Kadar Fe dan Mg Daging Puyuh…..…………………………………… Ema Yarohimah KADAR Fe DAN Mg DAGING PUYUH(Coturnix coturnix japonica) FASE GROWER YANG DIBERI Pb-ASETAT DALAM AIR MINUM LEVELS OF FERRUM (Fe) AND MAGNESIUM (Mg) IN MEAT OF GROWING QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) GIVEN Pb-ACETATE IN DRINKING WATER Ema Yarohimah*, Andi Mushawwir**, Kurnia A. Kamil** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2015 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjdjaran e-mail :
[email protected] ABSTRAK Penelitian tentang Kadar Fe dan Mg Daging Puyuh dilaksanakan pada bulan Desember 2014 - Januari 2015 di kandang Keprofesian Ternak Unggas (KPTU) selanjutnya kegiatan pembedahandilakukan di LaboratoriumFisiologiTernakdanBiokimiaFakultasPeternakan Universitas Padjadjaran dan Fakultas Peternakan InstitutPertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Pb-Asetat terhadap kadar Fe dan Mg daging puyuh fase grower. Percobaan menggunakan metode eksperimen dan analisis statistika yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga macam perlakuan dan delapan kali pengulangan. Logam berat Pb yang ditambahkan kedalam air minum sebagai berikut : P0 (0gram Pb dalam 4 L air minum), P1= 50 ppm (0,365 gram Pb dalam 4 L air minum), P2= 100 ppm (0,73gram Pb dalam 4 L air minum). UjiPolinomialOrtogonaldigunakan untuk melihat kecenderungan peningkatanataupenurunanresponakibatperlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan Pb tidak berpengaruh nyata terhadap kadar Fe daging puyuh dan pemberian Pb sebesar 50 ppm berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar Mg daging puyuh. ABSTRACT A reseach entitledlevels ofFerrum (Fe) and Magnesium (Mg) in meat of growing quail (Coturnix-coturnix japonica) given Pb-acetate in drinking water was condueted in December 2014 to Januari 2014 at the Poultry House, Faculty of Animal Husbandry, University of Padjadjaran, in the Laboratory of Dairy Cattle, Faculty of Animal Husbandry, Institute Pertanian Bogor. The purpose of this study was to determine levels of Fe and Mg in meat of growing quail given Pb-acetate in drinking water. This research was conducted with experimental method, used a Completely Randominzed Design (CRD) with three treatments and eight replications. The treatments were: T0= 0ppm (0 ppm without Pb-acetate in 4 liters drinking water), T1=50 ppm (0,36 gram Pb-acetate in 4 liters drinking water), T2= 100 ppm (0,73gram Pb-acetate in 4 liters drinking water). Orthogonal Polynomial Test was applied to study the tendency of response. It can be concluded that 100 ppm Pb-acetate in drinking water increase levels of Ferrum (Fe) concentration in meat of growing quail at 12,018 ppm, but at 50 ppm decrease levels of Magnesium (Mg) concentration at 0,021 ppm. 1
Kadar Fe dan Mg Daging Puyuh…..…………………………………… Ema Yarohimah
PENDAHULUAN Perkembangan penduduk dan industri yang sangat cepat, memberikan kontribusi pada peningkatan pencemaran terhadap lingkungan di negara Indonesia.Dampak meningkatnya hal tersebut adalah menurunnya kualitas tanah, air dan udara akibat pencemaran limbah yang dihasilkan oleh manusia. Baik hasil penambangan, industri, maupun limbah pertanian yang berasal dari penyalahgunaan pestisida yang merupakan sumber utama dari pencemaran logam berat, diantaranya adalah timbal (Pb) pada lingkungan. Logam berat yang biasanya mencemari lingkungan berupa Pb, dapat bersifat reaktif dalam berinteraksi dengan beberapa mineral dan daya toksisitas dari Pb banyak dipengaruhi oleh mineral-mineral tersebut, diantaranya adalah Fe dan Mg. Pada umumnya, defisiensi mineral tersebut dapat menaikkan absorbs Pb sehingga keracunan. Fe berperan dalam pembentukan Hemoglobin dan sebaliknya Pb bersifat toksik terhadap sistem hematopoietic (pembentukan eritrosit). Interaksi antara Pb, Fe dan Mg sangat penting, karena defisiensi Fe dapat mempengaruhi kenaikan absorpsi dan metabolisme Pb (Darmono, 1995). Tingkat ternak sakit akibat keracunan Pb dapat mencapai 10-15% sedangkan tingkat kematian mencapai 75100% (Buck, 1970 dalam Darmono, 1995). Logam tersebut telah terakumulasi dalam tubuh ternak maka akan membahayakan bagi manusia yang mengkonsumsinya. Keracunan timbal pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan pada otak, sehingga akan mengalami gangguan kecerdasan dan mental (Suharto, 2005). Objek dan Metode Objek Penelitian Ternak yang digunakanuntukpenelitianiniyaitupuyuh betina, berumur 2 minggu (fase grower) diperoleh dari Ju’a Ju’a Quail Farm, Kp. Kubangsari Desa Tenjolaut Rt 03 Rw 05 Kec. Cikalong wetan Kab. Bandung. Puyuhditempatkansecaraacakkedalamkandang, dengan 3perlakuandandiulangsebanyak 8 kali masing-masingdiisi 5 ekortiapkandang sehingga terdapat 24 kandangdan total puyuhsebanyak 120 ekor, kemudiandipeliharaselama 4 minggudengan 1 mingguadaptasidan 3 minggupemberianperlakuan. Metode Penelitian Penelitian Kadar Fe dan Mg daging puyuh ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 8 ulangan yang dilakukan selama 3 minggu. Perlakuan Pb-asetat yang dicampurkan dengan air minum yaitu yaitu P0 = 0 ppm (tanpa Pb-
2
Kadar Fe dan Mg Daging Puyuh…..…………………………………… Ema Yarohimah asetat dalam air minum), P1 = 50 ppm (0,915 g Pb-asetat dalam 10 L air minum), P2 = 100 ppm (1,831 g Pb-asetat dalam 10 L air minum).
Analisis Data Data diuji statistik dengan menggunakan analisis ragam yang dilanjutkan dengan menggunakan Uji Orthogonal Polynomial untuk mengetahui kecenderungan terjadinya penurunan respon akibat perlakuan Pb-asetat dalam air minum. Hasil dan Pembahasan Pengaruh Pemberian Logam Berat Pb terhadap Kadar Fe Daging Puyuh Dari hasil penelitian menunjukkan data jumlah kandungan Fe daging puyuh dengan pemberian Pb dalam air minum yang diberikan selama 3 minggu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh Pemberian Logam Berat Pb terhadap Kadar Fe DagingPuyuh Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Rataan
Konsentrasi Fe Daging Puyuh (ppm) P0 P1 P2 9.326 15.587 14.276 13.596 9.896 13.449 10.854 12.581 11.114 14.420 9.763 11.440 10.204 9.329 13.910 6.182 12.976 9.568 7.415 8.566 10.475 12.520 10.229 11.916 84.517 88.927 96.148 10.564 ± 2.897 11.115 ± 2.372 12.018 ± 1.701
Total
269.592 33.697
Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi pemberian Pb maka semakin tinggi pula rataan kandungan Fe daging puyuh, yaitu P0 sebesar 10.564 ppm, P1 sebesar 11.115 ppm dan P2 sebesar 12.018 ppm. Rataan kandungan Fe daging puyuh yang tertinggi diperoleh pada perlakuan P2 yaitu sebesar 12.018 ppm sedangkan yang terendah diperoleh pada perlakuan P0 yaitu 10.564 ppm. Menurut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, seharusnya semakin tinggi konsentrasi Pb yang diberikan maka akan semakin menurun kadar Fe daging. Hasil analisis sidik ragam puyuh memperlihatkan bahwa tidak ada pengaruh nyata antara cemaran Pb dalam air minum terhadap kadar Fe daging. (P<0.05). Menurut Sjamsudin (2009) kadar Fe akan mengalami peningkatan jika diberi cemaran Pb. Pb yang masuk kedalam tubuh akan dibawa oleh darah untuk masuk ke dalam jaringan lain dan lebih dari 90% akan berikatan dengan eritrosit. Hal ini akan mengurangi inkorporasi Fe dalam eritrosit dan penggunaan Fe dalam 3
Kadar Fe dan Mg Daging Puyuh…..…………………………………… Ema Yarohimah sumsum tulang serta dapat menyebabkan penimbunan Fe berlebihan dalam mitokondria precursor eritrosit sehingga Fe dalam darah meningkat (Darmono, 1995). Beberapa penelitian menyatakan pakan yang kekurangan Fe akan meningkatkan absorpsi Pb dalam usus, tetapi ekskresi Pb tidak berpengaruh sehingga kandungan Pb dalam jaringan meningkat (Six dan Goyer, 1972, Barton, 1987, Flanagan, 1979). Tidak adanya penurunan kadar Fe dalam daging oleh pemberian cemaran Pb disebabkan karena jumlah dan bentuk kimia Fe dalam ransum, semakin banyak jumlah Fe dalam ransum maka akan semakin banyak Fe yang akan diserap oleh ternak (Piliang, 2000). Pb yang disuplementasi sebesar 10 ppm dalam bentuk yang larut dalam air diberikan terhadap ternak dalam waktu yang lama tidak akan memberikan pengaruh buruk, sedangkan suplementasi sebesar 100 ppm akan mengakibatkan peningkatan kadar Pb secara nyata dalam jaringan. Kadar Fe pada tubuh ternak dipengaruhi oleh status kesehatan, nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, umur dari ternak, jenis kelamin dan spesies ternak itu sendiri (Darmono, 1995). Timbal masuk ke dalam tubuh akan didistribusikan oleh darah sekitar 90% di timbun dalam tulang dan sisanya akan didistribusikan ke dalam jaringan lunak seperti hati dan ginjal (Linder, 1992).Dalam sel, timbal mempengaruhi penggunaan Fe untuk formasi Hemoglobin dalam mitokondria, tetapi tidak menghambat pengambilan Fe dari sitoplasma, sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya akumulasi Fe dalam mitokondria dan dapat menyebabkan kerusakan pada sel. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa defisiensi Fe dapat mempengaruhi kenaikan absorpsi dan metabolisme Pb dalam tubuh (Darmono, 1995). Pengaruh Pemberian Logam Berat Pb terhadap Kadar Mg Daging Puyuh Hasil penelitian rataan kadar Mg daging puyuh, menunjukkan hasil pengamatan seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Pengaruh Pemberian Logam Berat Pb terhadap Kadar Mg Daging Puyuh Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Rataan
Konsentrasi Mg Daging Puyuh (ppm) P0 P1 P2 0.021 0.025 0.022 0.026 0.024 0.022 0.023 0.026 0.026 0.025 0.026 0.024 0.023 0.022 0.023 0.024 0.024 0.025 0.028 0.025 0.025 0.023 0.024 0.024 0.193 0.17 0.191 0.024±0.0021 0.021±0.0013 0.023±0.0014
Total
0.554 0.068
4
Kadar Fe dan Mg Daging Puyuh…..…………………………………… Ema Yarohimah Berdasarkan Tabel 2. rataan kadar Mg dalam daging pada setiap perlakuan bekisar antara 0.024 ppm sampai dengan 0.023 ppm. Kadar Mg daging dari yang tertinggi hingga terendah berturut–turut yaitu P0 (0.024 ppm), P1 (0.021 ppm) dan P2 (0.023 ppm). Data tersebut di atas, selanjutnya diuji dengan analisis ragam. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian logam berat Pb dalam air minum memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar Mg daging puyuh. Perbedaan ulangan kadar Mg dalam daging puyuhnyata antara kandungan Pb daging yang diberi air minum perlakuan yang mengandung Pb 0 ppm, 50 ppm dan 100 ppm menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi Pb yang diberikan pada air minum maka akan semakin menurun pula kadar Mg yang terdeposisi di dalam daging. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari perlakuan dilakukan uji Polinomial Ortogonal dengan hasil seperti pada lampiran 3 tampak bahwa pengaruh perlakuan terhadap kadar Mg daging nyata (P>0,05) pada model regresi kuadratik. Dengan demikian, untuk kasus pengaruh pemberian logam berat Pb dalam air minum terhadap kadar Mg daging puyuh yaitu model regresi Kuadratik dengan persamaan Y = 0,0230X + -0,1173Persamaan tersebut dapat digunakan untuk keperluan pendugaan respon kadar Mg daging sebagai akibat pemberian logam berat Pb dalam air minum. Penurunan yang terjadi terhadap kadar Mg daging puyuh sangat berkaitan dengan produksi atau sekresi growth hormone (GH) pituitary anterior. Konsentrasi Growth Hormone (GH) mengalami penurunan yang signifikan pada ternak yang diberi cemaran Pb dibandingkan tanpa pemberian Pb. Penurunan konsentrasi growth hormone (GH) menunjukkan dampak terhadap metabolisme yang terjadi pada sintesis pembentukan daging maupun deposisi kalsium (Yu dkk., 2005). Penurunan growth hormone (GH) akibat pemberian timbal disebabkan oleh penurunan hormone release yaitu growth hormone releasing factor (GRF) yang menstimulasi sekresi growth hormone (GH) berdampak pada penurunan aktivitas reseptor membrane yang berfungsi mengaktifkan protein transfor untuk beberapa mineral penting. Hubungan aktivitas transport mineral terhadap deposisi Mg pada daging puyuh. Transport mineral adalah sebuah protein yang mampu mengikat mineral sehingga mineral tersebut dapat diserap di dalam jaringan. Binding protein merupakan salah satu transfor mineral yang berfungsi mentransfor protein untuk magnesium (Crystel dkk., 2001). Menurut Dearth dkk (2004) penurunan kadar Mg yang terjadi terhadap sirkulasi magnesium dalam darah yang diberi penambahan timbal dalam air minum dapat menyebabkan penurunan aktivitas transfer protein bagi magnesium, sehingga berdampak pada penurunan kadar Mg pada daging puyuh. 5
Kadar Fe dan Mg Daging Puyuh…..…………………………………… Ema Yarohimah Toksisitas dari paparan timbal dapat berdampak pada peningkatan terjadinya kegagalan fungsi dalam sistem syaraf, terutama system syaraf pusat maupun pada system syaraf tepi (Yuan dkk., 2013). Menurut Pillai dkk. (2003) hubungan antara penurunan fungsi syaraf dengan laju sintesis protein dalam jaringan otot dan tulang maupun jaringan hati dan ginjal sangat berikatan erat dengan penurunan konsentrasi magnesium yang berfungsi sebagai kofaktor beberapa enzim, salah satunya enzim polimerase yang berperan utama saat sintesis protein untuk pemanjangan rantai RNA. Perubahan kimiawi yang terjadi akibat defisiensi magnesium dapat menekan daya rangsang urat syaraf.Sebagai konsekuensinya, salah satu pengaruh defisiensi magnesium adalah meningkatkan iritabilitas urat daging dan apabila defisiensi tersebut cukup parah, dapat menyebabkan tetani. Sebaliknya, kelebihan magnesium dapat menyebabkan terdepresinya Central Nervous System, anesthesia bahkan paralisis (Shils, 1976). Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwaPemberian Pb-Asetat dalam air minum puyuh meningkatkan kadar Fe daging puyuh tetapi menurunkan kadar Mg daging puyuh.Pemberian logam berat Pb dalam air minum dengan taraf 100 ppm meningkatkan kadar Fe daging puyuh sebesar 12.018ppm dan pada taraf 50 ppm memberikan respon tertinggi terhadap penurunan kadar Mg daging puyuh yaitu sebesar 0,021 ppm. Ucapan Terima Kasih Penulisan artikel ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak kepada penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran dan yang telah memberikan fasilitas pada saat penelitian berlangsung.Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan. Daftar Pustaka Crystel, T., P. Joël, N. Francoise and L. Brigitte. 2001. Lead accumulation in the mouse ovary after treatment-induced follicular atresia. Reprod. Toxicol. 15:385-391. Darmono,1995.LogamDalamSistemBiologiMakhlukHidup, UI Press. Jakarta. Dearth, R. K., J. K. Hiney, V. Srivastava, D. W. Les and G. R. Bratton. 2004. Low level lead (Pb) exposure during gestation and lactation: assessment of effects on pubertal development in Fisher 344 and Sprague-Dawley female rats. Life Sci. 74:1139-1148. Dearth, R. K., J. K. Hiney, V. Srivastava, S. B. Burdick, G. R. Bratton and D. W. Les. 2002. Effects of lead (Pb) exposure during gestation and lactation on female pubertal development in the rat. Reprod. Toxicol. 16:343-352. Linder, M.C. 1992. BikoimiaNutrisidanMetabolisme. Penerjemah: A Parakksi. UI Press, Jakarta. 6
Kadar Fe dan Mg Daging Puyuh…..…………………………………… Ema Yarohimah Pillai, A., L. Priya and S. Gupta. 2003. Effects of combined exposure to lead and cadmium on the hypothalamic–pituitary axis function in proestrous rats. Food Chem. Toxicol. 41:379-384. Piliang, G. W. 2000. Nutrisi Mineral Edisi ke-3.PusatAntarUniversitasIlmu Hayat.InstitutPertanian Bogor. Bogor. Shils, M. 1976. Magnesium in present Knowledge in Nutrition Foundation, New York. Six, K.M. and Goyer R.A. 1972.The influence of iron eficiency on tissue content and toxicity of ingested lead in the rat. J. Lab. Clin. Med. 79:128-136. Yuan, C., H. H. Song, Y. J. Jiang, M. M. M. Azzam, S. Zhu, and X. T. Zou. 2013. Effects of lead contamination in feed on laying performance, lead retention of organs and eggs, protein metabolism, and hormone levels of laying hens. J. Appl. Poult. Res. 22 :878– 884.
7
Kadar Fe dan Mg Daging Puyuh…..…………………………………… Ema Yarohimah
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
:EMA YAROHIMAH
NPM
: 200110110027
Judul Artikel: Kadar Fe dan Mg Daging Puyuh (coturnix-coturnix japonica) Fase Grower yang Diberi Pb-Asetat Dalam Air Minum Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyatan ini. Dibuat di Jatinangor, Mei 2015 Penulis,
(Ema Yarohimah) Mengetahui, Pembimbing Utama,
(Andi Mushawwir, S.Pt., M.P.) Pembimbing Anggota,
(Dr. Ir. Kurnia A. Kamil, M.Agr.Sc., M.Phil.)
8