BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Konsep Sistem Penjurusan Sistem Penjurusan merupakan proses penyeleksian peserta didik dalam menentukan jurusan. Proses penjurusan ini peserta didik diberi kesempatan memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Sistem penjurusan ini dibutuhkan beberapa kriteria penilaian, seperti nilai UN, sertifikat dan tes potensi akademik (TPA). Proses penyeleksian penjurusan dilakukan oleh pihak panitia penyeleksian penjurusan.
B.
Sistem Pendukung Keputusan DSS adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur (Turban, dkk., (2005)). DSS digunakan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. DSS ditujukan untuk keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma. Sistem pendukung keputusan (DSS) memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan.
5 Sistem Pendukung Keputusan..., Rini Kusmirah, Fakultas Teknik UMP, 2015
Tujuan dari DSS adalah: 1)
Membantu
manajer
dalam
pengambilan
keputusan
atas
masalah
semiterstruktur. 2)
Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.
3)
Menigkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efisiensinya.
4)
Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
5)
Peningkatan
produktivitas.
Membangun
satu
kelompok
pengambil
keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analis keuangan dan hukum) bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis. 6) Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis risiko bisa dilakukan dengan cepat dan pandangan dari pakar (beberapa dari mereka berada dilokasi yang
6 Sistem Pendukung Keputusan..., Rini Kusmirah, Fakultas Teknik UMP, 2015
jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa diambil langsung san tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik. 7) Berdaya saing. Manajemen danpemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara seiring dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baiksecara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang. 8) Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut Simon (1977), otak manusia memilki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan (Turban, dkk., (2005)).
7 Sistem Pendukung Keputusan..., Rini Kusmirah, Fakultas Teknik UMP, 2015
Ditinjau dari tingkat teknologinya, DSS dibagi menjadi 3, yaitu: a. SPK Spesifik SPK spesifik bertujuan membantu memecahkan suatu masalah dengan karakteristik tertentu. b. Pembangkit SPK Pembangkit SPK adalah suatu software yang khusus digunakan untuk membangun dan mengembangkan SPK. Pembangkit SPK akan memudahkan perancang dalam membangun SPK spesifik. c. Perlengkapan SPK Perlengkapan SPK berupa software dan hardware yang digunakan atau mendukung pembangunan SPK spesifik maupun pembangkit SPK. Menurut Turban, dkk., (2005) Karakteristik dan Kapabilitas
Sistem
Pendukung Keputusan adalah: a. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semistruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. b. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini. c. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain. d. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial.
8 Sistem Pendukung Keputusan..., Rini Kusmirah, Fakultas Teknik UMP, 2015
e. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan, inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi. f. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. g. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif, dapat
menghadapi
perubahan
kondisi
secara
cepat,
dan
dapat
mengadaptasikan DSS untuk memenuhi perubahan tersebut. h. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah-pengguna kapabilitas grafis yang sangat kuat, dan antarmuka manusia-mesin interaktif dengan satu bahasa alami dapat sangat meningkatkan keefektifan DSS. i. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan). j. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. k. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana. l. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan. m. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi-objek.
9 Sistem Pendukung Keputusan..., Rini Kusmirah, Fakultas Teknik UMP, 2015
n. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi sepanjang rantai persediaan.
C.
Simple Additive Weighting (SAW) Metode SAW juga sering dikenal metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn (1967) dan MacCrimmon (1968) dalam Kusumadewi, dkk., (2006)). Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (x) kesuatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua alternatif yang ada. Persamaan untuk melakukan normalisasi dapat dilihat pada persamaan 1, sebagai berikut:
(
(
{
)
) .................. (1)
Keterangan: a. Dikatakan kriteria keuntungan apabila nilai Xij memberikan keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya kriteria biaya apabila Xij menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan
10 Sistem Pendukung Keputusan..., Rini Kusmirah, Fakultas Teknik UMP, 2015
b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai Xij dibagi dengan nilai Max Xij dari setiap kolom, sedangkan untuk kriteria biaya, nilai Mini Xij dari setiap kolom dibagi dengan nilai Xij rij merupakan rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj ; i = 1, 2, ..., m dan j = 1, 2, ...., n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan dapat dilihat pada persamaan 2, sebagai berikut:
............................................... (2) Keterangan: Vi = Nilai akhir dari alternatif wj = Bobot yang telah ditentukan rij = Normalisasi matriks Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih (Kusumadewi, dkk., 2006). Tahapan penyelesaian Metode Simple Additive Weighting (SAW): 1. Menentukan kriteria keputusan. 2. Menentukan bobot tiap kriteria. 3. Menentukan alternatif beserta nilainya untuk tiap kriteria. 4. Membuat matriks keputusan. 5. Normalisasi matriks keputusan.
11 Sistem Pendukung Keputusan..., Rini Kusmirah, Fakultas Teknik UMP, 2015
6. Menghitung nilai preferensi (V) untuk setiap alternatif. 7. Urutkan nilai V dan V yang terbesar merupakan rekomendasi keputusan.
D.
PHP (Hyper Text Preprocessor) Menurut Nugroho (2008) “PHP (Hyper Text Preprocessor) adalah sebuah bahasa pemograman yang berbentuk scripting, sistem kerja dari program ini adalah sebagai Interpreter bukan Compiler”. Menurut Sidik (2012) “PHP adalah kependekan dari Hyper Text Preprocessor, merupakan bahasa utama script serverside yang disisipkan pada HTML yang dijalankan di server, dan juga bisa digunakan untuk membuat aplikasi dekstop”. PHP secara umum dikenal sebagai bahasa pemograman script-script yang membuat dokumen HTML secara on the fly yang di eksekusi di server web, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP.
12 Sistem Pendukung Keputusan..., Rini Kusmirah, Fakultas Teknik UMP, 2015
E. MySQL MySQL adalah multiuser database yang menggunakan bahasa Structured Query Language (SQL). MySQL dalam operasi client–server melibatkan server daemon MySQL di sisi server dan berbagai macam program serta library yang berjalan yang di isi client (Sunarfrihantono, 2003). MySQL merupakan database yang paling digemari dikalangan programmer Web, dengan alasan bahwa program ini merupakan database yang sangat kuat dan cukup stabil untuk digunakan sebagai medis penyimpanan data. Sebagai database Server yang mampu untuk memanajemen database dengan baik, MySQL terhitung merupakan database yang paling digemari dan paling banyak digunakan dibanding database yang lainnya (Nugroho, 2008).
F.
Penelitian-Penelitian Sejenis Yang Pernah Dilakukan Beberapa penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Ilhamsyah (2014) telah membangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk menyeleksi calon siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Penelitian ini menggunakan beberapa kriteria sebagai masukan dalam sistem, kriteria yang digunakan adalah nilai terakhir setiap tahunnya. Proses perhitungan kriteria menghasilkan alternatif terbaik yang akan dipilih.
13 Sistem Pendukung Keputusan..., Rini Kusmirah, Fakultas Teknik UMP, 2015
2. Munfaikoh (2011) telah membangun sebuah sistem informasi penjurusan menggunakan metode profile matching. sistem informasi ini merupakan proses membandingkan antara kompetensi siswa dengan ke dalam kompetensi jurusan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap). Semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar, yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk masuk jurusan tersebut. 3. Attaufiq (2015) telah membangun sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan asuransi menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Penelitian ini menggunakan beberapa kriteria sebagai masukan dalam sistem. Kriteria yang digunakan adalah premi bulanan, UP (Uang Pertanggungan) meninggal, pilihan asuransi, pembeliian uang klaim, dan umur maksimal tertanggung. Proses perhitungan kriteria menghasilkan alternatif terbaik yang akan dipilih. Alternatif yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi Manulife dengan nilai preferensi sebsar 18,18.
14 Sistem Pendukung Keputusan..., Rini Kusmirah, Fakultas Teknik UMP, 2015