1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung merupakan keluhan yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi beban kesehatan masyarakat yang utama diseluruh dunia industri. Dari data epidemiologi menunjukkan nyeri punggung bawah masuk pada urutan yang ke 19 dengan presentase 27 %, dan prevalensi dirasakan seumur hidup sebanyak 60 % (Demoulin et al, 2012). Menurut World Health Organization (WHO), 2-5% dari karyawan di negara industri tiap tahun mengalami nyeri punggung bawah, dan 15% dari absenteisme di industri baja serta industri perdagangan disebabkan karena nyeri punggung bawah (Muheri 2010; Sakinah et al, 2012). Prevalensi nyeri muskuloskeletal, termasuk Low Back Pain (LBP), dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Sekitar 80 % dari populasi pernah menderita nyeri punggung bawah paling tidak sekali dalam hidupnya. Nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Ningsih, 2009). Data statistik Amerika Serikat tahun 2010, memperlihatkan angka kejadian LBP sebesar 15%-20% per tahun, dan 90% kasus nyeri punggung bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja.
1
2
Dampak dari nyeri pinggang adalah hilangnya waktu produktif sebanyak 20 juta hari kerja dari pada pemogokan kerja (Muheri 2010; Sakinah et al 2012). Prevalensi nyeri punggung bawah pada perawat perempuan di wilayah Jakarta Pusat, yang bekerja di ruang rawat inap adalah 23% dari 58 responden. Sikap tubuh yang salah sewaktu mengangkat dan memindahkan pasien dewasa dari kursi roda ke tempat tidur merupakan faktor risiko utama nyeri punggung bawah pada perawat perempuan yang bekerja di ruang rawat inap dewasa di rumah sakit (Widiyanti et al, 2009). Dilihat dari data yang dikumpulkan dari penelitian Pusat Riset dan Pengembangan Pusat Ekologi Kesehatan, Departemen Kesehatan tahun 2004, yang melibatkan 800 orang dari 8 sektor informal di Indonesia menunjukkan keluhan nyeri punggung bawah dialami oleh 31,6% petani kelapa sawit di Riau, 21% pengrajin wayang kulit di Yogyakarta, 18% pengrajin onix di Jawa Barat, 16% penambang emas di Kalimantan Barat, 14,9% pengrajin sepatu di Bogor dan 8% pengrajin kuningan di Jawa Tengah. Selain itu, pengrajin batu bata di Lampung dan nelayan di DKI Jakarta menderita keluhan nyeri punggung bawah, masing-masing 76,7% dan 41,6% (Heriyanto, 2004; Sakinah, et al 2012). Prevalensi nyeri punggung bawah dari 54 pekerja batu bata di Sulawesi Selatan, sikap tubuh saat bekerja dengan kategori tidak ergonomis yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 12 orang (33,3%) dan yang tidak mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 24 orang (66,7%). Sikap tubuh saat bekerja dengan kategori ergonomi yang mengalami
3
keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 12 orang (33,3%) yang mengalami keluhan nyeri punggung dan yang tidak mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 6 orang (33,3% (Sakinah, et al 2012). Pembuatan batu bata merupakan salah satu jenis usaha yang terdapat di Kota Bengkulu. Hasil survei awal satu kelompok (delapan orang) tenaga kerja dari Bengkulu Pulau Baii Harbor menyatakan bahwa 50% dari mereka mengeluh sakit punggung bawah dalam satu bulan terakhir dan dari 60 sampel yang diteliti di Pulau Baii Bengkulu disimpulkan bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan nyeri punggung bawah adalah transportasi ratarata dan beban berat (Gusnilawati et al, 2011). Para pekerja batu bata, bekerja dengan cara yang salah, seperti membungkukkan badan ketika mengangkat barang, tidak memakai alas kaki, tidak merapatkan kaki pada barang yang hendak diangkat, memutar pinggang ketika mengangkat barang yang berat, membawa barang melebihi kepala sehingga menimbulkan keluhan-keluhan subyektif pada pinggang pekerja batu bata, sehingga perlu diberikan MSB untuk mengurangi nyeri atau keluhan-keluhan subyektif tersebut. Penanganan nyeri punggung bawah umumnya bervariasi, misalnya seperti lumbar support, dari hasil penelitian menunjukkan masih terdapat 17% responden yang tidak patuh menggunakan lumbar support dari 46% responden yang memenuhi syarat penelitian, pada saat melakukan aktivitas pekerjaan rumah sehingga lumbar support yang dipakai pekerja tidak memberikan dampak yang baik, karena tidak patuh, pada penelitian ini lumbar
4
support seharusnya dipakai terus menerus ketika pekerja melakukan pekerjaan rumah untuk memeberikan hasil yang diharapkan (D Pepijn et al, 2010). Peneliti menggunakan MSB karena alat tersebut didesain sedemikian rupa dengan menggunakan karet dan kain sebagai pelapis karet serta plastik yang bisa berfungsi menguatkan alat dan mencegah alat lepas pada saat dipakai dengan tujuan alat tersebut menekan bagian punggung bawah pekerja, sehingga menghindari pergeseran atau peregangan pada medula spinalis pekerja pada saat bekerja karena pengaruh sering mengangkat beban yang berat. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis, pada tiga orang pekerja pembuat batu bata, diperoleh hasil bahwa ke tiganya mengalami keluhan nyeri punggung bawah, akibat sering mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk ketika bekerja. Dari latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pemakaian MSB terhadap penurunan nyeri penderita nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata, di Kota Bengkulu.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini “apakah terdapat pengaruh pemakaian MSB terhadap penurunan nyeri penderita nyeri punggung bawah, pada pekerja batu bata?”
5
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui pengaruh pemakaian MSB terhadap penurunan nyeri penderita nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui skala nyeri berdasarkan usia dan jenis kelamin pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol b. Mengetahui skala nyeri sebelum dan setelah penggunaan MSB serta menganalisis pengaruh penggunaan alat MSB terhadap penurunan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. c. Mengetahui perbedaan (nilai delta) penurunan skala nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. d. Mengetahui pengaruh intervensi MSB terhadap penurunan nyeri punggung setelah mempertimbangkan faktor usia dan jenis kelamin
D. Manfaat Penelitian 1. Aspek Teoritis Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi tentang manfaat penggunaan alat MSB sebagai salah satu alat yang dapat dijadikan pilihan untuk mengurangi nyeri punggung bawah.
6
2. Aspek Praktis a. Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi responden dengan menggunakan alat MSB ketika mengangkat beban yang berat dapat menurunkan atau menghilangkan nyeri yang dirasakan, pada pekerja batu bata. b. Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tenaga kesehatan (perawat).