Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
11 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 207- 217
KAJIAN PEMBANGUNAN JALUR SEPEDA DI KOTA BANDA ACEH DAN PERSEPSI MASYARAKAT Sari Irma Wati1, Sofyan M. Saleh 2, Renni Anggraini3 1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Email :
[email protected]
Abstract: By the increasing number of the cyclists in Banda Aceh city, the bike paths has been constructed by city government the authority as a strategy towards a green city. Nonetheless, some of the bike paths that are existed in seven roads networks are not working properly. As we know, one of the apprehensive factors in bicycling activity is the low-security factor, especially when the people bike in the highway. As for that case, the main aim of this research is to find out the existing condition of the bike paths in Banda Aceh, the people and bicyclist community perceptions on it. The study was implemented by direct observation in the study location, and distributing questionnaires to find out the perceptions of the respondent. Processing and analysis of data using descriptive analysis and data analysis of questionnaire result using a likert scale. The result of this research showed that there are some paths that are differ in width (1,5 m- 3,5 m), which means that the entire of seven paths are constructed based on the existing roads, because there are no explanations concerning the standard of bike paths construction in Qanun (Aceh constitution) RTRW Banda Aceh city. Consequently, the paths are poor of the safety and comfort, because the bicyclists interfered with some poor conditions of the paths. Such as: The unsteadiness condition of the paths, the bike path marking that is stuck by the traffic lane marking, the path that is covered by the branches and there are a lot of vehicles and cadgers or vendor on it. Furthermore, based on the result of the survey, there are 71,54% and 79,22% respondents who less agree on the security and comfort of the bike paths that are constructed in Banda Aceh. At last, the data showed that there are 90,77% of respondents who agree on the governmentsβ program to the provisions of bike paths in each highway or main way. Keywords: green city, the respondentsβ perceptions, bike paths, Banda Aceh city, security and comfort Abstrak: Seiring dengan bertambahnya pengguna sepeda di Kota Banda Aceh, pemko telah membangun jalur khusus sepeda yang merupakan salah satu langkah mewujudkan Kota Banda Aceh sebagai kota hijau. Akan tetapi, pembangunan jalur sepeda di tujuh ruas jalan tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satu hal yang mengkhawatirkan dari kegiatan bersepeda yaitu jaminan keselamatan yang relatif lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting jalur sepeda di Kota Banda Aceh, serta mengetahui persepsi masyarakat dan komunitas sepeda terhadap pembangunan jalur sepeda. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian, dan membagikan kuesioner untuk mengetahui persepsi responden. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis data hasil kuesioner menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebar jalur sepeda bervariasi (1,5 m- 3,5 m), karena ke tujuh jalur sepeda tersebut mengikuti ruas jalan yang telah ada dan pada Qanun RTRW Kota Banda Aceh tidak dibahas mengenai rencana penyediaan jalur sepeda terhadap ruas jalan yang akan dibangun. Berdasarkan pengamatan jalur sepeda yang tersedia kurang memberikan rasa aman dan nyaman, karena permukaan jalur tersebut masih memberikan getaran bagi pesepeda, marka jalur sepeda yang tertimpa oleh marka lajur lalu lintas, jalur yang tertutup oleh ranting pohon dan sampah serta masih banyak kendaraan parkir dan pedagang kaki lima. Hal ini juga sesuai dengan hasil survei ke responden menyatakan kurang setuju terhadap kenyaman dan keamanan dari jalur sepeda yang telah tersedia di Kota Banda Aceh sebesar 71,54% dan 79,22%. Persepsi masyarakat dan komunitas sepeda tehadap program pemerintah yang mewajibkan penyediaan jalur sepeda di jalan protokol menunjukkan 90,77% responden setuju. Kata Kunci: kota hijau, persepsi responden, jalur sepeda, Kota Banda Aceh, keamanan dan kenyaman.
207 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Penelitian
PENDAHULUAN Seiring dengan bertambahnya pengguna
memberikan
ini
diharapkan
dapat
mengenai
kondisi
gambaran
sepeda di Kota Banda Aceh maka pemerintah
eksisting jalur sepeda dan dapat memberikan
kota berencana untuk menyediakan jalur khusus
manfaat bagi pemerintah Kota Banda Aceh juga
sepeda di sepanjang jalan protokol dalam Kota
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
Banda Aceh. Rencana tersebut dilakukan untuk
untuk
memberikan rasa aman dan nyaman bagi para
berikutnya
pengguna sepeda dan mengurangi dampak
masukan
polusi udara serta sebagai salah satu langkah
sepeda.
penyediaan
jalur
dengan dari
sepeda
ditahap
mempertimbangkan
masyarakat
dan
komunitas
mewujudkan Kota Banda Aceh sebagai kota hijau (green city).
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kota Banda Aceh merupakan salah satu
Kota Hijau (Green City)
dari 60 kota di Indonesia yang diproyeksikan oleh
Kementrian
PU
dalam
Menurut Putra & Kamiluddin (2013),
Program
kota hijau (green city) adalah kota yang
Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Program
mensinergikan lingkungan alami dan buatan
tersebut adalah sebuah penghargaan yang
berdasarkan perencanaan dan perancangan kota
diberikan oleh Kementerian PU karena Pemko
yang
Banda Aceh merupakan pemerintah daerah
pembangunan berkelanjutan.
berpihak
pada
prinsip
-
prinsip
yang tercepat merampungkan regulasi tentang RTRW yaitu Qanun nomor 4 tahun 2009
Pengertian Jalur Sepeda
(Tribunnews, 2012 a). Untuk mewujudkan kota hijau tersebut,
Menurut Dirjen Penaatan Ruang (2013), jalur
sepeda
adalah
jalur
khusus
yang
salah satu program yang dijalankan oleh Pemko
diperuntukkan untuk pengguna sepeda dan
Banda Aceh adalah membuka akses bagi
kendaraan
pengguna sepeda di beberapa ruas jalan
memerlukan tenaga manusia, dipisah dari lalu
protokol dalam Kota Banda Aceh. Proyek ini
lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan
direncanakan di ruas jalan pada 9 (sembilan)
keselamatan lalu lintas pengguna sepeda.
yang
tidak
bermesin
yang
kecamatan Kota Banda Aceh dan diperkirakan akan rampung pada tahun 2015 untuk semua
Klasifikasi Jalur Sepeda
ruas jalan protokol (Tribunnews, 2012 b). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kondisi eksisting jalur sepeda di
Dirjen
Penaatan
Ruang
(2013)
menyatakan ada 3 tipe jalur sepeda, yaitu: 1.
Jalur sepeda (bike path), adalah jalur
Kota Banda Aceh, serta mengetahui persepsi
sepeda yang sepenuhnya terpisah dari jalan
masyarakat dan komunitas sepeda terhadap
raya dan seringkali dipadukan dengan
pembangunan jalur sepeda.
fasilitas untuk pejalan kaki. Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 208
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2.
Lajur sepeda (bike lane), adalah bagian
π
n = 1+(ππ₯π 2 ) ..........................................(1)
dari jalan yang ditandai dengan marka untuk penggunaan pengendara sepeda. 3.
dimana :
Rute sepeda (bike route), adalah desain yang digunakan bersama antara lalu lintas bermotor.
Jalur Sepeda di Jalan
n
= Jumlah elemen/anggota sampel;
N
= Jumlah elemen/anggota populasi;
e
= Error level (tingkat kesalahan).
Uji Validitas dan Reliabilitas
Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan Tahun 1992 menyatakan lebar minimum jalur sepeda yaitu : 1.
bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan
Lebar minimum jalur sepeda adalah 2,0 m;
2.
Menurut Arikunto (2010), menjelaskan
sesuatu instrumen. Untuk menguji validitas dapat digunakan rumus sebagai berikut (Noor,
Lebar minimum jalur sepeda dan pejalan
2012) :
kaki adalah 3,5 m untuk jalan tipe II, Kelas I dan Kelas II, dan 2,50 m untuk
rxy =
NβXY β(βX)(βY) NβX 2 β(βX)2 NβY 2 β(βY)2
............(2)
tipe II Kelas III; 3.
Lebar minimum jalur sepeda dan pejalan
dimana :
kaki boleh dikurangi sebesar 0,5 m, bila
ππ₯π¦
= koefisien korelasi;
volume lalu lintas tidak terlalu besar atau
N
= banyaknya responden;
di sepanjang jembatan yang cukup
X
= skor yang diperoleh subjek dari seluruh item;
panjang (lebih dari 50 m); dan 4.
Lebar minimum jalur sepeda adalah 1,0 m. Ruang bebas mendatar antar jalur sepeda dengan lalu lintas adalah 1,0 m.
Y
= skor total yang diperolah dari seluruh item;
βX = Jumlah skor dalam distribusi X; βY = Jumlah skor dalam distribusi Y; βX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X;
Populasi dan Sampel Menurut digunakan
Noor
untuk
elemen/anggota
dari
(2012),
populasi
menyebutkan suatu
wilayah
seluruh yang
menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Menurut Nazir (2011), sampel adalah bagian dari populasi. Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin (Noor, 2012) : 209 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
βY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y.
Menurut
Arikunto
(2010),
analisis
reliabilitas (keandalan) menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk menguji reliabilitas dapat digunakan rumus (Noor, 2012), sebagai berikut :
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala rii = Ο2 =
π πβπ
1β (βπ)π π
βπ π β
π
βπ 2 π1 2
..............................(3)
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kota
..........................................(4)
Banda Aceh pada 4 (empat) kecamatan yaitu : dimana :
Kecamatan Meuraxa, Baiturrahman, Kuta Alam
rii
= Reliabilitas instrumen;
k
= Banyaknya butir pertanyaan;
dan Lueng Bata. Kecamatan tersebut diambil karena telah tersedia jalur sepeda yang dapat
βΟ2 = Jumlah butir pertanyaan; Ο12
dilihat pada Tabel 1.
= varians total.
Tabel 1.
Jalur Sepeda di Kota Banda Aceh
Jalur Sepeda
L/R
Panjang (Km)
Tipe Jalur Sepeda
1
Jl. Residen Ibnu Sya'dan
L/R
1,175
II (bike lane)
2
Jl. Sultan Iskandar Muda
L/R
3,200
II (bike lane)
3
Jl. Tgk. Abdussalam Meuraxa
L
0,772
II (bike lane)
4
Jl. Tgk. Chik Ditiro
L/R
1,082
II (bike lane)
5
Jl. T. Hasan Dek
L
0,866
II (bike lane)
6
Jl. Tgk. Daud Beureueh
L/R
0,975
II (bike lane)
7
Jl. T. Imuem Lueng Bata
L/R
1,100
I (bike path)
No
Keterangan : L = left (kiri) R = right (kanan) Sumber : Dinas PU Kota Banda Aceh, 2013
Sumber dan Jenis Data
tingkat kesalahan yang dipakai 10% dan jumlah
Data yang diperlukan dalam penelitian
penduduk pada 4 (empat) kecamatan di Kota Banda
ini meliputi data primer dan data sekunder. Data
Aceh maka jumlah sampel masyarakat Kota Banda
primer dalam penelitian ini berupa data
Aceh dapat dilihat pada Tabel 2.
pengamatan langsung di lapangan dan persepsi tentang jalur sepeda. Data persepsi tersebut didapatkan dari kuesioner yang sumber datanya terdiri dari masyarakat kota Banda Aceh, dan komunitas sepeda. Sedangkan data sekunder berupa peta Kota Banda Aceh, jaringan jalan, peta jalur sepeda, data penduduk Kota Banda
Tabel 2. No
Jumlah Sampel Masyarakat Kecamatan
Jumlah Penduduk
1
Meuraxa
17.614
2
Baiturrahman
32.463
3
Lueng Bata
25.211
4
Kuta Alam
45.115
Total
120.403
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Aceh untuk 4 (empat) kecamatan, dan data komunitas sepeda. Penentuan Jumlah Sampel Berdasarkan rumus Slovin dengan nilai
Penentuan
jumlah
sampel
terhadap
komunitas sepeda ditetapkan sebesar 30 (tiga puluh) sampel. Adapun komunitas sepeda yang Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 210
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ( πΌ) pada
dibagikan kuesioner yaitu: BBC (Bima Cika
berdasarkan
Bike Community), KBC (Koetaraja Bike
koefisien 0,60. Pengujiannya menggunakan
Community), ABC (Atjeh Bicycle Community),
rumus (3) sampai (4). Setelah uji validitas dan
Wenglom, Leasing, dan Kibo.
reliabilitas
Cronbach
memenuhi
Alpha
persyaratan,
maka
kegiatan pembagian kuesioner akan dilakukan Uji validitas dan reliabilitas
penyebaran ulang ke 30 (tiga puluh) responden
Uji validitas dilakukan untuk menguji
yang sama.
sejauh mana kevalidan dari suatu alat yang
Langkah-langkah penelitian dapat dilihat
diukur. Pengujiannya menggunakan rumus (2).
pada Gambar 1 di bawah ini
Sedangkan, uji reliabilitas dianggap handal Mulai
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Primer :
Data Sekunder :
ο Observasi lapangan
ο Peta Kota Banda Aceh
ο Kuesioner
ο Jaringan jalan ο Peta jalur sepeda ο Data penduduk Kota Banda Aceh ο Komunitas sepeda
Analisis Data : Analisis Statistik Deskriptif dengan Skala Likert
Rencana Hasil Penelitian : ο Mengetahui kondisi eksisting jalur sepeda di Kota Banda Aceh; ο Persepsi masyarakat dan komunitas sepeda dalam bentuk persentase dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju terhadap pembangunan jalur sepeda yang merupakan salah satu dari 8 (delapan) atribut kota hijau;
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 1. Bagan alir penelitian
211 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala HASIL PEMBAHASAN
sepeda di Kota Banda Aceh dapat dilihat pada
Kondisi Eksisting Jalur sepeda di Kota
Tabel 3.
Banda Aceh Gambaran kondisi eksisting dari jalur Tabel 3. Kondisi Eksisting Jalur Sepeda No
Nama Jalan
Lebar Jalur
1
Jalan Residen Ibnu Sya'dan
1,5 meter
2
3
4
5
6
7
Jalan Sultan Iskandar Muda
Jalan Tgk. Abdussalam Meuraxa
Jalan Tgk. Chik Ditiro
Jalan T. Hasan Dek
Jalan Tgk. Daud Beureueh
Jalan T. Imuem Lueng Bata
1,5 meter
1,5 meter dan 2,56 meter
2,0 meter
2,0 meter
1,5 meter
3,5 meter
Komponen
Kondisi
ο· Perkerasan jalur sepeda
Aspal
ο· Rambu bagi pengendara sepeda
Tidak Ada
ο· Fasilitas parkir sepeda
Tidak Ada
ο· Perkerasan jalur sepeda
Aspal
ο· Rambu bagi pengendara sepeda
Tidak Ada
ο· Fasilitas parkir sepeda
Tidak Ada
ο· Perkerasan jalur sepeda
Aspal dan Beton
ο· Rambu bagi pengendara sepeda
Ada, Baik
ο· Fasilitas parkir sepeda
Ada, sebagian rusak
ο· Perkerasan jalur sepeda
Beton
ο· Rambu bagi pengendara sepeda
Tidak Ada
ο· Fasilitas parkir sepeda
Tidak Ada
ο· Perkerasan jalur sepeda
Aspal
ο· Rambu bagi pengendara sepeda
Tidak Ada
ο· Fasilitas parkir sepeda
Tidak Ada
ο· Perkerasan jalur sepeda
Aspal
ο· Rambu bagi pengendara sepeda
Tidak Ada
ο· Fasilitas parkir sepeda
Tidak Ada
ο· Perkerasan jalur sepeda
Aspal
ο· Rambu bagi pengendara sepeda
Tidak Ada
ο· Fasilitas parkir sepeda
Tidak Ada
Tipe Jalur Sepeda
II (bike lane)
II (bike lane)
II (bike lane)
II (bike lane)
II (bike lane)
II (bike lane)
I (bike path)
Sumber : Survey Lapangan, 2014
Dari ketujuh jalur sepeda tersebut dapat
Jalur sepeda ini merupakan jalur sepeda
dilihat bahwa semua jalur sepeda di Kota Banda
tipe II (bike lane) yang dibatasi oleh marka
Aceh memenuhi lebar minimun jalur sepeda
dengan lebar 1,5 meter dengan panjang 1,175
yang disyaratkan sebesar 1,0 m.
km di sisi kanan dan kiri pada jalan. Dari segi
1.
perkerasan sudah memberikan rasa nyaman
Jalan Residen Ibnu Sya'dan
karena
sepanjang
jalur
sepeda
tidak
memberikan getaran dan permukaannya halus. Namun, marka yang membatasi jalur sepeda belum memberikan rasa nyaman karena marka Gambar 2. Jalur Sepeda Jalan Residen Ibnu Syaβdan
tersebut tertimpa dengan marka lajur lalu lintas. Jalur sepeda di sepanjang jalan ini digunakan sebagai tempat parkir dan area perdagangan. Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 212
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2.
Jalan Sultan Iskandar Muda
Jalur sepeda ini merupakan jalur sepeda tipe II (bike lane) yang dibatasi oleh marka dengan lebar 1,5 meter dan lebar 2,56 meter di RTH pada satu sisi jalan dengan dua arah. Jalur sepeda pada jalan ini mempunyai panjang 0,722 km. Perkerasan sepanjang jalur sepeda berupa
Gambar 3.
Jalur Sepeda Sultan Iskandar Muda
aspal pada jalan lalu lintas dan beton pada
Jalur sepeda ini merupakan jalur sepeda
Ruang Terbuka Hijau (RTH). Perkerasan
tipe II (bike lane) yang dibatasi oleh marka
sepanjang jalur sepeda belum memberikan rasa
dengan lebar 1,5 meter dengan panjang 3,2 km
nyaman karena pada jalur sepeda banyak
di sisi kanan dan kiri pada jalan. Perkerasan
tertutupi oleh ranting pohon dan sampah serta
sepanjang jalur sepeda berupa aspal serta sudah
permukaan beton bergelombang yang dapat
memberikan rasa nyaman bagi pesepeda karena
memberikan getaran bagi pesepeda. Sepanjang jalur sepeda ini tersedia 4
sepanjang jalur sepeda tidak memberikan getaran dan permukaannya halus. Jalur sepeda
(empat)
pada ruas jalan ini belum termanfaatkan secara
memberikan informasi bagi orang yang ingin
maksimal karena masih digunakan untuk parkir
bersepeda, dan fasilitas parkir sepeda yang
kendaraan bermotor, sehingga pesepeda merasa
tersedia 3 (buah) dapat menampung 60 (enam
tidak aman ketika harus berebut jalan dengan
puluh) sepeda tetapi sebagian dari tempat parkir
sepeda motor.
sepeda telah rusak.
3.
4.
Jalan Tgk. Abdussalam Meuraxa
Gambar 4 .
Jalur Sepeda Jalan Tgk. Abdussalam Meuraxa
buah
rambu
sehingga
dapat
Jalan Tgk. Chik Ditiro
Gambar 6.
Jalur Sepeda Jalan Tgk. Chik Ditiro
Jalur sepeda ini merupakan jalur sepeda tipe II (bike lane) yang dibatasi oleh marka dengan ratarata lebar 2 meter. Jalur sepeda pada jalan ini mempunyai panjang 1,082 km di sisi kanan dan kiri pada jalan. Jalur sepeda yang tersedia menggunakan bahu jalan dan perkerasannya berupa beton serta
Gambar 5.
Rambu dan Fasilitas Parkir Sepeda pada Jalan Tgk. Abdussalam Meuraxa
kurang
memberikan
rasa
nyaman
bagi
penggunanya karena sebagian jalurnya terlalu 213 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala memberikan getaran bagi pesepeda.
sepeda berupa aspal dan sudah memberikan
5.
rasa nyaman bagi penggunanya.
Jalan T. Hasan Dek
Jalur sepeda pada ruas car free day tidak menjadi
tujuan
dalam
bersepeda
oleh
masyarakat dan komunitas sepeda. Hal ini terjadi karena kegiatan car free day tidak difungsikan lagi seperti biasanya. Selain itu, jalur ini pada hari kerja selalu dipadati dengan Gambar 7.
Jalur Sepeda Jalan T. Hasan Dek
Jalur sepeda ini merupakan jalur sepeda tipe II (bike lane) yang dibatasi oleh marka
kendaraan bermotor yang parkir pada jalur sepeda. 7.
Jalan T. Imuem Lueng Bata
dengan rata-rata lebar 2 meter dan panjang 0,866 km di sisi kiri pada jalan. Perkerasan sepanjang jalur sepeda berupa aspal dan kurang memberikan rasa nyaman, karena ada bagian pada jalur sepeda yang bergelombang. Jalur
Gambar 9.
Jalur Sepeda Jalan T. Imuem Lueng Bata
sepeda di ruas jalan ini belum termanfaatkan secara maksimal. 6.
Jalan Tgk Daud Beureuh
Jalur sepeda ini merupakan jalur sepeda tipe I (bike path) dengan lebar 3,5 meter dan panjang 1,1 km di sisi kanan dan kiri jalan serta dibatasi oleh jalur hijau lebarnya 2 meter. Jalur sepeda di ruas jalan T. Imuem Lueng Bata merupakan jalur yang terpisah dari jalan raya
Gambar 8.
Jalur Sepeda Jalan Tgk Daud Beureuh
dan digunakan hanya untuk sepeda dan pejalan kaki. Perkerasan sepanjang jalur sepeda berupa
Jalan Tgk. Daud Beureueh ditetapkan sebagai jalur bebas berkendaraan / car free day
aspal dan sudah memberikan rasa nyaman bagi penggunanya.
yang khusus ditutup untuk kendaraan bermotor setiap hari Minggu pukul 07.00-10.00 WIB.
Analisis
Jalur sepeda ini merupakan jalur sepeda tipe II
Pembangunan Jalur Sepeda di Kota Banda
(bike lane) yang dibatasi oleh marka dengan
Aceh
lebar 1,5 meter. Jalur sepeda pada jalan ini
1.
Persepsi
Responden
Terhadap
Tranportasi sehari-hari yang digunakan
mempunyai panjang 0,975 km di sisi kiri dan
Moda transportasi yang digunakan oleh
kanan pada jalan. Perkerasan sepanjang jalur
responden didominasi oleh kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor yang banyak digunakan Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 214
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala oleh
sepeda
perjalanan ke tempat kerja. Hal ini sangatlah
merupakan jenis sepeda motor sebanyak 73%
sulit diterapkan sepeda sebagai transportasi
dan 20%.
dalam kota. Namun, dari hasil kuesioner ke
2.
masyarakat
Program
dan
komunitas
pemerintah
terhadap
jalur
sepeda Persepsi
masyarakat dan komunitas sepeda, setuju sebesar 90,77% jka sepeda dijadikan alternatif
masyarakat
dan
komunitas
transportasi
dalam
kota
untuk
mencapai
sepeda tehadap program pemerintah yang
program pemko dalam menuju konsep kota
mewajibkan penyediaan jalur sepeda di jalan
hijau.
protokol Kota Banda Aceh setuju sebesar
4.
Fasilitas untuk pengguna sepeda
90,77%. Upaya untuk mendukung program
Di Kota Banda Aceh jalur sepeda yang
tersebut harus menumbuhkan minat masyarakat
tersedia hanya di beberapa ruas jalan protokol
seperti kegiatan bike week dan funbike 93,85%
perlu ditata kembali, sehingga masyarakat
responden setuju, 95,35% berpendapat bahwa
memfungsikan jalur tersebut sebagai jalur
program car free day juga dapat meningkatkan
sepeda.
minat masyarakat dalam bersepeda, 72,31%
Dimana, menurut responden menyatakan
setuju penggunaan sepeda di hari kerja satu kali
kurang
setiap minggu, dan sebanyak 80% responden
keamanan dari jalur sepeda yang telah tersedia
setuju terhadap penyediaan sistem sewa sepeda
di Kota Banda Aceh sebesar 71,54% dan
di area Kota Banda Aceh.
79,22%.
3.
5.
Sepeda sebagai alternatif tranportasi dalam kota
setuju
terhadap
kenyaman
dan
Hukum untuk pesepeda Untuk melindungi hak pesepeda di jalan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner
raya
perlu
mendapat
fasilitas
pendukung
dari 130 responden terhadap kepemilikan
seperti : keamanan, keselamatan, ketertiban,
sepeda, dapat disimpulkan bahwa sebagian
dan kelancaran dalam berlalu lintas.
masyarakat telah memiliki sepeda sebesar 60%.
Masyarakat dan komunitas sepeda setuju
Tujuan penggunaan sepeda di Kota
sebesar 90,77% jika pemerintah menerapkan
Banda
Aceh
berdasarkan
hasil
respon
hukum
berlalu
lintas
untuk
kemananan
masyarakat hanya untuk berolahraga sebesar
pengguna sepeda dan sebanyak 96,92% setuju
78,33%
terhadap penetapan peraturan dilarang parkir
dan
rekreasi
sebesar
21,67%,
sedangkan untuk tujuan perjalanan ke sekolah dan ke tempat kerja tidak menjadi pilihan. Selain
itu
komunitas
sepeda
menggunakan sepeda untuk berolahraga sebesar 83,33%,
rekreasi
10%,
dan
6,67%
menggunakan sepeda sebagai olahraga dan 215 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
dan berjualan di jalur sepeda. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil kuesioner responden dapat dilihat pada Tabel 4.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 4.
Rekapitulasi Hasil Kuesioner Responden terhadap Pembangunan Jalur Sepeda di Kota Banda Aceh Pertanyaan
SS
S
KS
TS
STS
Total
%
%
%
%
%
%
Program pemerintah terhadap jalur sepeda Penyediaan jalur sepeda di semua jalan protokol
50,77
40
8,46
0,77
-
100
Penyediaan jalur sepeda dalam menghadapi pengurangan emisi gas
53,08
40,77
4,62
1,54
-
100
Kegiatan bike week dan fun bike
44,62
49,23
4,62
1,54
-
100
Program car free day
41,54
53,85
4,62
0
-
100
Mewajibkan penggunaan sepeda
31,54
40,77
23,08
4,62
-
100
40,77
39,23
14,62
3,85
1,54
100
Sistem penyewaan sepeda di area Kota Banda Aceh
Sepeda sebagai alternatif transportasi dalam kota Sepeda sebagai alternatif transportasi dalam kota
52,31
38,46
7,69
1,54
-
100
Sepeda sebagai transportasi ramah lingkungan
49,23
45,38
3,08
0,77
1,54
100
Sepeda dapat mengurangi pemanasan global
56,15
42,31
1,54
-
-
100
Sepeda dapat mengurangi beban subsidi BBM
50
39,23
10,77
-
-
100
Sepeda membuat pengayuh lebih sehat
52,31
46,15
1,54
-
-
100
Cuaca berpengaruh terhadap kegiatan sepeda
29,23
36,15
29,23
5,38
-
100
Fasilitas untuk pengguna sepeda Penyediaan rambu lalu lintas
43,08
48,46
7,69
0,77
-
100
Kenyamanan terhadap jalur sepeda
6,15
22,31
49,23
19,23
3,08
100
7,69
13,08
36,15
37,69
5,38
100
Kemanan terhadap jalur sepeda
Hukum untuk Pesepeda Hukum berlalu lintas untuk keamanan
43,85
46,92
7,69
1,54
-
100
Peraturan dilarang parkir dan berjualan
57,69
39,23
1,54
0,77
0,77
100
Keterangan : SS:Sangat Setuju, S:Setuju, KS:Kurang Setuju, TS:Tidak Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju
KESIMPULAN DAN SARAN
sampah serta masih banyak kendaraan
Kesimpulan
parkir dan pedagang kaki lima.
1.
Lebar
jalur
sepeda
yang
tersedia
Persepsi
masyarakat
dan
komunitas
bervariasi (1,5 m - 3,5 m), karena ketujuh
sepeda tehadap program pemerintah yang
jalur tersebut mengikuti ruas jalan yang
mewajibkan penyediaan jalur sepeda di
telah ada dan pada Qanun RTRW Kota
jalan protokol setuju sebesar 90,77%.
Banda Aceh tidak dibahas mengenai
2.
2.
3.
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap
rencana penyediaan jalur sepeda.
fasilitas
Jalur sepeda di Kota Banda Aceh kurang
responden menyatakan kurang setuju
memberikan rasa nyaman dan aman bagi
terhadap kenyaman dan keamanan dari
pesepeda,
jalur
jalur sepeda yang telah tersedia di Kota
tersebut masih memberikan getaran bagi
Banda Aceh sebesar 71,54% dan 79,22%.
karena
permukaan
pesepeda, marka jalur sepeda yang tertimpa oleh marka lajur lalu lintas, jalur yang tertutup oleh ranting pohon dan
untuk
pengguna
sepeda,
Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian dan pembahasan, yaitu : Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 216
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1.
Perlu dilakukan review terhadap Qanun Kota Banda Aceh No. 4 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2009 β 2029 mengenai penyediaan jalur khusus sepeda di ruas jalan Kota Banda Aceh.
2.
Perlu dilakukan penertiban parkir dan pedagang pada jalur sepeda dengan cara memasang rambu-rambu lalu lintas dengan simbol gambar sepeda yang bertulisan wajib untuk lalu lintas bersepeda serta memberikan sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya. Selain itu, pemko dapat melibatkan kegiatan
komunitas
sepeda
untuk
pengelolaan
RTH,
dan
penyewaan sepeda (bike sharing).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik, 2013. Banda Aceh dalam Angka 2013. Banda Aceh. Dirjen Bina Marga, 1992. Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan. Direktur Pembinaan Jalan Kota. Jakarta. Dirjen Penataan Ruang, 2013. Panduan Pengembangan Kota Hijau di Indonesia. Penerbit Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan ruang. Jakarta. Nazir, M., 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Noor, J., 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Putra, DDR & Kamiluddin, C., 2013. Mengenal Lebih Dekat Penataan Ruang Bagi Generasi Muda. Jakarta. Tribunnews, 2012(a). Jalur Sepeda di Kota Banda Aceh, tanggal akses 08 November2013,(http://bandacaehkotamadani .wordpress.com/2012/11/28/jalur-sepedakota-banda-aceh/#more-829). Tribunnews, 2012(b). Buka Jalur Sepeda, tanggal akses 04 Desember 2013, (http://banjarmasin.tribunnews.com/2012/12/
217 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
01/buka-jalur-sepeda).