KAJIAN SIFAT FISIKA TANAH PADA PERKEBUNAN KARET DI PROVINSI BENGKULU
STUDY OF SOIL PHYSICAL ON RUBBER PLANTATION IN BENGKULU PROVINCE Nurmegawati, Afrizon, Irma Calista Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Kelurahan Semarang Kota Bengkulu e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sifat-sifat fisika tanah pada perkebunan karet yang ada di Provinsi Bengkulu, yang dilaksanakan pada areal perkebunan karet di 3 Kabupaten yaitu Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur. Analisis dilakukan di Laboratorium tanah BPTP Bengkulu. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode purposive random sampling. Analisis tanah yang dilakukan meliputi : tekstur tanah metode pipet, kandungan bahan organik metode Walkley and Black, bobot volume metode gravimetrik, total ruang pori metode gravimetrik. Berdasarkan kajian sifat fisika yang meliputi tekstur tanah, dan kandungan bahan organik, berat volume, total ruang pori dan kadar air maka dapat disimpulkan bahwa sifat fisika tanah pada perkebunan karet di Kabupaten Seluma lebih baik dibanding dengan perkebunan karet di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur. Kata kunci : lahan kering, tanaman karet, sifat fisika tanah ABSTRACT Dry land for growing rubber trees generally require more soil physical properties compared to its chemical properties. This is due to the chemical treatment of the soil to suit the requirements grow rubber trees can be implemented more easily than with improved physical properties. This study aimed to examine the physical properties of rubber plantation land on which there is in the province of Bengkulu, which was held on a rubber plantation in 3 districts namely Seluma, South Bengkulu and Kaur. Analyses were performed in the laboratory of soil BPTP Bengkulu. Soil sampling conducted by purposive random sampling method. The analysis was conducted on the soil: soil texture pipette method, organic matter content Walkley and Black method, weights volume gravimetric method, Total pore space gravimetric method. Based on the physical properties including soil texture and organic matter content, heavy volume, total pore space and moisture content, it can be concluded that the physical properties of the rubber plantations in the district Seluma better than rubber plantations in South Bengkulu and Kaur. Key words: dry land, rubber plants, soil physical propertie 118
PENDAHULUAN
Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu: salah satu komoditi penghasil devisa negara, tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk, dan sumber penghasilan bagi petani. Sektor perkebunan menjadi andalan pembangunan ekonomi di Bengkulu untuk masa-masa mendatang.
Oleh karena itu sektor perkebunan pada akhir-akhir ini
mendapat
perhatian besar dari pemerintah dan merupakan kegiatan utama dalam pembangunan perekonomian Provinsi Bengkulu disamping sektor pertanian dan pertambangan. Luas pertanaman karet saat ini di Propinsi Bengkulu mencapai 269.367 ha yang sebagian besar terdiri dari perkebunan rakyat 258.934 ha(95,92 %). Produktivitas karet rakyat di Propinsi Bengkulu baru mencapai 0,91 ton/ha (Disbun, 2010). Jika dilihat secara nasional produktivitas ini masih dibawah produktivitas rata-rata nasional. Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah vulkanis muda dan tua
sesuai dengan persyaratan tumbuh
tanaman karet baik tanah. Sifat‐sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu‐batuan dan lapisan cadas, aerase dan drainase cukup, tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air, struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir.. Perbaikan keadaan fisik tanah dapat dilakukan dengan pengolahan tanah. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah, perbaikan struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Mengigat pentingnya arti sifat fisika tanah dalam hal kesuburan tanah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sifat-sifat fisika tanah pada perkebunan karet yang ada di Provinsi Bengkulu.
METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan pada areal perkebunan karet di 3 Kabupaten yaitu Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur. Analisis dilakukan di Laboratorium tanah BPTP 119
Bengkulu. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode purposive random sampling. Pada setiap kabupaten dilakukan pengambilan sampel tanah pada lahan seluas 5 ha, yang dilakukan sebanyak 3 kali ulangan untuk masing-masing sentra perkebunan karet. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada dua kedalaman yaitu kedalaman 0 – 20 cm dan 20 - 40 cm yang diambil secara utuh maupun tidak utuh pada masingmasing kabupaten sentra perkebunan karet. Sampel tanah tidak utuh atau contoh tanah terganggu diambil secara komposit. Contoh tanah digunakan untuk penetapan tekstur dan bahan organik tanah. Contoh tanah utuh atau contoh tanah tidak terganggu diambil dengan menggunakan ring sampel dengan diameter 7,5 cm dan tinggi 3 cm. Contoh tanah utuh digunakan untuk penetapan berat volume dan total ruang pori. Analisis tanah dilakukan di laboratorium tanah BPTP Bengkulu yang meliputi : tekstur tanah metode pipet, kandungan bahan organik metode walkley and black, bobot volume metode gravimetrik, total ruang pori metode gravimetrik. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan nilai sifat-sifat fisika tanah dari ketiga kabupaten sentra produksi karet.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian Propinsi Bengkulu mempunyai luas wilayah 19.978.870 ha, secara geografis terletak diantara 2º16’ - 3º31’ lintang selatan dan, 101º1’ - 103º41’ bujur timur serta memiliki garis pantai yang panjangnya sekitar 433 km dan berada dibagian barat dan selatan. Berdasarkan potensi lahan yang terluas adalah lahan kering yaitu mencapai 86 % dari luas wilayah. Kondisi topografi wilayah Propinsi Bengkulu bergelombang sampai berbukit dengan luasan sebanyak 35,80 % dari luas wilayah memiliki ketinggian antara 0 – 100 m dpl (diatas permukaan laut), 31,60 % berada pada ketinggian 100 – 500 m dpl dan 20,50 % berada pada ketinggian 500 – 100 m dpl dan selebihnya berada pada ketinggian 1000 – 2000 m dpl (BPS, 2010). Pada tahun 2011 curah hujan rata rata di Propinsi Bengkulu sepanjang tahun adalah 265 mm per bulan dengan rata rata hari hujan 19 hari per bulan.
120
B. Sifat Fisika Tanah 1. Tekstur tanah Tekstur tanah daerah penelitian terbagi dalam 4 kelas yaitu liat, lempung liat berdebu, lempung berdebu dan liat berdebu (Tabel 1). Penentuan kelas tekstur sangat dipengaruhi oleh perbandingan antara pasir, debu liat. Di Kabupaten Seluma kandungan liat pada kedalaman 0 – 20 cm persentasenya lebih tinggi daripada pada kedalaman 20 – 40 cm sebaliknya pada Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur persentase liat pada kedalaman 20 – 40 cm lebih tinggi dari pada kedalaman 0 – 20 cm. Terjadinya perbedaan dan persamaan persentase antara pasir, debu dan liat, disebabkan pembentukan . tekstur tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentukan tanah itu sendiri seperti iklim, bahan induk, topografi, waktu dan vegetasi/penggunaan lahan . Tabel 1. Rata-rata persentase pasir, debu,liat pada daerah penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kabupaten Seluma Bengkulu Selatan Kaur
Kedalaman (cm) 0 – 20 20 – 40 0 – 20 20 – 40 0 – 20 20 – 40
Pesentase (%) Pasir Debu Liat 19,02 36,47 44,50 16,48 46,63 36,88 24,10 51,71 24,18 19,02 51,71 29,26 17,47 52,12 30,41 14,91 47,00 38,09
Kelas tekstur Liat Lempung liat berdebu Lempung berdebu Lempung berdebu Lempung berdebu Liat berdebu
Keterangan : Hasil analisa laboratorium tanah BPTP Bengkulu * Balai Penelitian Tanah
Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman karet yaitu lempung dengan persentase liat, pasir dan debu yang hampir sama yaitu 35 % liat, 30 % pasir dan 35 % debu. Jika dilihat dari persentase masing-masing kabupaten tersebut diatas maka tidak ada yang bertekstur lempung. Untuk Kabupaten Seluma persentase liat lebih tinggi dibanding dengan persentase pasir. Sebaliknya pada Kabupaten Bengkulu Selatan persentase debu lebih tinggi dibanding persentase liat dan pasir. Untuk tanah-tanah yang mengandung persentase liat yang lebih tinggi dibanding pasir biasanya lebih subur karena luas permukaannya lebih besar sehingga peranannya lebih besar dalam mengatur sifat-sifat kimia tanah.
121
2. Bahan organik Kandungan bahan organik pada daerah penelitian berkisar antara 2,17 – 2,17 %. Kandungan bahan organik pada Kabupaten Seluma termasuk kriteria sedang sedangkan kandungan bahan organik pada Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur termasuk rendah (Tabel 2). Tabel 2. Persentase bahan organik pada daerah penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kabupaten Seluma Bengkulu Selatan Kaur
Kedalaman (cm) 0 – 20 20 – 40 0 – 20 20 – 40 0 – 20 20 – 40
% Bahan organik 5,36 6,16 2,70 2,17 2,36 2,85
Keterangan : Hasil analisa laboratorium tanah BPTP Bengkulu * Balai Penelitian Tanah
Bervariasinya kandungan bahan organik pada masing-masing tempat, ini disebabkan pengaruh oleh vegetasi penutup tanah dan tekstur tanah. Tanaman penutup tanah menentukan rendah tidaknya kandungan bahan organik. Dari pengamatan
dilapangan
ternyata
petani
karet
di
Kabupaten
seluma
telah
menggunakan tanaman penutup tanah sedangkan petani di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur belum melakukan penutup tanah. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh kandungan liat, terlihat bahwa kandungan liat di Kabupaten Seluma lebih tinggi dibanding dengan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur. Pengaruh tekstur terhadap bahan organik dijelaskan oleh Sastrodarsono dan Takeda (1983) bahwa tekstur halus akan mengakumulasi bahan organik lebih besar dibanding dengan tanah yang bertekstur kasar pada keadaan dan lingkungan yang sama. Foth (1998) menyatakan bahwa adanya kecenderungan suatu hubungan antara kandungan liat tanah dan kandungan bahan organik. Semakin besar kombinasi persedian unsur hara semakin banyak hasil dan akumulasi bahan organik pada tanah bertekstur halus. Hakim. et al, (1986) menyatakan bahwa pada tanah berpasir memungkinkan oksidasi yang baik sehingga bahan organik cepat habis. 3. Berat volume Berat volume tanah pada 3 kabupaten sentra perkebunan karet yaitu Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur berdasarkan kriteria sifat fisika tanah 122
termasuk dalam kriteria rendah sampai tinggi. Berat volume tanah perkebunan karet di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan termasuk sedang sedangkan berat volume tanah perkebunan karet di Kabupaten Kaur termasuk tinggi.Terjadinya perbedaan berat volume tanah pada berbagai penggunaan lahan disebabkan oleh perbedaan tekstur dan kandungan bahan organik (Tabel 3). Tabel 3. Rata-rata penetapan berat volume tanah daerah penelitian No 1. 2. 3.
Berat volume (gr/cm3) 0,766 1,102 1,215
Kabupaten Seluma Bengkulu Selatan Kaur
Kriteria* Sedang Sedang Tinggi
Keterangan : Hasil analisa laboratorium tanah Universitas Bengkulu * Balai Penelitian Tanah
Perbedaan tekstur tanah akan mempengaruhi berat volume dari tanah tersebut, dimana tanah-tanah yang mempunyai tekstur kasar akan mempunyai berat volume yang tinggi dibanding tanah-tanah halus. Hal ini disebabkan karena perbedaan ukuran butir tanah. Menurut Soepardi (1989) tanah dengan tekstur pasir mempunyai berat volume yang tinggi karena butir-butir pasir berdekatan satu sama lain dan bahan organiknya rendah. Sebaliknya butir-butir tanah lempung berdebu , lempung berliat dan liat tidak berdekatan satu sama lain. Granulasi menjadi baik dengan adanya bahan organik. Granulasi memperbaiki keadaan yang lepas dengan demikian mempunyai berat volume yang rendah. Perbedaan jumlah bahan organik juga dapat menyebabkan terjadinya perbedaan berat volume tanah. Tanah yang mempunyai bahan organik yang tinggi memiliki berat volume rendah. Hal ini disebabkan oleh tanah-tanah yang bahan organik tinggi menyebabkan tanah relatif gembur. Sehingga keadaan tanah menjadi longgar dan bergumpal yang mengakibatkan berat volume rendah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh Thomson dan Troeh (1987) bahwa bahan organik tanah dapat menurunkan berat volume tanah yang disebabkan oleh bahan organik lebih ringan dari tanah mineral. Buckman and Brady (1982) menyatakan bahwa cara pengolahan tanaman dan tanah pada tanah tertentu rupanya mempengaruhi berat volume, terutama lapisan permukaan. Penambahan pupuk kandang dalam jumlah yang besar cenderung untuk merendahkan
berat
volume.
Sebaliknya
mengakibatkan hal yang berlawanan. 123
pengolahan
tanah
yang
intensif
4. Total ruang pori Total ruang pori tanah pada 3 kabupaten sentra perkebunan karet yaitu Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur berdasarkan kriteria sifat fisika tanah termasuk dalam kriteria rendah sampai sedang. Berat volume tanah perkebunan karet di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan termasuk sedang sedangkan berat volume tanah perkebunan karet di Kabupaten Kaur termasuk rendah. Perbedaan total ruang pori pada masing-masing tanah perkebunan tersebut disebabkan oleh tekstur tanah, kandungan bahan organik dan berat volume tanah. Tanah yang mempunyai tekstur kasar atau pasir akan mempunyai % TRP kecil karena sebagian besar tanah ditempati untuk ruang pori makro sehingga % volume ruang pori mikro menjadi sedikit dan sebaliknya pada tanah yang bertekstur halus akan mempunyai TRP yang lebih besar karena sebagian besar % volumenya ditempati oleh pori mikro (Tabel 4). Tabel 4. Persentase TRP pada daerah penelitian No 1. 2. 3.
Kabupaten Seluma Bengkulu Selatan Kaur
% Total ruang pori 70 57,64 53,23
Kriteria* Sedang Sedang Rendah
Keterangan : Hasil analisa laboratorium tanah BPTP Bengkulu * Balai Penelitian Tanah
Bahan organik juga mempengaruhi TRP dimana dengan tingginya kandungan bahan organik akan menyebabkan bertambahnya TRP. Hal ini disebabkan makin tingginya kandungan bahan organik maka granulasi butir akan meningkat sehingga TRP juga akan meningkat (Ahmad, 1981). Berat volume tanah yang mempunyai hubungan erat dengan TRP dijelaskan oleh Buckman and Brady (1982) bahwa TRP dihitung berdasarkan berat volume tanah dimana makin tinggi berat volume suatu tanah makin rendah TRP dan sebaliknya. 5. Kadar air Kadar air pada daerah penelitian berkisar antara 4,80 – 5,80 % (Tabel 5) Perbedaan persentase kadar air di masing-masing kabupaten tidak terlalu jauh. Terjadinya perbedaan kadar air pada masing-masing penggunaan lahan tersebut disebabkan oleh perbedaan tekstur tanah, bahan organik,berat volume dan TRP. Kadar air sangat erat hubungan dengan tekstur, dimana makin tinggi kandungan liat maka makin tinggi kadar air sebaliknya makin tinggi kandungan pasir makin rendah kadar air. Hal ini disebabkan oleh tanah yang kasar mempunyai jumlah ruang pori 124
makro lebih banyak sehingga pori tanah yang diisi oleh air akan menjadi sedikit. Dan sebaliknya pada tanah yang tinggi kandungan liat pori mikro lebih banyak sehingga kapasitas memegang air yang tinggi Tabel 5. Persentase kadar air pada daerah penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kabupaten Seluma Bengkulu Selatan Kaur
Kedalaman (cm) 0 – 20 20 – 40 0 – 20 20 – 40 0 – 20 20 – 40
% KA 5.80 5,00 5.20 4.80 4.80 5.40
. Perbedaan kadar air di lapangan dipengaruhi oleh vegetasi yang tumbuh diatasnya, dimana tanaman dapat mengurangi kadar air tanah karena pengaruh evaporasi dan transpirasi. Sehungan dengan hal tersebut diatas Ahmad (1981) menjelaskan bahwa bahan organik erat hubungannya dengan daya serap air tanah. Semaikin banyak bahan organik dalam tanah maka semakin besar pula kemampuanya dalam menyerap air. KESIMPULAN Berdasarkan kajian sifat fisika yang meliputi tekstur tanah, dan kandungan bahan organik, berat volume, total ruang pori dan kadar air maka dapat disimpulkan bahwa sifat fisika pada perkebunan karet di Kabupaten Seluma lebih baik dibanding dengan perkebunan karet di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur, hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas.
125
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, F.1981. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Proyek Peningkatan dan Pengembangan Perguruan Tinggi Universitas Andalas. Padang.
BPS Provinsi Bengkulu, 2010. Provinsi Bengkulu dalam angka. Bengkulu Buckman, H.O and N,C Brady. 1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan oleh Soegiman. Penerbit Bhrata Karya Aksara. Jakarta.
Disbun Propinsi Bengkulu,2010. Statistiki Perkebunan Propinsi Bengkulu. Lapotan Tahunan. Foth, H.D. 1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Diterjemahkan oleh Purbayanti , Lukiwati dan Trimulatsi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hakim, N. M.Y.Nyakpa, A.M.Lubis, S.G.Nugroho, M.A. Diha, G.B. Hong dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Soepardi, G. 1989. Sifat dan Ciri Tanah. IPB. Bogor
Thompson, L.M and F,R.Troeh. 1978. Soil and Soil Fertility. M.C.Graw-Hill Book Company. Newyork.
126