ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Olvin Kristin Manengkey* Johan Josephus** Odi R. Pinontoan** *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan muskuloskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal atau Musculoskeletal Disorder (MSDs) bersifat kronis, disebabkan adanya kerusakan pada tendon, otot, ligament, sendi, saraf, kartilago, dan spinal yang biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri, gatal dan kelemahan fungsi. Keluhan ini dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor pekerjaan seperti peregangan otot berlebih, postur kerja yang tidak alamiah, gerakan repetitif, dan lingkungan seperti getaran, tekanan dan mikroklimat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), sikap kerja, masa kerja, dan durasi bekerja dengan keluhan muskuloskeletal pada perawat IGD RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif menggunakan metode deskriptif observasi analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu keseluruhan perawat di IGD lantai 1 yang berjumlah 90 orang, dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling dengan jumlah sampel 90 orang. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner Nordic Body Map Widanarko yang dimodifikasi sendiri oleh peneliti dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas di Ruang Rawat Inap RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Analisis data menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package and Sosial Sciences) meliputi tahap analisis secara univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang bermakna signifikan terhadap keluhan muskuloskeletal adalah usia dengan nilai p=0,053<0,05 dan sikap kerja dengan nilai p=0,001<0,05, serta variabel yang tidak bermakna signifikan adalah variabel jenis kelamin p value= 0,561>0,05, indeks massa tubuh (IMT) p value=0,396>0,05, masa kerja dengan p value= 0,057>0,05 dan durasi bekeja dengan p value=0,264>0,05. Sikap kerja merupakan variabel dominan berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia, sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada perawat IGD RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado, serta tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, indeks massa tubuh, masa kerja dan durasi bekerja dengan keluhan muskuloskeletal. Disarankan agar rumah sakit setempat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan penyuluhan atau pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya tentang tindakan pencegahan terjadinya keluhan muskuloskeletal pada perawat Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. serta perlunya penelitian kualitatif dengan variabel yang sama. ABSTRACT Complaints of the musculoskeletal system is a complaint of the part of skeletal muscle is felt by someone with start complaint very mild to very sick. When the muscle receives static load repeatedly and for a long time, will be able to lead to complaints of damage to the joints, ligaments and tendons. Complaints to the damage this is usually termed the complaint of musculoskeletal disorders (MSDs) or injury to the musculoskeletal system. Musculoskeletal disorders (MSDs) is a chronic, caused by damage to the tendons, muscles, ligaments, joints, nerves, cartilage, and spinal that usually cause discomfort, pain, itching and weaknesses function. These complaints triggered by a variety of factors, one of which is the job factors such as excessive muscle stretching, working unnatural posture, repetitive movements, and the
18
environment such as vibration, pressure and microclimates. This study aimed to analyze the relationship between age, gender, body mass index (BMI), work attitude, years of service, and working duration with the musculoskeletal disorders in nurses emergency department of Prof Dr. R. D. Kandou Manado Hospital. This type of research is a quantitative research using descriptive method observational analytic with cross sectional study design. The population in this study is overall of the nurses in the emergency department (1st floor) with totaling 90 peoples, with the sampling technique is total sampling with a sample size of 90 peoples. This research instruments was a questionnaire Nordic Body Map Widanarko modified by researcher and tested the validity and reliability to the ward nurses of inpatient department of Prof Dr. R. D. Kandou Manado Hospital. The data analysis using SPSS program (Statistical Package and Social Sciences) includes the step of using univariate analysis and bivariate analysis using chi square test. The result showed that meaningful variable significant to musculoskeletal disorders is age, with p value=0,053≤0,05 and work attitude with p value=0,001<0,05, as well as significant variables is not meaningful consists of gender variable p value=0,561>0,05, body mass index (BMI) p value=0,396>0,05, years of service with p value=0,057>0.05 and working duration with p value =0,264>0,05. Work attitude is the dominant variable related to musculoskeletal disorders. From the results of this study concluded that there is a relationship between age, work attitude with the musculoskeletal disorders in emergency nurses of Prof Dr. R. D. Kandou Manado hospital and there is no relationship between gender,body mass index, years of service and working duration with the musculoskeletal disorders. It is suggested that the hospital can socialize and carry out counseling or occupational safety and health education especially about the actions of prevention of musculoskeletal disorders in the emergency nurses Prof Dr. R. D. Kandou Manado Hospital, as well as the need for qualitative research with the same variable.
PENDAHULUAN
mikroklimat (Tarwaka, 2013). Menurut
Keluhan pada sistem muskuloskeletal
laporan
telah menjadi trend penyakit terbaru
Organization (2013), setiap tahun ada
berkaitan dengan pekerjaan di seluruh
lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat
dunia
berkembang
kerja dan lebih dari 160 juta pekerja
maupun negara industri (Chung, 2013).
menjadi sakit karena bahaya di tempat
Keluhan
atau
kerja, dan terdapat 1,2 juta pekerja
(MSDs)
meninggal akibat kecelakaan dan sakit
baik
di
negara
muskuloskeletal
Musculoskeletal
Disorder
bersifat
disebabkan
kronis,
adanya
di
International
tempat
kerja,
Labour
dimana
hal
ini
kerusakan pada tendon, otot, ligament,
menunjukkan kebutuhan biaya manusia
sendi, saraf, kartilago, dan spinal yang
yang dikeluarkan relatif meningkat. Jika
biasanya
tempat kerja aman dan sehat, setiap
menimbulkan
rasa
tidak
nyaman, nyeri, gatal dan kelemahan
orang
fungsi. Keluhan ini dipicu oleh berbagai
mereka
faktor, salah satunya adalah faktor
sebaliknya jika tempat kerja tidak
pekerjaan
terorganisir dan banyak terdapat bahaya,
berlebih, alamiah,
seperti postur gerakan
peregangan kerja
otot
yang
tidak
repetitif,
dan
dapat
melanjutkan
secara
kerusakan
pekerjaan
efektif dan
dan
absen
efisien,
sakit
tak
terhindarkan, mengakibatkan hilangnya
lingkungan seperti getaran, tekanan dan
pendapatan
19
bagi
pekerja
dan
produktivitas
berkurang
bagi
merupakan
profesi
terbanyak
melaporkan
berpotensi terpapar dengan penyakit
meninggal
setiap
satu
15
detik
pekerja akibat
Rumah
yang
perusahaan. Selanjutnya ILO (2013) bahwa
di
kesehatan Sakit,
juga
akibat kerja.
kecelakaan di tempat kerja atau sakit
Hasil penelitian Badan Statistik
akibat kerja, dimana setiap 15 detik
di Swedia tahun 2006 melaporkan
terdapat sekitar 160 kecelakaan kerja di
bahwa
dunia.
muskuloskeletal yang sering muncul
meningkat,
dari
kecelakaan
kerja
kecelakaan 96.314 di
Tahun
kaki (14%). Selanjutnya penelitian yang
kerja
dilakukan oleh Yun tahun 2010 di Korea
kasus
disimpulkan bahwa 90,3% dari perawat
2009,
mengeluhkan keluhan muskuloskeletal
meningkat mencapai 103.285 kasus
setidaknya sekali dalam sebulan (21,9%
kecelakaan kerja di Tahun 2013. BPJS
selalu, 40,7% sekali dalam seminggu
Ketenagakerjaan, yang semula dikenal
dan 27,7% sebulan sekali). Data dari
dengan nama PT Jamsostek mencatat, di
The Taiwan National Health Insurance
Indonesia tidak kurang dari 9 orang
Research Database selama tahun 2004 –
meninggal dunia akibat kecelakaan di
2010, dari 3914 perawat, 3004 orang
tempat kerja setiap hari, dimana angka
perawat menderita MSDs (76.24%).
kematian akibat kerja di Inggris sebagai
Rumah sakit sebagai fasilitas
pembanding, hanya mencapai angka 2 orang
per
hari.
Tingginya
pelayanan
angka
kesehatan
mengedepankan
kecelakaan kerja ini, maka diperlukan
tetap
harus
peningkatan
mutu
pelayanan kepada masyarakat dengan
upaya-upaya untuk mencegah terjadinya
tanpa mengabaikan upaya Kesehatan
kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja.
dan Keselamatan Kerja (K3) bagi
(ILO, 2013).
seluruh Occupational Safety and Health Administration
masalah
lengan dan jari (24%), leher (6%), dan
selama kurun waktu 5 (lima) tahun kasus
perawat,
adalah nyeri pinggang (56%), bahu,
Di Indonesia, dilaporkan bahwa
terakhir
pada
(OSHA)
pekerja
rumah
sakit
(Kepmenkes, 2010). Menurut OSHA
2004
(2013), fasilitas pelayanan kesehatan
menjelaskan bahwa penyakit akibat
khususnya
kerja merupakan penyakit atau cedera
diidentifikasi sebagai sebuah lingkungan
yang terjadi di tempat kerja sebagai
dimana terdapat aktivitas yang berkaitan
akibat dari terkena bahan atau kondisi
dengan
kerja saat melakukan pekerjaan. Perawat
mengangkat,
20
Rumah
ergonomi
Sakit
telah
antara
mendorong,
lain
menarik,
menjangkau,
membawa
benda,
dan
berlangsung setiap hari seperti menulis, memasukkan dan mengolah data klien.
dalam hal penanganan pasien. Aktivitas kerja di rumah sakit cukup berat dan
Perawat
mempunyai potensi timbulnya penyakit
melakukan
akibat kerja.
penelitiannya
(2011)
dalam
menyatakan
posisi
posisi membungkuk dan memutar saat
keluhan
perawat
muskuloskeletal
yang selalu fleksi, pergelangan tangan yang fleksi dan ekstensi serta lutut yang
terlebih perawat Instalasi Gawat Darurat IGD
yang
memutar, posisi bahu yang naik, siku 3
pelayanan
keperawatan selama 24 jam penuh
Perawat
peralatan
yang menekuk ke bawah, samping, dan
terbesar yang bekerja di Rumah Sakit. memberikan
mengambil
dilakukan berulang – ulang, posisi leher
karena mereka merupakan kelompok
(IGD).
dengan
nyeri punggung dan kelelahan, selain itu
bahwa
perawat memiliki tingkat resiko tertinggi
Perawat
banyak
berdiri statis yang dapat mengakibatkan
Shafiezadeh
terhadap
aktivitas
IGD
fleksi sangat berisiko terjadinya keluhan
dituntut
muskuloskeletal (Selvianti, 2009).
memberikan pelayanan secara sigap, Didapatkan
cermat, cekatan serta tepat baik untuk
2015
pasien
informasi gawat
pada
klien maupun keluarga sesuai dengan
tahun
darurat
standart operasional prosedur (SOP)
mencapai 7.200 pasien. Perawat IGD
yang telah ditentukan.
RSUP Prof. Dr. R. D Kandou berjumlah mengungkap
90 orang yang terdiri dari 35 orang pria
bahwa perawat IGD yang bekerja pada
dan 55 orang wanita dengan kisaran
shift
memiliki
umur 22 hingga 53 tahun. Tarwaka
kecenderungan lebih tinggi terhadap
(2013) menjelaskan bahwa wanita tiga
terjadinya
kali
Dewi
pagi
(2008)
dan
sore
keluhan
muskuloskeletal
lebih
beresiko
akan
keluhan
pekerjaan.
muskuloskeletal dan dimulai pertama
Perawat tidak hanya melakukan tugas
kali pada umur 35 tahun, serta akan
utama yang berkaitan dengan proses
terus
keperawatan seperti memindahkan klien,
bertambahnya umur. Pekerjaan perawat
membalikkan
klien,
di IGD dibagi dalam 3 shift kerja, pagi
mendorong tempat tidur, memasang alat
(07.00 – 14.00, 5-6 orang), siang (14.00
infus, nebulizer, melakukan resusitasi
– 21.00, 3-4 orang), dan malam (21.00 –
jantung, membersihkan luka, melakukan
07.00,
EKG dll, namun mereka juga memiliki
beberapa perawat yang masih harus
tugas
menggantikan shift rekan kerja. Hal ini
dikarenakan
kompleksitas
posisi
tambahan
tubuh
administratif
yang
21
meningkat
2-3
sejalan
dengan
orang). Terkadang ada
mengakibatkan kelelahan yang berkaitan
(potong
dengan terjadinya cedera. Dari hasil
dilaksanakan pada bulan Febuari-April
wawancara yang dilakukan
pada 10
tahun 2016 di ruang Instalasi Gawat
orang perawat di IGD RSUP Prof. Dr.
Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
R. D. Kandou Manado didapati bahwa 8
Manado. Populasi dalam penelitian ini
orang
adalah seluruh perawat yang ada di
perawat
mengalami
muskuloskeletal
seperti
keluhan
Penelitian
yang
lantai satu IGD RSUP Prof. Dr. R. D
dirasakan hingga 1-2 hari, dan 2 orang
Kandou Manado, yang berjumlah 90
perawat mengeluhkan kesemutan yang
orang yang terdiri dari IGD Trauma 20,
sesaat
Non Trauma 28, anak 13, resusitasi 10,
hilang
nyeri
lintang),
dengan
beristirahat.
Menurut pengamatan peneliti bahwa
Triase
perawat IGD RSUP Prof. Dr. R. D.
penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,
Kandou Manado memiliki morbiditas
indeks massa tubuh (IMT), sikap kerja,
yang tinggi. Hal ini mengakibatkan
masa kerja, durasi bekerja. variabel
beberapa perawat sering mengeluhkan
terikat
kelelahan, interaksi sesama rekan kerja
dipengaruhi atau yang menjadi akibat
maupun
karena adanya variabel bebas.
dokter
menjadi
terganggu,
19.
Variabel
merupakan
bebas
variabel
dalam
yang
kehilangan konsentrasi saat beraktivitas, merasa pusing, emosi tidak stabil,
HASIL DAN PEMBAHASAN
kurang bersemangat saat bekerja dan
Analisis
cenderung
mengetahui hubungan antara variabel
merasa
malas
dan
menghindari pekerjaan. Berdasarkan
bivariat
dilakukan
untuk
bebas dengan variabel terikat, dilakukan masalah
yang
dengan uji Chi-Square.
diuraikan diatas, peneliti termotivasi
a. Hubungan Antara Usia Dengan
untuk menganalisis faktor-faktor risiko
Keluhan Muskuloskeletal Pada
yang
keluhan
Perawat (IGD) Instalasi Gawat
muskuloskeletal pada perawat di ruang
Darurat RSUP Prof. Dr. R. D.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP
Kandou Manado
berhubungan
dengan
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Hubungan antara usia dengan keluhan muskuloskeletal pada
METODE PENELITIAN
perawat (IGD) Instalasi Gawat
Penelitian yang dilakukan merupakan
Darurat RSUP Prof Dr. R. D.
penelitian
Kandou Manado dapat dilihat
menggunakan
kuantitatif metode
yaitu
pada Tabel 9.
observasional
analitik dengan desain Cross sectional
22
Analisis
bivariat
dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas
dengan
variabel
terikat, dilakukan dengan uji ChiSquare.
23
Tabel 9. Hubungan Antara Usia Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat (IGD) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Usia
Keluhan Muskuloskeletal Ya
Tidak
Total
mus
Nilai p
N
%
n
%
n
%
<30 tahun
50
55,6
7
7,8
57
63,3
30-39 tahun
19
21,1
2
2,2
21
23,3
40-49 tahun
5
5,6
4
4,4
9
10,0
>50 tahun
3
3,3
0
0
3
3,3
Total
77
85,6
13
14,4
90
100
kulo skel etal pad
0,053
a kelo mpo
Berdasarkan
tabulasi
silang
yang
usia 40-49 tahun ini sebanyak 4 orang
dilakukan antara usia dengan keluhan muskuloskeletal
pada
perawat
(4,4%),
(IGD)
sedikit
R. D. Kandou Manado, diperoleh data
tinggi
terdapat
muskuloskeletal
responden dengan kelompok usia 30-39
sebanyak
bermakna
yang
pada
perawat
IGD
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr.
keluhan 19
hubungan
signifikan antara usia dengan keluhan
30 tahun ini sebanyak 7 orang (7,8%),
muskuloskeletal
keluhan
p= 0,053 ≤ 0,05 yang menunjukkan
keluhan muskuloskeletal pada kelompok <
memiliki
merasakan
Chi-Square didapatkan hasil dengan nilai
50 orang (55,6%) yang tidak memiliki
yang
responden
(3,3% ). Berdasarkan hasil analisis uji
pada
kelompok usia <30 tahun yaitu sebanyak
tahun
jumlah
muskuloskeletal yaitu sebanyak 3 orang
bahwa jumlah responden yang memiliki muskuloskeletal
sedangkan
dengan 5 kelompok usia > 50 tahun paling
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr.
keluhan
k
R. D. Kandou Manado.
orang b.
(21,1%), yang tidak memiliki keluhan
Hubungan Antara Jenis Kelamin
muskuloskeletal pada kelompok usia 30-
Dengan Keluhan Muskuloskeletal
39 tahun sebanyak 2 orang (2,2%),
Pada Perawat (IGD) Instalasi
selanjutnya responden kelompok usia 40-
Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R.
49
D. Kandou Manado
tahun
yang
memiliki
keluhan
muskuloskeletal sebanyak 5 orang (5,6%)
Hubungan antara jenis kelamin
dan
dengan keluhan muskuloskeletal
yang
tidak
merasakan
keluhan
24
pada perawat (IGD) Instalasi
D. Kandou Manado dapat dilihat
Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R.
pada Tabel 10.
Tabel 10. Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Perawat (IGD) Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado Jenis
Keluhan Muskuloskeletal
Kelamin
Ya
Tidak
Total
Nilai p
n
%
N
%
N
%
Pria
29
32,2
6
6,7
35
38,9
Wanita
48
53,3
7
7,8
55
61,1
Total
77
85,6
13
14,4
90
100
Berdasarkan tabulasi silang yang
dilakukan
mengalami
keluhan
jenis
muskuloskeletal sebanyak 6 orang
keluhan
(6,7%). Berdasarkan hasil analisis
perawat
uji Chi-Square didapatkan hasil
(IGD) Instalasi Gawat Darurat
dengan nilai p= 0,561 > 0,05 yang
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
menunjukkan
Manado, diperoleh data bahwa
hubungan yang bermakna antara
jumlah responden wanita yang
jenis kelamin dengan keluhan
mengalami
keluhan
muskuloskeletal
muskuloskeletal
tertinggi
(IGD) Instalasi Gawat Darurat
(53,3%),
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
kelamin
antara
tidak
0,561
dengan
muskuloskeletal
sebanyak
48
responden
pada
orang
wanita
yang
mengalami
keluhan
c. Hubungan Massa
(7,8%), sedangkan responden pria mengalami
muskuloskeletal orang
(32,2
%),
perawat
Antara
Tubuh
(IMT)
Dengan
Indeks Keluhan
Muskuloskeletal Pada Perawat (IGD)
keluhan
sebanyak
pada
terdapat
Manado .
tidak
muskuloskeletal sebanyak 7 orang
yang
tidak
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof
29
Dr. R. D. Kandou Manado
kemudian
responden pria yang mengalami
25
Hubungan antara Indeks Massa Tubuh
Dengan
Muskuloskeletal
Dr. R. D. Kandou Manado dapat dilihat pada Tabel 11.
Keluhan
Pada
Perawat
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof
Tabel 11. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Perawat (IGD) Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado Keluhan Muskuloskeletal IMT
Ya
Tidak
Total
Nilai p
n
%
N
%
N
%
6
6,7
0
0
6
6,7
Normal
38
42,2
6
6,7
44
48,9
Berisiko Obes
20
22,2
2
2,2
22
24,4
Obes I
8
8,9
3
3,3
11
12,2
Obes II
5
5,6
2
2,2
7
7,8
77
85,6
13
14,4
90
100
Berat Badan Kurang
Total
Berdasarkan
tabulasi
silang
yang
memiliki
0,396
keluhan
yang dilakukan antara Indeks massa
muskuloskeletal sebanyak 38 orang
tubuh
keluhan
(42,2%) dan yang tidak merasakan
Perawat
keluhan
dengan
muskuloskeletal
pada
muskuloskeletal
dengan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP
indeks massa tubuh normal sebanyak
Prof Dr. R. D. Kandou Manado,
6 orang (6,7%), selanjutnya responden
diperoleh data mayoritas responden
dengan indeks massa tubuh berisiko
dengan indeks massa tubuh normal
obes
yang
memiliki
keluhan
muskuloskeletal sebanyak 20
(2,2%), kemudian responden dengan
orang (22,2%), dan responden dengan
indeks massa tubuh kategori Obes I
indeks massa tubuh berisiko obes
yang
yang
keluhan
muskuloskeletal sebanyak 8 orang
muskuloskeletal sebanyak 2 orang
(8,9%), dan responden indeks massa
tidak
merasakan
26
memiliki
keluhan
tubuh kategori Obes I yang tidak
menunjukkan tidak terdapat hubungan
merasakan keluhan muskuloskeletal
yang bermakna antara indeks massa
sebanyak 3 orang (3,3%), responden
tubuh
dengan indeks massa tubuh kategori
muskuloskeletal
berat badan kurang yang memiliki
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP
keluhan muskuloskeletal sebanyak 6
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
orang (6,7%), selanjutnya responden
Keluhan
paling sedikit merasakan
Perawat
keluhan muskuloskeletal sebanyak 5
memiliki
>
0,05
Gawat
Darurat
perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
Chi-Square didapatkan hasil dengan 0,396
Instalasi
Pada
dengan keluhan muskuloskeletal pada
(2,2%). Berdasarkan hasil analisis uji
p=
Muskuloskeletal
Hubungan antara sikap kerja
keluhan
muskuloskeletal sebanyak 2 orang
nilai
perawat
Manado
indeks massa tubuh kategori Obes II tidak
pada
(IGD) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
orang (5,6%), dan responden dengan
yang
keluhan
d. Hubungan Antara Sikap Kerja Dengan
dengan indeks massa tubuh kategori Obes II
dengan
Manado dapat dilihat pada Tabel 12,
yang
13, 14.
Tabel 12. Hubungan Antara Sikap Kerja Posisi Sumbu Tubuh Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado Keluhan Muskuloskeletal
Sikap Kerja Posisi Sumbu tubuh
Ya
Tidak
Total %
n
%
N
Tidak Pernah
0
0
0
0
0
0
Jarang
9
64,3
5
35,7
14
100
Kadang-kadang
44
86,3
7
13,7
51
100
Sering
23
95,8
1
4,2
24
100
Sering Sekali
1
100
0
0
1
100
Total
77
85,6
13
14,4
90
100
27
n
Nilai p %
0,061
Berdasarkan
tabulasi
silang
muskuloskeletal
ada
23
orang
yang dilakukan antara sikap kerja
(95,8%) dan yang tidak memiliki
posisi sumbuh tubuh dengan keluhan
keluhan muskuloskeletal ada 1 orang
muskuloskeletal
perawat
(4,2%), responden yang menjawab
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP
sangat sering yang memiliki keluhan
Prof Dr. R. D. Kandou Manado
muskuloskeletal ada 1 (100%) orang
diperoleh data bahwa responden yang
dan yang menjawab sangat sering
menjawab
yang
pada
jarang
yang
memiliki
tidak
merasakan
keluhan muskuloskeletal ada 9 orang
muskuloskeletal
(64,3%) dan yang tidak memiliki
hasil
keluhan muskuloskeletal ada 5 orang
didapatkan
(35,7%), kemudian responden yang
p=0,061>0,05
menjawab
tidak
memiliki
kadang-kadang keluhan
yang
muskuloskeletal
uji
Chi-Square dengan
yang
terdapat
nilai
menunjukkan
hubungan
yang
antara sikap kerja posisi
sumbu
memiliki
muskuloskeletal
muskuloskeletal
Berdasarkan
hasil
ada 44 orang (86,3%) dan yang tidak keluhan
0%.
analisis
bermakna
keluhan
tubuh
dengan
keluhan
pada
perawat
ada 7 orang (13,7% ), selanjutnya
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof
responden yang menjawab sering
Dr.
yang
memiliki
R.
D.
Kandou
Manado.
keluhan
Tabel 13. Hubungan Antara Sikap Kerja Posisi Lengan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado Keluhan Muskuloskeletal Sikap Kerja
Ya
Posisi Lengan n Tidak Pernah
%
N
Total %
Nilai p
n
%
0
2
100
2
100
12
70,6
5
29,4
17
100
39
92,9
3
7,1
42
100
Sering
26
89,7
3
10,3
29
100
Sekali
0
0
0
0
0
0
Jarang Kadang-kadang
0
Tidak
Sering
Total
77
85,6
13
14,4
28
90
100
0,001
yang
kadang-kadang yang memiliki keluhan
dilakukan antara sikap kerja posisi lengan
muskuloskeletal ada 39 orang (92,9%) dan
dengan keluhan
yang
Berdasarkan
tabulasi
silang
muskuloskeletal pada
tidak
memiliki
keluhan
perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD)
muskuloskeletal ada 3 orang (7,1%),
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado
responden yang menjawab sering yang
diperoleh data bahwa responden yang
memilki keluhan muskuloskeletal ada 26
menjawab tidak pernah yang memiliki
orang (89,7%) dan yang tidak memiliki
keluhan muskuloskeletal ada 0 orang (0%)
keluhan muskuloskeletal ada 3 orang
dan
keluhan
(10,3% ). Berdasarkan hasil analisis uji
muskuloskeletal ada 2 orang (100%),
Chi-Square didapatkan hasil dengan nilai
kemudian
yang
tidak
memiliki
yang
menjawab
p= 0,001 < 0,05 yang menunjukkan
memiliki
keluhan
terdapat hubungan yang bermakna antara
muskuloskeletal ada 12 orang (70,6%) dan
sikap kerja posisi lengan dengan keluhan
yang
keluhan
muskuloskeletal pada perawat instalasi
muskuloskeletal ada 5 orang (29,4%),
Gawat Darurat RSUP Prof Dr. R. D.
selanjutnya responden yang menjawab
Kandou Manado.
jarang
responden yang
tidak
memiliki
Tabel 14. Hubungan Antara Sikap Kerja Posisi Kaki Dengan Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan Muskuloskeletal Sikap Kerja
Ya
Posisi Kaki
Tidak %
Tidak Pernah
0
0
0
0
0
0
Jarang
2
100
0
0
2
100
Kadang-kadang
56
86,2
9
13,8
65
100
Sering
19
82,6
4
17,4
23
100
Sering Sekali
0
0
0
0
0
0
77
85,6
14,4
90
100
13
29
%
n
Nilai p
N
Total
n
Total %
0,772
Pada Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado
Berdasarkan
tabulasi
silang
yang
keluhan muskuloskeletal ada 4 orang
dilakukan antara sikap kerja posisi
(17,4%). Berdasarkan hasil analisis uji
kaki dengan keluhan muskuloskeletal
Chi-Square didapatkan hasil dengan
pada perawat Instalasi Gawat Darurat
nilai
(IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
menunjukkan
Manado
hubungan yang bermakna
diperoleh
data
bahwa
p=
0,772
>
0,05
tidak
yang
terdapat antara
responden yang menjawab jarang
sikap kerja posisi kaki dengan keluhan
yang
muskuloskeletal
memiliki
keluhan
pada
perawat
muskuloskeletal ada 2 orang (100%),
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP
yang
Prof Dr. R. D. Kandou Manado.
tidak
muskuloskeletal
memiliki tidak
keluhan ada
(0%),
e.
kemudian responden yang menjawab kadang-kadang
yang
Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Keluhan
memiliki
Perawat
keluhan muskuloskeletal ada 56 orang
Darurat
Hubungan antara masa kerja
(13,8%), selanjutnya responden yang yang
Gawat
Manado.
keluhan muskuloskeletal ada 9 orang
sering
Instalasi
Pada
(IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
(86,2%), dan yang tidak memiliki
menjawab
Muskuloskeletal
dengan keluhan muskuloskeletal pada
memiliki
perawat
keluhan muskuloskeletal ada 19 orang
Instalasi
Gawat
Darurat
(IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
(82,6%) dan yang tidak memiliki
Manado dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado Keluhan Muskuloskeletal Masa Kerja
< 5 tahun
Ya
Tidak
Total
Nilai p
n
%
n
%
N
%
45
50
5
5,6
50
55,6
30
5-9 tahun
19
21,1
2
2,2
21
23,3
>10 tahun
13
14,4
6
6,7
19
21,1
Total
77
85,6
13
14,4
90
100
0,057
Berdasarkan tabulasi silang yang
(14,4%) dan responden dengan masa
dilakukan antara masa kerja dengan
kerja >10 tahun yang tidak memiliki
keluhan muskuloskeletal pada perawat
keluhan muskuloskeletal sebanyak 6
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP
orang (6,7 %). Berdasarkan hasil
Prof Dr. R. D. Kandou Manado,
analisis uji Chi-Square didapatkan
diperoleh
hasil dengan nilai p= 0,057>0,05 yang
data
bahwa
jumlah
responden dengan masa kerja <5
menunjukkan
tahun
hubungan yang bermakna
yang
memiliki
keluhan
muskuloskeletal paling tinggi yaitu
masa
sebanyak
muskuloskeletal
45
orang
(50%),
dan
kerja
tidak
terdapat antara
dengan
keluhan
pada
perawat
responden dengan masa kerja < 5
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof
tahun yang tidak memiliki keluhan
Dr. R. D. Kandou Manado.
muskuloskeletal sebanyak 5 orang
f.
(5,6 %), kemudian responden dengan
Dengan
masa kerja 5-9 tahun yang memiliki
Manado.
masa kerja 5-9 tahun yang tidak
Hubungan antara durasi bekerja
muskuloskeletal
dengan keluhan muskuloskeletal pada
sebanyak 2 orang (2,2%), selanjutnya
perawat Instalasi Gawat Darurat
responden dengan masa kerja >10 tahun
yang
memiliki
Muskuloskeletal
(IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
orang (21,1%), dan responden dengan
keluhan
Keluhan
Pada Perawat Instalasi Gawat Darurat
keluhan muskuloskeletal sebanyak 19
memiliki
Hubungan Antara Durasi Bekerja
(IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
keluhan
Manado dapat dilihat pada Tabel 16.
muskuloskeletal sebanyak 13 orang
Tabel 16. Hubungan Antara Durasi Bekerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado Durasi Bekerja
Keluhan Muskuloskeletal Ya
Tidak
31
Total
Nilai p
n
%
N
%
n
%
6-8 jam
63
70,0
11
12,2
74
82,2
10-12 jam
13
14,4
1
1,1
14
15,6
1
1,1
1
1,1
2
2,2
77
85,6
13
14,4
90
100
>12 jam Total
Berdasarkan tabulasi silang yang
dilakukan
bekerja
antara
dengan
muskuloskeletal
pada
Instalasi
Darurat
Gawat
yang
durasi
tidak
0,264
memiliki
keluhan
muskuloskeletal sebanyak 1 orang
keluhan
(1,1%),
perawat
dengan durasi bekerja > 12 jam
(IGD)
selanjutnya
yang
responden
memiliki
keluhan
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
muskuloskeletal sebanyak 1 orang
Manado, diperoleh
(1,1%)
data bahwa
dan
responden
dengan
jumlah responden dengan durasi
durasi bekerja > 12 jam yang tidak
bekerja 6-8 jam yang memiliki
memiliki keluhan muskuloskeletal
keluhan
sebanyak
muskuloskeletal
paling
1orang
(1,1
%).
tinggi yaitu sebanyak 63 orang
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-
(70%),
Square didapatkan hasil dengan
dan
responden
dengan
durasi bekerja 6-8 jam yang tidak
nilai
memiliki keluhan muskuloskeletal
menunjukkan
sebanyak
hubungan yang bermakna
11
orang
(12,2
%),
p=
0,264
bekerja
>
0,05
tidak
yang
terdapat antara
kemudian responden dengan durasi
durasi
dengan
keluhan
bekerja 10-12 jam yang memiliki
muskuloskeletal
pada
perawat
keluhan muskuloskeletal sebanyak
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof
13 orang (14,4%), dan responden
Dr. R. D. Kandou Manado.
dengan durasi bekerja 10-12 jam
KESIMPULAN
Prof Dr. R. D. Kandou Manado Tahun
1. Terdapat hubungan yang bermakna
2016.
antara
usia
dengan
keluhan
pada
perawat
bermakna antara jenis kelamin dengan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP
keluhan muskuloskeletal pada perawat
muskuloskeletal
2. Tidak
terdapat
hubungan
yang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP 32
Prof Dr. R. D. Kandou Manado Tahun
tindakan pencegahan terjadinya
2016. .
keluhan
3. Tidak
terdapat
pada
yang
perawat Instalasi Gawat Darurat
bermakna antara indeks massa tubuh
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
dengan keluhan muskuloskeletal pada
Manado.
perawat
hubungan
muskuloskeletal
Instalasi
Gawat
Darurat
b. Melakukan
monitoring
(IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
evaluasi
Manado Tahun 2016.
memfasilitasi para perawat untuk
4. Terdapat hubungan yang bermakna
secara
mendapatkan
berkala
dan
pendidikan
dan
antara sikap kerja dengan keluhan
pelatihan
muskuloskeletal
perawat
kesehatan kerja dalam hal ini
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP
tentang risiko timbulnya keluhan
Prof Dr. R. D. Kandou Manado Tahun
muskuloskeletal.
pada
2016. 5. Tidak
keselamatan
agar
dan
c. Memberikan tindakan yang tegas terdapat
hubungan
yang
bagi perawat yang tidak mengikuti
bermakna antara masa kerja dengan
pelatihan
keselamatan
keluhan muskuloskeletal pada perawat
kesehatan kerja (K3) RS.
dan
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof
d. Pihak manajemen rumah sakit
Dr. R. D. Kandou Manado Tahun
perlu mendengarkan keluhan dan
2016.
masukan dari para perawat IGD
6. Tidak
terdapat
bermakna
hubungan
antara
yang
durasi
yang berkaitan dengan
bekerja
kerja
setiap hari di instalasi gawat
dengan keluhan muskuloskeletal pada
darurat
perawat
Darurat
fasilitas kepada para perawat IGD
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado
untuk mencegah faktor risiko yang
Tahun 2016.
dapat
Instalasi
Gawat
dan
bisa
menimbulkan
memberikan
terjadinya
penyakit akibat kerja dalam hal ini SARAN
keluhan muskuloskeletal.
1. Bagi Rumah Sakit Setempat a. Mensosialisasikan melaksanakan pendidikan
2. Bagi Perawat IGD dan
Hasil
penyuluhan atau keselamatan
dan
kesehatan kerja khususnya tentang
ini
menambah
pengetahuan
memotivasi
perawat
mengetahui 33
penelitian
dan
dapat
dapat dan untuk
mencegah
faktor-faktor risiko yang berhubungan
Jakarta : Skripsi. Perpustakaan
dengan keluhan muskuloskeletal pada
Universitas Indonesia.
perawat
Instalasi
Gawat
Darurat
Dewi, A. K. P. 2015. Hubungan Tingkat
(IGD) RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
Risiko Postur Kerja Dan
Manado.
Karakteristik Individu Dengan
3. Bagi Peneliti
Tingkat Risiko Keluhan Low Back
Hasil
penelitian
ini
Pain Pada Perawat Bangsal Kelas
meningkatkan pengetahuan dan dapat
III Di Rumah Sakit PKU
mengaplikasikan ilmu yang didapat tentang
pentingnya
Muhammadiyah Surakarta.
tindakan
Available in URL:
pencegahan risiko terjadinya keluhan muskuloskeletal,
http://eprints.ums.ac.id/34268/28/A
dengan melihat
rtikel%2520Publikasi.pdf. (Diakses
variabel-variabel yang berhubungan,
tanggal 1 Juni 2016).
serta perlu dilakukan penelitian lanjut dengan
menambahkan
variabel
Latif, R. 2011. Nyeri Punggung Bawah.
psikososial dan status gizi.
Diakses dari: http://www.krakataumedika.com/ny
DAFTAR PUSTAKA
eri-punggung-bawah/. (Diakses Chung, Y.C., C.T. Hung, , H.M. Lee
tanggal 20 Januari 2016.
Wang, S.G. Chang, S.C. Pai, L.W, Rumah Sakit Umum Pusat Prof Dr. R.D.
and J. H. Yang 2013. Risk of
Kandou Manado,
musculoskeletal disorder among
"rsup.rdkandou.com," (Online).
Taiwanese nurses cohort: a
Available:
nationwide population-based study.
http://rsup.rdkandou.com/visi-misi/.
BMC Musculoskeletal Disorders ,
(Diakses tanggal 22 Mei 2016).
14, 144. Available at URL :http://www.biomedcentral.com/147
Selvianti, R. 2009. Gambaran tingkat
1-2474/14/144.
risiko musculoskeletal disorder pada perawat IGD di RS Atma Jaya.
Dewi, N. F. 2008. Tinjauan risiko
Skripsi Universitas Indonesia Press.
ergonomi musculoskeletal disorders
Jakarta.
(MSDs) pada aktifitas perawat IGD Rumah Sakit Tria Dipa tahun 2008.
34
Shafiezadeh, K.R. 2011. Prevalence of
Available at URL: http://www.theijoem.com.
Musculoskeletal Disorders among Paramedics Working in a Large
Tarwaka, 2004. Ergonomi untuk
Hospital in Ahwaz, Southwestern
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Iran in 2010. International Journal
dan Produktivitas. UNIBA Press.
of Occupational Environmental
Surakarta.
Medicine, 2(3), 157 – 165. Tarwaka. 2013. Ergonomi Industri Dasar
Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri : Dasar
–Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan
– Dasar Pengetahuan Ergonomi
Aplikasi Di Tempat Kerja. Harapan
Dan Aplikasi Di
Press. Surakarta.
35