Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 pages
ISSN 2302-0253 pp. 131- 140
KAJIAN POTENSI SUMBER AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN DAERAH LAYANAN SPAM KABUPATEN PIDIE Sri Hartati¹, Azmeri², Eldina Fatimah³ 1) Magister
Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Prodi Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia Email :
[email protected]
Abstract: Drinking water supply in Kabupaten Pidie is performed by Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mon Krueng Baro through integrated Water Treatment Plants (WTP) or Instalasi Pengolahan Air (IPA). The condition of IPAs are not being optimum as there are currently only four IPAs which are actively working and functioning, namely IPA Garot, IPA Jabal Ghafur I, IPA Keumala, and IPA Ibu Kota Kecamatan (IKK) Laweung. The water resources for those active IPAs are from some rivers, those are Krueng Tiro, Krueng Baro, and Krueng Kalee. Scope of service of PDAM Tirta Mon Krueng Baro is still limited, i.e. only around 16,74 % in 2014. The objective of the study is to identify sufficiency of surface raw water potentials for further development of Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) or Drinking Water Supply System in Kabupaten Pidie based on the projection of drinking water needs up to 2034. The method of study utilised for data analysis is survey method, quantitative analysis, and F.J. Mock method in order to calculate the projection of drinking water needs. The results of analysis suggest some surface water potentials, i.e. Krueng Batee with mainstream discharge 79.50 L/sec, Krueng Laweung with mainstream discharge 182.25 L/sec, Krueng Putu with mainstream discharge 331.44 L/sec, Krueng Rajui with mainstream discharge 751 L/sec, Krueng Rukoh with mainstream discharge 845 L/sec, Krueng Tangse with mainstream discharge 827.64 L/sec, stream of Kulam Tang-tang for SPAM of village with mainstream discharge 618.28 L/sec. Those surface water potentials are sufficient for the need of SPAM development up to the projection year of 2034. Keywords: Surface water potentials, the development of SPAM service area
Abstrak : Penyediaan air minum pada Kabupaten Pidie dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mon Krueng Baro, dengan Instalasi Pengolahan Air (IPA) lengkap. Kondisi IPA tidak semua optimal pemanfaatannya dimana yang masih aktif dan berfungsi hingga sekarang hanya empat IPA yaitu IPA Garot, IPA Jabal Ghafur I, IPA Keumala dan IPA Ibu Kota Kecamatan (IKK) Laweung. Sumber air baku untuk IPA yang aktif tersebut berasal dari Krueng Tiro, Krueng Baro dan Krueng Kalee. Cakupan pelayanan PDAM Tirta Mon Krueng Baro masih rendah, yaitu sekitar 16,74 % pada Tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tercukupinya potensi sumber air baku permukaan, untuk pengembangan daerah layanan SPAM Kabupaten Pidie, berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum sampai tahun 2034. Metode penelitian yang digunakan untuk mengolah data menggunakan metode survei, analisis data kuantitatif dan metode F.J Mock untuk menghitung proyeksi kebutuhan air minum. Hasil analisis menunjukkan potensi air permukaan yaitu Krueng Batee dengan debit andalan 79.50 l/det, Krueng Laweung dengan debit andalan 182,25 l/det, Krueng Putu dengan debit andalan 331,44 l/det, Krueng Rajui dengan debit andalan 75 l/det, Krueng Rukoh dengan debit andalan 845 l/det, Krueng Tangse dengan debit andalan 827,64 l/det, Mata air dan Kulam Tang-tang untuk SPAM Pedesaan dengan debit andalan 618,28 l/det. Air permukaan tersebut mencukupi untuk kebutuhan pengembangan SPAM sampai tahun proyeksi 2034. Kata Kunci : Potensi air permukaan, pengembangan daerah layanan SPAM
131 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tangse, Krueng Keumala dan terdapat juga
PENDAHULUAN Penyelenggaraan air minum pada suatu daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk menyediakan air minum untuk warganya. Seperti disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
beberapa sungai kecil lainnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tercukupinya potensi sumber air baku permukaan, untuk pengembangan Kabupaten
daerah
Pidie,
layanan
berdasarkan
SPAM proyeksi
kebutuhan air minum sampai tahun 2034.
merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah KAJIAN PUSTAKA
(pemerintah kabupaten/kota). Kabupaten Pidie memiliki luas wilayah seluas 317.581,76 Ha, yang terdiri dari 23 kecamatan, 94 kemukiman dan 731 gampong. Jumlah penduduk Kabupaten Pidie menurut Badan Pusat Statistik ± 395.975 jiwa pada tahun 2012. Untuk Kabupaten Pidie penyediaan air minum dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mon Krueng
Sumber Air Bersih/ Air Baku Sumber air bersih dapat dibagi menjadi dua yaitu : air permukaan, dimana sumber air permukaan antara lain : sungai, danau, rawa, situ, embung , waduk dan telaga dan air tanah, dimana sumber air tanah antara lain : cekungan air tanah yang bisa terdiri atas confined aquifer dan unconfined aquifer (Syarief ,et.al 1998:56)
Baro, dengan Instalasi Pengolahan Air (IPA) lengkap. Kondisi IPA tidak semua optimal pemanfaatannya, dimana yang masih aktif dan berfungsi hingga sekarang hanya empat IPA yaitu IPA Garot, IPA Jabal Ghafur I, IPA Keumala dan IPA Ibu Kota Kecamatan (IKK)
Parameter Kualitas Air Minum Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 yang merupakan standar kualitas air minum di Indonesia. Parameter–parameter kualitas air tersebut adalah syarat fisik, syarat kimia, syarat
Laweung. Sumber air baku untuk IPA yang aktif
radioaktif dan syarat mikrobiologi.
tersebut berasal dari Krueng Tiro, Krueng Baro dan Krueng Kalee. Jumlah pelanggan PDAM Tirta Mon Krueng Baro sebanyak ± 33.335 pada tahun 2014, sedangkan cakupan pelayanan PDAM Tirta Mon Krueng Baro masih rendah,
Pidie
memiliki
Ukuran ketersediaan air baku adalah debit sumber air baku yang dapat memenuhi kebutuhan air untuk proyeksi 15-20 tahun (RISPAM Pidie 2014 : VI-12).
yaitu sekitar 16,74 % pada tahun 2014. Kabupaten
Parameter Kuantitas Air Minum
beberapa
sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber air baku, di antaranya Krueng Geumpang, Krueng Mane, Krueng
Parameter Kontinuitas Air Minum Ketersediaan air minum dari sumber air baku yang berkesinambungan, ditentukan oleh : Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 132
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala a. Kondisi tutupan lahan daerah tangkapan air (catchment area)
proyeksi (org); Po = jumlah penduduk pada awal tahun
b. Data klimatologi lokasi (iklim dan curah hujan)
proyeksi (org); Ka = perkembangan penduduk (jiwa/tahun);
c. Peruntukan tata guna lahan
Tn = tahun proyeksi; dan
d. Luas daerah tangkapan air (catchment area)
To = tahun awal.
Perencanaan
b. Metode Geometri
Pengembangan
Daerah
Pn = Po ( 1 + r)n ………………………………..(2.2)
Layanan SPAM Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang pengembangan Sistem
Dimana :
Penyediaan Air minum (SPAM), perencanaan
r = laju perkembangan penduduk (%); dan
pengembangan daerah layanan SPAM meliputi
n = jumlah tahun proyeksi.
penyusunan rencana induk, studi kelayakan, dan/atau perencanaan teknis. Rencana induk pengembangan
SPAM
disusun
dengan
c. Metode Least Square Y = a + bx…………………………….(2.3)
memperhatikan: a. Rencana pengelolaan sumber daya air.
Dimana :
b. Rencana tata ruang wilayah.
Y = nilai variabel berdasarkan garis regresi,
c. Kebijakan dan strategi pengembangan SPAM. d. Kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya.
populasi ke – n; x = Bilangan
independen,
sekitarnya. f. Kondisi kota dan rencana pengembangannya.
a = konstanta;
nXi Xi
2 a = Yi Xi Xi XiYi 2
2
Untuk mengetahui besarnya kebutuhan
b = koefisien arah garis (gradien) regresi linier
air minum pada 20 tahun ke depan, maka perhitungan
proyeksi
jumlah
b=
nXiYi Xi Yi
2
Metode yang digunakan harus dilakukan
a. Metode Aritmatika Pn = Po + Ka (Tn - To)……………….(2.1)
n Xi 2 Xi
penduduk dengan metode berikut :
pengujian untuk mendapatkan metode yang cocok
digunakan.
proyeksi
metode
yang
digunakan
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun
standar deviasi yang terkecil.
Volume 4, No. 1, Februari 2015
adalah
metode
Dimana :
133 -
yang
dihitung dari tahun awal;
e. Masyarakat di daerah/ wilayah setempat dan
dilakukan
bilangan
yang
memiliki
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 1. Debit Andalan Sumber Air Permukaan
Persamaan Standar Deviasi : n( xi ) ( xi ) 2 ………….(2.4) n( n 1) 2
S
Persamaan Koefisien Korelasi : r
1
( yi y ' ) 2 ………….(2.5) ( yi y ) 2
Dimana : Xi
= Jumlah penduduk awal:
Yi-Y’
= Jumlah penduduk rata-rata
Pemilihan metode proyeksi yang paling tepat
No
Sumber Air/ IPA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Krueng Batee/IPA Lhokseumani-Batee Krueng Baro/IPA Garot Krueng Baro/IPA Jabal Ghafur I dan II Krueng Baro/IPA Keumala Krueng Laweung/ IPA Laweung Krueng Tiro/ IPA Beureunuen I dan II Krueng Tiro/ IPA Kembang Tanjong Krueng Putu/ IPA Teupin Raya Krueng Rajui/ Waduk IPA Rajui Krueng Rukoh/ Waduk IPA Rukoh Krueng Tiro /(pengembangan) IPA Tiro Krueng Tangse dan Krueng Blang Malo Mata Air dan Kulam Tang-Tang Krueng Mane
Debit Andalan (ltr/detik) 79.50 58.90 445.31 877.11 182.25 451.49 36.44 331.44 75 845 987.03 827.64 618.28 1,772.51
Sumber : RISPAM Pidie, 2014
jika : Harga “S“ yang paling kecil.
METODE PENELITIAN
Harga “r” yang paling mendekati 1 atau –1.
Tahapan penelitian dapat dilihat pada bagan kerangka pikir penelitian sebagai berikut
Proyeksi Kebutuhan Air
Mulai
Perhitungan kebutuhan air minum ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Rumusan Masalah
sebagai berikut : Qs = Pn x Ka………………………….(2.6) Keterangan : Pn = Jumlah Penduduk pada tahun tertentu (org); Ka = Kebutuhan air bersih (ltr/org/hari); Qs = Kebutuhan air bersih (ltr/detik)
Ketersediaan Air Pemanfaatan
air
baku
yaitu
air
permukaan, perlu mengetahui data ketersediaan air andalan. Debit andalan adalah debit minimum sungai dengan besaran tertentu yang mempunyai kemungkinan terpenuhi yang dapat digunakan
untuk
berbagai
Studi Pustaka Teori, jurnal dan penelitian. 2. UU RI Nomor 7 tahun Pengumpulan Data 2004 tentang Sumber Daya Air 3. PP Nomor 16 Tahun Data Primer 2005 tentang Data Sekunder Pengembangan Sisitem Air- Minum - Dokumentasi SumberPenyediaan Air Peta Jaringan SPAM Tirta PERMENPU Nomor Baku dan Kondisi4. Eksisting Mon18 Krueng Baro Intalasi Pengolahan Air Tahun 2007 tentang eksisting. penyelenggaraan - Data jumlah penduduk Pengembangan- SPAM Data uji kualitas sumber 5. Peraturan Menteriair baku Kesehatan RI nomor - Data Debit Andalan 907/MENKES/SK/VII/2 002 tentang standar kualitas air minum di Indonesia Analisa Data 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor Kesimpulan dan Rekomendasi 429/MENKES/Per/VI/20 10 tentang baku mutu kualitas air minum Selesai 7. PERMENPU nomor 18 Tahun 2012 tentang Tata cara penyusunan Gambar 1.Bagan Kerangka Pikir Penelitian RISPAM
1.
keperluan
(Triatmodjo 2008 dalam Nugraheni 2012).
Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 134
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Air Baku
Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum
1. Parameter Kualitas Air Permukaan Air minum adalah air yang memenuhi
(SPAM) Kabupaten Pidie Kondisi eksisting IPA PDAM Tirta Mon
syarat kesehatan, yang harus dimasak terlebih
Krueng Baro, banyak yang tidak optimal
dahulu sebelum diminum. Tabel Dibawah ini
pemanfaatannya/ tidak beroperasi.
merupakan
Tabel 2. Sumber Air Baku PDAM Kabupaten Pidie Eksisting
beberapa sumber air permukaan.
No
Unit Pelayanan
Kapasitas Produksi Sumber Air Terpasang Termanfaatkan Baku (ltr/detik) (ltr/detik)
Keterangan
1 Lhokseumani - Batee
Krueng Batee
10
- Tidak Beroperasi
2 IPA Garot 3 IPA Jabal Ghafur I
Krueng Baro
20
20 Aktif/ Beroperasi
Krueng Baro
20
20 Aktif/ Beroperasi
4 IPA Jabal Ghafur II 5 IPA Beureunun I
Krueng Baro
20
- Tidak Beroperasi
Krueng Baro
10
- Tidak Beroperasi
6 IPA Beureunun II 7 IPA Keumala
Krueng Baro
20
20 Tidak Beroperasi
Krueng Baro
80
- Aktif/ Beroperasi
8 IKK Laweung 9 IPA Kembang Tanjong
Krueng Kalee
15
15 Aktif/ Beroperasi
5
Krueng Tiro 10 IKK Teupin Raya - Batee Krueng Putu 11 Geumpang Mata Air 12 Tangse Alur Sungai 13 Mane
10 5
Krung Mane
uji
No Sumber Air Turbidity PH Conductivity Suhu 23.2 6.9 250 27.2 1 Krueng Keumala Salinitas Mn 0.2 0.03
Al 0.01
Fe 0.05
Total Coliform -
- Belum operasional 5 Aktif (tanpa Pengolahan)
5
5 Aktif (tanpa Pengolahan) 2.5 Aktif (tanpa Pengolahan)
Turbidity PH Conductivity Suhu 1.55 6.9 330 27.3
87.5
Sumber : PDAM Tirta Mon Krueng Baro, 2014 2 Krueng Tiro
Tingkat cakupan pelayanan air minum
penduduk
di
Kabupaten
Pidie
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kecamatan Muara Tiga Batee Pidie Keumala Padang Tiji Kb. Tanjong Tiro/ Truseb Sp. Tiga Kota Sigli Indra Jaya Sakti Mila Mutiara Delima Titeu Mutiara Timur Glumpang Tiga Grong Grong Glumpang Baro Peukan Baro Tangse Geumpang Mane
Tingkat Pelayanan (%) IKK Laweung 23.97 IKK Teupin Raya - Batee 0 Garot 12.03 Keumala 0 0 Kembang Tanjong 0 0 Kembang Tanjong 0 Garot 27 Garot 3.7 Beureunun I dan II 3.5 Jabal Ghafur I dan II 3.23 Beureunun I dan II 3.5 Garot 1.37 0 Beureunun I dan II 5.84 0 0 0 Beureunun I dan II 0.08 Tangse 0 Geumpang 25 0
2014 135 -
3 Krueng Tangse Salinitas Mn
IPA
Sumber : PDAM Tirta Mon Krueng Baro,
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Al 0
Fe 0.02
Turbidity PH Conductivity Suhu 1.7 7.2 180 27.1
mendapatkan pelayanan air minum. Tabel 3. Cakupan Pelayanan PDAM Tirta Mon Krueng Baro
Salinitas Mn 0.3 0.01
Total Coliform -
untuk Kabupaten Pidie masih rendah, Tidak semua
laboratorium
untuk
Tabel 4. Parameter Kualitas Air yang Melebihi Ambang Batas Baku Mutu
- Rusak
2.5 222.5
Jumlah
hasil
Al
Fe 0.05
Total Coliform Turbidity PH Conductivity Suhu 3.42 7.2 240 27.1 4
Krueng Blang Salinitas Mn Dhot 0.026 0.01
Al 0.05
Fe 0.05
Total Coliform Turbidity PH Conductivity Suhu 1.62 7.1 340 27.2 5 Waduk Rajui
Salinitas Mn 0.009 0
Al 0.02
Total Coliform -
Fe 0.02
Parameter Fisika TDS Warna Bau 120 36 Tidak bau Kimia Nitrit Nitrat Sulfat Kesadahan Kalsium Mg 0.053 0.16 9 156 35.2 16.5 Mikrobiologi E.Coli Fisika TDS Warna Bau 170 17 Tidak bau Kimia Nitrit Nitrat Sulfat Kesadahan Kalsium Mg 0.01 0.34 57 204 48 20.4 Mikrobiologi E.Coli Fisika TDS Warna Bau 85 19 Tidak bau Kimia Nitrit Nitrat Sulfat Kesadahan Kalsium Mg 0.05 0.15 3 108 17.6 9.7 Mikrobiologi E.Coli Fisika TDS Warna Bau 110 22 Tidak bau Kimia Nitrit Nitrat Sulfat Kesadahan Kalsium Mg 0.16 9 156 35.2 16.5 Mikrobiologi E.Coli Fisika TDS Warna Bau 170 18 Tidak bau Kimia Nitrit Nitrat Sulfat Kesadahan Kalsium Mg 0.05 0.17 55 176 41.6 17.5 Mikrobiologi E.Coli -
Keterangan
Kadar maksimum untuk air bersih
Kadar maksimum untuk air bersih
Kadar maksimum untuk air bersih
Kadar maksimum untuk air bersih
Kadar maksimum untuk air bersih
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium Pengendali Mutu PDAM Tirta Daroy Kota Banda Aceh
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2. Potensi dan Neraca Air Permukaan
Contoh jalannya perhitungan seperti berikut :
Tabel 5. Potensi Air Baku Permukaan dan Neraca Air Permukaan Debit Kapasitas No IPA Sumber Air Andalan Terpasang Keterangan (l/d) (L/d) 1 IPA Lhokseumani-Batee Krueng Batee 79.50 10 Positif 2 IPA Garot Krueng Baro 58.90 20 Positif 3 IPA Jabal Ghafur I dan II Krueng Baro 445.31 40 Positif 4 IPA Keumala Krueng Baro 877.11 80 Positif 5 IPA Beureunun I dan II Krueng Tiro 451.49 30 Positif 6 IPA Kembang Tanjong Krueng Tiro 36.44 5 Positif 7 IPA Laweung Krueng Laweung 182.25 15 Positif 8 IPA Teupin Raya Krueng Putu 331.44 10 Positif Krueng Rukoh 845.00 - Positif 9 IPA Rukoh Krueng Tiro 987.00 - Positif 10 IPA Rajui Krueng Rajui 75.00 - Positif 11 Geumpang Kulam Tang-tang 618.28 5 Positif 12 Tangse Krueng Tangse 827.64 5 Positif 13 Mane Krueng Mane 1,772.51 2.5 Positif Jumlah Total 7,587.87 222.5 Sisa pemakaian 7,367.87 Sumber : RISPAM Pidie, 2014 dan PDAM Tirta Mon Krueng Baro, 2014
1. Data penduduk dalam beberapa kurun waktu
Kecamatan Geumpang dari tahun 2009 sampai dengan 2012.
Tabel 6. Data jumlah penduduk untuk 4 tahun terakhir (2009-2012) Kecamatan Geumpang No
Tahun
1 2 3 4 Jumlah
Tahun ke (X) 2009 2010 2011 2012
Dari
1 2 3 4
Penduduk Pertambahan/ Jiwa (Y) Pengurangan (%) 6018 5996 -22 -0.37 6227 231 3.85 6263 36 0.58 245 4.07
tabel
perkembangan
diatas
penduduk
6018 11992 18681 25052 61743
didapat (Ka)
X2
XY
=
1 4 9 16 30
untuk 81,67
jiwa/tahun dan laju perkembangan penduduk (r) = 0,014 %, nilai a = 6,110 dan nilai b = 434.
Proyeksi Jumlah Penduduk Pertumbuhan
terakhir, dalam hal ini data jumlah penduduk
penduduk
merupakan
2. Setelah mendapatkan nilai Ka, nilai r, nilai a
faktor utama dalam kepentingan perencanaan
dan nilai b, baru bisa dilakukan perhitungan
dan perancangan serta evaluasi penyediaan air
untuk mendapatkan jumlah penduduk awal
minum. Kebutuhan akan air minum akan
tahun proyeksi (Po).
semakin meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk melihat sejauh mana
Tabel 7. Hasil perhitungan jumlah penduduk awal
perkembangan
tahun proyeksi (Po)
penduduk
Kabupaten
Pidie
selama 20 tahun perencanaan, mulai tahun 2014, maka dibutuhkan proyeksi penduduk sampai dengan tahun 2034. Proyeksi penduduk dilakukan dengan
Jumlah Penduduk Aritmatik Geometrik Least Square (jiwa) 2009 6018 6018 6015 6110 2010 5996 6100 6097 6544 2011 6227 6181 6179 6978 2012 6263 6263 6263 7412
Tahun
menggunakan metode yaitu :
Pemilihan Metode proyeksi dilakukan
1. Metode Aritmatika
dengan melihat nilai S yang paling kecil (rumus
2. Metode Geometri
2.4) dan nilai r yang paling mendekati 1 atau -1
3. Metode Least Square
(rumus
2.5).
pemilihan
Berikut metode
contoh
perhitungan
untuk
Kecamatan
Geumpang. Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 136
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 8. Perhitungan dengan metode aritmatika untuk pemilihan metode proyeksi
Statistik Penduduk 1 6,018
Tahun Tahun ke (X) 2009 2010 2011 2012 Jumlah
2 3 4 10
dua metode lainnya.
Aritmatika
5,996 6,227 6,263 24,504
Yi-Ymean (Yi-Ymean)2
Yi² 6,018 36,216,324
Yi
6,100 6,181 6,263 24,562
nilainya lebih kecil dibandingkan nilai S dari ke
37,205,933 38,208,882 39,225,169 150,856,308
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk
-108
11,664
tahun selanjutnya sampai dengan tahun 2034
-26 55 137 58
693 3,062 18,769 34,188
untuk
menggunakan rumus (2.1). Contoh perhitungan jumlah
penduduk
pada
akhir
proyeksi
Pn = Po + Ka (Tn - To)
Persamaan Standar Deviasi (S) = 105.43
Pn = 6263 + 81.67 ( 2034-2012)
(Terpilih) Tabel 9. Perhitungan dengan metode Geometri untuk pemilihan metode proyeksi Tahun ke (X) 1 2 3 4 10
Statistik Penduduk 6,018 5,996 6,227 6,263 24,504
Geometrik Yi 6,015 6,097 6,179 6,263 24,554
Yi² 36,182,009 37,169,215 38,183,357 39,225,169 150,759,750
Yi-Ymean (Yi-Ymean)2 -111 -29 53 137 50
12,288 861 2,838 18,769 34,756
Dari tabel diatas didapat nilai : Persamaan Koefisien Korelasi (r) = 93.21 Persamaan Standar Deviasi (S) = 106.66 Tabel 10. Perhitungan dengan metode Least square untuk pemilihan metode proyeksi
Tahun Tahun ke (X) 2009 2010 2011 2012 Jumlah
dapat
dilihat dibawah ini :
Persamaan Koefisien Korelasi (r) = 92.45
2009 2010 2011 2012 Jumlah
Geumpang,
(Pn=2034) untuk Kecamatan Geumpang dapat
Dari tabel diatas didapat nilai :
Tahun
kecamatan
Statistik 1 2 3 4 10
Yi-Ymean (Yi-Ymean)2
Least Square
Penduduk 6,018 5,996 6,227 6,263 24,504
Yi 6,110 6,544 6,978 7,412 27,044
2
Yi 37,330,878 42,824,368 48,694,801 54,942,176 183,792,223
-16 259 418 174,752 852 726,187 1,286 1,654,565 2,540 2,555,763
Pn = 8,060 Jiwa (jumlah penduduk Kec. Geumpang pada Tahun 2034) Tabel 11. Rekapitulasi Penduduk Kabupaten Pidie Tahun 2034
No
Kecamatan
1
Geumpang
2
Mane
3
Penduduk
Penduduk
Tahun 2012 Tahun 2034 6,263 8,060 7,951
10,276
Glumpang Tiga
17,515
22,736
4
Glumpang Baro
10
13,350
5
Mutiara
19,112
24,458
6
Mutiara Timur
32,276
43,469
7
Tiro/ Truseb
7,412
10,059
8
Tangse
24,647
32,963
9
Keumala
9,310
12,676
10 Titeu
6,329
8,478
11 Sakti
19,527
25,284
8,409
10,954
13 Padang Tiji
20,572
28,463
14 Delima
19,567
26,768
6,464
8,825
12 Mila
15 Grong Grong
Dari tabel diatas didapat nilai :
16 Indra Jaya
21,647
29,156
Persamaan Koefisien Korelasi (r) = 799.34
17 Peukan Baro
19,065
26,054
18 Kb. Tanjong
20,112
27,819
19 Sp. Tiga
21,122
28,001
20 Kota Sigli
19,690
27,419
21 Pidie
41,785
58,454
22 Batee
18,885
25,940
23 Muara Tiga
18,258
26,017
Persamaan Standar Deviasi (S) = 560.46 Pemilihan
Metode
Proyeksi
untuk
menghitung jumlah penduduk untuk tahun 2015-2034 menggunakan metode aritmatika. Ini dapat dilihat dari nilai S = 105.43, dimana 137 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Sumber : BPS, 2011 dan Hasil Analisis 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Untuk mencari Q air perkotaan = Q total +
Proyeksi Kebutuhan Air Perhitungan
kebutuhan
air
minum
Jumlah kehilangan air x koefisien Q Air
perkotaan didasarkan pada jumlah penduduk,
Maksimum
tingkat
= 6.44 l/det + 1.29 x 1,2
pelayanan,
kebutuhan
domestik,
kebutuhan non domestik, standar pemakaian air,
Q air perkotaan = 9.27 l/det
kebutuhan air rata-rata dan jumlah kehilangan
Jadi proyeksi kebutuhan air pada tahun
air. Berikut contoh perhitungan kebutuhan air
2034 untuk Kecamatan Geumpang adalah 9.27
minum untuk Kecamatan Geumpang pada
l/det.
Tahun 2034 berdasarkan rumus (2.6): Jumlah Penduduk (Pn) = Po + Ka (Tn-To)
Kabupaten Pidie Tahun 2034
= 6,263 + 81.67(22)
No
Jumlah Penduduk (Pn) = 8,060 Jiwa Penduduk Terlayani = Jumlah Penduduk(Pn) x Tingkat Pelayanan/100 = 8,060 x 100/100 Penduduk Terlayani = 8,060 Jiwa
Q = Pn x Ka = 8,060 x 60 l/org/hari /1000 Q = 484 m³/hari Kebutuhan air perkotaan (Q) harus juga memperhitungkan
:
Tabel 12. Rekapitulasi Proyeksi Kebutuhan Air
kebutuhan
domestik,
kebutuhan non domestik, jumlah kehilangan air dan kebutuhan air maksimum.
Q Domestik = Kebutuhan air SR x 1000/86,400 = 484 x 1000/86,400 QDomestik = 5.60 l/det Q Non Domestik = 15 % dari Q Domestik = 15 % x 5.60 l/det Q Non Domestik = 0.84 l/det
Kecamatan
Kebutuhan Air Tahun 2034 9.27
1
Geumpang
2
Mane
11.82
3
Glumpang Tiga
39.22
4
Glumpang Baro
23.03
5
Mutiara
42.19
6
Mutiara Timur
76.92
7
Tiro/ Trus eb
11.57
8
Tangs e
56.86
9
Keumala
14.58
10
Titeu
9.75
11
Sakti
43.61
12
Mila
20.99
13
Padang Tiji
49.10
14
Delima
46.18
15
Grong Grong
10.15
16
Indra Jaya
50.29
17
Peukan Baro
44.94
18
Kb. Tanjong
47.99
19
Sp. Tiga
48.30
20
Kota Sigli
21
Pidie
22
Batee
44.75
23
Muara Tiga
44.88
47.30 100.83
Pengembangan Daerah Layanan SPAM 1. Pembagian zona Untuk pengembangan daerah layanan SPAM
Kabupaten
Pidie,
terlebih
dahulu
melakukan penyusunan zona pengembangan Jadi Q total = Q Domestik + Q Non Domestik
SPAM.
= 5.60 + 0.84
pengembangan daerah layanan SPAM untuk
Q total = 6.44 l/det
Kabupaten Pidie berdasarkan :
Dimana
pembagian/zonasi
Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 138
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala a. Letak dan kuantitas potensi sumber air
kebutuhan air untuk tahun proyeksi 2034, apa
b. Kondisi topografi
mencukupi
c. Penyebaran penduduk
daerah layanan SPAM.
d. Pengembangan
perkotaan
untuk
rencana
sebagaimana
ditetapkan dalam RTRW yaitu melihat
Tabel 14. Perbandingan Debit Andalan dan Kebutuhan Air Tahun 2034
struktur ruang, pola ruang dan kawasan
Kecamatan Zona
strategis Kabupaten Pidie
Sumber Air/IPA
(Daerah Layanan)
Kebutuhan Debit Idle Air Tahun Andalan Capacity 2034 (ltr/detik) (ltr/detik) (ltr/detik)
Zona
Kecamatan
Sumber Air/IPA
Kondisi
Krueng Batee/IPA Lhokseumani-Batee
Tidak ada layanan karena IPA sudah rusak/ tidak aktif lagi sejak Tahun 1992
(Daerah Layanan) 1
Zona 1 Batee
2
Zona 2
3
Zona 3
4
Zona 4
5
Zona 5
6
Zona 6
7
Zona 7
8
Zona 8
9
Zona 9
10 Zona 10
Kota Sigli Pidie Mila Indra Jaya Delima Kota Sigli Pidie Keumala Kota Sigli Pidie Sakti Muara Tiga Mutiara Timur Mutiara Timur Peukan Baro Simpang Tiga Kembang Tanjong Glumpang Baro Glumpang Tiga Kembang Tanjong Padang Tiji Grong-Grong Delima Titeu Mutiara Timur
11 Zona 11 Tiro/Truseb 12 Zona 12 Tangse 13 Zona 13 Geumpang 14 Zona 14 Mane
1 Batee
2 Krueng Baro/IPA Garot
Aktif/Beroperasi
3 Aktif/Beroperasi untuk IPA Krueng Baro/IPA Jabal Ghafur I dan II Jabal Ghafur I, sedangkan untuk IPA Jabal Gahafur II tidak aktif
4 5 6
Krueng Baro/IPA Keumala
Aktif/Beroperasi
Krueng Laweung/IPA Laweung
Aktif/Beroperasi
Krueng Tiro/ IPA Beureunun I dan II
Off-Standby
Krueng Tiro/ IPA Kembang Tanjong
Tidak ada layanan/ Tidak aktif
Krueng Putu/ IPA Teupin Raya
IPA Teupin Raya tidak aktif lagi
Krueng Rajui/ Waduk IPA Rajui
Belum ada unit pengolahan air minum SPAM Perdesaan
7 8 9 10
Belum ada unit pengolahan air minum Belum ada unit pengolahan air Krueng Tiro/ Pengembangan IPA Rukoh minum/ SPAM Perdesaan Belum ada unit pengolahan air Krueng Tangse dan Krueng Blang Malo minum/ SPAM Perdesaan Belum ada unit pengolahan air Kulam Tang-tang minum/ SPAM Perdesaan Belum ada unit pengolahan air Krueng Mane minum/ SPAM Perdesaan
Krueng Rukoh/Waduk IPA Rukoh
Pembagian/zonasi pengembangan daerah
Kota Sigli Pidie Mila Indra Jaya Keumala Kota Sigli Muara Tiga Mutiara Timur Mutiara Timur Kembang Tanjong Glumpang Baro Glumpang Tiga Padang Tiji Grong-Grong Titeu Mutiara Timur
Keterangan
Krueng Batee/IPA Lhokseumani-Batee
44.75
Perlu perencanaan kembali (kondisi tidak aktif), karena kapasitas eksisting tidak tercukupi untuk pelayanan 79.50 +34.75 kebutuhan air di tahun 2034, sedangkan debit airnya mencukupi untuk pengembangan.
Krueng Baro/IPA Garot
49.38
58.90 +9.52 Perlu revitalisasi dan pengembangan
Tabel 13. Pembagian zona daerah pelayanan No
pengembangan
Krueng Baro/IPA Jabal Ghafur I dan II 155.30 445.31 +290.01 Perlu revitalisasi dan pengembangan Krueng Baro/IPA Keumala
107.57 877.11 +769.54 Perlu revitalisasi dan pengembangan
Krueng Laweung/IPA Laweung
44.75 182.25 +137.50 Perlu revitalisasi dan pengembangan
Krueng Tiro/ IPA Beureunun I dan II
201.80 451.49 +249.69 Perlu revitalisasi dan pengembangan
Krueng Tiro/ IPA Kembang Tanjong
35.99
Krueng Putu/ IPA Teupin Raya
74.25 331.44 +257.19 Perlu Perencanaan dan pengembangan
Krueng Rajui/ Waduk IPA Rajui
70.79
Krueng Rukoh/Waduk IPA Rukoh
28.98
11 Tiro/Truseb
Krueng Tiro/ Pengembangan IPA Rukoh 11.57
12 Tangse
Krueng Tangse dan Krueng Blang Malo 117.99
13 Geumpang
Kulam Tang-tang
15.74
14 Mane
Krueng Mane
51.34
36.44 +0.45 Perlu Perencanaan dan pengembangan
Perlu Perencanaan untuk pengembangan SPAM kedepan Perlu Perencanaan untuk 845.00 +816.02 pengembangan SPAM kedepan Perlu Perencanaan untuk 987.00 +975.43 pengembangan SPAM kedepan Perlu Perencanaan untuk 827.64 +709.65 pengembangan SPAM kedepan Perlu Perencanaan untuk 618.28 +602.54 pengembangan SPAM kedepan Perlu Perencanaan untuk 1772.51 +1,721.17 pengembangan SPAM kedepan 75.00 +4.21
Sumber : RISPAM Pidie, 2014 dan Hasil Analisis 2015
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan
analisis
data
pada
layanan terbagi atas :
pembahasan akhir, kesimpulan yang dapat
a. SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK)
diambil dari penelitian ini adalah tercukupinya
b. SPAM Pedesaan
potensi sumber air baku permukaan, untuk pengembangan
2. Perbandingan
debit
andalan
dengan
kebutuhan air proyeksi pada Tahun 2034 Setelah pembagian zona, maka dibuat tabel perbandingan antara debit andalan dan 139 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Kabupaten
daerah
Pidie,
layanan
berdasarkan
SPAM proyeksi
kebutuhan air minum sampai tahun 2034.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Saran 1. Setelah melihat kondisi eksisting SPAM yang ada, banyak unit layanan air minum /IPA
SPAM
yang
harus
dilakukan
revitalisasi karena kerusakan sehingga tidak
Kodoatie, Robert J & Sjarief, Roestam, 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Andi Offset, Yogyakarta Nugraheni S, Diah. 2012. Menentukan Waduk Prioritas di Daerah Aliran Sungai Cisanggarung, Tesis S2, Universitas Diponegoro, Semarang
optimal pemanfaatannya. Hal ini sebagai masukan penting dalam pengembangan SPAM di Kabupaten Pidie. 2. Perlu
adanya
mengenai
penelitian
lebih
penentuan
Penyusunan Dokumen RISPAM 2014 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pidie, 2014.
lanjut prioritas
daerah/layanan/ kecamatan mana yang akan menjadi
prioritas
utama
untuk
pengembangan SPAM.
DAFTAR PUSTAKA BPS, 2011. Pidie Dalam Angka 2013. Biro Pusat Statistik Kabupaten Pidie, Pidie. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 tahun 2005, Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Departemen Hukum dan HAM, Jakarta. Keputusan Menteri PU Nomor 18 Tahun 2007, Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, Departemen PU, Jakarta Keputusan Menteri PU Nomor 18 tahun 2012, Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM, Departemen PU, Jakarta Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, standar kualitas air minum di Indonesia, Departemen Kesehatan, Jakarta Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 429/Menkes/Per/VI/2010, baku mutu kualitas air minum, Departemen Kesehatan, Jakarta Kurniawan, Dedi, 2012, Penentuan Skala Prioritas Lokasi Sumber Air Baku bagi PDAM Kota Pontianak, Edaran Kuliah Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Universitas Tanjungpura, Pontianak
Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 140