KAJIAN LUAS RUMAH SEDERHANA SEHAT BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH Djumiko Abstrak Rumah layak huni merupakan hak dasar bagi warga negara. Tetapi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak mudah untuk mewujudkannya. Hal ini disebabkan daya beli masyarakat menurun salah satunya akibat dari kenaikan harga bahan bangunan, menyebabkan kebutuhan akan rumah menjadi menurun/berkurang. Untuk membantu MBR dalam memenuhi kebutuhan rumah yang layak dengan harga yang terjangkau maka diperlukan suatu pedoman mengenai standar luas bangunan Rumah Sederhana Sehat yang memenuhi luas minimal untuk suatu keluarga. Sebagai dasar analisis diasumsikan untuk Rumah Sederhana Sehat ini dihuni untuk 4 orang, meliputi seorang Bapak, seorang Ibu, dan dua orang anak. Luas Rumah Sederhana Sehat akan dianalisis dari beberapa aspek meliputi standar luas bangunan dan lahan, luas lantai hunian per orang dan luas per unit Rumah Sederhana Sehat berdasarkan kebutuhan udara segar, luas tapak/kavling, macam dan luas ruang, studi ruang, macam dan luas ruang, perilaku manusia, dan kebutuhan manusia. Dari analisis yang telah dilakukan menghasilkan luas Rumah Sederhana Sehat yang dihuni 4 orang (Bapak, Ibu, dan dua orang anak) idealnya mempunyai luas minimal 36 m2 dengan luas tapak 90 m2, agar keluarga tersebut dapat menjalankan aktivitasnya di rumah dengan lancar dan baik. Kata kunci : luas lantai, rumah sederhana sehat.
1. PENDAHULUAN Rumah layak huni merupakan
atau
affordabilitas
masyarakat
hak dasar bagi warga negara. Setiap
berpenghasilan rendah(MBR) terhadap
warga hal ini dijamin melalui Undang-
pemenuhan
Undang
Pada tahun 2009 total kekurangan
Dasar
Negara
Republik
(backlog)
Indonesia tahun 1945.
kebutuhan
rumah
di
perumahan.
Indonesia
Pemenuhan kebutuhan rumah
mencapai 7,4 juta unit, pada tahun
bagi masyarakat berpenghasilan rendah
2014 diperkirakan kekurangan 12 juta
masih menghadapi kendala terutama
rumah, setiap tahun laju kekurangan
adanya
rumah mencapai 800.000 unit.1
kesenjangan
antara
harga
rumah yang layak dengan daya beli 1
Kompas tanggal 15 Maret 2012.
Tentang
Rumah
Sederhana
1) Lampiran I : Pedoman
Sehat sebenarnya sudah ada Keputusan
Umum Rumah Sederhana
Menteri Permukiman dan Prasarana
Sehat
Wilayah
No.
403/KPTS/M/2002
2) Lampiran II
:
Pedoman
tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Teknis Rumah Sederhana
Rumah Sederhana Sehat, namun perlu
Sehat Rumah
di review khususnya tentang luas
3) Lampiran III :
Tembok Pedoman
minimal yang perlu dipenuhi untuk
Teknis Rumah Sederhana
Rumah Sederhana Sehat, agar layak
Sehat Rumah
untuk dihuni bagi suatu keluarga.
Tembok
Setengah
Maksud penulisan ini mengkaji
4) Lampiran IV : Pedoman
luas minimal Rumah Sederhana Sehat
Teknis Rumah Sederhana
yang harus dipenuhi,
Sehat Rumah KayuTidak
keluarga
agar suatu
dapat
menjalankan
Panggung
kegiatannya dengan baik. Hasilnya dapat dijadikan
5) Lampiran V : Pedoman
masukan kepada
Teknis Rumah Sederhana
pemerintah dan pengembang untuk
Sehat
membangunan
Panggung
Rumah
Sederhana
Rumah
Kayu
Sehat dengan luas yang memenuhi kebutuhan
minimal
untuk
suatu
keluarga yang tergolong masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
2.2.
Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat Pedoman ini berisi tentang :
1) Bab Pendahuluan 2) Maksud dan Tujuan
2.
2.1.
REVIEW
Maksud
KEPMENKIMPRASWIL
adalah
NO. 403/KPTS/M/2002
pemenuhan kebutuhan perumahan
Isi Keputusan
yang layak dan terjangkau akan
Keputusan
Menteri
tetapi
dari
petunjuk
untuk
teknis
menjawab
memenuhi
persyaratan
Permukiman dan Prasarana Wilayah
kenyamanan,
keamanan
Nomor : 403/KPTS/M/2002 tentang
kesehatan
Pedoman Teknis Pembangunan Rumah
heteroginitas
Sederhana Sehat (RSH) berisi :
daerah, khususnya potensi bahan
dalam
dan lingkup
potensi-potensi
bangunan,
budaya,
serta
3) Pemilihan Prototip
karakteristik fisik kawasan. Tujuan
dari
Teknis
Rumah Sederhana Sehat didasarkan
adalah
tercapainya
penyediaan
pada kajian mikrozonasi dari bahan
rumah yang layak dan terjangkau
bangunan, geologis serta arsitektur,
oleh masyarakat
pada
rendah,
Pedoman
Dasar pemilihan salah satu prototip
sangat
berpenghasilan rendah
dan
kelompok informal, baik
yang
dilakukan secara masal maupun
tingkat
propinsi
dan
atau
kabupaten/kota, dengan merujuk pada zonasi
Rumah
Sederhana
Sehat
Nasional, pada tabel berikut.
melalui swadaya masyarakat. Tabel 1. Alternatif Pemilihan Tipologi Rumah Sederhana Sehat No 1
Propinsi
2
3
4
5
6
Bali NTB NTT DKI Jabar Banten Jateng Jatim Yogyakarta Nangroe Aceh Darussalam Sumbar Jambi Bengkulu Sumsel Bangka Belitung Lampung Sulsel Sulsera Sumut
Maluku Maluku Utara Riau Kalbar
Urutan alternatif jenis rumah yang dapat diterapkan *)
Zonasi bahan dan kondisi lahan Pasangan > tegakan, Tanah kering, Tanah liat Pasangan > tegakan, Tanah kering, Pasir
Tembok (conblock)
Setengah tembok Tembok (bata merah) Kayu panggung Kayu tidak panggung
Pasangan = tegakan, Tanah basah,
Tanah liat
Pasangan = tegakan, Tanah basah, Pasir
Pasangan = tegakan, Tanah kering, Tanah liat Pasangan < tegakan,
Tembok (bata merah)
Setengah tembok Tembok (conblock) Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah) Kayu tidak panggung Kayu panggung Kayu panggung Kayu tidak panggung
7
Kalteng Kalsel Kaltim Sulteng Sulut Gorontalo Papua
Tanah basah,
Tanah liat
Pasangan < tegakan,
Tanah kering,
Pasir
Setengah tembok Tembok (bata merah)
Kayu tidak panggung Kayu panggung Setengah tembok Tembok (conblock)
Gambar 1. Peta zonasi Rumah Sederhana Sehat (RsH)
4) Ketentuan Rumah Sederhana Sehat (RSH)
adalah 9 m2 dengan perhitungan ketinggian langit-langit 2,80 m.
Menjelaskan tentang : Rumah
a) Kebutuhan Minimal Masa
Sederhana penghuni
Sehat
(penampilan ) dan Ruang (luar-
memungkinkan
untuk
dalam)
dapat hidup sehat, dan menjalankan orang
kegiatan hidup sehar-hari secara
dasar
layak. Kebutuhan minimum ruangan
manusia di dalam rumah. Aktivitas
pada Rumah Sederhana Sehat perlu
seseorang melipuiti aktivitas tidur,
memperhatikan beberapa ketentuan
makan, kerja, duduk, mandi,kakus,
sebagai berikut :
cuci dan masak serta ruang gerak
Kebutuhan luas per jiwa
Kebutuhan berdasarkan
ruang
per
aktivitas
lainnya. Kebutuhan ruang per
Kebutuhan luas per Kepala
Kebutuhan luas lahan per unit
Keluarga (KK)
bangunan
Kebutuhan luas bangunan per Kepala Keluarga (KK)
Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Kebutuhan Luas minimium Bangunan dan Lahan untuk Rumah Sederhana Sehat (RsH) Standar per Jiwa (m2)
Luas (m2) untuk 3 Jiwa Lahan (L)
Unit Rumah
Minimal
Efektif
21,6
60,0
27,0 36,0
(Ambang batas) 7,2 (Indonesia) 9,0 (Internasional) 12,0
Luas (m2) untuk 3 Jiwa Lahan (L)
Ideal
Unit Rumah
Minimal
Efektif
Ideal
72-90
200
28,8
60,0
72-90
200
60,0
72-90
200
36,0
60,0
72-90
200
60,0
….
…..
48,0
60,0
….
…..
Pada
b) Kebutuhan Kesehatan dan
dasarnya
bagian-bagian
Kenyamanan
struktur pokok untuk bangunan rumah
Rumah sebagai tempat tinggal yang
tinggal sederhana adalah :
memenuhi
syarat
kesehatan
dan
a) pondasi,
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga)
b) dinding,
aspek, yaitu
c) kerangka bangunan,
a) pencahayaan,
d) atap, dan
b) penghawaan, serta
e) lantai
c) suhu
udara
kelembaban
dan dalam
ruangan. c) Kebutuhan Minimal Keamanan dan Keselamatan
5) Konsepsi Rumah Sederhana Sehat (RsH) Rumah Sederhana Sehat (RsH) yaitu rumah yang dibangun dengan menggunakan
bahan bangunan dan
konstruksi sederhana akan tetapi masih
Konsep rancangan Rumah
Inti
memenuhi standar kebutuhan minimal
Tumbuh (RIT) adalah sebagai berikut :
dari aspek kesehatan, keamanan, dan
a)
kenyamanan,
dengan
RIT adalah embrio dari rumah jadi
memper-
yang diharapkan pertumbuhannya
timbangkan potensi lokal meliputi
menjadi rumah sehat. Diasumsikan
potensi fisik seperti bahan bangunan,
sebagai cikal bakal rumah sehat
geologis, dan iklim setempat serta
yang
potensi sosial budaya seperti arsitektur
sempurna akan tetapi memiliki
lokal, dan cara hidup.
komponen
Sasaran
penyediaan
Rumah
memiliki
sistem
wujud
belum
yang
utuh,
namun belum berfungsi 100% serta
Sederhana Sehat yaitu bagi kelompok
pada
masyarakat
berpenghasilan
menjadi
pelaksanaannya
sempurna dengan fungsi penuh.
rendah.
yang Dalam
pemenuhan
penyediaan
pertumbuhannya suatu
akan
rumah
yang
Rumah
b) RIT merupakan suatu rancang yang
Sederhana Sehat masih menghadapi
hanya menyediakan wadah untuk
kendala, berupa rendahnya tingkat
kebutuhan ruang-ruang kegiatan
kemampuan masyarakat, mengingat
paling
harga Rumah Sederhana Sehat masih
nantinya akan dikembangkan oleh
belum
keterjangkauan
pemiliknya secara bertahap mulai
secara menyelurah. Untuk itu perlu
dari RIT-1 menjadi RIT-2, dari
disediakan disain rumah antara yang
RIT-2
pertumbuhannya diarahkan menjadi
selanjutnya dari Rs sehat-1 menjadi
Rumah
Rumah
Rs Sehat-2. Pengembangan tipe-
antara yang dimaksud adalah Rumah
tipe rumah ini tergantung tuntutan,
Inti Tumbuh (RIT), yaitu rumah yang
kebutuhan
hanya memenuhi
pemiliknya.
memenuhi
Sederhana
Sehat.
standar kebutuhan
minimal rumah.
mendasar.
menjadi
dan
Rumah
Rs
ini
Sehat-1,
kemampuan
c) Ukuran pembagian ruang dalam rumah tersebut berdasarkan pada
6) Pola Pertumbuhan Rumah Inti
satuan ukuran modular dan standar
Tumbuh (RIT) menjadi Rumah
internasional untuk orang gerak/
Sederhana Sehat (RsH)
kegiatan manusia. Sehingga di-
peroleh ukuran ruang-ruang dalam RIT-1 adalah sebagai berikut : Ruang tidur
Serbaguna
:
3,00 m x 3,00 m :
3,00 m x 3,00 m
Kamar mandi/ kakus/ cuci
:
1,20 m x 1,50 m
Lihat gambar dibawah ini.
Gambar 2. Pola pertumbuhan Rumah Inti Tumbuh (RIT) menuju Rumah Sederhana Sehat (RsH) dengan ukuran lebar tapak 6 m dan panjang 12 m dengan luas efektif lahan 72 m2
7) Lingkungan Perumahan
Teknis Pembangunan Perumahan
Sederhana Sehat Ketentuan
tentang
persyaratan
lingkungan perumahan sederhana sehat sepanjang tidak bertentangan dengan pedoman
teknis
ini,
tetap
menggunakan ketentuan yang diatur di dalam
Keputusan
Menteri
No.20/KPTS/86 tentang Pedoman
Gambar 3. Pola pertumbuhan Rumah Inti Tumbuh (RIT) menuju Rumah Sederhana Sehat (RsH) dengan ukuran lebar tapak 7,50 m dan panjang 12 m dengan luas efektif lahan 90 m2
PU
Sederhana
Tidak
Peraturan
Menteri
Bersusun PU
dan No.
54/PRT/1991 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Sederhana.
Perumahan
Sangat
lainnya. Kebutuhan ruang per orang
4. ANALISIS
adalah 9 m2 dengan perhitungan
Luas Rumah Sederhana Sehat akan dipertimbangkan dari beberapa aspek
ketinggian langit-langit 2,80 m.
meliputi standar luas bangunan dan
Rumah
Sederhana
Sehat
lahan, luas lantai hunian per orang dan
memungkinkan penghuni untuk dapat
luas per unit Rumah Sederhana Sehat
hidup sehat, dan menjalankan kegiatan
berdasarkan kebutuhan udara segar,
hidup
luas tapak/kavling, macam dan luas
Kebutuhan minimum ruangan pada
ruang, studi ruang, macam dan luas
Rumah
ruang,
dan
memperhatikan
Diasumsikan
sebagai berikut.
perilaku
manusia,
kebutuhan manusia.
sehar-hari
Sederhana
secara
layak.
Sehat
beberapa
perlu ketentuan
untuk Rumah Sederhana Sehat ini
Kebutuhan luas per jiwa.
dihuni untuk 4 orang, meliputi seorang
Kebutuhan luas per Kepala
Bapak, seorang Ibu, dan dua orang
Keluarga (KK).
anak.
Kebutuhan luas bangunan per Kepala Keluarga (KK).
4.1. Standar Luas Bangunan dan
Lahan Rumah Sederhana
Kebutuhan luas lahan per unit bangunan.
Sehat Kebutuhan
ruang
per
Berdasarkan
orang
Kepmen
dihitung berdasarkan aktivitas dasar
Kimpraswil No. 403/KPTS/M/2002
manusia di dalam rumah. Aktivitas
dijelaskan
seseorang melipuiti aktivitas tidur,
minimum bangunan dan lahan Rumah
makan, kerja, duduk, mandi, kakus,
Sederhana Sehat (RsH) seperti pada
cuci dan
tabel berikut ini.
masak serta ruang gerak
bahwa
standar
luas
Tabel 3. Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan Rumah Sederhana Sehat (RsH)
Standar Per Jiwa (M2) Ambang batas 7,2 Indonesia 9,0 Internasional 12,0
Unit Rumah
Luas (M2) Untuk 3 Jiwa Lahan (L) Minimal Efektif
Unit Rumah
Ideal
Luas (M2) Untuk 4 Jiwa Lahan (L) Minimal Efektif
Ideal
21,6
60,0
72-90
200
28,8
60,0
72-90
200
27,0
60,0
72-90
200
36,0
60,0
72-90
200
36,0
60,0
-
-
48,0
60,0
-
-
Sumber : Kepmenkimpraswil No. : 403/KPTS/M/2002
Dari tabel di atas ada beberapa
dapat lebih fokus untuk
alternative
luas
bangunan
Rumah
memikirkan
Sederhana
Sehat
untuk
jumlah
meningkatkan hal-hal lain
penghuni 4 jiwa, baik standar ambang
dan
yang lebih produktif.
batas, Indonesia dan International, yaitu 28,8 m2, 36,0 m2, dan 48,0 m2. Dari
alternative
tersebut
4.2.
perlu
Berdasarkan
Kebutuhan
Udara Segar
ditentukan salah satu standar, yaitu
Ruang hunian/kediaman ialah
dipilih standard Indonesia dengan luas
setiap ruangan yang digunakan untuk
2
lantai 36 m berdasarkan pertimbangan
makan,
:
melaksanakan kegiatan rumah tangga
tidur,
duduk-duduk
atau
a. Lebih sesuai untuk ukuran
yang lazim, kecuali ruangan-ruangan
tubuh manusia Indonesia.
untuk mandi, kakus, cuci dan seterika,
b. Akan
tercapai
efisiensi,
sebab
untuk
jumlah
penghuni 4 jiwa dengan luas
lantai
sebesar
36
mencukupi
gang/lorong penghubung atau ruang sejenis yang penggunaanya tidak terus menerus.
bangunan m
2
sudah
kebutuhannya,
Luas lantai hunian per orang berdasarkan kebutuhan udara segar dapat diperhitungkan dengan rumus:2
dan secara otomatis akan
U
menghemat waktu, tenaga
L per orang = Tp
dan biaya, karena penghuni
Keterangan: L per orang : Luas lantai hunian per orang U :Kebutuhan udara segar/ orang/ jam dalam satuan m3 Tp :Tinggi plafon minimal dalam satuan m
untuk waktu tertentu tidak memikirkan
perubahan/
pengembangan rumahnya. c. Efektifitas, hasilnya sesuai untuk
masyarakat Kegiatan yang terjadi dalam
berpenghasilan rendah/MBR, karena luas bangunan
sudah
rumah hunian, yaitu tidur, masak,
cukup
menampung aktifitas yang dilakukan, maka penghuni
2
Standar Nasional Indonesia (SNI 03-17332004), Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, Badan Standardisasi Nasional, hal.19.
duduk-duduk,
anak-anak per jam 8 - 12 m3. Tinggi
kebutuhan udara segar per orang
plafon minimal 2,5 m, maka luas lantai
dewasa per jam 16 - 24 m3, untuk
per orang dihitung sebagai berikut:
makan,
mandi,
U
16
L per orang dewasa (minimal) =
= 6,4 m2
= Tp
2,5
U L per orang dewasa (maksimal) =
24
Tp
2,5
U L per orang anak (minimal )
=
8 = 3,2 m2
= Tp
2,5
U L per orang anak (maksimal )
= 9,6 m2
=
=
12 = 4,8 m2
= Tp
2,5
Untuk 1 (satu) keluarga terdiri dari 4 orang (bapak, ibu, dan 2 orang anak), maka kebutuhan luas lantai minimal dan maksimalnya dihitung sebagai berikut. 1) Luas lantai minimal Luas lantai utama = 2 (6,4) + (2 (3,2) = 12,8 + 6,4 = 19,2 m2 Luas lantai pelayanan = 50% x 19,8 = 9,6 m2 + Total luas lantai (minimal) = 28,8 m 2) Luas lantai maksimal Luas lantai maksimal dihitung sebagai berikut. Luas lantai utama = 2 (9,6) + 2 (4,8) = 19,2 + 9,6 = 28,8 m2 Luas lantai pelayanan = 50% x 28,8 = 14,4 m2 + Total luas lantai (maksimal) = 43,2 m2
Rara-rata luas lantai =
28,8 + 43,2 = 36 m2. 2
Jadi luas lantai per unit Rumah Sederhana Sehat (RsH) berdasarkan kebutuhan udara segar = 36 m2 Luas lantai hunian per orang = 36 : 4 = 9 m2.
4.3.
Perhitungan Luas Tapak/ Kapling
Luas tapak/ kavling diperhitungkan dengan cara sebagai berikut: 1) Koefisien dasar bangunan 40%, luas lantai 36 m2. 100 x 36 m2 = 90 m2
Luas tapak/ kavling = 40
2) Koefisien dasar bangunan 50%, luas lantai 36 m2. 100 x 36 m2 = 72 m2
Luas tapak/ kavling = 50
3) Koefisien dasar bangunan 60%, luas lantai 36 m2. 100 Luas tapak/ kavling = x 36 m2 = 60 m2 60 Dari perhitungan di atas dipilih luas tapak 90 m2, agar dapat dikembangkan. c) Anak : duduk, makan, 4.4.
Macam dan Kebutuhan Ruang
tidur, mandi, belajar. 3) Kebutuhan ruang
Penentuan macam dan luas
Untuk menampung
ruang dipertimbangkan dari hal-hal
kegiatan penghuni,
sebagai berikut :
dibutuhkan ruang-ruang
1) Jumlah penghuni
sebagai berikut.
Jumlah penghuni
a) Ruang duduk.
ditentukan 4 orang, terdiri
b) Ruang makan.
dari bapak, ibu, dan 2 (dua)
c) Ruang tidur orang tua.
orang anak.
d) Ruang tidur anak.
2) Kegiatan penghuni
e) Ruang dapur.
Macam dan kegiatan pokok
f) Kamar mandi dan WC.
penghuni sebagai berikut.
g) Ruang seterika.
a) Bapak : duduk, makan,
h) Tempat cuci dan
tidur, mandi. b) Ibu
: duduk, makan,
tidur, mandi, memasak.
jemuran.
4.5.
Studi Ruang
orang tua, ruang tidur anak (untuk 2
Studi ruang dimaksudkan untuk
anak), dapur, seterika, kamar mandi/
mencari luas ruang yang dibutuhkan,
WC, tempat cuci dan
berdasarkan
Ukuran-ukuran
ukuran manusia dan
dalam
jemuran. studi
ini
perabot yang dibutuhkan. Ruang-ruang
merupakan ukuran minimal, tetapi
yang perlu dilakukan
dapat berfungsi sebagaimana mestinya
studi meliputi
ruang duduk, ruang makan, ruang tidur
Luas = 7,780 m2 Gambar 4. Studi Ruang Duduk
Luas = 12,6 m2 Gambar 6. Studi Ruang Duduk dan Makan
sebagai ruang kediaman.
Luas = 5,59 m2
Gambar 5. Studi Ruang Makan
Luas = 9 m2 Gambar 7. Studi Ruang Tidur Orang Tua
Sumber : Diolah dari Ernst Neufert, Architects’Data, Crosby Lockwood Staples, London, 1970, p.104134
Luas = 6 m2 Luas = 8,1 m2 Gambar 8. Studi Ruang Tidur Untuk Satu Anak
Luas = 2,25 m2 Gambar 10. Studi Ruang Dapur
Gambar 9. Studi Ruang Tidur Untuk Dua Anak
Luas = 1,8 m2 Gambar 11. Studi Ruang Kamar Mandi/WC
Luas = 1,44 m2 Luas = 3 m2 Gambar 12. Studi Ruang Cuci
Gambar 13. Studi Ruang Seterika
Sumber : Diolah dari Ernst Neufert, Architects’Data, Crosby Lockwood Staples, London, 1970, p.104-134
Dasar/ pertimbangan studi ruang di atas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Dasar/ Pertimbangan Studi Ruang Meliputi Macam Ruang, Fungsi, Aktivitas, dan Kebutuhan Perabot NO
MACAM RUANG
FUNGSI
AKTIVITAS
KEBUTUHAN PERABOT
- Berbincang bincang - Bertukar pikiran - Melepas kerinduan - dsb. - Makan bersama - Mengambil dan menyimpan makanan
1
Ruang Tamu
- Untuk menerima tamu
2
Ruang Makan
- Untuk menikmati makan bersama keluarga
4
Ruang Tidur Anak
- Untuk istirahat/ tidur - Belajar
- Istirahat/ tidur - Belajar, menulis, membaca
5
Ruang Dapur
- Memasak makanan - Menyimpan alatalat rumah tangga
6
Kamar Mandi dan WC
7
Ruang Cuci
8
Ruang Seterika
- Untuk mandi - Buang air besar, kecil - Untuk mencuci pakaian - Mencuci piring - Untuk menyeterika pakaian
- Menyimpan bahan makanan - Meracik,mencuci, memotong-motong - Memasak - Menjerang - Menyimpan makanan matang - Mandi - Buang air besar, kecil - Mencuci pakaian - Mencuci piring
4.6.
Macam dan Luas Ruang Berdasarkan studi ruang di atas
dan kegiatan /aktivitas penghuni yang terdiri dari 4 jiwa (Bapak, Ibu, 2
- Menyeterika pakaian
anak),
- Satu set meja dan kursi tamu
- Satu stel meja dan kursi makan - Satu buah almari untuk menyimpan makanan - Single bed/ bertingkat - Almari pakaian - Meja belajar dan kursi - Meja dapur - Almari
- Bak mandi - Closet jongkok - Bak - Tempat cuci - Meja seterika
ruang-ruang
yang
perlu
disediakan dalam Rumah Sederhana Sehat
meliputi
ruang-ruang
sebagaimana dalam tabel berikut.
Tabel 5. Macam dan Luas Ruang Rumah Sederhana Sehat No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
4.7.
Macam Ruang Ruang duduk Ruang makan Ruang tidur orang tua Ruang tidur anak (2 anak) Dapur Kamar mandi/ WC Tempat cuci jemuran Ruang seterika Jumlah
Ruang Dalam (m2) 7,80 m2 5,60 m2 9,00 m2 8,10 m2 2,30 m2 1,80 m2 1,40 m2 36,00 m2
Ruang Luar (m2) 3,00 m2 6,00 m2 9,00 m2
Pertimbangan Perilaku Manusia Pengertian
manusia
secara
mendalam telah dibahas oleh berbagai ilmu seperti: sosiologi, antropologi, psikologi dan psikologi sosial. Jika dituangkan kedalam sebuah diagram, ke empat disiplin ilmu ini saling berhubungan seperti berikut :3
3
Poedio Boedojo, et al, Arsitektur, Manusia, dan Pengamatannya, Penerbit Djambatan, 1986, hal.
Pembatasan pengertian antara disiplin-
bahwa arsitektur merupakan salah satu
disiplin ilmu sosiologi, antropologi,
bentuk tindakan intervensi manusia
psikologi,
terhadap lingkungan hidup, sehingga
psikoogi
sosial
adalah
sebagai berikut :
dengan demikian mempunyai relasi
a. Sosiologi :
dengan ke empat disiplin sosial yang
Ilmu
yang
mempelajari
dimaksud tadi.
struktur sosial.
Hubungan
manusia
dengan
Pengetahuan tentang bentuk
lingkugan sekitarnya merupakan suatu
tata
jalinan transactional interdependency
laku
manusia
dalam
lingkungan.
atau terjadi saling ketergantungan satu
b. Antropologi :
sama
lain,
artinya
manusia
Ilmu yang mempelajari jenis-jenis
mempengaruhi lingkungannya, untuk
sifat manusia dan keadaan fisik
selanjutnya
manusia, yang mendalami struktur
mempengaruhi manusia, demikian pula
sosial dan bentuk kebudayaan pada
terjadi
masyarakat primitive.
transactional interdependency ini oleh
c. Psikologi : lmu
lingkungan
sebaliknya.
akan
Hubungan
Emery dan Trist (1960) digambarkan
tentang
tata
laku
dan
sebagai suatu matrik sebagai berikut :4
pengalaman manusia. d. Psikologi Sosial : Pengetahuan
tentang
reaksi
individual pada individual lainnya yang selanjutnya diperluas pada lingkungan. Hampir semua kebijaksanaan dan tindakan manusia untuk menata kehidupan dan lingkungan hidup itu secara langsung atau tidak langsung berkait dengan unsur-unsur sosiologik, antropologik, psikologik
sosial.
psikologik Dapat
dan dianggap
4
Prof.Dr. John Nimpuno, Psikologi Lingkungan, Materi kuliah S2 Arsitektur Program Pasca Sarjana Institut Teknolog Bandung, 1991.
L1.1 L2.1
L1.2 L2.2
L1.1 L2.1
L1.2 L2.2
1 = Manusia 2 = Lingkungan
Disebut transactional interdependency (Saling ketergantungan satu sama lain)
Diagram 2. Hubungan Transactional Interdependency Antara Manusia dengan Lingkungan. Keterangan : 1. 2. 3. 4.
L1.1 : Manusia dengan manusia ada interaksi atau berlangsung proses-proses pada manusia sendiri. L2.2 : Lingkungan dan lingkungan, artinya di dalam lingkungan sendiri berlangsung proses-proses ekologi (dengan sendirinya ada desa, kota, dan sebagainya). L1.2 : Proses manusia mempengaruhi lingkungan (lingkungan binaan ), misalnya: rumah, lingkungan permukiman, dsb. L2.1 : Pengaruh lingkungan terhadap manusia, misalnya ada iklim, kelembaban yang mempengaruhi manusia, sehingga manusia akan bereaksi.
Dari matrik diatas khususnya
Berdasarkan
suatu teori
L1.2 dan L2.1 merupakan saling
menganggab
bahwa
mempengaruhi antara manusia dengan
merupakan stimulus atau rangsang
lingkungan.
terhadap proses kejiwaan manusia
Saling
disebut
pengaruh
itu
“transactional
yang
menghasilkan
yang
lingkungan
pola
perilaku
interdependency”, ini berarti :
tertentu,
a. Manusia
manusia dengan lingkungannya adalah
mempengaruhi/
mengubah lingkungan. b. Lingkungan
maka
hubungan
seperti berikut dibawah ini.5
(architectural
determination) akan mempengaruhi perilaku. Keduanya adalah sama pentingnya untuk diperhatikan.
5
Ibid.
antara
Diagram 3. Lingkungan Merupakan Stimulus Terhadap Proses Kejiwaan Manusia Perilaku
adalah
kebutuhan internal manusia
atau
ungkapan
dan
lima
unsur
yang
di
dalam diri
saling pengaruh mempengaruhi dalam
inner
organismic
proses hubungan antara manusia dan
demands, yang berada di lingkungan sosial
Terdapat
fisik
tertentu
lingkungannya, Altman (1980)
yang
merupakan unsur eksternal.
Menjelaskan secara skematis, seperti pada bagan berikut ini :
Perilaku dibalik sikap, tanggapan dan tindakan manusia sangat ditentukan oleh persepsi dan kepribadiannya, sedangkan persepsi dan kepribadian ini dilatar belakangi oleh pengalamannya. Natural Environment : topography, climate, flora, fauna..
Environment orientation and world views : cosmology, religion, values, norma. Environmental behaviors and processes : privacy, personal space, territoriality, crowding.
Environmental outcomes : built environment, homes, farms, cities.
Environmental cognitions : perception, codings, memory, judgements.
Diagram 4. Lima Unsur Yang Saling Pengaruh Mempengaruhi dalam Proses Hubungan Antara Manusia dan Lingkungannya
6
Kelima bagian pada diagram di
Dari beberapa pendapat para
atas saling berkait satu sama lain, serta
ahli diatas, khususnya dalam psikologi
dapat
faktor
sosial, bahwa manusia berhubungan
penyebab atau dapat pula merupakan
timbal balik dengan lingkungannya. Ini
sebuah
berarti
bertindak
sebagai
akibat,
umpamanya
manusia
mempengaruhi
keprivacyan dan ke teritorialitasan
lingkungan, dan sebaliknya lingkungan
adalah merupakan suatu akibat dari
mempengaruhi manusia.
gabungan pengaruh-pengaruh persepsi,
Mengacu pada teori/ pendapat
kognisi, latar belakang budaya dan
ahli diatas,
unsur-unsur
yang
Sederhana Sehat sebagai lingkungan
dalam hal ini merupakan pula suatu
binaan yang didiami penghuni, maka
output
Rumah
lingkungannya,
perilaku
yang
telah
lalu.
dalam kontek
Sederhana
Sehat
Sebaliknya dapat juga terjadi bahwa ke
mempengaruhi penghuninya,
privacyan dan teritorialitasan dapat
sebaliknya
mempengaruhi kondisi budaya dan
mempengaruhi
lingkungan.
Sehat
Perubahan
di
satu
bagian
penghuni
akan dan akan
Rumah Sederhana
tersebut. Misalnya
penataan
Rumah
dalam
ruang/ denah yang dibuat
sistem ini akan berpengaruh pada
untuk rumah type 36 m2, maka si
seluruh suprasistem. Bila lingkungan
penghuni akan
fisik berubah, maka pengaruhnya akan
dengan mengikuti tata ruang
terasa dimana-mana, atau jika terdapat
telah dibuat tersebut.
perubahan pada budaya,
merasa tidak cocok dengan tata ruang
maka akan
terasa akibatnya pada suprasistem. Singkatnya
bahwa
melakukan kegitan
Jika penghuni
itu, maka penghuni akan merubahnya
dengan
agar lebih sesuai dengan kegiatannya.
berubahnya pola penataan lingkungan,
Untuk mengantisipasi perilaku
ruang, komponen bahan bangunan dan
penghuni agar dapat
ukuran,
dengan
akan
yang
mengakibatkan
menyesuaikan
kondisi Rumah Sederhana
berubahnya pola perilaku, termasuk di
Sehat, maka dalam desain Rumah
dalamnya
Sederhana
ke
privacyan
teritorialitasan seseorang.
dan
ke
Sehat
perlu
mempertimbangkan perilaku penghuni, yang dalam hal ini perlu mengenal
tentang
kegiatan
dilakukannya.
sehari-hari
Penghuni
yang
ditentukan
berjumlah 4 jiwa, terdiri dari Bapak,
sampai
waktu
tertentu,
sehingga
penghuni dapat memikirkan keperluan/ kepentingan yang lain.
Ibu dan 2 (dua) orang anak. Sedangkan kegiatan yang pokok sehari-hari dalam
4.8.
rumah sebagai berikut :
Manusia
a) Bapak : duduk, makan,
Banyak psikolog seperti F.E.
tidur, mandi. b) Ibu
Pertimbangan Kebutuhan
Darling, W.C.Schutz, A.A. Adler,
: duduk, makan,
A.Maslow, Gans,H.J, Michael Argyle,
tidur, mandi, memasak.
dan Ingrid Gehl, telah membahas
c) Anak : duduk, makan,
tentang kebutuhan dasar manusia. Kita
tidur, mandi, belajar.
ambil beberapa pendapat psikolog
Mengingat
kegitan
yang
berikut ini
dilakukan penghuni seperti diatas,
Maslow dan Kurt Golstein
maka perlu disediakan ruang-ruang
(1947), kebutuhan manusia diuraikan
sebagai berikut :
menjadi lima tingkatan dengan urutan
Ruang duduk, ruang makan, ruang
sebagai berikut :6
tidur orang tua, ruang tidur anak, ruang
Kebutuhan
fisiologis;
dapur, kamar mandi dan wc, ruang
makan
seterika,
(haus), istirahat, tidur.
serta
tempat
cuci
dan
jemuran. Rumah Sederhana Sehat yang
(lapar),
minum
Kebutuhan akan rasa aman; sekuriti
(rasa
aman
di desain dengan mempertimbangkan
menjalankan
kegiatan/ perilaku penghuni, dengan
ritual, penyimpanan harta
melengkapi
yang
milik yang berharga), rasa
penghuni
tidak enak (discomfort) dan
dapat beradaptasi dan menyesuaikan
ancaman (gangguan alam
dengan kondisi Rumah Sederhana
dan binatang).
ruang-ruang
dibutuhkan, diharapkan
Sehat tersebut. Selanjutnya penghuni diharapkan
tidak
perubahan/penambahan
melakukan
kegiatan
Kebutuhan
sosial;
rasa
memiliki,
dimiliki
dan
bangunan 6
Poedio Boedojo, op cit, hal. 19.
kasih
sayang,
interaksi
dengan keluarga, cinta, sex,
dibayangkan
melakukan kegiatan sehari-hari.
afeksi, persahabatan, dan
akan kesulitan untuk
Kemudian
kebutuhan
akan
identitas.
penghargaan, manusia membutuhkan
Kebutuhan akan penghargaan;
popular, prestise, prestasi, pengakuan
popular,
dan sukses. Dan terakhir kebutuhan
prestise,
prestasi,
pengakuan dan sukses.
aktualisasi diri, manusia berkeinginan
Kebutuhan aktualisasi diri;
untuk mencapai apa yang dirasakan
keinginan untuk mencapai apa
sanggup dicapai. Ke dua kebutuhan
yang
dimaksud
dirasakan
sanggup
dicapai.
sebenarnya
merupakan
kebutuhan setelah seseorang sudah
Pada kebutuhan pertama yaitu
mempunyai rumah.
kebutuhan fisiologis, rumah sangat
Selanjutnya
pendapat
Gans,
penting keberadaannya, karena dapat
H.J. mengatakan bahwa masyarakat
berfungsi
untuk
lapisan bawah tidak terlalu menuntut
makan, minum, istirahat dan tidur.
rumah yang indah, unik, permanen,
Pada tingkat di atasnya, kebutuhan rasa
akan
aman, rumah berfungsi untuk sekuriti
tersedianya ruang yang memadai untuk
(rasa
kegiatan
mewadahi aktivitas kehidupan mereka.
ritual, penyimpanan harta milik yang
Ruang dan lahan yang cukup luas
berharga), rasa tidak enak (discomfort)
dengan struktur fisik sederhana jauh
dan ancaman (gangguan alam dan
lebih didambakan dari pada struktur
binatang).
fisik yang mewah, sempurna, tahan
sebagai
aman
tempat
menjalankan
Selanjutnya
kebutuhan
sosial, rumah berfungsi untuk rasa
tetapi
lebih
mengharapkan
lama, tetapi ukurannya terlalu sempit.7
memiliki, dimiliki dan kasih sayang,
Dari
uraian
diatas
dapat
interaksi dengan keluarga, cinta, sex,
disimpulkan bahwa rumah merupakan
afeksi, persahabatan, dan identitas.
kebutuhan dasar manusia yang sangat
Dari ke tiga kebutuhan diatas,
penting keberadaannya, karena rumah
rumah menempati fungsi yang sangat
berfungsi
penting ke beradaannya, jika seseorang
7
tidak
mempunyai
rumah
dapat
sebagai
tempat
untuk
Eko Budihardjo, Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan, Perkotaan, Gajah Mada University Press, 1987, hal. 58.
memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa
Sehat (RsH) dibagi menjadi empat macam/
aman, sosial, dan psikologi. Lebih-
jenis, meliputi:
lebih bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), lebih mengutamakan
1) Rumah
Sederhana
Sehat
(RsH) Rumah Tembok.
tidak menuntut rumah yang indah,
2) Rumah Sederhana Sehat
unik, permanen, akan tetapi lebih
(RsH) Rumah Setengah
mengharapkan tersedianya ruang yang
Tembok.
memadai untuk mewadahi aktivitas kehidupan mereka.
(RsH) Rumah Kayu Tidak
Dengan
terpenuhinya
kebutuhan manusia, yaitu mempunyai Rumah
Sederhana
tersedianya
Sehat
dengan
ruang-ruang
yang
memadahi untuk melakukan kegiatan, yang
dapat
3) Rumah Sederhana Sehat
berfungsi
Panggung. 4) Rumah
Sederhana
Sehat
Rumah
Kayu
(RsH) Panggung. Dengan
demikian
Rumah
memenuhi
Sederhana Sehat yang dihuni untuk 4
kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial,
orang (Bapak, Ibu, dan dua orang
dan
anak) dengan
psikologi,
keluarga
merasa
setiap
luas 36 m2,
juga
nyaman
menggunakan empat macam Rumah
bertempat tinggal dan selanjutnya lebih
Sederhana Sehat seperti di atas. Lihat
meningkatkan produktivitasnya.
gambar-gambar berikut ini.
4.9.
dapat
diharapkan
Macam/ Jenis Rumah Sederhana Sehat Berdasarkan
Kepmenkimpraswil
No.403/KPS/M/2002 Rumah Sederhana
a. Rumah Sederhana Sehat Rumah Tembok
Gambar 14. Rumah Sederhana Sehat Rumah Tembok Luas Lantai 36 M2 Ukuran Tapak 7,5 M X 12 M Dengan Luas Efektif 90 M2
b.
c.
Rumah Sederhana Sehat Rumah Setengah Tembok
Gambar 15. Rumah Sederhana Sehat Rumah Setengah Tembok Luas Lantai 36 M2 Ukuran Tapak 7,5 M X 12 M Dengan Luas Efektif 90 M2
Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Tidak Panggung
Gambar 16. Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Tidak Panggung Luas Lantai 36 M2 Ukuran Tapak 7,5 M X 12 M Dengan Luas Efektif 90 M2
d.
Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Panggung
Gambar 17. Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Panggung Luas Lantai 36 M2 Ukuran Tapak 7,5 M X 12 M Dengan Luas Efektif 90 M2
5. KESIMPULAN
terdiri dari 4 orang (bapak, ibu,
Dari pembahasan yang telah dilakukan
dan 2 orang anak). 3. Dari berbagai analisis: standar
dapat disimpulkan sebagai berikut:
luas bangunan dan lahan rumah 1. Zonasi Sehat
Rumah
Sederhana
sederhana sehat, luas lantai
(RSH)
tetap
hunian per orang dan luas per
yang
unit rumah sederhana sehat
pada
berdasarkan kebutuhan udara
menggunakan
seperti
tercantum Kepmenkimpraswil
segar,
No.403/KPTS/M/2002.
macam dan luas ruang, studi
2. Prototype Rumah Inti Tumbuh (RIT)
berdasarkan
Kepmenkimpraswil
tapak/
kavling,
ruang, perilaku manusia, dan kebutuhan manusia, dihasilkan luas Rumah Sederhana Sehat
No.403/KPTS/M/2002 menjadi
luas
dibagi
Rumah Inti Tumbuh
(RIT- 1) berukuran 21 m2,
36 m2 dengan luas tapak 90 m2. 4. Macam/ Jenis Rumah
Rumah Inti Tumbuh (RIT-2)
Sederhana Sehat terdiri dari
berukuran
21
4(empat) macam:
Sederhana
Sehat
m2,
Rumah
(RsS-
1)
berukuran 28.8 m2, dan Rumah Sederhana
Sehat
(RsS-2)
berukuran 36 m2. Dari
beberapa
a. Rumah Sederhana Sehat Rumah Tembok, tipe 36/90. b. Rumah Sederhana Sehat Rumah Setengah Tembok,
prototype
tipe 36/90.
tersebut
dipilih
Rumah
c. Rumah Sederhana Sehat
Sederhana
Sehat
(RsS-2)
Rumah Kayu Tidak
berukuran 36 m2 dengan luas
Panggung, tipe 36/90.
tapak 90 m2 yang selanjutnya
d. Rumah Sederhana Sehat
disebut
“Rumah
Sederhana
Sehat” sebagai rumah terkecil, hal ini
dipertimbangkan atas
dasar
untuk satu
keluarga
Rumah Kayu Panggung, tipe 36/90.
6. DAFTAR PUSTAKA Eko Budihardjo, Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan, Perkotaan, Gajah Mada University Press, 1987. Ernst
Neufert, Architects’Data, Crosby Lockwood Staples, London, 1970.
Biodata Penulis : Djumiko, alumni S-1 Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang ( 1982), S-2 Teknik
Arsitektur
Perancangan Pasca
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat. Poedio Boedojo, et al, Arsitektur, Manusia, danPengamatannya, Penerbit Djambatan, 1986. Prof.Dr. John Nimpuno, Psikologi Lingkungan, Materi kuliah S2 Arsitektur Program Pasca Sarjana Institut Teknolog Bandung, 1991. Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1733-2004), Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, Badan Standardisasi Nasional.
Arsitektur
Sarjana
Bandung Irwin Altman, Martin Chemers, Culture And Environment, Brooks / Cole Publishing Company, California, 1980.
pada
Institut
(1993),
dan
alur
Program Teknologi pengajar
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Pembangunan
Universitas
Tunas
(FT. UTP) Surakarta
( 1986- sekarang).