LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PKPP 2012
KAJIAN STRATEGI OPTIMALISASI PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS DI INDONESIA Peneliti Utama : Drs. Gemuru Ritonga, MM
Peneliti : Dr. Ir. Erna Sri Adiningsih, M.Si Drs. Bernhard Sianipar, MM Dra. Sri Rubiyanti, M.Si Riyadil Jinan, ST
Jakarta, 8 Juni 2012
PUSAT PENGKAJIAN DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN DEPUTI BIDANG SAINS, PENGKAJIAN DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) 1
LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KAJIAN STRATEGI OPTIMALISASI PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS DI INDONESIA ( PKPP 2012)
BAB I. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia, dengan jumlah pulau 2
17.508 buah, luas wilayah daratan ± 2.012.402 km dan luas wilayah perairan ± 5.877.879km denganpanjang garis pantai ± 81.000 km.Dengan kondisi geografis tersebut banyak daerahdaerah terluar, terpencil, dan tertinggal yang sulit untuk dijangkau baik melalui darat maupun laut. Oleh karena itu, diperlukan transportasi udara untuk membangun konektivitas dan memobilisasi daerah-daerah tersebut guna pemerataan pembangunan dan pemeliharaan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam upaya membangun konektivitas antar daerah, penerbangan perintis merupakan salah satu upaya dalam membuka daerah yang terpencil tersebut.Namun dalam kenyataannya, pelayanan penerbangan perintis belum mampu memenuhi pertumbuhan permintaan masyarakat.Kemampuan operator angkutan udara perintis baru mampu mengangkut penumpang sebesar 69 persen. Permasalahan lain yang dihadapi dalam pelayanan penerbangan perintis adalah SDM penerbangan, sarana dan prasarana dan masalah teknis pengoperasian pesawat, dimana tidak tersedianya pesawat cadangan untuk menggantikan pesawat yang beroperasi ketika terjadi masalah atau kerusakan. Hal ini terjadi antara lain dikarenakan jumlah pesawat yang terbatas dan sudah banyak yang berumur lebih dari 35 tahun, sedangkan tingkat kebutuhan terhadap pesawat sejenis cukup tinggi.
Permasalahan SDM dalam penerbangan perintis adalah jumlah SDM penerbangan yang terbatas jika dibandingkan dengan pertumbuhan airline saat ini, hanya sedikit pilot yang sudah memiliki ijin terbang, ditambah lagi dengan banyaknya pilot Indonesia yang bekerja di luar negeri,
pegawai bandara yang terbatas dan petugas pengamanan juga mengalami
kesulitan karena kebanyakan peralatannya serba manual.
Permasalahan lain pada penerbangan perintis adalah penyediaan dan mahalnya bahan bakar, penyebabnya adalah biaya pengangkutan BBM ke daerah terpencil sangat tinggi. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan kajian untuk merumuskan strategi optimalisasi dalam pengembangan penerbangan perintis di Indonesia. Optimalisasi dilakukan untuk mendukung penguatan konektivitas nasional dan memobilisasi antar daerah. nasional ini merupakan salah satu strategi utama yang
2
Penguatan konektivitas
ditetapkan dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang telah diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 27 Mei 2011 di Jakarta.
Fokus kajian dibatasi untuk wilayah Indonesia bagian Timur karena sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit atau pegunungan, dengan aksesibilitas terbatas dan masih banyak daerah yang terisolasi.Disamping itu, Indonesia bagian Timur merupakan wilayah Koridor Ekonomi Indonesia yang memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan tetapi merupakan daerah yang masih relatif tertinggal dibandingkan wilayah Indonesia bagian Barat.
2.
Pokok Permasalahan a. Kondisi alam : faktor cuaca dan kondisi alam yang ekstrem, sehingga untuk meminimumkan terjadinya kecelakaan perlu memodernisasi teknologi :
teknologi
navigasi harus dimodernkan agar tidak terjadi kesalahan assessment
b. SDM : penerbang, mekanik penerbang, personil pemandu lalu lintas udara o Langkanya pilot, karena penghargaan yang diskriminatif dalam pembayaran upah o Banyak memakai pilot asing, karena tidak adanya potensi tenaka kerja daerah o Sekolah-sekolah penerbang belum mampu memenuhi permintaan kebutuhan pilot oleh operator penerbangan.
c. Sarana dan Prasarana : 1. Bandara o Kurangnya pengamanan di bandara, sehingga orang bisa lalu lalang karena tidak dipagar. o Minimnya sarana pendukung, misalnya : tower, sirene(yang meraung-raung saat pesawat hendak mendarat) o Pegawai bandara yang sangat terbatas o Petugas pengamanan juga susah payah karena semuanya serba manual
2. Pesawat : Masalah teknis pengoperasian pesawat, dimana tidak tersedianya pesawat cadangan untuk menggantikan pesawat yang beroperasi ketika terjadi kerusakan/masalah.
Maka yang menjadi kunci permasalahan adalah bagaimana mengoptimalkan pengembangan penerbangan perintis, khususnya di wilayah Indonesia bagian Timur, agar dapat melayani kebutuhan penumpang yang tumbuh pesat dan menjangkau daerah yang sulit
3
dicapai melalui jalan darat dan laut, dalam rangka membangun konektivitas dan percepatan serta perluasan pembangunan ekonomi nasional.
3.
Metodologi Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Penelitian
deskriptif
merupakan
metode
penelitian
yang
berusaha
menggambarkan
dan
menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya.
Data atau informasi yang diperlukan dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan di lapangan, diperoleh melalui wawancara/konsultasi dengan narasumber untuk memperoleh masukan terkait penerbangan perintis.Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data melalui berbagai referensi baik buku, jurnal ilmiah, maupun sumber-sumber lain yang dinilai relevan. Referensi kepustakaan diperoleh dari perpustakaan dan situs internet.
Data ataupun informasi yang telah dihimpun selanjutnya dianalisis yaitu dengan menguraikan atau mendeskripsikan fenomena yang diteliti dan kemudian melakukan interpretasi atas fenomena tersebut. Metodologi atau pendekatan yang digunakan adalah deskriptif analisis. Analisis data akan difokuskan untuk mengetahui bagaimana optimalisasi pengembangan
penerbangan
perintis
dengan
menggunakan
analisis
SWOT
(kekuatan/Strengths, kelemahan/ Weaknesses, peluang/Opportunities dan ancaman/Threat). Kekuatan dan kelemahan akan digali dari kondisi saat ini penerbangan perintis di Indonesia sedangkan hambatan dan tantangan diperoleh dari operator-opertor pelaksana penerbangan perintis serta arahan kebijakan yang ada di UU RI No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, Peraturan
Pemerintah
dan
Keputusan
Selanjutnya faktor-faktor tersebut
Menteri
Perhubungan
tentang
Penerbangan.
akan dianalisis dengan analisis SWOT , dimana akan
digambarkan seluruh kekuatan akan dimanfaatkan untuk merebut peluang sebesar-besarnya, memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Kemudian memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan serta memanfaatkan tantangan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki. a.
Lokus kegiatan Tempat yang menjadi lokus kegiatan untuk melaksanakan kajian adalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
b.
Fokus Kegiatan : Nasional Strategis/Manajemen Transportasi Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) telah ditetapkan Prinsip dasar, Prasarat keberhasilan dan Strategi Utama
4
MP3EI 2011-2025 dimana salah satu strategi utama yang merupakan pilar penting adalah Penguatan Konektivitas Nasional.
Maksud dan tujuan penguatan konektivitas nasional adalah (a)menghubungkan pusatpusat pertumbuhan ekonomi utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan bukan keseragaman; (b)memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke wilayah belakangnya;(c)menyebarkan manfaat pembangunan secara luas melalui peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan beberapa komponen konektivitas dimana salah satunya adalah Sistem Transportasi Nasional (Sistranas). Penerbangan angkutan udara perintis merupakan salah satu sistem transportasi nasional yang dapat membangun konektivitas dan memobilisasi daerah daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan/terluar tersebut.
c.
Bentuk Kegiatan yang dilakukan dalam pencapaian target output yaitu diawali dengan melakukan kunjungan ke lokus sumber data, mengunjungi fasilitas pendukung data/informasi,
melakukan
rapat-rapat
dalam
pembahasan
dan
pengolahan
data/informasi, melakukan diskusi dengan para nara sumber.
4.
NO.
1.
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan :
TAHAPAN KEGIATAN Penyusunan rancangan penelitian dan penyerahan Form A Pembahasan rancangan penelitian dan pembagian tugas tim Pengumpulan data dan diskusi dengan nara sumber baik data primer maupun data sekunder
DESKRIPSI SINGKAT TAHAPAN KEGIATAN
ALOKASI WAKTU (MINGGU)
Menyusun rancangan penelitian
4 minggu
Melakukan pertemuan dengan anggota tim untuk membahas rancangan penelitian dengan seluruh tim
4 minggu
Melakukan pengumpulan data dan diskusi dengan nara sumber
12 minggu
Pengolahan data dan Evaluasi I
Melakukan pengolahan data yang telah dikumpulkan dan melakukan Evaluasi I
4 minggu
Menyusun dan membahas draft kajian
Melakukan pembahasan bersama-sama angota tim dan menyusun daraft kajian
3 minggu
6.
Penyusunan laporan dan melaksanakan Evaluasi Tahap II
Melakukan penyusunan laporan kajian dan melaksanakan Evaluasi tahap II
3 minggu
7.
Penyusunan laporan akhir
Memperbaiki hasil kajian berdasarkan hasil evaluasi dan menyusun laporan akhir
2 minggu
2.
3 4
5
5
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1.
Pengelolaan Adiministrasdi Manajerial Pengelolaan administrasi manajerial atas pelaksanaan kegiatan hingga saat ini berjalan lancer sesuai dengan mekanisme yang telah ditentukan dan tidak ada hambatan yang berarti.
a.
Perencanaan anggaran
Anggaran yang tersedia untuk pelaksanaan kajian ini sebesar Rp 250.000.000,-yang dialokasikan untuk : :
Rp 171.000.000,-
o
Honor pelaksana kegiatan :
Rp 163.200.000,-
o
Honor tenaga administrasi :
Rp
4.800.000,-
o
Honor nara sumber
:
Rp
3.000.000,-
-
Biaya perjalanan dinas
:
Rp
73.460.000,-
-
Bahan habis pakai
:
Rp
5.540.000,-
o
ATK
:
Rp
3.440.000,-
o
Penggandaan
:
Rp
600.000,-
o
Pencetakan laporan akhir :
Rp
1.500.000,-
-
b.
Honor pelaksana kegiatan
Pengelolaan Anggaran
Pengelolaan anggaran hingga saat ini berjalan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya dan telah digunakan untuk keperluan : a. Pembayaran honorarium peneliti selama 3 (tiga) bulan yaitu Pebruari, Maret dan April 2012 b. Pembayaran untuk perjalanan dinas dalam rangka pengumpulan data primer ke Bandung Pilot Academy, Bandung, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia-Curug dan ke Bali International Flight Academy di Buleleng Bali. c. Pembayaran honorarium nara sumber d. Pembelian bahan-bahan ATK. Hingga tanggal 31 Mei 2012 anggaran yang telah digunakan untuk pelaksanaan kegiatan kajian ini sudah mencapai Rp 84.630.000,-atau kurang lebih 30% dari dana kajian.
c.
Rancangan Pengelolaan Asset
Dalam pelaksanaan kajian ini tidak ada pengadaan asset, sehingga tidak ada pengelolaan asset.
2.
Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja a.
Kerangka Metode-Proses
6
Dalam rangka untuk menyusun
strategi optimalisasi pengembangan perintis di
Indonesia diperlukan berbagai data/informasi . Data/informasi tersebut antara lain kondisi sumber daya penerbangan perintis, arah dan kebijakan pemerintah dalam penanganan penerbangan perintis dan bagaimana kemampuan industri pesawat terbang di Indonesia , kebutuhan terhadap penerbangn perintis serta kendala-kendala yang dihadapi. Perkembangan pelaksanaan kegiatan sudah dilakukan berupa pengumpulan data terutama data primer yaitu dengan melakukan kunjungan ke instansi/lembaga yang menjadi sumber data/informasi. Kemudian mengundang dan melakukan diskusi dengan para nara sumber, sekaligus melihat berbagai fasilitas yang dimiliki. Selain itu pengumpulan data sekunder juga sudah dimulai dengan melakukan penelusuran melalui
sumber-sumber informasi seperti Kementerian Perhubungan
berbagai website lainnya.
b.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang telah dicapai hingga saat ini adalah telah disusun suatu konsep
naskah/dokumen kajian strategi optimalisasi pengembangan penerbangan
perintis di Indonesia. Naskah kajian ini merupakan hasil dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan selama ini baik hasil dari kunjungan ke instansi/lembaga terkait maupun hasil diskusi yang dilakukan dengan para nara sumber.
c. Perkembangan Pencapaian Target Hingga
saat
ini
telah
dilakukan
pengumpulan
lembaga/instansi dan telah diidentifikasi dan telah
data/informasi
dari
berbagai
disusun dan dimasukkan dalam
KONDISI SAAT INI PENERBANGAN PERINTIS DI INDONESIA, yang meliputi : -
Kondisi SDM, sarana dan prasaran serta fasilitas yang dimiliki sekolah penerbang Bandung Pilot Academy, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia-Curug dan Bali International Flight Academy
-
Kemampuan operator angkutan udara perintis dan kendala yang dihadapi
-
Kemampuan Industri Pesawat Terbang di Indonesia (khusus untuk penerbangan perintis)
-
Arah dan kebijakan Pemerintah di dalam penanganan penerbangan perintis di Indonesia
Untuk
mengetahui lebih jelas dan lengkap mengenai perkembangan pencapaian target
perkembangan pelaksanaan kegiatan hingga saat ini dapat dilihat pada Laporan Kemajuan Pelaksanan PKPP 2012 terlampir.
7
3.
Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program a. Kerangka Sinergi Koordinasi Untuk mencapai sasaran akhir kajian ini, Tim akan melakukan koordinasi dengan berbagai instansi/lembaga terkait
dengan penerbangan perintis di Indonesia baik
instansi pemerintah maupun swasta seperti : -
Sekolah-sekolah penerbang baik milik pemerintah maupun swasta
-
Operator-operator penerbangan perintis
-
Kementerian Perhubungan
-
Pemerintah daerah
-
Industri Pesawat Terbang Nasional ( PT Dirgantara Indonesia)
Strategi yang dilakukan dalam kerangka sinergi koordinasi melalui: (i) mengunjungi instansi/lembaga tersebut untuk melakukan diskusi dengan para nara sumber dalam rangka memperoleh data/informasi yang dibutuhkan, (ii) mengundang para nara sumber untuk melakukan rapat/pertemuan koordinasi dan saling memberikan presentasi.
b. Indikator Keberhasilan Sinergi Adanya kunjungan dan sekaligus melakukan diskusi dengan para nara sumber, ke instansi/lembaga yang menjadi sumber informasi merupakan salah satu indikator. Indikator lainnya adalah telah diperoleh berbagai data/informasi dari instansi/lembaga tersebut.
c. Perkembangan Sinergi Koordinasi Hingga saat ini perkembangan sinergi koordinasi yang telah dicapai yaitu dengan sekolah-sekolah
penerbang
seperti
Bandung
Pilot
Academy,
Sekolah
Tinggi
Penerbangan Indonesia-Curug dan Bali International Flight Academy. Dari lembaga pendidikan penerbang ini telah diperolkeh kemampuan menghasilkan pilot, kemampuan tenaga pengajar, fasilitas yang dimiliki,dan kerjasama yang telah dilakukan serta kendala-kendala yang dihadapi.
Koordinasi dengan operator penerbangan perintis juga sudah dilakukan yaitu dengan Nusantara Buana Air. Data/informasi telah diperoleh berupa kemampuan yang dimiliki, rencana pengembangan narmada kedepan serta kendala-kendala yang dihadapi. Koordinasi dengan industri pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia juga sudah dilakukan, telah diperoleh data/informasi mengenai kemampuan PT DI dalam upaya mendukung penerbangan perintis nasional berupa pengembangan pesawat N 219.
8
4.
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa a. Kerangka Pemanfaatan Hasil - Hasil kajian ini akan digunakan sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam menyusun kebijakan khususnya dalam pengembangan penerbangan perintis - Sebagai bahan informasi dalam mendukung pengembangan industri pesawat terbang khususnya untuk pesawat perintis
b. Strategi Pemanfaatan Hasil - Strategi yang akan dilakukan dalam pemanfaatan hasil kajian adalah dengan menyampaikan hasil kajian kepada pimpinan LAPAN untuk digunakan sebagai bahan masukan dalam menyusun kebijakan dan mengambil keputusan - Menyampaikan kepada para operator penerbangan perintis - Menyampaikan kepada Kementerian Perhubungan untuk digunakan sebagai sumber informasi - Menyampaikan kepada stakeholder
c. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan - Apabila hasil kajian ini digunakan sebagai bahan masukan oleh instansi/lembaga yang mempunyai kewenangan dalam penyusunan kebijakan nasional dalam dunia penerbangan perintis - Digunakan sebagai sumber informasi oleh stakeholder
d. Perkembangan Pemanfaatan Hasil Hingga saat ini perkembangan pemanfaatan hasil belum ada.
5.
Potensi Pengembangan Ke Depan a. Kerangka Pengembangan Ke Depan Data maupun informasi yang telah dikumpulkan akan diolah lebih lanjutdan disempurnakan. Dari berbagai data yang telah terkumpul akan diidentifikasi dan dianalisis factor-faktor mana yang menjadi kekuatan, mana yang menjadi kelemahan dan peluang apa saja yang ada serta ancama apa saja yang dihadapi.Dari hasil analisis tersebut diperoleh strategi optimalisasi pengembangan penerbangan perintis di Indonesia. b. Strategi Pengembangan Ke Depan Strategi
Pengembangan yang akan dilakukan ke depan adalah melanjutkan
koordinasi dengan instansi/lembaga yang berkecimpung dalam dunia penerbangan khususnya penerbangan perintis. Selain itu kunjungan ke pemerintah daerah yaitu
9
Indonesia bagian timur (Papua) untuk mengetahui seberapa jauh kontribusi pemda dalam mendukung pengembangan penerbangan perintis, baik dari segi perda maupun program pembangunannya. BAB III
RENCANA TINDAK LANJUT
a. Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Melanjutkan pengumpulan data primer/sekunder dan mengolah data yang sudah terkumpul sebagai bahan untuk analisis
b. Rencana Tindak Lanjut Koordinasi Kelembagaan-Program Melanjutkan
koordinasi
dengan
berbagai
instansi/lembaga
untuk
memperoleh
data/informasi yang diperlukan dan melakukan diskusi dengan para nara sumber/pakar.
c. Rencana Tindak Lanjut Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil kajian diserahkan kepada Pimpinan LAPAN dan para stakeholder.
d. Rencana Tindak Lanjut Pengembangan Ke Depan Dalam upaya penyusunan kebijakan nasional dibidang penerbangan perintis nasional ,diharapkan hasil kajian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan oleh seluruh stakeholder agar optimalisasi pengembangan penerbangan perintis terwujud.
BAB IV
PENUTUP
Kajian ini sudah berjalan kurang lebih empat bulan, telah banyak data/informasi yang telah dikumpulkan. Berbagai data/informasi sudah diperoleh dari beberapa sekolah penerbang, operator
penerbangan
perintis
dan
instansi/lembaga
maupun
dari
sumber
lainnya.
Pengumpulan data akan diteruskan hingga terkumpul seluruh data/informasi yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya data/informasi tersebut akan diolah dan dianalisisuntuk memperoleh rumusan optimalisasi pengembangan penerbangan perintis di Indonesia.
10