… sebaliknya, benda dikatakan dingin berarti
raksa (merkuri), sedangkan bagian atas cairan
benda tersebut bersuhu rendah”. Jadi suhu
adalah ruang yang hampa udara
menyatakan ukuran tingkat atau derajat panas
Agar
pengukuran
suhu
dengan
atau dinginnya suatu benda. Alat ukur suhu
menggunakan termometer dapat diketahui
yang sering digunakan adalah termometer.
nilainya, maka pada dinding kaca termometer
Sebuah termometer biasanya terdiri dari
diberi skala. Tidak semua termometer
sebuah pipa kaca berongga sempit dan
menggunakan skala yang sama. Antara lain
panjang,
dikenal
disebut
pipa
kapiler,
yang
di
dalamnya berisi zat cair, biasanya alkohol atau
skala
celcius
(C),
rearmur
(R)
fahrenheit (F), kelvin (K). Perbandingan skala Celcius dan Fahrenheit.
Gambar 2.1 Kaitan skala pada termometer Perbandingan skala antara keempat jenis termometer tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : ºC : ºR : ºF : K = 100 : 80 : 180 : 100 ºC : ºR : ºF : K = 5 : 4 : 9 : 5 Keterangan : ºC (derajat Celcius) ºR (derajat Reaumur) ºF (derajat Fahrenheit) ISSN 2086 – 1397
K (Kelvin) Berdasarkan
Gambar 2.1
tersebut
dapat diketahui bahwa: a. Termometer skala Celcius: Titik didih air 1000 𝐶, titik bekunya 00 𝐶. Skala Celcius dibagi dalam 100 skala. b. Termometer skala Reamur: Titik didih air 800 𝑅, titik bekunya 00 𝑅. Skala Reamur di bagi dalam 80 skala. Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |5
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… c. Termometer skala fahrenhait: Titik
didihnya
Titik didih air 373 K, titik bekunya 2120 𝐹,
air
273 K. skala Reamur dibagi dalam 100 skala.
titik
bekunya 320 𝐹. Skala Fahrenheit dibagi dalam Konversi Skala Termometer
180 skala. d. Termometer skala Kelvin:
Hubungan skala Celcius dan Fahrenheit:
atau Hubungan skala Celcius dengan Kelvin:
atau Hubungan skala Celcius dengan Reamur:
atau
2. Tindakan ; tindakan apa yang dilakukan
METODE PENELITIAN
guru sebagai perbaikan, peningkatan atau
1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
perubahan yang diinginkan.
tindakan kelas (classroom action reseach).
3. Observasi ; mengamati hasil atau dampak
Salah satu ciri khusus dari penelitian kelas ini
dari tindakan yang telah dilaksanakan.
adalah sikap reflektif yang berkelanjutan.
4. Refleksi ; Peneliti mengkaji, melihat dan
Penelitian tindakan kelas secara terus menerus
mempertimbangkan
bertujuan
tindakan di berbagai kriteria.
untuk
mendapatkan
penjelasan
tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, kekurang-efektifan,
dari
2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP
memperbaiki proses tindakan pada siklus
Negeri 1 Kuta Baro yang berlokasi di Jalan
kegiatan berikutnya. Penelitian tindakan kelas
Blang Bintang lama KM. 11,5 Kuta Baro Aceh
dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang
Besar, mulai tanggal 15 September
yang di dalamnya terdapat 4 tahapan utama
sampai dengan 29 September 2012.
Menurut
sebagainya
hasil
guna
kegiatan.
dan
atas
Sukardi
2012
(2003:212),
3. Sumber Data dan Subjek Penelitian
metode penelitian tindakan kelas (classroom
Untuk penelitian ini yang dijadikan
action research) terdiri dari 4 langkah, yaitu: 1. Rencana ; kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki,
Kuta Baro Tahun Ajaran 2012/2013 dengan
atau
jumlah siswa 26 orang. Selanjutnya, objek
perubahan perilaku dan sikap sebagai
dalam penelitian ini adalah hasil belajar Fisika
solusi.
kelas VII1
ISSN 2086 – 1397
meningkatkan
subjek adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1
pada pokok bahasan suhu dan
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |6
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… pengukuran
dengan
menerapkan
model
Quantum Learning menggunakan alat peraga di SMP Negeri 1 Kuta Baro.
dikategorikan cukup baik dengan nilai ratarata 3,15. 4. Pengamatan (Observation) Setelah guru melaksanakan semua
4. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan metode penelitian yang
rencana tindakan selama 2 kali tatap muka dan
digunakan dalam penelitian, yaitu penelitian
hasil pengamatan pengamat diperoleh hasil
tindakan kelas, maka pelaksanaan kegiatan
sebagai berikut:
belajar mengajar untuk setiap kali pertemuan
1. Penerapan langkah-langkah pembelajaran
adalah mengikuti siklus rancangan tindakan
yang dilakukan oleh guru pada siklus II,
kelas, yaitu rencana, tindakan, observasi dan
telah terjadi peningkatan lebih baik
refleksi seperti pada siklus.
dibandingkan pada siklus I dan sesuai
HASIL PENELITIAN
dengan RPP-2
1. Siklus Pertama Perencanaan (Planing) Pada
setiap
langkah-langkah
pembelajaran cukup teratur sesuai dengan
pelaksanaan
rencana pembelajaran. Hal ini dapat
pembelajaran (RPP), soal pre-test dan post-
dilihat pada, hasil analisis pengelolaan
test, LKS, serta instrumen penelitian lembar
pembelajaran dapat dikategorikan cukup
pengamatan aktivitas guru dan siswa, serta
baik dengan nilai rata-rata 3,67.
lembar
muka
melaksanakan
guru
mempersiapkan
tatap
2. Guru
rencana
pengamatan
pembelajaran
dan
pengelolaaan
lembar
respon
3. Siswa sudah mulai aktif dan antusias
siswa
dalam mengikuti proses kegiatan belajar
terhadap kegiatan PBM dengan menerapkan
mengajar dengan menerapkan model
model Quantum Learning menggunakan alat
Quantum Learning menggunakan alat
peraga.
peraga.
2. Tindakan (Action)
5. Grafik Hasil Pembelajaran
Berdasarkan rencana tindakan dan
Aktivitas
guru dan
dalam
menerapkan
model
rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan,
pembelajaran
maka guru melaksanakan langkah-langkah
Quantum Learning menggunakan alat peraga
pembelajaran
pada siklus I dapat dilihat pada Grafik 1 di
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran dan alokasi waktu yang telah
dengan
siswa
bawah ini:
ditetapkan. 3. Pengamatan (Observation) Setelah guru melaksanakan semua rencana tindakan selama siklus I di kelas VII1 pada SMP Negeri 1 Kuta Baro dengan menggunakan
model
Quantum
Learning
menggunakan alat peraga, berdasarkan hasil pengamatan pengamat 1 dan pengamat 2 dapat ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |7
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum…
SKOR AKTIVITAS GURU DAN SISWA (%)
1. Siklus Satu
14 10 8
11,8 10 10 9,1 9,4 8,8 8,8
11,3
12 8,4 8,8 7,2 6,8
10
8,8 8,8
7,5
11 8,1 7,5
8,8
11 10 GURU
6
SISWA
4 2 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
JENIS AKTIVITAS GURU DAN SISWA
Grafik 1 Aktivitas Guru Dan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar (Siklus I) Grafik 4.1 di
atas
menunjukkan
aktivitas siswa yang dominan adalahMenerima
persentase aktivitas guru dan siswa dalam
LKS yang diberikan guru sebesar 11,8%.
kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan
2. Siklus Kedua
model Quantum learning menggunakan alat
Aktivitas
guru dan
dalam
menerapkan
model
pembelajaran
meminta siswa untuk menjelaskan konsep
Quantum Learning menggunakan alat peraga
fisika apa yang terjadi berdasarkan peristiwa
pada siklus II dapat dilihat pada Grafik 4.2 di
yang terjadi sebesar 11,3 %. Selanjutnya,
bawah ini :
SKOR AKTIVITAS GURU DAN SISWA (%)
peraga. Aktivitas guru yang dominan adalah
12 10 10
10
10 8,4
9,1
10 9,6
8,8
8,8 7,8
7,5
8
10 9,4
11,3 10,7 8,8
dengan
siswa
10 9,4
7,5
9,4 7,5
6,3 6 GURU 4
SISWA
2 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
JENIS AKTIVITAS GURU DAN SISWA
Grafik 2 Aktivitas Guru Dan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar (Siklus 2 )
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |8
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… Grafik 4.2 di
atas
menunjukkan
membandingkan
skala
pada
termometer
persentase aktivitas guru dan siswa dalam
Celsius, Kelvin, Reamur, dan fahrenheit
KBM dengan menggunakan Model Quantum
berdasarkan soal sebesar 10,7 %.
Learning menggunakan alat peraga. Aktivitas
3. Siklus Ketiga
guru yang dominan sebesar 11,3% yaitu guru
Aktivitas
Meminta
siswa
membandingkan
mengulangi
skala
pembelajaran
dengan
siswa
dalam
menerapkan
model
termometer
Quantum Learning menggunakan alat peraga
Celsius, Kelvin, Reamur, dan fahrenheit
pada siklus III dapat dilihat pada Grafik 4.3 di
berdasarkan soal.
bawah ini :
Selanjutnya,
aktivitas
adalah SKOR AKTIVITAS GURU DAN SISWA (%)
dominan
pada
cara
guru dan
siswa
yang
mengulangi
cara
14 12 10
11,6
11,3 10 9,4
8,9 8,8
8
9,7 10 8,4 7,5
10 8,8
10
8,8 8,4 8,8
8,4 8,8
9,4 8,8
8,4 6,3
6
GURU
4
SISWA
2 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
JENIS AKTIVITAS GURU DAN SISWA
Grafik 3 Aktivitas Guru Dan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar (Siklus 3 ) Grafik 4.3 di
atas
menunjukkan
6. Keterampilan Guru dalam
persentase aktivitas guru dan siswa dalam
Mengelola Pembelajaran
kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
model Quantum Learning menggunakan alat
analisis data, terlihat adanya peningkatan
peraga. Aktivitas guru yang dominan adalah
keterampilan
guru
Meminta siswa untuk mengulangi kegiatan
pembelajaran
dengan
demonstrasi
Selanjutnya,
Quantum Learning menggunakan alat peraga.
aktivitas siswa yang dominan adalah siswa
Hal ini dapat dilihat pada Grafik 4.4 di bawah
mengulangi
ini
sebesar
kegiatan
11,3%.
demonstrasi
sebesar
dalam
mengelola
menerapkan
model
:
16,3%.
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |9
SKOR RATA-RATA
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum…
4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
3,67
3,82
2
3
3,15
1
SIKLUS
Grafik 4 Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Grafik 4 di atas menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan
guru
rata-rata yang dicapai oleh guru adalah 3,67
dalam
dan dapat dikategorikan baik sekali, pada
mengelola pembelajaran dengan menerapkan
siklus ketiga skor rata-rata yang dicapai oleh
model Quantum Learning menggunakan alat
guru adalah 3,82 dan dapat dikategorikan baik
peraga dari siklus pertama sampai siklus
sekali. Dari grafik tersebut terlihat bahwa guru
ketiga. Pada siklus pertama skor rata-rata yang
semakin
dicapai oleh guru adalah 3,15 dan dapat
pembelajaran
dikategorikan baik, pada siklus kedua skor
Quantum Learning menggunakan alat peraga.
terampil dengan
dalam
mengelola
menerapkan
model
1. Siklus Satu
PROPORSI BUTIR SOAL
1,2 1
0,96 0,92 0,92 0,92 0,96 0,88
0,8 0,62 0,6
0,69
0,62
0,54 0,54
0,5
0,46
0,38
0,4
0,27
UJI AKHIR
0,23 0,12
0,2
UJI AWAL
0,38 0,35 0,12
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
NOMOR SOAL
Grafik 5 Ketuntasan Test Hasil Belajar Siswa (Siklus I)
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |10
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… Grafik 4.5 di atas menunjukkan adanya
Pada siklus 1 ketuntasan individual
peningkatan nilai belajar siswa dari uji awal
sebesar 88,47 % dan ada 3 siswa yang tidak
yang dilakukan sebelum pembelajaran dengan
tuntas dari 26 siswa yang mengikuti KBM,
model Quantum Learning menggunakan alat
ketuntasan klasikal sebesar 60 % dari 10 soal
peraga
yang
tes terdapat 4 soal yang tidak tuntas. Daftar
dengan
ketuntasan belajar siswa siklus 1 secara
berlangsung
dilakukan
setelah
menerapkan
ke
uji
akhir
pembelajaran
model
Quantum
Learning
terperinci dapat dilihat pada Lampiran 8.
PROPORSI BUTIR SOAL
menggunakan alat peraga berlangsung.
2. Siklus Kedua
1 0,92 0,92 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,85 0,9 0,8 0,7 0,58 0,6 0,46 0,5 0,42 0,380,38 0,4 0,31 0,31 0,23 0,3 0,19 0,19 0,19 0,2 0,1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
UJI AWAL UJI AKHIR
10
NOMOR SOAL
Grafik 4.6 Ketuntasan Test Hasil Belajar Siswa (Siklus II) Grafik 4.6 di atas menunjukkan adanya
tidak tuntas dari 26 siswa yang mengikuti
peningkatan nilai belajar siswa dari uji awal
KBM, ketuntasan klasikal sebesar 80% dari 10
yang dilakukan sebelum pembelajaran dengan
soal tes hanya 2 soal yang tidak tuntas. Daftar
menerapkan
ketuntasan belajar siswa siklus 2 secara
model
Quantum
Learning
menggunakan alat peraga berlangsung ke uji
terperinci dapat dilihat pada Lampiran 9.
akhir yang dilakukan setelah pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Learning menggunakan alat peraga. Pada siklus 2 ketuntasan individual sebesar 92,30% dan terdapat 2 siswa yang
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |11
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… 3. Siklus Ketiga
PROPORSI BUTIR SOAL
GRAFIK 4.4 KETUNTASAN TEST HASIL BELAJAR SISWA (SIKLUS III) 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
0,92
0,88
0,88
0,92
0,88
0,88
0,88
0,88
0,88
0,62 0,5
0,46
0,54
0,5 0,38
0,42
0,46 UJI AWAL 0,23
UJI AKHIR
0,15 0,12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
NOMOR SOAL
Grafik 4.7 Ketuntasan Test Hasil Belajar Siswa (Siklus III) Grafik 4.7
menunjukkan
2. Hasil tes belajar dengan menerapkan
adanya peningkatan nilai belajar siswa dari uji
model Quantum Learning menggunakan
awal yang dilakukan sebelum pembelajaran
alat peraga telah terjadi peningkatan nilai
dengan menerapkan model Quantum Learning
ketuntasan individual dan ketuntasan
menggunakan alat peraga berlangsung ke uji
klasikal dari siklus pertama, siklus kedua
akhir yang dilakukan setelah pembelajaran
dan siklus ketiga. pada siklus pertama,
dengan menerapkan model Quantum Learning
ketuntasan
menggunakan alat peraga.
ketuntasan klasikal 60%. Pada siklus
SIMPULAN
kedua, ketuntasan individual 92,30% dan
Berdasarkan
di
atas
hasil
individual
88,47%
dan
pengelolaan
ketuntasan klasikal 80%. Pada siklus
penelitian dan analisis data dapat disimpulkan
ketiga, ketuntasan individual 96,15 dan
sebagai berikut :
ketuntasan klasikal 90%.
1. Pengelolaan dengan menerapkan model
3. Aktivitas guru dan siswa dalam penerapan
Quantum Learning dengan menggunakan
model
Quantum
Learning
alat peraga dapat meningkatkan hasil
menggunakan
belajar siswa pada materi suhu dan
meningkatkan
pengukuran di SMP Negeri1 Kuta Baro
bekerja
Aceh besar, dengan nilai rata-rata pada
demonstrasi,
Siklus pertama yaitu 3,15, siklus kedua
memecahkan
yaitu 3,67 dan siklus ketiga yaitu 3,82.
mempersentasikan hasil diskusi. Hal ini
alat
peraga
telah
siswa
dalam
aktivitas
sama
dalam
bekerja
dengan
melakukan sama
masalah
dalam dan
telah mencerminkan bahwa penerapan ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |12
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… model
Quantum
Learning
dengan
bersifat senang terhadap kegiatan belajar
menggunakan alat peraga lebih berpusat
mengajar yang dilaksanakan, jelas atas
pada siswa.
bimbingan yang diberikan oleh guru, dan
4. Respon siswa SMP Negeri 1 Kuta Baro
model
Quantum
menggunakan
mengajar menerapkan model Quantum
dilaksanakan untuk pembelajaran dimasa
Learning
yang akan datang.
menggunakan
alat
peraga
dengan
Aceh Besar terhadap kegiatan belajar
dengan
alat
Learning
dapat
peraga pada materi Suhu dan Pengukuran
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |13
Kartika Sari, Penerapan Model Quantum… DAFTAR PUSTAKA
Djamarah. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metode Statistik Edisi V. Bandung : Tarsino. Supiyanto. 2002. Fisika SMA XI. Jakarta : Erlangga. M.M, Bob Foster. 1997. Fisika SMA Terpadu. Jakarta : Erlangga. Mulyasa E. 2009. Praktik penelitian Tindakan kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Winkel, Winarno.2000.Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Suprijono Agus. 2009. Cooperative learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bobbi Deporter, Hernacki.2004. Quantum Learning. Bandung : Kaifa. Sadiman, Arief S.2005. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada. Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya. Arikunto, Suharsimi, dkk.1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: FKIP UNSYIAH. Sukarmin, wasis, dkk.2008. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama Kelas VII Edisi 4. Jakarta : Pusat Perbukuan.
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |14