ARTIKEL PENELITIAN
Kajian Total Quality Management dengan Kinerja Pegawai di Puskesmas Tuminting Kota Manado
Study of Total Quality Management in Relation with Employee Performance in Tuminting Public Health Centre Manado City
Adisti A. Rumayar , Trixy Cecilia Warouw Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
Abstrak
Abstract
Total Quality Management merupakan pendekatan manajemen untuk memadukan upayaupaya pengembangan mutu, pemeliharaan mutu, dan peningkatan mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi untuk menghasilkan produk yang paling ekonomis serta terpenuhinya kepuasan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Total Quality Management (TQM) (pendidikan dan pelatihan serta kerjasama tim (teamwork) dengan kinerja pegawai di Puskesmas Tuminting. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study.Dengan melibatkan 44 responden. Data yang dapat dianalisis secara univariat dan bivariat. Data primer didapatkan dari kuisioner dan data sekunder dari Profil Puskesmas Tuminting. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pegawai
Total Quality Management (TQM) is about management approach to integrate efforts to develop quality, maintain quality and improve quality from many type of groups within the organization to achieve the most economic product and also the fulfilment of customer satisfaction. This research is aimed to determine whether there is a relationship between Total Quality Management (TQM) in education and training with employee performance in Tuminting health centre. This research is using quantitative research with Cross Sectional Study approach by involving 44 respondents. This research is using quantitative research with Cross Sectional Study approach by involving 44 respondents. The data that had been obtained can be analyse by univariate and bivariate. Primary data was obtained from questionnaires whereas secondary data was obtained from Tuminting health centre profile. Chi – square test is used for statistical test. The results from this study shows that there is a relationship between education and training with employee performanceand also a relationship between teamwork with employee performance .
Kata Kunci : Pendidikan dan Pelatihan, Kerjasama Tim, Kinerja, TQM
Keywords : Education and Training, Teamwork, Performance, Total Quality Management
810
JIKMU, Suplemen Vol. 5, No. 7 Oktober 2015
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. (Anonimous, 2014)
Pendahuluan Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. (Anonimous, 2004)
Dalam upaya puskesmas meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, perlu menerapkan menerapkan metode tertentu, dalam hal ini Total Quality Management. TQM merupakan pendekatan manajemen untuk memadukan upaya-upaya pengembangan mutu, pemeliharaan mutu, dan peningkatan mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi untuk menghasilkan produk yang paling ekonomis serta terpenuhinya kepuasan konsumen. 10 unsur utama TQM yaitu fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim (teamwork), perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, serta adannya keterlibatan dan pemberdayaan pegawai. Berdasarkan Kepmenkes RI No.725/Menkes/SK/V/2003 Pegawai di puskesmas dituntut untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) dalam rangka meningkatkan kinerja, profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karier tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta kerjasama tim menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kerja. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerjasama pada kerja tim adalah munculnya penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim. Berdasarkan dari hasil observasi awal di Puskesmas Tuminting memiliki jumlah pegawai sebanyak 44 orang, yaitu: jumlah dokter umum sebanyak 7 orang, jumlah perawat gigi sebanyak 3 orang, jumlah perawat sebanyak 15 orang, jumlah bidan sebanyak 9 orang, jumlah nutrisionis sebanyak 2 orang, jumlah tenaga sanitarian sebanyak 3
Puskesmas merupakan penunjang fasilitaspelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya diwilayah kerjanya. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dan pembangunan kesehatan di indonesia, maka puskesmas perlu meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan terutama meningkatkan kinerja para pegawai atau tenaga kesehatan yang akan berdampak peningkatan derajat kesehatan di wilayah kerjanya.(Anonimous, 2014)Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
811
Rumayar dan Warouw, Hubungan Total Quality Management
orang, jumlah asisten apoteker sebanyak 2 orang, dan jumlah pekarya sebanyak 3 orang.(Anonimous, 2014)
Square sebesar 0.565. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan (X4) dipengaruhi sebesar 56.5% oleh metode diklat (X1), materi diklat (X2) dan kemampuan kerja (X3), sedangkan sisanya sebesar 43.5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel bebas yang diteliti. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat pengaruh signifikan antara metode diklat (X1), materi diklat (X2), dan kemampuan kerja (X3) terhadap kinerja karyawan (X4). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara metode diklat, materi diklat, kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan baik secara bersamasama atau simultan terbukti dan dapat diterima.
Berdasarkan data dari bagian tata usaha bahwa jumlah pegawai di Puskesmas Tuminting yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan sebanyak 22 orang . Selain menjalankan kuisioner peneliti juga melakukan observasi langsung di lapangan, dapat dilihat bahwa pegawai di Puskesmas Tuminting memiliki kerjasama tim yang baik dilihat dari tiap pegawai saling membantu dalam proses pelayanan kepada masyarakat. Dari latar belakang di atas adapun penelitian-penelitian yang telah dibuat untuk melihat sejauh mana tenaga kesehatan sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan serta melakukan kerjasama tim yang dapat mempengaruhi kinerja di Puskesmas Tuminting. Penelitian oleh Mahsuri (2013) tentang Gambaran Kinerja Perawat di Puskesmas Baranti dan Puskesmas Manisa Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil Penelitian ini menyimpulkan di Puskesmas Baranti dan Puskesmas Manisa Kabupaten Sindenreng Rappang tahun 2013 menunjukan bahwa secara keseluruhan pada umumnya perawat memiliki tingkat pengetahuan cukup sebesar 78,95%, dan sisanya perawat memiliki pengetahuan kurang yaitu ada 21,1%. Begitu pula dengan variabel pelatihan yang menunjukan bahwa secara keseluruhan umumnya perawat menyatakan mendapatkan pelatihan cukup besar 68,4% dan sisanya perawat menyatakan kurang mendapatkan pelatihan sebanyak 31,6%.
Penelitian oleh Rumagit (2013) hubungan penerapan TQM dengan kinerja pegawai di puskesmas bahu. Hasil penelitian yaitu TQM unsur fokus pada pelanggan, kerjasama tim, dan pendidikan dan pelatihan telah di terapkan di puskesmas bahu. Penerapan unsur fokus pada pelanggan dalam TQM memiliki hubungan dengan kinerja pegawai di puskemas bahu. Penerapan unsur kerjasama tim pada pelanggan dalam TQM memiliki hubungan dengan kinerja pegawai di puskemas bahu. Dan penerapan unsur pendidikan dalam TQM memiliki hubungan dengan kinerja pegawai di puskemas bahu. Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara Total Quality Management (TQM) (pendidikan dan pelatihan serta kerjasama tim (teamwork) dengan kinerja pegawai di puskesmas Tuminting.
Penelitian lain juga diteliti oleh Mukzam dkk (2014) tentang Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kemampuan dan Kinerja Karyawan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis inferensial dengan menggunakan analisis jalur (path) menunjukkan nilai signifikansi, yaitu 0,000 < 0,05 (alpha) dan nilai Adjusted R
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
812
JIKMU, Suplemen Vol. 5, No. 7 Oktober 2015
sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado pada bulan Juli 2015. Populasi yang menjadi target dari penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di Puskesmas Tuminting. Puskesmas Tuminting memiliki jumlah pegawai sebanyak 44 orang. Peneliti mengambil total populasi sampel yakni 44 pegawai yang ada di Puskesmas Tuminting. Variabel Dependent (Terikat) dari penelitian ini adalah kinerja pegawai sedangkan variabel Independent (Bebas) adalah pendidikan, pelatihan dan kerjasama tim. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data primer diperoleh melalui kuisioner pada setiap pegawai yang ada di Puskesmas Tuminting. Kuisioner dibagikan kepada setiap responden yang
ada di Puskesmas Tuminting. Data sekunder diperoleh dari Profil Puskesmas seperti jumlah pegawai. Untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen yaitu pendidikan dan pelatihan serta kerjasama tim dengan variabel dependen yaitu kinerja pegawai uji statistika yang digunakan adalah uji chisquare. Hasil dan Pembahasan a. Hubungan Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai Hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pegawai di Puskesmas Tuminting dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hubungan Antara Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai Kinerja Pendidikan dan Pelatihan
Baik
Total
Tidak baik n %
n
%
n
%
Ya Tidak
20 6
73,6 28
5 13
26,4 72
25 19
100 100
Total
26
47,7
18
52,3
44
100
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan baik yaitu 25 responden dimana 20 orang (73,6%) memiliki kinerja yang baik dan 5 orang (26,4%) memiliki kinerja yang tidak baik.Responden yang menjawabyang belum mengikuti pendidikan dan pelatihandengan baik sebanyak 19 responden dimana yang memiliki kinerja yang baik sebanyak 6 orang (28%) sedangkan 13 orang (72%) memiliki kinerja yang tidak baik. Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan nilai p< 0,05 (p value = 0,001). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara
p-value
0,001
pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pegawai di Puskesmas Tuminting. Menurut Satrohardiwiryo (2005) Pendidikan adalah tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian atau sikap para tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka dan sekaligus untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari seorang tenaga kerja. Sedangkan pelatihan adalah suatu proses aplikasi, terutama terhadap peningkatan kecakapan dan perlu dipelajari bagaimana cara melaksanakan tugas dan pekerjaan tertentu.
813
Rumayar dan Warouw, Hubungan Total Quality Management
Pendidikan dan pelatihan bagi perusahaan yang menerapkan TQM adalah faktor yang sangat fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya (Tjiptono dan Diana, 2003).
b. Hubungan Antara Kerjasama Tim dengan Kinerja Pegawai Hubungan antara kerjasama tim dengan kinerja pegawai di Puskesmas Tuminting dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hubungan antara Kerjasama Tim dengan Kinerja Pegawai
Kinerja Baik Tidak baik n % n %
n
%
Ya Tidak
20 6
68 21,1
6 12
32 78,9
26 18
100 100
Total
26
47,8
28
52,2
44
100
Kerjasama Tim
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa yang menjawab kerjasama tim dilaksanakan dengan baik yaitu 26 responden dimana 20 orang (68%) memiliki kinerja yang baik dan 6 orang (32,0%) memiliki kinerja yang tidak baik.Responden yang menjawab kerjasama tim tidak dilaksanakan dengan baik sebanyak 18 responden dan yang memiliki kinerja yang baik sebanyak 6 orang (21,1%) sedangkan 12 orang (78,9%) memiliki kinerja yang tidak baik. Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan nilai p< 0,05 (p value = 0,004). Hal ini menunjukkan bahwa Hoditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara kerjasama tim dengan kinerja pegawai di puskesmas Tuminting.
Total
p-value
0,004
sedangkan kelompok sekumpulan orang disuatu tempat tanpa keterkaitan tugas dan tujuan satu sama lain. Berdasarkan hasil penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa variabel Kerjasama Tim yang terdiri dari tiga indikator yaitu: kerjasama, kepercayaan dan kekompakan memiliki hubungan yang signifikan terhadap efisiensi kerja. Hasil pengujian ini didukung juga oleh hasil analisis deskriptif dari variabel Efisiensi Kerja pada Tabel Tanggapan Responden Terhadap Efisiensi Kerja yaitu jawaban responden yang lebih dominan memilih jawaban sangat setuju dan setuju terhadap pernyataan yang diajukan dibandingkan dengan responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Kerjasama tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam TQM. Tim adalah sekelompok orang yang bertindak bersama sebagai suatu kesatuan yang utuh, mempunyai ketergantungan satu sama lain, saling mempercayai, saling menjunjung tinggi kelebihan serta saling mengisi kekurangan untuk mencapai tujuan,
814
JIKMU, Suplemen Vol. 5, No. 7 Oktober 2015
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Ada hubungan antara pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pegawai. 2. Ada hubungan antara kerjasama tim dengan kinerja pegawai.
Anonimous. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Dasar Puskesmas Anonimous. 2013. Profi Data Puskesmas Tuminting Anonimous. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.Jakarta
Saran 1. Bagi instansi puskesmas hendaknya melakukan pelaksanaan total quality management (TQM) di instansi Puskesmas dalam meningkatkan kinerja pegawai untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan
Mashuri, M. I, dkk. 2013. Gambaran Kinerja Perawat di Puskesmas Baranti dan Puskesmas Baranti dan Puskesmas Manisa Kabupaten Sidenreng Rappang. Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM Universitas Hasanuddin. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2015
2. Bagi peneliti lain yang ini melakukan penelitian lanjutan hubungan antara TQM (pendidikan dan pelatihan serta kerjasama tim) dengan kinerja pegawai dapat menambah variabel penelitian dari determinan Total Quality Management dengan serta kinerja pegawai yang ada di Puskesmas Tuminting guna pengembangan ilmu pengetahuan
Rumagit, L. M, dkk. 2013. Hubungan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dengan Kinerja Pegawai di Puskesmas Bahu. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2015 Sastrohadiwiryo, S. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. PT Bumi Aksara: Jakarta Tjiptono F. dan Anastasya Diana. 2003. Total Qualty Management Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
.
815