KAJIAN FAKTOR RISIKO STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU RSUD CILACAP TAHUN 2015 Gilang Permata Dewi 1) Sri Maywati dan Andik Setiyono 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Siliwangi(
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi
ABSTRAK Perawat merupakan tenaga kesehatan yang dominan di rumah sakit baik dari segi jumlah maupun keberadaannya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pekerjaan yang dilakukan oleh perawat berhubungan dengan kehidupan seseorang untuk itu pada bagian ICU dan IGD yang menuntut perawat untuk bekerja lebih cepat dan intensif sehingga dapat beresiko timbulnya stress kerja. Faktor penyebab stress kerja pada perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor fisik atau lingkungan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kajian faktor risiko stress kerja pada perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap. Metode yang digunakan adalah survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini semua perawat IGD dan ICU di RSUD Cilacap sebanyak 44 perawat. Hasil penelitian rata – rata umur perawat 32 tahun . Jenis kelamin perempuan sebanyak 17 (38,6%) dan laki-laki sebanyak 27 (61,4%). Status pernikahan perawat yang sudah menikah sebanyak 38 (86,4%). Masa kerja rata – rata perawat 9. Beban kerja perawat IGD dan ICU paling besar terdapat pada kategori sedang sebesar 22 (50.0%) perawat, berat 15 (24.1%) perawat dan ringan 7 (15.9%) perawat . Tuntutan tugas perawat paling besar terdapat pada katagori tuntutan sedang sebanyak 23 (52.3%) perawat , katagori berat 11(25.0%) perawat dan katagori ringan 10 (22.7%) perawat. Hasil uji statistik umur ≤ 36 tahun memilki risiko stress 93,9%. Jenis kelamin perempuan memilki resiko stress sebanyak 88,2%. Masa kerja ≤ 10 tahun memilki risiko 91,7%, dengan nilai p value 0,012 ada hubungan masa kerja dengan stress kerja perawat. Perawat yang sudah menikah memiliki risiko 76,5%. Perawat dengan beban kerja yang mengalami stress terdapat pada beban sedang sebanyak 77,3%. Perawat dengan tuntutan tugas yang memiliki risiko stress terdapat pada tuntutan tugas sedang sebanyak 76,5%. Kondisi lingkungan yang berisiko menimbulkan stress kerja perawat sebanyak 79,3%. Kata kunci : Kajian faktor risiko, Stress, Perawat Kepustakaan : 1979 - 2012
ix
STUDY ON RISK FACTORS OF WORK STRESS ON NURSE IGD AND ICU HOSPITAL CILACAP 2015 Gilang Permata Dewi 1) Sri Maywati and Andik Setiyono 2) Students of the Faculty of Occupational Safety and Health Specialisation University Siliwangi (
[email protected]) Section Supervisor of Health and Safety at Work Faculty of Health Sciences University Siliwangi
ABSTRACT
The nurse is the dominant health workers in hospitals both in terms of quantity and presence in providing health care to patients. Work performed by nurses in touch with one's life for it at the ICU and ER nurses are demanding to work more quickly and intensively so as to risk the onset of job stress. Factors causing stress in nurses work is influenced by several factors such as physical or work environment. The purpose of this study was to determine the risk factors study of job stress on the IGD and ICU nurses Cilacap General Hospital. The method used was survey with cross sectional approach. This research sample all ER and ICU nurses in hospitals Cilacap many as 44 nurses. Results of the study the average - average age of nurses 32 years. Female gender were 17 (38.6%) and males by 27 (61.4%). Marital status: married nurses were 38 (86.4%). The average working period - 9. The workload of nurses average ER and ICU nurses are greatest in the medium category by 22 (50.0%) nurses, heavy 15 (24.1%) nurses and lightweight 7 (15.9%) of nurses. Nurses greatest task demands contained in the category of demands being as much as 23 (52.3%) nurses, weight category 11 (25.0%) nurses and light category 10 (22.7%) of nurses. Statistical test results ≤ 36 years of age have the risk of stress 93.9%. Female gender have the risk of stress as much as 88.2%. Working period ≤ 10 years have the risk of 91.7%, with p value 0.012 is no relationship tenure with job stress of nurses. Nurses who are married have a risk of 76.5%. Nurses with experience stress workloads contained in the medium load as much as 77.3%. Nurses with the demands of a task that has a risk of stress are the demands of the task was as much as 76.5%. Environmental conditions that create risk of job stress of nurses as much as 79.3%. Keyword Literature
: Assessment of risk factors, Stress, Nurses : 1979 - 2012
ix
A. PENDAHULUAN Pemberian pelayanan kesehatan menjadi prioritas utama bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Peningkatan kebutuhan akan tenaga kerja yang handal merupakan kebutuhan mendesak yang dialami intansi rumah sakit, baik swasta maupun pemerintah, maka banyak memerlukan tenaga medis yang terlatih dan kompeten dalam penanganan dirumah sakit termasuk tenaga perawat yang memiliki peran penting dalam penanganan pasien. Schaufeli & Jauczur (dalam Andarika, 2004). Seorang perawat dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, oleh sebab itu perawat dituntut untuk lebih professional agar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin meningkat. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang dominan di rumah sakit baik dari segi jumlah maupun keberadaannya dalam memberikan pelayanan kesehatan. Faktor penyebab stress kerja pada perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor fisik atau lingkungan kerja yaitu bekerja pada tempat sunyi atau terpencil, tempat kerja yang jauh atau sulit dijangkau, pajanan di tempat kerja ( debu, bahan kimia, ventilasi buruk, vibrasi), faktor pekerjaan seperti tuntutan fisik, tuntutan tugas, beban kerja dan shift kerja. Faktor diluar pekerjaan seperti perubahan stuktur kehidupan ( status perkawinan), dukungan sosial, hubungan dalam pekerjaan, organisasi dan tanggung jawab dan faktor individu seperti usia, jenis kelamin, masa kerja dan kondisi kesehatan tenaga kerja (Krisnanta, 2007). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap merupakan salah satu industri jasa yang bekerja selama 24 jam. Ruang ICU dan IGD adalah salah satu unit pelayanan di RSUD Cilacap, unit ini memerlukan pengawasan yang maksimal selama 24 jam oleh tim dokter dan tenaga keperawatan. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di ruang ICU dan IGD RSUD Cilacap, didapatkan 10 sampel di ruang ICU mengeluhkan stress kerja dari faktor di dalam pekerjaan sebanyak 7 perawat (70%), faktor individu sebanyak 3 perawat (30%), sedangkan di ruang IGD diambil sampel 12 perawat mengeluhkan stress kerja dari faktor penyebab stress seperti faktor pekerjaan sebanyak
8 (66,7%) , merasa stress akibat faktor indivudu
sebanyak 4 perawat (33,33%).
ix
B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan pendekatan study cross sectional,
dimana pada penelitian ini hanya
mempelajari hubungan antara penyakit dan paparan (faktor penilitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit dalam waktu serentak pada individu dari populasi tunggal pada satu saat atau tahun yang sama. Variabel bebas dari penelitian ini adalah faktor indipidu seperti umur, masa kerja, status pernikahan, dan jenis kelamin, dan faktor pekerjaan seperti beban kerja, tuntutan tugas dan kondisi lingkungan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah stress kerja. Sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat di ruang IGD dan ICU sebanyak 44 orang. Data dianalisis dengan uji chi square.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Umur Tabel 3.1 Analisis Hubungan Umur Terhadap Stress Kerja Perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap Tahun 2015
No 1 2
Umur < 36 tahun ≥ 36 tahun Total
Stress Kerja Normal Stress N % N % 2 6.1 31 93.9 9 81.2 2 6.1 11 25.0 33 75.0
Total N 33 11 44
% 100 100 100
Hasil penelitian menunjukan responden yang berada pada kelompok umur ≤ 36 tahun yaitu sebanyak 33 orang (75.0%), responden dengan kelompok umur ≥ 36 tahun yaitu sebanyak 11 orang (25.0%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak pekerja yang berumur ≤ 36 tahun yang mengalami stress yaitu sebanyak 31 orang (93,9%) dibandingkan dengan responden yang berumur ≥ 36 yaitu sebanyak 2 orang (6,1%). Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Menurut Edelma dan Mandle (2002), usia adalah lama hidup individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun terakhir. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam bekerja. Pekerja dengan usia lebih tua akan semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa, dalam arti semakin bijaksana, semakin mampu berfikir rasional, semakin mampu ix
mengendalikan emosi, semakin toleran terhadap pandangan dan perilaku yang berbeda dirinya dan semakin dapat menunjukkan intelektual dan psikologisnya (Gatot dan Adisasmito, 2005). 2. Jenis kelamin Tabel 3.2 Analisis Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Stress Kerja Perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap Tahun 2015
No 1 2
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Stress Kerja Normal Setress N % N % 9 33.3 18 66.7 2 11.8 15 88.2 11 25.0 33 75.0
Total N 27 17 44
% 100 100 100
Hasil penelitian menunjukan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 27 orang (61,4%), sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden yang berjenis kelamin perempuan
yaitu
sebanyak 17 orang (38.6%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat yang berjenis kelamin perempuan yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 88.2% dan yang normal sebanyak 11.8%, dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 66,7% dan yang normal sebanyak 33.3%. Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Menurut Gunawati (2006), menyatakan bahwa wanita cenderung memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan pria, secara umum wanita mengalami stress 30% lebih, pada wanita stress dapat muncul akibat kewanitaannya secara umum sebagai akibat sampingan dari keadaan dan perubahan biologis, dan sosialnya. hasil studi ini menunjukan bahwa perempuan lebih menderita stress daripada laki-laki dan gaya mengatasi emosi lebih berfokus daripada laki-laki.
ix
3. Masa Kerja Tabel 3.3 Analisis Hubungan Masa Kerja Terhadap Stress Kerja Perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap Tahun 2015 No
Masa Kerja
Stress Kerja
Total
Normal
Setress
N
%
N
%
N
%
1
< 10 tahun
2
8.3
22
91.7
24
100
2
≥ 10 tahun
9
45.0
11
55.0
20
100
Total
11
25.0
33
75.0
44
100
PValue
0.012
OR 0.111 (0.0200.605)
Hasil penelitian menunjukan responden yang masa kerjanya ≤ 10 tahun sebanyak 24 orang (54,5%) , responden yang masa kerjanya ≥ 10 tahun yaitu sebanyak 20 orang (45.5%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat yang masa kerja ≤ 10 tahun yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 22 orang (91.7%) dan yang normal sebanyak 2 orang (8.3%), dibandingkan dengan responden yang masa kerjanya ≥ 10 tahun yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 11 orang (55.0%) dan yang normal sebanyak 9 orang (45.0%). Hasil uji statistik di peroleh pvalue sebesar 0,012 menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian stress kerja pada perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap. Masa kerja adalah waktu yang telah dilalui responden dalam pekerjaannya sebagai perawat di RSUD Cilacap, maupun di tempat sebelum dia bekerja di tempat kerja yang sekarang. Masa Kerja < 1 tahun dimana merasa lambat dan tertekan dalam melaksanakan tindakan keperawatan Nursalam (2008). 4. Status Pernikahan Tabel 3.4 Analisis Hubungan Status Pernikahan Terhadap Stress Kerja Perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap Tahun 2015 No
1 2
Setress Kerja Normal setress N % N % 9 23.7 29 76.3 2 33.3 4 66.7 11 25.0 33 75.0
Status Pernikahan Menikah Belum Menikah Total
ix
Total N 38 6 44
% 100 100 100
Hasil penelitian menunjukan responden yang
berada pada
kelompok status sudah menikah sebanyak 38 orang (86.4%), sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden dengan status belum menikah yaitu sebanyak 6 orang (13.6%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat dengan status menikah yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 29 orang (76.3%) dan yang normal sebanyak 9 orang (23,7%), dibandingkan dengan responden yang berada pada kelompok status belum menikah yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 4 orang (66,7%) dan yang normal sebanyak 2 orang (33.3%). Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Status pernikahan adalah fakta yang mengenai status pernikahan yang syah menilai pernikahan dengan adanya bukti surat nikah. Seseorang yang sudah menikah memilki tingkat stress lebih tinggi dibanding yang belum menikah. (Rahmawati : 2008). 5. Beban Kerja Tabel 3.5 Analisis Hubungan Beban Kerja Terhadap Stress Kerja Perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap Tahun 2015 Stress Kerja No 1 2 3
Beban Kerja Ringan Sedang Berat Total
Normal N 3 5 3 11
% 42.9 22.7 20.0 25.0
Stress N 4 17 12 33
% 57.1 77.3 80.0 75.0
Total N 7 22 15 44
Hasil penelitian menunjukan responden yang
% 100 100 100 100
berada pada
kelompok beban kerja sedang sebanyak 38 orang (86.4%), responden dengan beban kerja ringan yaitu sebanyak 6 orang (13.6%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat dengan beban kerja sedang yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 21 orang (72.4%) dan yang normal sebanyak 8 orang (27.6%), dibandingkan dengan responden yang berada pada kelompok beban kerja berat yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 12 orang (80.0%) dan yang normal sebanyak 3 orang (20.0%). Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit
ix
merupakan pembangkit stres bagi individu, baik beban kerja berat berlebih maupun beban kerja yang terlalu sedikit (Kiev dan Khon,1979). 6. Tuntutan Tugas Tabel 3.6 Analisis Hubungan Tuntutan Tugas Terhadap Stress Kerja Perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap Tahun 2015 Stress Kerja No 1 2
Tuntutan Tugas Ringan Sedang Total
Normal N 3 8 11
% 30.0 23.5 25.0
Stress N 7 26 33
% 70.0 76.5 75.0
Total N 10 34 44
Hasil penelitian menunjukan responden yang
% 100 100 100
berada pada
kelompok tuntutan tugas sedang sebanyak 34 orang (77.3%), responden dengan tuntutan tugas ringan yaitu sebanyak 10 orang (22.7%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat dengan tuntutan tugas sedang yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 26 orang (76,5%) dan yang normal sebanyak 8 orang (23.5%), dibandingkan dengan responden yang berada pada kelompok tuntutan tugas ringan yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 7 orang (70.0%) dan yang normal sebanyak 3 orang (30.0%). Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Seseorang dengan menerima tuntutan tugas yang tinggi akan dapat menimbulkan kemauan yang keras untuk mau mengerjakan sesuatu kegiatan yang menjadi kewajibannya dan bahkan tidak segansegan melaksanakan tugas di luar perannya. Adanya tututan tugas yang keras dan berat akan menimbulkan Stress kerja , untuk itu dalam menghadapi pekerjaannya, seseorang harus dapat mengelola kondisi stress kerjanya dengan sebaik mungkin, namun demikian stress kerja tidak selamanya akan mengganggu aktivitas seseorang dan bahkan memacu kinerjanya dan pada akhirnya dapat menimbulkan kepuasan kerja (Mondy, Neo (1996:444).
ix
7. Kondisi Lingkungan Tabel 3.7 Analisis Hubungan Kondisi lingkungan Terhadap Stress Kerja Perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap Tahun 2015 Stress Kerja No 1 2
Kondisi Lingkungan Tidak berisiko Berisiko Total
Normal N 5 6 11
% 33.3 20.7 25.0
Stress N 10 23 33
% 66.7 79.3 75.0
Hasil penelitian menunjukan responden yang
Total N 15 29 44
% 100 100 100
berada pada
kelompok kondisi lingkungan yang beresiko sebanyak 29 orang (72.7%), responden dengan kondisi lingkungan yang tidak beresiko yaitu sebanyak 15 orang (27.3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat dengan kondisi lingkungan yang beresiko mengalami stress kerja yaitu sebanyak 23 orang (79,3%) dan yang normal sebanyak 6 orang (20.7%), dibandingkan dengan responden yang berada pada kelompok kondisi lingkungan yang tidak beresiko mengalami stress kerja yaitu sebanyak 10 orang (66,7%) dan yang normal sebanyak 5 orang (33.7%). Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Persepsi responden terhadap kenyamanan berada di ruangan kerja, kondisi yang ada baik fisik berupa kebisingan, penataan peralatandan ruangan, maupun pisikis berupa peraturan, keluhan dan tuntutan, serta hubungan social dan pencahayaan (Haryanto : 2008).
D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Kategori umur ≤ 36 tahun lebih banyak yang alami stress sebanyak 93,9% b. Kategori berjenis kelamin perempuan lebih banyak yang alami stress 88.2% c. Kategori masa kerja ≤ 10 tahun lebih banyak yang alami stress 91.7%. ada hubungan antara masa kerja dengan stress kerja (p-value sebesar 0.012) d. Kategori status menikah lebih banyak yang alami stress 76.3% e. Kategori beban kerja berat lebih banyak yang alami stress sebesar 80.0%. ix
f. Tuntutan tugas dengan kategori sedang lebih banyak yang alami stress sebanyak 76.5% g. Kondisi lingkungan dengan kategori beresiko yang mengalami stress sebanyak 79.3%. 2. Saran a. Bagi pihak Rumah Sakit 1) Meningkatkan konsultasi baik berasal dari pimpinan ataupun unit khusus yang melayani konsultasi perawat dan memberi motivasi pada perawat sebagian usaha preventif stress kerja yang berlebih. 2) Perlu adanya penambahan jumlah perawat diruang ICU dan IGD dengan beban kerja yang tinggi. b. Bagi perawat 1) Membagi waktu istirahat singkat 10 – 15 menit membuat kondisi tubuh segar kembali. 2) Perlu adanya rotasi atau mutasi bagi perawat yang telah lama bertugas di ruang IGD dan ICU minimal 1 (satu) tahun. 3) Selalu berpikir positif, murah senyum dan bersosialisasi dengan baik antara rekan kerja, atasan maupun keluarga dan pasien.
ix
Daftar Pustaka
Andarika. 2004. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press. Edelma.,
Mandle. 2002. Hubungan Antara Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress Dengan Tingkat Stress Kerja Perawat Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi.http://umy.ac.id.
Gatot., Adisasmito. 2005. Psikologis Kepribadian. Malang: UMM Press Gunawati. 2006. Koping dan Adaptasi: Teori dan pohon masalah keperawatan. Jakarta: Sagung Seto Haryanto. 2008. Psikologi Keselamatan Kerja.Malang: UMM Press Kive., Khon. 1979. Analisis Hubungan beban kerja dengan stress kerja di rumah sakit rawat inap RSUD Sidikalang. http://respository.usu.ac.id Krisnanta. 2007. Faktor-Faktor Penyebab Stress Kerja Pada Perawat Icu Rumah Sakit Tipe C Di Kota Semarang. Http://Eprints.Undip.Ac.Id/10782/1/(Jurnal)Andreass_Agung_Pdf Mondy., Neo. 1996. Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja. Salatiga: Penerbit Widya Sari. Nursalam. 2008. Pengaruh Karakteristik Indipidu Terhadap Stress Kerja Perawat. Grasindo. Jakarta Rahmawati. 2008. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stress Perawat Dengan Adaptasi Stress Pada Perawat Di Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP DR. M.Djamil Padang Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kedokteran. 19 Juni 2012. http://respository.unand.ac.id/id/eprint/14082
ix