KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
PENELITI UTAMA: DR. IR. BARIOT HAFIF, M.Sc.
FOKUS: KETAHANAN PANGAN
PRODUK TARGET: TEKNOLOGI PENGELOLAAN LAHAN-LAHAN SUBOPTIMAL
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAMPUNG BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN Jl. Tentara Pelajar No.10 Bogor Telp. 0251-8351277, Fax.0251-8350928
Latar Belakang
Kelapa sawit adalah salah satu komoditas perkebunan unggulan Provinsi Lampung.
Perkebunan kelapa sawit rakyat didapatkan lebih luas dibanding kebun kelapa sawit negara dan swasta.
Kebun kelapa sawit rakyat seluas 78,010 ha, negara 11,376 ha dan swasta 63,771 ha (Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011).
Meski kebun sawit rakyat lebih luas, namun total produksi sawit rakyat (thn 2010 (166,104 ton) lebih kecil dibanding total produksi kebun sawit swasta (172,298 ton) (BKPM Lampung, 2012).
Produktivitas kelapa sawit rakyat Provinsi Lampung relatif rendah yaitu rata-rata 15 ton tandan buah segar (TBS) per ha, sementara potensi produksi bisa mencapai 30 ton TBS per ha (Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah Provinsi Lampung, 2011).
Produktivitas CPO (Crude Palm Oil) perkebunan sawit rakyat rata-rata 2.5 ton CPO per ha dan 0.33 ton minyak inti sawit (PKO) per ha, sementara pada perkebunan negara dan swasta rata-rata 3.48-4.82 ton CPO per ha dan 0.57-0.91 ton PKO per ha (BBP2TP 2008).
Peluang untuk meningkatkan produksi kelapa sawit, masih relatif besar. faktor pendukung antara lain lahan masih luas, tenaga kerja relatif banyak dan murah, biaya pemeliharaan per hektar relatif murah dan prospek pasar masih terbuka.
Tujuan pengkajian Merancang suatu rekomendasi teknologi pengelolaan kebun sawit rakyat yang lebih baik berdasarkan pendalaman permasalahan dan kendala yang dihadapi petani kebun sawit dalam mengembangkan dan meningkatkan produktivitas kebun sawit di Provinsi Lampung.
Keluaran Opsi teknologi pengelolaan kebun sawit yang lebih baik berdasarkan hasil pendalaman akan permasalahan dan kendala yang dihadapi petani dalam mengembangkan dan meningkatkan produktivitas kebun sawit.
METODOLOGI
Waktu pelaksanaan: Pebruari 2012 sampai dengan September 2011.
Lokasi pengkajian: daerah sentra kebun sawit rakyat di delapan (8) Kabupaten, Provinsi Lampung: Tulang Bawang, Tuba Barat, Lampung Utara, Waykanan, Lampung Timur, Lampung Selatan Pringsewu dan Pasawaran.
Pemilihan lokasi dilakukan secara acak (random sampling) dengan fokus utama adalah kebun-kebun sawit rakyat yang telah berproduksi.
Fokus Kegiatan Pengkajian difokuskan untuk identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kebun kelapa sawit rakyat, antara lain:
Karakteristik lahan (karakteristik agro-ekologi) : kedalaman tanah, kemiringan lahan, pH, tekstur, ketinggian, kondisi batuan, drainase, kedalaman muka air dan bahaya erosi), dan iklim (curah hujan, temperatur, jumlah hari terpanjang tanpa hujan, dan ETP).
Aspek teknis budidaya dan managemen: teknik pengelolaan lahan, persiapan bibit, teknik budidaya, teknik pemupukan, pemeliharaan, pemberantas OPT, panen, cara penjualan dan teknis penanganan limbah dan sebagainya.
Aspek sosial-ekonomi petani: tingkat pendidikan, pengalaman, ekonomi, permodalan, dan sebagainya.
Bentuk Kegiatan : Survey untuk identifikasi karakteristik lahan dan kunjungan ke petani untuk pengisian kuisioner (teknis budidaya, managemen dan sosialekonomi petani).
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Sosialisasi dan koordinasi kegiatan ke institusi-institusi terkait di provinsi dan kabupaten.
Penetapan lokasi kajian secara random dengan mempertimbangkan rekomendasi Dinas terkait.
Survey untuk identifikasi karakteristik lahan (agro-ekologi) kebun kelapa sawit.
Pengisian kuisioner teknis budidaya, managemen dan sosial-ekonomi dengan melakukan kunjungan ke kelompok tani kelapa sawit.
Entri dan tabulasi data.
Analisis data secara statistik dengan metode multivariat (analisis faktor dilanjutkan dengan analisis Regresi Linear Berganda).
Penetapan opsi teknologi pengelolaan kebun kelapa sawit yang lebih baik.
HASIL SEMENTARA Hasil rekapitulasi data sekunder yang didapat dari dinas Perkebunan Kabupaten mendapatkan kebun sawit rakyat terluas ditemukan di Kabupaten Tulang Bawang yaitu seluas 17.316,7 ha yang tersebar di 12 kecamatan. Namun sebagian besar dari kebun sawit rakyat tersebut adalah binaan dari perusahaan Perkebunan Swasta. Hamparan terluas dari kebun sawit swadaya masyarakat didapatkan di Kabupaten Waykanan yaitu seluas 11.089 ha dan tersebar di 14 kecamatan. Bagaimana luasan kebun sawit rakyat di kabupatenkabupaten di Provinsi Lampung disajikan di dalam Tabel 1. Table 1. Luasan kebun sawit rakyat di delapan kabupaten di Provinsi Lamping. No.
Kabupaten
TBM (ha)
TM (ha)
TR (ha)
Total Luas (ha)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tulang Bawang Waykanan Lamp. Selatan Lamp. Utara Tuba Barat Lamp. Timur Pesawaran Pringsewu
? 5118,0 2441,3 2428,3 1365,3 2252,5 142,0 246,0
? 5644,0 5590,0 5119,5 3443,0 2167,5 1138,5 759,0
? 327,0 22,5 203,0 4,5 -
17316,7 11089,0 8053,8 7750,8 4808,3 4424,5 1280,5* 1005,0
TBM=Tanaman Belum Menghasilkan, TM=Tanaman Menghasilkan, TR=Tanaman Rusak *data tahun (2011)
Luasan kebun sawit rakyat di kecamatan masing-masing kabupaten yang ditetapkan sebagai areal sampling, bersama nama poktan/desa disajikan di dalam Tabel 2. Tabel 2. Luas kebun sawit rakyat di kecamatan masing-masing kabupaten serta nama kelompok tani sawit yang akan dijadikan ereal kajian (sampling). No.
Kabupaten
Kecamatan
1.
Gedung Aji
2.
Tulang Bawang Tuba Barat
3. 4.
Waykanan Lamp. Utara
5. 6.
Lamp. Timur Lamp. Selatan Pringsewu
7.
Luas Kebun Sawit (ha) 1267
Poktan Sasaran Kajian/Desa
Tulang Bawang Tengah Way Tuba Abung Tinggi
404
Malang Rejo/Tirtakencana
826 203
Bumi Jaya/Bumi Dana Tani Makmur/Pulau Panggung
Waway Karya Candi Puro
798 772
Pagelaran
157
Wahana Makmur/ Batuliman Sumber Rejeki/Fajar Baru
8.
Pesawaran
Roworejo
261,5
Sido Makmur/Kota Baru
Keragaan Kebun Sawit Rakyat Tanaman sawit petani yang bibitnya berasal dari bantuan, secara umum keragaan (pertumbuhan dan produksi) (informas petani) lebih baik dibanding kebun sawit yang bibitnya asalan (tidak memiliki sertifikasi yang jelas).
Tanaman sawit dari bibit asalan hanya berproduksi 40-60% dan kualitas buah kurang baik.
Jarak tanam secara umum relatif rapat.
Pada tanah bertekstur kategori kasar seperti di kawasan Lampung sebelah Timur, rata-rata produksi sawit dilaporkan lebih rendah dibanding produksi sawit di daerah sebelah Barat yang tekstur tanahnya relatif halus.
Foto Kegiatan :
Gambar 1. Koordinasi dengan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, UPTD dan salah satu Poktan sawit di Kab. Lampung Selatan.
Gambar 2. Koordinasi dengan Kabid Perkebunan Kab. Tuba Barat dan Staf BP4K dan Pengurus Poktan di Kec. Way Tuba Kabupaten Waykanan.
Gambar 3. Keragaan kebun sawit rakyat di Desa Batuliman, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan.
Gambar 4. Keragaan kebun sawit rakyat di Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara.
Gambar 5. Keragaan kebun sawit rakyat dan diskusi dengan Kabid Perkebunan Kab Waykanan, Kades dan Anggota Poktan Bumi Jaya, Desa Bumi dana Kec. Way Tuba, Kab. Way Kanan.