ANALISIS WACANA NOVEL “ANTOLOGI RASA” DAN GAYA HIDUP HEDONISME ( Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Gaya Hidup Hedonisme Yang Direpresentasikan Dalam Novel “Antologi Rasa” karya Ika Natassa )
Kara Cinta Pertiwi Andelwis Widodo Tanti Hermawati
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract The purpose of this study was to determine how lifestyle Hedonism is imaged in Ika Natassa's novel called "Antologi Rasa" . The stories it self is about love that happen secretly between four young people who work together as a Banker and have been bestfriend for four years. Because it is novel, the study was conducted by using descriptive qualitative research methods with engineering libraries . Discussion of the results were analyzed by researchers to read and mark the texts that taken from written data pertaining to the problem and research objectives by using Critical Discourse Analysis by Halliday . Haliday’s method in her discourse analysis style is dividing the text in three part. They are Tenor (Who), Field (Where), Modus (Why). Tenor is for the text that imaged the main character, Field is explaining where the action is happened, and Modus is explaining the meaning of the conversation, is it or is not representing the Hedonism lifestyle. Informantion source of this study is Antologi Rasa novels it self by Ika Natassa . The results of this study indicate that there is a hedonistic lifestyle represented in Antologi Rasa novel, by Ika Natassa in three ways of lifestyle, which is the way they spend their money for, the way they work as an employee, and the way they have social relationship. Its show that Keara is a girl who love to spend out her money for her desire in branded fashion, clubbing at night, and also her hobbies to eat an expensive food in an expensive place. At the otherside, Harris Hedonistic lifestyle showed in the way he love to treat his woman an expensive date. He also show Hedonistic in his romance life with his reputation as a playboy. Meanwhile, Rully show his Hedonistic lifestyle with spend his money mostly for the sports he loved to watch in live, such as football or F1 Racing. Keywords: Hedonism, Lifestyle, Discourse Analysis 1
Pendahuluan Globalisasi yang diikuti dengan kemajuan teknologi telah menyentuh hampir semua bidang kehidupan manusia. Arus informasi dari suatu tempat ke tempat lain dapat diterima dengan cepat dan lengkap. Bersamaan dengan itu media komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam segi konten berita maupun dalam segi variasi segmen, dan semakin dominan dalam menentukan corak dan warna manusia baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Kehadiran teknologi pada dasarnya didorong oleh obsesi manusia untuk mengatasi jarak dan ruang, serta sebagai pemuas kebutuhan manusia akan informasi. Dalam konteks Indonesia, masyarakat konsumen Indonesia mutakhir tumbuh beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi yang ditandai dengan menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya seperti shopping mall, industri mode atau fashion, industri kecantikan, industri kuliner, kawasan huni mewah, apartemen, iklan barang-barang mewah dan merek asing, makanan instan (fast food), serta reproduksi dan transfer gaya hidup melalui iklan dan media televisi maupun cetak yang sudah sampai ke ruangruang kita yang paling pribadi. Terpaan budaya global ini lambat laun mengakibatkan perubahan sosial budaya, yaitu sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan ini merupakan hal yang umum terjadi, seiring berkembangnya zaman dan sesuai dengan sifat dasar manusia yang selalu ingin berubah. Perubahan ini mencakup banyak aspek dari hidup manusia, termasuk perubahan peradaban dan gaya hidup. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia. Individu yang hidup dalam masyarakat modern menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Hal ini adalah suatu pola tindakan yang membedakan antara satu individu dengan invidu lain. Gaya hidup menggambarkan
keseluruhan
diri
seseorang
dalam
berinteraksi
dengan
lingkungannya yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Dalam modernitas, status seseorang memegang peranan penting sebagai
2
citra mereka dalam pandangan orang lain. Status pada dasarnya mengarah pada posisi yang dimiliki seseorang di dalam sejumlah kelompok atau organisasi dan prestise melekat pada posisi tersebut. Kebutuhan akan status dan terpaan budaya asing ini mengakibatkan merebaknya gaya hidup hedonisme yang cenderung mengedepankan kemewahan daripada kecerdasan dan nilai budaya lokal. Menurut Frans Magnis dan Suseno, hedonisme itu sendiri adalah "pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan"1. Gaya hidup hedoinsme seperti ini pun sudah lazim tergambar di media. Dapat kita lihat dengan jelas gaya hidup hedonisme digambarkan secara gamblang dalam film-film dan sinetron Indonesia yang setiap hari kita saksikan di layar televisi, dan menjadi topik yang seringkali kita baca di media cetak. Begitu pula yang tercermin pada karya sastra Indonesia. Karya sastra merupakan tanggapan penciptanya (pengarang) terhadap dunia dan merupakan ekspresi kehidupan manusia. Karya sastra lahir di tengah-tengah mayarakat sebagai hasil dari imajinasi pengarang serta refleksi terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Oleh karena itu karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Karya sastra yang baik tidak hanya merekam kenyataan yang ada dalam masyarakat, tetapi juga merekam dan melukiskan kenyataan dalam keseluruhannya. Karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Bagaimanapun sebuah karya sastra mencerminkan masyarakat dan secara tidak terhindarkan dipersiapkan oleh keadaan masyarakat dan kekuatan pada zamannya. Sebuah karya sastra tidak hanya mencerminkan fenomena individual secara tertutup melainkan lebih merupakan suatu proses yang hidup. Sastra tidak mencerminkan realitas seperti fotografi, melainkan lebih sebagai suatu bentuk khusus yang mencerminkan realitas. Salah satu novelis Indonesia yang karya-karyanya banyak mencerminkan realitas sosial adalah Ika Natassa. Di dalam karya-karyanya iIka Natassa banyak mengambarkan kehidupan kaum hedonis secara gamblang dan
1
Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar : Masalah-masalah pokok Filsafat Moral. (Yogyakarta: Kanisius, 1987) Hlm. 114. dalam (http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme diakses pada 3 september 2013)
3
jelas. Novel-novel Ika Natassa mencerminkan realitas yang terjadi di zaman ini, terutama bagi kaum muda. Hal inilah yang tergambar dengan jelas dalam novelnya, Antologi Rasa, yang merupakan novel keempat Ika Natassa setelah ketiga novelnya yang terdahulu yaitu AVery Yuppy Wedding, Divortiare, dan Underground. Ketiga novel yang telah lebih dulu mencetak best seller ini sama-sama menceritakan tentang kehidupan percintaan kaum hedonisme, penggunaan bahasa inggris yang banyak mewarnai isi novel tersebut, gaya penyampaian pesan yang ringan dan mudah dipahami. Sedangkan perbedaan dalam novelnovel adalah kisah percintaan kaum hedonisme ini di kemas dalam berbagai sisi. Berdasarkan uraian- uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai representasi gaya hidup hedonisme dalam novel Antologi Rasa karya Ika Natassa. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah gaya hidup Hedonisme direpresentasikan dalam novel Antologi Rasa yang ditulis oleh Ika Natassa?”
TujuanPenelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gaya hidup Hedonisme yang dicitrakan Novel Antologi Rasa yang di tulis oleh Ika Natassa.
LandasanTeori 1. Komunikasi Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain"2. Laswell membagi proses komunikasi menjadi dua, yaitu proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pesan dengan menggunakan lambing (symbol) sebagai media. Lambang dalam proses komuniksai primer adalah pesan verbal 2
Ruben Brent D dan Lea P Stewart, Communication (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi diakses pada tanggal 3 september 2013)
4
and
Human
Behavior,
(bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran komunikator kepada komunikan. Dalam penelitian ini studi komunikasi lebih cenderung menjelaskan bahwa pesan merupakan suatu konstruksi tanda yang melalui interaksinya dengan penerima menghasilkan makna. Pengirim, yang didefinisikan sebagai transmitter pesan, menurun arti pentingnya. Penekanan bergeser pada teks dan bagaimana “teks” itu dibaca. Membaca itu sendiri adalah proses menemukan makna yang terjadi ketika pembaca berinteraksi atau bernegosiasi dengan teks sebagai lambang (symbol) dalam media komunikasi. Dari uraian diatas maka proses komunikasi yang di teliti dalam menemukan representasi gaya hidup hedonisme dalam novel Antologi Rasa yang ditulis oleh Ika Natassa termasuk proses komunikasi sekunder, dimana media yang digunakan untuk menyampaikan pesan adalah media cetak, yaitu novel.
2. Novel Sebagai Media Komunikasi Dalam kajian ilmu komunikasi, Sebagai salah satu media komunikasi, novel dapat memberikan pengaruh dan inspirasi luar biasa karena ia merupakan wadah komunikasi di mana seorang penulis menanamkan pesan-pesan yang ingin disampaikannya baik secara eksplisit bahkan implisit sekalipun. Novel menjadi wahana pengartikulasian ide, gagasan, kritik sosial, propaganda, bahkan sebuah keyakinan. Salah satu novelis Indonesia yang karya-karyanya banyak mencerminkan realitas sosial dan gaya hidup hedonisme adalah Ika Natassa. Didalam karyakaryanya ia banyak mengambarkan kehidupan hedonisme secara gamblang dan jelas. Novel-novel Ika Natassa mencerminkan realitas yang terjadi di zaman ini, ketika gaya hidup hedoniseme semakin berkembang dan memasuki berbagai aspek kehidupan. Hal inilah yang tergambar dengan jelas dalam novelnya, Antologi Rasa, yang merupakan novel keempat dari Ika Natassa, setelah A Verry Yuppy Wedding, Divortiare, dan Underground. 5
Novel Antologi Rasa ini menceritakan tentang kisah percintaan diam-diam dalam sebuah persahabatan. Tokoh utama dalam Novel ini adalah wanita bernama Keara, seorang wanita metropolita dengan 4 orang banker sahabatnya yang bernama Harris, Keara, Rully, dan Denise. Mereka yang saling bersahabat ini diam-diam saling mencintai.
3. Bahasa, Teks, Konteks dan Makna Promosi kegiatan
merupakan sarana
bagi
perusahaan yang
berupa
suatu
dengan tujuan untuk menciptakan komunikasi yang terarah antara
produsen dan konsumen. Komunikasi pemasaran perlu dilaksanakan guna memberitahukan ketersediaan produk tersebut di pasar. Untuk mencapai tingkat penjualan yang diinginkan, maka perusahaan perlu memberi petunjuk atau informasi tentang adanya produk agar tercapai target pasar yang diinginkan oleh perusahaan. Halliday mengatakan bahwa, "Teks yang menyertai teks adalah konteks"3. Pengertian mengenai hal yang menyertai teks itu meliputi tidak hanya yang dilisankan dan ditulis, melainkan termasuk pula kejadian-kejadian yang nirkata (non-verbal) lainnya. Dengan kata lain, konteks situasi adalah jembatan konteks sosial kepada bahasa. Semua konteks menggunakan bahasa sebagai alat realisasinya, sehingga untuk dapat memahami makna suatu bahasa, sesorang harus dapat mengenal konteksnya. Konteks situasi dalam pandangan Halliday terdiri dari tiga komponen yaitu ‘medan’(field), ‘pelibat’(tenor), ‘sarana’ (mode) . Medan (field) wacana menunjuk pada hal yang sedang terjadi, pada sifat tindakan sosial yang sedang berlangsung. Pelibat (tenor) wacana menunjuk pada orang-orang yang mengambil bagian dalam persitiwa sosial tersebut. Sarana
3
M.A.K.Halliday dan Ruqayah Hassan, Bahasa,Konteks, dan Teks, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992) hlm.13.
6
(mode) wacana menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa, dan fungsinya dalam konteks termasuk salurannya4.
4. Representasi Representasi
merupakan
kegunaan
dari
tanda.
Marcel
Danesi
mendefinisikannya sebagai berikut: “proses merekam ide, pengetahuan, atau pesan dalam Beberapa cara fisik disebut representasi. Ini dapat didefinisikan lebih tepat sebagai kegunaan dari tanda yaitu untuk menyambungkan, melukiskan, meniru sesuatu yang dirasa, dimnegerti, diimajinasikan, atau dirasakan dalam Beberapa bentuk fisik"5. Dikarenakan media primer dalam berkomunikasi adalah bahasa, maka representasi adalah peristiwa kebahasaan. Bagaimana seseorang ditampilkan bisa terjadi dengan menggunakan bahasa. Melalui bahasalah berbagai tindak representasi tersebut ditampilkan oleh media dan dihadirkan dalam pemberitaan. Bagaimana kata-kata yang dipilih dapat menciptakan realitas tertentu kepada khalayak. Kata-kata tertentu tidak hanya memfokuskan perhatian khalayak pada masalah tertentu tapi juga dapat mengarahkan kita kepada suatu logika tertentu dalam menghadapi suatu permasalah.
5. Hedonisme Aristippos memaparkan bahwa "manusia sejak masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi"6. Dari definisi Aristippos diatas, penulis berpendapat bahwa dalam budaya hedonisme uang merupakan segala-galanya, dikarenakan kesenangan dan hiburan yang dicari selalu berlandaskan materi. 4
Ibid, hal16.
5 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna; Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2010) dalam yusuf malik, (http://sosiologibudaya.wordpress.com/2013/03/18/representasi-budaya-2/ , diakses pada tanggal 3 september 2013) 6
Aristippos, (http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme diakses pada tanggal 3 september 2013)
7
6. Analisis Wacana Analisis wacana adalah ilmu yang berhubungan dengan studi mengenai bahasa/pemakaian bahasa7. Dengan kata lain, ketika menggunakan bahasa, kita bisa menciptakan representasi-representasi realitas yang mendapatkan makna melalui wacana. Dengan demikian, analisis wacana mampu membawa kita mengkaji latar sosial dan latar budaya penggunaan suatu bahasa. Analisis wacana dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah peneliti akan menggarap, menemukan makna dibalik teks-teks yang muncul dalam novel Antologi Rasa karya Ika Natassa dengan tujuan untuk menemukan representasirepresentasi sosial atas realitas yang ada, dalam hal ini adalah gaya hidup hedonisme.
Metodologi Penelitian Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif . Penelitian kualitatif dianggap relevan dipakai dalam penelitian ini karena penelitian kualitatif akan menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, tentu saja dalam penelitian ini yang menjadi data deskriptif berupa kata-kata tertulis adalah teks yang terdapat dalam novel Antologi Rasa karya Ika Natassa.
Sajian dan Analisis Data 1. Analisis Data Dalam analisis data novel Antologi Rasa ini, representasi gaya hidup hedonisme di teliti melalui teks-teks dalam novel Antologi rasa, menggunakan konsep teori Halliday. Yaitu dengan cara mengangkat beberapa kalimat-kalimat atau teks-teks yang mencitrakan gaya hidup Hedonisme, kemudian di analisis lebih mendalam lagi dengan meneliti siapa pelaku didalamnya ( Tenor ) , dalam 7
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2006) dalam Wahyuningrum, Analisis Wacana Identitas Diri Waria Yang Direpresentasikan dalam Buku Jangan Lihat Kelaminku! Suara Hati Seorang Waria (Solo: FISIP Universitas Sebeleas Maret, 2010) hln.28
8
penelitian ini yang diteliti adalah ketiga tokoh utamanya, yaitu Kearra, Rully, dan Harris. Dimana terjadi nya (Field) , tempat-tempat yang menunjukkan kegiatan gaya hidup hedonisme. Dan bagaimana sarana (Mode) pembicara ini dilakukan, pola komunikasi yang di lakukan, bahasa-bahasa hedonisme yang digunakan sebagai alat berkomunikasi, tujuan tertentu atau modus tertentu yang terdapat dalam pembicaraan tersebut. Gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu . Dari definisi-dedfinisi gaya hidup diatas, representasi gaya hidup hedonisme yang peneliti angkat dalam novel Antologi Rasa , akan dilihat dari tiga pokok utama. Yaitu Aktivitas dalam menggunakan uang, Pola perilaku dalam kehidupan pekerjaan, dan Aktivitas sosial yang berhubungan dengan percintaan. Berikut adalah anlisis data nya.
a. Aktivitas Dalam Menggunakan Uang Untuk Memenuhi Kebutuhan Primer Dari analisis data yang telah dilakukan, gaya hidup hedon yang direpresentasikan Kearra dan Harris dalam novel ini adalah kesamaan mereka mempunyai kecintaan yang sama terhadap minuman beralkohol. Kearra dan Harris sama-sama mengandalkan Alkohol dalam segala hal. Mereka mempunyai kegiatan yang mereka namakan wine-wine solution sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap minuman beralkohol, yang mereka anggap bisa menjadi solusi dari segala kepenatan yang mereka alami. Tak jarang kegiatan mereka ini menyebabkan mereka mabuk berat dan tidak sadarkan diri akan apa saja yang mereka lakukan, termasuk ketika mereka melakukan kesalahan fatal yang terjadi di Singapura, yang merusak persahabatan mereka. 9
Beberapa paragraf yang merepresentasikan perilaku ini adalah berikut ini : "Satu apple martini, dry. Satu margarita. Satu shot illusions I'm very well aware that I'm only two drinks away from being totally wasted. Dan membakar Club ini".8 Dalam narasi ini, pelibat (tenor) nya adalah Keara. Medan (field) nya adalah disebuah club bernama Zirca, Singapore. Sarana (mode) narasi ini menggambarkan keadaan psikologis Keara, di suatu malam, di Singapore setelah Keara dan Harris selesai menyaksikan pertandingan balap mobil F1 . Keara pada malam itu dilanda stress yang cukup parah, hingga ia memilih mabuk berat menjadi satu-satunya jalan yang ia pikir bisa membuatnya lebih tenang dan relax. Hal yang membuat Keara stress tentu saja Ruly, lebih tepatnya perasaannya yang tak berbalas kepada Ruly selama kurang lebih 4 tahun. Bukannya perasaan itu memudar dikarenakan tidak bersambut, malah bertambah di tiap harinya. Selain minum-minuman beralkohol, Keara disini juga digambarkan sebagai sosok wanita dengan gengis yang sangat tinggi. Ia tidak menyukai makanmakanan dengan harga murah. Pengecualian untuk bubur ayam favoritnya, yang berharga murah, ia meminta sahabatnya Harris yang memebelikannya setiap pagi. Keara menyebut dirinya mempunyai penyakit CFA (Cheap Food Alergy) , yang berarti alergi terhadap makanan-makanan berharga murah. Untuk utusan makanan, Harris lebih fleksibel. Ia tidak keberatan makanmakanan murah. Tetapi ia tetap harus makan-makanan mahal jika ia sedang dalam traget penaklukan seorang wanita dalam kencannya. Harris yang playboy selalu tau apa yang bisa membuat wanita bertekuk lutut, salahs atunya dengan membuat mereka melibat bahwa Harris adalah pria mapan yang sanggup membawa mereka ke restoran-restoran mahal. Dalam hal ini Ruly mempunyai gaya hidup hedon yang berbeda. Ruly tidak menyenangi minuman beralkohol, tetapi seperti Harris, ia tidak keberatan untuk mengkonsumsi makanan-makanan mahal. Ruly, Keara, harris dan Denise mempunyai kegiatan rutin makan malam bersama sekali seminggu, di sebuah restoran terkenal bernama Pacific Place, di sebuah kawasan elite Jakarta. 8
Natassa, Antologi Rasa, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama). Hlm.69
10
b. Aktivitas Dalam Menggunakan Uang Untuk Memenuhi Kebutuhan Sekunder dan Tersier Dalam
bab
sebelumnya
telah
dijelaskan
beberapa
faktor
yang
memepngaruhi gaya hidup hedonisme, salah satunya adalah faktor lingkungan. Gaya hidup Keara yang hedonisme terbentuk karena lingkungan yang mengitarinya sejak SMU adalah lingkungan hedonisme. Keara mengenal minuman beralkohol dan merek-merek fashion ternama sejak ia SMU dan bersahabat dengan Dinda. Dinda adalah sahabat kental Keara yang juga mempunyai gaya hidup hedonisme. Persahabat Keara dan Dinda berlanjut hingga mereka dewasa, hingga Dinda berkeluarga. Dinda mendapatkan suami dengan perekonomian yang juga sangat mapan. Oleh karenanya kegiatan hedon mereka tidak terhenti hanya ketika di bantu SMU saja. Keara yang bekerja sebagai banker dengan penghasilan rata-rata 5-10 juta perbulan, bersahabat dengan Dinda yang juga banker plus bersuamikan pria kaya. Keduanya merupakan perpaduan yang sangat tepat untuk menjaga gaya hidup hedonisme yang telah mereka lakukan sejak SMU berlanjut hingga taraf ketika mereka dewasa. Untuk Harris, pria yang digemari banyak wanita, aktivitas hedonisme nya dalam
pemenuhan
kebutuhan
sekunder
dan
tersiernya,
tampak
pada
kesenangannya menyimpan koleksi film porno, juga kesenangannya membeli majalah khusus untuk pria dewasa. Harris, bersama Keara juga gemar clubbing untuk membunuh penat. Kegiatan clubbing seperti ini tentu saja juga memakan biaya yang tidak sedikit. Tiket masuknya saja, untuk tempat-tempat clubbing yang terkenal di kota jakarta, berkisar antara Rp.100.000 hingga Rp.300.000 per orangnya. Belum lagi minuman minuman beralkohol dan cemilan-cemilan mahal yang akan mereka konsumsi didalamnya. Selain gemar menghabiskan uang untuk clubbing dan membeli barangbarang khusus pria dewasa, Harris gemar berolah raga dan gemar menonton pertandingan olahraga ternama secara live internasional. Rully mempunyai kesamaan dengan Harris akan hal gemarnya berolah raga. Olah raga yang mereka tekuni adalah olah raga mahal, seperti tenis. Rully juga mempunyai kecintaan terhadap balap mobil F1 dan sepakbola. Untuk
11
kecintaannya yang satu ini Rully dan Harris rela merogoh kocek dalam-dalam untuk bisa menonton secara live acara olahraga yang mereka senangi tersebut. “Kearra, kalau sanggup beli kamera dan pretelan lensa lo itu, nggak usah sok mengeluh ke gue tiket F1 itu kemahalan, ya” 9 Pelibat (tenor) dalam pembicaraan ini adalah Kearra dan Harris. Medan (field) pembicaraan ini terjadi adalah di dalam Airport Changi Singapore sesampainya mereka mendarat. Sarana (mode) pembicaraan ini mengarah pada gaya hidup Hedonis Harris yang terlihat pada landasan berpikir Harris dalam menggunakan uangnya, demi rasa senangnya terhadap pertandingan F1. Harris merasa bahwa kesenangannya dalam menonton F1 secara live ini sangat penting untuk dipenuhi, walaupun, untuk membeli tiket F1, per orangnya harus merogoh kocek seharga kurang lebih 14 juta rupiah. Uang sebanyak itu, bagi kaum Hedonis, demi kepentingan kesenangannya, akan sangat mudah untuk dihabiskan.
c. Pola Perilaku Dalam Kehidupan Pekerjaan Keara tidak pernah membiarkan dirinya dikendalikan oleh perusahaan tempat dimana ia bekerja. Bagi Keara sendiri pekerjaan yang ia lakukan sebagai banker bukanlah sebgai pekerjaan yang ia cintai. Bagi Keara pekerjaan nya adalah sesuatu yang memang harus ia lakukan agar dapat memenuhi semua keutuhan gaya hidup hedonisme nya. Yaitu membeli kamera beserta dengan lensa-lensa mahalnya. Memenuhi hobi travelling nya. Memenuhi kebutuhannya terhadap kecintaannya pada minuman
mahal beralkohol.
Dan
untuk
memenuhi
kebutuhannya terhadap baju, tas, sepatu mahal yang ia senangi. Perilaku hedonis Kearra dalam segi pekerjaannya, ditunjukan pada paragraf sebagai berikut: “So you see, if you ask meif I'm happy with my job right now, well.... This is just something I do in between weekends, Rul. ini cuma sesuatu yang harus gue 9
Ibid, hlm.17
12
lakukan. To afford these shoes, this camera, this handbag, this watch. Kalau boleh memilih,gue cuma ingin jalan-jalan keliling Indonesia, keliling dunia, and do nothing but take pictures”.10 Dalam percakapan tersebut, Pelibat (tenor) nya adalah Ruly dan Kearra. Medan (field) pembicaraan ini terjadi di Kopi Tiam Oey, salah satu restoran yang sudah ternama di taraf Nasional. Salah satu passion Keara dalam hidupnya adalah fotografi. Keara senang mengambil gambar melalui lensa-lensa kameranya. Pada malam itu, Keara yang sedang penat setelah mengikuti rapat RKK dikantornya memutuskan untuk memotret suasana kota Jakarta dimalam hari. Dalam perjalanan menuju tempat parkir mobilnya Keara bertemu dengan Ruly yang baru saja selesai bermain Futsal digedung kantor mereka bersama dengan teman-teman sekantor Ruly yang tidak dikenal Keara, karena walaupun berada dalam satu gedung, mereka bekerja di bagian gedung yang berbeda. Ruly yang saat itu juga belum makan malam, diajak Keara secara spontan untuk menemaninya makan hingga berkelanjutan menemaninya berburu suasana kota Jakarta untuk di potret. Karena prinsip bekerja yang seperti ini, dalam melakukan pekerjaannya, Keara selalu mencari cara bagaimana caranya agar ia tetap bisa bersenang-senang. Bukannya menomor satukan tanggung jawabnya sebagai pegawai yang telah dibayar mahal, tentu untuk kinerja yang juga profesional, Keara menomorsatukan kesenangan pribadinya diatas segalanya. Keara sering mangkir dari waktu-waktu dimana seharusnya ia bekerja, untuk sekdear jalan-jalan melepas penat. Keara dalam rapat yang telah dijadwalkan, dengan caranya sendiri bisa meyakinkan project leadernya utnuk merubah jadwal rapat mereka demi Keara bisa menyalurkan hobi fotografinya saat seharusnya mereka mengadakan rapat, di kota Bali. Perubahan spontan seperti ini, yang melibatkan tidak hanya Ruly, pria yang sudah mengenal tabiatnya, juga melibatkan karyawan-karyawan lain yang diutus menjadi satu tim dengan Keara dan Ruly. Tetapi tentu saja, perilaku spontan yang dilakukan Keara tanpa meminta persetujuan dari anggota tim nya yang lain. Dalam prinsip “bersenang-senang diatas pekerjaan” , partner terbaik Keara adalah 10
Ibid, hlm.144
13
Harris. Dalam aktivitas bekerja, Harris sangat setuju dengan prinsip Keara. Bagaimanapun caranya, mereka tidak akan membiarkan perusahaan menyetir mereka, walaupun memang, sebagai pegawai banker yang dibayar tinggi, secara pofesionalitas mereka seharusnya memberikan kinerja yang terbaik untuk perusahaan mereka. Rully pun tidak mencintai pekerjaannya. Sama halnya seperti Keara, bagi Ruly pekerjaan nya adalah sesuatu yang memang harus Ia lakukan agar Ia bisa membeli mobil, dan bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan hedon lainnya, seperti menonton pertandingan olahraga kesenangannya yang bertaraf internasional secara live, atau sekedar memenuhi kebutuhan tersier sehari-hari nya, seperti rutinitasnya berolahraga tenis.
d. Aktivitas Sosial Yang Berhubungan Dengan Percintaan Setelah dianalisis, perilaku hedonisme dalam aktivitas sosial yang berhubungan dengan percintaan yang direpresentasikan dalam novel ini digambarkan melalui gaya pacaran yang selalu dibumbui oleh sex. Atau dengan kata lain, pergaulan sosial yang dianut masyarakat hedonisme cenderung mengarah kepada kegiatan sex bebas. Keara mengerti benar betapa seksi tubuhnya dan betapa cantik wajahnya. Karenanya ia selalu berjalan dengan percaya diri dan selalu berhasil mendekati pria yang ia inginkan, terkecuali Ruly. Kebiasaan sex bebas yang dilakukan Keara sudah berlangsung sejak ia masih di SMU. Masih tergolong dibawah umur untuk seorang wanita melakukan hubungan intim, terlebih lagi untuk hubungan yang tidak pernah serius. Namun kembali ke prinsip gaya hidup hedonisme, yang terpenting disini adalah kepuasan pribadi. Dan sex di sini, sudah menjadi kebutuhan untuk kaum hedon seperi Keara dan Harris, juga beberapa tokoh pendukung lainnya seperti Panji, adik ipar Dinda yang juga terkenal sudah meniduri banyak wanita. Keara sempat menjalin hubungan asmara dengan Panji, adik ipar Dinda. Walaupun sudah diperingatkan Dinda mengenai sifat-sifat panji yang terkenal playboy. Keara justru merasa ini adalah kesempatan bagus dimana ia bisa 14
memenuhi hasrat batinnya untuk merasa dicintai tanpa harus balas mencintai, atau pun tanpa harus memberi kejelasan pada status hubungan yang mereka jalani. Dan kembali lagi, alasan Keara melakukan kegilaan hedon nya adalah demi bisa melupakan perasaan cintanya yang bertepuk sebalh tangan dengan Ruly. Yang penting Panji senang, Keara pun senang. Hubungan asmara yang dilakuakn panji dan Keara bukan sekedar kencan-kencan biasa pada umumnya. Dalam hubungan tanpa status itu, aktivitas asmara yang mereka lakukan justru aktivitas-aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh sepasang suami sitri. Tapi bagi kaum hedon tidak ada istilah seperti itu. Keara dan Panji tidak malu-malu meunjukkan gesturegesture kemesraan mereka di depan umum, layaknya masyarakat berbudaya barat. “Flirting-flirting tolol..” yang disebutkan Keara untuk menamai kegiatan rayu-merayu diantara mereka, bahakan hingga sexting (perilaku sex dengan mengirim pesan-pesan singkat via BBM atau SMS berupa text-text yang menggambarkan perbuatan sex.). sudah menjadi bagian dari kegiatan “permainan” yang dinikmati Keara dan Panji. Panji juga tidak sekali-dua kali menghabiskan malam di apartemen Keara, bermesraan dengannya. Untuk kaum hedon , ciuman di bibir sudah bukan merupakan hal yang spesial, yang harus dilakukan dengan orang yang benar-benar dicintainya. Jadi sudah tak terhitung berapa kali Panji berhasil mendaratkan ciuman di bibir Keara dilanjutkan dengan sikap-sikap mesra lainnya, dan Keara menikamti ini tanpa pernah ingin mendapatkan status yang jelas dari apa yang Ia dan Panji sedang jalani. Flirting-flirting tolol yang dimaksid Keara dalam narasi tersebut adalah kebiasaan Panji yang sering memberikan gesture0gesture rayuan kepada Keara, dan Keara membalasnya dengan baik. Ini adalah permainan yang dimainkan Keara “Mengapa semua yang aku dan dia lakukan pantas disebut flirting tolol? Because it was so obvious and not subtle at all, it feels like agame we’re both playing. Seperti saat dia merapatkan tubuhnya ke tubuhku saat kami sedang mengantre tiket bioskop, mencium rambutku. Atau ketika aku meraba otot lengannya, tersenyum, dan melontarkan kata-kata seperti, “Ada yang lagi rajin olah raga nih kayaknya.” Kampung kan ya? But we do thi skind of thing all the time. Saat dia berlagak seperti ingin membisikkan sesuatu namun justru curi-curi
15
mencium telingaku, as obvious as my reaction to it : tersenyum menggelenggelengkan kepala dan berujar “Nakal lo, ya.”. 11 Dalam narasi ini pelibat (tenor) didalam nya adalah Keara. Narasi ini terjadi di Medan (field) salah satu restoran mahal ternama, Social House. Sarana (mode) dalam narasi ini adalah kata-kata disana yang mengandung unsur representasi perilaku hedonisme Keara dalam segi hubungan sosial percintaanya. Narasi ini menggambarkan permainan Keara dan Panji yang seringkali meliakukan kegiatan-kegiatan intim yang tidak seharusnya dilakukan atas dasar main-main saja. Tapi bagi keduanya, yang sama-sama menganut gaya hidup hedonisme, norma-norma itu tidak ada. Yang mereka lakukan, semuanya berdasarkan atas sama-sama senang. Keara tidak pernah sebenar-benarnya menyadari apa yang tengah ia lakukan dalam hubungannya dengan Panji. Yang ia tahu, ia ingin menggunakan Panji sebagai alat untuk melupakan perasaannya terhadap Ruly. Keara sangat menikmati “permainannya” ini. Dalam hal asmara, Kegiatan hedonisme Ruly tidaklah selihai Harris sahabatnya dalam menaklukan perempuan yang ia cintai. Bahkan selama bertahun-tahun dekat dengan
Denise, Ruly sekalipun
tidak berhasil
mengungkapkan perasaannya kepada Denise. Akibatnya Denise berakhir dengan mencintI istri orang lain. Tapi Ruly tidak pernah perduli apakah perhatianperhatiannya terhadap Denise harus dibatasi karena ia sudah bersuami, dia akan selalu ada untuk Denise kapanpun dibutuhkan. Untuk kaum non hedon, kegiatan seperti ini termasuk melanggar norma-norma adat ketimuran yang ada. Termasuk perbuatan-perbuatan yang bisa merusak rumah tangga orang lain. Tetapi bagi Ruly yang juga menganut paham hedon, adalah bagaimana perasaannya bisa terlihat, terungkap, walaupun hanya sebatas perbuatan.
11
Ibid, hlm.101-102
16
Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah peneliti lakukan pada novel Antologi Rasa tentang representasi gaya hidup hedonis dapat diperoleh kesimpulan bahwa gaya hidup hedonis dalam aktivitas penggunaan uang, terlihat dari sosok Keara yang memilih tempat-tempat makan dengan harga makanan yang tinggi dalam kehidupannya sehari-hari, suka party, dan mabuk-mabukan serta menggunakan banyak uangnya untuk memenuhi hasrat hobinya, yaitu Fotografi dan Travelling. Sementara dari tokoh Haris dan Ruly, terlihat dari kebiasaan mereka dalam menonton pertandingan balap mobil formula 1 secara langsung, di singapura dengan harga tiket yang berjuta-juta. Sedangkan dalam pola perilaku dalam kehidupan pekerjaan, ditunjukkan dari tokoh Keara yang mempunyai prinsip bahwa bekerja hanya sebagai pengisi waktu diantara weekend saja. Keara bekerja bukan karena ia mencintai bidang pekerjaannya, tetapi karena pekerjan yang ia pilih mampu mewujudkan hal-hal mewah yang ia senangi. Tidak berbeda dengan sosok Rully dan Harris yang juga menganggap bahwa pekerjaan yang mereka ambil semata-mata mereka pilih hanya karena pekerjaan tersebut berpenghasilan tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup hedonis mereka masingmasing. Oleh karena prinsip daasr mereka dalam bekerja bukan karena mereka mencintai pekerjaannya, tetapi lebih kepada mencintai uang hasil pekerjaannya, dalam melakukan pekerjaan mereka kerap kali menyepelekan kepentingakepentingan orang lain yang juga terlibat didalamnya dalam mengambil keputusan yang melibatkan nama tim kerja. Dalam novel tersebut, terlihat bahwa Keara kerap kali mengubah scedhule meeting menjadi scedhule berwisata, atau Keara dan Harris kerap kali melarikan diri dari jam kantor/jam meeting untuk sekedar bersenang-senang. Untuk Hedonisme dalam aktivitas sosial yang berhubungan dengan percintaan ditunjukkan lewat tokoh Keara yang berpikiran bebeas dalam menjaga kehormtannya. Dengan Harris ia melakukan hubungan intim ketika mereka berdua sedang mabuk berat, dikarenakan Kearra depresi berat akan cintanya yang bertepuk sebelah tangan dengan Rully. Sedangkan dengan Panji, Kearra menjalin hubungan tanoa status yang juga penuh keintiman demi agar bisa melupakan
17
Ruly. Bahkan Kearra sempat akan melakukan hubungan badan dengan pandji, yang ia namakan dengan "The way murderring Rully from my mind.." . Sedangkan Harris, memang mempunyai tabiat play boy pada dasarnya. Harris memang terkenal dengan sebutan "Penjahat Kelamin" . Terlebih lagi sejak Harris di diam kan oleh Keara, kebiasaan Harris tidur dengan wanita lain sudah menjadi bagian dari gaya hidupnya sehari-hari dengan tujuan agar bisa melupakan Keara.
Saran 1. Banyak faktor ekstrinsik (faktor yang datang dari luar) yang memicu emosi seseorang menjadi hamba hedonism, salah satunya adalah orang tua dan kaum kerabat. Untuk itu orang tua ataupun kaum kerabat hendaknya jangan sampai lalai untuk mewarisi anak dengan norma dan gaya hidup timur yang punya spiritual, seperti halnya memperhatikan pada anak mengenai hal beribadah dan selalu memantau pergaulannya sehari-hari. 2. Penelitian mengenai gaya hidup hedonisme ini, hendaknya dilakukan dengan mencoba meneliti menggunakan metode penelitian yang lain, sehingga data yang diperoleh bukan hanya dri dokumentasi buku saja, tetapi memungkinkan peneliti mendapatkan data langsung dari pihak pertama. 3. Mengingat adanya keterbatasan yang peneliti hadapi, untuk itu diharapkan pada penelitian berikutnya dapat pula melibatkan para ahli psikologi untuk dapat mengetahui secara lebih mendalam mengenai gaya hidup hedonis.
Daftar Pustaka Eriyanto. (2005). Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta, LKIS Fisher, Aubrey. (1986). Teori-teori komunikasi perspektif mekanistis psikologis, interaksional dan pragmatis. Bandung: Remaja Karya Halliday, M.A.K. & Ruqaiya Hasan. (1992). Bahasa, Konteks, dan Teks: AspekAspek. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press Mulyana,Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya Nurgiyantoro, Burhan. (1995). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press
18
Effendy, Onong Uchjana. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jorgensen dan J.Philips. (2007). Analisis Wacana Teori dan Mode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Pusat Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pusataka Utama Nanawi, Hadari. (1995). Metode Penelittian Bidang Sosial. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press, www.ccsenet.org diakses pada tanggal 3 September 2013 www.ijhssnet.com diakses pada tanggal 3 September 2013 www.academia.edu diakses pada tanggal 3 September 2013 http://sosiologibudaya.wordpress.com diakses pada tanggal 7 September 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme diakses pada tanggal 7 September 2013
19
JURNAL ANALISIS WACANA NOVEL “ANTOLOGI RASA” DAN GAYA HIDUP HEDONISME ( Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Gaya Hidup Hedonisme Yang Direpresentasikan Dalam Novel “Antologi Rasa” karya Ika Natassa )
Disusun Oleh: KARA CINTA PERTIWI ANDELWIS D1209046
PROGRAM KOMUNIKASI S1 NON REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
20