KAJIAN PROSES PEMBUATAN SABUN SCRUB MENGGUNAKAN SERAT OYONG (Luffa acutangula) KERING
Oleh
TYAS KHUMAIDA KEN D. F43104130
2008
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
TYAS KHUMADA KEN D. F34104130. Kajian Proses Pembuatan Sabun Scrub Menggunakan Serat Oyong (Luffa acutangula) Kering. Dibawah bimbingan Illah Sailah dan Ani Suwani. 2008.
Oyong (luffa aczrtangula) adalah tanaman asli wilayah tropika Asia dan termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae (Rubatzky et al., 1997). Saat muda, oyong digunakan sebagai sayur dan saat tua akan berubah menjadi serat benvarna coklat dan memiliki bobot yang ringan. Serat tersebut dapat dijadikan sebagai scrubber yang sengaja ditambahkan pada produk kebersihan dan kecantikan, salah satunya yaitu sabun mandi. Serat yang berfungsi sebagai scrubber pada sabun ini dapat digunakan untuk memudahkan melepaskan selsel kulit mati (www.hanya wanita.com). Penelitian ini bertujuan untuk ~nengetahuipengaruh konsentrasi dan bentuk scrubber oyong (Luffa acutangula) terhadap karakteristik sabun secara objektif dan subjektif (penerimaan panelis). Pada penelitian ini, rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap dengan dua kajian. Kajian yang pertama yaitu pengaruh konsentrasi scrubber oyong dan berikutnya yaitu pengaruh bentuk scrubber oyong. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yang pertama yaitu pengambilan serat oyong dan analisa serat yang meliputi kadar air dan uji identifikasi saponin. Tahap kedua yaitu proses pembuatan sabun scrub dan ketiga adalah analisa karakteristik sabun sesuai dengan SNI kemudian diilanjutkan dengan uji rangking untuk mengetahui sabun scrub yang mendekati SNI (Standar Nasional Indonesia). Setelah hasil diperoleh, dilakukan uji organoleptik. Hasil karakterisasi serat oyong meliputi kadar air dan uji identifikasi saponin. Nilai kadar air serat oyong yaitu sebesar 10,26% sedangkan untuk uji identifikasi saponin bernilai negatif. Berdasarkan hasil analisa keragaman (uji statistik), kajian pengaruh konsentrasi serta bentuk scrubber oyong tidak berpengaruh nyata terhadap parameter kadar air, jumlah asam lemak, bahan tak larut dalam alkohol, kadar alkali bebas yang dihitung sebagai kadar NaOH, kadar fraksi tak tersabunkan dan pH. Hasil analisa organoleptik dilakukan setelah diketahui sabun scrub yang paling mendekati SNI menggunakan uji rangking yaitu sabun scrub dengan konsentrasi sebesar 0,62 %. Berdasarkan hasil penilaian panelis, sabun scrub dapat diterima dengan baik dari segi parameter penampakan, wama, kesan kesat setelah pembilasan, aroma dan kesan pada kulit.
Tyas Khumaida Ken D (F34104130). The Study of Scrub Soap Making Process Using Oyong (Luffa acutangula) Dried Fibers. Supervised by Illah Sailah and Ani Suwani. 2008. SUMMARY Oyong (Luffa acutangula) is an Asian tropical plant and belongs to Cucurbitaceae family. When young, it used as a cooking vegetable and going to dried out when it mature, from a brown fibers that can be used as a scrub. The scrub can be added to soap as a scrubber which can remove died skin cells on body surface. The objectives of this research were to determine correlation between concentration and form of scrubber oyong and soap characteristics objectively and subjectively (the panelists acceptance response). This research used completely randomized design with two factor that is concentration and form of scrubber oyong. There are three steps were done on this research. The first step was analyzed the characteristic oyong fibers, including the water content and saponin identification. The second step was soap making process and the third step was analyzed the soap characteristics according to SNI. The result was processed with rangking test to find out soap with similar characteristic according to SNI. The first rank soap was produced for organoleptic test. The results, oyong fibers water contain was 10.26% with negative result on saponin test. The results of variety test and soap characteristic showed that concentration and form of scrubber oyong added were non influenced to water content, fatty acid value, unsoluble material on alcohol, free alkaline value as NaOH, unsaponifiable fraction and pH value. Scrub soap with 0,62 % oyong fibers added was similar characteristic according to SNI and continued to organoleptic test. The panelist responses showed that scrub soap's appearance, color, stiff impress, aroma and skin impress were accepted well.
KAJIAN PROSES PEMBUATAN SABUN SCRUB MENGGUNAKAN SERAT OYONG (Luffa acutanguln) KERING
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknlogi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh
TYAS KHUMAIDA KEN D. F34104130
2008
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANLAN BOGOR BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANPAN INSTITUT P E R T A N M BOGOR KAJIAN PROSES PEMBUATAN SABUN SCRUB OUONG (LuSfh acutangula)
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERT
Pada Departemen Teknlogi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh TYAS
A KEN D. F34104130
Lulus tanggal Bogor, November 2008 Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan ini sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul :
"KAJIAN PROSES PEMBUATAN SABUN SCRUB MENGGUNAKAN SERAT OYONG KEFUNG" Adalah karya asli saya sendiri dengan arahan dosen pembirnbing akademik, yang kecuali denganjelas ditunjukkan rujukannya.
Bogor, November 2008 Yang membuat pemyataan,
Tyas Khumaida Ken D.
F34104130
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya, terutama nikmat sehat serta atas berkah dan rahmatnya hingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul KAJIAN PROSES PEMBUATAN SABUN SCRUB MENGGUNAKAN SERAT OYONG (Luffa aactangula)
KERING. Selama menjalankan penelitian tersebut, penulis melakukannya di laboratorium yang terdapat di departemen teknologi industri pertanian yaitu Laboratorium
pengemasan,
Laboratorium
Teknik
Kimia,
Laboratorium
pengawasan mutu dan Laboratorium Dasar ilmu Terapan (LDIT). Skripsi mempakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi lndustri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. Illah Sailah, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ide mengenai penelitian ini serta memberikan arahan, b i i g a n dan dukungan.
2. Dr. Ir. Ani Suryani, DEA selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan dan waktunya.
3. Prayoga Suryadarma, STP., MT selaku dosen penguji atas saran d m masukan mengenai penelitian ini.
4. Bapak, ibu, kakak dan adik yang telah memberikan dukungan yang besar, perhatian serta kasih sayangnya.
5. Seluruh staf pengajar, pegawai administrasi, dan semua laboran Departemen Teknologi Industri Pertanian. Kritik serta masukan akan sangat diharapkan oleh penulis. Karya ilmiah ini dirasa masih banyak kekurangan sehingga akan menuju yang lebih baik lagi. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua yan gmembutuhkannya
Bogor, November 2008 Penulis