POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
September 2010
KAJIAN SISTEM TRANSPORTASI MATERIAL PADA TOMOKO LAMINATING MACHINE Muhammad Alhan1, Yaya Finayani2 1. Teknik Elektro, Politeknik Pratama Mulia , Surakarta 57149, Indonesia 2.Teknik Elektro, Politeknik Pratama Mulia , Surakarta 57149, Indonesia
. ABSTRACT Tomoko laminating Machine is one of the semi-automatic industrial machine that was developed to help meet human needs in the process of laminating, laminated paper will go through some parts of the engine of a continuous process continuously. Ongoing process of continuous lamination process called Material Transport System in Tomoko Laminating Machine. Materials paper and plastics as materials that will be laminated through the 6 types of rolls during the transportation process of restraint roll, banana roll, press roll, main drum, tension roll and roll cutters. The main components of Material Transport System in the laminating process is the encoder, inverter, sensors, PLCs (Programmable Logic Controller), pneumatic. Encoder acts as a synchronization between the PLC and inverter, while the inverter to stabilize motor rotation, while its speed is increased or decreased. To get the required quality laminating control techniques such as pressure and temperature control in main drum. Minimum width of paper that can be laminated by Tomoko Laminating Machine for 260 mm Keywords: material transport system, tomoko laminating machine, laminating process
65
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat maka perlu adanya penerapan ilmu yang bertujuan membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan di sektor industri. Mesin–mesin industri terus dikembangkan guna memperoleh hasil produksi yang maksimal. Perkembangan tersebut dapat terlihat antara lain pada mesin–mesin otomatis maupun semi otomatis yang digunakan hampir di berbagai sektor industri. Perangkat elektronik yang berperan penting dalam otomatisasi mesin-mesin industri di antaranya encoder, PLC, sensor dan inverter merupakan beberapa contoh diantara banyak perangkat yang mendukung terciptanya otomatisasi dalam dunia industri. PLC digunakan dalam dunia industri dengan alasan penghematan komponen seperti; relay, timer, dan counter, PLC mempunyai kecepatan pensaklaran yang tinggi, biaya perawatan PLC sangat rendah, dan PLC mempunyai daya tahan yang kuat dan umur pemakaian yang panjang bahkan PLC dapat mencapai umur 25th dengan
September 2010
perawatan yang baik serta PLC tidak memerlukan pengawatan yang rumit. Fungsi encoder dalam dunia industri sangat penting, dengan encoder kita dapat mengetahui jumlah putaran motor, mengontrol putaran dan kecepatan motor secara digital. Penggunaan encoder juga tidak terlepas dari inverter yang berfungsi untuk mengatur mengatur kecepatan tetap sebuah motor. Inverter bekerja dengan memanfaatkan frekuensi tegangan DC, karena inverter dapat mengubah tengangan AC DC AC. Penggunaan berbagai macam sensor yang beragam, dari sensor suhu sampai sensor cahaya yang terorganisasi oleh PLC berfungsi untuk mengatur semua yang berhubungan dengan bentuk fisik produk sehingga pada segi kualitas dan keamanan operasional cukup terjamin. Salah satu mesin industri yang menggunakan encoder, sensor, inverter, PLC sebagai komponen utama adalah Tomoko Laminating Machine yang merupakan mesin untuk proses laminasi di PT. Tomoko Daya Perkasa Metallized Industri Surakarta. Tomoko Laminating Machine adalah mesin untuk laminating kertas, kertas yang 66
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
akan dilaminating akan melalui beberapa bagian mesin dari proses yang berkelanjutan secara kontinu. Proses yang berkelanjutan secara kontinu dalam proses laminasi disebut sistem transportasi material Tomoko Laminating Machine. Sistem transportasi material berhubungan dengan aliran material kertas dan plastik selama proses laminating, kualitas hasil laminating yang sempurna sangat tergantung dari proses transportasi material kertas dan plastik dalam proses laminating, untuk itu perlu dilakukan teknik pengendalian pada bagian-bagian mesin serta meminimalkan terjadinya kesalahan atau kerusakan material selama proses transpotasi material dari awal proses sampai akhir proses. Tujuan Melakukan kajian terhadap proses sistem transportasi material pada Tomoko Laminating Machine dalam pelaksanaan untuk memberikan informasi ilmiah tentang prinsip kerja mesin industri khususnya mesin laminating, perangkat elektronik pendukung mesin industry. METODOLOGI
September 2010
Teknik Pengumpulan Data/Informasi Data atau informasi diperoleh dari pengamatan langsung di industri (PT. Tomoko Daya Perkasa) tentang mesin laminating, bagian-bagian mesin, sistem transportasi material kertas dan plastik, selain itu juga tanya jawab kepada pembimbing dari industri yang berhubungan dengan hal-hal yang diamati di industri. Hasil pengamatan di industri akan didiskusikan dengan dosen di kampus untuk membahas sekiranya ada hal yang belum jelas di industri dengan materi kuliah yang selama ini telah diperoleh, sehingga akan dipahami aplikasi mata kuliah di industri. Data/informasi juga ditambah dari buku-buku referensi baik dari perpustakaan maupun dari internet. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang dilakukan selama kegiatan PKL akan dijelaskan sebagai berikut: • Komponen utama Tomoko Laminating Machine • Sistem Transportasi Material • Teknik Pengendalian 67
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
•
Kendala / permasalahan sistem transportasi material
Komponen Tomoko Laminating Machine Komponen dari mesin laminating di PT. Tomoko Daya Perkasa yang bernama Tomoko Laminating Machine diperlihatkan melalui diagram blok Gambar 1, Panel Control
Motor
Inverter
Encoder
PLC
Sensor Pemotong
Gambar 1 Diagram Blok Tomoko Laminating Machine. Tomoko Laminating Machine menggunakan banyak komponen elektronik, beberapa komponen utama/yang berperan sebagai otak dari Tomoko Laminating Machine seperti terlihat pada Gambar 1 adalah PLC, inverter, sensor, inverter serta encoder, motor, pneumatic, serta terdapat
September 2010
komponen-komponen pendukung lainnya. PLC yang digunakan pada Tomoko Laminating Machine adalah PLC Telemecanique TDW LCAA 40DRF. PLC ini berfungsi sebagai pengatur semi-auto, yaitu sebagai muara dari berbagai input (sensor, control panel, skalar, dll) dan output (pneumatic, alarm, dll) pada mesin ini. Input dari PLC ini adalah dari sensor pemotong yang terletak diantara roll pemotong dan tension roll, dari input sensor ini maka akan menjadi suatu pemicu/trigger yang berfungsi untuk menghitung Pneumatik output PLC. Data panjang kertas yang masuk melalui control panel akan diolah PLC, yaitu data panjang kertas akan dikurangi setengah dari jarak antara roll pemotong dan tension roll yaitu 15cm. Sehingga data ini yang akan menjadi pembanding dengan trigger dari sensor pemotong, sehingga saat trigger masuk ke PLC maka output PLC akan langsung menggerakkan pneumatic. Tomoko Laminating Machine ini menggunakan inverter Shenzhen INVT CHF100. Inverter pada mesin laminasi ini berfungsi sebagai penstabil kecepatan putaran motor. Supaya putaran motor 68
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
dapat sinkron dengan output pemotong saat kecepatannya ditambah atau dikurangi, maka PLC dan inverter harus disinkronkan dengan menggunakan encoder. Encoder yang digunakan pada Tomoko Laminating Machine ini adalah Encoder REP ZSP3806 dengan tegangan input 12VDC. Encoder berperan penting dalam sinkronisasi ini karena dengan memanfaatkan pulsa keluaran yang didapat dari tiap putaran encoder, output PLC akan tetap stabil bila ada percepatan atau kelambatan kecepatan, karena encoder ini memanfaatkan pulsa bukanya jarak. Pada umumnya setiap inverter mempunyai terminal khusus yang dihubungkan dengan encoder, melalui layar dan fiturfitur pada inverter dapat untuk memilih penggunaan pulsa encoder apakah pulsa A+, A-, B+, B- atau Z terlihat Gambar 2.
September 2010
Gambar 2. Konfigurasi Encoder Seperti yang terlihat pada Gambar 2, setiap encoder mempunyai 7 kabel output yang berupa: kabel power 0V dan +24VDC, kabel pulsa A+, kabel pulsa A-, kabel pulsa B+, kabel pulsa B-, kabel pulsa Z. Encoder yang arah putarannya searah jarum jam mengeluarkan tiga macam pulsa yang berupa gelombang kotak, yaitu A+, B+, dan Z. Pulsa A+ adalah pulsa yang dikeluarkan encoder tiap satu putaran dengan dimulai dari pulsa yang benilai high (101010101010…) sebanyak jumlah pulsa yang tertera pada badan encoder. Pulsa B+ adalah pulsa yang dikeluarkan encoder tiap satu putaran dengan dimulai dari pulsa yang benilai high (101010101010…) dengan selisih 90° dari pulsa A+. Pulsa Z adalah pulsa yang dikeluarkan encoder yaitu pulsa yang benilai high (1) saja selama satu putaran, jika masuk putaran kedua maka pulsa akan low (0) kemudian high lagi selama satu putaran, begitu seterusnya. Tetapi jika encoder berputar berlawanan arah jarum jam maka pulsa yang dihasilkan akan berkebalikan, yaitu pulsa A, B-, dan Z akan dimulai dengan 69
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
pulsa yang bernilai low. Pulsa high (1) bernilai +5V / +12V dan pulsa low (0) bernilai 0V. Dengan adanya encoder ini maka pulsa yang dihasilkan akan tetap sama walaupun putaran encoder semakin cepat atau lambat, sehingga PLC akan tetap bekerja dengan baik dan mengeluarkan output yang sesuai dengan keinginan walaupun kecepatan putaran motor dipercepat atau diperlambat. Setiap encoder memiliki pulsa keluaran yang berbeda-beda mulai dari 5007000p/r, tetapi yang biasa digunakan di pasaran adalah encoder dengan pulsa keluaran 700-750p/r. Pada Tomoko Laminating Machine ini pulsa keluaran encoder adalah ±6000p/r, adanya selisish pada output encoder tidak akan mempunyai pengaruh yang besar pada output PLC, karena hanya berupa waktu yang terlalu cepat atau keterlambatan waktu pergerakan pneumatic ±0,2-0,5 detik, sehingga akan terjadi selisih pemotongan ±0,3cm-1cm dari titik tengah kertas. Pemanfaatan pulsa encoder secara maksimal pada umumnya digunakan pada mesin-mesin percetakan yang membutuhkan tingkat presisi yang tinggi. Pulsa keluaran encoder digunakan
September 2010
sebagai acuan/pedoman untuk mengaktifkan PLC dan mengeluarkan output, yaitu pneumatic yang berkerjasama dengan panel control Schneider Electric XBT N401 yang memberikan input panjang kertas. Sebagai contoh: Encoder = 6000p/r Keliling Maindrum = 1m (1000mm) Panjang kertas = 30cm (300mm) ■ 6000 pulsa = 1 putaran 6000 pulsa = 1 · 1000 1 pulsa = 1000 6000 1 pulsa = 0.167 mm (1mm = 5.988 pulsa) ■ Jumlah pulsa = 300 · 5.988 = 1796.4 pulsa (yang terhitung oleh PLC) ■ 1 pulsa = 360° 6000 = 0.06° (1°= 16.67 pulsa) Untuk memotong hasil laminasi dengan panjang kertas 300mm maka PLC akan menghitung ±1796 pulsa yang terhitung dari encoder, yang kemudian PLC akan mengeluarkan tegangan +12V yang akan mengaktifkan pneumatic. Dalam prakteknya, hasil perhitungan yang didapat dari encoder akan dikurangi 70
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
dengan 25pulsa (15cm), jarak ini adalah setengah dari letak antara sensor pemotong dan roll pemotong adalah 260mm. Pengurangan ini dilakukan supaya kertas dapat terpotong dengan baik dan roll pemotong tepat berada di tengah hasil laminasi.
Sistem Transportasi Material pada Tomoko Laminating Machine
Roll Pengekang Bahan Plastik Roll Pengekang Roll Pemotong
Maindrum Tension Roll
Sensor Pemotong Sensor Miss Paper Press Roll
Gambar 3. Sistem Transportasi Material pada Tomoko Laminating Machine Sistem transportasi material Tomoko Laminating Machine yang diperlihatkan Gambar 3. diawali dengan kertas yang akan dilaminasi masuk dan berjalan melalui conveyor. Tomoko
September 2010
Laminating Machine b!rup mesin emioto ati ma a p!rluadaJya "antan )anusia, antara lain untuk meletakkan kertas diatas conveyor. Proses laminasi kertas manggunakan dua jenis bahan plastik, yaitu gloss dan doff. Jenis plastik gloss akan membuat tampilan kertas lebih terang, dan jenis plastik doff akan membuat tampilan kertas lebih lembut, jika dilihat secara sekilas maka kertas yang dilaminasi dengan plastik jenis doff sama seperti kertas yang tidak di laminasi. Sisi bahan plastik dipotong dengan pisau pemotong sesuai dengan ukuran kertas, dan pada sisi lainnya akan di tandai dengan Banana Roll lubang-lubang dengan roll Kertas pelubang yang bergerigi untuk memudahkan proses pemisahan antar kertas pada proses akhir. Conveyor Sebelum plastik bertemu dengan kertas pada proses laminasi, bahan plastik harus melewati beberapa roll yaitu roll pengekang dan bannana roll. Banana roll adalah roll yang berbentuk parabol seperti pisang, yaitu tidak sama lurus antara bagian tengah dan kedua ujungnya. Ketidaklurusan itu berfungsi untuk membuat elastisitas plastik pada bagian tengah maupun pinggir sama, 71
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
karena tingkat elastisitas plastik saat akan dilaminasi harus sama supaya tidak ada lipatan. Kertas dan plastik yang bertemu diantara maindrum dan press roll untuk ditekan dengan press roll sehingga plastik dapat merekat pada kertas secara merata. Maindrum adalah sebuah tabung silinder yang terbuat dari besi dan didalamnya terdapat oli yang berfungsi menjaga dan meratakan suhu pada maindrum secara keseluruhan, karena maindrum akan berputar dan dipanaskan dalam suhu yang tinggi. Pengaturan suhu pada maindrum menyesuaikan dengan kertas dan plastik yang digunakan, sebab tingkat ketebalan kertas dan jenis plastik yang digunakan mempengaruhi pada kerekatan plastik dengan kertas. Suhu maindrum diatur melalui Omron E5CZ digital temperature controller yang berupa panel control digital dan panel control ini terhubung dengan sensor suhu PT100 (Platinum resistance Thermometer) yang menempel pada maindrum. Suhu pada maindrum dapat dipantau dan diatur dengan jelas dan mudah karena penel control berada di jangkauan yang mudah untuk dioperasikan dan range/jarak
September 2010
suhu pada panel control dapat diatur hingga dua angka dibelakang koma (misalnya 0,01), sehingga suhu pada maindrum dapat mendekati presisi. Lebar minimal kertas yang dapat dilaminasi adalah 260mm, karena jarak antara roll pengekang dengan sensor pemotong adalah 260mm. Jika ada kertas yang lebarnya 260mm300mm maka kertas dianggap 300mm, dan data yang dimasukkan di panel control adalah 300mm. Kertas dan plastik setelah proses laminasi akan melewati dua pipa sejajar yang berfungsi untuk meluruskan kertas, karena untuk kertas yang tipis setelah melewati maindrum akan melengkung. Karena suhu maindrum yang sangat tinggi, maka bahan plastik tidak boleh menyentuh/menempel pada maindrum. Karena apabila bahan plastik menempel maka plastik akan lengket dan menimbulkan bekas pada maindrum. Untuk menghilangkan bekas plastik yang menempel pada maindrum, digunakan cairan berupa alkohol. Dibawah maindrum terdapat press roll yang terbuat dari bahan teflon dan berfungsi untuk menekan bahab kertas dan plastik supaya merekat pada maindrum. 72
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
Press roll dapat diatur jarak tekanannya secara manual dengan memanfaatkan tekanan udara. Tension Roll berfungsi untuk menarik kertas yang sudah dilaminasi, kecepatan putaran tension roll dapat diatur 10% lebih cepat atau 10% lebih lambat dari maindrum. Sebelum tension roll ada sensor miss paper yang berfungsi sebagai pendeteksi adanya kertas atau tidaknya kertas yang melewati sensor miss paper, bila tidak ada kertas yang melewati sensor miss paper maka sensor ini akan menghentikan mesin dan membunyikan alarm. Setelah melewati tension roll, kertas akan melewati sensor pemotong. Sensor ini berfungsi juga untuk menghitung lebar kertas, output dari sensor ini akan menjadi inputan PLC dan diolah menjadi data perbandingan untuk menggerakkan output PLC yaitu selenoid valve yang terhubung dengan piston pada roll pemotong, seperti yang terlihat pada gambar 2. Setelah melewati sensor pemotong maka kertas yang sudah dilaminasi akan melewati roll pemotong, yaitu roll yang berfungsi untuk memotong kertas yang sudah terlapisi plastik antara satu dengan yang lainnya. Pemotongan ini dilakukan
September 2010
dengan cara menarikn kertas yang dahulu dengan cepat dan sesaat karena kecepatan roll ini 25% lebih cepat dari maindrum sehingga sisa plastik yang terletak diantara kertas satu dengan yang lainnya plastik dan sebelumnya sudah di tandai dengan lubang-lubang kecil pada salah satu bagian ujungnya akan sobek terlebih dahulu dan kemudian kertas akan terpisah dengan yang lainnya, karena tekanan yang tinggi dan sesaat dari pneumatic maka pergerakan roll pemotong akan terlihat sangat cepat sehingga pemotongan ini tidak akan terlihat oleh mata telanjang. Pemotongan ini juga tidak terlepas dari bantuan roll pengekang, roll yang berbertuk seperti roda kecil ini berfungsi untuk mengerem salah satu sisi kertas sehingga saat roll pemotong bekerja plastik yang tersisa dapat sobek dengan baik. Putaran conveyor, maindrum, press roll dan roll pengekang adalah sama karena berasal dari satu motor yang dihubungkan dengan rantai. Teknik Pengendalian Terdapat beberapa teknik pengendalian dalam proses transportasi material dalam 73
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
proses laminating, di antaranya adalah: • Pengendalian Tekanan pada Maindrum Untuk jenis plastik yang tergolong tipis (kertas untuk bahan tas/paper bag, kertas sampul buku, dll) maka pressure/tekanan pada maindrum diatur pada 8-9 bar, kertas yang tergolong tebal (kertas undangan, stopmap, dll) maka tingkat pressure/tekanan pada press roll diatur 6-7 bar untuk semua jenis plastik yang digunakan baik gloss maupun doff. Jika pressure/tekanan pada maindrum lebih dari yang ditentukan maka akan bahan plastik akan melar ±3mm sehingga akan ada sisa plastik setelah proses laminasi, dan jika pressure/tekanan pada maindrum kurang dari yang ditentukan maka bahan plastik tidak akan merekat dengan baik sehingga kertas hasil laminasi yang cacat seperti ini akan tersortir dan tidak layak untuk dikirim kepada customer. • Pengendalian Temperatur pada Mandrum Pengaturan temperature/suhu pada maindrum tergantung dari jenis plastik yang
September 2010
digunakan, untuk jenis plastik gloss suhu pada maindrum adalah ≤98°C. Jika bahan yang digunakan adalah jenis plastik doff maka suhu pada maindrum diatur pada ≤90°C. Pengaturan temperature/suhu pada maindrum harus kurang atau sama dengan yang ditetapkan sesuai dengan jenis plastik yang digunakan, karena jika temperature/suhu pada maindrum melebihi suhu yang telah ditetapkan akan menimbulkan garis/alur yang berisi udara pada kertas hasil laminasi. Kendala pada Sistem Transportasi Material Sistem Transportasi Material pada Tomoko Laminating Machine ada beberapa kendala yang sering terjadi saat proses laminating berlangsung, diantaranya adalah: Plastik tidak putus ketika roll pemotong sudah turun, itu diakibatkan karena beberapa faktor salah satunya adalah peletakan roll pelubang yang terletak di atas bahan plastik terlalu lebar atau terlalu jauh dengan pinggir bahan plastik, karena jarak maksimal antara roll pelubang dengan pinggir bahan plastik adalah 2 mm. penyebab 74
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
lainnya plastik tidak putus adalah setelan sudut kemiringan roll pengekang yang berbentuk roda kecil, karena jika sudut kemiringan ini tidak pas maka kertas tidak akan tersobek dengan baik. Kendala lain yang sering dihadapi adalah bahan kertas yang susut atau melar. Ini disebabkan karena suhu kelembaban kertas yang berbedabeda, jika kertas terlalu lembab maka kertas pada akhir proses laminasi akan susut karena suhu kertas yang terlalu panas bertemu dengan maindrum yang panas. Berkurangnya lebar kertas juga diakibatkan tekanan yang berlebihan pada press roll, karena jika tekanan pada press roll berlebihan maka bentuk press roll akan mengikuti bentuk maindrum sehingga bidang kertas yang terpanasi oleh maindrum menjadi lebih lebar. Bahan kertas juga dapat melar/bertambah lebar jika suhu kelembaban kertas kurang, untuk menanggulangi susutnya bahan kertas maka kertas harus dipanaskan terlebih dahulu dengan cara dijemur sebelum dilaminasi. Peletakan kertas haruslah menumpuk sedikit dengan kertas yang ada di depannya, karena jika kertas tidak saling tindih akan
September 2010
ada jarak antar kertas setelah melewati maindrum tetapi kertas masih saling terhubung dengan plastik. Adanya jarak antar kertas itu akan mengakibatkan sensor miss paper akan bekerja walaupun antar kertas hasil laminasi tidak putus. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Tomoko Laminating Machine masih tergolong semi-auto, karena masih adanya peran tenaga manusia saat proses produksi berlangsung dengan PLC adalah pusat pengendalinya; 2. Sistem tansportasi material pada Tomoko Laminating Machine berhubungan dengan aliran material kertas dan plastik yang berkelanjutan secara kontinu dalam proses laminating; 3. Komponen utama dari sistem transportasi material pada Tomoko Laminating Machine adalah encoder, inverter, PLC, pneumatic, sensor; 4. Sistem transportasi material dalam proses laminating bahan kertas dan plastik akan melewati beberapa 6 jenis roll yaitu roll pengekang, press roll, maindrum, banana roll 75
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
September 2010
dan roll pemotong; 5. Untuk mendapatkan hasil produk laminating yang baik sesuai maka dalam proses laminating diperlukan teknik pengendalian tekanan dan temperatur pada maindrum; 6. Lebar minimum kertas yang dapat dilaminating oleh Tomoko Laminating Machine sebesar 260 mm;
DAFTAR PUSTAKA Agfianto Eko Putra, Drs, Msi. (2004). PLC Konsep Pemograman dan Aplikasi (Omron CPM 1A/CPM2A dan ZEN Programmabe Relay). Yogyakarta: Gava Media. Anonim, Buku panduan manual encoder REP ZSP3806. Anonim, Buku panduan manual inverter Shenzhen INVT CHF100. Anonim, Buku panduan manual PLC Telemecanique TDW LCAA 40DRF Anonim, Buku panduan manual control panel Schneider Electric XBT N401
Anonim, Buku panduan manual optical fiber photoelectric sensor Omron E3X-NA Anonim, Buku panduan manual Leroy Somer 3 Phase TEFV Induction Motors Frank
D. Petruzella. (1996). Industrial Electronics. Glencoe / McGraw-Hill. Diterjemahkan oleh: Sumanto, MA. Elektronik Industri. Yogyakarta: Andi.
Iwan
Setiawan. (2006). Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol. Yogyakarta: Andi.
Michael J. Moran, Howard N. Shapiro. (2000). Fundamentals of Engineering Thermodinamics, 4th Edition. John Wiley & Sons, Inc. (Diterjemahkan oleh: Sulistyo, Yulianto Nugroho, Ir, M.Sc, Ph.D. (2004). Termodinamika Teknik, Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga)
76
POLITEKNOSAINS VOL.IX NO. 2
September 2010
70