KAJIAN ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENYELAMATAN BANK BERMASALAH DENGAN PERCOBAAN EKONOMI
OLEH FIRZA FARDILAH H14062954
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN
FIRZA FARDILAH. Kajian Alternatif Kebijakan Pemerintah Terhada p Penyelamatan Bank Bermasalah d engan Percobaan Ekonomi (dibimbing oleh BAMBANG JUANDA).
Perdebatan tentang bantuan yang diberikan pemerintah kepada Bank Century masih menimbulkan pertanyaan besar. Banyak kalangan menilai bahwa Bank Century bukanlah bank besar yang perpotensi menimbulkan dampak sistemik, sehingga tidak perlu untuk diberi bantuan karena tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan . Kenyataannya adalah bahwa kebijak an untuk membantu bank bermasalah sudah dilaksanakan dan belum ada seorang pun yang bisa membuktikan dampak yang terjadi bila Bank Century ditutup. Kebijakan terhadap penyelamatan bank yang bermasalah sangat menarik untuk dikaji hasilnya. Oleh karena itulah percobaan ini dilakukan untuk mengkaji alternatif kebijakan pemerintah terhadap penyelamatan bank yang bermasalah. Cara yang dilakukan adalah dengan dilakukannya percobaan ekonomi untuk mensimulasikan dua kebijakan pemerintah yaitu membantu dan menutup bank bermasalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak sistemik yang dihasilkan dari masing-masing kebijakan dan kemudian membandingkannya. Dampak sistemik yang diamati mencakup rata-rata suku bunga deposito, rata-rata suku bunga pinjaman, total deposito, total pinjaman, deposito yang ditarik, dan potensi bank ditutup. Percobaan ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum yang akan terjadi akibat dari dua kebijakan pemerintah ketika membantu dan menutup bank bermasalah . Data yang digunakan pada percobaan ekonomi ini terdiri dari data sekunder dan primer. Data sekunder yang digunakan adalah CAR, LDR, suku bunga deposito, suku bunga pinjaman, dan inflasi pada bulan November 2008. Data tersebut digunakan untuk menentukan kondisi awal percob aan. Sedangkan data primer dihasilkan dari percobaan ekonomi. Data yang diamati adalah rata-rata suku bunga deposito, rata-rata suku bunga pinjaman, total deposito, total pinjaman, deposito yang ditarik, dan banyaknya bank lain yang ditutup. Analisis statistik yang digunakan adalah ANOVA RAK in Time dan Uji Nilai Tengah Beda dua Populasi. Kedua analisis tersebut digunakan untuk melihat pengaruh nyata dari dua kebijakan yang berbeda. Khusus respon persentase bank yang ditutup, digunakan analisis Uji Nilai Tengah Beda Dua Populasi. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah berpengaruh nyata terhadap respon rata-rata suku bunga pinjaman, total deposito, total pinjaman, dan deposito yang ditarik. Sedangkan untuk suku bunga deposito, kebijakan tidak berpengaruh nyata. Mulai dari bulan kedua hingga ketiga, suku bunga deposito disetiap kebijakan mengalami kenaikan. Rata-rata suku bunga deposito saat kebijakan bank bermasalah dibantu naik dari 11,11 persen menjadi
11,17 persen, sedangkan saat kebijakan menutup bank bermasalah naik dari 11,03 persen menjadi 11,09 persen. Rata-rata suku bunga pinjaman pada kebijakan menutup bank bermasalah sebesar 15,66 persen di bulan kedua dan ketiga, sedangkan kebijakan saat membantu bank bermasalah sebesar 15,54 persen di bulan kedua dan 15,45 persen di bulan ketiga. Pangsa pasar bank bermasalah pada percobaan kali ini memiliki pangsa aset sebesar 8,69 persen, pangsa dana pihak ketiga sebesar 10 persen, pangsa kredit 6,22 persen, dan pangsa modal sebesar 13,84 persen. Secara umum total deposito dan pinjaman saat kebijakan bank bermasalah dibantu relatif lebih besar setiap bulannya dibandingkan dengan kebijakan menutup bank bermasalah. Total deposito saat kebijakan membantu bank bermasalah naik dari Rp 258.024.200 di bulan kedua menjadi Rp 262.417.761 di bulan ketiga, begitu pula pada kebijakan bank bermasalah ditutup yang naik dari Rp 89.746.200 menjadi Rp 106.740.178. Besarnya deposito yang ditarik membuat total deposito semakin kecil. Total pinjaman pada kebijakan bank bermasalah dibantu turun dari Rp 75.070.000 di bulan kedua menjadi Rp 65.030.000 di bulan ketiga. Begitu pula dengan kebijakan bank bermasalah ditutup, turun dari Rp 56.872.800 menjadi Rp 41.192.800. Kebijakan menutup bank bermasalah memberikan potens i untuk membuat bank lain ditutup karena adanya penarikan deposito besara -besaran yang tidak didukung oleh likuiditas bank. Sedangkan kebijakan untuk membantu bank bermasalah tidak berpotensi menutup bank yang lainnya.
KAJIAN ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENYELAMATAN BANK BERMASALAH DENGAN PERCOBAAN EKONOMI
Oleh FIRZA FARDILAH H14062954
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
INTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa
: Firza Fardilah
Nomor Registrasi Pokok : H14062954 Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi
: Kajian Alternatif Kebijakan Pemerintah Terhadap Penyelamatan Bank Bermasalah d engan Percobaan Ekonomi
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Intitut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS NIP. 19640101 198803 1 061
Mengetahui, Kepala Departemen Ilmu Ekonomi
Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim NIP. 19641022 198903 1 003
Tanggal Kelulusan:
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN
SEBAGAI
SKRIPSI
ATAU
KARYA
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, 7 Februari 2011
Firza Fardilah H14062954
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Firza Fardilah lahir pada tanggal 26 Juni 1988 di Bogor, sebuah kota kecil yang berada di Provinsi Jawa Barat. Penulis adalah anak dari dari pasangan Firman Dolly dan Nenti Rizawati Romli serta merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 3 Bogor tahun 2000, kemudian melanjutkan ke S ekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri 4 Bogor dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis diterima di Sekolah Menegah Umum Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 2006 . Penulis melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi pada tahun 2006 di kota Bogor. Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi pilihan penulis dengan harapan besar agar dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir, sehingga sumber daya yang berguna bagi pembangunan ekonomi. Penulis masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Ma najemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi UKM Uni Konservasi Fauna IPB.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Penulisan
skripsi
yang
berjudul
“Kajian
Alternatif
Kebijakan
Pemerintah Terhadap Penyelamatan Bank Bermasalah dengan Percobaan Ekonomi” merupakan pemenuhan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Intitut Pertanian Bogor. Kebijakan penyelamatan terhadap bank bermasalah merupakan topik yang menarik karena dampaknya adalah terhadap perekonomian perbankan secara langsung . Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan percobaan ekonomi untuk mengkaji alternatif kebijakan terhadap penyelamatan bank bermasalah . Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kerjasama dan bantuan dari se mua pihak. Oleh karena itu, ada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktu di sela-sela kesibukan beliau dan selalu sabar dalam memberi bimbingan, masukan dan dorongan yang berharga bagi penulis. 2. Dr. Lukytawati Anggraeni dan Deniey A di Purwanto, MSE sebagai dosen penguji yang telah memberikan kontribusi pemikiran dan masukan untuk perbaikan skripsi penulis menjadi lebih baik. 3. M. Paskani D. Manik, S.Pd dan Nadia Fitri S.Stat yang menjadi teman seperjuangan baik suka maupun duka selama penelitian ini. 4. Tosan yang telah membantu dalam pembuatan program percobaan serta Rina dan Eka yang telah membantu peneliti dalam menganalisis hasil percobaan penelitian ini.
ii
5. Widayati Pratiwi dan Erlina Yanti yang telah membantu penulis secara aktif mulai dari awal hingga akhir penelitian . 6. Firman Dolly, Nenti Rizawati Romli, Dodi Purnama Firman, Finne Rezfana Safitri Firman, Fima Firdaus Firman, dan Femita Felicia Firman yang telah bersedia membantu dalam memberi dukungan baik berupa materi maupun moral bagi penulis. 7. Semua pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini namun tidak dapat penulis tuliskan satu per satu di sini. Semoga semua bantuan dan jerih pa yah yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhirnya dengan segala kerendahan hati yang tulus, penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak -pihak yang bersangkutan.
Bogor, 7 Februari 2011
Firza Fardilah H14062954
iii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii I.
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6 2.1 Bank ................................................................................................... 6 2.1.1 Pengertian Bank ......................................................................... 6 2.1.2 Fungsi Bank ............................................................................... 9 2.1.3 Struktur Pasar Perbankan ............................................................ 12 2.1.4 Usaha Perbankan ........................................................................ 15 2.1.5 Dana yang Dihimpun Bank ........................................................ 20 2.1.6 Kredit ......................................................................................... 21 2.1.7 Suku Bunga ................................................................................ 22 2.2 Tingkat Kesehatan Bank ...................................................................... 24 2.2.1 Giro Wajib Minimum (GWM) ................................................... 27 2.2.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) .................................................. 28 2.2.3 Loan to Deposit Ratio (LDR) ..................................................... 29 2.2.4 Bank Bermasalah ....................................................................... 29 2.3 Dampak Sistemik ................................................................................ 30 2.4 Informasi dalam Perbankan ................................................................. 33
iv
2.5 Percobaan Ekonomi ............................................................................ 36 2.6 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 39 2.7 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 40 III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 42 3.1 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 42 3.2 Rancangan Percobaan ......................................................................... 43 3.3 Metode Analisis .................................................................................. 48 3.3.1 Rancangan Acak Kelompok (RAK) in Time ............................... 48 3.3.2 Uji Nilai Tengah Beda Dua Populasi .......................................... 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 53 4.1 Pengaruh Kebijakan Terhadap Suku Bunga ......................................... 53 4.2 Pengaruh Kebijakan Terhadap Total Deposito dan Pinjaman ............... 57 4.3 Potensi Bank Ditutup Akibat Pengaru h Kebijakan ............................... 64 V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 69 5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 69 5.2 Saran ................................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72 LAMPIRAN ..................................................................................................... 75
v
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
3.1 Data Sekunder Percobaan ........................................................................... 42 3.2 Kondisi Awal Setiap Bank ......................................................................... 44 4.1 Analisis Ragam Suku Bunga Deposito ....................................................... 54 4.2 Analisis Ragam Suku Bunga Pinjaman ....................................................... 56 4.3 Analisis Ragam Total Deposito .................................................................. 58 4.4 Analisis Ragam Jumlah Deposito Ditarik ................................................... 60 4.5 Analisis Ragam Total Pinjaman ................................................................. 63 4.6 Uji Nilai Tengah Beda Dua Populasi pada Potensi Bank Ditutup ................ 65
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
2.1 Ilustrasi Perancangan Percobaan ................................................................ 37 2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 41 4.1 Suku Bunga Deposito Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup ............ 53 4.2 Suku Bunga Pinjaman Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup ............ 55 4.3 Total Deposito Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup ....................... 57 4.4 Deposito Ditarik Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup .................... 59 4.5 Total Pinjaman Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup ....................... 61 4.6 Bank Ditutup Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup .......................... 65
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Data Hasil Percobaan ..............................................................................
75
2.
Uji Asumsi Setiap Respon ....................................................................... 76
3.
Intruksi Percobaan dan Tampilan Program ...............................................
4.
Lembar Keputusan .................................................................................. 122
86
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kesehatan
bank
berdasarkan
Bank
Indonesia
(2004),
merupakan
kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank serta Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank. Terdapat enam kriteria yang dijelaskan dalam peraturan tersebut untuk menentukan kesehatan bank yang biasa disingkat CAMELS , yaitu : permodalan (capital), kualitas aset (assets quality), manajemen (management), rentabilitas (earnings), likuiditas (liquidity), dan sensitivitas terhadap resiko pasar (sensitivity). Penilaian terhadap tingkat kesehatan bank dilakukan berdasarkan pemeriksaan laporan berkala yang disampaikan b ank bersangkutan, dan atau informasi lain yang diketahui secara umum seperti hasil penilaian oleh o toritas atau lembaga lain yang berwenang. Penilaian ini wajib dilaksanakan oleh masing masing bank secara triwulan dan apabila terdapat perbedaan penilaian tingkat kesehatan bank dengan yang dilakukan Bank Indonesia (BI), maka yang berlaku adalah penilaian yang dilakukan oleh Bank Indonesia . Berkaitan dengan kesehatan bank, p ada tanggal 6 November 2008 Bank Century berstatus Dalam Pengawasan Khusus oleh BI karena kesehatan bank tersebut dinilai gagal 1 . Pada saat rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) tanggal 21 November 2008, Gubernur BI dan Menteri Keuangan pada saat itu menetapkan bahwa Bank Century merupakan bank gagal (bermasalah) 1
http://century.posterous.com/aliran -dana-bank-century-1
2
sehingga dapat menimbulkan dampak sistemik terhadap dunia perbankan nasional. Pendapat tersebut didasari karena kondisi perbankan Indonesia dan dunia saat itu mendapat tekanan berat akibat krisis ekonomi global 2. Berdasarkan pertimbangan tersebut, tanggal 25 November 2009 KSSK mengambil langkah terhadap penyelamatan Bank Century untuk menghindari terjadinya krisis seca ra berantai pada perbankan nasional yang dampaknya dinilai jauh lebih buruk dibandingkan krisis tahun 1998. Pengambilan alih Bank Century oleh pemerintah melalui LPS sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang 24 Tahun 2004 tentang LPS. Undangundang tersebut menjabarkan bahwa LPS secara penuh menangani bank gagal yang berdampak sistemik dan tidak sistemik sehingga program penyelamatan dapat berjalan lebih efektif. Langkah yang diambil LPS untuk menyelamatkan Bank Century adalah dengan mengeluarkan t otal dana bailout sebesar Rp. 6,7 triliun melalui empat tahap, mulai dari November 2008 hingga Juli 2009 3 . Pemerintah mengucurkan dana Rp 632 miliyar pada 20 November 2008 untuk menutupi kebutuhan modal Bank Century sehingga menjadikan CAR 8% dan tiga hari kemudian mengucurkan kembali dana sebesar Rp 2,77 triliun untuk menambah modal sehingga CAR bisa mencapai 10 %. Kemudian pada tanggal 5 Desember 2008, pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp 2,2 triliun untuk memenuhi ketentuan tingkat kesehatan Bank Century 4 . Terakhir pemerintah
2
http://www.depkeu.go.id/Data/Artikel/artikelcentury_170210.htm
3
http://mahasiswaekonomiindonesia.blogspot.com/2009/10/century -bank-vs-financial-politic.html
4
http://karodalnet.blogspot.com/2009/12/kasus-bank-century.html
3
mengucurkan dana untuk menutup kebutuhan CAR Bank Century berdasarkan pengkajian BI yakni pada tangal 3 Februari 2009 sebesar Rp. 1,15 triliun dan pada 21 Juli 2009 sebesar Rp. 630 miliar. Penyelamatan terhadap Bank Century tersebut pada akhirnya menimbulkan pro dan kontra disejumlah kalangan. Pangsa pasar perbankan Bank Century yang tergolong kecil merupakan salah satu alasan masyarakat menyindir keras dan mengkritisi kebijakan yang diambil oleh Gubernur BI dan Menteri Keuangan saa t itu 5. Kebijakan membantu Bank Century telah dilakukan, namun belum ada yang dapat membuktikan dampak yang dihasilkan jika Bank Century ditutup. Kasus bank bermasalah seperti Bank Century tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi terjadi pula di l uar negeri seperti Amerika Serikat. Krisis global yang terjadi tahun 2008 membuat perekonomian dunia saat itu terguncang, terlebih lagi terhadap sektor perbankan. Anonim (2010) mengabarkan bahwa terdapat 25 bank gagal di Amerika Serikat tahun 2008 dan pada tahun b erikutnya pemerintah Amerika Serikat menutup bank kurang dari 140 bank dengan biaya asuransi dana bank sebesar US$ 36 miliar. Selanjutnya pada tahun 2010, pemerintah Amerika Serikat telah menutup 157 bank bermasalah dengan biaya asuransi dana bank US$ 21 m iliar. Kebijakan untuk menutup bank bermasalah di Amerika Serikat disebabkan karena banyaknya terdapat kredit macet dan perekonomiannya yang buruk saat itu. Pertimbangan tersebut untuk menutup bank-bank bermasalah tersebut telah diperhitungkan karena pangs a pasar yang dimiliki mereka tergolong kecil dan pantas untuk ditutup. 5
http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=101394
4
Pilihan untuk membantu dan menutup bank bermasalah merupakan kebijakan yang sulit untuk diprediksi. Pro dan kontra terhadap penyelamatan bank bermasalah terjadi karena ketidakpastian dampak yang akan terjadi nantinya. Masyarakat hanya dapat berspekulasi mengenai dampak yang a kan terjadi. Oleh karena itulah kasus ini sangat menarik untuk dikaji kebenarannya, salah satunya dengan percobaan ekonomi. Percobaan ini dapat dilakukan dengan dua alternatif kebijakan yaitu membantu dan menutup bank bermasalah. Melalui percobaan ekonomi kita dapat melihat hasil dari dua alternatif kebijakan yang ada, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran yang nyata kepada masyarakat. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan kembali keper cayaan masyarakat terhadap perbankan nasional.
1.2 Rumusan Masalah Penyelamatan terhadap bank bermasalah merupakan kebijakan yang sulit untuk diprediksi. Dampak sistemik yang menjadi alasan utama kebijakan tersebut perlu dikaji kebenarannya, salah satunya adalah dengan percobaan ekonomi . Kajian mengenai percobaan ini adalah bagaimana dampak sistemik yang dihasilkan antara kebijakan membantu dan menutup bank bermasalah, sehingga kedua kebijakan tersebut dapat dibandingkan . Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana pengaruh kebijakan membantu dan menutup bank bernmasalah terhadap rata-rata suku bunga deposito, rata-rata suku bunga pinjaman, total deposito yang dapat
5
dihimpun seluruh bank, total pinjaman yang dipinjam oleh investor, persentase deposito yang ditarik, serta potensi bank ditutup.
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak sistemik yang dihasilkan dari kebijakan pemerintah untuk membantu dan menutup bank bermasalah. Dampaknya adalah implikasi ekonomi yang mencakup perubahan terhadap rata-rata suku bunga deposito, rata-rata suku bunga pinjaman, total deposito yang dapat dihimpun seluruh bank sehat, total pinjaman bank sehat yang dipinjam oleh investor, persentase deposito yang ditarik, serta potensi bank ditutup.
1.4 Manfaat Penelitian Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan luas terhadap mekanisme perbankan nasional dan menanggapi kebi jakan pemerintah dalam mengambil kebijakan. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai informasi bagi masyarakat mengenai penyelamatan terhadap sutau bank bermasalah. Pemerintah juga dapat mempertimbangkan kembali arah kebijakan yang akan datang bila terjadi peristiwa serupa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank berasal dari kata Italia , yaitu banci yang berarti bangku. Bangku tersebut dipergunakan oleh bankir untuk melayani nasabah dalam kegiatan operasionalnya. Oleh karena itulah, istilah banci secara resmi dan populer berubah menjadi bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat . Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana ( borrower) dan pihak yang mempunyai kelebihan dana (saver). Menurut Abdurrachman (1995) dalam Suyatno (1996), bank adalah salah satu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai temp at penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha -usaha perbankan, dan lainlain. Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 dalam Hasibuan (2008), bank-bank yang beroperasi di Indonesia saat ini dikelompokkan atas Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 dalam Hasibuan (2008), bank umum adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rak yat banyak. Sedangkan perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
7
bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank umum merupakan badan keuangan yang paling penting dan berpengaruh dalam kegiatan ekonomi. Hal ini disebabkan karena bank mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh badan -badan keuangan lainnya. Salah satu keistimewaan itu adalah kesanggupan bank umum untuk menciptakan simpanan yang dapat diambil sewaktu -waktu. Keistimewaan lainnya adalah kegiatannya dalam meminjamkan uang kepada pihak lain terutama pinjaman jangka pendek. Ini berarti bank umum merupakan suatu badan keuangan yang penting peranannya bagi perusahaan -perusahaan. Pada waktu perekonomian mencapai tingkat yang tinggi biasanya para pengusaha memerlukan lebih banyak modal kerja, dan bank umum dapat dengan segera menyediakan modal yang diperlukan tersebut. Sebaliknya, apabila perekonomian mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegia tan mereka, dan dengan sendirinya keperluan untuk memperoleh tambahan modal kerja akan berkurang. Maka dari itu, para pengusaha akan mengembalikan modal kerja yang mereka pinjam dari bank umum (Sukirno, 1981). Menurut Hasibuan (2008), bank pada dasarnya me rupakan perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang membutuhkan dana, usaha pokok bank didasarkan atas empat hal pokok, yaitu: denomination divisibility, maturity flexibilit y, liquidity transformation, dan risk diversification. 1. Denomination divisibility yang artinya bank menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana, dimana masing -masing nilainya relatif kecil
8
tetapi secara keseluruhan jumlahnya akan sangat besar. Dengan demikian, bank dapat memenuhi permintaan masyarakat ya ng membutuhkan dana dalam bentuk kredit. 2. Maturity
flexibility
yang
artinya
bank
dalam
menghimpun
dana
menyelenggarakan bentuk-bentuk simpanan yang bervariasi jangka waktu penarikannya, seperti rekening giro, rekening koran, deposito berjangka, sertifikat deposito, buku tabungan, dan sebagainya. Penarikan simpanan yang dilakukan nasabah juga bervariasi, sehingga ada dana yang mengendap. Dana yang mengendap inilah yang dipinjamkan oleh bank bersangkutan dan pembayaran kreditnya harus berdasarkan atas yuridis dan ekonomis. 3. Liquidity transformation yang artinya dana yang disimpan oleh para penabung kepada bank umumnya bersifat likuid. Oleh karena itu, penabung dapat dengan mudah mencairkannya sesuai dengan bentuk tabungannya. Untuk menjaga likuiditas, bank dihar uskan menjaga dan mengendalikan posisi likuiditas atau giro wajib minimumnya. Giro wajib minimum ini ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan memperhitungkan jumlah uang beredar agar seimbang dengan volume perdagangan, sehingga diharapkan nilai tukar uang relatif stabil. 4. Risk diversification yang artinya bank dalam menyalurkan kredit kepada banyak pihak atau debitur dan sektor-sektor ekonomi yang beraneka ragam, sehingga resiko yang dihadapi bank dengan cara menyebarkan kredit semakin kecil.
9
2.1.2 Fungsi Bank Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran strategis dalam menyelaraskan, menyerasikan, serta menyeimbangkan berbagai unsur pembangunan (Setiyawati, 2007). Menurut Sebatiningrum (2006), fungsi utama bank adalah sebagai suatu wahana yan g dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien. Peranan perbankan sangat penting dalam perekonomian, terutama dalam sistem pembayaran moneter. Keberadaan bank membuat kegiatan ekonomi dapat diselenggarakan dengan biaya rendah. Menurut Guitan dan George (1997) dalam Naylah (2010) peranan bank meliputi: 1. Pengalih aset (asset transmutation), dimana perbankan berfungsi dalam memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Su mber dana pinjaman tersebut diperoleh dari para pemilik dana yang disimpan di bank yaitu unit surplus yang mempercayakan dananya untuk dikelola bank. Dalam hal ini perbankan telah berperan sebagai pengalih aset dari unit surplus ( lenders) kepada unit defisit (borrowers). 2. Memberi kemudahan untuk transaksi (transaction) bagi para pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Produk -produk barang dan jasa yang dikeluarkan oleh bank merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah seperti kartu ATM, kartu kredit, dan kartu debit.
10
3. Penjamin likuiditas (liquidity) yang menunjukkan bahwa lembaga keuangan bank dapat meyakinkan kepada nasabahnya bahwa dana yang disimpan sebagai
produk
dengan
tingk at
likuiditas
yang
berbeda -beda
akan
dikembalikan pada saat yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. 4. Menciptakan efisiensi (efficiency) karena dapat menurunkan biaya transaks i dengan jangkauan pelayanannya. Bank dapat mempertemukan pemilik dan pengguna modal serta memperlancar kebutuhan transaksi antara pihak -pihak yang saling membutuhkan. Landasan bank berasaskan demokrasi ekonomi untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi , dan stabilitas nasional untuk peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Bank memiliki peranan yang begitu penting dalam perekonomian modern. Fungsi bank umum menurut Undang -undang No. 10 Tahun 1998 dalam Hasibuan (2008) adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan uang dalam bentuk uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral. 2. Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa -jasa yang berkaitan
11
dengan mekanisme pembayaran . Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran -setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas -fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik . 3. Penghimpun dana simpanan masyarakat karena dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Simpanan di Indonesia terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga -lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak -pihak yang membutuhkan,
terutama melalui
penyaluran kredit. 4. Mendukung kelancaran transaksi internasional baik transaksi barang dan jasa maupun transaksi modal. Kesulitan -kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi
tersebut.
Keberadaan
bank
umum
memudahkan
kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan cepat dan murah. 5. Menawarkan
tempat
penyimpanan
barang-barang
berharga
kepada
masyarakat. Masyarakat dapat menyimpan barang -barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak -kotak yang
12
sengaja disediakan oleh bank untuk disewa ( safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat -surat berharga. 6. Memberikan jasa-jasa lain yang semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, tagihan telepon, membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui ATM, dan membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa bank. Jasa-jasa ini amat memudahkan serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang menggunakannya .
2.1.3 Struktur Pasar Perbankan Komponen pasar terdiri dari harga, produsen, konsumen, dan produk. Di dalam industri perbankan harga dicerminkan oleh tingkat suku bunga, produsen dicerminkan oleh bank, konsumen dicerminkan oleh nasabah dan debitur, serta sedangkan produk dicerminkan oleh simpanan dan kredit. Persaingan pasar ditentukan berdasarkan pangsa pasar yang dimiliki oleh setiap perusahaan perusahaan yang ada di dalam pasar tersebut. Salah satu jenis persaingan pasar adalah oligopoli. Pasar oligopoli mempunyai karakteristik dimana hanya sedikit perusahaan dalam industri, produk yang homogen dan terdiferensiasi, pengambilan keputusan saling mempengaruhi, dan kompetisi di bidang non -harga. Karaini dan Sussanto (1991) menyatakan bahwa pasar oligopoli merupakan pasar dimana terdapat beberapa penjual saja. Salah satu bentuk oligopoli adalah dengan persekutuan, dimana adanya hubunga n interpedensi (saling ketergantungan) antara saingan
13
yang satu dengan yang lain. Kuantitas produk saingan yang selalu berubah dipakai sebagai dasar untuk menetapkan kuantit as produksi perusahaan. Suatu pasar oligopoli akan memiliki beberapa produsen yang masing -masing mempunyai bagian pasar yang cukup besar. Perilaku produsen dalam menentukan tingkat harga dan kuantitas produksi akan mempengaruhi bagian pasar yang dikuasai o leh saingannya. Jadi perubahan harga yang sedikit saja, akan mempengaruhi keputusan yang diambil konsumen. Kenaikan harga di pasar oligopoli terjadi karena adanya kenaikan biaya yang terlalu besar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Subanidja (200 6), struktur pasar bank umum di Indonesia adalah oligopoli dominan dimana empat bank besar menguasai lebih dari 40 persen produksi yang mencakup aset, dana pihak ketiga, kredit, dan modal. Dengan kata lain (sebagian kecil) bank yang memiliki pangsa pasar kumulatif cukup besar. Oleh karena itu, bank -bank tersebut merupakan market leader dalam industri perbankan. Sebagai pemimpin pasar, bank -bank yang tersebut menjadi penentu harga (suku bunga) pada industri perbankan atau lebih sering dikenal dengan nama price maker. Sementara bank-bank lainnya akan berlaku menjadi market follower, dimana perubahan tingkat suku bunga serta struktur output yang ditawarkan akan mengikuti kece nderungan pasar. Oleh karena it, bank-bank lain ini disebut dengan price taker. Posisi suatu bank dalam struktur pasar perbankan secara keseluruhan akan berkaitan dengan sejauh mana perubahan-perubahan pada satu atau sekelompok bank terhadap industri secara keseluruhan.
14
Menurut Utomo (2010), terpusatnya konsentrasi aset oleh sekelompok bank tertentu menunjukkan bahwa bank sebagai salah satu pelaku dalam pasar menghadapi tingkat persaingan yang tinggi. Dominasi bank-bank besar dalam menentukan tingkat suku bunga masih sangat dominan. Adanya kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank besar akan segera diikuti oleh bank-bank kecil lainnya. Hasil penelitian Utomo (2010) menunjukkan bahwa pada periode tahun 2005 sampai 2009, rata-rata konsentrasi rasio industri perbankan sebesar 45,25 persen. Berdasarkan konsentrasi rasio yang dikemukakan oleh Bai n (2000) dalam Naylah (2010), maka struktur pasar industri perbankan
Indonesia dapat
dikategorikan sebagai oligopoli tipe IV dengan tingkat konsentrasi moderat rendah. Meskipun masing-masing perusahaan di pasar saling bersaing, namun tidak harus terjadi secara terus-menerus karena di antara perusahaan dapat saling bekerja sama. Oligopoli ditetapkan melalui suatu perjanjian, yaitu bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Bain (2000) dalam Naylah (2010) membuat batasan jumlah
perusahaan
yang
menguasai
beberapa
bagian
pasar
dan
menggolongkannya menjadi beberapa tipe oligopoli : 1. Tipe I adalah tipe oligopoli penuh atau tingkat konsentrasi sangat tinggi. Pada tipe ini tiga perusahaan terbesar menguasai sekitar 87 persen dari total
15
penawaran output ke suatu pasar atau delapan perusahaan terbesar menguasai 99 persen total penawaran output. 2. Tipe II yaitu merupakan tipe oligopoli dengan tingkat konsentrasi tinggi. Pada tipe ini empat perusahaan terbesar menguasai 65 -75 persen penawaran output, delapan perusahaan terbesar menguasai 85 -90 persen penawaran output atau 20 perusahaan terbesar menguasai 95 persen penawaran output. 3. Tipe III merupakan tipe oligopoli dengan tingkat konsentrasi moderat tinggi. Pada tipe ini empat perusahaan terbesar menguasai sekitar 50 -65 persen penawaran output atau 20 perusahaan terbesar menguasai 95 persen penawaran output. 4. Tipe IV adalah tipe oligopoli dengan tingkat konsentrasi moderat rendah. Pada tipe ini empat perusahaan terbesar menguasai sekitar 38 -50 persen penawaran output, delapan perusahaan terbesar menguasai sekitar 65 persen atau 20 perusahaan terbesar menguasai sekitar 70 persen penawaran output. Berdasarkan hasil penelitian Naylah (2010), rasio konsentrasi 4 bank (CR4) memiliki pangsa aset, pangsa dana pihak ketiga ( DPK), dan pangsa kredit industri perbankan Indonesia lebih dari 40 persen. Artinya adalah struktur pasar industri perbankan Indonesia pada periode waktu 2004 -2008 adalah berbentuk oligopoli konsentrasi moderat rendah atau oligopoli tipe IV .
2.1.4 Usaha Perbankan Pada dasarnya falsafah yang mendasari kegiata n usaha bank adalah kepercayaan dari nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan, bank dalam operasinya
16
lebih banyak menggunakan dana masyarakat dibandingkan dengan modal sendiri dari pemilik atau pemegang saham (Aini, 2006). Menurut Puspopranoto (2004), bank menetapkan kebijakan komprehensif yang diarahkan untuk mencapai tujuan utama profitabilitas. Profitabilitas bukan sekadar laba s aja, akan tetapi secara relatif diukur dengan besarnya aset yang digunakan. Tingkat keuntungan yang cukup memadai diperlukan guna m enjamin pendapatan untuk kreditor dan pemegang saham (pemilik bank). Sama halnya dengan perusahaan lain, b ank merupakan sebuah badan usaha yang mempunyai fungsi pendapatan dan biaya. Fungsi ini dapat dinyatakan dengan rumusan sebagai berikut (Nopirin, 1992): Laba = R(Q) - C (Q) ............................................................................ (2.1) Keterangan: Q = output bank R = penadapatan bank (revenue) dari penjualan output C = biaya bank (cost) untuk memproduksi dan menjual output Pendapatan merupakan fungsi dari output dan j umlah pendapatan yang diperoleh bank tergantung pada jumlah output yang diproduksi dan dijual. Kegiatan perkreditan merupakan output utama dari sebuah bank , mulai dari kredit konsumen hingga pembelian berbagai jenis klaim keuangan di pasar keuangan. Biaya juga merupakan sebuah fungsi dari t ingkat output. Biaya bank terdiri dari bunga dan biaya lain yang dipergunakan untuk menarik simpanan maupun biaya pemberian dan administrasi kredit. Laba yang direalisasikan adalah sebesar selisih antara pendapatan serta biaya, dan tujuan bank adalah untuk memperoleh laba. Laba maksimum ini sebetulnya hanyalah salah satu dari tujuan bank. Tujuan
17
lainnya yaitu pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, pertumbuhan aset , dan peningkatan pangsa pasar (Puspopranoto, 2004). Menurut Puspopranoto (2004), produk perbankan yang ditawarkan kepada masyarakat terus bertambah seiring dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha. Semakin besarnya peran perbankan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan dunia usaha , disebabkan karena semakin berkembangnya teknologi di bidang informasi. Secara garis besar kategori atau pengelompokkan produk perbankan dewasa ini sebagai berikut: 1. Penciptaan uang beredar melalui kredit dan investasi . Bank dapat menciptakan deposito yang bersumber dari kegiatan perkreditan dan investasi. Kredit perbankan merupakan sumber penggerak perekonomian modern yang begitu penting. Kredit ini memungkinkan konsumen, pengusaha, dan pemerintah mendapatkan barang dan jasa yang dikehendaki. Ketika bank memberikan kredit kepada perorangan atau pengusaha, secara langsung bank menciptakan deposito pada rekening atas nama peminjam (debit ur). Demikian pula ketika bank membeli sekuritas untuk kepentingan portofolionya, rekening deposito juga tercipta atas nama penjual sekuritas tersebut. Deposito yang tercipta dari kegiatan perkreditan dan investasi ini disebut deposito sekunder. 2. Penyediaan sarana tabungan bagi dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah . Bank menyediakan sarana untuk menarik tabungan yang berasal dari penyisihan penghasilan masyarakat dengan memberikan bun ga yang menarik. Tabungan, deposito berjangka, dan rekening pasar uang yang ditawarkan bank
18
dipandang sebagai sarana tabungan yang hampi r tanpa resiko dan mudah dicairkan bila diperlukan. 3. Menyediakan sarana pembayaran untuk transaksi . Giro yang ditawarkan bank berperan sebagai alat pertukaran utama untuk penyelesaian jual beli barang dan jasa. Salah satu rekening transaksi modern paling terkenal yang ditawarkan bank umum dan bank tabungan adalah rekening negotiable order of withdrawal (NOW) dan share draft yang ditawarkan lembaga kredit ( credit unions), dengan memberikan suku bunga yang tetap. Jenis produk lainnya adalah Money Market Deposit Accounts (MMDAs) yang merupakan alat pembayaran dengan cek dengan suku bunga mengambang. 4. Penyediaan jasa terpercaya (trust) kepada nasabah. Peran yang semakin meningkat dari bank dalam sistem keuangan adalah penyediaan jasa fidusier kepada dunia usaha, perorangan d an organisasi kemasyarakatan. Divisi trust pada bank dapat mengelola dana investasi yang dipercayakan oleh pe rorangan atau lembaga demi kepentingan (keuntungan) nasabah. Kebutuhan nasabah yang berkaitan dengan keuangan harus dikel ola secara hati-hati dan kekayaannya dilindungi. Divisi trust juga harus didukung ahli-ahli ekonomi, hukum, dan analisis keuangan guna mengelola kekayaan nasabah dengan cara yang paling menguntungkan. Divisi tersebut meng elola portofolio saham, obligasi, dan sekuritas lainnya untuk perorangan dan dunia usaha. Dengan surat kuasa, divisi trust dapat meminjam uang, membayar tagihan, memutus atau memperbarui polis asuransi, melaksanakan leasing, dan membeli harta riil. Atas nama perusahaan, divisi trust dapat mengelola dana pensiun,
19
membagikan dividen kepada pemegang saham, menarik kembali saham perusahaan yang beredar, mengelola sinking fund, dan memelihara catatan keuangan perusahaan. 5. Memberikan jasa keuangan internasional untuk bisnis nasabah yang berkecimpung dalam kegiatan perdagangan dan keuangan internasional. Sebagai contoh, bank menjamin kredit dari perusahaan importer sehingga dapat membeli barang di luar negeri secara kredit dan mempunyai waktu yang diperlukan untuk mengangkut dan memasarkan barang yang akan dijual. Bank memberikan kredit langsung kepada pemerintah di luar negeri dan perusahaan multinasional guna membangun fasilitas p roduksi atau mengakuisisi perusahaan lain. Bank dapat memberikan analisis teknis mengenai pasar luar negeri dan peluang investasi di luar negeri. Jasa internasional lain yang sudah sangat lama berjalan yaitu jual beli valuta asing atas nama nasabah dengan kegiatan beresiko yang hanya ditangani oleh bank besar yang sudah professional dan berpengalaman. 6. Memberikan jasa perbankan investasi untuk menangani semua aspek dari usaha perbankan investasi. Kegiatan usaha ini berkaitan dengan analisis perusahaan besar mengenai kebutuhan pembiayaan dan program merger serta penjualan obligasi, saham, dan utang di pasar terbuka pada investor. Bank akan menyarankan pelanggannya mengenai kapan dan bagaimana menjual penerbitan sekuritas baru ke pasar dan seringkali bertindak sebagai peminjam emisi (underwriter). Sebagai peminjam emisi, bank membeli sekuritas yang diterbitkan pada harga tertentu dan menjualnya kepada para investor di pasar
20
pada harga lebih tinggi. Penjaminan emisi adalah bisnis yang berisiko karena kerugian akan segera menumpuk dengan cepat bila pasar untuk sekuritas baru melemah. 7. Memberikan jasa bank lain bagi masa depan perusahaannya dengan membuka sumber
pendapatan
baru
dan
lebih
mendiversivikasikan
kegiatan
operasionalnya guna mengurangi resiko. Banyak bank yang ingin mempunyai wewenang penuh untuk menjual polis asuransi melalui kantor cabangnya dan menawarkan berbagai rupa jasa pialang ( brokerage).
2.1.5 Dana yang Dihimpun Bank Dana-dana yang dipercayakan untuk disimpan di bank dapat dibagi dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut (Sim orangkir, 2004): 1. Giro adalah simpanan pihak ketiga (atas nama perorangan atau perusahaan berbadan hukum) kepada bank yang dipercayakan untuk dibukukan dalam rekening koran. Hal ini lazim disebut pemegang rekening nasabah at au pemegang giro. Bentuk penarikan simpanannya berupa cek (cheque), surat giro bilyet, atau perintah tertulis kepada bank untuk pemindahbukuan. 2. Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya dilakukan dalam jangka waktu ditentukan sesuai perjanjian antara deposan (nasabah) dan bank yang bersangkutan. Di Indonesia deposito berjangka yang lazim adalah tiga bulan, enam bulan, 12 bulan, dan maksimal dua tahun. Orang yang menyimpan dananya dalam bentuk deposito disebut dengan deposan.
21
3. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat -syarat yang ditentukan antara bank dan nasabah.
2.1.6 Kredit Kata kredit berasal dai bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan yang dimaksud di da lam perkreditan adalah antara pemberi kredit (kreditur) dan penerima kredit (debitur). Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang dan barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu mendatang. Menurut UU No.7 Tahun 1992 ten tang Pokokpokok Perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman-pinjaman antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utan gnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Perkreditan merupakan kegia tan yang vital dalam industri perbankan. Kredit yang diberikan oleh bank berasal dari dana simpanan masyarakat (dana pihak ketiga). Oleh karena itulah, bank yang menerima deposito baru dapat menciptakan kredit lagi (Kustituanto dan Badrudin, 1993). Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakat i (Hasibuan, 1996). Menurut Dendawijaya (2000), perkreditan merupakan alasan mendasar bagi berdirinya sebuah bank. Menurut Simorangkir (2004), keuntungan merupakan tujuan dari pemberian
22
kredit yang terjelma dalam bentuk bunga. Tujuan kredit tidak semata -mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu, tujuan kredit pada umumnya antara lain turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan, meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin kebutuhan masyarakat, dan memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya. Berdasarkan tujuan tersebut, terlihat adanya kepentingan yang seimbang antara kepentingan masyarakat dan kepentingan pemilik modal. Manfaat kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain: meningkatkan daya guna uang, meningkatkan peredaran lalu lintas uang dan peredaran barang, menjadi salah satu alat stabilitas ekonomi, meningkatkan kegairahan berusaha , meningkatkan pemerataan pendapatan, dan menjadi alat untuk meningkatkan hubungan internasional.
2.1.7 Suku Bunga Menurut Hasibuan (2008), b unga merupakan hal yang penting bag i suatu bank
dalam
penarikan
tabungan
dan
penyaluran
kredit.
Bank
dalam
operasionalnya berfungsi untuk mengumpulkan dana dan membayar bunga ( cost of fund) kepada nasabahnya, kemudian menyalurkan kredit dan menerima bunga (pricing credit) dari debiturnya. Bunga bagi bank bisa menjadi biaya ( cost of fund), dan bisa menjadi sumber pendapatan ( pricing credit). Oleh karena itu, bank baru memperoleh pendapatannya jika pricing credit lebih besar dari cost of fund.
23
Cost of fund (biaya dana) adalah suku bunga yang d ipikul atas dana yang dikumpulkan bank. Bunga adalah balas jasa atas pinjaman uang atau barang yang dibayar oleh debitur (peminjam) kepada kreditu r (pemberi pinjaman) sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu (Hasibuan, 1996). Harga sew a atas pinjaman yang diberikan oleh kreditur dijelaskan menurut Teori Bunga, yaitu: 1. Teori nilai yang beranggapan bahwa nilai sekarang ( present value) lebih besar daripada nilai yang akan datang (future value). Perbedaan nilai ini harus mendapat pergantian dari debitur. Pergantian inilah yang dimaksudkan dengan bunga. Jadi menurut teori ini, bunga merupakan pengganti atas perbedaan nilai tersebut. 2. Teori pengorbanan yang didasarkan pada pemikiran bahwa pengorbana n yang diberikan seharusnya mendapatkan balas jasa berupa pembayaran. Teori ini mengemukakan bahwa jika pemilik uang meminjamkan uangnya kepada debitur dan selama uangnya belum dikembalikan, maka kreditur tidak dapat menggunakan uangnya. Pengorbanan inilah yang harus dibayar debitur dan sering kita sebut bunga. 3. Teori laba yang mengemukakan bahwa bunga ada karena adanya motif laba (spread profit) yang ingin dicapai. Bank dan para pelaku ekonomi mau dan bersedia membayar bunga didasarkan atas laba yang akan diperolehnya. Misalnya bank akan menerima depos ito atau jenis tabungan lainnya dan bersedia membayar bunganya karena bank akan memperoleh laba dari pemberian kredit kepada debitur.
24
Menurut Nopirin (1992), jika tingkat bunga semakin tinggi maka keinginan masyarakat untuk menabung semakin tinggi pula. Ar tinya adalah bahwa masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi pengeluarannya untuk konsumsi guna menambah tabungan. Sebaliknya, bagi investor tingginya tingkat bunga akan mengurangi tingkat investasi. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dia bayar untuk dana investasi tersebut, yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana ( cost of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusah a akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.
2.2 Tingkat Kesehatan Bank Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi -fungsinya dengan baik. Dengan kata lai n, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi -fungsi tersebut, bank diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan. Menurut Dendawijaya (2005), bank harus mempunyai modal yan g cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati -hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk
25
mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi ke wajibannya setiap saat. Selain itu, bank juga harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip -prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. Menurut Bank Indonesia (2004) kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhada p resiko pasar yang biasa disingkat CAMEL (Capital, Assets Quality, Ma nagement, Earning dan Liquidity). Tujuan penilaian dari masing-masing komponen tersebut, antara lain: 1. Capital (permodalan), penilaian tehadap faktor permodalan ini dilakukan mengingat
kecukupan
modal
sangat
diperlukan
guna
kelangs ungan
operasional bank sehari-hari. Modal tersebut digunakan sebagai penyangga apabila sedang mengalami kerugian. 2. Asset (aktiva), penilaian tehadap faktor ini dilakukan karena kualitas aset merupakan salah satu aspek terpenting yang mempengaruhi pasar pendapatan bunga. Pengelolaan aset yang baik meliputi tata cara pemberian kredit yang dapat dipercaya dan penerapan pengendalian kredit. 3. Management (manajemen). Penilaian terhadap faktor manajemen ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran Direksi dan Komisaris dalam menetapkan kebijakan manajemen resiko, mengawasi pelaksanaannya, kualitas sistem informasi manajemen, sistem pengawasan internal, strategi
26
jangka pendek, menengah , juga panjang, serta masalah kepemimpinan termasuk upaya penyediaan kader pemimpin. Penilaian manajemen cenderung bersifat subjektif dan kualitatif dan perlu dicarikan kesepakatan untuk mengurangi terjadinya beda pandang antara pemeriksa dan objek yang diperiksa. 4. Earnings (rentabilitas), penilaian terhadap faktor rentabilitas ini dilakukan untuk mengukur kemampuan bank untuk menetapkan harga yang mampu untuk membayar seluruh biaya. Laba memungkinkan bank tumbuh. Selain besar laba yang dihasilkan, kualitas dan sumber laba juga menjadi objek penelitian. Laba yang dihasilkan secara stabil dan tumbuh secara konsisten memberi nilai tambah. 5. Liquidity (likuiditas), penilaian terhadap faktor likuiditas ini dilakukan mengingat aktiva bank kebanyakan bersifat tidak li kuid dengan sumber dana dengan jangka waktu lebih pendek. Oleh sebab itu likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terutama jangka pendek dan jangka panjang. Menurut Simorangkir (2004), likuiditas merupakan kemampuan bank untuk melunasi kewajiban -kewajiban yang segera dapat ditarik. Sedangkan solvabilitas adalah kemampuan bank untuk membayar semua utangnya kepada pihak ketiga. 6. Sensitivity to market risk (sensitivitas terhadap resiko pasar ), penilaian terhadap faktor sensitivitas terhadap resiko pasar ini d ilakukan untuk melihat bagaimana pergerakan faktor pasar dalam hal ini suku bunga dan nilai tukar yang akan memperngaruhi perolehan Net Interest Margin (NIM) dan nilai
27
modal ekonomis, dimana penilaian ini bukan hanya sekedar berdasarkan data yang lalu tapi juga memperhatikan kondisi yang akan datang.
2.2.1 Giro Wajib Minimum (GWM) Menurut Hasibuan (2008), likuiditas bank sangat penting karena besar Giro Wajib Minimum (GWM) bank telah ditetapkan Bank Indonesia selaku bank sentral. Manajemen GWM sangat penting, s ulit, dan kompleks pengaturannya karena pimpinan bank harus mematuhi k etetapan (yuridis) dan ekonomis. Hal tersebut membuat pimpinan bank tidak bebas menetapkan besarnya GWM bank yang dipimpinnya. Likuiditas ( cash ratio) bank adalah kemampuan bank untuk membayar semua utang jangka pendeknya dengan alat -alat likuid yang dikuasainya. Yuridis artinya GWM bank harus sesuai dengan ketetapan -ketetapan yang ditentukan Bank Indonesia. Ekonomis artinya pimpinan bank harus mampu menghasilkan pendapatan yang optimal d engan mengefektifkan dana -dana bank, tanpa melanggar ketetapan cash ratio minimumnya. Bank diwajibkan memelihara sejumlah likuiditas dari total dana pihak ketiga yang dihimpun pada periode waktu tertentu (Simorangkir, 2004). Fungsi-fungsi GWM adalah untuk memenuhi ketetapan Bank Indonesia , jaminan pembayaran pencairan tabungan masyarakat , mempertahankan agar bank tetap dapat mengikuti kliring , memperkuat daya tahan dalam menghadapi persaingan antar bank, menentukan tingkat kesehatan bank , merupakan salah satu alat kebijaksanaan moneter pemerintah untuk mengatur jumlah uang beredar , sebagai salah satu alat otoritas moneter dalam menstabilkan nilai tukar uang , serta
28
untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank. Bank Indonesia (2008) menetapkan bahwa pemenuhan GWM rupiah sebesar 7,5 % dari total dana pihak ketiga dalam bentuk rupiah. Sedangkan GWM valuta asing (valas) sebesar 1% dalam valuta asing.
2.2.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio
(CAR) merupakan rasio keuangan yang
memberikan indikasi apakah permodalan yang ada telah memadai ( adequate) untuk menutup resiko kerugian atas aktiva produktif karena setiap kerugian akan mengurangi modal. Pengertian CAR adalah perbandingan antara modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia set elah dihitung pertumbuhan risiko (margin risk) dari akibat yang berisiko (Sinungan, 1993). CAR dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Mulyono (1999) yaitu : CAR =
x 100% ................................... (2.2)
Rasio CAR menunjukkan kemampuan dari modal
untuk menutup
kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan beserta kerugian pada investasi surat-surat berharga. Ekuitas adalah modal yang terdiri dari modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak. Perhitungan ekuitas adalah dengan cara total aset dikurangi kewajiban yang harus dibayarkan oleh bank. Total pinjaman merupakan jumlah kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga dan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah dikurangi penyisihan penghapusan. Menurut Nopirin (1992), aset merupakan total kewajiban yang harus dibayarkan oleh bank ditambah dengan modal bank itu
29
sendiri. Sekuritas adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim di perdagangkan dalam pasar modal atau pasar uang (Taswan, 200 2).
2.2.3 Loan to Deposit Ratio (LDR) Menurut Siamat (1993), Loan to Deposit Ratio (LDR) disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank. Kasmir (2003) juga menegaskan bahwa LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang disalurkan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan . Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank ber asal dari kegiatan ini. LDR dapat dihitung dengan cara (Siamat,1993) : LDR =
x 100% .................................................. (2.3)
Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya, 2000).
2.2.4 Bank Bermasalah Menurut Bank Indonesia (2009), bank bermasalah mempunyai rasio atau nisbah kredit tidak lancar yang tinggi apabila dibandingkan dengan modalnya. Berdasarkan penilaiannya, bank bermasalah memiliki nilai CAMEL yang berada pada posisi empat (kurang sehat) atau lima (tidak sehat) pada daftar urutan kondisi
30
bank dan penilaian tersebut tidak disebarluaskan ke masyarakat, namun bank bermasalah akan lebih sering diperiksa dibandingkan dengan bank yang berkondisi sehat. Penangan bank bermasalah sangat serius dilakukan oleh pemerintah karena berpengaruh penting terhadap kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan nasional.
2.3 Dampak Sistemik Istilah sistemik diambil dari kata sistem. Kerusakan sistemik berarti kerusakan menyeluruh pada sistem yang ad a. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang -Undang (PERPPU) No. 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) dalam Fitri (2010), yang dimaksud berdampak sistemik adalah suatu kondisi sulit yang ditimbulkan oleh suatu bank, lembaga keuangan bukan bank, atau gejolak pasar keuangan yang apabila tidak diatasi dapat menyebabkan kegagalan sejumlah bank dan lembaga keuangan bukan bank lain sehingga menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap sistem keuangan dan perekonomian nasional. Sementara itu, lembaga Internasional seperti Bank for International Settlements (BIS) dan European Central Bank menekankan berdampak sistemik menga cu pada istilah kekacauan yang menyeluruh, bersifat tiba -tiba, menghasilkan efek domino kekacauan finansial yang lebih besar. Sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, dalam PERPPU JPSK tidak diatur secara jelas mengenai ukuran dan kriteria bank yang dapat dikategorikan sebagai bank yang ditengarai berdampak sistemik. Secara international best
31
practices, juga tidak pernah ditemui adanya definisi dan ukuran baku mengenai dampak sistemik di dunia ini. Dampak sistemik tidak diatur secara jelas dan tegas mengenai ukuran dan kriterianya karena pengaturan yang rinci dan jelas dapat menimbulkan moral hazard. Maksudnya adalah jika semua bank tahu tentang kriteria berdampak sistemik, dikhawatirkan bank -bank itu akan dengan sengaja mengkondisikan diri agar masuk ke dal am kriteria berdampak sistemik sehingga bank-bank tersebut dapat meminta bantuan pemerintah. Hal ini dapat mendorong manajemen bank tidak berhati -hati (prudent) dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Hal inilah yang menyebabkan kriteria sistemik tidak terca ntum dalam undang-undang. Bank Indonesia mencoba mengadaptasi sistem penilaian dampak sistemik berdasarkan framework MoU Uni Eropa. Framework tersebut melakukan penilaian dampak sistemik dari aspek sistem keuangan, pasar keuangan, sistem pembayaran, dan sektor riil. Selain aspek tersebut, Bank Indonesia juga menambahkan satu aspek lagi yaitu aspek psikologi pasar. Penambahan aspek psikologi pasar ini merujuk pada pengalaman Indonesia pada krisis 1997 -1998 lalu sehingga perlu dimasukkan untuk mencegah krisis serupa terulang. Krisis tersebut berujung pada penarikan besar -besaran dana nasabah di bank -bank lain (rush atau bank runs) sehingga mengakibatkan krisis perbankan dan merambah pada krisis keuangan dan sektor lainnya. Menurut Bank Indonesia (2002), penyebab terjadinya bank runs antara lain: 1. Moral hazard dan penurunan aset. Teori ini diasumsikan bahwa banyak bank yang memperoleh fasilitas berupa kemudahan mendapatkan pinjaman dengan
32
tingkat bunga yang aman dari pemerintah, sehingga terjadi persaingan dalam menyalurkan kredit. Hal ini mengakibatkan kinerja dari bank seolah –olah sangat sehat dibandingkan dengan kondisi yang sebenarnya. Penurunan nilai aset terjadi jika pemerintah tidak lagi memberikan jaminan pada pinjaman bank, sehingga mengubah ekspektasi in vestor karena mereka merasa dananya tidak aman lagi. Bank runs terjadi pada saat ketidakpercayaan investor atau nasabah diwujudkan dengan menarik dana mereka dalam jumlah besar. 2. Disintermediasi dan likuidasi yang diasumsikan bahwa pihak bank adalah pihak yang baik, sehingga penyebab utama terjadinya krisis dan asset deflation adalah financial panic (bank runs) yang tidak diikuti oleh kebijakan yang tepat. Pihak bank melakukan investasi utamanya untuk jangka panjang, sehingga membutuhkan pembiayaan dana yang bersifat jangka panjang. Keadaan ini menyebabkan bank mudah terserang kepanikan keuangan. Dampak yang akan terjadi akibat bank runs menurut Bank Indonesia (2002), yaitu: 1. Berdasarkan teori no contagion effect, bank runs tidak akan merubah volume deposito dalam pengertian bahwa nasabah yang tidak percaya kepada suatu bank memindahkan dananya kepada bank lain, sehingga total simpanan dalam sistem perbankan akan tetap jumlahnya. Sebaliknya, koalisi antar bank (dimana bank yang mengalami kelebihan likuiditas mengalirkan dananya kepada bank yang kekurangan likuiditas) akan mengurangi efek bank runs lebih lanjut.
33
2. Contagion effect yang maksudnya adalah ketidakpercayaan pada suatu bank juga akan membawa ketidakpercayaan kepada sistem perbankan secara keseluruhan, sehingga akan menimbulkan kepanikan. Contagion effect of bank runs suatu bank terjadi jika nasabah menarik dananya dari bank yang gagal dan yang masih baik dalam waktu yang sama tanpa adanya proses pemindahan
deposito.
Contagion
effect
dapat
ditentukan
dengan
membandingkan uang kartal terhadap simpanan dana pihak ketiga (DPK) dalam sistem perbankan. Sebagai
lembaga
keuangan
yang
berperan
penting
bagi
sistem
perekonomian di negara kita, bank dituntut agar mampu mengelola berbagai risiko yang harus dihadapi. J ika tidak, maka risiko ini akan memberikan dampaknya kepada para masyarakat. Tingkat kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada bank menentukan eksistensi dari bank tersebut yang akhirnya berpengaruh kepada kelancaran aliran dana dalam sistem pereko nomian negara kita.
2.4 Informasi dalam Perbankan Menurut Bank Indonesia (2007), a da tiga sistem informasi pelaporan bank yaitu Sistem Informasi Manajemen -Sektor Perbankan Bank Indonesia (SIM SPBI), Sistem Informasi Debitur (SID), dan Sistem Informasi Manajemn Pengawasan BPR (SIMWAS BPR) . SIMS-PBI merupakan sistem informasi terpadu untuk mendukung tugas pengawasan, pemeriksaan dan pengaturan perbankan BI. Tujuan dari penerapan SIM -SPBI adalah meningkatkan efektivitas
34
dan
efisiensi
keseragaman
sistem
pengawasan
(standarisasi)
dalam
dan pemeri ksaan pelaksanaan
tugas
bank,
menciptakan
pengawasan
dan
pemeriksaan bank, mengoptimalkan pengawas dan pemeriksa bank dalam menganalisa kondisi bank sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan dan pemeriksaan bank, memudahkan audit trail oleh pihak yang berkepentingan, serta meningkatkan keamanan dan integritas data serta informasi. SIMWAS-BPR merupakan sistem informasi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem pengawasan BPR. Melalui SIMWAS, pengawas BPR akan mampu mengoptimalkan kegiatan analisis terhadap kondisi BPR, mempercepat diperolehnya informasi kondisi keuangan BPR, serta meningkatkan keamanan dan integritas data serta informasi perbankan. Sedangkan SID adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai de bitur baik perorangan maupun badan usaha, yang diolah berdasarkan laporan penyediaan dana yan g diterima Bank Indonesia dari pelapor. SID dikembangkan dengan tujuan untuk membantu pemberi kredit dalam mempercepat proses analisis dan pengambilan keputusan pe mberian kredit dan mengurangi ketergantungan pemberi kr edit kepada agunan konvensional serta untuk mempercepat waktu penerima kredit dalam memperoleh persetujuan kredit dan mendapat akses yang lebih luas kepada pemberi kredit dengan mengandalkan reputasi keuangannya tanpa harus tergantung pada kemampuan
untuk
menyediakan agunan. Menurut Nasution (2005), sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian seiring dengan fungsinya untuk menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana ke pada pihak-pihak yang membutuhkan dana.
35
Apabila sistem keuangan tidak bekerja dengan baik, maka perekonomian menjadi tidak efisien dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai. Salah satu masalah krusial dalam sistem keuangan yang dapat menj adi sumber ketidakseimbangan keuangan yakni menyangkut terjadinya ketidaksamaan informasi (asymmetric information) yakni suatu situasi dimana satu pihak yang terlibat dalam kesepakatan keuangan tidak memiliki informasi yang akurat dibanding pihak lain. Menurut Scott (2000) dalam Wisnumurti (2010), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu yakni adverse selection dan moral hazard. Adverse selection adalah masalah ketidakseimbangan informasi yang dilakukan oleh salah satu pihak, yang menyebabkan pihak lain tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya terhadap suatu usaha. Sehingga pilihan yang ditetapkan hanya menguntungkan satu pihak saja, dan merugikan pihak yang lain. Sedangkan moral hazard adalah tidak diindahkannya masalah moral dan etika dalam berbisnis. Moral hazard sebenarnya merupakan cerita lama dari permasalahan yang sering timbul dalam pembiayaan di dunia perbankan. Masalah ini bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan kalau ada niatan dan perilaku yang dilandasi oleh kejujuran dan tanggung j awab diantara kedua belah pihak (Choir, 2010). Nasution (2005) menyatakan bahwa k erangka dari masalah asimetri informasi memegang peranan yang penting bagi institusi perbankan dan lembaga keuangan dan intermediasi lain. Meskipun demikian, perbankan memiliki kelebihan-kelebihan khusus dibandingkan lembaga intermidasi. Ketika kualitas informasi mengenai perbankan buruk, maka masalah asimetri informasi akan
36
mengemuka yang nantinya dapat menjadi sumber ketidakstabilan sistem keuangan. Oleh karena itu, dalam kerangka k estabilan sistem keuangan, keberadaan instrumen hukum diharapkan dapat meminimalisir asimetri informasi .
2.5 Percobaan Ekonomi Perancangan percobaan adalah salah satu pengujian baik itu menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertu juan untuk mengubah peubah input menjadi suatu output yang merupakan respon dari percobaan tersebut (Mattjik dan Sumertajaya, 2002). Menurut Juanda (2009), rancangan percobaan adalah salah satu metode pengumpulan data yang efektif dalam mengkaji hubungan sebab-akibat antar peubah (variables). Penggunaan percobaan memungkinkan peneliti mengubah nilai suatu peubah atau faktor yang dikaji, namun mempertahankan nilai dari faktor -faktor lainnya, sehingga pengaruh faktor yang dikaji dapat diketahui dengan jelas. Jadi, percobaan yang terkendali memberikan suatu dasar untuk mengisolasi faktor penyebab karena faktor lainnya dibuat sama (cateris paribus) sehingga tidak berperan pengaruhnya. Pada studi percobaan, peneliti mengkaji pengaruh minimal satu peubah bebas ( independent variables) terhadap satu atau lebih penubah tak bebas ( dependent variables). Independent variables disebut juga peubah perlakuan dan dependent variables disebut juga peubah respon. Ada beberapa istilah dalam perancangan percobaan yang harus dikenal menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002), antara lain: 1. Perlakuan (treatment), yaitu suatu prosedur atau metode yang diterapkan pada unit percobaan.
37
2. Unit percobaan, yaitu unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberi suatu perlakuan. 3. Satuan amatan, yaitu anak gugus dari unit percobaan tempat dimana respon perlakuan diukur. 4. Faktor, yaitu peubah yang dicobakan dalam percobaan sebagai penyusun struktur perlakuan. Peubah bebas yang dicobakan dapat berupa peubah kualitatif atau kuantitatif. 5. Taraf (level), yaitu nilai-nilai dari peubah bebas (faktor) yang dicobakan dalam percobaan. Peubah Terkendali X1, X2, X3, ..., Xp
Input
Proses
Output
Peubah Tak Terkendali Z1, Z2, Z3, ..., Zq Gambar 2.1 Ilustrasi Perancangan Percobaan
Mattjik dan Sumertajaya (2002) mengatakan bahwa dalam suatu perancangan percobaan, data yang dianalisis secara statistika dikatakan sah atau valid apabila data tersebut diperoleh dari suatu percobaan yang memenuhi tiga prinsip dasar. Pertama harus ada ulangan, yaitu pengalokasian suatu perlakuan tertentu terhadap beberapa unit percobaan pada kondisi yang seragam. T ujuannya adalah untuk menduga ragam dari galat percobaan, menduga galat baku ( standard error) dari rataan perlakuan, meningkatkan ketepatan percobaan, dan memperluas
38
presisi kesimpulan percobaan yaitu melalui pemilihan dan penggunaan satuan satuan percobaan yang lebih bervariasi. Kedua adalah pengacakan, yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu. Pengacakan perlakuan pada unit-unit percobaan dapat menggunakan tabel bilangan acak, sistem undian secara manual, atau dapat juga menggunakan komputer. Prinsip yang terakhir adalah adanya pengendalian lingkungan (local control), yaitu usaha untuk mengendalikan
keragaman
yang
muncul
akibat
keheterogenan
kondisi
lingkungan. Percobaan mengenai ilmu sosial selalu menggunakan manusia sebagai unit percobaan (Montgomery, 2001). Oleh karena itu lah, menurut Davis dan Holt (1993) dalam Juanda (2009), banyak ekonom yang beranggapan bahwa ilmu ekonomi tidak dapat menguji hipotesis atau teorinya dengan melakukan percobaan di laboratorium. Persepsi ini muncul karena mereka berkeyakinan bahwa karakteristik pelaku ekonomi sangat beragam dan sulit untuk dikendalikan, sehingga sulit pula untuk mengambil kesimpulan hubungan sebab -akibat karena adanya confouding variables. Meskipun demikian, para ekonom sepakat bahwa semua pelaku ekonomi akan bertindak rasional, yang berarti setiap kegiatan mereka selalu mempertimbangkan manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkannya berdasarkan struktur insentif dari kegiatan yang mereka lak ukan (Juanda, 2009). Berdasarkan ide dari teori induced value yang dikemukakan Smith (1976) , maka percobaan ekonomi dapat dilakukan dengan memunculkan karakteristik
39
pelaku ekonomi tertentu dan karakteristik bawaannya menjadi tidak berpengaruh lagi. Friedman dan Sunder (1994) dalam Juanda (2009) mengemukakan bahwa percobaan ekonomi dilakukan di dalam lingkungan yang terkontrol. Lingkungan tersebut terdiri dari para pelaku ekonomi bersama aturan yang berlaku atau institusi sebagai tempat berin teraksi antar pelaku ekonomi. Oleh sebab itulah, di dalam percobaan ekonomi harus diberikan intruksi percobaan yang dirancang untuk mengendalikan lingkungan sehingga karakteristik
bawaanya tidak
mempengaruhi hasil percobaan. Juanda (2009) mengemukakan bahwa ada tiga syarat cukup untuk memunculkan karakteristik pelaku ekonomi tertentu, antara lain adalah: 1. Monotonicity, yaitu pelaku percobaan harus menyukai imbalan yang lebih besar. 2. Salience, yaitu imbalan yang diterima pelaku tergantung dari ti ndakan mereka (dan pelaku-pelaku lain) dalam percobaan sesuai aturan intitusi yang mereka pahami. 3. Dominance, yaitu adanya dominansi kepentingan pelaku di dalam pelaksanaan dan mengabaikan hal-hal lain.
2.6
Penelitian Terdahulu Menurut Juanda (2010), percobaan ekonomi adalah ilmu ekonomi yang
menerapkan berbagai metode percobaan ( experimental methods) dalam mengkaji berbagai
permasalahan
ekonomi.
Percobaan
ekonomi
digunakan
untuk
pengembangan suatu teori ekonomi dan pengkajian suatu kebijakan ekonomi.
40
Juanda, et al. (2010) telah melakukan percobaan ekonomi untuk mengkaji mengenai bermasalah.
alternatif
kebijakan
Penelitian
tersebut
pemerintah
terhadap
menjelaskan
bahwa
penyelamatan alternatif
bank
terhadap
penyelamatan bank bermasalah dapat dibagi menjadi dua kebijakan, yaitu membantu bank bermasalah dan menutup bank bermasalah . Pada percobaan tersebut, total dana pihak ketiga (DPK) untuk semua bank menyebar rata . Tingkat LDR untuk bank bermasalah dikondisikan lebih rendah dibandingkan bank lainnya, dan LDR empat bank lainnya sama besar. Respon-respon yang diamati dalam percobaan ini adalah adalah rata-rata suku bunga deposito, rata-rata suku bunga pinjaman, total deposito, total pinjaman, dan persentase bank lain ditutup. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kebijakan berpengaruh nyata terhadap seluruh respon. Secara umum di bulan kedua semua bank menaikkan suku bunga deposito baik saat bank bermasalah dibantu dan ditutup. Besar kenaikan suku bunga deposito lebih tinggi saat pemerintah menutup bank bermasalah dibandingkan membantu bank bermasala h. Sama seperti suku bunga deposito, suku bunga kredit juga mengalami kenaikan di bulan kedua. Kenaikan suku bunga kredit saat kebijakan pemerintah menutup bank bermasalah juga lebih besar daripada membantu bank bermasalah. Secara umum, total deposito dan pinjaman saat kebijakan bank bermasalah ditutup mengalami penurunan, sedangkan saat kebijakan bank bermasalah dibantu mengalami kenaikan. Kebijakan untuk menutup bank bermasalah berpotensi untuk membuat bank lainnya ditutup, sedangkan kebijakan membantu ba nk bermasalah tidak memberikan potensi bank lainnya ditutup.
41
2.7
Kerangka Pemikiran Penelitian ini merupakan suatu percobaan ekonomi mengenai simulasi
kegiatan perbankan di Indonesia yang disederhanakan. Mengacu pada tinjauan konseptual dan penelitian terdahulu di atas, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2. CAR -3,5%
BANK BERMASALAH
DIBANTU OLEH PEMERINTAH
DITUTUP OLEH PEMERINTAH
KINERJA BANK LAIN
KINERJA BANK LAIN BERBEDA ATAU TIDAK
SUKU BUNGA DEPOSITO
SUKU BUNGA PINJAMAN
JUMLAH DEPOSITO
JUMLAH PINJAMAN
BANK YANG DITUTUP Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi suku bunga deposito, suku bunga pinjaman, tingkat inflasi, Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Data tersebut digunakan untuk menentukan kondisi awal bank pada waktu percobaan ekonomi. Selain itu ada juga data yang dihasilkan dari percobaan ekonomi, yaitu: rata-rata suku bunga deposito, rata -rata suku bunga pinjaman, total deposito, total pinjaman, dan banyaknya bank ditutup. Sumber data yang digunakan berasal dari data sekunder dan data primer. Data sekunder yang digunakan untuk me nentukan kondisi awal percobaan diperoleh dari laporan Bank Indonesia (BI). Data yang diambil adalah saat bulan November 2008 dan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Data Sekunder Percobaan Bank
Suku Bunga Deposito** (%)
Suku Bunga Pinjaman** (%)
Inflasi (%)**
GWM (%)**
LDR (%)
CAR (%)
BA*
47,59
-3,50
BB
75,56
14,00
77,90
15,86
BD
77,12
19,43
BE
89,58
25,53
BC
10,96
15,81
11,68
7,5
Keterangan : *bank bermasalah **rata-rata nasional
Data primer dihasilkan dari p ercobaan ekonomi melalui simulasi percobaan yang melibatkan 20 orang mahasiswa sebagai pelaku percobaan . Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan komputer yang saling t erkoneksi melalui jaringan
43
LAN. Program yang digunakan adalah PHP dan data disimpan di dalam database yang menggunakan program MYSQL.
3.2 Rancangan Percobaan Percobaan ini merupakan simulasi kegiatan perbankan di Indonesia yang telah disederhanakan oleh penel iti. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari perancangan percobaan. Rancangan percobaan dibuat alurnya kemudian disusun prosedurnya (intruksi percobaan). Setelah itu percobaan ekonomi siap dilakukan dengan melibatkan 20 mahasiswa. Percobaa n dilakukan sebanyak dua kali meliputi kebijakan bank bermasalah dibantu dan kebijakan bank bermasalah ditutup. Pelaku percobaan dibagi dalam tiga pelaku ekonomi dimana sebanyak 10 orang menjadi deposan yang tugasnya mendepositokan uangnya di bank, lima orang menjadi bank yang tugasnya menghimpun dana deposan sebagai dana pihak ketiga (DPK) dan kemudian menyalurkannya untuk dipinjamkan kepada inverstor, serta lima orang menjadi investor yang tugasnya meminjam uang ke bank untuk menambah modal usahanya. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak lima periode (lima ulangan) dan para pelaku percobaan ditugaskan untuk memaksimumkan keuntungannya dalam percobaan ini. Perlakuan yang diberikan dalam percobaan ini adalah kebijakan membantu bank bermasalah dan kebijakan menutup bank bermasalah. Sebagai panduan, pelaku percobaan diberikan intruksi percobaan (Lampiran 3.) sesuai dengan perannya masing -masing.
44
Awal bulan pada percobaan ini dikondisikan oleh peneliti , sehingga kondisi bulan pertama saat kebijakan membantu dan menutup bank bermasalah adalah sama. Masing-masing deposan diberi modal awal sebesar Rp 30.000.000. Setiap deposan mendepositokan uangnya di dua bank yang berbeda masing-masing sebesar Rp 10.000.000 sehingga sisa uang deposan adalah Rp10.000.000. Kemudian untuk investor hanya dapat meminjam uang di empat bank yang berbeda dengan kemungkinan besarnya pinjaman total masing-masing investor adalah sebagai berikut: investor pertama sebesar Rp 29.274.000, investor kedua sebesar Rp 35.852.500, investor ketiga sebesar Rp 28.787.000, investor keempat sebesar Rp 28.494.500, dan investor kelima sebesar Rp 30.520.000. Setiap bank memiliki keadaan awal yang telah dikondisikan oleh peneliti. Kondisi awal setiap bank dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kondisi Awal Setiap Bank Bank
Modal Awal (Rp) 10.148.870
DPK (Rp) 20.000.000
GWM (Rp) 1.500.000
Ekuitas (Rp) -333.130
LDR (Rp) 9.518.000
CAR (%) -3,50
BB
17.509.200
50.000.000
3.750.000
5.289.200
37.780.000
14,00
BC
17.227.470
50.000.000
3.750.000
6.177.470
38.950.000
15,86
BD
15.145.766
40.000.000
3.000.000
5.993.766
30.848.000
19,43
BE
13.315.910
40.000.000
3.000.000
9.147.910
35.832.000
25,53
BA*
Keterangan : *bank bermasalah
Perlakuan pertama adalah kebijakan pemerintah yang membantu bank bermasalah di pertengahan bulan pertama. Pada percobaan ini bank bermasalah tidak akan ditutup oleh pemerintah, sehingga bank tersebut masih dapat menjalankan kegiatan perbankan secara normal. Prosedur percobaan dengan kebijakan bank bermasalah dibantu antara lain sebagai berikut:
45
1. Sebanyak 20 orang mahasiswa melakukan percobaan dari bulan pertama, kedua, sampai ketiga. Setiap percobaan akan diulang sebanyak lima periode (lima ulangan). 2. Peserta percobaan diacak oleh peneliti untuk berperan menjadi tiga pelaku ekonomi yang terdiri dari 10 orang deposan, lima orang bank, dan lima orang investor. 3. Peserta terlebih dahulu membaca dan memahami intruksi percobaan sesuai dengan perannya masing-masing. Peneliti juga menjelaskan intruksi secara rinci untuk membantu peserta yang masih kurang jel as. 4. Peserta juga diberikan lembar keputusan sesuai dengan perannya masing masing. Setiap peserta diharuskan mencatat setiap transaksi yang dilakukan di lembar keputusan setiap bulannya. 5. Pada awal bulan pertama, setiap peserta telah ditentukan kondisi awal nya oleh peneliti sesuai dengan perannya masing -masing sebagai pelaku ekonomi di percobaan kali ini. 6. Pada pertengahan bulan pertama, seluruh bank diminta untuk mengubah suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman untuk menarik perhatian deposan dan investor. 7. Pada awal bulan kedua deposan diminta menentukan jumlah deposito yang akan ditabung di masing-masing bank. Investor juga diminta untuk menentukan jumlah pinjaman yang akan dipinjam dari masing -masing bank. Setelah itu peneliti akan mengacak persentase ROI untuk masing-masing investor.
46
8. Pada pertengahan bulan kedua, seluruh bank diminta kembali untuk mengubah suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman untuk menarik perhatian deposan dan investor. 9. Pada awal bulan ketiga deposan diminta menentukan jumlah d eposito yang akan ditabung di masing-masing bank. Investor juga diminta untuk menentukan jumlah pinjaman yang akan dipinjam dari masing -masing bank. Setelah itu peneliti akan mengacak persentase ROI untuk masing -masing investor. 10. Setelah tiga bulan masing-masing peserta akan kembali ke bulan pertama, namun peneliti mengacak kondisi awal masing -masing peserta sesuai dengan perannya. Hal tersebut artinya, peserta telah masuk pada ulangan berikutnya. 11. Masing-masing peserta melakukan prosedur yang sama setiap ula ngannya, tapi kondisi awalnya akan diubah oleh peneliti di awal bulan. 12. Pada akhir percobaan (bulan ketiga ulangan kelima), peserta harus mengumpulkan lembar keputusan kepada peneliti. 13. Keuntungan yang didapat masing -masing peserta akan dihitung peneliti ses uai dengan transaksi yang mereka tulis di lembar keputusannya. Perlakuan kedua adalah kebijakan pemerintah yang menutup bank bermasalah di pertengahan bulan pertama. Pada percobaan ini bank bermasalah akan ditutup oleh pemerintah, sehingga bank tersebut ti dak dapat menjalankan fungsinya sebagai bank. Deposito para deposan yang berada di bank bermasalah akan hangus dan investor tidak akan bisa meminjam uang sebagai tambahan
47
modal di bank tersebut. Prosedur percobaan dengan kebijakan bank bermasalah ditutup antara lain sebagai berikut: 1. Sebanyak 20 orang mahasiswa melakukan percobaan dari bulan pertama, kedua, sampai ketiga. Setiap percobaan akan diulang sebanyak lima periode (lima ulangan). 2. Peserta percobaan diacak oleh peneliti untuk berperan menjadi tiga pel aku ekonomi yang terdiri dari 10 orang deposan, lima orang bank, dan lima orang investor. 3. Peserta terlebih dahulu membaca dan memahami intruksi percobaan sesuai dengan perannya masing-masing. Peneliti juga menjelaskan intruksi secara rinci untuk membantu peserta yang masih kurang jelas. 4. Peserta juga diberikan lembar keputusan sesuai dengan perannya masing masing. Setiap peserta diharuskan mencatat transaksi masing -masing di lembar keputusan setiap bulannya. 5. Pada awal bulan pertama, setiap peserta telah dit entukan kondisi awalnya oleh peneliti sesuai dengan perannya masing -masing sebagai pelaku ekonomi di percobaan kali ini. 6. Pada pertengahan bulan pertama, bank bermasalah ditutup oleh pemerintah sehingga tidak dapat beroperasi lagi. Bank lainnya diminta unt uk mengubah suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman untuk menarik perhatian deposan dan investor. 7. Pada awal bulan kedua deposan diminta menentukan jumlah deposito yang akan ditabung di masing-masing bank. Investor juga diminta untuk
48
menentukan jumlah pinjaman yang akan dipinjam dari masing -masing bank. Setelah itu peneliti akan mengacak persentase ROI untuk masing -masing investor. 8. Pada pertengahan bulan kedua, seluruh bank diminta kembali untuk mengubah suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman untuk menarik perhatian deposan dan investor. 9. Pada awal bulan ketiga deposan diminta menentukan jumlah deposito yang akan ditabung di masing-masing bank. Investor juga diminta untuk menentukan jumlah pinjaman yang akan dipinjam dari masing -masing bank. Setelah itu peneliti akan mengacak persentase ROI untuk masing -masing investor. 10. Setelah tiga bulan masing-masing peserta akan kembali ke bulan pertama, namun peneliti mengacak kondisi awal masing -masing peserta sesuai dengan perannya. Hal tersebut artinya, peserta telah masuk pada ulangan berikutnya. 11. Masing-masing peserta melakukan prosedur yang sama setiap ulangannya, tapi kondisi awalnya akan diubah oleh peneliti di awal bulan. 12. Pada akhir percobaan (bulan ketiga ulangan kelima), peserta harus mengumpulkan lembar keputusan kepada peneliti. 13. Keuntungan yang didapat masing -masing peserta akan dihitung peneliti sesuai dengan transaksi yang mereka tulis di lembar keputusannya.
3.3 Metode Analisis 3.3.1 Rancangan Acak Kelompok (RAK) in Time
49
Data yang dihasilkan akan dianalisis sec ara deskriptif sesuai dengan percobaan yang dilakukan. Model rancangan percobaan ekonomi ini termasuk dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002), percobaan acak kelompok cukup baik digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam mempersiapkan unit percobaan homogen dalam jumlah besar. Percobaan pada penelitian ini melibatkan pengamatan yang berulang sehingga sering diberi nama dengan rancangan dasar yang dipakai ditambah in time, sehingga rancangan ini biasa disebut dengan RAK in time. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002), model analisis dari percobaan RAK in time adalah: Yijk = µ + αi + wj + αwij + βk + γjk + εijk .......................................... (3.1) Keterangan: Yijk : nilai pengamatan pada perlakuan ke -i, bulan ke-j, dan kelompok ke-k µ
: rataan umum
αi
: pengaruh perlakuan ke-i
wj
: pengaruh waktu ke-j
αwij : pengaruh interaksi perlakuan ke -i dan waktu ke-j βk
: pengaruh kelompok ke-k
γjk
: pengaruh dari komponen acak dari waktu
εijk
: pengaruh dari komponen acak perlakuan
i
: 1, 2
j
: 2, 3
k
: 1, 2, 3, 4, 5
50
Rancangan percobaan di atas dianalisis dengan metode Analisis Ragam (ANOVA). Analisis ragam adalah suatu metode untuk men guraikan keragaman total data kita menjadi komponen -komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan bantuan software SAS (Statistical Analiysis System ). Sistem SAS merupakan sistem paket program untuk analisis data dan pelaporan. SAS dapat melakukan penyimpanan, pemanggilan, dan manipulasi data; analisis statistika sederhana; dan analisis statistika kompleks. Beberapa hipotesis yang diuji dalam analisis percobaan ini adalah (Mattjik dan Sumertajaya, 2002): 1. Pengaruh perlakuan H 0 : αi = 0 H1 : minimal ada satu i dimana αi ≠ 0 2. Pengaruh waktu H0 : wj = 0 H1 : minimal ada satu j dimana wj ≠ 0 3. Pengaruh interaksi perlakuan dengan waktu H0 : αwij = 0 H1 : minimal ada sepasang (i,j) dimana αwij ≠ 0 4. Pengaruh kelompok H0 : β k = 0 H1 : minimal ada satu k dimana βk ≠ 0 Sebelum analisis ragam, dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi. Uji asumsi ini adalah pengujian F terhadap data. Pengujian ini dilakukan dengan
51
menggunakan software Minitab. Ada tiga asumsi yang harus dipenuhi, antara lain kenormalan, kebebasan, dan kehomogenan. Pengujian yang dilakukan antara lain adalah: 1. Galat percobaan menyebar normal. Ada beberapa cara pengujian yang digunakan untuk menguji galat menyebar normal. Pada percobaan ini akan digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : galat menyebar normal H1 : galat tidak menyebar normal 2. Galat percobaan saling bebas. Cara melihat kebebasan galat percobaan adalah dengan dibuat plot antara nilai dugaan galat percobaan dengan nilai dugaan respon. Apabila plot yang dibuat tidak membentuk suatu pola tertentu atau tidak membentuk model yang jelas, maka dikata kan bahwa galat percobaan saling bebas. 3. Galat percobaan memiliki ragam homogen. Uji formal yang dapat digunakan untuk pengujian ragam galat percobaan adalah uji Levene. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0 : ragam homogen H1 : ragam tidak homogen Jika asumsi di atas tidak dapat terpenuhi, maka akan dilakukan transformasi data dengan mengkuadratkan data asli. Jumlah kuadrat dapat dicari dengan melakukan Box-Cox Transformation terhadap data asli. Nilai estimate yang didapat digunakan sebagai kuadrat untuk data asli. Setelah itu, dilakukan
52
pengujian F seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan menggunakan data yang telah ditransformasi.
3.3.2 Uji Nilai Tengah Beda Dua Populasi Uji ini dilakukan khusus dilakukan pada respon potensi bank lain ditutup. Hal ini dikarenakan data yang dimiliki pada salah satu perlakuan melanggar asumsi kehomogenan meskipun telah ditransformasi. Data yang tetap melanggar asumsi walaupun telah ditransformasi saat pengujian F dapat dilakukan d engan uji t. Uji t untuk menduga nilai tengah beda dua populasi ini dihitung secara manual. Menurut Saefuddin, et al. (2009), membandingkan dua populasi adalah membandingkan atribut tertentu antara kedua populasi tersebut. Bila kita memiliki dua populasi dengan σ1 ≠ σ2 dan nilainya tidak diketahui, maka statistik uji yang digunakan adalah (Walpole, 1993) :
thitung =
, ............................................................. (3.2)
dengan
..................................................... (3.3)
Kaidah keputusan tolak H 0 adalah apabila |thit| > Nursamsi (1992) hipotesis yang diuji adalah: H0: µ 1 - µ 2 = 0 H1: µ 1 - µ 2 ≠ 0
,v. Menurut Siringoringo dan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Kebijakan Terhadap Suku Bunga Percobaan ekonomi kali ini bertujuan untuk mengkaji dampak sistemik dari dua kebijakan berbeda yaitu membantu dan menutup bank bermasalah. Dampak awal yang dapat diamati adalah rata-rata suku bunga deposito dan rata-rata suku bunga pinjaman. Rata-rata suku bunga deposito pada saat kebijakan bank bermasalah dibantu relatif lebih tinggi dibandingkan saat kebijakan bank bermasalah ditutup.
Gambar 4.1 Suku Bunga Deposito Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup
Berdasarkan Gambar 4.1, rata-rata suku bunga deposito baik pada kebijakan bank bermasalah dibantu maupun ditutup cenderung mengalami kenaikan yang relatif kecil. Rata-rata suku bunga deposito kebijakan bank bermasalah dibantu mengalami kenaikan menjadi 11,11 persen di bulan kedua dan 11,17 persen di bulan ketiga. Begitu pula dengan kebijakan bank bermasalah ditutup, rata -rata
54
suku bunga depositonya mengalami kenaikan menjadi 11,03 persen di bulan kedua dan 11,09 persen di bulan ketiga. Berdasarkan penelitian Juanda , et al.(2010), rata-rata suku bunga deposito saat bank bermasalah ditutup lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah dibantu. Pada penelitian tersebut, bank lain cenderung menaikkan suku bunga depositonya dengan alasan supaya mereka dapat menghimpun dana likuid sebanyak mungkin. Dengan menaikkan suku bunga , diharapkan bahwa deposan tertarik untuk tetap mendepositokan uangnya , sehingga dana likuid yang ada di bank semakin besar dan kemungkinan untuk tidak ditutup pun semakin be sar. Berbeda pada percobaan kali ini, rata-rata suku bunga deposito pada kebijakan membantu bank bermasalah justru cenderung lebih tinggi dibandingkan kebijakan menutup bank bermasalah. Hasil percobaan kali ini, dikuatkan dengan output analisis yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Analisis Ragam Suku Bunga Deposito Source
DF
Type III SS
Mean Square
F
Pr > F
Kebijakan
1
0,0000030
0,0000030
0,84
0,386
Bulan
1
0,0000021
0,0000021
0,58
0,469
Ulangan(Bulan)
4
0,0000115
0,0000029
0,81
0,555
Kebijakan*Bulan
1
0,0000000
0,0000000
0,00
0,984
Ulangan
4
0,0000025
0,0000006
0,17
0,946
Error
8
0,0000285
0,0000036
19
0,0000475
Corrected Total
Nilai P (0,386) untuk kebijakan lebih besar dibandingan nilai alpha (0,10). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan baik membantu maupun menutup bank bermasalah tidak memberikan dampak yang berbeda nyata terhadap rata-rata suku bunga deposito.
55
Dampak berikutnya yang ditimbulkan dari alternatif kebijakan pemerintah adalah rata-rata suku bunga pinjaman. Rata-rata suku bunga pinjaman pada saat bank bermasalah ditutup cenderung lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah dibantu. Perbedaan nilai rata-rata suku bunga pinjaman dengan alternatif kebijakan yang berbeda dapat dilihat p ada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Suku Bunga Pinjaman Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup
Rata-rata suku bunga pinjaman baik pada kebijakan membantu maupun menutup bank bermasalah mengalami penurunan yang relatif rendah di bulan kedua. Pada bulan kedua rata-rata suku bunga pinjaman saat bank bermasalah ditutup sebesar 15,66 persen, sedangkan saat bank bermasalah dibantu relatif lebih rendah yaitu sebesar 15,54 persen. Pada bulan berikutnya (bulan ketiga), rata -rata suku bunga pinjaman kebijakan bank bermasa lah ditutup relatif stabil (tidak berubah) dan saat bank bermasalah dibantu relatif menurun dengan penurunan yang kecil menjadi 15,45 persen .
56
Tabel 4.2 Analisis Ragam Suku Bunga Pinjaman Source
DF
Type III SS
Mean Square
F
Pr > F
Kebijakan
1
9,453125E-8
9,453125E-8
6,17
0,0378
Bulan
1
7,03125E-9
7,03125E-9
0,46
0,5171
Ulangan(Bulan)
4
5,125E-8
1,28125E-8
0,84
0,5386
Kebijakan*Bulan
1
7,03125E-9
7,03125E-9
0,46
0,5171
Ulangan
4
6,125E-8
1,53125E-8
1,00
0,4609
Error
8
1,225E-7
1,53125E-8
19
3,4359375E-7
Corrected Total
Kebijakan pemerintah untuk membantu dan menutup bank bermasalah memberikan dampak penurunan yang berbeda nyata terhadap suku bunga pinjaman. Hal ini ditunjukkan dengan n ilai P (0,0378) untuk kebijakan lebih kecil dibandingan nilai alpha (0,10). Rata-rata suku bunga pinjaman saat k ebijakan bank bermasalah ditutup lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah dibantu. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya deposito yang ditarik saat kebijakan bank bermasalah ditutup. Penarikan deposito yang besar menyebabkan jumlah deposito yang dihimpun oleh bank semakin kecil. Jumlah deposito yang relatif kecil menyebabkan harga dari suku bunga bank meningkat. Bank harus membayarkan sejumlah bunga kepada deposan sebagai biaya dana (cost of fund), sehingga kecilnya dana deposito membuat bank menaikkan suku bunga pinjamannya. Cost of fund merupakan biaya yang harus dipikul bank atas dana yang dikumpulkan, sehingga kenaikan suku bunga pinjaman dapat mencegah bank dari kerugian akibat dari besarny a cost of fund yang harus dibayarkan kepada deposan, karena suku bunga pinjaman merupakan sebuah pricing credit bagi bank.
57
4.2 Pengaruh Kebijakan Terhadap Total Deposito dan Pinjaman Besarnya nilai suku bunga deposito mempengaruhi banyaknya deposito yang akan ditabungkan oleh deposan . Keputusan yang diambil deposan berdampak terhadap total deposito yang akan dihimpun oleh bank. Berikut adalah perbandingan total deposito pada kebijakan bank bermasalah dibantu dan bank bermasalah ditutup.
Gambar 4.3 Total Deposito Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup
Berdasarkan Gambar 4.3, total deposito saat kebijakan bank bermasalah dibantu dan ditutup pada bulan pertama sebesar Rp 180.000.000. Pada kebijakan membantu bank bermasalah, total deposito cenderung terus meningkat hingga bulan ketiga, yaitu sebesar 43,35 persen di bulan kedua dan 1,70 persen di bulan ketiga. Kenaikan deposito ini disebabkan karena rata -rata suku bunga deposito pada kebijakan bank bermasalah dibantu cenderung mengalami kenaikan pula. Hal tersebut dikuatkan oleh Nopirin (1992) yang menyatakan bahwa jika tingkat
58
bunga semakin tinggi maka keinginan masyarakat untuk menabung semakin tinggi pula. Hasil yang berbeda ditunjukkan saat pemerintah menutup bank bermasalah, dimana total deposito pada bulan kedua mengalami penurunan sebesar 50,14 persen. Hal ini disebabkan karena adanya penarikan deposito yang besar ol eh para deposan. Menurut Juanda, et al. (2010), adanya bank yang ditutup menyebabkan kekhawatiran deposan terhadap keamanan depositonya, sehing ga membuat beberapa deposan memutuskan untuk tidak mendepositokan kembali uangnya di bank. Deposito yang ditarik oleh para deposan secara langsung akan menurunkan total deposito secara keseluruhan. Pengaruh dari kenaikan rata-rata suku bunga deposito di bulan ketiga memberikan dampak kenaikan yang relatif besar terhadap total deposito, yaitu sebesar 18,94 persen saat kebijakan bank bermasalah ditutup . Tabel 4.3 Analisis Ragam Total Deposito Source
DF
Type III SS
Mean Square
F
Pr > F
Kebijakan
1
5,8333424E28
5,8333424E28
222,72
<,0001
Bulan
1
3,4674515E26
3,4674515E26
1,32
0,2831
Ulangan(Bulan)
4
9,7108421E26
2,4277105E26
0,93
0,4942
Kebijakan*Bulan
1
1,0194911E26
1,0194911E26
0,39
0,5501
Ulangan
4
1,6562367E27
4,1405916E26
1,58
0,2692
Error
8
2,0953412E27
2,6191765E26
19
6,350478E28
Corrected Total
Berdasarkan Tabel 4.3, nilai P (<0,0001) untuk kebijakan lebih kecil dibandingan nilai alpha (0, 10). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan untuk membantu dan menutup bank bermasalah memberikan dampak yang berbeda terhadap total deposito.
59
Kedua kebijakan juga mempengaruhi banyaknya deposito yang ditarik oleh deposan. Banyaknya deposito yang ditarik mempengaruhi besar kecilnya jumlah deposito yang dapat dihimpun oleh bank. Perbandingan persentase jum lah deposito yang ditarik pada kebijakan membantu bank bermasalah dan menutup bank bermasalah dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Deposito Ditarik Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup
Berdasarkan Gambar 4.4, penarikan deposito pada kebijakan membantu bank bermasalah relatif kecil. Sebaliknya, saat pemerintah menutup ban k bermasalah, penarikan deposito mencapai Rp 88.626.800 atau sebanding dengan 49,24 persen di bulan kedua. Adanya bank yang ditutup menyebabkan beberapa deposan memutuskan untuk t idak mendepositokan kembali uangnya di bank , karena adanya kekhawatiran terhadap keamanan depositonya. Pada bulan ketiga, penarikan deposito saat kebijakan bank bermasalah dibantu cenderung mengalami kenaikan, sedangkan saat bank bermasalah ditutup cenderung mengalami penurunan. Walaupun demikian, deposito yang ditarik pada kebijakan membantu
60
bank bermasalah masih relatif lebih rendah dibandingkan saat menutup bank bermasalah. Banyaknya deposito yang ditarik bertolak belakang dengan total deposito yang ada pada masing-masing kebijakan. Semakin besar deposito yang ditarik, maka semakin rendah total deposito yang dihimpun bank. Hal ini bersifat rasional karena penarikan deposito akan mengurangi jumlah deposito yang dihimpun oleh bank. Pada bulan ketiga saat bank bermasalah dibantu, penarikan deposito meningkat namun jumlah depositonya pun meningkat. Hal ini disebabkan karena penarikan deposito dilakukan sebagai pengalihan deposito ke rekening bank lain oleh deposan. Tabel 4.4 Analisis Ragam Jumlah Deposito Ditarik Source
DF
Type III SS
Mean Square
F
Pr > F
Kebijakan
1
102684107
102684107
32,60
0,0004
Bulan
1
13559593
135595930
4,13
0,0770
Ulangan(Bulan)
4
10070530
25176330
0,77
0,5750
Kebijakan*Bulan
1
77586997
775869970
23,64
0,0010
Ulangan
4
31832469
7958117
2,43
0,1330
Error
8
26252124
3281516
19
261985821
Corrected Total
Berdasarkan Tabel 4.4, nilai P (0,0004) untuk kebijakan lebih kecil dibandingan nilai alpha (0, 10). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan untuk membantu dan menutup bank bermasalah memberikan dampak yang berbeda terhadap jumlah deposito yang ditarik. Selain itu, bulan (waktu) juga memberikan dampak yang berbeda terhadap deposito yang ditarik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P (0,0770) untuk bulan lebih kecil dibanding kan nilai alpha (0,10).
61
Maksudnya adalah bahwa setiap bulannya, deposito yang ditarik baik saat bank bermasalah dibantu maupun ditutup memiliki nilai yang berbeda nyata. Berdasarkan analisis ragam terdapat interaksi antara kebijakan dan bulan, hal ini ditunjukkan dengan nilai P untuk kebijakan*bulan (0,0 010) lebih kecil dari nilai alpha (0,10). Maksudnya adalah bahwa deposito yang ditarik pada kebijakan ditutup mengalami perubahan pola pada bulan ketiga. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 bahwa deposito yang ditarik saat kebijakan bank bermasalah ditutup mengalami kenaikan di bulan kedua dan kemudian mengalami penurunan di bulan berikutnya (bulan ketiga). Dampak selanjutnya dari pengaruh alternatif kebijakan adalah total pinjaman. Pada percobaan kali ini, total pinjaman cenderung turun m enerus baik pada kebijakan membantu maupun menutup bank bermasalah. Total pinjaman saat bank bermasalah dibantu relatif lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah ditutup. Perbedaan total pinjaman pada kebijakan membantu bermasalah dan menutup bank bermasalah dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Total Pinjaman Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup
62
Berdasarkan Gambar 4.5, total pinjaman saat kebijakan membantu bank bermasalah turun relatif besar sebesar 50,91 persen di bulan kedua dan turun lagi sebesar 13,37 persen di bulan ketiga. Sedangkan saat kebijakan bank bermasalah ditutup, total pinjaman turun relatif besar sebesar 62,81 persen di bulan kedua dan turun lagi sebesar 27,57 persen di bulan ketiga. Besar kecilnya jumlah deposito yang dihimpun bank, akan mempengaruhi pula besar kecilnya pinjaman yang dapat diberikan oleh bank. Hal ini disebabkan karena pinjaman yang diberikan oleh bank berasal dari dana pihak ketiga (dalam penelitian ini adalah deposito) yang dihimpun bank. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya , total deposito saat bank bermasalah dibantu lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah ditutup. Hal tersebut mempengaruhi kemampuan bank untuk memberikan pinjaman , sehingga besarnya total deposito saat bank bermasalah dibantu membuat total pinjamannya lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah ditutup . Begitu pula saat bank bermasalah ditutup, kecilnya total deposito membuat total pinjamannya semakin kecil. Menurut Kustituanto dan Badrudin (1993), apabila deposito yang yang dihimpun bank besar, maka bank dapat meningkatkan kreditnya untuk para debitur, sehingga bank dapat meminimalisir
cost of fund yang harus
dibayarkannya. Dengan memperbanyak pinjaman kepada debitur, bank akan menerima bunga pinjaman yang besar, sehingga pendapatan dari bunga pinjaman tersebut dapat digunakan untuk membayar kewajibannya kepada deposan berupa bunga deposito (cost of fund).
63
Tabel 4.5 Analisis Ragam Total Pinjaman Source
DF
Type III SS
Mean Square
F
Pr > F
Kebijakan
1
2.2086135E15
2.2086135E15
10.43
0.0121
Bulan
1
8.26898E14
8.26898E14
3.91
0.0835
Ulangan(Bulan)
4
2.67287E14
6.682175E13
0.32
0.8599
Kebijakan*Bulan
1
3.9762E13
3.9762E13
0.19
0.6762
Ulangan
4
3.2630855E15
8.1577138E14
3.85
0.0495
Error
8
1.6936853E15
2.1171066E14
19
8.2993313E15
Corrected Total
Berdasarkan Tabel 4.5, nilai P (0,0005) untuk kebijakan lebih kecil dibandingan nilai alpha (0, 10). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan untuk membantu dan menutup bank bermasalah memberikan dampak penurunan yang berbeda terhadap jumlah pinjaman. Selain itu, bulan (waktu) juga memberikan dampak penurunan yang berbeda nyata terhadap jumlah pinjaman, hal ini ditunjukkan dengan nilai P untuk bulan (0,0 835) lebih rendah daripada nilai alpha (0,10). Maksudnya adalah bahwa setiap bulannya, total pinjaman baik saat bank bermasalah dibantu maupun ditutup memiliki nilai penurunan yang berbeda nyata Ulangan dalam percobaan kali ini juga memberikan dampak penurunan yang berbeda nyata terhadap total pinjaman. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P (0,0495) lebih kecil daripada nilai alpha (0,10). Artinya adalah, ulangan pada percobaan ini memiliki pengaruh terhadap penurunan total pinjaman . Faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya pinjaman adalah rata-rata suku bunga pinjaman. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, rata-rata suku bunga pinjaman saat kebijakan bank bermasalah ditutup lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah dibantu. Hal ini menyebabkan total pinjaman saat bank bermasalah ditutup lebih rendah dibandi ngkan saat bank bermasalah dibantu.
64
Menurut Norpin (1992), kenaikan suku bunga pinjaman membuat para investor mengurangi tingkat investasinya karena biaya pengembalian kreditnya semakin besar. Dalam penelitian Juanda, et al.(2010), kenaikan suku bunga pinj aman saat bank bermasalah ditutup yang lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah dibantu menyebabkan total pinjaman menjadi lebih kecil karena semakin besar suku bunga pinjaman, maka semakin besar pula pengembalian debitur kepada bank. Hal ini membuat beberapa debitur tidak ingin lagi meminjam uang di bank, sehingga total pinjamannya lebih kecil.
4.3 Potensi Bank Ditutup Akibat Pengaruh Kebijakan Banyaknya jumlah deposito dan jumlah pinjaman yang ada di bank mempengaruhi tingkat likuiditas yang dapat menentukan potensi bank tersebut ditutup atau tidak. Likuiditas yang ada di bank merupakan kemampuan bank untuk melunasi kewajibannya kepada deposan. Apabila bank tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka bank tersebut akan ditutup. Kebijakan untuk membantu bank bermasalah tidak memiliki potensi terhadap penutupan bank lainnya. Berbeda dengan kebijakan untuk menutup bank bermasalah yang memiliki potensi terhadap penutupan bank lainnya. Perbedaan persentase rata-rata bank yang ditutup setiap bulannya saat bank bermasalah dibantu dan ditutup dapat dilihat pada gambar 4.6 .
65
Gambar 4.6 Bank Ditutup Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup
Persentase penutupan bank lain saat bank bermasalah ditutup paling besar terdapat pada bulan kedua yaitu sebesar 20 persen. Sedangkan di bulan ketiga potensi penutupan bank lain sebesar 15 persen. Potensi penutupan bank lain ini disebabkan karena adanya penarikan deposito yang besar oleh para deposan . Penarikan deposito ini tidak didukung oleh likuiditas bank yang tersedia. Likuiditas bank pada percobaan kali ini berasal dari dana pihak ketiga yang masih berada di bank ditambah dengan modal awal bank itu sendiri. Penutupan bank akan terjadi jika dana likuiditas bank tidak cukup untuk membayar penarikan deposito yang dilakukan oleh pa ra deposan. Tabel 4.6 Uji Nilai Tengah Beda Dua Populasi Pada Potensi Bank Ditutup Kebijakan
N
Means
Standard Deviasi
SE Means
T-Value
Dibantu
5
0
0
0
Ditutup
5
0,175
0,0684653
0,0306
-6,3900965
66
Berdasarkan tabel uji t di atas, nilai |thitung| (6,390) lebih besar dibandingan nilai tα/2,4 (2,132). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan untuk membantu dan menutup bank bermasalah memberikan dampak yang berbeda nyata terhadap persentase bank ditutup. Potensi bank lain ditutup sebanding dengan penarikan jumlah deposito. Kebijakan membantu bank bermasalah tidak membuat bank lain ditutup karena deposito yang ditarik tidak terlalu besar yaitu sebesar 1,27 persen pada bulan kedua dan 4,58 persen pada bulan ketiga. Sedangkan saat bank bermasalah ditutup, terjadi penarikan jumlah deposito di bulan kedua sebesar 49,24 persen sehingga menimbulkan besarnya potensi penutupan bank lain sebesar 20 persen. Begitu pula pada bulan ketiga, dimana penurunan deposito yang ditarik sebesar 28,27 persen membuat potensi bank lain ditutup semakin kecil, yaitu sebesar 15 persen. Pada percobaan kali ini, pasar perbankan tergolong dalam oligopoli dengan modal awal bank bermasalah adalah Rp 10.148.870 dengan dana pihak ketiga sebesar Rp 20.000.000 dan pinjaman yang diberikan kepada debitur sebesar Rp 9.518.000. Hal ini menunjukkan bahwa total aset bank bermasalah adalah sebesar Rp 19.666.870. Bila dipersentasekan, maka bank bermasalah memiliki pangsa aset sebesar 8,69 persen, pangsa dana pihak ketiga sebesar 10 persen, pangsa kredit sebesar 6,22 persen, serta pangsa modal sebesar 13,84 persen. Sruktur pasar perbankan pada penelitian ini merupakan pasar oligopoli, sehingga semua bank memiliki hubungan yang saling tergantung. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Karaini dan Sussanto (1991) yang menyatakan bahwa pasar oligopoli merupakan pasar dimana adanya hubunga n interpedensi
67
(saling ketergantungan) antara saingan yang satu dengan yang lain . Walaupun pangsa pasar bank bermasalah dalam penelitian ini relatif kecil, tetapi tetap dapat memberikan dampak terhadap penutupan ban k lain, dimana dampaknya masih relatif kecil. Menurut Subanidja (2006), meskipun terjadi perubahan struktur pasar yang relatif kecil, tetap akan mempengaruhi pasar secara keseluruhan . Asimetri informasi juga berperan besar terhadap kebijakan untuk menutup bank bermasalah. Pada penelitian ini, kebijakan menutup bank bermasalah tidak disertai dengan informasi yang jelas dari pemerintah. Informasi mengenai penyebab bank bermasalah ditutup hanya diketahui oleh pemerintah ( adverse selection),
sehingga
menimbulkan
ketidakpastian
bagi
para
deposan.
Ketidakpastian tersebut akhirnya dapat membuat suatu perilaku moral hazard yang dilakukan oleh para deposan tanpa memperhatikan dampaknya terhadap kelangsungan bank yang lain. Adanya moral hazard, membuat deposan menarik depositonya tanpa memperhatikan likuiditas bank dan pengaruhnya terhadap deposan lainnya. Informasi yang hanya diketahui pemerintah ( adserve selection) dan perilaku deposan menarik depositonya secara besar ( moral hazard), dapat memicu bank lain untuk dit utup. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Juanda, et al. (2010). Di dalam peneltian tersebut kebijakan untuk menutup bank bermasalah dibagi menjadi dua jenis, yaitu men utup bank bermasalah dengan adanya informasi dan dengan tidak adanya informasi yang jelas kepada masyarakat. Terbukti bahwa kebijakan bank bermasalah yang ditutup dengan informasi tidak
68
menimbulkan potensi bank lain ditutup. Hal ini menjelaskan bahwa asimetri informasi berpengaruh besar terhadap penyelamatan bank bermasalah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan kali ini, kesimpulan yang didapat antara lain: 1. Kebijakan untuk membantu dan menutup bank bermasalah terbukti memberikan dampak terhadap industri perbankan secara keseluruha n, paling tidak terhadap rata-rata suku bunga pinjaman, total deposito, deposito yang ditarik, total pinjaman, dan potensi penutupan terhadap bank lainnya. Meskipun demikian, besarnya dampak dari dua alternatif kebijakan tersebut ditentukan oleh besarnya p angsa pasar bank bermasalah. Pada penelitian ini, bank bermasalah memiliki pangsa pasar yang relatif lebih kecil dibandingkan ban lainnya, terutama dari sisi aset, modal, dana pihak ketiga, dan kredit. 2. Kebijakan membantu dan menutup bank bermasalah memberi kan pengaruh nyata terhadap rata-rata suku bunga pinjaman, total deposito, jumlah deposito yang ditarik, total pinjaman, serta potensi penutupan terhadap bank lain. Sedangkan terhadap rata-rata suku bunga deposito, kebijakan membantu dan menutup bank bermasalah tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. 3. Rata-rata suku bunga deposito saat bank bermasalah dibantu sebesar 11,11 persen di bulan kedua dan 11,17 persen di bulan ketiga . Sedangkan rata-rata suku bunga deposito saat bank bermasalah ditutup sebesa r 11,03 persen di bulan kedua dan 11,09 persen di bulan ketiga. Saat bank bermasalah dibantu, suku bunga pinjaman di bulan kedua turun menjadi 15,59 persen dan di bulan
70
berikutnya relatif stabil (tetap). Sedangkan saat bank bermasalah ditutup, suku bunga pinjaman di bulan kedua turun menjadi 15,66 persen dan di bulan berikutnya relatuf stabil (tetap) pula. 4. Secara umum total deposito dan pinjaman saat bank bermasalah dibantu relatif
lebih besar setiap bulannya dibandingkan saat bank bermasalah ditutup. Total deposito saat bank bermasalah dibantu naik dari Rp 258.024.200 di bulan kedua menjadi Rp 262.417.761 di bulan ketiga, begitu pula saat bank bermasalah ditutup yang naik dari Rp 89.746.200 menjadi Rp 106.740.178. Total pinjaman saat bank bermasalah dibantu turun dari Rp 75.070.000 di bulan kedua menjadi Rp 65.030.000 di bulan ketiga, begitu pula saat bank bermasalah ditutup yang turun dari Rp 56.872.800 menjadi Rp 41.192.800. 5. Kebijakan menutup bank bermasalah memberikan potensi untuk membuat bank lain ditutup karena pangsa pasarnya yang tergolong besar dan adanya asimetri informasi. Sedangkan saat bank bermasalah dibantu, tidak terdapat potensi penutupan terhadap bank lainnya.
5.2 Saran Penelitian untuk mengkaji alternatif dua kebijakan membantu dan menutup bank bermasalah ini merupakan yang pertama kali. Masih terdapat keterbatasan yang ada pada percobaan ini. Saran yang membangun untuk penelitian kali ini diperuntukkan
kepada
pembuat
kebijakan
terhadap
penyelamatan
bank
bermasalah dan untuk penelitian selanjutnya. Adapun saran yang diberikan antara lain:
71
1. Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam membuat kebijakan terhadap penyelamatan bank bermasalah, pemerintah dapat mempertimbangkan dampak yang terjadi, minmal terhadap rata -rata suku bunga deposito, rata -rata suku bunga pinjaman, total deposito, jumlah deposito yang ditarik, total pinjaman, dan potensi penutupan terhadap bank lain. 2. Penelitian lanjutan sebaiknya menggunakan pelaku percobaan yang berbeda untuk setiap ulangan dan setiap perlakuan . Hal ini dimaksudkan agar pelaku percobaan tidak memiliki pengalaman dalam percobaan yang dilakukan, sehingga mendapatkan hasil percobaan yang relatif baik. 3. Penelitian selanjutnya dapat mengkaji dampak yang lebih luas lagi, contohnya terhadap pasar tenaga kerja dan output nasional. 4. Penelitian lanjutan sebaiknya mempertimbangan pangsa pasar untuk masingmasing bank dengan bentuk simpanannya adalah deposito berjangka tiga bulan, sehingga dapat dikaji lebih baik hasilnya . 5. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan data suku bu nga deposito dan pinjaman yang lebih mencerminkan total simpanan bank dan kredit secara keseluruhan untuk kondisi awal percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Y. N. 2006. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Assets, dan Desaran Perusahaan Terhadap Perubahan Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) [skripsi]. Fakultas Ekonom i, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Anonim. 2010. “Amerika Cetak Rekor dengan Menutup 157 Bank”. [ Bataviase]. http://bataviase.co.id/node/500771 [28 Januari 2011] Bank Indonesia. 2002. Studi Ekonomi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia . Bank Indonesia, Jakarta. . 2004. “Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 Mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum”. [Website BI] http:// www.bi.go.id/biweb/utama/peraturan/pbi_61004.pdf [28 Januari 2011] . 2007. “Sistem Informasi Pelaporan Bank kepada Bank Indonesia”. [Website BI] http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Ikhtisar+Perbankan/ Pengaturan+dan+Pengawasan+ Bank [28 Januari 2011] . 2008. “Peraturan Bank Indonesia Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing ”. [Website BI] http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/ Perbankan/pbi_102508.htm [28 Januari 2011] . 2009. “Kamus Bank Indonesia : Pengertian Bank Bermasalah”. [Website BI] http://www.bi.go.id/web/id/Kamus.htm?id=B&start=1&curpage=4&sea rch=False&rule=last [28 Januari 2011] Choir. 2010. “Mudharabah dan Optimalisasi Sektor Riil ”. [Zona Ekonomi Islam]. http://zonaekis.com/mudhar abah-dan-optimalisasi [31 Januari 2011] Dendawijaya, L. 2000. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta. . 2005. Manajemen Perbankan Edisi Kedua . Ghalia Indonesia, Jakarta. Hasibuan, M. S. P. 1996. Manajemen Perbankan (Bank Management): Kunci dan Kunci Pertumbuhan Perekonomuan . Haji Masagung, Jakarta. . 2008. Dasar-dasar Perbankan. PT Bumi Aksara, Jakarta. Juanda, B. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis . IPB Press, Bogor.
73
Juanda, B., N. Fitri, F. Fardilah, dan M. P. D. Manik. 2010. Analisis Perbandingan Dampak Kebijakan Menyelamatkan Bank Century dengan kebijakan Menutup Bank Century dengan Metode Eksperimen . Departemen Ilmu Ekonomi, FEM-IPB, Bogor. Juanda, B. 2010. Ekonomi Eksperimental Untuk Pengembangan Teori Ekonomi dan Pengkajian Suatu Kebijakan. IPB Press, Bogor. Karaini, A. dan H. Sussanto. 1991. Pengantar Ekonomi Mikro. Gunadarma, Jakarta. Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Kustituanto, B. dan R. Badrudin. 1993. Ekonomi Makro. Gunadarma, Jakarta. Mattjik, A. A. dan I. M. Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan Jilid I Edisi Kedua. IPB Press, Bogor. Montgomery, D. C. 2001. Design and Analysis of Experiments Fifth Edition . John Wiley & Sons, Inc., New York. Mulyono, T. P. 1999. Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan Edisi Keempat. Djambatan, Jakarta. Nasution, A. 2005. Stabilitas Sistem Keuangan: Urgensi, Implikasi Hukum, dan Agenda Kedepan. Di dalam: Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII. Badan Pembinaan Hukum Nasional -Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI. 14-18 Juli 2005. Denpasar. Naylah, M. 2010. Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Kinerja Industri Perbankan Indonesia [tesis]. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang. Nopirin. 1992. Ekonomi Moneter. BPFE, Jakarta. Puspopranoto, S. 2004. Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan Konsep, Teori, dan Realita. Pustaka LP3S Indonesia, Jakarta. Saefuddin, A., K. A. Notodipuro, A. Alamudi, dan K. Sadik . 2009. Statistika Dasar. Grasindo, Jakarta. Sebatiningrum, N. K. 2006. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta [skripsi]. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
74
Setiyawati, L. 2007. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return on Asset (ROA) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta [skripsi]. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Siamat, D. 1993. Manajemen Lembaga Keuangan . Intermedia, Jakarta. Sinungan, M. 1993. Manajemen Dana Bank. Bumi Aksara, Jakarta. Simorangkir, O. P. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank . Ghalia Indonesia, Bogor. Siringorimgo, H. dan R. A. Nursamsi. 1992. Pengantar Statistika. Gunadarma, Jakarta. Smith, V. L. 1976. “Experimental Economics: Induced Value Theory .” In American Economic Review 66 (May 1976) : 274-279. Subanidja, S. 2006. “Struktur Pasar, Karakteristik dan Kinerja Bank Umum di Indonesia.” Jurnal Akuntabilitas, 6 : 14-21. Sukirno, S. 1981. Pengantar Teori Makroekonomi . FE-UI, Jakarta. Suyatno, T. 1996. Kelembagaan Perbankan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Taswan. 2002. Akuntansi Perbankan (Transaksi dalam Valuta Rupiah). UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Utomo, T. Y. 2010. Analisis Hubungan Struktur Pasar Industri Perbankan dengan Tingkat Suku Bunga dan Kinerja Perbankan Indonesia Selama Tahun 2005-2009 (Studi Kasus pada Bank Umum) [skripsi]. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta. Walpole, R. E. 1993. Pengantar Statistika Edisi Keiga . Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wisnumurti, A. 2010. Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Hubungan Asimetri Informasi dengan Praktik Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terda ftar di BEI) [skripsi]. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.
75 Lampiran 1. Data Hasil Percobaan Kebijakan Bulan Ulangan Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Ditutup Ditutup Ditutup Ditutup Ditutup Ditutup Ditutup Ditutup Ditutup Ditutup
2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3
1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5
Jumlah Deposito Rp 250.138.000 Rp 265.410.877 Rp 269.479.000 Rp 268.744.985 Rp 243.888.000 Rp 251.538.629 Rp 253.688.000 Rp 255.867.054 Rp 272.928.000 Rp 270.527.261 Rp 87.728.000 Rp 119.544.296 Rp 83.228.000 Rp 20.197.473 Rp 91.728.000 Rp 99.032.784 Rp 98.819.000 Rp 96.189.121 Rp 87.228.000 Rp 198.737.214
Deposito Ditarik Rp 0 Rp 2.519.724 Rp 9.909.000 Rp 25.918.460 Rp 1.386.000 Rp 9.011.386 Rp 136.000 Rp 4.942.570 Rp 0 Rp 18.087.743 Rp 82.181.000 Rp 0 Rp 86.545.000 Rp 63.030.527 Rp 96.636.000 Rp 29.784.180 Rp 84.636.000 Rp 32.742.325 Rp 93.136.000 Rp 0
Jumlah Pinjaman Rp78.000.000 Rp65.600.000 Rp77.800.000 Rp63.300.000 Rp62.650.000 Rp58.350.000 Rp77.500.000 Rp65.300.000 Rp79.400.000 Rp72.600.000 Rp67.500.000 Rp40.500.000 Rp30.700.000 Rp19.500.000 Rp28.000.000 Rp25.000.000 Rp73.200.000 Rp41.000.000 Rp84.964.000 Rp79.964.000
Suku Bunga Deposito 10,92% 11,16% 11,09% 10,94% 11,04% 11,16% 11,11% 11,16% 11,38% 11,42% 10,98% 11,31% 11,22% 11,10% 11,16% 10,98% 11,01% 10,98% 10,77% 11,10%
Suku Bunga Pinjaman 15,48% 15,48% 15,70% 15,72% 15,70% 15,55% 15,62% 15,60% 15,43% 15,58% 15,60% 15,45% 15,66% 15,57% 15,81% 15,72% 15,51% 15,63% 15,72% 15,93%
Bank Ditutup 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 25,00% 25,00% 25,00% 25,00% 0,00% 25,00% 25,00% 0,00% 25,00% 0,00%
76
Lampiran 2. Uji Asumsi Setiap Respon Probability Plot of RESI Total Deposito Normal
99
Mean StDev N KS P-Value
95 90
Percent
80 70 60 50 40 30 20
0,0007813 1,050148E+13 20 0,147 >0,150
10 5 1
, -3
0
13 E+ 0 0
, -2
0
13 E+ 0 0
, -1
0
13 E+ 0 0
0 00 1, RESI1
13 E+ 0 0
2,
00
13 E+ 0 0
3,
00
13 E+ 0 0
Gambar 1. Kenormalan Ragam untuk Total Deposito
Test for Equal Variances for RESI Total Deposito perlakuan
bulan
1
2
Bartlett's Test Test Statistic P-Value
Lev ene's Test
3
2
4,71 0,194
Test Statistic P-Value
2 3 0
3 +1 E 0
3 +1 E 00
3 +1 E 0
3 +1 E 0
3 +1 E 0
0 0 0 0 00 00 00 00 00 1, 2, 3, 4, 5, 90% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
Gambar 2. Kehomogenan Galat untuk Total Deposito
0,37 0,773
77
Residual Plots for Total Deposito Normal Probability Plot
Versus Fits 2,0000E +13
90
Residual
Percent
99 50 10
1,0000E +13 0 -1,000E +13 -2,000E +13
1
-2
3 +1 0E 0 ,0
-1
E 00 ,0
3 +1
0
E 00 00 1,
3 +1
E 00 00 2,
3 +1
0 0 4,
0E 00
3 +1
3 4 4 +1 +1 +1 0E 0E 0E 0 0 0 00 20 60 8, 1, 1,
Residual
Fitted Value
Versus Order 2,0000E+13
4,5
1,0000E+13
Residual
Frequency
Histogram 6,0 3,0 1,5
0 -1,000E+13 -2,000E+13
0,0
3 +1 0E 0 ,0 -2
0E ,00 -1
3 +1
0 00 00 1,
13 E+ 0 2,
0E 00
3 +1
2
4
6 8 10 12 14 16 18 20 Observation Order
Residual
Gambar 3. Kebebasan untuk Total Deposito
Keterangan: Berdasarkan uji asumsi yang dilakukan, respon pada total deposito memiliki ragam yang normal. Hal ini ditandai dengan dengan nilai P ( >0,150) pada probability plot residualnya lebih besar dari alpha (0, 10). Sedangkan untuk kehomogenannya, plot residual dari respon total deposito tidak membentuk suatu pola, sehingga memenuhi asusmsi kebebasan. Berdasarkan uji Levene, nilai P (0,773) untuk residual total deposito lebih besar dari alpha (0,10) dan dapat dikatakan ragamny a homogen.
78
Probability Plot of RESI Deposito Ditarik Normal
99
Mean StDev N KS P-Value
95 90
8,412826E-13 1175 20 0,086 >0,150
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
-3000
-2000
-1000
0 RESI2
1000
2000
3000
Gambar 4. Kenormalan Ragam untuk Deposito Ditarik
Test for Equal Variances for RESI Deposito Ditarik perlakuan
bulan Bartlett's Test
1
2
Test Statistic P-Value
3
Test Statistic P-Value
5,36 0,147
Lev ene's Test
2
2
3
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 90% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
Gambar 5. Kehomogenan Galat untuk Deposito Ditarik
0,97 0,432
79
Residual Plots for Deposito Ditarik Normal Probability Plot
Versus Fits
99 2000 Residual
Percent
90 50 10
1000 0 -1000 -2000
1 -3000
-1500
0 Residual
1500
3000
0
2500
Histogram
10000
Versus Order
6,0
2000
4,5
Residual
Frequency
5000 7500 Fitted Value
3,0 1,5
1000 0 -1000 -2000
0,0
-2000
-1000
0 1000 Residual
2000
2
4
6 8 10 12 14 16 Observation Order
18
20
Gambar 6. Kebebasan untuk Deposito Dit arik
Keterangan: Berdasarkan uji asumsi yang dilakukan, respon deposito yang ditarik memiliki ragam yang normal. Hal ini ditandai dengan dengan nilai P ( >0,150) pada probability plot residualnya lebih besar dari alpha (0,1 0). Sedangkan untuk kehomogenann ya, plot residual dari respon persenatse deposito yang ditarik tidak membentuk suatu pola, sehingga memenuhi asusmsi kebebasan. Berdasarkan uji Levene, nilai P (0, 432) untuk residual deposito yang ditarik lebih besar dari alpha (0,10) dan dapat dikatakan ragamnya homogen.
80
Probability Plot of RESI Total Pinjaman Normal
99
Mean StDev N KS P-Value
95 90
-3,72529E-10 9441469 20 0,073 >0,150
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
-20000000
-10000000
0 RESI3
10000000
20000000
Gambar 7. Kenormalan Ragam untuk Total Pinjaman
Test for Equal Variances for RESI Total Pinjaman perlakuan
bulan Bartlett's Test
1
2
2
Test Statistic P-Value
3
Test Statistic P-Value
Lev ene's Test
2 3
5
0,13 0,987
0 00
0 00
0 00
0 00
0 00
0 00
0 00 00
0
0 00 00
0
00 00
00
00 00
00
00 00
00
0
10 15 20 25 30 35 4 90% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
Gambar 8. Kehomogenan Galat untuk Total Pinjaman
0,17 0,912
81
Residual Plots for Total Pinjaman Versus Fits 20000000
90
10000000 Residual
Percent
Normal Probability Plot 99
50 10 1
-20000000
-10000000
0
10000000
0 -10000000 -20000000
20000000
40000000 60000000 80000000 100000000
Residual
Fitted Value
Versus Order 20000000
3
10000000
Residual
Frequency
Histogram 4
2 1 0
0 -10000000 -20000000
00 00 00 00 00 00 00 00 00 5 0 5 -1 -1
0
0 00 00 00 00 00 00 00 00 50 0 5 1 1
2
4
6 8 10 12 14 16 18 20 Observation Order
Residual
Gambar 9. Kebebasan untuk Total Pinjaman
Keterangan : Berdasarkan uji asumsi yang dilakukan, respon pada total pinjaman memiliki ragam yang normal. Hal ini ditandai dengan dengan nilai P ( >0,150) pada probability plot residualnya lebih besar dari alpha (0, 10). Sedangkan untuk kehomogenan nya, plot residual dari respon total pinjaman tidak membentuk suatu pola, sehingga memenuhi asusmsi kebebasan. Berdasarkan uji Levene, nilai P (0, 912) untuk residual total pinjaman lebih besar dari alpha (0,10) dan dapat dikatakan ragamnya homogen.
82
Probability Plot of RESI Rata-rata Suku Bunga Deposito Normal
99
Mean StDev N KS P-Value
95 90
6,938894E-19 0,001224 20 0,115 >0,150
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
-0,003
-0,002
-0,001
0,000 RESI4
0,001
0,002
0,003
Gambar 10. Kenormalan Ragam untuk Rata-rata Suku Bunga Deposito
Test for Equal Variances for RESI Rata-rata Suku Bunga Deposito perlakuan
bulan Bartlett's Test
1
2
Test Statistic P-Value
3
Test Statistic P-Value
0,89 0,828
Lev ene's Test
2
2
3
0,000 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006 90% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
Gambar 11. Kehomogenan Galat untuk Rata-rata Suku Bunga Deposito
0,03 0,993
83
Residual Plots for Rata-rata Suku Bunga Deposito Normal Probability Plot
Versus Fits
99 0,002 Residual
Percent
90 50 10
0,001 0,000 -0,001 -0,002
1 -0,0030
-0,0015
0,0000 Residual
0,0015
0,0030
0,109
0,110
Histogram 0,002
6
Residual
Frequency
0,113
Versus Order
8
4 2 0
0,111 0,112 Fitted Value
0,001 0,000 -0,001 -0,002
-0,003
-0,002
-0,001
0,000
0,001
0,002
0,003
Residual
2
4
6 8 10 12 14 16 Observation Order
18
20
Gambar 12. Kebebasan untuk Rata-rata Suku Bunga Deposito
Keterangan: Berdasarkan uji asumsi yang dilakukan, respon rata-rata suku bunga deposito memiliki ragam yang normal. Hal ini ditandai dengan dengan nilai P ( >0,150) pada probability plot residualnya lebih besar dari alpha (0, 10). Sedangkan untuk kehomogenannya, plot residual dari respon rata-rata suku bunga deposito tidak membentuk suatu pola, sehingga memenuhi asusmsi kebebasan. Berdasarkan uji Levene, nilai P (0,993) untuk residual rata-rata suku bunga deposito lebih besar dari alpha (0,10) dan dapat dikatakan ragamnya homogen.
84
Probability Plot of RESI Rata-rata Suku Bunga Pinjaman Normal
99
Mean StDev N KS P-Value
95 90
5,551115E-18 0,0009635 20 0,078 >0,150
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
-0,002
-0,001
0,000 RESI1
0,001
0,002
Gambar 13. Kenormalan Ragam untuk Rata-rata Suku Bunga Pinjaman
Test for Equal Variances for RESI Rata-rata Suku Bunga Pinjaman perlakuan
bulan Bartlett's Test
1
2
Test Statistic P-Value
3
Test Statistic P-Value
0,13 0,988
Lev ene's Test
2
2
3
0,0005 0,0010 0,0015 0,0020 0,0025 0,0030 0,0035 0,0040
90% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
Gambar 14. Kehomogenan Galat untuk Rata-rata Suku Bunga Pinjaman
0,04 0,990
85
Residual Plots for Rata-rata Suku Bunga Pinjaman Versus Fits 0,002
90
0,001
Residual
Percent
Normal Probability Plot 99
50 10 1
-0,002
-0,001
0,000 Residual
0,001
0,000 -0,001 -0,002
0,002
0,1530
0,1545 0,1560 Fitted Value
0,002
3
0,001
2 1 0
-0,002
-0,001
0,000 Residual
0,1590
Versus Order
4 Residual
Frequency
Histogram
0,1575
0,001
0,002
0,000 -0,001 -0,002
2
4
6 8 10 12 14 16 Observation Order
18
20
Gambar 15. Kebebasan untuk Rata-rata Suku Bunga Pinjaman
Keterangan: Berdasarkan uji asumsi yang dilakukan, respon rata-rata suku bunga pinjaman memiliki ragam yang normal. Hal ini ditandai dengan dengan nilai P ( >0,150) pada probability plot residualnya lebih besar dari alpha (0, 10). Sedangkan untuk kehomogenannya, plot residual dari respon rata-rata suku bunga pinjaman tidak membentuk suatu pola, sehingga memenuhi asusmsi kebebasan. Berdasarkan uji Levene, nilai P (0,990) untuk residual rata-rata suku bunga pinjaman lebih besar dari alpha (0,10) dan dapat dikatakan ragamnya homogen.
86
Lampiran 3. Intruksi Percobaan dan Tampilan Program Instruksi Percobaan untuk Deposan Percobaan ini merupakan simulasi mengenai kegiatan perbankan di Indonesia yang telah disederhanakan oleh peneliti. Pada percobaan kali ini, terdapat 3 pelaku ekonomi, yang terdiri dari 10 orang deposan yang diberi inisian D 1, D2,…, D10 ; 5 orang investor yang diberi inisial I 1, I2, …, I5 ; serta lima bank yang diberi inisial B 1, B2, ..,B5. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat interaksi yang terjadi pada ketiga pelaku ekonomi tersebut, sebagai hasil pengaruh dari kebijakan pemerintah. Interaksi tersebut mempengaruhi perilaku masing -masing pelaku ekonomi dan diharapkan dapat menggambarka peristiwa yang sebenarnya. Perlakuan 1 (bantu bank bermasalah ) Pada percobaan kali ini anda berperan sebagai deposan. Perlakuan yang anda ikuti dilakukan sebanyak 5 periode. Keikutsertaan anda kali ini bertujuan untuk membuat keputusan apakah anda akan menarik tabungan atau tidak untuk bulan berikutnya. Pertimbangan pengambil an keputusan yang anda lakukan menentukan reward yang akan anda peroleh nantinya di akhir percobaan. Oleh karena itu, anda dapat memaksimumkan keuntungan dari peran yang anda jalani disetiap periode. DEPOSAN Awal Bulan 1 Deposan Masing-masing deposan diberi modal Rp 30.000.000 . Deposan mendepositokan uangnya di dua bank yang berbeda (B i dan B j,) sebesar X 1 dan X 2, dimana X 1=X2=Rp 10.000.000, sehingga sisa uang yang di pegang deposan (S1 ) = Rp 30.000.000 – Rp 20.000.000 = Rp 10.000.000. Keuntungan y ang akan diperoleh deposan tergantung kepada suku bunga deposito yang ada di bank. Bulan 1 suku bunga semua bank sama, yaitu sebesar 0.91 %, maka perhitungan keuntungan yang diperoleh deposan setelah satu bulan pertama adalah:
Hasil deposito di Bi = X1 + (X1* %suku bunga deposito) Hasil deposito di B j = X2 + (X2* %suku bunga deposito) NPV B i = hasil deposito B i – (hasil deposito B i * % inflasi) NPV B i = hasil deposito B j – (hasil deposito B j * % inflasi) NPV total di bulan 1 = NPV B i + NPV B j + (S1 – (S1 * %inflasi)) keuntungan bulan 1 = NPV total bulan 1 – modal
Berikut ini adalah tampilan awal program PHP untuk deposan. Masing -masing deposan menginput nama, Nrp dan inisial mereka. Inisial disini maksudnya adalah hasil pengacakan antara D1,…, D10.
Tampilan awal program untuk deposan
87
Tampilan program awal bulan 1 untuk deposan. Tampilan telah di fixed dari awal oleh peneliti
X1 X2
Masing-masing deposan mendepositokan uangnya di dua bank yang berbeda
Pertengahan bulan 1 Informasi : bank mengubah suku bunga di bulan 2
Tampilan program umtuk pertengahan bulan 1. Salah satu bank bermasalah sehingga pemerintah menutup bank bermasalah tersebut.
88
Bulan 2 Di bulan 2, deposan diminta menentukan keputusan yang harus diambil . Pilihan keputusan yaitu menambah deposito di bank, tidak menambah deposito atau men arik deposito. Dalam membuat keputusan, deposan harus memperhatikan beberapa hal yaitu suku bunga bank ( semakin tinggi suku bunga bank, maka keuntungan yang diperoleh deposan akan semakin besar dan sebaliknya). Jika keputusan yang diambil deposan tepat ma ka deposan dapat menambah keuntungannya. Perhitungan keuntungan deposan setelah bulan kedua, jika keputusan yang diambil adalah : 1. Menambah deposito di salah satu bank atau di kedua bank sebesar d 1 dan d2, (d1 + d2 ≤ 10.000.000), sehingga sisa uang yang dipegang deposan untuk bulan 2 adalah S 2 = 10.000.000 – (d1 + d2 ). Perhitungan keuntungan setelah bulan kedua: Jumlah deposito bulan 2 di B i (D1) = NPV B i + d1 Jumlah deposito bulan 2 di B j (D2) = NPV B j + d2 Hasil deposito bulan 2 di B i = D1 – (D1 * % suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 2 di B j = D2 – (D2 * % suku bunga deposito B j) NPV bulan 2 di B i = D1 – ( D1 * % inflasi) NPV bulan 2 di B j = D2 – ( D2 * % inflasi) NPV total bulan 2 = NPV bulan 2 di B i + NPV bulan 2 di B j + (S2-(S2*%inflasi). Keuntungan bulan 2 = NPV total bulan 2 – modal 2. Tidak menambah deposito (tetap) Perhitungan keuntungan setelah bulan 2 adalah: Hasil deposito bulan 2 di B i=NPV B i -(NPV B i*%suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 2 di B j=NPV B j -(NPV B j*%suku bunga deposito B j) NPV bulan 2 di B i = hasil deposito bulan 2 di B i – (hasil deposito bulan 2 di B i * % inflasi) NPV bulan 2 di B j = hasil deposito bulan 2 di B j – (hasil deposito bulan 2 di B j * % inflasi) NPV total bulan 2 = NPV bulan 2 di B i + NPV bulan 2 di B j + (S2-(S2*%inflasi). Keuntungan bulan 2 = NPV total bulan 2 – modal 3. Menarik deposito (tetap) Perhitungan keuntungan setelah bulan kedua : NPV = hasil deposito rill bulan 1 – ( hasil deposito rill bulan 1 * % inflasi ) Keuntungan = NPV – modal
89
Tampilan program untuk bulan 2. Deposan menginput jumlah uang yaang akan dideositokan di bank pertama .
suku bunga bank yang telah ditentukan bank pada bulan 2
jumlah uang yang akan di depositokan pada bulan kedua, setelah melihat suku bunga deposito dari bank.
90
Tampilan program untuk bulan 2. Deposan menginput jumlah uang yaang akan dideositokan di bank kedua .
suku bunga bank yang telah ditentukan bank pada bulan 2
jumlah uang yang akan di depositokan pada bulan kedua, setelah melihat suku bunga deposito dari bank.
Bulan 3 Sama seperti di bulan 2, pada bulan 3 deposan diminta menentukan keputusan yang harus diambil . Pilihan keputusan yaitu menambah deposito di bank, tidak menambah deposito atau menarik depos ito. Dalam membuat keputusan, deposan harus memperhatikan beberapa hal yaitu suku bunga bank ( semakin tinggi suku bunga bank, maka keuntungan yang diperoleh deposan akan semakin besar dan sebaliknya). Jika keputusan yang diambil deposan tepat maka deposan dapat menambah keuntungannya. Perhitungan keuntungan deposan setelah bulan ketiga. 1. Bagi deposan yang menambah deposito di bulan kedua: a. Deposan yang menarik deposito di bulan ketiga maka perhitungan keuntungannya adalah : NPV = hasil deposito rill bulan 2 – (hasil deposito rill bulan 2* % inflasi) Keuntungan = NPV – modal b. Deposan yang tidak menambah deposito ( tetap) Hasil deposito bulan 3 di B i=NPV B i -(NPV B i*%suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 3 di B j=NPV B j -(NPV B j*%suku bunga deposito B j) NPV bulan 3 di B i = hasil deposito bulan 3 di B i – (hasil deposito bulan 3 di B i * % inflasi) NPV bulan 3 di B j = hasil deposito bulan 3 di B j – (hasil deposito bulan 3 di B j * % inflasi) NPV total bulan 3 = NPV bulan 3 di B i + NPV bulan 3 di B j + (S3-(S3*%inflasi). Keuntungan bulan 3 = NPV total bulan 3 – modal
91
2.
Bagi deposan yang tidak menambah deposito atau tetap di bulan 2: a.Deposan yang menarik deposito di bulan ketiga , maka perhitungan keuntungannya adalah : NPV = hasil deposito rill bulan 2 – (hasil deposito rill bulan 2* % inflasi) Keuntungan = NPV – modal b. Deposan yang tidak menarik deposito ( tetap ) di bulan ketiga, maka perhitungan keuntungannya adalah: Hasil deposito bulan 3 di B i=NPV B i -(NPV B i*%suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 3 di Bj=NPV B j -(NPV B j*%suku bunga deposito B j) NPV bulan 3 di B i = hasil deposito bulan 3 di B i – (hasil deposito bulan 3 di B i * % inflasi) NPV bulan 3 di B j = hasil deposito bulan 3 di B j – (hasil deposito bulan 3 di B j * % inflasi) NPV total bulan 3 = NPV bulan 3 di B i + NPV bulan 3 di B j + (S3-(S3*%inflasi). Keuntungan bulan 3 = NPV total bulan 3 – modal c.
3.
Deposan yang menambah deposito di bulan ketiga sebesar e 1 dan e2, maka perhitungan keuntungannya: Jumlah deposito bulan 3 di B i (E1) = NPV B i + e1 Jumlah deposito bulan 3 di B j (E2) = NPV B j + e2 Hasil deposito bulan 3 di B i = E1 – (E1 * % suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 3 di B j = E2 – (E2 * % suku bunga deposito B j) NPV bulan 3 di B i = E1 – ( E1 * % inflasi) NPV bulan 3 di B j = E2 – ( E2 * % inflasi) NPV total bulan 3 = NPV bulan 3 di B i + NPV bulan 3 di B j + (S3-(S3*%inflasi). Keuntungan bulan 3 = NPV total bulan 3 – modal
Bagi deposan yang menarik deposito bulan ketiga. a.Deposan yang menambah saldo deposito di bulan ketiga, perhitungan keunt ungannya adalah: Jumlah deposito bulan 3 di B i (E1) = NPV B i + e1 Jumlah deposito bulan 3 di B j (E2) = NPV B j + e2 Hasil deposito bulan 3 di B i = E1 – (E1 * % suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 3 di B j = E2 – (E2 * % suku bunga deposito B j) NPV bulan 3 di B i = E1 – ( E1 * % inflasi) NPV bulan 3 di B j = E2 – ( E2 * % inflasi) NPV total bulan 3 = NPV bulan 3 di B i + NPV bulan 3 di B j + (S3-(S3*%inflasi). Keuntungan bulan 3 = NPV total bulan 3 – modal b. Deposan yang tidak menambah deposito di bulan ket iga, perhitungan keuntungannya adalah : Hasil deposito bulan 3 di B i=NPV B i -(NPV B i*%suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 3 di B j=NPV B j -(NPV B j*%suku bunga deposito B j) NPV bulan 3 di B i = hasil deposito bulan 3 di B i – (hasil deposito bulan 3 di Bi * % inflasi) NPV bulan 3 di B j = hasil deposito bulan 3 di B j – (hasil deposito bulan 3 di B j * % inflasi) NPV total bulan 3 = NPV bulan 3 di B i + NPV bulan 3 di B j + (S3-(S3*%inflasi). Keuntungan bulan 3 = NPV total bulan 3 – modal
92
Tampilan program untuk bulan 3. Deposan menginput jumlah uang yaang akan dideositokan di bank pertama.
suku bunga bank yang telah ditentukan bank pada bulan 3
jumlah uang yang akan di depositokan pada bulan ketiga, setelah melihat suku bunga deposito dari bank.
Tampilan program untuk bulan 3. Deposan menginput jumlah uang yaang akan dideositokan di bank kedua.
suku bunga bank yang telah ditentukan bank pada bulan 3
jumlah uang yang akan di depositokan pada bulan ketiga, setelah melihat suku bunga deposito dari bank.
93
Instruksi Percobaan untuk Bank Percobaan ini merupakan simulasi mengenai kegiatan perbankan di Indonesia yang telah disederhanakan oleh peneliti. Pada percobaan kali ini, terdapat 3 pelaku ekonomi, yang terdiri dari 10 orang deposan yang diberi ini sian D1, D2,…, D10 ; 5 orang investor yang diberi inisial I 1, I2, …, I5 ; serta lima bank yang diberi inisial B 1, B2, ..,B5. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat interaksi yang terjadi pada ketiga pelaku ekonomi tersebut, sebagai has il pengaruh dari kebijakan pemerintah. Interaksi tersebut mempengaruhi perilaku masing -masing pelaku ekonomi dan diharapkan dapat menggambarka peristiwa yang sebenarnya. Perlakuan 1 Pada percobaan kali ini anda berperan sebagai deposan. Perlakuan yang anda ikuti dilakukan sebanyak 5 periode. Keikutsertaan anda kali ini bertujuan untuk membuat keputusan apakah anda akan mengubah suku bunga atau tidak, apakah anda akan menerima dana dari deposan dan meminjamkan dana pihak ketiga ke investor atau tidak. Pe rtimbangan pengambilan keputusan yang anda lakukan menentukan reward yang akan anda peroleh nantinya di akhir percobaan. Oleh karena itu, anda dapat memaksimumkan keuntungan dari peran yang anda jalani disetiap periode. BANK Awal bulan 1 Bank menampung dana deposito dari deposan. Bank A yang ditetapkan peneliti sebagai bank bermasalah menampung dan dari 2 deposan yang berbeda dimana masing-masing deposan mendepositokan uangnya sebesar Rp 10.00 0.000. Jadi jumlah dana pihak ketiga di bank A adalah (DPK) = 2 * 10.000.000 = Rp 20.000.000 Bank B dan C menampung dan dari 4 deposan yang berbeda dimana masing -masing deposan mendepositokan uangnya sebesar Rp 10.000.000. Jadi jumlah dana pihak ketiga di bank A adalah (DPK) = 4* 10.000.000 = Rp 40.000.000 Bank D dan E menampung dan dari 5 deposan yang berbeda dimana masing -masing deposan mendepositokan uangnya sebesar Rp 10.000.000. Jadi jumlah dana pihak ketiga di bank A adalah (DPK) = 5 * 10.000.000 = Rp 50.000.000 Bank Bermasalah(Bank 1) Alokasi DPK Bank bermasalah: 1. Giro Wajib Minimum (GWM) 2.
Loan to Deposit ratio(LDR)
3.
Likuiditas (L q)
LDR di pinjamkan kepada 4 orang investor @ Rp 2.379.500. Ekuitas = CAR * LDR = - 3.53 % * Rp 9.518.000 = - Rp 333.130 Total asset = DPK + Ekuitas = Rp 20.000.000 – Rp 333.130 = Rp 19.666.870 Modal awal bank bermasalah = Total asset – LDR = Rp 10.148.870 Bank sehat 1. Bank 2
LDR di pinjamkan kepada 4 orang investor @ Rp 7.556.000. Ekuitas = CAR * LDR = 14 % * Rp 30.224.000 = Rp 4.231.360
94
Total asset = DPK + Ekuitas = Rp 40.000.000 + Rp 4.231.360 = Rp 44.231.360 Modal awal bank B = Total asset – LDR = Rp 14.007.360 2. Bank 3 GWM = 7.5 % * DPK = Rp 3.000.000 LDR = 77,9 % * DPK = Rp 31.160.000 Lq = 14,6 % * DPK = Rp 5.840.000 LDR dipinjamkan kepada 4 orang investor @ Rp 7.790.000 Ekuitas = CAR * LDR = 15,86 % * 31.160.000 = Rp 4.941.976 Total asset = DPK + Ekuitas = Rp 44.941.976 Modal awal bank C = Total asser – LDR = Rp 13.781.976 3. Bank 4 GWM = 7.5 % * DPK = Rp 3.750.000 LDR = 77,12 % * DPK = Rp 38.560.000 Lq = 14,6 % * DPK = Rp 7.690.000 LDR dipinjamkan kepada 4 orang investor @ Rp 9.640.000 Ekuitas = CAR * LDR = 19,43 % * 38.560.000 = Rp 7.492.208 Total asset = DPK + Ekuitas = Rp 57.492.208 Modal awal bank D = Total asser – LDR = Rp 18.932.200 4.Bank 5 GWM = 7.5 % * DPK = Rp 3.750.000 LDR = 89,58 % * DPK = Rp 44.790.000 Lq = 2,92 % * DPK = Rp 1.460.000 LDR dipinjamkan kepada 4 orang investor @ Rp 11.197.500 Ekuitas = CAR * LDR = 25,53 % * 44.790.000 = Rp 11.434.887 Total asset = DPK + Ekuitas = Rp 61.434.887 Modal awal bank E = Total asset – LDR = Rp 16.644.800 Keuntungan bank = ( K*%suku bunga kredit) – (DPK*%suku bunga deposito) = (K* 1.32%) – (DPK * 0.91%) Keuntungan rill = Keuntungan bank – (keuntungan bank * inflasi) Berikut ini adalah tampilan awal progr am PHP untuk bank. Masing -masing bank menginput nama, Nrp dan inisial mereka. Inisial disini maksudnya adalah hasil pengacakan antara B1,…, B5.
Tampilan awal program untuk bank
95
Tampilan program awal bulan pertama untuk bank. Masingmasing bank memiliki modal awal yang berbeda-beda, sesuai dengan penjelasan sebelumnya> berikut ini adalah contoh tampilan program untuk bank bermasalah.
kondisi awal bulan bank telah ditetapkan oleh peneliti. Suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman adalah fixed untuk semua awal bank, baik bank sehat ataupun bank bermasalah.
Pertengahan bulan 1 Bank diminta membuat keputusan apak ah akan mengubah suku bunga atau tidak. Dalam mengambil keputusan, bank memperhatikan beberapa hal, yaitu: 1. Suku bunga yang tinggi dapat mempengaruhi deposan untuk tidak menarik deposito tetapi akan mengurangi keuntungan bank 2. Suku bunga kredit yang tinggi d apat menambah keuntungan bank tetapi akan mengurangi jumlah investor, artinya ada kemungkinan investor tidak akan meminjam dan mengurangi profit investor. Dengan syarat: margin antara suku bunga kredit dan suku bung deposito 0.25 % 0.42% (suku bunga kredit > suku bunga deposito) nilai maksimum dan minimum suku bung deposito = 0.91% ± 0.05% nilai maksimum dan minimum suku bunga pinjaman = 1.32% ± 0.05%
96
Tampilan program bank untuk pertengahan bulan pertama. Salah satu bank bermasalah dan kebijakan pemerintah adalah menutup bank bermasalah tanpa informasi.
Dengan adanya kebijakan pemerintah menutup bank bermasalah, maka bank lain diminta untuk menentukan suku bunga bank yang baru.
suku bunga bank untuk awal bulan kedua
Bulan 2 Keuntungan bank di bulan 2 = ( Kredit bulan 2*%suku bunga kredit bulan 2) – (DPK bulan 2* % suku bunga eposito di bulan 2) Keuntungan rill bulan 2 = keuntungan bulan 2 – ( keuntungan bulan 2 * %inflasi.
97
Tampilan program bank untuk awal bulan kedua
jumlah deposito dari deposan di bank pada awal bulan kedua.
suku bunga deposito baru yang telah ditetapkan bank di bulan kedua jumlah uang yang dipinjam oleh investor dari dari bank pada awal bulan kedua.
suku bunga pinjaman baru yang telah ditetapkan bank di bulan kedua
98
pada pertengahan bulan kedua, bank diminta untuk menentukan suku bunga deposito dan pinjaman untuk bulan ketiga. Bulan 3 Keuntungan bank di bulan 3 = ( Kredit bulan 3*%suku bunga kr edit bulan 3) – (DPK bulan 3* % suku bunga eposito di bulan 3) Keuntungan rill bulan 3 = keuntungan bulan 3 – ( keuntungan bulan 3 * %inflasi. Keuntungan total di bulan 3 = keuntungan rill bulan 1 + keuntungan rill bulan2 + keuntungan rill bulan 3.
tampilan program untuk bulan ketiga jumlah deposito dari deposan di bank pada awal bulan kedua.
suku bunga deposito baru yang telah ditetapkan bank di bulan kedua jumlah uang yang dipinjam oleh investor dari dari bank pada awal bulan kedua. suku bunga pinjaman baru yang telah ditetapkan bank di bulan kedua
jika investor telah selesai menginput data maka klik “OK” dan dengan otomatis tampilan akan masuk ke tampilan sama untuk ulangan kedua ulangan kedua
99
Instruksi Percobaan untuk Investor Percobaan ini merupakan simulasi mengenai kegiatan perbankan di Indonesia yang telah disederhanakan oleh peneliti. Pada percobaan kali ini, terdapat 3 pelaku ekonomi, yang terdiri dari 10 orang deposan yang diberi inisian D 1, D2,…, D10 ; 5 orang investor yang diberi inisial I 1, I2, …, I5 ; serta lima bank yang diberi inisial B 1, B2, ..,B5. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat interaksi yang terjadi pada ketiga pelaku ekonomi tersebut, sebagai hasil pengaruh dari kebijakan pemerintah. Interaksi tersebut mempengaruhi perilaku masing -masing pelaku ekonomi dan diharapkan dapat menggambarka peristiwa yang sebenarnya. Perlakuan 1 Pada percobaan kali ini anda berperan sebagai investor. Perlakuan yang anda ikuti dilakukan sebanyak 5 periode. Keikutsertaan anda kali ini bertujuan untuk membuat keputusan apakah anda akan meminjam modal usaha ke bank atau tidak untuk bulan berikutnya. Pertimbangan pengambilan keputusan yang anda lakukan menentukan reward ya ng akan anda peroleh nantinya di akhir percobaan. Oleh karena itu, anda dapat memaksimumkan keuntungan dari peran yang anda jalani disetiap periode. INVESTOR Awal bulan 1 1. Investor diberi modal masing -masing sebesar Rp 30.000.000 2. Untuk melakukan usaha, in vestor membutuhkan dana > modal awal, maka investor perlu dana tambahan yang diperoleh dari pinjaman ke bank. Investor meminjam uang dari 4 bank yang berbeda sebesar Y 1, Y2, Y3, dan Y4 3. Return of investment (ROI) merupakan persentase pengambilan usaha. Ni lai ROI ini adalah salah satu faktor yang menentukan keuntungan investor selain suku bunga kredit. Pada bulan 1, suku bunga kredit di semua bank sama yaitu 1.32%. Sedangkan ROI diacak oleh peneliti yang nilainya berkisar antara 1% - 1.5%. Jika ROI < suku bunga kredit maka ada kemungkinan investor mengalami kerugian. Perhitungan keuntungan investor setelah satu bulan: Pinjaman = Modal usaha = modal awal + pinjaman Profit usaha = % ROI * modal usaha Asset usaha = modal usaha + profit usaha Pengembalian = Pinjaman + (1.32*pinjaman) Pendapatan investor = Asset usaha – pengembalian Pendapatan investor rill = pendapatan investor – (pendapatan investor*% inflasi) keuntungan bulan 1 = pendapatan investor rill – modal Berikut ini adalah tampilan awa l program PHP untuk investor. Masing -masing investor menginput nama, Nrp dan inisial mereka. Inisial disini maksudnya adalah hasil pengacakan antara I1,…, I5.
100
Tampilan awal program untuk investor
Tampilan program awal bulan pertama untuk investor. Masing masing investor memiliki modal awal sebesar Rp 30.000.000. Kondisi awal investor telah ditetapkan oleh peneliti.
Masing-masing investor meminjam di empat bank bank yang berbeda
Pertengahan bulan 1 Informasi : bank mengubah suku bunga kredit untuk bulan 2
101
Tampilan program umtuk pertengahan bulan 1. Salah satu bank bermasalah sehingga pemerintah menutup bank bermasalah tersebut.
Akhir bulan 1 Mengembalikan pinjaman beserta bunga sesuai dengan perjanjian awal.
Bulan 2 Dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh investor di bulan 1 ( untung/rugi), investor diminta untuk membuat keputusan, apaka akan meminjam uang lagi dari bank atau tidak. Dalam membuat keputusan investor juga harus memperhatikan suku bunga pinjaman di bulan 2. Semakin tiggi suku bunga bank maka akan semakin besar pengembalian, akibatnya akan mengirangi keuntungan inve stor. Selain itu investor juga perlu membandingkan suku bunga kredit dengan kemungkinan nilai ROI yang diperoleh, karena jika nilai ROI < suku bunga bank, maka ada kemungkinan investor akan rugi akibatnya dapat mengirangi keuntungan yang diperoleh bulan 1. Perhitungan keuntungan investor bulan 2, jika keputusan yang diambil adalah: 1. Meminjam uang dari bank sebesar Z 1, Z2, Z3, Z4. Jika investor meminjam tidak di semua bank maka Zi = 0, i=bank dimana investor tidak meminjam uang. modal awal bulan 2 = Rp 30.00 0.000 + keuntungan bulan 1 Pinjaman = Modal usaha = modal awal bulan 2 + pinjaman Profit usaha = % ROI * modal usaha Aset usaha = modal usaha + profit usaha Pengembalian = pinjaman + (suku bunga kredit * pinjaman) Pendapatan investor = Aset u saha – pengembalian Pendapatan investor rill = pendapatan investor – (%inflasi * pendapatan investor) keuntungan bulan 2 = pendapatan investor rill – modal 2.
Tidak meminjam dari bank (tidak usaha) keuntungan rill bulan 2 = [ pendapatan investor rill – (pendapatan investor rill bulan 1* inflasi) ] – modal awal
102
awal bulan kedua masing-masing investor membuat pilihan, apakah tetap akan meminjam uang atau tidak. jika investor meminjam uang, maka pada kotak akan diisi jumlah uang yang akan dipinjam dari bank . Jumlah pinjaman ini ditentukan berdasarkan suku bunga yang telah di input bank di bulan kedua.
suku bunga pinjaman di bulan kedua setelah diinput oleh bank
Bulan 3 Dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh investor di bulan 2 ( untung/rugi), investor diminta untuk membuat keputusan, apaka h akan meminjam uang lagi dari bank atau tidak. Dalam membuat keputusan investor juga harus memperhatikan suku bunga pinjaman di bulan 3. Semakin tinggi suku bunga bank maka akan semakin besar pengembalian, akibatnya akan mengirangi keuntungan investor. Selain itu investor juga perlu membandingk an suku bunga kredit dengan kemungkinan nilai ROI yang diperoleh, karena jika nilai ROI < suku bunga bank, maka ada kemungkinan investor akan rugi akibatnya dapat mengurangi keuntungan yang diperoleh bulan 2. Perhitungan keuntungan investor di bulan 3, ji ka keputusan yang diambil adalah 1. Meminjam uang dari bank sebesar Q 1, Q2, Q3, Q4. Jika investor meminjam tidak di semua bank maka Q i = 0, i=bank dimana investor tidak meminjam uang. modal awal bulan 3 = Rp 30.000.000 + keuntungan bulan 1+keuntungan bulan 2 Pinjaman = Modal usaha = modal awal bulan 3 + pinjaman Profit usaha = % ROI * modal usaha Aset usaha = modal usaha + profit usaha Pengembalian = pinjaman + (suku bunga kredit * pinjaman) Pendapatan investor = Aset usaha – pengembalian Pendapatan investor rill = pendapatan investor – (%inflasi * pendapatan investor) keuntungan bulan 3 = pendapatan investor rill – modal 2. Tidak meminjam dari bank (tidak usaha) keuntungan rill bulan 3 = [ pendapatan investor rill – (pendapatan investor rill bulan 1* inflasi) ] – modal awal
103
awal bulan ketiga masing-masing investor membuat pilihan, apakah tetap akan meminjam uang atau tidak. Jika investor meminjam uang, maka pada kotak akan diisi jumlah uang yang akan dipinjam dari bank . Jumlah pinjaman ini ditentukan berdasarkan suku bunga yang telah di input bank di bulan kedua.
suku bunga pinjaman di bulan ketiga setelah diinput oleh bank
104
Instruksi Percobaan untuk Deposan Percobaan ini merupakan simulasi mengenai kegiatan perbankan di Indonesia yang telah disederhanakan oleh peneliti. Pada percobaan kali ini, terdapat 3 pelaku ekonomi, yang terd iri dari 10 orang deposan yang diberi inisian D 1, D2,…, D10 ; 5 orang investor yang diberi inisial I 1, I2, …, I5 ; serta lima bank yang diberi inisial B 1, B2, ..,B5. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat interaksi yang terjadi pada ketiga pelaku e konomi tersebut, sebagai hasil pengaruh dari kebijakan pemerintah. Interaksi tersebut mempengaruhi perilaku masing -masing pelaku ekonomi dan diharapkan dapat menggambarka peristiwa yang sebenarnya. Perlakuan 2 Pada percobaan kali ini anda berperan seba gai deposan. Perlakuan yang anda ikuti dilakukan sebanyak 5 periode. Keikutsertaan anda kali ini bertujuan untuk membuat keputusan apakah anda akan menarik tabungan atau tidak untuk bulan berikutnya. Pertimbangan pengambilan keputusan yang anda lakukan menentukan reward yang akan anda peroleh nantinya di akhir percobaan. Oleh karena itu, anda dapat memaksimumkan keuntungan dari peran yang anda jalani disetiap periode. DEPOSAN Awal Bulan 1 Deposan Masing-masing deposan diberi modal Rp 30.000.000 . Deposan mendepositokan uangnya di dua bank yang berbeda (B i dan B j,) sebesar X 1 dan X 2, dimana X 1=X2=Rp 10.000.000, sehingga sisa uang yang di pegang deposan (S1 ) = Rp 30.000.000 – Rp 20.000.000 = Rp 10.000.000. Keuntungan yang akan diperoleh deposan tergant ung kepada suku bunga deposito yang ada di bank. Bulan 1 suku bunga semua bank sama, yaitu sebesar 0.91 %, maka perhitungan keuntungan yang diperoleh deposan setelah satu bulan pertama adalah:
Hasil deposito di Bi = X1 + (X1* %suku bunga deposito) Hasil deposito di B j = X2 + (X2* %suku bunga deposito) NPV B i = hasil deposito B i – (hasil deposito B i * % inflasi) NPV B i = hasil deposito B j – (hasil deposito B j * % inflasi) NPV total di bulan 1 = NPV B i + NPV B j + (S1 – (S1 * %inflasi)) keuntungan bulan 1 = NPV total bulan 1 – modal
Berikut ini adalah tampilan awal program PHP untuk deposan. Masing -masing deposan menginput nama, Nrp dan inisial mereka. Inisial disini maksudnya adalah hasil pengacakan antara D1,…, D10.
Tampilan awal program untuk deposan
105
Tampilan program awal bulan 1 untuk deposan. Tampilan telah di fixed dari awal oleh peneliti
X1 X2
Pertengahan bulan 1 Informasi : bank mengubah suku bunga di bulan 2
Masing-masing deposan mendepositokan uangnya di dua bank yang berbeda
106
Tampilan program umtuk pertengahan bulan 1. Salah satu bank bermasalah sehingga pemerintah menutup bank bermasalah tersebut.
Bulan 2 Di bulan 2, deposan diminta menentukan keputusan yang harus diambil . Pilihan keputusan yaitu menambah deposito di bank, tidak menambah deposito atau menarik deposito. Dalam membuat keputusan, deposan harus memperhatikan beberapa hal yaitu suku bunga bank ( semakin tinggi suku bunga bank, maka keuntungan yang diperoleh deposan akan semakin besar dan sebaliknya). Jika keputusan yang diambil deposan tepat maka deposan dapat menambah keunt ungannya. Perhitungan keuntungan deposan setelah bulan kedua, jika keputusan yang diambil adalah : 4. Menambah deposito di salah satu bank atau di kedua bank sebesar d 1 dan d2, (d1 + d2 ≤ 10.000.000), sehingga sisa uang yang dipegang deposan untuk bulan 2 a dalah S2 = 10.000.000 – (d1 + d2 ). Perhitungan keuntungan setelah bulan kedua: Jumlah deposito bulan 2 di B i (D1) = NPV B i + d1 Jumlah deposito bulan 2 di B j (D2) = NPV B j + d2 Hasil deposito bulan 2 di B i = D1 – (D1 * % suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 2 di B j = D2 – (D2 * % suku bunga deposito B j) NPV bulan 2 di B i = D1 – ( D1 * % inflasi) NPV bulan 2 di B j = D2 – ( D2 * % inflasi) NPV total bulan 2 = NPV bulan 2 di B i + NPV bulan 2 di B j + (S2-(S2*%inflasi). Keuntungan bulan 2 = NPV total bu lan 2 – modal 5. Tidak menambah deposito (tetap) Perhitungan keuntungan setelah bulan 2 adalah: Hasil deposito bulan 2 di B i=NPV B i -(NPV B i*%suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 2 di B j=NPV B j -(NPV B j*%suku bunga deposito B j) NPV bulan 2 di B i = hasil deposito bulan 2 di B i – (hasil deposito bulan 2 di B i * % inflasi) NPV bulan 2 di B j = hasil deposito bulan 2 di B j – (hasil deposito bulan 2 di B j * % inflasi) NPV total bulan 2 = NPV bulan 2 di B i + NPV bulan 2 di B j + (S2-(S2*%inflasi). Keuntungan bulan 2 = NPV total bulan 2 – modal 6. Menarik deposito (tetap) Perhitungan keuntungan setelah bulan kedua :
107
NPV = hasil deposito rill bulan 1 – ( hasil deposito rill bulan 1 * % inflasi) Keuntungan = NPV – modal
Tampilan program untuk bulan 2. Deposan menginput jumlah uang yaang akan dideositokan di bank pertama .
suku bunga bank yang telah ditentukan bank pada bulan 2
jumlah uang yang akan di depositokan pada bulan kedua, setelah melihat suku bunga deposito dari bank.
108
Tampilan program untuk bulan 2. Deposan menginput jumlah uang yaang akan dideositokan di bank kedua .
suku bunga bank yang telah ditentukan bank pada bulan 2
jumlah uang yang akan di depositokan pada bulan kedua, setelah melihat suku bunga deposito dari bank.
Bulan 3 Sama seperti di bulan 2, pada bulan 3 deposan diminta menentukan keputusan yang harus diambil . Pilihan keputusan yaitu menambah deposito di bank, tidak menambah deposito atau menarik deposito. Dalam membuat keputusan, deposan harus memperhatikan beberapa hal y aitu suku bunga bank ( semakin tinggi suku bunga bank, maka keuntungan yang diperoleh deposan akan semakin besar dan sebaliknya). Jika keputusan yang diambil deposan tepat maka deposan dapat menambah keuntungannya. Perhitungan keuntungan deposan setelah b ulan ketiga. 4. Bagi deposan yang menambah deposito di bulan kedua: c. Deposan yang menarik deposito di bulan ketiga maka perhitungan keuntungannya adalah : NPV = hasil deposito rill bulan 2 – (hasil deposito rill bulan 2* % inflasi) Keuntungan = NPV – modal d. Deposan yang tidak menambah deposito ( tetap) Hasil deposito bulan 3 di B i=NPV B i -(NPV B i*%suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 3 di B j=NPV B j -(NPV B j*%suku bunga deposito B j) NPV bulan 3 di B i = hasil deposito bulan 3 di B i – (hasil deposito bulan 3 di B i * % inflasi) NPV bulan 3 di B j = hasil deposito bulan 3 di B j – (hasil deposito bulan 3 di B j * % inflasi) NPV total bulan 3 = NPV bulan 3 di B i + NPV bulan 3 di B j + (S3-(S3*%inflasi). Keuntungan bulan 3 = NPV total bulan 3 – modal
109
5.
Bagi deposan yang tidak menambah deposito atau tetap di bulan 2: d. Deposan yang menarik deposito di bulan ketiga , maka perhitungan keuntungannya adalah : NPV = hasil deposito rill bulan 2 – (hasil deposito rill bulan 2* % inflasi) Keuntungan = NPV – modal e. Deposan yang tidak menarik deposito ( tetap ) di bulan ketiga, maka perhitungan keuntungannya adalah: Hasil deposito bulan 3 di B i=NPV B i -(NPV B i*%suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 3 di B j=NPV B j -(NPV B j*%suku bunga deposito B j) NPV bulan 3 di B i = hasil deposito bulan 3 di B i – (hasil deposito bulan 3 di B i * % inflasi) NPV bulan 3 di B j = hasil deposito bulan 3 di B j – (hasil deposito bulan 3 di B j * % inflasi) NPV total bulan 3 = NPV bulan 3 di B i + NPV bulan 3 di B j + (S3-(S3*%inflasi). Keuntungan bulan 3 = NPV total bulan 3 – modal f.
6.
Deposan yang menambah deposito di bulan ketiga sebesar e 1 dan e2, maka perhitungan keuntungannya: Jumlah deposito bulan 3 di B i (E1) = NPV B i + e1 Jumlah deposito bulan 3 di B j (E2) = NPV B j + e2 Hasil deposito bulan 3 di B i = E1 – (E1 * % suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 3 di B j = E2 – (E2 * % suku bunga deposito B j) NPV bulan 3 di B i = E1 – ( E1 * % inflasi) NPV bulan 3 di B j = E2 – ( E2 * % inflasi) NPV total bulan 3 = NPV bulan 3 di B i + NPV bulan 3 di B j + (S3-(S3*%inflasi). Keuntungan bulan 3 = NPV total bulan 3 – modal
Bagi deposan yang menarik deposito bulan ketiga. c.Deposan yang menambah saldo deposito di bulan ketiga, perhitungan keuntungannya adalah: Jumlah deposito bulan 3 di B i (E1) = NPV B i + e1 Jumlah deposito bulan 3 di B j (E2) = NPV B j + e2 Hasil deposito bulan 3 di B i = E1 – (E1 * % suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 3 di B j = E2 – (E2 * % suku bunga deposito B j) NPV bulan 3 di B i = E1 – ( E1 * % inflasi) NPV bulan 3 di B j = E2 – ( E2 * % inflasi) NPV total bulan 3 = NPV bulan 3 di B i + NPV bulan 3 di B j + (S3-(S3*%inflasi). Keuntungan bulan 3 = NPV total bulan 3 – modal d. Deposan yang tidak menambah deposito di bulan ketiga, perhitungan keuntungannya adalah : Hasil deposito bulan 3 di B i=NPV Bi -(NPV B i*%suku bunga deposito B i) Hasil deposito bulan 3 di B j=NPV B j -(NPV B j*%suku bunga deposito B j) NPV bulan 3 di B i = hasil deposito bulan 3 di B i – (hasil deposito bulan 3 di B i * % inflasi) NPV bulan 3 di B j = hasil deposito bulan 3 di B j – (hasil deposito bulan 3 di B j * % inflasi) NPV total bulan 3 = NPV bulan 3 di B i + NPV bulan 3 di B j + (S3-(S3*%inflasi). Keuntungan bulan 3 = NPV total bulan 3 – modal
110
Tampilan program untuk bulan 3. Deposan menginput jumlah uang yaang akan dideositokan di bank pertama.
suku bunga bank yang telah ditentukan bank pada bulan 3
jumlah uang yang akan di depositokan pada bulan ketiga, setelah melihat suku bunga deposito dari bank.
Tampilan program untuk bulan 3. Deposan menginput jumlah uang yaang akan dideositokan di bank kedua.
suku bunga bank yang telah ditentukan bank pada bulan 3
jumlah uang yang akan di depositokan pada bulan ketiga, setelah melihat suku bunga deposito dari bank.
111
Instruksi Percobaan untuk Bank Percobaan ini merupakan simulasi mengenai kegiatan perbankan di Indonesia yang telah disederhanakan oleh peneliti. Pada percobaan kali ini, terdapat 3 pelaku ekonomi, yang terdiri dari 10 orang deposan yang diberi inisian D 1, D2,…, D10 ; 5 orang investor yang diberi inisial I 1, I2, …, I5 ; serta lima bank yang diberi inisial B 1, B2, ..,B5. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat interaksi yang terjadi pada ketiga pelaku ekonomi tersebut, sebagai hasil pengaruh dari kebijakan pemerintah. Interaksi tersebut mempengaruhi p erilaku masing-masing pelaku ekonomi dan diharapkan dapat menggambarka peristiwa yang sebenarnya. Perlakuan 2 Pada percobaan kali ini anda berperan sebagai deposan. Perlakuan yang anda ikuti dilakukan sebanyak 5 periode. Keikutsertaan anda kali ini ber tujuan untuk membuat keputusan apakah anda akan mengubah suku bunga atau tidak, apakah anda akan menerima dana dari deposan dan meminjamkan dana pihak ketiga ke investor atau tidak. Pertimbangan pengambilan keputusan yang anda lakukan menentukan reward yang akan anda peroleh nantinya di akhir percobaan. Oleh karena itu, anda dapat memaksimumkan keuntungan dari peran yang anda jalani disetiap periode. BANK Awal bulan 1 Bank menampung dana deposi to dari deposan. Bank A yang ditetapkan peneliti sebagai bank bermasalah menampung dan dari 2 deposan yang berbeda dimana masing-masing deposan mendepositokan uangnya sebesar Rp 10.000.000. Jadi jumlah dana pihak ketiga di bank A adalah (DPK) = 2 * 10.000 .000 = Rp 20.000.000 Bank B dan C menampung dan dari 4 deposan yang berbeda dimana masing -masing deposan mendepositokan uangnya sebesar Rp 10.000.000. Jadi jumlah dana pihak ketiga di bank A adalah (DPK) = 4* 10.000.000 = Rp 40.000.000 Bank D dan E menampu ng dan dari 5 deposan yang berbeda dimana masing -masing deposan mendepositokan uangnya sebesar Rp 10.000.000. Jadi jumlah dana pihak ketiga di bank A adalah (DPK) = 5 * 10.000.000 = Rp 50.000.000 Bank Bermasalah(Bank 1) Alokasi DPK Bank bermasalah: 4. Giro Wajib Minimum (GWM) 5.
Loan to Deposit ratio(LDR)
6.
Likuiditas (L q)
LDR di pinjamkan kepada 4 orang investor @ Rp 2.379.500. Ekuitas = CAR * LDR = - 3.53 % * Rp 9.518.000 = - Rp 333.130 Total asset = DPK + Ekuitas = Rp 20.000.000 – Rp 333.130 = Rp 19.666.870 Modal awal bank bermasalah = Total asset – LDR = Rp 10.148.870 Bank sehat 2. Bank 2
LDR di pinjamkan kepada 4 orang investor @ Rp 7.556.000. Ekuitas = CAR * LDR = 14 % * Rp 30.224.000 = Rp 4.231.360
112
Total asset = DPK + Ekuitas = Rp 40.000.000 + Rp 4.231.360 = Rp 44.231.360 Modal awal bank B = Total asset – LDR = Rp 14.007.360 2. Bank 3 GWM = 7.5 % * DPK = Rp 3.000.000 LDR = 77,9 % * DPK = Rp 31.160.000 Lq = 14,6 % * DPK = Rp 5.840.000 LDR dipinjamkan kepada 4 orang investor @ Rp 7.790.000 Ekuitas = CAR * LDR = 15,86 % * 31.160.000 = Rp 4.941.976 Total asset = DPK + Ekuitas = Rp 44.941.976 Modal awal bank C = Total asser – LDR = Rp 13.781.976 3. Bank 4 GWM = 7.5 % * DPK = Rp 3.750.000 LDR = 77,12 % * DPK = Rp 38.560.000 Lq = 14,6 % * DPK = Rp 7.690.000 LDR dipinjamkan kepada 4 orang investor @ Rp 9.640.000 Ekuitas = CAR * LDR = 19,43 % * 38.560.000 = Rp 7.492.208 Total asset = DPK + Ekuitas = Rp 57.492.208 Modal awal bank D = Total asser – LDR = Rp 18.932.200 4.Bank 5 GWM = 7.5 % * DPK = Rp 3.750.000 LDR = 89,58 % * DPK = Rp 44.790.000 Lq = 2,92 % * DPK = Rp 1.460.000 LDR dipinjamkan kepada 4 orang investor @ Rp 11.197.500 Ekuitas = CAR * LDR = 25,53 % * 44.790.000 = Rp 11.434.887 Total asset = DPK + Ekuitas = Rp 61.434.887 Modal awal bank E = Total asset – LDR = Rp 16.644.800 Keuntungan bank = ( K*%suku bunga kredit) – (DPK*%suku bunga deposito) = (K* 1.32%) – (DPK * 0.91%) Keuntungan rill = Keuntungan bank – (keuntungan bank * inflasi) Berikut ini adalah tampilan awal program PHP untuk bank. Masing -masing bank menginput nama, Nrp dan inisial mereka. Inisial disini maksudnya adalah hasil pengacakan antara B1,…, B5.
Tampilan awal program untuk bank
113
Tampilan program awal bulan pertama untuk bank. Masingmasing bank memiliki modal awal yang berbeda-beda, sesuai dengan penjelasan sebelumnya> berikut ini adalah contoh tampilan program untuk bank bermasalah.
kondisi awal bulan bank telah ditetapkan oleh peneliti. Suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman adalah fixed untuk semua awal bank, baik bank sehat ataupun bank bermasalah.
Pertengahan bulan 1 Bank diminta membuat keputusan apakah akan mengubah suku bunga atau tidak. Dalam mengambil keputusan, bank memperhatikan beberapa hal, yaitu: 3. Suku bunga yang tinggi dapat mempengaruhi deposan untuk tidak menarik deposito tetapi akan mengurangi keuntungan bank 4. Suku bunga kredit yang tinggi dapat menambah keuntungan bank tetapi akan mengurangi jumlah investor, artinya ada kemungkinan investor tidak akan meminjam dan mengurangi profit investor. Dengan syarat: margin antara suku bunga kredit dan suku bung deposito 0.25 % 0.42% (suku bunga kredit > suku bunga deposito) nilai maksimum dan minimum suku bung depo sito = 0.91% ± 0.05% nilai maksimum dan minimum suku bunga pinjaman = 1.32% ± 0.05%
114
Tampilan program bank untuk pertengahan bulan pertama. Salah satu bank bermasalah dan kebijakan pemerintah adalah menutup bank bermasalah tanpa informasi.
Dengan adanya kebijakan pemerintah menutup bank bermasalah, maka bank lain diminta untuk menentukan suku bunga bank yang baru.
suku bunga bank untuk awal bulan kedua
Bulan 2 Keuntungan bank di bulan 2 = ( Kredit bulan 2*%suku bunga kredit bulan 2) – (DPK bulan 2* % suku bunga eposito di bulan 2) Keuntungan rill bulan 2 = keuntungan bulan 2 – ( keuntungan bulan 2 * %inflasi.
115
Tampilan program bank untuk awal bulan kedua
jumlah deposito dari deposan di bank pada awal bulan kedua.
suku bunga deposito baru yang telah ditetapkan bank di bulan kedua jumlah uang yang dipinjam oleh investor dari dari bank pada awal bulan kedua.
suku bunga pinjaman baru yang telah ditetapkan bank di bulan kedua
116
pada pertengahan bulan kedua, bank diminta untuk menentukan suku bunga deposito dan pinjaman untuk bulan ketiga. Bulan 3 Keuntungan bank di bulan 3 = ( Kredit bulan 3*%suku bunga kredit bulan 3) – (DPK bulan 3* % suku bunga eposito di bulan 3) Keuntungan rill bulan 3 = keuntungan bulan 3 – ( keuntungan bulan 3 * %inflasi. Keuntungan total di bulan 3 = keuntungan rill bulan 1 + keuntungan rill bulan2 + keuntungan rill bulan 3.
tampilan program untuk bulan ketiga jumlah deposito dari deposan di bank pada awal bulan kedua.
suku bunga deposito baru yang telah ditetapkan bank di bulan kedua jumlah uang yang dipinjam oleh investor dari dari bank pada awal bulan kedua. suku bunga pinjaman baru yang telah ditetapkan bank di bulan kedua
jika investor telah selesai menginput data maka klik “OK” dan dengan otomatis tampilan akan ma suk ke tampilan sama untuk ulangan kedua ulangan kedua
117
Instruksi Percobaan untuk investor Percobaan ini merupaka n simulasi mengenai kegiatan perbankan di Indonesia yang telah disederhanakan oleh peneliti. Pada percobaan kali ini, terdapat 3 pelaku ekonomi, yang terdiri dari 10 orang deposan yang diberi inisian D 1, D2,…, D10 ; 5 orang investor yang diberi inisial I 1, I2, …, I5 ; serta lima bank yang diberi inisial B 1, B2, ..,B5. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat interaksi yang terjadi pada ketiga pelaku ekonomi tersebut, sebagai hasil pengaruh dari kebijakan pemerintah. Interaksi tersebut mempengaruhi per ilaku masing-masing pelaku ekonomi dan diharapkan dapat menggambarka peristiwa yang sebenarnya. Perlakuan 2 Pada percobaan kali ini anda berperan sebagai investor. Perlakuan yang anda ikuti dilakukan sebanyak 5 periode. Keikutsertaan anda kali ini bert ujuan untuk membuat keputusan apakah anda akan meminjam modal usaha ke bank atau tidak untuk bulan berikutnya. Pertimbangan pengambilan keputusan yang anda lakukan menentukan reward yang akan anda peroleh nantinya di akhir percobaan. Oleh karena itu, anda dapat memaksimumkan keuntungan dari peran yang anda jalani disetiap periode. INVESTOR Awal bulan 1 4. Investor diberi modal masing -masing sebesar Rp 30.000.000 5. Untuk melakukan usaha, investor membutuhkan dana > modal awal, maka investor perlu dana tambahan yang diperoleh dari pinjaman ke bank. Investor meminjam uang dari 4 bank yang berbeda sebesar Y 1, Y2, Y3, dan Y4 6. Return of investment (ROI) merupakan persentase pengambilan usaha. Nilai ROI ini adalah salah satu faktor yang menentukan keuntungan investor selain suku bunga kredit. Pada bulan 1, suku bunga kredit di semua bank sama yaitu 1.32%. Sedangkan ROI diacak oleh peneliti yang nilainya berkisar antara 1% - 1.5%. Jika ROI < suku bunga kredit maka ada kemungkinan investor mengalami kerugian. Perhitungan keuntungan investor setelah satu bulan: Pinjaman = Modal usaha = modal awal + pinjaman Profit usaha = % ROI * modal usaha Asset usaha = modal usaha + profit usaha Pengembalian = Pinjaman + (1.32*pinjaman) Pendapatan investor = Asset usaha – pengembalian Pendapatan investor rill = pendapatan investor – (pendapatan investor*% inflasi) keuntungan bulan 1 = pendapatan investor rill – modal Berikut ini adalah tampilan awal program PHP untuk investor. Masing -masing investor menginput nama, Nrp dan inisial mereka. Inisial disini maksudnya adalah hasil pengacakan antara I1,…, I5.
118
Tampilan awal program untuk investor
Tampilan program awal bulan pertama untuk investor. Masing masing investor memiliki modal awal sebesar Rp 30.000.000. Kondisi awal investor telah ditetapkan oleh peneliti. Masing-masing investor meminjam di empat bank bank yang berbeda
Pertengahan bulan 1 Informasi : bank mengubah suku bunga kredit untuk bulan 2
119
Tampilan program umtuk pertengahan bulan 1. Salah satu bank bermasalah sehingga pemerintah menutup bank bermasalah tersebut.
Akhir bulan 1 Mengembalikan pinjaman beserta bunga sesuai dengan perjanjian awal.
Bulan 2 Dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh investor di bulan 1 ( untung/rugi), investor diminta untuk membuat keputusan, apaka akan meminjam uang lagi dari bank atau tidak. Dalam membuat keputusan investor juga harus memperhatikan suku bunga pinjaman di bulan 2. Semakin tiggi suku bunga bank maka akan semakin besar pengembalian, akibatnya akan mengirangi keuntungan investor. Selain itu investor juga perlu membandingkan suku bunga kredit den gan kemungkinan nilai ROI yang diperoleh, karena jika nilai ROI < suku bunga bank, maka ada kemungkinan investor akan rugi akibatnya dapat mengirangi keuntungan yang diperoleh bulan 1. Perhitungan keuntungan investor bulan 2, jika keputusan yang diambil a dalah: 3. Meminjam uang dari bank sebesar Z 1, Z2, Z3, Z4. Jika investor meminjam tidak di semua bank maka Zi = 0, i=bank dimana investor tidak meminjam uang. modal awal bulan 2 = Rp 30.000.000 + keuntungan bulan 1 Pinjaman = Modal usaha = modal awal bulan 2 + pinjaman Profit usaha = % ROI * modal usaha Aset usaha = modal usaha + profit usaha Pengembalian = pinjaman + (suku bunga kredit * pinjaman) Pendapatan investor = Aset usaha – pengembalian Pendapatan investor rill = pendapatan investor – (%inflasi * pendapatan investor) keuntungan bulan 2 = pendapatan investor rill – modal 4.
Tidak meminjam dari bank (tidak usaha) keuntungan rill bulan 2 = [ pendapatan investor rill – (pendapatan investor rill bulan 1* inflasi) ] – modal awal
120
awal bulan kedua masing-masing investor membuat pilihan, apakah tetap akan meminjam uang atau tidak. jika investor meminjam uang, maka pada kotak akan diisi jumlah uang yang akan dipinjam dari bank . Jumlah pinjaman ini ditentukan berdasarkan suku bunga yang telah di input bank di bulan kedua.
suku bunga pinjaman di bulan kedua setelah diinput oleh bank
Bulan 3 Dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh investor di bulan 2 ( untung/rugi), investor diminta untuk membuat keputusan, apakah akan meminjam uang lagi dari bank atau tidak. Dalam membuat keputusan investor juga harus memperhatikan suku b unga pinjaman di bulan 3. Semakin tinggi suku bunga bank maka akan semakin besar pengembalian, akibatnya akan mengirangi keuntungan investor. Selain itu investor juga perlu membandingkan suku bunga kredit dengan kemungkinan nilai ROI yang diperoleh, karena jika nilai ROI < suku bunga bank, maka ada kemungkinan investor akan rugi akibatnya dapat mengurangi keuntungan yang diperoleh bulan 2. Perhitungan keuntungan investor di bulan 3, jika keputusan yang diambil adalah 3. Meminjam uang dari bank sebesar Q 1, Q2, Q3, Q4. Jika investor meminjam tidak di semua bank maka Q i = 0, i=bank dimana investor tidak meminjam uang. modal awal bulan 3 = Rp 30.000.000 + keuntungan bulan 1+keuntungan bulan 2 Pinjaman = Modal usaha = modal awal bulan 3 + pinjaman Profit usaha = % ROI * modal usaha Aset usaha = modal usaha + profit usaha Pengembalian = pinjaman + (suku bunga kredit * pinjaman) Pendapatan investor = Aset usaha – pengembalian Pendapatan investor rill = pendapatan investor – (%inflasi * pendapatan invest or) keuntungan bulan 3 = pendapatan investor rill – modal 4. Tidak meminjam dari bank (tidak usaha) keuntungan rill bulan 3 = [ pendapatan investor rill – (pendapatan investor rill bulan 1* inflasi) ] – modal awal
121
awal bulan ketiga masing-masing investor membuat pilihan, apakah tetap akan meminjam uang atau tidak. Jika investor meminjam uang, maka pada kotak akan diisi jumlah uang yang akan dipinjam dari bank . Jumlah pinjaman ini ditentukan berdasarkan suku bunga yang telah di input bank di bulan kedua.
suku bunga pinjaman di bulan ketiga setelah diinput oleh bank
122
Lampiran 4. Lembar Keputusan
Nama Deposan/ Inisial:
Ulangan : xax
Bulan: 2 Bank
Suku Bunga Deposito
Jumlah Deposito
Suku Bunga Deposito
Jumlah Deposito
B1 B2 B3 B4 B5
Bulan: 3 Bank B1 B2 B3 B4 B5
Apa motivasi anda mengikuti percobaan ini ?
123
Nama Bank/ Inisial: Bulan: 2
DPK
Bulan: 3 D1
D1
D2
D2
D3
D3
D4
D4
D5 D6
DPK
D5 D6
D7
D7
D8
D8
D9
D9
D10
D10
SBD
Kredit
Ulangan : xax
SBD I1
I1
I2
I2
I3
Kredit
I3
I4
I4
I5
I5
SBP
Apa motivasi anda mengikuti percobaan ini ?
SBP
124
Nama Investor/ Inisial: Bulan: 2 Suku Bunga Pinjaman B1 B2 Jumlah Pinjaman B3 B4 B5 Total Pinjaman
Bulan: 3 Suku Bunga Pinjaman B1 B2 Jumlah Pinjaman B3 B4 B5 Total Pinjaman Apa motivasi anda mengikuti percobaan ini ?
Ulangan : xax