Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
Vol. 2
N ew s l e t t e r i n fo r m
l
No. 18
asi pemasaran pariwisata
Lomba Perahu Layar Internasional Sabang 2011 Mereka start dari Phuket, Thailand, berlayar menuju Langkawi, Malaysia, terus ke Indonesia dalam ajang Sabang International Regatta 2011.
K
apal-kapal layar seperti pada gambar inilah yang akan memasuki pelabuhan Sabang. Betapa tampak seru. Newsstory tentang ajang ini di media luar negeri akan menjadi pengetuk pintu memperkenalkan pulau Weh, kota Sabang, dan potensi destinasi wisata bahari di ujung paling utara dan barat negeri kepulauan Indonesia. Di situlah terletak Kilometer Nol NKRI. Komunitas ‘yachter’ di Phuket, Thailand, dan di Langkawi, Malaysia, tampak kaget tetapi sekaligus kagum ketika mengetahui adanya destinasi wisata bahari di Sabang. Mereka mengakui begitu indah dan menarik untuk dikunjungi.
ISI NOMOR INI
5 7
Perkembangan dan Permasalahan Airlines Nasional Membangun Pasar Destinasi Sumatera
15 18
l
Wisata Kota Tua, Arsitektur Kolonia Aktor Richard Gere di Indonesia
25 27
Direct Selling di Palembang Layang-Layang Mendaki Angin
1 Juni 2011
2
utama
Itu baru kesan pertama saat delegasi dari Indonesia mengadakan road show tiga bulan yang lalu, yang mempresentasikan rencana penyelenggaraan Sabang Interna tional Regatta 2011 disingkat SIR 2011--Perlombaan Perahu Layar Internasional Sabang 2011---yang akan dilaksanakan tanggal 12–24 September 2011. Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwi ata Kemenbudpar menciptakan ‘event’ ini. Pelaksanaannya bekerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten: pemerin tah daerah, Porlasi (Persatuan Olahraga Layar Indonesia) dan berbagai instansi serta organisasi lain. Di bagian timur dan bagian tengah Indonesia, telah dikenal ajang Sail Indo nesia, Sail Bunaken, Sail Banda, dan tahun ini bulan Juli adanya Sail Wakatobi– Bangka Belitung. Sehubungan itu, di ujung utara dan barat Indonesia, di pulau Weh di mana terletak pelabuhan alam Sabang, dan Kilometer 0 geografi Republik Indo nesia,—event Sabang International Regatta 2011 akan membuka pintu baru dan peluang baru perluasan wisata bahari Indonesia secara keseluruhan. Saat ini persiapan-persiapan di tepi laut di tengah teluk yang sejuk, nama tempatnya pantai Gapang, sedang berlangsung renovasi bangunan-bangunan akomodasi, dan pemasangan fasilitas-fasilitas dan peralatan untuk mooring, peningkatan fasilitas jetty, sementara infrastruktur dasar seperti jalan-jalan raya, shuttle speed boat, sinyal telekomunikasi, di kawasan itu telah tersedia sungguh memadai. Situasi teluk di mana kota Sabang dan pantai Gapang berada selalu teduh, terik matahari disejukkan oleh angin laut yang menyapu-nyapu muka kita. Pantai Gapang itu sendiri sebenarnya sudah menjadi pusat kegiatan para wisa
Kapal ferry di pelabuhan ferry Sabang. Lingkungan yang bersih dan terpelihara.
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
Salah satu dari dua ferry cepat rute Sabang–Banda Aceh.
tawan divers, yang umumnya datang dari negara-negara Eropa, Jerman, Belanda, Italia, Australia, bahkan dari Afrika Selatan dan Kanada. Di pantai ke arah timur dan barat kota Sabang, beberapa tahun terakhir ini telah tumbuh bungalow dan villa-villa yang dibangun dan dikelola oleh warga dari negara-negara tersebut. Bukan hotel besar, tapi masing-masing berkapasitas antara 10 sampai 20 kamar. “Di sini terdapat 21 lokasi untuk diving,” kata Ali Taufik, dari Dinas Pariwisata Kota Sabang. Dia sendiri aktif di lapangan sebagai anggota pelaksana dari Panitia Pelaksana SIR 2011. Salah satu di antara beberapa dive-shop di Gapang, sudah beroperasi sejak 1997, kini menyediakan 18 kamar akomodasi, 50 tabung gas penyelam, dan dua speed boat berkapasitas masing-masing bisa mengangkut divers 16 orang dengan dua dive-guides. “Ya sekarang ini kami menunggu saja pemesanan melalui internet,” kata mana
ger harian dive-shop tersebut. Kini praktis tiada hari tanpa adanya dive-trips. Per orang per dive trip dengan durasi sekitar satu jam, tarifnya 60 Euro atau sekitar Rp720.000. “Pernyataan kepuasan saja yang selalu kami terima dari para divers itu,” kata dia. Dari pantai ke dive spot dicapai dalam 10 menit saja naik boat. Jadi tak membuang waktu pula.
Wisman dan Wisnus
Memang belum luas terekspose potensi wisata Sabang. Tetapi tahun lalu, Cruiseship melakukan empat calls di Sabang. Status Pelabuhan Bebas ditopang oleh kedalaman laut yang alami. Di pinggir darmaga pelabuhan saja kedalamannya bisa mencapai 20 meter. Permukaan laut hingga pantai tampak bersih dari sampahsampah, kesebersihan lingkungan kota Sabang dan pulau Weh pun tampak terpelihara. Keadaan seperti itu merupakan “kondisi
Vol. 2
l
No. 18
l
utama
Juni 2011
Phuket, Langkawi ke Sabang . Phuket – Langkawi (243 km) . Langkawi – Sabang (558 km)
3
Jalur Perlombaan Yacht Sabang & Sekitarnya (Coastal Day Race)
m
4 Ja
yang diinginkan oleh para operator Cruiseship di dunia”. Para turis penumpang Cruiseship turun mendarat, mengendarai beca, mereka berkeliling kota beberapa jam. Meninjau beberapa tourist spots. Menurut catatan Disparda Kota, dalam setahun jumlah wisman yang mengunjungi pulau Weh dengan kota Sabangnya sudah mencapai “beberapa ribu”. Namun justru wisnus meningkat dengan tajam, mulai dari wisatawan keluarga sampai rombongan-rombongan pelajar sekolah dari daratan Aceh dan dari provinsi Sumatera Utara. Di kota Sabang sekarang terasa sekali kekurangan jumlah kamar penginapan, maka tak jarang para rombongan wisnus harus “bermalam” di pinggir pantai, membuka tenda atau “di mobil saja”. Seluruh kamar “hotel dan losmen” di Sabang
kini belum mencapai jumlah 100. Peluang investasi untuk akomodasi berarti sedang terbuka. Dan faktor pendukungnya justru sudah kuat. Kota Banda Aceh dan kota Sabang dihubungkan setiap hari dua kali oleh “kapal cepat”. Kapal ini berkualitas baik untuk pariwisata, kabin yang ber-AC, ada juga top deck yang terbuka, dan masing-masing mampu meng angkut 400 sampai 500 penumpang. Satu jam perjalanan di atas kapal ini terasa menyenangkan bagi wisatawan. Yang lebih menarik lagi, jika naik kapal ferry yang mampu mengangkut sampai 1.000 penumpang, juga sejumlah mobil dan barang-barang kegiatan ekonomi sehari-hari. Kapal ferry ini bergerak lebih lambat, maka waktu tempuhnya sekali jalan sekitar 1,5 sampai dua jam. Nah, rupanya kecepatan kapal demi kian disukai oleh lumba-lumba yang ‘berdomisili’ di kawasan laut itu. Seringkali para penumpang excited menyaksikan lumba-lumba tampak mengiringi kapal, berenang mengikuti kadang di sisi sebelah kiri, kadang di sisi sebelah kanan. Inilah tontonan aksi lumba-lumba di laut yang mengasyikkan, tanpa harus mengeluarkan uang lagi, seperti diceritakan oleh para penumpang yang pernah
mengalami sendiri. Sementara itu, di pantai kota Sabang, setiap hari orang dapat menyaksikan sun set, detik-detik sang surya berwarna me rah temaram dan tangerin, memasuki ufuk barat di garis horison yang membataskan langit dan air laut. Sun set seperti ini telah menjadi satu daya tarik yang dinikmati oleh wisman di pantai Kuta, Bali.
Datanglah ke SIR
Yang akan ikut berlomba di SIR 2011 itu akan terdiri atas yacht, yaitu perahu atau kapal layar, dan boat (perahu atau kapal layar bermesin). Rute yang akan ditempuh dapat dilihat pada peta di atas. Penanggung jawab : Sapta Nirwandar Penerbit/Pemimpin Redaksi : Arifin Hutabarat Dewan Redaksi : Sadar Pakarti Budi Syamsul Lussa, T. Burhanuddin, Wisnu B. Sulaeman Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jl. Medan Merdeka Barat No.17 Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email :
[email protected] www.newsletter-pariwisataindonesia.com
Kondisi Jetty di Gapang.
Jika Anda mempunyai informasi dan pendapat untuk Newsletter ini, silakan kirim ke alamat tersebut di atas.
4
Vol. 2
utama
l
No. 18
l
Juni 2011
Programnya termasuk
Tsunami Memorial Tour
A
wal program SIR 2011 ini, dimulai tanggal 12–13 September 2011, di Phuket, para peserta asal Thailand dijamu dengan pesta Cocktail saat pelepasan mereka berlayar menuju Langkawi. Esoknya di Langkawi, briefing para skipper dengan makan malam bersama. Tanggal 17 September berangkatlah peserta lomba “yacht”. Keesokan harinya diberangkatkan peserta lomba “Power boat”, semua menuju garis finish di Sabang. Tanggal 19 September kapal pertama akan tiba di finish. Disambut meriah. Tanggal 20 September kapal terakhir akan tiba. Esoknya, di pantai Gapang, Welcome Dinner. Esoknya lagi digelar puncak kegiatan, 22 September, hari di mana Coastal Race dan Sailing Pass akan menyemarakkan laut teluk Sabang. Masyarakat akan ramai menyaksikan dan menikmati pemandangan lomba ini. Puncak acara berikutnya ialah pada 23 September berkeliling tur sehari di kota Banda Aceh, yang sedang dalam periode Visit Banda Aceh Year 2011. Beberapa spot niscaya akan mengesankan. Sebuah kapal yang aslinya PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Apung, terdampar di tengah kawasan perumahan penduduk, ketika tsu-nami yang dahsyat melanda di tahun 2004. PLTD ini tadinya mengapung di laut, mensupply listrik ke kota. Tiada pengunjung kini yang tak menyempatkan diri menyaksikan kapal bersejarah ini. Lalu, ada Musium Tsunami Aceh. Dan tempat-tempat lain yang akan memenuhi curiosity masyarakat luar Aceh untuk menyaksikan bekas-bekas hempasan tsunami. Inilah Tsunami Memorial Tour. Bagi wisnus, tradisi “ngopi” di kedai kopi menikmati kopi Aceh, pun mengasyikkan. Kedai kopi dan tempat makan bertebaran di banyak tempat, mencerminkan bukan saja masyarakat Aceh gemar silaraturahmi antar kerabat, kenalan, outing and dining, tapi ini mencerminkan destinasi wisata kuliner. Dan, jika dikemas lagi, bisa menarik pula bagi wisman. Pada 25 September 2011 para “pelayar peserta SIR 2011” dijadwalkan meninggalkan Sabang: See you again. n
T
Kilometer Nol
ugu Kilometer Nol geografi Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak di ujung paling utara pulau Weh, di puncak perbukitan persis di pinggir pantai, di bawahnya terhampar pemandangan laut luas. Dari kota Sabang berjarak sekitar 40 menit dengan mobil, melewati tempat-tempat pusat wi sata pantai Gapang, Iboih, Rubiah. Dibangun dan diresmikan tahun 1987. Pengunjung menaiki dua tahapan tangga untuk berada di Ali Taufik lantai ukuran 5 x 5 meter, di tengahnya prasasti tentang tugu ini, Kilometer Nol Indonesia, dengan cantuman posisi geografis. Ke arah atas menara terbuka menjulang dan tampak di dinding lambang Garuda Bhinneka Tunggal Ika. Setiap pengunjung berfoto ria di situ. Suasana rimbun pepohonan yang mengelilingi memberi kesejukan dan dari situ pula pemandangan lepas ke laut sebelah utara terasa teduh. “Kami menyediakan Sertifikat.
Pengunjung yang ingin punya sertifikat tanda telah datang ke tempat ini, kami sediakan di kantor. Wisman atau wisnus sudah lebih 10 ribu yang mengambilnya,” kata Ali Taufik, kepala bidang pemasaran Dinas Pariwisata Kota Sabang. Wisnus dalam kelompok kecil dan kelompok besar, perorangan, rombongan sekolah, mahasiswa, yang datang dari daratan provinsi Aceh, dapat dipastikan menjejakkan kaki mereka ke titik kilometer nol ini. Menurut Taufik, pemerintah kota merasakan manfaat besar dari semakin banyaknya wisnus berkunjung ke Sabang. Dampak ekonominya langsung sampai ke tangan masyarakat, mulai dari kegiatan usaha penginapan hingga makan minum. Adapun wisman, tentu saja cenderung tinggal di akomodasi pada lokasilokasi pantai dekat ke kegiatan diving, tinggal di
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
AKSESIBILITAS
5
Perkembangan dan Permasalahan Airlines Nasional
S
NKRI kompleks terbatas itu karena sebagian besar waktu mereka habiskan berwisata ke laut. Hampir semua dari sepuluh jumlah usaha akomodasi dirintis, dikelola dan dimiliki oleh warga asing. “Sungguh terbuka kesempatan bagi usahawan kita,” kata Taufik. Sebab, pemerintah kota ingin sekali agar mulai sekarang lebih banyak warga Indonesia menerjuni bisnis pariwisata ini. Titik nol kilometer itu sejatinya menggugah ‘semangat’ kebangsaan, kenalilah, cintailah, kunjungilah! n
ampai di manakah perkembangan bisnis kalangan penerbangan na sional Indonesia? Peran penerbangan dalam pariwisata Indonesia sangatlah ‘berpengaruh’ dalam arti semakin meningkat dan meluas operasi penerbangan, akan semakin mendukung kegiatan pariwisata. Direktur Utama Garuda Indonesia yang adalah juga Ketua Umum Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA), Emirsyah Satar, meng umumkan perkembangan tersebut kepada pers di bulan April 2011 yang lalu. Kalangan pariwisata tentu baik dan perlu memperha- Emirsyah Satar tikan. Dijelaskaannya, bahwa kinerja industri penerbangan nasional tahun 2010 menunjukkan peningkatan yang positif. Perkembangan itu tidak terlepas dari keadaan setelah Indonesia mampu menghadapi krisis ekonomi global cukup baik pada tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 (triwulan III ) mencapai 5.8% dan di targetkan di tahun 2011 diatas 6.0%. Reguler flight (berjadwal) sepanjang tahun 2010 mengangkut penumpang domestik 51.557.350 dibanding tahun 2009 sejumlah 43.808.033 (+17.7%). Pada rute internasional tahun 2010 diangkut 6.598.869 penumpang
dibandingkan dengan 4.969.913 tahun 2009. Angkutan kargo mengalami tingkat pertumbuhan yang tajam, di rute domestik tahun 2010 berjumlah 743.483 ton, tahun sebelumnya sebesar 391.667 ton (+89.8%). Begitu juga dengan kargo internasional yang pada tahun 2009 sebesar 4.969.913 ton, pada tahun 2010 me ningkat menjadi 79.549 ton (+71.1%). Pertumbuhan kargo an tara lain dengan dioperasikannya pesawat khusus kargo (freighter) oleh pener bangan nasional anggota INACA, seperti Cardig Air, juga sebagai dampak membaiknya perekonomian nasional. Tahun 2011 diperkirakan pertumbuhan sektor perdagangan akan berkisar 6,7%–7,3%. Sektor transportasi pada tahun 2011 diperkirakan akan tetap mencatat pertumbuhan tinggi sekitar 13%–15%.
ASEAN Open Sky
Kepala Negara ASEAN telah menandatangani tiga Multilateral Agreement yaitu: ASEAN Multilateral Agreement on the Full Liberalization of Air Freight Services (MAFLAFS) di Manila (20 May 2009); ASEAN Multilateral Agreement on Air Services–MAAS 6 protocol (Manila, 20 May 2009); ASEAN Multilateral Agreement on the Full Liberalization of Passenger Air Services– MAFLPAS 2 protocol, (Brunei, 12 November 2010).
6
Vol. 2
AKSESIBILITAS
Ketiga perjanjian tersebut masing asing memiliki Protokol Pelaksanaan m (Implementing Protocol), yang harus ditanda tangani oleh negara Pihak, sebagai dasar untuk melaksanakan perjanjian tersebut. Sampai saat ini, Indonesia belum me ratifikasi protokol tersebut. Itu terdiri atas: MAAS protocol 1: Unlimited 3rd and 4th Freedom Traffic Rights Within ASEAN Sub-Region, berlaku bila diratifikasi, namun sudah terlaksana dengan MoU subregional. Begitu pula dengan protocol 2: Unlimited 5th Freedom Traffic Rights within ASEAN Sub Region, berlaku bila diratifikasi, namun sudah terlaksana dengan MoU subregional. MAFLPAS protocol 1 : Unlimited 3rd & 4th Freedom Traffic Rights Between Any ASEAN Cities. Protocol 2: Unlim-ited 3rd, 4th & 5th Freedom Traffic Rights Between Any ASEAN Cities. Kedua protocol ini belum diratifikasi. MAFLPAS merupakan pintu terakhir me nuju cita-cita ASEAN Single Aviation Market (ASAM), yang ditargetkan tahun 2015. Baik pula memperhatikan bagaimana sikap INACA mengenai pelaksanaan ASEAN Open Skies, yang menyatakan pendapat agar Indonesia melakukan penundaan bahkan bila perlu tidak mera tifikasi Perjanjian ASEAN Open Sky (MAFLAFS), (MAAS) dan (MAFLPAS). Dan dinyatakan pula untuk membatasi akses terhadap lima kota utama saja yakni Jakarta, Surabaya, Medan, Denpasar dan Ujung Pandang. Sehubungan itu ideanya ialah Jakarta agar terbuka mulai tahun 2015, sedangkan empat bandara utama lainnya itu dinyatakan terbuka mulai tahun 2025.
Oleh karena itu dianjurkan membuat National Regulations baik untuk angkutan penumpang maupun kargo untuk berlaku mulai tahun 2012, dengan pengaturan sbb: a. Pemberian Slot (time) agar dilakukan oleh Komite Slot Nasional yang juga beranggotakan Airline nasional anggota INACA. b. Airline asing yang akan melakukan ope rasi penerbangan ke Indonesia baik regu ler maupun non-reguler, selain harus memenuhi ketentuan yang berlaku di Indonesia, juga harus lebih dahulu
melakukan ekspose dan hearing dengan Komite Slot Nasional. c. Airline asing yang akan beroperasi ke Indonesia harus mendapatkan NonObjection Letter, minimal dari 5 Airline INACA. Pihak INACA juga meminta agar Indo nesia tidak menerima designation airline dari ne-gara anggota ASEAN yang telah menetapkan PPOB (Permanent Place Of Business), apabila kepemilikan airline tersebut majority dimiliki oleh negara ketiga di luar ASEAN. Dan Indonesia agar tidak ikut dalam setiap pembahasan Liberalisasi 7th, 8th dan 9th Freedom Traffic Rights dan harus menutup celah tersebut karena bertentangan dengan prinsip Indonesia yang menganut azas Cabotage (Chicago Convention 1944).
Hub & Spoke
Adapun mengenai perkembangan sistim Hub and Spoke dinyatakan bahwa jaringan rute penerbangan maskapai nasional saat ini telah banyak menerapkan konsep Hub & Spoke, seperti di Ujung Pandang, Manado, Balikpapan, dan Mataram. Boleh dikatakan sudah terlaksana dan berkembang. Karena itulah diharapkan pihak Bandara dapat mengembangkan infrastrukturnya untuk mensukseskan konsep Hub & Spoke tersebut. Masalah yang dihadapi antara lain lantaran konsep/design sebagian besar bandar udara di Indonesia kurang menunjang konsep Hub & Spoke Airline, misalnya penyediaan fasilitas Transit Lounge maupun Transit Desk, untuk menjamin konektivitas. Konsekuensi dari Hub & Spoke ini, jad wal penerbangan Airline sangat membutuhkan pelayanan bandara yang maksimal dan optimal. Bandara harus sudah mulai menyiapkan pelayanan penerbangan dan beroperasi selama 24 jam. Terutama untuk Kawasan Timur Indonesia yang sedang mengalami pertumbuhan. Memang beberapa bandara seperti Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai sudah beroperasi 24 jam.
Over Capacity di Bandara
Ternyata bandara-bandara kita telah beroperasi dengan melampaui kapasitas sehingga sungguh diperlukan perluasan atau pembangunan bandara, seperti perluasan di Bali, dan pembangunan bandara baru seperti di Lombok dan Medan. Kapasitas Terminal Penumpang diban dingkan jumlah penumpang pada lima
l
No. 18
l
Juni 2011
bandara utama tampak sebagai berikut :
BANDARA
KAPASITAS REALISASI
Soekarno-Hatta Polonia – MES Ngurah Rai – DPS Juanda – SUB Hasanuddin – UPG
22.000.000 900.000 1.500.000 6.000.000 7.000.000
40.000.000 4.900.000 9.500.000 11.000.000 5.000.000
Sumber : Kemenhub
Jumlah penumpang domestik dan inter nasional yang diangkut oleh Airline Nasional lima tahun terakhir ini tampak sebagai berikut : Tahun
Domestik Internasional
Total
2005
28.813.515
3.364.415
29.177.930
2006 2007
34.015.981 39.162.332
2.963.776 3.188.893
34.312.357 39.194.225
2008 2009
37.405.437 43.808.033
4.102.210 4.969.913
37.815.647 48.777.946
2010
51.557.350
6.598.869
58.156.219
Sumber : Kemenhub
Bisnis Airlines Nasional Internasional
Tahun 2009 jumlah penumpang 4.969.913, tahun 2010 menjadi 6.598.869, pertumbuhan 32.7%. Kargo tahun 2009 berjumlah 46.485 ton, 2010 menjadi 79.549 ton, pertumbuhannya luar biasa, 71.1 %. Load Factor penumpang tahun 2009 rata-rata 71.44 %, selama tahun 2010 menjadi 72.18 %. Load Factor kargo tahun 2009 rata-rata 39.37%, tapi tahun 2010 tingkat rata-rata ini menurun menjadi 33.90%. Jumlah keberangkatan pesawat tahun 2009 sebanyak 390.554 menjadi 414.348 tahun 2010, me ningkat 6.0%.
Domestik
Jumlah penumpang 2009: 43.808.033, tahun 2010: 51.557.350, pertumbuhan 17.7%. Kargo 2009: 391.667 ton, 2010: 743.483 ton, pertumbuhan 89.8%. Load Factor penumpang rata-rata selama 2009 tercatat 82.00%, agak turun tahun 2010 menjadi 81.76%. Tapi Load Factor kargo meningkat sedikit menjadi 45,77% tahun 2010 dibandingkan tahun 2009: 44.39%. Jumlah keberangkatan pesawat:tahun 2009: 390.554, tahun 2010: 414.348, ya, pertumbuhannya 6.0%. Bagaimanakah para pelaku bisnis pari-wisata menyikapi dan menyongsong perkembangan di bidang bisnis penerbangan ini? n
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
PASAR
7
Membangun
Pasar Destinasi Sumatera U
sai sudah salah satu ajang besar, Tour de Singkarak, di Suma tera Barat, dan, Sumatera International Travel Fair (SITF) di kota Medan. Ditjen Pemasaran Pariwisata kini mendukung persiapan beberapa ke giatan lain yang sedari awal diinisiasi “penciptaan dan pemasaran”-nya: Regatta Sail Sabang di Aceh, ajang Trbuathlon di Sumsel, dan berbagai event lainnya. Salah satu mega events tahun 2011 ini bagi Indonesia, Pasar Wisata Internasional atau TIME, Tourism Indonesia Mart and Expo di Bandar Lampung, 12–14 Oktober 2011. Rangkaian kegiatan membuat tahun ini di pulau Sumatera nyaris ‘tiada bulan tanpa event pariwisata’, selain yang sudah, juga akan berlangsung dari ujung utara (Sabang) ke provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan hingga ujung selatan di provinsi Lampung. Inisiatif dari pemerintah daerah dan berbagai kalangan swasta juga tumbuh terus untuk mana Ditjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar pun memberikan dukungan optimal. Sumatera kini punya prospek sebagai satu kesatuan destinasi, dan dengan ke giatan-kegiatan yang mengandung pro mosi dan pemasaran, akan membawa implikasi lanjutan bagi pemda, para pelaku bisnis, stakeholders, terutama di daerah-daerah tersebut tadi. Ditjen Pemasaran Pariwisata disamping mendukung, bahkan juga telah menciptakan ‘event’ yang implikasinya menjangkau ke pengembangan pariwisata untuk beberapa tahun ke depan. Beberapa event besar disebutkan di
atas, ditambah lagi dengan event lain yang diselenggarakan di hampir setiap provinsi atau kabupaten, maka rata-rata per bulan berlangsung satu atau lebih event promosi pariwisata di pulau Sumatera ini. Sudah cukup merata pemahaman ba-
gaimana event bisa berfungsi memasarkan dan mengembangkan potensi pariwisata, maka selain event yang berskala internasional dan antardaerah, situasi itu ditunjukkan juga oleh event-event berskala lokal. Jadi, dari sudut pemasaran, daya
8
Vol. 2
PASAR
INDONESIA
l
No. 18
l
Juni 2011
Ke Hong Kong/China, Taiwan
Ke Eropa
Peta ini memperlihatkan ‘potensi’ dan ‘harapan’ pengembangan pariwisata pulau Sumatera dilihat dari sudut peran aksesibilitas udara dari dan ke luar negeri. Garis putus-putus berwarna merah memperlihatkan arah rute penerbangan yang sudah berjalan hingga saat ini, dan beberapa kemungkinan besar rute lain yang sudah pernah dilirik oleh maskapai penerbangan, dan yang memerlukan eksplorasi.
jangkauannya ada yang lokal ada yang antarpovinsi dengan tujuan menarik wisnus. Lalu ada yang bersasaran internasional untuk menjangkau wisman. Sementara itu perkembangan aksesibili tas udara untuk rute internasional di pulau Sumatera telah mencapai jumlah lebih banyak dibandingkan dengan pulau-pulau lain di luar Jawa dan Bali. Penerbangan rute luar negeri setiap hari kini sudah mulai ‘mapan’: Padang– Singapura, Padang–Kuala Lumpur, Me dan–Singapura, Medan–Kuala Lumpur, Medan–Penang, Medan–Hong Kong, Banda Aceh–Kuala Lumpur, Palembang– Singapura, Pakanbaru–Singapura. Sementara itu, yang tampak potensial untuk mana kalangan airlines juga sudah melirik, ialah rute penerbangan baru yang hendak dibuka: Medan–Bangkok, Medan– Phuket. Peluang berikutnya tampak pada rute Lampung–Singapura, Lampung–Palembang–Kuala Lumpur, Medan–Eropa, Medan–China, Medan Taiwan.
putasi internasional untuk pemasaran pariwisata Indonesia, telah dilaksanakan sebanyak 16 kali. Pelaksanannya di Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan tiga tahun terakhir mengambil tempat di Lombok. Tahun 2011 ini TIME akan digelar di Bandar Lampung, ibukota provinsi Lampung pada 12–14 Oktober 2011. Direktur Promosi Dalam Negeri Kemenbudpar M. Faried Moertolo saat menghadiri pemaparan TIME 2011 di ruang rapat utama gubernur, kompleks Pemprov Lampung, pada 22 Juni lalu.
TIME 2011
Sehubungan dengan gejala-gejala ter sebut, ajang TIME 2011 di Lampung merupakan promotional top event yang bisa bermakna ‘gong’ dimulainya suatu pema saran destinasi pulau Sumatera melalui kalangan pelaku bisnis pariwisata manca negara. Dan sebagaimana layaknya aktivitas bisnis internasional, tentu berdimensi jangka panjang. TIME telah menjadi ajang dengan re
Membangkitkan (Kembali) Pariwisata Sumatera
Gagasan mengembangkan Sumatera se bagai satu kesatuan destinasi wisata telah muncul secara sporadis dari beberapa penggiat pariwisata sejak beberapa tahun lalu. Di sektor angkutan udara, beberapa pemerintah daerah memelopori pendirian Sumatera Airlines yang kemudian bernama Riau Airlines, di Aceh pernah lahir dan beroperasi Seulawah Airlines. Akomodasi perhotelan, tetap tumbuh kendati slow but sure, terbatas di ibukota provinsi. Seperti disebutkan tadi, pemda dan ma syarakatnya tampak bergiat mengupayakan penyelenggaraan event yang sejatinya ingin
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
mempromosikan pariwisata, artinya, bertujuan agar wisnus dan wisman semakin ba nyak datang berkunjung. SITF telah dilaksanakan setiap tahun berganti-ganti tempat antara Medan dan Bukittinggi. Pada ajang itu selalu dihadirkan sejumlah ‘buyers’ dari luar negeri, di samping utamanya dari negara tetangga anggota ASEAN, juga didatangkan dari Eropa. Satu airlines nasional telah ‘berani’ membuka rute Kuala Lumpur–Banda Aceh, ini mencerminkan adanya potensi pariwisata yang bisa dijual ke masyarakat Malaysia. Dari Medan cukup tinggi frekuensi pe nerbangan ke Penang, Kuala Lumpur dan Singapura, mencerminkan potensi bisnis yang lebih besar lagi, kendati tampaknya lebih banyak outbound travelers yang diangkut ketimbang inbound tourists. Bandara baru di Padang, Minangkabau International Airport, lantaran bencana gempa, langsung turun ‘sepi’ dari penum pang Namun relatif cepat kini mulai pulih, dan, kuat indikasi bahwa fasillitas terminal penumpang bandara itu tak lama nanti akan harus menghadapi jumlah penumpang mendekati kapasitasnya. Bandara ini memiliki tiga garbarata. Bandara baru Kuala Namu di Medan, diharapkan mulai beroperasi tahun 2012, maka ini akan kian membuka peluang bagi penambahan jumlah penerbangan dalam dan luar negeri. Di bagian selatan pulau, kota Palembang sudah dilayani oleh satu maskapai penerbangan asing rute Singapura–Palembang. Tak diragukan kebijakan membuka rute itu niscaya didorong oleh potensi travelers termasuk yang bertujuan pariwisata, maka penambahan pada rute ini oleh airlines lain pada waktunya tentulah akan terjadi. Tahun 2011 ini pula ajang ASEAN Games di Palembang dapat dipastikan membuka kesempatan besar bagi masyarakat setempat, sebagai ‘exercise’mengelola kedatangan wisnus dan wisman dalam jumlah relatif besar. Pulau Bangka-Belitung sebenarnya re latif lebih cepat bergerak maju. Beberapa event promosi pariwisata telah dilaksanakan di pulau Timah ini, sementara wisnus dan wisman kian banyak menjejakkan kaki ke pulau Laskar Pelangi Belitung, sekalipun fasilitas akomodasi, angkutan wisata dan lainnya kian terasa tak mencukupi. Pendek kata, dari rangkaian kegiatankegiatan itulah yang menunjukkan arah, bahwa di sini tengah berlangsung kemungkinan membangun pasar bagi destinasi Sumatera.
PASAR
9
‘Modal’ Sudah Lumayan Data empiris menunjukkan telah dimiliki ‘modal yang lumayan’ untuk membangun kemballi atau membangun baru pasar wisman bagi Sumatera. Jika diibaratkan ‘modal awal’, statistik dari Badan Pariwisata Daerah (Bawisda) Sumut tahun-tahun sebelum krisis finansial melanda dunia (2008-2009) mengindikasikan pasar untuk Sumut, menurut kebangsaan, seperti di bawah ini. Kunjungan wisman dengan direct flight ke Medan sebagai berikut: Asal/Tahun:
2004
2005
2006
2007
Malaysia
68.217
66.970
77.820
79.348
Singapura
9.321
10.213
7.328
8.172
Belanda
4.559
5.168
6.181
7.094
Taiwan/China
2.709
3.592
n.a
6.138
Inggris
1.548
2.268
2.260
1.336
Jerman
1.519
2.577
3.874
2.281
Muangthai
1.257
n.a
1.484
1.111
Jepang
1.012
1.936
2.174
2.093
AS
955
5.168
3.805
4.966
Kuartal pertama tahun 2011 ini saja telah mengindikasikan peningkatan yang juga ‘menggairahkan’. Bahkan ke Padang tampak cepat pulih dari dampak gempa hebat sebelumnya. Sungguh terpulang lagi pada para pelaku bisnis pariwisata untuk semakin mengoptimalkan pengembangan pasar.
Jumlah Wisman yang Tiba Melalui Pintu Masuk periode Januari–April 2010 dan 2011 Pintu Masuk
2011
2010
Meningkat
Batam
344.074
24.638
7,71%
Tj. Uban
103.054
8.351
8,82%
Medan
57.040
6.724
13,36%
Balai Karium
35.313
1.675
4,98%
Tj. Pinang
32.256
1.862
6,13%
10.151
2.176
27,29%
6.714
1.837
37,67%
Padang
Pekanbaru
Minangkabau International Airport, tak lama lagi tentu akan semakain sibuk.
10
Vol. 2
PASAR
Kalau di masa lalu pernah menonjol dan relatif lebih berhasil sebagai destinasi adalah provinsi Sumatera Utara dengan obyek Danau Toba, kawasan konservasi orang utan, dan provinsi Sumatera Barat dengan kota Bukittinggi serta danau-danau dan lembah indah bersama seni budaya masyarakat, di samping Batam–Bintan dua pulau di seberang kota Singapura,--- maka kini terbuka peluang pergerakan wisnus dan wisman meluas ke arah bagian selatan Sumatera. Ya, di situ ada provinsi Suma tera Selatan, Bengkulu dan Lampung. Ajang TIME 2010 di Lombok, diikuti oleh 118 buyers dari 22 negara, terbanyak datang dari Korea, China, India, Singa pura, dan Indonesia. Jumlah sellers 104 mewakili 80 perusahaan pelaku bisnis pariwisata dari berbagai provinsi, terba nyak dari Nusa Tenggara Barat, Jakarta, Bali, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah. Berdasarkan persentase, sellers terdiri atas hotel, resort dan spa (75%), dinas pariwisata (10%), tour operator/travel agent (7%), adventure/activity holiday (3%), airline (1.5%), dan lainnya (hotel management, tourism board, tourism organization dan travel portal (8.5%). Tercatat perkiraan nilai total kontrak selama TIME 2010 berkisar US$18,9 juta. Ketua OC Meity Robot dalam siaran pers menyatakan, jumlah transaksi itu “meningkat delapan persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang juga dilaksanakan di Lombok”. Dia mengatakan selama tujuh tahun terakhir penyelenggaraan TIME, jumlah buyers dari luar negeri meningkat terus. Merekalah yang menjual produk dan pe-
Sejuk dan indahnya Danau Ranau, Lampung, terlebih di saat sunset.
l
No. 18
l
Juni 2011
Daerah Sumatera Barat termasuk ‘kaya’ dengan penyelenggaraan berbagai macam event.
layanan wisata Indonesia di negeri mereka masing-masing, kata Meity Robot. Jadi, dapat diperkirakan TIME 2011 di Bandar Lampung bulan Oktober 2011 dan tahun depan, akan dihadiri oleh ratus an pelaku bisnis wisata dari dalam dan luar negeri. Mereka secara langsung akan mempromosikan Lampung sebagai destinasi wisata, dan --- seperti disinggung di atas tadi---, ini boleh jadi langkah pertama mengenalkan ke dunia pariwisata, Sumatera sebagai satu pulau destinasi dengan multi legs dan membuka peluang kombinasi beberapa karakter destinasi.
Implikasi untuk keberhasilan
Apa implikasi dari kegiatan-kegiatan ‘promosi’ tersebut? Semua mengingatkan pada satu faktor awal untuk berhasil menggerakkan industri pariwisata dan menjual produk wisata, yaitu aksesibilitas. Karenanya harapan kini dicurahkan pada kalangan industri penerbangan, pada pemda untuk membangun dan memelihara jalan-jalan darat. Industri yang membentuk produk wisata, Aksesibilitas (udara dan darat), Akomodasi, dan Pengeloalaan Atraksi, bersama tour operator, diharapkan membangun dan
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pelayanan pariwisata. Satu airlines telah berani membuka rute Medan ke Hong Kong, maka rute ke Bangkok, Taiwan dan China tentulah sedang menunggu Waktu yang ‘tepat’ untuk dibuka juga. Medan pernah dihubungkan langsung oleh Garuda Indonesia ke Eropa, menurut pihak Garuda, sebenarnya rute itu secara ekonomis ‘berhasil’ namun harus disetop berhubung adanya beberapa aalasan lain pada masa itu. Setiap provinsi destinasi di Sumatera memiliki potensi produk yang berkarakter sendiri-sendiri. Sumatera Utara, juga punya pulau Nias yang ‘dikagumi oleh para surfers dari berbagai negeri’. Sumatera Selatan masih ditambah lagi dengan potensi sungai Musi river cruise. Lampung memiliki selain pantai buat board surfing dan sail surfing, peninjauan ‘anak’ gunung Krakatau yang bersejarah, sampai ke arah pantai Anyer dan Carita, merupakan obyek daya tarik tersendiri. Semua itu boleh jadi akan dikonsumsi kian banyak oleh ‘niche market’ dari berbagai negara produser wisman. Jadi, potensi destinasi untuk berkembang dan tumbuh memang memerlukan
PASAR
Menteri Menyambut: Menbudpar Jero Wacik menyambut rencana TIME di Lampung melalui website Penyelenggara, antara lain dengan menyatakan: I am pleased to welcome all of you once again to Tourism Indonesia Mart & Expo (TIME) 2011. This year held for the very first time in the provincial capital of Bandar Lampung, a short flight away from Jakarta. The province of Lampung lies west of the capital, across the Sunda Strait. An active volcano stands at its gateway, the world renowned Son of Krakatau, and it is home to two of Indonesia’s largest nature reserve. I must commend the Organizing Committee of TIME for selecting Lampung to host this year’s event as it will be an exciting opportunity for the country to showcase another aspect of its natural bounty, other than its beautiful beaches. Lampung will no doubt leave an indelible mark on all of you.
satu ‘langkah pertama’ untuk berlanjut tahun demi tahun, melaksanakan rencana sistimatik dari waktu ke waktu, mungkin beberapa tahun diperlukan hingga tercapailah ‘panen’. Inisiatif dan follow-up dari pelaku in-
Overland Tours, why not ?
S
ampai pertengahan dasawarsa 1990-an, overland tours dari Medan telah merupakan bisnis yang produktif bagi para operator inbound tour. Program tur itu membawa wisman dengan bus pariwisata dari Medan, menginap semalam dan tur di kota Beras tagi, lalu di Danau Toba dua atau tiga malam, dari sini berlanjut menuju kota Bukittinggi di Sumatera Barat. Kadangkala menginap semalam di Sibolga atau di kota Padangsidempuan di tengah perjalanan sebelum mencapai Sumatera Barat. Setelah dua tiga hari tur di Sumbar, dengan pesawat terbang tur ini diteruskan Robert Lam ke Jakarta. Dari Jakarta, bisa lanjut ke Yogyakarta sampai Bali. Long trip sampai ke Bali umumnya dibeli oleh wisman dari Eropa, sedangkan short trip sampai Bukittinggi saja biasanya
11
diikuti oleh wisman dari jiran Malaysia dan Singapura. Menjelang tahun 2000 hingga kini overland tour itu sudah ‘pudar’. Robert Lam, salah satu inboound operator di Medan mengatakan “ya, kadang ada satu dua grup. Tergantung permintaan. Tapi dulu memang merupakan group series, hampir setiap ming gu ada saja.” Bagaimanakah mengembalikan bisnis itu lagi? Bahkan, kini bisa dieksplorasi untuk tur lintasan darat dari Palembang ke Lampung atau hingga Jakarta. Dan seterusnya. “Sebenarnya yang diperlukan kini perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur, jalan-jalan yang masih rusak pada beberapa bagian perjalanan,” kata operator tur di Medan itu. Dia mencontohkan bagian jalan raya antara Tarutung–Sibolga, dan antara
dustri di destinasi diperlukan setiap kali sesuatu event telah berhasil digelar. Terlebih mengingat mulai tahun 2015, akan berlaku open sky policy antarnegara ASEAN, dan penerapan semakin luas atas AFTA (ASEAN Free Trade Agreement). n Pemandangan Bukit Barisan.
Padang Sidempuan menuju Bukittinggi. Lalu, di Danau Toba, hotel perlu di up grade lagi mengingat dua hotel saja kini yang dinilai sebagai ‘cocok untuk wisatawan’. Di Lampung terdapat Danau Ranau yang indah sejuk, cocok untuk wisatawan singgah menginap dan tur lokal di tengah perjalanan darat antara Palembang dan Bandar Lampung. Pantai Barat Lampung telah beberapa tahun ini dikunjungi para surfers mulai dari Australia sampai Jepang, Eropa dan Amerika. “This place is terrific,” kata salah satu expatriates yang kini sudah mendirikan usaha bungalow untuk wisman surfers. Pemda Provinsi dan Kabupaten di Suma tera perlu memerhatikan prasarana jalan darat, dan jangan di tunda-tunda. n
12
events
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
Dirjen Pemasaran Pariwisata memimpin mempertemukan agen-agen Malaysia dan Indonesia di Jakarta.
I
Pemasaran Pro-aktif
BPW Indonesia menawarkan produk ni langkah terobosan yang diambil Kemudian, berdiskusi, saling bertukar insecara cepat. Dirjen Pemasaran Pari- formasi, dan, ide-ide apa lagi yang tepat paket-paket wisata Indonesia, dan BPW berkesempatan langsung wisata mengundang sembilan Biro dilakukan dan efektif untuk meningkat- Malaysia Perjalanan Wisata dari Malaysia ke kan kunjungan wisatawan dari Malaysia merundingkan rincian paket yang ‘bisa segera dijualnya’, dengan ‘harga yang Jakarta, didampingi Visit Indonesia Tourism ke Indonesia. Pendapat dan saran pun keluar dengan bisa segera disepakati’. Dan mereka yang Officer (VITO) Kuala Lumpur, pada satu hari trip untuk rapat setengah hari di Ke- terbuka. Bagi Ditjen Pemasaran Pariwisata diundang memang terdiri atas agen-agen yang selama ini melaksanakan menbudpar. paket-paket wisata Rapat dengan siapa? MemMalaysian Outbound & Key Destinations 2010 vs 2009 penjualan destinasi Indonesia. pertemukan mereka dengan Ya, masing-masing pelaku para operator tur Indonesia, bisnis ini secara ‘bilateral’ yang diundang pula ke Jakarta mencapai kesepakatan dan dari Bandung, Jawa Tengah, menandatangani perjanjian. Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Berapa jumlah wisatawan dari di samping asosiasi, Garuda Malaysia akan didatangkan Indonesiia dari Jakarta. dalam beberapa bulan mendaDiperlukan satu pertemuan tang ini. ini, dan diperlukan langkahMaka diharapkan pasar langkah segera untuk bisa diwisatawan Malaysia ‘dipene ambil dalam hal pemasaran trasi’ dengan rangsangan terdan penjualan tur di pasar tentu, yang akan dilancarkan Malaysia untuk tujuan ke Inmasukan-masukan dicatat dan akan meng- oleh para BPW sekembalinya hari itu juga donesia. Maka pada pagi hari itu, Jumat 30 Juni hasilkan kesimpulan apa yang memang di tempat masing-masing. 2011, para pelaku bisnis pariwisata dari sebaiknya dilakukan. Artinya, di samping Malaysia dan Indonesia tiba di Jakarta lalu kegiatan pemasaran yang sudah merupa- Mengamankan target masing-masing langsung menuju gedung kan rencana kerja dalam tahun 2011 ini. Dengan demikian, target jumlah wisTetapi, on top of the discussion, pertemu man dari pasar Malaysia untuk tahun 2011 Sapta Pesona, Kemenbudpar. Di kantor Dirjen Pemasaran Pariwisata, an tersebut juga sekaligus menggelar ajang ini diharapkan tercapai. Indonesia menarbertemulah dua rombongan undangan table top, saat-saat di mana masing-masing getkan wisatawan dari pasar Malaysia 1,6 ini. Dirjen Sapta Nirwandar memimpin BPW dari Indonesia yang berposisi sellers juta tahun ini. pertemuan. Acaranya, pertama, paparan berunding bisnis langsung dengan BPW Itulah langkah pemasaran pro-aktif. mengenai perkembangan terakhir arus dari Malaysia yang dalam pertemuan ini Dan sekalian penerapan langkah-langkah wisatawan dari Malaysia ke Indonesia. berposisi buyers. PPP, Public-Private-Partnership.
Vol. 2
l
No. 18
l
events
Juni 2011
Periode Januari–April 2011 ini khususnya pasar wisatawan dari Malaysia tampak agak “aneh”. Jumlah keseluruhan arrivals dari pasar Malaysia turun hampir 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Yaitu dari 369.696 (2010) menjadi 322.531 (2011). Memang, dilihat rinci per des tinasi, yang mengalami penurunan sebenarnya hanyalah destinasi Jakarta, yakni turun 51 persen. Sedangkan arrivals dari pasar Malaysia ke destinasi lain tetap meningkat, seperti Bali 33 persen, Batam 12 persen, Medan 13 persen, Bandung 41 persen. Namun upaya melalui diskusi dan table top setengah hari itu berarti mengerahkan dan mengarah pada semua destinasi untuk ‘mengatasi gejala penurunan tersebut’. Adalah mendukung pula, mulai 1 Juli 2011 imigrasi Indonesia kembali memberlakukan biaya untuk visa kunjungan 7 hari ke Batam dan Bintan sebesar US$7. Sebelumnya, visa fee dengan fasilitas Visa on Arrival (VoA) dikenakan US$ 25 untuk se tiap pengunjung asing dengan masa tinggal sampai 30 hari, yang berlaku pada semua wilayah Indonesia. Padahal ke Batam dan Bintan, sebagian terbesar pengunjungnya datang dari pasar Singapura dan Malaysia, durasi tinggal para wisatawan ini kebanyakan dua tiga hari saja. Warganegara anggota ASEAN otomatis bebas visa, namun para expatriates yang biasa menggunakan Visa on Arrivals, akan kembali meng anggap kunjungan wisata liburan, weekend dan long weekend ke BatamBintan tidak lagi ‘mahal’ setelah diturunkannya biaya visa tersebut. Saat membuka pertemuan tadi, Dirjen Sapta Nirwandar menje laskan: “Kita perlu bekerjasama lebih erat dengan kalangan industri agar secepatnya menyesuaikan penawaran-penawaran pariwisata terhadap demand yang ada; dan kita perlu melakukan apapun sebisa kita untuk membantu. Semua kita, perlu bekerja keras demi memenuhi harapan menyeluruh untuk tercapainya pertumbuhan positif tahun 2011 ini”. n
13
Festival Budaya Kalimantan Tengah
K
emenbudpar mendukung acara yang digelar setiap tahun ini, yang selain sebagai wadah untuk pelestarian dan promosi seni budaya Kalimantan Tengah juga sebagai sarana promosi obyekobyek wisata yang terdapat di propinsi Kalimantan Tengah. Nama event-nya Festival Budaya Isen Mulang (FBIM), dilaksanakan di Lapangan Sanaman Mantikel kota Palangkaraya pada 19–22 Mei 2011. Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang yang meresmikan pembukaannya. Kemudian masyarakat pengunjung festival menyaksikan rangkaian kegiatan: Pawai Budaya dan Pariwisata, Lomba Sepak Sawut, Lomba Jukung Tradisional, Lomba Jukung Hias, Lomba Tari Pedalaman dan Tari Pesisir, Lomba lagu Pop Daerah, Lomba Pemilihan Putra Putri Pariwisata dan Lomba Pakasak Lamang. Apa tujuan akhir yang hendak dicapai oleh festival ini? Ya, untuk mendukung meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara khususnya ke Provinsi Kalimantan Tengah dan ke Pulau Kalimantan pada umumnya. Gubernur Kalteng selalu menekan kan tujuan tersebut. n
Salah satu mobil hias yang dilombakan dalam Festival Budaya Isen Mulang.
14
atraksi
D
i Jakarta saat ini sedang dipersiapkan Perda RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah). Ini akan secara langsung dan tak langsung berpengaruh dan penting bagi bidang kepariwisataan. Salah satu aspek kepariwisataannya terletak pada kepen tingan wisata sejarah, dan, obyek daya tarik pariwisata yang berdimensi keseja rahan, budaya, dan estetika kota. Memilih, memilah, mempertahankan atau mengembangkan sampai memanfaatkan gedung-gedung dan kawasan bersejarah, --misalnya--, di ibukota Jakarta, telah sempat terabaikan antara lain kebijakan masa lalu yang menghilangkan beberapa gedung bersejarah, ‘indah’, dan berpotensi sebagai obyek daya tarik pariwisata. Keja dian serupa bisa terulang bukan hanya di Jakarta, namun kemungkinan juga di daerah, sehingga perlu dan baik untuk diperhatikan. Benito Lopulalan sebagai penulis pengamat menyusun laporan di bawah ini. Bangunan itu seperti lelah menyangga sejarahnya sendiri. Dindingnya kokoh, tebal, namun akar dan batang tanaman merambat, merengkuhnya. Akar pohon menembus dinding tebalnya, menyusup dan menciptakan retakan-retakan. Tembok-tembok berkerak oleh lumut kering, atapnya berdampingan dengan daundaun pohon yang menampar, memecahkan serta meruntuhkan genting-genting. Di sudut lain, tak lebih lima puluh meter dari gedung berpohon itu, sebuah bangunan tua berumur hampir seratus
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
Wisata Kota Tua, tahun masih tampak tetap megah berdiri, putih mulus seperti bayi yang baru lahir. Atapnya memerah seperti matahari senja. Suasana kontras semacam ini menjadi pemandangan, sekaligus daya tarik yang menghiasi Kota Tua Jakarta. Kondisi ini mencerminkan kekontrasan yang ada di sudut-sudut Jembatan Merah Surabaya, Lawang Sewu Semarang, di Medan atau Makasar. Seperti iklan kosmetik yang membandingkan antara yang terawat dan yang tak terawat. Di tengah kekontrasan ini, berbagai jenis bangunan kuno menceritakan sejarah kota. Di wilayah Koa Tua Jakarta, terdapat stasiun kota Jakarta yang akan berumur 83 tahun pada Oktober 2011. Sering disebut stasiun Beos, dari nama Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), gedung ini dikatego rikan sebagai Ba ngunan Cagar Budaya. Stasiun tersebut dirancang oleh arsitek
Belanda bernama FJL Ghijsels, orang Be landa kelahiran Tulung Agung, Jawa Timur. Ghijsels juga ikut merancang Bali hotel, yang merupakan hotel pertama di Bali, Stasiun Semut di Surabaya, gedung KPM (sekarang Pelni) serta gedung Bappenas.
Menikmati Gaya Arsitektur
Berbagai bangunan juga bercerita tentang gaya arsitektur dan selera-semangat jaman saat mereka dibangun.
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
atraksi
Arsitektur Kolonial Stasiun Kota kerap ditampilkan sebagai contoh arsitektur lama bergaya Art Deco. Ini juga menjadi gaya arsitektur Hotel Preanger Bandung, Vila Isola Bandung yang sekarang menjadi gedung Universsitas Negeri Bandung, atau hotel Savoy Homann Bandung. Ciri khas arsitektur jenis ini adalah langgam elemen dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Gaya Art Deco bukan merupakan satusatunya gaya bangunan, bahkan bukan pula gaya yang dominan. Popo Danes, seorang arsitek ternama dari Bali, pernah mengungkapkan bahwa s e j u m l a h
tampilan arsitektur yang bahkan sangat jarang ditemukan di Eropa, terdapat di beberapa tempat di Indonesia. Popo menunjuk antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya serta Makasar sebagai pemilik kekayaan arsitektur kolonial yang luar biasa. Kekayaan ini terhimpun karena kepulauan Nusantara merupakan pusat dunia pada jaman rempah-rempah. Semua bangsa pedagang samudra mengarahkan diri, menyerbu ke wilayah Nusantara. Bangunan yang dibangun oleh Portugis, Belanda, Inggris, atau bangsa Asia pedagang seperti Cina, tersebar di kota-kota Indonesia. Menikmati bangunan tua seperti menikmati karya seni. Sekedar agar para pembaca bisa membayangkan keragaman arsitektur itu, berikut ada gambaran singkat mengenai sejumlah gaya, selain Art Deco tentu saja. Periode awal, sebelum tahun 1800-
15
an, gaya arsitektur didominasi oleh gaya Belanda yang bentuknya cenderung panjang dan sempit, dengan atap curam dan dinding depan bertingkap penuh gaya. Sesudah itu ada gaya Empire Style, atau juga kerap disebut The Dutch Colonial Villa. Bangunan dengan langgam yang bermaksud menampilkan kemegahan ini kadang dihiasi menara menjulang pada salah satu sisinya. Gaya Nieuwe Bouwen atau International Style di Hindia Belanda menampilkan atap datar, volume bangunan berbentuk kubus, serta warna putih. Gaya Neogothik antara lain menampilkan dua tower (menara) pada tampak mukanya, dengan konstruksi rangka khas gothic. Jendela kacanya berbentuk busur lancip, dan plafond pada langit-langit berbentuk lekukan khas gothic yang terbuat dari besi. Selain itu, ada pula gaya arsitektur eklektik yang mencampurkan elemen tradisional lokal dengan karakter arsitektur Eropa, atau memadukan elemen-elemen gaya berbeda. Sejumlah varian gaya arsitektur
16
Vol. 2
atraksi
elanda–Jerman, sempat muncul menjeB lang Perang Dunia kedua. Tentu saja gambaran ini masih sangat sederhana, tapi mudah-mudahan bisa sedikit membantu para penikmat bangunan.
Pemukiman
Disamping gaya bangunan, Johan Silas, seorang ahli tata kota dari Surabaya, memandang bahwa disain kota jaman kolonial, merupakan hal menarik yang mengandung pelajaran mengenai tata lingkungan. Saya teringat pada kata-kata beliau saat menikmati pemukiman, atau kompleks bangunan tua. Memperhatikan ruas jalan bagi pedestrian, atau bagian jalan khusus bagi pengendara sepeda, sambil memper hatikan dan membayangkan gorong-gorong bawah tanah di bawah kaki. Disamping Kota Tua Jakarta terdapat
sejumlah lokasi seperti di daerah Ijen Malang, daerah Sempur Bogor atau sejumlah daerah di Bandung yang merupakan tempat menarik untuk menikmati nuansa pemukiman kolonial. Pemukiman Pecinan, atau pemukiman etnis Tionghoa, yang juga dibangun sejak jaman kolonial adalah contoh lain dari pemukiman khas yang memiliki estetika lingkungan yang berbeda untuk dinikmati. Warna-warna, aroma, serta kekayaan kulinernya memperkaya tampilan khasnya. Hal serupa, dengan karakter berbeda, dapat dinikmati di lorong-lorong pemukim an Arab. Soal pemukiman khusus ini tentu saja akan menciptakan tulisan tersendiri. Menikmati dan mengapresiasi detil-detil bangunan juga dapat dilakukan. “Coba lihat saja, bentuk pintu dan jendela, detil sudut serta lampu-lampu dari
l
No. 18
l
Juni 2011
berbagai jaman itu sangat menarik,” kata Lusia Yekti, seorang guru SMA dari Surabaya yang senang menjelajahi berbagai bangunan kuno di Surabaya utara. Handoyo, seorang disainer dari Yogya karta, bahkan secara khusus memperhatikan keragaman desain hias lubang anginangin. “Bisa dimanfaatkan untuk menciptakan hal baru dengan merefleksikan hal yang lama.” Dalam idiom bahasa Indonesia, seorang yang penuh pengetahuan kerap disebut sebagai perpustakaan berjalan. Bila idiom ini diterapkan pada wilayah-wilayah kota tua di Indonesia, maka kita akan melihat perpustakaan arsitektur berbagai jaman dengan berbagai gaya. Bagaimana dengan wilayah-wilayah kota tua di daerah Anda? Selamat menikmati. n
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
events
Mutiara Lombok untuk Menarik Wisman
S
etiap kali kita perlu menyadari, bahwa sekitar 40% mutiara di dunia dihasilkan dari Lombok. Kualitas mutiara dari Lombok ‘berkelas dunia’. Kaitan mutiara dan pariwisata internasional menjadi kian melekat. Karenanya Lombok-Sumbawa Pearl Festival digelar kembali pada 8–11 Juli 2011, di Mataram, pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Acara tahunan yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB ini, bermak sud tetap memopulerkan Lombok sebagai daerah penghasil mutiara bertaraf inter nasional. Bahkan, pada festival kali ini buyers dari 36 negara akan hadir di samping yang datang dari Indonesia. Para pebisnis itu akan mengikuti lelang mutiara hasil pembudidayaan petani mutiara, bukan saja dari NTB, juga dari daerah lain, Maluku dan Papua. Dirjen Pemasaran Pariwisata, Sapta Nirwandar menjelaskan, mereka juga mendapat kesempatan mengikuti post tour ke sejumlah obyek wisata menarik
di antaranya melihat pembudidayaan mutiara di sekitar pantai Lombok dan Sumbawa. Melalui ajang itu pula memantapkan posisi Lombok dan Sumbawa sebagai penghasil mutiara terbaik, menggali potensi mutiara sebagai produk unggulan, dan membuka akses pasar dan peluang investasi yang lebih luas. Sementara itu Gubernur NTB M Zainul Majdi menekankan, mutiara NTB mampu bersaing di pasar internasional. Karena, Laut Selatan, terutama laut sekitar Lombok, menjadi tempat budi daya yang baik untuk mutiara. Itu membuat Lombok menghasilkan South Sea Pearls, jenis mutiara kualitas terbaik di dunia, mengalahkan mutiara Tahiti, dan air tawar. South Sea Pearls memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan jenis lainnya. Kilaunya pun lebih cemerlang. Jadi, ajang ini akan menghangatkan persiapan menyongsong program Visit Lombok Sumbawa 2012. Saat ini pemerintah se tempat sedang membenahi beberapa destinasi pariwisata di Lombok dan Sumbawa, kata Zainul. Di antaranya adalah revitalisasi kawasan Lowang Baloq, juga Pantai Senggigi, dan Pantai Lakey Huu; serta penataan objek wisata di 13 lokasi kabupa ten/kota di NTB.
17
Dan, bandara yang baru dibangun di Mataram diharapkan mulai beroperasi menjelang akhir tahun ini. Festival ini akan ramai dengan serangkaian acara, selain lelang mutiara, diadakan pameran mutiara, pemilihan putri mutiara, talk show, pentas seni budaya serta lomba menggambar dan mewarnai. Pada gambaran yang lebih luas, produk hasil budi daya para petani mutiara dari Indonesia malahan telah diekspor ke berbagai negara produsen perhiasan mutiara dunia seperti New York (Amerika Serikat), Tokyo (Jepang) , Geneva dan Zurich (Swiss), serta Milan (Italia). Tingginya kualitas perhiasan mutiara dari Indonesia menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang. Karenanya jelas, ketika jumpa pers mengumumkan perihal festival tersebut, Dirjen Pemasaran Pariwisata mengatakan, “Festival ini akan mendorong kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia, khususnya ke NTB. Bersamaan itu, menggali lagi potensi mutiara sebagai produk unggulan, dan membuka akses pasar dan peluang investasi yang lebih luas. n
18
Prominent Figures
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
M
inggu, 26 Juni 2011, Richard Gere, bintang film Holly wood, tiba di bandara Adi sucipto, Yogyakarta dan langsung menuju candi Borobudur. “Perjalanan ke Borobudur ini penting bagi saya untuk lebih tahu apa saja yang ada kaitannya dengan guru saya, penting bagi studi saya pribadi,” kata Richard Gere begitu tiba di kompleks Candi Borobudur. Gere, apakah tertarik memegang stupa candi seperti yang biasa dilakukan wisatawan jika berkunjung ke Borobudur? “Saya justru besok akan meditasi di atas stupa,” jawab Gere bercanda. Dia bermeditasi pada Senin, 27 Juni 2011 subuh sekitar pukul 04.00. Setelah itu, ikut peace walk sambil membaca doa Parita bersama para bhiksu yang mengiringinya. Dia duduk menikmati matahari terbit. Dia bersemedi di candi Borobudur itu. Kepada sejumlah wartawan ia menerangkan, perjalanan ritualnya ke candi Borobudur adalah untuk mengetahui lebih mendalam sejarah gurunya. Dia, pengikut aktif Dalai Lama, guru besar Buddha asal Tibet. Dia lalu bilang, Indonesia adalah negara yang mengagumkan, menyimpan banyak sejarah, khususnya yang berkaitan dengan
Aktor Richard Gere di Indonesia
sejarah perkembangan agama Buddha. “Indonesia adalah negara mengagum kan untuk belajar sejarah,” kata dia. Termasuklah acara dia menapak tilas perjalanan Artisa penyebar agama Buddha di Tibet yang datang pada tahun 1011 dan belajar agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya kepada Bhiksu. Candi Borobudur dan Candi Prambanan, World Cultural Heritage atau warisan budaya dunia itu dikunjunginya 25–27 Juni 2011. Dia mengaku pernah me ngunjungi Indonesia 25 tahun silam, namun tidak singgah ke Jakarta. “Waktu itu saya ke Bali, ke Jakarta baru sekarang,” kata Gere. Perjalanan Richard Gere tentu saja masuk dalam strategi pema saran pariwisata Indonesia sebagai salah satu Prominent Figure Trips. DirekRichard Gere ketika di Candi Borobudur bersama istrinya.
tur Jenderal Pemasaran Pariwisata Sapta Nirwandar mengatakan, kunjungan itu akan memberikan pengaruh positif bagi Indonesia. “Dengan begitu diharapkan kedatangan Gere bisa menarik lebih banyak wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Candi Borobudur,” katanya. “Bintang” ini juga melakukan penanaman pohon di kawasan Taman Candi Borobudur dan mengunjungi Candi Pawon dan Candi Mendut. Lalu menjadi tamu undangan dalam pementasan Sendratari Mahakarya Borobudur (The Masterpiece of Borobudur Ballet) yang digelar di panggung terbuka Aksobya sebelah timur kaki Candi Borobudur. Rangkaian kunjungan itulah yang diharapkan mampu menarik perhatian dunia dan memberikan inspirasi mediamedia internasional untuk melakukan peliputan dokumenter yang akan ditayangkan ke seluruh dunia. Menurut Sapta Nirwandar, Candi Borobudur dan Prambanan akan terus dipromosikan secara gencar apalagi pascaerupsi gunung Merapi. “Promosi wisata di wilayah ini perlu terus dilakukan agar
Vol. 2
l
No. 18
l
events
Juni 2011
19
Pameran Obyek Wisnus di Yogyakarta
P
dunia internasional tahu bahwa Borobudur dan Prambanan aman dikunjungi,” katanya. Dirjen menekankan lagi bahwa salah satu cara berpromosi pariwisata antara lain dengan mengundang prominent person. “Dengan banyaknya fans Gere di Asia, Amerika, dan Eropa maka kedatangan Gere ini diharapkan dapat semakin memperkenalkan Candi Borobudur dan Candi Prambanan ke seluruh dunia,” katanya. Richard datang bersama keluarga. Saat berkunjung, taman candi-candi itu tetap terbuka untuk umum dan beraktifitas seperti biasa. Maka dampaknya pun diharapkan menarik masyarakat di luar ne geri untuk mengunjungi Borobudur dan sekitarnya.
ameran Obyek Wisata Nusantara (Expo) 2011 diselenggarakan di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta pada 2–5 Juni 2011. Para peserta terdiri dari beberapa BUMN, Dinas Pariwisata Provinsi/ Kabupaten/Kota dari daerah-daerah dari luar Yogya, UKM dari Yogyakarta dan beberapa unsur-unsur Industri Pariwisata lainnya. Salah satu peserta dari BUMN, Perum Perhutani mengumumkan telah memiliki lebih dari 145 lokasi pariwisata alam yang tersebar di Pulau Jawa, menawarkan berbagai potensi wisata alam untuk dikembangkan bersama-sama dengan investor yang berminat. Perum ini menyatakan siap bersi nergi dengan semua pihak guna me ningkatkan citra Indonesia sebagai destinasi yang aman, nyaman,dan menarik untuk dikunjungi.
Di Bali
Peninjauan
Dia tampak menuruni tangga pesawat Garuda Indonesia yang baru tiba dari Yog yakarta, di bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Selasa pagi (28/6). Pemain film Pretty Women yang juga dibintangi oleh Julia Roberts itu langsung mengambil barang bawaannya, bersama istri dan satu anaknya, didampingi petugas bandara dan menuju pintu keluar untuk masuk ke dalam mobil hotel yang telah menjemputnya. Sebuah mobil Kijang Inova berwarna hitam sudah menunggu, milik hotel Amankila, dari Karangsem. Dia rupanya berlibur ke pantai timur pulau Bali itu. Tapi, dia maupun istrinya enggan untuk diwawancarai karena kedatangannya ke Bali untuk berlibur dan tidak ingin diganggu. Kepada sejumlah reporter, Nyonya Richard hanya menyebarkan senyum, malah meminta agar tidak diambil gambarnya. Sang nyonya lalu menyatukan kedua telapak tangannya di dekat dada, bahasa tubuh yang memberikan salam, terus masuk ke dalam mobil. Mereka pun enggan mengatakan akan berlibur dimana saja dan sampai kapan berada di Bali. n
Para peserta Pameran yang datang dari berbagai daerah sebanyak 60 orang diajak oleh Penyelenggara me ngunjungi obyek-obyek wisata di kabupaten Sleman. Obyek-obyek yang dikunjungi meli-
puti Museum Gunungapi Merapi (MGM), Volcano Tour di Cangkringan, Desa Wisata Pentingsari dan Candi Sambisari. Alfonds, salah satu peserta asal Taman Nasional Kalimutu, Flores, Nusa Tenggara Timur menyatakan ketertarikannya terha dap obyek-obyek wisata yang dikunjungi di Sleman itu. Koleksi di Museum Gunungapi Merapi, desa wisata Pentingsari, dan Candi Sambisari, pada pandangannya, mengesankan luar biasa.
Herman, berasal dari Garut Jawa Barat mengamati masyarakat kota besar cende rung jenuh berkunjung ke obyek-obyek wisata yang konvensional. Maka obyek wisata seperti yang dilihatnya dengan volcano tour di kawasan lereng Merapi dan desa wisata merupakan alternatif yang menurut dia, mulai banyak diminati oleh wisatawan asal kota-kota besar. n
20
Vol. 2
events
A
l
No. 18
l
Juni 2011
ASEAN JAZZ Festival
SEAN JazzFestival berlanjut terus sebagai salah satu ‘penarik wisatawan’ selain ‘fungsi promosi pariwisata Indonesia’. Di inisiasi dan didorong oleh Ditjen Pemasaran Pariwisata dan menjadi event tahunan sejak 2008, tahun 2011 ini akan kembali digelar di kawasan pelabuhan Batam, tanggal 22 dan 23 Juli 2011. Tentu saja seperti tahun-tahun sebelumnya, pada ajang musik itu akan datang wisatawan dari komunitas penggemar Jazz dari Singapura, Malaysia, sampai Thailand dan negara anggota ASEAN lainnya, di samping para pemusiknya sendiri. Batam merupakan salah satu pintu masuk utama bagi wisman ke Indonesia, sehingga beberapa tahun terakhir ini jumlah wisman ke Batam mencapai antara 20—25 persen dari jumlah seluruh visitor arrival ke Indonesia per tahun. n
K
International Travel Fair di Medan
emenbudpar mendukung Sumatera International Travel Fair (SITF) 2011 dengan mendatang kan sejumlah buyers dari luar negeri, dan, melaksanakan familiarization trip (Famtrip) untuk wakil-wakil tour operators dari Eropa dan dari China meninjau obyek daya tarik wisata, dan peninjauan lapangan bagi 10 wakil-wakil dari Professional Congress Organizer (PCO). SITF itu diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara, tanggal 3–5 Juni 2011, di ikuti oleh peserta dari Eropa tujuh buyers, enam dari India, satu dari China. Ikut juga sebagai peserta ialah Singapore Tourism Board, Malaysia Tourism Promotion Board, Tourist Authority of Thailand (TAT). Dari dalam negeri ikut serta empat buyers dari Yogyakarta, satu dari Bandung, dan ada 20 PCOs. Garuda Indonesia meng-
koordinir sejumlah biro perjalanan wisata sebagai peserta pada SITF, selain itu peserta datang dari hotel-hotel di Sumatera, adventure travel agents, dan dari dinas pariwisata provinsi Sumatera Barat, provinsi Riau, serta Disparda kabupaten Simalung un dan Disparda Kota Jakarta Selatan. Tahun 2011 ini SITF dilaksanakan untuk yang ke lima kalinya.
Kota Medan, saat ini memiliki fasilitas untuk konferensi antara lain di hotel JW Marriott yang berkapasitas 1.200 orang, hotel Aryaduta untuk konferensi 1.000 peserta, Grand Aston City Hall yang bisa menampung 2500 orang. Badan Pusat Statistik di Medan mencatat bahwa wisman yang umumnya datang mengunjungi Sumatera Utara adalah kewarganegaraan Jepang, Singa pura, Taiwan, Australia, Belanda, Jerman dan Inggris. Di danau Toba, tujuan wisata utama di Sumatera Utara, dewasa ini memang mempunyai fasilitas hotel yang dirasa terbatas untuk bisa menampung grup-grup wisman. Terdapat dua hotel internasional yakni Niagara Hotel yang berkapasitas 200 kamar, dan hotel Parapat dengan jumlah 50 kamar. n
Vol. 2
l
K
No. 18
l
Juni 2011
events
21
‘Menjual’ Bali-NT di Batam
onsep direct selling promotion (dsp) yang mempromosikan sekaligus ‘menjual’ destinasi di pasar konsumen, yang berada di luar wilayah geografis destinasi itu sendiri, telah diterapkan untuk destinasi Bali-Nusa Tenggara. Pelaksanannya di Batam, oleh Direktorat Promosi Dalam Negeri dengan menyelenggarakan dsp di pulau yang banyak dikunjungi wisman dari Singapura dan Malaysia itu. Jadi, walaupun sasaran utamanya ialah wisnus sesuai dengan kegiatan promosi wisata dalam negeri, namun sesuai juga dengan dengan karakter event di perba tasan, ajang ini sekaligus menargetkan
pasar wisman di negeri tetangga. ‘DSP’ di Batam di bulan Juni 2011 ini berhasil mendatangkan sejumlah 46 buyers termasuk yang datang dari agen-agen perjalanan wisata dari Singapura dan dari Malaysia. Jadi, selain kegiatan promosi pemasar an, juga diadakan Table Top di mana pi
S
hak penjual dan pembeli dipertemukan dengan pengaturan ‘appointment’ yang sesuai untuk kepentingan masing-masing. “Wah, efisien dan efektif sekali, tampak dari rata-rata pertemuan setiap seller dapat bertemu dan berunding dengan tiga buyers”, demikian diterangkan Faried Murtolo, Direktur Promosi Dalam Negeri. n
Ritual Bakar Tongkang
ejumlah warga asing dari lima negara Malaysia, Singapura, Vietnam, China, dan Thailand menghadiri acara ritual Go Ge Cap Lak atau “Bakar Tongkang” di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Sabtu (18/6). Ketua Persatuan Seluruh Masyarakat Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bagan Siapiapi Roesli Badawi di Bagansiapiapi, mengatakan, puncak acara ritual Bakar Tongkang dimulai pada Sabtu pagi (18/6). Acara itu merupakan salah satu event tahunan di Provinsi Riau, dan diisi berbagai acara ritual sembahyang serta do’a. Acara puncak pembakaran tongkang pada Sabtu 18 Juni. “Pada acara sembahyang dan doa bersama ini, Klenteng dipenuhi oleh warga etnis Tionghoa dari mancanegara,” tuturnya. Seluruh hotel penginapan di Bagan siapiapi dipenuhi oleh ribuan turis Tiong hoa dari berbagai negara. n
22
events
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
Festival Seni Budaya Jakarta di Berlin
W
alikota Berlin Klaus Wowe reit dan Gubernur Jakarta Fauzi Bowo memberi dukungan pada penyelenggaraan festival seni dan budaya Jerman–Indonesia yang bertajuk "Jakarta Berlin Arts Festival", diselenggarakan tanggal 25 Juni hingga 3 Juli di Berlin. Humas Jakarta Berlin Arts Festival, Boboy Simanjuntak dalam keterangannya menyebutkan selama ini seni dan budaya masa kini kota Jakarta sebagai ibukota Indonesia kurang dikenal, meskipun sejak tahun 1993 Jakarta telah resmi menjadi kota kembar Berlin. Karenanya ajang Jakarta Berlin Arts Festival diadakan guna memperkenalkan untuk pertama kalinya seni dan budaya Jakarta yang aktual pada masyarakat luas
I
kota Berlin. Boboy Simanjuntak mengatakan titik berat Festival tersebut adalah mempertunjukkan seni kontemporer di bidang teater, tari dan musik dari kota metropolitan Jakarta yang berpenduduk sekitar 10 juta. Rangkaian acara dalam Festival selain pagelaran seni musik dan fashion show juga digelar pemutaran film cerita, film dokumentasi, pertunjukkan seni lainnya serta diskusi. Beberapa seniman Indonesia yang ter kenal di Asia pada kesempatan itu mempertunjukkan karyanya untuk yang pertama kali di Eropa. Selain itu berlangsung juga lokakarya atau workshop, acara temu penyair dan temu kaum intelektual Indonesia–Jerman. Itu terselenggara berkat kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan budaya yang bermutu di Berlin. n
Menikmati Kuliner Indonesia Saat Midnite Sun di Lofoten Norwegia
ndonesia menjadi salah satu peserta yang menampilkan berbagai macam kuliner pada pameran “Lofoten International Food Festival 2011” di Lofoten, Norwegia pertengahan bulan Juni 2011. Minister Counsellor KBRI Oslo, Wening Esthyprobo mengatakan, para pengunjung festival kuliner itu dapat menikmati berbagai jenis makanan sambil menyaksikan matahari tengah malam atau midnite sun yang di Norwegia hanya dapat disaksikan di daerah Lofoten. Indonesia termasuk salah satu peserta internasional di antara negara lainnya seperti Italia, Jerman, Filipina, Thailand dan China dalam festival yang diselenggarakan selama dua hari itu. KBRI Oslo mengikuti ajang promosi kuliner tahunan ini atas undangan Walikota Lofoten, ini untuk ketiga kalinya. Biasanya diselenggarakan pada setiap Agustus, kali ini Festival diadakan bulan Juni agar dapat menarik wisatawan lokal dan internasional lebih banyaki. Dalam bulan tersebut terjadi fenomena
alam luar biasa yaitu midnite sun di mana matahari tidak tenggelam. Walikotanya mengharapkan para wisatawan yang ingin menyaksikan matahari lewat tengah malam tersebut dapat sekaligus mencicipi aneka kuliner asing yang disajikan berbagai negara termasuk kuliner lokal. Ribuan pengunjung menyaksikan berbagai promosi wisata, atraksi hiburan musik serta sajian kuliner selama festival tersebut. Stan Indonesia bernuansa merah putih diramaikan dengan suguhan kuliner sate ayam dan kambing, lumpia, kue pukis, rempeyek dan permen jahe tampak menonjol diantara stan lainnya. Aroma sate yang baru dibakar dan dikipasi di anglo serta wangi vanili kue pukis yang baru diangkat dari loyangnya, menggaet animo pengunjung untuk mencicipi. Para pengunjung sabar berdiri dalam antrian untuk memperoleh hidangan yang hangat dan baru diangkat dari loyang. Ini promosi Wonderful Indonesia lewat kuliner. n
Vol. 2
l
No. 18
l
events
Juni 2011
23
Efisiensi Energi Industri Pariwisata
K
egiatan meningkatkan efi siensi penggunaan energi di sektor pariwisata, di kawasan Pangandaran selatan Jawa Barat, berlanjut dari pelaksanaan program yang telah dilaksanakan beberapa tahun ini. Menbudpar Jero Wacik bersama Sekjen UNWTO (United Nations World Tourism Organizations) Taleb Rifai menghadiri acara inaugurasi program UNWTO untuk efisiensi energi industri pariwisata di Pangandaran, Jawa Barat, yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona kantor Kementerian Budpar Jakarta, tanggal 13 Juni 2011. Kegiatan UNWTO Programme of Energy Efficiency for Tourism Industry in Pangandaran ini sebagai bentuk konkrit kontribusi sektor pariwisata dalam me respon isu lingkungan, efisiensi energi dan pemberdayaan masyarakat lokal. Program ini juga dimaksudkan seba gai kegiatan yang saling melengkapi dengan program Peningkatan Ketahan an dan Kualitas Destinasi Pariwisata yang saat ini tengah dilaksanakan Kemenbudpar di 15 destinasi di Indonesia. Di antaranya adalah kawasan; Danau Toba, Sabang, Bromo dan sekitarnya, serta Pangandaran.
Program efisiensi energi industri pariwisata di Pangandaran dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pengum pulan data dasar, tahap peningkatan kapasitas, serta mitigasi dan adaptasi di antaranya pengembangan ekosistem te rumbu karang dan hutan bakau--ketika terjadi tsunami tahun 2006 banyak yang rusak--pada hal ini merupakan salah satu atraksi wisata yang menarik. Program pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism deve lopment) di kawasan wisata Pangandaran ini mendapat bantuan dana dari Peme rintah Jerman melalui UNWTO sebesar 1,3 juta Euro atau setara Rp 16,9 miliar. Program ini berlangsung dalam dua tahap, tahap pertama dimulai tahun 2007–2009 sebagai program pemulihan (recovery) pariwisata pasca-tsunami 2006, dan tahap kedua berlangsung selama tiga tahun (2010–2012) yang fokus pada pengembangan pariwisata berkelanjutan melalui upaya konservasi alam (tourism development supporting biodiversity) serta efisiensi energi sebagai kontribusi untuk mitigasi perubahaan iklim dan reduksi emisi di Indonesia. Menbudpar Jero Wacik menyatakan, program pembangunan pariwisata berkelanjutan di Indonesia bertumpu pada empat pilar strategis atau four
track strategy yakni; pro-pertumbuhan ekonomi (pro-growth), pro-penciptaan lapangan kerja (pro-job), pro-pengentasan kemiskinan (pro-poor), dan prolingkungan hidup (pro-environment). “Program pembangunan pariwisata berkelanjutan pada akhirnya untuk me ningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Menbudpar Jero Wacik. Acara inaugurasi UNWTO Programme of Energy Efficiency for Tourism Industry in Pangandaran dihadiri sekitar 100 undangan, di antaranya pejabat Kemenbudpar, UNWTO, instansi terkait, Pemda Jawa Barat, industri pariwisata, dan pers. n
Pantai Pangandaran, Jawa Barat
24
events
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
Kongres Dunia “Energi Terbarukan” dengan 1.500 Peserta
S
atu lagi kongres internasional sebagai salah satu kegiatan MICE, mengambil tempat di Bali, akan dihadiri oleh tak kurang 1.500 peserta dari seluruh dunia. Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) akan menyelenggarakan pertemuan para pakar dan praktisi energi terbarukan dan efisiensi energi tingkat dunia, bekerja sama dengan World Renewable Energy Network, Inggris. Kongres tersebut bertajuk World Renewable Energy Cong ress–Indonesia, International Conference and Exhibition on Renewable Energy and Energy Efficiency (“WREC Indonesia 2011”), akan diselenggarakan tanggal 17–19 Oktober 2011 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua. WREEEC 2011 mengusung tema “Boosting the Use of Low Carbon Energy for a Better World” atau “Mendorong Penggunaan Energi Rendah Karbon untuk Dunia yang Lebih Baik”. Ketua Organizing Committee WREC Indonesia 2011, Dr Her-
man Darnel Ibrahim, menyatakan bahwa, WREC Indonesia merupakan forum pertemuan para pejabat pemerintah pengambil keputusan dan regulator, politisi dan legislator, ilmuwan, pakar dan akademisi, LSM, eksekutif bisnis, perbankan dan industriawan, pengembang, operator, perbankan, serta pelaku usaha yang terkait dengan kegiatan usaha energi terbarukan dan efisiensi energi. Penyelenggaraan WREC Indonesia 2011 didukung oleh beberapa kementrian dan lembaga terkait dengan pengembangan dan pemanfaatan EBT, antara lain Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dewan Energi Nasional, dan ISESCO (Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization). Juga mendapat dukungan dari sektor swasta baik lokal maupun internasional. n
Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), di Nusa Dua, tempat berlangsungnya kongres internasional, sebagai salah satu kegiatan MICE.
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
AKSESIBILITAS
25
Sebagai pusat keramaian, Palembang Indah Mall dipilih sebagai tempat berlangsungnya event yang meng-’ekspose’ sekaligus ‘menjual’ paket-paket wisata pada masyarakat setempat.
Direct Selling di Palembang
D
irect Selling Promotion di Palembang, Sumatera Selatan, kembali dilaksanakan tahun ini tanggal 6–8 Mei 2011. Ini merupakan kegiatan untuk kedua kalinya, mengenalkan sekaligus menjual paket wisata nusantara dan mancanegara pada masyarakat setempat. Kali ini ada nilai tambah lainnya, yakni menjadi arena promosi bagi rencana di selenggarakannya perhelatan besar sport and tourism Tour de Singkarak yang akan berlangsung 6–12 Juni 2011 di Sumatera Barat, dan ajang Musi Triboatlon yang hendak dilaksanakan pada bulan November 2011 di Palembang. Juga, sekaligus untuk memeriahkan persiapan ke arah SEA GAMES tahun 2011 yang akan mengambil tempat di kota Palembang. Kemenbudpar menyelenggarakannya bekerja sama dengan Disparda setempat. Sesuai fungsi dan sasaran kegiatan ‘direct selling promotion’, pada event seperti ini potensi pariwisata Palembang dan
Sumatera Selatan di-ekspose, bersemboyan Kenali Negerimu Cintai Negerimu,--bersamaan itu berbagai destinasi wisata daerah-daerah lain di-ekspose sekaligus ‘dijual’ berupa paket-paket wisata dan fasilitas serta jasa lain. Pelaku bisnis dari industri pariwisata sebagai peserta secara langsung berhadapan dan menjual kepada masyarakat konsumen alias calon wisatawan. Untuk itu event dilaksanakan di pusat keramaian Palembang Indah Mall. Stan pada event ini diisi oleh maskapai
penerbangan Garuda Indonesia; agen-agen perjalanan wisata dan usaha akomodasi yang terdiri atas Carmeta Ampuh Tour and Travel Service, Wisin Tour; Southern Tour & Travel; Nirwana Gardens Resorts; Bintan Agro Beach Resort Group & SPA; Ria Bintan Golf Club; Nirwana Gardens; Bintan Sayang Resort; Bintan Lagoon; Angsana Banyantri; Treasure Bay; Hermes Agro; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Palembang; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten OKU. Para pelaku bisnis itu melaporkan total keseluruhan penjualan tercapai sekitar Rp 1,8 miliar. Sambil mencari informasi dan atau ‘membeli tur’, masyarakat konsumen yang berkunjung setiap hari dihibur dengan penampilan band dari Kota Palembang, lalu tariantarian daerah Sumatera Selatan, serta diselingi oleh pembagian doorprize. Paket-paket wisata yang dijual adalah bertujuan ke: Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Lombok, Padang, Pontianak, Balikpapan, Bukitinggi, Medan, Makasar, Manado, dan Aceh. n
26
Vol. 2
EVENTS
Tarian Anging Mamiri dari Sulawesi Selatan ini turut menghibur pengunjung pada event Direct Selling Promotion produk wisata dari Sulawesi.
Menjual Sulawesi di Surabaya
D
irect Selling Promotion produk wisata dari Sulawesi dilaksanakan di Surabaya, di pusat keramaian publik yaitu Grand City Mall pada tanggal 24–26 Juni 2011. Nah, mengapa di Surabaya untuk produk Sulawesi? Surabaya dipilih sebagai tempat penye lenggaraan, karena kota besar ini memiliki jalur penerbangan langsung menuju kota-kota besar di Sulawesi seperti rute Surabaya–Makassar, Surabaya–Manado. Berdasarkan data BPS tahun 2010 penduduk Surabaya yang melakukan perjalanan ada sebanyak 6.865.007 orang, potensi ini sungguh perlu digarap agar penduduk yang bepergian itu berminat berjalan-jalan wisata ke Sulawesi.
Kemenbudpar menyelenggarakan ke giatan ini bekerjasama dengan Disparda setempat. Para unsur industri pariwisata di ajang ini melaksanakan penjualan pro duk dan paket wisata langsung pada
Suasana keramaian publik di Grand City Mall Surabaya, tempat berlangsungnya Direct Selling Promotion produk wisata dari Sulawesi.
l
No. 18
l
Juni 2011
konsumen. Mereka terdiri atas: Tasik Ria Resort SPA & Diving, ATOS Tours, Makassar Hotel, Makassar Tourism Board (MTB), ASPPI, Matrix Tour & Travel, FIFA Holiday Tour, Palawi Tour (KOWINDO Surabaya), Lumba-lumba Travel, Patu Pulo Tour. Masyarakat pun dihibur dengan acara yang menarik pengunjung: Tarian Angin Mamiri dari Sulawesi Selatan dan Tari Sipatokan dari Sulawesi Utara, Kuis KNCN, Lomba melukis tingkat SD dan atraksi musik band. Selama kegiatan direct selling promotion ini telah terjadi transaksi langsung, di mana konsumen membeli paket wisata, selebihnya dalam bentuk pesanan. Total sekitar 1.000 pengunjung mendatangi stan stan para peserta. Mereka datang dari berbagai kalangan masyarakat kota Surabaya. Di latar belakang semua itu, maksud dan tujuan diadakannya Direct Promotion produk Sulawesi di Surabaya adalah untuk memperkenalkan/mempromosikan obyek dan daya tarik wisata produk Sulawesi kepada wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara (yang kebetulan sedang berkunjung di Surabaya) dan dalam rangka liburan sekolah dengan memberikan harga khusus untuk paket-paket wisata ke daerah-daerah tujuan wisata di Sulawesi. Manfaat dari kegiatan ini tentulah agar wisatawan nusantara dapat lebih mengenal obyek-obyek wisata yang terdapat di berbagai wilayah di Indonesia serta untuk mencegah wisawatan nusantara berlibur keluar negeri. Lalu diharapkan wisnus itu lebih me milih liburan di daerah-daerah tujuan wisata yang terdapat diseluruh Indonesia. Peningkatan kunjungan wisatawan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah. n
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
ATRAKsi
27
Layang-Layang Mendaki Angin Mari, adakan festival!
Layang-layang yang kusayang Jauh tinggi sekali melayang-layang (Koes Plus)
C
eritakanlah hal layang-layang pada wisatawan. Mereka tentu akan datang menyaksikan. Adakanlah festival, wisman dan wisnus akan semakin curious. Para reporter dan penulis niscaya tergerak akan menggoreskan ‘pena’ dan ‘mempromosikan’ lagi layang-layang dan lingkungannya. Dan inilah story-nya. Ketika angin musim dingin yang kering dari garis balik selatan bertiup ke katulistiwa dan melewati kepulauan Nusantara, saat itulah 'mereka' tiba-tiba bermuncul an di langit biru. Mereka adalah layanglayang, beragam jenis beragam warna. Antara Juni hingga September setiap tahun, mereka meramaikan langit dan cakrawala berbagai daerah di Nusantara Indonesia. Itulah waktu untuk festival layanglayang. Maka Jakarta, Balikpapan, Yogya karta, Bali, sampai Muna dan Pangandaran, dan berbagai daerah lain, berpesta di langit dengan festival masing-masing. Di Jakarta, festival biasanya berlangsung di pantai Ancol pada akhir Juni, di Bali, festival berlangsung di Pantai Padang Galak , Sanur, minggu ke empat Juli,
demikian juga di pantai Manggar Balik papan. Nun di selatan di Pangandaran, se tiap tahun digelar festival layang-layang. Di Bali pada musim ini, siapapun dipersilahkan mengeluh bila jalanan macet ka rena layang-layang raksasa hendak lewat. Keluhan tinggal keluhan, silakan saja, layang-layang adalah kegemaran banyak orang mulai dari anak kecil hingga sang kakek, yang kaya dan yang miskin.
Keseriusan di Bali melibatkan tradisi. Layang-layang berawal dari kisah Rare Angon sang penggembala, yang sekaligus merupakan jelmaan Dewa Shiwa. Inilah sebabnya, pembuatan layang-layang di Bali melibatkan perhitungan matang, mengenai hari baik untuk mempersiapkan layangan, membuatnya, juga mengadakan upacara penyucian, memberikan ruh kepada layangan sebelum diterbangkan. Di setiap banjar, atau setara dengan rukun tetangga (RT), biasanya ada sekaha layang-layang atau kelompok penggemar
layang-layang. Dalam musim layang-layang mereka rajin menggali dana agar bisa membuat layangan terbaik. Setiap keluarga biasanya ikut memberikan iuran sukarela. Begitulah, layangan terbaik akan meng angkat prestise satu komunitas di depan komunitas lain. Bukan hanya soal estetis, tapi juga soal kekompakan. Karena untuk membuat layangan raksasa, dibutuhkan kekompakan mulai dari persiapan, penggalian dana hingga saat menerbangkan dan menurunkan. Saya kerap berjumpa dengan kelompok yang sangat antusias menerbangkan layang-layang di Bali. Kelompok ini terdiri dari 10 hingga 20 orang, menerbangkan layangan raksasa dengan lebar bentangan layangan yang bisa mencapai 10 meter. Maka tak heran bila arus lalu-lintas macet ketika hiruk pikuk tim pelayangan ini melintasi jalan, dalam sebuah prosesi lengkap disertai iringan musik gamelan beleganjur tradisional Bali. Kemacetan tetap terjadi, biarpun ke lompok-kelompok ini mengangkut laya ngan raksasa dengan truk. Maklumlah, ukuran yang raksasa membuat badan layangan menyentuh cabang-cabang pohon. Kadangkala mereka terpaksa harus memotong cabang untuk bisa bergerak maju. Sementara musik beleganjur penyemangat terus menghentak semangat.
28
Vol. 2
ATRAKsi
Jadi, bayangkan kedahsyatan festival semacam ini di Bali. Tahun ini ada sekitar 650 peserta, berarti ada layangan raksasa sejumlah itu, disertai kelompok beleganjur dalam jumlah sama yang akan mengiringi suara angin dan alunan ombak. Tahun lalu jumlah total peserta terdaftar mencapai lebih dari 700, sedangkan layangan yang datang lebih dari 1000. Dalam berbagai festival serupa di berbagai daerah lain pun, kedahsyatan langit yang berisi ratusan layangan sulit sekali terlupakan oleh mereka yang menyaksikan. Bahkan ketika layangan mendarat seusai pertun jukannya di langit, daya tarik belum lagi habis. Sekelompok orang akan menjaga areal pendaratan dan menyambut langsung layangan tersebut dengan tangan mereka agar layanglayang mereka tak rusak.
Memang, di daerah ini terdapat sejumlah gua yang berhiaskan lukisan di dindingnya. Penelitian sejumlah ahli terhadap lukisan di sejumlah gua mengungkapkan estimasi bahwa lukisan-lukisan tersebut berumur sekitar 4000 tahun. Itu artinya, lebih tua dari bukti sejarah yang dimiliki Cina. “Ada budaya layang-layang yang sa ngat hidup di pulau ini,” ungkap Beick dalam laporan perjalanannya. Dia melihat banyak anak maupun orang dewasa bermain layangan di pulau ini, selain
Awal mula
Layang-layang konon berasal dari Cina. Begitulah menurut ahli sejarah dari Inggris, mengacu pada sumber di Cina yang berasal dari kurun waktu 2700 tahun lalu. Namun catatan Wolfgang Beick, seo rang penggemar layang-layang dan pe neliti dari Jerman menyatakan bahwa wilayah Nusantara Indonesia adalah tempat asal muasal layang-layang. Beick mengacu pada keberadaan lukis an gua di pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Gua yang hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki sejauh 4 kilometer ini, berangsur mengundang banyak wisatawan khusus karena laporan Beick.
i t u dia juga mengamati bahwa layangan tidak hanya berfungsi sebagai permainan di Muna. Kesimpulan Beick menimbulkan perdebatan, tapi tak mengubah kenyataan bahwa pulau Muna saat ini adalah salah satu dari situs kuno paling penting di dunia, begitu kita membicarakan layangan di dunia internasional.
l
No. 18
l
Juni 2011
Secara tradisional, layang-layang ala pulau Muna dibuat dari daun tanaman gadung (Discorea hsipida.sp). Pada masingmasing dahan gadung terdapat 3 helai daun yang terdiri atas daun berjenis jantan dan betina. Daun jenis betina berada pada sisi kanan dan kiri dengan serat daun mengarah horizontal, sedangkan helai daun jenis jantan berada di tengah (di antara kedua helai daun betina) dengan serat daun mengarah vertikal. Daun jantan ditempatkan pada bagian tengah layang-layang, mengarah vertikal, sedangkan jenis daun betina akan ditempatkan pada sisi kiri dan kanan layanglayang mengarah horizontal. Daun-daun tersebut dijahit menggunakan benang yang dibuat dari serat daun nenas liar. Penduduk pulau Muna juga menggunakan layang-layang untuk menjebak dan menangkap kelelawar. Tradisi yang sama juga terdapat di Cilacap, Jawa Tengah. Selain itu, di sejumlah tempat yang lain, seperti di pesisir Lampung dan wilayah pulau seribu, jebakan layang-layang dipakai untuk menangkap ikan layur. Ikan ini agak pemalu, jadi menjauh selalu dari perahu. Dengan jebakan dan umpan yang disampirkan pada buntut layangan, nelayan pun bisa menangkap ikan-ikan tersebut. Layang-layang memang hidup secara meriah dalam dunia tradisional di Indonesia. Bisa dikatakan bahwa setiap daerah memiliki layangan tradisional. Hal ini juga yang membuat Beick berani menyimpulkan bahwa layang-layang berasal dari
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
wilayah nusantara ini. Bebean (ikan), Janggan (burung) dan Pecukan (daun) adalah tiga layangan tradisional yang selalu terbang dalam festival layang di Bali. Tahun lalu sebuah layang an Janggan terbang dengan ekor sepanjang 160 meter. Itulah rekor. Dengan ekor sepanjang itu, sebuah layangan janggan lebih mirip naga di angkasa. Maka tak heran, para wisatawan asing yang hadir langsung menjuluki janggan sebagai dragon kite atau layangan naga. Masuk akal juga kekeliruan itu, karena burung apa yang punya buntut sepanjang itu?
ATRAKsi
Ketika sebuah layangan mengudara, kerap pula terdengar suara berdengung yang khas. Itulah suara alat yang ditempelkan pada bagian tertentu dari layangan, biasa nya berbentuk mirip busur, disebut gengguan. Getaran yang dihasilkan senar busur itulah yang menghasilkan suara dengung tadi. Suara itu berbeda pada setiap layangan, bahkan banyak gangguan yang dirancang khusus agar pemiliknya tahu bahwa layangannya masih mengudara. Kalau suara gengguan menurun nadanya, maka itu alarm peringatan. Layang-layang raksasa dapat diperta hankan terbang beberapa hari di udara, sebelum turun. Maka alarm gengguan menjadi penting. Sebuah festival layang-layang biasanya tidak hanya menampilkan layangan tradisional. Berbagai bentuk layangan kreasi baru muncul dalam berbagai gaya. Sebuah festival adalah pameran kreativitas serta kemampuan teknis para perancang dan
29
pembuat layang-layang. Inilah saat me reka memamerkan karya terbaru mereka. Berbeda dari layangan tradisional yang menggunakan struktur bambu dan menggunakan kain, layangan kreasi baru secara bebas bisa menggunakan berbagai teknik struktur, aneka bahan tradisional atau modern dan tentu saja: aneka bentuk. Layangan berbentuk Dokar, perahu, superman, gatotkaca, pendeknya apapun bisa menghiasi langit dalam berbagai ukuran. Begitulah, dalam dunia layangan, langit adalah batas kreativitas. n Benito Lopulalan
30
Vol. 2
indikator
l
No. 18
l
Juni 2011
Realisasi Wisman Bulanan JANUARI – MEI, 2011 VS 2010
BULAN
2011
2010
(+/-) %
JANUARI
548.821
493.799
11,14
FEBRUARI
568.057
523.135
8,59
MARET
598.068
594.242
0,64
APRIL
608.093
555.915
9,39
M E I
600.191
600.031
0,03
2.923.230
2.767.122
5,64
J U N I
613.422
J U L I
658.476
AGUSTUS
586.530
SEPTEMBER
560.367
OKTOBER
594.654
NOVEMBER
578.152
DESEMBER
644.221
TOTAL JAN-MEI
GRAND TOTAL
7.002.944
Sumber : BPS
Realisasi Wisman Bulanan dalam Grafik, 2009 - 2011 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 –
JAN
FEB
MAR
JAN
FEB
MAR
MEI
JUN
JUL
2010
2011
APR
APR
MEI
AGT
SEP
OKT
NOV
DES
NOV
DES
2009 JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
2011 548.821 568.057 598.068 608.093 600.191
TOTAL 2.923.230
2010 493.799 523.135 594.242 555.915 600.031 613.422 658.476 586.530 560.367 594.654 578.152 644.221 7.002.944 2009 473.165 421.555 511.314 487.121 521.735 550.582 593.415 566.797 493.799 547.159 531.669 625.419 6.323.730
Vol. 2
l
No. 18
l
Juni 2011
indikator
31
Relisasi Wisman Berdasarkan Fokus Pasar JANUARI–MEI, 2011 VS 2010
JANuari – MARet SELISIH FOKUS PASAR 2011 2010
(+/-) %
SINGAPURA
470.717
433.483
37.234
8,59%
MALAYSIA
413.579
472.215
-58.636
-12,42%
AUSTRALIA
316.302
249.597
66.705
26,73%
CHINA
193.865
178.774
15.091
8,44%
JEPANG
160.737
159.081
1.656
1,04%
KOREA
121.356
114.964
6.392
5,56%
INGGRIS
74.068
71.454
2.614
3,66%
INDIA
66.740
56.932
9.808
17,23%
PERANCIS
60.114
54.441
5.673
10,42%
BELANDA
54.311
54.863
-552
-1,01%
FILIPINA
51.649
41.889
9.760
23,30%
JERMAN
50.223
51.009
-786
-1,54%
RUSIA
42.084
34.119
7.965
23,34%
TIMUR TENGAH
30.877
25.165
5.712
22,70%
LAINNYA *)
816.608
769.136
47.472
6,17%
GRAND TOTAL
2.923.230
2.767.122
156.108
5,64%
*) Kebangsaan lain dan pintu lain.
Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.
Pintu Masuk
2011
2010
Selisih
Growth (%)
Soekarno-Hatta
746.332
779.722
(33.390)
-4,28%
Ngurah Rai
1.045.588
944.476
101.112
10,71%
Polonia
73.688
63.614
10.074
15,84%
Batam, Kep. Riau
440.280
404.053
36.227
8,97%
Sam Ratulangi
7.292
8.798
(1.506)
-17,12%
Juanda
71.056
66.605
4.451
6,68%
Entikong
10.020
9.178
842
9,17%
Adi Sumarmo
10.032
8.471
1.561
18,43%
Minangkabau
12.820
10.067
2.753
27,35%
Tanjung Priok
27.315
25.731
1.584
6,16%
Tanjung Pinang
40.779
38.868
1.911
4,92%
Selaparang, Mataram
6.651
5.483
1.168
21,30%
Makassar
5.164
6.876
(1.712)
-24,90%
Sepinggan, Balikpapan
6.896
4.242
2.654
62,56%
St. Sarif Q-II,Pekanbaru
8.845
6.008
2.837
47,22%
Adi Sucipto, Yogyakarta
21.278
21.048
230
Husein Sastranegara, Bandung
46.316
35.449
10.867
1,09% 30,66%
Tanjung Uban, Kep. Riau
128.541
121.052
7.489
6,19%
Balai Karimun, Kep. Riau
43.993
42.181
1.812
4,30%
Jumlah 19 Pintu
Pintu Lainnya
170.344
165.200
5.144
Total Wisman
2.923.230
2.767.122
156.108
2.601.922
5,80% 3,11% 5,64%
32
Vol. 2
aKSESIBILITAS
Koridor Ekonomi Sumatera
"Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional" Klaster industri karet dan sawit, KEK
l
No. 18
l
Juni 2011
Overview Terdiri dari 7 hub: Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Serang, Jakarta Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~3.4x dari $139 milyar di 2010 ke $473 milyar di 2030 dengan laju pertumbuhan koridor sebesar 6.3% dibandingkan estimasi baseline 4.5%
Sektor Fokus dan Strateginya
Klaster industri sawit, KEK
FTZ
1. Minyak Kelapa Sawit/CPO Fokus pada industri hulu melalui peningkatan panen dan konversi mature plantation. 2. Karet Meningkatkan hasil panen dan memperluas industri hilir 3. Batubara Meningkatkan produksi pertambangan melalui percepatan infrastruktur rel kereta api.
Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan Pelabuhan: • Metro Medan, Dumai, Palembang Rel Kereta/Jalan: • Trans Sumatera (Rel kereta/Jalan), termasuk rel kereta untuk CPO di Riau. Pembangkit Listrik di Sumatera • Pembangkit Listrik di Sumatera untuk menumbuhkan industri hilir • Mine-mouth dan processing plant untuk batubara di Sumatera Selatan
49
Pariwisata Sumatera
S
di Tengah Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
alah satu di antara enam Koridor Ekonomi Indonesia yang telah ditentukan Pemerintah dalam MP3EI adalah Koridor Ekonomi Indonesia Sumatera dengan uraian ringkas seperti dikutip di atas. Pada setiap koridor ekonomi, salah satu fokus percepat an ialah bidang infrastruktur, di dalamnya termasuk jalanjalan raya, pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Adalah keunikan sektor pariwisata bahwa pemba ngunan dan pemeliharaan infrastruktur khususnya jalan raya angkutan darat, pada dirinya mengandung dukung an terhadap pengembangan kegiatan pariwisata. Ketika jalan darat (dan infrastruktur lain) kualitasnya meningkat, maka dengan sendirinya meningkatkan kualitas akses ke obyek daya tarik wisata di destinasi. Pelaku bisnis pariwisata akan mem-
peroleh manfaatnya dalam upaya pengembangan produk dan pemasaran, baik untuk target peningkatan wisman maupun wisnus. Demikian pula sebaliknya, semakin kegiatan pariwisata meningkat, hasilnya akan me ningkatkan kegiatan sosial ekonomi masyarakat, lalu berpeluang meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) setempat. Dan demikianlah seterusnya. Menbudpar Jero Wacik selalu menekankan: “kita perlu mempercepat pelaksanaan se tiap apa yang sudah direncanakan. Yaitu sesuai dengan penetapan yang telah dicanangkan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mengenai “Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025”, dengan kerangka pengembangan Enam Koridor Ekonomi Indonesia. n