PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP STRESS KERJA PERAWAT IGD RSUD. A. WAHAB SJAHRANIE Bibit Nurcahyawati Fakulas Psikologi Universias 17 Agustus Samarinda
Abstract
This study aims to determine whether there is a positive and significant influence between the workload of the working stress on hospital emergency room nurse. A. Wahab Sjahranie. The hypothesis proposed in this study is that there is a positive and significant influence between workload against work stress. Subjects in this study were hospital emergency room nurse. A. Wahab Sjahranie totaling 50 subjects. The scale used in this study is the job stress scale refers to those aspects of psychological, physiological and behavioral proposed by Handoko and the scale of the workload with aspects such as mental workload and physical workload. The results showed there was a positive influence between workload against work stress, which in point of product moment correlation analysis is r = 0.458 (p <0.05), which means that the variable job stress and workload has a high correlation. If the stress of work and the workload are correlated, then the chances of factors can affect between them with a chance 0% (p = 0.000). The hypothesis of this study is stated in the receipt. Keywords: Job Stress, Workload
PENDAHULUAN Pelayanan
termasuk
rujukan dari pelayanan tingkat
dalam industri jasa kesehatan yang
dasar, seperti puskesmas. Oleh
utama
peran
karena itu sebagai pusat rujukan
penting. Rumah sakit merupakan
dari pelayanan kesehatan tingkat
salah satu bentuk organisasi di
dasar, maka pelayanan di rumah
industri
sakit
bergerak
kesehatan
dan
jasa
memegang
kesehatan
dibidang
yang
perlu
menjaga
kualitas
pelayanan
pelayanannya terhadap masyarakat
kesehatan di mana salah satu upaya
yang membutuhkan. Sesuai dengan
yang dilakukan adalah mendukung
Undang-undang Nomor 44 tahun
2009 definisi rumah sakit yaitu
Pelayanan tersebut dilaksanakan
institusi pelayanan kesehatan yang
oleh pekerja kesehatan yang ada di
menyelenggarakan
pelayanan
rumah sakit.Tenaga keperawatan
secara
adalah salah satu tenaga kesehatan
menyediakan
yang juga ikut dalam melaksanakan
kesehatan
perorangan
paripurna
yang
pelayanan rawat inap, rawat jalan,
penanganan
dan gawat darurat. Rumah sakit
Tenaga keperawatan merupakan
agar
The
dapat
“survive”
harus
terhadap
caring
pasien.
profession
yang
memiliki system manajemen yang
memiliki peranan penting dalam
baik khususnya dalam pengelolaan
menghasilkan kualitas pelayanan
sumber daya manusia sehingga
kesehatan
dapat memenuhi semua kebutuhan
Pelayanan
masyarakat dan pasien. Segala
berdasarkan pendekatan bio-psiko-
aktivitas rumah sakit dapat berjalan
sosial-spiritual yang dilaksanakan
dengan
selama
baik
apabila
mendapat
di
rumah yang
24
sakit. diberikan
jam
dan
dukungan dari seluruh anggota
berkesinambungan
merupakan
organisasi. Pelayanan dari rumah
kelebihan tersendiri dibandingkan
sakit yang bermutu, efektif dan
pelayanan
efisien harus ditunjang dengan
(Departemen Kesehatan RI ,2001).
yang
lainnya
secara
Menurut UU RI No. 23
kuantitas dan kualitas, pengadaan
1992 perawat merupakan mereka
pembinaan
yang memiliki kemampuan dan
tenaga
yang
memadai
dan
pengembangan
tenaga memerlukan waktu dan
wewenang
biaya yang tidak sedikit, untuk itu
keperawatan
perlu suatu kiat manajemen dalam
yang dimiliki diperoleh melalui
perencanaan sumber daya. Sebagai
pendidikan keperawatan .Perawat
pemberi jasa pelayanan kesehatan,
merupakan
rumah
24
kesehatan yang selalu ada di setiap
jamsehari. Rumah sakit membuat
rumah sakit dan merupakan salah
pemisahan
satu
sakit
beroperasi
terhadap
pelayanan
melakukan
tindakan
berdasarkan
salah
pekerja
satu
kesehatan
perawatan pasien yaitu pelayanan
sakit.Namun
tidak
pasien
orang
dikatakan
penanganan emergensi
yang
memerlukan
emergensi, sakit,
dan
tidak opname.
dapat
ilmu
pekerja
rumah
sembarang sebagai
perawat, disebutkan Intenational Council
of
Nursing
perawat
merupakan seseorang yang telah
membutuhkan pelayanan di IGD
menyelesaikan
dapat datang setiap waktu.
pendidikan
Dalam menjalankan tugas
keperawatan yang memenuhi syarat serta
berwenang
di
negeri
dan
profesinya
perawat
rentan
bersangkutan untuk memberikan
terhadap stres. Setiap hari, dalam
pelayanan
melaksanakan
keperawatan
yang
jawab
untuk
bertanggung meningkatkan
kesehatan,
seorang
pengabdiannya
perawat
tidak
hanya
berhubungan dengan pasien, tetapi
dan
juga dengan keluarga pasien, teman
sakit
pasien,rekan kerja sesama perawat,
(Suardana, 2012).Perawat di rumah
berhubungan dengan dokter dan
sakit
pada
peraturan yang ada di tempat kerja
pelayanan rawat inap, rawat jalan
serta beban kerja yang terkadang
atau poliklinikdan pelayanan gawat
dinilai tidak sesuai dengan kondisi
darurat.
fisik,
pencegahan
penyakit
pelayanan
penderita
memiliki
tugas
Unit Gawat Darurat (UGD)
psikis
dan
emosionalnya
(Almasitoh, 2011). Selain
atau Instalasi Gawat Darurat (IGD)
permasalahan
merupakanbagian dari rumah sakit
tersebut, permasalahan lain yang
yang menjadi tujuan pertama kali
dapat menimbulkan stres adalah
pasien yang mengalami keadaan
keterbatasan sumber daya manusia.
darurat agar segera mendapatkan
Di mana banyaknya tugas belum
pertolongan pertama. Bukan hanya
diimbangi dengan jumlah tenaga
melakukan pertolongan pertama,
perawat
perawat
juga
antara
perawat
melakukan proses pencatatan kasus
pasien
yang
dan tindakan yang dilakukan di
akanmenyebabkan kelelahan dalam
IGD
pemindahan
bekerja karena kebutuhan pasien
pasien dari IGD ke rawat inap jika
terhadap pelayanan perawat lebih
memang
membutuhkan
besar dari standar kemampuan
perawatan intensif dan diharuskan
perawat. Kondisi seperti inilah
melakukan rawat inap. Sehingga
yang
mengharuskan
yang
keadaan psikis perawat seperti
bertugas di IGD selalu ada setiap
lelah, emosi, bosan, perubahan
saat karena pasien atau orang yang
mood dan dapat menimbulkan stres
bagian
serta
IGD
proses
pasien
perawat
yang
akan
memadai.Jumlah dengan tidak
jumlah
seimbang
berdampak
pada
pada perawat. Fluktuasibeban kerja
seseorang. Stress yang terlalu besar
merupakan bentuk lain pemicu
dapat
timbulnya stres. Pada jangka waktu
seseorang
tertentu bebannya sangat ringan
lingkungan. Sebagai hasilnya, pada
dan saat-saat lain bebannya bisa
diri karyawan berkembang berbaga
berlebihan.Keadaan
macam gejala stress yang dapat
tepat
seperti
kecemasan, dan
ini
yang
menimbulkan
ketidakpuasan
kecenderungan
meninggalkan Munandar
tidak
kemampuan
untuk
mengganggu
menghadapi
pelaksanaa
kerja
kerja
mereka (Handoko, 2013). Berbeda
hendak
dengan Beehr & Newman (dalam
pekerjaan,
(dalam,
mengancam
Ambarwati
Wijono,
2010)
bahwa stress kerja sebagai suatu keadaan
2014).
mendefinisikan
yang
timbul
dalam
Menurut Robbins & Judge
interaksi diantara menusia dan
(dalam Sunyoto 2013) stress adalah
pekerjaan. Oleh sebab itu stres
kondisi dinamis dimana seseorang
pada
dihadapkan pada suatu peluang,
diperhatikan,
tuntutan, atau sumber daya yang
seorang perawat mengalami stres
terkait dengan keinginan orang
yang tinggi akan berdampakpada
tersebut serta hasilnya dipandang
kualitas
tidak pasti dan penting. Stress
dasarnya perawat dituntut untuk
berkaitan dengan tuntutan/demand
mampu
dan
/resources.
secara teratur dan tepatwaktu yang
tanggung
harus didukung oleh sikap ramah
jawab, tekanan, kewajiban, atau
tamah, sopan santun dan mau
ketidakpastian
bersabar serta mau menyisihkan
sumber
Tuntutan
daya
merupakan
yang
dihadapi
perawat
sangat karena
apabila
pelayanannya.
memberikan
Pada
pelayanan
seseorang di tempat kerja. Sumber
waktunya
daya adalah segala sesuatu atau
keluhan pasien dengan memberikan
benda-benda yang berada dalam
informasiyang jelas dan mudah
kendali
dapat
dimengerti.
memenuhi
mengalami
seseorang
digunakan
uuntuk
yang
tuntutan tersebut. Stress adalah suatu kondisi
untuk
perlu
mendengarkan
Seseorang stres
yang
mempunyai
perilaku mudah marah, murung, gelisah, cemas dan semangat kerja
ketegangan yang mempengaruhi
yang
rendah.
Sehingga,
ketika
emosi, proses berfikir dan kondisi
seorang perawat terkena stres maka
kinerja
dalam
pelayanan menurun,
memberikan
keperawatan pada
akhirnya
penelitian mengenai stress
akan
pekerjaan
:Kecemasan,
akan
kebingungan, dan mudah
mendatangkan keluhan dari pasien
tersinggung,
(Nurmalasari, 2012).
frustasi,
METODE PENELITIAN
penarikan diri, komunikasi
Penelitian ini merupakan
yang
rasa
kebosanan,
kuantitatif dengan pengumpulan
fungsi
data
kehilangan
penelitian
ini
skala.
Dalam
yang
menjadi
variabel bebas adalah beban kerja dan
variabel
terikatnya
marah,
tidak
penelitian lapangan yang bersifat
melalui
perasaan
efektif, penurunan
intelektual,
dan
konsentrasi,
menurunnya rasa percaya diri.
adalah b) Gejala Fisilogis
stress kerja. data
Gejala-gejala fisiologis
dilakukan dengan menggunakan
yang utama dari stress kerja
dua skala pengukuran, yaitu :
adalah
:
1.
denyut
jantung,
Pengumpulan
Skala beban kerja
tekanan
mental
darah, gangguan lambung,
(kompleksitas
pekerjaan
kelelahan secara fisik, Sakit
atau
kesulitan
kepala,
a) Beban
kerja
tingkat
pekerjaan mempengaruhi
sakit
pada
yang
punngung bagian bawah,
tingkat
ketegangan otot, gangguan
emosi pekerja dan tanggung jawab terhadap pekerjaan). b) Beban kerja fisik (tata ruang
tidur. c) Gejala Perilaku Gejala-gejala
perilaku
kerja, alat dan sarana kerja,
yang utama dari stress kerja
sikap
adalah
kerja
dan
stasiun
:
Skala stress kerja
absen
a) Gejala Psikologis
menurunnya
Berikut adalah gejalagejala
Menunda,
menghindari pekerjaan, dan
kerja). 2.
Meningkatnya
psikologis
yang
sering ditemui pada hasil
dari
(performance)
pekerjaan, prestasi dan
produktivitas,meningkatnya penggunaan
obat-obatan,
perilaku
sabotase
dalam
HASIL PENELITIAN Pengumpulan
pekerjaan, perilaku makan yang
tidak
data
dilakukan dengan menyebar 58
normal
(kebanyakan/kekurangan),
kuesioner. Kuesioner yang telah
menyetir dengan tidak hati-
diisi dan dikembalikan sebanyak 50
hati, menurunnya kualitas
kuesioner, sedangkan 8 kuesioner
hubungan
lainnya tidak dapat dianalisis.
interpersonal
Sesuai
dengan keluarga dan teman.
penelitian,
Populasi penelitian ini
dengan
langkah
selanjutnya
adalah perawat IGD. A.
adalah
Wahab
Sjahranie.
reliabilitas masing-masing skala.
sample
Berikut hasil uji validias dan
Pengambilan dilakukan
langsung
menguji
prosedur
Tabel 1
IGD. A. Wahab Sjahranie.
yang
telah
Hasil Uji Reliabilitas dan
penelitian dikumpulkan
kemudian
Validitas Masing-masing Skala Skala
dianalisis
menggunakan
teknik
corelations
dan
reliabilitas masing-masing skala.
oleh
peneliti pada perawa di
Dalam
validitas
Koef.
Validit
Item
Reliabilit
as
Gugu
as
r
product
moment.
Penggunaan
metode ini karena untuk meramalkan hubungan satu atau dua variabel bebas terhadap
satu
variabel
terikat
yaitu
untuk
mengetahui pengaruh beban kerja terhadap stress kerja. Perhitungan
0,878
Beba
0,301-
10
0,592
n Kerja Skala Stres
0,922
0,291-
20
0,750
s Kerja
statistik
dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Packade for Social Science) 21 for Windows.
Skala
Berikut adalah Hasil Uji Deskriptif masing-masing skala :
X ≤ M – 1,5 SD
a) Beban Kerja (X) Berdasarkan
hasil
X≤
Sangat
102
Rendah
2
4.00%
50
100.00%
uji Jumlah
deskriptif dapat diketahui bahwa dari variable beban kerja (X) diperoleh nilai Mean 117,14
b) Stress Kerja (Y)
Median 116,50 Mode 108., Std, Deviation
9,549
Range
46,
Berdasarkan hasil uji
Minimum 96, Maximum 142
deskriptif
dan Sum 5857. Selanjutnya
bahwa dari variable stress kerja
dilakukan
pengkategorian
(Y) diperoleh nilai Mean 165,72
jumlah skor pada skala lima
Median 164,00 Mode 158., Std,
dalam
Deviation 13,034 Range 60,
bentuk
table
sebagai
berikut :
dapat
diketahui
Minimum 143, Maximum 203 dan Sum 8286. Selanjutnya
Tabel 2
dilakukan Distribusi Frekuensi dan Persentase
pengkategorian
jumlah skor pada skala lima
skor Beban Kerja (X)
dalam
bentuk
table
sebagai
berikut :
Interval Kecenderungan
Skor
Kategori
X ≥ M + 1,5 SD
X≥
Sangat
131
Tinggi
M + 0,5 SD < X
122 <
< M + 1,5 SD
X< 130
M – 0,5 SD < X
112 <
< M + 0,5 SD
X< 121
M – 1,5 SD < X
103 <
< M – 0,5 SD
X< 111
F
Persentase
5
10.00%
Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentase skor Stress Kerja (Y) Interval
Tinggi
Sedang
11
18
22.00%
Kecenderungan
Skor
Kategori
X ≥ M + 1,5 SD
X≥
Sangat
185 36.00%M + 0,5 SD < X < M + 1,5 SD
14
Persentase
Tinggi
4
8.00%
Tinggi
11
22.00%
Sedang
27
54.00%
172 < X< 184
Rendah
F
28.00%M – 0,5 SD < X < M + 0,5 SD
153 < X<
171
Sminov
M – 1,5 SD < X
146 <
< M – 0,5 SD
X<
Test
diperoleh
nilai
Aximp.Sig (2-tailed) 0,552 nilai tersebut > 0,05 maka variabel
152
Rendah
X≤
Sangat
145
Rendah
6
12.00%
stress kerja (Y) adalah normal dan memenuhi persyaratan uji
X ≤ M – 1,5 SD
normalitas dan sampel penelitian
Jumlah
2
4.00%
50
100.00%
dalam mewakili populasi. Uji untuk
Uji
normalitas
digunakan
linearitas
mengetahui
variable
bertujuan
apakah
mempunyai
dua
pengaruh
untuk mengetahui apakah populasi
linear atau tidak secara signifikan.
data terdistribusi atau tidak. Data yang
Pengujian
diuji
penelitian ini menggunakan test for
adalahs
ebaran
data
pada
instrument beban kerja (X) dan stress kerja (Y). Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov
Test
dengan taraf signifikan 0,05. Suatu
linearitas
linearity dengan bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 21.0, dua variable dikatakan mempunyai
data dikatakan terdistribusi secara
pengaruh
normal apabila nilai Aximp. Sig (2-
signifikan > 0,05.
pengujian
a) Skor beban kerja (X) dengan uji One
Sample
Kolmogorov-
Smirnov Test diperoleh nilai Aximp.Sig (2-tailed) 0,784 nilai tersebut > 0,05 maka variable beban kerja (X) normal dan memenuhi
yang
persyaratan
uji
normalitas dan sampel penelitian
linier
apabila
Berdasarkan
tailed) nya > dari 0,05 level of significant (α).
dalam
bahwa
hasil
linearitas ada
diketahui
pengaruh
antara
variable bebas beban kerja (X) dengan variable stress kerja (Y) hasil penghitungan menunjukkan nilai p sebesar
0,768 (> 0,05).
Artinya data memenuhi asumsi klasik
linearitas
sebagai
prasyaratan alisis regresi linear. Tujuan dari uji hipotesis
dapat mewakili populasi.
pertama adalah untuk menguji b) Skor stress kerja (Y) dengan uji One
Sample
Kolmogorov-
pengaruh beban kerja (X) dengan stress
kerja
(Y).
Pengujian
dilakukan dengan menggunakan
yang
regresi sederhana. Hasil Pengujian
penyakit yang mungkin ditularkan
menunjukkan
oleh pasien, perawat IGD tidak
ada
pengaruh
rentan
dengan
signfikan antara beban kerja (X)
merasa
dengan stress kerja (Y) karena nilai
tersebut karena mereka dibekali
p < 0,05 dan nilai p adalah 0,000
cara untuk menjaga diri mereka
menunjukkan
nilai
dari virus yang ada di ruangan
korelasi positif yang kuat. Artinya
IGD. Dengan kata lain beban kerja
ada pengaruh korelasi yang positif
ekesternal yang berupa situasi kerja
artinya semakin tinggi beban kerja
/arena kerja yang terdapat di IGD
maka stress kerja akan semakin
tidak menjadi beban bagi perawat
tinggi. Adapun nilai R square
IGD. Dapat disimpulkan bahwa
adalah 0,458 dalam hal ini berarti
perawat IGD mengalami beban
45,8% stress kerjadi pengaruhi oleh
kerja atas tugas dan tanggungjawab
beban kerja.
mereka terhadap pasien sehingga
pengaruh
menimbulkan
PEMBAHASAN Dalam peneliti
penelitian
menemukan
ini,
stressnya
tidak teratur. KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan
eksternal dan internal dalam hal ini mengenai
tugas
dan
tanggung jawab mereka terhadap pasien yang harus mereka emban, terkadang perawat merasa khawatir apakah pasien telah mendapatkan penanganan yang baik atau tidak sehingga menimbulkan rasa cemas dan khawatir pada perawat yang
kadang
gejala
hal
bahwa
Sjahranie mengalami beban kerja
kemudian
dengan
berupa sulit tidur dan makan yang
perawat di IGD RSUD. A. Wahab
ekstrenal
khawatir
infeksi
membuat mengalami
perawat sulit
tidur
dimalam hari dan makan yang tidak teratur. Saat berada di ruangan IGD
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilakukan
terdapat
hubungan
yang
positif
dan
signifikan
antara
beban
kerja
terhadap stress kerja perawat IGD. RSUD.
A.
dengan menunjukkan
Wahab hasil ada
Sjahranie pengujian pengaruh
signifikan antara beban kerja (X) dengan stress kerja (Y) karena nilai p < 0,05 dan nilai p adalah 0,000 menunjukkan
pengaruh
nilai
korelasi positif yang kuat. Artinya
perawat
ada pengaruh korelasi yang positif.
menangani masalah secara lebih
Semakin tinggi beban kerja maka
baik dengan cara menceritakan apa
stress kerja akan semakin tinggi.
saja yang menjadi beban kerja dan
Adapun nilai R square adalah
pikiran perawat selama bekerja
0,458 dalam hal ini berarti 45,8%
sehingga
stress kerja dipengaruhi oleh beban
dibicarakan nantinya dengan pihak
kerja. Dapat ditarik kesimpulan
rumah sakit agar mendapatkan
bahwa semakin tinggi beban kerja
jalan terbaiknya.
yang dirasakan oleh perawat IGD
tersebut
hal
agar
tersebut
dapat
dapat
2. Bagi Instansi RSUD A. Wahab
maka akan dapat meningkatkan
Sjahranie
stress
pula
Melalui penelitian ini diharapkan
sebaliknya apabila beban kerja
dapat membuat perawat untuk lebih
rendah maka akan semakin rendah
mengelola beban stress mereka
pula stress kerja yang mungkin
sehingga
akan dialami oleh perawat IGD.
mengantisipasi stress kerja yang
kerjanya
begitu
dapat
IGD RSUD. A. Wahab Sjahranie. Berdasarkan hasil penelitian
Misalnya apabila perawat ditegur
dilakukan,
oleh atasan perawat tidak langsung
maka
peneliti
menyarankan beberapa hal sebagai
merasa
berikut :
mengintrospeksi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penelitian ini diharapkan pada pihak manajemen IGD RSUD. A. Wahab Sjahranie menangani
marah diri
tetapi apa
yang
salah pada tugas yang dikerjakan,
1. Bagi Perawat
dapat
perawat
mereka alami selama bekerja di
Saran
yang
para
penyebab-
penyebab dari stress. Pihak rumah sakit dapat melakukan pendekatan dengan perawat serta pemberian program konseling pada perawat dengan maksud untuk membantu
perawat juga harus mengatur pola makan dan cukup istirahat untuk menunjang
kesehatannya,
saat
merasa tertekan perawat dapat melakukan
relaksasi
dengan
menarik napas panjang sehingga perawat dapat merasa lebih tenang dan rileksdan perawat tidak merasa tegang atau marah.
dan dukungan sosial pada perawat.
3, Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya dapat
Studi Kuantitatif RS Swasta di
mengembangkan
Yogyakarta).
penelitian
ini
dengan meneliti faktor lain yang
telah melakukan penelitian dan telah
mendapatkan
hasil
yang
signifikan untuk pengaruh beban kerjaterhadap
Arikunto,S.(2009). Prosedur
penelitian
PT Rineka Cipta. Azwar, S. (2010).Validitas
stress dan
45,8% yang artinya ada hubungan
Pustaka Belajar.
signifikan
bahwa
45,8%
stress kerja dipengaruhi oleh beban kerja.
Peneliti
melakukan
lain
penelitian
dapat dengan
suatu
pendekatan praktek. Jakarta :
kerjaperawatdengannilai R square
yang
Psikologi
Islam.8 (1).
dapat mempengaruhi stress kerja perawat. Dalam hal ini peneliti
Jurnal
Reliabilitas.Yogyakarta:
Danim, Metodelogi
S.
(2011).
penelitian
untuk
ilmu-ilmu perilaku. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
menguji variable lainnya seperti untuk variable X diganti dengan
Dhania,
D.R.
(2010).
motivasi kerja, kepuasan kerja atau
Pengaruh atress kerja, beban
dukungan
kerja terhadap kepuasan kerja.
social
sehingga
penelitian ini bukan hanya untuk beban kerja saja tetapi untuk variable lainnya dan mendapatkan hasil yang berbeda pula. DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Psikolosi. 1 (1). Handoko, Manajemen
T.H.
(2013).
Personalia
dan
Sumber
Daya
Manusia.Yogyakarta:
BPEE
(edisi kedua). Ambarwati,
D.
(2014).
Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stress
Perawat
Igd
Dengan
Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderating. Tidak Diterbitkan. Almasitoh. (2011). Stress kerja ditinjau dari konflik peran ganda
Hadi, S. (2009). Analisis Butir
Untuk
Instrumen.
Jogjakarta: CV. Andi Offset Hidayati, R., Purwanto, Y., Yuwono, S. (2008). Kecerdasan
Revalicha,
emosi, stress kerja dan kinerja karyawan. Jurnal Psikologi. Kusnadi,
M.A.
(2014).
Hubungan antara beban kerja dan slf-efficacy dengan stress
dari shift kerja pada perawat rsud
dr.
Soetomo
Jurnal Psikologi. 2 (1). Sugiyono. (2011). Metode
(2014).
dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunyoto,
Stress kerja ditinjau dari shift
D.
kerja pada karyawan. Jurnal
Perilaku
Psikologi. 2 (1).
Yogyakarta: CAPS.
Mentri
Peraturan
Kesehatan
Indonesia
Repubik Nomor
44/MENKES/PER/III/2009 Tentang
Klasifikasi
Rumah
Sakit.
Indonesia.(1992).Peraturan Kesehatan
Indonesia
Repubik Nomor
23/MENKES/PER/III/1992 Tentang Kesehatan. Nurmalasari,
W.
(2012).
Pengaruh lingkungan kerja dan beban kerja terhadap stress kerja perawat Achmad
Organisasional.
(
2011).
Manajemen
SDM
Dalam Organisasi Publik Dan Bisnis. Bandung: Alfabeta. Tarwaka., Bkri, S., HA., Sudiajeng,
L.
(2004).
Ergonomi. Surakarta: UNIBA
Mentri Kesehatan Republik
Mentri
(2013).
Suwatno, H., Priansa, D. J.
Mentri Kesehatan Republik Indonesia.(2009).
surabaya.
penelitian kuantitatif kualitatif
Jurnal Psikologi. 3 (1). V.
(2013).
Perbedaan stress kerja ditinjau
kerja pada dosen universitas x.
Marchelia,
N.S.
pada
RSUD
Pekanbaru.
Arifin Jurnal
Institutional Repositury UPN Veteran Yogyakarta.
PRESS Wijono, Psikologi
S. Industri
(2010). Dan
Organisasi. Jakarta: Kencana