KAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN NUTRISI PADA Ny. S DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUMDI BANGSAL AN-NISA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan
Oleh : GALIH UTAMMI NIM. 2011.1410
STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA PRODI D III KEPERAWATAN 2014
LEMBAR PERSETUJUAN
Penelitian dengan judul “Kajian Asuhan KeperawatanGangguanNutrisiPadaNy.S DenganHiperemesis Gravidarum Di Ruang An-Nisa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta”, Telah Diperiksadan disetujui untuk diujikan dihadapan Tim PengujiKarya Tulis IImiah Program DIII Keperawatan STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Disusun Oleh: GALIH UTAMMI NIM.2011.1410
Pada: Hari Tanggal
: :
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN NUTRISI PADA Ny.S DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG AN-NISA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Disusun oleh GALIH UTAMMI NIM. 2011.1410
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul :
KAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN NUTRISI PADA Ny.S DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG AN-NISA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa, tugas akhir ini karya saya sendiri (ASLI). Dan isi tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh gelar akademis disuatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan atau diterbitkan oleh orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Juli 2014
GALIH UTAMMI NIM. 2011.1410
iv
MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain). Dan hanya Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS AL. Isyirah:6-8) Rintangan tidak dapat menghancurkanku, setiap rintangan akan menyerah pada ketetapan hati yang kukuh. Hiduplah seperti bunga mawar dia punya duri bukan untuk menyakiti melainkan untuk melindungi.
v
PERSEMBAHAN Kurekatkan ragaku, satukan cipta Dalam sujud khusyu‟ku Syukuri satu tangga yang hampir usai Ku pejamkan mataku.....perlahan Tersadar terima kasih tersuci Yang tak mampu tebahaskan Kupersembahkan dengan setulus hati Dalam penghambaan jiwa tertinggi teruntuk ILLAH-ku Allah SWT, Aalimulghoib wasy syahadah Jauh di atas semua symbol kehidupan Mawaitu (ku) hanya untuk-Mu
Ayah dan Ibu Karena doa dan keikhlasanmu Yang selalu mampu menembus batasan tulisan takdirku Andai lintasan sesuai yang ada terpancar kelubuk hatimu „kan kuraih dunia yang lebih indah untumu‟ „tidak akan pernah cukup kata maaf darimu‟ „tuk meraih ridho-Nya‟
vi
Kakak-kakakku Yang selama ini memberikan kasih sayang dan nasihat hingga aku mampu melalui perjalanan hidup ini
Sahabat impianku Mungkinkah kunjung saatnya Ku genggam hamparan perhatianmu Kudekap ketulusan hatimu Dan bertahta dalam keagunganmu Percayalah „mimpi‟ itu Sebab dalam selubut kabut Terkandung pintu gerbang keabadian
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah, hidayahNya. Dialah yang sesungguhnya Maha Pemberi Petunjuk yang memberikan kekuatan, ketabahan, dan kemudahan dalam berfikir untuk menyelesaikan karya studi kasus ini. Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Sehingga penulis dapat menyusun Karya Studi Kasus ini dengan lancar. Penyusun Karya Studi Kasus ini mengambil judul “ Kajian Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Nutrisi Ny. S Dengan Hiperemesis Gravidarum. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Studi Kasus ini mengalami banyak kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka kesulitan maupun hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam kerendahan hati, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada: 1. Weni Hastusi, S.Kep.,M.Kes, selaku Ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan Studi Kasus. 2. Cemy Nur Fitria, S.Kep.,Ns.,M.Kepselaku Ka. Prodi DIII Keperawatan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan Studi Kasus. 3. Sri Mintarsih, S.Kep.,Ns,M.Kes selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Stusi Kasus ini.
viii
4. Sulastri,S.Kep.,Ns selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Studi Kasus ini. 5. Staf dosen Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Prodi DIII Keperawatan yang telah memberikan bekal ilmu. 6. Seluruh staf administrasi Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah memberi kelancaran penulis dalam mengurus administrasi. 7. Ayah, Ibu, dan Kakak yang senantiasa
memberikan doa, semangat dan
dukungan selama menyusun Karya Studi Kasus ini. 8. Kakakku Setyorini, Rikhad Syafi‟i, mas Iwan terimakasih atas doa dan semangat yang kalian berikan. 9. Staf perawat dan bidan di bangsal An-nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang senantiasa membantu penulis untuk melakukan studi kasus. 10. Ny.S dan keluarga yang telah bersedia menjadi obyek studi kasus. 11. Berry AD 2650 Gw yang setia menemani penulis dalam segala aktivitas. 12. Buat sahabat dan orang yang kusayangi (tini, uin, uyun, dini, epis, atik, mbak rika, taufiq, ony, bagus, eka sudarsana) terima kasih dukungannya. 13. Teman-teman DIII prodi keperawatan, terimakasih atas kebersamaannya selama 3 tahun ini....... cayyooo kawan wisuda 2014. 14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan Karya Studi Kasus ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Studi Kasus ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
ix
Penulis mengharapkan semoga laporan Studi Kasus ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan umumnya dan semua perawat khususnya.
Surakarta, Juli 2014
Penulis
x
ABSTRAK KAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN NUTRISI PADA Ny. S DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG AN-NISA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Galih Utammi1, Sulastri 2, Sri Mintarsih 3 Latar Belakang :Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis dan kekurangan nutrisi. Mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil atau hiperemesis gravidarum mempengaruhi menurunnya nafsu makan yang berakibat nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berat badan makin menurun, kebutuhan metabolisme meningkat, kemudian kebutuhan nutrisi ke janin berkurang, akhirnya berdampak resiko tinggi cidera pada janin. Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan wanita, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin abortus, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malformasi pada bayi baru lahir. Hiperemesis gravidarum memberikan dampak psikologis, sosial, dan spiritual. Secara psikologis hiperemesis gravidarum dapat menimbulkan dampak kecemasan, rasa bersalah dan marah jika gejala mual dan muntah semakin memberat.Selain itu dapat terjadi konflik antara ketergantungan terhadap pasangan dan kehilangan kontrol jika wanita sampai berhenti bekerja.Angka kejadian hiperemesis gravidarum di RS PKU Muhammadiyah Surakarta sejak tahun 2013 terdapat 65 kasus. Hiperemesis gravidarum berhubungan dengan terjadinya peningkatan kadar esterogen atau human chorionic gonadotropin (hCG) dan mungkin juga berhubungan dengan terjadinya hipertiroidisme selama kehamilan. Penyebab lain adalah kurang vitamin B atau gangguan metabolisme karbohidrat. Tujuan :Mengetahui asuhan keperawatan gangguan nutrisi pada Ny. S dengan hiperemesis gravidarum di RS PKU muhammadiyah Surakarta. Metode Penelitian :Studi ini menggunakan metode diskriptif dengan desain studi kasus. Subjek studi kasus gangguan nutrisi pada Ny. S dengan hiperemesis gravidarum. Hasil :Evaluasi tindakan yang telah dilakukan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, Ny. S mengatakan sudah tidak mual muntah lagi dan nafsu makan meningkat. Selain itu Ny. S juga sudah mengerti tentang nutrisi pada ibu hamil. Kesimpulan :Gangguan nutrisi pada Ny. S sudah teratasi, Ny. S sudah mengetahui tentang gizi ibu hamil. Kata Kunci : Hiperemesis Gravidarum, Maternitas, Nutrisi 1. Mahasiswi program DIII Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta 2. Dosen pembimbing DIII Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta 3. Dosen pembimbing DIII Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta
xi
ABSTRACT STUDY ON NUTRITION DISORDERS NURSING CARE Mrs. S IN THE ROOM WITH AN-NISA HYPEREMESIS RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Galih Utammi1, Sulastri2, Sri Mintarsih3
Background: Hyperemesis Gravidarum is excessive nausea and vomiting that occurs in pregnant women, causing an imbalance electrolyte levels, weight loss (more than 5% of initial body weight), dehydration, ketosis and nutritional deficiencies. Excessive nausea and vomiting in pregnant women with hyperemesis gravidarum or affect decreased appetite resulting in nutrition less than body requirements, diminishing weight, increased metabolic needs, then needs nutrients to the fetus is reduced, ultimately impacting the high risk of injury to the fetus. Hyperemesis gravidarum is not only threatening the lives of women, but also can cause adverse effects on fetal abortion, low birth weight, premature birth, and malformations in newborns. Hyperemesis gravidarum psychological impact, social, and spiritual. Psychologically hyperemesis gravidarum may impact anxiety, guilt and anger if symptoms of nausea and vomiting increasingly become heavy. Moreover, it can be a conflict between dependence on the spouse and loss of control if the woman until it stops working. The incidence of hyperemesis gravidarum in RS PKU Muhammadiyah Surakarta since the year 2013 there were 65 cases. Hyperemesis gravidarum associated with the increased levels of estrogen or human chorionic gonadotropin (hCG) and may also be associated with the occurrence of hyperthyroidism during pregnancy. Another cause is the lack of vitamin B or impaired carbohydrate metabolism. Objective: To determine nursing care nutritional disorder in Ny. S with hyperemesis gravidarum in PKU Muhammadiyah Surakarta. Methods: This study uses descriptive method with a case study design. Subject of case studies at Ny nutritional disorders. S with hyperemesis gravidarum. Results: Evaluation of actions taken by nurses in providing nursing care, Ny. S said it was no longer vomiting nausea and increased appetite. Additionally Ny. S also already know about nutrition in pregnant women. Conclusion: Nutritional disorders in Ny. S has been resolved, Ny. S already know about the nutrition of pregnant women.
Keywords: Hyperemesis Gravidarum, Maternity, Nutrition 1. Diploma Nursing program student PKU Muhammadiyah Surakarta. 2. DIII Nursing Supervisor PKU Muhammadiyah Surakarta. 3. DIII Nursing Supervisor PKU Muhammadiyah Surakarta.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ...............................
iv
MOTTO ..........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
viii
ABSTRAK ......................................................................................................
x
ABSTRACT ....................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Tujuan Studi Kasus ..................................................................
3
C. Manfaat Studi Kasus ................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ......................................................................
5
1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum.................................
5
2. Etiologi ..............................................................................
6
3. Manifestasi Klinis..............................................................
7
4. Komplikasi ........................................................................
8
5. Pemeriksaan Diagnostik ....................................................
9
6. Patofisiologi.......................................................................
9
7. Penatalaksanaan ................................................................
12
8. Fokus Pengkajian ..............................................................
14
9. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan ........
17
B. Tinjauan Teori Kebutuhan Dasar .............................................
27
xiii
1. Pengertian Nutrisi ..............................................................
27
2. Proses Pencernaan .............................................................
28
3. Elemen-elemen Nutrisi ......................................................
30
4. Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi ..................................
31
5. Pengkajian Kebutuhan Nutrisi...........................................
33
6. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan ........
35
C. Pathway ....................................................................................
40
BAB III METODE STUDI KASUS A. Desain Studi Kasus ...................................................................
41
B. Tempat dan Waktu ...................................................................
41
C. Subyek Studi Kasus ..................................................................
41
D. Instrumen ..................................................................................
42
E. Tehnik Pengumpulan Data .......................................................
45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Hasil ........................................................................................
48
B. Pembahasan .............................................................................
61
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................
68
B. Saran ........................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pathway .......................................................................................
xv
40
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mual muntah pada kehamilan umumnya disebut dengan morning sicknes, dialami oleh sekitar 70-80% wanita hamil dan merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu (Edelman, 2004; Quinland, 2005). Mual dan muntah pada kehamilan biasanya bersifat ringan
dan merupakan kondisi yang dapat dikontrol
sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Meskipun kondisi ini biasanya berhenti pada trimester pertama namun gejala-gejalanya dapat menimbulkan gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, penurunan berat badan, serta ketidakseimbangan elektrolit (Steele,2005).Bila keadaan ini semakin berat dan tidak tertanggulangi maka disebut hiperemesis gravidarum, dilaporkan sekitar 0,05%-2% dari semua kehamilan (Pauu, 2005). Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan pada wanita hamil yang menyebabkan terjadinya penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan tidak normalnya kadar elektrolit (Paawi, 2005). Hiperemesis
gravidarum
berhubungan
dengan
terjadinya
peningkatan kadar esterogen atau human chorionic gonadotropin (hCG) dan mungkin juga berhubungan dengan terjadinya hipertiroidisme selama kehamilan. Penyebab lain adalah kurang vitamin B atau gangguan
1
2
metabolisme karbohidrat. Kocak, et al. (1999)dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan antara infeksi karena Helicobacter pylori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum (Miichelini, 2004). Faktor kultur atau budaya juga dapat menjadi pemicu terjadinya hiperemesis gravidarum. Rabinerson, et al. (2005) menyatakan bahwa faktor kultur yang merupakan hal penting yaitu berkaitan dengan pemilihan jenis makanan yang akan dikonsumsi. Kejadian hiperemesis gravidarum dapat meningkat pada wanita yang mengalami pembatasan dalam intake nutrisi. Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan wanita, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin abortus, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malformasi pada bayi baru lahir (Health & Medicine Week, 2005; Trujillo & Harney, 2005; Verber, et al., 2005). Mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil atau hiperemesis gravidarum mempengaruhi menurunnya nafsu makan yang berakibat nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berat badan makin menurun, kebutuhan metabolisme meningkat, kemudian kebutuhan nutrisi ke janin berkurang, akhirnya berdampak resiko tinggi cidera pada janin. Tiran (2004) menyatakan bahwa kejadian pertumbuhan janin terhambat (intrauterine growth retardation/IUGR). Hiperemesis gravidarum memberikan dampak psikologis, sosial, dan
spiritual.
Secara
psikologis
hiperemesis
gravidarum
dapat
menimbulkan dampak kecemasan, rasa bersalah dan marah jika gejala mual dan muntah semakin memberat.Selain itu dapat terjadi konflik antara
3
ketergantungan terhadap pasangan dan kehilangan kontrol jika wanita sampai berhenti bekerja (Simpson, et al., 2001). Berdasarkan hasil penelitian di Dinas Kesehatan tahun 2009 menjelaskan bahwa lebih dari 80% perempuan hamil mengalami rasa mual dan muntah sedangkan untuk perempuan hamil yang mengalami kondisi Hyperemesis gravidarum sekitar 5 dari 1.000 perempuan hamil. Hal ini bisa menyebabkan perempuan menghindari makanan tertentu dan biasanya membawa resiko bagi-nya dan janin (Dinas Kesehatan, 2010). Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kajian asuhan keperawatan gangguan nutrisi pada hiperemesis gravidarum. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Dapat
mendeskripsikan
pengolelolaan
kasus
atau
asuhan
keperawatangangguan nutrisi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan pengkajian data dasar gangguan nutrisi pada Ny.S dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. b. Menggambarkan diagnosa pada asuhan keperawatan gangguan nutrisi pada Ny.Sdengan hiperemesis gravidarum tingkat I. c. Menggambarkan intervensi pada asuhan keperawatan gangguan nutrisi pada Ny.S dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.
4
d. Menggambarkan implementasi pada asuhan keperawatan gangguan nutrisi pada dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. e. Menggambarkan evaluasi pada asuhan keperawatan gangguan nutrisi pada Ny.S dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. f. Menggambarkan pendokumentasian asuhan keperawatan gangguan nutrisi pada Ny.S dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. C. Manfaat 1. Manfaat untuk ibu hamil Menambah pengetahuan kepada klien tentang gangguan nutrisi dengan hiperemesis gravidarum. Cara mengatasi mual muntah dengan cara sederhana yaitu makan sedikit tapi sering, menghidari makanan berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. 2. Manfaat institusi. Sebagai bahan masukan / pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Program D3 Keperawatan dalam penerapan asuhan kebidanan. 3. Manfaat Ilmiah Di harapkan hasil penulisan ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu dan pengetahuan dan bahan acuan bagi penulis selanjutnya. 4. Manfaat bagi penulis Proses penulisan ini merupakan pengalaman ilmiah berharga yang dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan dalam asuhan keperawatan maternitas khusus mengenai antenatal care.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis 1. Pengertian Hyperemesis Gravidarum Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaansehari-hari terganggu dan keadaan umum manjadi buruk.Mual muntah merupakan gangguan yang paling sering di temui pada kehamilan trimester I, kurang lebih 6 minggu setelah
haid
terakhir
selama
10
minggu.Sekitar
60-80%
multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani, 2009). Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai kehamilan tahap berikutnya (Runiari, 2010).
5
6
2. Etiologi Penyebab hiperemesis gravidarum menurut Hanifa (2007) beberapa faktor predisposisi dan faktor lain telah ditemukan sebagai berikut: a.
Faktor
predisposisi
yang
sering
dikemukakan
adalah
primigrivida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan,karena pada kedua keadaan tersebut hormon khoironik gonadotropi dibentuk berlebihan. b.
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c.
Alergi. Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
d.
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak,kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, apat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagaian pelarian kesukaran hidup.
7
3. Manifestasi klinik Pembagian hiperemesis gravidarum menurut Proverawati (2009): a. Tingkat I 1) Muntah terus menerus 2) Ibu merasa lemah 3) Nafsu makan tidak ada 4) Berat badan menurun 5) Nyeri pada epigastrium 6) Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit 7) Tekanan darah sistol menurun 8) Turgor kulit berkurang 9) Lidah mengering 10) Mata cekung b. Tingkat II 1) Tampak lemah dan apatis 2) Turgor kulit lebih berkurang 3) Lidah mengering dan nampak kotor 4) Nadi kecil dan cepat 5) Suhu kadang-kadang naik 6) Mata sedikit ikterus dan menjadi cekung 7) Berat badan menurun dan tekanan darah rendah 8) Hemokonsentrasi 9) Oliguri
8
10) Konstipasi c. Tingkat III 1) Keadaan umum lebih parah 2) Muntah berhenti 3) Kesadaran somnolen sampai koma 4) Nadi kecil dan cepat 5) Suhu badan meningkat dan tensi menurun a) Ensifalopati (1) Nistagmus (2) Diplopia 4.
Komplikasi Menurut
Proverawati
gravidarum adalah : a.
Dehidrasi berat
b.
Ikterik
c.
Takikardi
d.
Suhu meningkat
e.
Alkolosis
f.
Kelaparan
g.
Gangguan emosional
h.
Menarik diri dan depresi
(2009)
komplikasi
hiperemesis
9
5. Pemeriksaan diagnostik Menurut Proverawati (2009) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah : a.
USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b.
Urinalisis : kultur, deteksi bakteri, BUN.
c.
Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar ALH.
Menurut
Varney (2007) pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan adalah : a.
Pemeriksaan keton didalam urin
b.
Urinalis
c.
BUN (blood ureum nitrogen) dan elektrolit
d.
Tes
fungsi
ginjal
(singkirkan
kemungkinan
hepatitis
pankreastitis dan kolesterol) e.
TSH dan TA (singkirkan kemungkinan penyakit gondok)
6. Patofisiologi Menurut Manuaba (2007) penyebab dari mual muntah adalah pada hamil trimester I peristlatik lambung berkurang sehingga menyebabkan gangguan dalam metabolisme makanan sehingga menyebabkan mual muntah.Tetapi juga disebakan oleh hormon chorionic gonadotropin yang dibentuk berlebihan pada kehamilan yang merangsang lambung sehingga dapat menimbulkan reflek medula oblongata untuk muntah.
10
Pada hiperemesis gravidarum di awali dengan mual muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun, dan diuresis menurun.Hali ini menimbulkan perfusi jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengkonsumsi O2. Muntah yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi.Dampak dari semua masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital berikut ini : a.
Liver 1) Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun 2) Gangguan fungsi sel liver dan icterus 3) Terjadi
perdarahan
para
parenkim
liver
sehingga
menyebabkan gangguan b.
Ginjal 1) Dehidrasi penurunan deuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun seperti : a)
Asam laktat
b)
Benda keton
2) Terjadi perdarahan nekrosis sel ginjal a)
Deuresis berkurang bahkan dapat anuria
b)
Mungkin terjadi albuminuria
11
3) Sistem saraf a)
Terjadi nekrosis dan perdarahan otak di antara perdarahan ventrikel.
b)
Dehidrasi sistem jaringan otak dan adanya benda keton dapat merusak fungsi saraf pusat yang menimbulkan kelainan ensefalopati wernicke.
c)
Perdarahan
pada
retina
dapat
mengaburkan
penglihatan. Pada kasus-kasus hiperemesis gravidarum yang berat menurut Bobak (2004), vomitus yang persisten menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi yang menyebabkan hipovolemia, yang dimanifestasi sebagai hipotensi, takikardi, peningkatan hematokrit dan BUN, serta penurunan haluaran urin. Vomitus menyebabkan penurunan cairan asam lambung juga kandungan alkanin dari bagian saluran cerna yang lebih dalam.Hal ini menyebabkan terjadinya asidosis metabilik.Penurunan nutrisi ibu yang ekstrem atau
kelaparan
menyebabkan
hipoproteinemia
dan
hipoveitaminosis.Ikterik dan hemoragi akibat defisiensi vitamin C dan B komplek menyebabkan perdarahan dari permukaan mukosa. Pada kasus-kasus yang ekstrim ini, embrio dan janin dapat mati dan ibu dapat meninggal akibat perubahan metabolik yang menetap.
12
7. Penatalaksanaan Menurut
Proverawati
(2009)
penatalaksaan
hiperemesis
gravidarum meliputi : a.
Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
b.
Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
c.
Waktu bangun pagi segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan atau dingin.
d.
Obat-obatan Sedativ yang sering digunakan adalah Phenoborbital.Vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan B6.Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlopromasin.Anti histamin ini juga dianjurkan seperti dramamin, avonim.
e.
Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan
peredaran
udara
yang
baik.Tidak
diberikan
13
maksanan/minuman selama 24-28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. f.
Terapi psikologik Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta hilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
g.
Cairan parenteral Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
h.
Penghentian kehamilan Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak manjadi baik, bahkan mundur,
usahakan
mengadakan
pemeriksaan
medikatau
psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi,
ikterus,
anuria,
dan
perdarahan
merupakan
manifestasi komplikasi organik dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkanuntuk
mengakhiri
kehamilan.
Keputusan
untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi
14
dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital. 8. Fokus Pengkajian Menurut
Nuriani
(2010)
pengkajian
pada
hiperemesis
gravidarum adalah : a. Pengkajian data subjektif 1) Riwayat kehamilan saat ini meliputi ada tidaknya gameli, riwayat pemeriksaan antenatal, dan komplikasi. 2) Riwayat diet, khusunya intake cairan. 3) Pengobatan yang didapat saat ini. 4) Riwayat
pembedahan
khusunya
pembedahan
pada
abdomen. 5) Riwayat medis sebelumnya seperti riwayat penyakit obstetri dan ginekologi, kolelitiasis atau gangguan abdomen lainya, gangguan tiroid, dan ada tidaknya depresi. 6) Riwayat sosial seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab, pekerjaan, ketidakhadiran
ditempat
bekerja,
perubahan
status
kesehatan dan stressor kehamilan, respons anggota keluarga yang dapat bervariasai terhadap hospitalisasi dan kondisi sakit, serta sistem pendukung.
15
7) Integritas ego seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisi, dan kehamilan yang tidak direncanakan. 8) Riwayat penyakit sebelumnya meliputi awal kejadian dan lamanya. Jika mengalami muntah, kaji warna, volume, frekuensi
dan
kualitasnya.
Kaji
juga
faktor
yang
memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan yang dilakukan baik di fasilitas kesehatan atau pengobatan di rumah. 9) Gejala-gejala seperti bersendawa atau flatus, diare atau konstipasi, serta nyeri pada abdomen. Riwayat nyeri abdomen meliputi lokasi, derajat, kualitas, radiasi, serta faktor yang memperingan dan memperberat nyeri. 10) Pengkajian lain dapat dilakukan dengan menggunakan Rhodes Index of Nause and Vomiting yang terdiri atas 8 pertanyaan untuk mengkaji frekuensi dan beratnya mual dan muntah. Instrumen ini telah diteliti valid dan reliabel olehFamily
Nurse
Practitioner
Program,
Nursing,
University of Texas at Austin. b. Pengkajian data obyektif Pengkajian data obyektif berfokus pada pengkajian fisik meliputi :
16
1) Tanda vital seperti ada tidaknya demam, takikardi atau hipotensi, otostatik, frekuensi pernapasan meningkat, atau adanya napas bau aseton. 2) Tanda-tanda umum seperti distress emosional dan ada tidaknya toksik. 3) Berat badan meningkat atau menurun 4) Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran mukosa (kering atau lembab), dan oliguria. 5) Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah), takikardi, atau terjadinya hipotensi ortostatik. 6) Keadaan abdomen meliputi suara abdomen (biasanya hipoaktif merupakan keadaan normal dalam normal dalam kehamilan), adanya nyeri lepas atau nyeri tekan, adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, dan tanda Murpy dan tanda Mc. Burney‟s. 7) Genitourinaria
seperti
nyeri
kontoverbal
dan
nyeri
suprapubik. 8) Eliminasi seperti perubahan pada konsistensi feces, konstipasi, dan penurunan frekuensi berkemih. 9) Keadaan janin meliputi pemeriksaan denyut jantung janin, tinggi fundus uterus, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan).
17
9. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan Diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan menurut NANDA (2012-2014) adalah : a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (mual muntah). Definisi penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium. Batasan karakteristik: perubahan status mental, penurunan tekanan darah, penurunan tekanan nadi, penurunan volume nadi, penurunan turgor kulit, penurunan turgor lidah, penurunan haluaran urine, penurunan pengisian vena, membran mukosa kering, kulit kering, peningkatan hematokrit, peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan konsentrasi urine, penurunan berat badan tiba-tiba (kecuali pada ruang ketiga), haus, kelemahan. Faktor yang berhubungan dengan: 1) Kehilangan cairan aktif 2) Kegagalan mekanisme regulasi Tujuan NOC : Kebutuhan cairan terpenuhi. Kriteria evaluasi NOC : 1) Mual muntah teratasi 2) Turgor kulit elastis
18
3) Mukosa bibir lembab Intervensi NIC : 1) Pantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi. Rasionalnya adalah mengetahui sejauh mana keadaan umumdan kekurangan cairan pada ibu. 2) Catat intake dan output cairan. Rasionalnya adalah mengetahui keseimbangan cairan pada tubuh ibu. 3) Istirahatkan ibu di tempat yang nyaman. Rasionalnya adalah istirahat akan menurunkan kebutuhankebutuhan energi kerja yang membuat metabolisme tidak meningkat. 4) Anjurkan banyak minum. Rasionalnya adalah menambah pemasukan cairan per oral. 5) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian cairan infus. Rasionalnya adalah mengetahui jumlah cairan yang hilang. b.
Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis (perdarahan gastrointestinal) Definisi pengalaman sensoridan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa ( International Association for Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga
19
berat dan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan. Batasan karakteristik: perubahan selera makan, perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernapasan, laporan isyarat, diaforesis, perilaku distraksi, mengekspresikan perilaku, masker wajah, sikap melindungi area nyeri, fokus menyempit, indikasi nyeri dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri, sikap tubuh untuk melindungi,, dilatasi pupil, melaporkan nyeri secara verbal, fokus pada diri sendiri, gangguan tidur. Faktor yang berhubungan : Agens cedera (mis., biologis, zat kimia, fisik, psikologis) Tujuan NOC : Nyeri hilang atau teratasi. Kriteria evaluasi NOC : 1) Klien mengatakan nyeri hilang atau berkurang. 2) Ekspresi wajah rileks. Intervensi NIC : 1) Kaji tingkat nyeri. Rasionalnya adalah mengetahui tingkat nyeri pada klien dan menentukan tindakan selanjutnya. 2) Atur posisi klien dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan.
20
Rasionalnya adalah posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi
tekanan
gastrointestinal
sehingga
dapat
mencegah muntah yang berulang. 3) Perhatikan kebersihan mulut klien sesudah dan sebelum makan. Rasionalnya adalah kebersihan mulut yang baik dan terpelihara dapat menimbulkan rasa nyaman dan dapat mengurangi mual muntah. 4) Alihkan perhatian klien pada hal yang menyenangkan. Rasionalnya adalah mengalihkan perhatian dapat melupakan rasa nyeri akibat muntah yang berulang. 5) Anjurkan klien untuk istirahat dan batasi pengunjung. Rasionalnya adalah dapat menambah ketenangan pada ibu. 6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antiemetik dan sedatif Rasionalnya adalah obat antiemetik mengurangi muntah dan obat sedatif membuat klien tenang, sehingga dapat mengurangi nyeri c. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi. Definisi peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal. Batasan karakteristik: konvulsi, kulit kemerahan, peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa hangat.
21
Faktor yang berhubungan: anastesi, penurunan perspirasi, dehidrasi, pemajangan lingkungan yang panas, penyakit, pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan, peningkatan laju metabolisme, medikasi, trauma, aktivitas berlebihan. Tujuan NOC : Suhu tubuh pasien menurun. Kriteria evaluasi NOC: 1) Suhu tubuh pasien normal (36-370C). 2) Pasien lebih tenang dan rileks. Intervensi NIC: 1) Kaji suhu tubuh dan kompres air hangat Rasionalnya adalah kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh yang meningkat. 2) Pantau masukan dan haluaran cairan Rasionalnya adalah untuk mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan. 3) Pertahankan suhu tubuh dengan cara pertahankan linen yang kering. Rasionalnya adalah peningkatan dan penurunan suhu tubuh bisa mengganggu kenyamanan pasien. 4) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian antipiretik. Rasionalnya adalah untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat
22
berguna
dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme,
dan
meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi. d. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor hormonal (hormon Hcg). Definisi asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Batasan katakteristik: kram abdomen, nyeri abdomen, menghindari makan, berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal, kerapuhan kapiler, diare, kehilangan rambut berlebihan, bising usus hiperaktif, kurang makanan, kurang informasi, kurang minat pada makanan, penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat, kesalahan konsepsi, kesalahan informasi, membran mukosa pucat, ketidakmampuan memakan makanan, tonus otot menurun, mengeluh gangguan sensasi rasa, mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (recommended daily allowance), cepat kenyang setelah makan, sariawan rongga mulut, steatorea, kelemahan otot mengunyah, kelemahan otot untuk menelan. Faktor yang berhubungan dengan: 1) Faktor biologis 2) Faktor ekonomi 3) Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien 4) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan 5) Ketidakmampuan untuk menelan makanan 6) Faktor psikologis
23
Tujuan NOC: Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kriteria evaluasi NOC: 7) Mual muntah berkurang 8) Nafsu makan meningkat 9) Berat badan meningkat Intervensi NIC: 1) Kaji kebutuhan nutrisi ibu. Rasionalnya adalah mengkaji kekurangan nutrisi pada ibu dan menentukan langkah. 2) Berikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi. Rasionalnya adalah makanan yang hangat diharapkan dapat mengurangi rasa mual dan makanan yang bervariasi menambah nafsu makan ibu. 3) Berikan ibu motivasi agar mau menghabiskan makanan. Rasionalnya adalah ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanan. 4) Kolaborasikan dengan tim gizi dalam pemberian diet. Rasionalnya adalah memenuhi kebutuhan nutrisi. e. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah arteri dan vena. Tujuan NOC : Pasien akan menunjukkan kemampuan kognitif.
24
Kriteria evaluasi NOC : 1) Pasien menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi. 2) Pasien terbebas dari aktifitas kejang. 3) Pasien mempunyai sistem saraf pusat dan perifer yang utuh. Intervensi NIC : 1) Pantau tekanan perfusi serebal. Rasionalnya adalah perhatikan perubahan pasien sebagai respon terhadap stimulus. 2) Berikan posisi semi fowler. Rasionalnya adalah memberikan posisi yang nyaman pada pasien. 3) Anjurkan pasien untuk tirah baring. Rasionalnya adalah membantu pasien untuk tetap terjaga. 4) Anjurkan perawatan diri di tempat tidur. Rasionalnya adalah menjaga kemandirian pasien. 5) Kolaborasi dalam pemberian obat. Rasionalnya adalah untuk menjaga mempertahankan perfusi serebral. f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum. Definisi ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin di lakukan. Batasan karakteristik: respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas, respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas, perubahan EKG yang mencerminkan aritmia, perubahan EKG yang
25
mencerminkan iskemia, ketidaknyamanan setelah aktivitas, dispnea setelah beraktivitas, menyatakan merasa letih, menyatakan merasa lemah. Faktor yang berhubungan dengan: 1) Tirah baring 2) Kelemahan umum 3) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen 4) Imobilitas 5) Gaya hidup monoton Tujuan NOC : Pasien mampu meningkatkan toleransi aktifitas. Kriteria evaluasi NOC : 1) Pasien melaporkan peningkatan toleransi aktifitas. 2) Menunjukkan penurunan tanda fisiologi intoleransi. Intervensinya adalah sebagai berikut: 1) Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas. Rasionalnya adalah mengetahui kemampuan yang dimiliki. 2) Berikan lingkungan yang tenang. Rasionalnya adalah meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh. 3) Berikan bantuan dalam aktifitas atau ambulasi jika perlu. Rasionalnya adalah membantu bila perlu, dapat meningkatkan harga diri jika dapat melakukan aktifitas sendiri.
26
4) Kolaborasikan dengan pemberian obat sesuai indikasi, misalnya analgetik. Rasionalnya adalah menghilangkan rasa nyeri. g. Risiko perubahan nutrisi pada fetal berhubungan dengan suplai O2 dan nutrisi transplasenta. Tujuan NOC : Perkembangan janin tidak terganggu. Kriteria evaluasi NOC : 1) Perkembangan janin sesuai dengan umur kehamilan. 2) Denyut jantung janin dalam keadaan normal. Intervensi NIC : 1) Periksa fundus uteri. Rasionalnya adalah tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat menjadi bahan penilaian akan nutrisi janin. 2) Pantau denyut jantung janin. Rasionalnya adalah denyut jantung yang masih dalam keadaan normal dan aktif menandakan janin masih dalam keadaan baik. 3) Jelaskan pada klien mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Rasionalnya adalah klien menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin dan klien mengetahui akan kebutuhan nutrisinya.
27
B. Tinjauan Teori Kebutuhan Dasar 1. Pengertian Nutrisi Nutrisi adalah zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh untuk mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan Wartonah,2010). Nutrisi ditempatkan sebagai prioritas perawatan terpenting dalam berbagai penyakit malnutrisi.Tubuh butuh energi untuk aktivitas sehingga dibutuhkan intake nutrisi yang tepat dan mencukupi. Nutrien merupakan elemen penting dalam proses dan fungsi tubuh. Nutrien mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (Saryono,2011). Nutrien merupakan zat kimia organik maupun anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya.Nutrien tersebut diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien digunakan untuk proses fungsional sel tersebut, sumber energi, dan sintesis protein (Asmadi,2008).
28
2. Proses Pencernaan Proses pencernaan menurut Tarwoto dan Wartonah (2011,4548) adalah: a. Pencernaan secara mekanik Pencernaan makanan secara mekanik lebih banyak terjadi dalam rongga mulut yaitu melalui mekanisme pengunyahan (mastikasi). Makanan yang sudah dikunyah selanjutnya masuk ke esofagus melalui proses menelan (deglutition). Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan peran organ yang harus bekerja secara terintegrasi dan kesinambungan. 1) Tahap oral atau bukal Pada fase oral ini, makanan makanan akan dikumpulkan oleh gigi-geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi, dan saliva untuk menggiling dan membetuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Lidah akan menekan palatum durum mendorong bolus ke arah faring. 2) Tahap faringeal Otot faring akan mendorong bolus ke esofagus. 3) Tahap esofangeal Pada tahap ini terjadi gerakan peristaltik yang membawa bolus ke lambung.
29
4) Bolus memasuki lambung melalui gerakan peristaltik esofagus. b. Pencernaan secara kimiawi Sejak berada dalam rongga mulut, makanan sudah dicerna secara kimiawi karena sudah bercampur dengan saliva yang mengandung dua jenis enzim pencernaan yaitu lipase dan amilase.Pencernaan secara kimia di lambung dilakukan melalui percampuran makanan dengan asam lambung, mukus,
dan
pepsin,
kemudian
dihasilkan
komponen
karbohidrat, protein, dan lemak.Karbohidrat dicerna pada bagian badan lambung menjadi bagian yang lebih sederhana yaitu monosakarida seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Protein dipecah menjadi asam amino dan lemak selanjutnya akan diubah menjadi trigliserida yang tersusun atas tiga asam lemak. Proses pencernaan menurut Asmadi (2008) adalah: a. Ingesti Ingesti adalah proses masuknya makanan dan cairan dari lingkungan ke dalam tubuh melalui proses menelan baik melalui koordinasi gerakan volunter dan involunter. Tahap ini pertama pada proses ingesti ini adalah koordinasi otot lengan dan membawa makanan ke mulut.
30
b. Digesti Digesti merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibawa ke dalam lambung dan usus halus. c. Absorbsi Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus melalui saluran darah dan getah bening menuju ke hepar. Proses absorbsi ini tidak merata di tiap saluran pencernaan. d. Metabolisme Metabolisme adalah proses akhir penggunaan makanan dalam tubuh yang meliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak diserap oleh tubuh hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah. e. Ekskresi Ekskresi adalah proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme dalam tubuh untuk menjaga homeostatis. Caranya melalui defekasi, miksi, diaforesis, ekspirasi. 3. Elemen-elemen Nutrisi a. Karbohidrat b. Protein c. Lemak d. Vitamin e. Mineral f. Air
31
4. Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan seseorang terhadap nutrisi menurut Asmadi (2008) : a. Faktor yang meningkatkan kebutuhan nutrisi antara lain sebagai berikut : 1) Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil. 2) Selama perbaikan jaringan/pemulihan kesehatan karena proses suatu penyakit. 3) Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu1˚ F, maka kebutuhan kalori meningkat 7%. 4) Aktivitas meningkat. 5) Stres. Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi karena mengalami stres. 6) Terjadi infeksi. b. Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi antara lain sebagai berikut : 1) Penurunan laju pertumbuhan, misal pada lansia. 2) Penurunan basal metabolisme rate (BMR) 3) Hipotermi 4) Jenis kelamin. Umumnya kebutuhan nutrisi pada wanita lebih rendah dibanding laki-laki. Hal ini karena pada wanita BMR-nya lebih rendah di banding BMR laki-laki. 5) Gaya hidup pasif
32
6) Bedrest Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan seseorang terhadap nutrisi menurut Saryono (2011) : a. Status nutrisi Individu dengan kesehatan yang kurang akan memerlukan nutrisi yang lebih karena dukungan nutrisi adalah bagian esensial penyembuhan penanganan medis. b. Kultur dan agama Kebudayaan dan
agama
yang dianut individu
sangat
mempengaruhi pola dietnya.Makanan dan diet tertentu harus diberikan bila sesuai. c. Status sosioekonomi Pembelanjaan makanan tergantung dari jumlah uang yang di miliki / pendapatan.Menentukan makanan berdasarkan jumlah orang yang ada di rumah tersebut. d. Pilihan pribadi Kesukaan atau ketidaksukaan pilihan individu terhadap makanan.Makanan mewah sebagai simbol status sosial. Perlu pertimbangan ketika indivisu tersebut akan melakukan diet terapeutik. e. Faktor Psikologis Ketika seseorang stress memiliki perlakuan diet berbeda-beda. Makan berdasarkan persepsi dan motivasi individu.
33
f. Alkohol dan obat Hiperalkohol dan obat menyebabkan defisiensi nutrisi.Alkohol merusak sistem gastrointestinal dan obat mengurangi absorbsi zat gizi. g. Kesalahan informasi makanan Menganggap
makanan
tertentu
bergizi
rendah
karena
keyakinan atau mitos terhadap makanan. 5. Pengkajian Kebutuhan Nutrisi a. Riwayat keperawatan dan diet 1) Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan. 2) Apakah diet yang dilakukan secara khusus? 3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya? 4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam? 5) Adakah toleransi makan atau minum tertentu? b. Faktor yang mempengaruhi diet 1) Status kesehatan 2) Kultur dan kepercayaan 3) Status sosial ekonomi 4) Faktor psikologis 5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet c. Pemeriksaan fisik 1) Keadaan fisik: apatis, lesu
34
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight) 3) Otot: flaksia atau lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja. 4) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, parethesia, reflek menurun. 5) Fungsi
gastrointestinal:
anoreksia,
konstipasi,
diare,
flatulensi, pembesaran liver atau lien. 6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan darah rendah atau tinggi. 7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah atau patah-patah. 8) Kulit: kering, pucat, iritasi, ptekie, lemak di subkutan tidak ada. 9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat. 10) Gusi: perdarahan, peradangan. 11) Lidah: edema, hiperemis. 12) Gigi: karies, nyeri, kotor. 13) Mata: konjungtiva pucat, kering, eksoftalmus, tanda-tanda infeksi. 14) Kuku: mudah patah. 15) Pengukuran antropometri: Berat badan ideal: (TB - 100) ± 10% Lingkar pergelangan lengan
35
Lingkar lengan atas (MAC): Nilai normal Wanita
: 28,5 cm
Pria
: 28,3 cm
Lipatan kulit pada otot trisep (TSF): Nilai normal Wanita
: 16,5-18 cm
Pria
: 12,5-16,5 cm
d. Laboratorium 1) Albumin (N: 4-5,5 mg/100ml) 2) Transferin (N: 170-25 mg/100ml) 3) Hb (N: 12 mg%) 4) BUN (N: 10-20 mg/100ml) 5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,61,3mg/100ml, Wanita: 0,5-1,0 mg/100ml) 6. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan Diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan menurut Tarwoto dan Wartonah (2011) adalah : a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan: 1) Efek dari pengobatan 2) Mual atau muntah 3) Gangguan intake makanan 4) Radiasi atau kemoterapi
36
5) Penyakit kronis Tujuan: 1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu. 2) Peningkatan status nutrisi Kriteria hasil: Mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan berat badan progresif ke arah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas dari tanda malnutrisi. Intervensi dan Rasionalisasi: 1) Kaji status nutrisi secara kontinu, selama perawatan setiap hari, perhatikan tingkat energi; kondisi kulit, kuku, rambut, rongga mulut, keinginan untuk makan/anoreksia. Rasionalisasi:
Memberikan
kesempatan
untuk
mengobservasi penyimpanan dari normal/dasar pasien dan mempengaruhi pilihan intervensi. 2) Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan berat badan saat penerimaan. Rasionalisasi: Membuat data dasar, membantu dalam memantau keefektifan aturan terapeutik, dan menyadarkan perawat terhadap ketidaktepatan kecenderungan dalam penurunan/penambahan berat badan. 3) Berikan
makanan
sedikit
dan
sering;
masukan
kesukaan/ketidaksukaan pasien dalam perencanaan makan sebanyak mungkin, dan masukan “makanan rumah” dengan tepat.
37
Rasionalisasi: Meningkatkan hasrat pada makanan dan jumlah masukan. 4) Rujuk pada tim nutrisi/ahli diet Rasionalisasi: Membantu dalam identifikasi defisit nutrien dan kebutuhan terhadap intervensi nutrisi parental/enternal. 5) Jaga kebersihan mulut. Rasionalisasi: mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan. 6) Berikan pendidikan kesehatan tentang cara diet, kebutuhan kalori, dan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT. Rasionalisasi: meningkatkan pengetahuan agar pasien lebih kooperatif. 7) Atur semifowler saat memberikan makanan. Rasionalisasi: mengurangi regurgitasi. b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan: 1) Kelebihan intake 2) Gaya hidup 3) Perubahan kultur 4) Psikologi untuk konsumsi kalori tinggi Tujuan: tidak terjadi obesitas.
38
Kriteria hasil: 1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol. 2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang. 3) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berlebihan. Intervensi dan Rasional: 1) Lakukan kembali pengkajian pola makan. Rasionalisasi: informasi dasar untuk perencanaan awal dan validasi data. 2) Diskusikan pasien tentang kelebihan makanan. Rasionalisasi: membantu mencapai tujuan. 3) Diskusikan motivasi untuk menurunkan berat badan. Rasionalisasi: membantu memecahkan masalah. 4) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat. Rasionalisasi: menentukan makanan yang sesuai dengan pasien. 5) Ukur intake dalam 24 jam. Rasionalisasi: mengetahui jumlah kalori yang masuk. 6) Buat program latihan untuk olahraga. Rasionalisasi: meningkatkan kebutuhan energi. 7) Hindarkan makanan yang banyak mengandung lemak. Rasionalisasi: makanan berlemak banyak menghasilkan energi.
39
8) Berikan pendidikan kesehatan tentang: program diet yang benar, akibat yang mungkin akan timbul pada kelebihan berat badan. Rasionalisasi: memberikan informasi dan mengurangi komplikasi.
C. Pathways
Faktor Presdiposisi (primigravida, indahidatidosa, diabetes, gemeli )
Faktor organik Masuknya vili khorialis ke dalam pembuluh darah
Pembentukan khoirionik ganadotropin berlebih
Beredar ke seluruh tubuh
Faktor psikologi hypertiroid, diabetes Peningkatan tyroxine Terjadi hipersentivitas reseptor sel thyrotropin
Timbulnya alergi Peningkatan kadar estrogen
Stimulasi tyroid meningkat Konsentrasi Hcg meningkat Merangsang mual muntah Hipereresis Gravidarum
Tingkat I tidak diatasi muntah terus-menerus Hilangnya nafsu makan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kehilangan cairan berlebihan
Intake menurun Absorsi menurun
Kekurangan volume cairan
Hcl meningkat
Tingkat II tidak diatasi Dehidrasi makin tampak
Dehidrasi berat Penurunan cairan ekstrasel dan plasma
Hipertermi
Iritasi aluran cerna Suplai O dan nutrisi 2 tranplasma Energi menurun Agen-agen penyebab cidera biologis: Risiko perubahan Kelemahan umum nyeri ulu hati nutrisi pada fetal
Penurunan mekanisme dari aliran darah arteri dan vena Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
Nyeri Gambar 1.1 Pathways Hipereresis Gravidarum
Keterangan :
Gangguan keseimbangan elektrolit
Herno konsentrasi Aliran darah ke jaringan berkurang
KH menurun
Intoleransi aktivitas
Tingkat III
Robekan selaput lendir esafagus dan lambung (sindrom mallory meisis) Agen-agen penyebab cidera biologis: gastrointestinal Nyeri
: Masalah keperawatan
Sumber dimodifikasi dari Mansjoer (2005), Hanifa (2007), NANDA (2012-2014) 40
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Desain Studi Kasus Metode penulisan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan studi kasus.Studi kasus ialah laporan yang dilaksanakan dengan meneliti suatu permasalahan (Setiadi, 2007). Metode deskriptif adalah mendeskripsikan (memaparkan) peristiwaperistiwa yang dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan. Fenomena dilanjutkan apa adanya tanpa manipulasi dan penelitian tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa teradi (Nursalam, 2011). B. Tempat dan Waktu 1. Tempat Lokasi
studi
kasus
menjelaskan
tempat
atau
lokasi
tersebut
dilakukan.Lokasi studi kasus di rencanakan di RS PKU Muhammadiyah Bangsal An-Nisa. 2. Waktu Studi kasus ini direncanakan pada tanggal 27-28 Juni 2014. C. Subyek Studi Kasus Subyek studi kasus adalah subyek yang dituju pada saat pelaksanaan studi kasus.Subyek studi kasus ini yaitu ibu hamil dengan gangguan nutrisi pada hiperemesis gravidarum.
41
42
D. Instrumen Instrument penelitian ini terdiri dari dua bagian. 1. Format pengkajian : a.
Identitas Pasien
b.
Keluhan Utama
c.
Riwayat Penyakit Sekarang
d.
Riwayat pertumbuhan
e.
Riwayat Sosial
f.
Riwayat keluarga
g.
Pengkajian Pola Kesehatan Klien Saat Ini 1) Riwayat keperawatan dan diet a) Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan. b) Apakah diet yang dilakukan secara khusus? c) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya? d) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam? e) Adakah toleransi makan atau minum tertentu? 2) Faktor yang mempengaruhi diet a) Status kesehatan b) Kultur dan kepercayaan c) Status sosial ekonomi d) Faktor psikologis e) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
43
3) Pemeriksaan fisik a) Keadaan fisik: apatis, lesu b) Berat badan: obesitas, kurus (underweight) c) Otot: flaksia atau lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja. d) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, parethesia, reflek menurun. e) Fungsi
gastrointestinal:
anoreksia,
konstipasi,
diare,
flatulensi, pembesaran liver atau lien. f) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan darah rendah atau tinggi. g) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah atau patah-patah. h) Kulit: kering, pucat, iritasi, ptekie, lemak di subkutan tidak ada. i) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat. j) Gusi: perdarahan, peradangan. k) Lidah: edema, hiperemis. l) Gigi: karies, nyeri, kotor. m) Mata: konjungtiva pucat, kering, eksoftalmus, tanda-tanda infeksi. n) Kuku: mudah patah. o) Pengukuran antropometri:
44
Berat badan ideal: (TB - 100) ± 10% Lingkar pergelangan lengan Lingkar lengan atas (MAC): Nilai normal Wanita
: 28,5 cm
Pria
: 28,3 cm
Lipatan kulit pada otot trisep (TSF): Nilai normal Wanita
: 16,5-18 cm
Pria
: 12,5-16,5 cm
4) Laboratorium a) Albumin (N: 4-5,5 mg/100ml) b) Transferin (N: 170-25 mg/100ml) c) Hb (N: 12 mg%) d) BUN (N: 10-20 mg/100ml) e) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,61,3mg/100ml, Wanita: 0,5-1,0 mg/100ml) h. Diagnosa Keperawatan i. Intervensi Keperawatan j. Implementasi k. Evaluasi 2. Alat ukur untuk pemeriksaan fisik a.
Tensimeter
b.
Termometer
45
c.
Alat penimbang berat badan
d.
Alat pengukur tinggi badan
E. Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang digunakan pada studi kasus ini yaitu dengan menggunakan data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer adalah data data yang secara langsung diambil dari subjek objek penelitian.Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah dengan pemeriksaan fisik pasien secara sistematis. Pemeriksaan fisik digunakan supaya mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis dengan cara: a. Inspeksi Inspeksi proses observasi dilakukan secara sistematis dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai suatu alat mengumpulkan data (Dermawan, 2012). Pada kasus ini pemeriksaan dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki. b. Palpasi Suatu tehnik yang menggunakan indra peraba tangan dan jari (Dermawan, 2012). Pada kasus ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada nyeri tekan. c. Auskultasi Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau membandingkan kanan-kiri
setiap
daerah
pemeriksaan
tubuh
dengan
tujuan
46
penghasilan suara.Perkusi bertujuan atau mengidentifikasi lokasi, ukuran bentuk dan konsisten jaringan (Dermawan, 2012). d. Wawancara Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien, keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Data yang dapat diambil antara lain identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat pertumbuhan, riwayat sosial, riwayat keluarga, riwayat kesehatan yang lalu (Dermawan, 2012). e. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra seperti penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi merupakan suatu tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang akan diambil guna memperoleh data penunjang yang dibutuhkan (Notoatmojo, 2001). Pada kasus ini peneliti memperoleh data obyektif yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada klien untuk mengetahui keadaan perkembangan dan perawatan yang telah dilakukan. 2. Data Sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
47
a. Dokumentasi Dokumentasi yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang, namun ada juga peneliti dapat menyelidiki benda-benda tertulis (Arikunto, 2010). Peneliti dalam pendokumentasian dapat juga melihat dan mempelajari catatan medik, catatan keperawatan dan hasil-hasil pemeriksaan (penunang/laboratorium). b. Studi kepustakaan Studi kepustakaanyaitu mengumpulkan bahan-bahan dan buku keperawatan maupun sumber lain yang berkaitan dengan hiperemesis gravidarum. Pada pada laporan kasus ini penulis mendokumentasikan setiap tahap asuhan keperawatan yang telah dilakukan untuk kesinambungan hasil asuhan keperawatan klien dengan gangguan nutrisi pada hiperemesis gravidarum.
BAB IV RESUME KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Resume Studi Kasus Bab ini berisi tentang asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. S dengan Hiperemesis Gravidarum di ruang An-Nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Asuhan keperawatan tersebut terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
intervensi
keperawatan,
implementasi
dan
evaluasi
keperawatan. Data yang penulis dapatkan pada kasus ini berasal dari pasien, keluarga pasien, catatan keperawatan dan tim keperawatan. 1.
Pengkajian a. Identitas pasien Pasien masuk pada hari Jumat tanggal 26 Juni 2014, pengkajian dilakukan pada hari Sabtu tanggal 27 Juni 2014, No. rekam medik 0275755 di bangsal An-Nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien, keluarga pasien dan catatan medis pasien. Nama pasien: Ny. S, umur: 23 tahun, jenis kelamin: Perempuan, agama: Islam, pekerjaan: Swasta, suku bangsa: Jawa/ Indonesia, alamat: Perum
Griyaku
Sukoharjo,
pendidikan:
D3,
diagnosa
medis:
hiperemesis gravidarum G1P0A0. Untuk penanggung jawab pasien: Tn. H, umur: 25 tahun, jenis kelamin: Laki-laki, agama: Islam, pekerjaan:
48
49
Swasta, suku bangsa: Jawa/ Indonesia, alamat: Perum Griyaku Sukoharjo, hubungan dengan pasien adalah suami. b. Riwayat kesehatan Keluhan utama: Pasien mengeluh mual dan muntah saat akan makan. Riwayat kesehatan dahulu: Pasien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Riwayat kesehatan keluarga: Pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular maupun penyakit keturunan. Riwayat ginekologi: Pasien mengatakan haid teratur menarche pada usia 12 tahun, jumlahnya banyak, lamanya 7 hari, siklus teratur 30 hari, HPHT 29 April 2014, HPL 6 januari 2015. Riwayat kehamilan sekarang: Ini merupakan kehamilan yang pertama bagi pasien dengan G1P0A0, usia kehamilan 9 minggu, pasien sering mengeluh mual dan muntah. Pasien memeriksakan kehamilannya ke bidan dekat rumah. Pasien belum mendapatkan imunisasi TT1 dan TT2. Riwayat KB: Pasien mengatakan belum pernah menggunakan KB sebelumnya. Pasien berencana setelah kelahiran anak pertamanya ini akan KB tetapi belum tau KB apa yang akan digunakan. Riwayat psikologis ibu: pasien mengatakan senang dengan kehamilannya saat ini. c. Pemeriksaan fisik Pengkajian pemeriksaan fisik terdiri dari pemeriksaan umum dengan hasil keadaan umum lemah, kelainan bentuk badan tidak ada, kesadaran composmentis, keadaan vital sign tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86 kali/menit, suhu 36,50C, respirasi rate 20 kali/menit.
50
Pemeriksaan kebidanan didapatkan hasil bentuk kepala mesochepal, rambut hitam bersih, muka tampak pucat, tidak edema. Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan baik. Hidung bersih tidak ada sekret, fungsi penciuman baik. Mulut mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, gigi bersih tidak ada caries. Leher tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Telinga simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik. Payudara simetris kanan dan kiri, puting susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan. Paru-paru I (inspeksi) pengembangan dada kanan dan kiri sama, P (palpasi) fremitus raba kanan dan kiri sama, P (perkusi) sonor, A (auskultasi) vesikuler. Jantung tidak ada keluhan, I (inspeksi) ictus cordis tidak tampak, P (palpasi) ictus cordis tidak kuat angkat, P (perkusi) pekak, A (auskultasi) bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2 sama. Abdomen I (inspeksi) bersih tidak ada lesi, P (palpasi) TFU (Tinggi Fundus Uteri) 3 jari di atas symfisis pubis, P (perkusi) tympani, A (auskultasi) peristlatik usus 14 x/menit. Genetalia bersih, tidak terpasang DC. Ekstremitas kanan atas dan kiri bentuk simetris, jari tangan lengkap, tidak ada edema, ataupun nyeri tekan, tangan kiri terpasang infus Ringer Laktat 20 tetes/menit. Kanan dan kiri bawah tungkai simetis, jari lengkap, tidak edema ataupun nyeri tekan.
51
d. Pola fungsional Pola persepsi kesehatan, pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang. Pasien memeriksakan kandungannya rutin setiap bulan ke bidan dekat rumahnya. Pola akitvitas dan latihan sebelum hamil pasien melakukan aktivitas secara mandiri pasien bekerja di suatu perusahaan. Selama sakit pasien merasa lemas aktivitas pasien sebagian di bantu oleh keluarga dan perawat misalnya makan, minum, mandi, berpakaian. Pola nutrisi sebelum hamil pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan lauk, sayur dan ibu dapat menghabiskan 1 porsi makan, minum ± 8 gelas sehari 1200 cc/hari. Selama hamil pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan 3 kali sehari sesuai porsi yang disediakan rumah sakit. Makan sedikit ± 3 sendok bubur hangat karena setelah makan biasanya langsung muntah, minum ± 3-4 gelas. Pengkajian nutrisi yang telah di dapatkan yaitu pengukuran antropometri berat badan 48 kg tinggi badan 155 cm, Lingkar lengan atas 25 cm. Biochemical data hemoglobin 10,6 g/dl (normalnya 12,0 – 15,0 g/dl), hematokrit dengan hasil 34% batas nilai normal (36 - 47 %). Clinical sign mukosa bibir kering, konjungtiva anemis, keadaan umum lemah, rambut hitam panjang, turgor kulit sedang. Diet histori makan makan hanya habis ± 3 sendok bubur hangat dari porsi diit yang diberikan RS karena setelah makan biasanya langsung muntah. Pasien tidak mempunyai alergi makanan ataupun pantangan terhadap jenis makanan akan tetapi pasien mengatakan merasa mual saat mencium bau makanan dan ingin mutah saat makan.
52
Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm)-100]-[10%(tinggi badan100) = [ 155 cm - 100]-[10%( 155 cm - 100) = 55 - 5,5 = 49,5 kg Indeks masa tubuh
=Berat badan (kg) Tingii badan²(m) = 48 kg 1,55 m = 30,96
Pola eliminasi sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1 x/hari kengan konsistensi lembek, warna kuning, tidak ada keluhan, BAK 4-5 x/hari atau 400cc. selama sakit pasien belum BAB sejak masuk dari IGD, BAK 2-3 x/hari atau 300cc dengan menggunakan pispot. Pola istirahat tidur sebelum sakit pasien mengatakan tidur ± 6-8 jam perhari tanpa tidur siang karena bekerja. Selama sakit pasien mengatakan lebih banyak tidur karena badannya lemas ± 8-9 jam perhari kadang terbangun. Pola persepsi kognitif pasien mengatakan kesehatan adalah hal yang harus di utamakan. Menurut pasien jika sakit harus diobati sampai sembuh. Pola hubungan peran pasien mengatakan hubungan dengan suami dan keluarganya baik. Pola seksual pasien menyadari seorang wanita istri dari suaminya dan calon ibu bagi bayi yang dikandungnya.
53
Pola koping stress pasien mengatakan jika ada masalah akan mendiskusikan dengan suami dan keluarganya. Pola kepercayaan pasien mengatakan beragama islam dan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama islam. e. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang didapatkan pemeriksaan laboratorium tanggal
26 Juni 2014 yaitu: hemoglobin dengan hasil 10,6 g/dl batas
nilai normal 12,0-15,9 g/dl, eritrosit dengan hasil 3,97 g/dl batas nilai normal 4,0-5,1 g/dl, leukosit dengan hasil 8.500 /uL batas nilai normal 4.000-12.000 /uL, trombosit dengan hasil 272.000 /uL batas nilai normal 150.000-400.000 /uL, hematokrit dengan hasil 34% batas nilai normal 36-47%, gula darah sewaktu (GDS) dengan hasil 137,2 mg/dl, natrium dengan hasil 137,2 mmol/l batas nilai normal 135-155 mmol/l, kalium dengan hasil 3,32 mmol/l batas nilai normal 3,5-5,5 mmol/l, klorida dengan hasil 9,8 mmol/l batas nilai normal 9,5-10,5 mmol/l. Terapi yang diberikan infus RL 20 tetes per menit, piralen 2 ml/24 jam, N 5000 250 mg/24 jam. 2.
Analisa data Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 27 Juni 2014, diperoleh analisa data yang pertama, yaitu data subyektif pasien mengatakan mual muntah, tidak nafsu makan, badannya terasa lemah. Data obyektif berat badan 48 kg, tinggi badan 155 cm, lingkar lengan atas (LILA) 25cm, hb: 10,6 g/dl, mukosa bibir kering konjungtiva anemis, turgor kulit sedang, mual muntah setelah makan, porsi makan tidak habis.
54
Dari hasil analisa data di atas dapat diambil etiologi faktor psikologis (mual muntah) dengan problem ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Hasil analisa data yang kedua, yaitu data subyektif pasien mengatakan mual muntah saat makan atau minum, minum hanya habis ± 3 gelas sehari. Data obyektif tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86 kali/menit, suhu 36,50C, respirasi rate 20 kali/menit, terpasang infus ringer laktat (RL) di tangan kiri 20 tpm, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit kering. Dari hasil analisa data di atas dapat diambil problem kekurangan volume cairan dengan etiologi kehilangan cairan aktif (mual muntah). 3.
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan hasil analisa data tersebut dapat diambil beberapa diagnosa
keperawatan
sebagai
berikut:
diagnosa
pertama
yaitu
ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor hormonal (hormon Hcg). Diagnosa kedua yaitu kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (mual muntah). 4.
Intervensi Keperawatan Diagnosa yang muncul pada saat pengkajian pada hari Sabtu tanggal 27 Juni 2014, untuk menindaklanjuti asuhan keperawatan pada Ny. S akan disusun suatu rencana tindakan atau intervensi keperawatan. Intervensi diagnosa pertama ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor psikologis (mual muntah).
55
Tujuan: terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu, peningkatan status nutrisi. Kriteria hasil: setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam pasien dapat mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan berat badan progresif ke arah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas dari tanda malnutrisi. Intervensi dan Rasionalisasi: Kaji status nutrisi secara kontinu, selama perawatan setiap hari, perhatikan tingkat energi; kondisi
kulit,
kuku,
makan/anoreksia,
rambut,
rasionalisasi:
rongga
mulut,
Memberikan
keinginan
untuk
kesempatan
untuk
mengobservasi penyimpanan dari normal/dasar pasien dan mempengaruhi pilihan intervensi. Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan berat badan saat penerimaan, rasionalisasi: Membuat data dasar, membantu
dalam
memantau
keefektifan
aturan
terapeutik,
dan
menyadarkan perawat terhadap ketidaktepatan kecenderungan dalam penurunan/penambahan berat badan. Berikan makanan sedikit dan sering; masukan kesukaan/ketidaksukaan pasien dalam perencanaan makan sebanyak mungkin, dan masukan “makanan rumah” dengan tepat, rasionalisasi: Meningkatkan hasrat pada makanan dan jumlah masukan. Kolaborasi pada tim nutrisi/ahli diet, rasionalisasi: Membantu dalam identifikasi defisit nutrien dan kebutuhan terhadap intervensi nutrisi parental/enternal. Jaga kebersihan mulut, rasionalisasi: mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan. Berikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi pada ibu hamil, rasionalisasi: meningkatkan pengetahuan agar pasien lebih kooperatif. Atur semifowler saat memberikan makanan, rasionalisasi: mengurangi regurgitasi.
56
Intervensi diagnosa kedua kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (mual muntah). Tujuan: Kebutuhan cairan terpenuhi .Kriteria evaluasi: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam mual muntah teratasi, turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab. Intervensi: Pantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi, rasionalisasi: mengetahui sejauh mana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. Catat intake dan output cairan, rasionalisasi: mengetahui keseimbangan cairan pada tubuh ibu.Istirahatkan ibu di tempat yang nyaman, rasionalisasi: istirahat akan menurunkan kebutuhan-kebutuhan energi kerja yang membuat metabolisme tidak meningkat. Anjurkan banyak minum,
rasionalisasi:
menambah
pemasukan
cairan
per
oral.
Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian cairan infus, rasionalisasi: mengetahui jumlah cairan yang hilang.. 5.
Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan realisasi atau pelaksanaan rencana tindakan yang telah disusun. Untuk merealisasikan intervensi pada Ny. S tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor hormonal (hormon Hcg). Pada hari Sabtu tanggal 27 Juni 2014 dilakukan implementasi keperawatan yaitu pada jam 08.00 WIB mengkaji status nutrisi pasien dengan respon subyektif pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah setelah makan datau minum, makan hanya habis ± 3 sendok
57
makan, respon secara obyektif berat badan 48 kg, tinggi badan 155 cm, lingkar lengan atas (LILA) 25cm, hb: 10,6 g/dl, mukosa bibir kering konjungtiva anemis, turgor kulit sedang, mual muntah setelah makan, porsi makan tidak habis. Jam 08.15 WIB berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diit sesuai kebutuhan respon secara subyektif pasien mengatakan akan makan makanan yang di berikan rumah sakit, respon secara obyektif pasien kooperatif. Jam 08.30 WIB memberikan makanan sedikit dan sering dengan respon secara subyektif pasien mengatakan bersedia, respon secara obyektif pasien kooperatif. Jam 08.45 WIB memposisikan pasien semi fowler saat makan respon secara subyektif pasien mengatakan bersedia diposisikan, respon secara obyektif pasien dalam posisi semi fowler. Jam 08.50 WIB memberikan makanan selagi hangat respon secara subyektif pasien mengatakan akan makan makanan yang masih panas, respon secara obyektif pasien makan habis ¼ porsi. Pada hari Minggu tanggal 28 Juni 2014 dilakukan implementasi keperawatan yaitu pada jam 08.00 WIB mengkaji status nutrisi pasien respon secara subyektif pasien mengatakan nafsu makan sudah lebih meningkat dari yang kemarin, respon secara obyektif keadaan umum baik, mukosa bibir sedang, turgor kulit baik. Jam 08.15 WIB melakukan oral hygiene respon pasien secara subyektif pasien mengatakan bersedia untuk melakukan oral hygiene, respon secara obyektif pasien mengosok gigi. Jam 08.30 WIB memberikan makanan sedikit tapi sering respon secara subyektif pasien mengatakan bersedia
58
makan sedikit-sedikit, respon secara obyektif pasien kooperatif. Jam 08.35 WIB memposisikan pasien semi fowler saat makan respon secara subyektif pasien mengatakan bersedia diposisikan semi fowler, respon secara obyektif pasien tampak dalam posisi semi fowler. Jam 08.40 WIB memberikan makanan selagi hangat respon secara subyektif pasien mengatakan akan makan saat makanan masih hangat sampai habis, respon secara obyektif pasien menghabiskan ½ porsi makan. Jam 09.15 WIB menimbang berat badan respon seacara subyektif pasien mengatakan bersedian di timbang berat badannya, respon secara obyektif berat padan pasien 48,2 kg. Jam 10.00 WIB memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu hamil respon secara subyektif pasien mengatakan bersedia diberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu hamil, respon secara obyektif pasien tampak mendengarkan penjelasan. b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (mual muntah). Pada hari Sabtu tanggal 27 Juni 2014 dilakukan implementasi keperawatan yaitu pada jam 09.00 WIB memantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi respon secara subyektif pasien mengatakan mual muntah saat makan atau minum, minum hanya habis ± 3 gelas sehari, respon secara obyektif tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86 kali/menit, suhu 36,50C, respirasi rate 20 kali/menit, terpasang infus ringer laktat (RL) di tangan kiri 20 tpm, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit kering. Jam 09.30 WIB mencatat intake dan
59
output cairan respon secara subyektif pasien mengatakan minum hanya ± 3 gelas sehari dan muntah biasanya setelah makan atau minum, respon secara obyektif pasien terpasang infus RL di tangan kiri 20 tpm. Jam 09.45 menganjurkan pasien banyak minum respon secara subyektif pasien mengatakan bersedia, respon secara obyektif pasien kooperatif. Jam 10.00 mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian cairan infus respon secara subyektif pasien mengatakan sudah terpasang infus sejak masuk dari IGD, respon secara obyektif pasien terpasang infus RL 30 tpm di tangan kiri. Jam 12.00 WIB mengistirahatkan pasien di tempat yang nyaman respon secara subyektif pasien mengatakan akan tidur siang, respon secara obyektif pasien tampak tidur dengan nyaman. Pada hari Minggu tanggal 28 Juni 2014 dilakukan implementasi keperawatan yaitu jam 09.00 WIB memantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi respon secara subyektif pasien mengatakan mual muntah mulai berkurang, minum habis ± 5 gelas sehari, respon secara obyektif tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 82 kali/menit, suhu 36,30C, respirasi rate 20 kali/menit, terpasang infus ringer laktat (RL) di tangan kiri 20 tpm, keadaan umum baik, mukosa bibir sedang, turgor kulit baik. Jam 09.30 WIB mencatat intake dan output cairan respon secara subyektif pasien mengatakan minum hanya ± 5 gelas sehari dan muntah sudah berkurang sejak kemarin, respon secara obyektif pasien terpasang infus RL di tangan kiri 20 tpm.
60
6.
Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang digunakan untuk menentukan seberapa baik rencana keperawatan bekerja dengan meninjau respon pasien pada Ny. S. 1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor hormonal (hormon Hcg). Pada tanggal 27 Juni 2014 jam 12.00 WIB evaluasi keperawatan data subyektif pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah setelah makan atau minum. Data obyektif berat badan 48 kg, tinggi badan 155 cm, lingkar lengan atas (LILA) 25cm, hb: 10,6 g/dl, mukosa bibir kering konjungtiva anemis, turgor kulit sedang, mual muntah setelah makan, porsi makan habis ¼ porsi. Masalah teratasi sebagian, sehingga intervensi dilanjutkan mengkaji status nutrisi, timbang berat badan, memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu hamil. Pada tanggal 28 Juni 2014 jam 12.00 WIB evaluasi keperawatan data subyektif pasien mengatakan nafsu makan sudah lebih meningkat dari yang kemarin. Data obyektif keadaan umum baik, mukosa bibir sedang, turgor kulit baik, pasien menghabiskan ½ porsi makan, berat badan pasien naik menjadi 48,2 kg. Masalah teratasi, intervensi dipertahankan: makan sedikit tapi sering, menimbang berat badan secara rutin. 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (mual muntah).
61
Pada tanggal 27 Juni 2014 jam 12.00 WIB evaluasi keperawatan data subyektif pasien mengatakan mual muntah saat makan atau minum, minum hanya habis ± 3 gelas sehari. Data obyektif tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86 kali/menit, suhu 36,50C, respirasi rate20 kali/menit, terpasang infus ringer laktat (RL) di tangan kiri 20 tpm, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit kering. Masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan:memantau tandatanda vital serta tanda-tanda dehidrasi, mencatat intake dan output, mempertahankan pemberian cairan infus. Pada tanggal 28 Juni 2014 jam 12.00 WIB evaluasi keperawatan data subyektif pasien mengatakan mual muntah mulai berkurang, minum habis ± 5 gelas sehari. Data obyektif tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 82 kali/menit, suhu 36,30C, respirasi rate 20 kali/menit, terpasang infus ringer laktat (RL) di tangan kiri 20 tpm, keadaan umum baik, mukosa bibir sedang, turgor kulit baik. Masalah teratasi, intervensi dipertahankan: menganjurkan pasien untuk banyak minum. B. Pembahasan Bab ini merupakan pembahasan dari kasus yang diambil dari Bab II mengenai asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang An-Nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta. 1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor hormonal (hormon Hcg) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Hermand, 2012). Batasan
62
karakteristik berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal, kurang makanan, kurang minat pada makanan, membran mukosa pucat.Diagnosa ini ditegakkan karena pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien makan ±3 sendok, hal ini sesuai dengan salah satu batasan karakteristik ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh. Diagnosa keperawatan ini diprioritaskan pada diagnosa pertama yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis yang menurut Maslow. Menurut hirarki Maslow, seseorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara umum lebih mencari pemenuhan fisiologis, di mana kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi (Perry & Potter, 2005). Proses metabolik tubuh mengontrol pencernaan dan menyimpan zat makanan adalah hal penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh hirarki Maslow (Perry & Potter, 2005). Menurut Carpenito (2007) bahwa terdapat 5 tipe diagnosa yaitu aktual, risiko, kemungkinan, kesejahteraan, dan sindrom. Tetapi yang ditemukan pada kasus diagnosa keperawatan ini penulis
memprioritaskan
kebutuhan
tubuh
kurang
ketidakseimbangan: sebagai
diagnosa
nutrisi
kurang
keperawatan
dari
pertama
dikarenakan pasien merasakan mual-mual saat makan atau minum. Tujuan yang ingin dicapai adalah kebutuhan nutrisi ibu teratasi setelah penulis melakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam dengan kriteria hasil secara subyektif mual muntah berkurang, nafsu makan meningkat, berat badan meningkat. Tujuan penulis menetapkan waktu 2x24 jam dengan pertimbangan bahwa nutrisi terpenuhi, sehingga rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan secara optimal.
63
Intervensi yang direncanakan adalah kaji kebutuhan nutrisi ibu dengan rasionalisasi menentukan langka atau tindakan. Berikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi dengan rasionalisasi dapat mengurangi rasa mual. Berikan motivasi agar ibu mau menghabiskan makanan dengan rasionalisasi agar termotivasi dalam menghabiskan makanan. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diet dengan rasionalisasi memenuhi kebutuhan nutrisi. Penulis menyimpulkan tidak terjadi kesenjangan antara intervensi yang ada pada teori dengan pada kasus karena penulis memasukkan semua intervensi yang ada pada teori ke dalam kasus. Implementasi keperawatan yang telah dilakukan adalah mengkaji kebutuhan nutrisi pasien, memberikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi, memberikan motivasi agar pasien mau menghabiskan makanan, mengkolaborasikan dengan tim gizi dalam pemberian diit. Evaluasi akhir pada tanggal 28 Juni 2014 untuk diagnosa pertama yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah. Penulis menetapkan tujuan yang ingin dicapai adalah nutrisi teratasi dengan kriteria hasil mual muntah berkurang, nafsu makan meningkat, berat badan meningkat. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan data subyektif ibu mengatakan nafsu makannya meningkat, tidak merasakan mual muntah lagi, berat badan bertambah secara signifikan dan data obyektif berat badan tampak bertambah secara signifikan, infus RL sudah di lepas dan tanda-tanda vital normal tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,3 0C, nadi 82 kali per menit, respirasi rate 20 kali per menit.
64
Berdasarkan perbandingan antara data evaluasi yang muncul pada pasien terhadap kriteria hasil dan tujuan yang ditetapkan, maka penulis merumuskan masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi, sehingga planning intervensi dihentikan.Rencana tindak lanjutnya adalah memberikan informasi tentang pentingnya nutrisi dan cairan guna mempercepat penyembuhan penyakit yang diderita pasien. 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (mual muntah). Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan intravaskular, intestinal, dan/atau intraselular. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium (Hermand, 2012). Batasan karakteristik penurunan turgor kulit, penurunan turgor lidah, membran mukosa kering, kulit kering, peningkatan suhu tubuh, haus dan kelemahan. Diagnosa ini ditegakkan karena data subyektif ibu mengatakan mual muntah, badannya terasa lemah, muntah tiap habis makan atau minum. Diagnosa ini kalau tidak segera ditangani akan menyebabkan dehidrasi yang berlebihan dan akan menimbulkan masalah baru yaitu risiko kerusakan integritas kulit. Menurut hierarki Maslow, seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara umum lebih dulu mencari pemenuhan kebutuhan fisiologis, di mana kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi (Perry & Potter, 2005). Penulis memprioritaskan diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan karena pada pasien memiliki gangguan yang lebih dominan pada tingkat cairan yang berat sehingga dapat mempengaruhi keseimbangan cairan pasien
65
yang dapat menyebabkan kehilangan volume cairan. Kekurangan volume cairan berkaitan dengan status cairan pasien, jika status cairan pasien terpenuhi maka akan mudah mengatasi masalah yang lain, namun jika status cairan tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan kehilangan volume cairan dan gangguan kebutuhan fisiologis pasien (Carpenito, 2007). Tujuan
yang
ingin
dicapai
adalah
volume
cairan
terpenuhi
setelahpenulis melakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam dengan kriteria hasil secara subyektif ibu sudah tidak mual muntah, ibu tampak segar, turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab. Tujuan penulis menetapkan waktu 2x24 jam dengan pertimbangan bahwa waktu tersebut cukup untuk mengatasi masalah kekurangan volume cairan. Intervensi yang penulis rencanakan adalah istirahatkan ibu di tempat yang nyaman dengan rasionalisasi agar metabolisme tidak meningkat. Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasi dengan rasionalisasi untuk mengetahui keadaan umum dan kekurangan cairan. Catat intake dan output cairan dengan rasionalisasi untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian cairan infus dengan rasionalisasi untuk mengetahui jumlah cairan yang hilang.Penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan antara intervensi dalam teori dengan intervensi pada kasus karena penulis memasukkan semua intervensi yang sudah ditetapkan. Implementasi
keperawatan
yang
telah
dilakukan
adalah
mengistirahatkan pasien di tempat yang nyaman, memantau tanda-tanda
66
vital dan tanda-tanda dehidrasi, mencatat intake dan output cairan, mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian cairan infus. Faktor yang mendukung implementasi ini adalah dengan dilakukannya tindakan keperawatan maka status cairan pasien akan terpenuhi/seimbang sehingga pasien tidak merasakan lemas dan dehidrasi serta didukung dengan adanya peralatan Rumah Sakit yang lengkap seperti tensi, stetoskop dan thermometer untuk mengukur TTV (Tanda-Tanda Vital) serta spuit, tuppers alkohol untuk memberikan injeksi antibiotik. Dalam masalah keperawatan kekurangan volume cairan dan elektrolit ini, penulis menemukan
hambatan
atau
kendala
dalam
melakukan
tindakan
keperawatan karena penulis hanya berdinas pada satu shift dalam waktu 8 jam/hari, sehingga untuk shift berikutnya penulis mendelegasikan pada tim perawat. Kekuatan dari implementasi ini adalah lingkungan Rumah Sakit yang bersih dan nyaman sehingga memberikan kenyamanan untuk pasien dan membantu pasien rileks, pasien yang kooperatif serta keluarga yang selalu mendukung penulis dalam melakukan perawatan pasien. Berdasarkan hasil evaluasi, penulis memperoleh data subyektif ibu mengatakan sudah tidak mual dan muntah lagi, juga sudah banyak minum air putih ± 5 gelas, badannya sudah tidak merasa lemah dan data obyektif mukosa bibir tampak lembab, turgor kulit elastis, tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,30C, nadi 82 kali per menit, respirasi rate 20 kali per menit. Berdasarkan perbandingan antara data evaluasi yang muncul pada pasien terhadap kriteria hasil dan tujuan yang ditetapkan, maka penulis
67
merumuskan masalah kekurangan volume cairan dan elektrolit teratasi, sehingga planning intervensi dihentikan.Rencana tindak lanjutnya adalah memberikan informasi tentang pentingnya cairan dan elektrolit guna mencegah masalah terulang kembali.
68
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan dari pengelolaan dan pembahasan asuhan keperawatan gangguan nutrisi pada Ny. S dengan hiperemesis gravidarumdi ruang An-Nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta. 1. Pengkajian pada Ny. S dengan hiperemesis gravidarum didapatkan data subyektif pasien mengatakan mual muntah setelah makan atau minum, tidak nafsu makan, minum hanya habis ± 3 gelas sehari, pasien mengatakan badannya terasa lemas, riwayat kehamilan: tidak ada gameli, pemeriksaan kehamilan rutin, tidak ada riwayat pembedahan sebelumnya, pasien mengatakan ini adalah kehamilan pertama yang direncanakan. Data obyektif berat badan 48 kg, tinggi badan 155 cm, lingkar lengan atas (LILA) 25cm, hb: 10,6 g/dl, mukosa bibir kering konjungtiva anemis, turgor kulit sedang, mual muntah setelah makan, porsi makan tidak habis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86 kali/menit, suhu 36,50C, respirasi rate 20 kali/menit, terpasang infus ringer laktat (RL) di tangan kiri 20 tpm, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit kering, pasien tampak lemah. 2. Dari hasil pengkajian tersebut dapat dirumuskan tiga diagnosa keperawatan yaitu: ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
68
69
tubuh berhubungan dengan faktor hormonal (hormon Hcg), kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (mual muntah). 3. Intervensi diagnosa pertama ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor hormonal (hormon Hcg). Kaji status nutrisi secara kontinu. Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan berat badan saat penerimaan.Berikan makanan sedikit dan sering. Kolaborasi pada tim nutrisi/ahli diet. Jaga kebersihan mulut. Berikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi pada ibu hamil.Atur semifowler saat memberikan makanan. 4. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien sesuai dengan perencanaan tindakan asuhan keperawatan yang bertujuan sesuai dengan kriteria hasil. 5. Evaluasi pada diagnosa pertama ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor hormonalp (hormon Hcg) mendapat hasil masalah teratasi. Diagnosa kedua kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (mual muntah) mendapat hasil masalah teratasi. B. SARAN Setelah penulis menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah ini, disini penulis memberikan masukan atau saran yang positif yang sifatnya membangun di bidang keperawatan khususnya dan di bidang kesehatan paua umumnya baik yang terjadi di Rumah Sakit, yang terjadi pada perawat maupun yang terjadi
70
pada pasien. Adapun saran atau masukan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Dalam hal ini khususnya RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan asuhan keperawatan di Ruang An-Nisa, diharapkan lebih cermat dan teliti dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien, mempertahankan hubungan kerjasama yang baik antara tim kesehatan dan klien sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit khususnya pada pasien hiperemesis gravidarum. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Terutama para perawat di RS PKU Muhammadiyah, diharapkan selalu bekerja sama dengan tim kesehatan lain ataupun rekan sejawat yakni perawat, dokter, fisioterapi dan ahli gizi sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien lebih maksimal untuk mencapai mutu pelayanan kesehatan optimal khususnya pada pasien hiperemesis gravidarum. 3.
Bagi Pasien dan Keluarga Pasien dan keluarga diharapkan untuk dapat melakukan tindakan yang sudah disarankan dan dianjurkan oleh perawat guna mencegah terjadinya masalah-masalah baru atau komplikasi lebih lanjut, dan menganjurkan keluarga untuk memberikan pasien nutrisi seimbang (empat sehat lima sempurna) untuk mempercepat pemulihan kondisi kesehatan pasien seperti sebelum sakit.
71
Pasien dengan hiperemesis gravidarum diharapkan dapat mengenali, mengetahui dan memonitor tanda dan gejala dari hiperemesis gravidarumyang ada pada dirinya karena berat ringannya penyakit dapat ditentukan sejauhmana keluhan pasien sehingga dapat menentukan prognosa kesembuhan pasien, dan memberikan informasi kepada keluarga tentang prosedur tindakan untuk mengantisipasi apabila terjadi ansietas pada kehamilan berikutnya. 4.
Bagi Institusi Pendidikan Dalam hal ini khususnya STIKES PKU MuhammadiyahSurakarta lebih dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan professional, dengan memunculkan inovasi-inovasi baru dalam pendidikan yang
lebih kreatif dan menonjol, sehingga dapat
tercipta perawat profesional yang terampil, handal, dan bermutu, yang mampu
memberikan
asuhan
keperawatan
secara
optimal
komprehensif khususnya pada pasien hiperemesis gravidarum.
dan
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Salemba Medika, Jakarta. Bobak, ML, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, EGC, Bandung. Doenges, M.F., 2000, Rencana keperawatan Maternal Bayi Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Klien (terjemahan), EGC, Jakarta. Hanifa, Wiknjosastro, 2007, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, EGC, Jakarta. Hermand, 2012, Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014, Jakarta: EGC. Mitayani, 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas, Salemba Medika, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Proverawati, Atikah, 2009, Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan, Maha Medika, Yogyakarta. Runiari, Nengah, 2010, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum, Salemba Medika, Jakarta. Saryono, 2011, Kebutuhan Dasar Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta. Setiadi, 2007, Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta. Tarwoto, Wartonah, 2011, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Varney, Helen, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1, EGC, Jakarta. Wilkinson, M. J., 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC.
LAMPIRAN
Lampiran 1 JADWAL STUDI KASUS KAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN NUTRISI PADA Ny. S DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG AN-NISA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Oleh: Galih Utammi No
Kegiatan
1 2
Pengajuan Judul Pembuatan dan revisi proposal Ujian proposal Revisi proposal studi kasus dan pengurusan perijinan Pengambilan data studi kasus Penyusunan laporan hasil studi kasus Ujian laporan hasil studi kasus Revisi hasil studi kasus dan pengumpulan KTI
3 4
5 6
7 8
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN STUDI KASUS
Kepada Yth. Bp/Ibu
Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama
: Galih Utammi
NIM
: 2011.1410
Akan mengadakan studi kasus dengan judul “Kajian Asuhan Keperawatan Dengan gangguan Nutrisi Pada Ny. S Dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang An-Nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta”. Studi kasus ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bp/Ibu sebagai responden. Oleh karena itu, penulis meminta ijin kepada Bp/Ibu agar bersedia menjadi responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan kami jaga dan hanya digunakan untuk kepentingan studi kasus. Apabila
Bp/Ibu
menyetujui,
saya
mohon
kesediaannya
untuk
menandatangani lembar persetujuan yang kami sertakan, dan menjawab semua pertanyaan yang telah disediakan. Demikian, atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Surakarta, Hormat saya,
Galih Utammi
Lampiran 3 PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Studi Kasus Tentang :
Kajian Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Nutrisi Pada Ny. S Dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang An-Nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden studi kasus yang dilakukan oleh Galih Utammi Mahasiswa DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta Responden
(………………………)
Lampiran 4 FORMAT PENGKAJIAN SAAT KLIEN MASUK
Tanggal Masuk
:
No. RM
:
Tanggal Pengkajian
:
Bangsal
:
A. PENGKAJIAN 1. Identitas a. Identitas Pasien Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Agama
:
Pendidikan
:
Suku/Bangsa
:
Pekerjaaan
:
Alamat
:
Dx. Medis
:
b. Identitas Penanggung Jawab Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Hubungan dengan Klien :
2. Keluhan Utama
:
3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Penyakit Sekarang
:
b. Riwayat Penyakit Dahulu
:
c. Riwayat Penyakit Keluarga
:
d. Riwayat Ginekologi
:
4. Riwayat Obstetri 5. Riwayat Kehamilan Sekarang 6. Riwayat KB dan Rencana Keluarga Berencana 7. Riwayat Psikologis Ibu 8. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon) a. Makan 1. Pola Nutrisi / Metabolik a) Jenis
:
b) Porsi
:
c) Frekuensi
:
d) Diet Khusus
:
e) Makanan yang disukai
:
f) Pantangan
:
g) Nafsu makan
:
h) Kesulitan Menelan
:
i) Gigi palsu
:
2. Minum
a) Frekuensi
:
b) Jumlah
:
c) Jenis
:
b. Persepsi c. Pola Istirahat tidur 1. Waktu tidur 2. Jumlah jam 3. Insomnia d. Pola aktivitas dan latihan 1. Alat bantu
:
2. Kebersihan diri
:
3. Aktivitas sehari-hari
:
4. Rekreasi
:
5. Kemampuan perawatan diri
:
e. Pola eliminasi BAK dan BAB 1. Frekuensi
:
2. Konsistensi
:
3. Warna
:
4. Masalah yang dirasakan : f. Pola nilai dan kepercayaan 1. Pelaksanaan ibadah
:
2. Larangan agama
:
g. Pola seksual dan reproduksi
:
h. Pola kognitif perseptual 1. Bicara
:
2. Bahasa : 3. Tingkat ansietas : 4. Perubahan sensori
:
i. Pola koping Koping adaptasi yang sering dipakai j. Pola peran dan hubungan : k. Pola persepsi diri : 9. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum
:
b. Tingkat kesadaran
:
c. Tanda-tanda vital
:
1) Tekanan Darah
:
2) Suhu
:
3) Nadi
:
4) Respirasi
:
d. Tinggi badan
:
e. Berat badan
:
f. Respiratori
:
g. Kardiovaskuler
:
:
h. Persyarafan
:
i. Gastrointestinal
:
j. Muskuloskeletal
:
k. Penginderaan
:
10.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan
11.
Hasil
Satuan
Angka Normal
Program Terapi
B. ANALISA DATA NO
DATA FOKUS
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. 2.
PROBLEM
ETIOLOGI
D. INTERVENSI KEPERAWATAN HARI/ TANGGAL/ JAM
NO DX.KEP
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN HARI/ TANGGAL/ JAM
NO DX.KEP
IMPLEMENTASI
RESPON
PARAF
F. EVALUASI KEPERAWATAN HARI/ TANGGAL/ JAM
NO DX.KEP
EVALUASI S: O: A: P:
PARAF
Lampiran 5 PEMERIKSAAN HEAD-TO-TOE (KEPALA KE KAKI ) a. Kesadaran
b. Kepala
c. Rambut
:
:
:
CM
Apatis
Somnolen
Sopor coma
Asimetris
Mesosefal
Simetris
Hematoma
Kering rontok
Berminyak
Bersih d. Muka
:
Simetris
Tak simetris
e. Mata
:
Anemis
Ananemis
Isokor
Midriasis
Konjungtivitis f. Telinga
g. Hidung
h. Mulut
i. Gigi
j. Lidah
k. Leher
:
:
:
:
:
:
Keluar cairan
Normal
Berdengung
Tuli
Normal
Epitaksis
Asimetris
Simetris
Simetris
Kelainan kongenital
Asimetris
Sianosis
Karies
Tak karies
Gigi palsu
Tambal
Simetris
Mukosa basah
Asimetris
Mukosa kering
Normal
Pembesaran Tyroid
l. Tenggorokan
:
Normal
Sakit untuk menelan
m. Dada
:
Normal
Nyeri
Retraksi
Aritmia
Distensi
Asites
Tympani
Nyeri
Sianosis
Akral
Normal
Dekubitus
Fistula
RL positif
Normal
Parese di...
Tremor
Kelaianan kongenital
Plegi di...
Kejang
n. Abdomen
o. Integumen
p. Ekstremitas
:
:
:
Lampiran 6 SATUAN ACARA PENGAJARAN NUTRISI IBU HAMIL
Disusun oleh: GALIH UTAMMI 2011.1410
PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
I.
Pokok Bahasan
: Nutrisi
Sub Pokok Bahasan
: Nutrisi ibu hamil
Hari /Tanggal
: Minggu, 28 Juni 2014
Waktu
: 30 menit
Sasaran
: Ny. S
Tempat
: Bangsal An-Nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes), Ibu-ibu hamil dapat mengetahui nutrisi yang baik bagi diri ibu dan janin selama masa kehamilan.
II. Tujuan Instruksional Khusus Selama diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) selama 1x30 menit, Ibu-ibu dapat mengetahui : a. Seberapa pentingnya gizi pada Ibu hamil. b. Suplemen multivitamin dan mineral Ibu hamil c. Sumber-sumber kebutuhan energi ibu hamil. d. Sumber-sumber kebutuhan protein. e. Sumber-sumber kebutuhan lemak f. Suber-sumber kebutuhan vitamin. g. Sumber-sumber kebutuhan garam mineral. h. Pemberian makanan sehari yang baik untuk ibu hamil. i. Bahan makanan yang baik dan tidak baikdiberikan untuk ibu hamil.
j. Jumlah kalori, rotein, lemak, dan hidrat arang yang dibutuhkan ibu hamil. III. Kegiatan Pengajaran N0
TAHAP
KEGIATAN
1
Pembukaan
Mengucapkan salam
5 menit
Memperkenalkan diri
MEDIA
Apersepsi dengan menanyakan makanan apa saja yang dikonsumsi selama hamil. 2
Pelaksanaan 20 menit
Menjelaskan materi : 1. Pengertian gizi pada ibu hamil. 2. kebutuhan gizi ibu hamil meliputi kebutuhan energi, protein, lemak, vitamin dan kebutuhan mineral. 3. suplemen multivitamin dan minertal yang dibutuhkan ibu hamil. 4. jumlah kalori, protein, lemak, dan hidrat arang yang dibutuhkan. 5. pemberian makanan sehari-hari (pagi, siang ,
10 menit
dan malam). 6. bahan makana yang baik dan tidak baik diberikan kepada ibu hamil. Menanyakan tentang materi-materi yang belum jelas.
Leaflet
3
Penutup
Menyimpulkan materi
5 menit
Mengakhiri kegiatan Menutup dengan salam
IV. Media 1. Leaflet Nutrisi ibu hamil. V. Materi Terlampir. VI. Metode Pelaksanaan Ceramah dan Tanya jawab. VII. Tempat Bangsal An-Nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta VIII. Evaluasi 1. Pasien dapat menyebutkan sumber-sumber makanan yang mengandung hidrat arang, protein, lemak, vitamin, dan garam mineral. 2. Pasien dapat menyebutkan bahan makanan yang baik dan yang tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil.
Lampiran materi NUTRISI IBU HAMIL
A. Pengertian Nutrusi ibu hamil adalah makanan bergizi seimbang yang diperlukan oleh ibu hamil untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan pertumbuhan normal bayi dalam kandungan sehingga bayi sehat. B. Pentingnya gizi pada ibu hamil 1. Untuk memenuhi zat-zat gizi janin dalam kandungan dan kebutuhan gizi sang ibu sendiri 2. Meningkatkan berat badan janin dalam kandungan 3. Mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu. 4. Menghinadari terjadinya komplikasi anemi dan praklamsi 5.
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak menjadi sempurna
C. Gizi dan Pengaruh Perubahan Fisiologi Kehamilan Beberapa minggu awal kehamilan ibu hamil merasa mual, muntah dan nafsu makan menurun. Pada pertengahan kehamilan, nafsu makan ibu hamil naik hingga maksimal. Dan menjelang persalinan, nafsu makan kembali menurun. Mengidam adalah suatu pertanda bahwa didalam tubuh ibu terjadi perubahan yang besar, dimana dengan adanya perubahan enzim dan hormon, tobuh ibu lebih efisien mengabsorbsi dan menggunakan zat-zat gizi yang diperoleh ibu dari makanan sehari-hari. (Salman Skp dkk.1993)
Berdasarkan penelitian pada hewan, perubahan metabolic selama kehamilan, terutama pada protein dan lemak dibagi menjadi dua bagian yaitu fase anabolic dan katabolic. Fase anabolic terjadi pada trimester I dan II. Pada masa ini janin relative masih kecil sehingga kebutuhan gizinya juga relatif kecil. Fase katabolic terjadi pada trimester III, dimana kebutuhan janin terhadap gizi besar.Selama hamil hormon estrogen dan progesterone menyebabkan otot-otot polos termasuk trakmus intestinal, mengurangi gerakan diusus sehingga zat gizi lebih lama diabsorsi. Selain
mempengaruhi
alat
pencernaan,
progesteron
juga
mempengaruhi metabolisme karbohidrat yaitu berupa penimbunan lemak dan meningkatkan ekskresi sodium ginjal. Hormon estrogen menyebabkan retensi cairan secara fisiologis. Peningkatan hormon HCG menyebabkan mual pada pagi hari atau morning sickness. Peningkatan siklus steroit menyebabkan peningkatan lemak, termasuk serum trigliserida,kolestrol lemak dan vitamin A. Pada kehamilan 34 minggu, terjadi pengeceran darah (hemodelusi) akibat penaikan plasma (50%) lebih besar dari pada peningkatan eritrosit (20%).Keadaan ini berakibat pada penurunan kadar hemoglobin ibu hamil menjadi 10-11 gram%. Hal ini disebut anemia fisiologis sehingga harus dipantau supaya tidak menjadi anemia patologis.
D. Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil
Kebutuhan zat-zat gizi ditentukan oleh kenaikan berat janin dan kecepatan janin mensintesa jaringan-jaringan baru. Dengan demikian kebutuhan zat-zat gizi akan maksimum pada mingggu-minggu mendekati kelahiran. Zat-zat gizi ini diperoleh janin dari simpanan ibu pada waktu anabolic dan pada waktu makanan sehari-hari pada saat hamil, maka memerlukan asupan nutrisi yang adekuat, nutrisi yang diperlukan antara lain : 1. Kebutuhan Energi Kebutuhan pada waktu hamil adalah 300-500 K kalori lebih banyak dari pada ibu tidak hamil. Begitu juga kebutuhan energi pada masa kehamilan itu juga berbeda, meliputi : Trimester I ( 1-3 bulan ), kebutuhan energi sangat sedikit, tapi
meningkat menjelang akhir semester. Pada trisemester pertama ini tubuh akan perlu asam folat lebih banyak yaitu sekitar 600 mcg perhari (kenutuhan rata-rata ibu tidak hamil sekitar 400 mcg) guna menangkal infeksi dan pembelahan sel serta pembentukan janin awal. Pada fase ini sering terjadi morning sicknees, untuk mengurangi efeknya dengan langkah sebagai berikut :Banyak istirahat, dipagi hari lakukan bangun tidur secara perlahan, meskipun mual, tetaplah makan dengan porsi kecil tetapi sering, hindarkan makanan yang berbumbu tajam dan berminyak, banyak mengkonsumsi cairan, banyak minum diantara makan, banyak mengakonsumsi buah-buahan, makanlah walaupun sedikit sebelum tidur, hindari tempat-tempat yang berbau tajam.
Trimester II (4-6 bulan) ini membutuhkan energi yang cukup besar
guna pertumbuhan janin yang hingga sebesar 10 gram perhari dan penambahan darah, pertumbuhan uterus, pertumbuhan jaringan mamae dan peningkatan lemak. Trimester III (7-9 bulan) membutuhkan energi yang cikup besar untuk
pertumbuhan janin dan plasenta yang sebaiknya menggunakan hidrat arang yang diperoleh dari : -
Golongan padi-padian
: beras, jagung, dan gandum
-
Golongan umbi-umbian : kentang dan ketela
-
Lain-lain
: sagu
2. Protein Fungsi utama protein yaitu untuk pertumbuhan, sumber protein dapat diperoleh dari: -
Protein hewani
:daging, ikan, unggas,telur, kerang, dll.
-
Protein nabati
:kacang-kacangan seperti kedelai,kacang tanah,
kacang tolo, dll. Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino untuk perkembangan janin, penambahan volume darah, pertumbuhan mamae dan jaringan uterus. Kebutuhan protein pada ibu hamil 30 mgram lebih banyak dari pada yang tidak hamil. Perlu diingat bahwa konsumsi protein yang adekuat tanpa pemenuhan kebutuhan kalori yang adekuat menyebabkan protein dalam tubuh akan lebih banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga.
3. Lemak Lemak selain sebagai sumber kalori juga untuk memperoleh vitaminvitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A,D E, K. 4. Vitamin Kebutuhan vitamin pada umumnya meningkat pada saat hamil. Vitamin diperlukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan protein. Salah satu vitamin yang diperlukan saat hamil dalah folit acid (folasin). Vitamin A Vitamin A adalah penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi serta meningkatkan daya tahan terhadap infeksi juga diperlukan untuk pemeliharaan jaringan mata. Sumber vitamin A : Hewani
: minyak ikan , kuning telur
Nabati
: wortel, sayuran hijau, buah-buahan sepertipapaya dan
tomat. Vitamin B Komplek Vitamin B Komplek mengandung -
Vitamin B1 (aneurin) Penting untuk pembakaran hidrat arang guna menghasilkan tenaga urat saraf. Sumber makanannya dari telur, ginjal, otak ikan, beras tumbuk, kacang-kacangan, beras merah, daun singkong, dan daun kacang panjang.
-
Vitamin B 2 ( ribloflavin)
Penting intuk pernafasan antar sel, pemeliharaan jaringan saraf, jaringan pelepas,kulit dan kornea mata. Kekurangan vitamin B2 menyebabkan kornea akan tampak pembuluh-pembuluh halus, luka pada bibir dan sudut mulut (seilosis). Sumber vitamin B2 buah-buahan dan sayur-sayuran. -
Asam nikotin (niasin) Penting untuk proses pembakaran untuk mendapatkan tenaga. Kekurangan
niasin
yang
hebat
akan
menyebabkan
penyakit
pellagra.sumber niasin sayur-sayuran, daging dan kacang-kacangan. -
Vitamin B6 (peridoksin)
-
Vitamin B12 (syianocobalamine) Penting untuk pematangan eritrosit,kekurangan vitamin ini jarang terjadi karena terdapat pada sel hewan. Kekurangan vitamin B12 biasanya dihubungkan dengan pencernaan dan penyerapan yang kurang baik. Makanan yang berasal dari hewani,khususnya hati adalah sumber vitamin yang paling baik.
-
Asam folik Adalah vitamin yang berfungsi sebagai coenzyme dalam sintesa DNA. Folic acid memelihara pertumbuhan janin dan mencegah terjadinya anemia. Kebutuhan folic acid selama hamil 400-800 gram\hari. Sumbernya dari sayur yang warna hijau tua,telur, jeruk, pisang, kacang dan roti. Folic acid tidak tahan terhadap panas tinggi. Kekurangan asam folic selalu merupakan masalah penting dalam
kehamilan, karena kebutuhan fisiologis yang makin meningkat pada masa itu. 5. Garam mineral Yang dibutuhkan ibu hamil antara lain kalsium atau garam dapur, zat besi dan zat posfor. Bersama garam posfor diperlukan dalam pembentukan tulang. Pada janin dalam pembentukan tulang, kalsium dan posfor diambil dari ibu.
Tabel Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Per Hari Sumber Nutrisi
Jumlah yang dibutuhkan
1. Karbohidrat
2.500 kkal
2. Protein
76 gr
3. Vitamin Vitamin A
5.000 (UI)
Thiamin
1,4 mg
Ribo flafin
1,5 mg
Niasin
15 mg
Vitamin B6
2,6 mg
Vitamin 12
4 mg
Asam folic
800 mg
4. Mineral Calsium
1200 mg
Phosparus
1200 mg
Magnesium
450 mg
Zat besi
18 mg
Zn
20 mg
Iodium
175 mg
Contoh Menu Wanita Hamil Per Hari Jenis
WanitaDewasa
Ibu Hamil
makanan
(2000kall)
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Nasi
3 piring
3 piring
4 piring
3 piring
Ikan
1,5 potong
2 potong
2 potong
3 potong
Tempe
3 potong
3 potong
4 potong
5 potong
Sayuran
1,5 mangkok
2 mangkok
3 mangkok
3 mangkok
Buah
2 potong
2 potong
2 potong
2 potong
Gula
5 sdm
5 sdm
5 sdm
5 sdm
Susu
---
1 gelas
1 gelas
1 gelas
Air
4 gelas
6 gelas
6 gelas
6 gelas
Gunakan minyak atau santan pada waktu memasak
6. Suplemen, Multivitamin dan Mineral Secara teknis ibu hamil tidak perlu suplemen atau multivitamin maupun mineral. Namun ibu hamil yang pola makannya tidak memenuhi
kebutuhan misalnya ibu hamil yang sedang sakit. Ibu hamil hamil yang umurnya kurang dari 20 tahun, kurang gizi, perlu diberikan suplemen atau multivitamin dan mineral. Suplemen yang perlu diberiakan adalah B6,C,D,E, Folic acid dan panthothemic acid.