Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
KARAKTERISTIK TEKNOLOGI INFORMASI, BUDAYA ORGANISASI DAN KECOCOKAN INDIVIDU TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. JASA RAHARJA DI KALIMANTAN SELATAN Mardiyah Anugraini
[email protected] Sutjipto Ngumar
[email protected] Bambang Suryono
[email protected]
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research was to obtain empirical evidence whether the characteristics of information technology, organizational culture, individual match will have an influence on employee performance positih Public Agency State-owned enterprises (SOEs). The samples in this study were 37 employees of PT. Raharja Services in South Kalimantan. Data was collected through questionnaires to employees who deal directly with the use of information technology, organizational culture, and individual suitability. Analysis of this study using multiple regression analysis. The results showed that all three independent variables (information technology, organizational culture, and the fit people) have considerable influence on the dependent variable or performance. Effect of partial to the characteristics of information technology has a role in influencing employee performance optimally. Characteristics of organizational culture significantly influence employee performance. Which organizational culture that includes a group of friends easily cooperative and mutual trust, the system of administration of the company is always working in a procedural and structured. Compatibility of individuals have significant influence on employee performance effects. Which match individuals associated with knowing the purpose and mission of the company, working with computer technology, communication in the working relationship between ourselves and the consistent, able to use a computer better and the services provided by the system will be able to get both enhance employee performance when implemented with better. Keywords: Information Technology, Suitability Individual, Organizational Culture and Performance.
PENDAHULUAN PT. Jasa Raharaja adalah suatu Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) dibawah Menteri Negara BUMN, yang diberi tugas sebagai pengelola Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 tentang dana pertanggungan wajib kecelakaan terhadap penumpang dan UndangUndang No. 34 Tahun 1964 tentang dana pertanggungan wajib terhadap lalu lintas jalan. Dalam UU. No. 33 Tahun 1964, PT. Jasa Raharja diberi tugas untuk menyantuni korban kecelakaan terhadap penumpang umum baik di darat, laut dan udara yang dananya dipungut dari setiap penumpang umum darat, laut dan udara. Sedangkan dalam UU. No. 34 Tahun 1
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
2 1964, PT. Jasa Raharja diberi tugas untuk menyantuni korban kecelakaan yang tertabrak oleh kendaraan bermotor yang dananya dari setiap pemilik kendaraan bermotor yang diwajibkan membayar sumbangan wajib pada PT. Jasa Raharja. Untuk itu sebagai Badan Usaha Milik Negara, PT. Jasa Raharja (Persero) yang bergerak di bidang asuransi sosial dan penyelenggara program asuransi sosial dan asuransi wajib bagi seluruh masyarakat Indonesia, dalam melayani santunan bagi korban kecelakaan harus selalu memberikan pelayanan prima dan mengutamakan kepuasan publik. Perusahaan tersebut juga harus selalu meningkatkan Teknologi Informasi (TI) untuk memberikan kecepatan melayani santunan masyarakat akibat kecelakaan. Perusahaan dalam meningkatkan dan memelihara mutu sumber daya manusia harus mengelola karyawan dengan sebaik-baiknya, sehingga karyawan dapat menciptakan kinerja yang tinggi. Namun banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja antara lain adalah karakteristik individu, tentunya sejumlah sumber daya manusia dapat dimanfaatkan untuk menjalankan fungsifungsi yang ada pada perusahaan tentunya dengan komitmen–komitmen yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak dalam hal ini atasan dan bawahan. Kehadiran teknologi informasi telah memberikan kekuatan dan merupakan potensi besar jika dimanfaatkan dengan baik. Pemanfaatan TI secara positif akan mempengaruhi kinerja individual pemakainya (Goodhue, Dale L. dan Thompson, 1995). Penelitian Goodhue, Dale L. dan Thompson, 1995 telah mengajukan suatu model rantai teknologi kinerja (Technology to Performance Chain), dimana menjelaskan bagaimana kaitan antara TI dengan kinerja individu yang secara teoritis mampu menjelaskan variabel – variabel yang ada secara signifikan menjadi prediksi langsung maupun tidak langsung bagi kinerja individu. Budaya organisasi selain berpengaruh terhadap kinerja organisasi, berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Selanjutnya kinerja organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan yang tinggi merupakan salah satu indikator juga efektivitas manajemen, yang berarti bahwa budaya organisasi telah dikelola dengan baik. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh secara simultan karakteristik teknologi informasi, budaya organisasi, kecocokan individu terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Raharja di Kalimantan Selatan? Apakah terdapat pengaruh secara partial karakteristik teknologi informasi, budaya organisasi, kecocokan individu terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Raharja di Kalimantan Selatan? Adapun tujuan penelitian adalah : Untuk menganalisis pengaruh karakteristik teknologi informasi, budaya organisasi dan kecocokan individu terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Raharja di Kalimantan Selatan dan untuk membuktikan diantara karakteristik teknologi informasi, budaya organisasi, kecocokan individu berpengaruh lebih signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Raharja di Kalimantan Selatan. TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja Irawan (2000:588) menyatakan bahwa : " Kinerja (performance) adalah hasil kerja yang konkrit, dapat diamati, dan dapat diukur". Sehingga kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam pelaksanaan tugas yang berdasarkan ukuran dan waktu yang telah ditentukan. Menurut Mangkunegara (2000 : 67), kinerja adalah sepadan dengan prestasi kerja aktual performance, yang merupakan hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Menurut Simamora (1995 : 327), Kinerja diartikan sebagai pencapaian
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
3 persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan. Lebih lanjut Simamora menegaskan bahwa untuk mengidentifikasi kinerja pegawai dapat dilihat dari indikator - indikator : (1) kepatuhan terhadap segala aturan yang telah ditetapkan dalam perusahaan, (2) dapat melaksanakan tugas tanpa kesalahan (dengan tingkat kesalahan yang paling rendah), dan (3) ketepatan dalam menjalankan tugasnya. Untuk merancang sistem penilaian yang efektif, faktor yang harus menjadi perhatian manajemen adalah kaitan proses penilaian kinerja dengan fungsi-fungsi lain dari manajemen SDM terutama kaitannya dengan analisis jabatan atau pengembangan karier, desain proses penilaian kinerja dapat dilihat pada Gambar 2.1 :
Proses Penilaian Analisis Jabatan 1.Deskriptif Jabatan 2.Spesifiksi Jabatan
Standar Kinerja
Umpan Balik
Sistem Penilaian 1.Pendekatan Perilaku 2.Pendekatan Atribut 3.Pendekatan Hasil 4.Pendekatan Komprhensif
Pengembangan Dan Kompensasi Gambar 1 Integrasi Strategi Sistem Penilaian Sumber : Alwi (2001: 65 )
Tujuan Manajemen Kinerja Tujuan dari manajemen kinerja tidak terfokus pada tujuan yang bersifat administratif, tetapi terfokus pada tujuan strategik dan pengembangan. Tujuan yang bersifat administratif menunjukkan tanggung jawab manajemen kinerja untuk melakukan pencatatan terhadap perilaku atau prestasi kerja karyawan selama periode tertentu dengan begitu berdasarkan dari dokumen itu dapat ditentukan kompensasi yang harus diterima oleh karyawan. Dokumen itu berfungsi sebagai informasi bagi manajemen untuk menjalankan kebijakan promosi atau pelatihan. Secara sistematis keterkaitan tujuan dari manajemen kinerja dapat dilihat pada Tabel 2.1:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
4
Tabel 1 Tujuan Manajemen Kinerja Tujuan
Deskriptif
Rekomendasi
Mengaitkan aktivitas Strategik karyawan dengan tujuan perusahaan Melakukan pencatatan terhadap kinerja Administratif karyawan
Karakteristik karyawan, perilaku yang diperlukan dan hasil yang dicapai Keputusan administratif Manajemen tentang kompensasi, Kinerja promosi atau perberhentian berdasarkan perilaku dan hasil kerja Mengevaluasi kekuatan Keputusan tentang pelatihan Pengembagan dan kelemahan dan pengembangan yang karyawan perlu dilakukan Sumber : Alwi (2001: 180 )
A. Dale Timpe (2000:32) menjelaskan hal - hal yang mempengaruhi kinerja, antara lain : 1. Faktor perilaku dapat ditelusuri hingga ke faktor spesifik seperti kemampuan, upaya, kesulitan tugas, atau nasib baik. 2. Faktor lain misalnya perilaku, sikap dan tindakan rekan kerja, bawahan, pimpinan. 3. Kendala - kendala sumber daya. 4. Keadaan ekonomi, dsb. Digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 2 Teori Kinerja Mengapa dibalik keberhasilan dan kegagalan Internal (pribadi) Eksternal (lingkungan) Kinerja Baik - Kemampuan tinggi - Pekerjaan mudah - Kerja keras - Nasib baik - Bantuan rekan - rekan - Pimpinan yang baik Kinerja yang jelek - Kemampuan rendah - Pekerjaan sulit - Upaya-upaya sedikit - Nasib buruk - Rekan kerja tidak produktif - Pimpinan tidak simpatik Sumber : Timpe (2000:32).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
5 Pengertian Karakteristik Teknologi Informasi. Teknologi informasi bisa dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu sains, teknologi dan perekayasaan (engineering), serta teknik - teknik manajemen yang digunakan dalam menangani dan memproses informasi, aplikasi komputer dan interaksinya dengan manusia, serta asosiasinya dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya (Martin, 1986). Sedangkan Wilkinson (1987), mengemukakan ada tiga sasaran utama yang ingin dicapai organisasi dalam pengembangan teknologi informasi. Ketiga sasaran tersebut adalah: a. Menyediakan informasi untuk mendukung operasional harian b. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan pihak internal c. Menyediakan informasi untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan kekayaan organisasi. Bodnar dan Hopwood (1995) mengemukakan ada tiga hal yang berkaitan dengan penerapan TI berbasis komputer yaitu ; (a) Perangkat keras (hardware); (b) Perangkat lunak (software), dan; (c) Pengguna (brainware). Ketiganya elemen tersebut saling berinteraksi dan dihubungkan dengan suatu perangkat masukan keluaran (input-output media), yang sesuai dengan fungsinya masing masing. Pengguna sistem adalah manusia (man) yang secara psikologi memiliki suatu prilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya, sehingga aspek keprilakuan dalam konteks manusia sebagai pengguna (brainware) TI menjadi penting sebagai faktor penentu pada setiap orang yang menjalankan TI. Jogiyanto (2005) berpendapat bahwa teknologi informasi adalah bagian dari system informasi, yang dapat berupa teknologi apapun yang dapat menghasilkan informasi, termasuk teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Pengertian Budaya Organisasi Menurut Koentjaraningrat (2004 : 9), budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai organisasional yang dipahami, dijiwai dan dipraktikkan oleh organisasional, sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar berperilaku dalam organisasional. Budaya Organisasi merupakan bagian dari MSDM dan Teori Organisasi. Dalam MSDM, budaya organisasi dilihat diri aspek perilaku, sedangkan dalam Teori Organisasi, dilihat dari aspek sekelompok individu yang bekerjasama untuk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah tempat individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan. Sedangkan Tjahjono ( 2003 : 57) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalah yang timbul sebagai akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan cukup baik, sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut. Empat fungsi penting budaya organisasional disampaikan oleh Tjahjono, (2003 : 60), yaitu : 1). Memberikan suatu identitas organisasional kepada anggota para organisasi 2). Memfasilitasi atau memudahkan komitmen kolektif 3). Meningkatkan stabilitas sistem sosial 4). Membentuk perilaku dengan membantu anggota organisasi memilih “sense” terhadap sekitarnya. Pengertian Kecocokan Individu Organisasi merupakan wadah bagi individu untuk mencapai tujuan, baik tujuan pribadi maupun tujuan organisasi. Individu dengan karakter yang tersendiri dan organisasi yang juga memiliki karakter tertentu yang saling menyesuaikan. Latar belakang individu dapat menjadikan ciri-ciri tertentu pada setiap individu. Apabila yang berkaitan dengan karier seseorang. Moekijat (1996 : 106), berpendapat yaitu ”karier seseorang merupakan unsur yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
6 sangat penting yang bersifat pribadi”. Masa depan seorang individu dalam organisasi tidak tergantung pada kinerja saja. Manajer juga menggunakan ukuran subyektif yang bersifat pertimbangan. Apa yang dipersiapkan oleh penilai sebagai karakter/perilaku karyawan yang baik dan buruk akan mempengaruhi penilaian. Menurut Moekijat (1996:64) ada empat karakteristik individu yang mempengaruhi bagaimana orang-orang membuat pilihan karir antara lain : a. Minat artinya orang cenderung mengejar karier yang mereka yakini cocok dengan minat mereka. b. Jati diri artinya karier merupakan perpanjangan dari jati diri seorang juga hal yang membentuk jati diri. c. Kepribadian artinya faktor ini mencakup orientasi pribadi karyawan (sebagai contoh karyawan bersifat realistis, menyenangkan dan artiitik) dan kebutuhan individual, latihan, kekuasaan dan kebutuhan prestis. d. Latar belakang sosial artinya status sosial ekonomi dan tujuan pendidikan pekerjaan orang tua karyawan faktor yang berfungsi dalam kategori. Ada beberapa ciri-ciri pribadi yang meliputi: jenis kelamin, status perkawinan, usia, pendidikan, pendapat keluarga dan masa jabatan sejalan dengan hal tersebut Robbin (2002:78) mengungkapkan beberapa karakteristik pribadi yaitu meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya tanggungan dan masa kerja. Menurut Hasibuan (2001 : 54) menyatakan ”keahlian harus mendapat perhatian utama kualifikasi seleksi”. Hal ini yang akan menentukan mampu tidaknya seseorang menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Keahlian ini mencakup technical skill, human skill, copceptual skill, kecakapan untuk memanfaatkan kesempatan, serta kecermatan peralatan yang dimiliki perusahaan dalam mencapai tujuan. Robbins (2002:181), menyatakan ”bahwa karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka, pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan”. Lebih lanjut dikatakan bahwa pada kondisi sedang kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan. Hubungan Faktor-faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Menurut Parwanto (2007) terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara faktorfaktor kepuasan kerja yang meliputi kepemimpinan, gaji, an sikap rekan kerja dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 99,5%. Artinya variabilitas kinerja karyawan yang bisa dijelaskan oleh faktor-faktor kepuasan kerja sebesar 99,5%. Sehingga jika faktor-faktor kepuasan kerja meningkat, maka variabel kinerja karyawan akan meningkat, karena hubungan yang positif antara faktor-faktor kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Siagian (2002 : 126), kepuasan kerja ialah sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Artinya secara umum dapat dirumuskan bahwa seseorang yang memiliki rasa puas terhadap pekerjaannya akan mempunyai sikap yang positif terhadap organisasi dimana ia berkarya. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu 1. Panggabean (2002) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keadilan Dalam Penggajian Dan Perilaku Individu Terhadap Kinerja Dosen Pada Perguruan Tinggi Swasta”. 2. Parwanto ( 2007 ) melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Faktor-faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pusat pendidikan Komputer Akuntansi IMKA Di Surakarta”. Kerangka Proses Berpikir Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
7 hubungan variabel tersebut selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis. (Sugiyono, 2011:89). Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tinjauan teori maka Kerangka Proses Berpikir dalam penelitian ini tampak seperti Gambar 2.4: KAJIAN EMPIRIS
TINJAUAN TEORI Masalah Penelitian
Hipotesis
Analisis Statistik
Tesis Gambar 2 Kerangka Proses Berpikir Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konseptual digunakan untuk memudahkan arah pemikiran dalam penelitian. Perkembangan PT. Jasa Raharja Kalimantan Selatan dalam mempromosikan pentingnya berasuransi menuntut manajemen untuk selalu meningkatkan kualitas kinerja. Untuk meningkat kinerja karyawan, maka diperlukan indentifikasi faktor-faktor pendukung kinerja karyawan antara lain meningkatkan teknologi informasi, memperhatikan budaya organisasi dan kecocokan individu yang mana faktor pendukung tersebut dapat meningkatkan kinerja karyawan. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat di lihat pada Gambar 2.5 : KARAKTERISTIK TEKNOLOGI INFORMASI (X1) BUDAYA ORGANISASI (X2) KECOCOKAN INDIVIDU (X3)
KINERJA KARYAWAN (Y)
Gambar 3 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Sugiyono( 2011 :69) Hipotesis Sesuai dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan landasan yang digunakan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Karakteristik teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja Karyawan. H2 : Budaya organisasi berpengaruh terhadap terhadap kinerja Karyawan. H3 : Kecocokan individu berpengaruh terhadap kinerja Karyawan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
8 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif berupa studi empiris, dimana data diperoleh dari data primer dengan teknik kuesioner melalui Mail Survey. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh antara dua variabel atau lebih. Sehingga penelitian ini akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan juga mengontrol suatu gejala. Dalam hal ini data yang diperoleh penulis adalah diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yaitu Karyawan PT. Jasa Raharja Cabang Kalimantan Selatan. Gambaran populasi dari penelitian ini dengan menggunakan seluruh karyawan PT. Jasa Raharja Cabang Kalimantan Selatan. Jumlah karyawan PT. Jasa Raharja Perwakilan Kalimantan Selatan berjumlah 37 orang yang merupakan sampel dari penelitian ini. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah teknologi informasi, budaya organisasi dan kecocokan individu sebagai variabel bebas atau independen (notasi X) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat atau dependen (notasi Y). Pengukuran variabelvariabel penelitian ini berdasarkan skala likert dengan skor mulai 1 sampai dengan 7. Rancangan operasionalisasi variabel ini, yang meliputi variabel, definisi variabel, sub variabel, indikator, dan skala pengukuran serta sumber data didasarkan atas grand theory yang dikemukakan sebelumnya diatas, serta beberapa penelitian terdahulu. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini Sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Dengan adanya keterbatasan jarak dan waktu, maka peneliti menggunakan metode purposive sampling dengan cara mengirimkan kuesioner kepada responden melalui pos. Menurut Sugiyono (2011) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus. Jumlah karyawan PT. Jasa Raharja Perwakilan Kalimantan Selatan berjumlah 37 orang yang merupakan sampel dari peneliti. Prosedur Pengumpulan Data Dalam penelitian ini prosedur pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dan data primer dengan membagikan kuesioner cabang di Kalimantan Selatan, dan untuk memperoleh data yang relevan melalui pembagian kuesioner dengan cara Wawancara, Kuesioner, Data Sekunder (data yang berasal dari hasil penelitian kepustakaan). Teknik Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan model pengujian regresi berganda yang terdapat dalam SPSS versi 17. Model regresi dipilih karena penelitian ini dapat mengalisis pengaruh dari variabel independen (karakteristik teknologi informasi, budaya organisasi, dan kecocokan individu) terhadap variabel dependen (kinerja karyawan). Berikut mengenai uji kualitas data : Uji Instrumen Data : Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas yang dilakukan dimaksudkan untuk memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel-variebel yang telah ditentukan (construct validity) atau apakah indikator pertanyaan sudah akurat terhadap variabel. Artinya bahwa uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing item pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian. Suatu kuesioner dikatakan valid jika instrumen atau item pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Azwar; 1997:102).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
9 Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya yakni dengan membandingkan nilai Corrected Item Total Correlation yaitu nilai rkritis dengan rtabel, dengan ketentuan sebagai berikut : a) Menentukan Hipotesis : H0 : Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk, maka butir pertanyaan tidak valid. H1 : Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk, maka butir pertanyaan valid. b) Taraf signifikansi 5% (0,05). Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran. Menurut Nunally dalam Ghozali (2007:2) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Croncbach Alpha > 0,6000. Uji Pelanggaran Asumsi Klasik / BLUE Persamaan regresi linear berganda harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan Uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi di antaranya tiga asumsi dasar. Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda, yaitu : 1. Tidak ada Autokorelasi, untuk uji Autikorelasi : Autokorelasi data didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross sectional)”. (Ghozali; 2007 : 96). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual (Y observasi – Y prediksi) pada waktu ke-t (et) tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya (et-1). Identifikasi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson (d tes) dengan persamaan : t=N
∑ (e d
=
t =2
t
− e t −1 ) 2
t=N
∑e t =1
2 t
Dimana : d = Nilai Durbin Watson et = Residual pada waktu ke-t et-1 = residual pada waktu ke-t (satu periode sebelumnya) N = Banyaknya data Banyaknya data time series minimal yang dapat dihitung dengan Durbin Watson adalah enam buah data dengan satu variabel. Uji ini tidak digunakan dalam penelitian ini, karena data dalam penelitian tidak menggunakan time series. 2. Tidak ada Multikolinieritas, untuk Uji Multikolinier : Persamaan regresi linier berganda tidak boleh terdapat hubungan antar variabel bebas (X) karena akan menjadi bisa. Semua variabel yang akan dimasukkan dalam perhitungan model regresi harus mempunyai tolerance <0,10, demikian juga nilai pada VIF pada semua variabel harus >10, hal ini berarti tidak terdapat gejala multikolinear. Akibat adanya multikolinear adalah : 1) Nilai standar error (galat baku) tinggi sehingga taraf kepercayaan (confidence intervalnya) akan semakin melebar. Dengan demikian, pengujian terhadap koefisien regresi secara individu menjadi tidak signifikan. 2) Probabilitas untuk menerima hipotesa Ho diterima (tidak ada hubungan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat) akan semakin besar.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
10 Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinear dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi product moment. 3. Tidak ada Heteroskedastisitas, untuk Uji Heteroskedastisitas : Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Sifat dari BLUE itu sendiri adalah : a. Best : Pentingnya sifat ini apabila diterapkan dalam uji signifikansi buku terhadap α dan β. b. Linier : Sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan penafsiran. c. Unbiased : Nilai jumlah sampel basar penaksir parameter kira-kira lebih mendekati nilai parameter sebenarnya. d. Estimate : Kesalahan diharapkan sekecil mungkin.Tidak boleh ada autokorelasi Uji Regresi Linier Berganda Persamaan regresi berganda adalah dalam suatu persamaan regresi terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu persamaan independen. Persamaan regresi yang diperoleh dalam suatu proses penghitungan tidak selalu baik. Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik.. Berdasarkan hasil yang telah dikumpulkan melalui pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan beserta pilihan jawaban selanjutnya dibuat daftar tabulasi data dimana data ini dianalisis dengan menggunakan program SPSS. Adapun teknik analisis data yang dipergunakan oleh penulis adalah regresi linier berganda dengan model analisis sebagai berikut : Persamaannya adalah : Y = α + β1X1 + β2X2 + β2X2 + є Y = merupakan variabel dependen X1, X2, X3 = merupakan variabel independen Dimana : Y : Kinerja Karyawan : Kontanta α β : Koofisien Regresi (β1 = kooefisien regresi variabel teknologi informsi, β2 = kooefisien regresi variabel budaya organisasi, β3 = kooefisien regresi variabel kecocokan individu) X1 X2 X3 Є
: : : :
Karakteristik Teknologi Informasi Karakteristik Budaya Organisasi Karakteristik Kecocokan Individu Error
Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas (teknologi informsi, budaya organisasi, dan kecocokan individu)) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat atau tidak. Adapun langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut : 1) Merumuskan Hipotesis Ho:bi (i=1,2,3) =0 ; berarti teknologi informsi, budaya organisasi, dan kecocokan individu tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. H1:bi(i=1,2,3) ≠0; berarti teknologi informsi, budaya organisasi, dan kecocokan individu berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. 2) Menggunakan ∂ = 5% .
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
11 3) Kaidah pengambilan keputusan : a) Apabila Nilai Sig > α (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. b) Apabila Nilai Sig < α (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (teknologi informsi, budaya organisasi, dan kecocokan individu) secara simultan mempunyai pengaruh signifikan dan bermakna terhadap variabel terikat ( Y ) . Adapun langkah –langkahnya sebagai berikut : 1) Merumuskan Hipotesis Ho:b1=b2=b3 =0 ; berarti teknologi informsi, budaya organisasi, dan kecocokan individu secara simultan tidak berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. H1:b1≠b2≠b3≠0; berarti teknologi informsi, budaya organisasi, dan kecocokan individu secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. 2) Menggunakan ∂ = 5% 3) Kaidah pengambilan keputusan : a) apabila Nilai Sig > α (5%), hal ini berarti variabel-variabel bebas secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. b) Apabila Nilai Sig < α (5%), hal ini berarti variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Analisis Koefisien Determinasi ( R2 ). Uji digunakan untuk menguji atau mengukur tingkat korelasi atau pengukuran antara variabel bebas (teknologi informsi, budaya organisasi, dan kecocokan individu) secara simultan dengan variabel terikat ( Y ) sehingga untuk mengetahui koefisien determinasi berganda dengan bantuan program SPSS. Dengan ketentuan sebagai berikut: Apabila R2 berada diantara 0 dan 1 ( 0 < R2<1 ) , berarti ; Bila R2 mendekati 1 ( Semakin besar nilai R2 ) artinya bahwa kontribusi variabel bebas ( x) terhadap variabel terikat ( Y ) adalah semakin mendekati 100 % ,dimana kontribusi antara variabel bebas (x) terhadap variabel terikat ( y ) semakin kuat. Bila R2 mendekati 0 ( semakin kecil nilai R2) artinya bahwa kontribusi dari variabel bebas ( x ) terhadap variabel terikat ( Y ) semakin lemah. Analisis Koefisien Korelasi Parsial (r) Adalah untuk mengetahui besarnya hubungan secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan oleh koefisien korelasi parsial (r) yang berarti variabel mana yang berpengaruh dominan. Dengan ketentuan sebagai berikut: Apabila r2 berada diantara 0 dan 1 ( 0 < r<1 ) , berarti ; Bila r2 mendekati 1 ( Semakin besar nilai r ) artinya bahwa kontribusi variabel bebas ( x) terhadap variabel terikat ( Y ) adalah semakin mendekati 100%, dimana kontribusi antara variabel bebas (x) terhadap variabel terikat ( y ) semakin kuat. Bila r2 mendekati 0 ( semakin kecil nilai r) artinya bahwa kontribusi dari variabel bebas ( x ) terhadap variabel terikat ( Y ) semakin lemah. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan tingkat hubungan antara variabel bebas terhadap varaibel terikat apakah dalam katagori kuat atau lemah, dengan ketentuan tingkat hubungan seperti pada tabel 3 :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
12 Tabel 3 Interval Koefisien Korelasi Parsial (r) Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Riduwan ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Responden dari penelitian ini adalah para auditor PT. Jasa Raharaja adalah suatu Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) dibawah Menteri Negara BUMN. Data yang diolah dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang dikirimkan kepada responden secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan Jumlah sampel yang disebarkan pada karyawan di PT. Jasa Raharja adalah sebanyak 37 orang. Responden yang direncanakan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah para karyawan PT. Jasa Raharja, hingga pada tahap akhir penarikan kembali, kuesioner yang berhasil dikumpulkan berjumlah 36 dan jumlah kuesioner yang tidak kembali sebanyak 1 atau sebesar 97% kuesioner yang kembali. Seluruh kuesioner yang kembali telah diisi dengan lengkap sehingga dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut. Karakteristik Tanggapan Responden Karakteristik tanggapan responden digunakan untuk mengetahui informasi sejauhmana tanggapan responden atas kuesioner yang telah diajukan. Berikut ini adalah penyajian data hasil penelitian secara deskriptif berdasarkan pola distribusi jawaban responden dalam kuesioner, yang telah diukur dengan menggunakan skala likert 1-7, dengan nilai sebagai berikut : Tabel 4 Penilaian Jawaban Responden Keterangan Penilaian STS Sangat Tidak Setuju 1 TS Tidak Setuju 2 ATS Agak Tidak Setuju 3 RR Ragu-ragu 4 S Setuju 5 AS Agak Setuju 6 SS Sangat Setuju 7 Sumber: Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, 2008:8 Variabel Karakteristik Teknologi Informasi Variabel karakteristik teknologi informasi diukur menggunakan 26 pertanyaan. Jawaban yang diperoleh dari 36 responden, berdasarkan pengisian kuesioner yang telah disebarkan, ditabulasikan, dan dikelompokkan menurut skor masing-masing jawaban. Berdasarkan jawaban responden untuk variabel karakteristik teknologi informasi yang terdiri dari 6 dimensi, untuk dimensi kualias data menunjukkan proporsi tertinggi pada kategori agak setuju (skor 5) sebanyak 89 skor atau 41,2%, untuk dimensi lokatabilitas proporsi tertinggi terdapat pada kategori agak setuju (skor 5) sebanyak 76 skor atau sebesar 52,8%, untuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
13 dimensi otoritas mengakses data proporsi tertinggi pada skor (5) yatu agak setuju sebesar 67 skor atau sebesar 46,7%, untuk dimensi kompatabiitas proporsi terteinggi ada kategori setuju (skor 6) yaitu sebesar 77 atau 53,5%, untuk dimensi ketepatan waktu dalam mengakses data proporsi tertinggi pada kategori setuju (skor 6) yaitu sebesar 97 atau 67,4%, sedangkan dimensi reabilitas sistem proporsi tertinggi pada kategori setuju (skor 6) yaitu sebesar 81 atau 56,3%. Hal ini memberikan indikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap karakteristik teknologi informasi. Dengan demikian bahwa peran karakteristik teknologi informasi dapat membantu meningkatkan kinerja karyawan yang mana terkait dengan kualitas data, lokatabilitas, otoritas mengakses, kompatabilitas, ketepatan waktu dan realibilitas sistem yang sudah terlaksana dengan baik. Artinya kebutuhan akan informasi teknologi dengan mudah didapat dan diketahui, karena semua sistem sudah berjalan dengan baik. Variabel Karakteristik Budaya Organisasi Variabel budaya organisasi diukur menggunakan 6 pertanyaan. Jawaban yang diperoleh dari 36 responden, berdasarkan pengisian kuesioner yang telah disebarkan, ditabulasikan, dan dikelompokkan menurut skor masing-masing jawaban. Berdasarkan jawaban responden untuk variabel budaya organisasi seperti menunjukkan proporsi tertinggi pada kategori setuju (skor 6) sebanyak 83 skor atau 38,4%. Hal ini memberikan indikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap budaya organisasi yang terjadi selama ini di perusahaan. Dengan demikian bahwa budaya organisasi yang meliputi teman sekelompok anda mudah untuk diajak kerjasama dan saling mempercayai, sistem administrasi perusahaan anda selalu bekerja secara prosedural dan terstruktur, Perusahaan anda selalu berorientasi pada hubungan sosial, manajemen perusahaan selalu memberikan dorongan dalam anda mengerjakan tugas, Manajemen perusahaan anda selalu memberikan kebebasan dalam inovasi dalam pekerjaan anda dan dalam anda menyelesaikan pekerjaan, atasan anda selalu memberi arahan dan tidak menekan anda. Artinya budaya organisasi disebut sebagai budaya kerja (budaya perusahaan), karena tidak bisa dipisahkan dengan kinerja (performance) Sumber Daya Manusia (SDM), makin kuat budaya perusahaan, makin kuat pula dorongan untuk berprestasi, artinya budaya organisasi yang baik akan berdampak terhadap peningkatan kinerja. Variabel Karakteristik Kecocokan Individu Variabel kecocokan individu diukur menggunakan 5 pertanyaan. Jawaban yang diperoleh dari 36 responden, berdasarkan pengisian kuesioner yang telah disebarkan, ditabulasikan, dan dikelompokkan menurut skor masing-masing jawaban. Berdasarkan jawaban responden untuk variabel kecocokan menunjukkan proporsi tertinggi pada kategori setuju (skor 6) sebanyak 41 skor atau 22,8%. Hal ini memberikan indikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap kecocokan individu dilingkungan perusahaan. Dengan demikian bahwa kecocokan individu akan terjalin dengan baik apabila beberapa kriteria pendukung diperhatikan, yang terkait dengan mengetahui tujuan dan misi perusahaan, berkomunikasi dalam hubungan kerja secara kekeluargaan dan konsisten, mampu menggunakan komputer lebih baik dibanding rekan-rekan lain dalam satu departemen, dan puas dengan pelayanan yang diberikan oleh bagian sistem informasi ssudah berjalan dengan baik. Variabel Kinerja Karyawan Variabel kinerja karyawan diukur menggunakan 3 pertanyaan. Jawaban yang diperoleh dari 36 responden, berdasarkan pengisian kuesioner yang telah disebarkan, ditabulasikan, dan dikelompokkan menurut skor masing-masing jawaban. Berdasarkan jawaban responden untuk variabel kinerja karyawan menunjukkan proporsi tertinggi pada kategori setuju (skor 6) sebanyak 38 skor atau 35,2%. Hal ini memberikan indikasi bahwa sebagian besar responden
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
14 menyatakan setuju terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian bahwa kinerja karyawan akan meningkat apabila yang terkait dengan sistem komputer yang handal, budaya organisasi yang kondusif, dan adanya kecocokan terhadap masing-masing indivisu yang terjalin dengan baik. Analisis dan Pembahasan Pengujian Instrumen Data Dalam penelitian yang datanya diperoleh dengan menggunakan kuesioner sebagai cara pengumpulan data, maka perlu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen pertanyaan dari masing-masing variabel. Setelah dilakukan pengujian instrumen data dan dinyatakan valid, baru kemudian dilakukan analisis regresi terhadap data-data penelitan. Adapun pengujian instrumen data sebagai berikut : Uji Validitas Data Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing item pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian. Suatu kuesioner dikatakan valid jika instrumen atau item pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Azwar, 1997:102). Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya yakni dengan membandingkan nilai Corrected Item Total Correlation yaitu nilai rkritis dengan rtabel, dengan, yang mana nilai rtabel diketahui sebesar 0,329. Berdasarkan hasil perhitungan program SPSS yang terlihat pada Tabel 4.6, bawah semua instrumen nilai Corrected Item Total Correlation untuk masing-masing indiktor tiap variabel yaitu nilainya > r tabel (0,329) . Hal ini menunjukkan bahwa semua indikator – indikator tiap variabel adalah akurat dalam mendukung konstruk. Artinya alat ukur yang digunakan untuk mengukur konstruk sesuai atau valid. Berikut perhitungan uji validitas dengan bantuan program SPSS seperti terlihat pada Tabel 5 : Tabel 5 Validitas Variabel Penelitian Variabel
Corrected Item Total Correlation (rhitung)
rkritis
Keterangan
Karakteristik Teknologi Informasi X1 . 1 X1 . 2 X1 . 3 X1 . 4 X1 . 5 X1 . 6 X1 . 7 X1 . 8 X1 . 9 X1 . 10 X1 . 11 X1 . 12 X1 . 13 X1 . 14 X1 . 15 X1 . 16 X1 . 17 X1 . 18 X1 . 19 X1 .20
,542 ,408 ,522 ,510 ,419 ,508 ,422 ,514 ,507 ,412 ,477 ,511 ,451 ,424 ,619 ,802 ,682 ,858 ,915 ,861
0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
15 X1 . 12 X1 . 22 X1 . 23 X1 . 24 X1 . 25 X1 . 26
,847 ,846 ,875 ,736 ,743 ,743
0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Karakterisitk Budaya Organisasi X2 . 1 X2 . 2 X2 . 3 X2 . 4 X2 . 5 X2 . 6
,667 ,848 ,573 ,442 ,427 ,422
0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Karakteristik Kecocokan Individu X3 . 1 X3 . 2 X3 . 3 X3 . 4 X3 . 5
, ,428 ,796 ,498 ,472 ,633
0,329 0,329 0,329 0,329 0,329
Valid Valid Valid Valid Valid
Kinerja Karyawan Y1.1 Y1.2 Y1.3
,626 ,519 ,544
0,329 0,329 0,329
Valid Valid Valid
Sumber : Hasil perhitungan SPSS
Uji Reliabitas Data Realibilitas adalah suatu metode yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, realibilitas juga bisa diartikan sebagai alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Menurut Ghozali (2001:135), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > nilai kritis (0,6000). Nilai Cronbach Alpha dari semua variabel dapat dilihat pada Tabel 4.7: Tabel 6 Reliabiltas Variabel Penelitian Cronbach Nilai Keterangan Variabel Alpha Kritis Karakteristik Teknologi Informasi ,834 0,6000 Reliabel Karakteristik Budaya Organisasi ,759 0,6000 Reliabel Karakteristik Kecocokan Individu ,723 0,6000 Reliabel Kinerja Karyawan ,897 0,6000 Reliabel Sumber : Hasil perhitungan SPSS Dari hasil uji reliabilitas yang terlihat pada Tabel 6, untuk masing-masing variabel yaitu: Karakteristik teknologi informasi = 0,834, karakteristik budaya organisasi = 0,759, karakteristik kecocokan individu = 0,723, dan kinerja karyawan = 0,897 > dari nilai kritis (0,6000). Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumentasi penelitian adalah reliabel. Artinya alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu konstruk adalah relevan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
16 Uji Pelanggaran Asumsi Klasik (BLUE) Pengujian adanya Multikolinieritas Untuk mengetahui adanya multikolinieritas dengan cara melihat / mengamati besarnya VIF, regresi bebas multikolinieritas apabila VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 (Ghozali; 2006:124). Adapun hasil perhitungan dengan program SPSS terlihat seperti pada Tabel 7 : Tabel 7 Multikolinieritas Model Regresi Variabel Bebas Karakteristik Teknologi Informasi Karakteristik Budaya Organisasi Karakteristik Kecocokan Individu Sumber : Hasil perhitungan SPSS
Tolerance
VIF
Keterangan
,995 ,855 ,854
1,005 1,269 1,171
Non kolinier Non kolinier Non kolinier
Dari Tabel 7 di atas dapat disimpulkan bahwa semua nilai VIF seluruh variabel independen < 10 dan nilai tolerance > 0,10, maka dapat dikatakan regresi tidak terdapat gejala multikolinieritas. Artinya antara variabel independen tidak terjadi hubungan linier. Pengujian adanya Autokorelasi Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi antara variabel independen dengan cara melihat nilai DurbinWatson (DW), bila nilai DW mendekati 2 maka tidak ada autokorelasi, sebaliknya jika nilai DW mendekati 0 atau mendekati 4 maka diduga ada autokorelasi (Agus Widarjono; 2010:99). Hasil pengujian dengan SPSS untuk mengetahui autokoeralsi bisa dilihat pada Tabel 8: Tabel 8 Uji Autokorelasi b Model Summ ary
Model 1
R ,719a
R Square ,517
Adjust ed R Square ,494
St d. E rror of the Es timate ,55142
DurbinW atson 1,675
a. Predic tors: (Constant), Karakteristik Keccocokan Individu, K arak teris tik Teknologi Informas i, Karakt eris tik B udaya Organisas i b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil perhitungan program SPSS, Lampiran 18 Hasil pengujian menunjukkan nilai Durbin-Watson = 1,675. Yang mana nilai DW mendekati 2, artinya tidak terjadi autokorelasi. Hal ini menunjukkan tidak ada autokorelsi antar variabel independen. Pengujian adanya Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dari suatu model regresi diperuntukkan dengan tujuan mengidentifikasi adanya hubungan atau pengaruh variabel bebas dari penelitian terhadap terjadinya kesalahan prediksi (standar error). Apabila suatu model regresi terjadi heteroskedastisitas, hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang dibentuk mengandung unsur pembiasan yang diakibatkan adanya kontribusi variabel independen (bebas) terhadap kesalahan estimasi atau kesalahan prediksi (e). Salah satu metode yang dipakai untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan bantuan SPSS melalui pendekatan grafis. Dengan ketentuan, jika letak titik-titik data terdistribusi di sekitar 0-Y dan tidak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
17 membentuk pola tertentu berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas seperti Gambar 4:
Regression Standardized Residual
2
1
0
-1
-2
-3 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4 Heteroskedastisitas pada Regresi Linier Berganda Sumber : Hasil perhitungan program SPSS Dari gambar 4 di atas diketahui bahwa titik-titik data tersebar di daerah antara 0-Y dan tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi yang dibentuk diidentifikasi tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan kesimpulan yang menunjukkan bahwa model regresi yang dibentuk dari data hasil penelitian tidak mengandung unsur terjadinya heteroskedastisitas, maka model regresi yang diperoleh terbebas dari masalah pembiasan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh variabel bebas terhadap kesalahan estimasi. Persamaan Regresi Linier Berganda Analisis ini dipakai untuk mempermudah melihat sejauh mana hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, dalam analisis ini dapat diukur derajat keeratan hubungan antara satu variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Untuk mengetahui berpengaruh atau tidak berpengaruh, maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan model ordinari least square, perhitungan dengan SPSS, dapat dilihat seperti tabel berikut: Tabel 9 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel (constant) Karakteristik Teknologi Informasi Karakteristik Budaya Organisasi Karakteristik Kecocokan Individu R R square Adjusted R Square F hitung Siginifikan N
Sumber : Hasil perhitungan program SPSS
Koefisien Regresi 8,401 ,315 ,610 ,433
T Hitung
2,505 2,821 2,542 ,719 ,517 ,494 5,489 ,028 36
Signifikan
,030 ,012 ,021
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
18
Tabel 9 menunjukkan bahwa persamaan umum regresi linier berganda dengan rumus: Kinerja Karyawan = b0 + b1 KTI + b2 KBO + b3 KKI + ε Keterangan : KTI : Karakteristik Teknologi Informasi KBO : Karakteristik Budaya Organisasi KKI : Karakteristik Kecocokan Individu Dengan begitu persamaan regresi linier berganda dari 3 variabel bebas (Karakteristik Teknologi Informasi, Karakteristik Budaya Organisasi, dan Karakteristik Kecocokan Individu) dan 1 variabel terikat (kinerja karyawan) dapat disusun sebagai berikut: Kinerja Karyawan = 8,401+ 0,315 KTI + 0,610 KBO + 0,433 KKI + e Besarnya koefisien regresi dari variabel independen menunjukkan bahwa persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Nilai konstanta sebesar 8,401, dapat diartikan jika variabel bebas (Karakteristik Teknologi Informasi, Karakteristik Budaya Organisasi, dan Karakteristik Kecocokan Individu) tidak ada penambahan, maka nilai variabel dependen akan konstan sebesar 8,401. Artinya jika variabel bebas tidak memberikan pengaruh, maka nilai kinerja karyawan sebesar 8,401. 2) Nilai koefisien regresi untuk karakteristik teknologi informasi sebesar 0,315 dapat diartikan bahwa jika variabel bebas yang lain yaitu karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu adalah konstan dalam artian tidak ada penambahan, dengan kenaikan satu satuan karakteristik teknologi informasi, maka akan mampu meningkatkan nilai kinerja karyawan sebesar 0,315. Begitu juga sebaliknya bila ada penurunan satu satuan maka variabel kinerja karyawan akan turun sebesar 0,315. 3) Nilai koefisien regresi untuk karakteristik budaya organisasi sebesar 0,610 dapat diartikan jika variabel bebas yang lain yaitu karakteristik teknologi informasi dan karakteristik kecocokan individu adalah konstan dalam artian tidak ada penambahan, dengan kenaikan satu satuan karakteristik budaya organisasi, maka akan mampu meningkatkan nilai kinerja karyawan sebesar 0,610. Begitu juga sebaliknya bila ada penurunan satu satuan maka variabel kinerja karyawan akan turun sebesar 0,610. 4) Nilai koefisien regresi untuk karakteristik kecocokan individu sebesar 0,433 dapat diartikan jika variabel bebas yang lain yaitu karakteristik teknologi informasi dan karakteristik kecocokan individu adalah konstan dalam artian tidak ada penambahan, dengan kenaikan satu satuan karakteristik kecocokan individu, maka akan mampu meningkatkan nilai kinerja karyawan sebesar 0,433. Begitu juga sebaliknya bila ada penurunan satu satuan maka variabel kinerja karyawan akan turun sebesar 0,433. Pengujian Hipotesis Uji Pengaruh secara parsial (Uji t) Pengujian secara parsial dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Untuk membukti bahwa variabel karakteristik teknologi informasi, karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, dengan cara melihat nilai t hitung dan nilai signifikannya. Langkah pertama untuk mengetahui adalah: a) Menentukan Hipotesis : H0 : Tidak ada pengaruh secara parsial variabel karakteristik teknologi informasi, karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu terhadap kinerja karyawan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
19 H1
:
Ada pengaruh secara parsial variabel karakteristik teknologi informasi, karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu terhadap kinerja karyawan. b) Taraf signifikansi α=5% c) Kriteria penerimaan hipotesis H0 diterima apabila nilai sig > α (5%), maka H1 ditolak H1 ditolak apabila sig < α (5%), maka H1 diterima d) Nilai uji statistik dihitung dengan bantuan SPSS Berdasarkan dari Tabel 9, maka nilai t hitung dan nilai signifikan dari masing-maisng variabel independen (karakteristik teknologi informasi, karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu) dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Variabel Karakteristik Teknologi Informasi Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai uji t untuk teknologi informasi sebesar 2,505 dengan angka signifikansinya sebesar 0,030. Jika dibandingkan dengan angka signifikansi yang ditetapkan (0,05), menunjukkan bahwa nilai signifikansi (0,030) < 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dapat diterima. b. Variabel Karakteristik Budaya Organisasi Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai uji t untuk gaji sebesar 2,821 dengan angka signifikansinya sebesar 0,012. Jika dibandingkan dengan angka signifikansi yang ditetapkan (0,05), menunjukkan bahwa nilai signifikansi (0,012) < 0,05, maka H0 ditolak. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel budaya orgnisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dapat diterima. c. Variabel Karakteristik Kecocokan Individu Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai uji t untuk kecocokan individu sebesar 2,542 dengan angka signifikansinya sebesar 0,021. Jika dibandingkan dengan angka signifikansi yang ditetapkan (0,05), menunjukkan bahwa nilai signifikansi (0,021) < 0,05, maka H0 ditolak. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel kecocokan individu berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dapat diterima. Uji Pengaruh secara simultan (Uji F) Pengujian secara simultan dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen. Untuk membukti bahwa variabel karakteristik teknologi informasi, karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu berpengaruh secara bersama terhadap kinerja karyawan, dengan cara melihat nilai F hitung dan nilai signifikannya. Berdasarkan tabel 9 diatas terlihat bahwa nilai F hitungnya sebesar 5,489 dan nilai signifikannya sebesar 0,028. Bila dibandingkan dengan nilai taraf nyata ( 5%), maka nilai signifikan sebesar 0,028 < 0,05, artinya semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Koefisien Determinasi (R2) dan Koefisien Korelasi Parsial (r) Digunakan untuk mencari besarnya hubungan antara variabel independen ke dependen, bila nilai kofisien mendekati 1 atau lebih > 0,80, maka dapat dikatakan mempunyai pengaruh cukup kuat. Adapun nilai koefisien determinasi (R2) dan koefisien determinasi parsial (r) yaitu: a. Nilai Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel independen (karakteristik teknologi informasi, karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu) secara bersama-sama atau simultan terhadap kinerja karyawan. Dengan ketentuan sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
20 Bila R2 mendekati 1 ( Semakin besar nilai R2 ) artinya bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat adalah semakin mendekati 100%, dimana kontribusi antara variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kuat . Bila R2 mendekati 0 ( semakin kecil nilai R2) artinya bahwa kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat semakin lemah. Seperti pada Tabel 9 diatas , terlihat nilai koefisien determinasi Adjusted (R2) sebesar 0,494 atau 49,4%. Artinya variabilitas variabel kinerja karyawan yang dapat dijelaskan oleh variabilitas karakteristik teknologi informasi, karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu sebesar 49,4%. Karena mempunyai nilai koefisien determinasi positf, sehingga ketiga variabel mempunyai hubungan searaf. Sedangkan sisanya sebesar 41,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. b. Nilai Korelasi Parsial (r) Korelasi parsial (r) digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen (karakteristik teknologi informasi, karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu) secara parsial terhadap kinerja karyawan. Adapun nilai korelasi parsial (r) dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel 10 : Tabel 10 Perhitungan Korelasi Parsial (r)
Variabel Karakteristik teknologi informasi Karakteristik budaya organisasi Karakteristik kecocokan individu
Nilai Korelasi Parsial r Persen 0,183 18,3% 0,472 47,2% 0,394 39,4%
Sumber : Hasil perhitungan program SPSS Berdasarkan Tabel 10, terlihat nilai korelasi parsial (r) dari masing-masing variabel independen (Karakteristik teknologi informasi = 18,3%, Karakteristik budaya organisasi = 47,2%, dan Karakteristik kecocokan individu = 39,4%). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan dibawah 50%. Artinya pengaruh ketiga variabel tersebut masih rendah. Pembahasan Sesuai dengan hasil uji statistik diketahui bahwa besarnya hubungan bersama–sama karakteristik teknologi informasi, karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu terhadap kinerja karyawan yaitu dengan ditunjukkan oleh besar Adjusted R Square sebesar 49,4%. Artinya variabilitas variabel kinerja karyawan yang dapat dijelaskan oleh variabilitas karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu sebesar 49,7%. Karena mempunyai nilai koefisien determinasi positf, sehingga ketiga variabel mempunyai hubungan searaf. Sedangkan sisanya sebesar 41,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. Berikut pembahasan pengaruh secara parsial variabel karakteristik teknologi informasi, karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu terhadap kinerja karyawan. Pengaruh variabel karakteristik teknologi informasi terhadap kinerja Dimana nilai signifikan variabel karakteristik teknologi informasi sebesar 0,030 < 0,05, artinya karakteristik teknologi informasi mempunyai peran dalam mempengaruhi kinerja karyawan secara optimal. Yang mana karakteristik teknologi informasi yang terkait dengan kualitas data, lokatabilitas, otoritas mengakses, kompatabilitas, ketepatan waktu dan realibilitas sistem yang sudah terlaksana dengan baik. Artinya kebutuhan akan informasi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
21 teknologi dengan mudah didapat dan diketahui, karena semua sistem sudah berjalan dengan baik. Sesuai dengan pendapat Marthin (1986), menyatakan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan sitem komputasi atau komputer dengan jalur komunikasihigh speed yang membawa data, suara dan juga dalam bentuk video. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diartikan bahwa teknologi informasi bisa dikatakn sebagai seperangkat alat yang mampu membantu manusia dalam hal bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi, yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi selain komputer. Pengaruh variabel budaya organisasi terhadap kinerja Dimana nilai signifikan dari karakteristik budaya organisasi sebesar 0,030 < 0,05, artinya budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Yang mana budaya organisasi yang meliputi teman sekelompok anda mudah untuk diajak kerjasama dan saling mempercayai, sistem administrasi perusahaan anda selalu bekerja secara prosedural dan terstruktur, Perusahaan anda selalu berorientasi pada hubungan sosial, manajemen perusahaan selalu memberikan dorongan dalam anda mengerjakan tugas, Manajemen perusahaan anda selalu memberikan kebebasan dalam inovasi dalam pekerjaan anda dan dalam anda menyelesaikan pekerjaan, atasan anda selalu memberi arahan dan tidak menekan anda. Artinya budaya Organisasi disebut sebagai budaya kerja (budaya perusahaan), karena tidak bisa dipisahkan dengan kinerja (performance) Sumber Daya Manusia (SDM), makin kuat budaya perusahaan, makin kuat pula dorongan untuk berprestasi, artinya budaya organisasi yang baik akan berdampak terhadap peningkatan kinerja. Sesuai dengan pendapat Tjahjono (2003:57) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalah yang timbul sebagai akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan cukup baik. Sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diartikan bahwa budaya organisasi adalah suatu sikap, norma, nilai-nilai dan perilaku yang dimanifestasikan ke dalam visi - misi sebagai nafas sebuah organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Artinya organisasi sebagai wadah tempat individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengaruh Variabel Kecocokan Individu Dimana nilai signifikan dari kecocokan individu sebesar 0,021 < 0,05, artinya kecocokan individu mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Yang mana kecocokan individu yang terkait dengan mengetahui tujuan dan misi perusahaan, bekerja dengan menggunakan teknologi komputer, berkomunikasi dalam hubungan kerja secara kekeluargaan dan konsisten, mampu menggunakan komputer lebih baik dan pelayanan yang diberikan oleh bagian sistem informasi baik akan mampu meningkat kinerja karyawan bila dilaksanakan dengan baik. Sesuai dengan pendapat Robbin (1996:78), menyatakan bahwa karakteristik individu membawa kedalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan, pribadi, dan penghargaan kebutuhan serta pengalaman masa lainya. Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat diartikan bahwa kecocokan indvidu berperan dalam meningkatkan kinerja pegawai, artinya kemampuan, keterampilan dan kecakapan yang dimiliki individu dalam melaksanakan suatu pekarjaan dan memanfaatkan suatu kesempatan dengan menyelaraskan dan memovitasi diri untuk mencapai suatu tujuan harus berjalan dengan baik dan benar.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
22 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat melemahkan hasil pengujiannya. Adapun keterbatasan dan kelemahan dari hasil penelitian sebagai berikut : 1. Ruang lingkup penelitian hanya diakukan pada satu perusahaan, sehingga untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum perlu dilakukan penelitian dengan ruang lingkup yang lebih luas. 2. Penelitian ini menggunakan metode survey melalui penyebaran kuesioner dalam memperoleh data yang dijadikan dasar analisa. Kelemahan model ini adalah responden mungkin tidak serius dalam memberikan jawaban atau tanggapan yang diberikan tidak jujur. Hal ini dapat menimbulkan bias terhadap hasil penelitian. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1) Berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) 49,7%. variabilitas variabel kinerja karyawan yang dapat dijelaskan oleh variabilitas karakteristik budaya organisasi, dan karakteristik kecocokan individu sebesar 49,7%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. Karena besanya koefisien determinasi positif, maka pengaruh variabel independen (teknologi informasi, budaya organisasi, dan kecocokan individu) cukup terhadap variabel dependen atau kinerja karyawan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa jika variabel teknologi informasi, budaya organisasi, dan kecocokan individu meningkat, maka akan meningkat pula kinerja karyawan. 2) Berdasarkan pengaruh secara parsial, yang mana nilai signifikan variabel karakteristik teknologi informasi sebesar 0,030 < 0,05, artinya karakteristik teknologi informasi mempunyai peran dalam mempengaruhi kinerja karyawan secara optimal. Yang mana karakteristik teknologi informasi yang terkait dengan kualitas data, lokatabilitas, otoritas mengakses, kompatabilitas, ketepatan waktu dan realibilitas sistem yang sudah terlaksana dengan baik. Artinya kebutuhan akan informasi teknologi dengan mudah didapat dan diketahui, karena semua sistem sudah berjalan dengan baik. 3) Berdasarkan pengaruh secara parsial dari yang mana nilai signifikan dari karakteristik budaya organisasi sebesar 0,030 < 0,05, artinya budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Yang mana budaya organisasi yang meliputi teman sekelompok anda mudah untuk diajak kerjasama dan saling mempercayai, sistem administrasi perusahaan anda selalu bekerja secara prosedural dan terstruktur, Perusahaan anda selalu berorientasi pada hubungan sosial, manajemen perusahaan selalu memberikan dorongan dalam anda mengerjakan tugas, manajemen perusahaan anda selalu memberikan kebebasan dalam inovasi dalam pekerjaan anda dan dalam anda menyelesaikan pekerjaan, atasan anda selalu memberi arahan dan tidak menekan anda. 4) Berdasarkan pengaruh secara parsial dari yang mana nilai signifikan dari kecocokan individu sebesar 0,021 < 0,05, artinya kecocokan individu mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Yang mana kecocokan individu yang terkait dengan mengetahui tujuan dan misi perusahaan, bekerja dengan menggunakan teknologi komputer, berkomunikasi dalam hubungan kerja secara kekeluargaan dan konsisten, mampu menggunakan komputer lebih baik dan pelayanan yang diberikan oleh bagian sistem informasi baik akan mampu meningkat kinerja karyawan bila dilaksanakan dengan baik Saran Berdasarkan hasil simpulan yang diperoleh dari analisis dan pembahasan di atas maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
23 1. Melihat pengaruh secara simultan variabel (teknologi informasi, budaya organisasi, dan kecocokan individu) terhadap kinerja karyawan sebesar 49,7%. % yang mana besarnya pengaruh tersebut berada dibawah 50%, artinya berada pada katagori rendah, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk melihat faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi kinerja karyawan. Perlu ada peninjauan kembali terhadap indikator-indikator yang ada, apakah perlu adanya penambahan atau pengurangan. 2. Kepada penelitian yang akan datang penulis mengharapkan agar penelitian selanjutnya dapat memperpanjang waktu pengamatan sehingga estimasi model regresi akan lebih tepat. Dan diharapkan menggunakan model analisis lain, seperti analisis jalur dan persamaan struktur model. 3. Sampel yang digunakan dalam penelitian selanjutnya, diharapkan jumlahnya lebih banyak, bisa mengetahui faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan obyek penelitian lebih luas tidak hanya satu perusahaan saja.
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Syafaruddin, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi keunggulan Kompetitif, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Azwar Saifuddin 1997, Validitas & Reliabilitas, Semarang UNDIP Press. Bodnar, George H. dan William S. Hopwood, 1995, Accounting Information Systems. 6th Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Brown, Andrew. 1998. Organizational Culture. London: Pitman Publishing Ghozali, Imam, 2007, Statistik Non Parametrik, UNDIP Press, Semarang. Goodhue, Dale L. dan Ronald L. Tompson. "Task-Technology Fit and- Individual Performance." MIS Quarterly (June 1995): hal. 213-236. Handoko, Hani, 1984, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta. Hasibuan, Melayu SP, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Bumi Aksara. Indrawijaya, Adam I.,2000, Perilaku Organisasi, Algensindo, Bandung. Irawan, Prasetya , 2000 , Manajemen Sumber Daya Manusia, STIA-LAN, Press, Jakarta Jogiyanto. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Edisi II. Yogyakarta. Penerbit Andi. Keith, Davis, Jhon W. Newstrom, 1995. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta. Koentjaraningrat, 2004, Teori Organisasi, Alfabeta, Bandung. Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, 2000, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Cetakan I, Bandung, PT. Refika Aditama. Martin, R, 1986, ”Reconceptualizing Users as Social Actors in Information Systems Research”, dalam : MIS Quarterly. Moekijat, 1996, Pengembangan Organisasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadori, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, Gajah Mada, Yogyakarta. Parwanto, Wahyudin, Jurnal,2007, Pengaruh Faktor-faktor Kepuasan Kerja Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA di Surakarta. Panggabean, Mutiara S, 2002, Jurnal Kajian Bisnis , Pengaruh Keadilan dalam Pengkajian dan Perilaku Individu Terhadap Kinerja Dosen pada Perguruan Tinggi Swasta. Robbins, Stephen P. 2002. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jilid II. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
24 Riduwan, 2007, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik, Alfabeta, Cetakan Kedua, Bandung. Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Cetakan Kelima, Bandung. Robin, Stephen, P, 1996, Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi, Alih Bahasa Halida dan Dewi Sartika, ed 5, Penerbit Erlangga, Jakarta. Siagian, S. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Indonesia. Simamora, Henry, 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesatu, STIE YKPN, Yogyakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Penerbit Alfabeta. Sutarto. 1998, Dasar-dasar Organisasi Management, Ghalia Indonesia, Jakarta Timpe, Dale .A. 2000. Motivasi Pegawai: Seri Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Tjahjono, Heru Kurnianto, 2003, Budaya Organisasional dan Balanced scorecard, Unit Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah, Yogyakarta. Widarjono, Agus, 2010, Analsis Statistika Multivariat Terapan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta Wilkinson, C. Kneer,1987. Information sistem for Accounting and Management, Concept, Applications, Technology, : Essential concept and application, Prentice Hall, Engelewood Cliffs, USA Download Internet site Web :http://wikipedia.org/wiki/kinerja-22-k
LAMPIRAN KUESIONER Petunjuk pengisian : Bapak/ibu diminta untuk menjawab pertanyaan dengan memberi tanda silang (x) pada kolom yang sesuai dengan pengalaman bapak/ibu, apabila : 1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Agak Tidak Setuju
4 = Ragu – Ragu 5 = Agak Setuju 6 = Setuju
7 = Sangat Setuju
Variabel Karakteristik Teknologi informasi meliputi: 1. Kualitas Data 1 Dari sistem komputer atau informasi yang
1
2
3
4
5
6
7
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
25
2 3 4
5 6
ada,anda tidak memperoleh data yang cukup mutakhir untuk memenuhi tugas anda Data yang tersedia cukup up-to-date untuk mencapai tujuan Perusahaan dapat memelihara data sesuai dengan kebutuhan anda dalam menyelesaikan tugas Sistem komputer yang disediakan bagi anda tidak memuat data yang anda butuhkan dalam pekerjaan anda Perusahaan memelihara data dengan rinci bagi tugas kelompok anda Perusahaan memelihara data dengan cukup terperinci
2. Lokatabilitas 1 Anda mudah menemukan data yang dibutuhkan mengenai subyek tertentu 2 Anda mudah menemukan data baru yang menyangkut persoalan tertentu 3 Dapat mendefinisikan elemen data yang berkaitan dengan tugas anda 4 Anda mengerti dan memahami maksud elemen data yang ada dalam laporan atau sistem anda 3. Otorisasi Mengakses Data 1 Anda tidak mempunyai otorisasi untuk mengakses data yang diperlukan 2 Otorisasi untuk mengakses data hanya diberikan pada orang – orang tertentu saja 3 Kesulitan mengakses data yang anda butuhkan disebabkan kesulitan untuk mendapat otorisasi 4 Untuk mendapatkan otorisasi dalam mengakses data merupakan hal yang sulit dan memakan waktu dalam tugas anda 4. Kompatabilitas (jika bapak/ibu berkesempatan dua sumber yang berbeda) 1 Anda menemukan data yang berbeda dari sumber yang berbeda, anda menduga data tersebut sama, ternyata kedua data tersebut tidak konsisten 2 Anda mengalami kesulitan untuk melihat kesesuaian dua data dari sumber yang berbeda 3 Anda dapat membandingkan atau meng gabungkan data dari sumber yang berbeda 4 Ketika harus membandingkan atau meng gabungkan data dari sumber yang berbeda, anda menemukan adanya ketidakkonsistenan yang menyulitkan
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
untuk membandingkan data dari
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
26 5. Ketepatan Waktu Dalam Menyelesaikan Tugas 1 Pemanfaatan komputer dapat memenuhi kebutuhan anda untuk menyelesaikan tugas sesuai jadwal 2 Penggunaan teknologi komputer malah menyulitkan anda untuk menyelesaikan tugas sesuai jadwal 3 Ketepatan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan menjadi andalan anda, sehingga teknologi komputer diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anda 4 Aktivitas yang umum (seperti mencetak laporan, memberi informasi kepada nasabah atau memenuhi target jadwal pekerjaan) dapat dipenuhi oleh sistem informasi secara lengkap
6. Realibilitas Sistem 1 Sistem komputer perusahaan selalu siap dan tersedia sewaktu – waktu anda butuhkan 2 Sistem komputer yang anda gunakan sering mengalami kemacetan yang tidak diharapkan, sehingga tugas anda menjadi sulit untuk diselesaikan 3 Sistem komputer yang anda gunakan sering mengalami masalah 4 Teknologi komputer yang anda gunakan sudah ketinggalan jaman (lambat dalam proses pengolahan data)
Variabel Budaya Organisasi 1 Teman sekelompok anda mudah untuk diajak kerjasama dan saling mempercayai 2 Sistem administrasi perusahaan anda selalu bekerja secara prosedural dan terstruktur 3 Perusahaan anda selalu berorientasi pada hubungan sosial 4 Manajemen perusahaan selalu memberikan dorongan dalam anda mengerjakan tugas 5 Manajemen perusahaan anda selalu memberikan kebebasan dalam inovasi dalam pekerjaan anda 6 Dalam anda menyelesaikan pekerjaan, atasan anda selalu memberi arahan dan tidak menekan anda
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
27
Variabel Kecocokan Individu 1 Anda mengetahui tujuan dan misi perusahaan 2 Anda sedang bekerja dengan menggunakan teknologi komputer 3 Anda dapat berkomunikasi dalam hubungan kerja secara kekeluargaan dan konsisten 4 Anda mampu menggunakan komputer lebih baik dibanding rekan-rekan lain dalam satu departemen 5 Selama ini anda puas dengan pelayanan yang diberikan oleh bagian sistem informasi
Variabel Kinerja Karyawan (dependen) 1 Pemanfaatan sistem komputer perusahaan mempunyai pengaruh yang besar dan positif terhadap efektifitas dan produktivitas penyelesaian tugas anda 2 Sistem komputer yang anda manfaatkan serta layanannya mempunyai arti dalam membantu anda untuk meningkatkan kinerja 3 Setelah menggunakan teknologi komputer dalam tugas, anda merasa lebih produktif dan kreatif
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7