ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP A BLU RSUP Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO 1. Feni The*, 2. Ch. Tilaar*, Ardiansa Tucunan* 3. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
Abstrak Para pemimpin perlu menaruh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap aspek kepuasa kerja ini, karena memiliki mata rantai dengan sumber daya manusia, produktivitas kerja, dan keberlangsungan hidup organisasi itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Supervisi, Pekerjaan Itu Sendiri, dan Keamanan kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu survei analitik dengan rancangan cross sectional study (studi potong lintang) yang dilakukan pada bulan Mei 2013 dengan melibatkan 38 perawat. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara Univariat dan Bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 25 responden (65,8 %) menjawab puas dan 13 responden (34,2 %) menjawab kurang puas, sebanyak 23 responden (60,5 %) menjawab baik untuk variabel Supervisi dan sebanyak 15 responden (39,5%) menjawab kurang baik, sebanyak 23 responden (60,5%) menjawab baik untuk variabel Pekerjaan Itu Sendiri dan 15 responden lainnya (39,5%) menjawab kurang baik, serta 20 responden (52,6%) menjawab baik untuk variabel keamanan kerja dan 18 responden (47,4%) menjawab kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara Supervisi dengan Kepuasan Kerja perawat dengan p value yaitu 0,015 (p < 0,05), tidak ada hubungan yang signifikan antara Pekerjaan Itu Sendiri dengan Kepuasan Kerja Perawat dengan p value yaitu 0,500 (p > 0,05), dan tidak ada hubungan yang signifikan antara Kamanan Kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat dengan p value 1,000 (p > 0,05). Kata Kunci: Faktor-faktor, Berhubungan, Kepuasan Kerja Perawat.
Abstrack Leaders need to pay attention to the genuine job satisfaction, because it has a link with the human resources, labor productivity, and survival of the organization itself. This study aims to determine the relationship between supervision, the work itself, and job security and job satisfaction nurses in inpatient A BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. types of research used in this study is a survey analytic cross sectional study conducted in May 2013 involving 38 nurses. data collected were analyzed using univariate and bivariate. the results showed that as many as 25 respondents (65.8%) answered satisfied and 13 respondents (34.2%) responded less satisfied, as many as 23 respondents (60.5%) responded well to the job variable sendiridan 15 other respondents (39, 5%) responded less well, and 20 respondents (52.6%) responded well to the variable job security and 18 respondents (47.4%) responded less well. the results showed no significant relationship between supervision and job satisfaction nurses with p value 0.015 (p <0.05), there was no significant relationship between the work itself and job satisfaction nurses with p value of 0.500 (p> 0.05), and there was no significant relationship between job security and job satisfaction nurses with p value 1.000 (p> 0,05). Keywords: Factors, Related, Nurse Job Satisfaction.
PENDAHULUAN Masalah strategis SDM Kesehatan yang dihadapi Indonesia dewasa ini dan di masa depan adalah: pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan belum dapat memenuhi kebutuhan SDM untuk pembangunan kesehatan, perencanaan kebijakan dan program SDM Kesehatan masih lemah dan belum didukung sistem informasi SDM Kesehatan yang memadai, masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis SDM Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan SDM Kesehatan dan pelatihan kesehatan pada umumnya masih belum memadai.Dalam pendayagunaan SDM Kesehatan, pemerataan SDM Kesehatan berkualitas masih kurang.Pengembangan karier, sistem penghargaan, dan sanksi belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung SDM Kesehatan masih terbatas; serta pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan serta dukungan sumber daya SDM Kesehatan masih kurang (Depkes, 2009) Posisi keperawatan dan tenaga yang setara, merupakan posisi yang paling besar dalam suatu organisasi rumah sakit. Jumlah SDM pada posisi keperawatan hampir melebihi 50% dari seluruh karyawan rumah sakit, disamping itu beban kerja dan tugasnya lebih banyak dibanding tenaga lain, dan sifat dan fungsi tenaga ini adalah mendukung pelayanan medik berupa pelayanan keperawatan, pelayanan rontgent, dan pelayanan penunjang lainnya (Subanegara, 2005) Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik karena terbukti besar pengaruhnya bagi perawat maupun rumah sakit. Bagi perawat kepuasan kerja akan menimbulkan perasaan yang menyenangkan dalam bekerja, sedangkan bagi rumah sakit kepuasaan kerja bermanfaat dalam usaha meningkatkan produksi, perbaikan sikap dan tingkah laku perawat (Suwatno dan Priansa, 2011). Para pemimpin perlu menaruh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap aspek kepuasa kerja ini, karena memiliki mata rantai dengan sumber daya manusia, produktivitas kerja, dan keberlangsungan hidup organisasi itu sendiri (Ardana, 2009).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu survei analitik dengan rancangan cross sectional study (studi potong lintang). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah sama dengan dibatasi dengan kriteria inklusi seperti perawat yang terdaftar sebagai tenaga keperawatan di Irina A BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, telah mencapai masa kerja 1 tahun, serta mau dan bersedia menjadi responden dan kriteria eksklusi yaitu mengikuti studi lanjut, sehingga di dapatkan populasi sebanyak 38 responden. Instrument yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengetahui kepuasan kerja perawat yaitu sebanyak 20 pernyataan, untuk supervisi sebanyak 16 pernyataan, pekerjaan itu sendiri sebanyak 16 pernyataan dan keamanan kerja sebanyak 14 pernyataan. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden dalam bentuk kuesioner yang akan didapatkan pada saat melakukan penelitian. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, adanya perantara dengan pihak lain dalam bentuk Profil RS, Tupoksi pegawai dan Laporan Kinerja Irina A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou manado yang diperoleh dari bagian Diklit, Kepala Irina A dan Kepala Ruang.Data yang didapat dianalisa dengan menggunakan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang ada, analisa bivariat untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel dengan analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan bantuan program SPSS version 20 for Windows. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini pada populasi berjumlah 38 responden yang terdiri dari 19 responden dari Irina A atas dan 19
responden lainnya dari Irina A bawah dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sebesar 92,1% dibandingkan dengan laki-laki yang hanya berjumlah 3 orang atau 7,9%. 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Dilihat dari segi umur, yang terbanyak adalah responden berumur 24 - 33 tahun sebanyak 18 responden atau 47,4%, 34 – 43 sebanyak 16 responden atau 42,1% dan yang paling sedikit adalah responden berumur 44-55 tahun sebanyak 4 responden atau 2,6%. 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Distribusi responden berdasarkan masa kerja yang paling banyak adalah >8 tahun sebesar 52,6%, 5-8 tahun sebesar 26,3%, dan yang paling sedikit adalah 1-4 tahun sebesar 21,1%. 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Dilihat dari distribusi responden berdasarkan latar belakang pendidikan yang terbanyak yaitu D-III sebesar 71,1%, S-1 sebesar 13,2, sedangkan yang berlatar belakang pendidikan SPK dan Nurse setara yaitu sebesar 7,9%. B. Kepuasan Kerja Perawat Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan ditabulasi, didapatkan bahwa dari 38 perawat yang menjadi responden dalam penelitian ini, terlihat bahwa jumah terbanyak yaitu 25 responden atau 65,8% responden merasa puas dan 13 responden lainnya atau 34,2% merasa kurang puas. C. Supervisi Keseluruhan hasil penelitian tentang supervisi, direkapitulasi dan dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu baik, dan kurang baik. Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut didapatkan bahwa jumlah terbanyak yaitu untuk kategori baik sebanyak 23 responden atau 60,5%
dan untuk kategori kurang baik yaitu sebanyak 15 responden atau 39,5%. D. Pekerjaan Itu Sendiri Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah yang paling banyak terhadap variabel pekerjaan itu sendiri yang terbanyak yaitu kategori baik sebanyak 23 responden atau 60,5% dan yang sedikit yaitu kategori kurang baik sebanyak 15 responden atau 39,5%. E. Keamanan Kerja Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa jumlah yang paling banyak terhadap variabel keamanan kerja yang terbanyak yaitu yang menjawab baik sebanyak 20 responden atau 52,6% dan yang sedikit yaitu yang menjawab kurang baik sebanyak 18 responden atau 47,4%. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Kerja 1. Hubungan Antara Supervisi Dengan Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Tabel 1. Hubungan Antara Supervisi Dengan Kepuasan Kerja Perawat Kepuasan Kerja p Supervisi Puas Kurang Total OR value Puas Baik 13 12 25 Kurang 12 1 13 Baik Total 25 13 38 0,090 0,015 Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan supervisi karena nilai p value atau tingkat kesalahan 0,015 lebih kecil dari alfa atau yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Hubungan Antara Pekerjaan Itu Sendiri Dengan Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou.
Tabel 2 Hubungan Antara Pekerjaan Itu Sendiri Dengan Kepuasan Kerja Perawat Kepuasan Kerja Pekerjaan p Itu Puas Kurang Total value Sendiri Puas Baik 13 9 22 Kurang 12 4 16 Baik Total 25 13 38 0,500 Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan pekerjaan itu sendiri karena nilai p value atau tingkat kesalahan lebih besar dari alfa (0,500 > 0,05) atau yang artinya H0 diterima dan Ha ditolak. 3. Hubungan Antara Keamanan Kerja Dengan Kepuasan Kerja di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou. Tabel 3Hubungan Antara Keamanan Dengan Kerja Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja Keamanan p Puas Kurang Total Kerja value Puas Baik 13 7 20 Kurang 12 6 20 Baik Total 25 13 38 1,000 Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan keamanan kerja karena nilai p value atau tingkat kesalahan lebih besar dari alfa (1,000 > 0,05) atau yang artinya H0 diterima dan Ha ditolak. PEMBAHASAN Hubungan Antara Supervisi Dengan Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Berdasarkan hasil analisis hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan supervisi diperoleh bahwa 12 responden (31,6%) responden merasa kurang baik terhadap supervisi merasa puas, sedangkan diantara responden yang merasa kurang puas, 12 responden (31,6%) tergolong dalam kategori baik.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel supervisi dengan kepuasan kerja perawat di Irina A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou. Menurut hasil yang didapatkan melalui wawancara dan hasil tabulasi kuesioner, sebagaian besar menjawab bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan di Irina A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou dilaksanakan dengan baik dan langsung oleh atasan , dilakukan secara berkala, terbina hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, kemudian apabila bawahan menemukan masalah makan atasan secara langsung bersama dengan bawahan menyelesaikannya. Keadaan tersebut didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadani (2012) aktivitas supervisi di rumah sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru sudah cukup memberikan kepuasan kepada perawat dalam melaksanakan pekerjaannya, memang pada dasarnya perawat di rumah sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru dalam melaksankan pekerjaan selalu mendapat bantuan, perhatian, pengarahan dan motivasi, meskipun tidak terlihat dalam bentuk reward, namun ini bisa terlihat dari terjalinnya komunikasi yang baik antara perawat dan pimpinan mereka. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hasibuan bahwa aktivitas karyawan di perusahaan sangat tergantung dari gaya kepimpinan yang diterapkan serta situasi lingkungan di dalam perusahaan tempat mereka bekerja, perlunya pengarahan, perhatian serta motivasi dari pimpinan diharapkan mampu memacu karyawan untuk mengerjakan pekerjaannya secara maksimal. Bimbingan yang kurang dapat mempengaruhi perilaku kerja perawat dalam menjalankan pekerjaannya. Perawat yang kurang mendapatkan bimbingan dari supervisor akan bekerja utinitas saja dan merasakan kpuasan yang kurang dalam pekerjaanya, sebaliknya jika bimbingan dilakukan secara optimal maka kepuasan kerja dapat meningkat karena perawat merasakan adanya perubahan mental, emosional dan aktifitas fisik yang baik. Hasil penelitian diatas berbeda dengan hasil yang didapatkan di Irina A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado, karena hasil yang didapatkan yaitu Kepala Irina A sebagai
supervisor memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melakukan supervisi dan juga memiliki sifat yang suportif dan edukatif. Hal ini dibuktikan dengan butir pertanyataan pada kuesioner yang menyaakan bahwa orang yang melakukan supervisi adalah orang yang memiliki kemampuan dan keterapilan dalam melakukan supervisi, melalui supervisi atasan memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung apabila bawahan mendapatkan kesulitan, melalui supervisi bawahan mendapatkan bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik, dan pelaksanan supervisi berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan juga sikap bawahan yang disupervisi, rata-rata responden menjawab setuju dan sangat setuju, dan yang menjawab tidak setuju dan kurang setuju hanya sebagian kecil responden. Hubungan Antara Pekerjaan Itu Sendiri Dengan Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan perhitungan Chi Square dengan bantuan program SPSS version 20 for Windows untuk menganalisis hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan pekerjaan itu sendiri diperoleh bahwa 12 responden (31,6%) merasa kurang baik terhadap variabel pekerjaan itu sendiri merasa puas, sedangkan diantara responden yang merasa kurang puas, 11 responden (23,7%) tergolong dalam kategori baik pada variabel pekerjaan itu sendiri. Hasil uji statistik didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja perawat dengan pekerjaan itu sendiri, yang artinya terjadi penolakan terhadap H1 dan menerima H0. Penelitian yang dilakukan di Irina A BLU RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado, unsur pemberdayaan termasuk didalam variabel pekerjaan itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara langsung dan tabulasi kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur, didapat bahwa dalam bekerja karyawan diberikan kebebasan untuk berkreasi dan berinovasi, karyawan diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan demi meningkatkan
kemampuan, dan dapat mengetahui apakah prestasi kerja telah sesuai dengan harapan dan tuntutan organisasi serta atasan selalu memberikan pujian atau pengakuan saat menyelesaikan pekerjaan dengan baik masih dirasakan kurang oleh perawat. Namun, untuk beberapa hal seperti variasi pekerjaan, jabatan yang sudah sesuai dengan kemampuan, mendapatkan keterangan yang jelas dan langsung tenang efektivitas dari pekerjaan yang telah dilakukan, dan shift kerja/jadwal kerja di bagi secara adil dirasakan sudah cukup baik. Dari 38 responden yang diteliti pada penelitian ini, sebanyak 22 responden yang menyatakan bahwa untuk variabel pekerjaan itu sendiri sudah tergolong baik, dan 16 responden lainnya menyatakan kurang baik. Hasil yang didapatkan yaitu tidak ada hubungan yang bermakna atau signifikan.Ada kemungkinan penyebab tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan itu sendiri dan kepuasan kerja yaitu karena jumlah populasi yang kecil. Perlu dipahami atau disadari bahwa berbeda bermakna atau signifikan secara statistik tidak berarti (belum tentu) bahwa perbedaan tersebut juga bermakna dipandang dari segi substansi atau klinis. Seperti diketahui bahwa semakin besar sampel yang dianalisis akan semakin besar menghasilkan kemungkinan berbeda bermakna. Dengan sampel besar perbedaan-perbedaan sangat kecil, yang sedikit atau bahkan tidak mempunyai manfaat secara substansi atau klinis dapat berubh menjadi bermakna secara statistik.Oleh karena itu dalam melakukan analisis jangan hanya dilihat dari aspek statistik semata, namun harus juga dinilai atau dilihat dari segi klinis atau substansi (Hastono, 2006). Menurut G. Terri, seorang pekerja cenderung bekerja dengan penuh semangat, bila kepuasan yang diperoleh tinggi dan pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan (Suwatno dan Priansa, 2011). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Perawat Dengan Keamanan Kerja di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan perhitungan Chi Square dengan bantuan program SPSS version 20 for Windows untuk menganalisis hubungan antara kepuasan
kerja perawat dengan keamanan kerja diperoleh bahwa 12 responden (31,6%) merasa kurang baik terhadap variabel keamanan kerja merasa puas, sedangkan diantara responden yang merasa kurang puas, 7 responden (18,4%) tergolong dalam kategori baik pada variabel keamanan kerja. Hasil uji statistik didapatkan yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja perawat dengan keamanan kerja, yang artinya terjadi penerimaan terhadap H0 dan penolakan terhadap H1. Hasil penelitian yang di lakukan di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado, dimana hasil wawancara dan tabulasi kuesioner menunjukkan bahwa tingkat keamanan kerja masih tergolong kurang. Dari 38 responden, hanya 20 responden yang jawabannya termasuk dalam kategori baik.Beberapa hal yang menyebabkan rasa kurang puas dari beberapa responden lainnya terhadap variabel keamanan kerja yaitu kurangnya kebersihan lingkungan rumah sakit, penyediaan alat pelindung diri, perhatian rumah sakit terhadap kemungkinan timbulnya bahaya tertentu bagi karyawan, pengaturan penerangan serta sirkulasi udara yang masih kurang baik. Seseorang menginginkan lingkungan kerja yang nyaman untuk memudahkan dalam mengerjakan tugasnya.Studi-studi mengemukakan bahwa seseorang lebih menyukai keadaan fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur, cahaya, kabisingan dan faktor lingkungan lain juga dapat memengaruhi kepuasan kerja dan berdampak pada kinerja (Hanggraeni, 2011). Lingkungan kerja dengan rasa aman akan menimbulkan ketenangan dan kenyamanan, dimana hal ini akan memberikan dorongan semangat untuk bekerja sehingga dapat menimbulkan kepuasan tersendiri pada karyawan (Sunyoto, 2012). KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Pada bagian ini akan memberikan kesimpulan umum yang dapat ditarik berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bagian sebelumnya, yaitu sebagai berikut : 1. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value yaitu 0,015 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kepuasan kerja perawat dengan supervisi di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Kota Manado, yang artinya terjadi penolakan terhadap H0 dan menerima Ha. 2. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value yaitu 0,500 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja perawat dengan pekerjaan itu sendiri di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Kota Manado, yang artinya terjadi penolakan terhadap Ha dan menerima H0. 3. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value yaitu 1,000 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja perawat dengan keamanan kerja di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Kota Manado, yang artinya terjadi penerimaan terhadap H0 dan penolakan terhadap H1. 2. Saran Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian ini, maka penulis ingin memberikan beberapa beberapa saran berupa rekomendasi sebagai sebagai berikut: 1. Bagi Rumah Sakit Disarankan bagi pihak Rumah Sakit agar dapat meningkatkan perlakuan dan tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan menyelenggarakan pelatihan kepada para supervisor untuk lebih meningkatkan kompetensi supervisor dan pihak rumah sakit juga harus lebih memperhatikan kondisi kerja seperti kebersihan lingkungan Rumah Sakit, sirkulasi udara pada ruangan kerja, penerangan, suhu ruangan dan kelangkapan alat-alat penunjang pelayanan serta fasilitas-fasilitas lainnya seperti WC karena sudah banyak yang rusak, air bersih dan juga penyediaan sabun di tiap-tiap WC. 2. Bagi Peneliti Lain Bagi penelitian selanjutnya hendaknya peneliti mengembangkan penelitiannya dengan menggunakan variabel variabel bebas lainya yang belum diteliti pada penelitian ini. Dengan demikian diharapkan hasil penelitian selanjutnya tersebut akan
didapatkan kesimpulan yang berbeda dan dapat melengkapi hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. (Online).(http://dapp.bappenas.go.id/we bsite/ peraturan/file/pdf/ UU_2009_044.pdf) diakses pada tanggal 11 januari 2013. Anonimous. 2012. Laporan Kinerja Tahunan Instalasi Irina A RS BLU Prof. dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2012: Manado Ardana, K. Mujiati, N. dan Sriathi, A. 2009. Perilaku Organisasi Edisi 2. Graha Ilmu: Yogyakarta. (Halaman 22-26). Aswar,
A. 2010.Pengantar Administrasi Kesehatan: Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Publisher: Tangerang. (Halaman 324-329).
Depkes. 2009. Sistem Kesehatan Nasional RI: Jakarta Gatot, B, & D Adisasmito, W. 2005. Hubungan Karakteristik Perawat, Isi Pekerjaan Dan Lingkungan Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rsud Gunung Jati Cirebon. Jurnal Makara Kesehatan Vol. 9, No. 1, Juni 2005: 1-8 (Online). (http://journaldatabase.org/articles/hubu ngan_karakteristik_perawat_isi.html) Diakses pada tanggal 20 Februari 2013 Hadi, S. 2007. Pengaruh Tindakan Supervise Terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Pemula. (Online). http://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/a rticle/viewFile/220/216. Diakses pada tanggal 11 Januari 2013. Hanggraeni, D. 2011. Perilaku Organisasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. (Halaman 14-16).
Hasibuan, H. M. S. P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara: Jakarta. (Halaman 202-207). Ramadani, E. W. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Perawat.(Online).(http://repository.unri. ac.id/bitstream/123456789/384/1 /Eka%20Widiya%20Ramadani%200801 112913.pdf).Diakses pada tanggal 11 Januari 2013. Subanegara, H. P. 2005. Diamond Head Drill dan Kepemimpinan Dalam Manajemen Rumah Sakit. Andi: Yogyakarta. Sugiyarti, G. 2010. Semarang Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmiah UNTAG. (Online). (http://www.google.com/url?sa =t&rct=j&q=pengaruh+lingkungan+kerj a%2c+budaya+organisasi+dan+kompen sasi+terhadap+kepuasan+kerja+untuk+ meningkatkan+kinerja+pegawai+%28+s tudi+pada+fakultas+ekonomi+universita s+17+agustus+1945+semarang+%29+O leh+%3A+Gita+Sugiyarti+SE%2CMSi) . Diakses pada tanggal 11 Januari 2013. Suwatno, H dan Priansa, D. J. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Publik dan Bisnis.Alfabeta: Bandung.