KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN Pendahuluan 1. Dalam upaya mewujudkan stabilitas harga beras, salah satu instrumen kebijakan harga yang diterapkan pemerintah adalah kebijakan harga dasar dan harga maksimum, yang selanjutnya konsep harga dasar disesuaikan menjadi harga pembelian pemerintah (HPP). Pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan tunggal HPP gabah-beras per 1 Januari 2003 melalui Inpres No.9/2002. Secara berkala pemerintah menaikkan HPP gabah-beras untuk mengimbangi kenaikan harga input dan inflasi. Saat ini melalui Inpres No.1/2010 HPP gabah-beras adalah sebagai berikut : GKP (Rp.2.640./kg), GKG (Rp.3.300/kg), dan beras (Rp.5.060/kg). Kebijakan HPP tersebut didukung oleh perangkat kebijakan, institusi dan pembiayaan. 2. Esensi dari penerapan HPP tersebut adalah untuk memberikan insentif bagi para petani padi dengan cara memberikan jaminan harga di atas harga keseimbangan (price market clearing), terutama pada saat panen raya. Melalui kebijakan HPP ini pemerintah mengharapkan : (a) produksi padi dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasokan dalam negeri; (b) stabilitas harga padi; dan (c) pendapatan petani dan usahatani padi meningkat. Kebijakan penetapan HPP gabah yang dilakukan selama ini berdasarkan kadar air dan kadar hampa, sedangkan HPP beras adalah kadar air dan butir patah beras. Penerapan HPP gabah berdasarkan kadar air dan kadar hampa dipertahankan hingga saat ini dengan pertimbangan bahwa sebagian besar petani memproduksi gabah pada kualitas tersebut, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan mayoritas petani padi. 3. Produksi gabah yang dihasilkan petani bervariasi sesuai kadar air dan kadar hampa yang tertuang dalam tabel rafaksi. Inpres No.7 Tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan. Dan Peraturan Menteri Pertanian No.1/Permentan/PP.130/1/2010 tentang Pedoman Harga gabah diluar kualitas hanya mengatur tentang harga gabah, namun belum mengatur tentang harga beras diluar kualitas. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas 4. Produksi padi nasional secara konsisten mengalami peningkatan selama tahun 2007 hingga 2010. Untuk tahun 2008 tercatat 60,33 juta ton GKG (setara 38 juta ton beras), atau meningkat 5,54 persen dibandingkan 2007. Produksi GKG tahun 2009 mencapai 64,39 juta ton (setara 40 juta ton beras). Selanjutnya, produksi tahun 2010 (ARAM II) mencapai 65,15 juta ton (setara 40,47 juta ton beras) atau meningkat 1,17 persen. Kenaikan produksi pada tahun 2010 disebabkan peningkatan produktivitas sebesar 0,07 kuintal/hektar (1,26 persen), sementara luas panen mengalami penurunan 0,10 persen. 5. Musim panen padi terdiri dari tiga kategori yaitu musim panen raya (rendeng), musim panen gadu dan musim paceklik. Musim panen raya berlangsung sejak Februari-Mei dengan luas total mencapai 6 juta ha (51% dari total luas panen). Pada musim panen gadu, luas panen mencapai 3,9 juta ha (33%), dan pada musim paceklik seluas 1,9 juta ha (16%),(Gambar 1). Perkembangan Harga dan Kebijakan HPP GKP dan GKG 6. HPP GKP dan HPP GKG mengalami peningkatan 7 – 10 persen setiap periodenya. Ratarata, tahun 2009 harga GKP mencapai Rp 2.708/kg, lebih tinggi dari HPP GKP yang ditetapkan pemerintah Rp 2.400/kg. Harga GKG di tingkat penggilingan sebesar Rp 3.067/kg, di atas HPP yang ditetapkan pemerintah Rp 3.000/kg. 7. Tahun 2010 (Januari-Agustus), harga aktual GKP dan GKG meningkat tajam, masingmasing tercatat Rp. 2.997/kg (HPP GKP Rp.2.640/kg) dan Rp.3.549/kg (HPP GKG Rp.3.300/kg). Walaupun harga aktual GKP dan GKG berada diatas HPP yang ditetapkan,
namun persentase kenaikan harga aktual GKP dan GKG tidak dapat mengimbangi persentase kenaikan harga beras medium. Kondisi ini menyebabkan semakin besar senjang antara harga beras dengan harga GKP dan GKG(Gambar 2). 8. HPP untuk GKG relatif terlalu tinggi dibanding HPP untuk GKP. Rasio harga GKG/GKP berdasarkan harga pasar (di tingkat penggilingan) berkisar 1,13 - 1,18 sedangkan berdasarkan HPP yang ditetapkan pemerintah 1,25 - 1,27 (Tabel 2). Alur Pemasaran Gabah-Beras 9. Pedagang besar yang membeli gabah petani dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu pedagang bebas dan pedagang rekanan Dolog/Bulog. Pedagang besar rekanan Dolog, menjual dalam bentuk gabah sesuai kualitas GKG yang tertera dalam Inpres Perberasan yaitu kadar air maksimum 14 persen dan kadar hampa/kadar kotoran maksimum 3 persen. Harga yang diterima pedagang dari penyetoran GKG ke Dolog hanya satu harga, sesuai dengan Inpres Perberasan sebesar Rp. 3.345/kg. Dengan pembelian gabah dari petani sebesar Rp. 2.700/kg (Sidrap) – Rp.2.750/kg (Karawang), rendemen gabah-beras sebesar 60 - 62 persen dan HPP beras berdasarkan Inpres No. 7/2009 sebesar Rp. 5.060/kg, maka marjin keuntungan penjualan per kg beras berkisar Rp. 79 (Karawang) – Rp.292 (Sidrap) (Tabel 3). Kriteria Mutu Gabah di Tingkat Petani 10. Dari segi kualitas gabah yang dibeli dari petani, para pedagang memiliki kriteria sendiri dalam menilai kualitas gabah petani. Penentuan kualitas oleh pedagang tidak menggunakan alat pengukur kadar air atau alat lainnya, tetapi hanya menggunakan pengamatan secara visual, berdasarkan penglihatan dan pengalaman berdagang (Tabel 5). Dengan perbedaan kualitas berdasarkan persepsi petani dan pedagang, terkesan adanya komunikasi yang tidak simetris dalam bertransaksi dan cenderung merugikan petani dalam bertransaksi. Satu-satunya kriteria kualitas yang dipahami oleh petani, dan pedagang dalam bertransaksi adalah pembedaan kualitas gabah/beras berdasarkan jenis butiran panjang dan butiran pendek-bulat. Butiran panjang dipahami sebagai kualitas gabah/beras yang lebih baik dan lebih mahal di pasaran dibandingkan butiran pendek-bulat. Transaksi Kualitas GKP Dominan 11. Saat bertransaksi, sangat jarang dan mungkin hampir tidak ada petani dan pedagang yang menggunakan alat ukur kadar air dan kadar hampa gabah. Inpres No.1/2010 tentang Perberasan menetapkan kualitas GKP di petani melalui kadar air dan kadar hampa masingmasing maksimum 25 persen dan 10 persen. Namun, kenyataan dilapangan tidaklah demikian. 12. Petani padi di empat kabupaten kasus, selama musim panen raya Februari-Mei 2009 kualitas rata-rata GKP yang dijual petani adalah berkadar air 16 - 20 persen, dan kadar hampa 5 - 7 persen, dengan kisaran harga yang berlaku adalah Rp. 2.800 – Rp. 2.970,- per kg (Tabel 7). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas GKP yang ditransaksikan petani telah berada diatas HPP GKP. Kadar air dan kadar hampa gabah paling minim masing-masing 9,63 persen dan 1,2 persen. Harga GKP tertinggi ini mencapai Rp. 3.160/kg. Sebaliknya, kadar air dan kadar hampa maksimum adalah 24,90 persen dan 9,75 persen, dengan harga GKP terendah tercatat Rp. 2.700/kg.
Luas Serangan OPT, Kebanjiran dan Kekeringan 13. Di Kabupaten Karawang dan Subang, pada periode 2009 - Agustus 2010, luas sawah yang terkena banjir mengalami penurunan. Pada tahun 2010, bencana banjir terjadi pada lahan sawah seluas 5.373 ha, atau turun 66,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari luasan ini hanya 22,1 persen yang berakibat puso, sisanya hanya mengalami dampak ringan dan sedang. Bencana banjir berpotensi menurunkan produksi gabah di Kabupaten Karawang pada musim tanah MH sebanyak 8 – 74 ribu ton GKG atau berkisar 1-12 persen (Tabel 8). 14. Musim hujan yang panjang berpotensi memberikan keuntungan bagi petani, namun di sisi lain berpotensi munculnya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) utama tanaman padi. Serangan OPT utama yaitu penggerek batang, wereng batang coklat (WBC), tikus dan bakteri hawar daun (BLB). Hingga Agustus 2010, serangan WBC meningkat pesat hingga mencapai 7.640 ha, dengan dampak puso seluas 73 ha (Tabel 9). 15. Di kabupaten Karawang dan Subang pada periode Januari-Juni 2010, terlihat bahwa tikus mendominasi serangan hama padi. Namun pada bulan Juli-Agustus serangan WBC merebak. Serangan WBC mengalami puncaknya pada bulan Juli-Agustus. Namun, dengan rata-rata luasan terserang OPT kurang dari 4 persen, sehingga tidak mengganggu produksi gabah Kabupaten Karawang maupun di kabupaten Subang. Volume Penyetoran Gabah dan Beras Yang Ditolak Dolog 16. Di Kabupaten Karawang, pada periode 2009-2010, persentase penolakan gabah-beras di gudang Dolog cenderung meningkat. Pada tahun 2009, persentase penolakan gabah dan beras di gudang Dolog Sub Divre Karawang masing-masing mencapai 2,60 dan 3,53 persen dari seluruh jumlah penyetoran gabah dan beras. Sementara pada tahun 2010, persentase penolakan gabah-beras meningkat masing-masing menjadi 3,52 dan 4,75 persen (Tabel 10 dan 11). Kecenderungan yang sama di kabupaten Subang, persentase penolakan beras pada tahun 2009 tercatat 2,85 persen, meningkat menjadi 9,76 persen pada tahun 2010. Cadangan Gabah – Beras Petani 17. Dari total produksi GKG, petani menyimpan GKG untuk cadangan pangan sampai musim panen berikutnya, masing-masing sebanyak 9 – 12 persen (Jawa Barat), 10,6 – 11 persen (Demak), dan 14 – 21,5 persen (Sidrap). Sementara untuk penggunaan lain-lain seperti untuk benih padi yang ditanam musim berikutnya, untuk zakat, sumbangan dan lain – lain petani menyisihkan 13 – 15 persen (Jawa Barat), 6 – 9 persen (Demak), dan 5 – 14 persen (Sidrap). Hasil gabah dijual petani sebanyak 74 – 76 persen (Jawa Barat), 80 – 83 persen (Demak), dan 65 – 80.8 persen (Sidrap), sebagian besar dijual dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP). Hasil penjualannya digunakan untuk biaya hidup sehari-hari dan modal usahatani pada musim berikutnya (Tabel 15). Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan 18. Tabel Rafaksi sangat baik digunakan sebagai pedoman dalam menghubungkan kualitas dan harga gabah, namun dalam prakteknya tidak digunakan oleh petani dan pedagang dalam transaksi GKP. Petani dan pedagang memiliki persepsi masing-masing tentang kualitas GKP. Sementara HPP GKG dan HPP Beras hanya digunakan dalam transaksi antara pedagang rekanan dengan Dolog/Bulog. Upaya meningkatkan efektivitas pemanfaatan tabel rafaksi dalam transaksi gabah perlu diintensifkan sosialisasi kepada petani secara reguler. 19. selama musim panen raya Februari - Mei 2009, kualitas rata-rata GKP yang dijual petani tergolong cukup memadai, yaitu berkadar air 16 - 20 persen, dan kadar hampa 5 - 7 persen,
dengan kisaran harga yang berlaku adalah Rp. 2.800 – Rp. 2.970/kg, atau harga GKP yang ditransaksikan petani berada diatas HPP GKP. Kondisi ini mengindikasikan bahwa adanya isu penurunan kualitas gabah dibeberapa daerah hanya bersifat lokalita dan temporer. Namun demikian, pemerintah perlu terus mengantisipasi dampak perubahan iklim yang berpotensi menurunkan produksi dan produktivitas padi serta munculnya serangan OPT. 20. Dari total produksi GKG, petani menyimpan GKG untuk cadangan pangan hingga musim panen berikutnya sebanyak 9 – 13 persen. Sementara untuk penggunaan lain-lain seperti untuk benih padi, zakat, sumbangan dan lain–lain petani sekitar 13 – 15 persen dari produksinya. Sedangkan hasil gabah yang dijual petani berkisar 74 – 76 persen, sebagian besar dijual dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP). Mengingat sebagian besar petani menjual hasil gabah dalam bentuk gabah kering panen (GKP), maka kebijakan insentif harga seyogyanya diprioritaskan pada jenis gabah yang dominan ditransaksikan oleh petani Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi, 2007 – 2010. Uraian Luas Panen
Satuan (ha)
2007 12.147.637
(ton)
57.157.435
(ton/ha)
4,71
Produksi Produktivitas
2008 12.327.425 (1,48) 60.325.925 (5,54) 4,89 (4,02)
2009 12.883.576 (4,51) 64.398.890 (6,75) 4,99 (2,15)
2010 12.870.949 (-0,10) 65.150.764 (1,17) 5,06 (1,26)
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 (diolah). Keterangan : angka dalam kurung menunjukkan pertumbuhan (%)
Gambar 1. Luas Panen Padi di Indonesia, 2006 – 2010 (sampai April 2010) (ha).
Tabel 2. Perkembangan Harga GKP, GKG dan Beras, Nasional 2007 – 2010. Periode Berlakunya Inpres Perberasan Uraian HPP GKP Persentase Kenaikan Harga Aktual GKP Petani Persentase Kenaikan
Satuan
April 07April 08
Mei-Des 08
Jan-Des 09
Jan-Agust ’10
(Rp/kg)
2.035
2.200
2.400
2.640
8,11
9,09
10.00
2.557
2.708
2.997
8,81
5,91
10,67
(%) (Rp/kg)
2.350
(%)
Harga Aktual GKP Petani HPP GKP
(Rp/kg)
315
357
308
357
Persentase Terhadap HPP GKP
(%)
15,48
16,21
12,83
13,53
(Rp/kg)
2.575
2.800
3.000
3.300
8,74
7,14
10,00
2.918
3.067
3.549
8,44
5,11
15,71
HPP GKG Persentase Kenaikan Harga Aktual GKG Penggilingan Persentase Kenaikan Harga Aktual GKG Penggilingan - HPP GKG
(%) (Rp/kg)
2.691
(%) (Rp/kg)
116
118
67
249
(%)
4,50
4,21
2,24
7,55
Rasio HPP GKG : HPP GKP
1,27
1,27
1,25
1,25
Rasio Harga Aktual GKG : Harga Aktual GKP
1,15
1,14
1,13
1,18
4.668
4.869
5.158
6.165
4,32
5,93
19,52
Persentase Terhadap HPP GKG
Harga Beras Medium
(Rp/kg)
Persentase Kenaikan
(%)
Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Jkt : - Jenis IR I
(Rp/kg)
5.090
5.432
5.619
6.456
- Jenis IR II
(Rp/kg)
4.752
5.090
5.291
5.988
- Jenis IR III
(Rp/kg)
4.354
4.744
4.915
5.374
Sumber : Badan Pusat Statistik dan BULOG, 2010, diolah.
Gambar 2. Perkembangan HPP dan Harga Aktual Gabah Bulanan, 2007-2010 (sampai Agustus) (Rp/kg).
800 700
6,600
600 6,100 500 5,600
400 300
5,100
200 4,600 100 ‐ Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
4,100
2007
2008
Harga Beras Medium
Harga Beras PIC Jenis IR I
Harga Beras PIC Jenis IR III
Harga Beras Thai 25% (US$/MT)
2009
2010
Harga Beras PIC Jenis IR II
Gambar 3. Perkembangan Harga Beras Medium, Harga Beras di Pasar Induk Cipinang dan Harga Beras Thai 25% Bulanan, 2007-2010 (sampai Agustus 2010) (Rp/kg).
Tabel 3. Kisaran Marjin Keuntungan Pedagang Beras di 4 Kabupaten Contoh, 2010 (Rp/kg). No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Uraian Pembelian GKP dari Petani Biaya "calo" Biaya Buruh Bongkar Muat Ongkos Angkut Biaya "agen" Biaya Penjemuran Ongkos Giling Biaya Buruh Muat Ke Truk Ongkos Angkut Ke Gudang Dolog Rendemen Gabah Ke Beras (%) HPP Beras
Nilai 2.700 - 2.750 40 - 50 20 - 25 35 25 20 - 25 80 - 90 20 - 25 40 - 50 0,60 - 0.62
12 Marjin Keuntungan Sumber : Primer, 2010.
Jumlah 2.740 - 2.800 2.760 - 2.825 2.795 - 2.860 2.820 - 2.885 2.840 - 2.910 2.920 - 3.000 2.940 - 3.025 2.980 - 3.075 4.768 - 4.981 5.060
Jenis Produk GKP GKP GKP GKP GKP GKG GKG Beras Beras Beras Beras
292 - 79
Beras
Tabel 4. Kriteria Penentuan Mutu Gabah Secara Visual Berdasarkan Persepsi Petani No. 1. 2. 3.
Kriteria Derajat Kualitas Warna Berwarna kuning bercahaya berarti baik Umur Panen 110 – 115 hari Kotoran Jerami Makin sedikit makin baik Gabah di remas atau ditimbang4. Makin berat makin baik timbang dengan tangan. 5. Kadar air Makin kering makin baik Sumber : Primer, 2010 Tabel 5. Kriteria Penentuan Mutu Gabah Berdasarkan Persepsi Pedagang Kualitas Kualitas 1 (KW1) Kualitas 2 (KW2) Kualitas 3 (KW3) Sumber : Primer, 2010
Kadar Air (%) 19-24 24-25 >25
Kadar Hampa (%) 1 8 17-30
Rendemen Gabah (%) 65-70 64-65 64
Harga (Rp/kg) 2.500-2.550 2.350-2500 2300-2.350
Tabel 7. Luas Sawah Terkena Banjir dan Kekeringan di Kabupaten Karawang, 2009-2010 (ha). Luas Terkena Kekeringan Terkena Puso
No .
Bulan
Luas Terkena Banjir Terkena Puso
1
2009
10,938
4,936
146
-
Januari
10,720
4,936
-
-
Februari
109
-
-
-
Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
109
-
76 70 -
-
2
3
4
2010
4,188
1,185
-
-
Januari
2,424
879
-
-
Februari
1,546
306
-
-
Maret April
5
Mei Juni Juli Agustus Luas Panen Kab. Karawang (ha) 2009 2010 Persentase Terkena Terhadap Luas Panen
213
2009
5
6
2010 Produktivitas Kab. Karawang (ton/ha) 2009 2010 Potensi Menurunkan Produksi (ton GKG) 2009
-
-
-
-
-
-
-
-
97,663 *) 97,395 *)
96,031 **) -
11.20
5.05
0.15
-
4.30
1.22
-
-
6.71 *) 7.32 *)
7.47 **) -
1,091
-
No .
Luas Terkena Banjir Terkena Puso 73,365 33,107
Bulan
Luas Terkena Kekeringan Terkena Puso
30,675 8,680 2010 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karawang 2010, diolah. Keterangan : *) Luas Panen dan Produktivitas Pada Musim Hujan (MH). **) Luas Panen dan Produktivitas Pada Musim Kemarau (MK).
-
-
Tabel 6. Rataan Perkembangan Harga dan Kualitas GKP Petani, di 4 Kabupaten Contoh, Februari – Mei 2010. No.
1
2
3
4
Bulan
Februar i
Maret
April
Mei
Kadar Hampa
HPP GKP
Diatas HPP GKP
(%)
(Rp/kg)
(Rp/kg)
16,33
5,76
2.640
327
3 095
9,63
1,20
455
Terendah
2 838
24,03
9,75
198
Rataan
2 823
19,91
5,42
Tertinggi
2 947
12,11
3,11
307
Terendah
2 698
24,90
7,63
58
Rataan
2 890
17,65
5,37
Tertinggi
3 007
12,00
2,86
367
Terendah
2 772
24,47
9,53
132
Rataan
2 976
18,66
6,35
Tertinggi
3 159
13,50
3,18
519
Terendah
2 792
24,20
9,60
152
Harga GKP di Petani (Rp/kg)
Kadar Air
Rataan
2 967
Tertinggi
Harga
(%)
2.640
2.640
2.640
183
250
336
Sumber : Badan Urusan Logistik, diolah, 2010.
Tabel 8. Luas Sawah Terserang Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Kabupaten Karawang, 2010 (ha).
No.
Bulan
Penggerek Batang Terkena
1
2010
2,195 162 421 385 344 251 169 356 107
Pus o -
Wereng Batang Coklat/WBC Terke Puso na 7,640 73 146 212 188 1 1,023 48 15 3,321 72 2,687 -
Terke na 2,770 458 537 412 141 165 451 421 185
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Jumlah Terserang Jan2 1,732 1,632 1 2,164 Jun 2010 (ha) Luas Panen Kab. 3 Karawang Jan-Jun 97,395 2010 (ha) Persentase Terhadap 4 1.78 1.68 0.00 2.22 Luas Panen Produktivitas Kab. 5 7.32 Karawang (ton/ha) Potensi Menurunkan 11,94 15,84 6 12,678 7 Produksi (ton GKG) 6 0 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karawang 2010, diolah.
Tabel 9.
Bakteri Hawar Daun/BLB
Tikus Pu so -
Terkena
Puso
1,429 64 197 261 327 112 173 203 92
-
-
1,134
-
-
1.16
-
-
8,301
-
Jumlah Penyetoran dan Penolakan Gabah-Beras Dolog Sub Divisi Regional Karawang, 2009-2010 (ton).
Tahun
Bulan
Jumlah Penyetoran Gabah
2009
Januari Februari 10 Maret 8,897 April 20,884 Mei 17,734 Juni 6,343 Juli 1,229 Agustus 300 September 2,695 Oktober 4,106 Nopember 405 Desember 2010 Januari Februari Maret 830 April 8,870 Mei 7,568 Juni 3,304 Juli 51 Agustus Total 2009 62,602 Jan-Agst 2009 55,396 2010 20,623 Persentase 2009 100.00 Jan-Agst 2009 100.00 2010 100.00 Sumber : Dolog, Sub Divre Karawang, 2010, diolah.
Beras 7,108 14,711 15,335 6,969 4,051 662 255 852 219 -
Jumlah Penolakan Gabah
Beras
256 533 485 137 25 15 108 116
207 738 406 246 133 24 71 9
571
1,452
181
308 42
50,162 48,836 36,162
1,674 1,450 752
1,834 1,754 1,803
100.00 100.00 100.00
2.60 2.55 3.52
3.53 3.47 4.75
2,092 11,838 15,449 6,022 761
Tabel 10. Jumlah Penyetoran dan Penolakan Gabah-Beras Dolog Sub Divisi Regional Subang, 2009-2010 (ton). Penolakan Bulan/Tahu Jumlah Penyetoran n Gabah Beras Gabah Beras Jan-09 0 2,378 0 96 Feb-09 0 497 0 12 Mar-09 128 10,914 0 64 Apr-09 17 8,291 0 65 May-09 0 5,752 0 73 Jun-09 55 6,878 0 167 Jul-09 0 2,883 0 87 Aug-09 0 2,406 0 611 Sep-09 0 127 0 0 Oct-09 0 0 0 0 Nov-09 0 0 0 0 Dec-09 0 0 0 0 Jan-10 0 0 0 0 Feb-10 0 0 0 0 Mar-10 100 2,040 0 91 Apr-10 77 10,535 0 650 May-10 0 11,566 0 582 Jun-10 0 2,979 0 134 Jul-10 0 604 0 43 Aug-10 0 0 0 0 Jan-Des-09 200 40,127 0 1,175 Jan-Aug-09 200 40,000 0 1,175 Jan-Aug-10 177 27,750 0 3,001 Sumber : Dolog, Sub Divre Subang, 2010, diolah.
Penolakan (%) Gabah Beras 0 3.88 0 2.36 0 0.58 0 0.78 0 1.25 0 2.37 0 2.93 0 20.25 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4.27 0 5.81 0 4.79 0 4.30 0 6.65 0 0 0 2.84 0 2.85 0 9.76
Tabel 11. Rataan Perkembangan Harga GKP di Petani dan Beras di Penggilingan Kabupaten Karawang dan Subang, Jawa Barat, 2008-2010. No. Tahun
Bulan
Harga GKP Petani (Rp/kg) Terendah Teringgi Rataan 2,436 2,558 2,497 2,500 2,600 2,550 2,923 3,235 3,079 3,000 3,500 3,250 2,838 3,095 2,967 2,698 2,947 2,823 2,772 3,007 2,890 2,792 3,159 2,976 2,806 3,006 2,906 3,081 3,362 3,222 3,400 3,800 3,600
Harga Beras Penggilingan (Rp/kg) Terendah Teringgi Rataan 4,750 4,840 4,795 4,700 4,800 4,750 5,564 6,038 5,801 5,050 5,500 5,275 5,500 6,000 5,750 5,500 6,000 5,750 5,502 6,000 5,751 5,509 6,000 5,755 5,450 5,800 5,625 5,800 6,200 6,000 6,200 6,800 6,500
1 2008 2 2009 3 2010 4 Januari 5 Februari 6 Maret 7 April 8 Mei 9 Juni 10 Juli 11 Agustus Pertumbuhan (%) 2010 16.94 24.40 20.74 18.38 25.78 22.12 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karawang dan Subang, Jawa Barat, 2010, diolah.
Tabel 12. Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Per Musim Tanam di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 2006 – 2010. Musim
Periode Waktu
Luas Tanam (ha)
Okt 2006 - Mar 2007
93,465
Jan - Jun 2007 Musim Kemarau Apr - Sep 2007
91,898
Musim Hujan
Musim Hujan
Jul - Des 2007 Okt 2007 - Mar 2008
Jan - Jun 2008 Musim Kemarau Apr - Sep 2008
Musim Hujan
Jul - Des 2008 Okt 2008 - Mar 2009
Jan - Jun 2009 Musim Kemarau Apr - Sep 2009
Musim Hujan
Jul - Des 2009 Okt 2009 - Mar 2010
Luas Panen (ha)
Produksi (ton GKG)
Produktivi tas (ton/ha)
93,395
575,132
6.16
91,898
571,095
6.21
94,138
577,224
6.13
93,976
647,933
6.89
97,663
655,056
6.71
96,031
717,757
7.47
97,395
713,371
7.32
94,138
94,044
97,663
96,031
97,395
Jan - Jun 2010 Musim Kemarau Apr - Agst 2010 97,144 Jul - Des 2010 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Subang, 2010, diolah.
Tabel 13. Pertumbuhan Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Per Musim Tanam di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 2006 – 2010. Luas (%) Produksi Panen MH : MH : MH : Okt 2006 - Mar Jan - Jun Jan - Jun 2007 2007 2007 Okt 2007 - Mar Jan - Jun Jan - Jun 2008 0.72 2008 0.80 2008 Okt 2008 - Mar Jan - Jun Jan - Jun 2009 3.74 2009 3.74 2009 Okt 2009 - Mar Jan - Jun Jan - Jun 2010 (0.27) 2010 (0.27) 2010 MK : MK : MK : Jul - Des Jul - Des Apr - Sep 2007 2007 2007 Jul - Des Jul - Des Apr - Sep 2008 2.34 2008 2.26 2008 Jul - Des Jul - Des Apr - Sep 2009 2.11 2009 2.19 2009 Jul - Des Jul - Des Apr - Agst 2010 1.16 2010 --2010 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, 2010, diolah. Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan negatif. Luas Tanam
(%)
(%)
0.36 13.48 8.90
13.45 10.78 ---
Produktivitas MH : Jan - Jun 2007 Jan - Jun 2008 Jan - Jun 2009 Jan - Jun 2010 MK : Jul - Des 2007 Jul - Des 2008 Jul - Des 2009 Jul - Des 2010
(%)
(0.43) 9.39 9.20
10.95 8.41 ---
Tabel 14. Rataan Perolehan Gabah Kering Giling dan Alokasi Penggunaannya Per Rumahtangga Tani di 4 Kabupaten Contoh, 2009/2010. No
1 2 3 4
Uraian Jumlah GKG (kg) Produksi Konsumsi Rumahtangga Penggunaan Lain-Lain Dijual
Persentase Terhadap Produksi 1 Produksi 2 Konsumsi Rumahtangga 3 Penggunaan Lain-Lain 4 Dijual Sumber : PATANAS 2010
Jawa Barat MH MK
Demak MH MK
Sidrap MH MK
4,243 411 615 3,216
3,804 472 505 2,828
2,929 312 178 2,439
2,799 311 264 2,225
2,907 626 396 1,885
3,911 541 210 3,159
100.0 9.7 14.5 75.8
100.0 12.4 13.3 74.3
100.0 10.6 6.1 83.3
100.0 11.1 9.4 79.5
100.0 21.5 13.6 64.8
100.0 13.8 5.4 80.8