KAJIAN PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Steviyanti Tatuil*, Chreisye K. F. Mandagi*, Sulaemana Engkeng* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Bencana banjir adalah kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan sering mengakibatkan kehilangan jiwa dan kerugian harta benda.Kejadian banjir tidak dapat dicegah namun dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang diakibatkannya. Untuk dapat meminimalisir kerugian akibat bencana banjir yang ditimbulkan, peran tenaga kesehatan yang tanggap dan siap sangat diperlukan. Tindakan kesiapsiagaan dari tenaga kesehatan sangat ditentukan dari pelatihan yang telah diikuti sesuai dengan kompetensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran tenaga kesehatan dalam kesiapsiagaan bencana banjir di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan indepth interview. Hasil yang didapatkan tenaga kesehatan di Puskesmas Tuminting sudah lebih tanggap dalam kesiapsiagaan penanganan bencana banjir dengan dibekali pelatihan berhubungan dengan penanggulangan bencana walaupun dengan peralatan yang seadanya. Dengan memegang prinsip kemanusiaan para tenaga kesehatan dapat melayani korban bencana banjir dengan maksimal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tenaga kesehatan di Puskesmas Tuminting sudah cukup siap dalam penanggulangan bencana banjir karena telah dibekali dengan pelatihan kebencanaan sehingga cepat tanggap menyikapi tanda-tanda akan terjadinya banjir, dan memberikan pelayanan kesehatan terhadap korban sesuai dengan kompetensinya. Kata kunci: Kesiapsiagaan, Tenaga kesehatan, Bencana banjir ABSTRACT Flood disaster is a natural occurrence that can occur at any time and often leads to loss of life and loss of property. The occurrence of floods can not be prevented but can be controlled and mitigated the impact of the resulting loss. In order to minimize the losses caused by the flood disaster, the role of health personnel who are responsive and ready are indispensable. Precautionary action of health personnel is largely determined from the training that has been followed in accordance with its competence. This study aims to examine the role of health workers in flood disaster preparedness in the work area of Tuminting Puskesmas Manado City. The method used is qualitative descriptive with indepth interview. The results obtained by health personnel at the Tuminting Health Center have been more responsive in the flood disaster preparedness prepared with training related to disaster management, although with the tools that are sober. By holding the principle of humanity the health workers can serve the victims of flood disaster with the maximum. The conclusion of this research is that health workers at Tuminting Health Center have been quite ready in handling flood disaster because they have been equipped with disaster training so that they can respond quickly to the signs of flood, and provide health services to the victims according to their competence. Keywords: Preparedness, Health manpower, Flood disaster
1
Kesiapsiagaan
PENDAHULUAN Wilayah
Negara
Kesatuan
Republik
kegiatan
adalah
yang
serangkaian
dilakukan
untuk
Indonesia memiliki kondisi geografis,
mengantisipasi
geologis, hidrologis, dan demografis yang
pengorganisasian serta melalui langkah
memungkinkan
yang tepat guna dan berdaya guna.
terjadinya
bencana.
bencana
Pengertian bencana adalah peristiwa atau
Berdasarkan
rangkaian peristiwa yang mengancam dan
Indonesia, ada beberapa kemungkinan
mengganggu kehidupan dan penghidupan
bencana alam yang seringkali terjadi pada
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
negara Indonesia yaitu tanah longsor,
faktor alam dan/atau faktor nonalam
gunung meletus, kekeringan, kebakaran
maupun
sehingga
hutan dan banjir.
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
Bencana
faktor
manusia
letak
melalui
geografis
Banjir
negara
merupakan
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
kejadian alam yang dapat terjadi setiap
harta benda, dan dampak psikologis
saat dan sering mengakibatkan kehilangan
–
(Undang
Undang
Penanggulangan
jiwa, kerugian harta dan benda. Kejadian
Bencana No 24 tahun 2007). Dalam
banjir tidak dapat dicegah namun dapat
undang-undang
Negara
dikendalikan
dan
dampak
diakibatkan.
Karena
Kesatuan Republik Indonesia bertanggung
kerugian
jawab
datangnya
relative
cepat,
untuk
Indonesia dan seluruh tumpah darah
mengurangi
kerugian
akibat
bencana
Indonesia
untuk
tersebut perlu dipersiapkan penanganan
terhadap
secara cepat, tepat dan terpadu. Banjir
kehidupan dan penghidupan termasuk
diakibatkan oleh volume air di suatu badan
perlindungan atas bencana, dalam rangka
air seperti sungai atau danau yang meluap
mewujudkan kesejahteraan umum yang
atau menjebol bendungan sehingga air
berlandaskan
Pancasila,
sebagaimana
keluar dari batasan alaminya. Ukuran
diamanatkan
dalam
Undang-Undang
danau atau badan air terus berubah-ubah
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
sesuai perubahan curah hujan. Selain
1945 (Undang – Undang Penanggulangan
factor alam, bencana banjir juga kerap kali
Bencana No 24 tahun 2007). Menanggapi
terjadi karena ulah manusia yang tidak
undang-undang tersebut maka pemerintah
bertanggung
Indonesia berusaha membuat berbagai
dilakukan tersebut berupa penebangan
macam
dan
pohon-pohon di hutan secara ilegal dan
kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
tanpa izin yang jelas, sengaja buang
Serangkaian
sampah sembarangan ke selokan maupun
melindungi
dengan
memberikan
segenap
tujuan
perlindungan
program
kegiatan
bangsa
pencegahan
yang
dilakukan
sebagai upaya untuk menghilangkan atau mengurangi
ancaman
sungai.
bencana.
2
yang
dikurangi
jawab.
Tindakan
yang
Dampak dari tindakan ceroboh
Manajemen
bencana
meliputi
yang dilakukan manusia sangat beresiko
rencana, struktur, serta pengaturan yang
bagi sebagian besar masyarakat Indonesia
dibuat dengan melibatkan usaha dari
umumnya dan masyarakat rentan yang
pemerintah, sukarelawan, dan pihak-pihak
tinggal
bencana
swasta dengan cara yang terkoordinasi dan
khususnya akan merasakan dampak yang
komprehensif untuk merespons seluruh
parah. Masyarakat rentan yang dimaksud
kebutuhan darurat bencana. Oleh karena
sesuai pasal 55 ayat 2 UU nomor 24 tahun
itu, manajemen bencana terdiri dari semua
2007 tentang penanggulangan bencana
perencanaan,
meliputi bayi, balita dan anak-anak, ibu
mobilisasi sumber daya yang dibutuhkan
yang sedang mengandung atau menyusui,
untuk menangani semua fase bencana
penyandang cacat dan orang lanjut usia.
sebagai peristiwa alam yang unik (Kelly,
Selain
1995).
di
daerah
keempat
rawan
kelompok
penduduk
tersebut, dalam peraturan Kepala BNPB
pengorganisasian,
Manajemen
bencana
telah
Nomor 7 Tahun 2008 tentang pedoman
dipraktikkan
tata cara pemenuhan kebutuhan dasar
Penemuan arkeologi telah menunjukkan
ditambahkan 'orang sakit' sebagai hagian
bahwa nenek moyang manusia pada
dari kelompok rentan dalam kondisi
zaman prasejarah menghadapi banyak
bencana. Upaya perlindungan tentunya
risiko sama seperti yang dihadapi saat ini
perlu diprioritaskan pada kelompok rentan
dan mereka tidak hanya diam menghadapi
tersebut,
penyelamatan,
risiko tersebut. Bukti menunjukkan bahwa
evakuasi, pengamanan sampai dengan
mereka telah mengambil langkah-langkap
pelayanan kesehatan dan psikososial.
untuk mengurangi atau menanggulangi
mulai
Dalam
dari
melayani
selama
dan
ribuan
tahun.
kelompok
bencana. Salah satu kegiatan mitigasi yang
rentan, diperlukan tenaga kesehatan yang
dilakukan adalah mereka hidup dalam gua.
cekatan, tanggaop dan siap melayani
Bukti praktik manajemen risiko ditemukan
dalam kondisi apapun saat terjadi bencana.
pada awal tahun 3200SM. Manajemen
Selain tenaga kesehatan yang merupakan
bencana selama beberapa ribu tahun
sumber daya manusia kesehatan, juga
terakhir terbatas pada program tunggal
tidak bias dipungkiri harus mempunyai
untuk menangani suatu bencana. Program
manajemen bencana yang baik mencakup
tersebut diorganisir dan dipahami untuk
semua
mengurangi penderitaan dan kerusakan
aspek
perencanaan
untuk
merespons bencana, termasuk kegiatan-
untuk
kegiatan sebelum bencana dan setelah
lingkungannya.
bencana yang mungkin juga merujuk pada
penanggulangan
manajemen
tujuannya adalah membangun partsipasi
risiko
dan
konsekuensi
bencana (Shaluf, 2008).
membangun Dalam
kembali undang-undang
bencana,
salah
satu
dan kemitraan publik serta sektor swasta.
3
Di
samping
itu,
pemerintah
harus
pekan.
Selain
perekonomian,
meningkatkan program untuk mengatasi
menyebabkan
kemiskinan, melindungi orang miskin dan
infrastruktur
mengatasi bencana.
sekolah sehingga anak-anak warga sekitar
Pada survei awal di Kota Manado saat
kerusakan
juga
dan
beberapa
bangunan-bangunan
daerah banjir tidak dapat bersekolah.
kejadian bencana banjir yang disebabkan
Selain
oleh sejumlah sungai di kota Manado tak
diakibatkan
mampu lagi menahan debit air hujan
bermacam-macam bisa menyerang anak
sehingga terjadilah banjir besar yang
kecil sampai orang dewasa seperti gatal-
disebut banjir bandang pada 15 januari
gatal atau penyakit kulit lainnya, diare,
tahun 2014 merendam 9 kecamatan, 59
dan infeksi saluran pernapasan akut
kelurahan, sehingga membuat sebagian
(ISPA). Dengan demikian peran tenaga
warga mengungsi. Berdasarkan data yang
kesehatan sangatlah diperlukan untuk
diperoleh dari kantor BPBD Kota Manado
membantu mengatasi dan/atau mengurangi
terdapat sebanyak 1551 kk yang terdiri
dampak tersebut saat terjadi bencana
dari 4942 jiwa yang terdaftar dalam
banjir.
pengungsian, mengakibatkan rumah –
itu
berbagai
penyakit
oleh
banjir
Berdasarkan
yang tersebut
fenomena
yang
rumah warga mengalami kerusakan. Dari
terjadi akibat bencana banjir yang terjadi
data yang didapat sesuai kategori, rusak
di Kota Manado terutama di Kecamatan
berat sebanyak 1569 rumah, rusak sedang
Tuminting, maka saya tertarik untuk
sebanyak 1932 rumah dan rusak ringan
meneliti
sebanyak 7734 rumah. Wilayah Kota
kesehatan
Manado yang terkena banjir saat itu adalah
Tuminting
7 kecamatan dan 23 kelurahan. Salah satu
menghadapi bencana banjir.
kecamatan banjir
yang
saat
itu
mengalami adalah
bagaimana yang
peran
ada
di
dalam
petugas Puskesmas
kesiapsiagaan
bencana
Kecamatan
METODE PENELITIAN
Tuminting dengan beberapa kelurahan di
Jenis penelitian ini adalah penelitian
dalamnya
kualitatif deskriptif dengan metode in
yaitu
Sumompo,
Maasing,
Mahawu dan Bailang. Akibat dari bencana
depth
tersebut sangat berimbas pada kehidupan
laksanakan di Puskesmas Tuminting Kota
masyarakat dan sangat mempengaruhi
Manado, pada bulan Juni tahun 2017.
perekonomian
Informan dalam penelitian ini adalah
daerah,
dimana
pusat
interview.
di
kepala
perekonomian daerah terdapat di wilayah
poliklinik umum, perawat , dan sanitarian.
kecamatan Tuminting yang paling banyak
Instrumen dalam penelitian ini adalah
sehingga bisa dikatakan wilayah tersebut
peneliti
menjadi kota mati dalam waktu beberapa
tambahan berupa daftar pertanyaan dan
sendiri
dokter
ini
perbelanjaan yang merupakan transaksi
4
puskesmas,
Penelitian
dengan
pelayanan
instrumen
alat perekam suara. Metode pengumpulan
(koordinasi), mekanisme repson (response
data di lakukan dengan cara observasi,
machanism),
peringatan
wawancara, dokumentasi dan triangulasi.
warning).
Manajemen
Analisis data melalui tahap pengumpulan
(information
systems),
data, tahap reduksi data, tahap penyajian
(Drilling/simulation).
dan tahap penarikan kesimpulan.
Berdasarkan didapatkan
Tenaga
(early
Informasi Gladi/simulasi
informasi
yang
Kantor
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
HASIL DAN PEMBAHASAN Peran
dari
dini
Kesehatan
Kota Manado bahwa bencana banjir sering
dalam
Kesiapsiagaan Bencana Banjir
terjadi di Kelurahan Tuminting hampir
Kesiapsiagaan dalam Undang – Undang
setiap tahun, dan yang paling parah terjadi
Nomor 24 Tahun 2007 adalah serangkaian
di tahun 2014 karena terdapat korban luka-
kegiatan di lakukan sebagai upaya untuk
luka sampai korban jiwa. Selain korban
menghilangkan
mengurangi
jiwa, juga banyak rumah warga yang rusak
ancaman bencana. kesiapsiagaan sangat
bahkan hanyut diseret arus air yang deras
penting dalam penanggulangan bencana,
pada saat itu dan juga banyak harta benda
terutama dalam upaya pengurangan resiko
lainnya ikut hanyut saat itu. Belajar dari
bencana yang dilakukan
pada tahap
pengalaman menangani bencana banjir
prabencana. Kesiapsiagaan dalam Undang
saat itu, kesiapan tenaga kesehatan yang
–
bencana
ada di Puskesmas Tuminting sudah cukup
penyelenggaraan
dibekali dengan pelatihan-pelatihan dasar
Undang
dan
atau
penanggulangan
merupakan penanggulangan
bencana
tahap
pada bencana seperti ATLS, ACLS,
prabencana yakni pada situasi terdapat
emergency nursing, dan pelatihan untuk
potensi terjadinya bencana.
sanitarian.
Peran kesiapsiagaan yang berarti mampu mengenali ancaman dan memprediksi
Ketersedian
sebelum
Kesiapsiagaan Penanganan Banjir
terjadinya
bencana.
mampu
Peralatan
Untuk
mencegah bencana jika mungkin, tapi jika
Puskesmas Tuminting adalah salah satu
tidak, mampu menguruangi dampaknya
layanan kesehatan yang menjadi pos
secara
pulih
darurat atau puskesmas darurat ketika
kembali seperti keadaan semula. Adapun
terjadi banjir di wilayah tersebut. Dengan
kegiatan yang termasuk dalam tahap
demikina otomatis peran tenaga kesehatan
kesiapsiagaan meliputi :
di tempat ini sudah tanggap dan tentunya
efektif
Penilaian
sehingga
resiko
(risk
dapat
assesment),
dibekali dengan peralatan dan obat-obatan
Perencanaan Siaga (contigency palning),
yang sangat dibutuhkan pada saat kegiatan
mobilisasi
urgent terjadi bencana banjir. Walaupun
sumberdaya
(resouce
mobilization), pendidikan dan pelatihan
peralatan
5
yang
dimiliki
Puskesmas
Tuminting
dalam
penanganan
banjir
untuk
mengikuti
pelatihan-pelatihan
adalah perlatan sederhana seperti P3K dan
serupa untuk penanganan bencana banjir,
obat-obatan yang biasa dipakai dalam
tapi belum semua pelatihan bisa terpenuhi
pelayanan
karena kendala pendanaan dari puskesmas
poliklinik
perlengkapan
seadanya
umum
dan
seperti
tenda
terbatas
untuk
mengikuti
kegiatan-
pengungsian dan matras seadanya, , tapi
kegiatan tersebut sehingga belum semua
tidak mengurangi peran dan tanggung
tenaga kesehatan yang ada di puskesmas
jawab tenaga kesehatan tersebut dalam
bisa mengikuti pelatihan yang sama.
melakukan
Untuk
tugasnya
melayani
warga
pelatihan-pelatihan
yang
telah
masyarakat yang mengalami luka-lika
diikuti oleh beberapa tenaga kesehatan
akibat bencana banjir dan juga bahkan
yang
membantu warga untuk mengungsi di
observasi, didukung oleh odanya dokumen
tempat-tempat yang sudah ditentukan
yang diperlukan yaitu berupa sertifikat
sebagai posko pengungsian, dimana tenaga
berkaitan dengan kegiatan pelatihan yang
kesehatan juga berperan bertugas untuk
pernah diikuti
ada
di
puskesmas
dari
hasil
memberikan pelayanan kesehatan terhadap warga pada tempat pengungsian tersebut.
Koordinasi dengan Pihak terkait Pada setiap kegiatan yang terkait dengan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
peningkatan
di Puskesmas Tuminting
pelatihan dan kegiatan lainnya yang
Dalam pengembangan potensi sumber
berhubungan dengan tenaga kesehatan
daya manusia pada Puskesmas Tuminting,
dalam penanganan bencana banjir, pihak
beberapa tenaga kesehatan yang ada di situ
puskesmas berinisiatif untuk membuat
sudah dibekali dengan beberapa pelatihan
group wattsapp messangger (WA) yang
yang sangat berguna untuk kesiapsiagaan
disitu
dalam
kesehatan
penangana
bencana
banjir
di
kualitas
ataupun
beranggotakan Puskesmas
para
adanya
tenaga
Tuminting
itu
wilayah tersebut. Beberapa pelatihan yang
sendiri, beberapa tenaga kesehatan dari
ada
Dinas
kaitannya
dengan
penanganan
Kesehatan
Kota
Manado
dan
kesiapsiagaan bencana banjir yang sudah
Propinsi, serta beberapa staf Kantor Badan
diikuti oleh kepala puskesmas sendiri yaitu
Penanggulanagna
ATLS, ACLS, PPGD, evakuasi korban
(BPBD) yang ada di Kota Manado
perairan.
sehingga
Dengan
demikian
tidak
Bencana
demikian
bisa
Daerah
saling
diragukan lagi peran tenaga kesehatan di
berkoordiansi dengan lancar dan baik
puskesmas tersebut ketika menangani
tentang pelatihan-pelatihan
bencana banjir. Selain kepala puskesmas
berkaitan dengan kebencanaan dan juga
sendiri, ada juga beberapa staf tenaga
bisa langsung berkoordinasi dengan pihak
kesehatan yang juga pernah ditugaskan
terkait mengenai cara pelayanan kesehatan
6
yang ada
pada saat bencana, dan juga pada saat
kesehatan dapat tetap melaksanakan tugs
terjadi bencana bisa langsung terpantau
dan perannya dalam melayani masyarakat
jumlah korban yang ada bahkan kerugian
dan yang menjadi korban bencana banjir.
dan kerusakan yang terjadi akibat bencana. Dengan demikian tersebut
sangat
adanya group WA berguna
dalam
hal
1. Kesiapsiagaan tenaga kesehatan dalam
yang
menghadapi bencana banjir sudah
pelayanan
dapat dikatakan cukup siap karena
koordinasi pihak-pihak terkait bertanggungjawab
dalam
KESIMPULAN
kesehatan terhadap bencna khususnya
tenaga
bencana banjir sehingga ketika terjadi
Puskesmas Tuminting sudah dibekali
bencana banjir, obat-obatan dan bantuan
dengan
medispun segera disalurkan ke tempat-
berkaitan dengan kebencanaan seperti
tempat yang merupakan daerah rawan
ATLS, ACLS, PPGD, emergency
bencana. Selain berkoordinasi dari group
nursing, sanitarian, dan pelatihan radio
WA, tim kesehatan dari puskesmas juga
komunikasi, walaupun belum semua
tetap berusaha langsung untuk bertatap
dibekali dengan pelatihan yang serupa
muka
ataupun
dikarenakan tidak adanya dana dari
menghubungi lewat telepon seluler dan
puskesmas untuk membiayai setiap
media
stafnya mengikuti pelatihan-pelatiha
dengan
pihak
sosial
memberikan
terkait
lainnya
yang
bisa
informasi-informasi
yang
kesehatan
yang
beberapa
ada
pelatihan
di
yang
yang diperlukan
cepat dan akurat mengenai terjadinya
2. Peran
bencana banjir.
tenaga
kesehatan
dalam
kesiapsiagaan bencana banjir sudah tanggap dalam menyikapi tanda-tanda
Ketersediaan Dana
akan terjadi banjir sehingga mereka
Dalam setiap kegiatan awal pada saat
sudah dari awal memperingati warga
terjadi bencana banjir selalu Puskesmas
yang tinggal di daerah pinggiran
tidak siap dengan masalah dana. Karena
sungai
untuk pendanaan itu harusnya sudah
membantu
dipersipkan jauh-jauh hari sebelumnya.
kesehatan terhadap
Dalam hal ini kejadian bencana itu tidak
bencana tidak dapat dihindari sesuai
ada yang akan tahu kapan akan terjadi
dengan kompetensi mereka.
untuk
mengungsi
memberikan
dan
pelayanan
korban
ketika
bencana. Maka dari itu, ketika terjadi bencana, ada beberapa kebijakan yang
SARAN
diambil oleh kepala puskesmas untuk
1.
Sebaiknya seluruh tenaga kesehatan
mengalihkan dana dari pos kegiatan yang
yang ada di Puskesmas Tuminting
lain yang sudah direncanakan ke pos
mengikuti pelatihan-pelatihan yang
bencana.
berhubungan
Dengan
demikian
tenaga
7
dengan
bencana
sehingga bisa lebih tanggap dalam
Prevention and Management, Vol
penanganan bencana.
17.No 1 pp. 114-126.Emeral Group
2. Pihak Puskesmas dapat mengadvokasi
Publishing Limited (diakses 23 april
Dinas kesehatan ataupun pimpinan
2017)
daerah setempat untuk menyediakan
Sinaga
N.
S
2015.
Peran
anggaran pelatihan dan pengadaan
Kesehatan
alat dan prasarana lainnya yang
Penanganan
berhubungan
Medan: Akbid Mitra Husada.
engan
kesiapsiagaan
dalam pelayanan kesehatan terhadap
DAFTAR PUSTAKA 1995,
Transforming
The
Organization, McGraw-Hill, Inc, New York (diakses 23 April 2017) Mandagi C
2012. Analisis Organisasi
Disaster Emergency Unit (DERU) Dalam Pelayanan Kesehatan Pada Bencana.
Yogyakarta.
Program
Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Martha E, Kresno S
2016. Metodologi
Penelitian Untuk Bidang Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers. Mileti, D.M (1991). Disaster by Design: A Reassesment of natural Hazard in the United States. Washington, D.C: Joseph Hendry Press di akses 23 April 2017 Parker.
Bencana
Alam.
Tentang Penanggulangan Bencana Tahun 2007
J.N
Manajamen
Undang–Undang No 24 Tahun 2007
bencana.
Kelly
Dalam
Petugas
1992.
Pencegahan
Manajemen
dan
Bencana
http://socialstudies17. blogspot.com/2012/11/recognizepencegahan-bencana-dan.html Diakses tanggal 23 April 2017 Shaluf I .2008. Technological Disaster Stages and Management. Disaster
8