KANDOUSHI DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA KOMIK MEITANTEI CONAN マンガ『名探偵コナン』における感動詞
Skripsi
Oleh : RATNA DWI HAPSARI NIM 13050110120007
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014
KANDOUSHI DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA KOMIK MEITANTEI CONAN マンガ『名探偵コナン』における感動詞
SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Ujian Sarjana Program S1 Humaniora dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Oleh : RATNA DWI HAPSARI NIM 13050110120007
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan sebenarnya, penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun tanpa mengambil bahan dari hasil penelitian untuk suatu gelar sarjana atau diploma di suatu universitas maupun hasil penelitian lain. Sejauh penulis ketahui, skripsi ini juga tidak mengambil bahan dari publikasi atau tulisan orang lain, kecuali yang telah tercantum dalam rujukan dan daftar pustaka. Penulis bersedia menerima sanksi apabila terbukti melakukan penjiplakan
Semarang, September 2014
Ratna Dwi Hapsari
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui oleh Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs. Surono, S.U.
Maharani Patria Ratna, S.S., M.Hum.
NIP. 1952 06 171979031003
iv
HALAMAN PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang
Ketua Drs. Surono, S.U. NIP. 1952 06 171979031003
.....................................................
Anggota I Maharani Patria Ratna, M.Hum.
.....................................................
Anggota II Ribeka Ota, M.A.
.....................................................
Semarang, 28 Oktober 2014 Ketua Program Studi Sastra Jepang
Elizabeth Ika Hesti A.N.R, S.S, M. Hum NIP. 197504182003122001
v
MOTTO 頭の大きい人はうんがいい
“atama no ookii hito wa un ga ii” Masa depan (yang baik) hanya untuk orang yang optimis ( dalam kamus bahasa Jepang )
Life is not fair. Life is not fair. But despite that harsh reality, you must keep striving for succes ( Rashema Melson )
vi
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya dedikasikan untuk orang-orang tersayang yang telah membantu saya selama ini, yaitu kepada:
Keluarga tercinta saya, bapak dan ibu yang selalu mendoakan saya setiap saat, kakak yang selalu mendukung dan membantu saya selalu, adik yang tidak banyak membantu tapi aku menyayangimu dek, dan saudara-saudara yang selalu menyemangati dan mendoakan bahkan memarahi saya setiap saat.
Sahabat-sahabat tercinta di Universitas Diponegoro. Buat Nova Tambun dan Putri Supangat yang tidak pernah bosan bersahabat dengan saya dari pertama masuk sampai sekarang, Ajeng yang selalu memberikan tumpangan tidur dan banyak membantu dalam segala hal terutama dalam pembuatan skripsi ini, ustadzah Hanas yang tidak pernah lelah memberikan wejangan dan kultumnya setiap hari, juga tidak lupa tumpangan tidurnya. Ayu dan Sindi yang sudah berbaik hati meminjami saya kamus dan mengajari saya banyak hal. Hendy, Dhea, Ajeng, dan Sindi, terimakasih karena sudah membantu saya dalam mengartikan teori bahasa Jepang ke bahasa Indonesia, tanpa kalian apalah jadinya skripsi ini. Ais yang sudah ikhlas meminjami saya komik Conan dalam waktu lama, jasamu yang besar tak terlupakan teman. Serta keluarga besar Sastra Jepang 2010 yang selalu penuh dengan kenangan, walaupun tidak semua nama saya sebutkan, tapi kalian semua sangat berharga di hati ini. Terimakasih atas tahun-tahun kebersamaannya, terimakasih atas semua kenangannya, terimakasih atas semua suka duka yang kita lalui bersama, terimakasih atas perjuang kita selama ini dalam menuntut ilmu bersama. vii
Sahabat tercinta di SMA, Virgo, Tya, Runti, dan Ida yang selalu menyemangati saya agar cepat lulus.
Fifi, sahabat tak terduga yang nyatanya awet dari SMP sampai sekarang. Terimakasih atas semangat dan dukungannya.
Fara, teman komplek yang selalu menyemangati dan menemani saya di saat galau skripsi dan galau yang lainnya.
Ibu Ida yang ada di perpus FIB. Terimakasih banyak bu, atas doa dan semangatnya.
Orang-orang berharga yang selalu memantu saya baik sengaja maupun tidak disengaja. Saya ucapkan terimakasih atas semangat, dorongan, partisispasi, dan doanya.
viii
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata I Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi yang berjudul “Kandoushi Dalam Tindak Tutur Ekspresif Pada Komik Meitantei Conan” ini mengalami banyak kesulitan. Namun, berkat bimbingan dari dosen pembimbing, serta kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, maka kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Agus Maladi Irianto, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. 2. Ibu Elizabeth Ika Hesti ANR, S.S, M. Hum, selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. 3.
Bapak Drs. Surono, S.U, selaku dosen pembimbing I dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk waktu, arahan, dan bimbingannya selama menjadi pembimbing.
ix
4. Ibu Maharani Patria Ratna, S.S, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih waktu, arahan dan bimbingannya selama menjadi pembimbing. 5. Ibu Bapak Drs. Surono, S.U, selaku Dosen Wali Akademik Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. 6. Seluruh Dosen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang yang telah membagikan ilmunya. Kepada Lina 先生, Nur 先生, Novi 先生, Yuli 先生, Budi 先生, Zaki 先生, Astuti 先生, Elis 先生, Rani 先 生, Reni 先生, Yuko 先生, Asada 先生. Domo Arigatogozaimasu. 7. Kedua orang tua, kakak dan adik, serta keponakan tercinta yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini. 8. Sahabat-sahabat tercinta dan seluruh teman-teman sastra Jepang angkatan 2010, terima kasih atas doa, dukungan, saran, nasehat dan bantuannya selama ini. Walaupun kita bukan keluarga sedarah, tetapi kebersamaan kita bagaikan keluarga dekat yang tidak akan tergantingkan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati menerima kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Semarang, September 2014 Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v MOTTO ................................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii PRAKATA ............................................................................................................ ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi ABSTRAKSI....................................................................................................... xiii BAB IPENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan ............................................................... 1 1.1.1
Latar Belakang .................................................................................. 1
1.1.2
Permasalahan..................................................................................... 4
1.2 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4 1.3 Ruang Lingkup .............................................................................................. 5 1.4 Metode Penelitian......................................................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 11 1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI........................14 2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 14 2.2 Kerangka Teori ............................................................................................ 16 2.2.1
Definisi Pragmatik .......................................................................... 16
2.2.2
Tindak Tutur.................................................................................... 18
2.2.3
Klasifikasi Tindak Tutur ................................................................. 19
2.2.3.1 Tindak Lokusi .............................................................................. 19 xi
2.2.3.2 Tindak Ilokusi .............................................................................. 20 2.2.3.3 Tindak Perlokusi.......................................................................... 22 2.2.4
Definisi Kandoushi ......................................................................... 22
2.2.5
Jenis-Jenis Kandoushi ..................................................................... 24
BAB III ANALISIS JENIS DAN FUNGSI KOMUNIKATIF KANDOUSHI DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA KOMIK “MEITANTEI CONAN” ....................................................................... 31 BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 65 4.1 Simpulan ...................................................................................................... 65 4.2 Saran ............................................................................................................ 68 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69 SINOPSIS ........................................................................................................... 71 LAMPIRAN ......................................................................................................... 74 BIODATA PENULIS .......................................................................................... 95
xii
ABSTRACT Kandoushi is a word that also used as sentence which is used to express the speaker‟s feeling. In Indonesian language, kandoushi often called as Interjection. In general, kandoushi is spoken by Japanese people in their daily conversation. The purpose of the writer examines kandoushi in expressive spech act is to know the function of each kandoushi in expressive speect act, so that the learners of Japanese language can use kandoushi in accordance with the functions of each kandoushi. The writer using descriptive-qualitative method and taking data source through Meitantei Conan comic.
Theory that is used in this research is theory from
Namatame Yasu and the writer also limit it by the age of 30 to 40 years old, also taking speech which containing expressive speech act that contain kandoushi. From the result of the research, there are 20 data conversations which contain 18 types of kandoushi and 10 expressive speech act. Keywords : Kandoushi (interjection words), expressive spech act
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1
Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi terpenting bagi manusia. Dalam berkomunikasi, penyampaian bahasa yang benar merupakan suatu hal yang penting, karena bahasa membantu penutur untuk menyampaikan sesuatu yang ia rasakan. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, dan keinginannya terhadap lawan tutur. Sutedi (2011:2) menjelaskan bahwa, “Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai media atau sarana untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Memang bahasa terkadang digunakan bukan untuk menyampaikan sesuatu pada orang lain, tetapi hanya ditunjukkan pada diri sendiri seperti saat berbicara sendiri baik yang dilisankan maupun hanya di dalam hati. Akan tetapi yang paling penting adalah ide, pikiran, hasrat, dan keinginan tersebut dituangkan melalui bahasa.” Dalam berkomunikasi, bahasa tidak hanya digunakan untuk menyampaikan ide, pikiran, dan keinginannya terhadap lawan tutur, bahasa juga digunakan untuk mengekspresikan perasaan penutur dengan menggunakan Interjeksi. Interjeksi biasanya berupa teriakan yang lepas yang terletak di awal kalimat. Misalnya pada interjeksi “aduh” yang dapat di artikan untuk mengungkapkan interjeksi kesakitan atau kesedihan (Kridalaksana, 1986:118).
1
2
Interjeksi dalam bahasa Jepang disebut Kandoushi ( 感 動 詞 ). Sudjianto (1996:110) mengungkapkan bahwa kandoushi adalah kelas kata yang dapat berdiri sendiri dan tidak mengenal konjugasi atau deklinasi. Kandoushi digunakan untuk mengungkapkan perasaan, panggilan, jawaban, dan persalaman. Dahidi (2004:169) menjelaskan bahwa kandoushi dengan sendirinya dapat menjadi bunsetsu atau kalimat walaupun tanpa bantuan kelas kata lain. Kandoushi merupakan sebuah kata yang dapat menjadi bunsetsu, hal tersebut karena fungsi dari kandoushi sebagai sebuah kata untuk mengungkapkan perasaan penutur. Suatu kata dalam kandoushi memiliki makna yang luas tergantung dengan konteks pembicaraan penutur. Tidak semua kata dalam suatu tuturan dapat diartikan hanya dengan tuturan yang disampaikan saja. Dalam sebuah percakapan konteks suatu tuturan mempengaruhi makna dari tuturan masing-masing penutur. Macam-macam aspek dapat dimasukkan dalam konteks suatu tuturan. Untuk memahami konteks tuturan diperlukan aspek latar fisik dan sosial dari penutur. Yule (1996:81) menyatakan bahwa, “Dalam usaha untuk mengungkapkan diri mereka, orang-orang tidak hanya menghasilkan tuturan yang mengandung kata-kata dan strukturstruktur gramatikal saja, tetapi mereka juga memperlihatkan tindakantindakan melalui tuturan-tuturan itu.” Tindak tutur yang berfungsi untuk menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur biasa disebut sebagai tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ini biasanya merupakan pernyataan kegembiraan, kesulitan,
3
kesukaan, kebencian, kesenangan, dan kesengsaraan. Dalam menafsirkan suatu tuturan konteks juga sangat penting dalam pemahaman tindak tutur. Konteks tuturan sangat mempengaruhi interpretasi tindak tutur oleh penutur maupun lawan tuturnya. Nadar (2009:6) mengungkapkan, “Konteks adalah hal-hal yang gayut dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan ataupun latar belakang pengetahuan yang samasama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur dan yang membantu lawan tutur menafsirkan makna tuturan.” Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa lingkungan fisik dan sosial penutur berperan dalam penafsiran lawan tutur pada suatu tuturan. Pendidikan
dan
lingkungan
sosial
penutur
berpengaruh
dalam
pemahaman suatu tuturan. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini difokuskan pada kandoushi apa saja yang dapat muncul pada tindak tutur ekspresif dan fungsi dari kandoushi tersebut. Fungsi dari kandoushi yang merupakan suatu kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan batin merupakan salah satu kelas kata yang tuturannya berada pada tindak tutur ekspresif yang di gunakan untuk menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Suatu kalimat ekspresif tidak hanya diungkapkan dalam kalimat lisan, kalimat ekspresif juga banyak terdapat dalam cerita bergambar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengambil sumber data pada manga 「まんが」atau komik Jepang.
4
1.1.2 Permasalahan Gambaran situasi dalam sebuah komik dibuat untuk memudahkan pembaca dalam memahami maksud cerita tersebut. Adanya berbagai macam situasi dalam sebuah komik seperti pertemuan antartokoh, hubungan tiap tokoh, hingga konflik dalam sebuah cerita merupakan suatu contoh percakapan yang di tuangkan dalam cerita. Banyaknya situasi yang terjadi dalam cerita menambah keberagaman tindak tutur ekspresif dari masing-masing karakter. Sedangkan kandoushi, digunakan untuk menyatakan emosi ataupun maksud dan tujuan suatu tokoh. Berdasarkan hal tersebut, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Kandoushi apa saja yang muncul dalam tindak tutur ekspresif pada Komik Meitantei Conan? 2. Fungsi komunikatif kandoushi apa saja yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif pada Komik Meitantei Conan?
1. 2 Tujuan Sesuai dengan permasalahan, tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan kandoushi yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif yang berada dalam komik Meitantei Conan. Dalam komik
5
Meitantei Conan, kandoushi digunakan untuk menghidupkan alur cerita. Terdapat banyak fungsi dari kandoushi dan tindak tutur ekspresi di dalamnya. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan kandoushi apa saja yang muncul dalam tindak tutur ekspresif pada komik Meitantei Conan. 2. Mendeskripsikan fungsi komunikatif kandoushi apa saja yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif pada Komik Meitantei Conan.
1. 3 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah kandoushi dan tindak tutur ekspresif dalam komik Meitantei Conan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tuturan dari teks bergambar dalam komik Meitantei Conan. Dalam menafsirkan suatu tuturan perlu diperhatikan maksud, tujuan, serta tindakan-tindakan yang diperlihatkan oleh lawan tutur. Yule (1996:5) mengungkapkan, “Pragmatik adalah studi tentang hubungan antarbentuk-bentuk linguistik dan pemakaian bentuk-bentuk itu disebut dengan pragmatik.” Dari penjelasan di atas penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik dalam menganalisis makna pada konteks percakapan yang
6
berada dalam komik Meitantei Conan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tuturan yang di dalamnya terdapat kandoushi. Data kandoushi yang dikaji berupa data yang memiliki hubungan antar bagian kalimat dan hubungan antar kalimat. Kandoushi
merupakan
suatu
kata
yang
berfungsi
untuk
mengekspresikan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Berdasarkan dari pemahaman tersebut kandoushi dan tindak tutur ekspresif mempunyai fungsi yang sama. Oleh karena itu penelitin ini fokus pada kandoushi yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif dalam komik Meitantei Conan. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada kandoushi apa saja yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif dan fungsi penggunaan kandoushi yang terdapat dalam komik Meitantei Conan.
1. 4 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifkualitatif. Menurut Sudaryanto (1986:62) metode deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta yang ada yang memang secara empiris hidup pada penuturnya, sehingga yang dihasilkan berupa bahasa yang biasa dikatakan seperti potret atau paparan seperti adanya. Mahsun menjelaskan,
7
“...hakikat penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami fenomena sosial termasuk fenomena kebahasaan yang diteliti, yang berbeda dengan hakikat penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang sedang dikaji.” (2005:257) Dalam sebuah cerita, konteks berperan dalam membantu pembaca untuk memahami alur cerita. Adapun cerita yang menggunakan teks bergambar, hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah penafsiran pembaca terhadap alur cerita. Konteks percakapan dalam sebuah cerita bergambar membantu pembaca untuk mengetahui latar fisik dan lingkungan sosial setiap tokoh, dengan begitu pembaca dapat memahami makna tuturan yang disampaikan dalam cerita tersebut. Komik merupakan salah satu media komunikasi tertulis yang memberikan bahan bacaan dari yang berupa bacaan ringan hingga berat. Sasaran pembaca komik juga beragam, dari anak-anak hingga orang dewasa sesuai dengan tema cerita komik tersebut. Dalam bahasa Jepang, komik disebut Manga. Manga di Jepang merupakan suatu media cetak yang banyak digemari oleh masyarakat Jepang. Tidak terkecuali dengan masyarakat Indonesia dan negara-negara lain, manga atau komik Jepang merupakan suatu media massa yang peredaraannya selalu ada di setiap negara.
Manga berfungsi untuk mengembangkan daya imajinasi
pembacanya melalui cerita yang dituangkan dalam bentuk gambar dan teks tertulis. Gambar manga yang ekspresif membantu pembaca untuk lebih mendalami penuturan dari setiap tokoh dalam manga.
8
Bahasa tulis yang terdapat pada komik disusun menurut gambar tokoh dan situasi yang terjadi dalam cerita. Melalui gambar dan karakter tokoh dalam manga menimbulkan perbedaan tuturan tiap tokoh. Contohnya, gaya bahasa yang digunakan oleh orang dewasa berbeda dengan gaya bahasa anak kecil. Data pada penelitian ini berupa tuturan dari teks bergambar dalam komik
Meitantei
Conan.
Sumber
data
tersebut
dikaji
dengan
mendeskripsikan kandoushi yang berada dalam tindak tutur ekspresif beserta fungsi kandoushi tersebut. Dilanjutkan dengan metode kualitatif yaitu data yang telah dianalisis akan diklasifikasikan berdasarkan kandoushi apa saja yang berada pada tindak tutur ekspresif beserta fungsinya. Demikian pula hasil dari data tersebut akan berupa simpulan yang bersifat kualitatif dari data yang sudah dianalisis. 1. Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dengan teknik catat. Dalam metode simak, Pemerolehan data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa yang terdapat di dalam komik Meitantei Conan. Selanjutnya penulis menggunakan teknik catat sebagai sambungan metode simak, yaitu mencatat beberapa data berupa kalimat yang termasuk kandoushi yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif.
9
Data dianalisis berdasarkan konteks percakapan yang terdapat dalam komik tersebut. Komik Meitantei Conan yang dijadikan sumber data banyak menceritakan tentang kriminalitas. Banyaknya kasus dalam cerita menambah konflik antar tokoh dan menyebabkan banyaknya tuturan ekspresif di dalam cerita tersebut. Setiap kasus dalam komik Meitantei Conan selalu memunculkan karakter tokoh baru di dalamnya. Perbedaan tiap karakter tokoh mempengaruhi pemahaman lawan tutur dalam memahami setiap tuturan. Penulis mengategorikan tuturan ini pada tokoh berusia 30 tahun sampai dengan 40 tahun. Pada umumnya, usia 30 sampai dengan 40 tahun masuk ke dalam tahap seseorang yang telah dewasa. Tuturan yang diucapkan pada penutur dalam kategori ini adalah orang yang sudah dewasa dengan penggunaan bahasa serta penggunaan kandoushi yang lebih luas daripada anak kecil. Namun pada kategori usia ini seseorang yang seharusnya dewasa belum tentu mempunyai sikap dewasa. Pada kategori usia ini terdapat tokoh yang masih memiliki sifat kekanakan dan tokoh yang sudah memiliki pemikiran matang dan dewasa. Kedewasaan seseorang mempengaruhi ucapan dan emosi tiap tokoh, dengan demikian pola pikir setiap tokoh dapat mempengaruhi pengungkapan emosi tiap tokohnya begitu juga dengan kandoushi yang
10
berfungsi untuk menyatakan suatu ekspresi atau emosi dan tindak tutur ekspresif yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur akan berbeda pada tiap karakter tokoh. 2. Analisis Data Pada tahap analisis sumber data dianalis berdasarkan jenis-jenis kandoushi apa saja yang dapat muncul pada tindak tutur ekspresif. Pada analisis pertama, sumber data dianalisis dengan mengambil contoh percakapan dalam komik Meitantei Conan. Dalam mendeskripsikan makna yang terdapat dalam sumber data, penjelasan tentang karakter tokoh, konteks dan situasi di dalam cerita digunakan untuk menafsirkan maksud dan tujuan yang terkandung dalam tuturan tersebut. Penulis mengklasifikasikan
analisis
data
berdasarkan
macam-macam
pernyataan tindak tutur ekspresif dan memasukkan kandoushi ke dalam tiap-tiap pernyataan. Analisis kedua berupa fungsi dari kandoushi yang terdapat pada tiap-tiap pernyataan dalam tindak tutur ekspresif. Penulis mendeskripsikan
fungsi
dari
kandoushi
berdasarkan
konteks
percakapan yang terdapat dalam sumber data. Analisis data menggunakan analisis silang dari data yang sama. Pada satu data terdapat dua hasil analisis. Data tindak tutur ekspresif yang memuat kandoushi di dalamnya akan di bedakan menjadi dua analisis berupa jenis-jenis apa sajakah yang terdapat dalam komik Meitantei Conan serta fungsi kandoushi dalam komik Meitantei Conan.
11
3. Pemaparan Hasil Analisis Pemaparan hasil analisis data menggunakan metode informal, yaitu mendeskripsikan jawaban berupa kata-kata atas hasil dari Kandoushi pada tindak tutur ekspresif dalam Komik Meitantei Conan. Kemudian penulis menarik kesimpulan dari data yang sudah diklasifilasikan sehingga dapat memperjelas hasil dari analisis pada data yang telah dikaji.
1. 5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat terhadap perkembangan ilmu bahasa dalam bidang pragmatik, terkhususnya pada tindak tutur ekspresif dan kandoushi bahasa Jepang. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat pada bidang pragmatik dan kandoushi. Bagi peneliti, penelitian ini dapat membantu dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pragmatik dan kandoushi. b. Penelitian ini diharap dapat membantu untuk menambah referensi bagi pihak-pihak yang mempunyai kaitan dengan bahan yang dikaji,
12
khususnya bagi pihak-pihak yang tertarik pada kajian yang serupa pada umumnya.
1. 6 Sistematika BAB I Pendahuluan Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang mengapa penulis memilih tema skripsi ini. Penulis juga menguraikan rumusan masalah apa saja yang akan diteliti, kemudian ruang lingkup permasalahan, metode penelitian, tujuan serta manfaat dalam penelitian ini. BAB II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori dari para ahli siapa saja yang penulis pakai dan beberapa penelitian terdahulu. BAB III Pemaparan Hasil dan Pembahasan Pada bab ini berupa analisis kandoushi apa saja yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif dan fungsi dari kandoushi tersebut. Analisis pertama berupa jenis-jenis dari tindak tutur ekspresif apa saja yang terdapat pada sumber data yang sudah disediakan beserta kandoushi apa saja yang masuk di dalam sumber data tersebut. Analisis kedua berupa fungsi kandoushi yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif. Penulis akan mengklasifikasikan fungsi dari kandoushi yang berada dalam tindak tutur ekspresif.
13
BAB IV Penutup Dalam bab ini berisi kesimpulan keseluruhan bab yang telah selesai dianalisis oleh penulis dan saran.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka Pada penelitian kandoushi dalam tindak tutur ekspresif, penulis menemukan data-data Skripsi yang berhubungan dengan kandoushi dari Fransiska Nimas JP pada tahun 2013 yang berjudul “Danseigo (Bahasa Pria) dan Joseigo (Bahasa Wanita) dalam Komik Chibimarukochan”. Skripsi tersebut membahas
tentang bahasa pria dan bahasa wanita dalam komik
Chibimarukochan dilihat dari struktur bahasa dan pengaruh kebahasaan tersebut dalam masyarakat Jepang. Skripsi tersebut menjelaskan tentang pembelajar bahasa Jepang dalam berkomunikasi dengan baik tidak hanya memperhatikan waktu, situasi, kondisi, maupun kedudukan si pembicara terhadap lawan bicaranya namun pembelajar bahasa Jepang harus mengetahui kebiasaan masyarakat Jepang yang menonjol dan berbeda dari bahasa asing yakni, perbedaan gender dalam berbahasa. Dalam analisis skripsi tersebut menjabarkan tentang pemarkah gender dalam komik Chibimarukochan dan kandoushi masuk ke dalam salah satu aspek yang dikaji. Pada penelitian tersebut, Fransiska Nimas menganalisis data melalui contoh percakapan yang di dalamnya terdapat kandoushi untuk mengungkapkan sesuatu yang dirasakan tokoh tersebut. Data dianalisis berdasarkan fungsi dari kandoushi serta penggunaan kandoushi dalam ragam bahasa pria dan wanita. Hasil penelitian pada skripsi
15
tersebut mengungkapkan bahwa kandoushi ara dan iyaa biasa digunakan oleh penutur wanita, sedangkan kandoushi maa, hora, are dapat digunakan oleh penutur pria maupun wanita, kemudian pada kandoushi hoo, iya, dan ooi biasa digunakan oleh penutur pria. Kandoushi memiliki berbagai macam jenis dan fungsi, namun dalam penelitian Fransiska Nimas hanya memuat fungsi dari kandoushi berdasarkan ragam bahasa pria dan wanita. Oleh karena hal tersebut, dalam skripsi ini penulis menganalisis jenis-jenis dan fungsi kandoushi secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, penulis juga menemukan data-data pada skripsi Rikha Kusumaningtyas pada tahun 2011 yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi dalam Wacana “Mice Cartoon” pada Surat Kabar Kompas”. Skripsi tersebut meneliti tentang jenis tindak tutur ilokusi serta fungsi tindak tutur ilokusi dalam wacana kartun “Mice Cartoon”. Jenis-jenis tindak tutur ilokusi dalam penelitian tersebut adalah tindak tutur representatif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur ekspresif, dan tindak tutur deklarasi. Pada fungsi tindak tutur ilokusi dibagi berdasarkan fungsi kompetitif, fungsi menyenangkan, fungsi bekerjasana, dan fungsi bertentangan. Data yang dianalis dalam penelitian tersebut dikaji dengan menggunakan contoh percakapan yang di dalamnya terdapat tindak tutur ilokusi dan kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis dan fungsi dari masing-masing tindak tutur ilokusi. Kusumaningtyas memasukkan seluruh percakapan yang berunsur tindak tutur ilokusi, sedangkan dalam penelitian penulis hanya memasukkan tindak tutur ekspresif yang di dalamnya terdapat kandoushi.
16
Berdasarkan penulisan skripsi tersebut penulis tertarik untuk membahas kandoushi yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ekspresif sendiri merupakan salah satu dari jenis tindak tutur ilokusi sebagai data yang akan digunakan oleh penulis dalam analisis ini adalah komik Meitantei Conan. Komik Meitantei Conan merupakan komik yang dapat dinikmati oleh semua umur, cerita dalam komik Meitantie Conan bertema mengenai kriminalitas yang dirangkum secara ringan untuk memudahkan pembaca dalam memahami alur cerita. Penggunaan bahasa yang digunakan dalam komik tersebut disesuaikan oleh karakter tokoh dalam cerita. Pada penelitian kandoushi dalam tindak tutur ekspresis pada komik Meitantei Conan ini, penulis akan membahas tentang jenis-jenis kandoushi apa saja yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif serta fungsi dari kandoushi tersebut.
2.2 Kerangka Teori 2.2.1
Definisi Pragmatik Sub bab ini menjelaskan tentang definisi beberapa ahli. Yule (1996:5) mendefinisikan pragmatik sebagai studi tentang hubungan antara bentukbentuk linguistik dan pemakaian bentuk-bentuk tersebut. Pragmatik mengkaji tentang bagaimana cara pendengar dapat menyimpulkan tentang apa yang dituturkan oleh penutur agar lawan tutur dapat memahami makna yang dimaksud oleh penutur. Dalam pragmatik juga menganalisis tentang bagaimana sesuatu yang tidak dikatakan
17
ternyata menjadi bagian yang disampaikan. Penutur tidak hanya menyampaikan maksud dan tujuannya dari tuturan saja, namun dengan menyampaikan sesuatu melalui tindakan juga termasuk dalam kajian studi ini. Oleh karena itu Yule (1996:4) menjelaskan bahwa pragmatik termasuk dalam studi pencarian makna yang tersamar. Selain itu Yule (1996:4) juga mengungkapkan bahwa, “Pragmatik adalah studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan dari pada yang dituturkan” Dari berberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa dalam kajian pragmatik hubungan keakraban baik secara fisik dan sosial dari penutur dan lawan tutur mempengaruhi lawan tutur dalam memahami maksud dan tujuan yang penutur sampaikan Pragmatik dalam bahasa Jepang disebut dengan Goyouron atau ごようろん
「語用論」. Tamotsu (1993:281) mengungkapkan bahwa,
ごようろん
ご
ようほう
ちょうさ
けんとう
ぶ も ん
“語用論 の語 の用法 を調査 したり、検討 したりする部門 ではない。 げんごでんたつ
は つ わ
ば め ん
は つ わ
ぶん
言語伝達において、発話ある場面にいおてなされ。発話としての文 もち
かんきょう
なか
はじ
てきせつ
い
み
は、それが用いられる 環 境 の中 で初 めて適切な意味 をもつことに なる。” „Penggunaan bahasa pragmatik tidak hanya dikategorikan pada menganalisis atau mempertimbangkan. Penyampaian bahasa dapat diletakkan pada situasi atau tuturan. Kalimat yang menjadi sebuah tuturan, dapat memiliki makna yang tepat untuk pertama kalinya dalam suatu keadaan dimana tuturan tersebut dapat digunakan.‟
18
Secara sederhana Tamotsu menyebutkan bahwa pragmatik mengkaji sebuah tuturan bukan hanya dari makna suatu kata namun keadaan juga mempengaruhi pemahaman dari suatu tuturan tersebut. 2.2.2
Tindak tutur Tuturan tidak hanya dimaknai dalam suatu perkataan saja, namun tindakan-tindakan juga mempengaruhi makna suatu tuturan tersebut. Yule (Yule, 1996:81) menjelaskan bahwa, dalam usaha untuk mengungkapkan diri seseorang tidak hanya menghasilkan sebuah tuturan yang mengandung kata-kata dan struktur-struktur gramatikal saja, namun mereka juga memperlihatkan tindakan dalam tuturan-tuturan tersebut. Dari penjelasan di atas dapat dipahami tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan biasanya disebut dengan tindak tutur atau はつわこうい
hatsuwakoui 「 発話行為 」 . Pemahaman lawan tutur dalam menangkap maksud komunikatif dari penutur biasanya terbantu oleh keadaan sekitar lingkungan tuturan tersebut. Keadaan semacam ini disebut dengan peristiwa tutur. Yule (1996:82) mengatakan bahwa, “Peristiwa tutur ialah suatu kegiatan dimana para peserta berinteraksi dengan bahasa dalam cara-cara konvensional untuk mencapai suatu hasil. Peristiwa ini mungkin termasuk suatu tindak tutur sentral yang nyata, seperti „sungguh saya tidak menyukai ini‟, seperti dalam peristiwa tutur „keluhan‟, akan tetapi peristiwa ini juga termasuk tuturan-tuturan lain yang mengarah padanya dan sesudah itu bereaksi pada tindakan sentral tersebut.”
19
Dari definisi diatas, dapat dipahami bahwa dalam banyak hal peristiwa tuturlah yang menentukan penafsiran terhadap suatu tuturan ketika menampilkan suatu tindak tutur. Dell Hymes (1972:55-60) menjelaskan bahwa, suatu peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen, yang disebut dengan teori SPEAKING. Delapan komponen tersebut adalah, Setting and scene. Setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis pembicaraan. Participants merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa pembicara atau pendengar. Ends : purpose and goal, mengacu pada maksud dan tujuan dalam sebuah pertuturan. Act sequence, mengacu pada bentuk ujaran dan isi dari ujaran tersebut. Bentuk ujaran bisa berhubungan dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya, dan hubungan antara apa yang dikatakan dengan topik pembicaraan. Key, mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana suatu pesan disampaikan. Misalkan melalui perasaan senang hati, serius, atau sombong. Instrumentalities, mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur lisan, tertulis, melelui telegraf atau telepon.
20
Norm of Iteraction and Interpretation, mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Misalnya, hubungan dengan cara berinterupsi, bertanya, dan sebagainya. Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi,puis, pepatah, doa, dan sebagainya. 2.2.3
Klasifikasi Tindak Tutur Tindakan yang ditampilkan dengan melakukan suatu tuturan mengandung tiga tindak yang saling berhubungan . Yule (1996:83) membagi tindak tutur menjadi tiga macam, yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. 2.2.3.1 Tindak Lokusi Tindak lokusi merupakan tindak dasar tuturan yang menghasilkan suatu ungkapan linguistik bermakna. Tindak tutur ini semata-mata hanya menyatakan sesuatu yang dituturkan dari penutur. Penafsiran tindak tutur lokusi dilakukan tanpa meyertakan konteks tuturan saat penutur menyatakan sesuatu. 2.2.3.2 Tindak Ilokusi Tindak ilokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. Apa yang ingin dicapai oleh penutur pada waktu ingin menuturkan sesuatu dapat merupakan tindakan seperti menyatakan, berjanji, minta maaf, mengancam, meramalkan, memerintahm dan
21
lain sebagainya. Dalam tindak ilokusi terdapat lima jenis fungsi umum yang ditunjukkan oleh tindak tutur, yaitu deklarasi, representatif, ekspresif, direktif, dan komisif. 1) Deklarasi Deklarasi adalah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan. Tindak tutur ini dimaksudkan oleh penuturnya untuk menciptakan hal yang baru. Seperti perubahan keadaan, status, dan sebagainya. Tuturan yang berupa menyatakan, mengesahkan, membatalakan, mengizinkan termasuk jenis tindak tutur deklarasi. 2) Representatif Representatif merupakan jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini oleh penutur. tindak tutur ini mengikat penuturnya akan kebenaran atas sesuatu yang diujarkan. Pernyataan yang termasuk dalam tindak tutur representatif adalah pernyataan suatu fakta, kesimpulan, dan pendeskripsian. 3) Ekspresif Ekspresif merupakan jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penuturnya. Tindak tutur ekspresif mencerminkan penuturnya.
pernyataan-pernyataan
Tindak
tutur
ekspresif
psikologis berupa
dari
pernyataan
22
kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, dan kesengsaraan. Biasanya tindak tutur ini disebabkan oleh sesuatu yang dilakukan oleh penutur atau lawan tutur. 4) Direktif Direktif adalah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan dari penuturnya. Pernyataan yang meliputi tindak tutur ini seperti perintah, pemesanan, permohonan, dan pemberian saran. 5) Komisif Komisif merupakan tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengikat dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa depan. Tindak tutur ini berupa pernyataan yang dimaksudkan oleh penuturnya, seperti janji, ancaman, penolakan, dan ikrar. 2.2.3.3 Tindak Perlokusi Tindak perlokusi merupakan tindak tutur yang tidak hanya untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang disampaikan saja, namun tuturan tersebut memiliki pengaruh bagi lawan tuturnya. Dengan bergantung pada keadaan, menyatakan suatu tuturan dengan asumsi bahwa lawan tutur akan mengenali akibat yang ditimbulkan. Akibat
23
atau pengaruh dari tindak tutur ini dapat dilakukan baik sengaja atau tidak sengaja oleh penuturnya. 2.2.4
Definisi Kandoushi Kandoushi dalam bahasa Indonesia disebut dengan interjeksi. Fungsi kandoushi adalah untuk mengungkapkan suatu perasaan, panggilan, jawaban, dan persalaman. Kandoushi dengan sendirinya dapat menjadi sebuah kalimat karena suatu kata kandoushi dengan sendirinya sudah mengekspresikan perasaan dari penutur. Kandoushi menurut Namatame (1996:197), adalah sebagai berikut, 感動詞はそれだけで一つの文となり、感動の内容を全部表すことがで ふつう
きるが、感動の内容を感動詞のあとに置く場合も多い。次に、普通よ もち
かんどうし
く用いられている感動詞をあげる。
“Setelah kandoushi itu sendiri menjadi satu kalimat, semua isi kandou (perasaan) bisa ditunjukkan, tetapi banyak keadaan dimana bahasa penunjuk kandou diletakkan setelah kandou. Selanjutnya, kandoushi akan sering digunakan.” Teori kandoushi pada Namatame menunjukkan bahwa kandoushi tidak hanya diartikan dalam satu kata kandoushi namun banyak diantaranya makna dalam kandoushi ditunjukkan pada kalimat setelahnya. Oleh karena hal tersebut, penulis menggunakan teori dari Namatame dikarenakan teori tersebut membagi jenis-jenis kandoushi secara rinci dan terdapat pula penjelasan fungsi masing-masing kandoushi.
24
Menurut Masuoka dan Takubo (1989:54), menyatakan bahwa, 感動詞は、文のほかの要素と結びついて事態を表すというよりも、事 いちご
ひぶんせきてき
あらわ
態に対する感情や相手の発言に対する受け答えを一語で非分析的に 表 けいしき
す形式である。
“Kandoushi menunjukkan keadaan yang mengikat dan unsur di luar kalimat, serta menunjukkan formalitas terhadap ketidakparagrafan dengan satu bahasa terhadap jawaban lawan bicara dan perasaan dalam suatu keadaan.” Teori dari Masuoka dan Takubo menjelaskan bahwa kandoushi sendiri merupakan suatu kata yang mempunyai fungsi sebagai penunjuk perasaan penuturnya, sehingga sebuah kata kandoushi dapat berdiri sendiri. Sedangkan menurut Sudjianto (1996:110), menjelaskan bahwa kandoushi adalah suatu kelas kata yang berfungsi untuk mengungkapakan suatu perasaan, panggilan, jawaban, atau persalaman, kandoushi juga dapat berdiri sendiri, dapat mengandung arti tanpa sokongan kata lain, dan dengan sendirinya dapat menjadi sebuah kaliamat. Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa kandoushi merupakan suatu kelas kata yang berfungsi untuk menyatakan suatu ekspresi yang dirasakan oleh penutur. Kandoushi sendiri masuk ke dalam jiritsugo atau kata yang dapat berdiri sendiri. 2.2.5
Jenis-Jenis Kandoushi Kandoushi yang merupakan suatu kata untuk mengekspresikan perasaan penutur
memiliki
berbagai
macam
jenis
dan
fungsi
dari
tiap
25
penggunaannya. Masuoka dan Takubo (1989:54-55) membagi kandoushi menjadi dua bagian, diantaranya: 1. Menunjukka ungkapkan perasaan, jawaban, dan panggilan 1) Kandoushi yang menunjukkan keterkejutan terhadap keadaan yang tidak terduga seperti, a (あ) , aa (ああ), oya (おや), maa (まあ), ara (あら), are (あれ), aree (あれー), arere (あれれ), arya (ありゃ), arya arya (ありゃありゃ), wa (わ), uwa (うわ), gya (ぎゃ), gya gya (ぎゃぎゃ), hyaa (ひゃー). 2) Menunjukkan diluar perasaan terhadap hal yang dikatakan oleh lawan bicara dan keadaan yang tidak terduga seperti, nanto (なん と), nanto mo haya (なんともはや), hee (へー). 3) Menunjukkan setuju atau tidak setuju terhadap ucapan lawan bicara seperti , hai (はい), ee (ええ), aa (ああ), un (うん), haa (はあ), iie (いいえ), iya (いや). 4) Menunjukkan pemahaman terhadap ucapan lawan bicara seperti, fuun (ふうん), fun (ふん), haa (はあ), hee (へええ), naruhodo (なるほど).
5) Menunjukkan jawaban yang sedang dicari seperti, uun (ううん), saa (さあ), eeto (ええと), ano (あの), sono (その), soone (そう ね), soodesune (そうですね).
26
6) Menunjukkan ungkapan saat meminta perhatian dan memanggil lawan bicara seperti, moshi moshi (もしもし), ano (あの), oi (お い), kora (こら), nee (ねえ), hora (ほら), sora (そら), saa (さ あ).
7) Menunjukkan pertanyaan terhadap diri sendiri seperti, hate (はて), hatena (はてな). 8) Menunjukkan ungkapan untuk menyuruh seseorang melakukan sesuatu pada diri sendiri saat memulai tindakan dan kegiatan, seperti, sateto (さてと), yareyare (やれやれ), yoisho (よいしょ), dokkoisho (どっこいしょ), yoshi (よし). 2. Kandoushi yang digunakan sebagai salam ucapan tegur sapa, ditentukan berdasarkan situasi, dari titik ketidakparagrafan. Ungkapan basa-basi dalam kandoushi diantaranya, 1) Ucapan salam perpisahan, diantaranya adalah, sayoonara (さよう なら), ja (じゃ), ja mata (じゃまた), ja korede (じゃこれで), ja さきれい
mata atode ( じ ゃ ま た 後 で ), sakireishimasu ( 先礼 し ま す ), やす
oyasuminasai (お休みなさい).
2) Ungkapan salam pertemuan, seperti, yaa (やあ), ohayoo (お早う), konnichiwa ( こ ん に ち は ), konbanwa ( こ ん ば ん は ), genki げ ん き
(元気), osu (おす).
27
い
3) Ungkapan saat berangkat dan menjemput, seperti, ittekimasu (行 い
ってきます), itterashai (行ってらしゃい), tadaima (ただいま), かえ
かえ
okaeri (お帰り), okaerinasai (お帰りなさい).
4) Ucapan terimakasih, seperti, arigatoo (ありがとう), doomo (ど う も ), doomo arigatoo ( ど う も あ り が と う ご ざ い ま す ), sumisasen (すみません), osoreishimasu (おそれいします).
5) Jawaban terhadap ucapan persalaman, seperti, ie (いえ), iie (いい え), ie ie (いえいえ), dooitashimashite (どういたしまして), tondemonai (とんでもない), tondemogozaimasen とんでもござ いません). 6) Salam waktu makan, seperti, itadakimasu ( い た だ き ま す ), ちそうさま
gochisousama (ご馳走様).
Sedangkan Namatame (1996:197-203) juga membagi kandoushi sebagai berikut, 1) Suara untuk menunjukkan keterkejutan a. Suara yang dikeluarkan saat pertemuan atau kejadian yang tiba-tiba
28
A (あ), aa (ああ), a‟ (あっ), ara (あら), maa (まあ), oo (お お), o‟ (おっ), oya (おや), waa (わあ), wa‟ (わっ). b. Bahasa yang dikeluarkan ketika mendapat informasi seperti (perubahan, sesuatu yang tidak dimengerti) Are (あれ), oya (おや), oyaoya (おやおや). c. Suara yang dikeluarkan jika informasi yang diterima telah dirasakan secara mendalam E (ee, e‟) (え(ええ, えっ), hee (へえ), maa (まあ), fuun (ふ ーん), hou (ほう). 2) Suara untuk menunjukkan kebahagiaan Aa (ああ), ara (あら), maa (まあ), waa (wa‟) (わ(わっ). 3) Suara untuk menunjukkan kesedihan Aa (ああ), oo (おお). 4) Suara untuk menunjukkan perasaan kekecewaan dan penyesalan Yareyare (やれやれ), oyaoya (おやおや), areare (あれあれ). 5) Suara yang dikeluarkan untuk menunjukkan kebahagian atas keberhasilan Yokatta (よかった), yatta (やった), shimeta (しめた).
29
6) Suara untuk menunjukkan perasaan pengabaian dan penghinaan Nanisa (なにさ), fun (ふん), he‟ (へっ), nanda (なんだ). 7) Bahasa untuk menghina atau mencaci lawan bicara Bakayarou (ばかやろう), baka (ばか), konoyarou (このやろう). 8) Suara tertawa Ahaha (あはは), wahaha (わはは), fufufu (ふふふ). 9) Suara jeritan Kya‟ (きゃっ), wa‟ (waa) (わっ(わあ)). 10) Suara penyemangat Dokoisho (どこいしょ), yoisho (よいしょ), wasshoi (わっしょ い).
11) Panggilan Moshimoshi (もしもし), chotto (ちょっと), you (よう), naa (な あ), oi (おい), yai (やい), kora (こら). 12) Suara yang digunakan untuk mengajak atau mendesak Sa (saa) (さ(さあ)), nee (ねえ), you (よう). 13) Suara yang berupa komando atau peringatan
30
Sora (そら), sore (それ), hora (ほら). 14) Suara yang ditunjukkan apabila sedang memikitkan sesuatu Eeto (え―と), saa (さあ), hate (はて). 15) Suara untuk menunjukkan arti ketika sedang teringat sesuatu Naruhodo (なるほど), souka (そうか), souda (そうだ). 16) Suara yang digunakan ketika ingin mengawali pembicaraan Ee (ええ), anou (あのう), sonou (そのう). Berdasarkan penjelasan teori di atas, pada bab selanjutnya akan diuraikan analisis kandoushi sesuai dengan rumusan masalah.
31
BAB III ANALISIS JENIS DAN FUNGSI KOMUNIKATIF KANDOUSHI DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA KOMIK “MEITANTEI CONAN”
Dalam percakapan bahasa Jepang, kandoushi digunakan untuk membuat percakapan menjadi lebih alami. Bagi pembelajar bahasa Jepang, kandoushi dapat membantu untuk mengungkapkan perasaan walaupun dengan tata bahasa yang terbatas. Pada bab ini, penulis menguraikan kandoushi dalam tindak tutur ekspresif pada komik “Meitantei Conan”. Analisis pada bab ini memuat kandoushi apa saja yang terdapat dalam tindak tutur ekspresif beserta fungsi komunikatif kandoushi tersebut. Ada beberapa tindak tutur ekspresif di dalam komik Meitantei Conan yang di awal tuturannya memuat kandoushi yang berfungsi sebagai penekanan ekspresi ataupun untuk mengawali ekspresi dari tuturan selanjutnya. Percakapan di bawah ini terdapat kandoushi yang merupakan pikiran ekspresif penghinaan dan pujian. 1) Situasi: Detektif Mouri (laki-laki, 38 tahun) dan Conan (laki-laki, 7 tahun)
sedang berada di dalam hutan memeriksa keadaan mayat
Nigaki. コナン
:「左目のコンタクトがズレてるよ」(1.1)
Conan
: „Hidari Kiri
me mata
zureteru bergeser
yo!‟ PKL
no POS
kontakuto lensa
ga PO
32
Conan
: „Lensa kontak sebelah kirinya bergeser!‟
毛利探偵
:「バ―カ!そりゃ―きっと、犯人に殴られた 時に。。。」(1.2)
Mouri tantei
: „Baka! Bodoh
Sorya itu
nagurarete dipukul
kitto, pasti
hannin pelaku
ni PRP
ni...‟ PKL
toki waktu
Detektif Mouri
: „Bodoh! Sudah pasti itu akibat dipukul si pelaku...‟
コナン
:「でも、右目のコンタクトは目にもついてな いしゴ―グルの中にもないよ!」(1.3)
Conan
: „Demo, Tapi
migi kanan
me mata
wa PO
ni PRP
mo PKL
no POS
naka dalam
ni PRP
no POS
kontakuto lensa
tsuitenaishi terpasang
googuru kacamata
mo PKL
nai tidak ada
yo!‟ PKL
Conan
: „Tapi, lensa kontak yang sebelah kanan tidak terpasang, di dalam kacamatanya juga tidak ada!‟
毛利探偵
:「た、確かに。。。」(1.4)
Mouri tantei
: „tashikani...‟ Memang benar
Detektif Mouri
: „Me, memang benar...‟
コナン
:「あ、そっか!きっと右目のは殴った時に地 面に落ちて、その時サングラスがズレたから、 犯人が直してあげたんだよ!」(1.5)
Conan
: „A, Oh nagutta dipukul sono itu
sokka! iya toki saat toki saat
Kitto pasti ni PPR
migi kanan
me mata
jimen tanah
sangurasu kacamata
ni PO ga PO
no PO ochite, jatuh
zureta bergeser
33
kara, karena
hannin pelaku
ga PS
naoshiteagetan membetulkan
yo!‟ PKL
da KOP Conan
: „Oh, iya! Pasti yang sebelah kanan jatuh ke tanah saat dia dipukul, karena saat itu kecamatanya bergeser, si pelaku yang membetulkannya!‟
毛利探偵
:「なるほど。。。随分、几帳面な犯人だ よ。。。」(1.6)
Mouri tantei
: „Naruhodo... Betul juga hannin pelaku
Detektif Mouri
da KOP
zuibun, sangat
kichoumen teliti
na PKL
yo...‟ PKL
: “Betul juga...teliti sekali pelakunya...‟ (Meitantei Conan Chi no Barentain, halaman 27 )
Pada percakapan di atas, terdapat kandoushi “baka”「ば か 」 dalam tuturan (1.2). Kandoushi “baka”「ばか」dalam kamus Kenji Matsura (2005:53) memiliki arti “bodoh” dan “tolol” dan menurut Namatame (1996:200), kandoushi “baka”「ばか」digunakan untuk menghina lawan bicara. Dari percakapan di atas, kandoushi “baka” 「ばか」dituturkan oleh detektif Mouri untuk menghina Conan yang merasa terkejut karena melihat lensa kontak Nigaki yang bergeser. Tuturan „...Sorya kitto, hannin ni nagureta toki ni...‟ yang dituturkan oleh detektof Mouri dimaksudkan untuk mengejek Conan yang tidak tahu penyebab kenapa lensa kontak Nigaki bergeser sehingga tuturan tersebut merupakan tuturan penghinaan. Dengan demikian, fungsi
34
komunikatif kandoushi “baka” 「 ば か 」 pada tuturan (1.2) adalah untuk menekankan tuturan penghinaan detektif Mouri. Kandoushi “naruhodo” 「 な る ほ ど 」 dalam tuturan (1.6). Kandoushi “naruhodo” 「なるほど」dalam kamus Kenji Matsura (2005:702) memiliki arti “benar juga”, “betul juga”, dan “begitu”. Namatame (1996:202-203) menjelaskan bahwa kandoushi “naruhodo” 「 な る ほ ど 」 berfungsi untuk menunjukkan arti ketika sedang teringat sesuatu. Pada kutipan (1.6), kandoushi “naruhodo” 「なるほ ど」digunakan ketika detektif Mouri yang mendengarkan analisis dari Conan kemudian teringat bahwa hal tersebut bisa saja terjadi. Setelah kandoushi “naruhodo” 「なるほど」yang dituturkan oleh detektif Mouri, terdapat tuturan „...zuibun, kichoumen na hannin da yo..‟ yang memiliki arti bahwa detektif Mouri merasa kagum dengan cara pelaku membunuh Nigaki. Dengan demikian, kandoushi “naruhodo” 「なる ほ ど 」 dalam tuturan (1.6) memiliki fungsi untuk menciptakan kesinambungan dengan tuturan Conan, dan mengawali ungkapan pujian. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif memuji lainnya.
35
2) Situasi
: Detektif Mouri (laki-laki, 38 tahun) berada di dalam
rumahnya merasa terkejut ketika melihat idolanya yang bernama Yoko tampil di dalam Televisi. 毛利探偵
:「おっ、ヨーコちゃんだ!!ピーピー、相変 わらずかわいよー」(4.1)
Mouri Tantei
: „O’, Ah Pii pii, Suit-suit
Detektif Mouri
Yoko-chan Yoko chan
da!! KOP
aikawarazu seperti biasa
kawai manis
yoo‟ PKL
: „Ah, Yoko! Suit suit, Seperti biasa manis deh!‟ (Meitantei Conan Kara No Chousenjou, halaman 13)
Pada tuturan di atas, terdapat kandoushi “o‟” 「 お っ 」 pada detektif Mouri. Kandoushi “o‟” 「 お っ 」 dalam kamus Goro Taniguchi (1999:442) memiliki arti “ah” dan “oh”. Menurut Namatame (1996: 197-198), menjelaskan bahwa kandoushi “ou”「お っ 」 mempunyai fungsi sebagai suara yang digunakan ketika mengalami sesuatu seperti peristiwa yang tiba-tiba dan merupakan danseiyougo (男性用語) yaitu bahasa yang digunakan oleh laki-laki. Sedangkan pada tuturan data (2), kandoushi “o‟”「おっ」dituturkan oleh detektif Mouri yang merupakan tokoh laki-laki dalam komik Meitantei Conan merasa terkejut ketika tiba-tiba melihat idolanya sehingga kandoushi “o‟” 「 お っ 」 pada data (2) masuk dalam kandoushi yang digunakan ketika mengalami peristiwa yang tiba-tiba. Dalam data (2), terdapat tuturan „...pii pii, aikawarazu kawai yoo‟
36
yang merupakan kelanjutan dari tuturan detektif Mouri. Tuturan “pii pii” ditunjukkan untuk menggoda Yoko karena idolanya tersebut selalu tampil cantik. Dengan demikian, Fungsi komunikatif kandoushi “o‟”「おっ」pada tindak tutur ekspresif dari data (2) adalah untuk mengawali tuturan ekspresif memuji detektif Mouri atas wajah Yoko yang selalu terlihat manis. Selain tuturan memuji, di bawah ini kandoushi dalam tuturan ekspresif kecewa. 3) Situasi
: Nakahara (perempuan 30 tahun) baru saja pulang ke vila
dan hanya Esumi (perempuan, 30 tahun) yang menyambutnya. 仲原
:「ただいま―」(3.1)
Nakahara
: „Tadaima...‟ Aku pulang
Nakahara
: „Aku pulang...‟
江角
:「お帰り香織!」(3.2)
Esumi
: „Okaeri Selamat datang
Esumi
: „Selamat datang, Kaori!‟
Kaori!‟ Kaori
なかはら
仲原
:「あれ!ほかのみんなは?」(3.3)
Nakahara
: „Are! Hoka no Lho lain POS
Nakahara
: „Lho! Mana yang lainnya?‟
江角
:「金澤先生はお風呂場で、飛田先生はナイタ _に。。。」(3.4)
minna wa?‟ semua orang PKL
37
Esumi
: „Kanazawa Kanazawa , Tobita Tobita
Esumi
sensei wa guru PKL
ofuroba berendam
sensei wa neita guru PKL bermain ski malam
de PRP ni..‟ PKL
: „Pak Kanazawa sedang berendam, pak Tobita sedang bermain ski malam...‟ (Meitantei Conan Kara No Chousenjou, halaman 196)
Berdasarkan kutipan percakapan di atas, terdapat kandoushi “are” 「あれ」di awal tuturan (3.3). Kandoushi “are”「あれ」menurut Sudjianto (1996:113), memiliki arti “lho”, “aduh”, dan “wah”. Menurut Namatame (1996: 198) kandoushi “are” 「 あ れ 」 adalah suara keterkejutan yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan ketika mendapat informasi seperti sesuatu yang tidak di mengerti dan sesuatu yang aneh. Pada tuturan (3.3) kandoushi “are” 「 あ れ 」 dituturkan oleh Nakahara digunakan untuk mengekspresikan perasaan anehnya ketika tidak melihat siapaun kecuali Esumi di dalam vila, sehingga kandoushi “are”「あれ」 yang dituturkan oleh Nakahara mempunyai fungsi yang sama dengan teori Namatame. Dalam tuturan (3.3) Nakahara juga menuturkan „...hoka no minna wa?‟ yang mempunyai arti bahwa dia merasa aneh karena seharusnya tidak hanya Esumi saja yang menyambutnya, sehingga ekspresi tersebut bisa di artikan bahwa dia merasa kecewa karena yang lainnya tidak ikut
menyambut
kedatangannya.
Dengan
demikian,
fungsi
komunikatif kandoushi “are”「あれ」pada tuturan (3.3) adalah untuk
38
mengawali tuturan kekecewaaan Nakahara karena hanya Esumi saja yang menyambutnya. Di bawah ini juga terdapat beberapa kandoushi dalam tuturan terkejut. 4) Situasi
: Detektif Mouri berada di dalam kamar Dousan Nagato
(laki-laki, 60 tahun) meminta bantuan untuk mencari cinta pertamanaya. 毛利探偵
:「ええっ!?初恋の女性を探してくれ、 この名探偵毛利小五郎にですか?(4.1)」
Mouri tantei
: „Ee’!? Ha wo PO
Hatsukoi cinta pertama
no POS
sagashitekure? mencari
meitantei detektif terkenal
josei perempuan Kono ini
Mouri Kogorou Detektif Mouri desuka?‟ KOP
ni PS Detektif Mouri
: „Ha!? Mencarikan cinta pertama anda pada si detektif hebat detektif Mouri ini?‟
長門道三
:「ええ。。。あなたなら電光石火のごと く見つけてくださると、私の旧友が絶賛 してましてな。。。」(4.2)
Nagato Dousan
: „Ee Ya
anata kamu
no POS
gotoku sebagaimana
to, PKL
watashi saya
nara seandainya
no POS
zessanshitemashitena....‟ memberi pujian
denkousekka secepat kilat
mitsuketekudasaru menemukan kyuuyuu ga teman lama PO
39
Dousan Nagato
: „Ya... jika kamu dapat menemukannya secepat kilat, teman lamaku akan memberi pujian...‟
毛利探偵
:「しかし人探しぐらいなら、出向かなく ても。。。」(4.3)
Mouri tantei
: „Shikashi, hito sagashi Tapi orang mencari
gurainara, tentang
demukanakutemo...‟ tidak perlu memanggil Detektif Mouri
: „Tapi, jika hanya untuk mencari seseorang anda tidak perlu memanggil saya...‟ (Meitantei Conan Kara no Chousenjou, halaman 264)
Pada kutipan percakapan di atas, terdapat kandoushi “ee‟”「え えっ」di awal tuturan (4.1). Kandoushi “ee‟”「ええっ」dalam tuturan (4.1) berasal dari kandoushi “ee”「ええ」dengan “tsu” (kecil) 「っ」yang berfungsi sebagai penekanan kata. Dalam kamus Kenji Matsura (2005:159), kandoushi “ee”「ええ」memiliki arti “eh”, “ha”, “heh”, dan “hah”. Menurut Namatame (1996:198) kandoushi “ee‟”「ええ」digunakan apabila merasa terkejut saat mendengar perkataan orang lain. Pada tuturan (4.1) menceritakan tentang detektif Mouri yang merasa terkejut karena Dousan Nagato sebagai lawan tutur meminta detektif Mouri untuk mencarikan cinta pertama Dousan Nagato. Alasan detektif Mouri atas keterkejutannya terdapat pada tuturan (4.3) yang menjelaskan bahwa menurut detektif Mouri jika ingin mencari cinta pertama seseorang tidak perlu datang ke seorang detektif. Dengan demikian, fungsi komunikatif
40
dari kandoushi “ee‟”「ええっ」pada tuturan (4.1) adalah untuk lebih menekankan perasaan terkejut detektif Mouri dalam tuturan ekspresif terkejut detektif Mouri. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif terkejut lainnya. 5) Situasi
: Nobuko (perempuan, 39 tahun) dan Yasue (perempuan,
32 tahun) masuk ke dalam kamar ayahnya
Dousan Nagato dan
merasa terkejut saat melihat ada tamu di dalam kamar ayahnya. 長門康江
:「あら、お客様ですの、お父様。。」(5.1)
Nagato Yasue
: „Ara,
okyaku
sama
desu
no,
Lho
tamu
HRM
KOP
POS
otou ayah
sama...‟ HRM
Yasue Nagato
: „Lho, ayah ada tamu ya...‟
長門道三
:「おお!康江と信子か!」(5.2)
Nagato Dousan
: „Oo! Oh
Dousan Nagato
: „Oh! Yasue dan Nobuko?‟
長門信子
:「おやおや客人だけじゃなく。。。女狐も混 じってる様ね。。。」(5.3)
Yasue Yasue
Nagato Nobuko : „Oyaoya ah megitsune rubah betina
to dan
Nobuko Nobuko
kyakujin tamu mo juga
majitteru bergabung
ka!‟ IGF
dakejanaku tidak hanya youne..‟ seperti
Nobuko Nagato : „ah, bukan hanya tamu saja...tapi sepertinya rubah betina ikut bergabung juga...‟
41
(Meitantei Conan Kara no Chousenjou, halaman 267) Pada kutipan percakapan di atas menjelaskan tentang Yasue dan Nobuko yang sebelumnya tidak tahu bahwa ada tamu di kamar ayahnya, dalam percakapan tersebut terdapat dua kandoushi dalam tindak tutur ekspresif di atas. Yang pertama merupakan kandoushi “ara”「あら」yang terdapat pada tuturan (5.1). Kandoushi “ara” 「あら」dalam kamus Kenji Matsura (2005:25) memiliki arti “lho”, “kok”.
Menurut
Namatame
(1996:
197)
kandoushi
tersebut
mempunyai fungsi sebagai suara yang digunakan ketika mengalami sesuatu seperti peristiwa yang tiba-tiba dan kandoushi ini juga termasuk dalam joseiyougo (女性用語) yaitu bahasa yang digunakan oleh perempuan. Kandoushi “ara”「あら」pada tuturan (5.1) yang dituturkan oleh Yasue mempunyai fungsi untuk mengekspresikan keterkejutan Yasue saat melihat seseorang di dalam kamar ayahnya, sehingga kandoushi ini masuk dalam kandoushi yang berfungsi sebagai suara yang digunakan ketika mengalami peristiwa yang tibatiba. Sedangkan pada tuturan (5.1) menjelaskan tentang Yasue yang terkejut karena dia langsung melihat tamu tersebut sudah ada di dalam kamar ayahnya. Dengan demikian, fungsi komunikatif kandoushi “ara” 「 あ ら 」 dalam tuturan ekspresif (5.1) adalah untuk menekankan perasaan terkejut Yasue ketika melihat tamu di dalam kamar ayahnya.
42
Dalam percakapan di atas juga terdapat kandoushi “oyaoya” 「お やおや」di awal tuturan (5.3). Berdasarkan kamus Goro Taniguchi (1999:458), Kandoushi “oya oya” 「おやおや」memiliki arti “oh” dan “ah”. Sedangkan menurut Namatame (1996:198), kandoushi “oyaoya” 「 お や お や 」 mempunyai fungsi sebagai suara yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan kecewa. Pada tuturan (5.3), Kandoushi “oyaoya” 「 お や お や 」 yang dituturkan oleh Nobuko digunakan untuk mengekspresikan perasaan kecewa Nobuko ketika mengetahui bahwa ada seseorang yang tidak disukainya berada di dalam kamar ayahnya. Tuturan „...megitsune mo majitteru youne...‟ yang dituturkan oleh Nobuko mempunyai maksud bahwa dia tidak mengira akan ada “rubah betina” atau seorang wanita yang tidak disukai Nobuko berada di dalam kamar ayahnya. Dengan demikian, fungsi komunikatif kandoushi “oyaoya” 「 お や お や 」 yang dituturkan oleh Nobuko adalah untuk mengekspresikan perasaan kecewa Nobuko ketika mengetahui bahwa ada seseorang yang tidak disukainya juga berada di dalam kamar ayahnya. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif terkejut lainnya. 6) Situasi
: Nakahara dan Esumi baru saja selesai makan malam
bersama di dalam vila. Mereka biasanya makan-makanan kecil setelah
43
makan malam besama, namun ternyata Nakahara terlupa membelinya tadi. 仲原
:「あ、いっけな―い!!お酒のつまみ買う のわすれてた 。。。」(6.1)
Nakahara
: „A, Ah
ikenaaai gawat
no POS
wasureteta...‟ terlupa
osake no tsumami makanan kecil
kau membeli
Nakahara
: „Ah, gawaaat!! Aku lupa membeli makanan kecil...‟
江角
:「え―」(11.2)
Esumi
: “Eeee” haaah
Esumi
: “Haaah”
仲原
:「ちょっとふもとのコンビニまで買いに行っ てくるわ 。。。」(11.3)
Nakahara
: “Chotto fumoto no Sebentar kaki gunung POS
konbini supermarket
made kaiittekuruwa...” sampai membeli (kembali) Nakahara
: “Aku akan pergi ke supermarket di kaki gunung sebentar...” (Meitantei Conan Kara no Chousenjou, halaman 192)
Pada kutipan percakapan di atas, terdapat kandoushi “a”「あ」di awal tuturan (6.1). Kandoushi “a”「あ」dalam kamus Kenji Matsura (2005:1) memiliki arti “ah” dan “ha”, sedangkan menurut Namatame (1996:197)
kandoushi
“a”
mempunyai
fungsi
sebagai
suara
keterkejutan yang dikeluarkan saat mengalami sesuatu seperti
44
peristiwa yang tiba-tiba. Kandoushi “a”「あ」yang dituturkan oleh Nakahara dalam tuturan (6.1) ditunjukkan untuk mengekspresikan perasaan keterkejutannya ketika tiba-tiba teringat bahwa dia lupa untuk membeli makanan kecil, sehingga kandoushi “a”「あ」masuk dalam fungsi tersebut. Terdapat tuturan „...ikenai...osake no tsumami kau no wasureta..‟ di belakang kandoushi “a”「あ」, maksud dari tuturan tersebut adalah Nakahara yang tiba-tiba teringat bahwa dia merasa melupaka sesuatu, sehingga tuturan tersebut masuk dalam tuturan terkejut. Dengan demikuan, fungsi komunikatif kandoushi “a” 「あ」dalam tuturan ekspresif (6.1) adalah untuk mengekspresikan perasaan terkejut Nakahara. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif menyesal dari si penutur. 7) Situasi
: Detektif Mouri dan Ran yang berada di dalam kereta
sedang dalam perjalanan menuju Kyoto,
namun Ran terus
mengomentari kelakuan ayahnya semalam. 蘭
:「よくいうわよ!酔っぱらって玄関で寝てた くせに」(7.1)
Ran
: „Yoku Selalu de PRP
iu way Yopparatte genkan alasan PKL mabuk pintu masuk netetakuseni‟ ketiduran
45
: „Alasan! Ayah mabuk dan ketiduran di garasi‟kan‟
Ran 毛利探偵
:「だ、だから大人には大人の付き合いっても んが。。」(9.5)
Mouri tantei
: „Dakara Oleh karena itu
otona orang dewasa
otona no orang dewasa POS Detektif Mouri
tsukiaittemon pergaulan
ni PRP ga...‟ PKL
: „Ma, makanya orang dewasa itu memiliki cara pergaulan orang dewasa sendiri...‟
蘭
:「はい、はい。。。」(7.2)
Ran
: „Hai, hai...‟ Iya iya
Ran
: „Iya, iya...‟
毛利探偵
:「フン。。。オメーが行きたいってせがむか ら連れてやってんのによー!」(7.3)
Mouri tantei
: “Fun... ome Huh kamu
ga PS
tsureteyatten mengajak
no POS
ikitaitte segamukara ingin ikut pergi niyo!” PKL
Detektif Mouri
: „Huh...Padahal sudah ayah ajak karena kamu minta ikut!‟
蘭
:「だって式場京都でしょ?わたし、あっちの 方行った事ないんだもん!」(7.4)
Ran
: „Datte Sebab Watashi, Saya
shikijou upacara acchi kesana
itta koto nainda tidak pernah pergi Ran
Kyouto Kyoto no POS
desho? KOP hou bagian
mon!‟ karena
: „Habis pernikahannya di Kyoto, aku‟kan belum pernah kesana!‟ (Meitantei Conan Kara no Chousenjou, halaman 66 dan 67)
46
Pada percakapan di atas terdapat kandoushi “fun” 「フン」di awal tuturan (7.3). Kandoushi “fun” 「フン」dalam kamus Kenji Matsura (2005: 183) memiliki arti “huh” dan menurut Namatame (1996:198) digunakan sebagai suara yang dikeluarkan apabila sedang mendalami suatu informasi. Seperti halnya kandoushi “fun” 「フン」pada tuturan (7.3) yang dituturkan oleh detektif Mouri untuk mengekspresikan perasaan detektif Mouri yang terlalu memikirkan ucapan Ran sehingga membuatnya kesal. Tuturan „...omae ga ikitaitte segamu kara tsureteyaten no ni yo...!‟yang berada di belakang kandoushi “fun” 「 フ ン 」 mengekspresikan tentang perasaan menyesal detektif Mouri karena telah mengajak Ran ikut ke Kyoto. Dengan demikian, fungsi komunikatif kandoushi “fun” 「 フ ン 」 dalam tuturan ekspresif (7.3) adalah untuk mengawali tuturan penyesalan detektif Mouri yang menyesal mengajak Ran karena Ran menuduhnya mabuk dan tidur di garasi. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif kesulitan si penutur. 8) Situasi
: Detektif Mouri (laki-laki, 38 tahun) dan Itakura (laki-laki,
37 tahun) pergi mencari seseorang di tengah badai salju di dalam gunung. 毛利探偵
:「いかん!吹雪が強くなってきたぞ!!」 (8.1)
47
Mouri tantei
: „Ikan! Fubuki Gawat badai salju
ga tsuyokunatte kitazo!!‟ PO bertambah kencang
Detektif Mouri
: „Gawat! Badai saljunya semakin kencang!!‟
板倉
:「おい、どー済んだ?(8.2) このまま山ん中で 人捜しなんか続けてたらオレ達の方が遭難し ちまうぜ?」(8.3)
Itakura
: „Oi, dousun Hei bagaimana ini yaman gunung
naka dalam
nanka sesuatu
tsudzuketetara terus melanjutkan
sounanshichimau celaka Itakura
da? KOP de PRP
Konomama kalau seperti ini hito orang
sagashi mencari
oretachi no houga kita sendiri
ze? KOP
: “Hei, bagaimana ini? Kita sendiri yang celaka kalau terus mencarinya di tengah gunung yang seperti ini?” (Meitantei Conan Chi no Barentain, halaman 23)
Percakapan diatas menceritakan tentang detektif Mouri dan Itakura yang mulai khawatir dengan badai salju yang semakin kencang saat mereka sedang mencari seseorang. Pada tuturan (8.2) terdapat kandoushi “oi”「おい」yang dituturkan oleh Itakura. Kandoushi “oi” 「おい」dalam kamus Kenji Matsura (2005:752) memiliki arti “hai” dan “hei”. Menurut Namatame (1989:201), kandoushi “oi”「おい」 merupakan kandoushi panggilan dan masuk dalam golongan kandoushi yang lebih banyak digunakan untuk memanggil teman atau bawahan. Berdasarkan tuturan (8.3), kandoushi “oi”「おい」 yang dituturkan Itakura berfungsi untuk memanggil lawan tuturnya yaitu
48
detektif Mouri. Itakura menggunakan kandoushi “oi”「おい」karena jarak umur Itakura dan detektif Mouri yang hampir sama. Pada tuturan (8.3) juga terdapat tuturan „...dousun da?‟ yang menyatakan ekspresif kesulitan Itakura karena badai salju yang semakin kencang dan akan membuat
mereka
komunikatif
celaka
sendiri.
Dengan
demikian,
fungsi
kandoushi “oi” 「 お い 」 pada tuturan (8.3) yang
dituturkan Itakura adalah untuk mengawali tuturan kesulitan. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif keheranan dari si penutur. 9) Situasi
: Mika dan detektif Mouri yang berada di dalam vila merasa
heran karena tidak bisa menemukan Nigaki dimanapun. 毛利探偵
:「ええ、どこにもいない?」(9.1)
Mouri tantei
: „Ee, doko ni mo Ha di manapun
Detektif Mouri
: „Ha, di manapun tidak ada?‟
みか
:「ええ。。。にがき君の行きそうな所を二人 で手分けして探してたんだけど。。。」(9.2)
Mika
: „Ee... Iya
inai?‟ tidak ada
Nigaki-kun Nigaki-kun
ikisou na tokoro tempat yang biasa dikunjungi futari berdua da KOP
de PKL kedo...‟ tapi
tewakeshite berpencar
no POS wo PO sagashitan mencari
49
Mika
: „Iya...padahal kami sudah berpencar ke tempattempat yang kira-kira di lewati Nigaki...‟ (Meitantei Conan Chi no Barentain, halaman 20)
Pada kutipan percakapan di atas,terdapat kandoushi “ee”「ええ」 dalamtuturan (9.1). Dalam Kenji Matsura (2005:604), kandoushi “ee” 「 え え 」 memiliki arti “eh”, “ha”, “heh”, dan “hah”. Menurut Namatame (1996:198) kandoushi “ee‟”「ええ」digunakan apabila merasa terkejut saat mendengar perkataan orang lain. Terdapat tuturan „...doko ni mo inai?‟ yang dituturkan oleh detektif Mouri dalam tuturan (9.1). Berdasarkan tuturan tersebut, kandoushi “ee‟”「ええ」 dalam tuturan (9.1) mengekspresikan tentang perasaan heran detektif Mouri setelah mengetahui informasi bahwa Nigaki tidak bisa ditemukan di manapun, sehingga fungsi komunikatif kandoushi “ee‟” 「ええ」dalam tindak tutur ekspresif (9.1) adalah untuk mengawali keheranan detektif Mouri. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif keheranan. 10) Situasi
: Itakura sedang berada di dalam tengah hutan dengan
beberapa anjing dan Sakami tiba-tiba muncul di sana. 酒見
:「警察は当分来れね―ぜ?」(10.1)
Sakami
: „Keisatsu Polisi korene tidak bisa datang
Sakami
wa PT
toubun untuk saat ini ze?‟ PKL
: „Polisi untuk sementara waktu tidak bisa datang.‟
50
板倉
:「オゥ酒見さん!よくここがわかった な。。。」(10.2)
Itakura
: „Ou Oh ga PKL
Sakami Sakami
san! HRM
Yoku baik
koko di sini
na...‟ PKL
wakatta tahu
Itakura
: „Oh, Sakami! Kok tahu aku ada di sini...‟
酒見
:「ああ。。。犬の鳴き声がしたらよ。。。」 (10.3)
Sakami
: „Aa... Ya
inu anjing
shitara terdengar Sakami
no POS
nakikoe gonggongan
ga PO
yo...‟ PKL
: „Ya... soalnya terdengar gonggongan anjing...‟ (Meitantei Conan Chi no Barentain, halaman 29)
Pada percakapan di atas terdapat kandoushi “ou”「おう」dalam tuturan (10.2). Kandoushi “ou”「おう」dalam kamus Goro Taniguchi (1999:442) memiliki arti “ah” dan “oh”. Menurut Namatame (1996: 197-198), menjelaskan bahwa kandoushi “ou” 「 お う 」 digunakan ketika perjumpaan yang terjadi secara tiba-tiba dan merupakan danseiyougo (男性用語) yaitu bahasa yang digunakan oleh laki-laki, sedangkan pada kandoushi “ou”「おう」dalam tuturan (10.2) juga digunakan ketika Itakura terkejut atas kedatangan Sakami secara tibatiba. Terdapat tuturan „...yoku koko ga wakatta na...‟ yang dituturkan oleh Itakura setelah tuturan kandoushi “ou”「おう」, tuturan tersebut menjelaskan tentang rasa heran Itakura karena Sakami dapat menemukannya di tengah gunung. Dengan demikian, kandoushi “ou”
51
「 おう」dalam tuturan (10.1) mempunyai fungsi untuk mengawali tuturan rasa heran dari Itakura. Adapun kandoushi panggilan yang digunakan untuk mengawali tuturan keheranan dalam kutipan percakapan berikut. 11) Situasi: Detektif Mouri menuduh manajer Yamagishi sebagai pelakunya, namun Inspektur Megure (laki-laki, 38 tahun) merasa bahwa Yoko‟lah pelakunya karena kasus tersebut terjadi di apartemen Yoko. 毛利探偵
:「おまえは、きっとヨ―コさんにふられたん だ!!その腹いせにこんな事を。。。」(11.1)
Detektif Mouri
: „Omae Kamu
wa, PS
furaretan dicampakan
kitto pasti
Yoko Yoko
san HRM
ni PS
da!! KOP
Sono haraise ni konna Itu balas dendam PRP ini
koto wo...‟ hal PKL
Detektif Mouri
: „Kamu pasti dicampakkan Yoko!! Karena itulah kamu balas dendam...‟
めぐれ軽侮
:「おいおい、ヨ―コさんが犯人じゃない根拠 は?」(11.2)
Megure keibu
: „Oioi, Hei konkyou bukti
Yoko Yoko
san HRM
ga PS
hannin pelaku
ja nai bukan
wa?‟ PKL
inspektur Megure: „Hei, apa buktinya kalau Yoko bukan pelakunya?‟ 毛利探偵
:「こ―んなにかれんなヨ―コさんが犯人わけ ないでしょ?」(11.3)
52
Mouri tantei
: „Konnani Mana mungkin hannin pelaku
Detektif Mouri
wake alasan
karen manis nai tidak
na Yoko san ga PKL Yoko HRM PS deshou?‟ KOP
: „Mana mungkinYoko yang manis ini pelakunya?‟ (Meitantei Conan Kara no Chousenjou, halaman 39)
Terdapat kandoushi “oioi” 「 お い お い 」 dalam tuturan (11.2) yang berasal dari kandoushi “oi” 「 お い 」 . Dalam kamus Kenji Matsura (2005:752), kandoushi “oi”「おい」 memiliki arti “hai” dan “hei”. Pada tuturan (11.2) kandoushi “oi” 「 お い 」 mengalami pengulangan kata menjadi “oioi” 「 お い お い 」 yang mempunyai fungsi untuk memanggil detektif Mouri. Terdapat juga tuturan „...Yoko san ga hannin ja nai kokyou wa?‟ dalam tuturan (17.2) yang mempunyai arti bahwa inspektur Megure merasa heran pada pernyataan detektif Mouri, karena menurutnya Yoko‟lah yang memiliki peluang besar sebagai si pelaku, sehingga kandoushi “oioi” 「 お い お い 」 dalam tuturan (11.2) memiliki fungsi komunikatif untuk mengawali tuturan ekspresif keheranan inspektur Megure. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif kegembiraan 12) Situasi: Kazumi (perempuan, 27 tahun) masuk ke dalam ruangan Sayuri (perempuan, 30 tahun) dan membawakan minuman untuknya. かずみ
:「あったか―いレモンティ―!!」(12.1)
Kazumi
: „attakai Hangat
remonti‟ lemon tea
53
Kazumi
: „Lemon tea hangaaat!!‟
さゆり
:「わ―、サンキュ―!!」(12.2)
Sayuri
: „Waaa, Wah
Sayuri
: „Waah, terimakasihhh!!‟
sankyuuu!!‟ terimakasih
(Conan Kara no Chousenjou, halaman 146) Pada percakapan di atas terdapat kandoushi “waa” 「わ―」di awal tuturan (12.2). Kandoushi “waa” 「わ―」dalam kamus Kenji Matsura memiliki (2005:1151) arti “wah”, “oh”, dan “aii”. Menurut Namatame (1996: 198-199), kandoushi “waa” 「わ―」merupakan suara yang dikeluarkan apabila merasa bahagia. Kandoushi “waa” 「 わ ― 」 dalam tuturan (12.2) berfungsi untuk mengungkapkan kegembiraan Sayuri ketika melihat temannya Kazumi datang sambil membawakannya sebuah minuman, begitu juga dengan tuturan „...sankyuu!!‟ yang dituturkan setelah kandoushi “waa” 「わ―」 merupakan ucapan salam terimakasih karena atas kebaikan Kazumi yang telah membawakan Sayuri minuman. Dengan demikian, kandoushi “waa” 「わ―」dalam tuturan (12.2) mempunyai fungsi komunikatif sebagai ungkapan kegembiraan Sayuri atas jasa Kazumi yang telah membawakannya minuman. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif kekesalan. 13) Situasi: Detektif Mouri yang berada di vila milik seorang nenek merasa kesal karena televisi milik nenek tersebut rusak.
54
毛利探偵
:「くそっ!このボロ TV!しっかりしろ!!」 (13.1)
Mouri tantei
: „Kuso’! kono boro TV! Shikkarishiro!!‟ Sial! ini rongsokan TV yang benar
Detektif Mouri
: „Sial! TV rongsokan, yang benar dong!!‟
おばあさん
:「ボロ TV で悪かったな。。。」(13.2)
Obaasan
: „Baro Rongsokan
Nenek
: „Buruk sekali memanggilnya TV rongsokan...‟
TV TV
de PT
warukatta jelek
na...‟ PKL
(Meitantei Conan Chi no Barentain, halaman 34) Detektif Mouri yang merasa kesal karena TV yang mulai rusak berkata melalui tuturan (13.1) dengan menggunakan kandoushi “kuso‟” 「 く そ っ 」 di awal tuturannya. Kandoushi “kuso‟” 「 く そ っ 」 dalam kamus Kenji Matsura (2005:571) memiliki arti “celaka!” dan “sialan!”. Pada tuturan „....shikkarishiro!‟ pada tuturan (13.1) mengekspresikan tentang perasaan kesal detektif Mouri dengan TV yang tidak menyala dengan benar. Dengan demikian,
kandoushi
“kuso‟” 「くそっ」dalam tuturan ekspresif (13.1) memiliki fungsi komunikatif sebagai kata untuk mengawali tuturan kekesalan detektif Mouri. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif penyesalan. 14) Situasi
: Kogoro Mouri sedang berteduh di sebuah vila dan
mencari bukti dalam kamera dan handycam milik Nigaki untuk menemukan pelaku pembunuhan.
55
毛利探偵
:「くそっ!わかると思って二がきさんのカメ ラとビデオカメラは持ち帰ったが。。。(14.1) ビデオカメラに入ってたビデオはまだ未使 用。。。」(14.2)
Mouri tantei
: „Kuso’! Sial Nigaki Nigaki
Wakaru mengerti san HRM
bideo kamera handycam Bideo kamera Handycam wa PO Detektif Mouri
wa PO ni PO
to PKL
no POS
kamera kamera
mochikaetta membawa kembali haitteta di dalam
omotte berfikir to dan ga... PKL bideo video
mada mishiyou...‟ belum dipakai
: „Sial! Aku membawa pulang kamera dan handycam milik Nigaki karena kupikir akan dapat petunjuk... Ternyata video tape dalam handycamnya belum dipakai...‟ (Meitantei Conan Chi no Barentain, halaman 30)
Terdapat kandoushi “kuso‟”「くそっ」dalam tuturan 14.1 yang dituturkan oleh detektif Mouri. Dalam tuturan (14.1) kandoushi “kuso‟” 「くそっ」dituturkan oleh detektif Mouri sebagai umpatan karena kekesalannya. Tuturan „... wakaru to omotte Nigaki san no kamera to bideo kamera wa mochikaetta ga...‟ yang terdapat setelah kandoushi “kuso‟” 「 く そ っ 」 memiliki arti bahwa detektif Mouri merasa menyesal karena barang yang dia bawa tidak memberikan bukti apapun. Dengan demikian, kandoushi “kuso‟” 「 く そ っ 」 pada tuturan
(14.1) mempunyai fungsi untuk mengawali tuturan
penyesalan detektif Mouri.
56
Selanjutnya merupakan, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif penghinaan. 15) Situasi
: Detektif Mourin sedang melakukan investigasi dengan
Kanazawa di dalam vila. 金澤
:「私は9時から10時過ぎまで風呂に入って ました。。ウンだと思ったら浴槽を調べてく ださい!きっとまだぬれて。。。」(15.1)
Nakazawa
: „Watashi Saya sugi lebih
made sampai
fun bohong wo PO
wa PS
da KOP
ku 9
ji jam
furo furo to PKL
shirabetekudasai! periksa
kara juu ji dari 10 jam
ni PRP
haittemashita berendam
omottara berfikir
yokusou bak
Kitto pasti
mada masih
nurete...‟ basah Nakazawa
: „Aku sedang berendam di furo dari jam 9 sampai jam 10 lebih... kalau anda pikir saya bohong, silahkan periksa bak mandinya! Pasti masih basah...‟
毛利探偵
:「バカヤロォそんなもんいつでもぬらせるん だよ!!」(15.2)
Mouri tantei
: „Bakayaroo He tolol nuraserun dibasahi
Detektif Mouri
sonna itu
mon alasan
itsudemo kapanpun
dayo!!‟ KOP
: „He! Tolol! Itu bisa dibasahi kapan saja!!‟ (Meitantei Conan Kara no Chousenjou, hal. 216)
57
Percapkapan di atas menceritakan tentang apa yang dilakukan Kanazawa saat kejadian pembunuhan itu berlangsung.
Pada
percakapan di atas, terdapat kandoushi “bakayaro” 「バカヤロォ」 dalam tuturan (15.2) yang dituturkan oleh detektif Mouri. Kandoushi “bakayaro” 「バカヤロォ」dalam kamus Goro Taniguchi (1999:26) memiliki
arti
“he!
Tolol!”. Menurut
Namatame (1996:200),
menjelaskan bahwa kandoushi “bakayaro” 「 バ カ ヤ ロ ォ 」 mempunyai fungsi untuk menghina lawan bicara, seperti pada tuturan (15.2) yang digunakan detektif Mouri untuk menghina Kanazawa. Tuturan „...sonna mon itsudemo nuraserun da yo‟ setelah kandoushi “bakayaro” 「バカヤロォ」mempunyai fungsi untuk menekankan alasan detektif Mouri kenapa menghina alibi Kanazawa, sehingga kandoushi “bakayaro” 「バカヤロォ」pada tuturan (15.2) memiliki fungsi untuk menghina Kanazawa. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif kesungkanan. 16) Situasi: Detektif Mouri yang merasa tidak enak karena tidak melakukan apapun, ingin membantu Nakagawa yang sedang memasak di dapur. 毛利探偵
:「あの―何か手伝う事は。。。」(16.1)
Mouri tantei
: „Anou nanika Anu sesuatu
Detektif Mouri
: „Anuu, ada sesuatu yang bisa kubantu...‟
tetsudau membantu
koto hal
wa...‟ PKL
58
粉川
:「ダメダメ男は入って来ないで!。。。」 (16.2)
Konakawa
: „Dame Tidak
dame tidak
haittekonai tidak masuk kesini Konakawa
otoko laki-laki
wa PS
de...‟ di
: „Tidak boleh! Laki-laki dilarang masuk kesini...‟ (Meitantei Conan Chi no Barentain, halaman 18)
Pada kutipan percakapan di atas, terdapat kandoushi “anou” 「あ のう」dalam tuturan (16.1). Kandoushi “anou” 「あのう」dalam kamus Kenji Matsura (2005:22), mempunyai arti “anu” dan menurut Namatame (1996:203) kandoushi ini digunakan ketika ingin mengawali pembicaraan. Seperti halnya dalam tuturan (16.1) kandoushi “anou” 「あのう」dituturkan oleh penutur detektif Mouri ketika ia akan menuturkan tuturan „...nanika tetsudau koto wa...‟. tuturan pada (16.1) tersebut dituturkan oleh detektif Mouri karena dia merasa sungkan saat melihat Konakawa sedang sibuk di dapur, sehingga kandoushi dalam tuturan (16.1) berfungsi untuk mengawalai tuturan perasaan sungkan detektif Mouri. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif bahagia ketika dapat memecahkan suatu kasus. 17) Situasi: Detektif Mouri yang berada di apartemen milik Yoko mulai mengerti siapa pelaku pembunuhan tersebut dan menuduh manager Yoko yang bernama Yamagishi sebagai pelakunya.
59
毛利探偵
:「そうか、わかった!!(17.1) 犯人は。。。 マ ネ―ジャ―の山師!!おまえだ!!!」 (17.2)
Mouri tantei
: „Souka, Oh, Hannin Pelaku Omae Kamu
wakatta!! aku tahu wa... PS
maneejaa menejer
no POS
Yamagishi!! Yamagishi
da!!!‟ KOP
Detektif Mouri
: „Oh, aku mengerti!! Pelakunya adalah menejer Yamagishi!! Kamu!!!‟
マネージャー
:「な!?」(17.3)
Maneejaa
: „Na!?‟ Apa!?
Maneejaa
: „Apa!?‟ (Meitantei Conan Kara no Chousenjou, halaman 38-39)
Pada tuturan (17.1) terdapat kandoushi “souka”「そうか」yang dalam kamus Kenji Matsura (2005:979) memiliki arti “oh”. Menurut Namatame (1996:202-203), kandoushi ini digunakan ketika sedang teringat sesuatu. Seperti halnya pada tuturan (17.1), kandoushi “souka” 「そうか」yang dituturkan detektif Mouri digunakan saat ia sedang memperkiran siapa tersangka dalam kasus yang sedang ia tangani dan kemudian detektif Mouri teringat bahwa Yamagishi merupakan manager Yoko dan menuduh dia sebagai pelakunya. Terdapat juga tuturan „...wakatta!‟ dalam tuturan (17.1) yang merupakan ekspresi kegembiraan detektif Mouri ketika ia merasa telah menemukan tersangka tersebut. Dengan demikian, kandoushi “souka”「そうか」
60
dalam tuturan (17.1) mempunyai fungsi komunikatif untuk mengawali ekspresi kegembiraan detektif Mouri ketika ia dapat mengetahui siapa tersangka dalam kasusnya. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif kekecewaan. 18) Situasi
: Ran, Hajime, dan detektif Mouri berada di rumah milik
teman detektif Mouri. Mereka terkejut saat mengira Hajime memanggil seseorang bernama Kudou. Detektif Mouri sendiri tidak terlalu menyukai seseorang yang bernama Kudou. らん
:「ねえ、工藤ってまさか。。。」(18.1)
Ran
: „Ne, Hei,
Ran
: „Hei, apa maksudmu dengan Kudou?‟
はじめ
:「くろうや、く。ろ。う!ここまでごくろう さんてゆうたんや!」(18.2)
Hajime
: „Kurou Ke sini Koko Di sini
Kudoutte tentang Kudou
ya PKL
masaka...‟ mungkinkah
Ku. Ro. U ! Ke. Si. Ni!
made gokurou sampai kesini
santeyuutan ya!‟ bilang PKL
Hajime
: „Ke sini, Ke. Si. Ni! Aku bilang ke sini!‟
毛利探偵
:「フン .。。勝手に呼びつけてえら ―に」 (18.3)
Mouri tantei
: „Fun... Huh eraa seenaknya
Detektif Mouri
katte berbicara
ni PRP
yobitsukete memanggil
ni‟ PKL
: „Huh...memanggil seenaknya saja‟ (Meitantei Conan Kara no Chousenjou, halaman 266)
61
Kutipan percakapan di atas, terdapat kandoushi “fun” 「フン」 yang juga ada pada data (7). Kandoushi “fun” 「フン」dalam tuturan (18.3) mengekspresikan tentang perasaan detektif Mouri yang terlalu mendalami tuturan Hajime yang salah dalam berbicara karena sebelumnya Hajime memanggil nama Kudou yang merupakan seseorang yang tidak dia sukai. Terdapat pula tuturan „...katte ni yobitsukete eraa ni‟ yang mengekspresikan tentang kekecewaan detektif Mouri karena ternyata tidak ada Kudou melainkan Hajime yang salah dalam berkata. Dengan demikian, kandoushi “fun” 「フン」 dalam tuturan (18.3) mempunyai fungsi untuk mengawali tuturan ekspresif kekecewaan detektif Mouri. Di bawah ini, contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif penghinaan. 19) Situasi: Hyuuga memberikan data kepada Dousan di dalam kamar milik Dousan, Nobuko (perempuan, 39 tahun) yang tidak menyukai Hyuuga melihat hal tersebut dan menghina Miyuki karena data tersebut bisa diserahkan melalui fax. どうさん
:「おいおい、のぶこ!日向君はワシの秘書じ ゃ!このとおり病で動けんワシに、会社の決低 事項を伝えるために。。。」(19.1)
Dousan
: „Oioi, Nobuko! Hei, Nobuko! no POS
hishoja! sekretaris
ugoken tidak berjalan
Hyuuga kun Hyuuga kun
wa PS
washi aku
Kono toori yamai de ini jalan penyakit karena
washi ni, aku PKL
kaisha perusahaan
no POS
62
ni...‟ PKL
ketsuteijikou wo tsutaeru tame persoalan PKL menyampaikan untuk Dousan
: „Hei, Nobuko! Hyuuga adalah sekretarisku! Dia di sini untuk menyampaikan persoalan perusahaan karena aku tidak bisa bergerak di karenakan penyakit ini...‟
信子
: 「 フ ン 、 そ ん な こと FAX で 用 は 足 り ま す は。。。」(19.2)
Nobuko
: „Fun, sonna koto FAX Huh, itu hal FAX wa PO
Nobuko
de dengan
you cara
tarimasuwa...‟ cukup
: „Huh, kalau hal itu dengan FAX juga bisa...‟ (Meitantei Conan Kara no Chousenjou, halaman 267)
Pada tuturan (19.2) terdapat kandoushi “fun” 「 フ ン 」 yang memiliki arti “huh”. Menurut Namatame (1996:198) kandoushi “fun” 「 フ ン 」 berfungsi sebagai suara yang dikeluarkan jika informasi yang diterima telah dirasakan secara mendalam. Nobuko yang tidak menyukai Hyuuga melihatnya menyerahkan data perusahaan langsung di kamar ayah Nobuko yaitu Dousan, karena perasaan tidak suka tersebut, Nobuko menggunakan kandoushi “fun” 「フン」di awal tuturan (19.2). setelah kandoushi tersebut terdapat tuturan „...sonna koto FAX de you wa tarimasuwa...‟ yang merupakan tuturan penghinaan Nobuko kepada Hyuuga yang repot-repot memberikan data langsung ke kamar Dousan daripada melalui mesin FAX. Dengan demikian, kandoushi “fun” 「フン」dalam tuturan (19.2) dituturkan Nobuko untuk mengawali tuturan penghinaannya kepada Hyuuga.
63
Di bawah ini, merupakan contoh kandoushi dalam tuturan ekspresif penghinaan lainnya. 20) Situasi
: Nobuko dan Hyuuga sedang berada di taman. Hyuuga
yang tidak sengaja menjatuhkan bolpoinnya kemudian dihina oleh Nobuko karena masih terus menyimpan bolpoin yang diberikan ayahnya sejak dulu. 信子
:「あ―ら、まだ持ってたのそんな汚い万年筆 (20.1)。。。父親も形見だか知らないけど、気 持ち悪いからすててくれない?」(20.2)
Nobuko
: „ara, Lho
mada masih
kitanai kotor
mannenhitsu... bolpoin
katami hadiah warui jelek Nobuko
daka KOP kara karena
motteta membawa
no POS
sonna itu
chichi oya mo ayah walaupun
shiranai tidak peduli
kedo, kimochi tapi perasaan
sutetekurenai?‟ membuangkan
: „Lho, kamu masih membawa-bawa bolpoin kotor itu... aku tidak peduli walaupun itu dari ayahmu, tapi karena menurutku jelek, bisakah kamu membuangnya? (Meitantei Conan Kara no Chousenjou, halaman 268)
Pada tuturan (20.1), terdapat kandoushi “ara”「あら」yang juga terdapat dalam data (5). Kandoushi “ara”「あら」dalam tuturan (20.1) mengekspresikan tentang keterkejutan Nobuko saat melihat Hyuuga yang masih menyimpan bolpoin pemberian ayahnya tersebut. Tuturan „...mada motteta no sonna kitanai mannenhitsu..‟ yang dituturkan setelah kandoushi “ara”「あら」memiliki makna bahwa
64
Nobuko menghina hadiah yang selalu disimpan oleh Hyuuga, sehingga kandoushi “ara”「あら」dalam tuturan (20.1) berfungsi untuk mengawali tuturan penghinaan Nobuko.
65
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4. 1 Simpulan Berdasarkan analisis 20 percakapan yang terdapat dalam komik Meitantei Conan penulis mengambil kesimpulan sebagai berkut: 1. Kandoushi yang terdapat dalam Komik Meitantei Conan Kandoushi“baka”「バカ」,“bakayaroo”「バカヤロォ」, “ee‟”「え えっ」, “ara”「あら」, “a”「あ」, “oyaoya”「おやおや」, “naruhodo”「なるほど」, “o‟”「おっ」,“are”「あれ」 , “fun” 「フン」, “kuso‟”「くそっ」, “oi”「おい」 , “ee”「ええ」, “ou” 「オゥ」, “oioi”「おいおい」, “waa”「わ―」 , “souka”「そう か」, “anou” 「あの―」. 2. Fungsi kandoushi dalam tuturan ekspresif pada komik Meitantei Conan a. Kandoushi yang menghina lawan bicara “Baka”「バカ」, “Bakayarou”「バカヤロォ」, “Kuso‟”「く そっ」
b. Kandoushi yang ketika sedang teringat sesuatu “Naruhodo”「なるほど」, “Souka”「そうか」
66
c. Kandoushi merasa terkejut saat perjumpaan yang tiba-tiba “O‟”「おっ」, “Ou”「オゥ」, “Are”「あれ」, “A”「あ」 d. Kandoushi yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan ketika mendapat informasi seperti (perubahan dan sesuatu yang tidak bisa dimengerti) “Ara”「あら」 e. Kandoushi untuk menunjukkan perasaan kekecewaan “Oyaoya”「おやおや」 f. Kandoushi yang digunakan ketika terkejut mendengar perkataan orang lain, atau informasi yang diterima telah dirasakan secara mendalam “Ee”「ええ」, “Ee‟”「ええっ」, “Fun”「フン」 g. Kandoushi yang digunakan sebagai panggilan “Oi”「おい」, “Oioi”「おいおい」 h. Kandoushi yang digunakan jika merasa gembira “Waa”「わ―」
67
i. Kandoushi yang digunakan ketika ingin mengawali pembicaraan “Anou”「あの―」
68
4. 2
Saran Berdasarkan atas penelitian pada skripsi ini, penulis memberikan beberapa sara sebagai berikut: 1. Kepada pengajar diharapkan agar memberikan materi pengajaran mengenai kandoushi lebih dalam. Sedangkan pada pengajaran linguistik juga diharapkan untuk memberikan materi pragmatik terutama pada materi tindak tutur. 2. Kepada
pembelajar
diharapkan
untuk
terus
meningkatkan
kemampuan bahasa jepang terutama pada materi kandoushi dan tindak tutur. 3. Penulis merasa penelitian tetang kandoushi dan tindak tutur ekspresif masih perlu diteliti lebih lanjut lagi. Karena masih banyak hal-hal yang perlu dikaji lebih dalam lagi. Sumber data yang digunakan harus
lebih
banyak
dari
penelitian
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
sebelumnya
agar
bisa
69
DAFTAR PUSTAKA
Aoyama, Gosho. 2007. 名探偵コナン「血のバレンタイン」. Jepang: 株式会社小学館. Aoyama, Gosho. 2002.名探偵コナンからの挑戦状. Jepang: 図書印刷 株式会社.
Hymes, Dell. Foundations of Sociolinguistics: An Ethnographic Approach. Philadelphia: U of Pennsylvania P, 1974. Kusumanungtyas, Rikha, 2011. TindakTuturIlokusidalamWacana “Mice Cartoon” padaSuratKabarKompas. Skripsi. Jurusan Sastra Indonesia Semarang. Nadar, F.X. 2009, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nimas, Fransiska JP, 2013. Danseigo (BahasaPria) danJoseigo (BahasaWanita) dalamKomikChibimarukochan. Tugas Akhir. Jurusan Bahasa Jepang Semarang. Sudaryanto. 1986. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sudjianto. 1996. Gramatikal Bahasa Jepang Modern. Jakarta: Oriental.
70
Sutedi, Dedi.2011.Dasar-DasarLinguistik.Bandung:Humaniora. Takashi, Masuoka dan Yukinori, Takubo. 1989. 基礎日本語文法. Tokyo: くろしお出版. Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Yasu, Namatame. 1996. 日本語教師のための現代日本語表現文典. Jepang: 株式会社
凡
人
社.
Yule, George. 1996. Pragmatik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
71
要旨
この論文の中で筆者は「マンガ『名探偵コナン』における感動詞」につい て研究する。感動詞は話者の感情を表現するために使用される言葉である。
このテーマを選んだ理由は、日本語の会話で感動詞は重要だからであ る。感動詞を使えば、会話が自然になる。学習者の語彙の知識が不足して いる場合や、会話があまり得意でない場合にも、感動詞は話者の感情を表 現する助けとなる。
漫画『名探偵コナン』における発話行為の中の感動詞の機能が分かるように 分析することが、本論文の目的である。この調査のデータは 『名探偵コナン』
の30ー40歳のキャラクターの発話から取った。普通30ー40歳の人 は、語彙の知識も多いからである。それで会話で使う感動詞も多いと思わ れる。
調査の方法は变述用法と定性分析である。漫画からのデータを变述用 法に基づいて分析し、機能によって分類した。調査の結果は以下のとおり である。
72
1. マンガ『名探偵コナン』の感動詞: 感動詞には、「バカ、バカヤロォ、ええっ、あら、おやおや、あ、な るほど、おっ、あれ、フン、くそっ、おい、ええ、オゥ、おいおい、 わ―、そうか、あの―」 2. マンガ『名探偵コナン』の感動詞の種類: a. ののしる時の語 「バカ」、「バカヤロォ」、「くそっ」 b. 思い当たったという意を表す場合 「なるほど」、「そうか」 c. とっさの出来事などに遭遇して発する声 「おっ」、「オゥ」、「あれ」、「あ」
d. 見聞したことについて「変だ」、「分からない」という気持を表 す語 「あら」 e. 失望の気持ちを表すもの 「おやおや」
73
f. 他人の語を聞いて驚く場合、あるは見聞したことに深く感じた場 合に発する声 「ええ」、「ええっ」、「フン」 g. 呼びかけを発する声 「おい」、「おいおい」 h. 喜びを表す場合に発する声 「わ―」 i. 話すための準備 「あの―」
74
LAMPIRAN
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
BIODATA
Nama Mahasiswa
:
Ratna Dwi Hapsari
Nomor Induk Mahasiswa :
13050110120007
Tempat, Tanggal Lahir
:
Semarang, 25 November 1991
Nama Ayah
:
Mardjuki, S.Pd.
Nama Ibu
:
Agus Tutik
Alamat
:
Tulus Harapan Blok B5, Semarang
Nomor HP
:
085727711144
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan
:
1998 – 2004 : SD Islam Tunas Harapan, Semarang 2004 – 2007 : SMP Negeri 29 Semarang 2007 – 2010 : SMA Negeri 14 Semarang 2010 – 2014 : S1 Sastra Jepang Universitas Diponegoro Pengalaman Organisasi
:
2011 - 2012 : Anggota HMJ Sastra Jepang FIB UNDIP 2012 - 2013: Ketua Departemen Bakat Budaya HMJ Sastra Jepang FIB UNDIP