23
KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA KARYAWAN BAGIAN KEUANGAN R.S. SANTOSA TAHUN 2009 Hikmat Rudyana dan Hertolina Sipayung Stikes Jend. A. Yani Cimahi
ABSTRAK Setiap kegiatan pekerjaan yang dilakukan tentunya memiliki resiko terutama resiko yang berhubungan dengan gangguan kesehatan. Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan kesehatan yang timbul akibat dari lingkungan pekerjaan. Menurut survei WHO tahun 2005 bahwa terdapat kurang lebih 12,3% dari 1000 karyawan yang bekerja mengalami gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerja, berupa lamanya duduk, jenis pekerjaan yang dilakukan serta kebiasan dalam bekerja dan sarana parasarana secara ergonomik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang menimbulkan kejadian nyeri punggung bawah (NPB) pada karyawan bagian keuangan, disain penelitian yang digunakan adalah deskriftif, sampel dalam penelitian berjumlah 17 responden yang merupakan karyawan Departemen Keuangan pengambilan sampel dengan tehnik probability sampling dengan cara random sampling pengumpulan data melalui kuesioner. Analisa data dengan menggunakan analisi univariat untuk melihat gambaran. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa diketahuinya gambaran kejadian NPB akibat dari lamanya duduk sebesar 76,3 %, jenis pekerjaan dan kebiasaan dalam bekerja sebesar 71,6 % dan sarana prasarana secara ergonomik sebesar 20,27 %. Disarankan kepada pihak R.S. Santosa untuk lebih memberikan kelonggaran pada jam istirahat dan melakukan pengawasan serta evaluasi dari kondisi karyawan terutama karyawan yang sudah terkena NPB. Kata kunci : Faktor,karyawan, (NPB),Deskriftif
A. PENDAHULUAN Setiap kegiatan pekerjaan yang dilakukan tentunya memiliki resiko terutama resiko yang berhubungan dengan timbulnya gangguan kesehatan pada karyawan yang bekerja. Menurut survei tahun 2005 oleh lembaga kesehatan dunia (WHO) tercatat ada kurang lebih 12,3% dari 1000 karyawan yang bekerja mengalami gangguan kesehatan yang diakibatkan dari kondisi lingkungan kerja dengan kriteria gangguan kesehatan yang diakibatkan dari sistem ergonomi dan jenis kegiatan yang dikerjakan. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh sistem ergonomi bervariasi mulai dari kebisingan dengan gangguan pada telinga, pencahayaan dengan gangguan pada mata, udara dengan gangguan pada pernapasan juga gangguan pada sistem muskuloskeletal dan persyarapan akibat dari lamanya duduk saat bekerja, jenis pekerjaan serta kebiasaan dalam bekerja yang dilakukan, sarana prasarana yang ditata kurang ergonomik. Salah satu gangguan yang ditimbulkan saat bekerja dengan aktifitas pekerjaan dengan gangguan pada otot dan tulang adalah kondisi nyeri punggung bawah (NPB) atau dikenal
24
dengan istilah medis sebagai Low Back Pain (LBP) yang mana hal ini adalah suatu kondisi gangguan pada tulang punggung (os.vertebrae) dengan sensasi nyeri pada area lumbosakral dan sakroiliaka dengan disertai sensasi rasa nyeri menjalar dari tungkai sampai kaki (Potter & Perry, 2005). NPB atau LBP merupakan kelompok penyakit sebagai salah satu gangguan muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik, gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah (Maher, Salmond & Pellino, 2002). Sumber dari gangguan NPB bisa berasal dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lain pada daerah tersebut (Samara, 2004), otot-otot punggung biasanya mulai timbul letih setelah duduk selama 15-20 menit, sehingga mulai dirasakan NPB. NPB diklasifikasikan kedalam 2 kelompok yaitu NPB kronik dan NPB akut. NPB akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu. Sedangkan NPB kronik terjadi dalam waktu 3 bulan (Rogers, 2006). Dengan demikian NPB adalah gangguan muskuloskeletal yang pada daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik seperti karena tegangnya postur tubuh, obesitas, kehamilan, faktor psikologi dan beberapa aktivitas yang dilakukan dengan tidak benar seperti mengangkat barang yang berat dan duduk yang lama, NPB dapat mengakibatkan komplikasi yang lebih serius pada kedudukan tulang belakang yang dapat memperberat resiko kondisi pasien seperti kejadian Hernia Nukleus Purpose (HNP) (Maher, Salmon, Pellino, 2002). Karyawan rata-rata bekerja selama 7 – 8 jam perhari dengan jeda istirahat selama 1 jam dengan ketentuan waktu 40 jam kerja selama seminggu (Depnaker.R.I,1999), dengan rata-rata bekerja pada posisi duduk untuk kegiatan mengetik dan tulis menulis dilakukan selama 3-5 jam. Masalah nyeri pinggang yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi saat ini. Menurut Chang (2006), ternyata, 60 % orang dewasa mengalami nyeri pinggang bawah karena masalah duduk yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak dilakukan dengan duduk. Dari fenomena gambaran diatas bahwa sebagian besar karyawan keuangan menghabiskan waktu untuk bekerja dengan posisi duduk, hal menjadi salah satu faktor resiko timbulnya NPB. Data dari rekam medis R.S. Santosa (2008) didapatkan data adanya peningkatan jumlah karyawan yang berobat ke klinik rawat jalan neurologi dengan keluhan NPB yang mana pada akhir tahun 2007 sejumlah 12 orang dan akhir 2008 meningkat menjadi 18 orang atau sebesar 33,3%. Menurut keterangan dari manager keuangan R.S Santosa bahwa 10 orang dari 18 pasien adalah karyawan Departemen keuangan, hal ini diperkuat juga dari hasil wawancara dengan beberapa karyawan Bagian Keuangan yang mengeluhkan seringkali nyeri pada daerah pinggang terutama bagian bawah setelah seharian duduk bekerja didepan komputer. Melihat data-data yang diuraikan diatas bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan terutama Bagian Keuangan memiliki tendensi yang tinggi untuk menimbulkan kejadian NPB, hal inilah yang menjadi pemikiran bagi penulis untuk meneliti tentang faktor – faktor yang menimbulkan kejadian NPB pada karyawan Bagian Keuangan R.S. Santosa B. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian adalah penelitian dengan menggunakan cara survei, yaitu suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu (Notoatmodjo : 2002). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif.
25
Paradigma penelitian adalah rangka penelitian pada dasarnya hubungan antara konsepkonsep yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo : 2005). Adapun faktor yang akan diteliti adalah faktor pencetus kejadian NPB seperti : lamanya duduk, pekerjaan yang dilakukan, saran prasarana kerja dan tatanan ergonomi ruangan serta hal-hal apa saja yang mampu menimbulkan kejadian NPB terutama pada karyawan dengan pola aktifitas kerja dengan lebih banyak waktu dihabiskan dengan duduk.
Faktor Pencetus 1. Lamanya duduk 2. Jenis pekerjaan dan Kebiasaan dalam bekerja 3. Sarana prasarana secara ergonomik
Faktor Pendukung 1. Usia 2. Postur tubuh 3. Berat badan/Obesitas
NPB
Gambar 1.Kerangka konsep penelitian factor-faktor yang menimbulkan kejadian nyeri punggung bagian bawah
C. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian distribusi responden berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian NPB akibat dari faktor pencetusnya dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini : 1. Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Lamanya Duduk Tabel 1 Distribusi Frekuensi Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Lamanya Duduk Di Departemen Keuangan R.S.Santosa No 1 2
Lamanya duduk
Jumlah (orang)
Presentase
Lebih dari 30 menit Lebih dari 1 jam Rata - rata
12 14 13
70,6% 82,4% 76,3 %
Sumber : Data primer hasil penelitian tahun 2009 Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil sebagian responden (82,4%) duduk lebih dari 1 jam, sisanya (70,6%) duduk lebih dari 30 menit,sehingga dapat diperoleh faktor pencetus kejadian NPB berdasarkan lamanya duduk sebesar 76,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata karyawan Bagian Keuangan menghabiskan waktu kerjanya dengan duduk, yang mana kegiatan karyawan Keuangan adalah melakukan catat mencatat, tulis menulis bahkan melakukan penyimpanan dan pengolahan data dengan menggunakan komputer. Sehingga mau tidak mau karyawan yang bekerja di Departemen Keuangan R.S. Santosa bekerja dengan duduk lama
26
berkisar lebih dari 3 jam dalam sehari bekerjanya, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Chang (2006) bahwa 60% orang dewasa mengalami NPB karena masalah duduk mereka yang bekerja dan beraktifitas lebih banyak dilakukan dengan duduk antara 1 jam bahkan lebih dari 3 jam mampu mengindikasikan bagi timbulnya kejadian NPB secara akut. Hal senada juga seperti yang diungkapkan oleh Samara (2004) bahwa orang dengan duduk lebih dari atau selama 15-20 menit saja dapat menimbulkan NPB walapun secara ringan. 2. Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dan Kebiasaaan Dalam Bekerja Tabel 2 Distribusi Frekuensi Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dan Kebiasaan Dalam Bekerja NO 1 2 3 4 5 6
Jenis pekerjaan dan kebiasaan dalam bekerja
Jumlah (orang) Bekerja dengan kebiasaan menggunakan 14 komputer Duduk dengan badan condong kedepan 14 Duduk dengan menyandar pada kursi kerja 13 Duduk miring posisi ke kiri 8 Posisi kaki menapak pada lantai atau 14 menyentuh lantai Posisi kaki melipat ke belakang kearah dalam 10 Rata - rata 11,5
Presentase 82,4 82,4 76,5 47,1 82,4 58,8 71,6%
Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil penelitian yang bekerja dengan menggunakan komputer, duduk dengan posisi badan condong kedepan dan posisi kaki menapak pada lantai sebagian responden (82,4%) duduk dengan menyandar pada kursi kerja (76,5%),posisi kaki melipat kebelakang kearah dalam (58,8%),sisanya (47,1%) duduk miring posisi ke kiri. Jenis pekerjaan yang dilakukan seperti tulis menulis dan mengetik menggunakan komputer ditambah posisi duduk yang salah saat melakukan pekerjaan tersebut merupakan salah satu faktor tertinggi kedua dari tiga faktor pencetus kejadaian NPB dimana hasil penelitian menunjukan 71,6 % responden rentan terkena NPB akibat dari jenis pekerjaan yang dilakukan dan posisi duduk serta kaki yang salah saat duduk. Menurut Chang (2006) pekerjaan dengan mengetik atau tulis menulis antara 3 – 5 jam dapat menimbulkan kejadian NPB secara akut ataupun kronis. Posisi tulang belakang saat duduk atau cara duduk yang tidak baik pun seperti yang diungkapkan oleh Lueder & Lueder (2004) duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.
27
3. Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Sarana Prasarana Secara Ergonomik Tabel 3 Distribusi Frekuensi Gambaran Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Sarana Prasarana Secara Ergonomik NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sarana prasarana secara ergonomik Peralatan kerja yang kurang memadai Peralatan yang disediakan kurang dapat membantu pekerjaan Peralatan untuk bekerja belum sesuai dengan standar kerja Penataan peralatan tidak tertata dengan baik dan rapi Penempatan peralatan menyusahkan Kondisi ruangan kerja udaranya terasa pengap Kondisi lingkungan kerja yang cukup mengganggu Status kesehatan karyawan selama bekerja yang mengalami sakit Karyawan yang dilakukan check-up Rata - rata
Jumlah (orang) 2 2
presentase
1
5,9
3
17,6
1 2
5,9 11,8
1
5,9
17
100
2 3,44
11,8 20,27
11,8 11,8
Berdasarkan tabel 3 seluruh responden menyatakan pernah mengalami sakit selama bekerja dengan presentase 100 %, Peralatan yang kurang memadai dan peralatan yang di sediakan kurang dapat membantu pekerjaan ,kondisi ruangan kerja udaranya terasa pengap serta karyawan yang melakukan check-up sebesar (11,8%) untuk penataan peralatan yang tidak tertata dengan baik dan rapi (17,6%) dan dari segi peralatan yang serta kondisi lingkungan kerja hanya 5,9%, sehingga faktor pencetus kejadian NPB berdasarkan sarana prasaran secara ergonomik sebesar 20,27%. 4. Faktor Resiko Yang Menimbulkan Kejadian NPB Tabel 4 Distribusi frekuensi gambaran faktor pencetus kejadian NPB berdasarkan resiko yang menimbulkan kejadian NPB pada karyawan Bagian Keuangan R.S.Santosa No 1 2 3
Faktor Pencetus NPB Lamanya duduk Jenis pekerjaan dan kebiasaan Dalam bekerja Sarana prasarana secara ergonomik
Presentase 76,3% 71,6% 20,27%
Dari data tabel 4.4 dapat dilihat bahwa faktor tertinggi yang mempengaruhi kejadian NPB adalah lamanya duduk dengan presentase 76,3% ,jenis pekerjaan dan kebiasaan dalam bekerja dengan presentase 71,6% sedangkan sarana prasarana secara ergonomik sebagai faktor pencetus kejadian NPB dengan presentase 20,27%.Sehingga untuk melihat perbandingan kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
28
80.00% 60.00% Lama Duduk 40.00%
Jenis pekerjaan Sarana Prasarana
20.00% 0.00%
Gambar 1 Grafik perbandingan kejadian NPB berdasarkan faktor pencetus kejadian NPB pada karyawan Bagian Keuangan R.S.Santosa. D. KESIMPULAN dan SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Departemen Keuangan R.S. Santosa pada bulan Agustus 2009, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Berdasarkan lamanyan duduk diketahui sebagai faktor pencetus kejadian NPB sebesar 76,3% b. Berdasarkan jenis pekerjaan dan kebiasaan dalam bekerja diketahui sebagai faktor pencetus kejadian NPB sebesar 71,6%. c. Berdasarkan sarana prasarana secara ergonomik sebagai faktor pencetus kejadia NPB hanya sebesar 20,27%. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka sebagai saran meliputi : 1. R.S. Santosa Disarankan kepada R.S.Santosa untuk mengadakan atau memberikan kelonggaran untuk pemberian jam istirahat dan melakukan pengawasan serta evaluasi dari kondisi karyawan terutama karyawan yang sudah mengalami kejadian NPB. 2. Karyawan Bagian Keuangan Kejadian resiko NPB dapat dihindari dengan cara : a. Beristirahat segera setelah dirasakan adanya sakit pada punggung bawah. b. Pergunakan waktu istirahat sebaik mungkin untuk melemaskan otot-otot akibat kelelahan fisik saat bekerja c. Mengatur posisi tulang belakang saat duduk sebaik mungkin d. Melakukan mobilisasi duduk dengan cara berdiri setiap 1 jam atau setiap 30 menit. e. Mengatur posisi duduk, penempatan peralatan untuk memudahkan jangkauan. f. Jika sakit mulai dirasakan sangat hebat segera berobat untuk menghindari resiko-resiko akibat dari NPB. g. Mencari informasi sebanyak mungkin dan berupaya menambah pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang berhubungan dengan NPB.
29
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian dan Praktek, Jakarta; Rinika Cipta. Barbara D., (2002).How Efektif at Work the Reduce LBP, Journey , Francis. Britis Chiropractic Association (2002), Positioning for treatment LBP Journey, Lippincott. Chang (2006), Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning journal. U.S.A : University Of Ohio Depkes R.I, (2000), Panduan Ketenagaan Rumah Sakit, Jakarta : Balai Pustaka Depnaker R.I, (1999), Pedoman dan Ketenaga Kerjaan, Jakarta : Balai Pustaka Evelyn.C.Pearce (2000), Anatomi dan Fisiologis, Jakarta:EGC Lueder & Lueder, (1994). Hard Facts About Soft Machines: The Ergonomics of Seating, Francis. Liang Gee, 2005. Pengantar Ilmu Ergonomi, Bandung : Gramedia Lukas Meiliala, (2002), Dasar-dasar penyakit persyarapan, Jakarta : EGC Macnab, (2002). Risk factors for The Development of Low Back Pain in Adolescence. American Jounal of Epidemology. Diambil pada tanggal 25 Juli 2009 dari www. Proquest.com/pqdauto Maher, Salmon, Pellino, (2002), Basic Fundamental LBP, Diambil pada tanggal 26 Juli 2009 dari www.clinicalevidence.com/conditions/msd/102/105_background.jsp Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rinika Cipta ________, 2005, Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta : Rinika Cipta Potter & Perry,(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktis, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rogers, Chang.,R.G.(2006). Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning journal. U.S.A : University Of Ohio Samara, (2004), Mengenal Lebih Lanjut Tentang NPB, Jakarta : Cipta Sugiyono, (2002), Tehnik-tehnik dalam Penelitian, Jakarta : Cipta Woddend Hospital, Aberdeen (2005), Diambil pada tanggal 29 Juli http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003108.ht
2009 dari