Limbah Domestik Limbah adalah semua benda yang berbentuk padat (solid wastes), cair (liquid wastes), maupun gas (gaseous wastes), merupakan bahan buangan yang berasal dari aktivitas manusia secara perorangan maupun hasil aktivitas kegiatan lainnya di antaranya industri, rumah sakit, laboratorium, reaktor nuklir dll. Menurut Willgooso (1979) air limbah adalah wastewater is wale carrying wastes from homes, business, and industries that is mixture of wale and dissolved or suspended solids. Menurut US Environmental Protection Agency (USEPA, 1977) wastewater is water carrying dissolved or suspended solids from homes, farms, businesses, and industries. Ada beberapa jenis limbah di antaranya: 1. Limbah rumah tangga (domestic wastes). Limbah yang berasal dari aktivitas manusia secara perorangan yaitu berupa hasil kegiatan pen-cucian pakaian, pencucian sayuran/bahan masakan, pencucian alat makan/minum, limbah kamar mandi, tinja manusia dan air seni (faecal and excreta wastes), sampah padat dari dapur, dari dalam rumah serta dari halaman. 2. Limbah industri (industrial wastes). Limbah ini merupakan kegiatan yarig dapat dibagi lagi menjadi, a. Limbah air panas hasil proses pendinginan mesin, air panas hasil proses industri yang dibuang ke saluran limbah pabrik. b. Proses pencucian bahan mentah, bahan jadi, pembilasan, pencucian peralatan dan mesin-mesin, yang air pencuci/pembilas dan kotoran-nya dibuang ke saluran limbah. c. Proses pemumian material dengan menggunakan bahan kimia, misal-nya pemisahan hasil tambang emas menggunakan logam merkuri dan asam sulfat. d. Limbah produk jadi berupa ampas, sampah, zat warna dan asap. 3. Limbah rumah sakit (hospital wastes). Limbah berbahaya dari rumah sakit, laboratorium, berupa sisa-sisa organ tubuh, pembalut, bahan kimia/obat-obatan, bakteri penyakit, bahan radioaktif dan lain-lain. 4. Limbah perkotaan (municipal wastewater). Limbah perkotaan hampir sama dengan limbah rumah tangga berupa sampah padat/cair. 5. Limbah nuklir (nuclear wastes). Limbah berbahaya dari reaktor nuklir berupa air pendingin reaktor dan zat radioaktif. Dalam pembahasan ini khusus hanya membicarakan tentang limbah cair saja (wastewater). Pembahasan bidang studi air limbah ini sangat erat kaitannya dengan bidang studi pencemaran lingkungan, pengelolaan sampah, dan pengelolaan air bersih.
KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR
Karakteristik Fisik
Ada tiga karakteristik air limbah yaitu karakteristik fisik, kimiawi, bakterio-logis. Karakteristik fisik limbah cair meliputi: 1. Warna (color). Terdiri dari limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Warna limbah bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Limbah padat umumnya berwarna hitam, cokelat, abu-abu bahkan ada yang berwarna putih. Demikian pula limbah cair warnanya hampir tidak ber-beda dengan limbah padat, tidak terkecuali limbah rumah tangga. 2. Bau (odor). Umumnya semua limbah mengandung bau yang tidak sedap dan busuk, kadang sangat menyengat. Limbah gas umumnya berbau yang tajam, kadang-kadang limbah gas berupa asap yang berwarna putih, abu-abu, kuning bahkan hitam. Karakter fisik untuk limbah cair yang dapat diidentifikasi di laboratorium terdiri dari: a) Total solids. Total solids adalah semua zat padat yang terlarut dalam air limbah, terdiri dari suspended solids dan dissolved solids/filterable solids. Total solids merupakan ukuran banyaknya bahan padat yang ter-dapat dalam air limbah tersebut. Suspended solids adalah jumlah zat padat yang tersuspensi atau akan mengendap dalam waktu tertentu sedangkan filterable solids merupakan zat padat yang sangat halus yang mampu lolos melalui saringan kertas dan tidak mengendap (terlarut). b) Odors. Odors adalah bau-bauan pada air limbah yang terjadi karena ada-nya gas hasil dekomposisi bahan organik maupun yang berasal dari bau asli bahan buangan itu sendiri. Hasil dekomposisi mikroorganisme anaerobik antara lain gas H2S yang mengubah sulfat menjadi sulfi Senyawa yang menimbulkan bau pada air limbah antara lain amm amonia, drammes, H2S, mercaptans, organic sulfides dan skatole. c) Temperatur. Umumnya temperatur air limbah lebih tinggi dari air baku karena telah melalui berbagai proses kegiatan industri maupun rumah tangga/perkotaan. Temperatur air limbah yang tinggi akan mematikan kehidupan akuatik dan mengurangi oksigen yang terlarut dalam air (disolved oxygen). d) Colors. Warna air limbah yang baru biasanya abu-abu, dengan proses dekomposisi bakteri akan meningkatkan BOD (biochemical oxygen demand) dan akan menurunkan DO (dissolved oxygen) sampai titik nol sehingga warna air akan berubah menjadi hitam (septic). Warna air limbah tanpa pengolahan sesuai warna aslinya khususnya limbah pabrik tekstil, penyamakan kulit, pabrik cat dan pewarna.
Karakteristik Kimiawi Limbah rumah tangga dan perkotaan banyak mengandung zat organik dari buangan hasil kegiatan di dapur (sisa makanan, sisa sayuran, lemak, minyak, sabun/deterjen, dll), dan pencucian (sabun/deterjen), serta dari kamar mandi/WC (tinja, air seni, sampo, lisol, dll.), sedangkan limbaih industri biasanya terdiri dari buangan zat organik dan anorganik dan gas buang serta air panas. Zat organik biasanya terdiri dari zat yang mengandung nitrogen (mis., urea, protein, amin, asam amino) dan zat yang tidak mengandung nitrogen (mta^, lemak, sabun/deteffen, karbohidrat, selulosa, dll.). Zat anorganik biasanya terdiri dari logam berat (Hg, Pb, Se, Cn, Cr, dll.) Sedangkan yang bukan logam berat di antaranya Fe, Zn, Cu, Si, Ca, dll. Karakteristik kimiawi yang dapat diidentifikasi di laboratorium adalah: 1. Organic matter. Benda-benda organik umumnya terdapat pada air limbah berupa 75% suspended solids dan 35% filterable solids terdiri dari zat organik. Senyawa organik ini tersusun dalam senyawa/kombinasi karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) bersama dengan nitrogen (N). Unsur lainnya juga ada seperti sulfur, fosfor, besi, dll. Komponen organic matter adalah kelompok protein, karbohidrat, lemak, minyak surfaktan (deterjen), fenol, pestisida, dan agricultural chemicals. 2. Inorganic
matter.
Zat
anorganik
dalam
air
limbah
terdiri
dari
pH,
klo-
rida, alkalinitas, asiditas, mineral (Fe, N, P, S, Ca, Na dll.) serta toxic compounds (di antaranya logam berat) dan gas. 3. B3
(bahan
beracun
berbahaya).
Bahan
beracun
berbahaya
terdiri
dari
1 toxic compounds di antaranya logam berat, bakteri berbahaya dan bahan radian. Sumber pencemaraya dari industri dan pertambangan, reaktor nuklir, serta rumah sakit dan yang terakhir adalah dari petemakan. Karakteristik Bakteriologis Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOL. Sedangkan bakteri patogen banyak terdapat dari hasil buangan dari peter-nakan (kandang ternak), rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga khususnya dari kamar mandi/WC. Limbah industri tidak banyak mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang berhu-bungan dengan potensi adanya bakteri di antaranya industri makanan/minum-an, pengalengan ikan/daging, abbatoir (pejagalan). Beberapa mikroorganisme dalam air limbah antara lain: 1. Kelompok protista: virus, bakteri, jamur, protozoa, 2. Kelompok tanaman dan binatang: alga, worm. Permasalahan yang terjadi akibat limbah tersebut pengelolaannya tidak memenuhi syarat adalah:
1. Membahayakan kesehatan manusia karena dapat membawa suatu penyakit (vehicle) ataupun secara langsung menyebabkan gangguan kesehatan. 2. Kerugian secara ekonomis karena terjadi kerusakan pada benda ataupun bangunan serta tumbuhan dan hewan. 3. Mengganggu atau membunuh kehidupan akuatik. 4. Merusak keindahan (estetika) akibat bau busuk limbah, timbunan sam-pah/limbah padat. 5. Menjadikan berkembang biaknya serangga dan binatang pengganggu (tikus). Berikut ini akan dijelaskan lebih terperinci masaiah yang terjadi akibat pembuangan limbah dari sumbernya ke lingkungan: 1. Limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga berupa limbah padat (sampah leering, sampah basah), limbah kotoran manusia (tinja, air seni), limbah cair hasil kegiatan cuci-mencuci. a. Limbah padat berasal dari sampah rumah tangga yaitu kertas, plas-tik, kain, logam, karton, rambut, sampah pekarangan (daun, ranting), sisa makanan). Limbah/sampah ini bila tidak dibuang dengan baik dapat menimbulkan masaiah pencemaran lingkungan, mengganggu estetika, menjadi tempat bersarangnya/berkembang biaknya serangga dan tikus. b. Limbah kotoran manusia. Kotoran manusia berpotensi besar untuk menularkan penyakit kepada orang lain. Tinja yang dibuang sembarangan akan mencemari lingkungan (tanah dan Air) dan apabila dibuang ditempat terbuka akan dihinggapi lalat, lalat yg hinggap pada makanan/minuman dengan membawa penyakit yang melekat pada anggota tubuhnya akan mencemari makanan/minuman tersebut dan penyakitnya akan masuk melalui mulut manusia. Tinja akan mencemari air baku kemudian air baku ini diminum manusia tanpa dimasak, atau mencemari sayuran yang dicuci air tercemar tersebut. Sayuran yang tidak dimasak (lalapan) masuk ke mulut manusia. Beberapa penyakit yang dapat di-tularkan melalui tinja manusia di antaranya adalah kholera, disen gastroenteritis, tifus abdominalis, polio mielitis anterior akuta, hepa infeksiosa, cacingan (cacing gelang, cacing pita, cacing kremi, dll antraks, leptospirosis, skistosomiasis, atau legionelosis. c. Limbah cair hasil aktivitas pencucian. Kegiatan pencucian antara lain cuci pakaian, cuci alat dapur, cuci alat rumah tangga lainnya. Limbah hasil cucian ini berupa kotoran lemak dan sabun/deterjen. Lemak dan kotoran dari sisa makanan akan terurai dan menghasilkan limbah yang mengeluarkan bau busuk akibat proses dekomposisi. Selain itu dapat menjadi media berkembang biaknya bakteri tertentu. Hasil dekomposisi ini akan mengurangi jumlah oksigen dalam air dan akan meningkatkan BOD {biochemical oxygen demand) yaitu kebutuhan oksigen untuk
menguraikan benda organik dalam air melalui proses biokimia dengan satuan mg/1. Selain BOD dikenal juga istilah COD (chemical oxygen demand) yaitu kebutuhan oksigen untuk menguraikan bahan organik dalam air melalui proses kimiawi. Di lain pihak oksigen dibutuhkan untuk berlangsungnya kehidupan dalam air (akuatik). Semakin semakin kotor air limbah maka semakin besar angka BOD. Bahan deterjen potensial sekali menimbulkan pencemaran air. Deterjen adalah senyawa dari golongan molekul organik yang digunakan untuk bahan pencuci sebagai pengganti sabun batangan. Pada saat baru diperkenalkannya bahan deterjen ini, busa yang ter-bentuk keberadaanya dalam air relatif lama bahkan cenderung tetap. Ada 2 jenis deterjen yaitu ABS (alkyl benzene sulfonate) dan LAS " (linear alkyl solfonate). Sebelum tahun 1965, ABS banyak digunakan secara massal, namun dampak negatifnya cukup besar yaitu busa yang terjadi tidak dapat diuraikan secara alamiah maupun biologis sehingga keberadaannya di dalam air mengakibatkan masaiah pencemaran lingkungan, dan mengganggu proses penjernihan air karena busanya memenuhi ruangan mesin pompa. Selain itu ABS dapat mematikan kehidupan dalam air karena busanya di samping toksik juga akan menutu permukaan air terutama pada pusaran terjunan atau riak air. bagai alternatif pengganti ABS dibuat jenis LAS yang ramah lingkungan karena busanya dapat diuraikan secara alamiah maupun biologis. 2. Limbah industri. Limbah ini bergantung pada jenis produk yang dibut dan dihasilkan. Limbah yang dihasilkan dari pendingin mesin terbus ke saluran limbah masih dalam keadaan temperatur tinggi sehinL, mengakibatkan terganggunya kehidupan akuatik dan mengganggu proses BOD. Selain itu air hangat akan meningkatkan pertumbuhan tumbuhan air tertentu (algae) yang mengganggu kualitas air dan meningkatkan BOD karena memerlukan oksigen untuk keperluan hidupnya. Limbah industri umumnya terdiri dari bahan organik atau anorganik. Beberapa zat tersebut di antaranya khlorida, sulfur, asiditas, alkalinitas, fenol, deterjen, merkuri, plumbum, arsenikum, magnesium, silika, sulfida, karbon, ferrum, amonia, nitrat, nitrit, asbestos, kromium, borron, sianida, lemak, garam-garaman, zat warna, zat pelarut, dll. 3. Limbah perkotaan. Untuk daerah yang sudah maju sistem pembuangan limbahnya dibuat secara terpadu. Limbah dari rumah tangga, perdagang-an, perkantoran, perhotelan, restoran, tempat-tempat umum lainnya, tempat ibadah dll., disalurkan melalui suatu saluran limbah kotayang bermuara pada suatu sistem pengolahan limbah cair terpadu. Salah satu monumen sejarah kesehatan lingkungan di kota Bandung adalah adanya instalasiyang dinamakan Imhqfftank. Imhofftank bukan hanya sekedar nama jalan, namun nama itu mengandung arti penting dalam perkembangan penanganan limbah kota Bandung. Nama tersebut diambil dari seorang ahli dari
Belanda yaitu Van Imhoff yang pada waktu itu telah berhasil membuat suatu instalasi pengelolaan limbah cair sekota Bandung. Prosesnya sedernikian baik sehingga seluruh limbah yang masuk dapat diolah dan dikeluarkan lagi dalam bentuk air jernih dan hasil endapan padatnya dapat dijadikan pupuk. Namun saat ini instalasi tersebut hanya tinggal nama saja yang diabadikan dalam nama sepotong jalan di wiJayah Bandung Selatan. 4. Limbah berbahaya dari rumah sakit, laboratorium, sanatorium, dan reaktor nuklir. Limbah ini berupa hasil buangan rumah sakit dan laboratorium yaitu alat kesehatan habis pakai (infus set, jarum suntik, alat bedah, kapas, kasa pembalut, dll), sisa-sisa obat-obatan, potong-an organ tubuh manusia, bahan mengandung radio aktif, dll. Limbah sanatorium berupa bahan buangan infeksius mengandung penyakit menular. Limbah reaktor nuklir lebih berbahaya lagi karena hanya air pendingin reaktornya saja sudah mengandung zat radian, apalagi bahan intinya. Berikut ini dapat diketahui tingkat yang mencemari tanah dan sumber air, baik pencemar bakteriologis maupun pencemar kimiawi: 1. Pencemaran air tanah oleh bakteri dari sumber pencemar dapat men-capai jarak 11 meter searah aliran air tanah, Untuk hal tersebut maka pembuatan sumur pompa atau sumur gali harus berjarak minimal 11 meter dari sumber pencemar bakteriologis. 2. Pencemaran secara kimiawi dapat mencapai jarak 95 meter sesuai arah aliran air. Oleh karena itu pembuatan sumur pompa atau sumur gali harus berjarak minimal 95 meter dari sumber pencemar kimiawi. Limbah Rumah Tangga Limbah rumah tangga yang berbahaya adalah limbah kotoran manusia. Tic disarankan sama sekali untuk membuang tinja ke badan air. Pembuangan tinja yang sehat melalui sarana jam ban sehat yang higienis. Dikatakan sehat karena tidak mencemari lingkungan, dikatakan higienis karena faktor kebersihan, keamanan, estetika dan kenyamanan bagi penggunanya. Jamban sehat dianjurkan menggunakan bowl type leher angsa (angsa latrine) dan ditampung dalam septic tank. Tipe leher angsa ini dapat menghambat bau yang keluar dari septic tank karena tertutup air sebatas water level. Proses dekomposisi yang terjadi pada septic tank meliputi proses kimiawi dan proses biologis. Proses kimiawi Pada proses ini terjadi penghancuran tinja dan mereduksi zat padat 60-70% menjadi lumpur (sludge) dan mengendap dasar tangki. Zat-zat yang tidak hancur termasuk lemak dan busa akan terapung dan membentuk lapisan yang akan menutupi permukaan air, lapisan ini disebut scum. Pada kondisi ini terjadi keadaan anaerob (tidak ada pengaruh udara). Hal ini akan meningkatkan aktivitas bakteri anaerob dan bakteri fakultatif anaerob untuk melakukan proses dekomposisi lanjutan.
Proses biologis Proses ini merupakan lanjutan proses kimiawi di atas dengan meningkatnya aktivitas bakteri anaerob untuk menghancurkan sludge dan scum dengan hasil meningkatnya jumlah cairan dan gas serta pengurangan bahan padat (sludge). Akibat positif yang terjadi adalah dengan tidak cepat penuhnya septic tank serta terjadi penghancuran bakteri patogen, Cairan yang keluar melalui effluent kadar BOD-nya rendah dan tidak mengandung bakteri patogen, sebaiknya aliran effluent dimasukkan ke dalam sumur peresapan. Sludge yang dihasilkan dapat diambil langsung dengan aman dan dapat digunakan untuk pupuk tanaman. Septic tank yang dibuat harus memenuhi ketentuan berikut: 1. Dinding harus terbuat dari bahan kedap air 2. Aliran effluent disalurkan melalui daerah peresapan 3. Dapat menampung tinja dengan volume sejtitar 100 liter/orang/hari 4. Waktu bertahan air limbah dalam tangki (detention period) minimal 24 jam 5. Kapasitas ruang lumpur 30 liter/orang/tahun, pengambilan lumpur minimal 4 tahun 6. Lantai dasar tangki miring ke arah effluent 7. Pipa influent lebih tinggi +2,5 cm daripada pipa effluent 8. Harus ada pipa udara untuk membuang gas hasil proses dekomposisi 9. Harus ada manhole (lubang cek) untuk menguras tangki 10. Jangan sekali-sekali membuang cairan antiseptik ke septic tank (lisol, karbol wangi, pencuci porselen, deterjen dll.) karena akan mematikan bakteri anaerob sehingga mengganggu proses dekomposisi. Contoh menghitung volume tangki: Misalnya jumlah anggota keluarga 6 orang, jangka pengurasan 5 tahun, detention periode 2 hari: Besarnya ruang pencerna = waktu bertahan air selama 2 hari * 2 hari x 6 orang x 100 liter = 1.200 liter Besarnya ruang lumpur = 6 orang x 30 liter x 5 tahun = 900 liter Jumlah volume tangki | 1.200 liter + 900 liter = 2.100 liter = 2,1 meter kubik Apabila lebar tangki 1 m, kedalaman 1 meter, memerlukan panjang tangki = 2,1 m. Limbah Industri Pengolahan secara lengkap Pengolahan limbah industri secara lengkap dan canggih melalui 6 tahapan: 1. Pengolahan pendahuluan (pre-treatment). Sebelum melalui proses pengolahan perlu dilakukan tindakan pembersihan berupa pengambilan benda terapung dan pengambilan benda yang mengendap seperti lumpur dan pasir. Pengambilan benda-benda kasar ini dapat dilakukan secara otomatis atau manual. 2. Pengolahan pertama (primary treatment). Pengolahan pertama ini bertujuan untuk mengambil benda-benda padat yang halus dan terlarut dalam air limbah. Prosesnya
melalui pengendapan atau pengapungan Dalam proses ini dapat digunakan bahan kimia koagulan untuk memi-sahkan benda cair dan benda padat dan mengumpulkan benda padat yang terlarut. Proses ini terjadi pada suatu bak pengendapan. 3. Pengolahan kedua (secondary treatment). Pada proses ini berlangsung proses biologis untuk mengurangi bahan-bahan organik melalui mikro organisme yang terdapat di dalamnya. Pada tahap ini terjadi 2 proses a. Proses penambahan oksigen (aerasi b. Proses pertumbuhan bakteri Proses aerasi dimaksudkan untuk mengikat zat organik maupun an organik berupa gas, ion, koloida, cairan atau bahan terlarut lainnya Hasil ikatannya berupa bahan padat ataupun cair yang sudah tidak berbahaya. Proses pertumbuhan bakteri dimaksudkan untuk mej| atau menghancurkan zat-zat organik. 4. Pengolahan ketiga (tertiary treatment!. Pengolahan ketiga adalah . jutan dari pengolahan tahap sebelumnya. Pada tahap ini terdapat bcrapa jenis sarana pengolahan, antara lain: a. Saringan pasir b. Saringan multinedia c. Precoal fitter d. Microstaining e. Vacuum filter f. Penyerapan (absorpsi) g. Pengurangan besi dan mangaan h. Perubahan CN" i. Osmosis bolak-balik 5. Pembunuhan kuman (desinfectian). Proses ini bertujuan untuk meng-hilangkan mikroorganisme patogen dalam air limbah. Proses ini menggunakan bahan kimia desinfektan antara lain klorin, bromin, rodin, per-manganat, logam berat, asam, dan basa kuat. Syarat penggunaan bahan kimia ini adalah: a. Seberapa kuat daya toksisnya b. Berapa lama waktu kontak yang dibutuhkan c. Seberapa jauh efektifitasnya d. Dengan dosis rendah apakah mampu e. Tidak toksis terhadap manusia dan hewan f. Tahan lama dalam air g. Biaya rendah 6. Pembuangan lanjut (ultimate disposal). Hasil akhir dari pengolahan limbah ini adalah bahan cair dan bahan padat. Bahan cair yang sudah tidak berbahaya dapat dibuang ke
sungai, sedangkan bahan padat berupa limbah lumpur yang sudah tidak berbahaya akan menjadi masaiah apabila tidak dikelola dengan baik karena akan terjadi penumpukan di lokasi pembuangan. Umumnya lumpur ini kandungan nutxisinya (N, P, K) rendah sehingga kurang baik untuk pupuk. Untuk pembuangan ke tempat akhir memerlukan biaya pengangkutan yang cukup mahal. Untuk mempermudah proses pengangkutan perlu dilakukan beberapa tahap pengolahan lagi antara lain: a. Proses pemekatan b. Proses penstabilan c. Proses pengaturan d. Proses pengurangan air e. Proses pengeringan Limbah padat ini dapat dimanfatkan untuk keperluan pengurugan/ pemadatan lahan. 7. Pengolahan secara sederhana. Pengolahan sederhana dilakukan melalui 3 tahap: a. Proses pengenceran. Untuk limbah cair dilakukan penambahan air bersih dan diencerkan sampai mencapai konsentrasi tertentu se-konsentrasi toksisitasnya menjadi rendah baru dibuang ke badan air. Proses ini tidak populer karena memerlukan air pengencer cukup banyak serta memerlukan tempat yang mas, sedangkan apa-bila terdapat bahan berbahaya radioaktif dan bahan beracun yang dengan konsentrasi kecil masih berbahaya tidak dapat diatasi dengan cara ini. b. Proses kolam oksidasi. Prinsip kerjanya menggunakan sinar mata-hari, kehidupan algae, bakteri dan oksigen. Dalam proses ini limbah dibersihkan secara alamiah. Algae (ganggang) dengan klorofilnya melakukan proses fotosintesia menggunakan sinar matahari, sehingga berkembang subur. Pada proses ini terjadi pembentukan karbohidrat dari HaO dan C0a oleh klo-rofil di bawah pengaruh sinar matahari terbentuk oksigen (02). Oksigen ini oleh bakteri aerobik digunakan untuk melakukan dekomposisi zat organik yang terdapat dalam air limbah. Selain itu terjadi proses pengendapan. Endapan zat organik akan diproses oleh bakteri an-aerobik untuk dihancurkan. Hasil akhirnya akan terjadi air limbah yang BOD-nya rendah dan siap untuk disalurkan ke badan air. c. Irigasi. Air limbah yang telah melalui proses pembersihan dialirkan ke parit-parit terbuka, akan terjadi resapan ke dalam tanah. Air limbah ini akan digunakan untuk pengairan pertanian yang berfungsi sebagai pupuk. Air limbah tan pa proses pengolahan yang langsung dialirkan dengan cara ini khususnya limbah dari peternakan, pro-duksi susu, rumah potong he wan, dll. yang kandungan zat organik dan proteinnya cukup tinggi dan tidak mengandung senyawa anorganik yang berbahaya.
Limbah Rumah Sakit Limbah dari instalasi ini perlu didesinfeksi dulu sebelum dibuang, kalau perlu semua limbah harus dibakar pada insinerator. Limbah Perkotaan Penanganan limbah perkotaan prinsipnya tidak berbeda jauh dengan pena-nganan limbah rumah tangga hanya saja dalam jumlah besar. Seluruh limbah perkotaan disalurkan ke suatu tempat tertentu yang telah tersedia unit pe-ngolah air limbah (wastewater treatment plan) dengan proses yang mirip dengan proses yeng terjadi pada septic tank seperti apa yang telah dirintis oleh Van Imhoff melalui ciptaannya Imhoff Tank. Kenyataan yang terjadi sampai saat ini air limbah perkotaan semuanya buang ke sungai yang melintasi kota yang bersangkutan sehingga sungai me jadi tempat penampungan limbah terbesar baik dari rumah tangga maup dari perkotaan. Kondisi buruk ini diperparah dengan pembuangan limbah pa (sampah) ke sungai. Penanganannya harus melibatkan seluruh jajaran pern rintahan dan masyarakat.