KAJIAN TERHADAP BAURAN PEMASARAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “X”
ALIDA WAHYUNI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Terhadap Bauran Pemasaran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “X” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Juli 2012
Alida Wahyuni H251080051
ABSTRACT
ALIDA WAHYUNI, Study of Marketing Mix of “X” School of Economics, Under direction MUHAMMAD SYAMSUN and WILSON H. LIMBONG. Marketing of higher education falls into the category of services marketing. For “X” School of Economics, to attract potential students requires special methods and strategy. The objectives of the study are to: 1) Review and analyze of marketing mix in order to be able to market the institution, 2) Review and analyze of promotion mix in its effort to promote the institution; 3) Review and analyze the most effective promotional mix in its effort to promote the institution. The results showed that: 1) The School has implemented a marketing mix that includes 8 aspects of the product, pricing, promotion, place, people, physical evidence, process, and customer service. Each of these aspects has derivatives strategy that are expected to affect new students choose courses; 2) The School has implemented a promotional mix. There are 6 ways to do that: advertising, sales promotion, publicity and public relations, personal selling, word of mouth, direct mail and e-marketing. The six ways are carried out simultaneously; 3) The most effective promotional mix is personal selling. For three years (2007, 2010, and 2011) proved it the most effective method. For 2008, the most effective promotional mix is word of mouth, dan for 2009, the most effective promotional mix is sales promotion. The most effective promotional mix in “Very Strong” category is personal selling could affect 956 students. The most effective promotional mix in “Strong” category is advertising could affect 388 students and the most effective promotional mix in “Enough” category is advertising could affect 777 students. Key words: management, marketing mix, promotion mix, higher education.
RINGKASAN
ALIDA WAHYUNI, Kajian Terhadap Bauran Pemasaran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “X”. Dibimbing oleh MUHAMMAD SYAMSUN dan WILSON H. LIMBONG.
Pendidikan tinggi merupakan pilar penting dalam menyongsong kemajuan bangsa di masa datang. Bangsa yang maju adalah bangsa yang secara rata-rata penduduknya pernah mengenyam pendidikan lebih lama atau dengan kata lain berpendidikan tinggi. Untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, pemerintah perlu terus mendorong meningkatkan pelayanan publik dalam bidang pendidikan. Masyarakat juga perlu diberikan penyadaran tentang pentingnya pendidikan tinggi dan pada bagian lain perguruan tinggi pun harus terus berbenah diri. Pertumbuhan jumlah perguruan tinggi di Indonesia sangat menggembirakan. Di DKI Jakarta dan Tangerang Selatan, terdapat lima Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Universitas Terbuka (UT) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sementara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) hingga tahun 2012 menurut Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah III, jumlahnya mencapai 343 PTS, yang terdiri dari: 49 Universitas, 11 Institut, 142 Sekolah Tinggi, 133 Akademi, dan 8 Politeknik. Dalam menghadapi persaingan, perguruan
tinggi berlomba-lomba
menerapkan strategi pemasaran dan mengimplementasikan bauran pemasaran dan bauran promosi. Kegiatan pemasaran lembaga pendidikan tinggi termasuk ke dalam kategori pemasaran jasa. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) “X”, menarik minat calon-calon mahasiswa memerlukan metode dan strategi khusus. Penelitian ini fokus pada tiga permasalahan, yaitu 1) Bauran pemasaran apa saja yang dilakukan STIE “X” dalam upaya memasarkan lembaga kepada calon-calon mahasiswa?; 2) Bauran promosi apa saja yang dilakukan STIE “X” dalam upaya mempromosikan lembaga kepada calon-calon mahasiswa?; 3) Bauran promosi apa yang dinilai paling efektif yang telah dilakukan STIE “X” dalam upaya
mempromosikan lembaga kepada calon-calon mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengkaji bauran pemasaran yang dilakukan STIE “X” dalam upaya memasarkan lembaga kepada calon-calon mahasiswa; 2) Mengkaji bauran promosi yang dilakukan dalam upaya mempromosikan lembaga kepada caloncalon mahasiswa; dan 3) Mengkaji bauran promosi yang paling efektif dalam upaya mempromosikan lembaga kepada calon-calon mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif-kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengkaji bauran pemasaran dan bauran promosi yang dilakukan STIE “X”. Lokasi penelitian di STIE “X” yang berlokasi di Jakarta. Waktu penelitian dilakukan pada Desember 2011 sampai dengan April 2012. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua data, yaitu data primer dan data sekunder. Teknik penentuan dan penarikan sampel/informan dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Terdapat tiga tahap pemilihan sampel dalam penelitian kualitatif, yaitu; i) pemilihan sampel awal, memilih informan yang terkait dengan fokus penelitian; ii) pemilihan sampel lanjutan guna memperluas deskripsi informasi dan melacak variasi informasi yang mungkin ada; dan iii) menghentikan sampel lanjutan bilamana dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi (sudah terjadi replikasi perolehan informasi). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis kualitatif. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data-data hasil penelitian yang meliputi; jumlah mahasiswa baru, jumlah seluruh mahasiswa, serta mahasiswa baru yang masuk berdasarkan ketertarikannya dengan STIE “X” melalui bauran promosi STIE “X” dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan pembobotan untuk menentukan skala, predikat, dan peringkat dari aspek-aspek bauran promosi. Analisis kuantitatif menggunakan tabulasi silang, dengan menghitung nilai chi kuadrat (chi square) dan koefisien kontingensi untuk menguji hipotesis asosiatif antaraspek bauran promosi yang diteliti. Analisis kualitatif digunakan untuk mengkaji dan menganalisis bauran pemasaran dan bauran promosi yang diimplementasikan, serta menganalisis hasil wawancara mendalam dengan para informan. Dalam analisis kualitatif ini juga menggunakan teknik analisis taksonomik.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa:
1)
STIE
“X”
telah
mengimplementasikan bauran pemasaran yang meliputi delapan aspek, yaitu: product, pricing, promotion, place, people,
physical evidence, process, dan
customer service. Masing-masing aspek memiliki program turunan yang diharapkan mampu mempengaruhi calon mahasiswa memilih tempat kuliah di STIE “X”. Antaraspek bauran pemasaran memiliki hubungan dan saling menguatkan; 2) STIE “X” telah mengimplementasikan bauran promosi untuk mempengaruhi calon-calon mahasiswa agar memilih tempat kuliah di STIE “X”. Terdapat enam cara yang dilakukan, yaitu; advertising, personal selling, sales promotion, public relation, word of mouth, dan direct mail. Keenam aspek bauran promosi tersebut diturunkan ke dalam beberapa program yang dilakukan secara simultan; 3) Bauran promosi yang dinilai paling efektif secara total selama lima periode yang diteliti adalah personal selling. Namun jika dilihat setiap tahunnya, personal selling menempati posisi paling efektif dalam tiga periode yaitu tahun akademik 2007/2008, tahun akademik 2010/2011, dan tahun akademik 2011/2012. Pada tahun akademik 2008/2009, aspek bauran promosi yang paling efektif adalah word of mouth dan pada tahun akademik 2009/2010 adalah sales promotion. Aspek bauran promosi pada kategori “Sangat Kuat”, posisi pertama ditempati oleh personal selling yang mempengaruhi 956 mahasiswa baru. Sementara pada kategori “Kuat”, posisi pertama ditempati oleh advertising yang mempengaruhi 388 mahasiswa baru dan pada kategori “Cukup Kuat” pun posisi pertama ditempati oleh advertising yang mampu mempengaruhi 777 mahasiswa. Efektivitas program personal selling dipengaruhi oleh: presentasi yang menarik, komunikasi interaktif, audiens yang tepat sasaran, dan pemilihan lokasi yang tepat.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
KAJIAN TERHADAP BAURAN PEMASARAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “X”
ALIDA WAHYUNI
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Penguji Luar Komisi Pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc
vii
Judul Penelitian
:
Kajian Terhadap Bauran Pemasaran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “X”
Nama
:
Alida Wahyuni
NRP
:
H251080051
Disetujui, Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc Ketua
Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi Ilmu Manajemen
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr
Tanggal Ujian: 31 Juli 2012
Tanggal Lulus:
Teruntuk: AA Tersayang Sutia Budi Ananda Kaldera (Mikal, Alden, Syira) Ibunda Hj. Siti Harmunah Ayahanda H. Rusdi Mardani Rauf (Alm.) Ibunda Mimin Saminah binti Abidin Ayahanda Salki Suhatma Jayapraja
PRAKATA
Alhamdulillah, penelitian ini telah selesai dilaksanakan. Penelitian ini merupakan tugas akhir dari Program Studi Ilmu Manajemen (MAN) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (SPs IPB). Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada para dosen / pembimbing di Prodi MAN SPs IPB diantaranya adalah Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc (Ketua Komisi Pembimbing), Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS (Anggota Komisi Pembimbing), Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc (Penguji Luar Komisi), Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, Prof. Dr. Syafri Mangkuprawira, Dr. Ir. Abdul Basit, Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, serta seluruh dosen yang telah membimbing penulis hingga bisa lulus dari SPs IPB. Kepada Mas Hermawan, Kang Ujang, Teteh Asih, civitas akademika IPB, serta teman-teman MAN angkatan 2008, penulis juga menghaturkan terima kasih. Untuk keluarga cemaraku, suami tersayang Sutia Budi, Ananda Kaldera (Mikail Abdul Muqaddim, Alden Malakian Hatta, dan Insyira Malika), terima kasih selalu menemani dengan penuh keceriaan dan senyum tulusnya, Ibunda Hj. Siti Harmunah & Ayahanda (Alm.) H. Rusdi Mardani, serta seluruh keluarga besar di Jalan Poncol Jaya No. 35 Mampang Prapatan, Ibunda Mimin Saminah & Ayahanda Salki Suhatma Jayapraja, dan keluarga besar di Kampung Cibuntu Mekarsari Sari Mukti Karangnunggal Tasikmalaya yang selalu memberikan dorongan demi selesainya studi di kampus IPB tercinta, serta kepada Teteh Yati yang telah bersedia menjadi tangan kananku menjaga anak-anak di saat kuliah. Penulis amat menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik yang membangun dan saran-masukan sangat dinantikan. Semoga penelitian bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan perguruan tinggi, dan generasi muda Indonesia. Amien.
Bogor, Juli 2012
Alida Wahyuni
RIWAYAT HIDUP
Alida Wahyuni, lahir di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 1979. Sarjana Ekonomi dari STIE Ahmad Dahlan Jakarta, Program Studi Manajemen (2001), anak dari pasangan Hj. Siti Harmunah dan H. Rusdi Mardani Rauf (Alm.). Bekerja sebagai Dosen PNS dpk. STIE Ahmad Dahlan Jakarta sejak 2003 dan pernah menjadi Ketua Prodi Manajemen (2005-2007). Pernah menjadi Team Teaching Art & Computer Delima International School (2002-2003), Asisten Manajer Operasional PT. Shunju Perkasa Indah (2000-2003), dan aktif dalam Pusat Litbang Pimpinan Wilayah Aisyiyah DKI Jakarta (2004-2007). Disela kesibukan kuliah dan mengajar, penulis juga mengaktualisasikan diri dengan melatih teater, melatih master of ceremony (MC), dan aktif dalam beberapa kegiatan kajian perempuan. Karya akademik yang pernah dipublikasikan diantaranya: “Perempuan Tak Perlu Dibela”, Media Indonesia, 2007, “Balanced Scorecard” Warta STIE AD No. 44 Thn XIV April-Juni 2005. ISSN 0854-4379, “Perempuan, Pendidikan dan Pembangunan: Sebuah Alasan Pentingnya Kesetaraan Gender”
Warta
STIEAD No. 43 thn XIV Januari-Maret 2005, “Strategi Bisnis Cina: Mengkaji Sebuah Tradisi “, Media Komunikasi dan Informasi Kampus Warta STIEAD No.39 Thn XII - Januari - Maret 2004, dan ”Peran Perempuan Pedagang Sayur di Pasar Kramat Jati Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga” Jurnal Equilibrium STIE Ahmad Dahlan, ISSN. 1693-0681.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
xiii xv xvii xix
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Kegunaan Penelitian 1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1 4 6 6 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran 2.2 Pemasaran Jasa 2.3 Strategi Pemasaran Jasa 2.4 Bauran Pemasaran Jasa 2.5 Bauran Promosi 2.6 Penelitian Terdahulu 2.7 Kerangka Pemikiran
7 13 15 18 20 23 24
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3 Jenis dan Sumber Data 3.4 Penentuan dan Penarikan Sampel 3.5 Metode Pengumpulan Data 3.6 Pengolahan dan Analisis Data
27 27 28 28 28 28
IV. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat STIE “X” 4.2 Motto, Visi dan Misi 4.3 Rencana Strategis 4.4 Profil Informan
33 35 35 37
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Manajemen Pemasaran STIE “X” 5.2 Bauran Pemasaran STIE “X” 5.3 Bauran Promosi STIE “X” 5.4 Perkembangan Jumlah Mahasiswa STIE “X” 5.5 Analisis Bauran Promosi STIE “X”
39 40 56 64 67
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.2 Saran Daftar Pustaka
91 92 93
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
1 Perkembangan Konsep Pemasaran
Halaman 10
2 Matriks Tujuan, Jenis Data dan Metode Penelitian
27
3 Jawaban dan Skor per mahasiswa
29
4 Nilai, Skala, dan Predikat Yang Ditetapkan
29
5 Daftar Informan
37
6 Taksonomik Bauran Pemasaran
40
7 Taksonomik Strategi Produk
41
8 Taksonomik Bauran Produk STIE “X”
45
9 Biaya kuliah Program Studi S-1 dan Diploma-3
47
10 Taksonomik Strategi Harga
50
11 Taksonomik Strategi Sumber Daya Insani
53
12 Taksonomik Bauran Promosi STIE “X”
63
13 Perkembangan Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X”
65
14 Perkembangan Jumlah Mahasiswa STIE “X”
66
15 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2007/2008 Sebelum Pembobotan
69
16 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2007/2008 Setelah Pembobotan
69
17 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2008/2009 Sebelum Pembobotan
71
18 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2008/2009 Setelah Pembobotan
72
19 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2009/2010 Sebelum Pembobotan
74
20 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2009/2010 Setelah Pembobotan
74
21 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2010/2011 Sebelum Pembobotan
76
22 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2010/2011 Setelah Pembobotan
76
23 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2011/2012 Sebelum Pembobotan
79
24 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2011/2012 Setelah Pembobotan
79
xv
25 Tren Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi Setelah Pembobotan T.A. 2007/2008 s.d. T.A. 2011/2012
81
26 Bauran Promosi STIE “X” Selama Lima Tahun (T.A. 2007/2008 - T.A. 2011/2012) Pada Kategori Sangat Kuat
83
27 Program Studi Pilihan Mahasiswa Baru STIE “X” Selama Periode Bauran Promosi
85
28 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Kategori Bauran Promosi T.A. 2007/2008 s.d. T.A. 2011/2012
87
xvi
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Sebaran Jumlah PTS di Kopertis Wilayah III Berdasarkan Wilayah dan 2 Bentuk PTS 2 Sebaran Jumlah Program Studi di Kopertis Wilayah III Menurut Bidang Ilmu
2
3 Konsep-Konsep Pemasaran Inti
8
4 Klasifikasi Jasa Berdasarkan Sifat Tindakan Jasa
15
5 The Services Marketing Triangle, Zeithaml and Bitner
16
6 Unsur-Unsur dalam Proses Komunikasi
22
7 Kerangka Pikir Penelitian
26
8 Matriks Ekspansi Pasar/Jasa
43
9 Perkembangan Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X”
65
10 Perkembangan Jumlah Total Mahasiswa STIE “X”
67
11 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi
68
Tahun Akademik 2007/2008 12 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi
71
Tahun Akademik 2008/2009 13 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi
73
Tahun Akademik 2009/2010 14 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi
76
Tahun Akademik 2010/2011. 15 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi
78
Tahun Akademik 2011/2012 16 Tren Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi Setelah Pembobotan T.A. 2007/2008 s.d. T.A. 2011/2012
xvii
81
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil Pengolahan Data Koefisien Kontingensi dan Chi Square
Halaman 95
2 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “X”
102
3 Sekilas Tentang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “X”
103
xix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendidikan tinggi merupakan pilar penting dalam menyongsong kemajuan bangsa di masa datang. Bangsa yang maju adalah bangsa yang secara rata-rata penduduknya pernah mengenyam pendidikan lebih lama atau dengan kata lain berpendidikan tinggi. Tahun 2011, United Nations Development Programme (UNDP) melansir data terbaru terkait IPM negaranegara di dunia. Menurut UNDP, pada tahun 2011 posisi IPM Indonesia menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. IPM Indonesia berada di rangking 124 diantara 187 negara. Sementara tahun 2010, IPM Indonesia berada diurutan ke 108 dari 169 negara. Di tingkat ASEAN, Posisi Indonesia kalah jauh jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga, Singapura pada urutan 26, Brunei Darussalam pada urutan 33, dan Malaysia pada urutan 61. Negara ASEAN yang rangking IPM-nya di bawah Indonesia adalah Vietnam (128), Timor Leste (147), dan Myanmar (149). IPM Indonesia tahun 2011 diantaranya ditandai dengan rata-rata lama penduduk mengenyam pendidikan adalah 5,8 tahun dan angka harapan hidup 69,4 tahun. Untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam bidang pendidikan, khususnya
pendidikan
tinggi,
pemerintah
perlu
terus
mendorong
meningkatkan pelayanan publik dalam bidang pendidikan. Masyarakat juga perlu diberikan penyadaran tentang pentingnya pendidikan tinggi dan pada bagian lain, perguruan tinggi pun harus terus berbenah diri. Pertumbuhan jumlah perguruan tinggi di Indonesia sangat menggembirakan. Di DKI Jakarta dan Tangerang Selatan, terdapat lima Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Universitas Terbuka (UT) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sementara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) hingga tahun 2012 menurut Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah III, jumlahnya mencapai 343 PTS, yang terdiri dari: 49 Universitas, 11 Institut, 142 Sekolah Tinggi, 133 Akademi, dan 8 Politeknik.
2
Berikut ini adalah sebaran jumlah PTS di Kopertis Wilayah III berdasarkan wilayah dan bentuk PTS.
Gambar 1 Sebaran Jumlah PTS di Kopertis Wilayah III Berdasarkan Wilayah dan Bentuk PTS. Gambar di bawah ini adalah Sebaran Jumlah Program Studi di Kopertis Wilayah III Menurut Bidang Ilmu.
Gambar 2 Sebaran Jumlah Program Studi di Kopertis Wilayah III Menurut Bidang Ilmu. Menjamurnya PTS di Jakarta tentu memberikan harapan dan membuka kesempatan serta pilihan bagi masyarakat untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. Namun pada sisi lain, PTS sering dihadapkan pada persaingan yang kurang sehat. Dalam menghadapi persaingan, berbagai cara dilakukan PTS tertentu demi mendapatkan mahasiswa, misalnya: memberlakukan biaya kuliah yang demikian murah. Padahal dengan biaya yang demikian murah
3
(dengan asumsi tidak ada subsidi silang), kecil kemungkinan sulit melaksanakan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi secara benar. Praktek lain yang kerap ditemui adalah proses perkuliahan yang tidak semestinya, misalnya durasi perkuliahan yang sangat pendek. Cara-cara seperti itu sesungguhnya memperlihatkan bahwa perguruan tinggi tersebut tidak memperhatikan mutu, sehingga bertolakbelakang dengan visi dan misinya. Dalam menghadapi persaingan, perguruan tinggi berlomba-lomba menerapkan strategi pemasaran dan mengimplementasikan bauran pemasaran dan bauran promosi. Perguruan tinggi dituntut untuk terus berbenah, dari upaya kontinyu dalam meningkatkan kualitas produk hingga memperkuat garda depan dalam pelayanan. Jika sebuah perguruan tinggi tidak memperhatikan mutu, maka perguruan tinggi tersebut akan ditinggalkan oleh masyarakat. Kegiatan memasarkan pendidikan tinggi termasuk ke dalam kategori pemasaran jasa. Institusi pendidikan tinggi dituntut untuk melakukan pemasaran secara baik, yang salah satunya dengan memberikan pelayanan yang benar-benar memiliki value yang setara dengan yang diharapkan stakeholders, khususnya mahasiswa. Kesenjangan nilai pemenuhan yang diberikan institusi dengan yang diharapkan mahasiswa, akan berdampak buruk bagi institusi. Memberikan jasa pendidikan yang berkualitas, memberikan layanan yang baik kepada siapapun yang membutuhkan, serta membangun relasi yang baik dengan calon mahasiswa merupakan langkah-langkah bermakna yang harus dilakukan. Penelitian ini mengkaji tentang bauran pemasaran dan bauran promosi yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) “X” sebagai sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. STIE “X” merupakan salah satu Amal Usaha salah satu ormas Islam di bawah naungan Majelis Pendidikan Tinggi ormas tersebut. STIE “X” lahir pada tahun 1968 dengan nama Akademi Bank “X”, kemudian tahun 1985 berubah menjadi AKP (Akademi Keuangan dan Perbankan “X”). Selanjutnya tahun 1998 terjadi perubahan kembali menjadi STIE “X” dan pada akhir tahun 2012 STIE “X” telah
4
dicanangkan untuk konversi menjadi sebuah institut bisnis yang akan diberi nama Institut Bisnis “X”. Mempertahankan eksistensi STIE “X” dari tahun 1968 hingga saat ini tentu bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang dihadapi, baik dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Lingkungan internal, mulai dari persoalan sumber daya manusia, tata kelola organisasi, sumber daya keuangan, ketersediaan sarana prasarana, penerimaan mahasiswa baru, penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi (pendidikan-pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat), dan lain-lain. Sementara dari sisi eksternal, STIE “X” dihadapkan pada persaingan dengan perguruan tinggi lain yang semakin kompetitif, serta aspek eksternal lainnya. Bagi perguruan tinggi swasta seperti STIE “X”, menjaring dan kemudian menyaring calon-calon mahasiswa memerlukan metode dan strategi, dan di sisi lain dituntut untuk bisa memberikan output yang memiliki daya saing di masyarakat, khususnya di dunia kerja dan industri. Penelitian ini akan difokuskan pada aspek bauran promosi dalam penerimaan mahasiswa baru. Bagaimana upaya STIE “X” untuk mendapatkan mahasiswa baru di tengah persaingan yang demikian ketat, baik dari sisi kuantitas maupun dari sisi kualitasnya, merupakan hal menarik untuk dikaji dan diteliti.
1.2 Perumusan Masalah Tantangan internal yang sering dihadapi oleh perguruan tinggi saat ini diantaranya menyangkut: tata kelola institusi, sumber daya manusia, teknologi (sistem informasi terintegrasi), penjaminan mutu, pemasaran dan promosi. Demikian halnya dengan STIE “X”, hal-hal di atas merupakan tantangan yang harus diatasi dengan baik. Dalam hal pemasaran dan promosi, setiap tahun akademik tentu memiliki target jumlah mahasiswa yang harus dicapai. Namun disisi lain, harus memperhitungkan biaya yang harus dikeluarkan. Efisiensi dan efektivitas program harus menjadi landasan pelaksanaan dalam upaya mencapai keberhasilan. Tantangan ekternal, setiap perguruan tinggi tentu dihadapkan pada Persaingan antar lembaga. Terlebih bagi STIE “X” yang lokasinya berdekatan
5
dengan beberapa perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, tentu harus mempersiapkan langkah-langkah cerdas dalam melakukan pemasaran, khususnya mengkomunikasikannya (promosi) kepada masyarakat luas. Kegiatan pemasaran merupakan kebutuhan bagi setiap lembaga, termasuk perguruan tinggi yang memberikan layanan jasa pendidikan tinggi. Selain disibukkan oleh kewajibannya menjalankan tri dharma perguruan tinggi, sebuah lembaga pendidikan tinggi juga tidak boleh lupa untuk melakukan kegiatan pemasaran, termasuk di dalamnya kegiatan promosi. Dalam teori pemasaran tradisonal dikenal 4P yang merupakan bauran pemasaran, meliputi; product, prioce, promotion, dan place. Tantangan dewasa ini, tentu diperlukan pengembangan dan pengayaan konsep untuk dapat diaplikasikan untuk mencapai tujuan lembaga. Dalam konsep bauran promosi tradisional juga hanya mengenal empat langkah, yaitu iklan, promosi penjualan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat. Tentu konsep ini pun perlu pengayaan, baik dari sisi metode maupun media yang digunakan. Pemasaran jasa pendidikan tinggi sebenarnya cukup rumit, karena di satu sisi dihadapkan kewajiban-kewajiban
yang dipersyaratkan oleh
Pemerintah, dalam hal ini oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, secara ideal. Sementara disisi lain, di hadapkan pada tantangan internal dan eksternal, termasuk tantangan dalam mendapatkan calon-calon mahasiswa baru. Belum lagi aspek sosial ekonomi masyarakat yang dihadapi. Namun walaupun tantangan demikian sulit, perguruan tinggi harus mampu menghadapinya. STIE “X” sebagai lembaga pendidikan tinggi juga dituntut untuk mampu menghadapi berbagai permasalahan, termasuk dalam menjalankan strategi pemasaran dan mempromosikan lembaga ke masyarakat luas, sehingga diharapkan visi dan misi institusi data tercapai. Atas dasar paparan di atas, maka penelitian ini fokus pada tiga permasalahan, yaitu: 1. Bauran pemasaran apa saja yang dilakukan STIE “X” dalam upaya memasarkan lembaga kepada calon-calon mahasiswa? 2. Bauran promosi apa saja yang dilakukan STIE “X” dalam upaya mempromosikan lembaga kepada calon-calon mahasiswa?
6
3. Bauran promosi apa yang dinilai paling efektif yang telah dilakukan STIE “X” dalam
upaya mempromosikan
lembaga kepada calon-calon
mahasiswa?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji bauran pemasaran yang dilakukan STIE “X” dalam upaya memasarkan lembaga kepada calon-calon mahasiswa. 2. Mengkaji bauran promosi yang dilakukan dalam upaya mempromosikan lembaga kepada calon-calon mahasiswa. 3. Mengkaji
bauran
promosi
yang
paling
efektif
dalam
upaya
mempromosikan lembaga kepada calon-calon mahasiswa.
1.4 KegunaanPenelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian akan berguna bagi pembaca yang ingin mengetahui tentang bauran pemasaran dan bauran promosi lembaga pendidikan tinggi. 2. Hasil penelitian juga diharapkan menjadi referensi bagi STIE “X” dalam membuat kebijakan-kebijakan tentang bauran pemasaran (marketing mix) dan bauran promosi (promotion mix) demi kemajuan STIE “X” di masa yang akan datang.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan melingkupi pembahasannya pada bauran pemasaran (marketing mix) STIE “X” yang berlokasi di Jakarta, mencakup delapan aspek yaitu: product, price, promotion, and place, people, process, physical evidence, dan customer service. Dari delapan aspek marketing mix yang dibahas, penelitian ini mengkaji dan memfokuskan bahasannya pada aspek bauran promosi (promotion mix). Promotion mix yang dikaji merupakan bauran promosi yang telah diimplementasikan STIE “X” yang meliputi: advertising, personal selling, sales promotion, public relation, word of mouth, dan direct mail.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pemasaran Ilmu pemasaran merupakan ilmu yang dinamis, sehingga dalam tataran teori maupun praktek terus-menerus mengalami perkembangan. Konsep dan pengertian pemasaran pun terus berevolusi. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, menurut Wilkie and Moore (2007) dalam American Marketing Association, definisi pemasaran adalah sebagai berikut: “Marketing is an organizational function and a set of processes for creating, communicating and delivering value to customers and for managing customer relationships in ways that benefit the organization and its stakeholders” (2004). The 2007 definition substitutes “Marketing is the activity, conducted by organizations and individuals,” which recognizes that marketing is an “action word.” That is, marketing is something that organizations (including both formal marketing departments and others in organizations), as well as individuals (e.g., entrepreneurs and consumers), engage in or do. Thus, the definition points out who (i.e., organizations and individuals) actually conducts (i.e., guides or directs) the activity called “marketing.”
Menurut Kotler (2001) pemasaran lebih berurusan dengan pelanggan dibandingkan
fungsi
bisnis
lainnya.
Memahami,
menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memberi nilai dan kepuasan kepada konsumen adalah inti pemikiran dan praktek pemasaran modern. Pemasaran dapat diartikan sebagai proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Terdapat dua sasaran pemasaran yang utama, yaitu menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Konsep paling dasar yang mendasari pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah keadaan merasa kekurangan. Kebutuhan meliputi kebutuhan dasar akan makanan, pakaian, kehangatan, dan keamanan; kebutuhan sosial akan kebersamaan dan perhatian; dan kebutuhan individu
8
akan pengetahuan dan ekspresi diri. Kebutuhan itu tidak diciptakan oleh pemasar, kebutuhan tersebut adalah bagian dasar dari sifat kodrati manusia. Sementara keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian individu. Orang biasanya mempunyai keinginan tak terbatas tetapi sumber daya yang ada terbatas. Jadi mereka ingin memilih produk (barang) atau jasa yang paling dapat memberi nilai atau kepuasan dari uang mereka. Ketika didukung daya beli, maka keinginan berubah menjadi permintaan. Konsumen memandang produk sebagai kumpulan manfaat dan memilih produk yang akan memberi kumpulan terbaik atas uang mereka. Gambar 4 berikut ini adalah konsep-konsep pemasaran inti. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Konsep-Konsep Pemasaran Inti
Pasar
Pertukaran, Transaksi, dan Relasional
Produk dan Jasa
Nilai, Kepuasan dan Kualitas
Gambar 3. Konsep-Konsep Pemasaran Inti.
Menurut Kotler (2001), produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan. Itu mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide. Sementara jasa adalah segala aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu pihak yang secara esensial tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan atas apapun. Berikutnya adalah nilai bagi pelanggan (customer value) yang merupakan perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk
tersebut.
Sementara
kepuasan
pelanggan
(customer
9
satisfaction) merupakan tingkatan dimana anggapan kinerja (perceived performance) produk akan sesuai dengan harapan seorang pembeli. Bila kinerja produk jauh lebih rendah dibandingkan harapan pelanggan, pembelinya tidak puas. Namun bila kinerja sesuai dengan harapan atau melebihi harapan, pembelinya merasa amat gembira. Untuk mempertahankan kepuasan pelanggan, perusahaan perlu melakukan
program-program
dan
memadukan
antara
harapan
pelanggan dengan kinerja perusahaan. Kepuasan pelanggan erat kaitannya dengan kualitas. Maka banyak perusahaan yang mengadopsi program Total Quality Management (TQM), yaitu program-program yang dirancang untuk melakukan perbaikan kualitas produk, jasa, dan proses pemasaran secara terus-menerus. Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk dan kepuasan pelanggan. Pemasaran
juga
terjadi
ketika
orang
memutuskan
untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan lewat pertukaran (exchange). Pertukaran adalah tindakan memperoleh obyek yang didambakan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai penggantinya. Bila pertukaran merupakan konsep inti pemasaran, transaksi, di sisi lain adalah unit pengukuran pemasaran. Suatu transaksi terdiri dari perdagangan di antara dua pihak yang setidaknya mencakup dua barang yang bernilai, persyaratan yang disetujui, waktu persetujuan, dan tempat persetujuan. Pemasaran transaksi merupakan bagian dari ide pemasaran relasional yang lebih luas. Pemasaran relasional merupakan proses penciptaan, pemeliharaan, dan penguatan hubungan yang kuat dan penuh nilai dengan pelanggan dan pemercaya lainnya. Selanjutnya, konsep pertukaran dan relasional menghasilkan konsep pasar. Menurut Kotler, pasar merupakan kumpulan pembeli yang actual dan potensial dari sebuah produk. Konsep pasar akhirnya mengembalikan ke konsep pemasaran, yang berarti menata-olah (managing) pasar untuk menghasilkan pertukaran dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
10
Tjiptono (2005) menyatakan bahwa setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemilihan dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan internal, dan lingkungan eksternal perusahaan. Perkembangan konsep pemasaran antara lain tergambar pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Perkembangan Konsep Pemasaran Konsep Produksi
Produk
Fokus Penekanan biaya produksi dan peningkatan ketersediaan produk Inovasi produk
Penjualan
Peningkatan penjualan
Pemasaran
Kepuasan pelanggan
Pemasaran Sosial
Kepuasan pelanggan dan kesejahteraan masyarakat
Anggapan Harga murah dan distribusi intensif merupakan dasar pertimbangan utama pembelian. Karakteristik, kinerja, dan kualitas superior merupakan pertimbangan utama konsumen dalam melakukan pembelian. Usaha-usaha penjualan dan promosi harus lebih aktif dan agresif dalam rangka mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian. Pembelian dan pembelian ulang akan dilakukan apabila pelanggan (individual) mendapatkan kepuasan dalam pembelian. Pembelian dan pembelian ulang akan dilakukan apabila pelanggan (individual dan sosial) mendapatkan kepuasan dalam pembelian.
Selain lima konsep di atas, Hoekstra, et al (1999) mengajukan konsep pemasaran baru, yaitu konsep pelanggan (customer concept). Konsep ini merupakan orientasi manajemen yang menekankan bahwa perusahaan menjalin relasi dengan pelanggan sasaran individual terseleksi
yang
menjadi
menawarkan, meredefinisi,
mitra
perusahaan
dalam
merancang,
dan merealisasikan nilai pelanggan
superior. Caranya, kerjasama yang erat dengan mitra-mitra lain dalam sistem pemasaran (seperti pemasok dan perantara). Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan laba jangka panjang melalui kepuasan
11
pelanggan,
kepuasan
mitra,
dan
kepuasan
karyawan.
Konsep
pelanggan menyiratkan adanya reorientasi pemasaran, dari yang sebelumnya menempatkan pemasaran sebagai konsep sentral dalam perilaku perusahaan, menjadi orientasi pada pelanggan sebagai focus utama. Secara garis besar, dapat dijabarkan ke dalam enam karakteristik pokok sebagai berikut: 1. Diarahkan pada realisasi nilai-nilai pelanggan individual dan redefinisi nilai-nilai tersebut. 2. Mencakup intimasi antarmitra dalam system pemasaran dan konsekuensinya, lebih berfokus pada relasi dibandingkan transaksi. 3. Menyelaraskan
antara
preferensi
pelanggan
dan
kapabilitas
perusahaan. 4. Mendorong kesesuaian, antara nilai pelanggan dan kapabilitas perusahaan berdasarkan system balikan pasar yang mengukur secara berkesinambungan prilaku, kepuasan, dan kebutuhan pelanggan individual yang belum terpenuhi. 5. Mencerminkan gagasan bahwa pemasaran merupakan “a state of mind” yang tidak hanya dibatasi pada satu bidang fungsional. 6. Menstimulasi organisasi internal untuk terus-menerus dipantau dan diadaptasikan
dengan
perubahan
kebutuhan
dan
preferensi
pelanggan, serta menempatkan pelanggan sebagai fokus utama. Peran pemasaran dalam sebuah perusahaan kerap kali berevolusi seiring dengan kesadaran akan pentingnya pelanggan bagi sebuah perusahaan. Menurut American Marketing association, Manajemen Pemasaran adalah sebuah proses perencanaan berikut dengan pelaksanaan dari produksi, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan tujuan sasaran untuk memuaskan pelanggan dan organisasi (Kotler, 1997). Dari definisi ini jelas bahwa salah satu tujuan dari pemasaran adalah untuk memuaskan pelanggannya. Ini bisa diperoleh bilamana seseorang dapat mengetahui kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) dari pasar atau target pemasaran tersebut dan
12
sekaligus memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan cara yang lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing dari perusahaan lain. Evolusi ini dimulai dari pandangan bahwa pada dasarnya bagian pemasaran sama pentingnya dengan peran bagian lainnya, seperti operational, produksi, dan keuangan, sampai pada pandangan bahwa pemasaran berada pada posisi pusat perusahaan akibat permintaan untuk lebih memahami dan mengenali kebutuhan pelanggan dengan tepat dan dengan efisien dapat memuaskan keinginan pelanggan tersebut. Jika berbicara mengenai bagaimana cara yang terbaik untuk mempertahankan pelanggan adalah tentunya dengan memberikan tingkat kepuasan yang tertinggi yang bisa di dapatkan oleh pelanggan tersebut. Kepuasan ini pada akhirnya akan membangun loyalitas dari pelanggan tersebut kepada perusahaan dan secara otomatis akan membangun keuntungan jangka panjang bagi perusahaan tersebut. Perusahaan dewasa ini lebih menekankan pada hubungan yang timbul dari proses pemasaran yang terus berkesinambungan dalam rangka mempertahankan pelanggannya. Sementara itu, tujuan utama dari kepuasan pelanggan adalah untuk membangun dan memperbaiki loyalitas pelanggan serta mempertahankan pelanggan yang ada. Kotler (1997) menjelaskan bahwa pandangan ini timbul dengan alasan-alasan sebagai berikut : 1. Aset perusahaan tidak ada nilainya tanpa adanya pelanggan. 2. Tugas utama perusahaan adalah menarik dan mempertahankan pelanggan 3. Pelanggan yang tertarik dengan penawaran yang lebih baik dari pesaing dan akan tetap menggunakan produknya bila merasa puas akan pelayanan yang diberikan. 4. Tugas pemasaran adalah mengembangkan penawaran yang lebih baik, serta memuaskan pelanggan 5. Kepuasan pelanggan tergantung dari dukungan bagian-bagian lain
13
6. Pemasaran perlu mengajak seluruh bagian tersebut untuk bekerjasama untuk memuaskan pelanggan.
2.2 Pemasaran Jasa Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian terhadap program membangun,
dan
yang dirancang untuk menciptakan,
mempertahankan
pertukaran
dan
hubungan
yang
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuantujuan organisasi (Kotler, 2001). Jadi, manajemen pemasaran merupakan manajemen permintaan, yang pada akhirnya berisi manajemen hubungan pelanggan
atau
dalam
perkembangannya
populer
disebut
customer
relationship management (CRM). Implementasi manajemen pemasaran meliputi pengelolaan pemasaran berbagi jenis produk, baik berupa barang maupun jasa. Penelitian ini akan mengkaji dan menganalisis tentang strategi pemasaran jasa di dunia pendidikan, dalam hal ini strategi pemasaran jasa pendidikan tinggi. Untuk itu teori-teori yang akan diuraikan fokus pada pemasaran jasa. Pemasaran sektor jasa semakin berkembang pesat. Lymperopoulos (2008) dalam editorial Journal of Financial Services Marketing menyatakan: Major changes over the last 30 years have underlined the increasing importance of the service sector, for both developed and developing economies throughout the world. As a result, service industries have become increasingly competitive, motivating managers to seek differentiation and competitive advantage through the application of contemporary marketing practices. The marketing academic community, responding to such a need, has recently escalated its research efforts.
Sebagai salah satu bentuk produk, jasa dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler, 2000). Namun dalam prakteknya, tidaklah gampang membedakan antara barang dan jasa, karena sering pembelian barang dibarengi dengan unsur jasa/pelayanan, demikian juga sebaliknya.
14
Tjiptono (2005) menguraikan bahwa berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkap bahwa jasa memiliki sejumlah karaktersitik unik yang membedakannya dari barang dan berdampak pada cara memasarkannya. Secara umum, karakteristik tersebut adalah; intangibility, inseparability, variability/heterogeneity, perishability, dan lack of ownership. 1. Intangibility. Jasa berbeda dengan barang, artinya bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. 2. Inseparability. Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, lalu diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. 3. Variability/heterogeneity. Jasa bersifat sangat variable karena merupakan non-standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. 4. Perishability. Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. 5. Lack of ownership. Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengonsumsi, menyimpan, dan menjualnya. Sementara pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas. Menurut Lovelock (2001), jasa dapat diklasifikasikan berdasarkan; i) sifat dan tindakan, ii) hubungan dengan pelanggan, iii) tingkat customization dan kemampuan mempertahankan standar konstan dalam penyampaian jasa, iv) sifat permintaan dan penawaran jasa, v) metode penyampaian jasa. Gambar berikut ini memperlihatkan klasifikasi jasa berdasarkan sifat tindakan jasa.
tangible action Intangible action
Sifat Tindakan Jasa
15
Jasa ditujukan pada tubuh manusia Perawatan Transportasi Salon kecantikan Klinik kebugaran Restoran Jasa potong rambut Jasa ditujukan pada pikiran manusia Pendidikan Penyiaran Jasa informasi Biaskop Museum
Jasa ditujukan pada barang dan benda fisik lainnya Transportasi/angkutan barang Perbaikan dan perawatan peralatan industri Jasa penjagaan Binatu Perawatan taman Perawatan hewan Jasa ditujukan pada saat aset tak berwujud Perbankan Jasa bantuan hukum Akuntansi Keamanan Asuransi
Manusia
Benda Penerimaan Jasa
Gambar 4 Klasifikasi Jasa Berdasarkan Sifat Tindakan Jasa
2.3 Strategi Pemasaran Jasa Pemasaran jasa menurut Zeithaml and Bitner (2003), adalah mengenai janji-janji, janji yang dibuat kepada pelanggan dan harus dijaga. Kerangka kerja strategik diketahui sebagai
service triangle
(Gambar 6)
yang
memperkuat pentingnya orang dalam perusahaan/institusi menjaga janji mereka dan sukses dalam membangun customer relationship. Segitiga menggambarkan tiga kelompok yang saling berhubungan yang bekerja bersama untuk mengembangkan, mempromosikan dan menyampaikan jasa. Ketiga pemain utama ini diberi nama pada poin segitiga: perusahaan (SBU atau departemen atau manajemen), pelanggan dan provider (pemberi jasa). Provider dapat pegawai perusahaan/institusi, subkontraktor, atau pihak luar yang menyampaikan jasa perusahaan. Antara ketiga poin segitiga ini, tiga tipe pemasaran harus dijalankan agar jasa dapat disampaikan dengan sukses: pemasaran eksternal (external marketing), pemasaran interaktif (interactive marketing), dan pemasaran internal (internal marketing). Pada sisi kanan segitiga adalah usaha pemasaran eksternal yaitu membangun harapan pelanggan dan membuat janji kepada pelanggan mengenai apa yang akan disampaikan. Sesuatu atau seseorang yang mengkomunikasikan kepada pelanggan sebelum menyampaikan jasa dapat dipandang sebagai bagian dari fungsi pemasaran eksternal.
16
Pemasaran eksternal yang merupakan permulaan dari pemasaran jasa adalah janji yang dibuat harus ditepati. Pada dasar segitiga adalah akhir dari pemasaran jasa yaitu pemasaran interaktif atau real time marketing. Disini janji ditepati atau dilanggar oleh karyawan, subkontraktor atau agen. Ini merupakan titik kritis. Apabila janji tidak ditepati pelanggan akan tidak puas dan seringkali meninggalkan perusahaan/institusi tersebut. Sisi kiri segitiga menunjukkan peran kritis yang dimainkan pemasaran internal. Ini merupakan kegiatan manajemen untuk membuat provider memiliki kemampuan untuk menyampaikan janji-janji. Apabila provider tidak mampu dan tidak ingin memenuhi janji yang dibuat, perusahaan/institusi akan gagal, dan segitiga jasa akan runtuh.
Gambar 5 The Services Marketing Triangle, Zeithaml and Bitner (2003)
Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha
yang
ditujukan
untuk
merencanakan,
menentukan
harga,
mempromosikan dan untuk mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial. Kotler (2001) menyatakan bahwa strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya. Strategi pemasaran modern secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu: segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting), dan penetapan posisi pasar (positioning). Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke
17
dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Target pasar adalah kelompok konsumen yang agak homogen, yang akan dijadikan sasaran
pemasaran
perusahaan.
Dalam
hal
ini
perusahaan
harus
memperhatikan jenis kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam Kotler (1997) dinyatakan bahwa positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya Positioning merupakan elemen yang sangat utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi. Menurut Zeithaml et.all. (2010) dalam Wiley International Encyclopedia of Marketing, strategi pemasaran jasa harus berfokus pada beberapa hal penting serta menekankan pentingnya kerjasama untuk menciptakan startegi yang efektif. Berikut pernyataannya. Services marketing strategy focuses on delivering processes, experiences, and intangibles to customers rather than physical goods and transactions. It involves integrating a focus on the customer throughout the firm and across all functions. All company functions – marketing, selling, human resources, operations, and R&D – must work together to create effective services marketing strategy.
Dalam pemasaran jasa pendidikan, penggunaan strategi yang tepat tentu akan berdampak pada kemajuan institusi pendidikan itu sendiri baik bagi internal maupun eksternal. Pendidikan yang bergerak dalam bidang jasa di tuntut memiliki kemampuan dalam memasarkan jasa pendidikannya. Untuk itu pemahaman mengenai bermacam-macam strategi dalam pemasaran jasa pendidikan sangat diperlukan bagi kemajuan organisasi pendidikan.
18
2.4 Bauran Pemasaran Jasa Tjiptono (2005) mengemukakan bahwa bauran pemasaran jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek. Proses meramu bahan yang dilakukan pemasar dan juru masak memiliki kesamaan, yaitu sama-sama merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan (science) dan seni (art). Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh Jerome Mc. Carthy yang merumuskan 4P (product, price, promotion, and place). Bila ditinjau dari sudut pandang pelanggan, 4P bisa dirumuskan menjadi 4C (customers needs and wants, cost, communication, and convenience). Banyaknya kelemahan dari 4P, telah mendorong para pakar untuk melakukan redefinisi bauran pemasaran. Hasilnya, 4P seperti diuraikan di atas diperluas dan ditambah dengan empat unsur lainnya, yaitu; people, process, physical evidence, dan customer service. Bahkan Sumeet (2004) mengemukakan bahwa bauran pemasaran untuk internet marketing terdiri atas 7C, yaitu Contract, Content, Contruction, Community, Concentration, Convergence, dan Commerce. 1. Product, merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi meliputi pemusatan kebutuhan dan keinginan pelanggan. 2. Pricing, merupakan keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. 3. Promotion, bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual. Metode-metode tersebut terdiri dari periklanan, promosi penjualan, direct marketing, personal selling, dan public relation. Meskipun secara garis besar bauran promosi untuk barang sama dengan jasa, promosi jasa seringkali membutuhkan penekanan tertentu pada upaya peningkatan
19
kenampakan tangibilitas jasa. selain itu, dalam konteks pemasaran jasa, personel produksi juga bisa menjadi bagian penting dalam bauran promosi. 4. Place, merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. 5. People, bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran promosi. Bila produksi dipisahkan dengan konsumsi, sebagaimana dijumpai dalam kebanyakan kasus pemasaran barang manufaktur, pihak manajemen biasanya dapat mengurangi pengaruh langsung sumber daya manusia terhadap output akhir yang diterima pelanggan. 6. Physical Evidence, karakter intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabkan risiko dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurangi tingkat risiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. 7. Process, proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen high-contract services, yang seringkali juga berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan. 8. Customer service. Makna layanan pelanggan berbeda antar organisasi. Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Eksistensi sebuah perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh institusi tersebut. Tujuan utama pemasaran lembaga pendidikan tinggi menurut Gajić (2012) adalah sebagai berikut: The main goal of marketing in higher education institutions is to define quality education system, market-oriented, whereby one cannot ignore the institution primary role and function, which is to provide a specific type of service of general social benefit, in accordance with its needs. Marketing strategies and activities of business marketing in educational system are limited, much more than in other service and production industries, due to the direct influence of state regulations defining the educational system, with established control mechanisms of accreditation bodies, prescribing the evaluation system, as well as quality control system.
20
Dalam kesimpulan penelitiannya, Gajić (2012) menyatakan bahwa: Modern universities gain competitive advantage primarily through attractive curricula, renowned teaching staff, which applies modern technologies in performing teaching process and through quick adaptation and reaction to changes or new needs of a background. In addition to consideration of students’ needs, higher education institutions must also take into consideration wishes of other groups such as staff, alumni, parents and the state. A great challenge for an educational institution is to synchronize interests of different groups, and to maintain balance in order to satisfy interests of the society and service users at the same time. When it comes to marketing strategy concept for emerging markets, there must be a lot of uncertainties in terms of speed and development, in relation to competition behavior, with appropriate combination of characteristics of marketing mix instruments. Only the one, which has developed a system of monitoring and deciphering signals of a background, can have a timely reaction to new opportunities and risks. New technologies create new markets and new possibilities improve marketing mix, develop and introduce new products/services into the market. New ways of communication and service processes, only with the help of new technologies, allow more efficient delivery of educational services.
Pernyataan di atas sangat menarik. Harus disadari bahwa di tengah ketatnya persaingan, perguruan tinggi harus menjaga grade akreditasinya dan memelihara mutunya di satu sisi, dan pada bagian lain berbagai kepentingan para stakeholders harus mampu terakomodir dengan baik. Untuk itu bauran pemasaran
yang
dilakukan
harus
lebih
efektif,
terutama
dalam
mengkomunikasikannya (promosi). Oleh karena itu, saat ini dan ke depan bantuan teknologi harus mampu membantu dalam berbagai hal, baik pelayanan maupun komunikasi yang lebih efektif dan efisien.
2.5 Bauran Promosi Promosi menunjukkan pada berbagai kegiatan
yang dilakukan
perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Karena itu perusahaan harus memasang iklan, menyelenggarakan promosi penjualan, mengatur publikasi dan menyebarkan tenaga penjualan untuk mempromosikan produk-produknya (Irawan, 1999).
21
Menurut Sedaghat et. All. (2012), bauran promosi didefinisikan: The ’promotional mix’ is a term used to describe the set of tools that a business can use to communicate effectively the benefits of its products or services to its customers. A review of the literature reveals the dimensions of promotional mix which are the independent variables in the present study: (1) advertising, (2) personal selling, (3) sales promotions, (4) public relations, (5) direct marketing. Past research has identified these as the most important factors related to Promotional mix.
Menurut Arief (2006), promotion mix terdiri dari advertising, personal selling, sales promotion, public relation, word of mouth, dan direct mail. Marketer dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa mereka. Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi adalah sebagai berikut: 1. Indentifikasi terlebih dahulu target audience-nya, hal ini berhubungan dengan segmentasi pasar. 2. Tentukan
tujuan
promosi,
apakah
untuk
menginformasikan,
mempengaruhi, atau untuk mengingatkan. 3. Pengembangan pesan yang disampaikan, hal ini berhubungan dengan isi pesan (what to say), struktur pesan (how to sayit logically), gaya pesan (creating a strong presence), dan sumber pesan (who should develop itu). 4. Pemilihan bauran komunikasi, apakah itu personal communication atau non- personal communication. Promosi merupakan faktor salah satu penentu keberhasilan sebuah perusahaan. Produk yang berkualitas tetapi tidak dikenal, maka sulit diminati konsumen. Maka inti promosi sesungguhnya adalah komunikasi. Tjiptono (2005) mengemukakan bahwa yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli,dan loyal kepada produk (barang dan jasa) yang ditawarkan perusahaan tersebut. Pemasar perlu
memahami
cara kerja komunikasi.
Komunikasi
melibatkan sembilan unsur. Terdapat dua unsur utama dalam komunikasi yaitu pengirim dan penerima. Dua unsur penting berikutnya adalah pesan dan media. Empat unsur lain yang menunjukkan fungsi komunikasi adalah
22
penyandian, penguraian isi sandi, tanggapan dan umpan-balik. Sedangkan unsur terakhir adalah gaduh. Gambar 7 berikut ini memperlihatkan unsurunsur penting dalam proses komunikasi.
Pengirim
Penyandian
Pesan
Penguraian isi Sandi
Penerima
Gaduh
Umpan-balik
Tanggapan
Gambar 6 Unsur-Unsur dalam Proses Komunikasi.
Menentukan bauran promosi suatu produk jasa memerlukan pengkajian mendalam agar strategi yang dilakukan tepat sasaran dan tidak memboroskan anggaran. Berikut ini adalah bauran promosi yang biasa digunakan sebagaimana diuraikan Irawan (1999);. 1. Periklanan (advertising) adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi tentang gagasan barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Terdapat beberapa hal yang perlu dicatat dalam membuat iklan, diantaranya adalah; penampilan menarik, daya serap tinggi, ungkapan perasaan yang diperjelas, tidak ada hubungan tatap muka, dan meningkatkan citra. 2. Promosi penjualan (sales promotion) merupakan insentif jangka pendek untuk meningkatkan penjualan produk atau jasa. 3. Publisitas (pulic relation) adalah rangsangan permintaan bukan pribadi atas produk, jasa, atau satuan bisnis dengan memasang berita yang signifikan secara komersial mengenai produk, jasa, atau satuan bisnis di media misalnya. 4. Penjualan pribadi (personal selling) merupakan penyajian lisan dalam percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan maksud menciptakan terjadinya penjualan.
23
5. Word of Mouth, marketing yang dilakukan oleh pengguna jasa dengan kekuatan mulut. 6. Direct Mail, bisa dilakukan dengan pengiriman surat langsung ke alamat yang dituju. Bauran promosi juga dapat dilakukan dengan menggunakan media komunikasi yang lebih inovatif, seperti pesan singkat (short message service) yang inovatif bisa menarik minat calon customer. Gautam (2011) menyatakan dalam artikelnya sebagai berikut: By promotional methods target customers are made aware of the existence of product and other related features and benefits of the product. The modern organizations manage a complex marketing communication system. Consumers sometimes positioned products in their minds in a way entirely unintended by manufacturers because information filtered and image created by advertising might be different from product attributes. The company communicates with its middlemen, consumers and various publics. So, the promotional mix consists of major tools such as advertising, sales promotion, public relation and personal selling and many more. Apart from these advertising methods, advertising through mobiles is an innovative and customer centric approach to reach promising customers. It includes advertising in the form of short message service (sms), mobile alerts, multimedia, messaging service etc. The use of mobile phone advertising can be cost effective, flexible to inform target group and helps in immediate feedback which ultimately helps in brand recall and brand interactivity (Labh, 2008). Normally, the company makes its first contact with customer through its promotional efforts. Using the right promotional tools and methods would help the organization to position its product in the target market.
2.6 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian terdahulu tentang pemasaran perguruan tinggi, Dumiyati (2008) menyatakan bahwa strategi pemasaran yang menarik adalah mengimplementasikan
prinsip
fokus
kepada
masyarakat
pengguna
(mahasiswa). Strategi ini menjadi penting karena konsumen (mahasiswa) adalah nadi manajemen bisnis Perguruan Tinggi (PT). Agar strategi ini berhasil,
PT
perlu
melaksanakan
beberapa
kebijakan
yang
dapat
menyeimbangkan antara nilai produk jasa PT berbanding dengan keperluan, tuntutan dan harapan yang ada di pihak masyarakat penguna.
24
Handoko (2002) menyatakan bahwa secara esensial ada tiga faktor yang dikenal dengan 3 the strategic 3c’s yang perlu diperhatikan dalam membuat strategi pemasaran yaitu: Consumer, Competition and Company. Strategi pemasaran yang diadakan oleh suatu perusahaan harus dapat membedakan dirinya sendiri secara efektif dari kompetitornya dan mengalokasikan kekuatannya yang khusus untuk memberikan nilai yang baik kepada konsumen. Chandra (2002) menguraikan dimensi harga sebagai berikut; a) harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value); b) harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible); c) harga adalah determinan utama permintaan, besar kecilnya harga mempengaruhi kuantitas produk yang akan dibeli; d) harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba; e) harga
bersifat
fleksibel,
bisa
disesuaikan
dengan
cepat;
f)
harga
mempengaruhi citra dan strategi positioning; g) harga merupakan masalah utama yang dihadapi manajer/pimpinan (yang ditunjukkan empat level konflik potensial menyangkut harga, yaitu; konflik internal institusi, konflik dalam saluras distribusi, konflik dengan pesaing, konflik dengan lembaga pemerintah dan kebijakan publik).
2.7 Kerangka Pemikiran Pemasaran (marketing) merupakan ilmu yang tergolong dinamis. Fakta dan kasus yang terjadi di berbagai lembaga, menjadikan topik tentang pemasaran semakin menarik untuk terus dikaji, diteliti, dan diperbincangkan. Penelitian ini mengkaji dan menganalisis tentang bauran pemasaran (marketing mix) dan bauran promosi (promotion mix) yang dilakukan oleh STIE “X” dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun akademik 2007/2008 sampai dengan tahun akademik 2011/2012. Konsep pemasaran terus mengalami perkembangan yang mendorong lahirnya manajemen pemasaran. Pemasaran produk yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pemasaran jasa pendidikan tinggi, dengan menggunakan bauran pemasaran jasa yang meliputi; 4P (product, price, promotion, and place) serta perluasan dan penambahan empat unsur lainnya yang meliputi;
25
people, process, physical evidence, dan customer service. Selanjutnya penelitian ini akan fokus pada bauran promosi yang meliputi; advertising, personal selling, sales promotion, public relation, word of mouth, dan direct mail. Marketing mix dan promotion mix dilakukan dalam upaya mendorong peningkatan jumlah mahasiswa STIE “X”. Gambar 7 berikut ini adalah kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini.
26
MARKETING
Marketing Management
Services Marketing
Services Marketing Mix
Product
Price
Promotion
Physical Evidence
Process
Advertising
Place
Sales Promotion
Word of Mouth
Personal Selling
People
Customer Service
Public Relation Direct Mail
PENINGKATAN JUMLAH MAHASISWA BARU
Gambar 7 Kerangka Pikir Penelitian
III. METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif-kualitatif.
Metode
deskriptif
digunakan
untuk
menggambarkan dan mengkaji bauran pemasaran dan bauran promosi yang dilakukan STIE “X”. Pendekatan kuantitatif menggunakan statistika deskriptif untuk menggambarakan perkembangan jumlah mahasiswa dari waktu ke waktu, serta jumlah calon mahasiswa yang masuk berdasarkan media promosi yang digunakan. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis bauran pemasaran dan bauran promosi yang efektif dilakukan. Berikut digambarkan matriks tujuan, jenis data dan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 2. Matriks Tujuan, Jenis Data dan Metode Penelitian Tujuan Penelitian Mengkaji yang dilakukan STIE “X” dalam upaya memasarkan lembaga kepada calon-calon mahasiswa Mengkaji yang dilakukan dalam upaya mempromosikan lembaga kepada calon-calon mahasiswa. Mengkaji bauran promosi yang paling efektif yang dilakukan dalam upaya mempromosikan lembaga kepada calon-calon mahasiswa.
Jenis Data Primer dan Sekunder
Metode Yang Digunakan Analisis Kualitatif. (Analisis Taksonomik)
Primer dan Sekunder
Analisis Kualitatif (Analisis Taksonomik). Analisis Statistik Deskriptif
Primer dan Sekunder
Analisis Statistik Deskriptif Tabulasi Silang Chi Square Test Uji Koefisien Kontingensi
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan di STIE “X” secara purposive yang didasari oleh beberapa faktor diantaranya: secara geografis berada di tempat yang strategis, berdirinya STIE “X” sudah cukup lama dan merupakan salah satu perguruan tinggi yang dimiliki oleh salah satu organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, serta bermunculan beberapa perguruan tinggi dengan program studi yang sama di sekitar STIE “X”. Waktu penelitian dilakukan pada Desember 2011 sampai dengan April 2012.
28
3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer penelitian ini meliputi: bauran pemasaran dan program-program turunannya, serta bauran promosi dan program-program turunannya. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi: data-data statistik jumlah mahasiswa baru STIE “X” dari tahun akademik 2007/2008 sampai dengan tahun akademik 2011/2012, jumlah seluruh mahasiswa, dan jumlah mahasiswa baru berdasarkan aspek-aspek bauran promosi, berdasarkan kategori bauran promosi, serta berdasarkan program studi. Sumber data berasal dari laporan Bagian Marketing STIE “X”.
3.4. Penentuan dan Penarikan Sampel Teknik penentuan dan penarikan sampel/informan dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Terdapat tiga tahap pemilihan sampel dalam penelitian kualitatif, yaitu; i) pemilihan sampel awal, memilih informan yang terkait dengan fokus penelitian; ii) pemilihan sampel lanjutan guna memperluas deskripsi informasi dan melacak variasi informasi yang mungkin ada; dan iii) menghentikan sampel lanjutan bilamana dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi (sudah terjadi replikasi perolehan informasi).
3.5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data meliputi: i) wawancara mendalam (indepth interview) terhadap pimpinan, kepala bagian pemasaran, dan staf bagian pemasaran STIE “X”; ii) observasi terhadap STIE “X” secara langsung khususnya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi; dan iii) studi literatur berkaitan dengan manajemen pemasaran.
3.6. Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1
Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data-data
hasil penelitian yang meliputi; jumlah mahasiswa baru, jumlah seluruh mahasiswa setiap tahun akademik, serta jumlah mahasiswa baru yang memilih
29
STIE “X” baik berdasarkan bauran promosi yang digunakan STIE “X” maupun berdasarkan program studi yang dipilih mahasiswa baru. Selain itu juga dikaji tentang aspek bauran promosi yang paling efektif dalam kurun waktu lima tahun, yaitu sejak tahun akademik 2007/2008 sampai dengan tahun akademik 2011/2012. Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel for Windows. Terdapat 6 (enam) aspek bauran promosi yang digunakan STIE “X” dalam, yaitu: advertising, personal selling, sales promotion, public relation, word of mouth, dan direct mail. Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pembobotan nilai untuk masing-masing kategori bauran promosi. Berikut ini adalah Tabel tiga opsi jawaban yang diberikan mahasiswa baru tentang aspek bauran promosi yang mempengaruhinya dan skor/bobot yang ditetapkan. Tabel 3 Jawaban dan Skor per mahasiswa Jawaban Skor/Bobot per mahasiswa Sangat Kuat 5 Kuat 3 Cukup Kuat 1 Setelah bobot nilai pada setiap aspek bauran promosi dikalikan dengan capaian pada masing-masing kategori, selanjutnya dijumlahkan seluruhnya. Data tersebut kemudian diolah untuk menentukan nilai, skala, predikat, serta peringkat atau rangking. Tabel 4 berikut ini memperlihatkan ukuran penetapan nilai, skala, dan predikat dalam penelitian ini. Tabel 4 Nilai, Skala, dan Predikat Yang Ditetapkan Nilai (Score) Skala (Scale) Predikat/Keterangan 30% < X A Sangat Kuat Sekali (SKS) 20% < X < 30% B Sangat Kuat (SK) 15% < X < 20% C Kuat (K) 8% < X < 15% D Cukup Kuat (CK) 4% < X < 8% E Kurang Kuat (KK) X<4 F Sangat Kurang Kuat (SKK)
30
Formula penilaian peringkat bauran promosi sebagai berikut: 1. Melakukan penjumlahan nilai (score) untuk masing-masing metode promosi. 2. Menjumlahkan total nilai (score) masing-masing kategori. 3. Menjumlahkan hasil penilaian untuk seluruh metode promosi dan seluruh kategori. Hasil penjumlahan harus sama nilainya. 4. Untuk menentukan rangking/peringkat bauran promosi dari kategori “sangat kuat sekali” hingga kategori “sangat kurang kuat” digunakan formula sebagai berikut: Nilai Yang Dicapai Metode “X”
X 100% ......... (1)
Total Nilai
3.5.2 Tabulasi Silang Analisis tabulasi silang (crosstab) merupakan salah satu analisis korelasional yang digunakan utnuk melihat hubungan antar variabel. Sehingga analisis tabulasi silang ini dapat digunakan untuk menganalisa lebih dari dua variabel. Analisis tabulasi silang merupakan metode untuk mentabulasikan beberapa variabel yang berbeda ke dalam suatu matriks. Hasil tabulasi silang disajikan ke dalam suatu tabel dengan variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris, sehingga tabel yang dianalisis adalah hubungan antara variabel dalam baris dengan variabel dalam kolom.
3.5.3 Koefisien Kontingensi (C) Koefisen kontingensi merupakan salah satu alat analisis statistik nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. koefisien kontingensi digunakan untuk menghitung hubungan antarvariabel bila datanya berbentuk nominal. Teknik ini memiliki kaitan erat dengan Chi Kuadrat (Chi Square). Rumusnya adalah sebagai berikut: C=
√
χ2 N + χ2
.......................................................... (2)
31
3.5.4 Chi Square Test Uji Chi Square dilakukan dengan tujuan untuk menguji perbedaan proporsi antara dua atau lebih kelompok. Uji Chi Square berguna untuk melihat
ada tidaknya
asosiasi/hubungan
antarvariabel
dalam
bauran
pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh STIE “X”. Chi Kuadrat (Chi Square) digunakan untuk menguji hipotesis asosiasi yang diajukan penelitian ini. Untuk mencari nilai Chi Kuadrat digunakan rumus sebagai berikut: r
χ = 2
k
∑∑
i=1 j=1
(OPij + Eij) 2
............................................. (3)
EPij
Dimana: χ2 = Chi Square O = Observation (f 0 ) E = Expectation (f h ) 3.5.5 Analisis Kualitatif-Analisis Taksonomik Analisis kualitatif digunakan untuk mengkaji dan menganalisis bauran pemasaran dan bauran promosi yang dilakukan oleh STIE “X”, serta menganalisis hasil wawancara mendalam dengan para informan penelitian ini (pimpinan STIE “X”, kepala bagian marketing, dan staf bagian marketing). Dalam analisis kualitatif ini juga menggunakan teknik analisis taksonomik, yaitu analisis yang fokus pada domain-domain tertentu, kemudian memilih domain tersebut menjadi sub-sub domain serta bagian-bagian yang lebih khusus. Analisis taksonomik dalam penelitian ini merupakan analisis terhadap aspek-aspek bauran pemasaran dan aspek-aspek bauran promosi STIE “X” berdasarkan domain-domain yang telah ditetapkan. Adapun langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi ini adalah : 1. Memilih salah satu domain untuk dianalisis; 2. Membentuk taksonomi sementara; 3. Mengadakan wawancara mendalam untuk mencek analisis yang telah dilakukan; 4. Membangun taksonomi secara lengkap.
32
Analisis taksonomik dalam penelitian ini tidak hanya berupa penjelajahan umum tentang bauran pemasaran STIE “X”, melainkan analisis yang memusatkan perhatian pada aspek-aspek penting dalam bauran pemasaran dan bauran promosi STIE “X”.
IV. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Sejarah Singkat STIE “X” Berawal dari kegelisahan seorang ulama atas realitas ummat masa itu yang dihinggapi kemiskinan, kebodohan, serta bentuk kemunduran ummat Islam lainnya, maka menggugah hati Ahmad Dahlan muda untuk melakukan perubahan. Sebelum masa kemerdekaan itulah, tepatnya pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H. bertepatan dengan 18 November 1912 M, didirikan sebuah organisasi gerakan Islam bernama Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan di Kauman Yogyakarta. Berdirinya Muhammadiyah memiliki maksud dan tujuan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, Islam yang berkemajuan. Dalam upaya mewujudkan tujuan mulia itu, Muhammadiyah menyelenggarakan sejumlah amal usaha yang diantaranya adalah dalam bidang pendidikan dan kesehatan.
Pada perkembangannya,
Muhammadiyah
melalui
jaringan
organisasinya dari mulai Pimpinan Pusat hingga ke cabang dan ranting serta organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah mengembangkan amal usaha tersebut hingga saat ini. Gagasan dan langkah besar itulah kemudian melahirkan amal usaha di bidang pendidikan dari jenjang yang paling rendah hingga pendidikan tinggi. STIE “X” adalah salah satu amal usaha Muhammadiyah dari sekitar 150 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (data 2012) yang bernaung di bawah Majelis Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. STIE “X” lahir pada tanggal 1 Januari 1968 dengan nama Akademi Bank “X” yang diprakarsai oleh tokoh penting dalam sejarah Indonesia, yaitu Mr. Sjafruddin Prawiranegara (mantan Gubernur Bank Sentral/BI dan mantan Presiden PDRI), Prof. Dr. M. Arsjad Anwar, MBA (mantan Deputi BAPPENAS RI), serta Drs. Sofjan Tandjung (mantan fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). Tahun 1985 terjadi perubahan bentuk dari Akademi Bank “X” menjadi Akademi Keuangan dan Perbankan “X”, tepatnya pada tanggal 27 Juli 1985 dengan Surat Keputusan Mendikbud Rl. Nomor: 0331/0/l985 dan memiliki
34
dua jurusan, yaitu Jurusan Keuangan dan Perbankan serta Jurusan Akuntansi. Namun sejak tanggal 12 Januari 1986, Jurusan Akuntansi berkembang menjadi sebuah akademi yang diberi nama Akademi Akuntansi “X” Jakarta. Pemisahan dua jurusan yang ada di Akademi Bank “X” dan kemudian berubah menjadi dua akademi yaitu Akademi Keuangan dan Perbankan “X” dan Akademi Akuntansi “X” Jakarta terjadi karena peraturan pemerintah yang tidak memperbolehkan sebuah akademi memiliki dua konsentrasi jurusan. Pada tahun 1998 terjadi lagi perubahan bentuk menjadi STIE “X”. Penetapan perubahan itu dikukuhkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tanggal 2 Maret 1997 melalui Surat Keputusan Nomor: 20/SK.PP/III.B/ I.D/1997, dan juga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Republik Indonesia pada tanggal 25 Februari 1998 melalui Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud Republik Indonesia Nomor: 60/DIKTI/1998. Struktur kepemimpinan STIE “X” sejak tahun 1998 hingga 2005 dipimpin oleh seorang Ketua dan empat orang Wakil Ketua. Namun untuk periode 2011-2014 hanya memiliki dua Wakil Ketua. Jabatan Wakil Ketua I membidangi akademik dan sumberdaya. Sementara Wakil Ketua II membidangi
riset,
kemahasiswaan-alumni,
Al-Islam
dan
Kemuham-
madiyahan, marketing, dan kerjasama. Dengan susunan pimpinan yang lebih ramping diharapkan akan lebih efisien dan lincah dalam upaya pengembangan lembaga ke arah yang lebih baik, terciptanya tata kelola yang baik dan terwujudnya manajemen lembaga yang sehat. Adapun susunan kepemimpinan STIE “X” sejak 1968 hingga saat ini terlihat dalam lampiran penelitian ini. Hingga tahun 2012, STIE “X” memiliki lima program studi yaitu D-3 Keuangan dan Perbankan, D-3 Akuntansi, S-1 Manajemen, S-1 Akuntansi, dan S-2 Program Magister Keuangan Syariah. Pada tahun 2012 ini, STIE “X” sedang mencanangkan perubahan bentuk menjadi sebuah institut yang akan diberi nama Institut Bisnis “X”.
35
4.2 Motto, Visi dan Misi STIE “X” memiliki motto: “Cerdas, Profesional, dan Berakhlak”. Adapun visi yang diusung adalah “Membangun Insan Berilmu, Berdaya Saing Tinggi dan Berakhlak Mulia”. Visi di atas diturunkan ke dalam 4 (empat) misi, yaitu: 1. Melaksanakan Kegiatan Pendidikan dan Pengajaran untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dibidangnya, bertakwa kapada Allah SWT, berakhlak mulia dan berwawasan ke-Indonesiaan . 2. Melakasanakan
Penelitian
dan
Pengabdian
Masyarakat
untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat . 3. Melaksanakan Pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyah secara bertanggungjawab, mandiri, dan terpadu. 4. Penguatan Kapasitas Manajemen dan Mutu dalam rangka menghadapi setiap perubahan. 4.3 Rencana Strategis Untuk menguatkan visi dan misi organisasi, STIE “X” memiliki tujuan; a) Meningkatkan kualitas dengan penerapan sistem penjaminan mutu secara berkelanjutan; b) Meluaskan wawasan, memperoleh nilai kemanusiaan, dan akhlaqul karimah; c) Mewujudkan tata kelola institusi dengan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi; d) Menciptakan suasana sistem pelayanan terhadap stakeholders dengan manajemen internal yang didukung oleh sistem informasi terintegrasi (SIMigrasi). Untuk mengonkretkan operasionalisasi visi dan misi, telah dirumuskan strategi, dibagi atas strategi Jangka Pendek meliputi periode 2006/07 – 2011/12 dan Jangka Menengah 2012/2013 – 2016/2017 di mana strategi ini difokuskan pada pembenahan institusi secara internal untuk mewujudkan good university governance (GUG). Dalam kaitan dengan strategi Jangka Pendek, STIE “X” berfokus pada; 1) Penguatan kapasitas dan sistem kelembagaan STIE “X”; 2) Mendirikan Pusat Penjaminan Mutu (Pus-Mantu); 3) memantapkan kegiatan monitoring dan evaluasi internal; 4) Peningkatan kualitas SDM; 5) membangun sistem informasi manajemen terintegrasi untuk semua Unit/Bagian; 6) peningkatan kualitas sarana berupa dukungan
36
laboratorium dan perpustakaan yang memadai; 7) meningkatkan kuantitas dan kualitas kerjasama; 8) peningkatan kualitas mahasiswa dengan berbagai kegiatan intra/ekstra kurikuler. Dalam kaitan dengan strategi Jangka Menengah, STIE “X” merumuskan fokus; 1) menjadi kampus yang telah menerapkan prinsip-prinsip GUG, dengan mempertimbangkan karakteristik kampus sebagai bagian Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM); 2) menjadi kampus terdepan dalam pengembangan ilmu ekonomi di wilayah Jakarta bagian Selatan; 3) semakin terwujudnya academic atmosphere; 4) sebagai mitra utama bagi para stakeholders, terutama bagi pemerintah dan dunia usaha/industri (DUDI); 5) terukurnya standar dan jaminan mutu untuk semua bagian di STIE “X”. Berdasarkan visi dan misi Renstra STIE “X” Jakarta 2006/07 – 2016/17, dalam Renstra dirumuskan program: (1) Pengembangan Akademik, Kerjasama dan Kelembagaan, dengan program strategis, yakni; Peningkatan kualitas academic atmosphere; b) Penguatan kapasitas sistem informasi terintegrasi; c) Pengembangan sistem penjaminan mutu; d) Peningkatan Kerjasama; e) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana laboratorium dan perpustakaan; (2) Pengembangan Keuangan dan SDM, dengan program strategis; a) Peningkatan Sistem informasi keuangan terintegrasi; b) Peningkatan manajemen sumberdaya keuangan dan SDM; c) Persiapan STIE “X” menerapkan Prinsip GUG; d) Membentuk unit bisnis dalam rangka menerapkan
Prinsip
kerumahtanggaan;
Otonomi;
e)
Penguatan
sarana/
prasarana
(3) Pengembangan Kemahasiswaan, Alumni, al-Islam/
Kemuhammadiyaan, dengan program strategis, a) Peningkatan Kualitas Aktivitas Kemahasiswaan; b) Penguatan Kualitas Organisasi Kemahasiswaan; c) Peningkatan Kualitas Ikatan Alumni; d) Peningkatan kualitas promosi; dan Peningkatan kualitas kegiatan al Islam/Kemuhammadiyahan. Untuk kekuatan, STIE “X” memiliki kekuatan dalam bidang sistem tatakelola dan organisasi, yakni adanya mekanisme perumusan program telah berjalan (seperti Raker dan Rapim) yang disertai adanya survei evaluatif terhadap kinerja institusi, terutama kinerja dosen, walaupun masih bersifat sporadik. Sementara berkaitan kinerja dan pengelolaan program akademik,
37
maka kekuatan STIE “X” yakni, sistem informasi akademik sudah tersedia, jumlah mahasiswa meningkat dalam dua tahun terakhir, adanya beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu; sistem pembelajaran di lab didukung software; akreditasi meningkat (dua Prodi berakreditasi “A” dan dua Prodi Berakreditasi “B); kemudian jumlah penelitian dan pengabdian meningkat. Sementara itu, berkaitan ketersediaan dan pengelolaan sumber daya; kekuatan STIE “X” yakni rasio jumlah dosen mahasiswa cukup; evaluasi dana dilakukan tiap bulan; sistem informasi keuangan sudah disiapkan walupun kurang maksimal, sistem anggaran sentralistik; audit KAP dan LPPK walupun masih bersifat parsial; pertanggungjawaban laporan keuangan ke PP Muhammadiyah; maintenance prasarana berjalan baik. Sementara berkaitan sistem penjaminan mutu, STIE “X” memiliki kekuatan yakni sudah adanya lembaga penjaminan mutu yang disebut Pus-Mantu (Pusat Penjaminan Mutu); pelaksanaan evaluasi dan monitoring sudah ada serta adanya akreditasi BAN rutin dan laporan EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri) berjalan rutin dan tidak bermasalah. Di sisi Peluang, STIE “X” memiliki peluang; 1) Adanya kemandirian, akuntablitas, dan transparansi kampus sesuai misi GUG; 2) Kemajuan sistem teknologi informasi dan komunikasi; 3) Dengan tuntutan sistem penjaminan mutu menjadi peluang bagi STIE “X” Jakarta untuk terus melakukan konsolidasi; 4) Sebagai ibukota negara dan penyangga ibukota negara, DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang (Kota Tangerang Selatan) berkembang pesat menjadi peluang kerja bagi keluaran STIE “X” terbuka luas; 5) Semakin besarnya program hibah (grant) dari berbagai instansi dalam dan luar negeri; 6) Kemitraan dengan berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta dalam rangka kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.
4.4 Profil Informan Dalam penelitian ini, penentuan sampel/informan penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Adapun tahapan pemilihan informan dalam penelitian ini, yaitu; Pertama, memilih informan awal (Bagian Marketing); Kedua, memilih informan lanjutan untuk memperluas deskripsi
38
informasi dan melacak variasi informasi tentang bauran pemasaran dan bauran promosi di STIE “X”; dan Ketiga, menghentikan informan lanjutan jika dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi. Adapun informan yang diwawancarai adalah sebagai berikut: Tabel 5. Daftar Informan No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Informan Jabatan SB Pimpinan (Wakil Ketua II STIE “X”) Bidang Riset, Kemahasiswaan, Marketing dan Kerjasama MY Kepala Bagian Marketing Ketua Tim Penerimaan Mahasiswa Baru APS Staf Bagian Marketing DD Anggota Tim Penerimaan Mahasiswa Baru YR Anggota Tim Penerimaan Mahasiswa Baru WR Anggota Tim Penerimaan Mahasiswa Baru
39
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Manajemen Pemasaran STIE “X” Sejak bulan Mei 2011, Tim Marketing STIE “X” ditangani oleh bagian khusus yang bernama Bagian Marketing dan Kerjasama yang bertugas menangani kegiatan pemasaran lembaga (termasuk di dalamnya kegiatan promosi) sepanjang tahun, penerimaan mahasiswa baru, dan menjalin hubungan kerjasama dengan pihak luar. Sementara tahun-tahun sebelumnya, Tim Promosi ditangani oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) yang dibentuk oleh Pimpinan dan mendapat Surat Keputusan (SK) dari Ketua STIE “X”. Tahun 2011 sampai sekarang, Pimpinan STIE “X” memandang perlu Bagian Pemasaran lembaga dipermanenkan dalam satu bagian tersendiri dengan harapan agar terjadi kesinambungan dan terwujudnya standar pelayanan di bagian tersebut. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa dengan personel yang sering berubah mengakibatkan tidak terciptanya standar pelayanan dan terjadi keterputusan informasi. Bagian Marketing STIE “X” dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang saat ini dijabat oleh Misay Yohana dan dibantu oleh staf bagian marketing yang bernama Aldina Putri Septianti. Untuk memperkuat bagian pemasaran guna menunjang kesuksesan kegiatannya, Pimpinan STIE “X” menerbitkan surat tugas bagi beberapa personel yang bertugas membantu Bagian Marketing dalam melakukan promosi dan penerimaan mahasiswa baru. Mereka yang ditunjuk berasal dari unsur dosen dan karyawan, yaitu: Nur Achmad, Dede Dahlan, Yesi Rosmania, Winda Rejeki, Syukri Yusuf, Helmi Chaidir dan Syamrizon Tanjung. Disamping personel-personel tersebut di atas yang berasal dari internal lembaga, Pimpinan STIE “X” melakukan penguatan kegiatan promosi dengan merekrut unsur dari luar lembaga (outsourching) dengan kontrak percobaan selama 6 (enam) bulan sejak bulan Mei hingga Oktober 2012. Jika tim tersebut berjalan efektif dan memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan
jumlah
mahasiswa
baru,
maka
tim
tersebut
akan
dipertimbangkan untuk diperpanjang kontraknya. Tim tersebut dipimpin oleh
40
seorang koordinator yang bernama Dadang dan dibantu oleh tiga orang anggota, yaitu: Cece, Heru, dan Toni.
Tugas utama tim tersebut adalah
melakukan promosi ke sekolah-sekolah dan tempat-tempat lainnya yang berada diluar jangkauan Bagian Marketing STIE “X”, karena tim yang berasal dari internal tersebut memiliki keterbatasan personel. Hingga saat ini, jangkauan pemasaran kedua tim tersebut telah mencapai lebih dari 100 sekolah dan ratusan tempat lainnya untuk penyebaran media promosi seperti penyebaran brosur, pamflet, spanduk, stiker, baligho dan lain-lain.
5.2 Bauran Pemasaran STIE “X” Bauran pemasaran yang digunakan Bagian Marketing STIE “X” juga mengacu pada teori-teori pemasaran yang lazim digunakan dan dimodifikasi dalam berbagai hal yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik STIE “X” sebagai perguruan tinggi swasta yang berdiri di tengah persaingan pendidikan tinggi di wilayah Jabodetabek. Matrik Taksonomik sementara yang bisa dibangun dari proses bauran pemasaran STIE “X” adalah sebagai berikut. Tabel 6 Taksonomik Bauran Pemasaran STRATEGI PEMASARAN STIE “X” (MARKETING MIX OF STIE “X”) Product Pricing Promotion Place People Physical Process Customer Evidence Service Catur Kebijakan Bauran Dharma Tuition Promosi Perguruan STIE “X” STIE “X” Tinggi “X”
OptimaliTempat sasi Kuliah Sumberdaya Strategis Insani
Fasilitas Utama dan Pendukung memadai
Proses Pelayanan Akademik Prima dalam dan Admimelayani nistrasi rapi pelanggan
Adapun penjabaran masing-masing aspek yang digunakan dalam bauran pemasaran STIE “X” dapat dideskripsikan sebagai berikut.
1. Produk (Product) Produk utama STIE “X” tidak terlepas dari fungsi perguruan tinggi dalam tri dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan-pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam dharma pertama yang menyangkut pendidikan-pengajaran, STIE “X” memiliki produk sebanyak 5 (lima) program studi yang diyakini menjadi kebutuhan masyarakat dewasa ini, yaitu D-3 Keuangan dan
41
Perbankan, D-3 Akuntansi, S-1 Manajemen, S-1 Akuntansi, dan S-2 Program Magister Keuangan Syariah. Dalam strategi produk, STIE “X” telah mengimplementasikan strategi bauran produk dan juga telah menerapkan alternatif strategi produk jasa yang dikembangkan Igor Ansoff walau belum semuanya diterapkan. Bauran produk (product mix) merupakan kombinasi berbagai produk yang ditawarkan organisasi jasa kepada pelanggan. Bauran produk bervariasi dalam hal kedalaman (depth) dan keluasannya (width). Product depth mengacu pada jumlah variasi/jenis produk yang ada dalam sebuah lini produk, sedangkan product width berkaitan dengan jumlah lini produk yang ditawarkan organisasi jasa tertentu. Matrik Taksonomik yang dapat dibangun dari strategi produk STIE “X” adalah sebagai berikut. Tabel 7 Taksonomik Strategi Produk STRATEGI PRODUK Product depth (Kedalam Produk) Catur Dharma Perguruan Tinggi (STIE “X”) meliputi: Pendidikan dan Pengajaran Penelitian Pengabdian Masyarakat Pengembangan Al-Islam
Product width (Keluasan Produk) Pendidikan dan Pengajaran : Lima Program Studi Tujuh Belas Konstentrasi Dll. Penelitian: Penelitian Internal /Mandiri Penelitian Hibah Dikti (Eksternal) Dll. Pengabdian Masyarakat Program Pengabdian Internal/Mandiri Pengabdian Hibah Dikti (Eksternal) Dll. Pengembangan Al-Islam Pengembangan Kurikulum Al-Islam Pengajian Bulanan Rutin Baitul Arqam Ramadhan Dll.
Bukti bahwa STIE “X” telah menerapkan strategi bauran produk, dalam aspek product width tercermin dari dibukanya lima program studi dalam rumpun ilmu ekonomi dan manajemen yang ditawarkan STIE “X” kepada masyarakat. Prodi tersebut merupakan lima jenis program yang bervariasi dengan jenis luaran kompetenti yang berbeda-beda. Dalam lima prodi tersebut, masing-masing prodi memiliki konsentrasi yang bervariasi juga yang jika dijabarkan adalah sebagai berikut: a. Konsentrasi dalam Program Studi D-3 Keuangan dan Perbankan meliputi:
42
1) Keuangan dan Perbankan 2) Manajemen Sumber Daya Manusia 3) Keuangan Syariah b. Konsentrasi dalam Program Studi D-3 Akuntansi meliputi: 1) Akuntansi Keuangan 2) Perpajakan 3) Akuntansi Syariah c. Konsentrasi dalam Program Studi S-1 Manajemen meliputi: 1) Manajemen Keuangan dan Perbankan 2) Manajemen Pemasaran 3) Manajemen Sumber Daya Manusia 4) Manajemen Keuangan Syariah d. Konsentrasi dalam Program Studi S-1 Akuntansi meliputi: 1) Auditing 2) Akuntansi Keuangan 3) Perpajakan 4) Akuntansi Syariah e. Konsentrasi dalam Program Studi S-2 Program Magister Keuangan Syariah meliputi: 1) Perbankan Syariah 2) Pasar Modal Syariah 3) Asuransi Syariah Sementara dalam aspek keluasan dan kedalam produk, STIE “X” tidak hanya menyangkut tri dharma, tetapi catur dharma. Dharma keempat yang diemban adalah Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Dilihat dari dimensi strategi produk, STIE “X” memiliki lini yang cukup luas. Dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, selain menawarkan produk-produk yang umum, STIE “X” juga memiliki produk lainnya yang dijalankan oleh beberapa pusat studi yang dibentuk. Diantara pusat studi yang cukup eksis adalah Pusat Kewirausahaan Ahmad Dahlan (PKAD) dan Pusat Studi Desentralisasi dan Otonomi Daerah (PSDOD).
43
PKAD memiliki banyak program pengembangan kewirausahaan bagi mahasiswa maupun masyarakat umum seperti program pelatihan kewirausahaan, magang, business choaching, dan lain-lain. Beberapa program yang dibawahi PKAD diantaranya; Program Wirausaha Mahasiswa
(PMW),
Pengembangan
Program
Kewirausahaan
dan
Produktivitas Nasional (P2KPN), serta Program Wirausaha Mandiri. Sementara PSDOD memiliki program peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan dan lain-lain. Berkenaan
dengan
Kemuhammadiyahan
pengembangan
sebagai
dharma
dakwah
keempat
Al-Islam
Perguruan
dan Tinggi
Muhammadiyah (PTM), dalam struktural STIE “X” juga memiliki Pusat Pengkajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (PPIK). Tugas lembaga tersebut selain melakukan pembinaan bagi internal institusi (civitas akademika) juga menjadi media dakwah untuk eksternal kampus. PPIK STIE “X” juga bekerjasama dengan berbagai tingkatan Pimpinan Muhammadiyah dari tingkat pusat, wilayah, daerah, hingga ke cabang (kecamatan) dan ranting (tingkat desa/kelurahan) dalam melakukan dakwah dan syiar pendidikan tinggi. Dalam perkembangannya, STIE “X” melakukan ekspansi pasar. Gambar 8 berikut ini adalah matriks ekspansi pasar yang digunakan oleh manajemen STIE “X”.
Saat ini
Baru
Saat ini
PENETRASI PASAR STIE “X”
PENGEMBANGAN PASAR STIE “X”
Baru
JASA
PASAR (KONSUMEN)
PENGEMBANGAN JASA STIE “X”
DIVERSIFIKASI PRODUK STIE “X”
Gambar 8 Matriks Ekspansi Pasar/Jasa Pertama, penetrasi pasar (market penetration). Produk jasa saat ini, khususnya lima program studi yang ditawarkan, terus-menerus diupayakan
44
jumlah mahasiswanya bertambah. Penetrasi pasar terus dilakukan untuk menembus “kantong-kantong” calon mahasiswa baru, mulai dari sekolah, kantor-kantor, pabrik/toko, hingga ke tempat keramaian (seperti pasar, mall, masjid, terminal bus, stasiun kereta api, area parkir, dan lain-lain) dan pemukiman penduduk (komplek hingga perkampungan). Semua itu dilakukan dalam rangka “merebut” pasar. Kedua, pengembangan pasar (market development). Hal ini dilakukan dengan memperluas pasar dengan jalan ekspansi geografis maupun membidik segmen baru. Ekspansi geografis yang sedang berjalan diantaranya meliputi: Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Bandung, Banten, Pekalongan, dan beberapa daerah di Jawa Barat. STIE “X” akan terus mengembangkan pasar ke wilayah-wilayah lain baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Ketiga, pengembangan jasa (service development). Hal terbaru yang telah dilakukan STIE “X” dalam pengembangan program adalah dibukanya Program Studi S-2 Magister Keuangan Syariah sebagai program studi syariah pertama di Indonesia dibawah Kemendiknas. Prodi tersebut juga merupakan prodi pilot project Kemendiknas RI dalam pengembangan ilmu ekonomi syariah. Bagi STIE “X”, prodi tersebut tentu menjadi produk unggulan baru yang diharapkan mampu menjawab harapan dan tantangan pasar seiring dengan menjamurkan aktivitas bisnis syariah, khususnya industri perbankan syariah, asuransi syariah, dan pasar modal syariah. Keempat, diversifikasi. Jasa terbaru yang ditawarkan STIE “X” ke pasar
berupa
riset,
pelatihan,
bimbingan
teknis,
pengembangan
kewirausahaan, dan program lainnya yang digarap oleh beberapa pusat kajian. Diversifikasi produk jasa yang dikembangkan STIE “X” saat ini lebih mengarah pada ranah penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Berbagai produk jasa (program-program) ditawarkan STIE “X” dalam cakupan empat lini sebagaimana paparan di atas, sesungguhnya merupakan bagian dari strategi pemasaran STIE “X” kepada masyarakat
moneter) dan
atau
aspek
lain
harga diistilahkan Tuition (uang kuliah).
(nonmoneter) Program lainnya
Pemberdayan Masyarakat
IbK
Riset Lainnya
Riset Unggulan
Riset Kerjasama Lembaga Riset Pekerti
Fundamental
Pasar Modal Syariah
Asuransi Syariah
Akun. Keu. Syariah Perbankan Syariah
Perpajakan
Akuntansi Keuangan
Man. Keu. & Perbankan Manajemen Pemasaran Man. Keu. Syariah Manajemen SDM Auditing
PENDIDIKAN-PENGAJARAN D-3 Akuntansi S-1 Manajemen S-1 Akuntansi
Pengajian Masyarakat
Program Mahasiswa Wirausaha P2KPN
Hibah Bersaing
Dosen Muda
Penelitian Hibah Internal
Program Kewirausahaan
Pelatihan Kotran Ibu
Riset Lainnya.
Penelitian Ekonomi Pembangunan
Pengabdian Masyarakat
Pelatihan Pendidikan Karakter bagi siswa SMA/SMK
Program Internal
Pemberdayaan Cabang dan ranting Muhammadiyah
Program Pengebaidan Masyarakat lainnya
Pendidikan Multitalenta
Akuntansi Syariah
Perpajakan
Akuntansi Keuangan
Keuangan Syariah
Manajemen SDM
Keuangan & Perbankan
Penelitian
Program Bebas Buta hhuruf Al-Quran. Dan program lainnya
Studi islam bagi Mahasiswa
Penelitian Ekonm Otda
Penelitian Al-Islam & Ke-Mhd-an
Penelitian Kelembagaan
Penelitian Akuntansi
Penelitian Manajemen
D-3 Keuangan dan Perbankan
Pelatihan life skills pemuda sekitar kampus
Pemberdayaan Masyarakat Pinggiran Pelatihan Manajemen Usaha Kecil
Pengabdian Masyarakat Sekitar
Pendidikan
Perumusan Buku Teks Al-Islam
Perumusan Kurikulum AlIslam & KeMuhammadiyahan
Baitul Arqam ramadhan
Pengajian Rutin Bulanan
45
luas, yang dalam hal ini adalah strategi produk. Matrik Taksonomik yang
dapat dibangun dari bauran produk STIE “X” yang merupakan Catur
Dharma Perguruan Tinggi STIE “X” terlihat pada Tabel 8 sebagai berikut.
Tabel 8 Taksonomik Bauran Produk STIE “X” STRATEGI PRODUK STIE “X” Pengembangan Al-Islam & Kemuhammadiyahan S-2 Program Magister Keuangan Syariah
PENELITIAN Penelitian Hibah Eksternal
PENGABDIAN MASYARAKAT Hibah Pengabdian Internal Hibah Pengabdian Eksternal
PENGEMBANGAN AL-SILAM & KEMUHAMMADIYAHAN
Program Kerjasama (Eksternal)
2. Harga (Pricing)
Dalam pemasaran jasa, harga diartikan sebagai jumlah uang (satuan
yang mengandung
utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa.
Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan
kebutuhan dan keinginan tertentu. Dalam pemasaran jasa pendidikan,
46
Sebagai salah satu unsur service marketing mix, penentuan harga membutuhkan pertimbangan cermat, karena berhubungan dengan dimensi strategis harga. Strategi harga yang ditetapkan STIE “X” setiap tahun akademik dirancang secara simultan dengan Rencana Anggaran dan Belanja (RAB) untuk mengestimasi sumber-sumber pendapatan dan pospos pengeluaran setiap tahun anggaran. Kebijakan anggaran yang diberlakukan di STIE “X” adalah kebijakan anggaran berimbang. Walaupun secara dirancang bersamaan, tetap saja rencana anggaran belanja akan mempengaruhi harga yang akan diberlakukan. Penetapan harga (uang kuliah) di STIE “X” juga dipengaruhi oleh: a. Elastisitas Harga Permintaan. Elastisitas uang kuliah di STIE “X” mengacu pada dampak perubahan harga/uang kuliah terhadap pendapatan total STIE “X”. b. Faktor Persaingan. Reaksi pesaing terhadap perubahan uang kuliah adalah salah satu faktor penting yang perlu dijadikan bahan pertimbangan. Dalam tataran strategi harga, uang kuliah yang diberlakukan pesaing, sesungguhnya juga merupakan jawaban atas kebijakan harga yang ditetapkan STIE “X” dan pesaing lainnya. STIE “X” juga mempertimbangkan harga yang diberlakukan pesaing. Terdapat beberapa kampus sejenis/rumpun ilmu sejenis yang berada di sekitar STIE “X”, diantaranya: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Syariah (Prodi Perbankan Syariah) UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Ekonomi UHAMKA, Fakultas Ekonomi UMT, Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, STIE Husni Thamrin, LP3I, Universitas YAI Pondok Pinang, UPN Veteran, Bina Sarana Informatika, dan STIE Bisnis Indonesia. Uang kuliah yang ditetapkan kampus-kampus tersebut, menjadi salah satu pertimbangan bagi STIE “X” dalam menentukan besaran uang kuliah. c. Faktor Biaya. Struktur biaya institusi, baik biaya tetap maupun biaya variabel yang akan dikeluarkan STIE “X” dalam satu tahun anggaran
47
yang akan berjalan merupakan faktor pokok yang menentukan batas bawah uang kuliah. d. Faktor lain. Hal ini bisa disebabkan oleh; faktor kinerja ekonomi makro (tingkat inflasi, kurs rupiah terhadap mata uang lain), faktor politik dan hukum (perpajakan dan lain-lain), serta faktor harga dalam kebijakan pemasaran yang akan dijalankan STIE “X”, seperti Diskon sebesar 10 persen bagi lulusan SMA/SMK Muhammadiyah, bebas uang pendaftaran, diskon uang pengembangan, diskon bagi alumni D-3 yang melanjutkan ke S-1, dan sebagainya. Dengan berbagai pertimbangan di atas, STIE “X” melakukan penetapan harga (uang kuliah) bagi mahasiswa baru. Kebijakan harga tersebut dipadukan dengan pilihan cara pembayaran, mulai dari sekali pembayaran untuk satu tahun, per semester, bertahap tiga kali per semester, hingga cicilan bulanan. STIE “X” menyadari bahwa sebagian besar mahasiswa membayar kuliah secara mandiri dari hasil kerja per bulan, serta banyak mahasiswa STIE “X” berasal dari masyarakat kurang mampu. Oleh karenanya, kebijakan bahwa uang kuliah bisa dicicil menjadi daya tarik tersendiri bagi calon-calon mahasiswa. Adapun uang kuliah yang berlaku di STIE “X” sejak tahun akademik 2011/2012 hingga saat ini adalah sebagai berikut: Tabel 9 Biaya Kuliah Program Studi S-1 dan Diploma-3 NO
KOMPONEN BIAYA
BIAYA PER SEMESTER (Rp.)
1
Dana Pendidikan Dana Pengembangan
1.000.000,-
S1 Manajemen 1.000.000,-
2
(dibayar hanya 1 kali selama kuliah)
1.000.000,-
1.000.000,-
1.000.000,-
1.000.000,-
3
Biaya / SKS
94.000,-
87.750,-
83.000,-
79.000,-
S1 Akuntansi
D3 Akuntansi 800.000,-
D3 Keuangan & Perbankan 800.000,-
Terdapat catatan tambahan terkait kebijakan pembayaran uang kuliah di STIE “X”, yaitu dana pendidikan dapat diangsur, dana pengembangan hanya sekali sampai tamat kuliah, biaya praktikum Rp. 75.000,- per mata kuliah pratikum dan biaya pendaftaran Rp. 200.000,-. Selain itu terdapat kebijakan beasiswa yang berlaku untuk tahun akademik 2011/2012 hingga saat ini, yaitu:
48
a. Beasiswa bagi mahasiswa baru program studi D-3 Keuangan dan Perbankan serta D-3 Akuntansi masing-masing berjumlah 5 (lima) orang, dengan hanya membayar biaya kuliah sebesar Rp. 100.000,- per bulan. b. Beasiswa peningkatan prestasi akademik dan beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu, yang sumber pendanaannya berasal dari berbagai pihak, yaitu; internal STIE “X”, Pemerintah melalui Kopertis III, dan pihak swasta melalui Divisi Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan swasta. Dalam menerapkan strategi harga, bagian marketing mengakui bahwa STIE “X” masih memiliki banyak kelemahan. Ke depan, strategi penetapan uang kuliah akan mengaitkan secara jelas antara uang kuliah yang dibayarkan mahasiswa dengan nilai (value) yang mereka terima dari jasa pendidikan yang diberikan STIE “X”. Konsep itulah yang disebut sebagai value strategies dalam penetapan harga dengan penjabaran sebagai berikut. 1. Satisfaction-Based Pricing Tujuan utama strategi ini adalah mengurangi ketidakpastian yang dirasakan oleh mahasiswa STIE “X”. Strategi tersebut dapat diimplementasikan dalam beberapa bentuk: 1) Garansi jasa. Berkenaan dengan strategi tersebut, STIE “X” berencana akan menggaransi alumninya STIE “X” bisa langsung bekerja dan atau berwirausaha, disesuaikan dengan peminatan saat perkuliahan.
Walaupun
dalam
realitasnya,
sebagian
besar
mahasiswa STIE “X” sudah bekerja. Garansi akan memiliki pekerjaan setelah lulus kuliah akan membangun citra positif bagi mahasiswa dan juga calon-calon mahasiswa. Karena keberadaan garansi bisa memberikan kompensasi atas kekecewaan yang ditimbulkan (misalnya pelayanan yang tidak memuaskan).
49
2) Benefit-driven pricing Dalam strategi ini, STIE “X” menetapkan harga (uang kuliah/uang praktikum) secara eksplisit atas aspek jasa pendidikan/pelatihan yang secara langsung memberikan manfaat bagi mereka. 3) Flat-rate pricing Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakpastian melalui kesepakatan harga dilakukan pada awal transaksi. Flat-rate pricing telah dilakukan STIE “X” bagi mahasiswa lama terhadap uang kuliah selama masa perkuliahan di STIE “X” sama dengan uang kuliah ketika mahasiswa yang bersangkutan menjadi mahasiswa baru di STIE “X” (tetap). Jadi misalnya ketika terjadi kenaikan uang kuliah untuk tahun ajaran baru, maka kenaikan uang kuliah tersebut tidak berlaku bagi mahasiswa lama. 2. Relationship Pricing Strategi
ini
diberlakukan
STIE
“X”
dalam
upaya
menarik,
mempertahankan, dan meningkatkan relasi dengan para mahasiswa. Relationship pricing bisa diwujudkan dengan long-term contract dan price bundling. Untuk mengimplemtasikan strategi ini, STIE “X” telah menjalin kerjasama yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman dengan beberapa sekolah. Ke depan diharapkan MoU yang sudah berlaku memiliki pengaruh terhadap besaran harga/uang kuliah yang harus dibayarkan. Strategi ini mendorong relasi jangka panjang dan saling menguntungkan antara kampus dan mahasiswa, serta pihak lain seperti
sekolah-sekolah
dan
perusahaan
tempat
para
karyawan/mahasiswa bekerja. 3. Efficiency Pricing Dalam aspek ini hal yang paling utama adalah pemahaman, pengelolaan, dan penekanan biaya. Mulai tahun 2011 STIE “X”, kegiatan pemasaran STIE “X” mengedepankan aspek efisiensi, hal ini dimaksudkan agar berpengaruh kuat terhadap penekanan uang kuliah (agar tidak mengalami kenaikan/tidak memberatkan calon mahasiswa).
50
Matrik Taksonomik yang dapat dibangun dari strategi harga terlihat pada Tabel 10 sebagai berikut. Tabel 10 Taksonomik Strategi Harga
STRATEGI HARGA Satisfaction-Based Pricing Relationship Efficiency Pricing Pricing Garansi jasa Benefit-driven Flat-rate pricing STIE “X” STIE “X” pricing menjalin memberlakukan kerjasama kebijakan Jika sudah Uang Uang Kuliah yang Efisiensi mendaftar dan Praktikkum tidak berubah Penekanan diterima di yang sampai lulus dituangkan dalam Nota berbagai biaya Kampus negeri terjangkau. Kesepahaman agar biaya maka Uang Biaya dengan kuliah tetap Kuliah akan pelatihan beberapa terjangkau oleh yang telah terjangkau sekolah & semua dibayar akan lembaga lain golongan dikembalikan
3. Bauran Promosi (Promotion) STIE “X” memberlakukan kebijakan bauran promosi (promotion mix) dalam kegiatan promosi. Terdapat 6 (enam) aspek dalam bauran promosi atau “komunikasi pemasaran terintegrasi” yang dilakukan oleh STIE “X”, yang meliputi: periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), public relation, word of mouth (wom), dan direct mail dan e-marketing. Pembahasan bauran promosi STIE “X” akan dibahas dalam sub bab tersendiri.
4. Distribusi (Place) Dalam hal tempat, STIE “X” memiliki beberapa keunggulan yang diantaranya adalah: 1. Kampus utama (Kampus A) Terletak di daerah strategis dekat perbatasan Tangerang Selatan dan Ibukota Negara DKI Jakarta, yaitu di Jalan Ciputat Raya Cireundeu Ciputat Tangerang Selatan. 2. STIE “X” membuka perkuliahan di dua kampus lainnya, yaitu Kampus B yang terletak di Jalan Gatot Subroto Cimone Kota Tangerang dan Kampus C yang terletak di Jalan Kramat Jakarta Pusat. 3. STIE “X” Kampus A dekat dengan fasilitas umum lainnya, seperti; terminal Lebak Bulus, terminal Ciputat, stasiun Kereta Pondok Ranji, akses jalan tol TB Simatupang, dan lain-lain. Begitu juga dengan
51
kampus B dan C berada di lokasi strategis yang memiliki kemudahan akses bagi calon-calon mahasiswa. Keunggulan lokasi sebagaimana uraian di atas tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi calon mahasiswa. Kemudahan akses di era sekarang ini telah menjadi faktor penentu bagi calon mahasiswa untuk memilih sebuah kampus, karena kemacetan transportasi di Ibukota dan daerahdaerah penyangga yang semakin padat. Disamping keunggulan, terdapat beberapa kelemahan STIE “X” dalam hal tempat, diantaranya adalah: a. Kampus utama (Kampus A) sangat berdekatan dengan perguruan tinggi lain (terutama dalam rumpun ilmu yang sama),diantaranya adalah: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Fakultas Ekonomi dan Fakultas Syariah (Prodi Perbankan Syariah) UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Ekonomi UHAMKA, Fakultas Ekonomi UMT, Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, STIE Husni Thamrin, LP3I, Universitas YAI Pondok Pinang, UPN Veteran, Bina Sarana Informatika (BSI), dan STIE Bisnis Indonesia. b. Jalan Ciputat Raya yang merupakan salah satu akses ke Ibukota kerap kali dilanda kepadatan kendaraan, terutama pagi dan sore hari. Hal ini sering dikeluhkan oleh mahasiswa.
5. Sumber Daya Insani (People) Sumber Daya Insani sesungguhnya menjadi aset utama sebuah institusi, termasuk di STIE “X”. Calon-calon mahasiswa dan juga mahasiswa aktif tentunya menginginkan pelayanan prima mampu diberikan oleh staf/karyawan. Performa kinerja yang baik itulah yang akan mampu memberikan kepuasan bagi mahasiswa. Strategi penguatan sumber daya insani meliputi tiga hal, yaitu; Knowledge (pengetahuan), attitude (sikap) dan motivation (motivasi). Ketiga hal itu merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap karyawan dan dosen STIE “X”. Pengetahuan yang mendalam tanpa dibarengi oleh attitude dan motivasi kerja yang tinggi menjadi sia-sia. Dengan demikian ketiga hal itu secara bersama-sama harus melekat pada
52
setiap karyawan dan dosen. Ketiga strategi di atas, diturunkan dalam program-program yang pada akhirnya diharapkan memperkuat dimensi marketing STIE “X”. Pertama, Untuk peningkatan kapasitas keilmuan, baik dosen maupun karyawan diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta diikutsertakan
dalam berbagai program
pengembangan keilmuan dengan biaya dari STIE “X”. Untuk jenjang pendidikan, berdasarkan peraturan dosen dan karyawan STIE “X” yang berlaku saat ini, dosen diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan sampai dengan jenjang Strata Tiga (S-3). Sementara karyawan diberikan kesempatan sampai dengan jenjang Strata Dua (S-2). Namun bila karyawan tersebuut berkeinginan untuk mengembangkan dirinya untuk ke jenjang yang lebih tinggi, diserahkan kepada pribadi masingmasing karyawan. Selain pendidikan formal, karyawan dan dosen juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di jalur informal, seperti pelatihan, kursus, dan lain-lain. Kegiatan pelatihan bisa dilaksanakan di luar STIE “X” dan juga di dalam, dengan mengundang narasumber (in house training). Kedua, dalam hal pembinaan attitude (sikap) dosen dan karyawan STIE “X”, secara rutin dan tematik diberikan siraman rohani (pengajian bulanan, baitul arqam ramadhan, dan kegiatan lainnya). Disamping itu, kegiatan senam kesegaran jasmani yang dilaksanakan jumat pagi (hari krida STIE “X”) ditutup dengan pembinaan spiritual. Pembinaan attitude sangatlah vital dan dalam prakteknya dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan, intonasi nada bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata. Ketiga, motivasi bagi karyawan dan dosen diberikan dalam berbagai forum (formal dan semi formal) serta di berbagai kesempatan informal lainnya. Motivasi bagi karyawan dan dosen juga diimplementasikan dalam reward dan punishment. Dengan pola itu, pimpinan STIE “X” memandang efektif bagi peningkatan kinerja karyawan dan dosen. Motivasi yang tinggi juga terbukti mendorong tewujudnya penyampaian pesan informasi STIE
53
“X” kepada yang calon-calon mahasiswa sampai pada bentuk pelayanan yang diinginkan, yaitu pelayanan prima, melayani setulus hati. Matrik Taksonomik yang dapat dibangun dari strategi sumber daya insani (people) terlihat pada Tabel 11 sebagai berikut. Tabel 11 Taksonomik Strategi Sumber Daya Insani STRATEGI SUMBER DAYA INSANI (PEOPLE) Knowledge (pengetahuan) 1. 2. 3. 4.
Studi Lanjut Pelatihan Dosen Workshop & Seminar Dan lain-lain
Attitude (sikap) 1. Pelatihan Services Excellence 2. Pengajian Rutin 3. Baitul Arqam 4. Dan lain-lain
Motivation (motivasi) 1. Pelatihan Motivasi Bekerja 2. Outing 3. Dan lain-lain
6. Physical Evidence Salah satu unsur penting dalam implementasi bauran pemasaran di lembaga pendidikan adalah upaya mengurangi tingkat risiko dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Bangunan dan sarana prasarana yang dimiliki STIE “X” merupakan bagian dari bukti fisik yang sangat nyata. Misalnya, Kampus A STIE “X” yang berkedudukan di Jalan Ciputat Raya yang menempati 2 (dua ) unit gedung 5 (lima) lantai dengan fasilitas lift. Dalam physical evidence, perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood pengunjung. Sarana fisik yang memadai harus dapat mendorong menciptakan suasana yang dapat memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat memberikan nilai tambah bagi mereka. Untuk mengimplementasikan bauran pemasaran dalam dimensi physical evidence, STIE “X” terus melakukan pembenahan gedung dan sarana lainnya. Tahun 2012, pimpinan STIE “X” telah menandatangni kontrak kerjasama dengan investor untuk pembangunan 2 (dua) unit gedung baru. Gedung yang akan dibangun adalah; i) Gedung Pascasarjana dan Pusat Bisnis yang berlokasi paling depan (di depan jalan utama) dengan ketinggian 6 (enam) lantai; ii) Gedung Guest House Ahmad Dahlan dengan ketinggian 5 (lima) lantai.
54
Dengan pembangunan gedung baru dan pembenahan sarana prasarana di STIE “X” diharapkan akan memperkuat institusi dalam berbagai hal, termasuk dalam bauran pemasaran.
7. Proses (Process) Proses dalam seluruh aktivitas pemasaran jasa merupakan faktor penting bagi calon mahasiswa. Process seyogyanya dapat dilakukan setepat mungkin agar kebutuhan para mahasiswa dapat dipenuhi. Dalam upaya memperbaiki proses pelayanan di STIE “X”, Pimpinan melalui Tim SOP telah membuat Standard Operational Procedure (SOP) untuk berbagai aktivitas di seluruh bagian dan sudah diberlakukan sejak awal tahun 2011. Semua aktivitas dari penerimaan tamu sampai dengan proses pelayanan yang bersifat akademik sudah ada SOP yang jelas. Selain perbaikan proses pada aspek pelayanan yang diberikan karyawan, juga telah didorong upaya perbaikan dan peningkatan proses dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Dosen dan mahasiswa harus memiliki kesungguhan dalam menjalankan SOP yang berlaku demi kebaikan proses kuliah yang berkualitas. Dengan proses perkuliahan yang berkualitas, diyakini akan melahirkan lulusan yang berkualitas. Oleh karenanya, proses pelayanan yang prima yang diberikan oleh karyawan dan proses perkuliahan yang bermutu yang difasilitasi oleh para dosen merupakan aspek penting dalam pemasaran STIE “X”. Karena semua proses yang diterima oleh mahasiswa atau mahasiswa terlibat di dalamnya dalam proses tersebut akan menjadi “bola salju” yang sampai ke masyarakat yang lebih luas. Karena STIE “X” memandang bahwa “process” adalah dimensi yang sangat vital, maka Pimpinan STIE “X” memiliki political will yang kuat untuk melakukan perbaikan dan peningkatan (improvement) terhadap semua proses yang ada.
8. Customer Service Sama halnya dengan sektor jasa lainnya, STIE “X” sebagai pemberi jasa pendidikan tinggi mengartikan bahwa layanan pelanggan (customer
55
service) dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan (calon-calon mahasiswa, mahasiswa aktif, dan siapapun yang membutuhkan pelayanan). Dalam dimensi pelayanan prima, STIE “X” mengartikan pelanggan bukan hanya terbatas pada mahasiswa dan calon mahasiswa, tetapi menyangkut semua pihak yang membutuhkan pelayanan STIE “X”. Saat ini, layanan kepada pelanggan merupakan garda depan dalam kegiatan pemasaran. Dalam operasionalnya, terdapat beberapa bagian atau satuan kerja yang menjadi garda depan pelayanan, yaitu: pertama, satuan keamanan dan petugas parkir adalah pihak pertama yang berhadapan dengan siapa pun yang berkunjung ke kampus. Kedua, operator telepon yang menerima semua telepon yang masuk ke STIE “X”, dan ketiga, bagian marketing (penerimaan mahasiswa baru) yang memberikan pelayanan terhadap calon-calon mahasiswa baru STIE “X”. Ketiga bagian atau unit tersebut harus mampu memberikan informasi yang akurat tentang STIE “X” dan atau memberikan petunjuk proses selanjutnya bagi siapa pun yang membutuhkan informasi. Untuk memperkuat kapasitas petugas yang memberikan pelayanan pertama kepada pelanggan, STIE “X” secara rutin memberikan pelatihan kepada ketiga bagian tersebut tentang pelayanan prima. Bahkan untuk petugas keamanan diberikan kesempatan untuk melakukan cross selling bagi calon-calon mahasiswa yang berkunjung di luar jam kerja kantor. Pembinaan
terhadap
garda
depan
pelayanan
dilakukan
secara
berkelanjutan karena kesan pertama pengunjung (khususnya calon-calon mahasiswa STIE “X”) ditimbulkan oleh pelayanan yang diberikan oleh ketiga unit atau bagian tersebut. Berdasarkan paparan di atas, tanggung jawab bauran pemasaran STIE “X” tidak hanya menjadi tanggung jawab dari bagian tertentu saja, namun telah menjadi perhatian dan tangggung jawab semua personel atau bagian di STIE “X”, mulai manajemen puncak (Pimpinan STIE “X” dan Badan Pembina Harian) hingga ke tingkat bawah atau staf.
56
Bauran pemasaran yang diimplementasikan STIE “X”, mulai dari produk yang ditawarkan hingga pelayanan pelanggan, dalam pandangan peneliti sudah cukup baik, walaupun perlu penajaman dan memperkuat hubungan (koneksitas) antar aspek-aspek tersebut dan tentu antar personel/ bagian yang terlibat di dalamnya. Misalnya, antara strategi produk berupa pilihan program studi yang dimiliki dengan strategi promosi hendaknya sejalan. Berbagai keunggulan yang telah dipromosikan harus sejalan dengan kondisi objektif program studi. Karena kegiatan promosi yang baik, bukanlah “melebih-lebihkan” program studi yang dimiliki, tetapi mengkomunikasikan keunggulan program studi tersebut secara objektif dan menarik kepada masyarakat. Demikian halnya, antara promosi dengan proses dan kebijakan layanan pelanggan yang diterapkan juga harus terkoneksi dengan baik. Promosi yang menarik harus diiringi bentuk pelayanan yang prima. Jadi semuanya harus dilakukan secara simultan.
5.3 Bauran Promosi STIE “X” Bauran promosi yang diterapkan STIE “X” mengacu pada teori bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari enam aspek yang satu sama lain saling memperkuat kegiatan promosi. Promotion mix merupakan semua upaya yang dilakukan STIE “X” untuk memperkenalkan lembaga kepada calon-calon mahasiswa agar tertarik untuk mendaftar kuliah di STIE “X”, serta para alumni D-3 untuk melanjutkan ke jenjang S-1 dan alumni S-1 untuk melanjutkan ke jenjang S-2. Kegiatan
promosi
sesungguhnya
upaya
untuk
menyebarluaskan
informasi tentang produk yang ditawarkan sehingga calon-calon mahasiswa tertarik. Berikut ini akan diuraikan kegiatan promosi yang dilakukan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, periode 1997-2011. 1. Periklanan (Advertising) Kegiatan periklanan yang dilakukan STIE “X” dalam kurun waktu 2007-2011 melalui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik antara lain:
57
a. Media Elektronik yang digunakan diantaranya adalah: 1) Televisi (Jack TV, ADI TV), 2) Radio (Bens Radio), 3) Internet, melalui beberapa alamat website dan medai jejaring sosial (website, facebook, twitter, mailing list, yahoo messenger). Alamat website yang digunakan untuk kegiatan promosi diantaranya adalah www.STIE “X”.ac.id, www.ptkp.STIE “X”.net, www.STIE “X”.ptn-pts.com, dan www.STIE “X”.kpt.co.id. Alamat jejaring sosial facebook dengan nama account STIE “X”, alamat mailis keluarga-STIE “X”@yahoogroups.com, dan yahoo messenger menggunakan email: pmbSTIE “X”@yahoo.com. b. Media Cetak yang digunakan diantaranya adalah: 1) Koran (Indo Pos, Warta Kota, Rakyat Merdeka, Suara Tangsel, Republika, Radar Banten), 2) Majalah
(Suara
Muhammadiyah,
Majalah
Tabligh,
Info
Pendidikan, dan lain-lain), 3) Yellow Pages, 4) Buletin (Buletin Wakaf, Bulletin CIES, Buletin Jumat), 5) Jurnal (Jurnal Equlibrium, Liquidity, Skolastik), 6) Buku-buku
(diantaranya:
“Muhammadiyah
menjemput
Perubahan”, “Peta Potensi Ekonomi Muhammadiyah”, “Tri Kompetensi
Dasar-Peneguhan
Jatidiri
Ikatan
Mahasiswa
Muhammadiyah”, Buku-buku referensi yang dikarang oleh dosendosen STIE “X” yang diterbitkan oleh berbagai penerbit, dan bukubuku lain-lain). Periklanan di media massa telah mampu menciptakan citra positif bagi lembaga, sehingga STIE “X” secara perlahan dikenal luas di kalangan masyarakat. Iklan di berbagai media memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai; presentasi publik (menawarkan pesan yang sama kepada banyak orang tentang STIE “X”), pervasiveness (memungkinkan STIE “X” dapat menyajikan pesan berulangkali dan sekaligus memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa untuk menerima dan membandingkan pesan dari
58
sejumlah
institusi
pendidikan
tinggi),
amplified
expressiveness
(memberikan peluang untuk mendramatisasi institusi dan jasanya melalui berbagai bentuk ekspresi), impersonality (calon mahasiswa tidak merasa wajib memperhatikan atau merespon iklan tesebut, karena iklan lebih bersifat monolog). Bagi STIE “X”, iklan dapat dimanfaatkan secara efektif untuk membangun citra jangka panjang, mendorong peningkatan jumlah mahasiswa (terutama jika dipadukan dengan metode lainnya), menjangkau calon mahasiswa yang secara geografis tersebar dimana-mana. Namun beberapa kelemahan iklan di media massa antara lain: biaya mahal, komunikasinya bersifat satu arah, tidak mampu menyampaikan informasi secara utuh, dan kurang persuasif. 2. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Kegiatan sales promotion yang digunakan STIE “X” menggunakan instrumen
diskon
dalam
upaya
mendorong
peningkatan
jumlah
mahasiswa. Walaupun diskon yang ditawarkan cukup menarik, namun administrasi akademik tetap menjadi faktor utama dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa baru. Beberapa program sales promotion yang ditawarkan kepada calon-calon mahasiswa baru, diantaranya: a. Diskon sebesar 40% biaya pengembangan untuk pendaftar di bulan Juli b. Diskon sebesar 30% biaya pengembangan untuk pendaftar di bulan Agustus c. Bebas biaya pendaftaran bagi peserta tes ujian masuk Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang memilih STIE “X”. d. Diskon uang kuliah sebesar 10% pada semester satu bagi lulusan SMU/SMK Muhammadiyah. e. Diskon uang kuliah sebesar 10% pada semester satu bagi lulusan D-3 STIE “X” yang melanjutkan ke prodi S-1. f. Voucher biaya pengembangan sebesar Rp. 500.000,- bagi juara kompetisi yang pernah diselenggaran UKM-UKM di STIE “X”,
59
diantaranya untuk juara pencak silat dan juara futsal SMA/SMK seJabodetabek. g. Bebas biaya pendaftaran bagi rangking 10 besar di kelas XII. h. Bebas pendaftaran bagi peserta tes minat bakat yang telah diselenggarakan oleh STIE “X”. Beberapa program yang ditawarkan melalui instrumen sales promotion menurut bagian marketing STIE “X” mampu menarik minat calon-calon mahasiswa untuk memilih STIE “X”. Oleh karenanya, program-program semacan ini akan terus dijalankan dengan tawarantawaran yang lebih menarik. Sales promotion sangat erat kaitannya dengan strategi harga, yang perlu pengkajian setiap tahunnya tentang besaran uang kuliah, apakah tetap seperti tahun sebelumnya ataukan dinaikkan. 3. Publisitas (Publicity) dan Hubungan Masyarakat (Public Relation) Publisitas menurut Swastha (1999) adalah sejumlah informasi tentang sasaran, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawas dari sponsor. Jadi publicity & public relation menurut Kotler (2005) merupakan berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. Dalam menjalin relasi dengan para stakeholder, STIE “X” melakukan kegiatannya antara lain menjadi sponsorship beberapa kegiatan siswa SMA/SMK dan juga lembaga-lembaga kemahasiswaan baik intra universiter maupun lembaga ekstra universiter. Kegiatan publisitas lainnya yaitu pemberitaan (advertorial) tentang beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan civitas akademika STIE “X” di berbagai media, diantaranya; media cetak (Suara Tangsel dan Rakyat Merdeka), memasang baleho di halaman STIE “X”, spanduk, pamplet dan leaflet di sudut-sudut jalan dengan pemilihan lokasi yang dianggap strategis di wilayah Jabodetabek. Kegiatan lain berupa penyebaran brosur di berbagai tempat, mengikuti pameran pendidikan, mengikuti bazar Milad Muhammadiyah setiap tahunnya, menyelenggarakan kegiatan Milad STIE “X” dengan melakukan berbagai perlombaan dan bazar yang melibatkan siswa SMA/
60
SMK di sekitar Jabodetabek, melaksanakan goes to school yang bekerjasama dengan lembaga kemasiswaan STIE “X”, mengikuti berbagai perlombaan baik yang diselenggarakan oleh Amal Usaha Muhammadiyah maupun institusi lainnya. Adapun keunggulan kegiatan publisitas dan humas meliputi berbagai aspek. Pertama, kredibilitas dan believability tinggi. Kedua, kegiatan publisitas dianggap lebih efektif dalam menjangkau audiensi yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan. Ketiga, memungkinkan pemasar untuk mendramatisasi institusi. Dampak kegiatan publisitas dan humas STIE “X” diakui masih lemah terhadap jumlah calon mahasiswa yang mendaftar. Menurut bagian marketing kegiatan tersebut akan terus dijalankan karena bagian dari pencitraan dan penyebaran informasi. Namun dalam hal alokasi anggaran dan pemilihan media yang digunakan akan dipertimbangkan dari sisi efektivitas dan efesiensinya. 4. Penjualan Pribadi (Personal Selling) Kegiatan personal selling STIE “X” dilakukan melalui penyajian lisan dalam percakapan dengan satu atau lebih calon mahasiswa dengan maksud harapan calon mahasiswa tersebut mendaftarkan dirinya untuk kuliah di STIE “X”. Menurut Kotler (2005), personal selling merupakan interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan. Kegiatan personal selling dilakukan secara gencar oleh bagian marketing STIE “X” dengan berkunjung langsung ke kantong-kantong calon mahasiswa diantaranya: sekolah-sekolah (SMA/SMK/MA) dan kantor-kantor untuk kelas karyawan. Dengan kunjungan dan presentasi dimungkinkan adanya interaksi langsung antara bagian marketing dengan calon-calon mahasiswa. Terdapat beberapa keunggulan dari metode personal selling, diantaranya yakni; a. Personal confrontation, artinya menjalin hubungan langsung dan interaksi antara dua pihak atau lebih (bagian marketing STIE “X”,
61
siswa, dan bahkan pihak sekolah), yakni setiap pihak bisa saling mengamati kebutuhan dan karakteristik masing-masing dan melakukan penyesuaian; b. Cultivation, artinya memungkinkan terjalinnya hubungan yang akrab antara bagian marketing STIE “X” dan para siswa/karyawan sebagai calon mahasiswa; c. Response, merupakan situasi yang seolah-olah mengharuskan calon mahasiswa untuk mendengar, memperhatikan, atau menanggapi presentasi dari bagian pemasaran STIE “X”. Dibalik keunggulan di atas, terdapat sisi kelemahan kegiatan personal selling diantaranya adalah mengeluarkan biaya yang cukup tinggi dan membutuhkan komitmen jangka panjang. Timbulnya biaya tinggi karena setiap kunjungan tentu memerlukan banyak hal termasuk souvenir untuk para calon mahasiswa maupun untuk lembaga (sekolah/kantor). Selanjutnya untuk memperkuat komitmen kedua belak pihak, sebelum melakukan kegiatan personal selling, biasanya dilakukan penadatangan nota kesepahaman antara STIE “X” dengan sekolah. Dengan nota kesepahaman tersebut kedua belah pihak berkomitmen untuk melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dalam jangka panjang (3-5 tahun) serta menunaikan hak dan kewajiban masing-masing. 5. Word of Mouth (WoM), Metode promosi WoM mengandalkan kekuatan mulut/kata-kata dalam menyakinkan calon mahasiswa. Agen yang melakukan promosi dengan metode tersebut adalah mahasiswa yang merasakan atau mendapatkan pelayanan dari STIE “X”, baik pelayanan yang bersifat akademik maupun yang bersifat adminsitrasi. Dilingkungan internal STIE “X”, metode yang mengandalkan kekuatan mulut ini populer disebut MGM (member get member). Mahasiswa secara sukarela menyampaikan informasi tentang kampus STIE “X” kepada siapa pun yang memerlukan informasi tentang STIE “X”. Dalam perkembangan STIE “X”, Word of Mouth dipandang cukup
62
efektif karena mampu menarik minat calon mahasiswa STIE “X” dalam jumlah yang cukup banyak. Promosi dengan kekuatan mulut, tentu tidak dilakukan secara berlebihan atau secara bombastis menceritakan keunggulan lembaga. Namun lebih pada apa yang telah dirasakan para mahasiswa, tentang keunggulan-keunggulan kuliah di STIE “X”. Paparan tentang berbagai keunggulan, nilai tambah, serta fasilitas yang diberikan/disediakan, biasanya menjadi pemicu calon-calon mahasiswa memilih STIE “X”. Sepanjang tahun 2007-2011, model promosi yang menggunakan kekuatan mulut dan pendekatan persuasif terbukti telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan jumlah mahasiswa STIE “X”. Oleh karena itu, bagian marketing terus melakukan penguatan dalam bentuk sosialisasi kepada lingkungan internal STIE “X”. Bentuk penguatan yang dilakukan diantaranya kegiatan sosialisasi ke kelas-kelas bagi para mahasiswa dan melalui berbagai forum yang ada di STIE “X”. Kegiatan sosialisasi untuk penguatan promosi dalam metode Word of Mouth dilakukan secara interaktif-partisipatif, bukan sosialisasi instruktif. 6. Direct Mail dan e-Marketing Kegiatan promosi STIE “X” dengan metode direct mail dan eMarketing dilakukan dengan pengiriman surat ke alamat calon-calon mahasiswa, serta menggunakan media telepon, faksimil, SMS e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon-calon mahasiswa yang diharapkan mendapat tanggapan (umpan balik) langsung dari mereka. Kegiatan direct mail
juga
merupakan tindak lanjut dari kegiatan personal selling, dimana bagian marketing mendapatkan database calon-calon mahasiswa (kelas XII yang akan segera lulus) dan data-data tersebut ditindaklanjuti dengan direct mail. Adapun isi pesan atau informasi melalui direct mail dan e-Marketing STIE “X” diantaranya adalah; a. Surat ucapan selamat telah lulus ujian (dilampirkan brosur) dan serta surat penawaran kuliah (dilampirkan brosur STIE “X”). b. Telepon penawaran program kuliah beserta diskon yang berlaku.
63
c. Faximil penawaran program kuliah beserta diskon yang berlaku. d. Email berisi ucapan selamat lulus ujian dan penawaran program perkuliahan. e. Short Messages Servivices (SMS) yang diantaranya berisi; ucapan selamat, penawaran perkuliahan. f. Chatting (via yahoo messanger dan facebook), menjawab pertanyaan, memberikan informasi dan menawarkan program perkuliahan. Setelah masing-masing aspek dibahas, pada Tabel 12 berikut ini memperlihatkan matrik taksonomik bauran promosi STIE “X” dalam kurun waktu lima tahun sejak tahun akademik 2007/2008 sampai dengan tahun akademik 2011/2012 sebagai berikut. Tabel 12 Taksonomik Bauran Promosi STIE “X” STRATEGI PROMOSI STIE “X” (PROMOTION MIX OF STIE “X”) Periklanan (advertising)
Promosi penjualan Publisitas (publicity) Penjualan pribadi (sales promotion) & Humas (public (personal relation) selling)
Word of mouth (kekuatan mulut)
Direct mail & E-Marketing
PERIKLANAN
Scolastik
Buku Buku diterbitkan STIE “X” (STIE Buku diterbitkan Penerbit lain
Liquidity
Jurnal
Equilibrium
Buletin Wakaf
Cetak Yellow Buletin Pages Buletin Jumat
Majalah
dan lain-lain
Koran
dan lain-lain Suara Muh Info Pendidikan Majalah Tabligh
Mailist
Bens Radio Websites
ADI TV
Social Media
Jack TV
Internet
Chat Media Republika Indo Pos Rakyat Merdeka
Elektronik Televisi Radio
PROMOSI PENJUALAN Diskon 40% di bulan Juli
Diskon 30% di bln Agustus
Bebas biaya pendaftaran
Diskon Uang Kuliah 10%
Voucher Uang Pengembangan
Voucher beasiswa
PUBLISITAS DAN HUBUNGAN MASYARAKAT Sponsor-ship acara
Presentasi di sekolah
Surat ucapan selamat & penawaran
Advertorial di berbagai media
Peserta pameran Pendidikan
Bazar Milad Muhammadiyah
PERSONAL SELLING Presentasi di Tes Minat Bakat Presentasi di kantor-kantor (Presentasi) pabrik/toko WORD OF MOUTH Member get member oleh mahasiswa Direct Mail dan e-Marketing Telepon penawaran program perkuliahan
Go To School
Spanduk, Pamflet, Balegho, banner
Presentasi pada acara perpisahan siswa
Penawaran via Penawaran via Chatting (via yahoo Website & Mailist dan Email Short Messages messanger dan situs FB like Servivices (SMS) facebook) jejaring sosial
64
Mencermati Tabel 12 di atas, sesungguhnya terdapat banyak program promosi yang telah dilakukan oleh STIE “X”. Untuk mengkaji efektivitas program promosi tentu bisa diukur dengan menganalisis capaian jumlah mahasiswa baru yang memilih STIE “X” berdasarkan bauran promosi yang telah dilakukan. Apakah program-program dalam bauran promosi tepat sasaran atau tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan mahasiswa baru memilih STIE “X”, tentu harus dibuktikan dengan perhitungan data sehingga mendapat gambaran yang objektif. Dengan mengetahui tingkat efektivitas setiap aspek dalam bauran promosi dan hubungan antaraspek bauran promosi maka dapat dijadikan referensi bagi STIE “X” dalam proses pengambilan keputusan dalam hal marketing mix.
5.4 Perkembangan Jumlah Mahasiswa STIE “X” 1. Perkembangan Jumlah Mahasiswa Baru Dalam pemasaran jasa pendidikan, jumlah mahasiswa (kuantitas) merupakan salah satu barometer dari berhasil atau tidaknya kegiatan pemasaran yang dilakukan, termasuk di dalamnya kebijakan promosi yang diimplementasikan. Dalam setahun berjalan, keberhasilan bauran pemasaran dan bauran promosi yang diimplementasikan STIE “X” akan terlihat dari jumlah mahasiswa baru yang mendaftar di STIE “X”. Bagian pemasaran STIE “X” belum sampai mengukur sampai ke tingkat kualitas masing-masing mahasiswa. Model seleksi yang digunakan masih perlu disempurnakan dari setiap tahapan seleksi. Seleksi mahasiswa baru melalui tiga tahap, yaitu seleksi administratif, test kemampuan akademik, dan wawancara. Namun bagi siswa berprestasi (rangking 10 besar di kelas XII) tidak perlu dilakukan test kemampuan akademik. Tabel 13 berikut ini memperlihatkan perkembangan jumlah mahasiswa baru STIE “X” setiap tahun akademik dan setiap program studi sejak tahun akademik 2007/2008 sampai dengan tahun akademik 2011/2012.
65
Tabel 13 Perkembangan Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X”. Tahun Akademik 2007/2008 2008/2008 2009/2010 2010/2011 2011/2012
D3 KP 20 17 8 33 23
D3 Akuntansi 43 35 21 31 23
Mahasiswa Baru (orang) S1 S1 Manajemen Akuntansi 118 118 73 97 100 90 128 134 242 216
S2 Keuangan Syariah 0 0 23 55 27
Jumlah Mahasiswa Baru (orang) 299 222 242 381 531
Sumber: Laporan Bagian Marketing STIE “X”.
Memperhatikan Tabel 13, jumlah mahasiswa masing-masing program studi selama lima tahun akademik mengalami fluktuasi. Prodi S1 manajemen mengalami penurunan pada tahun akademik 2008/2009 dan selanjutnya mengalami tren naik. Prodi S1 Akuntansi mengalami penurunan sampai tahun 2009/2010 dan selanjutnya mengalami tren naik. Sementara tren jumlah mahasiswa baru untuk prodi D3 dan S2 cenderung fluktuatif. Gambar 9 di bawah ini akan memperlihatkan secara jelas tren jumlah mahasiswa baru STIE “X” sejak tahun akademik 2007/2008 sampai dengan tahun akademik 2011/2012.
Gambar 9 Perkembangan Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X”.
Mencermati Tabel 13 dan Gambar 9 di atas, tahun akademik 2007/2008 jumlah mahasiwa baru yang masuk adalah 299 orang dan pada tahun akademik 2008/2009 turun menjadi 222 orang, artinya berkurang sebanyak 77 orang atau mengalami tren penurunan sebesar 26 persen dari tahun akademik 2007/2008. Pada tahun akademik 2009/2010 jumlah mahasiswa baru
66
sebanyak 242, artinya bertambah 20 orang atau mengalami tren naik 9 persen dari tahun akademik 2008/2009. Pada tahun akademik 2010/2011, jumlah mahasiswa baru naik yaitu sejumlah 381 orang, atau mengalami kenaikan sejumlah 139 orang atau mengalami tren kenaikan sebesar 57 persen jika dibandingkan tahun akademik 2009/2010. Selanjutnya pada tahun akademik 2011/2012, jumlah mahasiswa baru berjumlah 531 orang, mengalami kenaikan berjumlah 150 orang atau mengalami tren kenaikan sebesar 39 persen jika dibandingkan tahun ajaran sebelumnya. Jika jumlah mahasiswa baru STIE “X” pada tahun akademik 2011/2012 dibandingkan dengan tahun akademik 2007/2008, terjadi tren kenaikan sebesar 78 persen.
2. Perkembangan Jumlah Mahasiswa STIE “X” Jumlah mahasiswa STIE “X” adalah jumlah keseluruhan mahasiswa STIE “X” yang ada di setiap semester di semua program studi. Perkembangan jumlah mahasiswa STIE “X” setiap tahun akademik sejak tahun akademik 2007/2008 sampai dengan tahun akademik 2011/2012 terlihat pada Tabel 14 berikut ini. Tabel 14 Perkembangan Jumlah Mahasiswa STIE “X”. Tahun Akademik 2007/2008 2008/2008 2009/2010 2010/2011 2011/2012 Sumber: Laporan Bagian Marketing STIE “X”.
Jumlah (orang) 966 915 850 946 1213
Mencermati Tabel 14 di atas, jumlah mahasiswa STIE “X” pada tahun akademik 2007/2008 berjumlah 966 orang dan pada tahun akademik 2008/2009 turun menjadi 915 orang, artinya berkurang sebanyak 51 orang atau mengalami tren penurunan sebesar 5 persen dari tahun akademik 2007/2008. Pada tahun akademik 2009/2010 jumlah total mahasiswa sebanyak 850, berkurang sebanyak 65 orang atau mengalami tren penurunan sebesar 7 persen dari tahun akademik 2008/2009.
67
Tren naik terjadi pada tahun akademik 2010/2011, jumlah mahasiswa STIE “X” adalah 946 orang, atau mengalami kenaikan sejumlah 96 orang atau mengalami tren kenaikan sebesar 11 persen jika dibandingkan tahun akademik 2009/2010. Pada tahun akademik 2011/2012, jumlah mahasiswa berjumlah 1213 orang, mengalami kenaikan berjumlah 267 orang atau mengalami tren kenaikan sebesar 28 persen jika dibandingkan tahun ajaran sebelumnya. Gambar 10 berikut ini memperlihatkan secara jelas tren jumlah mahasiswa STIE “X” sejak tahun akademik 2007/2008 sampai dengan tahun akademik 2011/2012.
Gambar 10 Perkembangan Jumlah Mahasiswa STIE “X”.
Memperhatikan Gambar 10, jumlah mahasiswa STIE “X” selama lima tahun mengalami fluktuasi, jika dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah mahasiswa pada tahun akademik 2011/2012 dengan tahun akademik 2007/2008 ternyata tren kenaikan jumlah mahasiswa sebesar 26 persen.
5.5 Analisis Bauran Promosi STIE “X” Sebagaimana telah dijabarkan dalam sub bab sebelumnya bahwa STIE “X” memberlakukan bauran promosi. Terdapat enam metode yang digunakan yaitu advertising, personal selling, sales promotion, public relation, word of mouth, dan direct mail & e-marketing. Walaupun semua metode saling mendukung dan menguatkan satu sama lain, namun perlu dikaji tentang metode yang paling kuat mempengaruhi setiap mahasiswa dalam memilih STIE “X” di setiap tahun akademik.
68
Untuk mengkaji bauran promosi dan dan menentukan rangking metode promosi yang paling efektif di setiap tahun akademik, akan disajikan Tabel distribusi frekuensi jumlah mahasiswa yang memilih STIE “X” berdasarkan metode promosi yang mempengaruhinya dalam tiga kategori, yaitu sangat kuat, kuat, dan cukup kuat. Untuk kategori “sangat kuat” diberi skor/bobot lima (dikalikan angka 5) per mahasiwa. Kategori “kuat” diberi skor/bobot tiga (dikalikan angka 3) per mahasiswa. Sementara kategori “cukup kuat” diberi skor/bobot satu (dikalikan angka 1) per mahasiswa. Terdapat dua jenis Tabel yang akan disajikan, yaitu tabel distribusi pada kondisi sebelum pembobotan dan kondisi sesudah dilakukan pembobotan. Untuk menguji hipotesis asosiatif antarvariabel selanjutnya dilakukan uji statistik nonparametris dengan menggunakan koefisien kontingensi. Alat ini digunakan untuk menghitung hubungan antar variabel dengan menggunakan tabulasi silang dan menghitung Chi Kuadrat (Chi Square) untuk menguji hipotesis yang diajukan dari bauran promosi selama lima tahun. 1. Bauran Promosi Tahun Akademik 2007/2008 Pada tahun akademik 2007/2008 jumlah mahasiswa baru yang memilih STIE “X” berjumlah 299 orang mahasiswa. Dari jumlah tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan bauran promosi yang paling mempengaruhi setiap mahasiswa dalam tiga kategori dan sebarannya untuk setiap metode
Jumlah Mahasiswa Baru
promosi bisa dicermati pada Gambar 11 berikut ini.
Gambar 11 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi Tahun Akademik 2007/2008
69
Mencermati Gambar 11, pada tahun akademik 2007/2008 bauran promosi tertinggi pada kategori “sangat kuat” yang mempengaruhi mahasiswa baru memilih STIE “X” adalah personal selling dengan jumlah mahasiswa sebanyak 153 orang. Urutan kedua dipengaruhi oleh word of mouth berjumlah 108 orang, disusul sales promotion berjumlah 17 orang, kemudian direct mail dan e-marketing berjumlah 14 orang, advertising berjumlah 5 orang, dan terakhir public relation berjumlah 2 orang. Pada kategori “kuat”, pilihan tertinggi adalah sales promotion sebanyak 101 orang. Sementara pada kategori “cukup kuat”, pilihan tertingginya adalah advertising, yaitu sebanyak 153 orang. Untuk menentukan bauran promosi yang paling efektif serta menentukan skor, skala, predikat dan peringkat, maka dari keenam bauran promosi tersebut dilakukan pembobotan. Tabel 15 berikut ini adalah tabel distribusi jumlah mahasiswa baru STIE “X” berdasarkan bauran promosi
TA.
2007/2008 sebelum dilakukan pembobotan. Tabel 15 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2007/2008 Sebelum Pembobotan. Kategori Bauran Promosi
Personal Selling 153
Publicity & Public Relation 2
Word of Mouth 108
Direct Mail 14
Total
5
Sales Promotion 17
Kuat
76
101
31
39
40
12
299
Cukup Kuat
153
3
81
44
16
2
299
Sangat Kuat
Advertising
299
Sementara Tabel 16 di bawah ini memperlihatkan distribusi jumlah mahasiswa Baru STIE “X” berdasarkan bauran promosi pada T.A. 2007/2008 setelah dilakukan pembobotan. Tabel 16 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2007/2008 Setelah Pembobotan. Kategori Bauran Promosi Sangat Kuat
25
Sales Promotion 85
Kuat
228
303
93
117
120
36
897
Cukup Kuat
153
3
81
44
16
2
299
Total
406
391
939
171
676
108
2691 100%
Nilai/Skor
Advertising
Personal Selling 765
Publicity & Public Relation 10
Word of Mouth 540
Direct Mail 70
15.09%
14.53%
34.89%
6.35%
25.12%
4.01%
Skala
C
D
A
E
B
E
Predikat
K 3
CK 4
SKS 1
KK 5
SK 2
KK 6
Rangking
Total 1495
70
Berdasarkan Tabel 16 di atas, terlihat bahwa metode promosi yang paling efektif atau paling kuat pengaruhnya pada T.A. 2007/2008 adalah personal selling dengan total skor 939 (34,89 persen) berada pada skala A dengan predikat “Sangat Kuat Sekali”. Rangking kedua ditempati word of mouth dengan total skor 676 (25,12 persen) berada pada skala B dengan predikat “Sangat Kuat”, urutan ketiga advertising dengan total skor 406 (15,09 persen) berada pada skala C dengan predikat “Kuat”, dan disusul sales promotion dengan total skor 391 (14,53 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”. Sementara urutan kelima adalah publicity & public relation dengan total skor 171 (6,35 persen) berada pada skala E dengan predikat “Kurang Kuat”, dan urutan terakhir adalah direct selling dengan total skor 108 (4,01 persen) berada pada skala E dengan predikat “Kurang Kuat”. Berikutnya dilakukan uji statistik nonparametris untuk menguji hipotesis asosiatif dengan menggunakan koefisien kontingensi. Untuk bauran promosi STIE “X” T.A. 2007/2008 hipotesisnya adalah: H o : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi. H i : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi. Berdasarkan hasil perhitungan, Chi Kuadrat hitung adalah 494.282, dan Koefisien Kontingensi (C)= 0,5960462. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi adalah 0,596. Untuk menguji signifikansi koefisien C dapat dilakukan dengan menguji Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel, pada taraf kesalahan dan dk tertentu. Berdasarkan dk = 10 dan tingkat signifikansi (α)= 5%, maka diperoleh nilai Chi Kuadrat tabel= 18,307. Ternyata nilai Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel (494.282 > 18,307). Karena (χ2) hitung > dari (χ2) tabel, maka H o ditolak dan H i diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada Tahun Akademik 2007/2008 bauran promosi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kategori bauran promosi sebesar 0,596.
71
2. Bauran Promosi Tahun Akademik 2008/2009 Tahun akademik 2008/2009 jumlah mahasiswa baru yang memilih STIE “X” adalah sejumlah 222 orang. Dari jumlah tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan bauran promosi yang paling mempengaruhi setiap mahasiswa dan sebarannya untuk setiap metode bisa dicermati pada
Jumlah Mahasiswa Baru
Gambar 12 berikut ini.
Gambar 12 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi Tahun Akademik 2008/2009
Mencermati Gambar 12, pada tahun akademik 2008/2009 bauran promosi tertinggi pada kategori “sangat kuat” yang mempengaruhi mahasiswa baru memilih STIE “X” adalah word of mouth dengan jumlah mahasiswa sebanyak 93 orang. Urutan kedua dipengaruhi oleh personal selling berjumlah 70 orang, disusul sales promotion berjumlah 52 orang, kemudian public relation berjumlah 3 orang, serta advertising dan direct mail masingmasing berjumlah 2 orang. Pada kategori “kuat”, pilihan tertinggi adalah advertising sebanyak 86 orang. Sementara pada kategori “cukup kuat”, pilihan tertingginya adalah publisitas dan humas sebanyak 89 orang. Berikut ini disajikan Tabel distribusi jumlah mahasiswa baru STIE “X” berdasarkan bauran promosi TA. 2008/2009 sebelum dilakukan pembobotan. Tabel 17 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2008/2009 Sebelum Pembobotan. Kategori Bauran Promosi
Advertising
Sangat Kuat
2
Sales Promotion 52
Personal Selling 70
Publicity & Public Relation 3
Word of Mouth 93
Direct Mail 2
Total
Kuat
86
39
43
37
10
7
222
Cukup Kuat
52
3
3
89
53
22
222
222
72
Sementara Tabel 18 di bawah ini memperlihatkan distribusi jumlah mahasiswa Baru STIE “X” berdasarkan bauran promosi pada T.A. 2008/2009 setelah dilakukan pembobotan. Tabel 18 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2008/2009 Setelah Pembobotan. Kategori Bauran Promosi Sangat Kuat
10
Sales Promotion 260
Kuat
172
78
86
74
20
14
444
Cukup Kuat
52
3
3
89
53
22
222
Total Nilai/Skor Skala Predikat Rangking
Advertising
Personal Selling 350
Publicity & Public Relation 15
Word of Mouth 465
Direct Mail 10
Total 1110
234
341
439
178
538
46
1776
13.18%
19.20%
24.72%
10.02%
30.29%
2.59%
100%
D
C
B
D
A
F
CK 4
K 3
SK 2
CK 5
SKS 1
SKK 6
Berdasarkan Tabel 18 di atas, terlihat bahwa metode promosi yang paling efektif atau paling kuat pengaruhnya pada T.A. 2007/2008 adalah word of mouth dengan total skor 538 (30,29 persen) berada pada skala A dengan predikat “Sangat Kuat Sekali”. Rangking kedua ditempati personal selling dengan total skor 439 (24,72 persen) berada pada skala B dengan predikat “Sangat Kuat”, urutan ketiga ditempati sales promotion dengan total skor 341 (19,20 persen) berada pada skala C dengan predikat “Kuat”, dan disusul advertising dengan total skor 234 (13,18 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”. Sementara urutan kelima adalah publicity & public relation dengan total skor 178 (10,02 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”, dan urutan terakhir ditempati oleh direct selling dengan total skor 46 (2,59 persen) berada pada skala F dengan predikat “Sangat Kurang Kuat”. Untuk menguji hipotesis asosiatif menggunakan koefisien kontingensi. Adapun untuk bauran promosi STIE “X” T.A. 2008/2009 hipotesis yang diajukan sama dengan tahun sebelumnya, yaitu: H o : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi. H i : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi.
73
Berdasarkan hasil perhitungan, Chi Kuadrat hitung adalah 350,911, dan Koefisien Kontingensi (C)= 0,587431. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi adalah 0,587. Untuk menguji signifikansi koefisien C dapat dilakukan dengan menguji Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel, pada taraf kesalahan dan dk tertentu. Berdasarkan dk = 10 dan tingkat signifikansi (α)= 5%, maka diperoleh nilai Chi Kuadrat tabel= 18,307. Ternyata nilai Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel (350,911 > 18,307). Karena (χ2) hitung > dari (χ2) tabel, maka H o ditolak dan H i diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bauran promosi pada Tahun Akademik 2008/2009 mempunyai hubungan yang signifikan dengan kategori bauran promosi sebesar 0,587. 3. Bauran Promosi Tahun Akademik 2009/2010 Pada tahun akademik 2009/2010 jumlah mahasiswa baru yang memilih STIE “X” adalah sejumlah 242 orang. Dari jumlah tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan bauran promosi yang paling mempengaruhi setiap mahasiswa dan sebarannya untuk setiap metode bisa dicermati pada
Jumlah Mahasiswa Baru
Gambar 13 berikut ini.
Gambar 13 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi Tahun Akademik 2009/2010
Mencermati Gambar 13, pada tahun akademik 2009/2010 bauran promosi paling tinggi yang mempengaruhi mahasiswa baru memilih STIE “X” adalah sales promotion dengan jumlah mahasiswa sebanyak 111 orang.
74
Urutan kedua dipengaruhi oleh personal selling berjumlah 68 orang, disusul word of mouth berjumlah 59 orang, publisitas sebanyak 2 orang. Sementara direct mail dan advertising masing-masing 1 orang. Pada kategori “kuat”, pilihan tertinggi adalah advertising sebanyak 91 orang. Sementara pada kategori “cukup kuat”, pilihan tertingginya adalah publisitas dan humas sebanyak 121 orang. Berikut ini adalah Tabel distribusi jumlah mahasiswa baru STIE “X” berdasarkan bauran promosi TA. 2009/2010 sebelum dilakukan pembobotan. Tabel 19 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2009/2010 Sebelum Pembobotan. Kategori Bauran Promosi
Advertising
Sangat Kuat
1
Sales Promotion 111
Personal Selling 68
Publicity & Public Relation 2
Word of Mouth 59
Direct Mail 1
Total
Kuat
91
57
10
50
12
22
242
Cukup Kuat
8
31
21
121
30
31
242
242
Sementara Tabel 20 di bawah ini memperlihatkan distribusi jumlah mahasiswa Baru STIE “X” berdasarkan bauran promosi pada T.A. 2009/2010 setelah dilakukan pembobotan. Tabel 20 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2009/2010 Setelah Pembobotan. Kategori Bauran Promosi Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Total Nilai/Skor Skala Predikat Rangking
Advertising 5
Sales Promotion 555
Personal Selling 340
Publicity & Public Relation 10
Word of Mouth 295
Direct Mail 5
Total
273
171
30
150
36
66
726
8
31
21
121
30
31
242
1210
286
757
391
281
361
102
2178
13.13%
34.76%
17.95%
12.90%
16.57%
4.68%
100%
D
A
C
D
C
E
CK 4
SKS 1
K 2
CK 5
K 3
KK 6
Berdasarkan Tabel 20 di atas, terlihat bahwa metode promosi yang paling efektif atau paling kuat pengaruhnya pada T.A. 2009/2010 adalah sales promotion dengan total skor 757 (34,76 persen) berada pada skala A dengan predikat “Sangat Kuat Sekali”. Rangking kedua ditempati personal selling dengan total skor 391 (17,95 persen) berada pada skala C dengan predikat “Kuat”, urutan ketiga word of mouth dengan total skor 361 (16,57 persen) berada pada skala C dengan predikat “Kuat”, dan disusul advertising dengan total skor 286 (13,13 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”. Sementara urutan kelima adalah publicity & public relation dengan
75
total skor 281 (12,90 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”, dan urutan terakhir adalah direct selling dengan total skor 102 (4,68 persen) berada pada skala E dengan predikat “Kurang Kuat”. Untuk menguji hipotesis asosiatif, dalam statistik nonparametris digunakan koefisien kontingensi. Adapun hipotesis bauran promosi STIE “X” T.A. 2009/2010 adalah: H o : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi. H i : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi. Berdasarkan hasil perhitungan, Chi Kuadrat hitung adalah 442,158, dan Koefisien Kontingensi (C)= 0,6152305. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi adalah 0,615. Untuk menguji signifikansi koefisien C dapat dilakukan dengan menguji Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel, pada taraf kesalahan dan dk tertentu. Berdasarkan dk = 10 dan tingkat signifikansi (α)= 5%, maka diperoleh nilai Chi Kuadrat tabel= 18,307. Ternyata nilai Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel (442,158 > 18,307). Karena (χ2) hitung > dari (χ2) tabel, maka H o ditolak dan H i diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bauran promosi pada tahun akademik 2009/2010 mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kategori bauran promosi sebesar 0,615. 4. Bauran Promosi Tahun Akademik 2010/2011 Tahun akademik 2010/2011 jumlah mahasiswa baru yang memilih STIE “X” adalah sejumlah 381 orang. Dari jumlah tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan bauran promosi yang paling mempengaruhi setiap mahasiswa dan sebarannya untuk setiap metode bisa dicermati pada Gambar 14 berikut ini.
Jumlah Mahasiswa Baru
76
Gambar 14 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi Tahun Akademik 2010/2011.
Berdasarkan Gambar 14, pada tahun akademik 2010/2011 bauran promosi tertinggi pada kategori “sangat kuat” yang mempengaruhi mahasiswa baru memilih STIE “X” adalah personal selling dengan jumlah mahasiswa sebanyak 229 orang. disusul sales promotion pada urutan kedua berjumlah 106 orang, word of mouth berjumlah 39 orang, publicity dan public relation berjumlah 3 orang. Sementara direct mail dan advertising masing-masing 1 orang. Pada kategori “kuat”, pilihan tertinggi adalah sales promotion sebanyak 120 orang. Sementara pada kategori “cukup kuat”, pilihan tertingginya adalah advertising sebanyak 229 orang. Tabel 21 di bawah ini merupakan distribusi jumlah mahasiswa baru yang memilih STIE “X” berdasarkan bauran promosi
TA. 2010/2011
sebelum dilakukan pembobotan. Tabel 21 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2010/2011 Sebelum Pembobotan. Kategori Bauran Promosi
Advertising
Sangat Kuat
2
Sales Promotion 106
Personal Selling 229
Publicity & Public Relation 3
Word of Mouth 39
Direct Mail 2
Total
Kuat
85
120
43
32
51
50
381
Cukup Kuat
229
9
30
100
3
10
381
381
Sementara Tabel 22 di bawah ini memperlihatkan distribusi jumlah mahasiswa Baru STIE “X” berdasarkan bauran promosi pada T.A. 2010/2011 setelah dilakukan pembobotan.
77
Tabel 22 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2010/2011 Setelah Pembobotan. Kategori Bauran Promosi Sangat Kuat
10
Sales Promotion 530
Kuat
255
360
Cukup Kuat
229
9
30
100
3
10
381
Total
494
899
1304
211
351
170
3429
14.41%
26.22%
38.03%
6.15%
10.24%
4.96%
100%
D
B
A
E
D
E
CK 3
SK 2
SKS 1
KK 5
CK 4
KK 6
Nilai/Skor
Advertising
Skala Predikat Rangking
Personal Selling 1145
Publicity & Public Relation 15
Word of Mouth 195
Direct Mail 10
Total
129
96
153
150
1143
1905
Berdasarkan Tabel 22 di atas, terlihat bahwa metode promosi yang paling efektif atau paling kuat pengaruhnya pada T.A. 2010/2011 adalah personal selling dengan total skor 1304 (38,03 persen) berada pada skala A dengan predikat “Sangat Kuat Sekali”. Rangking kedua ditempati sales promotion dengan total skor 899 (26,22 persen) berada pada skala B dengan predikat “Sangat Kuat”, urutan ketiga advertising dengan total skor 494 (14,41 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”, dan disusul word of mouth dengan total skor 351 (10,24 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”. Sementara urutan kelima adalah publicity & public relation dengan total skor 211 (6,15 persen) berada pada skala E dengan predikat “Kurang Kuat”, dan urutan terakhir adalah direct selling dengan total skor 170 (4,96 persen) berada pada skala E dengan predikat “Kurang Kuat”. Berikutnya dilakukan uji hipotesis asosiatif dengan menggunakan koefisien kontingensi. Untuk bauran promosi STIE “X” T.A. 2010/2011 hipotesisnya juga sama yaitu: H o : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi. H i : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi. Berdasarkan hasil perhitungan, Chi Kuadrat hitung adalah 804,470, dan Koefisien Kontingensi (C)= 0,6427167. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi adalah 0,643. Untuk menguji signifikansi koefisien C dapat
78
dilakukan dengan menguji Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel, pada taraf kesalahan dan dk tertentu. Berdasarkan dk = 10 dan tingkat signifikansi (α)= 5%, maka diperoleh nilai Chi Kuadrat tabel= 18,307. Ternyata nilai Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel (804,470 > 18,307). Karena (χ2) hitung > dari (χ2) tabel, maka H o ditolak dan H i diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010/2011, bauran promosi yang dilakukan STIE “X” mempunyai hubungan yang signifikan dengan kategori bauran promosi yang ditetapkan dalam tiga kategori yaitu sebesar 0,643. 5. Bauran Promosi Tahun Akademik 2011/2012 Tahun akademik 2011/2012 jumlah mahasiswa baru yang memilih STIE “X” adalah sejumlah 531 orang. Dari jumlah tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan bauran promosi yang paling mempengaruhi setiap mahasiswa dan sebarannya untuk setiap metode bisa dicermati pada
Jumlah Mahasiswa Baru
Gambar 15 berikut ini.
Gambar 15 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi Tahun Akademik 2011/2012.
Berdasarkan Gambar 15, pada tahun akademik 2011/2012 bauran promosi tertinggi pada kategori “sangat kuat” yang mempengaruhi mahasiswa baru memilih STIE “X” adalah personal selling dengan jumlah mahasiswa sebanyak 436 orang. disusul word of mouth pada urutan kedua berjumlah 46
79
orang, dan personal selling berjumlah 44 orang. Sementara direct mail dan public relation masing-masing 2 orang, serta advertising berjumlah 1 orang. Pada kategori “kuat”, pilihan tertinggi adalah word of mouth sebanyak 269 orang. Sementara pada kategori “cukup kuat”, pilihan tertingginya adalah advertising sebanyak 335 orang. Tabel 23 berikut ini adalah tabel distribusi jumlah mahasiswa baru STIE “X” berdasarkan bauran promosi
TA. 2011/2012 sebelum dilakukan
pembobotan. Tabel 23 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi T.A. 2011/2012 Sebelum Pembobotan. Kategori Bauran Promosi
Advertising
Sangat Kuat
1
Sales Promotion 44
Personal Selling 436
Publicity & Public Relation 2
Word of Mouth 46
Direct Mail 2
Total
Kuat
50
30
11
141
269
30
531
Cukup Kuat
335
102
10
40
41
3
531
531
Sementara Tabel 24 di bawah ini memperlihatkan distribusi jumlah mahasiswa Baru STIE “X” berdasarkan bauran promosi pada T.A. 2011/2012 setelah dilakukan pembobotan. Tabel 24 Distribusi Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi TA. 2011/2012 Setelah Pembobotan. Kategori Bauran Promosi
5
Sales Promotion 220
Kuat
150
90
33
423
807
90
1593
Cukup Kuat
335
102
10
40
41
3
531
Sangat Kuat
Advertising
Personal Selling 2180
Publicity & Public Relation 10
Word of Mouth 230
Direct Mail 10
Total 2655
Total skor
490
412
2223
473
1078
103
4779
Nilai/Skor
10.25%
8.62%
46.52%
9.90%
22.56%
2.16%
100%
Skala Predikat Rangking
D
D
A
D
B
F
CK 3
CK 5
SKS 1
CK 4
SK 2
SKK 6
Berdasarkan Tabel 24 di atas, terlihat bahwa metode promosi yang paling efektif atau paling kuat pengaruhnya pada T.A. 2011/2012 adalah personal selling dengan total skor 2223 (46,52 persen) berada pada skala A dengan predikat “Sangat Kuat Sekali”. Rangking kedua ditempati word of mouth dengan total skor 1078 (22,56 persen) berada pada skala B dengan predikat “Sangat Kuat”, urutan ketiga advertising dengan total skor 490 (10,25 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”, dan disusul oleh publicity & public relation dengan total skor 473 (9,90 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”. Sementara urutan kelima
80
adalah sales promotion dengan total skor 412 (8,62 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”, dan urutan terakhir ditempati oleh direct selling dengan total skor 103 (2,16 persen) berada pada skala F dengan predikat “Sangat Kurang Kuat”. Hipotesis asosiatif diuji dengan menggunakan koefisien kontingensi, untuk menghitung hubungan antar variabel dengan menggunakan tabulasi silang dan menghitung Chi Kuadrat (Chi Square). Untuk bauran promosi STIE “X” T.A. 2011/2012 hipotesisnya adalah: H o : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi. H i : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi. Berdasarkan hasil perhitungan, Chi Kuadrat hitung adalah 1.845,932, dan Koefisien Kontingensi (C)= 0,7326491. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien antara bauran promosi dengan kategori bauran promosi adalah 0,733. Untuk menguji signifikansi koefisien C dapat dilakukan dengan menguji Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel, pada taraf kesalahan dan dk tertentu. Berdasarkan dk = 10 dan tingkat signifikansi (α)= 5%, maka diperoleh nilai Chi Kuadrat tabel= 18,307. Ternyata nilai Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel (1.845,932 > 18,307). Karena (χ2) hitung > dari (χ2) tabel, maka H o ditolak dan H i diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tahun akademik 2011/2012, bauran promosi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kategori bauran promosi sebesar 0,733. 6. Tren Bauran Promosi T.A. 2007/2008 s.d. T.A. 2011/2012 Setelah diketahui aspek yang paling efektif, skor, skala, predikat dan peringkat, dari bauran promosi STIE “X” pada setiap tahun akademik, berikut ini disajikan Gambar dan Tabel tren bauran promosi selama 5 (lima) tahun dari tahun T.A. 2007/2008 sampai dengan T.A. 2011/2012. Angka dalam Gambar di bawah ini merupakan angka total skor setelah dilakukan pembobotan.
Jumlah Mahasiswa Baru
81
Gambar 16 Tren Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi Setelah Pembobotan T.A. 2007/2008 s.d. T.A. 2011/2012 Tabel 25 Tren Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Bauran Promosi Setelah Pembobotan T.A. 2007/2008 s.d. T.A. 2011/2012. Tahun
Advertising
Sales Promotion
Personal Selling
Publicity & Public Relation
Word of Mouth
Direct Mail
2007
406
391
939
171
676
108
2691
2008
234
341
439
178
538
46
1776
2009
286
757
391
281
361
102
2178
2010
494
899
1304
211
351
170
3429
2011
490
412
2223
473
1078
103
4779
Total skor
1910
2800
5296
1314
3004
529
14853
Nilai/Skor
12.86%
18.85%
35.66%
8.85%
20.22%
3.56%
100%
Skala
D
C
A
D
B
F
Predikat
CK
K
SKS
CK
SK
SKK
Rangking
4
3
1
5
2
6
Total
Mencermati Gambar 16 dan Tabel 25 tentang tren jumlah mahasiswa baru yang memilih kuliah di STIE “X” dalam kurun waktu lima tahun dari tahun T.A. 2007/2008 sampai dengan T.A. 2011/2012 yang ketertarikannya dengan STIE “X” didasarkan pada enam aspek bauran promosi sangat menarik untuk dikaji. Setelah dilakukan pembobotan dalam tiga kategori bauran promosi (Sangat Kuat, Kuat, dan Cukup Kuat) ternyata antaraspek
82
memiliki pengaruh. Selain itu, skor atau nilai yang dicapai masing-masing aspek dipandang lebih objektif untuk menentukan aspek bauran promosi yang dinilai paling efektif, serta dalam menentukan skala, predikat, dan peringkat sebagaimana formulanya telah ditetapkan dalam metode penelitian. Berdasarkan Gambar 16 dan Tabel 25 di atas, terlihat bahwa metode promosi yang paling efektif atau paling kuat pengaruhnya selama 5 (lima) tahun adalah personal selling dengan total skor 5296 (35,66 persen) berada pada skala A dengan predikat “Sangat Kuat Sekali”. Rangking kedua ditempati word of mouth dengan total skor 3004 (20,22 persen) berada pada skala B dengan predikat “Sangat Kuat”. Urutan ketiga ditempati oleh sales promotion, total skor 2800 (18,85 persen) berada pada skala C dengan predikat “Kuat”, dan disusul oleh advertising dengan total skor 1910 (12,86 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”. Urutan kelima adalah publicity & public relation dengan total skor 1314 (8,85 persen) berada pada skala D dengan predikat “Cukup Kuat”, dan urutan terakhir ditempati oleh direct selling dengan total skor 529 (3,56 persen) berada pada skala F dengan predikat “Sangat Kurang Kuat”. Pembahasan selanjutnya akan dianalisis hubungan antaraspek bauran promosi selama lima tahun dari tahun T.A. 2007/2008 sampai dengan T.A. 2011/2012. Tabel 26 berikut ini menampilkan bauran promosi STIE “X” selama lima tahun periode bauran promosi yang diteliti namun terbatas pada kategori “Sangat Kuat”.
83
Tabel 26 Bauran Promosi STIE “X” Selama Lima Tahun (T.A. 2007/2008 - T.A. 2011/2012) Pada Kategori Sangat Kuat. Bauran Promosi Tahun 2007
2008
2009
2010
2011
TOTAL
Advertising
(11 X 299) / 1675= 1.96 1.67% 5 (11 X 222) / 1675=1.46 0.90% 2 (11 X 242) / 1675=1.59 0.41% 1 (11 X 381) / 1675=2.50 0.52% 2 (11 X 531) / 1675=3.49 0.19% 1 11 0.66%
Sales Promotion
(330 X 299) / 1675=58.91 5.69% 17 (330 X 222) / 1675=43.74 23.42% 52 (330 X 242) / 1675=47.68 45.87% 111 (330 X 381) / 1675=75.06 27.82% 106 (330 X 531) / 1675=104.61 8.29% 44 330 19.70%
Personal Selling
(956 X 299) / 1676=170.55 51.17% 153 (956 X 222) / 1675=126.71 31.53% 70 (956 X 242) / 1675=138.12 28.10% 68 (956 X 381) / 1675=217.45 60.10% 229 (956 X 531) / 1675=303.07 82.11% 436 956 57.07%
Publicity & Public Relation
Word of Mouth
(12 X 299) / 1675=2.14 0.67% 2 (12 X 222) / 1675=1.59 1.35% 3 (12 X 242) / 1675=1.73 0.83% 2 (12 X 381) / 1675=2.73 0.79% 3 (12 X 531) / 1675=3.80 0.38% 2 12 0.72%
(345 X 299) / 1675=61.59 36.12% 108 (345 X 222) / 1675=45.73 41.89% 93 (345 X 242) / 1675=49.84 24.38% 59 (345 X 381) / 1675=78.47 10.24% 39 (345 X 531) / 1675=109.37 8.66% 46 345 20.60%
Direct Mail TOTAL
(21 X 299) / 1675=3.75 4.68% 14 (21 X 222) / 1675=2.78 0.90% 2 (21 X 242) / 1675=3.03 0.41% 1 (21 X 381) / 1675=4.78 0.52% 2 (21 X 531) / 1675=6.66 0.38% 2 21 1.25%
299
222
242
381
531 1675
84
Tabel 26 di atas ini menampilkan bauran promosi STIE “X” selama lima tahun periode bauran promosi yang diteliti dari tahun T.A. 2007/2008 sampai dengan T.A. 2011/2012 pada kategori “Sangat Kuat”. Untuk mengukur hubungan antaraspek bauran promosi selama lima tahun maka dihitung koefisien kontingensi untuk menguji hipotesis asosiatif. Hubungan antar variabel bauran promosi selama lima tahun menggunakan tabulasi silang dan menghitung Chi Kuadrat (Chi Square). Data yang digunakan untuk pengukuran terbatas pada kategori bauran promosi “Sangat Kuat”. Hipotesis yang diajukan untuk bauran promosi STIE “X” pada kategori bauran promosi “Sangat Kuat” dari tahun T.A. 2007/2008 sampai dengan T.A. 2011/2012 adalah sebagai berikut: H o : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antaraspek bauran promosi dalam lima periode bauran promosi. H i : Ada hubungan yang positif dan signifikan antaraspek bauran promosi dalam lima periode bauran promosi. Berdasarkan hasil perhitungan, Chi Kuadrat hitung adalah 470,847, dan Koefisien Kontingensi (C)= 0,4684257. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien antaraspek bauran promosi dalam lima periode adalah 0,468. Dengan dk = 20 dan tingkat signifikansi (α)= 5%, maka diperoleh nilai Chi Kuadrat tabel= 31,410. Ternyata nilai Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel (470,847 > 31.410). Karena (χ2) hitung > dari (χ2) tabel, maka H o ditolak dan H i diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam lima periode bauran promosi STIE “X” dari tahun T.A. 2007/2008 sampai dengan T.A. 2011/2012 terdapat hubungan yang positif antaraspek bauran promosi sebesar 0,468. Adapun hasil perhitungan chi kuadrat dan koefisien kontingensi secara lengkap terlihat dalam lampiran. Setelah dikaji lima periode bauran promosi, selanjutnya akan dianalisis hubungan antarprodi yang dipilih mahasiswa baru STIE “X” dari tahun T.A. 2007/2008 sampai dengan T.A. 2011/2012. Tabel 27 di bawah ini menampilkan sebaran pilihan mahasiswa baru pada lima program studi yang ada di STIE “X” selama lima periode bauran promosi yang diteliti.
85
Tabel 27 Program Studi Pilihan Mahasiswa Baru STIE “X” Selama Periode Bauran Promosi. Program Studi Tahun 2007
2008
2009
2010
2011
TOTAL
D3 Keuangan & Perbankan
D3 Akuntansi
S1 Manajemen
S1 Akuntansi
S2 Keuangan Syariah
(101 X 299) / 1675=18.03 6.69% 20 (101 X 222) / 1675=13.39 7.66% 17 (101 X 242) / 1675=14.59 3.31% 8 (101 X 381) / 1675=22.97 8.66% 33 (101 X 531) / 1675=32.02 4.33% 23 101 6.03%
(153 X 299) / 1675=27.31 14.38% 43 (153 X 222) / 1675=20.28 15.77% 35 (153 X 242) / 1675=22.11 8.68% 21 (153 X 381) / 1675=34.80 8.14% 31 (153 X 531) / 1675=48.50 4.33% 23 153 9.13%
(661 X 299) / 1676=117.92 39.46% 118 (661 X 222) / 1675=87.61 32.88% 73 (661 X 242) / 1675=95.50 41.32% 100 (661 X 381) / 1675=150.35 33.60% 128 (661 X 531) / 1675=209.55 45.57% 242 661 39.46%
(655 X 299) / 1675=116.92 39.46% 118 (655 X 222) / 1675=86.81 43.69% 97 (655 X 242) / 1675=94.63 37.19% 90 (655 X 381) / 1675=148.99 35.17% 134 (655 X 531) / 1675=207.64 40.68% 216 655 39.10%
(105 X 299) / 1675=18.74 0.00% 0 (105 X 222) / 1675=13.92 0.00% 0 (105 X 242) / 1675=15.17 9.50% 23 (105 X 381) / 1675=23.88 14.44% 55 (105 X 531) / 1675=33.29 5.08% 27 105 6.27%
TOTAL
299
222
242
381
531 1675
86
Mencermati Tabel 27 tentang program studi pilihan mahasiswa baru STIE “X” selama lima periode bauran promosi yang diteliti, terlihat bahwa jumlah mahasiswa D3 Keuangan & Perbankan sejumlah 101 orang (6,03 persen), mahasiswa D3 Akuntansi berjumlah 153 (9,13 persen), mahasiswa S1 Manajemen berjumlah 661 (39,46 persen), mahasiswa S1 Akuntansi berjumlah 655 (39,10 persen), mahasiswa S2 Keuangan Syariah berjumlah 105 (6,27 persen), dan total mahasiswa baru STIE “X” dalam lima tahun sejumlah 1.675 mahasiswa. Untuk mengukur hubungan antarprodi yang dipilih mahasiswa baru selama lima periode bauran promosi maka dihitung koefisien kontingensi untuk menguji hipotesis asosiatif. Hubungan antarprodi pilihan mahasiswa baru selama lima periode menggunakan tabel silang serta dihitung nilai Chi Kuadrat. Karena keterbatasan data, pengolahan data terbatas pada pilihan program studi selama lima periode yang diteliti dan tidak dihubungkan dengan enam aspek bauran promosi yang mempengaruhi mahasiswa baru memilih prodi tersebut. Adapun hipotesisnya adalah: H o : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antarprodi yang dipilih mahasiswa baru selama lima periode bauran promosi. H i : Ada hubungan yang positif dan signifikan antarprodi yang dipilih mahasiswa baru selama lima periode bauran promosi. Berdasarkan hasil perhitungan, Chi Kuadrat hitung adalah 137,366, dan Koefisien Kontingensi (C)= 0,2753067. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien antarprodi yang dipilih mahasiswa baru selama lima periode bauran promosi yang diteliti sebesar 0,275. Dengan dk = 16 dan tingkat signifikansi (α)= 5%, maka diperoleh nilai Chi Kuadrat tabel= 26,296. Ternyata nilai Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel (137,366 > 31.410). Karena (χ2) hitung > dari (χ2) tabel, maka H o ditolak dan H i diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam lima periode bauran promosi STIE “X” ada hubungan yang positif antarprodi yang dipilih mahasiswa baru selama lima periode bauran promosi sebesar 0,275. Adapun hasil perhitungan chi kuadrat dan koefisien kontingensi secara lengkap terlihat dalam lampiran.
87
Berdasarkan paparan di atas, secara total terlihat bahwa aspek bauran promosi yang paling efektif selama lima periode yang diteliti dari tahun akademik 2007/2008 sampai dengan tahun akademik 2011/2012 setelah dilakukan pembobotan adalah personal selling. Namun jika dicermati di setiap tahunnya, personal selling menempati posisi paling efektif atau paling kuat pengaruhnya terhadap mahasiswa baru dalam memilih STIE “X” terdapat dalam tiga periode tahun akademik yaitu T.A. 2007/2008, T.A. 2010/2011, dan T.A. 2011/2012. Sementara pada tahun akademik 2008/2009, aspek bauran promosi yang paling efektif adalah word of mouth dan pada tahun akademik 2009/2010 aspek bauran promosi yang paling efektif adalah sales promotion. Tabel 28 berikut ini merupakan rekapitulasi bauran promosi STIE “X” dari tahun T.A. 2007/2008 sampai dengan T.A. 2011/2012 berdasarkan kategori bauran promosi. Tabel 28 Jumlah Mahasiswa Baru STIE “X” Berdasarkan Kategori Bauran Promosi T.A. 2007/2008 s.d. T.A. 2011/2012. Kategori Bauran Promosi
Advertising
Sangat Kuat
11
Sales Promotion 330
Personal Selling 956
Publicity & Public Relation 12
Word of Mouth 345
Direct Mail 21
Total
Kuat
388
347
138
299
382
121
1675
Cukup Kuat
777
148
145
394
143
68
1675
Total
1176
825
1239
705
870
210
5025
1675
Berdasarkan Tabel 28, secara total selama lima periode yang diamati, bauran promosi pada kategori “Sangat Kuat”, posisi pertama adalah ditempati oleh personal selling yang mampu mempengaruhi 956 mahasiswa baru. Urutan kedua ditempati oleh
word of mouth yang mampu
mempengaruhi 345 mahasiswa baru, dan urutan ketiga ditempati oleh sales promotion yang mampu mempengaruhi 330 mahasiswa baru. Direct mail berada di posisi keempat yang mampu mempengaruhi 21 mahasiswa baru. Sementara
public
relation
berada
di
posisi
kelima
yang
mampu
mempengaruhi 12 mahasiswa baru, dan terakhir advertising hanya mampu mempengaruhi 11 mahasiswa baru. Bauran promosi pada kategori “Kuat”, posisi pertama adalah ditempati oleh advertising yang mampu mempengaruhi 388 mahasiswa baru. Urutan
88
kedua ditempati oleh
word of mouth yang mampu mempengaruhi 382
mahasiswa baru, dan urutan ketiga ditempati oleh sales promotion yang mampu mempengaruhi 347 mahasiswa baru. Public relation berada di posisi keempat yang mampu mempengaruhi 299 mahasiswa baru. Sementara personal selling berada di urutan kelima yang mempengaruhi 138 mahasiswa baru, dan terakhir direct mail mampu mempengaruhi 121 mahasiswa baru. Sementara bauran promosi pada kategori “Cukup Kuat”, posisi pertama adalah tetap ditempati oleh advertising yang mampu mempengaruhi 777 mahasiswa baru. Urutan kedua ditempati oleh Publicity & Public Relation yang mampu mempengaruhi 394 mahasiswa baru, dan urutan ketiga ditempati oleh
sales promotion yang mampu mempengaruhi 148 mahasiswa baru.
Personal selling berada di posisi keempat yang mampu mempengaruhi 145 mahasiswa baru. Sementara word of mouth berada di urutan kelima yang mempengaruhi 143 mahasiswa baru, dan terakhir direct mail yang hanya mampu mempengaruhi 68 mahasiswa baru. Sebagaimana telah dikemukan bahwa antarkategori dalam bauran promosi memiliki hubungan yang positif, artinya saling menguatkan antaraspek bauran promosi. Hasil perhitungan tersebut di atas juga dikuatkan oleh hasil wawancara mendalam dengan para informan yang menyatakan bahwa strategi personal selling dalam bauran promosi dinilai lebih tepat sasaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi tingkat efektivitas dari program personal selling, diantaranya adalah: i) personal selling dilakukan dengan presentasi yang menarik; ii) dalam personal selling terjadi komunikasi pemasaran yang interaktif; iii) audiens dalam kegiatan personal selling tepat sasaran, dan iv) pemilihan lokasi kegiatan personal selling yang tepat (right place). Berdasarkan
paparan
di
atas,
bauran
pemasaran
yang
telah
diimplementasikan STIE “X” sudah cukup baik dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam pengambilan kebijakan pemasaran STIE “X”. Implikasi manajerial dari hasil penelitian ini diantaranya adalah: i) STIE “X” perlu melakukan penajaman dan pengayaan pada setiap aspek pemasaran, terutama pada aspek produk dan aspek promosi dengan program-
89
program turunan yang lebih inovatif; ii) STIE “X” perlu memperkuat hubungan (koneksitas) antaraspek bauran pemasaran dan bauran promosi serta harmoninasi dan komunikasi yang baik antarbagian maupun antarpersonal dalam hal program pemasaran dan promosi; iii) STIE “X” perlu melakukan pembenahan administrasi dan optimalisasi penggunaan teknologi pada Bagian Marketing. Pertama, penajaman dan pengayaan pada aspek produk dan aspek promosi. Pada aspek produk, STIE “X” perlu meneguhkan kembali keunggulan dan keunikan produk yang dimiliki sehingga keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif STIE “X” jika dibandingkan dengan perguruan tinggi lain menjadi lebih jelas. Program studi maupun konsentrasi “keuangan syariah” misalnya, merupakan salah satu keunggulan dan keunikan yang harus terus dikembangkan oleh STIE “X”. Keunggulan tersebut perlu terus disosialisasikan/dikomunikasikan kepada masyarakat bahwa STIE “X” merupakan kampus terdepan dalam pengembangan keuangan syariah. Demikian halnya dengan para lulusan STIE “X” merupakan lulusan bermutu yang siap terjun ke masyarakat, serta siap memasuki ke dunia usaha dan industri, khususnya industri keuangan di Indonesia (perbankan, asuransi, pasar modal, dan lembaga keuangan lainnya). STIE “X” juga memiliki sumberdaya manusia yang mumpuni dan sumberdaya lainnya yang cukup memadai untuk melakukan peneguhan jati diri sebagai perguruan tinggi yang berfokus pada pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Dukungan internal dan ekstenal juga cukup kuat, serta peluang lulusan di dunia industri sangat besar. Pada aspek promosi, tentu keunikan dan keunggulan produk yang dimiliki harus mampu dikomunikasikan secara baik kepada masyarakat. Tanpa komunikasi pemasaran yang baik, produk unggul tersebut tentu sulit dikenal masyarakat. Bauran promosi yang dilakukan STIE “X” selama lima tahun, terbukti bahwa personal selling merupakan bauran promosi yang paling efektif. Aspek tersebut perlu penajaman dan pengayaan dalam program turunannya. Namun aspek lain dalam bauran promosi tentunya tetap dijalankan secara proporsional, karena antaraspek memiliki hubungan yang
90
positif dan saling menguatkan. Namun demikian, semua program turunan dalam bauran promosi perlu dievaluasi secara mendalam, kemudian dirancang program yang lebih inovatif. Kedua, STIE “X” perlu memperkuat hubungan (koneksitas) antaraspek bauran pemasaran dan bauran promosi sehingga antaraspek saling menguatkan. Program-program turunan dalam bauran pemasaran dan promosi juga harus dipahami oleh setiap bagian/personal sehingga terdapat kesepahaman dalam berbagai kebijakan yang berimplikasi pada bagianbagian tertentu di STIE “X” dan terdapat kesamaan informasi yang diberikan kepada pihak lain. Ketiga, STIE “X” perlu melakukan pembenahan administrasi dan optimalisasi penggunaan teknologi pada Bagian Marketing. Pembenahan administrasi yang dimaksud terkait dengan penerimaan mahasiswa baru dan program-program turunan dari berbagai aspek bauran pemasaran dan promosi. Optimalisasi teknologi yang dimaksud lebih mengacu kepada program promosi yang bersifat e-marketing (Website, social media, email, short messege services). STIE “X” juga perlu membedah dan mengkaji lebih mendalam tentang bauran pemasaran dan bauran promosi di masa datang sebelum programprogram pemasaran dan promosi diimplementasikan yang melibatkan Pimpinan, Bagian Marketing dan Pusat Penjaminan Mutu. Hal ini penting karena seluruh aspek yang dilakukan STIE “X” harus terjamin mutunya. Sebagaimana diketahui bahwa Pusat Penjaminan Mutu STIE “X” menggunakan metode Six Sigma dalam melakukan penjaminan mutu. Metode tersebut merupakan pengembangan dari Total Quality Management (TQM) dan memberikan pengertian 3,4 kesalahan per sejuta aktivitas (semua jenis aktivitas). Pendekatan yang digunakan adalah metode DMAIC yang mencakup; Define (Perumusan), Measure (Pengukuran), Analyze (Analisis), Improve (Peningkatan), dan Control (Pengendalian). Dengan demikian, apabila semua program yang dilakukan melalui proses DMAIC (khususnya program-program dalam marketing mix dan promotion mix), maka diyakini akan membuahkan hasil yang optimal.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan paparan di atas, hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “X” telah mengimplementasikan bauran pemasaran yang meliputi delapan aspek, yaitu: product, pricing, promotion, place, people, physical evidence, process, dan customer service. Masing-masing aspek memiliki program turunan yang diharapkan mampu mempengaruhi calon mahasiswa memilih tempat kuliah di STIE “X”. Antaraspek bauran pemasaran memiliki hubungan dan saling menguatkan.
2.
STIE
“X”
telah
mengimplementasikan
bauran
promosi
untuk
mempengaruhi calon-calon mahasiswa agar memilih tempat kuliah di STIE “X”. Terdapat enam cara yang dilakukan, yaitu; advertising, personal selling, sales promotion, public relation, word of mouth, dan direct mail. Keenam aspek bauran promosi tersebut diturunkan ke dalam beberapa program yang dilakukan secara simultan. 3.
Bauran promosi yang dinilai paling efektif secara total selama lima periode yang diteliti adalah personal selling. Namun jika dilihat setiap tahunnya, personal selling menempati posisi paling efektif dalam tiga periode yaitu tahun akademik 2007/2008, tahun akademik 2010/2011, dan tahun akademik 2011/2012. Pada tahun akademik 2008/2009, aspek bauran promosi yang paling efektif adalah word of mouth dan pada tahun akademik 2009/2010 adalah sales promotion. Aspek bauran promosi pada kategori “Sangat Kuat”, posisi pertama ditempati oleh personal selling yang mempengaruhi 956 mahasiswa baru. Pada kategori “Kuat”, posisi pertama ditempati oleh advertising yang mempengaruhi 388 mahasiswa baru dan pada kategori “Cukup Kuat” pun posisi pertama ditempati oleh advertising yang mampu mempengaruhi 777 mahasiswa.
92
Efektivitas program personal selling dipengaruhi oleh: presentasi yang menarik, komunikasi interaktif, audiens yang tepat sasaran, dan pemilihan lokasi yang tepat.
6.2. Saran Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1.
STIE “X” agar terus melakukan penguatan dan pengayaan strategi pemasaran dan promosi dengan berbagai turunan program yang lebih kreatif dan inovatif. Kegiatan promosi yang gencar hendaknya diiringi dengan peningkatan kualitas produk, proses, dan sumber daya insani. Bauran marketing dan bauran promosi harus dilakukan secara simultan dengan perencanaan yang lebih matang.
2.
Kepada para pembaca dan peneliti, semoga penelitian ini bermanfaat, dan peneliti mengharapkan penelitian tentang pemasaran perguruan tinggi terus dikembangkan demi kemajuan dunia pendidikan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, B.., 2005, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Chandra, G., 2002, Strategi dan Program Pemasaran, Penerbit ANDI, Yogyakarya. Dumiyati, 2008, Penerapan Strategi Pemasaran Dan Pengembangan Wilayah Fungsional Bisnis Perguruan Tinggi, Makalah. Gajić, J., 2012, Importance of Marketing Mix In Higher Education Institutions, Singidunum journal 2012, 9 (1): 29-41, ISSN 2217-8090, UDK 378:658.8, Original paper/Originalni naučni rad. Gautam, R.K. and Singh R., 2011, Marketing Mix Strategies of Small Manufacturers of India: Punjab Experience, Journal of Management & Marketing, volume IX, issue 2/2011 196. Handoko, T., 2002, “Formulasi Strategi Pemasaran Pelumas Repsol pada PT. Sukabumi Trading Coy Jateng”, Tesis, Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Hoekstra, J.C., P.S.H. Leeflang and D.R. Wittink, 1999, The Customer Concept: The Basis for a New Marketing Paradigm, Journal of Market Focused Management, Vol.4, pp. 43-76. Irawan, dkk. 1999, Pemasaran : Teknik dan Kasus, BFE, Yogyakarta. Juanda, B., 2009, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, IPB Press, Bogor. Kotler, P. dan Amstrong, G., 2001, Dasar-Dasar Pemasaran, edisi kesembilan, Indeks Gramedia, Jakarta. Kotler, P. dan Susanto AB, 2001, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Edisi Pertama, Buku 2, Jakarta. Kotler, P., 1997, Manajemen Pemasaran (Terjemahan), Jilid I, PT.Prehallindo, Jakarta Lovelock, C., 2001, Services Marketing: People, Technology, Strategy, 4th ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. Lymperopoulos, C., 2008, Strategic Developments in Financial Services Marketing, Journal of Financial Services Marketing, 13, 1–4, United Kingdom. Muhtosim, A., 2006, Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan, Bayumedia Publishing, Malang Sedaghat, N., Sedaghat, M., and Moakher, A.K., 2012, The Impact of Promotional Mix Elements on Brand Equity, American Journal of Scientific Research, ISSN 1450-223X Issue 43 (2012), pp. 5-15, EuroJournals Publishing, http://www.eurojournals.com/ajsr.htm. Sumeet, P., 2004, E-Marketing-A New Concept, www.brandchannel.com. Tjiptono, F., 2005, Pemasaran Jasa, Bayumedia Publishing, Malang.
94
Wilkie, W. L., and Moore, E.S., 2007, What Does the Definition of Marketing Tell Us, American Marketing Association, ISSN: 0743-9156 (print), 1547-7207 (electronic). Zeithaml, V.A. and Bitner, M.J., 2003, Services Marketing: Integrating Customer Focus Across The Firm, New York, McGraw Hill. Zeithaml, V.A., Bitner, M.J., and Gremler, D.D., 2010, Services Marketing Strategy, Wiley International Encyclopedia of Marketing, edited by Jagdish N. Sheth and Naresh K. Malhotra, John Wiley & Sons Ltd.
HASIL PENGOLAHAN DATA Koefisien Kontingensi dan Chi Square TA. 2007/2008 Kategori Bauran Promosi Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Total Prosentase
Advertising Fo 5 76 153 234
Fh 78.000 78.000 78.000 234
Sales Promotion
Personal Selling
Fo
Fo
17 101 3 121
26.09%
Fh
Fh
153
40.33
88.33
31
40.33
88.33
81
40.33 121
88.33
265
13.49%
Publicity & Public Relation Fo Fh
265
28.33
39
28.33
44 85
29.54% (Fo Fh)2/fh
2
28.33 85
9.48% (Fo Fh)2/fh
Word of Mouth Fo
Fh
108
54.67
40
54.67
16 164
54.67
Fo 14 12 2
Jumlah
9.33
299
0.333
9.33
299
0.333
9.33
299
0.333
897
1.000
28
28
(Fo Fh)2/fh
3.12% Fo Fh
(Fo Fh)2/fh
100%
Fo - Fh
(Fo - Fh)2/fh
Fo - Fh
(73.00)
68.32
(23.33)
13.50
64.67
47.34
(26.33)
24.47
53.33
52.03
4.67
2.33
(2.00)
0.05
60.67
91.25
(57.33)
37.21
10.67
4.02
(14.67)
3.93
2.67
0.76
75.00
72.12
(37.33)
34.56
(7.33)
0.61
15.67
8.66
(38.67)
27.35
(7.33)
5.76
140.49
Fo - Fh
139.31
Fo - Fh
85.16
χ2
N
494.28
897
dk (3-1) (6-1) = 10 χ2
>
χ2+N 1,391.28
α = 0.05 χ2 tabel
Fo - Fh
37.15
χ2/(χ2+N) 0.3552711
χ2 tabel 18.307
83.32
C = √ χ2/(χ2+N) 0.5960462
Prosentase
Fh
164
18.28% (Fo Fh)2/fh
Direct Mail
8.86
χ2 494.282
HASIL PENGOLAHAN DATA Koefisien Kontingensi dan Chi Square TA. 2008/2009 Kategori Bauran Promosi Sangat Kuat
Advertising Fo 2
Kuat Cukup Kuat
86
Total
140
Prosentase
52
Fh 46.667 46.667 46.667 140
Sales Promotion
Personal Selling
Fo
Fo
52 39 3 94
21.02%
Fh
Fh
70
31.33
94
14.11%
116
17.42% (Fo Fh)2/fh
43.00
89
38.67
116
43.00
37
38.67
3
31.33
3
38.67
43
31.33
Publicity & Public Relation Fo Fh
43.00
129
129
19.37% (Fo Fh)2/fh
Word of Mouth Fo
Fh
93
52.00
10
52.00
53
52.00
156
Fo 2 7 22
Jumlah
Prosentase
Fh 10.33
222
0.333
10.33
222
0.333
10.33
222
0.333
666
1.000
156
31
31
(Fo Fh)2/fh
4.65% Fo Fh
(Fo Fh)2/fh
23.42% (Fo Fh)2/fh
Direct Mail
100%
Fo - Fh
(Fo - Fh)2/fh
Fo - Fh
(44.67)
42.75
20.67
13.63
31.33
25.39
(40.00)
37.21
41.00
32.33
(8.33)
6.72
39.33
33.15
7.67
1.88
4.33
0.49
(6.00)
0.84
(42.00)
33.92
(3.33)
1.08
5.33
0.61
(28.33)
25.62
(35.67)
32.90
46.00
49.21
1.00
0.02
11.67
13.17
χ2
20.97
350.911
76.51
Fo - Fh
41.13
Fo - Fh
58.78
χ2
χ2+N
N
350.91
666
dk (3-1) (6-1) = 10 χ2
1,016.91
α = 0.05 >
χ2 tabel
Fo - Fh
87.26
χ2/(χ2+N) 0.34507517
χ2 tabel 18.307
66.27
C = √ χ2/(χ2+N) 0.587431
HASIL PENGOLAHAN DATA Koefisien Kontingensi dan Chi Square TA. 2009/2010 Kategori Bauran Promosi Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Total Prosentase
Advertising Fo 1 91 8 100
Sales Promotion
Fh 33.333 33.333 33.333 100
13.77%
Fo 111 57 31 199
Personal Selling
Fh
Fo
33.00 33.00
10 21
66.33 199
27.41%
Fh
68
66.33 66.33
Publicity & Public Relation Fo Fh
33.00 99
99 13.64%
(Fo Fh)2/fh
2 50 121 173
57.67 57.67 57.67 173
23.83% (Fo Fh)2/fh
Word of Mouth Fo 59 12 30 101
Fh 33.67 33.67 33.67 101
13.91% (Fo Fh)2/fh
Direct Mail Fo 1 22 31 54
Jumlah
Fh 18.00 18.00
242 242
0.333 0.333
18.00 54
242 726
0.333 1.000
7.44% (Fo Fh)2/fh
100% (Fo Fh)2/fh
Fo - Fh
(Fo - Fh)2/fh
Fo - Fh
(32.33)
31.36
44.67
30.08
35.00
37.12
(55.67)
53.74
25.33
19.06
(17.00)
16.06
57.67
99.76
(9.33)
1.31
(23.00)
16.03
(7.67)
1.02
(21.67)
13.94
4.00
0.89
(25.33)
19.25 150.38
(35.33)
18.82 50.21
(12.00)
4.36 57.52
63.33
69.56 124.31
(3.67)
0.40 33.41
13.00
9.39 26.33
Fo - Fh
χ2 442.16
χ
2
χ2+N 1,168.16
N 726
dk (3-1) (6-1) = 10 >
Fo - Fh
α = 0.05 χ
2
tabel
χ2/(χ2+N) 0.3785085 χ2 tabel 18.307
Fo - Fh
C = √ χ2/(χ2+N) 0.6152305
Fo - Fh
Prosentase
χ2 442.158
HASIL PENGOLAHAN DATA Koefisien Kontingensi dan Chi Square TA. 2010/2011 Kategori Bauran Promosi Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Total Prosentase
Advertising Fo 2 85 229 316
Sales Promotion
Fh
Fo
105.333 105.333 105.333 316
27.65% Fo - Fh
106 120 9 235
Personal Selling
Fh
Fo 229
78.33 78.33
43 30
78.33 235
Fo - Fh
100.67 100.67
32
26.42% (Fo Fh)2/fh
3
Word of Mouth Fo
45.00 45.00
100
100.67 302
302
20.56% (Fo Fh)2/fh
Fh
Publicity & Public Relation Fo Fh
45.00 135
135 11.81%
(Fo Fh)2/fh
Fo - Fh
Fo - Fh
Fh
39
Fo
31.00 31.00
51 3
31.00 93
93 8.14%
(Fo Fh)2/fh
Fo - Fh
Direct Mail
2 50 10 62
Fo - Fh
20.67 20.67
381 381
0.333 0.333
20.67 62
381 1143
0.333 1.000
100% (Fo Fh)2/fh
(103.33)
101.37
27.67
9.77
128.33
163.60
(42.00)
39.20
8.00
2.06
(18.67)
16.86
(20.33)
3.93
41.67
22.16
(57.67)
33.03
(13.00)
3.76
20.00
12.90
29.33
41.63
145.19 250.49
(69.33)
61.37 93.30
(70.67)
49.61 246.25
55.00
67.22 110.18
(28.00)
25.29 40.26
(10.67)
5.51 64.00
123.67
χ2 804.47
dk (3-1) (6-1) = 10 χ
2
χ2+N 1,947.47
N 1143
>
α = 0.05 χ
2
tabel
χ2/(χ2+N) 0.4130848 χ2 tabel 18.307
C = √ χ2/(χ2+N) 0.6427167
Prosentase
Fh
5.42% (Fo Fh)2/fh
Jumlah
χ2 804.470
HASIL PENGOLAHAN DATA Koefisien Kontingensi dan Chi Square TA. 2011/2012 Kategori Bauran Promosi Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Total Prosentase
Advertising Fo 1 50 335 386 24.23% Fo - Fh
Sales Promotion
Fh 128.667 128.667 128.667 386 (Fo Fh)2/fh
Fo 44 30 102 176 11.05% Fo - Fh
Personal Selling
Fh
Fo
(Fo Fh)2/fh
152.33 152.33
141
436
58.67 58.67 58.67 176
Fh
Publicity & Public Relation Fo Fh
11 10 457 28.69% Fo - Fh
152.33 457 (Fo Fh)2/fh
2
40 183 11.49% Fo - Fh
61.00 61.00 61.00 183 (Fo Fh)2/fh
Word of Mouth Fo 46 269 41 356 22.35% Fo - Fh
Direct Mail
Fh
Fo
118.67 118.67
30
118.67 356 (Fo Fh)2/fh
2
3 35 2.20% Fo Fh
Jumlah
Fh 11.67 11.67
531 531
0.333 0.333
11.67 35
531 1593 100%
0.333 1.000
(Fo Fh)2/fh
(127.67)
126.67
(14.67)
3.67
283.67
528.23
(59.00)
57.07
(72.67)
44.50
(9.67)
8.01
(78.67)
48.10
(28.67)
14.01
(141.33)
131.13
80.00
104.92
150.33
190.45
18.33
28.81
206.33
330.88 505.65
43.33
32.01 49.68
(142.33)
132.99 792.35
(21.00)
7.23 169.21
(77.67)
50.83 285.78
(8.67)
6.44 43.26
χ2 1,845.93
dk (3-1) (6-1) = 10 χ
2
χ2+N 3,438.93
N 1593
>
α = 0.05 χ
2
tabel
χ2/(χ2+N) 0.5367747 χ2 tabel 18.307
C = √ χ2/(χ2+N) 0.7326491
Prosentase
χ2 1,845.932
HASIL PENGOLAHAN DATA Koefisien Kontingensi dan Chi Square Bauran Promosi Selama Lima Periode Pada Kategori “Sangat Kuat” Periode Bauran Bromosi
Advertising
Sales Promotion
Personal Selling
Publicity & Public Relation
Fo
Fh
Fo
Fh
Fo
Fo
2007
5
1.964
17
58.907
153
170.653
2
2008
2
1.458
52
43.737
70
126.706
2009
1
1.589
111
47.678
68
2010
2
2.502
106
75.063
2011
1
3.487
44
104.615
Total
330
330
Fh
Direct Mail
Total
Fh
Fo
2.142
108
61.585
14
3.749
299
0.179
3
1.590
93
45.725
2
2.783
222
0.133
138.121
2
1.734
59
49.845
1
3.034
242
0.144
229
217.454
3
2.730
39
78.475
2
4.777
381
0.227
436
303.066
2
3.804
46
109.370
2
6.657
531
0.317
956
345
345
3.04
4.70
(41.91)
29.81
(17.65)
1.83
(0.14)
0.01
46.41
34.98
10.25
28.03
0.54
0.20
8.26
1.56
(56.71)
25.38
1.41
1.25
47.27
48.88
(0.78)
0.22
(0.59)
0.22
63.32
84.10
(70.12)
35.60
0.27
0.04
9.16
1.68
(2.03)
1.36
(0.50)
0.10
30.94
12.75
11.55
0.61
0.27
0.03
(39.47)
19.86
(2.78)
1.61
(2.49)
1.77
(60.61)
35.12
132.93
58.31
(1.80)
0.86
(63.37)
36.72
(4.66)
3.26
121.72
χ2
χ2+N
N
470.85
1,675
χ
2,145.85 α = 0.05
dk (5-1) (6-1) = 20 2
2.18
>
χ
2
tabel
χ2/(χ2+N) 0.2194226 χ
2
tabel
31.410
142.11 C = √ χ2/(χ2+N) 0.4684257
21
21
11
163.35
12
12
Fh
11
6.99
Prosentase
Fo
956
Fh
Word of Mouth
34.49
1
1,675
χ2 470.847
HASIL PENGOLAHAN DATA Koefisien Kontingensi dan Chi Square Berdasarkan Pilihan Program Studi Selama Lima Periode Bauran Promosi Periode Bauran Bromosi 2007 2008 2009 2010 2011
D3 Keuangan & Perbankan Fo Fh 20 18.029 17 13.386 8 14.592 33 22.974 23 32.019
Total
101
D3 Akuntansi Fo 43 35 21 31 23
S1 Manajemen
Fh 27.312 20.278 22.105 34.802 48.503
Fo 118 73 100 128 242
Fh 117.993 87.607 95.500 150.353 209.547
S1 Akuntansi Fo 118 97 90 134 216
S2 Keuangan Syariah
Fh 116.922 86.812 94.633 148.988 207.645
Fo 0 0 23 55 27
Fh 18.743 13.916 15.170 23.884 33.287
101
153
153
661
661
655
655
105
105
1.97
0.22
15.69
9.01
0.01
0.00
1.08
0.01
(18.74)
18.74
3.61
0.98
14.72
10.69
(14.61)
2.44
10.19
1.20
(13.92)
13.92
(6.59)
2.98
(1.11)
0.06
4.50
0.21
(4.63)
0.23
7.83
4.04
10.03
4.38
(3.80)
0.42
(22.35)
3.32
(14.99)
1.51
31.12
40.54
(9.02)
2.54 11.09
(25.50)
13.41 33.58
32.45
5.03 11.00
8.36
0.34 3.28
(6.29)
1.19 78.43
χ2
χ2+N
N
137.37
1,675
α = 0.05
dk (5-1) (5-1) = 16 χ2
1,812.37
>
χ2 tabel
χ2/(χ2+N)
C=√ χ2/(χ2+N)
0.0757938
0.2753067
χ2 tabel 26.296
Total
299 222 242 381 531 1,675
Presentase
0.179 0.133 0.144 0.227 0.317 1
χ2 137.366
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “X” Majelis Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat Ormas “X”
Badan Pembina Harian
Senat Sekolah Tinggi
Dewan Penyantun
KETUA
Wakil Ketua I Bidang Akademik, Keuangan, dan Sumber Daya
Kepala Pusat Penjaminan Mutu
Direktur Program Pascasarjana
Ketua Jurusan Manajemen
Ketua Jurusan Akuntansi
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Bag. Adm Akademik (BAA)
Wakil Ketua II Bidang Riset, Kemahasiswaan-Alumni, dan PPIK
Bagian Adm. Keuangan (BAK)
Bag. Adm. Umum (BAU)
LP3M
Kemahasiswaan, Alumni, dan PPIK
Humas, Kerjasama & Marketing
Sekretaris
Sekretaris
Subag Referensi & Evaluasi
Operator
Subag. Administrasi
Sekretaris Kepala-Kepala Divisi
Subag Adm & Monitor
Pelaksana Akademik
Subag Evaluasi
Pengembangan Akademik
Sekretaris
Informasi & Teknologi
Programmer & Maintenance
Subag Pembukuan Sie Kas
Kesekretariatan
Laboratorium Subag Rumah Tangga Sekretaris Koordinator Satpam
EDP & Operator
Penunjang Akademik
Subag Adm & SDM
Pelaksana Administrasi
Penunjang Akademik
Perpustakaan
103
SEKILAS TENTANG SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “X”
Susunan Kepemimpinan STIE “X” sejak menjadi Akademi. Susunan pimpinan Akademi “X” tahun 1968 sebagai berikut: Penasehat : Mr. Sjafruddin Prawiranegara Direktur : Drs. M. Arsjad Anwar, MBA Pembantu Direktur I : Drs. Jusuf Sukarna Pembantu Direktur II : Drs. Abdurrahman Banama Pembantu Direktur III/Sekr. : Drs. A. Sofjan Tandjung Pembantu Direktur IV : Prof. Dr. Kamil Kartapradja Susunan pimpinan Akademi “X” tahun 1976 (generasi kedua) sebagai berikut: Direktur : Drs. Zubaidi Badjuri Pembantu Direktur I : Drs. Abdurrahman Banama Pembantu Direktur II : WB. Tjipto, SH. Pembantu Direktur III/Sekr. : Nizamuddin IP., SE. Pembantu Direktur IV : Drs. Chusnan Yusuf Susunan pimpinan Akademi “X” tahun 1976-1981 (kepemimpinan generasi kedua) sebagai berikut: Direktur : Sjahrir Nurut, SE. Pembantu Direktur I : Amiruddin Rasjid, SE Pembantu Direktur II/Sekr. : Ir. M. Koesmawan Pembantu Direktur III : Hoesni Hasan, SE Pembantu Direktur IV : Drs. Chusnan Yusuf. Susunan pimpinan setelah Akademi “X” berubah menjadi Akademi Keuangan & Perbankan “X” tahun 1985 sebagai berikut: Direktur : Sjahrir Nurut, SE Pembantu Direktur I : Amirudin Rasyid, SE Pembantu Direktur II : Ir. M. Koesmawan Pembantu Direktur III : Rusdin Morintoh, SE Pembantu Direktur IV : Drs. Samuddin Muhir Susunan pimpinan Akademi Keuangan & Perbankan “X” dan pada masa awal menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “X” tahun 1997 sebagai berikut: Ketua : Sjahrir Nurut, SE., MM Pembantu Ketua I : Rusdin Morintoh, SE., MM Pembantu Ketua II : Drs. Didih Surjadi, Ak Pembantu Ketua III : Julius Djamal, SE. Pembantu Ketua IV : Drs. NA. Rasyid Dt. Mangkudun
104
Pada tahun 1999 terjadi perubahan komposisi pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “X” (periode 1999-2003) sebagai berikut: Ketua : Dr. Ir. M. Koesmawan, M.Sc., MBA. Pembantu Ketua I : Rusdin Morintoh, SE., MM. Pembantu Ketua II : Drs. Didih Surjadi, Ak. Pembantu Ketua III : WB. Tjipto, SH. Pembantu Ketua IV : M. Azrul Tanjung, SE. Perkembangan selanjutnya pada awal tahun 2003, terjadi perubahan komposisi kepemimpinan menjadi: Ketua : Dr. Ir. M. Koesmawan, M.Sc., M.BA. Pembantu Ketua I : Amrizal, SE., MM. Pembantu Ketua II : Drs. Didih Surjadi, Ak. Pembantu Ketua III : Darwin Erhandy, SE., MM. Pembantu Ketua IV : H. A. Tarsito, SE., MM. Pada akhir tahun 2003 dilakukan pemilihan Pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “X”, sehingga terjadi perubahan komposisi kepemimpinan STIE “X” untuk periode 2003-2007, sebagai berikut: Ketua : M. Azrul Tanjung, SE., M.Si. Pembantu Ketua I : Amrizal, SE, MM. Pembantu Ketua II : Berlianingsih Kusumawati, SE., MM. Pembantu Ketua III : Maryogi Jass, SH., MH. Pembantu Ketua IV : M. Muchtar Rivai, SH, MH. Kemudian pada bulan Oktober 2005, terjadi perubahan komposisi kepemimpinan untuk periode 2005-2011, menjadi: Pejabat Ketua : Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA. Pembantu Ketua I : Mukhaer Pakkanna, SE, MM. Pembantu Ketua II : Berlianingsih Kusumawati, SE., MM. Pembantu Ketua III : Darwin Erhandy, SE., MM. Pada tahun 2011 terjadi pergantian susunan kepemimpinan STIE “X” untuk periode 2011-2014 sebagai berikut: Ketua : Mukhaer Pakkanna, SE, MM. Wakil Ketua I : Berlianingsih Kusumawati, SE., MM. Wakil Ketua II : Husnayetti, SE, MM Wakil Ketua III : Sutia Budi, SE Susunan kepemimpinan STIE “X” 2011-2014 terjadi lagi perubahan, sehingga menjadi: Ketua : Mukhaer Pakkanna, SE, MM. Wakil Ketua I : Husnayetti, SE, MM Wakil Ketua II : Sutia Budi, SE, M.Si (Wakil Ketua I membidangi Akademik dan Sumberdaya dan Wakil Ketua II membidangi Riset, Kemahasiswaan-Alumni, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Marketing, dan Kerjasama).
105
PROGRAM STUDI Adapun program studi yang diselenggarakan STIE “X” adalah sebagai berikut: 1. Program Studi D-3 Keuangan dan Perbankan (Terakreditasi A) Visi Program Studi D-3 Keuangan dan Perbankan adalah: “Menjadi program studi diploma tiga yang mengembangkan ilmu di bidang keuangan dan perbankan yang mempunyai keunggulan kompetitif dan professional di tingkat global dalam rangka menyongsong dan menjawab tantangan Asian Free Trade Area dan ASEAN Economic Community dalam tahun 2015, serta mampu mengikuti perkembangan teknologi sebagai insan berilmu, berdaya saing, keatif dan bermanfaat bagai kepentingan ummat.” Adapun misi Program Studi D-3 Keuangan dan Perbankan adalah: a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di keuangan dan perbankan yang berkopetensi. b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang ilmu keuangan dan perbankan. c. Melakukan
kegiatan
pemberdayaan
dan
pengabdian
kepada
masyarakat. d. Menjadikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan operasional proses belajar mengajar. e. Menerapkan kurikulum yang senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan permintaan pasar di sektor keuangan dan perbankan. Tujuan Program Studi D-3 Keuangan dan Perbankan adalah: a. Memfasilitasi proses belajar mengajar yang bermutu di bidang ilmu keuangan dan perbankan dengan kompetensi utama di bidang keuangan Negara, manajemen keuangan, manajemen investasi, manajemen dana bank, manajemen perkreditan dan manajemen pemasaran bank. b. Memberikan bekal keahlian dan keterampilan di bidang keuangan dan perbankan dengan etos kerja yang tinggi, peningkatan kecerdasan social dan penanaman budi pekerti yang islami.
106
c. Memfasilitasi kegiatan penelitian yang berkualitas yang dilakukan oleh tenaga edukatif dan atau mahasiswa. d. Menghasilkan lulusan yang kompeten, handal dan profesional untuk siap berkompetitif di dalam memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja di bidang keuangan dan perbankan.
2. Program Studi D-3 Akuntansi ( Terakreditasi A) Visi Program Studi D-3 Akuntansi adalah: “Menjadi pusat unggulan pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi STIE “X” sebagai pusat pendidikan tinggi yang bereputasi nasional yang mengutamakan nilai-nilai professionalisme, Keislaman dan Kemuhammadiyahan.” Adapun Misi Program Studi D-3 Akuntansi adalah: a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi akuntansi dan relevan dengan kebutuhan masyarakat pengguna dengan dilengkapi pengetahuan Islam sebagai landasan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. b. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. c. Menyelenggarakan riset yang mendukung penyelenggaraan pendidikan akuntansi. d. Mengimplementasikan ilmu akuntansi sebagai wujud pengabdian kepada profesi khususnya dan masyarakat pada umumnya. e. Menghasilkan sarjana akuntansi yang mempunyai etos kerja yang tinggi, berdaya saing dan handal serta mempunyai jiwa wirausaha (enterpreneurship) sehingga mampu menghadapi era globalisasi. Tujuan Program Studi D-3 Akuntansi adalah: a. Menghasilkan lulusan yang profesional dalam bidang akuntansi dengan tingkat prestasi akademik yang memuaskan serta dengan penguasaan terhadap Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
107
b. Menghasilkan lulusan dengan penguasaan materi yang baik terutama untuk mata kuliah keahlian di bidang akuntansi, praktik akuntansi, bahasa Inggris dan etika profesi. c. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung sistem pembelajaran yang efektif dan efisien. d. Optimalisasi
peran
Dosen
dalam
kegiatan
perkuliahan
dan
pembelajaran efektif dan efisien melalui peningkatan kompetensi dosen dan manajemen kelas secara profesional. e. Meningkatkan jumlah dan kualitas dosen dalam menghasilkan karya ilmiah
sehingga
dapat
mendukung
efektifitas
dalam
proses
pembelajaran. f. Meningkatkan jumlah dosen dan mahasiswa dalam peran serta pada kegiatan pengabdian masyarakat seperti memberikan pelatihanpelatihan akuntansi atau penyusunan laporan keuangan pada masyarakat (seperti siswa dan UKM). g. Memperluas jaringan (networking) atau kerjasama dengan dunia bisnis untuk pengembangan kurikulum, penyaluran mahasiswa tingkat akhir untuk melaksanakan praktek kerja lapangan dan menyalurkan lulusan untuk mendapatkan pekerjaan.
3. Program Studi S-1 Manajemen (Terakreditasi B) Visi Program Studi S-1 Manajemen adalah: “Menjadi program studi manajemen yang mengembangkan ilmu di bidang manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia serta ekonomi syariah (Islam) yang mempunyai keunggulan kompetitif dan profesional di tingkat global dalam rangka menyongsong dan menjawab tantangan Asian Free Trade Area dan ASEAN Economic Community dalam tahun 2015, serta mampu mengikuti perkembangan teknologi sebagai insan berilmu, berdaya saing, kreatif dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas.”
108
Adapun misi Program Studi S-1 Manajemen adalah: a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran manajemen dengan konsentrasi manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia serta manajemen ekonomi Islam yang berkopetensi. b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang ilmu manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia serta manajemen ekonomi Islam. c. Melakukan
kegiatan
pemberdayaan
dan
pengabdian
kepada
masyarakat “pinggiran” dan sektor riel (usaha mikro). d. Menjadikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan operasional proses belajar mengajar. e. Menerapkan kurikulum yang selalu mengikuti perkembangan di bidang manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia serta manajemen ekonomi syariah. Tujuan Program Studi S-1 Manajemen adalah: a. Memfasilitasi proses belajar mengajar yang bermutu di bidang ilmuilmu manajemen dengan kompetensi utama dalam bidang manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia serta manajemen ekonomi Islam. b. Memberikan
bekal
keahlian
dan
keterampilan
dalam
bidang
manajemen disertai dengan etos kerja yang tinggi, peningkatan kecerdasan social dan penanaman budi pekerti yang islami. c. Memfasilitasi kegiatan penelitian yang berkualitas yang dilakukan oleh tenaga edukatif dan atau mahasiswa.
4. Program Studi S-1 Akuntansi (Terakreditasi B) Visi Program Studi D-3 Akuntansi adalah: “Pada tahun 2015 menjadi Program Studi Strata Satu Akuntansi sebagai pusat pendidikan tinggi yang bereputasi nasional yang mengutamakan nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan.” Adapun Misi Program Studi D-3 Akuntansi adalah:
109
a. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran akuntansi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat pengguna dengan dilengkapi pengetahuan Islam dan kemuhammadiyahan sebagai landasan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. b. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. c. Menyelenggarakan riset yang mendukung penyelenggaraan pendidikan akuntansi. d. Mengimplementasikan ilmu akuntansi sebagai wujud pengabdian kepada institusi khususnya dan masyarakat pada umumnya. e. Melaksanakan pembinaan Al Islam dan kemuhammadiyahan secara bertanggungjawab, mandiri dan terpadu. Tujuan Program Studi D-3 Akuntansi adalah: a. Menghasilkan lulusan dengan tingkat prestasi akademik yang memuaskan
serta
penguasaan
terhadap
Al
Islam
dan
Kemuhammadiyahan. b. Menghasilkan lulusan yang mampu menerapkan ilmu akuntansi dalam praktik di bidang akuntansi dan pengabdian kepada masyarakat. c. Menghasilkan lulusan yang memiliki ketrampilan dasar riset untuk pengembangan ilmu akuntansi. d. Menghasilkan lulusan yang mempunyai etos kerja yang tinggi, berdaya saing dan handal serta mempunyai jiwa wirausaha (enterpreneurship) sehingga mampu menghadapi era globalisasi.
5. Program Pascasarjana S-2 Keuangan Syariah (Terakreditasi) Visi Program Pasca Sarjana (S-2) Magister Keuangan Syariah STIE “X” adalah sebagai berikut: “Menjadi perguruan tinggi yang memiliki keunggulan kompetitif di bidang manajemen keuangan syariah dan mampu mewujudkan insan utama yang berilmu, berdaya saing tinggi dan berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan persyarikatan Muhammadiyah”.
110
Untuk mewujudkan visi tersebut, Program Pasca Sarjana Magister Keuangan Syariah STIE “X” mengemban misi sebagai berikut: a. Melaksanakan
kegiatan
pendidikan
dan
pengajaran
untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang profesional di bidang keuangan dan perbankan, bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dan berwawasan budaya Indonesia. b. Melaksanakan penelitian sesuai kebutuhan pembangunan. c. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemudian guna menguatkan visi dan misi itu, Program Pasca Sarjana Magister Keuangan Syariah STIE “X” memiliki tujuan yakni: a. Mengkaji, menguasai, mengamalkan dan mengembangkan ilmu pengetahun, teknologi, terutama yang berkaitan dengan manajemen keuangan dan perbankan yang dijiwai oleh nilai Islam yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. b. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang kritis, konstruktif, terbuka, jujur, inovatif dan tanggap terhadap perubahan sosial, ekonomi, politik, sosial dan budaya yang didasari nilai yang Islami dengan menjunjug tinggi kebenaran dan keadilan. c.
Memperluas wawasan, memperoleh nilai kemanusiaan, akhlaqul karimah dan etika yang bersumber pada ajaran Islam serta memperoleh kekhasan lulusan sehingga terwujud sarjana muslim yang beraklak muliah, cakap, percaya diri, beretos kerja dan bertanggungjawab serta berguna bagi agam nusa dan bangsa. Seiring dengan rencana perubahan bentuk menjadi Institut Bisnis “X”,
pada tahun 2012 ini STIE “X” sedang mengurus pembukaan program studi baru. Untuk menjadi sebuah institut, Kemendiknas Republik Indonesia mensyaratkan minimal memiliki 6 (enam) program studi strata satu (S-1), sehingga terdapat 4 (empat) program studi baru yang akan dibuka dalam rumpun ilmu ekonomi dan manajemen, yaitu: 1. Program Studi S-1 Keuangan dan Perbankan Syariah
111
2. Program Studi S-1 Manajemen Informatika 3. Program Studi S-1 Manajemen Syariah 4. Program Studi S-1 Pemasaran (Marketing) Setelah Institut Bisnis “X”
terbentuk, rencana selanjutnya adalah
pembukaan program studi lainnya, diantaranya adalah Program Studi S-1 Teknik Informatika, Program Studi S-1 Teknik Komputer, dan Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi Bisnis.
FASILITAS PENDUKUNG PERKULIAHAN DAN NILAI TAMBAH STIE “X” juga ditunjang dengan berbagai fasilitas pendukung perkuliahan, sebagai berikut: 1. Gedung milik sendiri sebanyak 2 Unit, lima lantai dengan fasilitas lift, representatif dan dilengkapi berbagai fasilitas. 2. Laboratorium ber-AC, terdiri dari Laboratorium Akuntansi, Bank Mini, Pajak, Bahasa, Komputer & Internet, Galeri Investasi, dan Laboratorium Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. 3. Fasilitas Free WIFI. 4. Perpustakan yang dilengkapi dengan sistem swalayan, digital library, dengan koleksi buku-buku dan referensi yang lengkap. 5. Sarana pendukung lainnya adalah masjid/mushalla, kantin, lapangan olah raga, studio musik, serta perparkiran yang memadai. Disamping fasilitas perkuliahan diatas, STIE “X” memberikan nilai tambah sebagai berikut: 1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan penerapan konsep Link and Match. 2. Mahasiswa berprestasi disalurkan pada dunia kerja. 3. Uang kuliah dapat diangsur dan diskon 10% pada semester satu bagi lulusan SMK / SMA / MA Muhammadiyah. 4. Beasiswa bagi mahasiswa berprestasi. 5. Mahasiswa diasuransikan. 6. Dosen/staff pengajar dengan kualifikasi S2 dan S3, lulusan dalam dan luar negeri, serta Guru Besar dan profesional yang cukup ternama.
112
7. Mahasiswa dijamin bisa membaca Kitab Suci Al-Qur’an. 8. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengikuti program-program kewirausahaan, mendapatkan informasi bursa kerja, dan menggunakan galeri investasi. LEMBAGA KEMAHASISWAAN Lembaga kemahasiswaan yang dapat diikuti oleh mahasiswa STIE “X” cukup lengkap, yaitu: 1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai basis perkaderan angkatan muda Muhammadiyah karena IMM juga sebagai Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah. 2. Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) sebagai lembaga kemahasiswaan tertinggi yang anggotanya merupakan representasi mahasiswa STIE “X”. 3. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga pemerintahan mahasiswa di STIE “X” yang melaksanakan program-program untuk peningkatan kapasitas mahasiswa. 4. Unit-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai lembaga untuk penyaluran minat dan bakat mahasiswa STIE “X” berjumlah 7 (tujuh) lembaga, yaitu: UKM Pecinta Alam ‘Alpiniste’;UKM Sanggar KUMMIS (Komunitas Mahasiswa Muhammadiyah Insan Seni); UKM Tapak Suci; UKM Olahraga; UKM Musik ‘Nasibungkus’; UKM Rosad (Rohani Islam Ahmad Dahlan); dan UKM KMPM (Korps Mahasiswa Palang Merah). 5. Ikatan
Mahasiswa
Manajemen
(IMMADA)
sebagai
lembaga
pengembangan keilmuan mahasiswa dalam bidang manajemen. 6. Ikatan Mahasiswa Akuntansi (IMAKSI) sebagai lembaga pengembangan keilmuan mahasiswa dalam bidang akuntansi.