PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA LAS DI KEC.SEBERANG ULU II PALEMBANG
Sumitro Adi Putra, S.Kep, Ns, M.Kes; Drs. H.M Nasir A Hamid, S.Pd Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK Pengelasan merupakan cara yang umum digunakan untuk menyambung logam secara permanen, dimana input panas diberikan pada logam hingga mencair dan menyambungnya dalam suatu sambungan yang permanen. Permasalahan yang dihadapi operator las adalah fasilitas kerja pengelasan yang tidak memadai sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi operator tersebut yang akan terjadi baik dalam waktu jangka pendek seperti rasa pegal pada kaki dan tangan setelah habis bekerja karena posisi kerja jongkok, maupun jangka panjang yaitu rasa nyeri pada tulang punggung. Fleksibilitas sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk mempermudah gerakan, mengurangi kekakuan, meningkatkan keterampilan, mengurangi cedera dan mengurangi nyeri. Latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas adalah latihan peregangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan peregangan terhadap keluhan nyeri punggung bawah. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan pretest-posttest with control group. Subjek penelitian ini adalah 40 orang pekerja las di Kecamatan Seberang Ulu II Palembang yang dibagi menjadi 20 subjek dalam kelompok perlakuan dan 20 subjek dalam kelompok kontrol. Data diambil dengan melakukan pengukuran intensitas nyeri menggunakan alat ukur skala nyeri menurut bourbanis. Uji beda rata-rata intensitas nyeri punggung bawah menggunakan uji wilcoxon dan mann whitney. Hasil penelitian mendapatkan usia subjek kelompok perlakuan adalah 37 tahun dan kelompok kontrol 39,05 tahun, rata-rata lama kerja kelompok perlakuan adalah 9,10 tahun dan kelompok kontrol 10,40 tahun dan pendidikan sebagian besar adalah SLTA. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri punggung bawah pretest dan post-test pada kelompok perlakuan dengan nilai p=0,000, ada perbedaan yang signifikan antara nyeri punggung bawah pre-test dan post-tes pada kelompok kontrol dengan nilai p=0,014 dan ada perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri punggung bawah post-test pada kelompok perlakuan dan kontrol dengan nilai p= 0,000. Dapat disimpulkan bahwa latihan peregangan yang dilakukan 3 kali per minggu selama 4 minggu dapat menurunkan keluhan punggung bawah pekerja las. Bagi pekerja las disarankan agar latihan peregangan dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam menurunkan nyeri punggung bawah. PENDAHULUAN
operator tersebut yang akan terjadi baik
Pengelasan merupakan cara yang
dalam waktu jangka pendek seperti rasa pegal
umum digunakan untuk menyambung logam
pada kaki dan tangan setelah habis bekerja
secara
karena posisi kerja jongkok, maupun jangka
permanen.
Permasalahan
yang
dihadapi operator las adalah fasilitas kerja
panjang
pengelasan yang tidak memadai sehingga
punggung dan pinggang yang mana itu
dapat menimbulkan dampak negatif bagi
yaitu
rasa
nyeri
pada
tulang
dirasakan setelah kurang lebih setahun masa
bagian bawah dan keluhan lain yang dirasakan
kerja (Putra, 2009).
seperti terasa pegal pada tangan, kaki, bahu
Saat ini, 90% kasus nyeri punggung
dan tengkuk, gangguan penglihatan, iritasi
bawah bukan disebabkan oleh kelainan
mata dan gangguan kulit. Keluhan nyeri
organik, melainkan oleh kesalahan posisi
punggung bawah merupakan masalah yang
tubuh dalam bekerja (Llewellyn dalam pratiwi,
sangat mengganggu dan terkadang membuat
2009). Posisi statis dalam bekerja kadang-
mereka harus istirahat dan sampai tidak
kadang tidak dapat terhindarkan. Bila keadaan
masuk kerja. Hasil observasi didapatkan
statis tersebut bersifat kontinu maka dapat
bahwa pekerjaan mengelas sebagian besar
menyebabkan gangguan kesehatan antara
dilakukan dengan posisi duduk jongkok
lain Nyeri Punggung Bawah (NPB). NPB yang
dengan
timbul dapat mengakibatkan kehilangan jam
menyesuaikan dengan bahan yang dikerjakan.
kerja sehingga mengganggu produktivitas
Nyeri punggung bawah merupakan
kerja. Duduk yang lama menyebabkan beban
keluhan yang paling umum dijumpai dalam
yang berlebihan dan kerusakan jaringan pada
hubungannya dengan kasus muskuloskeletal.
vertebra lumbal. Terlalu lama duduk dengan
Angka perkiraan menunjukkan bahwa lebih
posisi yang salah juga akan menyebabkan
80% orang dewasa pernah mengeluh nyeri
ketegangan
keregangan
punggung bawah (Dachlan, 2009). Posisi
ligamentum tulang belakang. Posisi tubuh
tubuh dan cara kerja yang tidak benar atau
yang salah selama duduk membuat tekanan
melebihi kemampuan merupakan salah satu
abnormal
penyebabkan
otot-otot
dari
dan
jaringan
sehingga
sikap
tubuh
nyeri
waktu
punggung
bekerja
bawah
menyebabkan rasa sakit. Prevalensi NPB
(Suma’mur, 2009). Posisi duduk yang tidak
karena posisi duduk yaitu 39,7%, di mana
ergonomis akan menimbulkan kontraksi otot-
12,6% sering menimbulkan keluhan; 1,2%
otot punggung secara isometris (melawan
kadang-kadang menimbulkan keluhan dan
tahanan) pada otot-otot utama yang terlibat
25,9% jarang menimbulkan keluhan (Samara,
dalam pekerjaan. Otot-otot punggung akan
2005)
bekerja keras menahan beban anggota gerak Berdasarkan
hasil
yang
atas, akibatnya beban kerja bertumpu di
dilakukan pada bulan Maret 2012 terhadap
daerah pinggang dan menyababkan otot
pekerja las di beberapa bengkel las di Kec.
pinggang sebagai penahan beban utama akan
Seberang Ulu II Palembang yang dilakukan
mudah mengalami kelelahan dan selanjutnya
dengan wawancara dan observasi. Hasil
akan terjadi nyeri pada otot punggung bawah
wawancara
(Risyanto, 2008).
didapatkan
survei
sebagian
besar
pekerja las mengalami nyeri pada punggung
Fleksibilitas sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari,
Tujuan Khusus
untuk
a. Mengetahui rata-rata intensitas
mengurangi
nyeri punggung bawah pre-test
keterampilan,
dan post-test pada kelompok
mengurangi cedera dan mengurangi nyeri
perlakuan dan kelompok kontrol.
mempermudah kekakuan, (Purba,
terutama
2.
gerakan,
meningkatkan 2002).
Latihan
peregangan
b. Menganalisis Perbedaan rata-
merupakan latihan yang dapat dilakukan
rata intensitas nyeri punggung
untuk meningkatkan fleksibilitas (Alter, 2008).
bawah pre-test dan post-test
Latihan peregangan merupakan salah satu
pada kelompok perlakuan
terapi yang dapat dilakuka untuk mengatasi nyeri
punggung
bawah
selain
c. Menganalisis Perbedaan rata-
istirahat,
rata intensitas nyeri punggung
pemberian analgetika, pemberian modalitas
bawah pre-test dan post-test
fisik (panas, dingin, stimulasi listrik ) dan alat
pada kelompok kontrol.
ortesa (Sunarto, 2005). Latihan peregangan
d. Menganalisis perbedaan rata-
juga dapat mengurangi risiko keseleo sendi
rata intensitas nyeri punggung
dan cedera otot (kram), mengurangi risiko
bawah
cedera punggung, mengurangi ketegangan
kelompok
dan rasa nyeri pada otot (Alter, 2008).
kelompok kontrol.
Penelitian
Dachlan
(2009)
membuktikan
bahwa dengan latihan back exercise secara rutin
dapat
mengurangi
keluhan
nyeri
punggung bawah.
post-test
antara
perlakuan
dan
Manfaat 1.
Bagi Kepentingan Ilmiah Penelitian
ini
menambah
diharapkan
bukti-bukti
dapat
penelitian
tentang hubungan pemberian latihan Rumusan Masalah
olahraga
Sejauhmanakah pengaruh latihan peregangan
terhadap
keluhan
nyeri
dengan
keluhan
nyeri
punggung bawah. 2. Bagi perawat
punggung bawah pada pekerja las di Kec.
Manfaat penelitian ini bagi perawat
Seberang Ulu II Palembang.
sebagai pedoman dalam pemberian
Tujuan Penelitian
asuhan
1.
intervensi latihan peregangan untuk
Tujuan Umum
keperawatan
khususnya
Untuk mengetahui pengaruh latihan
menurunkan keluhan nyeri punggung
peregangan terhadap keluhan nyeri
bawah pada pasien yang menderita
punggung bawah pada pekerja las di
Low Back Pain (LBP).
Kec.Seberang Ulu II kota Palembang
3. Bagi Pemangku Kepentingan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
dan
sumbangan
terhadap
pemerintah
TINJAUAN PUSTAKA
memberikan program
khususnya
Dinas
KONSEP NYERI 1. Pengertian Nyeri
Kesehatan Provinsi/Kota Palembang
Nyeri merupakan
kondisi berupa
dalam upaya menanggulangi masalah-
perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
masalah
kesehatan
akibat
kerja,
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada
terutama
masalah
keluhan
nyeri
setiap orang dalam hal skala nyeri dan
punggung bawah.
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
4. Bagi Subjek Penelitian
yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan
menentukan
acuan
latihan
yang
rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2009).
dalam tepat,
2. Fisiologi nyeri
efektif dan efisien untuk mengurangi
Sensasi
nyeri
mungkin
dapat
masalah akibat kerja yaitu nyeri
ditimbulkan dengan merangsang nociceptor
punggung bawah.
atau adanya iritasi disepanjang saraf perifer. Rangsangan yang dapat membangkitkan rasa
Ruang Lingkup Penelitian
nyeri dapat berupa rangsangan listrik, kimia
Penelitian ini adalah penelitian
dan mekanik.
quasi eksperimen yang bertujuan untuk
Nyeri
timbul
diakibatkan
adanya
mengetahui pengaruh latihan peregangan
diskontinuitas jaringan kulit dan tulang yang
terhadap keluhan nyeri punggung bawah
memungkinkan
pada pekerja las. subjek dalam penelitian ini
perifer,
adalah pekerja las yang mempunyai keluhan
stimulus pengeluaran zat neurotransmitter
nyeri punggung bawah. Pengumpulan data
(prostaglandin,
dilakukan
wawancara
serotonin), zat neurotransmitter ini masuk ke
menggunakan check-list dan pengukuran
serabut aferen menuju medula spinalis dan
nyeri menggunakan skala nyeri numerik.
korteks serebri melalui serabut eferent dan
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu
dipersepsikan sebagai respon nyeri. Antara
terhitung mulai tanggal 30 oktober 2012
stimulus jaringan dan pengalaman subjektif
sampai dengan 24 November 2012 di
nyeri
Kecamatan Seberang Ulu II Palembang.
transenden nyeri, transmisi nyeri, modulasi
dengan
cara
yang
terdapat
adanya
kerusakan
kemudian
menimbulkan
bradikinin,
empat
saraf
histamin,
proses
yaitu:
nyeri, dan persepsi nyeri (Prasetyo, 2010).
3. Klasifikasi Nyeri Menurut
Tamsuri
(2007),
nyeri
diklasifikasikan berdasarkan awitan, lokasi
2) Skala identitas nyeri numerik
dan organ sebagai berikut : a. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Awitan Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Awitan (waktu
kejadian)
nyeri
3) Skala analog visual
dapat
dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. 4) Skala nyeri menurut bourbanis b. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi Berdasarkan lokasi nyeri, nyeri dapat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu nyeri superfisial, nyeri somatik dalam,
Keterangan :
nyeri viseral, nyeri alih, nyeri sebar,
0 : Tidak nyeri
dan nyeri bayangan.
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
a. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Organ
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien
1) Berdasarkan organ diklasifikasikan
mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
berdasarkan nyeri organik dan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat
nyeri psikogenik.
mengikuti perintah dengan baik. 7-9 :
4. Pengukuran intensitas nyeri Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Menurut Smeltzer & bare (2002) jenis pengukuran intensitas nyeri adalah sebagai berikut : 1) skala intensitas nyeri deskriptif
Nyeri berat : secara obyektif klien
terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
lokasi
mendeskripsikannya,
nyeri, tidak
tidak dapat
dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul. NYERI PUNGGUNG BAWAH 1. Definisi Nyeri Punggung Bawah Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain /LBP ) adalah sindroma klinik yang
ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang
3. Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah
punggung bagian bawah (Sunarto, 2005).
Nyeri pinggang bawah terjadi karena
Nyeri punggung bawah adalah gangguan
biomekanik vertebra lumbal akibat perubahan
muskuloskeletal
titik
bawah
yang
pada
daerah
disebabkan
punggung
oleh
berbagai
berat
perubahan
badan
dengan
kompensasi
posisi
tubuh
dan
akan
penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik
menimbulkan nyeri. Ketegangan (strain) otot
(Hartiyah, 2008). Nyeri punggung bawah
dan keregangan (sprain) ligamentum tulang
adalah rasa nyeri yang dirasakan pada
belakang merupakan salah satu penyebab
punggung bawah yang sumbernya adalah
utama NPB. Bila seseorang duduk dengan
tulang
tungkai atas berada pada posisi 90o, maka
tulang
(punggung
belakang
bawah),
trukturlainnya
daerah
otot,
disekitar
spinal
saraf,
daerah
atau
tersebut
(Suma’mur, 2009).
daerah
lumbal
belakang
akan
menjadi
mendatar keluar yang dapat menimbulkan keadaan kifosis. Keadaan ini terjadi karena sendi panggul yang hanya berotasi sebesar 60o, mendesak pelvis untuk berotasi ke
2. Penyebab Nyeri Punggung Bawah Penyebab nyeri punggung bawah
belakang sebesar 30o untuk menyesuaikan
antara lain adanya trauma, sindrom akibat
tungkai atas yang berada pada posisi 90o.
penggunaan yang berlebihan, degeneratif,
Kifosis
dan infeksi. Nyeri muskuloskeletal yang sering
peregangan
muncul antara lain pada tulang seperti
posterior, juga menyebabkan peningkatan
fraktur, dislokasi, infeksi; pada sendi antara
tekanan pada diskus intervertebralis sehingga
lain
ligamentum
mengakibatkan peningkatan tegangan pada
teregang/robek; pada otot dan tendo yaitu
bagian dari annulus posterior dan penekanan
peregangan
pada nukleus pulposus (Samara, 2004).
disfungsi yang
kartilago,
berlebihan,
robek,
lumbal
ini
selain
ligamentum
menyebabkan longitudinalis
kelemahan, kelelahan; pada syaraf terjadi kompresi seperti terjepitnya radiks nervus, syaraf perifer; sedangkan biomekanik
dan
yang bersifat
kenesiologi
4. Gambaran klinis Nyeri Punggung Bawah Nyeri yang timbul pada punggung
seperti
bawah biasanya dirasakan seperti nyeri tajam
abnormalitas postur, kekuatan yang tidak
atau tumpul dan menyebar atau terlokalisir.
seimbang atau tidak sama, penggunaan yang
Bisa bersifat terbatas hanya di garis tengah,
berlebihan, abnormalitas cara berjalan, variasi
bisa juga menyebar ke sekitarnya setinggi
anatomi yaitu panjang tungkai yang tidak
muskulus gluteus dan bila mengiritasi nervus
sama (Sumaryanti, 2005).
ischiadikus maka akan timbul nyeri radikular.
Penderita biasanya dapat pulih kembali dalam
f.
Jenis pekerjaan/posisi kerja
waktu 12 minggu pada nyeri punggung akut,
g. Masa kerja
sedangkan nyeri punggung bawah kronik biasanya berlangsung lebih dari 12 minggu dan
merupakan
gangguan
yang
sering
ditemukan di negara industri dan merupakan penyebab
utama
ketidakmampuan
pada
pekerja berusia kurang dari 45 tahun. Nyeri radikuler terjadi bila nyeri disertai iritasi/ kompresi pada radiks dan nyeri menjalar ke tungkai sesuai dengan lokasinya. Keluhan ini dapat disertai kelemahan motorik, gangguan sensorik dan menurunnya reflex fisiologis dengan gangguan segmental sensorik yang jelas (Samara, 2004)
punggung
risiko
bawah
terjadinya
adalah
usia,
nyeri kondisi
kesehatan yang buruk, masalah psikologik dan psikososial, artritis degeneratif, merokok, skoliosis mayor (kurvatura >80o), obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang berhubungan pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama, duduk atau berdiri berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik),
getaran,
beban,
menarik
mengangkat, beban,
membawa
membungkuk,
memutar, dan kehamilan (Tunjung, 2009). 6. Faktor
yang
mempengaruhi
punggung bawah (Samara, 2004)
Bila terjadi nyeri karena tegangan otot-ligamentum,
nyeri
maka
penderita
harus
istirahat selama 2-3 hari. Setelah 3 hari, bagian yang sakit dikompres air hangat. Dapat diberikan obat antiinflamasi seperti aspirin, non-steroid antiinflamatory drugs (NSAID) dan pelemas otot seperti golongan piroksikam. Sebaiknya perlu disertai dengan latihan peregangan dengan gerakangerakan tertentu (Samara, 2004). Menurut
5. Faktor risiko nyeri punggung bawah Faktor
7. Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah
penatalaksanaan
Tunjung nyeri
(2009),
punggung
bawah
diberikan untuk meredakan gejala akut dan mengatasi etiologi dengan terapi konservatif dan bedah. LATIHAN PEREGANGAN Setiap program latihan harus meliputi pemanasan (warm-up), latihan inti, dan penutup (cooling down). Latihan pemanasan ini terdiri dari sekelompok latihan (gerakan) yang dilakukan pada saat hendak melakukan aktivitas olahraga. Teknik pemanasan yang sering digunakan dalam latihan pemanasan adalah general Warm-up yaitu menggunakan beberapa gerakan yang bervariasi seperti gerakan calisthenics, jalan cepat, jogging dan
c. Umur
lompat tali (Alter, 2008). Waktu yang
d. Jenis kelamin
dianjurkan
e. Indek masa tubuh
adalah paling sedikit 10 menit (Bompa, 1994).
untuk
melakukan
pemanasan
Dalam latihan inti, pemilihan bentuk latihan,
kompleksitasnya,
g. Peregangan dapat mengurangi rasa nyeri
serta
tingkat
disesuaikan
dengan
h. Peregangan dapat mengurangi rasa sakit
kebutuhan. Latihan fleksibilitas mula-mula
yang menyiksa pada saat menstruasi
harus dilakukan dengan luas pergerakan yang
(dysmenorrhea) bagi atlet wanita.
kesulitannya
harus
tidak menyakitkan atlet, lalu ditingkatkan
otot
i. Peregangan dapat mengurangi ketegangan
secara progresif sampai batas kemampuannya
otot
dan setiap latihan harus ditujukan untuk mencapai batasnya dan bahkan lebih jauh lagi
2. Prinsip-prinsip Latihan
(Bompa, 1994).
Menurut Sumaryanti (2005), prinsip
Menurut Moeloek (1984) waktu yang
dasar latihan secara umum sebagai berikut:
digunakan pada latihan penutup (cooling
a. Prinsip Beban Berlebih (over load)
down) adalah 5-10 menit. Tujuan dari latihan
b. Konsistensi
penutup adalah untuk menghindari otot sakit
c. Prinsip Tahanan Progresif
atau kaku pada keesokan harinya.
d. Prinsin Spesifitas e. Prinsip Individualitas
1. Manfaat Melakukan Peregangan Menurut
Alter
(2008)
f. manfaat
melakukan peregangan adalah: a. Peregangan
dapat
Prinsip kembali asal
g. Prinsip Bervariasi h. Pemanasan, inti latihan dan pendinginan.
meningkatkan
kebugaran fisik seorang atlet
3. Pedoman Melakukan Peregangan
b. Peregangan bisa mengoptimalkan daya
Menurut Alter (2008) sebelum mulai
tangkap, latihan dan penampilan atlet
melakukan peregangan rutin, usahakan selalu
pada berbagai bentuk gerakan yang
mengikuti pedoman berikut ini:
terlatih.
a.
c. Peregangan dapat meningkatkan mental dan relaksasi fisik atlet d. Peregangan
dapat
meningkatkan
dapat
mengurangi
dapat
cedera punggung
mengurangi
terlebih
dahulu
b.
Tingkatkan sikap mental positif
c.
Identifikasi kelompok otot yang akan diregangkan
risiko
d.
keseleo sendi dan cedera otot (kram) f. Peregangan
pemanasan
sebelum melakukan peregangan
perkembangan kesadaran tubuh atlet e. Peregangan
Latihan
Lakukanlah gerakan-gerakan peregangan secara perlahan-lahan dan berirama
risiko
e.
Gunakan instruktur yang tepat dan berusaha
melakukan
gerakan
peregangan secara benar dan terarah.
f.
Menghirup udara secara normal dan tanpa beban serta tekan hembusan nafas (secara
perlahan-lahan)
pada
saat
melakukan gerakan peregangan. g.
Lakukan peregangan selama 20-30 detik kemudian
rileks.
melakukan
h.
Jangan
peregangan
memaksa di
luar
kemampuan tubuh.
Gambar 11. Peregangan punggung 1 (Alter,
Berkonsentrasi dan menghayati aktivitas
2008)
peregangan i.
Mengantisipasi terhadap
dan
segala
berkomunikasi
kemungkinan
yang
terjadi apabila melakukan peregangan
Mengawali
dan
1) Berbaring dengan punggung mendatar dengan tubuh lurus
dengan teman. j.
b. Peregangan punggung 2
mengakhiri
setiap
gerakan peregangan dengan hati-hati
2) Bengkokkan kedua lutut dan sorongkan kaki anda ke arah pantat 3) Peganglah paha bagian belakang untuk mencegah hiperekstensi pada lutut
4. Jenis Peregangan Punggung Jenis peregangan punggung yang
4) Hembuskan nafas, dan tarik kedua lutut ke
dapat dilakukan antara lain adalah sebagai
arah dada dan kedua bahu, kemudian
berikut: (Alter, 2008)
naikkan (tinggikan) pinggul anda dari
a. Peregangan punggung 1
lantai. 5) Bertahanlah
1) Duduk tegak lurus pada sebuah meja atau bangku dengan kedua lutut dibengkokkan. 2) Hembuskan nafas, luruskan batang tubuh
pada
posisi
meregang,
kemudian rileks 6) Hembuskan nafas, dan luruskan kedua kaki
anda
perlahan-lahan,
untuk
bagian atas anda, bengkokkan pada batas
mencegah kemungkinan terjadinya rasa
pinggang, dan perlahan-lahan rendahkan
nyeri atau kejang otot.
perut pada kedua paha anda. 3) Hembuskan nafas dan perlahan-lahan luruskan kedua kaki anda 4) Bertahanlah
pada
kemudian rileks
posisi
meregang,
Gambar 12. Peregangan punggung 2 (Alter, 2008)
d. Peregangan punggung 4 1) Berdiri tegak lurus dengan kedua kaki lurus dan kedua tangan di kedua sisi anda. 2) Hembuskan nafas, bengkokkan tubuh anda pada batas pinggang, sorongkan kedi
c. Peregangan punggung 3
tangan ke bawah kedua lutut dan
1) Berdiri tegak lurus dengan kedua kaki lurus dan kedua tangan di kedua sisi anda. 2) Hembuskan nafas, bengkokkan tubuh anda pada batas pinggang, sorongkan kedua tangan ke bawah kedua lutut dan punggung tetap mendatar (lurus). 3) Bertahanlah
pada
posisi
meregang,
kemudian rileks 4) Hembuskan nafas, bengkokkan kedua lutut atau bulatkan batang tubuh bagian atas sedikit terangkat ke atas dan
punggung tetap mendatar (lurus). 3) Hembuskan nafas dan lanjutkan untuk menurunkan
kedua
tangan
sampai
menyentuh lantai. 4) Bertahanlah
pada
posisi
meregang,
kemudian rileks. 5) Hembuskan nafas dan bengkokkan kedua lutut atau bulatkan batang tubuh bagian atas sedikit terangkat ke atas dan lengkungan punggung ketika kembali pada posisi tegak lurus.
lengkungan punggung ketika kembali pada posisi tegak lurus.
Gambar 14. Peregangan punggung 4 (Alter, 2008)
Gambar 13. Peregangan punggung 3 (Alter, 2008)
KERANGKA TEORITIS
Posisi kerja duduk yang tidak ergonomis dalam waktu lama
PEKERJA LAS
Kontraksi otot-otot punggung secara isometris (melawan tahanan) pada otot-otot utama yang terlibat dalam pekerjaan Otot punggung menahan beban anggota gerak atas & beban kerja bertumpu di daerah punggung bawah Ketegangan, spasme & nyeri pada otot punggung Gangguan pergerakan & pemendekana otot LATIHAN PEREGANGAN PUNGGUNG
Otot punggung mengalami penguluran
Penguluran pada tendon dan ligamen
Menstimulasi produksi glycoaminoglycans (GAGs)
Pemanjangan terjadi pada komponen elastis
Pemanjangan tendon dan ligamen
GAGs bersama air & asam hyaluron melumasi dan menjaga jarak kritis antara serat-serat jaringan penghubung dalam sendi/discus intervertebralis pada columna vertebralis
otot Perubahan panjang pada otot & fascia
Tendon dan ligamen menjadi elastis
Gerakan columna vertebralis menjadi fleksibel
Otot punggung menjadi elastis
Peningkatan fleksibilitas punggung Penurunan intensitas nyeri punggung bawah
Skema 1. Kerangka Konsep Teoritis
KERANGKA KONSEP
Latihan Peregangan punggung
Nyeri punggung bawah
B. Sebelum intervensi
Nyeri punggung bawah Sesudah intervensi
Definisi Operasional Variabel
Definisi
Cara ukur dan Alat
Operasional
ukur
Nyeri Punggung
Nyeri di daerah
Wawancara
Intensitas
Bawah
punggung antara
menggunakan
nyeri dalam
sudut bawah kosta
checklist dengan
angka
(tulang rusuk)
Skala Intensitas
sampai
Nyeri nyeri
lumbosakral
menurut bourbanis
(sekitar tulang
(0-10)
Variabel
Hasil ukur
Skala
Rasio
ekor). Latihan
Latihan peregangan punggung yang terdiri dari 4 macam gerakan
Peregangan
peregangan dengan durasi waktu 20-30 detik untuk setiap gerakan, dilakukan sebanyak 2-4 set dengan frekuensi 3 kali / minggu selama 4 minggu.
Hipotesis
A. Populasi dan Sampel
1. Ada Perbedaan rata-rata intensitas
Populasi pada penelitian ini adalah semua
nyeri punggung bawah pre-test dan
pekerja las yang bekerja pada bengkel las
post-test pada kelompok perlakuan.
di Kec. Seberang Ulu II Kota Palembang
2. Ada perbedaan rata-rata intensitas nyeri
punggung
antara
bawah
kelompok
post-test
perlakuan
dan
kelompok kontrol.
yaitu sebanyak 129 orang. Besar sampel ditentukan berdasarkan besar sampel minimum
yang
disarankan
untuk
penelitian eksperimen yaitu 15 subjek per group. Dalam penelitian ini jumlah subjek
METODE PENELITIAN
yang dijadikan sampel adalah sebanyak 20 orang per group.
DESAIN
Kriteria Inklusi
Desain penelitian yang digunakan adalah
1. Pekerja las dengan keluhan nyeri
quasi experiment dengan rancangan
punggung bawah intensitas ringan
pretest postest with control group.
sampai sedang.
Pretest Kelompok
O1
Perlakuan
Perlakuan Postest X
O2
2. Jenis kelamin laki-laki 3. Usia diatas 20 tahun 4. Tidak sedang mengikuti program terapi maupun mengkonsumsi obat
Kelompok
O3
O4
Kontrol
untuk menghilangkan nyeri 5. Bekerja lebih dari 1 tahun 6. Bersedia
Keterangan
mengikuti
program
penelitian sampai selesai.
X : Latihan Peregangan 3 Kali seminggu selama 4 minggu O1 dan O3 : Hasil punggung bawah
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL pengukuran nyeri sebelum
Pengambilan sampel dilakukan dengan
dilakukan
cara simple random sampling setelah
latihan peregangan pada kelompok perlakuan
dilakukan matching (penyesuaian) antara
dan kelompok kontrol.
kelompok
O2 dan O4
kontrol.
: Hasil pengukuran nyeri
perlakuan
dan
kelompok
punggung bawah setelah dilakukan latihan peregangan pada kelompok perlakuan dan
WAKTU DAN TEMPAT
kelompok kontrol.
Penelitian ini dilaksakan selama 4 minggu terhitung mulai tanggal 30 Oktober 2012
sampai 24 November 2012 bertempat di
a. Untuk
mengetahui
adanya
bengkel las CV. Limbang Jaya Industri Kel.
perbedaan antara nyeri punggung
14 Ulu Kec. Seberang Ulu II Palembang.
bawah pre-test dan post-test pada
kelompok
perlakuan
CARA PENGUMPULAN DATA
maupun
kelompok
Pengumpulan data dilakukan dengan
digunakan uji statistic Paired t-
wawancara menggunakan kuesioner dan
test apabila datanya terdistribusi
checklist.
normal, apabila datanya tidak terdistribusi
INSTRUMEN/BAHAN DAN CARA KERJA
kontrol
normal
maka
digunakan uji wilcoxon.
Instrumen yang digunakan dalam
b. Untuk menganalisis perbedaan
penelitian ini adalah checklist skala
nyeri punggung bawah post-test
intensitas nyeri menurut bourbanis
antara
sebelum dan sesudah perlakuan (
dengan
terlampir)
digunakan
uji
statistik
Independent
t-test
apabila
kelompok
perlakuan
kelompok
kontrol
ANALISIS DATA
datanya
1. Analisis univariat dilakukan untuk
apabila datanya tidak terdistribusi
mengetahui rata-rata nyeri punggung
normal
bawah pre-test dan post test pada
Whitney.
terdistribusi dilakukan
normal,
uji
Mann
kelompok perlakukan dan kontrol. 2. Analisis
bivariat
dilakukan
untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
melihat adanya perbedaan rata-rata nyeri
punggung
bawah
antara
kelompok perlakuan (kelompok yang
HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia
diberikan latihan peregangan) dan
Karakteritik usia subjek menunjukkan
kelompok kontrol (kelompok yang
bahwa rata-rata usia kelompok perlakuan
tidak diberikan latihan peregangan).
adalah 37 tahun dengan usia minimum 28
Sebelum
dilakukan
data,
tahun, maximum 49 tahun dan usia kelompok
terlebih
dahulu
uji
kontrol rata-rata 39,05 tahun dengan usia
Saphiro
minimum 25 tahun, maximum 55 tahun
normalitas
analisis dilakukan
menggunakan
Wilk, selanjutnya dilakukan pengujian
(Tabel 1).
sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi rata-rata usia subjek penelitian
Usia
Mean
Min-
SD
penelitian
max Kelompok
37,00
28 - 49
5.694
perlakuan Kelompok
39,05
25 - 55
Tabel 3. Distribusi tingkat pendidikan subjek
9.528
kontrol
Pendidikan
Perlakuan
Kontrol
Frekuensi
%
Frekuensi
%
SD
4
20
4
20
SLTP
5
25
6
30
SLTA
11
55
10
50
2. Karakteristi Subjek Berdasarkan Lama kerja
4. Rata-rata
Karakteristik
lama
kerja
subjek
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama
intensitas
nyeri
punggung
bawah pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan dan kontrol.
kerja kelompok perlakuan adalah 9,10 tahun
Hasil analisis menunjukkan bahwa
dengan lama kerja minimum 3 tahun,
rata-rata nyeri punggung bawah pre-test
maximum 30 tahun dan rata-rata lama kerja
kelompok perlakuan adalah 4,35 dengan nilai
kelompok kontrol adalah 10,40 tahun dengan
minimum 3 dan maksimum 6, sedangkan hasil
lama kerja minimum 3 tahun, maximum 23
post-test rata-rata 2,50 dengan nilai minimum
tahun (Tabel 2).
1 dan maksimum 4. Pada pre-test kelompok
Tabel 2. Distribusi rata-rata lama kerja subjek
kontrol didapatkan rata-rata 4,45 dengan nilai
penelitian
minimum 3 dan maksimum 6, sedangkan rata-
Lama kerja Kelompok
Mean
Min-max
SD
9,10
3 – 30
5.955
10,40
3 - 23
6.159
perlakuan Kelompok
rata hasil post-test adalah 4,75 dengan nilai minimum 3 dan maksimum 6 (Tabel 4). Tabel 4. Distribusi rata-rata intensitas nyeri punggung bawah pre-test dan
kontrol
post-test 3. Karakteristik
Subjek
pada
kelompok
perlakuan dan kontrol.
Berdasarkan
Variabel
Mean
Min-max
Pre-test perlakuan
4.35
3–6
kelompok perlakuan sebagian besar adalah
Post-test perlakuan
2.50
1–4
SLTA (55%) dan pendidikan kelompok kontrol
Pre-test kontrol
4.45
3–6
Post-test kontrol
4.75
3-6
Pendidikan Karakteristik
pendidikan
subjek
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan
sebagian besar adalah SLTA yaitu 50% (Tabel 3).
Intensitas
nyeri
punggung bawah
5. Hasil Uji Normalitas Uji menggunakan
normalitas uji
dilakukan
Shapiro-Wilk
untuk
mengetahui data terdistribusi normal atau
uji wilcoxon dengan nilai alpha 0,05 karena
tidak. Data yang di uji adalah data pre-test
datanya tidak terdistribusi normal (Tabel 7).
dan
Tabel 7. Distribusi Rata-rata intensitas nyeri
post-test
kelompok
perlakuan
dan
kelompok kontrol (tabel 5).
punggung bawah pre-test dan post-
Tabel 5. Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-
test pada kelompok kontrol.
test Kelompok Perlakuan dan kontrol Jenis data
Kelompok
Statistic
df
Variabel Intensitas nyeri Pre-test kontrol Post-test kontrol
p
Mean
SD
95%CI
p
4,45 4,75
1,050 1,118
3.96 - 4.94 4.23 - 5.27
0,014
Pre-
Perlakuan
0,887
20
0,023
test
Kontrol
0,880
20
0,018
Post-
Perlakuan
0,875
20
0,014
punggung
test
Kontrol
0,849
20
0,005
kelompok perlakuan dan kontrol.
8. Perbedaan rata-rata intensitas nyeri bawah
post-test
pada
Dalam analisis perbedaan rata-rata 6. Perbedaan rata-rata intensitas nyeri
intensitas nyeri punggung bawah post-test
punggung bawah pre-test dan post-test
pada
pada kelompok perlakuan.
digunakan uji mann-whitney dengan nilai
Dalam analisis perbedaan rata-rata
kelompok
perlakuan
dan
kontrol
alpha 0,05 karena datanya tidak terdistribusi
intensitas nyeri punggung bawah pre-test dan
normal (Tabel 8).
post-test pada kelompok perlakuan digunakan
Tabel 8. Distribusi Rata-rata intensitas nyeri
uji wilcoxon dengan nilai alpha 0,05 karena
punggung bawah post-test pada
datanya tidak terdistribusi normal (Tabel 6).
kelompok perlakuan dan kontrol.
Tabel 6. Distribusi Rata-rata intensitas nyeri punggung bawah Pre-test Post-test
pada
Variabel Intensitas nyeri Post-test perlakuan Post-test kontrol
dan
Mean
SD
95%CI
p
2,50 4,75
0,889 1,118
2.08 - 2.92 4.23 - 5.27
0,000
Kelompok
Perlakuan. Variabel Intensitas nyeri Pre-test perlakuan Post-test perlakuan
Mean
SD
95%CI
p
4,35 2,50
0,933 0,889
3.91 - 4.79 2.08 - 2.92
0,000
PEMBAHASAN 1. Karakteristik Subjek Karakteristik
subjek
penelitian
7. Perbedaan rata-rata intensitas nyeri
memperlihatkan rata-rata usia pekerja las di
punggung bawah pre-test dan post-test
Kec. Seberang Ulu II Palembang adalah usia
pada kelompok kontrol.
dewasa dengan batasan usia terendah 25
Dalam analisis perbedaan rata-rata
tahun dan usia tertinggi 55 tahun, hal ini
intensitas nyeri punggung bawah pre-test dan
sesuai dengan pendapat Toha Muslim dalam
post-test pada kelompok kontrol digunakan
Santoso (2004) bahwa keluhan nyeri pungung bawah mulai dirasakan pada usia 20 – 40
tahun yang diperkirakan disebabkan oleh
perlakuan adalah 4,35 dan post-test
faktor
dan
adalah 2,50. Sedangkan rata-rata
osteoporosis. Lama kerja rata-rata lebih dari 1
intensitas nyeri punggung bawah
tahun dengan masa kerja terendah 3 tahun
pre-test pada kelompok kontrol
dan tertinggi 30 tahun. Hal ini sesuai dengan
adalah 4,45 dan post-test adalah
pendapat putra (2009) bahwa Keluhan nyeri
4,75.
degenerasi,
beban
statik
pada tulang punggung dan pinggang pada
2. Ada penurunan rata-rata intensitas
pekerja las mulai dirasakan setelah kurang
nyeri
punggung
lebih setahun masa kerja.
kelompok
bawah
perlakuan
pada sesudah
diberikan latihan peregangan secara 2. Penurunan intensitas nyeri punggung bawah dengan latihan peregangan
rutin 3 kali/minggu selama 4 minggu. 3. Ada peningkatan rata-rata intensitas
Latihan peregangan merupakan salah
nyeri
punggung
bawah
pada
satu terapi yang dapat dilakuka untuk
kelompok kontrol setelah dilakukan
mengatasi nyeri punggung bawah selain
post-test.
istirahat, pemberian analgetika, pemberian
4. Ada
perbedaan
yang
signifikan
modalitas fisik (panas, dingin, stimulasi listrik )
antara intensitas nyeri punggung
dan alat ortesa (Sunarto, 2005). Menurut
bawah post-test kelompok perlakuan
Alter (2008), Latihan peregangan dapat
dan kelompok control dengan nilai
mengurangi risiko keseleo sendi dan cedera
p= 0,000.
otot
(kram),
mengurangi
risiko
cedera
punggung, mengurangi ketegangan dan rasa
Saran
nyeri pada otot. Penelitian Dachlan (2009)
1. Disarankan
membuktikan bahwa dengan latihan back
Palembang
exercise secara rutin dapat mengurangi
hasil p
keluhan nyeri punggung bawah pada pasien nyeri punggung bawah muskuloskeletal di
untuk agar
Wali
Kota
menindaklanjuti
2. enelitian ini melalui dinas kesehatan kota Palembang.
Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta.
3. Untuk pekerja las disarankan agar
.
menjadikan
KESIMPULAN DAN SARAN
latihan
peregangan
sebagai salah satu alternatif untuk
Kesimpulan
mengurangi keluhan yang terjadi
1. Rata-rata intensitas nyeri punggung
akibat kerja seperti ketegang otot
bawah
pre-test
pada
kelompok
dan nyeri punggung.
DAFTAR PUSTAKA Alter, M.J. 2008. 300 Teknik Peregangan Olahraga. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Bompa, Tudor, 1994. Theory and Metodology of Training. Iowa. Kendall Hunt Publishing Company. Budiarto, E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. EGC. Jakarta. Dachlan, L.M. 2009. Pengaruh Back Exercise pada Nyeri Punggung Bawah. Tesis. MKK Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dwijowinoto, Kasiyo, 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. (Pate, Russel, R., Mc.Clenaghan, Bruce, dan Rotella, Robert, Terjemahan). IKIP Semarang Press. Fathoni, H., Handoyo., K.G. Swasti., 2009. Hubungan Sikap dan Posisi Kerja dengan Low Back Pain pada Perawat di RSUD Purbalingga. Jurnal Keperawatan Soedirman Vol.4 No. 3. Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. EGC, Jakarta. Guyton & Hall, (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, EGC, Jakarta Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. C.V. Tambak Kesuma. Hasyim. 2000. Low Back Pain pada Operator Komputer, Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi TITAFI XV Universitas Indonesia. Jakarta Hastono, S.P. 2007. Analisis Data Kesehatan, FKMUI Depok. Bogor Hidayat, A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Idyan, Z. 2000. Hubungan Lama duduk dengan Low Back Pain Mahasiswa Extensi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. http://www.innappni.or.id. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012. Irfannuddin, 2003. Berbagai Ukuran Antropometri dan Lingkup Gerak Sendi yang Mempengaruhi Hasil V-Sit and Reach Test, Modified Sit and Reach Test, dan Modified Back Saver Sit and Reach Test pada Anak-anak Prapubertas. Tesis. FK-UI, Jakarta. Kasjono, H.S & Yasril, 2009. Teknik Smpling Untuk Penelitian Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta:.
Mas’ud, I,. 1993. Fisiologi Nyeri dan Pengaruh Penggunaaan Analgetik Spesifik. Majalah Kedokteran UNIBRAW. Vol. IX No.2. Moeloek, D. 1984. Dasar Fisiologi Kesegaran Jasmani dan Latihan Fisik. FK-UI, Jakarta. Permana, D.R., I. Wahyuni, 2010. Perbedaan Nilai Kesegaran Punggung Sebelum dan Sesudah Pemberian Stretching Mc. Kenzie Extension pada PekerjaWanita Pengepak Jamu PT. X Semarang. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 9. Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu: Yogyakarta. Pratiwi, M, Y. Setyaningsih, B. Kurniawan, Martini. 2009. Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 4 Priyatna, H. 2001. Musculosceletal Fisioterapi. Kumpulan Bahan Kuliah Fisioterapi. Uneversitas Indonusa Esa Tunggal. Jakarta. Purba, A., A. Sanistioro, B. Sugiarto, D. Moeloek, H. Tilarso, H.S. Hadi, I.A. Nurali, et al. 2002. Pedoman Kesehatan Olahraga. Proyek Strengthening Of Community Urban Health Kerjasama Pemerintah Spanyol dan Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Putra, D.A, 2009. Perancangan fasilitas kerja yang ergonomis dengan menggunakan metode quality function deployment (QFD) pada industria kecil pengelasan di bengkel las UD. Usaha baru. Tugas Sarjana. FT Indusrti USU, Medan. Risyanto, Sunarto, Z.S. Nugraha, 2008. Pengaruh Lamanya Posisi Kerja terhadap Keluhan Subyektif Low Back Pain pada Pengemudi Bus Kota di Terminal Giwangan Yogyakarta. FK-UII Yogyakarta. Samara, D., B. Basuki, J. Janis. 2005. Duduk statis sebagai faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah pada pekerja perempuan. Universa Medicina Vo.24 No.2. Santoso, T.B., 2004. Pengaruh Posisi Kerja Terhadap Timbulnya Nyeri Punggung Bawah Pada pengrajin Rotan di Desa Trangsan Kabupaten Sukoharjo. Infokes Vo.8 No.1. Silverthorn, D.U., W.C. Ober, C.W. Garrison, A.C. Silverthorn, 2001. Human Physiology an nd Integrated Approach. 2 ed. New Jersey. Prentice Hall. Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart. EGC, Jakarta.
Snell, R.S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. EGC, Jakarta. Sumaryanti, 2005. Aktivitas terapi. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Dep.Pendidikan Nasional. Suma’mur, P.K., 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES), Sagung Seto, Jakarta. Sunarto, 2005. Latihan pada Penderita Nyeri Punggung Bawah. Medika Jwalita ed.III Tamsuri, A. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. EGC, Jakarta Tanjung, R., 2009. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah di Puskesmas. http://dokterblog.wordpress.com/2009/0 5/17. diakses tanggal 15 November 2012. Wahyuni, and I. Herawati, 2004. Latihan Peregangan untuk Meningkatkan Fleksibilitas Punggung. (http://repository.usu.ac.id/bitstream) di akses 14 Maret 2011.