Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Dengan Komplikasi Yang Di Rawat Inap Di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Fitriana Butarbutar1, Hiswani2, Jemadi2 1
Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155
Abstract Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic diseases that a problem in many countries including Indonesia. According to the American Diabetes Association (2004) the number of people with diabetes in Indonesia ranked 4th largest (8.4 million people) in the world. In North Sumatra province in 2008, prevalence of DM 1.21%. DM is known as "the great imitator" because it can affect all organs of the body and cause complications slowly. Studies using case-series design and sample size was as same as 186 equal to the number ofpopoulasi data The results showed the proportion of diabetic patients with complications of the highest in the age group 51-60 years (41.4%), female (58.6%), Malay (45.2%) Islam (75.3%), graduated primary school (40.9%), housewives work (43.5%), type 2 (96.2%), type of complications of hypertension (34.9%), chronic complications (88.2%), treatment OHO (66.1%), average length of stay (ALOS) 5.61 days (6 days), not cost alone (74.7%), outpatient home (91.4%). Statistical test results, there was no significant difference in age by sex (p = 0.720), ALOS by category of complications (p = 0.994) and there was significant difference in the ALOS based on funding source (p = 0.009). It couldn’t be performed statistical tests age bycategory of complications, categoryof complicationsby sex, category of complications based medical treatment, and category of complications based on the circumstances when home To the hospital should undergo HbA1c levels to monitor patient compliance in treatment, it is also expected pay attention to the efficiency of ALOS so that patients can be dealt with quickly and appropriately. The DM patients with complications to perform HbA1c checks, perform the recommended diet, regular exercise and taking medication on a regular basis so that blood sugar levels can be controlled to prevent more serious complications. Keywords: Characteristics, Diabetes Mellitus with Complication Pendahuluan Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi penyebab kematian yang lebih umum bila dibandingkan dengan penyakit akibat infeksi di negara sedang berkembang. Oleh karena itu, negara yang sedang berkembang dihadapkan pada dua beban kesehatan, yaitu beban terhadap penyakit infeksi yang besar dan juga meningkatnya beban penyakit tidak menular. Indonesia adalah salah satu negara sedang berkembang dimana proporsi kematian akibat penyakit menular dalam 12 tahun telah mengalami penurunan dari 44% menjadi 28% dan proporsi kematian akibat
PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%.1 Salah satu PTM yang menjadi masalah pada berbagai negara yaitu Diabetes Mellitus (DM). Menurut American Diabetes Association (ADA), DM atau yang lebih sering disebut dengan penyakit kencing manis adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik kadar glukosa darah di atas normal yang terjadi karena defisiensi insulin oleh pankreas, penurunan efektivitas insulin, atau kedua-duanya.2 Berdasarkan WHO (2003) 194 juta jiwa penduduk dunia yang berusia 20 – 79
tahun atau 5,1% dari jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut menderita DM dan pada tahun 2025 akan meningkat menjadi 333 juta jiwa atau 6,3% dari jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut.3 Menurut ADA (2004) Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar (8,4 juta orang) di dunia setelah India (31,7 juta orang), Cina (20,8 juta orang), dan Amerika Serikat (17,7 juta orang). Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang.4 Pada tahun 2007, prevalensi DM tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Maluku Utara (masingmasing 11,1%), diikuti Provinsi Riau (10,4%), dan Provinsi Aceh (8,5%) sedangkan prevalensi DM terendah terdapat di Provinsi Papua (1,7%) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (1,8%).1 Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2007, Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terdaftar pada sepuluh prevalensi PTM di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 dan menempati urutan ke tujuh terbesar dengan prevalensi 1,21%. Prevalensi penyakit DM tertinggi terdapat di Kabupaten Pakpak Barat yaitu 1,6% dan terendah terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara dengan prevalensi 0,2%.5 DM dikenal sebagai “the great imitator” karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan komplikasi secara perlahan-lahan seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Penderita DM biasanya memeriksakan kesehatannya setelah terjadi komplikasi. Berdasarkan penelitian Tarigan (2011), jenis komplikasi DM yang ada di RSU Herna Medan Tahun 2009-2010 adalah Ulcus-gangren (26,1%), hipoglikemia (6,7%), hiperglikemia (4,5%), hipertensi (15,7%), PJK (3,7%), TB Paru (12,8%), stroke (6,7%), retinopati diabetik (1,5%), nefropati diabetik (13,4%), neuropati diabetik (5,2%), dan dispepsia (3,7%).6 Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Deli Serdang tahun 2012, dari 210 orang pasien
DM yang dirawat inap, terdapat 186 orang (88,6%) yang menderita DM dengan komplikasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang tahun 2012. Perumusan Masalah Perumusan masalah yaitu belum diketahuinya karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang tahun 2012. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang tahun 2012, sedangkan tujuan khususnya adalah mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, dan pekerjaan), tipe DM, jenis komplikasi, kategori komplikasi, penatalaksanaan medis, ada atau tidaknya pemeriksaan HbA1c (hemoglobin glikosilasi), lama rawatan rata-rata,sumber biaya, keadaan sewaktu pulang, proporsi umur berdasarkan jenis kelamin, proporsi umur berdasarkan kategori komplikasi, proporsi jenis kelamin berdasarkan kategori komplikasi, proporsi kategori komplikasi berdasarkan penatalaksanaan medis, proporsi kategori komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang, lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi, lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak RSUD Deli Serdang untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap sehingga dapat membuat suatu perencanaan untuk tindakan pengobatan yang lebih lanjut, menambah wawasan penulis tentang permasalahan DM komplikasi dan sarana menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku perkuliahan, dan Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case series. Lokasi penelitian ini di lakukan di RSUD Deli Serdang, berlangsung dari bulan Februari–Juli 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah data seluruh penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang. Jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yaitu 186 data penderita (total sampling). Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat pada kartu status penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang tahun 2012 dan dicatat sesuai dengan variabel yang diteliti. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji exact-fisher, t-test, dan uji Anova, lalu disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, diagram pie, dan diagram bar. Hasil dan Pembahasan Analisis Univariat Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 berdasarkan data sosiodemografi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 No. 1.
2.
3.
Sosiodemografi Umur (tahun) ≤40 41-50 51-60 61-70 ≥71 Total Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Suku
f
%
8 40 77 46 15 186
4,3 21,5 41,4 24,7 8,1 100,0
77 109 186
41,4 58,6 100,0
Melayu Batak Jawa Minang Tionghoa Nias Total
4.
5.
6.
Agama Islam Kristen Protestan Buddha Kristen Katolik Total Pendidikan Tidak Sekolah/Tidak tamat SD SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Akademi/Perguruan Tinggi Total Pekerjaan PNS/BUMN Pensiunan Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Petani Tidak Bekerja Total
84 57 37 4 3 1 186
45,2 30,6 19,9 2,2 1,6 0,5 100,0
140 42 3 1 186
75,3 22,6 1,6 0,6 100,0
12
6,5
76 25 58 15 186
40,8 13,4 31,2 8,1 100,0
27 8 5 37 81 13 15 186
14,5 4,3 2,7 19,9 43,5 7,0 8,1 100,0
Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan umur terdapat pada kelompok umur 51 – 60 tahun 41,4% dan proporsi terkecil pada kelompok umur ≤ 40 tahun 4,3%. Proporsi penderita DM cenderung meningkat dengan bertambahnya usia, terutama pada umur >40 tahun. Pada penelitian ini, proporsi penderita DM dengan komplikasi yang berusia 51 – 60 tahun lebih banyak (41,4%) karena penderita mencari pelayanan kesehatan setelah terjadi komplikasi. Namun proporsi pada usia 61 tahun ke atas semakin menurun, kemungkinan pada kelompok umur tersebut pasien DM sudah mengalami komplikasi yang berat sehingga tidak dapat datang berobat ke rumah sakit atau kemungkinan pasien sebagian besar sudah meninggal. Proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan 58,6% sedangkan laki-laki 41,4%. Hal ini menunjukkan bahwa yang
lebih banyak datang berobat ke RSUD Deli Serdang adalah perempuan. Proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan suku adalah Melayu (45,2%) dan proporsi terkecil adalah Nias (0,5%). Proporsi suku Melayu lebih banyak (45,2%) datang berobat ke RSUD Deli Serdang karena Penduduk Kabupaten Deli Serdang mayoritas Suku Melayu. Proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan agama yaitu Islam 75,3%dan proporsi terkecil Kristen Katolik (0,5%). Proporsi agama Islam lebih banyak karena penduduk Kabupaten Deli Serdang mayoritas beragama Islam. Proporsi terbesar pendidikan penderita DM dengan komplikasi tamat SD 40,9% dan proporsi terkecil penderita DM yang tidak sekolah/tidak tamat SD 6,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian DM tersebar pada semua tingkatan pendidikan. Walaupun memiliki pengetahuan tentang faktor risiko diabetes, tidak menjamin seseorang terhindar dari DM. Adanya kesadaran untuk hidup sehat dan dukungan dari keluarga atau lingkungannya sangat diperlukan untuk terhindar dari DM.7 Proporsi terbesar pekerjaan penderita DM dengan komplikasi adalah ibu Rumah Tangga (IRT) 43,5% dan proporsi terkecil yaitu Pegawai swasta 2,7%. Hasil penelitian ini bukan menunjukkan bahwa IRT yang lebih berisiko menderita DM dengan komplikasi tetapi IRT lebih banyak datang berobat ke RSUD Deli Serdang dan sesuai hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin sebagian besar (58,6%) penderita DM adalah perempuan walaupun pekerjaan perempuan tidak hanya berpusat pada IRT. Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 berdasarkan Tipe DM dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 2 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Tipe DM di RSUD Deli Tahun 2012 Tipe DM DM Tipe 1 DM Tipe 2
f 7 179
% 3,8 96,2
Total
186
100,0
Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar adalah DM Tipe 2 sebesar 96,2% sedangkan proporsi terkecil adalah DM Tipe 1 sebesar 3,8%. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa proporsi DM tipe 1 < 10% dibandingkan DM tipe 2 > 90%.8 Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Marpaung (2006) di Rumah Sakit Umum Pematangsiantar tahun 20032004 bahwa proporsi DM tipe 1 hanya 1,13% dibandingkan DM tipe 2 dengan proporsi 98,87%.9 Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di RSUD Deli Tahun 2012 Jenis Komplikasi Hipertensi Gangguan Pencernaan Kaki Diabetik PJK Hiperglikemia Nefropati Diabetik TB Paru Pneumonia Hipoglikemia Neuropati Diabetik Stroke Retinopati Diabetik
f 65 47 33 18 15 11 11 10 9 9 8 1
% 34,9 25,3 17,7 9,7 8,1 5,9 5,9 5,4 4,8 4,8 4,3 0,5
Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar jenis komplikasi DM adalah hipertensi 34,9% dan proporsi terkecil adalah retinopati diabetik 0,5%. Hipertensi merupakan salah satu komplikasi kronik DM. Resistensi insulin yang terjadi dalam waktu yang lama pada penderita DM akan mengakibatkan hipertropi sel otot polos pembuluh darah sehingga mendorong terjadinya hipertensi.10
Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 berdasarkan kategori komplikasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Jenis Komplikasi di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Kategori Jenis Komplikasi Komplikasi Akut Komplikasi Kronik Komplikasi Akut Kronik Total
+
f
%
8 164 14
4,3 88,2 7,5
186
100,0
Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar kategori komplikasi DM adalah komplikasi kronik 88,2% kemudian komplikasi akut dan kronik 7,5%, dan komplikasi akut 4,3%. Data tersebut menunjukkan bahwa penderita DM datang memeriksakan dirinya ke RSUD Deli Serdang setelah terjadi komplikasi kronik. Pasien tidak menyadari bahwa beberapa tahun sebelumnya telah menderita DM. Komplikasi kronik DM terjadi karena kontrol glukosa dan tekanan darah yang tidak baik pada penderita DM. Kontrol glukosa dan tekanan darah yang baik pada penderita DM dapat mencegah dan memperlambat 10 timbulnya komplikasi kronik. Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 berdasarkan penatalaksanaan medis dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 5 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Penatalaksanaan Medis OHO Suntik Insulin OHO + Suntik Insulin
f 123 5 58
% 66,1 2,7 31,2
Total
186
100,0
Berdasarkan tabel 5 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar penderita DM
berdasarkan penatalaksanaan medis yaitu Obat Hipoglikemik Oral (OHO) 67,4%, kemudian diikuti Kombinasi OHO dan suntik insulin 31,8%, dan proporsi terkecil yaitu suntik insulin 0,8%. Tingginya penggunaan OHO karena proporsi penderita DM tipe 2 juga yang tinggi di RSUD Deli Serdang. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa penderita DM tipe 2 yang telah terjadi komplikasi dianjurkan untuk mendapat terapi OHO, sedangkan kombinasi OHO dan insulin diberikan jika dengan pemberian OHO dosis maksimal tidak dapat mengontrol kenaikan kadar gula darah, kemudian pemberian kombinasi terapi ini bertujuan untuk memberikan insulin dengan dosis yang lebih rendah dibandingkan bila insulin diberikan sebagai terapi tunggal yang mana dapat menimbulkan hipoglikemia. 37 Pada saat pengumpulan data, hanya 1 orang yang dilakukan pemeriksaan HbA1c baik untuk mengetahui kadar glikemik jangka panjang maupun untuk mengetahui efektifitas dari suatu pengobatan. Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 berdasarkan lama rawatan rata-rata dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Lama rawatan rata-rata (hari) Mean 5,61 Standar Deviasi (SD) 4,736 95% Confidence Interval 4,92 – 6,29 Minimum 1 Maksimum 33
Lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang tahun 2012 adalah 5,61 hari (6 hari). Lama rawatan tersingkat adalah 1 hari dan lama rawatan terlama 33 hari. Standar nasional lama rawatan ratarata pasien di rumah sakit adalah 6-9 hari.44 Pasien DM di RSUD Deli Serdang memiliki lama rawatan rata-rata di dalam standar nasional (6 hari). Hal ini menunjukkan bahwa
secara umum, pasien ditangani oleh medis secara cepat dan tepat yaitu dari penegakan diagnosis sampai pengobatan pasien. Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 7 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Sumber biaya Askes Askin Biaya Perusahaan Biaya Sendiri Total
f 55 82 2 47 186
% 29,6 44,0 1,1 25,3 100,0
Berdasarkan tabel 7 di atas diketahui proporsi terbesar sumber biaya penderita DM yang digunakan selama perawatan di rumah sakit yaitu Askin (Jamkesmas dan Jamkesda) 44,0% kemudian Askes 25,3%, biaya sendiri 25,3%, dan biaya perusahaan 1,1%. RSUD Deli Serdang adalah rumah sakit pemerintah yang melayani pasien dengan Askin (Jamkesmas dan Jamkesda), Askes, biaya perusahaan, dan umum/ biaya sendiri. Penderita DM dengan komplikasi yang datang berobat lebih banyak menggunakan bukan biaya sendiri terutama yang berasal dari Askes. Hal ini terjadi karena penderita DM di RSUD Deli Serdang ada yang bekerja sebagai PNS. Selain itu ibu rumah tangga juga menggunakan kartu Askes karena suami yang bekerja sebagai PNS.
Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Keadaan sewaktu pulang PBJ PAPS Meninggal
f 170 15 1
% 91,4 8,1 0,5
Total
186
100,0
Berdasarkan tabel 8 di atas diketahui bahwa proporsi terbesar penderita DM berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) 91,4% kemudian Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 8,1%, dan proporsi terkecil adalah meninggal 0,5%. Penderita DM mencari pelayanan kesehatan terkait komplikasi yang ditimbulkan. Penatalaksanaan medis yang dilakukan pada penderita DM hanya untuk mengontrol glukosa darah disamping diet dan olahraga. Selain itu, penderita DM diberi perawatan terkait komplikasinya. Setelah keadaan pasien pulih, maka dokter akan mengijinkan pasien untuk pulang dan tetap mengonsumsi obat pengontrol glukosa darah. Analisis Bivariat Distribusi proporsi umur penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap berdasarkan jenis kelamin di RSUD Deli Serdang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9 Distribusi Proporsi Umur Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Umur (tahun) ≤ 40 > 40 f % f % 4 5,2 73 94,8 4 3,7 105 96,3
Total f 77 109
% 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa penderita DM dengan komplikasi pada jenis kelamin laki-laki, terdapat 4 orang (5,2%) pada kelompok umur ≤ 40 tahun dan 73 orang (94,8%) pada kelompok umur > 40 tahun sedangkan pada perempuan terdapat 4 orang (3,7%) pada kelompok umur ≤ 40 tahun dan 105 orang (96,3%) pada kelompok umur > 40 tahun. Analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi syarat karena terdapat 2 sel (50,0%) yang memiliki expected count yang besarnya kurang dari 5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh p > 0,05 (p = 0,720) berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis kelamin. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian DM pada kelompok umur ≤ 40 tahun dan > 40 tahun dapat terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan. Distribusi proporsi umur penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap berdasarkan kategori komplikasi di RSUD Deli Serdang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 10 Distribusi Proporsi Umur Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Kategori komplikasi Komplikasi Akut Komplikasi Kronik Komplikasi Akut+Kronik
Umur (tahun) ≤ 40 > 40 f % f % 0 0 8 100,0
Total f 8
% 100,0
6
3,7
158
96,3
164
100,0
2
14,3
12
85,7
14
100,0
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada penderita DM dengan komplikasi akut pada kelompok umur ≤ 40 tahun sedangkan pada kelompok umur >40 tahun 100%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi kronik pada kelompok umur ≤40 tahun adalah 3,7%sedangkan pada kelompok umur >40 tahun 96,3%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik pada
kelompok umur ≤40 tahun adalah 14,3% sedangkan pada kelompok umur >40 tahun 85,7%. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) yang memiliki expected count yang besarnya kurang dari 5. Distribusi proporsi jenis kelamin penderita DM yang dirawat inap berdasarkan kategori komplikasi di RSUD Deli Serdang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 11 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Kategori komplikasi Komplikasi Akut Komplikasi Kronik Komplikasi Akut + Kronik
Jenis Kelamin LakiPerempuan laki f % f % 3 37,5 5 62,5
Total f 8
% 100,0
66
40,2
98
59,8
164
100,0
8
57,1
6
42,9
14
100,0
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dilihat proporsi penderita DM dengan komplikasi akut pada laki-laki 37,5% sedangkan pada perempuan 62,5%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi kronik pada laki-laki 40,2% sedangkan pada perempuan 59,8%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik pada laki-laki 57,1% sedangkan pada perempuan 42,9%. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) yang memiliki expected count yang besarnya kurang dari 5.
Distribusi proporsi kategori komplikasi penderita DM yang dirawat inap berdasarkan penatalaksanaan medis di RSUD Deli Serdang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 12 Distribusi Proporsi Kategori Komplikasi Penderita DM yang Dirawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Penatal aksana an Medis OHO Suntik Insulin OHO + Suntik Insulin
Kategori Komplikasi Kompli Komplik Komplikas kasi asi Akut i Kronik Akut + Kronik f % f % f % 3 2,5 111 90,2 9 7,3 1 20,0 2 40,0 2 40,0
f 123 5
% 100,0 100,0
4
58
100,0
6,9
51
87,9
3
5,2
Total
Berdasarkan tabel 12 di atas diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan penatalaksanaan medis OHO mengalami komplikasi akut 2,5%, komplikasi kronik 90,2%, dan komplikasi akut maupun kronik 7,3%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan penatalaksanaan medis suntik insulin mengalami komplikasi akut 20,0%, komplikasi kronik 40,0%, dan komplikasi akut maupun kronik 40,0%. proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan penatalaksanaan medis kombinasi OHO dan suntik insulin mengalami komplikasi akut 6,9%, komplikasi kronik 87,9%, dan komplikasi akut maupun kronik 5,2%. Analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5 sel (55,6%) dengan expected count yang besarnya kurang dari 5.
Distribusi proporsi kategori komplikasi penderita DM yang dirawat inap berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Deli Serdang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 13 Distribusi Proporsi Kategori Komplikasi Penderita DM yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Keadaan Sewaktu Pulang PBJ PAPS Meninggal
Kategori Komplikasi Komplik Komp Komplikasi asi Akut likasi Kronik + Akut Kronik f % f % f % 7 4,1 149 87,6 14 8,3 1 6,7 14 93,3 0 0 0 0 1 100,0 0 0
Total
f 170 15 1
% 100,0 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 13 di atas dapat dilihat proporsi penderita DM yang pulang berobat jalan terdapat 4,1% yang mengalami komplikasi akut, 87,6% yang mengalami komplikasi kronik, dan 8,3% yang mengalami komplikasi akut dan kronik. Proporsi penderita DM yang pulang atas permintaan sendiri terdapat 6,7% yang mengalami komplikasi akut, 93,3% yang mengalami komplikasi kronik, dan tidak ada penderita yang mengalami komplikasi akut dan kronik. Penderita DM yang meninggal ada 1 orang dan mengalami komplikasi kronik. Pada penelitian ini, keadaan sewaktu pulang dari rumah sakit yaitu pulang berobat jalan, pulang atas permintaan sendiri, maupun meninggal lebih banyak pada pasien yang mengalami komplikasi kronik. Hal ini menunjukkan bahwa penderita DM yang datang berobat ke rumah sakit ini lebih banyak mengalami komplikasi kronik. Analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5 sel (55,6%) dengan expected count yang besarnya kurang dari 5.
Lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap berdasarkan kategori komplikasi di RSUD Deli Serdang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 14 Lama Rawatan Rata-Rata Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Kategori komplikasi Komplikasi Akut Komplikasi Kronik Komplikasi Akut + Kronik
Lama rawatan rata-rata f Mean SD 8 5,50 4,309 164 5,60 4,906 14 5,71 2,730
Berdasarkan tabel 14 di atas diketahui bahwa penderita DM dengan komplikasi akut menjalani perawatan di rumah sakit selama 5,5 hari (6 hari), penderita DM dengan komplikasi kronik selama 5,6 hari (6 hari), dan penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik selama 5,71 hari (6 hari). Berdasarkan hasil test of homogenity of variances diperoleh p > 0,05 (p = 0,589) yang berarti memiliki varians yang sama sehingga dapat dilanjutkan dengan uji Anova. Berdasarkan uji Anova diperoleh p > 0,05 (p = 0,994) berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi. Hal ini menunjukkan bahwa penderita DM yang mengalami komplikasi akut, atau kronik atau kombinasi akut dan kronik tidak menjadikan lama rawat inap berbeda.
Lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap berdasarkan sumber biaya di RSUD Deli Serdang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 15 Lama Rawatan Rata-Rata Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 Sumber biaya Biaya sendiri Bukan biaya sendiri
f
Lama rawatan rata-rata Mean SD
47 139
4,06 6,13
4,748 4,634
Berdasarkan tabel 15 di atas diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi menggunakan biaya sendiri lebih singkat yaitu 4,06 hari (4 hari) dibandingkan dengan menggunakan bukan biaya sendiri yang berasal dari Askes, Askin (Jamkesmas dan Jamkesda), dan biaya perusahaan yaitu selama 6,13 hari (6 hari). Analisis statistik menggunakan uji t diperoleh p < 0,05 (p = 0,009 ) berarti secara statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya. Hal ini menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi menggunakan bukan biaya sendiri lebih lama dibandingkan jika menggunakan biaya sendiri. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan sosiodemografi, proporsi tertinggi pada kelompok umur 51-60 tahun 41,4%, jenis kelamin perempuan 58,6%, Suku Melayu 45,2%, Agama Islam 75,3%, pendidikan dengan tamat SD/sederajat 40,9%, dan pekerjaan Ibu Rumah Tangga 43,5%. 2. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan tipe DM diperoleh proporsi tertinggi pada DM tipe 2 yaitu 96,2%. 3. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi DM diperoleh proporsi tertinggi pada penderita DM yang mengalami komplikasi Hipertensi 34,9%
4. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan kategori komplikasi diperoleh proporsi tertinggi pada penderita DM yang mengalami komplikasi kronik 88,2% 5. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan pengobatan diperoleh proporsi tertinggi pada penderita DM dengan komplikasi yang mendapat pengobatan dengan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) 66,1%. 6. Lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi adalah 5,61 hari (6 hari) 7. Proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan sumber biaya diperoleh proporsi tertinggi pada bukan biaya sendiri (Askes, Jamkesmas, Jamkesda, dan biaya perusahaan) 74,7%. 8. Proporsi terbesar penderita DM dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang yaitu pulang berobat jalan (PBJ) 91,4% 9. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis kelamin pada penderita DM dengan komplikasi (p = 0,720) 10. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi pada penderita DM dengan komplikasi. (p = 0,994) 11. Ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya pada penderita DM dengan komplikasi. (p = 0,009 ). Saran 1. Kepada pihak rumah sakit sebaiknya melakukan pemeriksaan kadar HbA1c untuk penegakan diagnosis yang lebih akurat dan untuk memantau kadar glikemik jangka panjang dan kepatuhan pasien dalam mengontrol gula darahnya. Selain itu pihak rumah sakit seharusnya memperhatikan efisiensi lama rawatan (Length of Stay; LOS) sehingga pasien dapat ditangani dengan cepat dan tepat. 2. Kepada penderita DM dengan komplikasi untuk melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah secara rutin, melakukan pemeriksaan kadar HbA1c, melakukan diet yang dianjurkan, olahraga yang rutin dan mengkonsumsi obat secara teratur
sehingga kadar gula darah bisa terkontrol untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. Daftar Pustaka 1. Departemen Kesehatan R.I., 2008. Hasilhasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. Badan Litbangkes, Jakarta 2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia, Jakarta 3. Departemen Kesehatan R.I., 2008. Pedoman Pengendalian Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik, Jakarta 4. American Diabetes Association (ADA), 2004.Global Prevalence of Diabetes; Estimates for the year 2000 and projections for 2030 5. Departemen Kesehatan R.I., 2008. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007, Jakarta 6. Tarigan, L. Andriani, 2011. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di RSU Herna Medan Tahun 2009-2010. Skripsi Mahasiswa FKM USU 7. Suyono, S., 2009. Diabetes Mellitus Di Indonesia. Dalam: Aru W, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V. Interna Publishing, Jakarta 8. Misnadiarly, 2006. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi, Edisi Pertama. Pustaka Populer Obor, Jakarta 9. Marpaung, J., 2006. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pematang Siantar Tahun 2003-2004. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 10. Soegondo, S. dan Dyah P. 2009. Sindrom Metabolik. Dalam: Aru W, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V. Interna Publishing, Jakarta.