KAJIAN FUNGSI BIAYA DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEiClBESARAN E(AN NlASKOKE DI DESA PARIGI ME TAN CISEENG, BOGOR
RENI PRATIWI
SKRIPSI
PROGRAM STUD1 MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-ImLAUTAN FAKULTAS P E R I I W A N DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PE
ATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUNIBER INFO SI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul,
"KAJIAN FUNGSI BlAYA DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN IKAN RlASKOKl DI DESA PARIGI MEKAR, KECAMATAN CISEENG, BOGOR" adalah benar hasil karyasendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya-karya yang diterbitkan dalam teks, baik yang dipublikasikan mau pun yang tidak dipublikasikan, dicanturnkan dalam daftar pustaka di bagian &lir skripsi ini.
RENI PRATTUII. C44104062. Kajian Fungsi Biaya dan Analisis Finansial pada Usaha Pembesaran Ikan m s k o k i di Desa Pa~igiMekar, Kecamatan Ciseeng, Bogor. Dibimbing oleh MOCN. PRIWATNA SOBARI. Desa Parigi Meliar memiliki potensi dalam usnha budidnya k a n hias. Saldi satu ikan hias yang dibudidayakan di wilayah ini addah Ran Maskoki. Budidaya Ran Mnskoki meliputi pembenihan, pendederan dan pembesaran. Usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar dilakukan dengan sistem jaring tancap di ddam situ dan tergolong usaha Lradisional dengan modd yang tcrbatas. Keterbatasan modal memhuat pembudidaya harus mampu mengdokasikan fnhtor produksi secnrn optimal p a meminimunlkan biaya. Biaya usaba pada usaha pembssaran Ikon Maskoki di Desa Parigi Mekar diandisis dengan pendekatan fungsi biaya Cobb-Douglas dan untuk ~nengtahuikelayakan usahanya dilakukan analisis fiansinl. Berdnsarkan evaluasi model s e c m statistik, ekonometrik dan ekonomi, model fungsi biaya layak untuk dignnakan Kondisi skala usaha pembesaran Ikon Maskoki di Desa Parigi Mekar herada pada incrcasir?~vefm??to scale. Nilai elastisitas seluruh input bersifat inelastis. Besamya junlah permintam faktor produksi optimal adalah turunan perttuna fungsi biaya terhadap hnrza input bersanghutan Inaka diperolehjumlnh permintam fa& produksi;pti&l benih sebanyik 6.852 ekor, &let sebesar 525.5 , ke dan volume "iarine sebesar 263.9 m3. Berdnsarkan nnnlisis usaha. dalam satu tahun usaba ini menghasilkan keuntungm Rp84.420.039,M) dengnn WC ratio sebesar 4,46, PP selama 0,05 tnhun, BEP nilai produksi sebesar Rp1.916.378,28 danBEP nilai volume sebesar 11.221 ekor. Analisis finansial dilakukan dengan tiga skenario. Skenario 1 dan 3 menghasilkan NPVyang sama, yaitu Rp275.203.146,22, skenario 2 mengahasilkanNPVRpl57.369.631,75. Nilai Net B/C skenario 1 sebesar 71,155, skenario 2 sebesar 102, skenario 3 sebesar 177,63. Nilai IRR skenario 1 sebesar 2.199,525%, skennrio 2 sebesar 3.143,78%, skenario 3 sebesar 5.454%. Berdnsarkan annlisis kriteria investosi, ketiga skenario tersebut layak untuk dijalankan.
-
Kata kunci : Fungsi Biaya, Analisis Finnnsial, Usaha Pemhesaran Ikan Maskoki
Hak Cipta milik Reni Pratiwi, Tahun 2008 Hak Cipta Dilindungi
Dilarang mengulip dan memperbanyak tanpa ijin tertulis dari IPB, sebagian atau s e l m h j r a dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotocopy, microfilm dan sebagainya
KAJIAN FUNGSI BIAYA DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USANA PENIBES N MASKOH DL DESA PARIGI MEICAR, KECAMlATAN CISEENG, BOGOR
SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sajana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Oleh : RENI PRATIWI C44104062
FROG STUD1 mNAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERWANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN lLMU mLAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 200s
Judul S h p s i
: Kajian Fungsi Biaya dan Analisis Finansial pada Usaha
Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Bogor Nama Mahasiswa : Reni Pratiwi Nomor Pokok
: C44104062
Program Studi
: Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan
Disetujui,
ranggal Lulus : 28 Januari 2008
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah m e m b e r i h rahmat d m hidayah-Nya; sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Kajian Fungsi Biaya dan Analisis Finansial pada Usaha Pembesaran lkan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Bogor". Skripsi ini disusun untuk mendapatkan gelar sarjana pada Falcullas Perikanan dan Ilmu Kelautan, lnslitut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa dalan penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
I) 11. Moch. Prihatna Sobari, M.S. selaku dosen pembimbing yangtelah meluangkan wakctu guna membimbing dan mengarahkan penulis sehingga mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 2) Nimmi Zulbainarni, S.Pi, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan bagi penulis. 3) Ayahanda (Wahyono, SE) dan Ibunda (Suwarsih) serta adik tersayang (Ranu
Octoro) yang salalu memberikan doa, dukungan moril dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 4) Pembudidaya Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng ICabupaten Bogor yang telah memberikan banyak informasi kepada penulis. 5) Teman seperju~mganSE1'41 at% semua dukungan dan semangat yang
diberikan dalam setiap canda tawa dan air mata. Terima kasih telah menggoreskan tinta dalam sebagian lembar hidupku. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk melengkapi skipsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca mau pun pihakpihak lain yang berkepentingan. Bogor, Januari 2005 Reni Pratiwi
SPECL4L THANKS Allah SWT, atas segala karunia dan nilanat yang telah Engkau berikan kepada hamba, sungguh hamba tak bisa mengatakan apa pun selain rasa syulcur yang mendalam.
*** Keluarga tercinta Mama, Ayah dan Ranu, makasih atas kasih sayang yang telah diberikan, skripsi ini persembahan aku untuk kalian.
*** Pak Sobari atas segala kesabarannya membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas pengetahuan yang telah bapak berikan pada saya.
*** Sahabat sejatiku, Deedee, Susi, Ika, Vinis, Neng. Makasih banget buat kebersamaan yang selalu kita lewati bersama. Sampai kapan pun gml gak bakal bisa lupain kalian. Kalian adalah surga kecil yang bisa gw sentuh di kehidupan ini Keep Friendship Girl!
*** Seksi peralatan Ndut (nuhun banget ya laptopnya), seksi kebersihan alias tempat sampah gw Ganang (makasih udah mau dengerin hal-ha1 gak penting dari ~ v ) , seksi antar jemput Reza, seksi konsumsi Restong, Wulan dan Febi serta seksiseksi lain yang gak mungkin gw sebutin satu-satu.
*** Temen seperjuangan Nolet, Awe, Vinot, Vinis (dua kali disebut), akhimya lcita bisa lulus bareng setelah melewati perjuangan yang cukup panjang. Sulises untuk kita semua.
*** Seseorang yang secara tidak langsung telah memberikan inspirasi dan semangat buat gw dalam menjalani perkuliahan di kampus tercinta ini, makasih ya Q.
*** All SEI'ers 41, tanpa kalian gw bukan apa-apa ILove You AN.
DAFTAR IS1 Halaman DAFTAR GAMBAR .............. .................. .................................................. ...... xi DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ............ ....... ..... ..... ...... ...... ..
xii ............... .
. xiv
I. PENDANULUAN 1.1 Latar Belakang ...... ..... ................... . . 1 1.2 Perumusan Masalah ..... ............................................. ............................ . 3 1.3 Tujuan d m Kegunaan Penelitian ................... . . . . ............................. 4 11, TTNJAUAN PUSTAKA . .
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9
Desknpsi Ikm Maskoki .................... .... . . . . . . . .. . . . .5 .................................. 5 Jenis-jenis Ikan Maskoki Pembesaran Ikan ............. .... ...,..................................... 10 Pengertian Hapa ........................... ......... ........................ ......... . .. 11 . . . . . . . . . . . ....... 11 Fungsi Produksi .... ............................ Fmgsi Biaya Total Minimum ........ ..... .... ..... ............. ........................ 12 .. Elashsltas ......................... .................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16 Skala. Usaha . ............ ....................................... . . . . 16 . . ....................... . Anallsis Finansial ........................................... .................... . . . . . 17 .. 2.9.1 Anallsls Usaha .................... .... .. . . . . . . .. . . 17 2.9.2 Analisis Kriteria Investasi .... .............................. .............. . . 18 2.9.3 Analisis Sensilivitas .......................................................19
111. KERANGKA PENDEKATAN STUD1
21
IV. METODOLOGI ....... .............. ..... ........................... .............................. 23
4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber
4.4.2.1 IOiteria Stat~stl 4.4.2.2 Kriteria Ekonomel 4.4.4 Kondisi Skala Usaha 4.4.6 Analisis Finansial
Halaman 33 34
4.5 Batasan dan Pengukuran 4.6 Waklu dan Tempat Pene
V. WADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN.......... ........................... ... 35
5.3.5 Penbadatan
VI. HASIL DAN PEMBAEIASAN
40
6.1 Keadaan Pembudidaya dan Karakteristik Usaha Budidaya
44 6.5 Fungsi Biaya Cobb-Douglas Usaha Pembesaran Ikan Maskoki (Carrasius auratus 6.6 Evaluasi Mod 6.6.1 Kriteria 6.6.2 Kriteria Ekono 6.6.3 Kriteria Ekono 6.7 Elastiitas Harga In 6.8 Kondisi Skala Us 6.9 Permintam F 6.10 Analisis Finansial 6.10.1 Analisis Us 6.10.2 Analisis Kt'ite 6.10.3 Analisis Sensit
VII. KESIMPULAN DAN SARAN............... ........................................
47 48 48 50 52 53 54 55 56 56 59 63 .
66 66 66
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRA
.........................................
68 70
DAFTAR GANIBAR Halaman 1. Ikan Maskoki Mutiar
6
2. Ikan Maskoki Kaliko dan Lion Head ..............................................................
6
3. Ikan Maskoki Rancu d m Red Head
6
4. Ikan Maskoki Sukiyu
. ..........................................
7
5. Ikan Maskoki Spence
7
6. Ikan Maskoki Tosa ................... . . ........................................................
7
7. lkan Maskoki Bubble Ey
8
8. Ikan Maskoki Teleskop Black moo?........... . .
. .
9. lkan Maskoki Celestial
8 9
10. Ikan Maskoki Ekor Kipas ............. ....................... ............. ......... ......... .......... 9
11. Ikan Maskoki Tosakin
9
12. Ikan Maskoki Bulldog ...........................................................................
9
13. Hubungan Input dengan Output pada Proses Produksi................................. 12 14. Optimalisasi Penggunaaan I n p t dengan Biaya Total Minimum .................. 13 15. Skema Kerangka Pendekatan Stud
22
16. Hapa yang Sudah Dipasang.........................................................................
42
17. Benih yang Siap Ditebar
42
. . ..,....,. 18. a) Cacing Sutera, b) Pelet ........ ........ .
. . ..
. . . . . .. . . . . . . . ..
.
43
19. Hasil Panen Ikan Maskok'
44
20. Saluran Pemasaran Ikan Maskoki di Kecamatan Ciseeng, KabupatenBogor...................... . ...............................................................
44
21. Gratik Normal Probability
51
22. Grafik Scatterplot ...... ......... .................. .............. .... ..... ......... .............. ........ 5 1
Halaman 1. Perkembangan Produksi Ikan Hias Air Tawar Kabupaten Bogor, 'shun 2002 - 2006
2
2. Padat Tebar Ikan Maskoki Teleskop
10
3. Cuas Wilayah Desa Parigi Mekar Menurut Penggunaan Lahan, Tahun 200
35
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Uinur dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
36
5. Keadaan Pembudidaya dan Karakteristik Usaha Pembesaran Ikan Maskoki (Carrasius auratus)
40
6. Produksi dan Tingkat Penggunaan Faktor Produksi Rata-rata IJsaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
45
7. Harga Input dan Harga Output Rata-rata per Musim Tanam di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
46
8. Biaya Produksi Rata-rata Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
47
9. Koefisien Penduga Fungsi Biaya dengan Pendekatan Ordinary Least Square (OLS) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
48
10. Hasil Pengujian Uji Statistik &,den
49
11. Elastisitas Permintaan dari Harga Input Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
53
12. Permintaan Fakitor Produksi Optimal per Musim Tanam Berdasarkan Sheppard's Lemma pada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
55
13. Biaya Tetap dan Biaya Variabel per Tahun pada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 200
57
14. Analisis Usaha Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007..........................................................................
59
15. Biaya Investasi Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar: Tahun 200
59
16. H a i l Perhitungan Cashflow pada Skenario 1 untuk Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 ........................................... ...................................................
61
17. Has11Perhitungan CnshJlow pada Skenarto 2 unluk Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parlgi - Mekar, Tahun 2007 ............... . . ............................................................................
62
18. Hasil Perhitungan Cashjlow pada Skenario 3 untuk Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 ......................................................................... 19. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas pada Skenario 1 Setelah Kenaikan Harga Benih Sebesar 875% pada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007.. ...................... . . .................................................................. 64 20. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas pada Skenario 2 Setelah Kenaikan Harga Benih Sebesar 499,62% pada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 ................................................................................................
65
21. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas pada Skenario 3 Setelah Kenaikan Harga Benih Sebesar 875% pada Usaha Pemnbesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, .............................................................. Tahun 2007.. ......................... . .
65
DAFTAR LANlPIRAN Halaman 1. Sketsa Wilayah Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Bogor .................. 71 2. iiarakteristik Responden di Desa parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Bogor, Tahun 2007 ........................................................................
72
3. Penggunaan FaL-Lor Produksi dan Produki pada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 .................... 73
4. Biaya Total dan Biaya Faktor Produksi Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 .................................
74
5. Hasil Analisis Fungsi Biaya dengan Metode OLS ........................................ 75 6. Perhitungan Transformasi Model dan Nilai Permintaan Faktor Produksi Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, T a h 2007 ~ .......................... . . ................................................................
76
7. Perhitungan Analisis Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 200
77
8. Perhitungan Biaya Pentusutan pada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007................................................ 79
9. Perhitungan Analisis Kriteria Investasi dengan Skenario 1 (Tanpa Pinjaman) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 200
80
10. Perhitungan Analisis Kriteria Investasi dengan Skenario 2 (Dengan Pinjaman Bank Syariilh) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
81
11. Perhitungan Analisis Kriteria Investasi dengan Skenario 3 (Dengan Pinjaman Bank Konvensional) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, T'ahun 200
82
12. Perhitungan Pengembalian Pinjaman dengan Bagi Hasil dan Bung
83
13. Analisis Sensitivitas Skenario 1 (TanpaPinjaman) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
84
14. Analisis Sensitivitas Skenario 2 (Dengan Pinjaman Bank Syariah) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, 85 Konvensional) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
86
16. Alat-alat Budidaya Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa . . Par13 Mekar ......................... . . ..................................................
87
1.1 Latar Belakang
Perikanan seperti sektor ekonomi lainnya merupakan salah satu aktivitas yang memberikan konstribusi terhadap kesejahteraan suatu bangsa. Produksi perikanan di Indonesia berasal dari dua sumber, yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Keduanya sama-sama memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sektor perikanan. Saat ini produksi perikanan tangkap sedang mengalami kernerosotan akibat tindakkan overfishing. Sebagai langkah menghadapi masalah ini, maka saat ini perikanan budidaya sedang dikembangkan oleh sebagian penduduk Indonesia. Usaha budidaya dapat dilakukan baik di air asin, air payau mau pun air tawar. Wadah pemeliharaannyajuga bermacammacaln antara lain kolam (air deras dan air tenang), tambak, keramba (jaring tancap dan jaring apung), akuarium, dan sebagainya. Ikan merupakan salah satu komoditas yang berpemn penting dalam kehidupan manusia. Selain sebagai sumber protein hewani (pemenuh kebutuhan fisik), ikan juga bisa dilnanfaatkan nilai estetikanya untuk menghilangkan kejenuhan (pemenuh kehutuhan psikis). Kategori ikan yang dimaksud adalah ikan hias. Ikan hias terdiri atas dua jenis, yaitu ikan hias air laut dan ikan hias air tawar. Menurut Lesmana DS (2001), jumlah spesies atau jenis ikan hias air tawar yang beredar saat ini di pasar dunia rnemang sangat banyak. Sekitar 240 jenisnya diproduksi Indonesia, baik ikan hias tangkapan mau pun ikan hias budidaya. Berdasarkan data di BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) sampai dengan Tahun 1998 tidak kurang dari 30 - 40 juta ekspor ikan hias per tahun atau senilai lebih dari US$20 juta yang diekspor. Usaha budidaya ikan hias khususnya ikan hias air tawar mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra pengembangan budidaya ikan hias air tawar. Perkembangan produksi ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor dari Tahun 2002 sampai dengan Tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Produksi Ikan Hias Air Tawar Kabupaten Bogor, - Tahun 2002-2006 Tahun Jumlah Produksi (RE) Rata-rata Kenaikan per Tahun (%) 2002 56.382 2003 60.438 7,19 2004 66.152 9,45 9,63 2005 72.524 2006 3,94 75.382
-
Sumber : Disnakkan Kabupaten Bogor (2006)
Berdasarkan Tabel I, dapat diketahui bahwa produksi ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor dari Tahun 2002 sampai dengan Tahun 2006 terus mengalami peningkatan. Rata-rata kenaikan produksi ikan hias air tawar yang paling signifikan terjadi pada Tahun 2005 yaitu sebesar 9,63 persen. Produksi ikan hias di Kabupaten Bogor pada Tahun 2006 mencapai 75.382,67 ribu ekor melebihi target yang ditetapkan sebelumnya yaitu 73.905 ribu ekor (Disnakkan Kabupaten Bogor 2006). Berdasarkan statistik BPS Kabupaten Bogor (2006), salah satu kecamatan yang memiliki potensi perikanan ikan hias air tawar terbesar pada Tahun 2004, yaitu di Kecamatan Ciseeng. Produksi ikan hias di Kecamatan Ciseeng ~nelonjak tajam dari Tahun 2003 sebesar 1.386.000 ekor mencapai 14.748.500 ekor pada Tahun 2004. Salah satu jenis ikan hias yang dibudidayakan di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor adalah Ikan Maskoki. Pada kawasan ini, Ikan Maskoki merupakan ikan hias yang paling dominan dibudidayakan mulai dari pembenihan, pendederan sampai dengan pembesaran. Ikan Maskoki merupakan jenis ikan hias yang cukup diminati masyarakat luas. Selain karena bentuknya yang unik, siripnya yang indah serta warna yang menarik, harga Ikan Maskoki juga cukup terjangkau. Usaha pembesaran Ikan Maskoki di Kecamatan Ciseeng dilakukan dengan sistem jaring tancap (hapa) di dalam sebuah situ. Kegiatan tersebut masih dilakukan secara tradisional dengan modal yang sangat terbatas. Biaya merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam memulai suatu usaha. Keterbatasan biaya membuat pembudidaya hams mampu mengalokasikan penggunaan input secara
optimal jika ingin meningkatkan keuntungan dan mengembangkan usahanya. Untuk menduga biaya usaha pembesaran Ikan Maskoki pada satu kali musim tanam diperlukan analisis fungsi biaya dan untuk mengetahui kelayakan usahanya diperlukan analisis finansial . Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut, maka penelitian mengenai kajian fungsi biaya dan analisis finansial pada usaha pembesaran Ikan Maskoki menarik untuk dilakukan. 1.2 Perurnusan Masalah
Budidaya ikan hias air tawar sebagai salah satu cabang usaha perikanan air tawar merupakan salah satu jalan dalam meningkatkan dan memperluas kesempatan berproduksi yang sesuai dengan tujuan ekspor dewasa ini. Desa Parigi Mekar yang terletak di Kecamatan Ciseeng banyak memproduksi ikan hias air tawar. Salah satu ikan hias air tawar yang dibudidayakan di kawasan ini adalah Ikan Maskoki. Usaba pembesaran Ikan Maskoki dilakukan baik secara perorangan mau pun kelompok. Input yang digunakan dalam usaha ini sangat bervariasi, di sisi lain biaya yang dimiliki pembudidaya sangat terbatas. Dalam kondisi demikian, pembudidaya masih dihadapkan pada masalah kenaikan harga faktorfaktor produksi yang cukup meresahkan, karena dapat mengakibatkan bertambahnya biaya produksi yang hams dikeluarkan. Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian kembali faktor produksi pada keadaan aktual dengan pendekatan fungsi biaya untuk mengetahui tingkat penggunaan input yang optimal agar dapat meminimumkan biaya. Berkaitan dengan pennasalahan di atas, maka penekanan pennasalahan yang akan diteliti adalah :
1) Bagaimana model fungsi biaya dari usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor? 2)
Bagaimana tingkat penggunaan faktor input yang optimal dari usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Keca~natanCiseeng Kabupaten Bogor?
3)
Bagaimana kelayakan usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor dilihat dari sisi finansial?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui kngsi biaya usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor. 2)
Mengetahui tingkat penggunaan faktor input yang optimal dari usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor.
3)
Mengetahui kelayakan usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor dilihat dari sisi finansialnya. Ada pun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagi mahasiswa, sebagai higas akhir dan syarat memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan -
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 2)
Bagi pembudidaya, sebagai salah satu masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi kelanjutan usahanya.
3)
Bagi Pemerintah daerah, sebagai masukan dalam pembuatan kebijakan pengembangan usaha perikanan di daerah setempat.
4) Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
2.1 Deskripsi Ikan Maskoki
Para pecinta ikan hias pasti tidak asing dengan Ikan Maskoki (Carrasius auratus). Keunikan dan kelucuan penampilannya membuat Ikan Maskoki senantiasa enak dilihat . Bagi penggemar ikan hias, keunikan gerak, keunikan bentuk d m keindahan warnanya dapat menjadi pemuas tersendiri (Sayuti 2003) Maskoki (Carrasius auratus) yang nama dagangnya goldfish berasal dari Cina. Ikan ini sudah digunakan sebagai ikan hias sejak abad ke-7. Ikan yang bersifat omnivora ini hidup baik pada suhu 19-28°C dengan suhu optimal 2428°C. Kisaran pH yang diinginkan antara 7,O-7,5 (L.esmma DS 2001). Klasifikasi Ikan Maskoki (Carassius auratus) menurut Axerold dan Schultz (1983) sebagai berikut : Phylum : Cordata Sub Phylum : Craniata Super Class : Gnathostomala Class : Osteichtpes Sub Class : Aclinopterygii Ordo : Ostariphysoidei Sub Ordo : Cyprinoidea Family : Cyprinidae Genus : Carassius Species : Ca~assiusaurntus 2.2. Jenis-jenis Ikan Maskoki
Menurut Liviawaty E dan E Afrianto (1990) terdapat seliitar 15 jenis Ikan Maskoki yang popular. Jenis-jenis ikan maskoki tersebut antara lain : a) Mutiara Ikan Maskoki Mutiara dijuluki denganpearl scale. Tubuhnya agak bulat seperti bola tenis dan bermotif bintik-bintik seperti mutiara @earl). Wama tubuhnya bervariasi dari putih kemerahan sampai dengan kuning keemasan, tetapi pada umumnya merupakan paduan dari dua wama atau lebih.
Gambar 1. Ikan Maskoki Mutiara b) Kaliko Tubuh kaliko agak bundar dan memiliki kepala yang relatif kecil dengan mulut sedikit runcing. Selain itu, sirip ekor dan sirip punggungnya cukup panjang. Ciri khas dari kaliko yang sangat digemari temtama adalah kombinasi warna pada tubuhnya yang terdiri atas hitam, putih, kuning emas, dan merah. c) Lion Head Tubuhnya agak gemuk, pendek, dan sedikit bungkuk. Sirip dada, perut, dan ekor relatif pendek dan memiliki jambul berwarna oranye di puncak kepala sehingga tampak seperti singa (lion).
Gambar 2. Ikan Maskoki Kaliko danLzon Head d) Rancu Secara sepintas maskoki rancu ini mempunyai bentuk yang mirip dengan Lion Head. Perbedaannya addah permukaan tubuhnya yang sedikit lengkung d m jambul yangjauh lebih luas mencapai pipinya. e) Red Head
Kalangan pembudidaya ikan hias lebih mengenal dengan julukan resket. Benluk tubuhnya seperti Lzon Head dengan tubuh berwarna puiih dan jambul yang merah. Jambul ini tidak sebanyak yang dimiliki oleh Lion Hmd.
Gambar 3. Ikan Maskoki Rancu danRedHend
f) Sukiyu
Sukiyu sering disebut juga dengan pompom oleh pengusaha maupun konsumen ikan hias. Bentuk tubuhnya agak mirip dengan Lioiz Head. Ciri utama yang membedakannya dengan yang lain adalah jaringan seperti lumut di hidung sehingga menyerupai kumis.
Gambar 4. Ikan Maskoki Sukiyu g) Spencer Maskoki ini di luar negeri lebih dikenal dengan nama oranda. Tubuhnya nyaris tidak berbeda dengan Lion Head, b&an sebagian besar pengusaha dan penggemar ikan hias menganggap Lion Head merupakan perkembangan dari jenis spencer ini.
Gambar 5. Ikan Maskoki Spencer
h) Tosa Jenis ini paling banyak dijumpai pada setiap pedagang dan pembudidaya maskoki. Tubuhnya agak bundar dengan sirip punggung, dada, dan perut serta ekomya dapat melebihi panjang tubuhnya. Sering disebut dengan koki tosa. Pada s a t berenang, ekor yang panjang ini bergerak-gerak karena mengikuti gerakan arus air sehingga di luar negeri ia disebut veiltail (ekor rumbai).
Gambar 6. Ikan Maskoki Tosa
i) Bubble Eye (Mata Balon) Bentuk dan warnatubuhnya menyerupai Lion Head tetapi memiliki perbedaan, yaitu gelernbung udara seperti balon yang terdapat pada bagian bawah kedua matanya.
Garnbar 7. &an Maskoki Bubble Eye j) Teleskop Bentuk tubuh menyerupai kaliko, hanya saja matanya agak menonjol ke luar bagaikan sebuah teropong atau teleskop. Tubuhnya ada yang berwama hitam pekat atau terdiri atas paduan berbagai jenis warna yang indah. k) Black moor Bentuk tubuh Maskoki Black moor merupakan gabungan dari lossa dan Red Head. B e n t i kepalanya mirip dengan tosa sedangkan matanya agak
mernbengkok (rnenonjol ke luar) seperti Red Head. Seluruh tubuhnya berwarna hitam pekat.
Gambar 8. Ikan Maskoki Teleskop Black moor 1) Celestial Celestial juga merupakan salah satu jenis maskoki yang merniliki bentuk tubuh seperti Lion Head, Perbedaannya, mata maskoki jenis ini selalu mengarah ke atas seperti jenis Bubble Eye. Satu lagi keunikannya adalah bahwa ia tidak mernpunyai sirip punggung.
Gambar 9. Ikan Maskoki Celestial m) Ekor Kipas Ekor kipas ataufan mil, mempunyai bentuk dan urama tubuh yang menyerupai dengan koki tosa tetapi dengan sirip punggung dan ekor yang lebih pendek.
n) Tosakin Jenis maskoki ini mempunyai bentuk dan wama yang tidak jauh berbeda dengan koki tosa, namun eliomya lneriah seperti ekor burung merak.
Gambar 11. Ikan Maskoki Tosakin
o) Bulldog Sesuai namanya, raut wajah maskoki ini mengingatkan kita pada anjing jenis bulldog. Ciri-cirinya adalah nlatanya belang seperti Maskoki Teleskop sementara tubuh dan siripnya menyerupai spencer.
Gambar 12. Ikan Maskoki Bulldog
2.3 Pembesaran Ikan
Pembesaran ikan merupakan bagian dari usaha budidaya ikan. Peinbesaran adalah suatu pemeliharaan ikan yang dimulai dari ikan lepas pendederan dan berakhir sampai mencapai ukuran konsumsi atau ukuran untuk pasar (Jangkaru Z 2002). Kegiatan produksi pembesaran meliputi persiapan wadah, penebaran benih, pemberian pakan, dan pemanenen (Effendi 12004) : 1) Persiapan wadah Persiapan wadah bertujuan untuk menyiapkan wadah pemeliharaan, untuk mendapatkan lingliungan yang optimal, sehingga dapat hidup dan tumbuh maksimal. Persiapan wadah meliputi pengeringan dasar kolam atau tambak, pengangkatan lumpur, perbaikan pematang dan pintu air, pengapuran, pemupukan dan pengisian air (Effendi 1 2004). 2) Penebaran benih Penebaran benih bertujuan untuk mendapatkan ikan dalam wadah kultur dengan padat penebaran tertentu. Padat penebaran benih adalah jumlah (biomassa) benih yang ditebarkan per satuan luas atau volume. Padat penebaran benih &an menentukan tingkat intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi padat penebaran benih berarti semakm banyak jumlah atau biomassa benih per satuan luas inaka semakin intens tingkat pemeliharaannya (Effendi I 2004). Pada Tabel 2, disajikan jumlah padat tebar untuk pembesaran Ikan Maskoki Teleskop. Tabel 2. Padat Tebar Ikan Maskoki Teleskop Umur atau berat badan dalam gram
- Larva baru menetas - 30 hari setelah menetas (0,6 - 0,8) - 60 hari setelah rnenetas (1 - 3) - 90 hari setelah menetas (5 - 10)
1
Jumlah ikan per mL 200 150 - 100 100 - 70 60 - 40
Sumber : Lingga P dan AA B u d m 1999
3) Pemberian Pakan
Pakan merupakan faktor penting dalam usaha pembesaran ikan. Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan hias yaitu pakan alani dan pakan buatan.
Pakan alami berupa fitiplankton dan zooplankton, sedangkan pakan buatan biasanya pelet (Lesmana DS 2001). 4) Pemberantasan hama dan penyakit
Hama merupakan organisme yang keberadaannya di dalam wadah produksi tidak dikehendalii karena bersifat kompetitor atau predator terhadap ikan kultur, sedangkan penyakit pada ikan disebabkan oleh serangan miliroorganisme seperti bakteri, cendawan, dan virus (Effendi I 2004). 5) Pengelolaan air Pengelolaan air dalam kegiatan pembesaran bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang optimal bagi ikan kultur agar tetap bisa hidup dan tumbuh maksimal (Effendi I 2004). 6) Pemanenan
Puncali usaha peineliharaan ikan adalah saat masa panen tiba W A C panen yang tepat memberikan nilai tambah pada ikan yang dipanen. Uhran ikan yang dipanen sudah tentu hams disesuaikan dengan permintaan pasar (Jangkm Z 2002). 2.4 Pengertian Hapn
Hapalhampangpen (fence) adalah jaring pada badan air yang d i k u m g pagar dan digunakan untuk mernelihara ikan. Bahan pagar dapat digunakan dari bilah bamby papan, jaring atau kawat anyaman. Hapa didikatkan di tonggak bambu yang ditancapkan di dasar badan air dengan kedalaman 2 meter. Jika menggunakan jaring atau kawat anyaman sebagai bahan hapa, mata jaring harus disesuaikan dengan ukuran ikan yang dipelihara (Jangkaru Z 2002). 2.5 Fungsi Produksi
Menurut Sugiarto; T Herlambang; Brastoro; R Sudjana; dan S Kelana (2002) produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Fungsi produksi menunjukkan jumlah output yang dapat dihasillian dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu seperti terlihat pada Garnbar 13.
Input (capital, tenaga kej a , tanah & sumber alam, keahlian) I
I
I
Fungsi produksi (dengan teknologi tertentu) I
Sumber : Sugiarto at al. 2002
Output (barang atau jam)
Gambar 13. Hubungan Input dengan Output Proses Produksi Secara matematika fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :
0 = F(K,L.XEj dimana : Q = output K,L,XE = input (kapital, tenaga kerja, bahan baku, keahlian keusahawan Perusahaan sebagai pelaku ekonomi yang bertanggungjamlab menghasilkan barang atau jasa harus menentukan kombinasi berbagai input yang akan dipakai untuk menghasilkannya (Sugiarto at al. 2002). Menumt Soekartawi (1994), secara matematis fungsi produksi Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = n X , b 1 ~ z b 2 ~...t x,,""eU 3 dimana :
Y Xi a b e u
= Jumlah produksi (output) yang dihasilkan = Jumlah fahtor produlcsi ke-i yang digunakan (i = 1,2,3, ... ,n) = intercept
=slope 2,7182 (bilangan natural) kesalahan (disturbance term)
= =
2.6 Fungsi Biaya Total Minimum Berdasarkan transformasi Sephnrd-Lemtna, maka fmgsi produksi CobbDouglas dapat ditransformasikan ke dalam fungsi keuntungan dan fmgsi biaya. Dalam konsep fungsi biaya ini berlahx anggapan b a h biaya ~ hams diminimumkan untuk mendapatkan sejumlah output tertentu dengan demikian problemnya bagaimana meminimumkan biaya dengan memperlakxkan otrrput sebagai variabel eksogen. Variabel biaya banyak pula ditentukan oleh penampilan variabel lain, maka kadang-kadang variabel tersebut terlibat dalam fungsi biaya
Dengan demikian fungsi biaya dapat diklasifikasikan menjadi fungsi deterministik mau pun stokastili (Soekartawi 1990). Berdasarkan Hartono J (1999), misalnya untuk memproduksi suatu output diperlukan dua buah faktor itzpttr, yaitu tenaga keja (L)dengan upah per unitnya sebesar w dan modal kerja (K)dengan biaya modal sebesar r per Rp1,OO. Biaya total addah sebesar C
= w.L+r.K. dengan biaya total
(C)dan hargainput (w,r)tetap, kombinasi
faktor-faktor input Kdan L dapat digambarkan dalam suatu garis isocost. Jika biaya total bervariasi, sedang r dan w tetap, maka besarnya biaya total &an tergantung dari kombinasi pemakaian jumlah faktor input K dan L.
Gambar 14. Optimalisasi Penggunaan Input dengan Biaya Total Minimum Fungsi produksi adalah Y I ,maka biaya total adalah sebesar TCI.jika fungsi produksi adalah Yz, maka biaya total yang tejadi adalah sebesar TCz dengan kombinasi faktor input yang digunalian adalah Kz* dan Lz*. Kurva yang menggambarkan kombinasi fakor-faktor input yang digunakan untuk menghasilkan output tertentu disebut denganproducrion isoquant. Biaya total pang tejadi hasil persinggungan isocost dan isoquant merupakan biaya total
minimum, yaitu biaya ekonomis terendah untuk memprodulisi output tertentu (Garnbar 14). Minimisasi biaya total untuk n faktor input produlisi selanjutnya dapat dinyatakan sebagai berikut : Minimumkan :
Kekangan :fm,,X3
=
Y
dimana :
C = Biaya total w, = Fakqor harga input ke-i = Faktor input ke-I yang digunakan Y = Jumlah output Pada kombinasi penggunakan dua buah faktor input, yaitu XI dan X2 di
dalam proses produksi. Permasalahan minimisasi biaya ini mempunyai kekangan (const~uinedminimization), maka untuk penyelesaiannya &an digunakan metode Zagrange yang dapat ditulis sebagai berikut :
Turunan pertama sama dengan no1 (kondisi perlu untuk optimasi) terhadap XI,XZ
dan A adalah sebagai berikul :
aL = L2 = wz- llf2 =O. .................................................................
ax,
,.(4)
dan
fi=
as
-
ax,
dengan membagi LI(persamaan 3) dengan Lz (persamaan 4) &an didapatkan :
Persamaan 6 di atas menunjukkan titik kombinasi faktor input yang menghasilkan biaya minimal yang terletak diantara persinggungan fungsi produlisi (isoqunnt) dengan fungsi biaya (isocost). Dari hasil proses minimisasi biaya total akan didapatkan nilai-nilai optimal pemakain f&?or-I&-tor input. Nilai optimal falitor-faktor inpz~rini tergantung dari harga input dan tingkat produksinya. Dengan demikian hngsi permintaan faboxfaktor input adalah fungsi harga input dan tingkat produksinya dan dapat dinyatakan sebagai :
XI * =xi*(Wl,
... ... .., W",Y)... .. . ... ....................... .. ......(7)
Fungsi ini disebut juga dengan h g s i permintaan fak?or terkondisi, karena proses minimisasi biaya mempunyai kondisi kekangan dari k g s i produksi. Fungsi biaya total minimum meiupakan fungsi dari harga faktor input (wl) dan tingkat output (Y) dan dapat dinyatakan sebagai :
Jika yang diketahui adalah fungsi biaya total minimum dan besarnya faktor-faL-tor input optimal &an dicari, maka jalan pintas yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Shepphard's Lemma. Dalam Shepphard's Lemma, besamya falrtorfaktor input optimal adalah turunan pertama terhadap faktor input yang bersangh~~tan dari fungsi biaya total minimum sebagai berikut :
2.7 Elastisitas
Lipsey RG; PN Courant; DD Punlis; dan PO Steiner (1995) menyatakan bah~vaelastisitas permintaan merupakan ukuran besamya respon jumlah yang diminta dari suatu komoditi tertentu, terhadap perubahan harga Elastisitas itu didefinisikan sebagai persentase perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga yang menyebabkannya. Jika bilangan elastisitas lebih kecil dari satu, maka permintaannya bersifat inelastis. Ini berarti bahwa persentase pe~ubahankuantitas lebih kecil daripada persentase perubahan harga yang menyebabkannya. Apabila bilangan elastisitas lebih besar dari satu, maka perrnintaannya bersifat elastis. Ini berarti bahwa persentase perubahan kuantitas lebih kecil daripada persentase perubahan harga jJang menyebabkannya (Lipsey RG at nl. 1995). Elastisitas berkaitan dengan total penerimaan yang diterima penjual, menurut hubungan berikut : Jika elastisitas lebih kecil daripada satu, penurunan harga akan mengurangi total penerimaan, sedangkan jika elastisitas sama dengan satu, total penerimaan tidak beruball karena adanya perubahan harga (Lipsey RG
at al. 1995). 2.8 S h l a Usahx
Menurut Sugi&o at al. (2002), skala usaha menunjukkan hubungan perubahan iizput bersama-sama (dalam pesentase) terhadap perubahan ouptct. Skala usahatersebut terdiri atas constaizt return to scale artinya kenaikan input akan didikuti kenaikan outptct secaraproporsional, increasing return to scale
artinya kenaikan input sebesar m persen akan diilcuti kenaikan ourput sebesar lebih dari m persen dan decreasing return to scale yang menunjukkan persentase kenaikan ozltpur lebih kecil daripada persentase penambahan input. 2.9 Analisis Finansial
Ada dua macam analisis yang biasa ditekankan pada ilmu evaluasi proyek, yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial adalah suatu analisi proyek dimana proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orangorang yang menanamkan modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Analisis ekonomi adalah analisis proyek dimana proyek dilihat dari sudut perekonomian sebagai keseluruhan (Kadariah; L Karlina, C Gray 1978). Analisis finansial memiliki arti yang penting dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang tumt serta dalam mensukseskan pelaksanaan proyek, sebab tidak ada gunanya menjalankan proyek yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan jika para petani (pengusaha) yang menjalankan aktifitas produksi tidak baik keadaannya (Kadariah; L Karlina;
C Gray 1978). 2.9.1 Analisis Usaha
Analisis usaha dilahvkan untuk mengetahui besarnya keuntungan diperoleh dari suatu kegiatan usaha dalam waktu satu tahun. Komponen yang digunakan dalam analisis usaha adalah analisis pendapatan usaha, analisis R/C, analisis Break Event Poirzt (BEP), dan analisis Pnyhnck Periode (PP). analisis usaha ini dapat dijadikan acuan atau pun dasar bagi pengusaha dalam membuat perhitungan dan menentukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan (Deden DAS 2001). Analisis pendapatan usaha digunakan untuk menghitung besamya total pendapatan yang diperoleh dari suatu usaha. Totd pendapatan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalan suahl proses produksi. Total penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikaitkan dengan harga produksi. Biaya produksi adalah nilai dari semua faL?or produksi yang digunakan, baik dalaln
bentuk benda mau pun jasa selama proses produksi berlangsung (Soekartani 2005). Sugiarto a t ul. (2002) menyatakan bahwa biaya produksi dapat dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel, dimana biaya tetap adalah biaya yang timbul dari pemakaian input tetap dan tidak bergantung pada jumlah output yang dihasilkan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besamya bervariasi sesuai dengan perubahan output yang dihasilkan. Analisis W C merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Semakin besar nilai R/C berarti semakin besar pula keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda mau pun jasa selama proses produksi berlangsung (Soekartawi 2005). Biaya produksi perikanan merupakan modal yang hams dikeluarkan untuk membudidayakan ikan dari persiapan sampai panen, yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang peuggunaannpa tidak habis dalam satu masa produksi, sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang habis dalam satu kali produksi (Rahardi F; Nazarudin, dan R Kristiawati 2005). Titik iinpas (BEP) merupakan titik potong antara kurva penerimaan total (TR) dengan kunra biaya total ( T o , atau dengan kata lain pada saat TR=TC. Usaha yang berada pada titik impas berarli usaha tersebut tidak untung dan tidak pula rugi. Usaha akan rugi apabila usaha tersebut berada pada posisi sebelum titik impas, sebaliknya apabila usaha berada padaposisi setelah titik impas, maka usaha tersebut untung (Hanafiah AM dan AM Saefuddin 1986). Husnan (1 994) menyatalian bah~vaanalisis PP (Payback Per?ode) digunakan untuk mengetahui beberapa waktu yang dibutuhkan untuk mengembalihn biaya investasi yang telah dikeluarh. Semakin pendek Payback Periode. maka investasi tersebut akan seinakin menarik. 2.9.2 Analisis KI-ite~ia Investasi
Salah satu analisis finansial yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu usaha adalah dengan melahukan anlisis kriteria investasi. Djamin Z (1984)
menyatakan bahwa untuk membuat analisis finansial usaha perikanan diperlukan data-data sebagai berikut : 1) &us penerimaan (inflow) yang terdiri atas produksi total, penerimaan pinjaman, bantuan (grant), nilai sewa, dan nilai sisa (salvage value). 2) Arus pengeluaran (outJow) terdiri atas biaya investasi, biaya produksi,
pengembalian pinjaman bunga, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat, dan bangunan serta biaya lain seperti pajak, retribusi, kontribusi dan biaya pemasaran. Ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu proyek dapat dicari dengan berbagai macam indeks yang disebut investment criteria, yang terdiri atas
Net Present Valzle (NPV), Internal Rate ofReturn (IRR), dan Net Benejt-Cost Ratio (Net BIG'). NPY dari suatu proyek adalah selisih antara Present Value dari benefit dan Present Value dari biaya, sedangkanIRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari suatu proyek sarna dengan no]. Net B/C adalah perbandingan antara Present Value positif dengan Present Value negatif (Icadariah, L Karlina; C Gray 1978). Penilaian investasi suatu usaha dilakukan dengan membandingkan semna manfaat yang diperoleh akibat investasi dengan semua biaya yang dikeluarkan selama proses investasi. Komponen biaya dalam penilaian investasi suatu usaha meliputi biaya investasi dan biaya operasional, sedangkan penerimaan suatu usaha mempakan nilai penjualan dari produk yang dibasilkan oleh suatu usaha (Kadatiah; L Karlina; C Gray 1978). 2.9.3 Analisis Sensitintas
M e l l u ~Soekarta~vi t (1981), analisis sensitivitas adalah sebuah proses analisis yang menunjukkan perubahan-pembahan koefisien perencanaan. Koefisien perencanaan semula dapat berubah karena dapat dipengamhi oleh beragam pilihan kegiatan yang akan dilaksanakan. Menurut Kadariah, L Karlina; dan C Gray (1973) tujuan analisis sensitivitas adalah untuk rnelihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau pembahan dalam dasar-dasar perhitungan atau manfaat.
Menurut Kadariah, L Karlina; dan C Gray (1978) ada tiga ha1 yang perlu diperhatikan salam analisis sensitivitas, yaitu : 1) Terdapatnya cost overrun, malia perlu diadakan pada proyek-proyek yang memerlukan biaya pengembangan yang besar, karena orang memperhitungkan biaya pengembangan terlalu rendah, tetapi pada saat melaksanakan pengembangan biaya yang dikeluarkan lebih tinggi. 2) Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum. 3) Mundumya w&
ZII.
ICE
GKA PENDEKATAN STUD1
Salah satu potensi perikanan budidaya yang sedang dikembangkan adalah budidaya ikan hias. Ikan hias yang digemari oleh masyarakat luas salah satunya adalah Ikan Maskoki. Budidaya pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar dilahxkan secara tradisional dengan sistem jaring tancap di situ. Dalam melakukan budidaya pembesaran Ikan Maskoki dipengaruhi oleh dua fak?or, yaitu f&or internal dan fakTor ekstemal. Fak?or ekstemal adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan pembudidaya, sellerti kondisi dam, kondisi sosial politik, dan kelembagaan. Faktor internal adalah fakTor yang bisa dikendalikan oleh pembudidaya berupa input produksi, baik input tetap maupun input v'ariabel. Dalam usaha pembesaran Ikan Maskoki yang termasuk input tetap adalah modal yang terbatas serta tingkat pendidikan d m pengalaman usaha yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap pendapatan. hzpul variabel meliputi benih ikan, pakan, upah tenaga k e j a dan volume jaring. Dalam penelitian ini variabel y a ~ diteliti g adalah input variabel (fak?or internal). Pembudidaya harus dapat mengalokasikan faktor-faktor produksi tersebut agar dapat mencapai keuntungan terbesar yang mungkin dicapai. FakTor biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam usaha ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pembudidaya dalam menjaga lieberlangsungan usahanya, sehingga perlu dilakukan analisis minimisasi biaya untuk mengetahui kombinasi input optimal. Analisis usaha dilakulian untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan untung atau rugi. Hal ini dilakukan dengan melihat nilai pendapatan keuntungan usaha, R-CRatio, Payback Period d'an Break Event Poinl. Apabila usaha tersebut untung maka dilanjutkan dengan melakukan analisis kriteria investasi yang meliputi Net Present Value (IVY),Net B/C, d m Internal Rate ofReturtz (IRR). Setelah itu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kepekaan
usaha pembesaran Ikan Maskoki terhadap kemungkinan perubahan input atau pun perubahan output produksi. Apabila hasil analisis kriteria investasi layak dilakukan. maka usaha tersebut layak untuk dikembangkan. Penjelasan kerangka pendekatan studi tersebut dapat dilihat pada Gambar 15.
Analisis lUC Ratio Analisis Payback Period
* Analisis Sensitivitas
Gainbar 15. Skema Kerangka Pendekatan Studi Keterangan : ............ : Ruang L i n g h p Penelitian
IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalarn penelitian ini adalah metode studi kasus dengan satuan kasusnya adalah usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor. MenurutNazir M (2003): studi kasus (case study) adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk menggambarkan secara mendetail tentang latar belakang, sifat serta karakier yang khas d a i kasus, atau pun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijaditcan suatu hal pang bersifat umum. 4.2 Jenis dm Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data text dan data
image. Menumt Fauzi A (2001) data text adalah data yang berbentuk alphabet, tabel maupun angka numerik. Data image adalah data yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu melalui foto, diagram, dan sebagainya (Fauzi A 2001). Data text yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah keadaan umum daerah penelitian, seperti data monografi wilayah Desa Parigi Mekar, komponen harga, dan pemakaian input dalam usaha pembesaran Ikan Maskoki. Data image yang &an diperoleh yaitu bentuk hapa, jenis ikan, alat-alat pembesaran dan foto kegiatan usaha pembesaran Ikan Maskoki. Berdasarkan sumber datanya, data yang digunakan meliputi data prime1 dan data seliunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan pembudidaya ikan dengan mengisi Lwisioner sebagai alat wawancara. Data primer yang dikumpulkan meliputi karakieristik pembudidaya Ikan Maskoki yang melakukan pembesaran seperti usia, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, pekerjaan lain, jumlah tanggungan keluarga Jenis input yang digunakan serta harga-harga input. Data sekunder yang mendukung dalam penelitian ini diperoleh dari catatan dan laporan lembaga atau instansi terkait di
lokasi penelitian, yaitu Kantor Dinas Petemakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Kantor Desa Parigi Mekar, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor tahun 2006. 4.3 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive scnnpling, dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbanganpertimbangan tersebut antara lain bisa diajak berkomunikasi dengan baik, sudah pernah berproduksi minimal satu tahun, memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai masalah budidaya Ikan Maskoki. Jumlah sampel30 orang dipilih alas individu-individu yang di'mggap me~vakilisifat-sifat keseluruhan pembudidaya Ikan Maskoki yang memanfaatkan situ dengan sistem jaring tancap (hapa). Pengumpulan data dilakukan dengan wabvancara langsung kepada pembudidaya ikan maskoki karena pada umumnya pembudidaya tersebut tidak memiliki catatan secara tertulis mengenai kegiatan usahanya Agar data yang diperoleh baik dan terarah, maka akan di berikan kuisioner bempa daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. 4.4 Metode Analisis Data
Data yang telah dikimpulkan akan dianalisis dengan menggunakan cara sebagai berikut : 4.4.1 Fungsi Biaya Total Minimum
Fungsi biaya total minimum merupakan fungsi dari harga faktor input (W,) dan tingkat outpiit (Y), dapat dinyatakan sebagai berikut : C* = a ~ a ' . ~ 2 a 2 . ~ 3 a 3 . ~ , a 4 , ~ 5 a S .............. . ~ 6 a 6.... ~ ...( P10) .e"
Persamaaan di atas merupakan tun~nandari fungsi Cobb Douglass, yang dapat dinyatakan dalam fungsi biaya. Apabila fungsi tersebut dinyatakan ke dalam fungsi logaritma natural sebagai berikut :
Ln C = Liz a*+ a, bi W,+ az liz W ~ a3 T In Wj+ &In W4+ a j In Wj+ a6 In W6+
B Iiz
Y+ u If? e.. . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (1 1)
dengan : C* = Biaya total
a* = Intersep W, = Harga benih Ikan Maskoki (rupiah per ekor) Wi = Harga cacing sutera (rupiah per taka) W3= Harga pelet (rupiah per kg) W4= Upah tenaga kerja pembersihan (rupiah per jam) W5 = Upah tenaga kerja pemanenan (rupiah per jam) Wb = Harga jaring (rupiah per m3) a, = Koefisien input yang diduga, i = 1,...., 6 p = Koefisien output yang diduga Y = Jumlah produki Ikan Maskoki (ekor) u = kesalahan e = bilangan natural = 2,7182 4.4.2 Evaluasi Model Untuk mengetahui bahwa model yang diduga terpenuhi secara teori dan statistik digunakan evaluasi model dugaan. Kriteria yang digunakan adalah kriteria ekonomi kriteria statistik dan kriteria ekonomelrik. 4.4.2.1 K ~ i t e ~Statistik ia Pengujian model regresi secara statistik diawali dengan pembuatan tabel annlisis of va~ia~zce (ANOVA) untuk FK,",, dan R' (koefisien determinasi). Koefisien determinasi (&) digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel dependen dipengaruhi variabel-variabel independen. Pengujian kebenaran hipotesa dilakukan dengan uji t-student dan uji Fisher (F). Uji F dilakukan untuk mengetahui secara serentak variabel independen atau menguji koefisien regresi secara menyeluruh, sedangkm uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi parsial secara individu. Uji statistik Fisher
(mdalam penelitian ini mengajukan hipotesa :
H o : ~ , :ui
HI : Salah satu atau semua Ha# 0 JKR l(K - 1)
4,""B = JKB l(n - k )
JICX = Jumlah Kuadrat regresi JKD = Jumlah Kuadrat Residual n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel a) Jika FI,,~,,,~ < fifnbeiberarti terima Ho, artinya harga input secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap biaya b) Jika Fi8it,, > Ftnbel berarti tolak Ho,artinya harga input secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap biaya. Uji statistik ts,,d,,, dalam penelitian ini mengajukan hipotesa : Ho: ai=O
HI : ai#O a) Jika ti,ia,< r r , ~ 1 ,maka HOditerima, artinya Wi tidak berpengamh nyata terhadap C. b) Jika t~,i,,,> t , , ~ ,makafk ditolak, artinya Wi berpengaruh nyata terhadap C. 4.4.2.2 K ~ i t e ~Ekonomi ia
Pengujian model berdasarkan kriteria ekonomi dilakukan dengan melihat atau menguji tanda pada parameter model regresi berdasarkan apriori teori ekonomi yang sesuai. Tanda yang diharapkan dari parameter yang diduga dalam model regresi yang sesuai dengan apriori ekonomi adalah positif. 4.4.2.3 Klitelia Ekonometrik
Asumsi utama yang harus dipenuhi yaitu : 1) Normalitas
Cara mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat grafik normal probrrbilify atau histogram, yaitu dengan melihat penyebaran titik pada sumbu
diagonal untuk gratik nornmlprobrrbiliry sedangkan untuk histogram dengan melihat kurva yang bebrbentulc genta (lonceng). Menurut Santoso S (2000), dasar pengambilan keputusm berdasarkan grafik norimlprobabilify adalah sebagai berihxi :
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
-
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, m&a model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2) Homoskedasitas Santoso S (2000) menjelaskan bahwa model regresi linear harus memenuhi homoskedasitas yaitu v'aiians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain hams konstan. Jika tidak maka akan terjadi heteroskedasitas . Model regresi yang baik adalah tidak tejadi heteroskedasitas . Scatterplot digunakan untuk mendeteksi ada tidahya pola tertentu dimana sumbu Xdan Y yang telah diprediksi, dan sumbu Y residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah distudentized, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berihxt :
- Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedasitas.
- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak tejadi heteroskedasitas. 3) Multikolinearitas
Santoso S (2000) mengemukakan bahwa antar variabel X tidak boleh tejadi hubungan linear yang sempurna Caramendeteksi multikolinearitas adalah sebagai berikut :
-
Besaran VIF dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati 1.
-
Besaran korelasi antar variabel independen. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (di baw'ah 0,5).
4) Autokorelasi
Menurut Gujatati D (1997), autokorelasi dapat didefinisiskan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut wak3I.I (seperti dalam data m t a n \vak$u) atau ruang (seperti dalam data cross-sectional). Model regresi yang baik seharusnya bebas dari autokorelasi. Cara mendeteksi autokorelasi menurut Santoso S (2000), dengan menggunakan uji Durbin-Watson yang diambil patokan secara umum adalah sebagai beriht :
-
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi
- Angka D-W antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi - Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif 4.4.3 Analisis Elastisitas Harga Znprct Elastisitas harga input dihitung untuk melihat persentase perubahan jumlah input terhadap persentase perubahan barga input. Elastisitas harga input dihitung
dengan cara berikut : dimana = elastisitas permintaan dari harga input ai=koefisien faktor input ke-i E
4.4.4 Kondisi SMa Usaha Kondisi skala usaha dapat ditentukan oleh nilai jumlah koefisien input pada produksi (2 q). Apabila bemilai sama dengan satu maka skala usaha berada pada kondisi konstan, sedangkan bila bernilai lebih kecil dari satu menunjukkan kondisi skala usaha yang naik ditunjukkan oleh lebih besar dari satu Fungsi produksi Cobb Douglas yang secara matematis diganbarkan sebagai berikut :
Y =XI"'X~"~X~"~... X,an ea ................................ (13) akan mempunyai fungis biaya dengan bentuk : C=KW1""""' , W z a z a i
.w3"ji="' . ~
o G l X a i yllSai
WG
4
~
.W5a5/Zai ~
'
=
~
~
...............................................................................
(14)
dimana K adalah konstanta yang tergantung pada al,a2 a;, a,as dan ac dan C a; merupakan penjumlahan dati a,, a%a3, a4,as dan as. Dengan demikian, kondisi skala usaha dapat diketahui dari nilai koefisien penduga dari hasil produksi pada hngsi biaya 4.4.5 Pe~mintaanFaktor Produksi Optimal Besarnya permintaaan fakTor produksi optimal adalah turnranpertama fungsi biaya total minimum terhadap faktor harga input yang bersangkutan yang dinyatakan sebagai berikut :
dimana, C* = Biaya total minimum Wi= Fakior harga input ke-i, i = 1,2....,5 Xi*=Permintaan falctor input ke-i, i = 1,2,...., 5 4.4.6 Analisis Finansial
Analisis finansial adalah suatu analisis proyek dimana proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnpa dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek (Kadariah; L Karlina; dan C Gray 1978). Analisis finansial yang digunakan adalah analisis usaha dan analisis
kriteria investasi. 4.4.6.1 Analisis Us'aha
Analisis usaha mempakan analisis jangka pendek yaitu analisis yang dilakukan unhtk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha dalam waktu satu tahun. Analisis usaha terdiri atas analisis pendapatan usaha, analisis R/C, analisis BEP (BreakEverzt Point), dan analisis PP (Payback Periode). 1) Analisis Pendapatan Usaha Pendapatan usaha pembesaran Ikan Maskoki dapat dicari dengan menggunalian rumus sebagai berikut :
TR : Total Revenue (Penerimaan Total) TC : Total Cost (Biaya Total)
Dengan kriteria usaha : TR > TC : Usaha menguntungkan TR = TC : Usahapadatitik keseimbangan (titik impas) TR < TC : Usaha mengalami kerugian 2) Analisis Revenue-Cost Ratio (n/C)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu (I tahun) cukup menguntungkan. Rumus yang digunakan :
Dengan kriteria :
RK > I , maka usaha menguntungkan R/C = I, inaka usaha impas R/C < I , maka usaha rugi 3) Analisis Break Evertt Poirtt (BEP)
Break Event Point menunjukan produksi minimum setiap tahun pada
tingkat tidak untung dan tidak rugi. Menurut Umar H (2003) BreakEvent Point atau analisis titik impas adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui sampai pada batas mana kegiatan usaha yang dijalankat~masih mendatangkan keuntungan. ICeadaan titik impas merupakan keadaan dimana penenmaan perusahaan (TR)sama dengan biapa yang ditanggungnya ( T o , TR=TC. Break Event Point dapat dimmuskan sebagai berikut :
BE?~aga~odir!atj
TFC ... ... .., ...... ... ... ... ... ...(18) -
Tvc
1 - ---TR
dimana : TFC = Biaya tetap total (rupiah) TC = Total biaya (rupiah) TVC = Biaya variabel total (rupiah) TR = Penenmaan (rupiah) AVC = Biaya Variabel rata-rata (rupiah) P = Harga komoditas (rupiah per ekor) BEP = Produksi minimum (ekor) 4) Analisis Payback Periorle (PP)
Payback Periode digunakan untuk mengetahui berapa lama ~ d l yang u
diperlukan untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan. Menurut Husnan S dan Suwarsono (1997) metode Payback Periode digunakan untuk mengukur
seberapa cepat investasi yang ditanamkan pada statu proyek bisa kembali dan hasilnya digambarkan oleh satuan waktu. Rumus yang digunakan untuk menghitung PP :
PP =
Investnsi xltahun ... ... ... ... ... ... ... ... NetBeneJit
4.4.6.2 Analisis Kriteria Investasi
Untuk mengetahui prospek usaha pembesaran ikan maskoki dapat dilakukan dengan analisis laitera investasi. Menurut Kadariah; L Karlina; dan C Gray (1978) penilaian investasi suatu usaha dilakukan dengan membandingkan semua manfaat yang diperoleh akibat investasi dengan semua biaya yang dikeluarkan selana proses investasi, untuk memutuskan layak atau tidaknya suatu proyek dilalisanakan. Analisis kriteria investasi antara lain :
1 ) Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah selisih antara selang penerimaan dengan nilai
sekarang dari pengeluaran pada tingkat bunga tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung NPVadalah sebagai berikut :
NPV =
c- + j
t-o
Bt-Ct ... . (1 i)'
dimana Bt = Manfaat unit usaha pada tahun ke-t Ct = Biaya unit usaha pada tahun ke-t i = Tingkat suku bunga t =Tahun 1 =Discount Factor (dJ) (1 + i)'
2) Net B/C
Menurut Kadariah, L Karlina; dan C Gray (1978) adalah perbandingan mtara jumlah kini (present value totnl) dari keuntungan bersih pada tahuntahun dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih ymg bernilai negatif Rurnus yang digunakan adalah : Bt-Ct NetB I C =
Bt-Ct
>0 <0
dengan kriteria kelayakan B/C > I, berarti usaha layak dijalankan B/C < I, berarti usaha tidak layak dijalankan 3 ) Irzternnl Rate of Return (IRR)
InternnlRate ofReh,rn adalah nilai tingkat suku bunga i yang rnembuat NPVsari proyek sama dengan nol. IRR dapat diartikan sebagai tingkat bunga dimana nilai kini dari biaya total sama dengan nilai kini dari penenmaan total. IRR dapat dimmuskan sebagai bedkut :
IRR = i'+
NPV' NPV'-NPV"
Keterangan = Tingkat bunga yang menghasilkan NPVi 'i i" = Tingkat bunga yang menghasilkanNPV NPV'= NPVpada tingkat s&u bunga yang i' NPV = NPVpada tingkat suku bunga yang i"
(jl~-jt)
Kriteria kelayakan : IRR L tingkat suku bunga yang berlaku : Usaha layak dijalanlian IXR 5 tingkat suku bunga yang berlaku : Usaha tidak layak dijalankan 4.4.6.3 Analisis Sensitivitas
Menurut Soekartawi (1981) analisis sensitivitas adalah sebuah proses analisis yang menunjukkan perubahan-perubahan koefisien perencanaan. Koefisien perencanaan semula dapat berubah karena dapat dipengamhi oleh beragam pilihan kegiatan yang dilaksanakan. Menurut Kadariah; L Karlina; dan
C Gray (1978) tujuan analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan atau manfaat. Analisis sensitivitas dalam penelitian pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar dilakukan untuk menguji kepekaan perubahan keadaan terhadap kelayakan investasi. Metode yang digunakan adalah swilclzing value. Metode ini digunakan untuk mengetahui berapa besar persentase perubahan terhadap harga benih Ikan Maskoki yang dapat membuat nilai NPVnegatif, Net B/C, d m IRR < i. Harga benih Ikan Maskoki sangat b e r p e n g d terhadap kegiatan usaha pembesaran Ikan Maskoki. 4.5 Batrsnn dan Pengukumn 1)
Budidaya Ikan Maskoki yang dilakukan dengan jaring tancap (hapa) di sebuah situ adalah kegiatan yang dilakukan oleh pembudidaya atau petani ikan maskoki dalam usaha pembesaran benih Ikan Maskoki.
2)
Jenis Ikan Maskoki yang dipelihara adalah jenis oranda: tos@dan kaliko.
3)
Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pembudidaya Ikan Maskoki selama satu periode produksi.
4)
Hasil produksi adalah jumlah Ikan Maskoki yang dihasilkan per musim panen dengan penggunaan f&or produksi terlentu, dalam satuan ekor.
5)
Jaring atau happa adalah tempat yang digunakan untuk membesarkan Ikan Maskoki. dalam satuan m3.
Pakan adalah makanan yang dibutuhkan Ikan Maskoki yang berasal dari luar perairan berupa pelet yang diukur dalam kg dan cacing sutera yang didcur dalam takar. Total penebaran benih adalah jumlah benih Ikan Maskoki pang ditebar selama satu musim pemeliharaan, dengan satuan pengukuran ekor. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi. Pengukuran tenaga kerja dinyatakan daliun jam. Harga benih adalah harga benih ikan nil yang diterima oleh pembudidaya dan dinyatakan dalam rupiah per ekor. Harga cacing sutera adalah harga cacing sutera riil yang diterima oleh pelnbudidaya dan dinyatakan dalam rupiah per takar. Harga pelet adalah harga pelet riil pang diterima oleh pembudidaya dan dinyatakan dalam rupiah per kg. Upah tenaga k e j a pembersihan adalah upah riil yang diterima pekerja pembersihan per jam dinyatakan dalam rupiah per jam. Upah tenaga kerja pelnanenan adalah upah riil yang diterima pekeja pemanenan perjam dinyatakan dalam rupiah per jam. Harga jaring adalah harga jaring riil yang diteima oleh pembudidaya dan dinyatakan dalam rupiah per m3. Usaha layak apabila nilai NPV> 0, Net B/C> 1, deanIIXR > i. Usaha dianggap usaha b m dengan umur proyek 5 tahun. Nilai sisa berasal dari seluruh komponen investasi. 4.6. W&tu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian sebanyak dua kali, yaitu pada awal September dan akhir Oktober Tahun 2007. Penelitian dilaLukan di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor.
V. IaADAAN URSURI DAERAW PENELITIAN 5.1 Letak dan Keadaan A l m
Desa Parigi Meliar adalah satu dari sepuluh desa yang ada di Kecarnatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Protinsi Jawa Barat yang terdiri atas 3 dusun, 4 RW dan 15 RT. Jarak Desa Parigi Mekar dengan Ibukota ICecamatan Ciseeng adalah 1,5 irm dan 20 h dda Ibukota Kabupaten Bogor, sedangkan jar& Desa Parigi Mekar dari Ibukota Provinsi Jawa Barat adalah 80 km. Sebelah Utara dan Barat Desa Parigi Mekar berbatasan dengan Desa Ciseeng, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bojong Sempu dan sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Babakan. Desa Parigi Mekar berada pada ketinggian 150 m dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 27 OC. Luas wilayah Desa Parigi Mekar adalah 184,78 ha dengan pemanfaatan wilayah seperti pada Tabel 3, yaitu penggunaan lahan terbesar adalah untuk pemukiman seluas 89 ha (48,16 %), kemudian diikuti penggunaan lahan untuk sawah dan ladang seluas 68,72 ha (37,19 %), untuk empang seluas 20,5 ha (1 1,09 %), untuk bangunan umum seluas 6,5 ha (33 1 %) dan lain-lain seluas 0,06 ha (0,05 %). Tabel 3. Luas Wilayah Desa Parigi Mekar Menurut Penggunaan Lahan, Tahun 2007
Smnber : Data Monografi Desa Pnrigi M e h , 2007
5.2 Komposisi Penduduk Berdasarhn Umor dan Jenis Ketamin
Penduduk merupakan sejumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada walrtu tertentu d m merupakan hasil proses-proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas dan xnigrasi. Komposisi penduduk merupakan pengelompokan penduduk berdasarkan kar&eristik-karaliteristik tertentu.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Desa Parigi Mekar dapat dilihat pada Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa sampai a!ihir tahun 2007 jumlab penduduk Desa Parigi Mekar adalah 7.436 jivva dengan perincian 3.941 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 3.495 jiwa penduduk berjenis kelamin perempuan dengan status kewarganegaraan Indonesia. Jumlah penduduk terbanyak sebesar 852 jiwa (1 1,45 %) terdapat pada kelompok umur 0 - 4 tahun. Jumlah penduduk paling sedikit terdapat pada kelompok umur 60 - 64 tahun yaitu sebanyak 189 jiwa (2,54 %). Rasio jenis kelanin dinyatakan sebagai perbandingan antarajunllah penduduk laki-laki per seratus penduduk perempuan. Nilai rasio jenis kelamin di Desa Parigi Mekar adalah sebesar 112,8 % artinya dalam 100 orang penduduk perempuan terdapat 113 orang penduduk laki-laki. Rasio beban tanggungan dinyatakan sebagai perbandingan antarajumlah penduduk berusia di bavvah 15 tahun dan di atas 65 tahun per seratus penduduk berusia 15 sampai dengan 64 tahun. Nilai rasio beban tanggungan di Desa Parigi
Mekar adalab sebesar 53 %, artinya dalam 100 orang penduduk berusia 15 saiipai dengan 64 tahun terdapat 53 orang penduduk berusia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun. Rasio anal; wanita dinyatakan sebagai perbandingan antarajumlah an& berusia di bawah 4 tahun per seratus orang penduduk wanita berusia 15 sampai dengan 49 tahun. Nilai rasio anak wanita di Desa P'arigi Mekar adalah 42,s %, artinya dalam seratus orang penduduk tvanita berusia 15 sampai dengan 49 tahun terdapat 43 orang an& berusia di bawah 4 tahun. 5.2 Sarana dan Prnsarana
Penduduk Desa Parigi Mekar memerlukan sarana dan prasarana untuk menunjang alctivitas mereka sehari-hari. Desa Parigi Mekar merniliki berbagai sarana dan prasarana antara lain sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, pendidikan, olahraga, kesehatan dan penbadatan. 5.2.1 Transportasi dan Komunikasi
Sarana dan prasarana transportasi yang dimiliki Desa Parigi Mekar c u m memadai sehingga dapat mendukung pelaksanaan kegiatan ekonomi dan pembangunan. Prasarana jalan terdiri atas jalan dusun sepanjang 2 km, jalan desa sepanjang 3 km, jalan ekonomi sepanjang 2 km,jalan kabupaten sepanjang 3 tcm, dan 5 buah jembatan sepanjang 0,s km. Sarana transportasi yang dimiliki Desa Parigi Mekar antara lain 110 buah sepeda, 516 buah sepeda motor dan 77 buah mobil pribadi. Sarana komunikasi yang dimiliki penduduk antara lain televisi sebanyak 179 buah dan radio sebanyak 235 buah. 5.2.2 Pendidikan
Adanya prasarana pendidikan di Desa Parigi Mekar sangat menunjang pembangman di bidang akademik. Prasarana pendidikan yang dimiliki Desa Parigi Mekar dibagi kedalam dua kelompok, yaitu pendidikan umum d m pendidilian khusus. Prasarana pendidikan umum terdiri atas 3 buah Sekolah Dasar Negeri dan 4 buah Sekolah Menengah Pertama Swasta Prasarana pendidikan khusus terdiri atas 2 buah madrasah.
5.2.3 Olaluaga
Adanya prasarana olahraga di Desa Parigi Mekar sangat membantu penduduk dalam menyalurkan b&at atau hobi di bidang olahraga. Prasarana olahraga yang dimiliki Desa Parigi Mekar antara lain 3 buah lapangan sepakbola, 4 buah lapangan voli, 2 buah lapangan bulutangkis, dan 1 buah lapangan tenis
meja. 5.2.1 Kesehatan
Untuk menunjang kesejahteraan masyarakat maka ketersediaan prasarana kesehatan menjadi sangat penting. Prasarana kesehatan yang dimiliki Desa Parigi Mekar yaitu 5 buah posyandu. Pelayanan kesehatan ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan penimbangan balita dan penyuluhan-penyuluhan kesehatan. 5.2.5 Pe~ibadatan
Sebagian besar penduduk Desa Parigi Mekar memeluk agama Islam. Untuk menunjang kegiatan ibadah penduduk beragama Islam terdapat sarana peribadatan berupa masjid sebanyak 3 buah dan mushola sebanyak 1S buah, sedangkan untuk penduduk beragama lain melakutian kegiatan peribadatan di daerah lain. Penduduk Desa Parigi Mekar membentuk kelomok-kelompok ibadah yang terdiri atas 600 orang anggota Majelis Ta'lim: 150 orang remaja Masjid dan 30 orang Relnaja Gereja. 5.3 Usaha Pembesaran Ikan Maskoki (Carrasius auratits)
Kegiatan usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar merupakan kegiatan budidaya yang paling dominan dengan mernanfaatkan sebuah situ. PadaTahun 1996, belajar dari budidaya Ikan Maskoki di Tulungagung, usaha ini h q a dijalankan oleh 16 pembudidaya Menilai padakeuntungan yang didapat keenambelas pembudidaya tersebut, lama-kelamaan situ tersebut ramai dipadati jaring (hapa) milik penduduk sekitar situ, sehingga pada tanggal 20 Maret 1997 Kelompok Pembudidaya Pembesaran Ikan Maskoki ditetapkan sebagai kelas pemula
Kedalaman dan suhu air situ yang cocok bagi pcrtx~rnbuhmIkan Maskoki membuat pembudidaya hanya menggunakan cara-cara tradisional dalam menjalankan usahanya. Pembesaran Ikan Maskoki di dalam situ sangat menguntungkan karena sirkulasi air terjadi secara alami yang berasal dari 2 inlet, yaitu Swgai Ciliwung dan Sungai Cisadane, kemudian air keluar melalui 1 outlet. Perkembangan usaha budidaya pembesaran Ikan Maskoki ini sangat baik. Pada Tahun 2003 Pemerintah Daerah Bogor menetapkan Kelompok Pembudidaya Ikan Maskoki ini sebagai kelas utama. Saat ini, h a i l usaha pembesarm Ikan Maskoki sudah mendapatkan juara I1 dalam perlombaan Ikan Maskoki Tingkat Nasional berada satu tingkat di bawah Tulungagung, gurunya.
VI. B A S E DAN PEMB
SAN
6.1 Keadmn Pembudidaya dan Kacakte~istikUsaha Pembesacan lkan Maskoki (Currusirrs arrrutrcs)
Keadam pembudidaya dan karakterisitik usaha pembesaran Ikan Maskoki dapat dilihat padaTabel5. Berdasarkan Tabel 5, pembudidaya usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar rata-rata berumur 37,13 iahun. Pembudidaya dengan kisaran umur antara 20 sampai dengan 35 tahun menempati persentase terbesar (50%). Sedangkan persentase terkecil(1,33%) terdapat pada kisaran umur antara 46 sampai dengan 55 tahun. Tabel 5. Keadaan Pembudidaya dan Karaheristik Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 Karakteristik Rataan A) Umur (%) * 20-35 50,OO * 36-45 36,67 * 46-55 3.33 * z55 B) Pengalaman Usaha (%) *2-4 23,33 *8-10
C) Pendidikan (%d) '
*
1
3,OO 47,OO 26,67 13,33 10,OO
Tidak ~ A a i ~ e k o l Dasar ah
* Tamat Sekolah Dasar
* Tanlat Sekolah Menengah Pertama * Tamat Sekolah Menengah Atas
* Tamat S1
1
D) Status Usaha * Utama * Sambilan
Sumber
26167
1
70.00 30:00
: Data p ~ l e diolah r
Pengalaman usaha pembudidaya rata-rata 6,13 tahun dengan persentase terbesar (50%) beradapada kisaran pengalaman usaha 5 sampai dengan 7 tahun. Pada umumnya para pembudidaya tersebut sudah mengenyam pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi. Secara keseluruhan, lingkat pendidikan pembudidaya Ikan Maskoki paling banyak adalah
tingkat Sekolah Dasar (47%), kemudian diikuti oleh pemhudidaya dangan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama (26,67%), Sekolah Menengah Atas (13,33%) Sarjana (10%) dan tidak tamat Sekolah Dasar (3%). Pada umumnya, pembudidaya Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar menjadikan usaha pembesaran Ikan Maskoki sebagai pekerjaan utama yaitu sebanyak 70%. Sedangkan sisanya, 30%, menjadikan usaha pembesaran Ikan Maskoki sebagai pekerjaan sambilan. 6.2 Teknik Budidaya Pembesaran Ikan Maskoki (Camsins aurabs)
Budidaya pembesaran Ikan Maskoki pada kolam jaring tancap (hapa) meliputi beberapa kegiatan, yaitu : 1) Persiapan Wadah Pemeliharaan Persiapan wadah pemeliharaan Ikan Maskolci meliputi pemilihan tempat, pembuatan hapa dan pemasangan hapa Dalam pemilihan tempat, areal situ yang sebaiknya dipilih adalah yang tidali terlalu dalam juga tidak terlalu dangkal. Hal ini dimaksudkan agar bambu yang ditancapkan dapat berdiri dengan kokoh. Selain itu, untuk mencegah agar Ikan Maskoki tidak kabur saal air situ meluap di musim hujan dan mencegah kematian Ikan Maskoki saat air situ surut di musim kemarau. Pembuatan hapa dilakukan di darat. Hapa dibentuk dengan cara dijahit sesuai dengan ukuran yang diinginkan dengan menggunakan benang nilon. Pada tepi atas dan bawah hapa dimasukkan tali tambang sebagai pengikat. Pemasangan hapa dilakulian dengan mengikatkan tali tambang pada sebatang bambu yang sudah ditancapkan. Kemudian hapa yang sudah bertali tersebut ditarik untuk diikatkan lagi pada b m b u lainnya kemudian bambu ditancapkan dan seterusnya sampai hapa terbentuk dan siap digunakan. Bagian bawah hapa diberi batu pemberat di setiap sudumya. Luas keseluruhan hapa rata-rata pang dignakan untuk usaha pembesaran Ikan Maskoki ini sebesar 521,23 mZ.Setiap haparatarata nlembutuhkan 4 batang bambu.
Gambar 16.Hapa yang Sudah Dipasang 2) Penebaran Benih
Benih Ikan Maskoki yang ditebar addah henih yang sudah bemliuran sebesar kacang (1-2 cm) atau benih yang ukurannya lebih besar dari mata jaring pada hapa. Benill yang ditebar sebaiknya adalah benih yang berkualitas. Ciri-ciri benih herlcualitas adalah herbadan lums, bersirip tegak dan ekomya berbentuk kipas. Jumlah padat tebar benih rata-rata 47 ekor per mZ.Pada jurnlah padat tebar tersebut pertumbuhan Ikan Maskoki dinilai bagus oleh pembudidaya dengan slrrvival rate (SR) sebesar 54 %. Populasi yang lebih padat menyebabkan Ikan
Maskoki sulit bergerak dan kehilangan nafsu makan. Wak-tu yang baik untuk ~nelakukanpenebaran adalah saat pa@ dan sore u suhu air di situ tidak panas dan sesuai dengan hari. Pada W ~ U - w a k ttesebut suhu pada saat benih masih berada di kolam pembenihan, sehingga benih Ikan Maskoki yang baru ditebar mudah beradaptasi dan tidali sees.
Garnbar 17. Benih yang Siap Ditebar
3) Pemeliharaan
Pemeliharaaan Ikan Maskoki meliputi pemberian pakan dan pembersihan hapa Pemberian p
h dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Benih
yang baru dipelihara 10-15 hari diberikan pakan berupa cacing sutera saja. Setelah lebih dari 15 hari sampai dengan siap panen, Ikan Maskoki diberikan pakan berupa cacing sutera padapagi hari dan pelet pada sore hari. Selama satu musim tanam rata-rata pembudidaya menggunakan 0,77 takar per m2 cacing sutera dan 0,50 kg per m2 pelet. Pembersihan hapa dilakukan setelah panen dan sebelum benih ditebar. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar Ikan Maskoki tidak terserang jamur atau perasit. Sekaligus untuk mendeteki letak kerusakan hapa. Hapa yang r u s k atau sobek diperbaiki dengan dijahit kembali.
a
b
Gambar 18. a) Cacing Sutera, b) Pelel 4) Pemanenan Pemanenan dilakukan baik secara total mau pun selekif tergantung dari permintaan penlbeli. Pada umumnya, pemanenan dilakukan secara selektif atau disortir terlebih dahulu. Usia Ikan Maskoki yang dipanen sekitar 3-4 bulan dengan ukuran tubuh sebesar telur ayam (7-8 cm). Mekanisme pemanenan dengan melepas ikatan tengah dan bawah hapa. Kemudian hapa ditarik sampai ikan berhumpul di satu sudut. Setelah itu Ikan Maskoki yang uhrannya sudah layak penen dan kualitasnya bagus diambil dengan menggunakan seser kemudian dikumpulkan ke dalam saji. Jumlah produksi rata-rata Ikan Maskoki dalam satu musim tanarn sebanyak 13.187 ekor. Ikan Maskoki yang sudah dipanen dikemas dengan menggunakan plastik besar
u h r a n sepuluh kilogram dan diberikan oksigen. Satu kantong plastik umumnya berisi 100 ekor Ikan Maskoki.
Gambar 19. Hasil Panen Ikan Maskoki 6.3 Pernasalan Ikan Maskoki (Cnrrnsirrs nuratus)
Saluran pemasaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Garnbar 20. Berdasarkan Gambar 19, saluran pernasaran Ikan Maskoki terdiri atas saluran tingkat no], tingkat satu
dan tingkat dua. Saluran tingkat nol, yaitu pembudidaya Ikan Maskoki menjual hasil produksinya langsung ke tangan konsumen akhir. Pada umumnya, pembudidaya rnenjual hasil panennpa sendiri di Pasar Ikan Hias P m g dan Pasar Ciseeng. Saluran tingkat no1 merupakan saluran yang paling banyak ditempuh, karena dengan menjual produksi lkan Maskoki tanpa perantara akan menghasilkan keuntuugan yang lebih besar dibandingkan dengan melalui perantara.
Gambar 20. Saluran Pemasaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor Ketermgm : '= Saluran Pemasarnn Tingkat II Saluran kedua adalall saluran tingkat satu, yaitu pembudidaya Ikan Maskoki menjual hasii produksinya ke bandar untuk dijual lagi ke konsumen
&iir. Bandar-bandar tersebut datang langsung ke tempat budidaya, tetapi ada juga yang dikirim dengan ongkos kirim ditanggung bandar. Pada umumnya bandar berasal dari Depok, Lampnng, Bandung, T q e r a n g , dan Sukabumi. Saluran ketiga adalah saluran tingkat dua dimana pembudidaya menjual hasil panen ke pedagang penympul (tengkulak) untuk dijual ke bandar kemudian oleh bandar dijual ke konsumen akhir. Pada wilayah budidaya Ikan Maskoki Kecamatan Ciseeng hanya terdapat satu orang pedagang pengumpul yang membantu pembudidaya dalam menjual Ikan Maskoki. 6.4 Produksi dan Tingkat Penggunaan Faktor Produksi
Selama satu tahun, umumnya pembudidaya Ikan Maskoki melaksanakan kegiatan budidaya sebanyak tiga kali musim tanam. Pada usaha pembesaran Ikan Maskoki input yang digunalcan antara lain benih ikan, cacing sulera, pelet, tenaga kerja pembersihan hapa, tenaga kerja panen, dan volume jaring. Produksi dan tingkat penggunaan faktor produksi rata-rata per musim tanam di Desa Parigi Mekar Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Produksi dan Tingkat Penggunaan Faktor Produksi Rata-rata Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar per Musim Tanam, Tahun 2007
Sumber : Dntn primer diolnh
Berdasarkan Tabel 6, produksi Ikan Maskoki selama satu musiin tanam di Desa Parigi Mekar rata-rata 13.187 ekor. Input produksi yang digunakan rata-rata dalam satu musim tanam yaitu benih ikan sebanyak 24.267 ekor, palcan berupa cacing sutera sebanyak 402 t&ar dan pelet sebanyak 261,2 kg, tenaka kerja pembersihan hapa sebanyak 8,3S jam, tenaga kerja pemanenan sebanyak 16,82
jam dan volume jaring 521,23 m'. Menurut Lingga P dan AA Budiman (1999), padat penebaran benih untuk pembesaran Ikan Maskoki Teleskop usia 30 hari berkisar antara 150-100 ekor per in2. Berdasarkan ha1 tersebut, dapat disimpulkan bahwa padat tebar Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar lebih sedikit dari yang dianjurkan. Tingkat harga input dan output rata-rata dapat dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7, tingkat harga rata-rata input yang hams dibayarlian oleh pembudidaya yaitu untuk benih ikan Rp132,OO per ekor, cacing sutera Rp5.967,00 per takar, pelet Rp5.687,OO per kg, tenaga kerja permbersihan Rp7.702,OO per jam, tenaga kerja pemanenan Rp2.999,00 per jam, dan volume jaring Rp6.150,OO per m3. Harga rata-rata yang diterima pembudidaya Ikan Maskoki untuk satu ekor ikan adalah Rp2.750,OO. Tabel 7. Harga Input dan Harga Output Rata-rata Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa parigi Mekar per Musim Tanam, Tahun 2007.
Smnber : Data primer diolah
Biaya produksi adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input. Biaya produksi didapatkan dengan mengalikan jurnlah input dengan nilai dari input tersebut. Biaya produksi rata-rata usaha pemesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa biaya total produksi rata-rata yang harus dikeluarkan petani per musim tancun adalah sebesar Rp10.541.836,33 biaya produksi terbesar yang harus dikeluarkan oleh pembudidaya adalah biaya benih sebesar Rp3.536.166,67 atau sebesar 3334% dari total biaya yang dikeluarkan per musim tanm. Keinudian untuk biaya jaring Rp 10.550.279,33 (29,48%), biaya cacing sutera Rp2.353.000,OO (22,32%), biaya pelet Rp1.467.920,OO(13,91%), biaya tenaga keja peinanenan Rp38.703,33 (0,37%),
dan biaya terkecil yang hams dikeluarkan adalah biaya tenaga kerja pembersihan
Tabel 8. Biaya Produksi Rata-rata Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa parigi
Sumber : Data primer diolnh
Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk biaya benih. Hal ini diduga karena dalam usaha pembesaran Ikan Maskoki diperlukan benih ikan yang banyak untuk menghindari penyusutan yank besar pada hasil produksi. Biaya terkecil yang dikeluarkan adalah biaya untuk tenaga kerja baik pembersihan mau pun pemanenan karena tenaga kerja yang dipnakan rata-rata berasal dari keluarga sendiri, sehingga upah yang dibaparkan tidak terlalu besar. G.5.Fungsi Biaya Cobb-Douglas Usaha Pembesaran Ikan Maskoki (Carrasiris au~attrs) Fungsi biaya merupakan fungsi dari faktor harga input (W;)dan tingkat
o~lptrt(Y).Koefisien fungsi biaya dari usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar dapat diduga dengan mengynakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil regresi untuk menduga koefisien peubah pada fimgsi biaya dapat
dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan Tabel 9, maka model dapat ditulis dalam persamaan berikut : Ln C = 10,89 + 0,0812 in Wl + -0,3656 In W2+0,268 in W3+ -0,1052 in Wq+0,0098 in W j + 0,1457 Liz W6+ 0,5812 in Y ............................................ atau
(24)
Tabel 9. Koefisien Penduga Fungsi Biaya dengan Pendekatan Ordinary Least Square (OLS) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Pargi Mekar, Tahun 2007 Peubah / KoefisienPenduga 1 StmirlardEmor Konstanta 10,89 10,99 Benih Ikan 0.0812 0,23 Cacing Sutera I -0,3656 0,36 Pelet 0,268 1,Ol TK Pembersihan -0,1052 0,104 TK Panen I -0.0098 0,128 Volume Jaring 0,1457 0,289 Produksi Ikan 0,5812* 0.111 Sumber Keterangan
I
: Data primer diolah : 'Nyata pada selang kepercayaan 95 %
6.6 Evaluasi Model
Untuk mengetahui ketepatan suatu model maka diperlukan evaluasi model. Evaluasi model dapat dilakukan dengan beberapa uji kriteria, yaitu kriteria statistik. kriteria ekonometrik dan kriteria ekonomi. 6.6.1 Kriteria Statistik
Pengujian model secara statistik dapat dilihat dari nilai R2, uji F dan uji fntudent.
Nilai R2 (koefisien determinasi) digunakan untuk mengetahui sejauh mana
model dugaan dapat menjelaskan model sebenarnya. Semakin besar nilai R2 maka model tersebut semakin baik (mendekati model sebenarnya). Dari hasil regesi diperoleh nilai R2sebesar 65 % yang mengindikasikan bahwa model dugaan dapat menjelaskan model sebenamya sebesar 65 % atau variabel dependen dapat dijelaskan oleh rariabel-variabel independen sebesar 65%, sisanya sebesar 35% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Uji F (uji serentak) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabelvariabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Dari hasil regresi diperoleh nilai Fhitunq sebesar 5,85 lebih besar dari nilai F t d e l yaitu 2,46 dengan selang kepercayaan 95% (a = 0,05). Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa ketujuh variabel independen yang diduga, secara serentak berpengaruh
nyata terhadap variabel dependen pada selang kepercayaan 95%. Hal ini berarti model fungsi biaya dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Uji statistik tsluaenidigunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel. Hasil pengujian dengan menggunakan uji statistik tst,aentdapat dilihat padaTabe1 10.
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 10, pengaruh masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai beriht : a) Harga benih ikan (WI) Nilai t,,im, untuk harga benih ikan adalah 0,34 lebih kecil dari nilai tla,l yaitu 2,704, maka harga benih ikan tidak berpengaruh nyata terhadap biaya total. Hal ini diduga karena beberapa pembudidaya melakukan pembenihan sendiri, sehingga tidak mengetahui harga benih secara tepat. b) Harga cacing sutera(W2) Nilai thil,, untuk cacing sutera adalah - 1.00 lebih besar dari tlabrlyaitu -2,704, maka harga cacing sutera tidak berpengaruh nyata terhadap biaya total. Hal ini diduga karena beberapapembudidaya tidtidak membeli cacing sutera (mencari cacing sutera sendiri), sehingga tidak mengetahui harga cacing sutera c) Harga pelet (W,) Sama halnya dengan harga benih ikan, nilai thit,, harga pelet adalah 0,27 lebih kecil dari nilai g,,l
yaitu 2,704, maka harga pelet tidak berpeng'uuh nyata
terhadap biaya total. Hal ini diduga karena pembudidaya tidak mampu membeli pelet kualitas terbaik dengan harga yang lebih mahal, sehingga beralih kepada pelet kualitas rendah dengan harga yang jauh lebih murah.
d) Upah tenaga kerja pembersihan ( W 4 ) Nilai tl,im, upah tenaga kerja pembersihan sebesar -1,OO lebih besar dari nilai tlabelyaitu -2,704, maka upah tenaga kerjapembersihan tidak bepengaruh nyata terhadap biaya total. Hal ini diduga karena tenaga kerja tersebut berasal dari kalangan keluarga, sehingga upah yang dibayarkan tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki. e) Upah tenaga kerja panen ( W s ) Sama seperti upah tenaga kerja pembersihan, Nilai ti,it,,,,,upah tenaga kerja panan adalah -0,08 lebih besar dari nilai tab,, yaitu -2,704, maka upah tenaga kerja panen tidak bepengaruh nyata terhadap biaya total. Hal ini diduga karena adanya pembeli yang datang langsung untuk mengambil hasil produksi Ikan Maskoki, sehingga upah yang dikeluarkan untuk tenaga kerja panen menjadi lebih murah.
0 Harga jaring ( W 6 ) Nilai thiluneharga jaring adalah 0,50 lebih kecil dari nilai tl,bl yaitu 2,704, maka hargajaring tidak berpengaruh nyata terhadap biaya total. Hal ini diduga karena beberapa pembudidaya membeli jaring sendiri untuk dijahit oleh penjahit hapa Ongkos menjahit jauh lebih murah dibandingkan apabila membeli hapa yang sudah jadi (siap pakai). g) Produksi ikan (Y) Nilai thi,,,
produksi ikan adalah 5,21 lebih besar dari nilai tabel yaitu
2,074, maka produksi ikan berpengaruh nyata terhadap biaya total. Hal ini diduga karena biaya yang d i k e l u a r h tergantung dari banyaknya input yang digmakean untuk berproduksi. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua harga input tidak memilib pengaruh nyata terhadap biaya total. Hal ini diduga karena adanya kesalahan spesifikasi model dalam hal penentuan satuan benih. 6.6.2 Kriteria Ekonometl-ik
Asumsi-asumsi yang h m s dipenuhi dalam uji kiteria ekonometrik adalah sebagai beriliut :
1) Normalitas Cara mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat grafik normal probabiliv, yaitn dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal Pengujian normalitas untuk usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. GrafikNormal Probability Berdasarkan Gambar 21, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar sumbu diagonal. Dengan demikiq model regresi liniar lapak digunakar~untuk prediksi fungsi biaya berdasarkan masukan variabel independennya. 2) Homoskedasitas Model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk mendeteksi ha1 tersebut digunakan grafik Scatterplot. Jika data menyebar baik di atas mau pun di bawah sumbu pada titik no1 d e n ~ a ntidak membentuk pola tertentu maka asumsi homosdekasitas terpenuhi. Grafik Scatterplot pada usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar dapat dilihat pada Garnbar 22.
~ c s i d u a i rv e i i v i the ~ i t t e dValuer ,rnQDO"S* , s , n c >
Gambar 21. Grafik Scatterplot
Berdasarkan Gambar 21. dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar baik di atas mau pun di bawah sumbu pada titik no1 dengan tidak membentuk pola tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, maka model regresi liniar memenuhi asumsi homokedasitas, sehingga model regesi liniar layak digunakan untuk prediksi fwgsi biaya dengan masukan variabel independennya. 3) Multikolinearitas
Model segresi yang baik adalah model regesi pang bebas multikolineasitas. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat melalui besaran VIF. Apabila Besaran VIF berada di seliitar angka 1, maka model tersebut bebas mulikolinearitas. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan pendekatan OLS didapatkan bah~vanilai VIF untuk semua variabel berada di sekitar angka 1 (Lampiran 4), maka model regresi linier layak digunakan untuk prediksi fungsi biaya berdasarkan masukan variabel independennya. 4) Autokorelasi
Selain bebas multikolinearitas, model regresi yang baik juga harus bebas autokorelasi. Cara mendeteksi autokorelasi yaitu dengan uji Durbin-Watson dengan patokan sebagai berikut :
- Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi
-
Angka D-W antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif Niali Durbin-Watson usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi
Mekar dengan pendekatan metode OLS didapatkan angka sebesar 2 (Lampiran 4), maka model segresi linier layak digunakan untuk prediksi fungsi biaya berdasarkan masukan variabel independennya. 6.6.3 Kriteria Ekonomi
Secara apriori ekonomi tanda yang diharapkan dalam pendugaan fungsi biaya adalah positif, artinya dengan meningkatnya harga dan produksi, maka akan meningkatkan biaya. Berdasarkan persamaan (24 atau 25), menunjukkan tanda koefisien dari variabel W,(harga benih), W3(harga pelet), W&arga jaring), d m Y(jum1ah produksi) adalah positif. Ini menunjukkan tanda yang sesuai atau
memenuhi kiteria ekonomi, artinya apabila WI, W;, Wg dan Y ditingkatkan, maka biaya yang dikeluarlian akan meningkat seuai dengan koefisien yang dimiliki. Variabel lain, seperti W;(cacing sutera), Wd(tenaga kerja pembersihan) dan Wj(tenaga kerja panen) memiliki tanda negatif yaitu tanda yang tidak memenuhi kiteria ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, maka persamaan (24 atau 25) ditransformasikan menjadi persamaan fungsi biaya yang diharapkan dengan asumsi bahwa variabel yang memiliki tanda negatif dianggap given (sama dengan kondisi aktualnya). Dengan deinikian persamaan (24 atau 25) menjadi sebagai berikut : LnC=6,72+0,0812ln W1+0,268ln W;+0,145712 W6+0,58121n Y........ (26) atau
c = 834,27 wI 0.OSl2 w30,268 w60,1457 ~ 0 . 5 8 1.2.......................................
. .........(27)
,, ,,,
Dengan demikian, persamaan (26 atau 27) dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. 6.7 Elastisitas Pexmintaan Hags Inptri
Elastisitas permintaan harga iizput digunakan untuk mengetahuijumlah input yang dipakai per unit walitu karena adanya pembahan harga input. Nilai elastisitas permintaan dari harga input di Desa parigi Mekar, dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Elastisitas Permintaan dari Harga Input Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 Elastisitas Permintaan daxi Hargaltzput Komponen -0,9188 A) Benih Ikan -0,732 B) Pelet C) Volume Jaring -0,8543 Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 11, diperoleh nilai elastisitas permintaan harga input untuk masing-masing input yang memenuhi lcriteria adalah -0,9188 (benih ikan): -0,732 (pelet) dan -0,8543 (volumejaring). Tandauegatif pada nilai elastisitas menunjukkan hubungan terbalik antara harga input dengan jumlah input yang diminta. Jika harga input t u w maka penggunaan falitor poduksi akan bertambah dan sebaliknya.
Nilai elastisitas perrnintaan harga benih ikan mempakan Nlai terkecil, yailu sebesar -0,9188. Ini berarti permintaan faktor produksi benih ikan sangat peka terhadap harga. Nilai elastisitas berada pada lcisaran -1 sampai 0 mengindikasikan elastisitas permintaan harga input bersifat inelastis. Artinya, input produksi tersebut tetap akan dipergunalian atau dibeli oleh pembudidaya walau pun ada kenaikan harga karena input tersebut rnerupakan input utama dal'am proses produksi usaha budidaya pembesaran Ikan Maskoki.
6.8 Kondisi Skala Usaha Kondisi skala usaha dapat ditentukan oleh nilai jumlah koefisien input pada produksi (I:a;). Apabila bemilai sama dengan satu maka skala usaha berada pada kondisi konstan, sedangkan bila bernilai lebih kecil dari satu menunjukkan kondisi skala usaha turun. Kondisi skala usaha yang naik ditunjukkan o l ~ Nlai h yang lebih besar dari satu. Fungsi produksi Cobb Douglas yang secara matematis digambarkan sebagai berikut :
Y=
x ~ ~ x ~ Xnane" ~ ~ x ~ ~ ~ . . .
akan mempunyai fungis biaya dengan bentuk : ~ = ~ w , a I / Z ,w2c2/ZrZ a i
. w 3& / Z ~ i , ~ ~ a 4 / Z W a 5i a S / Z a i
W 6 a 6 / Z a i yI/Zai
dimana K adalah konstanta yang tergantung pada a], a& a;,Q, a5 dan Q dan C ai merupakan penjumlahan dari a,, a& a;,Q, asdan ab.Dengan demilcian, kondisi skala usaha dapat diketahui dari nilai koefisien penduga dari hasil produksi pada fungsi biaya Nilai koefisien penduga dari hasil produksi pada fungsi biaya ( 1 E ai) adalah sebesar 0,5812, sehingga didapatkan C a i = 1/0,5812 =1,72. Nilai dari C ai tersebut lebih besar dari satu, ha1 ini menandikasikan bahwa skala usaha
berada pada kondisi increasing return to scale. Apabila dalam jangka panjang seluruh input dinaikkan sebesar 10 % malia kenaikan produksi sebesar 17,2 % dan biaya produksi rala-rata &an tunm sebesar 17,2 %.
Kondisi skala usaha increasing to scale pada usaha pembesaran Ikan Maskoki ini akibat pola usaha yang masih tradisional dimana pembudidaya melakukan usaha stagnan tanpainovasi dan teknologi b m . Dalam penelitian ini seluruh input tidak mungkin ditingkatkan lagi karena keterbatasan luas situ. 6.9 Pe~mintaanFaktor Produksi Optimal
Nilai pemlintaan faktor produksi optimal per musim tanam berdasarkan Shepard's Lemma (persamaan 27) di Desa Parigi Mekar pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 12.
/
Tabel 12. Permintaan Faktor Produksi Optimal Berdasarkan Shepard's Lemma pada UsahaPembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar per Musim Tanam, Tahun 2007 Komponen I Satuan / Permntaan Faktor I Permintaan Faktor Produksi Aktual Produksi Optimal A) Benih Ikan Ekor 24.267,OO 6.852,OO B) Pelet 261,20 525,50 Kg C) Volume J'aing m3 521,23 263,90 Sumber : Data Prima diolah
Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa jumlah permintaan faker produksi untuk benih ikan sebesar 6.852 ekor per musim tanam, pelet sebanyak 525,5 kilogram per musim tanam dan volume jaring sebanyak 263,9 m3. Penggunaan input benih ikan dan volume jaring ahdxal berada di atas jumlah pennintaan faktor produksi optimal. Hal ini diduga karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki para pembudidaya, sehingga benih ikan digunakan secara berlebiban. Pengynaan volume jaring yang berlebihan diduga karena lahan bebas digunakan tanpa adanya sewa, sehingga pembudidaya bebas memasang bapa. Penggunaan pelet pada kondisi aktual masih berada di bawah jumlah permintaan fakcor produksi optimal. Hal ini diduga karena Ikan Maskoki dibesarkan di dalam situ dimana pakan alami lebih diandalkan daripada pakan buatan, sehingga pembudidaya hanya lnenggunakan pelet dalam jumlah sedikit.
6.10 Analisis Finansial
Analisis finansial adalah suatu analisis proyek dimana proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yan:: menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek (Kadariah; L Karlina; d m C Gray 1978). Analisis finansial yang digunakan adalah analisis usaha dan analisis kiteria investasi.
6.10.1 Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan analisis jangka pendek yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari sualu kegiatan usaha dalam waktu satu tahun. Analisis usaha terdiri atas analisis pendapatan usaha, analisis R/C, analisis BEP (BreakEvent Point), dan analisis PP (Payback Periode).
1) Penetimaan Usaha Total penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga jual. Pada usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar dapat diketahui total penerimaan sebesar Rpl08.792.750,OO dengan harga jual rata-rata Rp2.750,00 dan produksi sebanyak 39.561 ekor per tahun.
2) Biaya Usaha
Biaya dalam usaha pembesaran Ikan Maskoki meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan terdiri atas nilai penyusutan Rp1.283.185,90 (5,26%), retribusi sebesar Rp130.332,5 (0,53%) dan biaya pemeliharaan sebesar Rp100.200,OO (0,41%). Total biaya tetap sebesar Rp1.5 13.718,4 (6,21%). Biaya variabel yang dikeluarkan pembudidaya terdiri atas biaya benih pembelian ikan, cacing sutera, pelet, upah tenaga kej a pembersihan, upah tenaga kej a panen, biaya pembelian plastik kemasan, dan biaya pengisian oksigen. Biaya pembelian benih ikan sebesar Rp9.609.732,OO (39,43%) didapatkan dengan mengalikan jumlah benih yang dipakai sebanyak 72.801 ekor dengan harga benih Rp132,OO. Biaya pembelian cacing sutera sebesar Rp7.236.000,OO (26,69 %), biaya pembelian pelet sebesar Rp4.466.250,OO
(18,33%), upah tenaga kerjapembersihan sebesar Rp194.040,00, upah tenaga kerja panen sebesar Rp150.300,OO (0,62%), biaya pembelian plastik Rp914.400,OO (3,75%) dan biaya pengisian olisigen sebesar Rp288.000,OO (1,18%). Total biaya variabel yang dikeluarkan pada usaha pembesaran Ilian Maskoki sebesar Rp24.372.710,40. Tabel 13 menpajikan besamya biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan padausaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar tahun 2007. Tabel 13. Biaya Tetap dan Biaya Variabel per Tahun pada Usaha Penlbesaran
Sun~ber : Dntn Primer Diolah
Total biaya yang dikeluarkan dapat diperoleh dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 6; diperoleh total biaya sebesar Rp24.372.710,40. 3) Analisis Pendapatan Usaha
Analisis pendapatan usaha digunakan untuk menghitung besamya total pendapatan yang diperoleh dari suatu usaha. Total pendapatan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses produksi. Total penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikaitkan dengan harga produksi. Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan baik dalam bentuk benda mau pun jasa selama proses produksi berlangsung (Soekartasvi
2005). Total penerimaan usaha yang diperoleh yaitu sebesar Rp108.792.750,OO dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp24.372.710,40, maka diperoleh keuntungan sebesar Rp84.420.039,60. Nilai ini diperoleh dari total penerimaan dikurangi total biaya. 4) Analisis N C
Analisis W C merupakan perbandingan antara total penerimaaan dengan total biaya. Semakin besar WC maka &an semakin besar pula keuntungan yang diperoleh pembudidaya. Nilai R/C yang diperoleh sebesar 4,46, nilai ini lebih besar dari satu, artinya usaha ini menguntungkan dimana setiap Rp1,OO biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp4,46 atau dengan kata lain akan menghasilkan keuntungan Rp3,36. 5) Analisis Payback Period Analisis Payback Period diukur untuk mengetahui seberapa cepat investasi yang ditanamkan pada suatu proyek bisa kembali. Nilai Payback Period dinyatakan dalam satuan waktu. Nilai Payback Period yang diperolah padausaha pembesaran Ikan Maskoki sebesar 0,05 tahun, artinya investasi yang ditanamkan pada usaha ini akan kembali setelah usaha bejalan selama 0,6 bulan atau 18 hari. 6) Analisis Break Ei~etrPoi~zt(BEP)
Titik impas adalah keadaan dimana jumlah penerimaan sama dengan jumlah pengeluar'an. Analisis BEP diynakan untuk mengetahui sampai batas mana usaha pembesaran Ikan Maskoki masih memperoleh keuntungan. BEP nilai produksi padausaha pembesaran Ikan Maskoki sebesar Rp1.916.378,28, artinya usaha ini akan memberikan keuntungan apabila berada pada titik sama atau lebih besar dari Rp1.916.378,28. BEP volume pada usaha pembesaran Ikan Maskoki sebesar 11.221 ekor, artinya usaha ini &an mengkasilkan keuntungan apabila telah memproduksi ikan sebanyak 11.221 ekor. Hasil analisis usaha pembesaran Ikm Maskoki di Desa Parigi Mekar Tahun 2007 disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Analisis Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 7nn7
Kriteria Usaha Keuntungan (Rp) R/C PP (tahun) BEP Nilai Produksi (Rp) BEP Volume Produksi (ekor)
Nilai 84.420.039,60 4,460,05 1.916.378,28 11.221,OO
Sumber : Data Primer Diolnh
6.10.2 Analisis K ~ i t e l i aInvestasi
Analisis kriteria investasi (cashflow) terdiri atas arus masuli (il?fow) dan arus keluar (ourflow). Arus masuk menggambarkan pemerimaan yang diperoleh dari suatu usaha, sedangkan arus keluar menerangkan biaya yang digunakan dalam suatu usaha. Arus masuk berasal dari penerimaan penjualan output dan nilai sisa yang diperoleh dari nilai barang yang tidak habis digunalian setelah umur tehisnya habis. Arus keluar pang dihitung yaitu biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Tabel 15. menyajikan biaya investasi usahapembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Tabel 15. Biaya Investasi Usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Tahun 2007
Sumber
: Data Primer Diolnh
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali untuk memperoleh beberapa kali benefit sampai sacara teknis usaha tersebut tidak menguntungkar~ l a g . Bial~ainvestasi yang dilieluarkan pada usaha pembesaran Ikan Maskoki meliputi pemheli'an ember Rp19.200,OO (0,49%), seser Rp54.000,OO (1,38%), hapa Rp3.206.179,50 (S2,3%), bak besar Rp56.250,OO (1,44%), bambu
Rp364.000,OO (9,34%), saji Rp113.600,OO (2,92%), besek Rp37.800,OO (0,97%), dan ban Rp44.200,OO (1,13%), maka jurnlah invertasi sebesar Rp3.895.229,5. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tetap setiap tahun dan tidak tergantung pada jumlah output. Biaya tetap yang dikeluarkan terdiri atas nilai retribusi sebesar Rp130.332,5 dan biaya pemeliharaan sebesar Rp100.200,OO Total biaya tetap sebesar Rpl.513.718,4. Biaya variabel adalah biaya yang jumlalmya dipengaruhi oleh produksi. Biaya variabel yang dikeluarkan pembudidaya terdiri atas biaya benih pembelian ikan, cacing sutera, pelet, upah tenaga kerja pembersihan, upah tenaga kerja panen, biaya pembelian plastik kemasan, dan biaya pengisian oksigen. Biaya pembelian benih ikan sebesar Rp9.609.732,00, pembelian cacing sutera sebesar Rp7.236.000,00, biaya pembelian pelet sebesar Rp4.466.250,00, upah tenaga kerja pembersihan sebesar Rp194.040,00, upah tenaga kerja panen sebesar Rp150.300,00, biaya pembelian plastik Rp914.400,OO dan biaya pengisian oksigen sebesar Rp288.000,OO. Total biaya variabel yang dikeluarkan pada usaha pembesaran Ikan Maskoki sebesar Rp24.372.710,40. Untuk memutuskan layak atau tidalcnya suatu proyek dilaksanakan dengan menentukan NPV(Net Present Value), Net B/C (Net Benefit-Cost Ratio), dan TRR (Internal Rate ofRetzih.n). Untuk menghitung dengan kriteria investasi dilakukan dengan menyusun cashflow. Asumsi yang diperlukan dalam menyusun perhitungan cashflow antara lain : 1) Umw proyek usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa parigi Mekar berumur 5 tahun yang didasarkan pada umur telcnis hapa. Usaha pembesaran Ikan Maskoki ini diasumsikan sebagai usaha baru. 2)
Pemeliharaan Ikan Maskoki berlangsung selma 4 bulan, sehingga dalanl satu tahun tejadi 3 kali musim t a n m .
3) Nilai jual Ikan Maskolii pada tingkat hargaRp. 2.750,00 per ekor, nilai ini dianggap tetap selanla umur proyek. 4)
Cashflow dibagi menjadi tiga skenario. Skenario 1 apabila usaha dilakukan dengan nodal sendiri. Skenario 2 apabila usaha dilahvkan dengan pinjanlan melalui bank syariah BPRS Assalaam sebesar Rp2.337.137,70 (60% dari total invest as^) dengan pengemballan selama umur proyek. Bagi hasil
keuntungan dilakukan dengan perbandingan antara bank dengan mitra sebesar 4357. Skenario 3 apabila usaha dilakukan dengan pinjaman melalui bank konvensional dengan suku bunga pinjaman sebesar 16%. Jumlah pinjaman sama dengan jumlah pinjaman pada bank syariah. Pengembalian pinjaman diiakukan selama umur proyek dengan jumlah yang tetap. 5)
Tingkat suku bunga berdasarkan tingkat suliu bunga yang berlaku di Bank Mandiri cabang Cimanggis sebesar 16%.
6)
Nilai sisa dihitung dari semua komponen investasi. Perhitungan arus kas pada usaha pembesaran Ikan Maslcoki di Desa Parigi
Mekar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu arus kas pada kondisi tanpa pinjaman (skenario I), arus kas pada kondisi dengan pinjaman bank syariah (skenario 2) dan arus kas pada kondisi dengan pinjaman bank konvensional. Tujuan pengelompoklian ini untuk membandingkan usaha &an lebih mengunjungkan jika dilakukan dengan skenario 1, skenario 2 atau skenario 3. a) Skenario 1
Perhitungan arus kas pada skenario 1 dilakukan dengan asumsi modal sendiri. Hasil perhitungan arus kas pada skenario 1 untuk usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Hasil Perhitunoan Cash flow ~ a d Skenario a 1 unluk Usaha Pembesaran Ikan Maskoki 2i Desa p k g i ~ e k a rTahun , 2007
2.199,52% Sun~ber
1
: Data Primer Dioloh
Berdasarkan Tabel 16. dapat diketahui nilai NPVpada skenario 1 sebesar Rp275.203.146,22, artinya nilai saat ini d a i keuntungan yang akan diperoleh selama umur proyek 5 tahun di masa yang &an datang adalah Rp275.203.146,22. Nilai Net B/C pada skenario 1 sebesar 71,65, artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penenmaan sebesar 71 rupiah 65 sen selama umur proyek 5 tahun dengan suku b u ~ g a16%. IRR sebesar 2199,52%, artinya usaha proyek tersebut mampu memberikan tingkat pengemballan atau keuntungan
sebesar 2.199,52% per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan selama umur proyek 5 tahun. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa parigi Mekar apabila dijalankan dengan skenario 1 layak untuk dikembangkan. b) Skenario 2 Perhitungan arus kas pada skenario 2 dilakukan dengan asumsi 60 % dari total biaya investasi diperolehmelalui pinjaman bank syariah. Padaperhitungan bagi hasil penulis berpedoman pada sistem bagi hail BPRS Assalaam. Hasil perhitungan arus kas pada skenario 2 untuk usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Perhitungan Cnshjow pada Skenario 2 untuk Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 No Keterangm Jumlab NPY 1 157.369.631,75 2 Net B/C 102,OO IRR 3 3.143,78% Sumber
: Data Rimer Diolah
Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui nilai NPVpada skenario 2 sebesar Rp157.369.631,75, artinya nilai saat ini dari keuntungan yang akan diperoleh selama umur proyek 5 tahun di masa yang akan datang adalah Rp157.369.631,75. Nilai Net B/C pada skenario 1 sebesar 102,00, artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar 102 rupiah selarna umur proyek 5 tahun dengan suku bunga 16%. IRR sebesar 3.143,78%, ahnya usaha proyek tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 3.143,78% per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan seliuna umur proyek 5 tahun. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bah~vausaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar apabila dijalankan dengan skenario 2 layak mtuk dikembangkan. c) Skenario 3
Perhitungan arus kas pada skenario 3 dilakukan dengan asumsi 60% total biaya investasi diperoleh meldui pinjaman bank konvensional. Suku bunga
pinjaman berdasarlian s k u bunga pinjaman Bank Mandiri sebesar 16%. Hasil perhitungan arus kas pada skenario 3 untuk usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar dapat dilibat pada Tabel 18. Tabel IS. Hasil Perhitungan CashJow pada Skenario 3 untuk Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 Jumlah No I Keterangan 1 INPV 275.203.146,22 n
13
1 IRR
Sumber
.--
I
I>,."
.A
,
5.4543@4
: Data Primer Diolnh
Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui nilai NPVpada skenario 3 sebesar Rp275.203.146,22, artinya nilai saat ini dari keuntungan yang akan diperoleh selama umur proyek 5 tahun di masa yang akan datang adalah Rp275.203.146,22. Nilai Net B/C pada skenario 1 sebesar 177,63, arlinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan &an menghasilkan penerimaan sebesar 177 rupiah 63 sen selama umur proyek 5 tahun dengan suku bunga 16%. IRR sebesar 5.454%: artinya usaha proyek tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 5.454% per tahun dari seluruh im~estasiyang ditanamkan selama umur proyek 5 tahun. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bah'iva usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar apabila dijalankan dengan skenario 3 layak untuk dikembangkan. Apabilanilai IRR skenario 1, skenario 2 dan skenario 3 dibandingkan, maka usaha pembesaran Ikan Maskoki pada skenario 3 jauh lebih menguntungkan karena dengan adanya piujaman jumlah arus masuk menjadi lebih banyak daripada jumlah arus masuk pada skenario 1. Selain itu, jumlah pengembalian pinjaman pada skenario 3 lebih kecil daripada skenario 2, sehingga IRR skenario 3 lebih besar. Investor akan mendapatkan keuntungan sebesar 5.454% dari investasi yang ditanamkan selama umur proyek 5 tahun dengan tingkat suliu bunga 16 %. 6.10.3 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis jika ada satu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar
perhitungan. Analisis sensitivitas dalam penelitian ini dilahxkan untuk menguji kepekaan suatu perubahan keadaan terhadap kelayakan investasi. Metode yang digunakan adalah swtching value. Variabel yang berpengamh terhadap kelangsungan usaha pembesaran Ikan Maskoki yaitu tingkat harga benih Ikan Maskoki. Hasil perhitungan analisis sensitivitas pada skenario 1 disajikan oleh Tabel 19. Tabel 19. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas pada Skenario 1 Setelah Kenaikan Harga Benih Sebesar 875% pada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki, Tahun 2007. No. Keterangan Sebelum Kenaikan Setelah Kenaikan Pe~ubahan 1 NPV 275.203.146,22 (116.343,17) 273.319.489,39 2 Net B/C 7 1,65 0,97 70,68 3 IRR 2199,52% 14,58% 2.184.94 4 Harga 132,OO 1.287,OO / 1.115,OO : Data Prinler Diolah
Sunber
Berdasarkan Tabel 19, setelah harga benih mengalami kenaikan sebesar 875% nilai NPVberubah dari Rp275.203.146,22 menjadi (Rp116.343,17). h i berarti NPVCO, maka usaha ini tidak dapat memberikan keuntungan lagi atau tidak layak untuk dijalankan. Nilai Net B/C juga mengalami perubahan dari 71,65 menjadi 0,97 setelah harga benih mengalami kenaikan sebesar 875%, maka usaha ini tidak layak untuk dikembangkan. Nilai IRR sebesar 2.199,52% mengalami perubahan menjadi 14,58% setelah terjadi kenaikan benih sebesar 875%, mafia usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. Oleh karena itu, usaha ini sebaiknya ditutup. Analisis sensitivitas pada skenario 2 apabila usaha dijalankan dengan menggunxkan pinjarnan dari bank syariah sebesar Rp2.337.137,70. Berdasarkan Tabel 20, setelah harga benih mengalanli kenaikan sebesar 499,62% nilai NPV bentbah dari Rp157.369.631,75 menjadi (Rp55,327.65). Ini berarti NPV
499,62%, maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. Oleh karena itu, usaha ini sebaiknya ditutup. Tabel 20. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas pada Skenario 2 Setelah Kenaikan Harga Benih Sebesar 499,62% ~ a d Usaha a Pembesaran Ikan Maskoki, T& 2007. No. Keterangan Sebelum Kenaikan Setelah Kenaikan / Perubahan NPV 1 157.369.631,75 (55,327.65 ) / 157.424.959,40 2 Net B/C 102,OO / 096 / 101,04 3 IRR 3.143,78% 14,01% / 3.129,77% 4 Harga 132,OO 791,50 / 659,50 Sumber
: Data Primer Diolah
Analisis sensitivitas pada skenario 3 apabila usaha dijalankan dengan inenggunakan pinjaman dari bank konvensional sebesar Rp2.337.137,70 dengan suku bunga pinjaman sebesar 16%. Untuk hasil perhitungan analisis sensitivitas skenario 3 disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas pada Skenario 3 Setelah Kenaikan Harea Benih Sebesar 875% aada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki, ah& 2007. No. Keterangan Sebelum Kenaikiul Setelah Kenaikan Pe~ub'ah'w 1 NPV 275.203.146,22 (116.343,17) 275.319.489,39 2 177,63 0,93 Net B/C 176,70 IRR 5.454,00% 11,77% 3 5442,23% 4 132,OO 1.287,OO Harga 1.155,OO Sumber
: Data Primer Diolah
Berdasarkan Tabel 21, setelah harga benih mengalami kenaikan sebesar 875% nilai NPVbembah dari Rp275.203.146,22 menjadi (Rp116.343,17). Ini berarti NPV
VIL mSIIVLPULAN DAN S 7.1 Kesimpulan
1) Model fiingsi biaya yang diperoleh dari hasil regresi dengan metode OLSdan ditransformasikan dengan ketentuan given dapat ditulis sebagai berikut, C = 834,27 WI0,0812.W30,268, w60,1457
yO,5812
2) Berdasarkan evaluasi model baik secara statistik, ekonometrik mau pun ekonomi, model dugaan fiingsi biaya layak digunakan untuk prediksi fimgsi biaya berdasarkan masukan variabel independennya. 3) Kondisi usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Kecanatan Ciseeng, Bogor berada pada kondisi increasing return to scale dengan nilai Xai = 1,72. 4) Elastisitas permintaan dari harga input bersifat inelastis. 5) Jumlah permintaan faktor produksi optimal untuk benih ikan sebanyak 6.852
ekor, pelet sebesar 525,s Kg, danvolume jaring sebesar 263,9 m3. 6) Berdasarkan analisis usaha, usaha pembesaran Ikan Maskoki menghasilkan keuntungan dalanl satu t
h sebesar Rp84.420.039,60.
7) Berdasarkan analisis kriteria investasi baik skenario 1, skenario 2 dan skenario 3 sama-sama menguntungkan., akan tetapi nilai IXR pada skenario 3 lebih besar dari skenario 1 dan skenario 2, inaka analisis kriteria investasi skenario 3 lebih menguntungkan. 8) Berdasarkan analisis sensitivitas, usaha pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar pada skenario 1 dan skenario 3 apabila terjadi kenaikan harga benih sebesar 875%, usaha menjadi tidak layak. Pada skenario 2 usaha tidak layak untuk dijalankan apabila terjadi kenaikan harga benih sebesar 499,62%. 7.2 Saran
1) Penggunaan faktor produksi dapat disesuaikan dengan nilai optimalnya, karena hal tersebut dapat meminimumkan biaya 2) Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunnlian pengambilan sampel secara randoin.
3) Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai h g s i keuntungan sebagai bahan
pembanding. 4) Perlu dilakukan pelatihan-pelatihan budidaya dari PEMDA setempat untuk
lebih membuka pengetahuan pembudidaya.
DAFTAR PUSTAKA Aselrod HR dan LP Schultz (Eds). 1983. Handbook of Tropical Aquarium Fishes. New Jersey. TFH Publication, Inc., Ltd Neptune. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2006. Kabupaten Bogor Dalam Angka 2006. Bogor : BPS Kabupaten Bogor. Deden DAS. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya. Djamin 2. 1984. Perencanaan dan Analisa Proyek. Jaliarta : LPFE UI. 167 hal. Efendi I. 2004. Pengantar Aquakultur. Jakarta: Penebar Swadaya 188 hal. Fauzi A. 2001. Prinsip-prinsip Penelitian Sosial Ekonomi : Panduan Singkat. Bogor : IPB, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan IPB. Gujarati D. 1997. Ekonometrika Dasar. Zain S. Penerjemah. Jakarta : Erlangga Terjemahan dari Basics Econometrics. Husnan S dan E Pudjiastuti. 1994 Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Ed Pertama Yogyakarta : UPP AMP YKPN. dan Suxtarsono. 1997. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : W P AMP YKPN. Hartono J. 1999. Teori Ekonomi M h o Analisis Matematis. Yogyakarta : Penerbit Andi. Hanafiah AM dan AM Saefuddin 1986. Tataniaga Hasil Perikanan. Jakarta : UI Press. Jangkam 2.2002. Pembesaran Ikan Air Ta~vardi Berbagai Lingkungan Pemeliharaan. Jaliarta : PT. Penebar Swadaya. Kadariah; L Karlina; C Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Jilid 1. Jakarta: Lembaga Penerbit Fahltas Ekonomi Universitas Indonesia. Lesmana DS. 2001. Budidapa Ikan Hias Air Taxw Populer. -cet 2-. Jakarta : Penahar Swadaya Lipsey RG; PN Courant; DD P w i s ; PO Steiner. 1995. Pengantar Mikroekonomi Jilid 1. Wasana AJ, Kibrandoko. Penerjemah. Jakarta : Binarupa Aksara. Tejemahan dari Econotnics 10th Ed.
Lingga P dan AA Budiman. 1999. Maskoki. Jakarta : Penebar Swadaya Liviawaty E dan E Afrianto. 1990. Maskoki : Budidaya dan Pemasarannya. Yogyah-ta : Kanisius (anggota IKAPI). Nazir M. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Rahardi F, Nazarudin, dan R Kristiawati. 2005. Agribisnis Perikanan. Jakarta : Penebar Swadaya Santoso S. 2000. Buhu Latihan SPSS Versi 11.5 : Statistik Parametrik. Jakarta : Gramedia. Sayuti. 2003. Budidaya Koki Pengalaman dari Tulungagung. Jakarta : Agomedia Pustaka Soekarta~vi.1981. Manajemen Penelitian Usaha Tani untuk Pengembangan Petani Kecil. Bogor: Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. 1990. Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Malang : Universitas Brawijaya 1994. Teori Ekonomi Produlisi dengan Pokok Bahasan Fungsi CobbDouglas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 257 Hal. 2005. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Ed 1. -cet 8-. Jakarta: Rajagrafindo. Sugiarto; T Herlambang; Brastoro; R Sudjana; S Kelana. 2002. Ekonomi Mikro. Jakarta : PT. Grarnedia Pustaka Utama. Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Ed lie-3. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Lampiran 1. Sketsa Wilayah Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Bogor
Sumber
: Data Monografi Desa Parigi Mekar, Tahun 2006
Larnpiran 2. Karakteristik Responden di Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng. Bogor, Tahun 2007
Lampiran 3. Pengggunaan Faktor Produki dan Produksi pada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
Lampiran 5. Hasil Analisis Fungsi Biaya dengan Metode OLS Regression Analysis: In c versus In w l , In w2,
...
The r e g r e s s i o n e q u a t i o n is I n c = 10.9 .t 0.081 i n wl - 0.366 l n w2 + 0.27 I n 113 - 0.010 I n w5 + 0.146 l n w6 + 0.581 i n y Predictor Constant I n wl I n w2
Coef
SE Coef
10.89 0.0812 -0.3656
S = 0.4404 PRESS = 9.82474
11.00 0.2386 0.3663
-
T
P
0.99 0.34 -1.00
0.333 0.737 0.329
0.105 i n w4 VIF
1.3 1 .s
R-Sq = 65.09. R-Sq(adj) = 53.9% R-Sq(pred1 = 19.53%
A n a l y s i s of V a r i a n c e Source Regression Residual Error Total Source I n wl i n w2 i n w3 I n ~4 l n ~5 I n w6 ln Y
DF
SS
MS
F
F
7 22 29
7.9422 4.2674 12.2096
1.1346 0.1940
5.85
0.001
DF
Seq SS
1 1 1 1 1 1
1.5312 0.0181 0.8220 0.0087 0.2982 0.0005 5.2636
1
Unusual O b s e r v a t i o n s Cbs I n ul In c
7
4.61
17.2566
Fit
16.5625
.
SE F i t
Residual
0.2951
0.6941
2.172
R denoces an o b s e r v a t i o n w i t h a l a r g e s t a n d a r d i z e d r e s i d u a l Durbin-Watson s t a t i s t i c = 2 . 0
S t Resid
Lampiran 6. Perhitungan Transformasi Model dm Nilai Permintam Fakcor Produbi pada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki, Tahun 2007
Atau Ln C= 10,89 + 0,0812 in W I - 0,3656 ln W2 + 0,268 ln W; -0,1052 in Wq-0,0098 In WJ+ 0,1457 h W6+ 0,5812 In Y
Transformasi variabel-variabel W2, W4 dm WJ densan ketentuan given, malia persamaannya : Ln C = 10,89 + 0,0812 in TI+(-0,3656 x 8,6626) + 0,268 ltz W;+ (-0,1052 s 8,711) + (-0,0098 x 7,7432) + 0,1457 In Wg + 0,5812 In Y
Atau
c = 834,27 wl 0,0812 w; 0,268 w60,1457 ~ 0 . 5 8 1 2
-
Nilai Permintam Faktor Produksi c 834,27 wi 0,0812 Wj 0,268 w60,1457 Y0.5812
= 834,27, 0,0812
wI 49188. wj 0,268. w6 0,1457 ~0.5812
= 6851,8 =: 6852
ekor
Lampiran 7. Perhitungan Analisis Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar Tahun 2007 Keterangan I Jumlah (Rp) A. Biaya Tetap (Fixed Cost) Penpusutan 1,253,185.90 Retribusi 130,332.50 Biaya Pemeliharaan 100,200.00 Total FC 1,513,718.40
/
Persentase (%)
I
5.26 0.53 0.41 6.21
/
1
I
I
I
D. ANALISIS USANA
Keuntnngan 1 84,420,039.60 1 I -- PP 0.05 BEPNilai Produksi (Rp) 1,916,378.28 11,221.00 BEP Volume Satuan (ekor) -r.-v
Sumber : Data Primer Diolah
-
BE4"
Rp.3.895.229,50 xltahun Rp.84.240.039,60
,,,R,d"h~
TFC - Tvc 1 --
TC BEP,JOiuma, - P-AVC
Lampiran 8. Perhitungan Biaya Penyusutan pada Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007
Sumber : Data Primer Diolah
Contoh Perhitungan Biaya Penyusutan : Penyusutan = Ember =
NilniBeli - NilniSisa UmurTeknis
Rp19.200,OO-RpO 2
Lampiran 9. Perhitungan Analisis Kriteria Investasi dengan Skenario 1 (Tanpa Pinjaman) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, T'ahun 2007 Ibl,""
rnw,ow
Kcl~.r.ang;sn
0
1
2
3
4
Peniunlrnlkan rntrkoki
108.792.750.W
108.792750.00
108.792750.00
108,792750.00
Nilai sisa Total Inflow
108.792.750.W
108.792750.00
108,792,750.00
108.792750.00
OUTFLOW
: Data Primer Diolah
5
108,792750.00 28,350.00 108.821,1W.00
Lampiran 10. Perhitungan Analisis Krileria Investasi dengan Skenario 2 (Dengan Pinjaman Bank Syariah) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 Tahun
Ketcnngan
0
INIILOF\' Pot\iualmlbn murkoki Nilri sisa -.>man Total lnnolv
.-
2,337,137.70 2,337,137.70
1
2
3
4
5
108,792750.00
108,792,750.00
108.792750.00
108,792750.00
108,792750.00 28,350.00
108,792750.00
108,792,750.00
108,792750.00
108,792,750.00
108,821.100.00
Lampir'an 11. Perhilungan Analisis Kriteria Investasi dengan Skenario 3 (Dengan Pinjaman Bank Konvensional) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 I
I
1
Nct WC IRR
Sumber
LI3.LU3.146.LL
177.63 5.451,OO'o
: Data R i ~ n e Diolah r
I
I 1
I
I
I
I
I
I
I
I
L'unpiran 12. Perhitungan Pengernbalian Pinjaman dengan Bagi Hasil dan Bunga
Angsuran dengan Cara Bagi Hasil pada Bank Syariah Asumsi pengembalian pinjaman dan bag hasil sama setiap tahun (5 tahun). Bagi hasil antara bank dan peminjam sebesar 4357 Angsuran Pokok per Tahun =
Rp2.337.137,70 = Rp467.427,54 5
Bagi H a d = 0,43 . Keuntungan Usaha per Tahun = 0,43 . RpS4.420.039,60 = Rp36.300.617,03
Pengernbalian Pinjaman per tahun = Jumlah Pinjaman per Tahun+Bagi Hasil = Rp467.427,54 + R1)36.300.617,03 = Rp37.76S4044,57
Angsuran pada Bank Konvensionat Asumsi pengernbalian pinjaman dilakulian selarna umur proyek (5 tahun) dalam jumlah pengembalian tetap per tahun dengan suku bunga pinjaman 16 %.
Jumlah y'mg harus dibayar setiap tahun =
JumlahPinjarnan.r.(l+ r)' (1 + r)' - 1
Lampiran 14. Analisis Sensitivitas Skenario 2 (Dengan Piniaman Bank Syariah) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar,
Totnl Dirya Variabel Pcnpcmbrlirn Piniaman + Rapi Hasil Tatal Outnow Net Benefit
3,895,229.50 (1,558.091.80) 1
DII 16% PV ,."r%
AX.
,.
Net WC
Sunber : Data Primer Diolah
70,871,251.50 36.768.044.57 107,869,828.57 922921.430.862068%6
I
t
.
.
,
I
70.871.251.50 36,768,044.57 108.502628.57 290,121.43 0.640657674
70,871,251.50 36,768.044.57 108,483.428.57 309.321.43 0.743162901 I
I
70,871,251.50 36,768.044.57 . 108,502628.57 318.471.43 0.476113015 151.628.39
70,871.251.50 36,768.044.57 108,539,678.57 253,071.43 0.552291W8 139,769.10 I
I
L'mpiran 15. Analisis Sensitivitas Skenario 3 (Dengan Pinjaman Bank Konvensional) Usaha Pembesaran Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar, Tahun 2007 Talrun Ketnangan
INFLOW Pcniualan &an mskoki Nilai sisv Pinjaman 'rotslInnow 8
0
2
1
2,337.137.70 2337,137.70
4
3
5
108.792750.00
108,792750.00
108,792,750.00
108,792750.00
108,792.750.00 28,350.00
108.792,750.00
108.792,750.00
108.792750.00
108,792,750.00
108.521.100.00
n,mnr,,..r
1
1 1IlR Sunber
: Data Primer Diolah
11,7745 L___
I
I
I
1
-
_1
Lampiran 16. Alat-alat Budidaya UsahaL Pembesarm Ikan Maskoki di Desa Parigi Mekar
Hapa Sebelum Dipasang
Besek
Bambu
Tabulg Oksigen
Bak Besar