1
Analisis Potensi Sumber-Sumber Air Untuk Mencukupi Kebutuhan Air di Kabupaten Sragen Pada Tahun 2025. Laporan Tugas Akhir
Oleh : TRI WARDOYO I.8706048
PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK SIPIL INFRASTRUKTUR PERKOTAAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan, setiap makhluk hidup membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan air untuk minum, mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Begitu pentingnya peranan air bagi manusia, membuat pengadaannya harus memenuhi beberapa syarat yaitu sesuai dengan standart kualitas air bersih diantaranya bersih, jernih dan tidak berbau. Standart kualitas air bersih tersebut merupakan standart mutlak yang harus dipenuhi bagi instansi penyedia jasa layanan air bersih seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Air adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting di samping kebutuhan-kebutuhan lain misalnya: sandang, pangan, dan papan. Air yang cukup dan sehat dapat membantu terlaksananya program penyehatan masyarakat. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal, sumur artesis, mata air, air permukaan dan penampung air hujan. Akan tetapi tidak semua masyarakat mempunyai sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, dan kemudian lebih memilih menggunakan air dari PDAM dengan harapan akan memperoleh air yang mempunyai kualitas lebih baik dan memenuhi syarat kesehatan. Seiring dengan bertambahnya penduduk, bertambah pula kebutuhan air dan berarti bertambah pula masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk keperluan sehari-hari dengan menjadi pelanggan tetap PDAM.
Di lain pihak, PDAM memiliki kendala dalam melayani banyaknya pelanggan dengan sumber air yang jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang belum mendapatkan layanan PDAM, tetapi ada juga yang memang tidak menggunakan layanan PDAM karena mempunyai sumber air sendiri seperti
1
3
sumur dangkal, atau menggunakan sumber lain untuk keperluan setiap harinya. Padahal belum tentu air yang digunakan tersebut kurang layak untuk dikonsumsi dan tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Dengan
keterbatasan
sumber-sumber
air,
sungguh
keliru
kalau
orang
mengeksploitasi air secara berlebih. Mereka memanfaatkan air seolah-olah air berlimpah dan merupakan "barang bebas". Padahal semakin terbatas jumlahnya, berlakulah hukum ekonomi, bahwa air merupakan benda ekonomis. Buktinya, kini orang rela bersusah-susah dan berani membayar mahal untuk membeli air ketika terjadi krisis air. Masyarakat desa di negara tropis, seperti Indonesia, harus berjalan puluhan kilometer untuk mencari sumber air di musim kemarau. Sementara masyarakat perkotaan belum semuanya mendapatkan pelayanan air bersih, baik kuantitas maupun kualitas. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan industri yang melaju dengan pesat, kebutuhan air bersih terus meningkat di Indonesia.
Ketersediaan sumber daya air dirasakan semakin terbatas, sedangkan kebutuhan air penduduk yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu perlu diperhatikan sumber-sumber air guna mencukupi kebutuhan air sekarang dan dimasa mendatang. Dalam hal ini penulis memfokuskan di Kabupaten Sragen.
Kabupaten Sragen terdiri dari 20 Kecamatan dan terdapat 28 sumber air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan. Keadaan topografi wilayah Kabupaten Sragen relatif datar, berada pada kisaran elevasi 115 di atas permukaan laut. Gambar 1.1. dibawah ini adalah peta wilayah Kabupaten Sragen.
4
Gambar 1.1. Peta Kabupaten Sragen
1.2. Rumusan Masalah Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis merumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa besar debit sumber-sumber air di Kabupaten sragen. 2. Wilayah mana saja yang kekurangan atau kelebihan air di Kabupaten Sragen. 3. Apakah potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Sragen sampai tahun 2025. 4. Bagaimana cara pendistribusian dari sumber air ke pelanggan.
1.3. Batasan Masalah Dalam penulisan Tugas Akhir ini masalah dan pembahasannya terbatas pada: 1. Daerah penelitian di Kabupaten Sragen. 2. Debit dari berbagai sumber air di Kabupaten Sragen yang dikelola oleh PDAM Sragen. 3. Data penduduk Kabupaten Sragen dari tahun 1999-2008 4. Data penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sragen dari tahun 2004-2008.
5
1.4. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Tujuan analisis ini adalah: a. Mengetahui seberapa besar debit sumber-sumber air di Kabupaten sragen. b. Mengetahui wilayah mana saja yang kekurangan atau kelebihan air di Kabupaten Sragen. c. Mengetahui apakah potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Sragen sampai tahun 2025. d. Mengetahui bagaimana cara pendistribusian dari sumber air ke pelanggan.
2. Manfaat a. Membantu pekerjaan instansi PDAM Sragen untuk memprediksi potensi sumber air di Kabupaten Sragen. b. Mengetahui sumber-sumber air di Kabupaten Sragen untuk dapat melayani kebutuhan air bersih di Kabupaten Sragen sampai tahun 2025.
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Umum
2.1.1. Kebutuhan Air Minum
Air adalah zat cair yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Semua air biasanya tidak bersih sempurna, selalu mengandung senyawa pencemar. Bahkan tetes air hujan mengandung debu dan karbondioksida waktu jatuh ke bumi. Keberadaan air berhubungan dengan siklus hidrologi. Air yang bergerak dengan siklus hidrologi akan bersentuhan dengan bahan baku atau senyawa lain, sehingga tidak ada air yang benar-benar murni.
Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, industri, penggelontoran kota dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air meliputi kebutuhan air domestik, industri, pelayanan umum. (Moegijantoro, 1996)
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pemakaian air. (PERPAMSI, 1994)
Untuk merumuskan penggunaan air oleh masing-masing komponen (kelompok per Sambungan Rumah) secara pasti sulit dilakukan sehingga dalam perencanaan dan
perhitungan
digunakan
asumsi-asumsi
atau
pendekatan-pendekatan
berdasarkan kategori kota seperti pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1. Tabel Kebutuhan Air Bersih di Daerah Perkotaan
5
7
Kategori
Ukuran Kota
Jumlah Penduduk
Kebutuhan Air
(jiwa)
(liter/orang/hari)
> 1.000.000
190
500.000-1.000.000
170
I
Kota Metropolitan
II
Kota Besar
III
Kota Sedang
100.000-500.000
150
IV
Kota Kecil
20.000-100.000
130
V
Kota Kecamatan
< 20.000
100
Sumber: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002
Kebutuhan air akan dikategorikan dalam kebutuhan air domestik dan non domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga yaitu untuk keperluan minum, memasak, mandi, mencuci pakaian serta keperluan lainnya, sedangkan kebutuhan air non domestik digunakan untuk kegiatan komersil seperti industri, perkantoran, maupun kegiatan sosial seperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dan niaga. Unit konsumsi air rata-rata untuk sarana dan prasarana non domestik di Kabupaten Sragen dalam evaluasi disesuaikan dengan standart DPU Ditjen Cipta Karya, 1996 pada tabel 2.2. dan juga sarana dan prasarana domestik terdapat pada tabel 2.3. sebagai berikut:
Tabel 2.2. Kebutuhan Air Non Domestik Unit Kebutuhan Konsumsi Air No.
Sarana dan Prasarana
(liter/orang/hari)
1
Masjid
30 untuk 100 orang
2
Gereja
10 untuk 100 orang
3
Toko
10 untuk 20 orang
4
Pasar
10 untuk 20 orang
5
Hotel
25 untuk 300 tempat tidur
Lanjutan tabel 2.2.
8
Unit Kebutuhan Konsumsi Air No.
Sarana dan Prasarana
(liter/orang/hari)
6
Rumah makan
2000 untuk 1 rumah makan
7
Industri
2000 untuk 1 industri
8
Rumah sakit
240 untuk 300
9
Puskesmas
25 untuk 10 orang
10
Apotik
10 untuk 20 orang
11
Sekolah
25 untuk 250 orang
12
Kantor
30 untuk 25 orang
13
Biosop
25 untuk 200 tempat duduk
Sumber: DPU Dirjen Cipta Karya, 1996
Tabel 2.3. Kebutuhan Air Domestik Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( ribuan jiwa) No.
Uraian
>1.000
500 s/d
100 s/d
20 s/d
<20
1.000
500
100
Metro
Besar
Sedang
Kecil
Desa
190
170
150
130
30
30
30
30
30
30
20-30
20-30
20-30
20-30
20-30
20-30
20-30
20-30
20-30
20
Konsumsi unit 1
sambungan rumah (liter/orang/hari)
2
3
Konsumsi unit hidran umum (liter/orang/hari) Konsumsi unit non domestik (%)
4
Kehilangan air (%)
5
Faktor maksimum day
1,1
1,1
1,1
1,1
1,1
6
Faktor pick hour
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
7
Jumlah jiwa per SR
5
5
6
6
10
Lanjutan tabel 2.3. No.
Uraian
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( ribuan jiwa)
9
>1.000
8 9
Jumlah jiwa per HU Sisa tekan jaringan distribusi (mka)
500 s/d
100 s/d
20 s/d
<20
1.000
500
100
Metro
Besar
Sedang
Kecil
Desa
100
100
100
100-200
200
10
10
10
10
10
10
Jam operasi
24
24
24
24
24
11
Volume resevoir (%)
20
20
20
20
20
50:50 s/d
50:50 s/d
70:30
80:20
80:20
70
30
90**)
90**)
90**)
90**)
70***)
12 13
SR:HU Cakupan pelayanan*)
*)
: tergantung survei sosial ekonomi
**)
: 60% perpipaan, 30% non perpipaan
***)
: 25% perpipaan, 45% non perpipaan Sumber: DPU Dirjen Cipta Karya, 1996
2.1.2. Kelompok PDAM Sragen Unit pelanggan PDAM Sragen terbagi dalam berbagai kelompok per Sambungan Rumah (SR), sebagai berikut:
1. Kelompok I Sosial a. Sosial Umum (S1) 1) Hidrant umum 2) Pelanggan khusus yang ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi 3) Terminal air non nomrseil
b. Sosial Khusus (S2) 1) Panti asuhan 2) Yayasan-yayasan sosial 3) Tempat ibadah (yang instalasi airnya khusus untuk keperluan ibadah) 4) Pelanggan khusus yang ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi
10
2. Kelompok II Non Niaga a. Rumah Tangga 1 Rumah Tangga dengan tipe <21 m2, rumah dengan fisik bangunan sederhana, berlantai ubin, tanah yang berlokasi di komplek perumahan perkampungan atau pedesaan.
b. Rumah Tangga 2 Rumah Tangga dengan tipe >21 m2, rumah dengan fisik bangunan menengah, berlantai keramik, tanah yang berlokasi di komplek perumahan, perkantoran atau perkampungan.
c. Rumah Tangga 3 1) Rumah berada pada prasarana jalan kabupaten/propinsi, rumah dengan fisik bangunan mewah, berlokasi di perumahan, perkampungan atau perkotaan. 2) Rumah yang berada di wilayah pengembangan pelayanan. 3) Rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan milik usaha untuk menambah pendapatan: a) Warung makan kecil (tanpa identitas nama usahanya) b) Toko kecil (tanpa identitas nama usahanya) c) Penjahit tidak mempunyai karyawan d) Salon tidak mempunyai karyawan
3. Kelompok III Sekolah dan Instansi Pemerintah a. Sekolahan (IP1) 1) Play group 2) Taman kanak-kanak (TK) 3) Sekolah Dasar (SD) atau sederajat 4) Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat 5) Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat
11
6) Perguruan Tinggi (Akademi, Institut, Sekolah Tinggi, Universitas) atau sederajat. b. Pemerintahan (IP2) 1) Sarana instansi pemerintah 2) Kantor-kantor pemerintah 3) Markas/kantor angkatan bersenjata dan kepolisian 4) Kolam renang milik pemerintah 5) Asrama TNI/Polri 6) Asrama/rumah dinas milik pemerintah
4. Kelompok IV Niaga a. Niaga Kecil 1) BUMD 2) Kamar mandi/MCK yang dikomersilkan 3) Praktek dokter (umum, spesialis, gigi, hewan) 4) Kantor profesi (Notaris, PPAT, Pengacara, Penasehat Hukum, Akuntan Publik, Psikolog, Konsultan Tanah, Konsultan Pajak, Kontraktor, Konsultan Bangunan) 5) Lembaga/yayasan/organisisi non sosial 6) Rumah makan 7) Praktek bidan 8) Apotik dan toko obat 9) Toko 10) Salon, rias penganten, potong rambut 11) Asrama/kost 12) Studio photo 13) Optical 14) Losmen 15) Gedung olah raga 16) Stasiun radio swasta 17) Katering 18) Panti pijat
12
19) Penjahit yang memepunyai karyawan 20) Sanggar kebugaran 21) Agen travel, bus, kereta api, pesawat terbang 22) Bengkel dan tempat cucian sepeda motor, warnet 23) Warung 24) Sanggar seni lukis 25) Peternak kecil 26) Penggilingan padi 27) Kios 28) Usaha-usaha lain yang sejenis
b. Niaga Besar 1) BUMN 2) Kantor Instansi Swasta (Bank, Asuransi, Koperasi, Lembaga Pembiayaan/Leasing, Developer, Pemasaran, Distibutor) 3) Badan usaha swasta baik badan yang tidak berbentuk Badan Hukum maupun yang berbentuk Badan Hukum 4) Dealer sepeda motor dan dealer mobil 5) Rumah sakit dan klinik swasta 6) Hotel berbintang 7) Restaurant 8) Balai pengobatan 9) Laboratorium swasta 10) Bengkel dan tempat cucian mobil 11) Pompa bensin (SPBU) 12) Toserba, Supermarket, Plaza, Swalayan, Mall, Mega Mall, Super Mall. 13) Usaha air minum isi ulang 14) Kolam renang swasta 15) Pedagang besar (distributor) 16) Pengrajin kayu 17) Gedung pertemuan 18) Kerajinan tangan yang menembus pasar nasional
13
19) Kerajinan rumah tangga yang menembus pasar nasional 20) Usaha-usaha lain yang sejenis 5. Kelompok V Industri a. Industri Kecil 1) Perternakan besar 2) Kerajinan tangan yang menembus pasar internasional 3) Kerajinan rumah tangga yang menembus pasar internasional 4) Usaha-usaha lain yang sejenis
b. Industri Besar 1) Pabrik kendaraan 2) Pabrik kimia 3) Pertambangan 4) Perkayuan 5) Pembuatan kapal 6) Pabrik minuman 7) Pabrik air mineral 8) Pabrik es 9) Pabrik gula 10) Pabrik tekstil 11) Usaha-usaha lain yang sejenis
Berikut Tabel 2.4. Data Pelanggan PDAM Sragen yang dikategorikan dalam beberapa kelompok.
Tabel 2.4. Tabel Data Kategori Pelanggan PDAM Sragen No. I
II
Kategori PDAM
Kategori Perencanaan
Simbol
Sosial umum
kran umum dan non domestik
Sb, Kn, Sr
Sosial khusus
non domestik
Kn, Sr
domestik
S1, Sr
SOSIAL
NON NIAGA Rumah tangga 1
14
III
IV
V
Rumah tangga 2
domestik
S1, Sr
Rumah tangga 3
domestik
S1, Sr
Sekolahan (IP1)
non domestik
Kn, Sr
Instansi pemerintahan (IP2)
non domestik
Kn, Sr
Niaga kecil
non domestik
Kn, Sr
Niaga besar
non domestik
Kn, Sr
Industri kecil
non domestik
Kn, Sr
Industri besar
non domestik
Kn, Sr
SEKOLAH DAN PEMERINTAHAN
NIAGA
INDUSTRI
Sumber: PDAM Sragen , 2009
2.1.3. Sistem Distribusi Air Minum
Komponen sistem distribusi terdiri atas berbagai komponen antara lain: 1. Komponen sistem penyediaan air minum
Dilihat dari bentuk dan tekniknya, dapat dibedakan menjadi 2 macam sistem antara lain: a. Penyediaan air minum individual (Individual Water Supply System) adalah sistem penggunaan individual dan untuk pelayanan terbatas. Sistem bentuk ini pada umumnya sangat sederhana mulai dari sistem yang hanya terdiri dari satu sumber saja sebagai sistem, seperti halnya sumur yang digunakan dalam rumah tangga. b. Penyediaan air minum komunitas/perkotaan (Public Water Supply System) adalah suatu sistem komunitas, dan untuk pelayanan yang menyeluruh berikut keperluan domestik, perkotaan maupun industri.
Sistem pada umumnya merupakan sistem yang mempunyai kelengkapan komponen yang menyeluruh dan kadang sangat kompleks, baik dilihat dari sudut teknik
maupun
sifat
pelayanannya,
mungkin
merupakan
sistem
yang
15
mempergunakan satu atau lebih sumber dalam melayani satu atau beberapa komunitas dengan pelayanan yang berbeda pula.
2. Sistem sumber air bersih
Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan persyaratan utama yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya. Beberapa sumber baku yang dapat digunakan untuk menyediakan air bersih dikelompokkan sebagai berikut:
a. Air hujan Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air hujan adalah sebagi berikut: 1) Pada saat uap air terkondensi menjadi hujan, maka air hujan merupakan air murni (H2O), oleh karena itu air hujan yang jatuh ke bumi mengandung mineral relatif rendah yang bersifat lunak. 2) Gas-gas yang ada di atmosfir umumnya larut dalam butir-butir air hujan terkontaminasi dengan gas seperti CO2, menjadi agresif. Air hujan yang beraksi dengan gas SO2 dari daerah vulkanik atau daerah industri akan menghasilkan senyawa asam (H2SO4), sehingga dikenal dengan “acid rain” yang bersifat asam atau agresif. 3) Kontaminan lainnya adalah partikel padat seperti : debu, asap, partikel cair, mikroorganisme seperti virus, bakteri.
Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya curah hujan, sehingga air hujan tidak bias mencukupi persediaan air bersih karena jumlahnya fluktuatif. Begitu pula jika dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat digunakan secara terus menerus karena tergantung pada musim. Gambar 2.1. dibawah ini memperlihatkan siklus hidrologi.
16
Gambar 2.1. Siklus Hidrologi
b. Air permukaan Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air bersih adalah: 1) Air waduk (berasal dari air hujan dan air sungai) 2) Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air) 3) Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)
Pada umumnya air permukaan telah terkontminasi oleh zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat yang ada di Indonesia, secara umum dapat digolongkan menjadi:
Menurut Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, (1984). Sumber air terdiri dari: 1) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan tinggi 2) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan rendah sampai sedang 3) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang temporer 4) Air permukaan dengan kandungan warna sedang sampai tinggi 5) Air permukaan dengan tingkat kesadahan tinggi 6) Air permukaan dengan tingkat kesadahan rendah.
17
Air permukaan adalah air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk kolan atau danau gambar 2.2. dibawah ini memperlihatkan air permukaan yang berasal dari sungai.
Gambar 2.2. Air permukaan
c. Mata air Air dalam tanah mengalir pada lapisan tanah berpasir atau bebatuan, mengalir melalui celah lapisan batu. Bila aliran ini terhalang oleh suatu lapisan kedap air (seperti tanah liat, tanah padat, batu atau cadas), maka akan mengalir dan muncul ke permukaan tanah. Dalam segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, pada umumnya mata air cukup jernih dan tidak mengandung zat padat tersuspensi atau tumbuh-tumbuhan mati, karena mata air melalui proses penyaringan alami dimana lapisan tanah atau batuan menjadi media penyaring. Gambar 2.3. dibawah ini memperlihatkan mata air yang berasal dari celah bebatuan.
18
Gambar 2.3. Mata Air
d. Air tanah Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melewati lapisan-lapisan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan air tanah dapat tercemar oleh zat-zat seperti Fe, Mn dan kesadahan yang terbawa oleh aliran permukaan tanah. Gambar 2.4. dibawah ini memeperlihatkan penggambilan air tanah dengan menggunakan pompa:
Gambar 2.4. Air Tanah
3. Berbagai macam sistem distribusi
19
a. Reservoir Reservoir adalah tangki yang terletak pada permukaan tanah maupun diatas permukaan tanah yang berupa tower air baik untuk sistem gravitasi ataupun pemompaan yang mempunyai 3 fungsi, yaitu: 1) Penyimpanan, berfungsi untuk: a) Melayani fluktuasi pemakaian per jam b) Cadangan air untuk pemadam kebakaran c) Pelayanan dalam keadaan darurat, diakibatkan oleh terputusnya sumber pada transmisi, ataupun terjadinya kerusakan atau gangguan pada suatu bangunan pengolahan air. 2) Pemerataan aliran dan tekanan akibat variasi pemakaian di dalam daerah distribusi. 3) Sebagai distributor pusat atau sumber pelayanan dalam daerah distribusi. Lokasi reservoir tergantung dari sumber topografi. Penempatan reservoir mempengaruhi system pengaliran distribusi, yaitu dengan gravitasi, pemompaan, atau kombinasi gravitasi pemompaan. Gambar 2.5. dibawah ini memeperlihatkan reservoir yang terletak diatas permukaan tanah atau dengan menggunakan tower air yang kemudian didistribusikan kependuduk:
Gambar 2.5. Reservoir
b. Sistem perpipaan distribusi Adalah sistem yang mampu membagikan air pada setiap konsumen dengan berbagai cara, baik dalam bentuk sambungan langsung rumah (house connection)
20
atau sambungan melalui kran (public tap). Gambar 2.6. dibawah ini memeperlihatkan sistem perpipaan yang sangat panjang dapat menghubungkan distribusi air dari hulu ke hilir melewati dataran yang berliku-liku:
Gambar 2.6. Sistem perpipaan Perpipaan distribusi menyampaikan air ke masyarakat konsumen. Ada beberapa pola sistem jaringan distribusi, yaitu: 1) Sistem cabang (branch) Merupakan sistem sirip cabang pohon. Sistem perpipaan ada akhirnya (bagian ujung). Tapping untuk suplai ke bangunan dapat diperoleh dari cabang utama kecil (sub-mains) yang dihubungkan oleh pipa mains (secondary feeders). Pipa mains dihubungkan ke pipa utama (trunk lines/primary feeders). Aliran dalam perpipaan cabang selalu sama, yang mempunyai keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda yaitu: a) Keuntungan: a) Pendistribusian sangat sederhana b) Perencanaan pipa mudah c) Ukuran pipa merupakan ukuran yang ekonomis
b) Kerugian: (1) Endapan dapat berkumpul karena aliran diam bila flushing tidak dilakukan, sehingga dapat menimbulkan bau dan rasa.
21
(2) Bila ada bagian yang diperbaiki, bagian bawahnya tidak akan mendapat air. (3) Tekanan berkurang bila area pelayanan bertambah.
2) Sistem loop/grid Merupakan sistem perpipaan yang tidak ada ujungnya. Air mengalir lebih dari satu arah, yang mempunyai keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda yaitu: a) Keuntungan: a) Air mengalir dengan arah bebas, tidak ada aliran diam. b) Perbaikan pipa tidak akan menyebabkan daerah lain tidak kebagian air, karena ada aliran dari arah lain. c) Pengaruh karena variasi/fluktuasi pemakaian air dapat dikurangi (minimal).
b) Kerugian: (1) Perhitungan perpipaan lebih kompleks (2) Diperlukan lebih banyak pipa dan perlengkapannya (fittings).
4. Tekanan air dalam sistem jaringan distribusi Tekanan air dalam suatu sistem jaringan distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a. Kecepatan aliran b. Diameter pipa c. Perbedaan ketinggian pipa d. Jenis dan umur pipa e. Panjang pipa
Dalam pendistribusian air bersih tekanan air juga bisa mengalami penurunan. Penyebab terjadinya penurunan tekanan adalah: a. Terjadinya gesekan antara aliran air dengan dinding pipa
22
b. Jangkauan pelayanan. c. Kebocoran pipa d. Konsumen menggunakan mesin hisap (pompa)
2.2. Dasar Teori 2.2.1. Perkiraan Jumlah Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk adalah menentukan perkiraan jumlah penduduk pada beberapa tahun mendatang, sesuai dengan periode perencanaan yang diinginkan. Data yang diperlukan adalah jumlah penduduk maupun presentase pertambahan jumlah penduduk yang ada selama 10 tahun terakhir, serta rata-rata kenaikan jumlah penduduk selama 10 tahun terakhir tersebut. Rumus proyeksi penduduk yang biasa dipakai adalah metode Geometrik, Metode Logaritmik dan Metode Regresi Linear yang dijelaskan pada rumus dibawah ini.
1. Metode Geometrik Pn = Po (1 + p)n........................................................................... 2.1. Dimana: Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n (jiwa) Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa) p
= Presentase pertumbuhan rata-rata (%)
n
= Tahun ke n-tahun dasar
Dengan koefisien korelasi (r), r
=
nSXi ln Yi - SXi (S ln Yi) [n(SXi ) - (SXi ) 2 ][ n(S ln Yi 2 ) - (S ln Yi) 2 ] 2
................. 2.2.
2. Metode Logaritmik Y = a + bX ............................................................................ 2.3.
23
1 (SYi - bS ln Xi ) n
a
=
b
= S(Yi ln Xi )
Dengan koefisien korelasi (r), r
=
nSXi ln Yi - SXi (S ln Yi) [n(SXi 2 ) - (SXi ) 2 ][ n(S ln Yi 2 ) - (S ln Yi) 2 ]
................. 2.4.
3. Metode Regresi Linier
Y = a + bX ................................................................................ 2.5. a=
SXi 2 SYi - SXiS( XiYi) n. å Xi 2 - (å Xi ) 2
b=
n. å ( XiYi) - SXiSYi n. å Xi 2 - (å Xi ) 2
Rumus standar deviasi untuk ketiga metode di atas sebagai berikut : s= dengan;
å ( Xi - X ) n
2
, ................…………………………………….(2.6)
s = standar deviasi, Xi = variabel indipenden X (jumlah penduduk), X = rata-rata jumlah penduduk, n = jumlah data
Dari tiga metode tersebut yang standart deviasinya paling kecil dapat menjadi acuan dalam perencanaan perkiraan jumlah penduduk.
24
2.2.2. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
Sesuai dengan Millinium Development Goals (MDGs) pedoman yang perlu diketahui selain proyeksi jumlah penduduk dalam memprediksi jumlah kebutuhan air bersih adalah: 1. Tingkat pelayanan masyarakat Cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat rata-rata tingkat nasional adalah 80% dari jumlah penduduk, dengan rumus: Cp=80%xPn................................................................................ 2.7. Dimana: Cp = Cakupan pelayanan air bersih (liter/detik) Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi (jiwa) 2. Pelayanan sambungan rumah Jumlah penduduk yang mendapat air bersih melalui sambungan rumah adalah, dengan rumus: Sl=80%xCp................................................................................. 2.8. Dimana: Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik) Cp = Cakupan pelayanan air bersih (liter/detik) 3. Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum adalah sambungan untuk melayani penduduk tidak mampu dimana sebuah bak umum dapat melayani kurang lebih 100 jiwa atau sekitar 20 keluarga. Jumlah penduduk yang mendapatkan air bersih melalui sambungan tak langsung atau bak umum dihitung dengan rumus: Sb=20%xCp................................................................................ 2.9. Dimana: Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik) Cp = Cakupan pelayanan air bersih (liter/detik)
25
4. Konsumsi air bersih Konsumsi kebutuhan air bersih sesuai dengan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002 diasumsikan sebagai berikut: a. Konsumsi air bersih untuk sambungan rumah/sambungan langsung sebanyak 140 liter/orang/hari. b. Konsumsi air bersih untuk sambungan tak langsung/bak umum untuk masyarakat kurang mampu sebanyak 30 liter/orang/hari. c. Konsumsi air bersih non rumah tangga (kantor, sekolahan, tempat ibadah, industri, pemadam kebakaran dan lain-lain) ditentukan sebesar 15% dari jumlah pemakaian air untuk sambungan rumah dan bak umum dengan rumus: Kn=15%x(Sl+Sb)......................................................................
2.10.
Dimana: Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (liter/detik) Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik) Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik) 5. Kehilangan air Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% dari total kebutuhan air bersih, perkiraan kehilangan jumlah air ini disebabkan adanya sambungan pipa yang bocor, pipa yang retak dan akibat kurang sempurnanya waktu pemasangan, pencucian pipa, kerusakan water meter, pelimpah air di menara air dan lain-lain, dengan rumus: Lo=20%xPr.............................................................................. 2.11. Dimana: Lo = Kehilangan air (liter/detik) Pr = Produksi air (liter/detik) 6. Analisis kebutuhan air PDAM Analisis produksi air total yang dibutuhkan oleh PDAM adalah jumlah konsumsi air sambungan langsung ditambah dengan konsumsi air dari bak umum dan
26
konsumsi air untuk non rumah tangga kemudian dijumlahkan dengan kehilangan air akibat kebocoran pipa atau pengglontoran air, dengan rumus: Pr=Sl + Sb + Kn + Lo................................................................ 2.12. Dimana: Pr = Produksi air (liter/detik) Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik) Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik) Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (liter/detik) Lo = Kehilangan air (liter/detik) 7. Analisis kebutuhan harian maksimum Kebutuhan harian maksimum adalah banyaknya air yang dibutuhkan terbesar dalam satu tahun. Kebutuhan air pada harian maksimum digunakan untuk mengetahui berapa kapasitas pengolahan (produksi) dan dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata sebagai berikut: Ss=f1xSr..................................................................................... 2.13. Dimana: Ss = Kebutuhan harian maksimum (liter/detik) Sr = Jumlah total kebutuhan air domestik dan non domestik (liter/detik) f1 = Faktor maksimum day PDAM Sragen 8. Analisis pemakaian air pada waktu jam puncak Pemakaian air pada waktu jam puncak adalah pemakaian air tertinggi pada jamjam tertentu dalam satu hari. Kebutuhan air pada waktu jam puncak digunakan untuk mengetahui beberapa kapasitas distribusi dari besarnya diameter pipa dan dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata sebagai berikut: Debit waktu puncak=f2xSr......................................................... 2.14. Dimana: Sr = Jumlah total kebutuhan air domestik dan non domestik (liter/detik) f2 = Faktor peak hour PDAM Sragen
27
2.2.3. Teori Aliran Air dalam Pipa
Pengukuran aliran air dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Aliran gravitasi Aliran gravitasi adalah suatu aliran air yang terjadi dari tempat yang tinggi lalu di alirkan ke tempat yang lebih rendah. Tekanan air disetiap titik agar dipertahankan minimum 1 bar.
Pada aliran gravitasi terdapat kehilangan energi yang diakibatkan karena perbedaan ketinggian pada suatu daerah, aliran ini dianggap lebih ekonomis dibandingkan jenis aliran lainnya. Di bawah ini menggambarkan kehilangan energi menurut HAZEN WILLIAM pada gambar 2.7. kehilangan energi di bawah ini.
A
Tanah asli
ΔH
Pipa
L
B
Gambar 2.7. Kehilangan Energi
hL = hf + hm ............................................................................. 2.15. Dimana: hL = Kehilangan energi total hf = Gesekan air dengan pipa selama pengaliran (major losses)
28
hm = Perubahan besar dan arah kecepatan aliran selama perjalanan (minor losses) hm ≈ 0 hL = hf Berdasarkan aliran kontinuitas debit (Q) yang keluar sama dengan luas penampang (A) dikalikan kecepatan (v) atau dapat dijadikan rumus: Q = A . v.................................................................................. 2.16.
V dan Q menurut HAZEN WILLIAM untuk satuan matrik adalah: V = 0,849 x C x (0,25D)0,63 x S0,54 ………………...………. 2.17.
Dimana: V = Kecepatan aliran (meter/detik) C = Faktor kekasaran pipa D = Diameter pipa (meter) S = Kemiringan hidrolis (meter) Dengan kemiringan hidrolis hf / L Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54 ................................................ 2.18. Dimana: Q = Debit (m3 / detik) C = Faktor kekasaran pipa D = Diameter pipa (meter) S = Kemiringan hidrolis (meter) Dengan kemiringan hidrolis hf / L 2. Aliran pompa Aliran pompa adalah suatu aliran air yang terjadi akibat tekanan yang lebih tinggi pada bagian atas, dengan fungsi untuk mendapatkan tekanan yang lebih tinggi sehingga dapat menaikkan air dari elevasi yang lebih rendah.
29
Pompa air adalah suatu alat untuk menambah tenaga dari pada air, dengan adanya pompa air tersebut tenaga persatuan berat air akan bertambah pada gambar 2.8. pompa air dibawah ini.
2
Resevoir Aliran air
H
Pompa
1
Gambar 2.8. Pompa Air
Persamaan Bernoulli pada titik 1 dan 2 didapatkan rumus sebagai berikut: 2
2
p V p V z1 + 1 + 1 + hp = z 2 + 2 + 2 + h .................................... 2.19. g 2g g 2g
Dimana: hp = Pertambahan tenaga persatuan berat air yang diberikan oleh pompa (meter) h
= Tenaga yang hilang (meter)
2.2.4. Teori Pengukuran Debit Saluran
Dalam pengukuran debit saluran dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Alat Pengukur Debit Cipoletti
30
Alat Pengukur Debit Cipoletti adalah suatu alat pengukur debit yang berdasar peluapan sempurna dengan ambang tipis. Alat ukur debit ini digunakan untuk mengukur debit saluran yang tidak begitu besar, dan biasa dipakai pada saluran yang langsung ke sawah.
Alat ini sesuai dipakai dipegunungan dimana telah mempunyai kemiringan yang cukup besar, fungsi alat disamping sebagai sebagai alat ukur juga sebagai bangunan terjunan. Biasanya saluran yang diukur berbentuk trapesium dan dasar alat ukur pada gambar 2.9. ini adalah peluap segi empat dengan kontraksi samping.
H
H
B
Gambar 2.9. Sekat Cipoletti
Oleh Cipoletti diadakan penyelidikan supaya pengaruh kontraksi tepi dapat dihilangkan. Untuk itu dibuat peluap dengan bentuk trapesium dengan kemiringan vertikal:horisontal = 4:1, sehingga apabila H naik akan diimbangi dengan bertambahnya lebar permukaan air.
Q = 1,86 B.H
3
2
........................................................................... 2.20.
Dimana: Q = Debit (m3 / detik) B = Lebar saluran (meter) H = Tinggi air dari dasar saluran (meter)
31
Syarat-syarat supaya rumus tersebut diatas dapat berlaku sempurna jika: a. H tidak boleh lebih dari 60 cm b. Tebal ambang ≤ 0,1 H c. Panjang peluap (B) ≤ 3 H d. Tinggi peluapan (H) diambil jarak 3 H di sebelah hulu e. Diambil ≈ 2 H f. Peluapan sempurna, arus lepas g. Kecepatan datang arus kecil h. Tinggi ambang diambil 3 H (P)
Pada gambar 2.10. dibawah ini memperlihatkan syarat-syarat alat ukur debit Cipoletti agar dapat berlaku sempurna.
1:4 L
H B
P
Gambar 2.10. Syarat Alat Ukur Debit
2. Alat Pengukur Debit Romyn Alat Ukur Debit Romyn adalah pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna ambang lebar yang dapat dijelsakan pada gambar 2.11. dibawah ini:
32
30 cm
30 cm
H 2/3 H
H1
Plat baja r R
Gambar 2.11. Alat Ukur Debit Romyn
Dengan: R = 80 cm R = 10 cm H1 = 2/3 H Keuntungan alat ukur ini: a. Rumus ”Bundchu” tidak berubah
Q = m.b.d . g.d ......................................................................... 2.21. Dimana: m =1 d
= 2/3 H
H1 ≤ 2/3 H b. Kadang-kadang dalam praktek pada keadaan H1 ≤ 5/6 H, air di bagian hilir belum mempengaruhi d sehingga rumus tersebut diatas masih dapat dipakai. Dengan demikian kehilangan tenaga pada alat ukur ini relatif kecil dan sesuai untuk dearah dataran rendah. Pada alat ukur debit Cipoletti kehilangan tinggi air minimum.
33
c. Alat ukur ini sekaligus dapat dipakai sebagai pintu air, karena alat ini dapat digerakkan keatas dan kebawah. Tinggi peluapan (H) sebaik-baiknya dibaca pada suatu kolam yang tidak dipengaruhi gelombang.
3. Alat Pengukur Debit Thomson Alat Ukur Debit Romyn adalah pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna ambang tipis berbentuk segi tiga siku-siku. Alat ukur ini kecil, biasa dipergunakan pada laboratorium atau perkebunan tebu. Gambar 2.12. dibawah ini dapat menjelaskan Alat Ukur Debit Thomson.
b
α
H
Gambar 2.12. Alat Ukur Debit Thomson
Q = 1,40.H
5
2
............................................................................. 2.22.
Dimana: Q = Debit (m3 / detik) H = Tinggi saluran (meter) α = 900 b
= 2.H
C = 0,60 g
= 9,81 m/s2
4. Alat Pengukur Debit Rehboch Alat Ukur Debit Romyn adalah pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna arus lepas tanpa kontraksi tepi. Dinding saluran (vertikal) dibuat licin dan diusahakan lebar saluran sama dengan panjang ambang. Gambar 2.13. dibawah ini dapat menjelaskan Alat Ukur Debit Rehboch.
34
H b P
Lubang untuk menjamin supaya terjadi arus lepas Alat ukur ini hanya sesuai dipakai di laboratorium, dan rumus dibawah ini disajikan oleh Rehboch:
Q = (1,782 + 0,24 Dimana:
3 H1 ).b.H 1 2 .................................................... 2.23. P
H1 = H + 0,0011
5. Metode Pembubuhan Garam Metode ini bisa dipergunakan pada keadaan dimana badan air mudah didekati pada dualokasi yang berjarak 30 m, dan aliran dibagian hulu bersifat turbulen (bergejolak). Garam yang sudah dilarutkan di dalam seember air, ditumpahkan dibagian hulu aliran.
Keadaan aliran yang bergejolak dan jarak antara dua titik pengamatan di hulu dan di hilir harus cukup menjamin terjadinya pencampuran garam yang merata diseluruh penampang aliran. Pada bagian hilir EC (Electrical Conductivity) atau Daya Hantar Listrik diukur setiap 15 detik, dan hasilnya dicatat pada tabel. Ketika larutan garam seluruhnya telah melewati titik pengamatan di bagian hilir, EC akan kembali kedalam normal. EC nilainya akan naik pada saat awal pengukuran. Setelah dikurangi oleh nilai EC dari air, maka nilai EC inilah yang digunakan untuk menentukan debit aliran.
35
Q=
2,1S .................................................................................... 2.24. E.t
Dimana: Q = Debit (m3 / detik) S = Berat kering NaCl (mg) E = Jumlah total E (µS/cm) t
= Selang waktu antara dua pengukuran yang berurutan (detik)
6. Metode Sederhana Pengukuran Debit Pengukuran debit dengan cara sederhana dapat dibedakan dalam 2 macam metode ,yaitu: a. Metode Ember Metode ini hanya bisa digunakan bila seluruh aliran air bisa ditampung dalam wadah atau ember tertentu, misalnya air yang keluar dari mata air melalui sebuah pipa dengan catatan ember atau wadah lainnya yang volumenya diketahui dengan stop watch. Langkah-langkah cara pengukuran sederhana melalui ember yaitu: 1) Hidupkan stop watch tepat pada saat ember atau wadah yang disimpan untuk menampung air. 2) Matikan stop watch tepat pada saat ember atau wadah terisi penuh. Cara perhitiungan pengukuran debit dengan ember adalah sebagai berikut: Q=
V ........................................................................................ 2.25. t
Dimana: Q = Debit (liter/detik) V = Volume ember atau wadah (liter) t
= Waktu (detik)
b. Metode Benda Apung Pengukuran melalui Metode Benda Apung dapat terjadi jika pada lokasi yang baik pada beban air dengan lebar, kedalaman dan kecepatan yang dianggap tetap sepanjang 2 meter. Disamping itu juga harus diperhatikan agar tidak ada rintangan, halangan atau gangguan lainnya sampai tempat pengamatan dihilir.
36
Cara pengukuran debit dengan Metode Ember yaitu pertama jatuhkan daun ditengah sungai, pada bagian hulu bersamaan dengan itu hidupkan stop watch. Kemudian hentikan stop watch manakala daun melewati titik pengamatan dihilir, disamping itu juga jarak antara bagian hulu dan bagian hilir juga harus diukur. Terakhir ukur kedalaman air pada beberapa titik penampang aliran, juga lebar penampang tersebut.
Cara perhitiungan pengukuran debit dengan benda apung adalah sebagai berikut: Q = A.V.................................................................................... 2.26. Dimana: Q = Debit (liter/detik) A = Luas penampang (meter) v
= Kecepatan aliran (meter/detik)
37
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif studi untuk mengetahui potensipotensi sumber air di Kabupaten Sragen, untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada tahun 2025.
3.2. Variabel Penelitian Variabel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jumlah sumber air, debit air, jumlah penduduk.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dimaksud untuk mempermudah jalanya penelitian, seperti : pengumpulan data, analisis, penyusunan laporan. Tahap persiapan meliputi : a). Studi Pustaka Studi pustaka dimaksudkan untuk memberikan arahan dan wawasan sehingga38 mepermudah dalam pengumpulan data, analisis maupun dalam penyusunan hasil penelitian.
b). Pembuatan Proposal Pembuatan proposal dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara tertulis 37 mengenai tujuan, rencana, serta langkah-langkah yang akan diambil dalam pelaksanaan penelitian.
3.3.2. Pengumpulan Data
38
Metode pengumpulan data dalam studi kasus ini diperoleh melalui studi literatur serta menggunakan data yang dimiliki oleh instansi terkait dalam hal ini adalah Kabupaten Sragen dan PDAM Sragen sebagai pembanding dan pelengkap. Adapun data tersebut : 1). Data debit air di Kabupaten Sragen. 2). Data jumlah penduduk di Kabupaten Sragen. 3). Data jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sragen.
3.4. Analisis Data Untuk menganalisa jumlah penduduk pada tahun 2025 menggunakan tiga metode yaitu Metode Aritmatik, Logaritmik dan Regresi Linear. Dari ketiga metode diatas diambil metode yang standart deviasi yang paling kecil. Langkah selanjutnya 39 adalah mengolah data tersebut sehingga didapat kebutuhan air pada tahun 2025 kemudian dengan deskriptif kuantitatif membandingkan kebutuhan air tersebut dengan debit sumber air.
3.5. Metode Penelitian Pada tahap analisis data dilakukan dengan menghitung data yang ada, untuk mencari laju perubahan dari masing-masing jenis pelanggan PDAM Sragen. Data yang diperlukan yaitu pertumbuhan penduduk, data debit dari berbagai sumber air dan elevasi dari semua kecamatan di Sragen, kemudian data tersebut dianalisis menggunakan rumus-rumus untuk membandingkan besarnya potensi sumber air dengan kebutuhan masyarakat sekitar pada tahun 2025 mendatang. Hasil analisis tersebut disesuaikan dengan kemampuan potensi air
yang ada di Sragen,
kemudian dimasukkan dalam saran. Untuk mempermudah analisis digunakan diagram alur sebagai berikut:
39
Mulai Pengumpulan data jumlah penduduk 10 tahun terakhir dan jumlah penduduk disetiap kecamatan
Pengumpulan data debit sumber air dan data elevasi dari berbagai kecamatan
Analisis pertumbuhan jumlah penduduk 10 tahun terakhir
Prediksi pertumbuhan penduduk pada tahun 2025
Kebutuhan air pada tahun 2025
Membandingkan kebutuhan air pada tahun 2025 dengan debit air
Kesinpulan dan saran
Selesai
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
40
BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengumpulan Data 4.1.1. Data jumlah penduduk Kabupaten Sragen dari tahun 1999-2008
Hasil pengumpulan data di lapangan ditemukan bahwa data jumlah penduduk 10 tahun terakhir Kabupaten Sragen dari tahun 1999-2008 dapat dilihat pada tebel 4.1. dibawah ini:
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen Tahun
Jumlah Penduduk (jiwa)
Tahun
Jumlah Penduduk (jiwa)
1999
844391
2004
855244
2000
847231
2005
858266
2001
849441
2006
863914
2002
851583
2007
872964
2003
853711
2008
876858
Sumber: Badan Pusat Statistik, Kabupaten Sragen
4.1.2. Data jumlah penduduk per Kecamatan
Sedangkan hasil pengumpulan data di lapangan ditemukan bahwa data jumlah penduduk 5 tahun terakhir diseluruh Kecamatan di Kabupaten Sragen dari tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tebel 4.2. dibawah ini.
41
41
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk per Kecamatan No.
Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa) 2004
2005
2006
2007
2008
1
Kalijambe
45323
45537
45939
46167
46223
2
Plupuh
45479
45702
46041
48597
48720
3
Masaran
64680
64623
64704
64823
64985
4
Kedawung
55260
55443
57922
58233
58486
5
Sambirejo
37007
37061
36978
39962
39948
6
Gondang
42493
42476
42523
42523
43479
7
Sambung macan
43614
43597
43637
43778
43846
8
Ngrampal
36742
36613
36597
36532
36467
9
Karangmalang
56940
57029
57314
57665
57934
10
Sragen
64463
64936
64953
65451
65837
11
Sidoharjo
50498
50257
50836
51190
51199
12
Tanon
54264
54380
54581
54266
54301
13
Gemolong
44632
44866
45072
45263
46212
14
Miri
32231
32309
32317
32351
32404
15
Sumber lawang
44681
44756
44915
45192
45410
16
Mondokan
33683
33812
33939
34071
34186
17
Sukodono
30065
30205
30727
31175
31385
18
Gesi
20450
21583
21596
20676
20850
19
Tangen
26518
26669
26816
28090
28200
20
Jenar
26226
26409
26507
26663
26786
4.1.3. Data Sumber Air
Kabupaten Sragen mempunyai beberapa potensi air yang berguna untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Sragen, potensi sumber air di Kabupaten Sragen dibedakan menjadi mata air dan sumur dalam yang mempunyai jumlah sebanyak 25 sumber air. Oleh karena gambar potensi air sangat banyak maka mata
42
air dan sumur dalam menjadi gambaran untuk menyingkat gambar dan dapat dilihatkan pada gambar 4.1. dan 4.2. dibawah ini
Gambar 4.1. Mata air Sambirejo
Gambar 4.2. Sumur dalam Ngablak
Kabupaten Sragen mempunyai beberapa potensi air yang dapat disajikan pada tabel 4.3. dibawah ini.
43
Tabel 4.3. Data Sumber Air No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Sumber Air PS I Gandil PS II Dulang PS III Karangampah PS IV Karangampah PS V Kedawung PS VII Candi PS VIII Kemangi PS IX Puro PS X Sragen PS XI Brambang PS XII Ngablak PS XIII Ngrampal PS XIV Dulang PS Sukodono PS Gemolong I PS Gemolong II PS Gemolong III PS Tanon PS Sumberlawang PS Masaran PS Sidoharjo PS Pengkok I PS Pengkok II PS Sambirejo I PS Sambirejo II PS Gondang PS Mojokerto PS Sambungmacan Debit Total
Debit (liter/detik) 20 20
Kode SA1 SA2
Jenis Sumber Sumur Dalam Sumur Dalam
20
SA3
Sumur Dalam
25 20 10 25 77 55 26 60 25 80 25 18 5 13 16 15 50 8 8 20 40 30 23
SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12 SA13 SA14 SA15 SA16 SA17 SA18 SA19 SA20 SA21 SA22 SA23 SA24 SA25 SA26 SA27
Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Mata Air Mata Air Sumur Dalam
19
SA28
Sumur Dalam
753
4.2.Hasil Analisa Data
4.2.1. Prediksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sragen Tahun 2025
44
Dengan bertolak dari data penduduk tahun 1999 menghitung pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Sragen pada tahun 2025 sejak dari tahun 1999-2008 dengan menggunakan Metode Geometrik, Metode Aritmatik, dan Metode Regresi Linier berikut ini.
Rata-rata pertambahan penduduk dari tahun 1999-2008 adalah:
Ka
=
P08 - P99 2008 - 1999
Ka
=
876858 - 844391 9
Ka
= 3607 jiwa/tahun
Jadi terjadi pertambahan penduduk dari tahun 1999 sampai tahun 2008 sebesar 3607 jiwa/tahun. Persentase pertambahan penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sragen akan disajikan ke dalam tabel 4.4. dibawah ini.
Tabel 4.4. Presentase Pertambahan Penduduk Kabupaten Sragen Tahun
Jumlah penduduk
1999 2000 2001 2002 2003 2004
844391 847231 849441 851583 853711 855244
Pertumbuhan Jiwa 2840 2210 2142 2128 1533
% 0.335209642 0.260171101 0.251531559 0.249264681 0.179247092
Lanjutan Tabel 4.4. Tahun
Jumlah penduduk
2005 2006
858266 863914
Pertumbuhan Jiwa 3022 5648
% 0.352105291 0.653768778
45
2007 2008 jumlah
872964 876858 8573603
9050 3894 32467
1.036697962 0.444085587 3.762081694
Presentase pertambahan penduduk rata-rata per tahun: p=
Jumlah _ pertambahan tahun n - tahuno 3.762% 9
p
=
p
= 0.418%
Rumus proyeksi pertambahan pertambahan penduduk adalah sebagai berikut: 1. Metode Geometrik Pn = Po (1 + p)n P08 = P99 x (1+0.00418)(08-99) P08 = P99 x (1.00418)9 P99 = P08 / (1+0.00418)9 P99 = 876858/ (1.00418)9 P99 = 844550 jiwa 2. Metode Aritmatik Ka = 3607 jiwa/tahun Pn = P08 = 876858 jiwa Pn = Po + Ka x (Tn- To) P99 = 876858 + 3607 x (08-99) P99 = 909321 jiwa 3. Metode Regresi Linier Y = a + bX
a=
å Y . å X 2 - å X . å XY n. å X 2 - (å X ) 2
b=
n. å XY - å X . å Y n. å X 2 - (å X ) 2
Tabel 4.5. Metode Regresi Linier Tahun
Tahun ke
Jumlah Penduduk
X.Y
X²
46
(X) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 55
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah
(Y) 844391 847231 849441 851583 853711 855244 858266 863914 872964 876858 8573603
844391 1694462 2548323 3406332 4268555 5131464 6007862 6911312 7856676 8768580 47437957
1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 385
Dengan menggunakan rumus di atas maka besarnya a dan b dapat dihitung, yaitu: a
=
å Y . å X 2 - å X . å XY n. å X 2 - (å X ) 2
a
=
(8573603 x385) - (55 x 47437957) (10 x385) - (55) 2
a
= 838484
b
=
n. å XY - å X . å Y n. å X 2 - (å X ) 2
b
=
(10 x 47437957) - (55 x8573603) (10 x385) - (55) 2
b
= 3432
Y99 = a + b.(T99-T99) Y99 = 838484 + 3432.(0) Y99 = 838484 jiwa Dengan cara perhitungan yang sama, hasil perhitungan mundur jumlah penduduk selengkapnya disajikan dalam tabel 4.6. dibawah ini.
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk Tahun (X)
Stastistik Jumlah Penduduk (Y)
Hasil Perhitungan Mundur Geometrik Aritmatik Regresi Linier
47
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah
844391 847231 849441 851583 853711 855244 858266 863914 872964 876858 8573603
844550 848080 851625 855185 858759 862349 865953 869573 873208 876858 8606140
909321 905714 902107 898500 894893 891286 887679 884072 880465 876858 8930895
838484 841916 845348 848780 852212 855644 859076 862508 865940 869372 8539280
Selanjutnya hasil deviasi standart perhitungan Aritmatik, Geometik, dan Regresi Linier selengkapnya disajikan pada tabel lampiran.
Tabel 4.7. Hasil Deviasi Standart Perhitungan Metode
Standart Deviasi
Aritmatik
37201
Geometik
10812
Regresi Linier
10438
Hasil perhitungan standart deviasi memperlihatkan angka yang berbeda untuk ketiga Metode Proyeksi. Angka terkecil adalah hasil perhitungan proyeksi dengan metode Regresi Linear. Jadi untuk memperkirakan jumlah penduduk Kabupaten Sragen pada tahun 2025 mendatang dipilih Metode Regresi Linear.
Jadi pada tahun 2025 jumlah penduduk Kabupaten Sragen dengan menggunakan metode regresi linear dapat ditunjukkan dengan perhitungan dibawah ini.
Y2025= a + b.(T2025-T1999) Y2025= 838484 + 3432.(26) Y2025= 927716 jiwa
48
Dari persamaan di atas dapat dibuat grafik Regresi Linier Pada Gambar 4.3.
Jumlah Penduduk
sebagai berikut :
Tahun Gambar 4.3. Grafik Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sragen tahun 1999-2025
4.2.2. Prediksi Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan Tahun 2025
Pertambahan penduduk diseluruh kecamatan di Kabupaten Sragen dapat dianalisis dengan mengunakan rumus geometrik dengan data jumlah penduduk yang didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen sejak tahun 2004-2008 dengan prediksi pada tahun 2025.
Contoh perhitungan pertumbuhan penduduk per Kecamatan adalah sebagai berikut: 1. Kecamatan Kalijambe
Tabel 4.8. Metode Regresi Linier Kecamatan Kalijambe Tahun
Tahun ke (X)
2004 2005 2006
1 2 3
Jumlah Penduduk (Y) 45323 45537 45939
X.Y
X²
45323 91074 137817
1 4 9
49
2007 2008 Jumlah
4 5 15
46167 46223 229189
184668 231115 689997
16 25 55
Dengan menggunakan rumus di atas maka besarnya a dan b dapat dihitung, yaitu: a
å Y . å X 2 - å X . å XY = n. å X 2 - (å X ) 2
a
=
a
= 45109
b
=
n. å XY - å X . å Y n. å X 2 - (å X ) 2
b
=
(5 x689997) - (15 x 229189) (5 x55) - (15) 2
b
= 234
(229189 x55) - (15 x689997) (5 x55) - (15) 2
Y25 = a + b.(T25-T04) Y99 = 45109 + 234.(21) Y99 = 50023 jiwa Dari persamaan di atas dapat dibuat grafik Regresi Linier Pada Gambar 4.4.
Jumlah Penduduk
sebagai berikut :
Tahun
50
Gambar 4.4. Grafik Pertumbuhan Penduduk Kec Kalijambe tahun 2004-2025
Selanjutnya jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Sragen dengan cara yang sama pada tahun 2025 akan disajikan ke dalam tabel 4.9. dibawah ini.
Tabel 4.9. Jumlah penduduk per kecamatan pada tahun 2025 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kecamatan Kalijambe Plupuh Masaran Kedawung Sambirejo Gondang Sambung macan Ngrampal Karangmalang Sragen
Penduduk (jiwa) 50023 63786 66221 73704 54001 46333 44855 35454 62100 71001
No
Kecamatan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sidoharjo Tanon Gemolong Miri Sumber lawang Mondokan Sukodono Gesi Tangen Jenar
Penduduk (jiwa) 54999 54286 51612 33021 48400 36215 37209 20838 35872 28991
4.2.3. Prediksi kebutuhan air Kabupaten Sragen tahun 2025
Kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan, oleh sebab itu sebelum pertambahan kebutuhan air terjadi terlebih dahulu diprediksi untuk melihat apakah potensi air di Kabupaten Sragen dapat memenuhi kebutuhan dimasyarakat sekitar.
1. Kebutuhan air bersih domestik (SI) Sl = 80% x Cp Cp = 80% x Pn Sl = 80% x (80% x Pn) Sl = 80% x (80% x 927716 jiwa) x 140 liter/orang/hari
51
Sl = 83123354 liter/hari Sl = 962.076 liter/detik 2. Kebutuhan sosial/umum (Sb) Sb = 20% x Cp Cp = 80% x Pn Sb = 20% x (80% x Pn) Sb = 20% x (80% x 927716 jiwa) x 140 liter/orang/hari Sb = 20780838 liter/hari Sb = 240.519 liter/detik 3. Kebutuhan air bersih non domestik (SI) Kn = 15% x (Sl+Sb) Kn = 15% x (962.076 + 240.519) Kn = 180.389 liter/detik 4. Kehilangan air Lo = 20% x Pr Pr = Sl + Sb + Kn + Lo Pr = Sl + Sb + Kn + 20% x Pr 80% Pr = Sl + Sb + Kn Pr =
Sl + Sb + Kn 80%
Pr =
962.076 + 240.519 + 180.389 80%
Pr = 1728.730 liter/detik Lo = 20% x Pr Lo = 20% x 1728.730 Lo = 345.746 liter/detik Perhitungan kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Sragen diatas dapat dibuat tabel 4.10. dibawah ini:
52
Tabel 4.10. Prediksi kebutuhan air bersih Kabupaten Sragen No
Keterangan
Jumlah kebutuhan (liter/detik)
1
Domestik
962.076
2
Sosial/umum
240.519
3
Non domestik
180.389
4
Kehilangan air
345.746
Total kebutuhan
1728.730
Jadi kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada tahun 2025 menurut prediksi jumlah penduduk adalah 1728.730 liter/detik. Kebutuhan harian maksimum dan pemakaian air pada waktu jam puncak juga akan diprediksi untuk memenuhi seberapa besar kebutuhan air di Kabupaten Sragen dengan analisis dibawah ini. 1. Analisis kebutuhan harian maksimum Ss = f1 x Sr = 1.2 x 1728.730 = 2074.476 liter/detik 2. Analisis pemakaian air pada waktu jam puncak Debit waktu puncak = f2 x Sr = 1.5 x 1728.730 = 2593.095 liter/detik
4.2.4. Prediksi kebutuhan air per Kecamatan tahun 2025
Kebutuhan air di setiap Kecamatan pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan, oleh sebab itu sebelum pertambahan kebutuhan air terjadi, terlebih dahulu diprediksi untuk melihat apakah potensi air di setiap Kecamatan dapat memenuhi kebutuhan dimasyarakat sekitar.
Contoh perhitungan kebutuhan air Kecamatan Kalijambe adalah sebagai berikut:
53
1. Kebutuhan air bersih domestik (SI) Sl = 80% x Cp Cp = 80% x Pn Sl = 80% x (80% x Pn) Sl = 80% x (80% x 50023 jiwa) x 140 liter/orang/hari Sl = 4482042.88 liter/hari Sl = 51.86 liter/detik 2. Kebutuhan sosial/umum (Sb) Sb = 20% x Cp Cp = 80% x Pn Sb = 20% x (80% x Pn) Sb = 20% x (80% x 50023 jiwa) x 140 liter/orang/hari Sb = 1120510.72 liter/hari Sb = 12.97 liter/detik 3. Kebutuhan air bersih non domestik (SI) Kn = 15% x (Sl+Sb) Kn = 15% x (51.86 + 12.97) Kn = 9.73 liter/detik 4. Kehilangan air Lo = 20% x Pr Pr = Sl + Sb + Kn + Lo Pr = Sl + Sb + Kn + 20% x Pr 80% Pr = Sl + Sb + Kn Pr =
Sl + Sb + Kn 80%
Pr =
51.86 + 12.97 + 9.73 80%
Pr = 93.21 liter/detik Lo = 20% x Pr
54
Lo = 20% x 18.64 Lo = 18.64 liter/detik Perhitungan kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk Kec Kalijambe diatas dapat dibuat tabel 4.11. dibawah ini:
Tabel 4.11. Prediksi kebutuhan air bersih Kec Kalijambe No
Keterangan
Jumlah kebutuhan (liter/detik)
1
Domestik
51.86
2
Sosial/umum
12.97
3
Non domestik
9.73
4
Kehilangan air
18.64
Total kebutuhan
93.21
Selanjutnya hasil perhitungan kebutuhan air per Kecamatan dengan cara yang sama dengan cara diatas akan disajikan pada tabel 4.12. dibawah ini.
Tabel 4.12. Kebutuhan air per Kecamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kecamatan Kalijambe Plupuh Masaran Kedawung Sambirejo Gondang Sambung macan Ngrampal Karangmalang Sragen
Kebutuhan Air (Liter/Detik) 93.214 118.861 123.398 137.343 100.626 86.338 83.585 66.067 115.718 132.306
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kecamatan Sidoharjo Tanon Gemolong Miri Sumber lawang Mondokan Sukodono Gesi Tangen Jenar
Kebutuhan Air (Liter/Detik) 102.487 101.159 96.174 61.532 90.190 67.484 69.337 38.831 66.844 54.023
Berdasarkan Konsumsi kebutuhan air bersih sesuai dengan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002. Bahwa Konsumsi air bersih untuk sambungan rumah/sambungan langsung sebanyak 140 liter/orang/hari.
55
4.3. Penyajian Hasil Analisa Data 4.3.1. Penyebaran Sumber Air Kabupaten Sragen
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dalam rangka meningkatkan kebutuhan air di Kabupaten Sragen, penulis memprediksi kebutuhan air pada tahun 2025 apakah pada tahun tersebut Kabupaten Sragen kekurangan air dan daerah mana saja yang kekurangan air.
Data jumlah penduduk per Kecamatan dan kebutuhan air per Kecamatan tahun 2025 disajikan pada tabel 4.13. sebagai berikut.
Tabel 4.13. Jumlah Penduduk dan Kebutuhan air per Kecamatan tahun 2025 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kecamatan Kalijambe Plupuh Masaran Kedawung Sambirejo Gondang Sambung macan Ngrampal Karangmalang Sragen Sidoharjo Tanon Gemolong Miri Sumber lawang Mondokan
Penduduk (jiwa)
Kebutuhan Air (Liter/Detik)
Elevasi (Meter/DPL)
50023 63786 66221 73704 54001 46333 44855 35454 62100 71001 54999 54286 51612 33021 48400 36215
93.214 118.861 123.398 137.343 100.626 86.338 83.585 66.067 115.718 132.306 102.487 101.159 96.174 61.532 90.190 67.484
113 102 117 141 201 125 114 97 106 112 116 97 113 126 126 98
56
17 18 19 20
Sukodono Gesi Tangen Jenar
37209 20838 35872 28991
69.337 38.831 66.844 54.023
88 90 89 92
Sedangkan Data debit potensi sumber air dan elevasi potensi sumber air dapat disajikan pada tabel 4.14. Dibawah ini. Tabel 4.14. Data Debit dan Elevasi Potensi Sumber Air Kabupaten Sragen No 1 2 No 3 4
5 6 7 8 9
10 11
Kecamatan Kalijambe Plupuh Kecamatan Masaran Kedawung
Sumber Air Baku Sumber Air Baku
SA Masaran PS II Dulang PS III Karangampah PS IV Karangampah PS V Kedawung PS VII Candi PS VIII Kemangi PS XI Brambang PS XIV Dulang PS Pengkok I PS Pengkok II PS Mojokerto Sambirejo PS Sambirejo I PS Sambirejo II Gondang PS Gondang Sambung PS macan Sambungmacan Ngrampal PS XIII Ngrampal Karangmalang PS I Gandil PS IX Puro PS XII Ngablak Sragen PS X Sragen Sidoharjo PS Sidoharjo
Debit (Liter/Detik) -
Elevasi (Meter/DPL)
Kode
Debit (Liter/Detik) 15 20
Elevasi (Meter/DPL) 116 134
SA20 SA2
20
128
SA3
25 20 10 25 26 80 8 8 23 20 40 30
130 160 161 137 159 128 130 141 170 209 212 123
SA4 SA5 SA6 SA7 SA10 SA13 SA22 SA23 SA27 SA24 SA25 SA26
19 25 20 77 60 55 50
112 98 113 107 114 113 114
SA28 SA12 SA1 SA8 SA11 SA9 SA21
Kode
57
12 13
14 15 16 17 18 19 20
Tanon Gemolong
Miri Sumber lawang Mondokan Sukodono Gesi Tangen Jenar
PS Tanon PS Gemolong I PS Gemolong II PS Gemolong III -
PS Sumberlawang PS Sukodono Total Debit Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28
13 18 5 16 25 -
95 112 115 111
SA18 SA15 SA16 SA17
121
SA19
86
SA14
753 sumber air, yang terdiri dari 26
sumur dalam dan 2 mata air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan Kabupaten Sragen.
Untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar 4.5. Peta penyebaran sumber air dibawah ini.
58
59
4.3.2. Rencana distribusi Kabupaten Sragen
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan air juga mengalami peningkatan. Dikarenakan oleh Penyebaran Sumber air di Kabupaten sragen yang tidak merata, maka diperlukan perencanaan distribusi air. Sehingga penyebaran air di Kabupaten Sragen lebih merata.
Distribusi dilakukan dengan cara membagi debit suatu sumber air untuk mengaliri wilayah-wilayah tertentu. Sehingga pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen akan lebih merata.
Data kebutuhan air dan debit sumber air disetiap kecamatan disajikan pada Tabel 4.15. Dibawah ini.
Tabel 4.15. Kebutuhan air dan debit sumber air disetiap Kecamatan tahun 2025 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan Kalijambe Plupuh Masaran Kedawung Sambirejo Gondang Sambung macan Ngrampal Karangmalang
Debit Kecamatan QK (liter/detik) 93.214 118.861 123.398 137.343 100.626 86.338 83.585 66.067 115.718
Debit Sumber Air QSA (liter/detik) 15 265 60 30 19 25 157
60
10 Sragen 11 Sidoharjo 12 Tanon 13 Gemolong 14 Miri 15 Sumber lawang 16 Mondokan 17 Sukodono 18 Gesi Lanjutan Tabel 4.15. No 19 20
Kecamatan Tangen Jenar Jumlah
132.306 102.487 101.159 96.174 61.532 90.190 67.484 69.337 38.831
55 50 13 23 16 25 -
Debit Kecamatan QK (liter/detik)
Debit Sumber Air QSA (liter/detik)
66.844 54.023 1728.730
753
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa ada kecamatan yang tidak mempunyai sumber air untuk mencukupi kebutuhan air kecamatan tersebut. Tetapi ada juga kecamatan yang debit sumber air nya melebihi kebutuhan air kecamatan itu sendiri, sehingga kelebihan air tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air dikecamatan yang lain yang membutuhkan.
Kabupaten Sragen mempunyai 20 Kecamatan yang tersebar diseluruh wilayah Sragen dengan jumlah penduduk 927716 jiwa pada tahun 2025. seiring dengan pertambahan jumlah penduduk kebutuhan air bertambah, oleh sebab itu penulis memprediksi berapa besar kebutuhan air juga wilayah mana saja yang kekurangan air dan berapa besar kekurangannya. Secara umum seluruh kecamatan di Kabupaten Sragen kekurangan air, tetapi besar kekurangan airnya berbeda-beda. Pada tabel 4.16. di bawah ini menggambarkan besar kekurangan air di seluruh Kecamatan Kabupaten Sragen. Tabel 4.16. Kekurangan air di seluruh Kecamatan Kabupaten Sragen No 1 2 3
Kecamatan Kalijambe Plupuh Masaran
Kekurangan Air (liter/detik) 53.214 68.861 67.398
No 11 12 13
Kecamatan Sidoharjo Tanon Gemolong
Kekurangan Air (liter/detik) 52.487 68.159 63.174
61
4 5 6 7 8 9 10
Kedawung Sambirejo Gondang Sambung macan Ngrampal Karangmalang Sragen
68.343 50.626 46.338 64.585 41.067 55.718 67.306
14 15 16 17 18 19 20
Miri Sumber lawang Mondokan Sukodono Gesi Tangen Jenar
Pada tabel kekurangan air diatas dapat dibuat flow chart agar mendapat gambaran yang jelas akan kekurangan air di wilayah Kabupaten Sragen pada Gambar 4.6. dibawah ini.
Jumlah
Perbandingan Antara Kebutuhan Dan Kekurangan Air
Kecamatan Gambar 4.6. Pebandingan kebutuhan air dengan kekurangan air Keterangan: Series 1 = Kebutuhan air Series 2 = Kekurangan air
Secara keseluruhan Kabupaten Sragen kekurangan air. Dari kebutuhan air Kabupaten Sragen sebesar 1728.730 liter/detik, hanya tersedia debit air 753 liter/detik. Sehingga kekurangan air di Kabupaten Sragen 975.73 liter/detik.
36.532 64.190 41.817 44.337 28.831 41.177 28.356
62
Dari data diatas dapat dibuat diagram agar mendapat gambaran yang lebih jelas akan pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada Gambar 4.7. dibawah ini.
Tercukupi Tidak tercukupi 41.70%
58.30 %
Gambar 4.7. Digram Pemenuhan Kebutuhan Air
4.3.3. Elevasi sumber air dan pelanggan
Pada setiap kecamatan mempunyai elevasi yang berbeda-beda dan juga potensi air mempunyai elevasi yang berbeda-beda pula. Teori ailiran air dalam pipa mempunyai 2 cara yaitu aliran gravitasi dan juga aliran pompa, pada tabel 4.17. dibawah ini memperlihatkan jenis-jenis aliran air disetiap kecamatan.
Tabel 4.17. Tabel elevasi sumber air dan pelanggan No
Kecamatan (Pelanggan)
1 2
Kalijambe Plupuh
3
Masaran
Elevasi Pelanggan (Ep) 113 102 117
Sumber Air (1/2)SA13 (1/2)SA13 (1/2)SA5 SA20 SA23 SA22 SA4
Elevasi sumber air (Es) 128 128 160 116 141 130 130
Ep Es 15 26 58 -1 24 13 13
Jenis distribusi Gravitasi Gravitasi Gravitasi Pompa Gravitasi Gravitasi Gravitasi
63
4
Kedawung
141
SA10 SA27 SA2
159 170 134
18 29 -7
Gravitasi Gravitasi Pompa
Lanjutan Tabel 4.17.
5
Sambirejo
Elevasi Pelanggan (Ep) 201
6
Gondang
125
7 8 9 10
Sambung macan Ngrampal Karangmalang Sragen
114 97 106 112
11 12
Sidoharjo Tanon
116 97
13
Gemolong
113
14 15
Miri Sumber lawang
126 126
16 17 18 19 20
Mondokan Sukodono Gesi Tangen Jenar
98 88 90 89 92
No
Kecamatan (Pelanggan)
(1/2)SA24 SA25 (1/2)SA24 SA26
Elevasi sumber air (Es) 209 212 209 123
SA28 SA12 SA11 SA9 SA6 SA21 SA18 SA3 SA15 SA16 SA17 (1/2)SA5 SA7 SA19 (1/2)SA1 (1/3)SA8 SA14 (1/2)SA1 (1/3)SA8 (1/3)SA8
112 98 114 113 161 114 95 128 112 115 111 160 137 121 113 107 86 113 107 107
Sumber Air
Ep-Es
Jenis aliran
8 11 84 -2
Pompa Gravitasi Gravitasi Pompa
-2 1 8 1 49 -2 -2 31 -1 2 -2 47 11 -5 -13 9 -2 23 18 15
Pompa Pompa Pompa Pompa Gravitasi Pompa Pompa Gravitasi Pompa Pompa Pompa Gravitasi Gravitasi Pompa Pompa Pompa Pompa Gravitasi Gravitasi Gravitasi
Dalam tabel diatas menjelaskan bahwa jenis aliran di Kabupaten Sragen ada yang menggunakan aliran pompa dan ada juga yang menggunakan gravitasi.
Peta penyebaran rencana distribusi air dibawah ini dapat menggambarkan penyebaran potensi-potensi air di Kabupaten Sragen agar penyaluran distribusi airnya dapat merata diseluruh kecamatan. Tetapi tidak semua kecamatan dapat
64
memenuhi kebutuhan air pada tahun 2025 karena kebutuhan air lebih besar dari pada potensi air yang dapat dilihat pada gambar 4.8. dibawah ini.
65
4.4. Pembahasan
Pembahasan adalah menjelaskan pertanyaan yang ada pada rumusan masalah yang terdapat pada bab 2 sehingga pembaca dapat memahami apa yang Penulis sampaikan pada tugas Akhir ini. Di bawah ini menjelaskan masalah yang dibahas pada Tugas Akhir ini
4.4.1. Besar potensi sumber air
Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26 sumur dalam dan 2 mata air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan Kabupaten Sragen. Besar potensi sumber air di Kabupaten Sragen adalah 753 liter/detik.
4.4.2. Wilayah kekurangan air di Kabupaten Sragen
Kabupaten Sragen mempunyai 20 Kecamatan yang tersebar diseluruh wilayah Sragen dengan jumlah penduduk 927716 jiwa pada tahun 2025. seiring dengan pertambahan jumlah penduduk kebutuhan air bertambah, oleh sebab itu penulis memprediksi berapa besar kebutuhan air juga wilayah mana saja yang kekurangan air dan berapa besar kekurangannya. Secara umum seluruh kecamatan di Kabupaten Sragen kekurangan air, tetapi besar kekurangan airnya berbeda-beda. Secara keseluruhan rata-rata kekurangan air di setiap Kecamatan di Kabupaten Sragen adalah sebesar 52.626 liter/detik.
66
4.4.3. Pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen
Secara keseluruhan Kabupaten Sragen kekurangan air. Dari kebutuhan air Kabupaten Sragen sebesar 1728.730 liter/detik, hanya tersedia debit air 753 liter/detik. Sehingga kekurangan air di Kabupaten Sragen 975.73 liter/detik. Jadi pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen 43.56% tercukupi dan 56.44% tidak tercukupi.
4.4.4. Jenis aliran dari sumber air ke pelanggan
Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26 sumur dalam dan 2 mata air dengan Jenis aliran menggunakan gravitasi dan ada juga yang menggunakan pompa.
67
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Mengamati hasil analisis potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26 sumur dalam dan 2 mata air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan Kabupaten Sragen. Besar potensi sumber air di Kabupaten Sragen adalah 753 liter/detik. Dikarenakan sumber air tidak tersebar merata diseluruh kecamatan di Kabupaten Sragen maka perlu pendistribusian air secara efektif dan efisien. 2. Kebutuhan air masyarakat Kabupaten Sragen sebesar 1728.730 liter/detik, tetapi hanya tersedia debit air 753 liter/detik. Sehingga kekurangan air di Kabupaten Sragen 975.73 liter/detik. Jadi pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen 43.56% tercukupi dan 56.44% tidak tercukupi. 3. Secara keseluruhan rata-rata kekurangan air di setiap Kecamatan di Kabupaten Sragen adalah sebesar 52.626 liter/detik. 4. Jenis aliran di Kabupaten Sragen ada yang menggunakan aliran secara gravitasi dan ada juga yang menggunakan pompa air.
5.2. Saran Mengamati hasil analisis potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat di tarik beberapa saran yaitu : 1. Untuk mengatasi kekurangan air dan seiring dengan pertambahan penduduk maka kebutuhan air akan terus bertambah maka sebaiknya PDAM Kabupaten Sragen mencari sumber-sumber air baru. walaupun seluruh kecamatan di Kabupaten Sragen kekurangan air. Masyarakat juga mempunyai sumber air
69
68
sendiri seperti sumur dangkal, atau menggunakan sumber lain untuk keperluan setiap harinya. 2. PDAM Sragen dapat mengambil air dari Sungai Bengawan Solo untuk diproses melalui Pengolahan IPA. 3. Mengingat persediaan air baku air bersih semakin hari semakin berkurang, maka diharapkan dalam penggunaannya sebaik mungkin.
69 71
DAFTAR PUSTKA Anonim,
2002,
Sistem
Penyediaan
Air
Minum
Perkotaan,
DEPKIMPRASWIL, Jakarta. Anonim, 1996, Kebutuhan Air Minum Masyarakat, DPU Dirjen Cipta Karya, Jakarta. Anonim, 2009, Profil PDAM Sragen, PDAM Sragen, Sragen. Anonim, 2009, Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen, BPS, Sragen. Nur Yuwono, 2000, Hidrolika 1, Hanindiya, Jogjakarta. http://www.ampl.or.id http://google.co.id/Sumberdaya_Air http://diglib.ampl.or.id/detail/detail/php