1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PKn ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN METODE CERAMAH PADA SISWA KELAS X MAN MUARA LABUH
Skripsi Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (SI) Di Fakutas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Oleh : MAISARAH ZULSAFNI 00444/2008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
2
3
4
5
ABSTRAK Maisarah Zulsafni, 2008/00444. Perbedaan Hasil Belajar PKn antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan Metode Ceramah Pada Siswa Kelas X MAN Muara Labuh. Pembimbing
: 1. Dr. Hj. Maria Montessori, M.Ed, M.Si 2. Drs. H. Akmal, SH. M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar PKn antara model Pembeajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan metode ceramah. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan Posttest Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN Muara Labuh yang terdaftar pada tahun ajara 2012/2013, sedangkan sampel penelitian adalah X-1 sebagai kelas eksperimen dan X-2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling. Insrumen penelitian berupa tes hasil belajar. Tes hasil belajar diberikan pada kedua kelas sampel dengan soal yang sama di akhir pembelajaran atau KD I dan KD II. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t. Dari analisis data dengan uji t, memiliki kriteria jika thitung > ttabel maka hipotesis diterima dan sebaliknya. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terlihat bahwa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT), kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen pada KD I sebesar 80,1667 dan pada KD II 81,6667, sedangkan pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar siswa pada KD I 73,6667 dan pada KD II sebesar 75,1667. Pengujian hipotesis menunjukan bahwa pada KD I nilai thitung = 2,359 > ttabel = 1,70 pada α 0,05. Dan pada KD II nilai thitung = 2.243 > ttabel = 1,70 pada α 0,05 sehingga H1 diterima. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah.
i
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Perbedaan Hasil Belajar PKn antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan Metode Ceramah pada Siswa Kelas X MAN Muara Labuh”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Ilmu Sosial Politik, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang. Dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini peneliti mendapatkan bantuan yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih banyak kepada: 1. Ibu Dr. Hj. Maria Montessori, M.Ed, M.Si, sebagai pembimbing I dan sebagai penasehat akademik (PA), yang telah mengarahkan dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan perkuliahan. Serta telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabaran untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Drs. H. Akmal, SH, M.Si, sebagai pembimbing II, yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabaran untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
7
3. Bapak Drs. Suryanef, M.Si, Bapak Drs. M. Fachri Andan, M.Si, Ph.D dan Ibu Dr. Isnarmi, M.Pd, MA sebagai Tim Penguji. 4. Bapak Ketua Jurusan, yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu staf pengajar dan administrasi Jurusan Ilmu Sosial Politik yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Jasrul, S.Pd, selaku Kepala MAN Muara Labuh. 7. Ibu Firna Oktavia, S.Pd, yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan eksperimen dikelas yang menjadi tanggung jawab beliau. 8. Ayah, Ibu, dan Adik-adik yang dengan bantuan segenap cinta telah memberikan dorongan dan bantuan baik moril maupun materil. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga bantuan, bimbingan, dan arahan serta dorongan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat pahala dan balasan dari Allah SWT. Amin Peneliti telah menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya namun jika masih terdapat kekurangan, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang, April 2013
Peneliti
iii
8
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix BAB I. PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah ............................................................................... 8
C.
Batasan Masalah..................................................................................... 8
D.
Rumusan Masalah .................................................................................. 9
E.
Tujuan Penelitian ................................................................................... 9
F.
Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
G.
Hipotesis Penelitian................................................................................ 10
H.
Kelemahan Penelitian............................................................................. 11
BAB II. KAJIAN TEORI A.
Kajian Teori ........................................................................................... 12 1. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 12 2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT .......................................... 16 3. Metode Ceramah ................................................................................... 20 4. Hasil Belajar .......................................................................................... 24
B.
Kerangka Konseptual ............................................................................. 27
iv
9
BAB III. METODE PENELITIAN A.
Jenis Penelitian Dan Rancangan Penelitian ........................................... 29
B.
Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 30
C.
Variabel Penelitian ................................................................................ 31
D.
Jenis,Sumber,Teknik dan Alat Pengumpul Data .................................. 32
E.
Prosedur Penelitian................................................................................. 37
F.
Teknik Analisis Data .............................................................................. 41
G.
Defenisi Operassional ............................................................................ 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN A.
Temuan Umum....................................................................................... 46
B.
Temuan Khusus ...................................................................................... 50
C.
Pembahasan ............................................................................................ 71
BAB V. PENUTUP A.
Kesimpulan ............................................................................................ 79
B.
Saran ...................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
10
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Nilai-nilai Rata-rata Ulangan Harian Mata Pelajaran PKn Kelas X MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/ 2013 5 ..................................... 5
2.
Perbandingan Keunggulan antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ................................................................. 22
3.
Perbandingan Kelemahan antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ................................................................. 23
4.
Rancangan Penelitian ..................................................................................... 29
5.
Distribusi Jumlah Siswa dan Nilai-nilai Rata-rata Ulangan Haria PKn Kelas X MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/ 2013 ........................... 30
6.
Ringkasan Validitas Soal Uji Coba................................................................ 34
7.
Skenario Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................... 38
8.
Pimpinan MAN Muara Labuh ....................................................................... 46
9.
Jumlah Guru dan Pegawai MAN Muara Labuh............................................. 50
10. Jumlah Siswa MAN Muara Labuh ................................................................ 50 11. Analisis Soal Uji Coba ................................................................................... 51 12. Rangkuman Hasil Statistik Dasar Rata-Rata Hasil Post-Test KD I Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................................... 55 13. Persentase Post-Tes KD I Kelas Eksperimen ................................................ 56 14. Persentase Post-Tes KD I Kelas Kontrol ....................................................... 58 15. Rangkuman Hasil Statistik Dasar Rata-Rata Hasil Post-Test KD II Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................ 60 16. Persentase Post-Tes KD I Kelas Eksperimen ................................................ 61 17. Persentase Post-Tes KD II Kelas Kontrol ...................................................... 63 18. Output SPSS dari Uji Normalitas KD I ......................................................... 65 vi
11
19. Output SPSS dari Uji Homogenitas KD I ...................................................... 66 20. Output SPSS dari Uji Normalitas KD II ........................................................ 67 21. Output SPSS dari Uji Homogenitas KD II .................................................... 68 22. Output SPSS dari Uji Hipotesis Post-test KD I ............................................ 69 23. Output SPSS dari Uji Hipotesis Post-test KD II ........................................... 70
vii
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Kerangka Konseptual ............................................................................. ....... 28
2.
Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD I Kelas Eksperimen ..................... 57
3.
Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD I Kelas Kontrol ........................... 59
4.
Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD II Kelas Eksperimen ................... 62
5.
Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD II Kelas Kontrol .......................... 64
viii
13
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas eksperimen ......................... ....... 84
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................... ....... 118
3.
Materi Ajar ............................................................................................. ....... 127
4.
Lembaran Diskusi siswa ........................................................................ ....... 142
5.
Soal Tournament .................................................................................... ....... 145
6.
Lembar Jawaban Soal Tournamen ......................................................... ....... 150
7.
Kisi-kisi Soal Uji Coba .......................................................................... ....... 154
8.
Soal Uji Coba ......................................................................................... ....... 156
9.
Kunci Jawaban Soal Uji Coba ...................................................................... 164
10. Uji Validitas ........................................................................................... ....... 165 11. Uji Reabilitas ......................................................................................... ....... 167 12. Distribusi Jawaban Soal Uji Coba ......................................................... ....... 168 13. Anlisis Indeks Kesukaran, Daya Beda Dan Validitas Tes Soal Uji Coba ................................................................................................. ....... 169 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ..................................... ....... 171 15. Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba .................................................. ....... 172 16. Soal Post-Tes KD I ................................................................................ ....... 173 17. Soal Post-Tes KD II ............................................................................... ....... 177 18. Kunci Jawaban Post-Tes KD I dan KD II .............................................. ....... 181 19. Nilai Post-Tes KD I dan KD II Kelas Eksperimen ................................ ....... 182 20. Nilai Post-Tes KD I dan KD II Kelas Kontrol ....................................... ....... 183
ix
14
21. Uji Normalitas Post-test KD I ................................................................ ....... 184 22. Uji Normalitas Post-test KD II .............................................................. ....... 185 23. Uji Homogenitas Post-test KD I ............................................................ ....... 186 24. Uji Homogenitas Post-test KD II ........................................................... ....... 187 25. Uji Hipotesis (Uji t) Post-test KD I........................................................ ....... 188 26. Uji Hipotesis (Uji t) Post-test KD II ...................................................... ....... 189 27. Tabel r .................................................................................................... ....... 190 28. Tabel t .................................................................................................... ....... 191 29. Output SPSS Olahan Data Post-Test KD I dan KD II ........................... ....... 192 30. Surat Izin Penelitian Dari FIS Untuk Kesbangpol Dan Limnas ................... 201 31. Surat Izin Penelitian Dari FIS Untuk Kemenag Solok Selatan ...................... 202 32. Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol Dan Limnas ...................................... 203 33. Surat Izin Penelitian Dari Kemenag Solok Selatan ....................................... 204 34. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di MAN Muara Labuh .......................................................................................... ....... 205
x
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dari harapan. Beragam masalah muncul dari berbagai sisi. Upaya peningkatan mutu pendidikan sudah dilakukan dengan berbagai cara. Tapi dalam peningkatan mutu pendidikan bukanlah perkara sederhana dan mudah. Banyak tantangan dan hambatan ditemukan, misalnya keadaan linkungan sekolah kurang memadai, waktu dan cara belajar siswa yang kurang tepat, serta cara penyampaian materi oleh guru kurang sesuai dengan keadaan siswa. Hal ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan mutu pendidikan masih jauh dari harapan. Semua faktor tersebut perlu pula mendapat perhatian, sekaligus ikut diperbaiki satu dan lainnya. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan terus ditingkatkan baik dalam pembenahan kurikulum maupun maupun kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan tidak akan berhasil apabila tenaga pengajar atau guru tidak dilibatkan. Usman (2006:9) menyatakan bahwa proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Oleh karena itu, guru dituntut dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam peningkatan hasil belajar, sehingga mutu pendidikan semakin meningkat. Menyadari
akan
pentingnya
pendidikan
pemerintah
Republik
Indonesia telah menetapkan tujuan pendidikan Nasional yang dinyatakan
1
2
dalam Undan-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yaitu: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perdapat bangsa yang yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangasa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhalak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi waraga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan nasional di atas secara efektif ditentukan oleh: unsur-unsur tenaga kependidikan yang profesional, sarana dan prasarana yang memadai serta kurikulum yang relevan, serta serangkaian kegiatan dari tenaga pendidik kepada siswa yang diberikan baik disekolah maupun diluar sekolah (Slameto: 1995:52). Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional di atas, maka guru disekolah merupakan salah satu pihak yang memegang peranan penting untuk mengarahkan dan menjadikan siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai. Berkenaan dengan hal ini, maka guru sebagai tenaga pendidik, mesti memiliki kompetensi profesional dibidangnya. Keadaan seperti ini pada akhirnya diharapkan guru dapat menggali potensi siswa kearah yang optimal mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Peranan guru yang paling utama dan menonjol yakni sebagai fasilitator yang berfungsi untuk menciptakan interaksi antara guru dengan siswa atau sebaliknya yang lebih intensif (Semiawan, 1985). Dalam proses belajar seyogyanya guru mencari berbagai upaya, teknik, dan strategi yang
3
dapat mendorong naiknya hasil belajar anak kearah yang optimal dari peserta didik yang dalam proses belajar mengajar pada hakikatnya tidak muncul dengan sendirinya, tetapi merupakan kombinasi dari faktor siswa dan guru yang membelajarkannya. Belajar seharusnya lebih dari sekedar menerima informasi, mengingat dan menghafal. Bagi siswa untuk bisa mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah dan menemukan ide-ide. Tugas guru tidak hanya menuangkan sejumlah informasi pada siswa, tetapi mengusahakan bagaimana konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam pikiran siswa. Guru sebagai orang yang terlibat secara langsung dalam pembelajaran hendaknya dapat mengupayakan banyak hal diantaranya adalah penggunaan motode pembelajaran yang tepat, menyenangkan, membangkitkan antusiasme siswa dan mendorong siswa membangun pengetahuannya sendiri. Guru memotivasi siswa dengan berbagai tipe dan pengetahuan, berpikir kritis sehingga diharapkan terciptalah siswa yang aktif dan kreatif. Rendahnya hasil belajar juga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya karena pembelajaran yang cenderung teoritis, materi yang terlalu padat dan pembelajaran yang singkat, kemampuan guru yang masih rendah, penggunaan metode atau media yang kurang tepat dan tidak mencapai sasaran serta materi pelajaran yang kurang dikaitkan dengan kehidupan nyata, akibatnya siswa sulit memahami materi yang diberikan guru.
4
Dari beberapa faktor di atas, fakta yang banyak ditemukan di lapangan adalah kurangnya variasi guru dalam mengajar. Masih banyak guru yang belum mampu memainkan peranan yang sesuai dengan kebutuhan siswa pada proses pembelajaran pada kurikulum pendidikan sekarang. Dimana dalam kurikulum sekarang murid dituntut lebih aktif dan guru hanya sebagi motivator. Tapi pada saat sekarang ini banyak guru yang masih memberikan materi pembelajaran yang memakai metode yang konvesional seperti metode ceramah yang hanya mengandalkan daya ingat siswa atau seberapa besar tingkat penghafalan siswa terhadap suatu materi. Guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa duduk diam dengan mencatat dan menghafal, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang menarik perhatian siswa yang akhirnya menyebabkan siswa menjadi tidak aktif dan tidak kritis dalam berfikir. Kondisi seperti ini akan mengakibatkan timbulnya rasa bosan dan jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan penulis di MAN Muara Labuh, peneliti menemukan beberapa masalah diantaranya. Pertama, adanya ketidakaktifan siswa dalam proses pembelajaran karena dalam proses pembelajaran dikelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan Guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa duduk diam dengan mencatat dan menghafal, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang menarik perhatian siswa yang akhirnya menyebabkan siswa menjadi tidak aktif dan tidak kritis dalam berfikir.. Kedua, kurangnya motivasi siswa terhadap pelajaran. Ketiga, kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan.
5
Keempat,
nilai rata-rata ulangan harian siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM 75). Tabel 1 Nilai Rata-Rata Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Pkn Kelas X Siswa MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/2013. No Kelas Nilai rata-rata KKM 1 X-1 64,66 75 2 X-2 65,50 75 3 X-3 68,83 75 4 X-4 70,16 75 Sumber: Guru PKn MAN Muara Labuh Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa belum ada kelas yang belum mencapai
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM
75).
Dalam
upaya
meningkatkan hasil belajar PKn siswa, maka seorang guru harus dapat memilih strategi yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa. Penerapan metode yang tepat tentunya dapat menjadikan siswa belajar aktif dalam proses belajar mengajar serta cepat tanggap atas pertanyaan yang diberikan guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu dipilih bentuk pembelajaran yang dapat merangsang dan meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar. Salah
satunya
model
pembelajaran
yang
dapat
mengaktifkan
dan
membangkitkan semangat belajar siswa yang saat ini berkembang adalah model pembelajaran Kooperatif (Cooperative). Model pembelajaran kooperatif dianggap mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, siswa bisanya saling memberikan masukan
6
kepada teman-temannya, bisa menuangkan ide-idenya, melatih kekompakan dan kerja sama yang tinggi. Sebagai mana Lie, 2002 (dalam Weda, 2009: 189) berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran oleh rekan sebaya melalui pembelajaran kooperatif ternyata lebih efektif dari pada pembelajaran oleh pengajar. Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe diantaranya adalah Student Teams-achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Jigsau, Cooperative Integrated and Composition (CIRC), dan Team Accelerated Insrusion (TAI) Salfin,(2009) dalm penelitian ini medel yang akan digunakan adalah model pembelajaran kooperative tipe Teams Games Tournamen (TGT). TGT adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapakan, melibatkan seluruh siswa dalam proses pembeljaran, adanya peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktifitas belajar dengan permaianan yang dirancang dalam TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhakan tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar (KTI PTK, 2009). Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) mempunyai keunggulan yaitu setiap anggota kelompok memperoleh tugas, siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial, mendorong siswa untuk menghargai pendapat orang lain, meningkatkan kemampuan akademik siswa, melatih keberanian siswa untuk berbicara didepan kelas, melatih siswa
7
bersaing secara sehat, meningkatkan rasa persaudaraan, menumbuhkan rasa percaya diri menyelesaikan soal-soal dalam pembelajaran, melatih siswa bekerja sama dan dapat memotivasi siswa untuk bertanggung jawab terhadap dirinya dan kelompoknya sehingga terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan guru. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fitria siska (2009) dalam judul “Pengaruh Pemberian Tugas Meringkas yang Disertai Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Padang”. Dalam penelitiannya menemukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar memberikan hasil positif. Sedangkan metode pembelajaran konvensional yang sering digunakan guru seperti ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Guru sangat jarang mengombinasikan strategi-strategi pembelajaran. Disamping itu, guru juga jarang menuntut siswa untuk melakukan berbagai kegiatan/tugas padahal dengan adanya kegiatan/tugas yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung menjadikan siswa kurang aktif kesulitan dalam menguasai pelajaran. Dalam proses diskusi, siswa yang aktif hanya siswa yang pintar saja, sedangkan siswa dengan kemampuan rendah cenderung diam dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran. Dalam proses tanya jawab, jumlah siswa yang bertanya mengenai materi pembelajaran yang kurang dipahami atau siswa yang menjawab pertanyaan guru masih sangat terbatas. Siswa
8
bersikap hanya menerima saja dan hanya mengandalkan informasi yang diberikan guru. Siswa terlihat kurang yakin untuk mengemukakan ide atau pertanyaan yang ada dalam pikiran mereka mengenai materi yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menggadakan penelitian yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar PKn Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan Metode Ceramah Pada Siswa Kelas X MAN Muara Labuh” B. Identifikasi masalah Berdasarkan beberapa hal yang diungkapkan dalam latar belakang masalah, maka masalah yang diidentifikasi adalah: 1. Kurangnya tingkat keaktifan dalam proses pembelajaran. 2. Kurangnya motivasi siswa terhadap pelajaran. 3. Kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. 4. Kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran. 5. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75). C. Batasan Masalah Sehubungan dengan banyaknya permasalahan yang muncul, maka penulus membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Model pelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan metode ceramah dalam proses pembelajaran.
9
2. Hasil belajar yang dinilai adalah kemampuan kognitif siswa yang tercermin dari hasil tes yang dilakukan pada akhir penelitian. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hasil belajar PKn siswa kelas X MAN Muara Labuh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)? 2. Bagaimana hasil belajar PKn siswa kelas X MAN Muara Labuh dengan menggunakan metode ceramah? 3. Apakah terdapat pebedaan hasil belajar PKn siswa kelas X MAN Muara Labuh antara menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan metode ceramah? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui Perbedaan hasil belajar PKn menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Geams Tournament (TGT) dengan Metode Ceramah pada Siswa Kelas X MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/2013”. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis a. Sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa dengan model pembelajaran cooperatif tipe Temas Games Tournament (TGT).
10
b. Sebagai pijakan untuk pengembangan penelitian-penelitian yang menggunakan model pembelajaran. 2. Manfaat praktis a. Dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan proses pembelajaran
PKn
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tuornament (TGT). b. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang suatu alternatif dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi siswa terutama sebagai subjek penelitian diharapkan dapat memporeleh pengalaman langsung mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) G. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah maka peneliti membuat suatu hipotesis sebagai berikut: 1. H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah pada siswa kelas X MAN Muara Labuh. 2. H1 = terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah pada siswa kelas X MAN Muara Labuh.
11
H. Kelemahan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan diantaranya adalah: 1. Beberapa hal dalam pelaksanaan penelitian belum terkontrol dengan baik seperti pelaksanaan pembelajaran terhadap kelas kontrol. 2. Belum menunjukan kerakteristik yang teridentifikasi dengan baik jika dibandingkan dengan penelitian yang sejenis. 3. Belum mengeksplorasi perbedaan dalam kedua metode pembelajaran secara mendalam. 4. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan langsung pada keles eksperimen dan kelas konrtol dilaksanakan langsung oleh peneliti.
12
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif Kooperatif adalah mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai suatu tim. Kooperatif dalam belajar adalah bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kooperatif menyangkut pengelompokkan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang (Ibrahim, 2000:20). Sedangkan menurut Eggen dan Kauchak (1996) dalam Trianto (2007:42), “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Selanjutnya Lie (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif atau pembelajaran bergotong royong adalah system pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilisator. Roestiyah (2001:15) memberikan pengertian bahwa pembelajaran kooperatif sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar dan keberhasilan kelompok dan menuntut kegiatan kooperatif dari berbagai individu tersebut. Slavin (2009) 12
13
menyatakan bahwa pencapaian tujuan-tujuan sosial melalui keterlibatan siswa dalam pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberadaan kelompok yang berbeda dari segi budaya, jenis kelamin dan kemampuan akademiknya. Dengan demikian guru harus tetap berupaya agar anggota kelompok selalu bervariasi. Pembelajaran kooperatif dikembangkan selain untuk mencapai hasil belajar akademik, juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Pada pengembangan pembelajaran kooperatif telah ditunjukkan bahwa struktur penghargaan telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada hasil belajar akademik dan perubahan norma berhubungan dengan hasil belajar. Tujuan mengajarkan
penting kepada
dari siswa
pembelajaran tentang
kooperatif
keterampilan
adalah
kerja
sama
untuk dan
berkolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimilikinya di dalam masyarakat, sebagaimana yang terjadi pada orang dewasa yang sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dimana masyarakat secara budaya semakin beragam. Johnson & Johnson dalam Lie (2002:17) mengemukakan sistem pengajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur, dan ada lima unsur pokok yang termasuk dalam struktur tersebut, yang dapat membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok;
14
a. Saling ketergantungan positif, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan di antara anggota kelompok di mana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut, guru perlu merancang sturktur atau tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar, mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami pelajaran. Kondisi seperti ini memungkinkan setiap siswa merasa adanya ketergantungan secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajarai dan menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, yang mendorong setiap anggota kelompok untuk bekerja sama. b. Tanggung jawab perseorangan, yaitu adanya tanggung jawab pribadi dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, karena tujuan coopertive learning adalah menjadikan seiap anggota kelompoknya menjadi yang terbaik. c. Interaksi tatap muka, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa ada perantara. Tidak adanya penonjolan individu dan yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal di antara siswa yang ditingkatkan oleh adanya saling berhubungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran. d. Komunikasi antar anggota, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi yang baik antara siswa dalam kelompoknya. Sebelum para siswa mendapat tugas secara berkelompok, idealnya mereka sudah mendapat pembinaan tentang keterampilan berkomunikasi yang baik. Karena kemampuan berkomunikasi di antara siswa tidaklah seragam, masing-masing memunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri dalam hal menyimak, memahami, dan mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipahaminya. Ada kalanya siswa perlu diberi tahu secara eksplisit mengenai cara-cara berkomuniaksi secara efektif seperti bagaimana menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut. e. Evaluasi proses kelompok, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menilai proses kerja sama secara efektif. Karena itu guru selayaknya menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan pada setiap kali ada kerja kelompok, melainkan dapat diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran kooperatif. Dapat dipahami bahwa pembelajaran kooperatif menyangkut teknik pengelompokkan di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang (Ibrahim, dkk, 2001). Pengelompokkan heterogenitas (kemacamragaman)
15
merupakan ciri-ciri yang menojol dalam metode pembelajaran kooperatif. Kelompok heteronitas bisa dibentuk dengan memperhatikan gender, latar belakang agama, sosio-ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis. Peningkatan hasil belajar terjadi tidak bergantung pada usia, mata pelajaran, atau aktivitas belajar. Tugas-tugas belajar yang kompleks seperti pemecahan masalah, berfikir kritis, dan pembelajaran konseptual meningkat secara nyata pada saat digunakan strategi-strategi kooperatif. Siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok kooperatif dari pada mereka bekerja secara individual atau kempetisi. Jadi materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama (Ibrahim, dkk, 2001:16). Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Bruce dan Marsha (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 166) adalah: a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah rasional. b. Mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong-royong dalam kegiatan belajar. c. Mendinamiskan kegiatan belajar, sehingga tiap anggota kelompok merasa menjadi bagian dari kelompok dan bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. d. Mengembangkan kemampuan dalam memimpin bagi setiap anggota kelompok dalam memecahkan masalah kelompok. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2001:16) adalah sebagai berikut: a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka ”sehidup sepenanggungan bersama.” b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti mereka miliki sendiri. c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
16
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. e. Siswa akan dievaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar selama proses belajarnya. g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Dari beberapa pendapat di atas, menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan metode yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran kooperatif harus menekankan antara lain: kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama, menghargai pendapat orang lain, mendorong berpartisipasi, berani bertanya, mengambil giliran dan berbagi tugas. 2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
pada mulanya dirancang pertama kali oleh Johns Hopkins lalu
dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards. Model pembelajaran ini sama seperti model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) juga membagi siswa dalam teams belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku (heterogen). Bedanya dengan STAD adalah kuis diganti dengan tournament sehingga anggota lain dapat menambah point bagi teamsnya.
17
Menurut Harnadi, 2009 komponen utama dalam model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yaitu: Penyajian kelas, Team, Games Tournament, Dan Team Recognize (penghargaan kelompok). Menurut Mazjun (2009) dalam model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dilakukan Taurnament untuk menambah skor perolehan teams setelah pelaksanaan diskusi, antar kelompok untuk bertanding dalam permainan edukatif (Educative Games). Jadi, guru harus mempersiapkan suatu permainan yang bersifat mendidik yang dimainkan siswa setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa memainkan permainan dengan anggota-angota kelompok lain untuk memperoleh tambahan point bagi teams mereka. Menurut Slavin (2008) komponen-komponen model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah sebagai berikut: a. Persentasi kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat games karena skor games akan menentukan skor kelompok. b. Kelompok (team) Kelompok biasanya terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games. c. Games Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Games tersebut dimainkan di atas meja dengan, yang masing-masing mewakili teams yang berbeda. Kebanyakan games hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar
18
yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing. d. Turnament Turnament adalah sebuah struktur dimana games berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan teams telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnament yang pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja tournament, siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja satu, siswa berikutnya pada meja kedua dan seterusnya. Kompetisi seimbang ini, seperti halnya skor kemajuan individual dalam STAD, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkonstribusi secara maksimal terhadap skor mereka jika mereka melakukannya dengan baik. e. Team Rcognize (penghargaan kelompok) Guru kemudian mengumpulkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan ”super team” jika ratarata skor 45 atau lebih, ”great team” apabila rata-rata 40-45 dan ”Good Team” apabila rata-ratanya 30-40. Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan menggunanakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) adalah sebagai berikut: 1) Guru memerikan penjelasan materi secara ringkas. 2) Guru membagi siswa atas
kelompok 5-6 orang yang dipilih secara
heterogen. 3) Guru memberikan lembaran diskusi pada kelompok untuk membimbing siswa dalam kegiatan diskusi. 4) Siswa melakukan kegiatan dikusi dalam kelompok nya (team) masingmasing. 5) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas, dan siswa lainnya menggapi hasil yang dipresentasikan oleh kelompok tersebut.
19
6) Guru menjelaskan sintak dalam Games Tournament peraturan dan hadiahnya. 7) Guru mempersiapkan meja tournament 8) Kemudian guru mempersiapkan siapa-siapa yang akan bertanding di meja tournament dimana satu meja diwakili 1 orang satu kelompok, dan di atas meja sudah tersedia kartu soal 9) Kemudian setiap perwakilan kelompok yang berada di meja tournament dipersilahkan untuk mengambil kartu soal yang sudah diacak. 10) Selanjutnya siswa memberitahu nomor kartu yang didapatkannya dan guru mengatur posisi siswa diurutkan berdsarkan nomor soal dri urutan terkecil yang didapatkan dan searah putaran jarum jam, siswa yang mendapatkan nomor urut paling kecil yang memjadi wajib jawab pertama soal dibacakan oleh guru, jika siswa yang wajib jawab tidak bisa menjwab soal maka dilempar pada teman yang di sebelah kanannya dan begitu juga seterusnya. 11) Siswa yang mampu menjawab benar mendapatkan poin 40 jika mampu menjawab sebagian mendapat 20 poin
dan dicatat oleh
anggota teamnya dilembaran rangkuman team. 12) Setelah pertandingan selesai dicari rata-rata setiap team apabila team mendapatkan skor rata-rata 30-40 mendapatkan julukan Good Team, 40-45 mendapatkan julukan Great Team dan skor rata-rata 45 lebih mendapatkan julukan super team.
20
13) Kelompok yang mengumpulkan rata-rata skor sesuai kriteria diberi penghargaan berupa piagam dan hadiah (bonus) dan diumumkan didepan kelas,.
3. Metode Ceramah Metode ceramah yaitu cara penyajian dan penyampaian materi pelajaran dengan jalan ceramah dimana guru berada di depan kelas, memimpin, menentukan isi dan jalannya pelajaran, serta mentransfer segala rencana pelajaran yang menurutnya baik untuk siswa (Wiryohandoyo dkk, 1998:32). Menurut Nasution (2000:209) pembelajaran dengan ceramah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Bahan pelajaran tidak dirumuskan secara spesifik kedalam kekuatan yang dapat diukur. b. Bahan pelajaran diberikan kepada kelompok atau kelas secara keseluruhan tanpa memperhatikan siswa secara individu. c. Bahan pelajaran biasanya disajikan dalam bentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis, dan media lain menurut pertimbangan guru. d. Berorientasi pada kegiatan guru dan mengutamakan kegiatan mengajar. e. Siswa kebanyakan bersikap pasif mendengarkan uraian. f. Semua siswa harus belajar menurut kecepatan guru. g. Penguatan umumnya dilakukan setelah dilakukan ulangan atau ujian. h. Keberhasilan umumnya dinilai guru secara subjektif. i. Pengajar umumnya sebagai penyebar dan penyalur informasi utama. j. Siswa biasanya mengikuti beberapa tes dan ulangan mengenai bahan yang dipelajari dan berdasarkan angka hasil tes atau ulangan itulah rapor yang diisikan. Menurut Sagala (2003:201) bahwa metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penulisan dari guru kepada peserta didik. Meskipun metode ceramah ini sederhana dan mudah dilakukan namun
21
metode ini mempunyai kelemahan dan kelebihan. Suryosubroto (1997:166) metode
ceramah
ini
mempunyai
kebaikan
dan
keburukan
dalam
pelaksanaannya. Kebaikan dan keburukan metode ceramah antara lain: a. Kebaikan metode ceramah 1) Guru dapat menguasai seluruh arah kelas sebab guru semata-mata berbicara langsung sehingga ia dapat menentukan arah itu dengan jalan menetapkan sendiri apa yang akan dibicarakan. 2) Organisasi kelas sederhana, dengan berceramah persiapan guru satusatunya adalah buku catatan dan bahan pelajaran, ada kemungkinan sambil duduk dan berdiri. b. Keburukan metode ceramah 1) Guru sukar mengetahui sampai dimana murid-muridnya telah mengerti materi yang diajarkan. 2) Murid sering kali memberikan pengertian lain dari hal yang dimaksud guru, hal ini dapat disebabkan karena ceramah merupakan rangkaian kata-kata yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan salah pengertian. Dari uraian di atas dapat disimpulkan abahwa metode ceramah memiliki kebaikan antara lain guru dapat menguasai seluruh arah kelas sehingga organisasi kelas menjadi sederhana karena dengan berceramah persiapan guru adalah buku catatan dan bahan ajar. Namun selain kebaikan, metode ceramah juga memiliki beberapa keburukan antara lain guru sukar mengetahui sampai dimana tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan dan metode ceramah juga menyebabkan anak didik menjadi pasif di kelas. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah 1) Tahap persiapan: Mengorganisasikan isi pembelajaran yang akan diceramahkan serta menciptakan kondisi belajar siswa.
22
2) Tahap awal ceramah guru menyajikan isi pembelajaran yang telah di organisasikan sebelimnya. Selanjutnya guru memberi kesempatan pada siswa untuk menghubungkan materi yang telah diterimanya melalui tanya jawab 3) Tahap akhir cerama: merupakan tahap kesimpulan ceramah dimana menyuruh siswa untuk membuat kesimpulan pada catatan masing-masing. Tabel 2 Perbandingan keunggulan antara model pembelajaran tipe Teams Games Tournament ( TGT) dan Ceramah Keunggulan TGT (Teams Games Tournament)
Metode Ceramah
1. Semua siswa memperoleh tugas 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide. 3. Meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok 4. Meningkatkan semangat kerja sama siswa 5. Dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas 6. Pemahaman yang lebih mendalam 7. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 8. Meningkatkan rasa kepekaan dan menghargai pendapat orang lain 9. Meningkatkan rasa percaya diri 10. Mempunyai sertifikat dan bonus
1. Mudah dilaksanakan 2. Lebih ekonomis 3. Guru dapat menggunakan pengalamannya dalam pembelajaran 4. Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar. 5. Dapat mencakup sejumlah besar materi pelajaran. 6. Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari berbagai sumber lain 7. Guru dapat menyajikan pengetahuan yang tidak ditentukan siswa dalam tugas membaca atau dalam pengalaman umum siswa
Sumber: Dibuat oleh penulis merujuk kepada Miftahul, Huda. 2011. Cooperatif Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandung: ALFABETA serta Lufri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi (Teori, Praktik dan Penelitian). Padang: UNP Press.
23
Tabel 3 Perbandingan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament ( TGT) dan Ceramah Kelemahan TGT (Teams Games Tournament)
Metode Ceramah
1. Jika guru tidak bisa menghendel 1. Kegiatan pengajaran menjadi siswanya dengan baik maka kelas verbalisme (pengertian kata-kata) akan menjadi ramai dan terjadi kegaduhan 2. Tidak dapat mencakup berbagai tipe belajar siswa 2. Jika ditinjau dari sarana kelas maka untuk membentuk 3. Membosankan bagi siswa bila kelompok kesulitan mengatur terlalu lama. dan mengangkat tempat duduk. Hal ini karena tempat duduknya 4. Sukar mendeteksi atau terlalu berdekatan mengontrol sejauh mana pemahaman siswa. 3. Guru dituntut bekerja lebih cepat dalam menyelesaiakan tugas5. Menyebabkan siswa pasif tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan 6. Materi yang mudah juga ikut antara lain koreksi pekerjaan diceramahkan. siswa, menentukan nilai kelompok 7. Kurang menggairahkan belajar siswa bila guru kurang cakap 4. Membutuhkan waktu yang lama berbicara. 5. Membutuhkan biaya yang lebih untuk mempersiapkan dan melakukan pembelajaran tersebut
8. Guru cenderung otoriter 9. Membuat siswa tergantung kepada guru
6. Guru harus mampu membagi waktu yang seefektif dan seefisien mungkin Sumber: Dibuat oleh penulis merujuk kepada Miftahul, Huda. 2011. Cooperatif Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandung: ALFABETA serta Lufri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi (Teori, Praktik dan Penelitian). Padang: UNP Press.
24
4. Hasil Belajar Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseoarang . Antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala yang saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasis yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan
yang
bersifat
pengetahuan,
keterampilan
maupun
yang
menyangkut dengan nilai sikap. Penilaian sangat penting dalam sebuah pembelajaran. Suharsimi Arikunto (2003:5) mengemukakan bahwa dengan dilakukan penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan guru. Guru melakukan suatu penilaian untuk menggambarkan hasil belajar siswa. hal yang diperoleh ada dua macam kemungkinan yaitu (1) jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan, maka keapuasan itu ingin diperolehnya lagi dalam kesempatan lain. Akibatnya siswa mempunyai motivasi yang cukup besar lebih giat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. (2) jika siswa tidak puas deengan hasil yang dipetoleh , maka ia akan berusaha supaya keadaan itu tidak terulang lagi, sehingga ia termotivasi untuk belajar. Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar dan menjadi indikator keberhasilan seseorang dalam mengikuti pembelajaran atau dapat juga dikatakan sebagai kemampuan yang diperoleh siswa setelah belajar. Hal ini senada dengan Nana Sudjana
25
(2002:22) ” Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa seatelah ia meneraima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran. Untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai dan memahami materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan, digunakan penilaian hasil belajar. Sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (1987:3) ”Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa” dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan pruses pembelajaran yang telah dilakukan. hal ini untuk sesuai dengan pendapat Dimyati Mahmud (1989:25) sebagai berikut: Penilaian bertujuan untuk mengetahui efektif dan tidaknya proses belajar, tepat atau tidaknya tujuan pengajarannya. Berapa tinggi tingkat kesiapan siswa dan tepat atau tidaknya strategi belajar yang digunakan.
Hasil belajar sebagai tolak ukur bias digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi dalam pelajaran, hasil belajar ini diperlukan untuk melihat apakah seseorang seorang sudah melakukan proses belajar. Hasil belajar juga merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti pelajaran yang dinyatakan dalam skor atau angka yang diperoleh dari asil evaluasi. Menurut Slameto (2003:54) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yaitu:
26
1. Faktor intern memiliki tiga faktor yaitu a. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. c. Faktor kelelahan, baik secara jasmani maupun rohani. 2. Faktor ekstern meliputi tiga faktor yaitu: 1. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. 2. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. 3. Faktor masyarakat, masyarakat merupaan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Melihat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern, kedua faktor ini saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Dalam faktor intern yang sangat mempengaruhi hasil belajar adalah minat dan motivasi dari siswa itu sendiri, sedangkan pada faktor ekstern yang paling mempengarui adalah dilihat dari lungkungan sekolah yang terlihat pada kualitas guru dan metode mengajar. kualitas guru berkaitan dengan efektif atau tidaknya prosesbelajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pembelajaran. Benjamin S. Bloom dalam Nana Sudjana (2002:22) membagi hasil belajar dalam tiga ranah yaitu: 1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari enam aspek yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan aplikasi.
27
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek yaitu: penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar, keterampilan, dan kemampuan bertindak. Terdiri dari lima aspek yaitu gerakan refleksi, ketepatan, gerakan keterampilan, kompleks, dan gerakan ekspresif. Hasil belajar merupakan penilaian pendidikan yang bertujuan untuk mengetahui adanya kemajuan setelah melakukan aktivitas belajar, dengan adanya penilaian terhadap hasil belajar diharapkan siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih giat. Menurut Arikunto (2008:7) tujuan dilakukan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui siswa-siswa mana yang berhak melanjutkan pelajaran karena sudah berhasil menguasai bahan pelajaran maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasi baan serta mampu mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum. B. Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka kerangka berpikir (kerangka konseptual) adalah sebagai berikut:
28
Siswa Proses Pembelajaran
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Hasil Belajar
Metode Ceramah
Perbedaan
Hasil Belajar
Gambar 1: Skema Kerangka Konseptual
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Untuk memecahkan masalah yang dirumuskan di atas, maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011: 72). Adapun desain eksperimen yang akan digunakan adalah Posttest Only Control Design. Dalam desain n ini terdapat dua kelompok
yang masing-masing dipilih secara
purporsive. kelompok pertama diberi perlakuan (X) kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebet kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan (Treatmen) adalah ( O2:O2) (Sugiyono, 2011:76). Table 4 Rancangan Posttest Only Control Design. Kelompok Treatment Posttest Experimntal group X O1 Control Group O2 Keterangan : X : diberi perlakuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam proses pembelajaran. T2 : diberi tes akhir
29
30
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN Muara Labuh yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2012/2013 yang sudah terkelompok menjadi 4 kelas atau kelompok belajar. Jumlah siswa pada masing-masing kelas dapat dilihat dari Tabel berikut: Tabel 5 Distribusi jumlah siswa dan nilai rata-rata ulangan PKn kelas X MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/2013 No Kelas Nilai rata-rata Jumlah siswa 1 X-1 64,66 30 2 X-2 65,50 30 3 X-3 68,83 30 4 X-4 70,16 30 Sumber: Guru Mata Pelajaran PKn MAN Muara Labuh 2. Sampel Sampel penelitian ini adalah sebagian siswa kelas X semester 2 MAN Muara Labuh yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Sampel adalah proses pemilihan sejumlah individu untuk penelitian sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada mana orang itu terpilih (Sumanto, 1990: 23). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Sampel yang diambil sengaja diambil berdasarkan karakteristik tertentu yaitu nilainya yang hampir sama antara kedua kelas tersebut. Adapun langkah-langkah dalam penarikan sampel ini menurut (Suryabrata, 2003: 104) adalah:
31
a. Merumuskan populasi Berdasarkan hasil ulangan kelas X MAN Muara Labuh untuk mata pelajaran PKn Tahun Pelajaran 2012/2013 b. Membuat daftar semua anggota itu dalam hal ini data nilai ulangan peserta didik dimasukkan kedalam tabel (lihat tabel 3). c. Mengambil 2 kelas yang memiliki nilai rata-rata UH yang mendekati sama atau sepadan untuk dijadikan sampel yaitu kelas X-1 dan X-2. d. Untuk menetapkan kelas eksperimen dan kelas kontrol , maka kedua kelas diundi dengan menggunakan koin dan dilempar sehingga didapatkan kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol. C. Variabel Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian maka ada dua variabel dalam penelitian. 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan metode konvensional dalam pembelajaran. 2. Variabel terikat Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar PKn siswa setelah perlakuan diberikan.
32
D. Jenis, Sumber, Teknik dan Alat Pengupul Data 1. Jenis data a. Data primer adalah data hasil belajar yang diperoleh setelah melakukan tes akhir setelah penelitian. b. Data sekunder adalah data yang diambil dari bagian tata usaha berupa jumlah siswa kelas X serta rata-rata nilai Ulangan. 2. Sumber data Sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Muara Labuh yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 yang dipilih sebagai sampel. 3. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Instrument Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, karena tes merupakan salah satu alat ukur pencapaian belajar. Menurut Muhammmad Ali (1985:110) menyatakan bahwa “hasil belajar berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan individu baik dalam bidang studi maupun keterampilan hasil belajarnya”. Tes dilaksanakan dan diberikan kepada siswa di akhir penelitian. Tes yang diberikan sesuai dengan materi yang diberikan selama perlakuan berlangsung dan dilakukan setelah KD berakhir. Dengan tujuan untuk melihat hasil dari perlakuan yang diberikan selama proses kegiatan pembelajaran. Agar instrumen menjadi alat ukur yang baik, maka perlu membuat kisi-kisi soal uji coba, menyusun butir soal uji coba sesuai
33
dengan kisi-kisi yang telah dibuat, soal uji coba berupa soal objektif yang berjumlah 50 dan melakukan uji coba soal. Uji coba soal tes dilakukan pada XI.IA. Melalui uji coba soal dapat diketahui validitas soal, reliabilitas soal, taraf kesukaran tiap soal, dan daya beda soal. Setelah didapatkan validitas soal, reliabilitas soal, taraf kesukaran tiap soal, dan daya beda soal, maka didapatkan soal yang akan digunakan sebagai instrument penelitian. a. Validitas Tes Suatu tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu tes dianalisa dengan menggunakan validitas isi. Seiring dengan itu validitas isi dari tes belajar dikatakan tinggi apabila butir-butir soal yang dibuat sesuai dengan silabus. Pengujian dilakukan dengan rumus teknik korelasi product moment. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 16.0. Untuk melihat apakah soal yang diuji coba valid atau tidak, digunakan korelasi item (total korelasi). Jika nilai korelasi item (total korelasi) > r tabel = 0,361, berarti soal yang diuji coba valid. Dalam keadaan lainnya, soal yang diuji coba tidak valid. Dari 50 soal yang diujicobakan, maka didapat soal yang valid adalah 40 soal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 10 dan tabel 6.
34
No 1.
2.
Tabel 6 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba Kriteria Nomor Soal Valid 2. 4. 5. 7. 12. 13. 15. 18. 19. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 48. 49. 50. Tidak Valid 1. 3. 6. 8. 9. 10. 11. 14. 16. 17.
20. 29. 38. 47.
Jumlah 40
10
b. Reliabilitas tes Reliabilitas tes adalah ketetapan suatu tes apabila diujikan kepada subjek yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel jika ia dapat memberikan hasil yang tetap apabila diujicobakan berkali-kali, atau dengan kata lain tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Untuk menguji reliabilitas tes, digunakan rumus Kuder dan Richardson (K-R. 21). Suharsimi Arikunto (2006: 103) mengemukakan rumus sebagai berikut:
n M (n M r11= n 1 1 2 nS t
dimana:
X
X M= n
dan
S2 =
Keterangan : r11= koefisien reliabilitas tes n = jumlah butir soal M = rata-rata skor tes St = jumlah variasi skor total
X
2
2
N
N
35
N = jumlah pengikut tes X = jumlah skor masing-masing siswa
Kriteria Tingkat Reliabilitas : 0,800 < r11 1,000 relibilitas sangat tinggi 0,600 < r11 0,799 relibilitas tinggi 0,400 < r11 0,599 relibilitas sedang 0,200 < r11 0,399 relibilitas rendah 0,000 < r11 0,199 relibilitas sangat rendah Hasil analisis reabilitas tes adalah 0,927, berarti tingkat reabilitas sangat tinggi. Tingkat reabilitas dapat dilihat pada lampiran 11. c. Analisis butir soal 1) Indeks kesukaran Untuk mengetahui indeks kesukaran dapat digunakan rumus yang dinyatakan oleh Arikunto (2008: 208) yaitu:
P
B JS
Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul Js = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriterianya indeks kesukaranadalah : P = 0,00 – 0,30 soal sukar P = 0,31 – 0,70 soal sedang P = 0,71 – 1,00 soal mudah
36
Soal yang digunakan adalah soal-soal dengan indeks kesukaran soal 0,31 – 0,70 denganklasifikasi indeks kesukaran sedang. 2) Indeks pembeda item Daya
pembeda
soal
merupakan
suatu
indikator
untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Cara menghitung daya beda menurut Arikunto (2009:213) sesuai dengan penelitian ini yang menggunakan kelompok sama besar 50% kelompok bawah. Seluruh kelompok tes dideretkan mulai dari skor teratas sampai skor terbawah lalu dibagi dua. Persamaan yang digunakan untuk menghitung daya beda adalah:
D
B A BB PA PB JA JB
Keterangan: D = daya beda J = jumlah peserta tes BA= jumlah peserta kelomok atas yang menjawab benar BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = jumlah peserta kelompok atas JB = jumlah peserta kelompok bawah Dengan kriteria daya beda: D = 0,00-0,20 = sukar D = 0,21-0,40 = sedang D = 0,41-0,670 = mudah D = 0,71-1,00
= baik
37
2. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini berupa data primer yaitu data yang diperoleh dari sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai subjek adalah hasil belajar siswa. Sumber data penelitian ini yaitu siswa kelas X-1 dan X-2 Tahun Pelajaran 2012/2013. E. Prosedur Penelitian Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh data pada penelitian ini terbagi atas tiga tahap dengan rincian sebagai berikut: 1. Tahap persiapan. a. Melakukan observasi kesekolah b. Meminta hasil rata-rata hasil belajar mata pelajaran PKn c. Membuat proposal penelitian dan menetapkan jadwal penelitian d. Mempersiapkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun berdasarkan program tahunan dan program semester serta mendiskusikannya dengan guru bersangkutan e. Mempersiapkan bahan ajar dan media pembelajaran f. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa soal (item tes) g. Melakukan uji coba soal h. Mempersiapkan tes 2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran akan diberikan kepada kedua kelas sampel, baik kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah pembelajaran yang materinya sesuai dengan kurikulum. Perbedaannya adalah perlakuan yang
38
diberikan kepada kedua kelas sampel. Kelas eksperimen dilakukan proses pembelajran dengan menggunaka model pembelajaran
kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) sedangkan pada kelas kontrol proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Skenario kedua kelas sampel dapat dinyatakan pada tabel 7. Tabel 7 Skenario Pembelajaran pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tahap I (pertemuan I dan III) Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan a. Berdoa dan absensi a. Berdoa dan absensi b. Guru mengecek kesiapan siswa b. Guru mengecek kesiapan c. Gussru mengecek kesiapan siswa ruangan c. Guru mengecek kesiapan d. Guru menyebutkan tujuan ruangan pembelajaran d. Guru menyebutkan tujuan e. Guru memberikan motivasi dan pembelajaran apersepsi e. Guru memberikan motivasi dan apersepsi 2. Kegiatan Inti 2. Kegiatan Inti a. Guru memberikan persoalan a. Guru menyampaikan materi mengenai materi yang dipelajari dengan metode cemah dan tanya kepada siswa jawab b. Guru menjelaskan materi kepada b. Guru menyampaikan materi siswa pelajaran tanpa memperhatikan c. Guru membagi siswa atas beberapa minat belajar siswa. kelompok/teams dimana tiap c. Guru memberi tugas kepada kelompok terdiri dari 5 orang. siswa. d. Guru memberikan lembar kegiatan d. Guru menilai tugas siswa dan untuk didiskusikan siswa dalam mengembalikan tugas siswa. pelajaran e. Guru memilih salah satu kelompok secara acak dan menyuruh kelompok tersebut untuk mempersentasikan hasil diskusi kelompok yang telah mereka diskusikan. f. Guru menyuruh kelompok lainnya memberikan tanggapan atas hasil persentasi kelompok yang telah ditampilkan.
39
3. Kegiatan Penutup a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran b. Guru memberikan tindak lanjut mengenai materi yang telah diajarkan c. Memberikan pekerjaan rumah dan tugas membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
Tahap II (pertemuan II dan IV) Kelas Eksperimen 1. Pendahuluan a. Berdoa dan absensi b. Guru mengecek kesiapan siswa c. Guru mengecek kesiapan ruangan d. Guru memberikan motivasi dan mengulang materi minggu sebelumnya 2. Kegiatan Inti a. Guru menerangkan proses pembelajaran selanjutnya mengenai games tournament. b. Guru pada awalnya mengadakan Games. Games terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing. c. Guru selanjutnya mengadakan Turnament. Turnament adalah struktur dimana game berlangsung,
3. Kegiatan Penutup a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran b. Guru memberikan tindak lanjut mengenai materi yang telah diajarkan c. Memberikan pekerjaan rumah dan tugas membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
Kelas Control 1. Pendahuluan a. Berdoa dan absensi b. Guru mengecek kesiapan siswa c. Guru mengecek kesiapan ruangan d. Guru memberikan motivasi dan mengulang materi minggu sebelumnya 2. Kegiatan inti a. Guru menyampaikan materi dengan metode cemah dan tanya jawab b. Guru menyampaikan materi pelajaran tanpa memperhatikan minat belajar siswa. c. Guru memberi tugas kepada siswa. d. Guru menilai tugas siswa dan mengembalikan tugas siswa.
40
Siswa yang mewakili kelompoknya memilih salah satu kartu dan memberi jawaban (lebih kurang 2 menit). Apabila jawabannya benar, maka kelompoknya mendapatkan skor. Jika jawabannya salah maka tidak mendapatkan skor dan pertanyaan tersebut dilemparkan pada kelompok lain. Tiap pertanyaan bernilai 40. Bila jawaban benar sebagian diberi skor 20. d. Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masingmasing teams akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila ratarata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. e. Teams mendapat julukan “Super Teams” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Teams” apabila ratarata mencapai 40-45 dan “Good Teams” apabila rata-ratanya 30-40. 3. Kegiatan Penutup 3. Kegiatan Penutup a. Siswa dengan bimbingan guru a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran menyimpulkan pembelajaran b. Guru memberikan tindak lanjut b. Guru memberikan tindak msengenai materi yang telah lanjut mengenai materi yang diajarkan telah diajarkan c. Guru memberikan pekerjaan rumah c. Guru memberikan pekerjaan dan tugas membaca materi yang rumah dan tugas membaca akan dipelajari pada pertemuan materi yang akan dipelajari selanjutnya pada pertemuan selanjutnya 3. Tahap Penyelesaian Pada tahap penyelesaian ini dilakukan dengan cara pengadaan evaluasi hasil belajar siswa. Pada awalnya diadakan tes akhir pada kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, guna mengetahui hasil perlakuan yang diberikan, lalu dilakukan pengolah data hasil belajar dari kedua kelas sampel tersebut, dan terakhir menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan.
41
F. Teknik Analisis Data Analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Sebelum dilakukan analisis data terhadap data hasil penelitian, maka perlu dilakukan beberapa uji. Uji ini sering disebut sebagai uji persyaratan analisis, yaitu antara lain: 1. Uji Normalitas Bertujuan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan Uji Liliefors (Syafril,2010:211) dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Urutkan data dari yang paling kecil sampai yang paling besar b. Hitung Zi untuk setiap data dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Zi
XX S
Keterangan: X : data yang dicari zi nya X : nilai rata-rata sampel S : simpangan baku c. Hitung F(Zi) untuk setiap data yang sudah dibakukan tersebut (zi) dengan mempedomani data distribusi normal baku dengan cara , yaitu : Jika Zi mempunyai angka negatif maka lihat angka pada yang terletak sejajar dengan angka Zi pada daftar, lalu hitung 0,5 dikurangi dengan angka tersebut. Jika Zi memiliki angka positif maka lihat angka pada daftar yang sejajar dengan angka Zi, lalu 0,5 ditambah dengan angka tersebut.
42
d. Hitung S(Zi) untuk setiap data dengan cara membagi nomor urut dengan jumlah data atau sampel. Dengan catatan jika dua buah data mempunyai nilai yang sama, maka S (Zi) untuk kedua data tersebut yaitu nomor urut terakhir data yang sama itu dibagi dengan jumlah sampel (n). e. S(Zi) mempunyai harga mutlak yaitu tidak ada tanda negatif. f. Ambil angka yang paling besar dari selisih F(Zi)-S(Zi) dan bandingkan dengan nilai tabel sesuai dengan jumlah data. Kalau harga F (zi) – S(zi) lebih besar dari nilai pada tabel, maka berarti data tidak normal dan jika harga F(zi) –S(zi) lebih kecil dari nilai tabel berarti data berdistribusi normal 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak untuk mengujinya dilakukan uji F dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mencari varians masing-masing data kemudian dihitung harga F dengan rumus.
Keterangan F = Varians kelompok data S12 = varians hasil belajar kelas eksperimen S22 = Varians hasil belajar kelas kontrol 3. Jika harga sudah didapat maka perbandingan F tersebut dengan F yang terdapat dalam daftar distribusi F dengan taraf signifikan 5% dan dk
43
pembilang = N1− 1 dan dk penyebut = N2−1 bila harga F pada tabel. Berarti kedua kelompok data mempunyai varians yang homongen dan jika harga F yang didapat dari perhitungan lebih besar dari F pada tabel berarti kedua kelompok data mempunyai varians yang tidak homongen Sudjana (2005:249). 4. Uji Hipotesis (Uji t) Setelah perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas, dapat dilanjutkan dengan uji Hipotesis (t-tes). Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka pengujian data dilakukan dengan ujian t yaitu uji satu arah dengan hipotesis statistic Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2 dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho, jika nilai sig. < α. µ1 adalah hasil belajar kelas eksperimen dan µ2 adalah hasil belajar kelas kontrol. Untuk melakukan uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut: x1 x 2
t S
1 1 n1 n1
S = Simpangan baku S2
n1 1S12 n2 2 1S 2 2 n1 n2 2
Keterangan : X1
= Nilai rata-rata kelas eksperimen
X2
= Nilai rata-rata kelas kontrol
S1
= Standar deviasi kelas eksperimen
S2
= Standar deviasi kelas kontrol
44
S
= Standar deviasi gabungan
n1
= Jumlah siswa kelas ekperimen
n1
= Junlah siswa kelas kontrol.
G. Defenisi Operasional 1. Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur, dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator. Berdasarkan beberapa pengertian ini, didapatkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber lainnya. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe games teamss Tournament ini sama seperti model pembelajaran kooperatif tipe Student Teamss Achievement Divisions (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) juga membagi siswa dalam teams belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku (heterogen). Bedanya dengan STAD adalah kuis diganti dengan tournament sehingga anggota lain dapat menambah point bagi teamsnya. 3. Metode ceramah yaitu cara penyajian dan penyampaian materi pelajaran dengan jalan ceramah dimana guru berada di depan kelas, memimpin, menentukan isi dan jalannya pelajaran, serta mentransfer segala rencana pelajaran yang menurutnya baik untuk siswa.
45
4. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan, baik dalam bentuk prestasi, perubahan tingkah-laku,
dan
perubahan
sikap
setelah
mengalami
proses
pembelajaran sehingga memberikan dampak positif untuk meningkatkan mutu pendidikan.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum 1. Sejarah Singkat MAN Muara Labuh Sesuai dengan program pembangunan pemerintah Republik Indonesia salah satunya adalah pembanguna dibidang mental, pritual dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, berkualitas, sehat jasmani dan rohani, maka semenjak tahun 1982 masyarakat Muara Labuh telah berminat dan sepakat untuk mendirikan satu madrasah, yaitu Madrasah Aliyah (MA). Alhamdulillah pada tanggal 03 Desember 1983 diresmikannya (MAN) Madrasah Aliyah Negeri tersebut dengan status Negeri, NSS 311130203008 atau 3110812022001 dengan luas tanah 14002m dan luas bangunan 2168m status tanah hak milik nomor sertifikat 03.08.11.4.00002 dengan alamat Jalan Raya Koto Baru Muara Labuh – Padang Aro, dengan berkat Allah SWT dan partisipasi yang tinggi serta kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah setempat. Adapun yang memimpin Madrasah Aliyah Negeri Muara Labuh dari tahun 1983- sekarang dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Pemimpin MAN Muara Labuh No NAMA TAHUN 1. Mahadis Sulaiman 1983-1984 2. Hanafi Salim 1984-1984 3. Drs. Nasrul Rahmi 1984-1984 4. Drs. Yurnalis 1994-1998 5. Drs. Januar 1998-2007 6. H. Ilyas Yatim S.Ag 2007-2011 7. Jasrul S.Pd 2011-Sekarang Sumber: Tata Usaha MAN Muara Labuh 46
47
2. Profil Sekolah a. Nama Sekolah
: MAN Muara Labuh
b. S t a t u s / Akreditasi
: Negeri / C
c. Waktu Belajar
: Pagi
d. No.Tgl.Penegerian
: 106/2 Desember 1982 diresmikan 3 September 1983
e. N S S
: 311130203008 / 311081202001
f. Nomor Kode Anggaran : 309182 g. Luas Tanah
: 14.022 m 2
h. Luas Bangunan
: 2168 m 2
i. Status Tanah
: Hak Milik
j. Nomor Sertifikat
: 03.08.11.4.00002
k. A l a m a t Jalan
: Jl.Raya Koto Baru Muara Labuh – Padang Aro
Negeri
: Koto Baru
Kecamatan
: Sungai Pagu
No.Telp/Faximile
: (0755) – 70122
Nomor Kode Post
: 27376
l. Kepala Sekolah Nama
: JASRUL,S.Pd
NIP
: 19680316 199403 1 006
Pangkat/Golongan
: Pembina (IV/A)
Tgl.mulai bertugas
: 01 September 2011
48
3. Visi dan Misi, MAN Muara Labuh a. Visi MAN Muara Labuh Unggul dalam prestasi, tangguh dalam kompetensi dan santun dalam budipekerti. b. Misi MAN Muara Labuh 1) Menyelenggarakan pendidikan secara efektif sehingga peserta didik berkembang secara maksimal. 2) Menyelenggarakan pembelajaran untuk
menumbuh
kembangkan
kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif dan terampil dalam memecahkan masalah. 3) Menyelenggarakan pengembangan diri sehingga peserta didik dapat berkembang secara maksimal. c. Menumbuh kembangkan lingkungan dan prilaku religius sehingga peserta didik dapat mengarahkan, menghayati dan mengamalkan nilai agama secra nyata. d. Menumbuhkembangkan
prilaku
terjadi
dalam
pembuatan
dalam
pembuatan nyata sehingga peserta didik menjadi teladan bagi teman dan masyarakat. 4. Sarana dan Prasarana MAN Muara Labuh a. Bangunan yang ada di MAN Muara Labuh adalah : No
Bangunan
Jumlah
1.
Laboratorium IPA
1 unit
2.
Laboratorium Komputer
1 unit
3.
Ruangan kepala sekolah
1 unit
4.
Ruangan tata usaha
1 unit
49
5.
Perpustakaan
1 unit
6.
Mushalla
1 unit
7.
WC siswa
5 unit
8.
Ruangan majelis guru
1 unit
9.
WC Guru
2 unit
10.
WC Kepala Sekolah
1 unit
11
Ruang UKS
1 unit
12
Ruang BK
1 unit
13
Rumah penjaga sekolah
1 unit
14
Ruang belajar
10 unit
b. Administrasi MAN Mura Labuh Untuk mencapai keberhasilan yang telah direncanakan di MAN Muara Labuh ini ada lembaga Administrasi yang mengatur keluar masuknya surat-menyurat dan hal-hal yang lain: 1) Surat-menyurat Seperti adanya surat keluar dan surat dinas dan surat pribadi. 2) Administrasi siswa a) Buku non paket yang berisi biodata siswa. b) Buku mutasi siswa. c) buku kehadiran siswa. 3) Administrasi Guru. a. Program penunjang b. Analisis mata pelajaran 4) Administrasi proses belaja-mengajar (PBM) b. Kalender pendidikan c. Jadwal pelajaran
50
5. Guru dan Pegawai Tata Usaha MAN Muara Labuh Tabel 9 Jumlah Guru dan Pegawai MAN Muara Labuh No. PNS HONORER JUMLAH 1. Guru 19 11 21 2. Pegawai 3 4 7 Sumber : Tata Usaha MAN Muara Labuh 6. Siswa MAN Muara Labuh Tahun Ajaran 2012/2013 Siswa adalah faktor utama status sekolah yang merupakan objek yang akan dikembangkan dan di didik. Jumlah siswa MAN Muara Labuh adalah sebagai berikut: Tabel 10 Jumlah Siswa MAN Muara Labuh NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN 1 X (Sepuluh) 44 46 2 XI (Sebelas) 32 34 3 XII (Dua belas) 30 40 Jumlah 106 120 Sumber : Tata Usaha MAN Muara Labuh
JUMLAH 90 66 70 226
B. Temuan Khusus Penelitian ini dimulai dengan menyusun rencana pembelajaran untuk kedua kelas sampel. Adapun rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada lampiran 1. Selanjutnya penelitian ini dilanjutkan dengan merancang soal-soal yang akan dijadikan instrumen penelitian dengan melihat kisi-kisi soal seperti terlampir pada lampiran 6. Soal tersebut kemudian diujicobakan pada kedua kelas sampel dengan jumlah soal 50 buah. Ujicoba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur tingkat validitas, realibilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal yang nantinya digunakan untuk post-test.
51
Setelah dilakukan ujicoba tes sebanyak 50 butir soal di XI-IA, lalu dianalis dengan menggunakan Program SPSS for windows, maka 10 butir soal objektif dibuang karena memiliki validitas rendah, tingkat kesukaran mudah, tidak realibilitas dan mempunyai daya beda yang jelek. Dengan alasan itu maka jumlah yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 butir soal objektif untuk lebih jelas nya lihat pada tabel 9.
Soal Yang dipakai
Soal Yang dibuang
Tabel 11 Analisis Soal Uji Coba No Soal 2. 4. 5. 7. 12. 13. 15. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 1. 3. 6. 8. 9. 10. 11. 14. 16. 17.
1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada dua kelas sampel yaitu X-1 kelas eksperimen dan X-2 kelas kontrol, penelitian ini terdiri dari 2 Kompetensi Dasar (KD) berlangsung 6 kali pertemuan. Perlakuan yang diberikan pada kedua kelas sampel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada kelas eksperimen dan metode ceramah pada kelas kontrol a. Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Saat melakukan penelitian ini pada proses pembelajaran dengan mengunakan
model
pembelajaran
kooperatif
Tournament
(TGT).
Pertama peneliti
tipe
Teams
Games
menjelaskan kepada siswa
bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan model TGT , yaitu
52
pembelajaran
dengan
diskusi
kelompok
dan
dilanjutkan
dengan
permainan di meja tournament, yang nantinya mendapatkan poin setiap pertanyaan yang terjawab, kemudian poin dijumlahkan sehingga peneliti dapat mengatahui sejauh mana pemahan siswa terhadap materi yang didiskusikan dalam kelompok. Setelah
proses
pembelajaran
berlangsung
peneliti
mengatur
bagaimana jalannya tournament sesuai dengan langkah-langkah metode TGT, dan membagi siswa dalam 6 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang meliki tingkat kemampuan yang berbedabeda. Dalam pembagian kelompok peneliti mengalami kesulitan dalam mengelompokan siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Sebelum diskusi dimulai peneliti membagikan lembaran diskusi yang harus didiskusikan dalam kelompok. Saat pelaksanaan diskusi siswa terlihat sangat aktif dimana siswa saling memberi ide sehingga tercipta kerja sama antara siswa dalam menjawab pertanyaan yang ada pada lembaran diskusi. Dengan adanya pemberian poin disetiap jawaban dari pertanyaan yang dijawab di saat tournament, serta pada akhir tournament pada kelompok yang mendapatkan rata-rata sesuai dengan kategori yang sudah ditentukan akan mendapat penghargaan berupa piagam serta hadiah sesuai dengan tingkat pengkategorian pada penghargaan. Jadi dengan demikian setiap siswa pada kelompok tampak termotivasi untuk mampu mejawab pertanyaan di saat tournament. Saat tournament berlangsung setiap siswa
53
bergiliran dalam mewakili kelompok untuk menjawaban pertanyaan di meja tournament, pada saat tournament sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan yang didapat oleh kelompok tersebut. Hasil dari tournament KD I dan KD II terlihat ada pebedaan, pada KD I kelompok yang mendapatkan kategori Super Team sebanyak dua kelompok, dengan rata-rata kelompok satu 56 dan kelompok dua 48 dan 1 kelompok dengan tegori Good Team yaitu kelompok 4. Hal tersebut dikerenakan soal lemparan dari kelompok 3,5 dan 6. Pada KD II terdapat perbedaan hasil dari tournament, yang mana hasil tournament tersebut yang mendapatkan kategori Super Team dengan rata-rata 48, dan kategori Good Team terdapat dua kelompok yaitu kelompok 2 dan kelompok 6. Hal ini disebabkan karena penglaman pada tournament pada KD I sehingga siswa semakin berusaha untuk mampu menjawab pertanyaan, sehungga sebagian besar kelompok dapat menjawab pertanyan dengan benar akibatnya pertanyaan lemparan berkurang, dan skor yang diperoleh tidak jauh berbeda dibandikan dengan skor tournament KD I. b. Proses Pembelajaran Dengan menggunakan Metode Ceramah Metode ceramah yaitu cara penyajian dan penyampaian materi pembelajaran dengan jalan ceramah, dimana guru berada didepan kelas menentukan isi dan jalan pembelajaran serta mentrasfer segala rencana pembelajaran yang menurutnya baik untuk siswa. Dalam melaksanakan pelembelajaran dengan metode ceramah peneliti banyak mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi. Sebab seseorang guru yang
54
menggunakan metode ceramah harus dapat mengusai kondisi kelas dan berwawasan luas sehingga dalam proses pembelajaran tidak cepat membuat siswa bosan. Saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan materi, hal ini terlihat dari banyaknya siswa memilih untuk berbicara dengan temannya dibandingkan dengan siswa yang memperhatikan guru saat menjelaskan materi pembelajaran. Proses pembelajaran pada penilitian ini dengan menggunakan metode ceramah terlihat siswa hanya merima materi yang disampaikan oleh guru, dengan hal tersebut guru sulit untuk mengetahui siswa yang paham terhadap matri yang dijelaskan. Hal ini terlihat pada saat guru menjelaskan materi, kemudian memberikan pertanyaan pada siswa, siswa hanya sebagian kecil yang mau mengemukakan pendapatnya serta siswa yang mengemukan pendapat tersebut hanya didominasi oleh orang yang sama. Jadi dapat disimpulkan dalam pelaksanakan pembelajaran guru harus dapat menguasai kelas dan memilki wawasan yang luas sehingga terciptalah proses belajaran yang ada umpan balik dari siswa sehingga terjadi interaksi antara siswa dan guru dengan baik. 2. Post-Test a. Post-Tes KD I (Mendeskripsikan Hubungan Dasar Negara Dengan Konstitusi) Setelah diberikan perlakuan dan selesainya pembelajaran pada KD I pada kedua kelas sampel maka dilakukan post-test. Berdasarkan hasil perhitungan sampel diperoleh data dari 30 orang siswa untuk di analisis.
55
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows. Berikut ini disajikan hasil analisis statistik dasar, klasifikasi skor masing-masing variable dan histogram: Nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 12 Rangkuman Hasil Statistik Dasar Rata-rata Hasil Post-test KD I Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Nila post-test kelas Nila post-test kelas Eksperimen Mean
Kontol
80.1667
73.6667
82,5
75
85
75
10.54411
12.02966
111.178
144.713
Range
40
50
Minimum
55
40
Maximum
95
90
2405
2210
Median Mode Std. Deviation Variance
Sum Sumber : Hasil olahan data SPSS 1). Hasil Belajar KD I Kelas Eksperimen
Data hasil belajar kelas eksperimen didapat dari rata-rata nilai hasil post-tes KD I kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Dari analisis statistik dasar didapat rata-rata sebesar 80,1667, nilai tengah sebesar 82,5, nilai yang sering muncul 85, standart deviasi sebesar 10,54411, Varian sebesar 111,178 nilai terendah adalah 55 dan nilai nilai tertinggi 95.
56
Tabel 13 Persentase Hasil Belajar Post-Test KD I Kelas Eksperimen Nilai Frekuensi Persentase 55
2
6.7 %
65
2
6.7 %
70
2
6.7 %
75
4
13.3 %
80
5
16.7 %
85
7
23.3 %
90
6
20 %
95
2
6.7 %
Total
30
100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa pada kelas eksperimen terdapat 80% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM (75). Siswa tuntas dimana siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 4 orang siswa (13,3% ), nilai 80 sebanyak 5 orang siswa (16,7%), nilai 85 sebanyak 7 orang (23,3%), nilai 90 sebanyak 6 orang (20%), nilai 95 sebanyak 2 orang (6,7%). Siswa yang tidak tuntas 20% atau siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM nilai, siswa yang memperoleh 55 sebanyak 2 orang (6,7%), nilai 65 sebanyak 2 orang (6,7%), nilai 70 sebanyak 2 orang (6,7%). Maka nilai tertinggi yang diperoleh adalah 95 dan nilai terendah adalah 55.
57
Gambar 2. Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes kelas Eksperimen
2). Hasil Belajar KD I Kelas Kontrol Data hasil belajar kelas kontrol didapat dari rata-rata nilai hasil post-tes KD I kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran metode ceramah. Dari analisis statistik dasar didapat rata-rata 73,6667, nilai tengahnya sebesar 75, nilai yang sering muncul 75, standart deviasi sebesar 12,02966, Varian sebesar 144,713 nilai terendah 40 dan nilai dan nilai tertinggi adalah 90.
58
Tabel 14 Persentase Hasil Belajar Post-Test KD I Kelas Kontrol Nilai Frekuensi Persentase 40
1
3.3 %
55
4
13.3 %
65
2
6.7 %
70
3
10%
75
8
26.7 %
80
4
13.3 %
85
6
20.0 %
90
2
6.7 %
Total
30
100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa pada kelas kontrol terdapat 66,7% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM (75). Siswa tuntas dimana siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 8 orang siswa (26,7% ), nilai 80 sebanyak 4 orang siswa (13,3%), nilai 85 sebanyak 6 orang (20%), nilai 90 sebanyak 2 orang (6,7%). Siswa yang tidak tuntas 33,3% atau siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM nilai, siswa yang memperoleh 40, sebanyak 1 orang (3,3%), nilai 55 sebanyak 2 orang (13,3%), nilai 65 sebanyak 2 orang (6,7%), nilai 70 sebanyak 3 orang (10%) Maka nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90 dan nilai terendah adalah 40.
59
Gambar 3. Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD I kelas Kontrol
Perbedaan standar deviasi dan koefisen varians antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen menunjukkan penyebaran skor hasil post-test. Dimana semakin kecil standar deviasi dan koefisen varians maka semakin merata penyebaran skor soal. Jadi berdasarkan hasil posttest di atas kelas eksperimen lebih merata skornya dibandingkan dengan kelas kontrol. b. Post-Tes KD II (Menganalisis Subtansi Kostitusi Negara). Setelah diberikan perlakuan dan selesainya pembelajaran pada KD II pada kedua kelas sampel maka dilakukan post-test. Berdasarkan hasil perhitungan sampel diperoleh data dari 30 orang siswa untuk di analisis. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for
60
windows. Berikut ini disajikan hasil analisis statistik dasar, klasifikasi skor masing-masing variabel dan histogram: Nilai post-test KD II kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 15 Rangkuman Hasil Statistik Dasar Rata-rata Hasil Post-test KD II Kelas Eksperimen dan Rata-rata Kelas Kontrol Statistik Nila post-test kelas Nila post-test kelas Eksperimen Kontol Mean 81.6667 75.1667 Median 85 77.5 Mode 85 80 Std. Deviation 9.67875 11.55820 Variance 93.678 133.592 Range 35 45 Minimum 60 45 Maximum 95 90 Sum 2450 2255 Sumber : Hasil olahan data SPSS 1). Hasil Belajar KD II Kelas Eksperimen Data hasil belajar kelas eksperimen didapat dari rata-rata nilai hasil post-tes kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran cooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Dari analisis statistik dasar dapat diketahui rata-rata sebesar 81,6667, nilai tengah sebesar 85, nilai yang sering muncul 85, standart deviasi sebesar 9,67875, Varian sebesar 93,678 nilai nilai terendah 60 dan nilai nilai tertinggi adalah 95.
61
Tabel 16 Persentase Hasil Belajar Post-Test KD II Kelas Eksperimen Nilai Frekuensi Persentase 60
2
6.7 %
65
2
6.7 %
70
1
3.3 %
75
3
10 %
80
4
13.3 %
85
9
30 %
90
7
23.3 %
95
2
6.7 %
Total
30
100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa pada kelas eksperimen terdapat 83,3% siswa yang tunta satau memperoleh nilai di atas KKM (75). Siswa tuntas dimana siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 3 orang siswa (10% ), nilai 80 sebanyak 4 orang siswa (13,3%), nilai 85 sebanyak 9 orang (30%), nilai 90 sebanyak 7 orang (23,3%), nilai 95 sebanyak 2 orang (6,7%). Siswa yang tidak tuntas 30% atau siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, siswa yang memperoleh 60 sebanyak 2 orang (6,7%), nilai 65 sebanyak 2 orang (6,7%), nilai 70 sebanyak 1 orang (3,3%). Maka nilai tertinggi yang diperoleh adalah 95 dan nilai terendah adalah 60.
62
Gambar 4. Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD II kelas Eksperimen 2). Hasil Belajar KD II Kelas Kontrol. Data hasil belajar kelas kontrol didapat dari rata-rata nilai hasil post-tes KD II kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Dari analisis statistik dasar didapat rata-rata 75.1667, nilai tengah 77.5, nilai yang sering muncul 80, standart deviasi sebesar 11.55820, Varian sebesar 133.592 nilai nilai terendah 45 dan nilai nilai tertinggi adalah 90.
63
Tabel 17 Persentase Hasil Belajar Post-Test KD II Kelas Konrlol Nilai Frekuensi Persentase 45
1
3.3 %
50
1
3.3 %
55
1
3.3 %
60
1
3.3 %
65
2
6.7 %
70
4
13.3 %
75
5
16.7 %
80
6
20 %
85
6
20 %
90
3
10%
Total
30
100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa pada kelas kontrol terdapat 66,7% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM (75). Siswa tuntas dimana siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 5 orang siswa (16,7 %), nilai 80 sebanyak 6 orang siswa (20%), nilai 85 sebanyak 6 orang (20%), nilai 90 sebanyak 3 orang (10%). Siswa yang tidak tuntas 33,3% atau siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM nilai, siswa yang memperoleh 45, sebanyak 1 orang (3,3%), nilai 50 sebanyak 1 orang (3,3%), nilai 60 sebanyak 1 orang (3,3%), nilai 65 sebanyak 2 orang (6,7%), nilai 70 sebanyak 5 orang, Maka nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90 dan nilai terendah adalah 45.
64
Gambar 5. Histogram Klasifikasi Hasil Post-Tes KD II kelas Eksperimen Perbedaan standar deviasi dan koefisen varians antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen menunjukkan penyebaran skor hasil post-test. Dimana semakin kecil standar deviasi dan koefisen varians maka semakin merata penyebaran skor soal. Jadi berdasarkan hasil posttest di atas kelas eksperimen lebih merata skornya dibandingkan dengan kelas kontrol. c. Uji Persyaratan Analisis 1. Data Hasil Belajar KD I a. Uji Normalitas Uji normalitas dengan maksud untuk melihat apakah kedua kelas yang digunakan untuk penelitian (kelas eksperimen dan kelas konterol) terdisribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas data
65
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov yaitu uji kenormalan secara non parametrik dengan SPSS. Dari uji normalitas pada kedua kelas sampel didapatkan nilai sig pada taraf
0,05 jika nilai sig > sig α (0,05) maka data
terdistribusi normal seperti terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 18 Output SPSS dari Uji Normalitas Post-Test KD I Hasil PostHasil PostTes Kelas Tes Kelas Eksperimen Kontrol N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
30 80.1667 10.54411 .968 .306
30 73.6667 12.02966 1.155 .139
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai Sig. untuk kelas eksperimen adalah 0,306
dan untuk kelas kontrol adalah 0,139.
Kriteria uji normalitas adalah jika nilai Sig > α (0,05) maka data terdistribusi normal. Jadi untuk kelas eksperimen diperoleh 0,306 > 0,05 dan untuk kelas kontrol diperoleh 0,139> 0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa populasi berasal dari data sampel yang berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel (kelas ksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian homogen atau tidak. Untuk pengujian ini digunakan uji tes of
66
homogeneity of variances dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 19 Output SPSS dari Uji Homogenitas Post-Test KD I Kelas Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Levene Statistic 0, 959 1,718
df1 6 7
df2 22 22
Sig. 0,475 0,084
Dari di atas dapat dilihat Hasil perhitungan homogenitas nilai sig. = 0,475 untuk kelas eksperimen dan sebesar 0,084 untuk kelas kontrol, untuk keduanya yang lebih besar dari taraf nyata (α = 0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama atau data bersifat homogen. 2. Data Hasil Belajar KD II a. Uji Normalitas Uji normalitas dengan maksud untuk melihat apakah kedua kelas yang digunakan untuk penelitian (kelas eksperimen dan kelas konterol) terdisribusi dengan normal atau tidak Uji normalitas data dari kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov yaitu uji kenormalan secara non parametrik dengan SPSS. Dari uji normalitas pada kedua kelas sampel didapatkan nilai sig pada taraf 0,05 jika nilai sig > sig α (0,05) maka data terdistribusi normal seperti terlihat pada tabel berikut ini.
67
Tabel 20 Output SPSS dari Uji Normalitas Post-Test KD II Hasil PostHasil PostTes Kelas Tes Kelas Eksperimen Kontrol N Normal Parametersa Mean Std. Deviation Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan data dengan SPSS
30 81.667 9.67875 1.286 .073
30 75.1667 11.55820 .888 .410
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai Sig. untuk kelas eksperimen adalah 0,073 dan untuk kelas kontrol adalah 0,410. Kriteria uji normalitas adalah jika nilai Asymp Sig > α (0,05) maka data terdistribusi normal. Jadi untuk kelas eksperimen diperoleh 0,073 > 0,05 dan untuk kelas eksperimen diperoleh 0,410> 0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa populasi berasal dari data sampel yang berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel (kelas ksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian homogen atau tidak. Untuk pengujian ini digunakan uji tes of homogeneity of variances dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
68
Tabel 21 Output SPSS dari Uji Homogenitas Post-Test KD II Kelas Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Levene Statistic 1,354 2,045
df1 5 6
df2 20 22
Sig. 0,283 0,066
Dari di atas dapat dilihat Hasil perhitungan homogenitas nilai sig. 0,283 untuk kelas eksperimen dan sebesar 0,066 untuk kelas kontrol, untuk keduanya yang lebih besar dari taraf nyata (α = 0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama atau data bersifat homogen. c. Uji Hipotesis (t-test) 1) Uji Hipotesis (t-test) Post-test KD I Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat atau tidak perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
dengan hasil belajar siswa yang menggunakan
metode ceramah, yang dilihat dari hasil post-test KD I setelah diketahui kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen baru diuji hipotes. Uji t dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada table di bawah ini.
69
Tabel 22 Output SPSS dari Hasil Uji Hipotesis Post Test KD I Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
T
Sig. Df (2tailed)
Upper
Pair 1 Eks_1 6.50000 15.09453 2.75587 .86361 12.13639 2.359 Ktl_1 Sumber : Hasil olahan data dengan SPSS
29
Hasil uji t menunjukkan nilai thitung = 2,359 dan ttabel = 1,70 dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikansi α 0,05. Karena thitung
> ttabel (2,359 > 1,70) dan nilai sig. (0,025 < 0,05) maka H0 ditolak
dan H1 diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimenl dan kelas kontrol. maka juga dapat juga diartikan pembelajaran dikelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe Team Games Tournament (TGT) relatif lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. 2) Uji Hipotesis (t-test) Post-test KD II Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat atau tidak perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
dengan hasil belajar siswa yang menggunakan
metode ceramah, yang dilihat dari hasil post-test KD II setelah
.025
70
diketahui kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen baru diuji hipotes. Uji t dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 23 Output SPSS dari Hasil Uji Hipotesis Post Test KD II Paired Samples Test Paired Differences
Std. Mean Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
T
Sig. (2Df tailed)
Pair Eks_2 1 6.50000 15.87396 2.89818 .57256 12.42744 2.243 29 Ktl_2 Sumber : Hasil olahan data dengan SPSS
.033
Hasil uji t menunjukkan nilai thitung = 2.243 dan ttabel = 1,70 dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikansi α 0,05. Karena thitung
> ttabel (2.243 > 1,70) dan nilai sig. (0,033 < 0,05) maka H0
ditolak dan H1 diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. maka dapat juga diartikan pembelajaran dikelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) relatif lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.
71
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisis data posttes KD I dan KD II, selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian tersebut. Dari uji hipotesis (uji t) dari kedua Post-tes tesebut, diketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan metode ceramah pada proses pembelajaran PKn di kelas X MAN Muara Labuh. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap nilai post-testS KD I dan KD II, dimana rata-rata nilai post-test yang diperoleh untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Dari uji t pada nilai post-tes KD I terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Terbukti secara statistik diperoleh thitung = 2,359 dan ttabel = 1,70 dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikansi α 0,05. Karena thitung > ttabel (2,359 > 1,70) dan nilai sig. (0,025 < 0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya pada nilai post-test KD I terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian hipotesis dapat diterima yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan metode ceramah pada mata pelajaran PKn kelas X MAN Muara Labuh dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikan α = 0,05 atau taraf kepercayaan 95%. Pada nilai post-tes KD II dari uji t terlihat bahwa juga terdapat perbedaan yang signifikan. Terbukti secara statistik diperoleh nilai nilai thitung = 2.243 dan
72
ttabel = 1,70 dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikansi α 0,05. Karena thitung > ttabel (2.243 > 1,70) dan nilai sig. (0,033 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya pada nilai post-tes KD II juga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian hipotesis dapat diterima yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan metode ceramah pada mata pelajaran PKn kelas X MAN Muara Labuh dengan derajat kebebasan dk = 29 taraf signifikan α = 0,05 atau taraf kepercayaan 95%. Perbedaaan hasil belajar ini disebabkan karena pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) siswa belajar secara bersama-sama sehingga siswa merasa saling membutuhkan, hubungan saling membutuhkan ini yang disebut juga dengan
saling
ketergantungan
positif.
Saling
ketergantungan
positif
memungkinkan sesama siswa untuk saling memberi motivasi untuk meraih hasil belajar optimal. Selain itu siswa yang tergabung dalam kelompok belajar tidak hanya bergantung pada salah satu anggota kelompok yang dianggap paling pandai atau paling berpengaruh saja dalam proses pembelajaran, tetapi setiap siswa berperan aktif dan menguasai pokok bahasan. Setiap siswa merasa bertanggungjawabkan dalam tournament. Sesuai dengan tujuan pembelajaran kooperatif salah satunya adalah keterampilan sosial, jadi siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya dituntut menguasai materi saja tetapi
dalam proses pembelajaran siswa mampu
berinteraksi dengan sesama, memeliki rasa hormat, tenggang rasa, tidak
73
mendominasi orang lain dan sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi. Dengan terjalinnya hubungan antar pribadi dalam kelompok berjalan dengan harmonis maka tujuan belajar juga mudah tercapai. Salah satu tujuan belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, untuk mengetahui hasil belajar guru melakukan evaluasi pada siswa tentang materi yang sudah diajarkan. Dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar yang dilakukan guru. Hal ini sesuai dengan unsur-unsur dasar pembelajaran koopertatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok biasa, yang dikemukakan oleh Lie (2002: 31) mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapkan, terdapat lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, meliputi: 1. Saling ketergantungan positif. 2. Tanggung jawab perseorangan. 3. Tatap muka. 4. Komunikasi antar anggota. 5. Evaluasi proses kelompok. Tugas guru dalam pembelajaran kelompok salah satunya adalah memberi tugas atau masalah pada siswa, setelah itu siswa harus mampu menyelesaikan tugas baik secara individu maupun kelompok. Dengan adanya tuntutan ini siswa saling bekerjasama, mencurahkan ide atau gagasan dan mengembangkan kemampuan masing-masing untuk dapat memecahkan masalah tersebut secara individu maupun kelompok.
74
Dalam diskusi kelompok ada salah satu siswa yang bertugas sebagai ketua kelompok, dengan adanya ketua kelompok kerja kelompok dalam berduskusi lebih terkoordinir sehingga kegiatan belajar berjalan lancar. Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan, memberi ide dan saling bekerjasama dalam belajar sangat membantu siswa dalam belajar. Siswa tidak hanya memikirkan diri sendiri saja tetapi juga memikirkan temannya, sehingga tercipta saling bekerjasama antar siswa dalam proses belajar. Dengan adanya rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap kelompok tertanam pada setiap siswa, sehingga setiap siswa yang tergabung dalam kelompok belajar tidak hanya bergantung pada salah satu anggota kelompok yang dianggap paling pandai atau paling berpengaruh saja dalam pelaksanaan diskusi kelompok, tetapi setiap siswa berperan aktif menguasai pokok bahasan yang didiskusikan dalam kelompok. Karena nilai kelompok berdasarkan pada nilai rata-rata semua anggota kelompok sehingga tiap anggota kelompok memberi kontribusi positif demi kemajuan kelompok. Hal ini sesuai dengan Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Bruce dan Marsha (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 166) adalah: 1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah rasional. 2. Mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong-royong dalam kegiatan belajar. 3. Mendinamiskan kegiatan belajar, sehingga tiap anggota kelompok merasa menjadi bagian dari kelompok dan bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. 4. Mengembangkan kemampuan dalam memimpin bagi setiap anggota kelompok dalam memecahkan masalah kelompok.
75
Sesuai yang dikemukakan Slavin model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan, medel pembelajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Anggota
kelompok
saling memberikan
jawaban
sesuai
dengan
pertanyaan yang ada pada lembaran diskusi yang diberikan oleh guru untuk memahami materi tersebut, setelah selesai diskusi siswa akan bertanding dimeja tournament mengumpulkan poin untuk kelompoknya masing-masing. Dari pendapat tersebut dapat digambarkan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamet (TGT) siwa saling mengajar, saling mengarahkan, saling memberi dan menerima dari pengetahuan yang didapat dalam proses pembelajaran Dengan berbagi pengetahuan diantara sesama siswa, siswa mampu menguasai pelajaran dengan baik dan tujuan pembelajaran akan tercapai. Semakin besar keterkaitan siswa dalam pembelajaran, semakin besar motivasi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar maka semakin tinggi pula hasil belajar yang diperoleh. Dengan demikian dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teaams Games Tournament (TGT) ini masingmasing individu dan kelompok harus bekerja sama dan mampu menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru karena poin-poin yang dikumpulkan
76
sangat menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang didiskusikan dalam kelompok. Sedangkan dalam proses pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, pembelajaran lebih terpusat pada guru. Sehingga siswa cenderung pasif dan hanya menerima materi yang diberikan guru. Hal ini membuat siswa tidak bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dan tidak bisa menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang materi tersebut sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru sebagai informator. Serta kurangnya berpartisipasi dalam pembelajaran, interaksi yang terjadi dalam proses belajar mengajar pada umumnya berlangsung satu arah, yaitu guru ke siswa, sedangkan interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam pembelajaran sangat rendah. Hal ini menimbulkan belajar menjadi monoton dan siswa kurang terlibat secara aktif, akibatnya siswa cepat bosan, kurang serius sehingga materi dirasakan sulit. Kondisi seperti ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Seperti yang dijelaskan dalam Nana Sudjana (2004:39) menyatakan bahwa “Hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh lingkungan”. Menurut Dimyati dan Mudjino (2009: 256), menjelaskan hasil belajar merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindakan mengajar dan evaluasi. Bagi siswa hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki caracara belajar lebih lanjut.
77
Untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi: (a) faktor jasmaniah terdiri atas faktor kesehatan dan cacat tubuh. (b) faktor psikologis terdiri atas intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. (c) faktor kelelahan, baik secara jasmani maupun rohani. Sedangkan faktor ekstern meliputi tiga faktor yaitu: (a) faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. (b) faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. (c) faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat (Slameto, 2003:54). Perbedaan yang terlihat dalam penelitian ini adalah disebabkan oleh pendekatan (metode pembelajaran) yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan dengan penerapan metode ceramah. Karena model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tornament (TGT) mempunyai keistimewaan
diantaranya, setiap anggota kelompok
memperoleh tugas, siswa dilatih mengembangkan ketelampilan sosial,
78
mendorong siswa untuk menghargai pendapat orang lain, dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa, melatih keberanian siswa untuk berbicara didepan kelas, melatih siswa bersaing secara sehat, meningkatkan rasa persaudaraan, menumbuhkan rasa percaya diri menyelesaikan soal-soal dalam pembelajaran, melatih siswa bekerja sama dan dapat memotivasi siswa untuk bertanggung jawab terhadap dirinya dan kelompok, sehingga terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan guru, serta dalam TGT ini kelompok yang mendapatkan piagam dan hadiah, yang mendapatkan rata-rata poin 30-40 mendapatkan piagam dengan julukan “Good Team” 40-45 “Great Team” 45 atau lebih “Super Team” . Sedangkan pada pembelajaran yang menggunakn metode ceramah hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan guru sehingga ilmu yang mereka peroleh hanya sebatas apa yang diterangkan oleh guru saja. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan jalan keluar dari salah satu permasalahan rendahnya hasil belajar PKn. Bila biasanya guru mata pelajaran PKn selalu menggunakan model pembelajaran monoton dan tidak bervariasi maka sebaiknya memperhatikan model pembelajaran yang lain, dan salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan hasil belajar PKn antara model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan metode ceramah pada Kelas X MAN Muara Labuh Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 2.
Hasil post-test KD I pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terdapat 80% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 95 dan nilai terendah adalah 55 dan rata-rata yang diperoleh 80,1667. Dan hasil post-test KD II pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terdapat 83,3% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 95 dan nilai terendah adalah 60 dan rata-rata yang diperoleh sebesar 81,667.
3.
Hasil post-test KD I pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah terdapat 66% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90 dan nilai terendah adalah 40 dan rata-rata yang diperoleh sebesar 73,667. Dan hasil post-test KD II pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah terdapat 66,7% siswa yang tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM, nilai tertinggi yang
79
80
diperoleh adalah 90 dan nilai terendah adalah 45 dan rata-rata yang diperoleh sebesar 75,1667. 4.
Uji t pada nilai post-tes KD I menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan, terbukti secara statistik diperoleh nilai thitung = 2,359 > ttabel
= 1,70 pada α 0,05. Dan uji t pada nilai post-tes KD II juga
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan, terbukti secara statistik diperoleh nilai nilai thitung = 2.243 > ttabel = 1,70 pada α 0,05. Dengan kata lain, terdapat perbedaan hasil belajar PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan yang menggunakan metode ceramah. B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh peniliti mengemukakan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan masukan guna peningkatan hasil belajar PKn yaitu : 1.
Kepada guru PKn disarankan untuk menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan hendaknya dilakukan secara berkelanjutan untuk mendapatkan hasil belajar PKn yang maksimal.
2.
Diharapkan kepada pihak sekolah dan pihak yang terkait dengan pendidikan untuk dapat meningkatkan kemampuan metode pembelajaran yang efektif terhadap siswa, agar siswa mampu bersaing didunia pendidikan.
81
3.
Kepada peneliti lainya agar bisa melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi pembelajaran model Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk dapat diterapkan pada sekolah lain dengan pokok materi yang berbeda.
82
DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fitria Siska. 2009. Pengaruh Pembagian Tugas Meringkas yang Desertai Model Pembelajaran Kooperatif (cooperatif Learning) Tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Padang. Skripsi. Padang. FMIPA UNP.
Heru
Harnadi. 2009. Metode Team Games Tournament (TGT). http://heru.metode.pembelajaran.com/2009/03/02.html. Diakses tanggal 26 Juli 2012.
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. KTI PTK. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif TGT ( Teams Games Tournament). http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/tgt.html. Diakses tanggal 26 Juli 2012. Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning. Jakarta: PT. Grasindo. Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press. Lufri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi (Teori, Praktek dan Pepenelitian). Padang: UNP Press. Made Weda. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. Bumi Aksara. Mazjun.
2009. Model Pembelajarn Kooperatif http://mazjun.student.fkip. uns.ac. id/2009/10/16/model-pembelajaran-kooperatif/. Diakses tanggal 14 Juli 2012.
Miftahul, Huda. 2011. Cooperatif Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Robert E. Slavin 2009. Cooperative Learning.Bandung: Nusa Media. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Sagala,Syaiful.2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
83
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengeruhinya. Jakarta: PT. Mahasatya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. _________. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara. Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sumanto. 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Budaya. Yogyakarta: Andi Offset. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Undang-undang 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
User Usman. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. REMAJA Rosda Karya.
84
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
I.
IDENTITAS
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Alokasi Waktu II.
: MAN Muara Labuh : Pendidikan kewarganegaraan : X/II : 1 dan 2 : 4 x 45 menit (Dua Kali Pertemuan)
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi
III.
INDIKATOR PEMBELAJARAN Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mendeskripsikan pengertian dasar negara 2. Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara 3. Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi 4. Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konstitusi di sebuah negara.
85
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian konstitusi negara 2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian dasar negara 3. Siswa mampu menguraikan tujuan dan nilai konstitusi 4. Siswa Mampu menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konstitusi di sebuah negara.
V.
URAIAN MATERI 1. Pengertian dasar negara konstitusi negara Dasar negara Political philosophi merupakan sikap hidup, pandangan hidup,atau sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenaran dan kesalahanya. Polytical philosohi adalah filsafat sebagai pandangan hidup dari suatu bangsa dan negara. Filsafat negara adalah pancasila. Ini diatur dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 2. Pengertian konstitusi negara Konstitusi negara Dalam perkembanganya konstitusi mempunyai dua pengertian yaitu: 1. Dalam arti luas yaitu: konstitusi berarti keeluruhan dari ketentunketentuan dasar atau hukum dasar 2. Dalam arti sempit /terbatas yaitu:konstitusi berarti piagam dasar atau UUD,yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar negara 3. Tujuan dan nilai konstitusi a. Tujuan konstitusi: 1. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik 2. Melepaskan kontrol kekuasaan penguasa
86
3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya b. Nilai yang terkandung dalam konstitusi: 1. Nilai normatif 2. Nilai semantik 3. Nilai nominal 4. Keterkaitan dasarnegara dengan konstitusi
VI.
MODEL PEMBELAJARAN: Teams Games Tournament (TGT) Pertemuan 1 Kegiatan Belajar
No
1
Pendahuluan a. Memberikan salam pada siswa b. Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa
Apersepsi
a. Menarik minat dan menjaga perhatian siswa selama proses pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan pada siswa mengenai apa pengertian dasar negara dan kostitusi dan
Waktu Aspek Lifeskill (menit) yang dikembangkan 15’
Disiplin Kerja sama Keterampilan
Nilai Bidaya Dan Karakter Bangsa
87
b. Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran yang akan dicapai 2
Kegiatan inti Eksplorasi Guru memberikan
60’
Kesungguhan Disiplin Uji diri
Religius, jujur, toleransi,
pengantar materi
disiplin,
mengenai pengertian
kerja
dasar negara dan
keras,
pengertian konstitusi
mandiri,
Elaborasi
demokrati
Dalam kegitan elaborasi
s, rasa
a. Guru melaksanakan
ingin
persentasi kelas yaitu
tahu,
menjelaskan materi
semangat
pembelajaran dengan
kebangsaa
memggunakan
n, cinta
pembelajaran
tanah air,
langsung yang
mengharg
dipimpin oleh guru.
ai
b. Guru membentuk
prestasi,
team terdiri dari 5
bersahaba
orang perkelompok
t, cinta
yang dipilih secara
damai,
heterogen.
gemar
c. Guru memberikan
membaca,
lembaran diskusi
peduli
untuk membimbing
lingkunga
siswa dalam kegiatan
n, peduli
diskusi.
sosial,
88
d. Guru menyuruh siswa
tanggung
untuk mengerjakan
jawab,
lembaran diskusi
Mandiri
dengan anggota kelompoknya. e. Guru memintak salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. f. Guru menyuruh siswa lain untuk menanggapi hasil yang dipresentasikan oleh kelompok tersebut. g. Guru menambahkan hasil jawaban yang telah dijawab oleh siswa. Konfirmasi a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui b. menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui 3
Kegiatan penutup a. Evaluasi tanya jawab b. Guru memberi tugas kepada siswa untuk melengkapi catatan
15
Pengendalian diri
89
mengenai materi yang telah di pelajari. c. Guru mengingatkan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya dan menjelaskan bahwa pada pertemuan besok akan diadakan tournament.
Pertemuan 2 No
1
Kegiatan Belajar
Pendahuluan
Waktu Aspek Lifeskill (menit) yang dikembangkan 15’
Disiplin Kerja sama Keterampilan
60’
Kesungguhan Disiplin Uji diri
c. Memberikan salam pada siswa
Nilai Bidaya Dan Karakter Bangsa
d. Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa e. Apersepsi Guru mengulas pembelajaran minggu lalu f. Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran yang akan dicapai 2
Kegiatan inti Eksplorasi Dalam kegiatan
Religius, jujur,
90
eksplorasi: a. Guru menyuruh siswa tenang dan memperhatikan pembelajaran dengan baik. b. Menjelaskan sekilas mengenai tujuan dan nilai konstitusi Elaborasi Dalam kegitan elaborasi a. Guru menjelaskan sintak dalam games tournament, peraturan dan hadiahnya. b. Guru menyuruh siswa duduk dalam teamnya. c. Guru menyuruh siswa mempersiapkan diri untuk melaksanakan games tournament. d. Guru mengadakan games. games terdiri atas pertanyaanpertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan games hanya berupa nomornomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama, seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai
toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokrat is, rasa ingin tahu, semangat kebangsa an, cinta tanah air, mengharg ai prestasi, bersahaba t, cinta damai, gemar membaca , peduli lingkunga n, peduli sosial, tanggung jawab, Mandiri
91
nomor yang tertera. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing. e. Guru membagi siswa membagi siswa dalam meja tournament. Tournament adalah stuktur dimana games berlangsung, siswa yang mewakili kelompoknya memilih salah satu kartu dan member jawaban (lebih kurang dua menit). apabila jawaban nya benar maka kelompoknya mendapatkan skor. Jika jawabannya slah maka tidak mendapat skor, dan pertanyaan tersebut dilempar pada kelompok lain. Tiap pertanyaan bernilai 40. Bila jawaban benar sebagian di skor 20. f. Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masingmasing team akan mendapatkan penghargaan atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria
92
3
VII.
yang ditentukan. g. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila ratarata mencapai 40-45 dan “Good team” apabila rata-ratanya 30-40. Kegiatan penutup a. Guru membimbing siswa membuat rangkuman. b. Guru memberi tugas pada siswa untuk membuat ringkasan mengenai materi selanjutnya. c. Guru mengingatkan siswa bahwa pertemuan berikutnya Post-Tes
15’
Pengendalian diri
SUMBER BELAJARAN 1) Budiyanto.2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta 2) Bambang S, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA kelas X. Erlangga: Jakarta 3) Buku-Buku Sumber yang Relevan
VIII.
PENILAIAN TINDAK LANJUT 1) Penilaian Kognitif 2) Penilaian Afektif
93
Padang, 18 Desember 2012 Mengetahui Kepala MAN Muara Labuh
JASRUL S.Pd NIP: 19680316 199403 1 006
Guru Mata Pelajaran
Maisarah Zulsafni BP/NIM: 00444/2008
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN I.
IDENTITAS
Nama Sekolah
: MAN Muara Labuh
Mata Pelajaran
: Pendidikan kewarganegaraan
Kelas/Semester
: X/II
Peretemuan
: 3 dan 4
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit (Dua Kali Pertemuan)
II.
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Standar Kompetensi 5. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
III.
Kompetensi Dasar 4.2 Menganalisis subtansi konstitusi negara
INDIKATOR PEMBELAJARAN Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menguraikan unsur sebuah konstitusi 2. Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu 3. Menganalisis substansi konstitusi Indonesia
95
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menguraikan unsur sebuah konstitusi 2. Siswa mampu menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu 3. Siswa enganalisis substansi konstitusi Indonesia
V.
URAIAN MATERI 1. unsur-unsur konstitusi negara a. konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat b. konstitusi sebagai piagam yang menjamin HAM warganegara,sekaligus menetukan batasan-batasan hak dan kewajiban warga negara dan aatalat pemerintahannya. c. Konstitusi sebagai forma regimenis atau kerangka bangunan manusia 2. klasifikasi kostitusi a. menurut C.F Strong 1) konstitusi tertulis dan tidak tertulis 2) konstitusi yang dituangkan dalam suatu dokumen tertentu dan yang tidak didokumentaikan b. menurut K.C Wheare 1) konstitusi tertulis tidak tertulis 2) konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid 3) konstitusi derajat tinggi an konstitusi bukan derajat tinggi 4) konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
96
5) konstitusi sistem pemerintahan presidential dan konstitusi sistem pemerintahaan parlementer 3. Implementasi dasar negara ke dalam konstitusi atau UUD 1945
VI.
MODEL PEMBELAJARAN: Teams Games Tournament (TGT) Pertemuan 3 Kegiatan Belajar
No
1
Pendahuluan
Waktu Aspek Lifeskill (menit) yang dikembangkan 15’
Disiplin Kerja sama Keterampilan
60’
Kesungguhan Disiplin
a. Memberikan salam pada siswa
Nilai Bidaya Dan Karakter Bangsa
b. Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa
Apersepsi
a. Menarik minat dan menjaga perhatian siswa selama proses pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan pada siswa mengenai apa unsurunsur sebuah konstitusi dan b. Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran yang akan dicapai 2
Kegiatan inti
Religius,
97
Eksplorasi
Uji diri
jujur,
Guru memberikan
toleransi,
pengantar materi
disiplin,
mengenai pengertian
kerja
dasar negara dan
keras,
pengertian konstitusi
mandiri,
Elaborasi
demokrat
Dalam kegitan elaborasi
is, rasa
a. Guru melaksanakan
ingin
persentasi kelas yaitu
tahu,
menjelaskan materi
semangat
pembelajaran dengan
kebangsa
memggunakan
an, cinta
pembelajaran
tanah air,
langsung yang
mengharg
dipimpin oleh guru.
ai
b. Guru membentuk
prestasi,
team terdiri dari 5
bersahaba
orang perkelompok
t, cinta
yang dipilih secara
damai,
heterogen.
gemar
c. Guru memberikan
membaca
lembaran diskusi
, peduli
untuk membimbing
lingkunga
siswa dalam kegiatan
n, peduli
diskusi.
sosial,
d. Guru menyuruh siswa
tanggung
untuk mengerjakan
jawab,
lembaran diskusi
Mandiri
dengan anggota kelompoknya.
98
e. Guru memintak salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. f. Guru menyuruh siswa lain untuk menanggapi hasil yang dipresentasikan oleh kelompok tersebut. g. Guru menambahkan hasil jawaban yang telah dijawab oleh siswa. Konfirmasi a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui b. menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui 3
Kegiatan penutup a. Evaluasi tanya jawab b. Guru memberi tugas kepada siswa untuk melengkapi catatan mengenai materi yang telah di pelajari. c. Guru mengingatkan pada siswa untuk
15
Pengendalian diri
99
mempelajari materi berikutnya dan menjelaskan bahwa pada pertemuan besok akan diadakan tournament.
Pertemuan 4 No
1
Kegiatan Belajar
Pendahuluan
Waktu Aspek Lifeskill (menit) yang dikembangkan 15’
Disiplin Kerja sama Keterampilan
60’
Kesungguhan Disiplin Uji diri
a. Memberikan salam pada siswa
Nilai Bidaya Dan Karakter Bangsa
b. Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa Apersepsi a. Guru mengulas pembelajaran minggu lalu b. Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran yang akan dicapai 2
Kegiatan inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Guru menyuruh siswa tenang dan memperhatikan pembelajarandengan baik.
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
100
b. Menjelaskan sekilas mengenai unsur-unsur konstitusi negara dan Klasifikasi konstitusi
mandiri,
Elaborasi
ingin
Dalam kegitan elaborasi a. Guru melaksanakan persentasi kelas yaitu menjelaskan materi pembelajaran dengan memggunakan pembelajaran langsung yang dipimpin oleh guru. b. Guru membentu team terdiri dari 5 orang perkelompok yang dipilih secara heterogen. c. Guru memberikan lembaran diskusi untuk membimbing siswa dalam kegiatan diskusi. d. Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan lembaran diskusi dengan anggota kelompoknya. e. Guru memintak salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil
demokrat is, rasa
tahu, semangat kebangsa an, cinta tanah air, mengharg ai prestasi, bersahaba t, cinta damai, gemar membaca , peduli lingkunga n, peduli sosial, tanggung jawab, Mandiri
101
diskusinya didepan kelas. f. Guru menyuruh siswa lain untuk menanggapi hasil yang dipresentasikan oleh kelompok tersebut. g. Guru menambahkan hasil jawaban yang telah dijawab oleh siswa. h. Guru menjelaskan sintak dalam games tournament, peraturan dan hadiahnya. i. Guru menyuruh siswa duduk dalam teamnya. j. Guru menyuruh siswa mempersiapkan diri untuk melaksanakan games tournament. k. Guru mengadakan games. games terdiri atas pertanyaanpertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan games
102
hanya berupa nomornomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama, seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing. l. Guru membagi siswa membagi siswa dalam meja tournament. Tournament adalah stuktur dimana games berlangsung, siswa yang mewakili kelompoknya memilih salah satu kartu dan member jawaban (lebih kurang dua menit). apabila jawaban nya benar maka kelompoknya mendapatkan skor. Jika jawabannya slah maka
103
tidak mendapat skor, dan pertanyaan tersebut dilempar pada kelompok lain. Tiap pertanyaan bernilai 40. Bila jawaban benar sebagian di skor 20 m. Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masingmasing team akan mendapatkan penghargaan atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. n. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good team” apabila rata-ratanya 30-40. 3
Kegiatan penutup a. Guru membimbing siswa membuat rangkuman. b. Guru member tugas pada siswa untuk membuat ringkasan
15’
Pengendalian diri
104
mengenai materi selanjutnya. c. Guru mengingatkan siswa pertemuan berikutnya Post-tes VII.
SUMBER BELAJARAN 1.
Budiyanto.2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta
2.
Bambang S, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA kelas X. Erlangga: Jakarta
3. VIII.
Buku-Buku Sumber yang Relevan
PENILAIAN TINDAK LANJUT 1.
Penilaian Kognitif
2.
Penilaian Afektif
Padang, 18 Desember 2012 Mengetahui Kepala MAN Muara Labuh
Guru Mata Pelajaran
JASRUL S.Pd NIP: 19680316 199403 1 006
Maisarah Zulsafni BP/NIM: 00444/2008
105
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL I.
IDENTITAS
Nama Sekolah
: MAN Muara Labuh
Mata Pelajaran
: Pendidikan kewarganegaraan
Kelas/Semester
: X/II
Pertemuan
: 1 dan 2
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit (Dua Kali Pertemuan)
II.
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
4. Menganalisis hubungan dasar negara 4.1 Mendeskripsikan dengan konstitusi
hubungan dasar negara dengan konstitusi
III.
INDIKATOR PEMBELAJARAN Indikator Pencapaian Kompetensi 1.
Mendeskripsikan pengertian dasar negara
2.
Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara
3.
Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi
4.
Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konstitusi di sebuah negara.
106
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu mendeskripsikan pengertian konstitusi negara
2.
Siswa mampu mendeskripsikan pengertian dasar negara
3.
Siswa mampu menguraikan tujuan dan nilai konstitusi
4.
Siswa Mampu menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konstitusi di sebuah negara.
V.
URAIAN MATERI 1. Pengertian dasar negara konstitusi negara Dasar negara Political philosophi merupakan sikap hidup, pandangan hidup,atau sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenaran dan kesalahanya. Polytical philosohi adalah filsafat sebagai pandangan hidup dari suatu bangsa dan negara. Filsafat negara adalah pancasila. Ini diatur dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 2. Pengertian konstitusi negara Konstitusi negara Dalam perkembanganya konstitusi mempunyai dua pengertian yaitu: a. Dalam arti luas yaitu: konstitusi berarti keeluruhan dari ketentunketentuan dasar atau hukum dasar b. Dalam arti sempit /terbatas yaitu:konstitusi berarti piagam dasar atau UUD,yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar negara 3. Tujuan dan nilai konstitusi a. Tujuan konstitusi: 1. Memberikan
pembatasan
sekaligus
kekuasaan politik 2. Melepaskan kontrol kekuasaan penguasa
pengawasan
terhadap
107
3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya b. Nilai yang terkandung dalam konstitusi: 1. Nilai normatif 2. Nilai semantik 3. Nilai nominal 4. Keterkaitan dasarnegara dengan konstitusi
VI.
MODEL PEMBELAJARAN: Ceramah Pertemuan 1 No
1
Kegiatan Belajar
Pendahuluan a. Memberikan salam pada siswa b. Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa Apersepsi a. Menarik minat dan menjaga perhatian siswa selama proses pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan pada siswa mengenai apa pengertian dasar negara dan kostitusi
Waktu Aspek Lifeskill (menit) yang dikembangkan 15’
Disiplin Kerja sama Keterampilan
Nilai Bidaya Dan Karakter Bangsa
108
b. Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran yang akan dicapai 2
Kegiatan inti
60’
Eksplorasi a. Guru menyuruh siswa untuk membaca materi b. Guru menyampaikan materi pelajaran pengertian dasar negara dan pengertian konstitusi Elaborasi
Kesungguha n Disiplin Uji diri
Dalam kegitan elaborasi
3
a. Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menyuruh mencatat materi yang telah diajarkan Konfirmasi a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Kegiatan penutup a. Evaluasi tanya jawab b. Guru memberi tugas kepada siswa untuk melengkapi catatan mengenai materi yang telah di pelajari. c. Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah
15
Pengendalia n diri
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan , cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, Mandiri
109
Pertemuan 2 No
1
2
Kegiatan Belajar
Waktu Aspek Lifeskill (menit) yang dikembangkan
Pendahuluan 15’ a. Memberikan salam pada siswa b. Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa Apersepsi Guru mengulas pembelajaran minggu lalu a. Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran yang akan dicapai Kegiatan inti 60’ Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Guru menyurug siswa tenang dan memperhatikan pembelajaran dengan baik. b. Menjelaskan sekilas mengenai tujuan dan nilai kostitusi Elaborasi Dalam kegitan elaborasi a. Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menyuruh mencatat materi yang telah diajarkan Konfirmasi a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang
Nilai Bidaya Dan Karakter Bangsa
Disiplin Kerja sama Keterampilan
Kesungguhan Disiplin Uji diri
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokrati s, rasa ingin tahu, semangat kebangsaa n, cinta tanah air, mengharg ai prestasi, bersahaba t, cinta damai, gemar
110
belum diketahui b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3
VII.
Kegiatan penutup a. Guru membimbing siswa membuat rangkuman. b. Guru member tugas pada siswa untuk membuat ringkasan mengenai materi selanjutnya. d. Guru mengingatkan siswa bahwa pertemuan berikutnya post-test
membaca, peduli lingkunga n, peduli sosial, tanggung jawab, Mandiri 15’
Pengendalian diri
SUMBER BELAJARAN 1. Budiyanto.2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta 2. Bambang S, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA kelas X. Erlangga: Jakarta 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
VIII.
PENILAIAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif
111
Padang, 18 Desember 2012 Mengetahui Kepala MAN Muara Labuh
JASRUL S.Pd NIP: 19680316 199403 1 006
Guru Mata Pelajaran
Maisarah Zulsafni BP/NIM: 00444/2008
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
I.
IDENTITAS
Nama Sekolah
: MAN Muara Labuh
Mata Pelajaran
: Pendidikan kewarganegaraan
Kelas/Semester
: X/II
Peretemuan
: 3 dan 4
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit (Dua Kali Pertemuan)
II.
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
III.
Kompetensi Dasar 4.2 Menganalisis subtansi konstitusi negara
INDIKATOR PEMBELAJARAN Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menguraikan unsur sebuah konstitusi 2. Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu 3. Menganalisis substansi konstitusi Indonesia
113
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menguraikan unsur sebuah konstitusi 2. Siswa mampu menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu 3. Siswa enganalisis substansi konstitusi Indonesia
V.
URAIAN MATERI 1. unsur-unsur konstitusi negara a. konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat b. konstitusi sebagai piagam yang menjamin HAM warganegara,sekaligus menetukan batasan-batasan hak dan kewajiban warga negara dan aatalat pemerintahannya. c. Konstitusi sebagai forma regimenis atau kerangka bangunan manusia 2. klasifikasi kostitusi a. menurut C.F Strong 1) konstitusi tertulis dan tidak tertulis 2) konstitusi yang dituangkan dalam suatu dokumen tertentu dan yang tidak didokumentaikan b. menurut K.C Wheare 1) konstitusi tertulis tidak tertulis 2) konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid 3) konstitusi derajat tinggi an konstitusi bukan derajat tinggi 4) konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
114
5) konstitusi sistem pemerintahan presidential dan konstitusi sistem pemerintahaan parlementer 3. Implementasi dasar negara ke dalam konstitusi atau UUD 1945
VI.
MODEL PEMBELAJARAN: Ceramah Pertuan 3 Kegiatan Belajar
Waktu
Aspek Lifeskill
(menit)
yang dikembangkan
Pendahuluan
15’
Disiplin Kerja sama Keterampilan
60’
Kesungguhan Disiplin Uji diri
a. Memberikan salam pada siswa b. Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa Apersepsi a. Menarik minat dan menjaga perhatian siswa selama proses pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan pada siswa mengenai apa unsur-unsur kostitusi b. Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran yang akan dicapai Kegiatan inti Eksplorasi a. Guru menyuruh siswa untuk membaca materi b. Guru menyampaikan materi unsurunsur konstitusi Elaborasi Dalam kegitan elaborasi a. Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menyuruh mencatat
115
materi yang telah diajarkan Konfirmasi a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Kegiatan penutup a. Evaluasi tanya jawab b. Guru memberi tugas kepada siswa untuk melengkapi catatan mengenai materi yang telah di pelajari. c. Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah
15
Pengendalian diri
Pertemuan 4 No
1
Kegiatan Belajar
Pendahuluan a. Memberikan salam pada siswa b. Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa Apersepsi a. Guru mengulas pembelajaran minggu lalu b. Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran yang akan dicapai
Waktu Aspek Lifeskill (menit) yang dikembangkan 15’
Disiplin Kerja sama Keterampilan
Nilai Bidaya Dan Karakter Bangsa
116
2
Kegiatan inti
60’
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi:
Kesungguha n Disiplin Uji diri
a. Guru menyuruh siswa tenang dan memperhatikan pembelajarandengan baik. b. Menjelaskan sekilas Klasifikasi konstitusi Elaborasi Dalam kegitan elaborasi
3
a. Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menyuruh mencatat materi yang telah diajarkan Konfirmasi a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Kegiatan penutup 20’ a. Guru membimbing siswa membuat rangkuman. b. Guru member tugas pada siswa untuk membuat ringkasan mengenai materi selanjutnya. c. Guru mengingatkan siswa bahwa pertemuan berikutnya Post-test
Pengendalian diri
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan , cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, Mandiri
117
VII.
SUMBER BELAJARAN 1. Budiyanto.2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta 2. Bambang S, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA kelas X. Erlangga: Jakarta 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
VIII.
PENILAIAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif
Padang, 18 Desember 2012 Mengetahui Kepala MAN Muara Labuh
JASRUL S.Pd NIP: 19680316 199403 1 006
Guru Mata Pelajaran
Maisarah Zulsafni BP/NIM: 00444/2008
118
Lampiran 3 MATERI AJAR Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
1.
Dasar Negara a.
Pengertian dasar Negara Dasar negara ialah suatu norma tertinggi yang merupakan sumber bagi
pembentukan tata hukum dan peraturan perundangan di suatu negara. Istilah dasar negara mempunyai persamaan arti dengan istilah-istilah yang ada di Negara-negara lain, seperti philosophische grondslag (Belanda), ideology (Inggris),
dan
weltanschauung
(Jerman).
Ketiga
istilah
tersebut
mendefinisikan bahwa dasar negara adalah suatu ajaran yang didapatkan dari hasil pemikiran yang mendalam mengenai kehidupan dunia, termasuk di dalamnya kehidupan bernegara, yang dijadikan sebagai acuan dasar untuk mengatur, memelihara, dan mengembangkan kehidupan bersama di dalam suatu negara. Di Indonesia, istilah-istilah dasar negara diterjemahkan sebagai ideologi. Adapun menurut Ensiklopedia Indonesia, kata dasar memiliki arti “asal yang pertama”. Jika dikaitkan dengan kata negara, maka menjadi dasar Negara yang bermakna suatu ajaran/pedoman untuk mengatur kehidupan dalam konteks penyelenggaraan ketatanegaraan suatu negara yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa makna suatu dasar negara ialah sama dengan ideologi negara dan sama dengan dasar filsafat kenegaraan atau pandangan dasar kenegaraan.
b. Fungsi dasar negara Setiap negara atau setiap bangsa di dunia ini menginginkan suatu keadaan nyang ideal atau seimbang bagi setiap aspek (bidang) kehidupan. Untuk itu, dasar negara atau ideologi negara memiliki fungsi sebagai berikut.
119
1)
Dasar untuk berdirinya kedaulatan Negara
Setiap negara yang akan berdiri dan berdaulat harus memenuhi persyaratan konstitutif dan persyaratan deklaratif. Salah satu pernyataan yang paling mendasar yang akan dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah dasar negara. 2) Dasar kegiatan dalam penyelenggaraan negara. Para penyelenggara negara di dalam mewujudkan segala cita-cita dan tujuan nasional harus berdasarkan pada dasar negara, yaitu di dalam melaksanakan segala kegiatan ketatanegaraan. 3) Dasar dan sumber hukum nasional. Kedudukan dasar negara dalam suatu negara sangat penting karena merupakan suatu norma dasar bagi negara yang besangkutan, selain menjadi sumber bagi perundangan negara serta norma tertinggi dalam suatu negara sehingga semua kegiatan negara harus berdasarkan pada hukum yang berlaku. 4) Dasar bagi hubungan antarwarga negara. Semua aktivitas warga negara harus didasarkan pada dasar negara. Dengan demikian,kebebasan individu tidak merusak semangat kerja sama antara warga begitu pula sebaliknya, kerja sama antarwarga tidak boleh merusak kebebasan individu.
c. Berbagai macam dasar negara Setiap bangsa memiliki pandangan yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti sejarah perkembangan bangsa, kebudayaan, dan keadaan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, lahirlah banyak konsep dasar negara atau ideologi. Macam-macam dasar Negara atau ideologi terkenal di dunia sebagai berikut.
120
1) Sosialisme, merupakan ideologi yang berpandangan adanya persamaan dan kesamaan dalam menjalani hidup. Dalam sosialisme, persamaan adalah merupakan konsekuensi logis dari keprihatinan terhadap suatu kemiskinan. 2) Liberalisme, merupakan ideologi yang berpaham kebebasan, yaitu adanya pengakuan hak-hak individual yang harus dilindungi dari campur tangan negara dan badan-badan yang lain. Manusia dipandang sebagai makhluk yang bebas dan rasional. Pemerintahan harus didasarkan pada persetujuan rakyat. 3) Marxisme-komunisme, merupakan salah satu jenis sosialisme yang mengajarkan tentang teori pertentangan kelas. Dalam konsep marxisme, negara hendaknya dipimpin dan lebih mengutamakan kelas pekerja (buruh) atau diktaktor proletariat. Marxisme berawal dari konsep-konsep politik, ekonomi, dan sosial Karl Marx dan selanjutnya diteruskan oleh Lenin, Stalin, dan Mao Tze Tung (Mao Zedong) menjadi paham komunisme. Menurut ajaran ini, suatu tujuan dapat dicapai dengan cara menghalalkan semua jalan. Komunisme cenderung meniadakan arti Tuhan karena berdasarkan pada materialism sehingga paham ini menindas kebebasan dalam beragama dan kebebasan individual. Menurut Budiardjo (1980), nilai-nilai yang terkandung di dalam komunisme adalah a)
monoisme,
yaitu
suatu
prinsip
yang
menolak
keberadaan
golongangolongan (strata) dalam suatu masyarakat; b) kekerasan dianggap sebagai cara atau alat yang sah untuk mencapai suatu tujuan (menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan), c)
semua alat negara (polisi, tentara, birokrasi, media massa, intelektual, dan perundang-undangan) dipergunakan untuk mewujudkan tujuan komunisme.
4) Fasisme, suatu bentuk dari kediktatoran yang dapat dipersamakan dengan otoritarian. Di dalamnya terdapat unsure-unsur kekerasan dan hal-hal
121
lain yang bersifat mengerikan (pembantaian, diskriminasi ras, ekspansi ke negara lain, penghilangan hak-hak asasi manusia, dan masih banyak lainnya), terutama dalam hal pengabaian hak-hak asasi warga negara. Fasisme ini menitikberatkan pada pola khusus aksi dan sangat tergantung pada pemimpin yang kharismatik. 5) Fundamentalisme, merupakan ideologi untuk menetapkan agama tertentu sebagai suatu sistem politik dalam negara. Sebagai contoh, Afganistan pada masa pemerintahan Taliban dan Iran sekarang setelah Revolusi Islam Iran). Negara-negara ini menerapkan hukum Islam secara keras kepada warga negaranya. d. Dasar negara Republik Indonesia Bagi bangsa Indonesia, dasar negara yang sesuai dengan nilai- nilai budaya, sosial, dan nasionalisme bangsa dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan negara adalah Pancasila. Pancasila bukanlah suatu dasar Negara (ideologi) yang diambil dari luar Indonesia, akan tetapi digali dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Adapun nilai-nilai atau asas yang terkandung di dalam Pancasila adalah 1) asas gotong royong, artinya bekerja bersama-sama untuk kepentingan bersama dan hasilnya dinikmati bersama; 2) asas kekeluargaan, berarti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap hak dan kewajiban anggota masyarakat; 3) asas musyawarah dalam menentukan keputusan yang menyangkut orang banyak atau rakyat; 4) asas keseimbangan dan keselarasan, berarti adanya keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani, keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan masyarakat, serta keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan alam sekitarnya;
122
5) asas Bhinneka Tunggal Ika, yaitu adanya toleransi kehidupan antara suku-suku bangsa yang berbeda dan antarumat beragama; 6) asas kebersamaan hidup, artinya seseorang tidak dapat hidup seorang diri, melainkan harus hidup dengan orang lain secara bersama-sama dengan menjunjung tinggi asas kekeluargaan dan gotong royong. Menurut ajaran dalam Pancasila, manusia dipandang sebagai makhluk Tuhan yang bersifat makhluk pribadi dan makhluk sosial, keduanya haruslah seimbang dan selaras. Dalam pelaksanaan demokrasi, yang diutamakan adalah musyawarah untuk mufakat. Adapun sistem perekonomian yang dianut adalah ekonomi kerakyatan dengan tujuan utama untuk kesehjateraan rakyat. Pancasila sebagai dasar merupakan suatu prinsip pengarahan (guiding principle) yang dijadikan dasar, tujuan, dan arah di dalam menyelenggarakan dan mengembangkan kelangsungan kehidupan bernegara dan berbangsa. Dari segi tinjauan yuridis konstitusional, Pancasila sebagai dasar Negara berkedudukan sebagai norma objektif dan norma tertinggi serta menjadi sumber dari segala sumber hukum. Ini dituangkan dalam ketetapan MPR, yaitu TAP. MPRS No. XX/MPRS/1988. Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia yang memiliki makna bahwa setiap aspek kehidupan bernegara dan berbangsa harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, serta Keadilan.
Peran Pancasila sebagai dasar negara, antara lain, sebagai berikut. 1) Mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku bangsa dan memelihara kerukunan antarumat beragama. 2) Mengarahkan dan membimbing kepada cita-cita dan tujuan bangsa. 3) Memberikan motivasi dan mengembangkan serta memelihara identitas diri bangsa Indonesia. 4) Memberikan pandangan terhadap kenyataan yang ada terhadap perwujudan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila.
123
Kedudukan dan fungsi Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia sebagai berikut. 1) Dasar negara, merupakan sumber hukum dasar nasional seperti yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki pengertian sebagai cita-cita hukum bangsa Indonesia dan citacita moral bangsa Indonesia. 2) Kepribadian bangsa Indonesia, merupakan tatanan kehidupan seluruh bangsa Indonesia yang secara menyeluruh terpola pada nilai yang dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia. Pancasila memberikan corak yang khas bagi bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsabangsa lain. 3) Pandangan hidup, merupakan pemersatu bangsa dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin dalam bangsa Indonesia yang memiliki keanegaraman suku bangsa. 4) Perjanjian luhur bangsa Indonesia, merupakan perjanjian antarrakyat Indonesia menjelang proklamasi kemerdekaan dan telah mampu membuktikan kebenarannya dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
2. Konstitusi Negara a. Pengertian konstitusi Konstitusi secara literal berasal dari istilah dalam bahasa Prancis, yaitu constituer yang berarti “membentuk”. Penggunaan istilah konstitusi secara ketatanegaraan memiliki arti pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang berarti undang – undang dasar. Pengertian konstitusi dalam praktik tidak dapat dirumuskan secara pasti karena setiap ahli merumuskan dengan cara pandangnya masing-masing. Ada
124
yang menyamakan istilah konstitusi dengan undang-undang dasar, tetapi juga ada yang membedakan antara konstitusi dengan undang-undang dasar. Berikut beberapa pengertian konstitusi. 1) K.C. Wheare Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaran suatu negara yang berupa suatu kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur dalam pemerintahan negara (dalam Bagir Manan: 2001). 2) Sri Soemantri Konstitusi adalah suatu naskah yang memuat suatu bangunan Negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara (dalam Kaelan: 2002). 3) Herman Heller (dalam Kaelan: 2002) Membagi pengertian konstitusi menjadi tiga. a) Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik masyarakat. b) Konstitusi yang bersifat yuridis, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang hidup di dalam masyarakat. c) Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua pengertian konstitusi, yaitu 1) dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasartidak tertulis
yang
mengatur
mengenai
suatu
pemerintahan
yang
diselenggarakan di dalam suatu negara; 2) dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari ketatanegaran suatu negara. b. Kedudukan konstitusi Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara sangat penting karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk mengetahui aturan-aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara
125
negara maupun masyarakat dalam ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Sebagai hukum dasar Dalam hal ini, konstitusi memuat aturanaturan pokok mengenai penyelengara negara, yaitu badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan dan memberikan kekuasaan serta prosedur penggunaan kekuasaan tersebut kepada badan-badan pemerintahan. 2) Sebagai hukum tertinggi Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap peraturan-peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan demikian, aturan-aturan di bawah konstitusi tidak bertentangan dan harus sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat pada konstitusi. c. Isi konstitusi Konstitusi suatu negara pada umumnya memuat atau berisi tentang halhal berikut. 1) Gagasan politik, moral, dan keagamaan, serta perjuangan bangsa. Contohnya, pernyataan Konstitusi Jepang 1947 dan Pembukaan UUD Republik Indonesia 1945. 2) Ketentuan organisasi
negara,
memuat
ketentuan-ketentuan mengenai
pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, maupun dengan badan-badan negara yang lain. 3) Ketentuan hak-hak asasi manusia, memuat aturan-aturan yang menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia bagi warga negara pada Negara yang bersangkutan. 4) Ketentuan prosedur mengubah undang-undang dasar, memuat aturanaturan mengenai prosedur dan syarat dalam mengubah konstitusi pada negara yang bersangkutan. 5) Ada kalanya konstitusi memuat larangan mengenai mengubah sifat-sifat tertentu dari undang-undang dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terulangnya hal-hal yang telah di atasi dan tidak dikehendaki lagi, seperti timbulnya seorang diktator. Sebagai contoh, UUD Negara Jerman melarang
126
untuk mengubah sifat federalisme yang sudah ditetapkan dalam UUD sebab bila menjadi negara kesatuan, dikuatirkan akan muncul seorang Hitler yang baru.
d. Pembentukan konstitusi Pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar pada setiap negara berbeda-beda. Ada yang sengaja dibentuk, ada yang secara revolusi, pemberian dari penguasa, maupun dengan cara evolusi. 1) Konstitusi yang pembentukannya sengaja dibentuk berarti pembuatan UUD dilakukan setelah negara tersebut berdiri. 2)
Konstitusi yang pembentukannya secara revolusi berarti pemerintahan yang baru terbentuk dari hasil revolusi membuat UUD setelah mendapat persetujuan rakyat atau dengan cara permusyawaratan.
3)
Konstitusi yang pembentukannya secara pemberian dari penguasa, dalam misalnya, seorang raja memberikan UUD kepada rakyatnya atau jika seorang raja mendapat tekanan dan khawatir akan timbul revolusi sehingga dibuatlah UUD yang dapat membatasi kekuasaan raja.
4)
Konstitusi yang pembentukannya secara evolusi berarti pembuatan UUD didasarkan pada adanya perubahan-perubahan secara perlahan-lahan sehingga UUD yang lama menjadi tidak berlaku lagi.
3. Tujuan Konstitusi dan Nilai Konstitusi a. Tujuan Konstitusi Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan penyelenggara negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin hak-hak warga negara. Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan yang dinamakan dengan konstitusionalisme. Maksud dari konstitusionalisme adalah suatu gagasan yang memandang pemerintah (penyelenggara pemerintahan) sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat. Negara-negara Asia dan Afrika pada dasarnya menerima konstitusionalisme, seperti Filipina dan Indonesia yang memiliki UUD sebagai suatu dokumen yang
127
bermakna khas dan juga merupakan salah satu atribut yang melambangkan kemerdekaannya. Adapun negara-negara yang menganut ajaran (paham) komunisme pada umumnya menolak konstitusionalisme disebabkan negara berfungsi ganda, yaitu 1) mencerminkan kemenangan-kemenangan yang sudah dicapai dalam perjuangan ke arah tercapainya masyarakat komunis serta merupakan pencatatan formal, dan 2) UUD memberikan kerangka dan dasar hukum untuk mengupayakan terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan (masyarakat tanpa kelas). Tujuan konstitusi 1. Membagi kekuasaan dalam negara. 2. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. 3. Memberikan dasar hokum untuk perubahan masyarakat kearah yang dicita-citakan. 4. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya. Tujuan konstitusi adalah juga tata tertib terkait dengan: a) berbagai lembaga-lembaga negara dengan wewenang dan cara bekerjanya, b) hubungan antar lembaga negara, c) hubungan lembaga negara dengan warga negara (rakyat) dan d) adanya jaminan hak-hak asasi manusia serta e) hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Tolok ukur tepat atau tidaknya tujuan konstitusi itu dapat dicapai tidak terletak pada banyak atau sedikitnya jumlah pasal yang ada dalam konstitusi yang bersangkutan. Banyak praktek di banyak negara bahwa di luar konstitusi tertulis timbul berbagai lembaga-lembaga negara yang tidak kurang pentingnya dibanding yang tertera dalam konstitusi dan bahkan hak asasi manusia yang tidak atau
128
kurang diatur dalam konstitusi justru mendapat perlindungan lebih baik dari yang telah termuat dalam konstitusi itu sendiri. Dengan demikian banyak negara yang memiliki konstitusi tertulis terdapat aturan-aturan di luar konstitusi yang sifat dan kekuatannya sama dengan pasal-pasal dalam konstitusi. Aturan-aturan di luar konstitusi seperti itu banyak termuat dalam undang-undang atau bersumber/ bedasar pada adat kebiasaan setempat. Menurut C.f. Strong konstitusi bertujuan untuk membatasi kewenangwenangan tindakan pemerintah dalam rangka menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Adapun tujuan konstitusi secara umum adalah sebagai berikut: a. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap penguasaan politik. b. Melepaskan Kontrol kekuasaan dari Penguasa. c. Memberikan batasan-batasan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. b. Nilai yang terkandung dalam konstitusi 1. Nilai normatif. Artinya suatu konstitusi telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi tersebut tidak hanya berlaku dalam arti hukum atau legal, tetapi juga merupakan suatu kenyataan (realitas), dalam arti sepenuhnya diberlakukan secara efektif. Contoh: Konstitusi di Amerika serikat mengatur tentang adanya tiga kekuasaan dalam Negara yaitu: legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Masing-masing lembaga kekuasaan mempunyai membuat undang-undang, kecuali ada delegasi khusus (dari congres). 2. Nilai nominal. Artinya konstitusi menurut hukum memang berlaku tetapi dalam kenyataan ( praktiknya) tidak dilaksanakan secara sempurna karena ada pasal-pasal yang tidak dijalankan. Contoh: Konstitusi Amerika serikat dalam Amandemen Ke-14 tentang kewarganegaraan dan perwakilan, ternyata tidak berlaku secara sempurna untuk seluruh Amerika serikat
129
3. Nilai semantik. Konstitusi itu berlaku hanya untuk kepentingan penguasa saja. Dalam mobilisasinya kekuasaan, penguasa mengunakan konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik. Konstitusi ditafsirakan sesuai dengan keinginan penguasa. Pada masa orde lama atau orde baru Undangundang Dasar 1945 dilaksanakan secara sematik, artinya dilaksanakan sesuai dengan keinginan penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya. 5. Keterkaitan Dasar Negara Dengan Konstitusi keterkaitan antar dasar Negara dan konstitusi adalah bahwa dasar Negara merupakan staats fundamental norm (pokok kaidah Negara yang fundamental) atau staatsidee (gagasan tentang kenegaraan) yang menjadi jiwa tertip hukum dan selanjutnya di wujudkan didalam UUD dan peraturan –peraturan lain yang lebih rendah.hal ini sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Drs Notonagoro, S.H., bahwapokok kaidah Negara yang fundamental merupakan sumber dari UUD dan peraturan perundangan lainnya. Dasar negara menjadi sumber bagi pembentuk konstitusi.isi dari norma hukum di bawah dasar Negara tidak boleh bertentangan dengan norma dasar.isi norma tersebut bertujuan untuk mencapai cita-cita yang terkandung dalam dasar Negara karena dasar Negara merupakan cita-cita hukum dari Negara.Adapun konstitusi merupakan usaha untuk melaksanakan dasar Negara.Dasar Negara dan konstitusi merupakan satu-kesatuan utuh sehingga melaksanakan konstitusi berarti melaksanakan dasar Negara. Menurut Hamid S. Attamimi sebagai norma hukum tertinggi dan cita hukum.dasar Negara mempunyai fungsi sebagai berikut. a. Regulatif, yaitu sebagai tolok ukur untuk menguji apakah noma hukum yang berlaku di bawah dasar Negara tersebut bertentangan atau tidak dan bersifat adil atau tidak. b. Konstitutif,yaitu sebagai pembentuk hukum sehingga tampa adanya dasar Negara tersebut maka norma hukum di bawahnya akn kehilangan maknanya sebagai hukum.
130
Secara yuridis formal, Pancasila merupakan dasar filsafat Negara yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, hal ini mengandung konsekuensi bahwa setiap aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dan bersumber pada nilai-nilai pancasila. Termasuk juga semua peraturan perendangan, pemerintaha , penyelenggaraan
kekuasaan,
sistem
demokrasi,
serta
aspek-aspek
penyelenggaraan lainnya. Dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila yang merupakan norma tertinggi. Sebagai dasar negara, Pancasila dapat disebut norma dasar, norma pertama, norma fundamental negara, atau pokok kaidah negara yang fundamental dan cita hukum yang menjadi sumber pembentukan konstitusi. Konstitusi yang merupakan norma hukum di bawah dasar negara bersumber dan berdasar pada dasar negara ini, meliputi hukum dasar tertulis, yaitu undang undang dasar, serta hukum dasar tidak tertulis, yaitu konvensi. Penjelasan atau penjabaran (perwujudan) dasar negara ke dalam aturan hukum yang pertamatama dilakukan melalui konstitusi. Hubungan dasar negara Pancasila dengan konstitusi UUD 1945 dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 yang menunjukkan suasana kebatinan negara memuat asas kerohanian negara, asas politik negara, asas tujuan negara, dan dasar hukum pada undangundang dengan pokok-pokok pikiran sebagai berikut. a. Pokok pikiran persatuan yang merupakan perwujudan dari sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, memiliki pengertian bahwa Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Jadi, negara mengatasi segala paham golongan dan paham perseorangan. Dengan demikian, negara menghendaki persatuan meliputi segenap bangsa Indonesia. b. Pokok pikiran keadilan sosial yang merupakan perwujudan dari sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, memiliki pengertian bahwa negara bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat dalam rangka mewujudkan negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur dengan memajukan kesejahteraan umum.
131
c. Pokok pikiran kedaulatan rakyat yang merupakan perwujuan dari sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, memiliki pengertian Negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Oleh karena itu, negara memiliki sistem pemerintahan demokrasi Pancasila. d. Pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab yang merupakan perwujudan dari sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, serta sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengandung pengertian negara menjunjung tinggi semua agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara untuk memilihara budi pekerti yang luhur dan teguh dalam memegang cita-cita moral rakyat yang luhur. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan perwujudan dari sila-sila dalam Pancasila selanjutnya dijabarkan atau dijelaskan dalam Batang Tubuh UUD 1945 melalui pasal-pasalnya. a. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa yang merupakan pokok pikiran yang keempat, dijabarkan dalam Pasal 29 ayat (1) dan (2), serta amendemen kedua UUD 1945 Pasal 28E ayat (1) dan Pasal 28I ayat (1). b. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab yang merupakan pokok pikiran yang keempat, dijabarkan dalam Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, dan Pasal 34. c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia yang merupakan pokok pikiran yang pertama, dijabarkan dalam Pasal 1 ayat (1); Pasal 18, 18A, dan 18B; Pasal 35b; Pasal 36A, 36B, 36C, dan 36D. d. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan yang merupakan pokok pikiran yang ketiga, dijabarkan dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 25. e. Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan pokok pikiran kedua, dijabarkan dalam Pasal 33 dan 34
132
6. Unsur-Unsur Sebuah konstitusi Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1985), suatu konstitusi dapat bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada apakah prosedur untuk mengubah konstitusi itu sudah sama dengan prosedur membuat undang-undang di negara yang bersangkutan atau belum. Dengan demikian, sifat dari konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui prosedur yang berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan; 2) konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel disini diartikan bahwa konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan.
c. Klasifasi, unsur-unsur, dan sifat konstitusi Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam. 1) Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang dasar. 2) Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi. Unsur-unsur yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut pendapat Lohman (dalam Farida Indrati Suprapto) adalah 1) konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan perjanjian dari kesepakatan antara warga negara dengan pemerintah; 2) konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan penentu hak dan kewajiban warga negara dan badan-badan pemerintah; 3) konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka pembangunan pemerintah.
133
7. Ciri Sebuah konstitusi bagi Negara Tertentu a. Konstitusi di Indonesia Sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang, Di Indonesia telah berlaku tiga macam Undang-Undang Dasar dalam empat periode, yaitu: 1. Periode 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949, yaitu UUD1945 yang terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 aturan peralihan dan 2 autran tambahan. 2. Periode 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950, yaitu UUD RIS yang terdiri dari 6 bab, 197 pasal, beberapa bagian 3. Periode 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959, yaitu UUDS tahun1950 terdiri dari 6 bab, 146 pasal, beberapa bagian 4. Peirode 5 Juli 1959 samapai sekarang, yaitu UUD 1945 Khususnya untuk periode ke empat berlaku UUD 1945 dengan pembagian, a. UUD 1945 yang belum di Amandemen. b. UUD 1945 yang sudah di Amandemen sampai saat ini telah diberlakukan empat kali amandemen, yaitu tahun 1999, 1000, 1001 dan tahun 1002.
8. Substansi Konstitusi Negara 1. Subtansi Konstitusi Secara umum Sebagai aturanpokok Negara, konstitusi Negara berisi aturan-aturan mendasar dan mengatur hal-hal penting dalam penyelenggaraan bernegara. Aturan dasar tersebut pada hakikatnya merupakan implementasi atau penuangan normanorma dalam dasar Negara, secara umum konstitusi-konstitusi yang ada didunia ini memuat beberapa hal berikut. a. pernyataan memngenai Gagasan_Gagasan Politik,Moral dan Keagamaan. pada umumnya pernyataan mengenai gagasan-gagasan politik, moral, keagamaan yang menjadi jiwa dan konstitusi. Sehingga sebagian besar dari
134
konstitusi memuat pernyataan pengakuan terhadap tuhadan pernyataan bahwa keadilan, kebebasan persamaan, serta kebahagian/kesejahteraan umum, dan sebagiannya akan dijamin melalui konstitusi. b. Ketentuan Mengenai Struktur Organisasi Negara. Sudah kita ketahui bahwa salah satu fungsi dari konstitusi adalah sebagai pembatas kekuasaan penguasa. Oleh karena itu, konstitusi memuat ketentuan-ketentuan mengenai pembagian kekuasaan Negara baik antara badan legislatif, eksekutif, yudikatif, maupun badan-badan Negara lainnya. c. Ketentuan mengenai prlindungan Hak-Hak Asasi Manusia. pada umumnya konstitusi juaga memuat ketentuan-ketentuan yang menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusiabwarga negaranya. d. Ketentuan Mengenai Prosedur Mengubah Undang-Undang Dasar . dalam konstitusi, pada umumnya dicantumkanpada ketentuan mengenai syarat dan prosedur mengubah konstitusi tersebut. Hal ini penting agar konstitusi dapat menyesuaikan perkembangan zaman. e. Larangan Mengubah Sifat Tertentu Dari Undang-Undang Dasar. Pada beberapa konstitusi memuat adanya larangan mengubah bagian tertentu dari konstitusi yang bersangkutan. Pada umumnya hal ini terjadi karena pra penyusun konstitusi ingin mencegah terulang nya kembali masalah yang baru saja di atasi , contohnya munculnya seoarang diktator dan sebagainya. Pada umumnya konstitusi suatu Negara terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pembukaan atau mukadimah, (preambule) dan bagian pasal-pasal. Namun tidak semua Negara mencantumkan bagian pembukaan dalam konstitusinya misalnya konstitusi uastralia, Malaysia, Singapura. Adapun yang mencantumkann pembukaan dalam konstitusinya diantara lain adalah Amerika Serikat, Argentina, India, dan Indonesia. Konstitusi atau hukum dasar dapat pula dibedakan antara hukum dasar tertulis (written constitucion ), yaitu UUD dan hukum dasar tidak tertulis (unwritten constitution) yaitu konvensi. salah satu contoh konvensi yang
135
berlaku di Indonesia adalh pelaksanaan pidato kenegaraan presiden menjelang peringatan proklamasi 17 Agustus.
2. Substansi Konstitusi Negara Indonesia Subtansi memiliki makna kata inti atau sifat pokok. inti atau sifat pokok dari UUD 1945 adalah Pancasila dengan nilai-nilai yang dikandungnya yang menjadi dasaryuridis bagi pelaksanaan dan kelangsungan Negara Republik Indonesia. Rumusan pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia tercantum dalam pembukaaan UUD 1945, terutama alenia IV sedangkan pembukaan UUD 1945 secara ilmiah merupakan pokok kaidah Negara yang fundamental. dengan kata lain subtansi konstitusi Negara Indonesia adalah naska yang merulakaan kerrangka dan tugas pokok dari badan-badan pemerintahan Negara Indonesia dan menentukan pokok-pokok kerja tersebut berdasarkan pancasila. Menurut Prof. Sri Sumantri disamping subtansi konstitusi Negara secara umum konstitusi juga harus memuat hal-hal sebagai berikut. a. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lalu. b. Pandangan tokoh-tokoh bangsa / pembentuk Negara yang hendak mewujudkan untuk waktu sekarang / waktu yang akan datang (Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang digali oleh The Founding Father) c. sesuatu keinginan bagaimana perkembangan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin. d. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketata negaraan suatu bangsa. Konstitusi Negara kita adalah UUd 1945 yang berada dalam kelompok yang berada dalam kelompok stats ground gesedt atau aturan dasar/pokok Negara. Selain UUD 1945, yang termasuk dalam stats ground gesedt adalah konvensi. Adapun hal-hal yang dimuat dalam UUD 1945, antara lain sebagai berikut a. Hal-hal yang bersifat umum, seperti aturan mengenaikekuasaan dalam Negara dan identitas-identitas Negara.
136
b. Hal-hal yang berkaitan dengan lembag-lembaga Negara baik itu hubungan
antarlembaga
Negara,fungsi,tugas,hak,
maupun
kewenangan. c. Hal-hal yang menyangkut hubungan antara Negara dan warga Negara , yaitu hak dan kewajiban Negara terhadap warganya ataupun hak dan kewajiban warga Negara terhadap Negara . d. Konsepsi atau cita-cita Negara dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya
aspek
pendidikan,
kesejahteraan,
ekonomi,
sosial,
pertahanan,dan budaya. e. Hal mengenai perubahan Undang-Undang dasar. f. Ketentuan peralihan dan transisi. Aturaan-aturan itu masih bersifat umumdan secara garis besar, untuk itulah maka aturan-aturan ini selanjutnya dijabarkan lebih lanjut pada peraturan perundangan di bawahnya. Dalam konstitusi Indonesia diatur mengenai mekanisme pelaksanaan demokrasi Pancasila. Dijelaskan pula bahwasanya Indonesia menganut paham konstitusionalisme, yaitu yang dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 alenia 4 yaitu “. . . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu undangundang dasar. . . .”. Konstitusionalme adalah gagasan bahwa pemerintahan merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat tetapi dikenakan beberapa pembatasan agar kekuasaan itu tidak disalah gunkan oleh mereka yng memerintah. gagasan konstitusionalisme ini dicerminkan dalam konstitusi (UUD). Undang-undang dasar mempunyai fungsi khusus yang merupakan manifestasi dari hukum tertinggi yang harus ditaati rakyatdan juga penyelenggara pemerintahan. UUD yang memuat gagasan konstitusionalisme berbicarakan dua hal berikut. a. Isi UUD adalah membatasi kekuasaan Negara dan penyelenggaraan pemerintahan. b. Isi UUD member jaminan kebebasan dan hak asasi warga Negara. Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Adapun ciri-ciri konstitusi sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.
137
a. Presiden memunyai kedudukan sebagai kepala Negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan. b. Presiden tidak dipilih oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan tetapi dipilih oleh rakyat. c. Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislative. d. Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintaahkan diadakan pemilu. Lembaga kenegaraan di Indonesia yang diatur dalam UUD terdiri dari lembaga eksekutif, yaitu berada di tangan presiden dibantu oleh seorang wakil presiden dan para mentri dalam sebuah cabinet lembaga legislatif. yaitu MPR yang berdiri dari DPR dan DPD, serta lembaga yudikatif yang terdiri dari mahkamah agung, mahkamah konstitusi, lembaga peradilan yang ada di bawah Mahkamah Agung beserta komisi yudisial. Selain itu, juga ada lembaga lain seperti BPK (Badan Pemerksa Keuangan). 3. Subtansi Konstitusi Negara Liberal Konstitusi dalam Negara-negara liberal angat menjanjikan kebebasan dan hak asasi warga Negara. hal tersebut sesuai dengan pandangan liberalism yang dianutnya. Kekuasaan dan tindakan pemerintahan dibatasi sedemikian rupa sehingga kekuasaan pemerinta tidak sewenang-wenang, dan hak warga Negara akan terjamin serta terlindungi. Gagasan seperti ini dinamakan konstitusialisme. Konstitusi liberal banyak dianut oleh Negara-negara barat seperti AmerikaSerikat, Inggris, Prancis, dan Negara-negara di Eropa barat. Salah satu contoh Negara yang akan kita bahas adalah Inggris sebagai salah satu Negara yang berkonstitusi liberal. a. Sifat konstitusi inggris. Konstitusi Inggris bersifat: tidak tertulis (konvensi), bersifat luwes, (fleksibel)/ mudah diadakan perubahan, dan tidak ada pengaman khusus.
138
b. Sumber Konstitusi Inggris Sumber konstitusi inggris meliputi: statuta–statuta yang disahkan diparlemen, kebiasaan parlemen, keputusan pengadilan dan konvensi konstitusi. c. Mekanisme Konstitusional Demokrasi Parlementer. Inggris menganut sistem pemerintahan demokrasi parlementer sebagai bentuk sistem pemerintahan yang diidelkan dengan liberalisme. Pemerintahan Negara inggris dikenal sebagai induknya parlementaria (mother of parlemen). Pada sistem pemerintahan parlementer, kedaulatan berada ditangan rakyatmelalui parlemen (Parlement soverignitiy), d. Lembaga Kenegaraan 1.) Badan Eksekutif (White-Hall) Badan eksekutif inggris terdiri dari raja/ratu yang tidak dapat diganggu gugat (simbolis), adapun kekuasaan sesungguhnya ada pada perdana mentri selaku pemegang kekuasaan eksekutif adalah sebagai berikut. a). Memimpin partai mayoritas b). Memimpin cabinet yang anggotanya yang telah dipilihnya sendiri. c). Menjadi penghubung raja/atau ratu. d). Membimbing majelis rendah. Perdana menteri sewaktu-waktudapat mengadakan pemilu baru sebelum jabatan parlemen (5 tahun) berakhir. Meskipun secara penuh yang membubarkan dan menginstruksikan diadakan pemilu baru adalah raja/ratu sebagai pemegang tahta kerajaan atas saran dari perdana mentri. Kedudukan raja atau ratu sebagai pemegang tahta kerajaan hanya berfungsi dalam aspek pemerintahan yang bersifat serimonial (Keupacaraan). Inggris merupakan Negara kesatuan ( Unitari state ) dan juga kerajaan (united kingdom) yang
139
perdana mentrinya memiki jabatan dan kedudukan yang kuat terhadap parlemen. 2.) Badan Legislatif Tugas pokok/peran parlemen dalam sistem pemerintahan di inggris adalah sebagai berikut. a). Mengawasipelaksanaan undang-undang b). Menilai rekan-rekan separtai yang duduk dalam kabinet. c). Menyatakan gasan-gagasan politik. d). Mempersiapkan bidang legislasi atas dasar kebijakan mentri. e). Memaparkan argumentasi-argumentasi politik kepada para pemilih. Badan legislative atau parlemen inggris terdiri dari dua kamar yaitu haose of commons (majelis rendah) dan Hause of Lord. Anggota parlemen diiisi oleh partai yang menang dalam pemilu, sedangkan majelis tinggi anggotanya turun temurun dan dapat mengubah ataupun mengajukan undang-undang. Di Inggris kedudukan parlemen kuat, hal ini dikarenakan keanggotaan parlemen di isi oleh partai yang menang dalam pemilu, dan juga perdana mentri berasal dari kalangan mereka selamakepercaan masih diberikan. Di Inggris juga terdapat sebuah konvensi yang mengatur bahwa mentri harus diambil dari keanggotaan badan legislative dengan tidak melepaskan jabatannya di legislative agar tercipta hubungan yang erat anatara badan legislative dengan badan eksekutif guna memperlancar jalannya program pemerintahan.
4. Subtansi Negara Komunis Gagasan konstitusialisme sebagai mana terdapat di Negara-negara liberal (Barat) tidak dikenal di Negara-negara komunis. Sesuai dengan pandangan bahwa seluruh aparatur Negara –negara liberal tidak dikenal di Negara komuis. Sesuai dengan pandangan bahwa seluruh aparatur Negara serta aktifitas pemerintahan
140
ditujukan bagi terbentuknya masyarakat komunis maka kaum komunis menolak gagasan konstitusialisme, Negara komunis menolak konstitusi atau UUD yang tentu saja tidak memuat prinsip konstitusialisme. Konstitusi (UUD) di Negara komunis mempunyai fungsi ganda sebagai berikut. a. Mencerminkan kemenangan yang berhasil dicapai dalam perjuangan kearah tercapainya masyarakat komunis serta merupakan cataan formal dan legal dari kemajuan ang telah dicapai. b. Memberikan kerangka atau dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang dicita-citakan dalam tahap-tahap perkembangan menuju masyarakat komunis. Dalam rangka mewujudkan terciptanya masyarakat komunis inilah Negara dipakai sebagai alat atau sarana. Dengan demikian, Negara memiliki kekuasaan besar untuk mengusai segala aspek kehidupan dan mengendalikan warga. Isi UUD komunis adalah sebagai berikut. a. UUD member kekuasaan yang bersal pada penguasa (Negara) untuk menyelenggarakan segenap aspek kehidupan bernegara. b. UUD membatasi dan menekan hak-hak warga negaraa. Dalam Negara komunis, demokrasi yang terbentuk bukan demokrasi konstitusional, demokrasi yang yang paham komunis. Negara yang terbentuk adalah Negara totaliter. Negara-negara sekarang ini tidak banyak lagi, sejak Runtuhnya Ui Soviet, Negara-negara yang sebelumnya berpaham komunis berupaya mengubah diri menjadi Negara demokrasi, Negara komunis yang masih ada ialah Cina, Kuba, dan Vietnam. Slah satu contoh Negara yang kita bahas adalah Cina. a. Makanisme Konstitusional Demokrasi Rakyat (Versi Komunis) Menurut paham komunis, demokrasi rakyat merupakan bentuk khusus demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletar. Di Cina pembuat keputusan tertinggi adalah partai komunis Cina (PKC). Pembentukan keputusan dilakukan melalui komite-komite p[artai dalam siding tertutup sehingga di cina tidak ada proseslegislasi secara terbuka, dan undang-
141
undang public yang diumumkan relative sedikit. Adapun keputusankeputusan yang banyak dibuat adalah pernyataan umum tentang kebijakan mauoun dokrin. b. Lembaga-Lembaga Kenegaraan 1). Eksekutif Pemegang
kekuasaan
eksekutif
di
Cina
adalah
organ
Administratiutama (Dewan Negara) yang terdiri dari pedana mentri, waki-wakil perdana mentri, serta kepala-kepala dari semua kementrian maupun komisi. Lembaga Eksekutif bertugas untuk: a. Mengatur dan mengendalikan seluruh struktur administrative serta penyelenggaraan pemerintah Cinabersama-sama dengan badan tertinggi Partai Komunis Cina. b. Menerjemahkan keputusan-keputusan prtai dalam kebijakann Negara dan menjadikannya sebagai lembaga yang paling kuat diantara berbagai lembaga yang dibentuk oleh konstitusi. 2). Legislatif Pemegang kekuasaan legislative di Cina adalah Kongres Rakyat Cina (KRC) mereka bersidang setahun sekali dan anggotanya dipilih setiap empat tahun. 3) Yudikatif Pemegang kekuasaan tertinggi yudikatif di Cina meliputi sebagai berikut. a). Kejaksaan adalah kekuasaan yang bebas, termasuk dalam hal penyidikan,
penun
tutan
serta
pengawasan
secara
umum
terhadapsemua organ Negara, termasuk pengadilan. b). Pengadilan rakyat adalah Pengadilan rakyat bertanggung jawab kepada kongres rakyat disetiap tingkatan. Kekuasaan yudikatif di Cina dijalankan secara kaku dan bertingkat oleh pengadilan rakyat.
142
Lampiran 4 LEMBARAN DISKUSI SISWA Mata pelajran
:
Pendidikan kewarganegaraan
Standar kompetensi : 4. Menganalisis hubungan dasar Negara dengan konstitusi dalam berbagai aspek kehidupan Kopetensi dasar
: 4.1 Mendeskripsikan hubungan dasar Negara dengan konstitusi
Tujuan pembelajaran: 1. Siswa
mampu mendeskripsikan pengertian dasar
Negara 2.
Siswa
mampu
mendeskripsikan
pengertian
konstitusi negara. Lembaran Kegiatan Siswa: 1. Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat memiliki dasar Negara. Keberadaan dasar Negara menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jelaskanlah pengertian dasar Negara, fungsi dasar Negara, macam-macam dasar Negara, dan dasar Negara Indonesia. 2. Pengertian konstitusi dalam praktik tidak dapat dirumuskan secara pasti karena setiap ahli merumuskannya secara pandabgan masing-masing. ada yang menyamakannya istilah konstitusi dengan undang-undang dasar, tetapi ada juga yang membedakan antara konstitusi dengan undang-undang dasar. Jelaskanlah pengertian konstitusi dan jelaskan kedudukan konstitusi.
143
LEMBARAN DISKUSI SISWA Mata pelajran
:
Pendidikan kewarganegaraan
Standar kompetensi : 4. Menganalisis hubungan dasar Negara dengan konstitusi dalam berbagai aspek kehidupan Kopetensi dasar
: 4.1 Mendeskripsikan hubungan dasar Negara dengan konstitusi
Tujuan pembelajaran: 1. Siswa mampu menguraikan tujuan dan nilai konstitusi 2. Siswa mampu menyimpulkan keterkaitan dasar Negara dengan konstitusi di sebuah Negara. Lembaran Kegiatan Siswa: 1. konstitusi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis, jelaskanlah apa yang dimaksud dengan konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis? 2. Sifat dari konstitusi dapat dibedakan menjadi dua yaitu konstitusi yang bersifat kaku (riged), dan konstitusi yang bersifat supel (Flexible). jelaskanlah apa yang dimaksud dengan konstitusi yang bersifat kaku (riged), dan konstitusi yang bersifat supel (Flexible)? 3. Jelaskanlah tujuan konstitusi secara umum. 4. Ada tiga nilai yang terkandung dalam konstitusi yaitu nilai Normatif, nilai nominal, dan nilai semantik. jelaskanlah arti dari nilai nomoinal dan nilai semantik. 5. Menurut Hamid S. Attamimi sebagai norma hukum tertinggi dan cita hukum.dasar Negara mempunyai fungsi sebagai Regulatif dan Konstitutif, Jelaskanlah apa yang dimaksud regulatif dan konstitutif?
144
LEMBARAN DISKUSI SISWA
Mata pelajaran Standar kompetensi
: Pendidikan kewarganegaraan : 4. Menganalisis hubungan dasar Negara dengan konstitusi dalam berbagai aspek kehidupan Kopetensi dasar : 4.2 Menganalisis subtansi konstitusi Negara Tujuan pembelajaran : 1. Siswa mampu menguraikan unsur sebuah konstitusi 2. Siswa mampu menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi Negara tertentu. 3.Siswa mampu menganalisis subtansi konstitusi Indonesia Lembaran Kegiatan Siswa: 1. 2. 3. 4. 5.
Jelaskan hal-hal penting atau subtansi yang ada dalam sebuah konstitusi. Pada umumnya konstitusi suatu Negara terdiri dari dua yaitu . . . . Apa inti atau sifat pokok dari UUD 1945? Jelaskan subtansi konstitusi Negara Indonesia Apa saja hal-hal yang termuat dalam konstutusi menurut Prof. Sri Sumantri 6. Apa saja hal-hal yang dimuat dalam UUD 1945 selaku konstitusi NKRI 7. Dalam konstitusi Indonesia diatur mekanisme pelaksanaan demokrasi pancasila. Indonesia menganut paham konstitusionalisme, yaitu seperti yang dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 Alinea 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konstitusionalisme. 8. Apa ciri-ciri konstitusionalisme. 9. Apa saja lembaga-lembaga Negara dalam sistem ketata negaraan Indonesia menurut UUD 1945 10. Jelaskan beberapa konstitusi yang menjadi pedoman penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia semenjak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 hingga saat ini, beserta sistematikanya. 11. Jelaskan sifat, sumber konstitusi inggris, dan mekanisme konstitusional demokrasi parlementer serta lembaga kenegaraan nya. 12. apa fungsi konstitusi (UUD) di Negara komunis 13. Apa ciri-ciri UUD komunis 14. Jelaskan lembaga-lembaga kenegaraan cina
145
Lampiran 5 SOAL TOURNAMENT 1. Apakah pengertian dasar Negara? 2. Sebutkan empat fungsi Negara….. 3. Idiologi yang berpandangan adanya persamaan dan kesamaan dalam menjalani hidup.Hai ini Merupakan pengertian dari … 4. Idiologi yang berpaham kebebasan, yaitu pengakuan hak-hak individual yang harus di lindungi dari campur tangan Negara dan badan-badan yang lain.Hal ini Merupakan pengertian dari… 5. suatu bentuk dari kediktatoran yang dapat dipersamakan otoritarian. didalamnya terdapat unsur-unsur kekerasan dalam hal-hal lain yang bersifat mengerikan (pembantaian, diskriminasi ras, ekspansi ke Negara lain,penghilangan hak-hak
asasi manusia,dan masih banyak lain
nya),terutama dalam hal pengabaian hak-hak asasi warga Negara.fasisme ini menitikberatkan padapola khusus aksi dan sangat tergantung pada pemimpin yang kharismatik. Hal ini merupakan pengertian dari … 6. Ideologi untuk menetapkan agama tertentu sebagai suatu sistem politik dalam Negara. Hal ini merupakan pengertian dari … 7. Apa yang di maksud asas gotongroyong? 8. Apa yang di maksud asas kekeluargaan? 9. Apa yang di maksud asas musyawarah ? 10. Apa yang di maksud asas keseimbangan dan keselarasan ? 11. Apa yang di maksud asas Bhinneka tungal Ika ? 12. Apa yang di maksud asas kebersamaan hidup ? 13. Sebutkan kedudukan dan fungsi pancasila bagi bangsa dan Negara Indonesia? 14. Merupakan pemersatu
bangsa dalam mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan lahir dan batin dalam bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku bangsa. Adalah fungsi pancasila sebagai ….. 15. Keseluruhan aturan dan ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi hukum tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang
146
diselenggarakan didalam suatu Negara. Hal ini Merupakan pengertian Konstitusi dalam arti….. 16. Suatu dokumen yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari ketatanegaraan suatu Negara. Hal ini Merupakan pengertian konstitusi dalam arti …. 17. Sebutkan dua kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketata negaraan …. 18. Konstitusi memuat aturan pokok mengenai penyelenggaraan Negara, yaitu badan-badan atau lembaga-lembaga pemerintahan dan memberikan kekuasaan
serta
prosedur
kekuasaan
tersebut
pada
badan-badan
pemerintah. ini Merupakan kedudukan konstitusi sebagai ….. 19. Konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap peraturanperaturan yang lain dalam tata hukum pada suatu Negara. ini Merupakan kedudukan konstitusi sebagai … 20. Konstitusi dapat dibedakan jadi dua macam yaitu …. 21. Apa yang dimaksud dengan konstitusi tertulis? 22. Apa yang dimaksud dengan dengan konstitusi tidak tertulis? 23. Hanya dapat diubah melalui prosedur yang berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada Negara yang bersangkutan. Merupakan konstitusi yang bersifat …. 24. Konstitusi yang memiliki cirri khusus antara lain mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi daripada peraturan perundang-undangan lain dan hanya dapat diubah dengan cara khusus atau istimewa atau dengan persyaratan yang berat. adalah konstitusi yang bersifat …. 25. Konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur yang sama dengan prosedur membuat undang-undang pada Negara yang bersangkutan. Merupakan konstitusi yang bersifat … 26. Sebutkan ciri-ciri khusus konstitusi yang bersifat Supel (fleksibel) … 27. Apa tujuan konstitusi secara umum …. 28. Kostitusi sucara umum tetap berlaku, tetapi dalam kenyataannya hanya sekedar untuk memberi bentuk dari tempat yang telah ada dan untuk
147
melaksanakan kekuasaan politik. hal ini mengandung arti bahwa konstitusi tersebut bernialai … 29. Konstitusi menurut hukum memang berlaku tetapi dalam kenyataannya (praktiknya) tidak dilaksanakan secara sempurna karena ada pasal yang tidak dijalankan.Hal ini mengandung arti bahwa konstitusi tersebut bernilai …. 30. Menurut Hamid S. Attamimi sebagai norma hukum tertinggi dan cita hukum.dasar Negara mempunyai fungsi ….
148
SOAL TOURNAMENT 1. Sebutkan hal-hal penting atau subtansi yang ada dalam sebuah konstitusi . . . 2. Pada umumnya konstitusi suatu Negara terdiri dari dua yaitu . . . . 3. Apa inti atau sifat pokok dari UUD 1945? 4. Jelaskan subtansi konstitusi Negara Indonesia 5. Konstitusi juga harus memuat hal-hal sebagai berikut. a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lalu b. Pandangan tokoh-tokoh bangsa/pembentuk Negara hendak diwujudkan untuk waktu sekarang/waktu yang akan datang c. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan suatu bangsa Hal tersebut merupakan pendapat . . . . 6. Sebutkan 3 (tiga) Hal yang dimuat dalam UUD 1945 selaku konstitusi NKRI 7. Pada alenia berapa dinyatakan dalam UUD 1945 bahwa Indonesia menganut paham konstitusionalisme 8. apa yang dimaksud dengan konstitusionalisme . . . 9. Apa ciri-ciri konstitusionalisme 10. Apa saja lembaga-lembaga Negara dalam sistem ketata negaraan Indonesia menurut UUD 1945 11. Konstitusi Indonesia pertama kali yaitu UUD 1945, Pada tahap ini pelaksanaan aturan pokok ketatanegaraan terbagi dalam dua periode yaitu …. 12. Pada periode 18 agustus 1945-14 November 1945 sistem pemerintahan Indonesia adalah . . . . 13. Pada periode 18 agustus 1945-14 November 1945 bentuk negara Indonesia adalah . . . . 14. Pada periode 18 agustus 1945-14 November 1945 bentuk Pemerintahan Indonesia adalah . . . . 15. Pada periode 14 November 1945-27 Desember 1949 Sistem perintah Indonesia adalah . . . .
149
16. Pada periode 14 November 1945-27 Desember 1949 bentuk perintah Indonesia adalah . . . . 17. Pada periode 14 November 1945-27 Desember 1949 bentuk perintahan Indonesia adalah . . . . 18. a. Pembukaan UUD 1945 terdiri dari 4 alinea b. Batang tubuh UUD 1945 terdiri dari 16 Bab, 37 pasal, serta 4 pasal aturan peralihan dan 2 pasal tambahan c. Penjelasan resi UUD 1945 19. Hal di atas merupakan sistematika dari . . . . 20. Konstitusi RIS berlaku pada . . . . 21. Pada masa kontitusi RIS bentuk Negara Indonesia adalah . . . . 22. Pada masa kontitusi RIS sistem pemerintahan Indonesia adalah . . . . 23. Pada masa kontitusi RIS bentuk pemerintahan Indonesia adalah . . . . 24. Undand-Undang Dasar Sementara berlaku pada . . . . 25. Pada
masa
Konstitusi
Undand-Undang
Dasar
Sementara
sistem
pemerintahan Indonesia adalah . . . . 26. Sebutkan sifat konstitusi Inggris . . . . 27. Sebutkan sumber konstitusi inggris . . . . 28. Sebutkan lembaga kenegaraan Inggris . . . 29. Perhatikan hal berikut a. Mencerminkan kemenangan yang berhasil dicapai dalam perjuangan kearah tercapainya masyarakat komunis serta merupakan catatan formal dan legal dari kemajuan yang telah dicapai b. Memberi kerangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang dicita-citakan dalam tahap-tahap perkembangan menuju masyarakat komunis. 30. Hal tersebut merupakan fungsi konstitusi di Negara . . . . a. Sebutkan cirri-ciri UUD komunis b. Sebutkan Lembaga-lemabaga kenegaraan di Cina
150
Lampiran 6 LEMBARAN JAWABAN SOAL TOURNAMENT 1. Dasar negara ialah suatu norma tertinggi yang merupakan sumber bagi pembentukan tata hukum dan peraturan perundangan di suatu negara. 2. 1) Dasar untuk berdirinya kedaulatan negara. 2) Dasar kegiatan dalam penyelenggaraan negara. 3) Dasar dan sumber hukum nasional. 4) Dasar bagi hubungan antarwarga negara. 3. Sosialisme 4. Liberalisme 5. Fasisme 6. Fundamentalisme 7. artinya bekerja bersama-sama untuk kepentingan bersama dan hasilnya dinikmati bersama; 8. berarti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap hak dan kewajiban anggota masyarakat; 9. dalam menentukan keputusan yang menyangkut orang banyak atau rakyat; 10. berarti adanya keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani, keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan masyarakat, serta keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan alam sekitarnya; 11. yaitu adanya toleransi kehidupan antara suku-suku bangsa yang berbeda dan antarumat beragama; 12. artinya seseorang tidak dapat hidup seorang diri, melainkan harus hidup dengan orang lain secara bersama-sama dengan menjunjung tinggi asas kekeluargaan dan gotong royong. 13. a. Dasar negara, b. Kepribadian bangsa Indonesia c. Pandangan hidup d. Perjanjian luhur bangsa Indonesia 14. Pandangan hidup 15. Dalam arti luas
151
16. dalam arti sempit 17. 1) Sebagai hukum dasar 2) Sebagai hukum tertinggi 18. Sebagai hukum dasar 19. Sebagai hukum tertinggi 20. a. Konstitusi tertulis b. Konstitusi tidak tertulis 21. Yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan tugastugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang dasar. 22. Merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi. 23. konstitusi yang bersifat kaku (rigid) 24. konstitusi yang bersifat kaku (rigid) 25. sifat supel disini diartikan bahwa konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan. 26. Ciri-ciri khusus dari konstitusi yang bersifat supel (flexible) adalah elastis, diumumkan, dan diubah dengan cara yang sama dengan undang- undang. 27. Secara umum konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan penyelenggara negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin hak-hak warga negara. 28. Nilai semantik 29. Nilai nominal. 30. a. Regulatif b. Konstitutif
152
LEMBARAN JAWABAN SOAL TORNAMENT 1. a. Pernyataan mengenai Gagasan-gagasan politik, moral, dan keagamaan b. Ketentuan mengenai Struktur organisasi Negara c. Ketentuan memgenai hak-hak asasi manusia d. Ketentuan mengenai prosedur mengubah Undang-Undang e. Larangan mengubah sifat tertentu dari Undang-Undang Dasar 2. a). Bagian pembukaan atau mukadimah b). Bagian pasal-pasal 3. Inti atau sifat pokok dari UUD 1945 adalah Pancasila sebagai dasar yuridis bagi pelaksanaan dan kelangsungan Negara republik Indonesia. 4. Subtansi konstitusi Negara Indonesia adalah naskah yang merupakan kerangka dan tugas-tugas dari badan-badan perintahan Negara Indonesia dan menentukan pokok-pokok kerja tersebut berdasarkan pancasila 5. Prof. Sri Sumantri 6. Tiga dari enam berikut a. Hal-hal yang bersifat umum b. Hal-hal yang terkait dengan lembag-lembaga Negara c. Hal-hal yang menyangkut hubungan antara Negara dan warga Negara d. Konsepsi atau cita-cita Negara dalam berbagai aspek kehidupan e. Hal mengenai perubahan undang-undang dasar f. Ketentuan peralihan dan transisi 7.
Alinea 4
8. Konstitusionalisme adalah gagasan bahwa pemerintahan merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi dikenakan beberapa pembatasan agar kekuasaan itu tidak disalah gunakan oleh mereka yang memerintah. 9. ciri-ciri konstitusionalisme a. Isi UUD adalah membatasi kekuasaan Negara dan penyelenggaraan pemerintahan. b. Isi UUD member jaminan kebebasan dan hak asasi warga negara
153
10. Lembaga-lembaga kenegaraan Indonesia menurut UUD 1945 a. Eksekutif b. Legislatif c. Yudikatif 11. 1). Periode 18 Agustus 1945-14 November 1945 2). Periode 14 November 1945-27 Desember 1949 12. Sistem pemerintahan adalah Kabinet presidensial 13. Bentuk Negara adalah Negara kesatuan 14. Adalah Republik 15. Adalah Kabinet parlementer 16. Adalah Republik 17. Adalah Negara kesatuan 18. Sistematika UUD 1945 19. Berlaku pada 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 20. Adalah Negara Federasi/serikat 21. Parlementer 22. Republik 23. 17 Agustus 1950-5 juli 1955 24. Parlementer 25. Tidak tertulis (kovensi), luwes (feksibel)/ mudah diadakan perubahan dan tidak ada badan pengaman khusus 26. Statuta-statuta yang disahkan parlemen, kebiasaan parlemen, keputusan pengadilan, dan konvensi konstitusi 27. 1). Badan eksekutif 2). Badan legislatif 28. Komunis 29. a). UUD member kekusaan yang besar padaa penguasa (Negara) untuk menyelenggarakan segenap aspek kehidupan bernegara. b). UUD membatasi dan menekan hak-hak warga negara 30. 1). Eksekutif 2). Legislatif 3). Yudikatif
154
Lampiran 7 KISI-KISI SOAL TES UJI COBA
Satuan Pendidikan
: MAN Muara Labuh
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: X/2
N o 4
Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi
Indikator
Materi Pelajaran
Jumlah
No Soal
Kunci
1. Pengertian Dasar Negara
8
1.2.9.16.17.20.31.43
C.B.B.B.D.E.B. C.
2. Pengertian Konstitusi Negara
9
3.8.10.12.13.18.22.36. 46.
B.B.A.B.C.E.B. E.
3. Tujuan dan Nilai konstitusi
8
6.7.11.14.29.32.33.34
E.C.D.E.C.B.E. A.
19.21.23.38.39.
C.D.E.D.B.
Mendeskripsikan pengertian dasar negara Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konstitusi di sebuah negara
4. Keterkaitan Dasar 5 negara dan
155
konstitusi
4.2 Menganalisis substansi konstitusi negara
Menguraikan unsur sebuah konstitusi Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu Menganalisis substansi konstitusi Indonesia
1. Muatan konstitusi 9 negara
4,15.26.27.28.30.35. 42.49.
C.B.D.B.E.B.B. A.D.
2. Klasifikasi konstitusi di Indonesia
7
5.24.37.40.41.48.50.
D.B.B.E.C.A.E.
4
25.44.45.47.
B.B.A.B
3. Implementasi dasar negara ke dalam konstitusi atau UUD 1945
156
Lampiran 8 SOAL UJI COBA Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/semester : X/I Petunjuk umum: 1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal ujian. 2. Tulislah dulu nama dan kelas pada lembar jawaban. 3. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawabnya. 4. Laporkan pada pengawas jika ada tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah soal yang kurang dll. 5. Dulukan menjawab soal-soal yang dianggap mudah. 6. Periksa ulang lembaran jawaban sebelum diserahkan pada pengawas. Petunjuk khusus: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan menyilang salah satu huruf a,b,c,d dan e pada lembar jawaban. 1. Perwujudan :Pancasila sebagai dasar Negara dalam kehidupan kenegaraan nampak dalam . . . . a. sikap dan perilaku anggota masyarakat b. adat istiadat dan kebiasaan masyarakat c. peraturan perundang-undangan d. system sosial yang berbeda e. pandangan hidup dan kepribadian bangsa 2. Pedoman dasar dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan Negara dalam berbagai bidang kehidupan yang meliputi politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan merupakan pengertian . . . . a. Negara b. Dasar Negara c. Konstitusi d. Konvensi e. Traktat 3. Konstitusi bertujuan untuk membatasi ke sewenangwenangan tindakan pemerintah dalam merumusskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat pernyataan tersebut dikemukakan oleh . . . . a. Astin Riyanto b. C.F. Strong c. Maurice Haurio d. Bagirman Marian e. Mariam Budiarjo 4. Negara kesatuan republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan pancasila. hal ini dapat disimpulkan dari… a. Supersemar 11 Maret 1961 b. Pembukaan UUD 1945 alinea I c. Pembukaan UUD 1945 alinea IV d. Dekrit presiden e. Batang Tubuh UUD 1945 5. Bentuk pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah… a. serikat b. kesatuan c. demokrasi d. republik e. monarki
157
6. Tujuan konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara keteriban (de orde), kekuasaan (het gezag), dan kebebasan. Pernyataan tersebut di umumkan oleh …. a. Bagir manan b. C.F. Srong c. K.C. Wheare d. Karl Loewenstein e. Maurice Haurio 7. Konstitusi yang hanya dapat dirubah jika dengan menggunakan proses khusus adalah konstitusi yang bersifat … a. permanen b. umum c. rigid d. fleksibel e. tertulis 8.
9.
Keseluruhan aturan dan ketentuan yang menggambarkan system ketatanegaraan suatu negara merupakan pengertian dari. . . . . a. konstitusi dalam arti sempit b. konstitusi dalam arti luas c. konstitusi dalam arti menengah d. konstitusi dalam arti umum e. konstitusi dalam arti tertentu Pancasila sebagai Dasar Negara mengandunng arti bahwa Pancasila merupakan….. a. Dasar diproklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Landasan didirikannya bangunan yang bernama bangsa Indonesia. c. Dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan Indonesia.
d. Nilai dasar yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. e. Nilai dasar yang mampu menggerakan bangsa Indonesia untuk tumbuh. 10. Menurut Herman Heller, konstitusi mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan , tetapi belum dalam bentuk hikum hal ini merupakan pengertian… a. Konstitusi sebagai pengertian sosial politik b. Konstitusi sebagai pengertian hukum c. Konstitusi sebagai suatu peraturan hukum d. Konstitusi sebagai pengertian sosial budaya e. Konstitusi sebagai pengertian politik 11. Konstitusi yang bersifat regit atau kaku dicirikan oleh isinya yang memuat hal-hal… a. Pokok b. Penting c. Dasar d. Pokok dan penting e. Rumit 12. Istilah konstitusi dalam bahasa inggris adalah … a. constitution d. constituin b. constium e. couscecoen c. constion 13. Konstitusi dalam pengertian sempit adalah … a. Pancasila b. UUD c. UU organic d. Konvensi/Kebiasaan
158
e. Peraturan perundan-undangan lainnya 14. Berikut ini yang termasuk fungsi konstitusi dalam Negara adalah… a. Putusan badan pengadilan b. Sebuah konvensi c. Undang-Undang Dasar d. Keputusan politik tertinggi e. Membagi kekuasaan dalam negara 15. Yang bukan menjadi isi konstitusi adalah. . . . a. sifat, bentuk gegara dan bentuk pemerintahan b. identitas Negara c. jaminan hak-hak asasi manusia d. dasar filsafat suatu Negara e. ketentuan organisasi, wewenang, cara pembentukan, kedudukan lembaga Negara 16. Setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban untuk turut berpartisipasi dalam upaya mencapai tujuan Negara. Untuk menggunakan hak serta kewajibannya tersebut warga Negara harus berpedoman pada dasar Negara yaitu sebagai …. a. Dasar berdiri dan tegaknya Negara. b. Dasar partisipasi warga Negara. c. Dasar kegiatan penyelenggaraan Negara. d. Dasar pergaulan antar Warga Negara. e. Dasar pemersatu bangsa Indonesia. 17. Pancasila sebagai dasar Negara sering disebut sebagai dasar
falsafah Negara atau dikenal dengan istilah . . . . a. Staatside b. Rechtsidee c. Formal gezed d. Philosofische gronslag e. Staats fundamental norm 18. Ahli yang berpendapat bahwa konstitusi tidak sama dengan UUD yaitu… a. Federik Hegel b. Struycken c. Herman Heller d. Lasalle e. Oliver Cromwell 19. Hubungan antara Dasar Negara denagan konstitusi adalah… a. Konstitusi merupakan sumber bagi dasar Negara b. Dasar Negara merupakan penjabaran konstitusi c. Konstitusi merupakan penjabaran dari dasar Negara d. Dasar Negara sama dengan konstitusi e. Dasar Negara tidak sama dengan konstitusi 20. Dasar Negara Indonesia disahkan pada tanggal….. a. 1 Juni 1945 b. 10 Juli 1945 c. 17 Juli 1945 d. 17 Agustus 1945 e. 18 Agustus 1945 21. Reformasi yang terjadi di Indonesia hendaknya tidak membentur sendi-sendi fundamental Negara. Yang dimaksud sendi-sendi fundamental bangsa dan Negara Indonesia adalah… a. Pembukaan UUD 1945
159
b. c. d. e.
Sumber tertib hukum UUD 1945 Pancasila Konstitusi Negara
22. Pengertian konstitusi dalam ketatanegaraan Negara Indonesia sama dengan….. a. Undang-Undang b. Peraturan pemerintah c. Keputusan presiden d. Peraturan tidak tertulis e. UUD 1945 23. Pancasila merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa, pernyataan tersebut merupakan fungsi pancasila sebagai….. a. Dasar Negara b. Pandangan hidup bangsa c. Jiwa dan kepribadian d. Perjanjian luhur bangsa Indonesia e. Kepribadian bangsa Indonesia 24. Pada saat Negara Indonesia berbebtuk serikat, konstitusi yang digunakan adalah. . . . a. UUD 1945 b. Konstitusi RIS 1949 c. UUDS 1945 d. UUD 1945 hasil amandemen 25. Contoh Negara yang wewenang untuk mengubah atau membatalkan atau konsitusi UUD berada ditangan parlemen adalah… a. Indonesia b. Inggris c. Prancis d. Jerman e. Amerika Serikat
26. Pada umumnya konstitusi berisi ketentuan tentang… a. Pembagian kekuasaan b. Dasar negara pancasila c. Perlindungan hak asasi manusia d. Jawaban A dan C benar e. Semua jawaban benar 27. Paham yang menghendaki adanya pembatasan kekuasaan pemerintah melalui hukum dasaryang tertulis disebut… a. Absolutisme b. Konstitusionalisme c. Negara hukum d. Positifisme e. Rule of Law 28. Yang bukan merupakan ketentuan-ketentuan yang harus dimuat dalm Undang-Undang Dasar menurut Mariam Budiharjo adalah… a. Organisasi Negara b. Hak asasi manusia c. Prosedur pengubah UUD d. Memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD e. Organisasi pemerintah 29. Untuk mengetahui bahea konstitusi tersebut bersifat regid atau flexible yaitu melalui… a. Cara penerapan dan keluwesannya b. Badan pembentuk dan produr perubahannya c. Prosedur perubahan dan tingkat keluwesannya d. Pembukaan dan batang tubuhnya e. Dasar-dasar dan tujuannya
160
30. Konstitusi memuat suatu peraturan pokok (Fundamental) mengenai soko guru atau sendisendi pertama untuk menegakan bangunan besar bernama Negara. pernyataan ini merupakan subtansi konstitusi Negara menurut… a. A.A Struycken b. Wirjono Projodikoro c. Mariam Budiharjo d. G.S Diponolo e. Herman heller 31. Menurut Prof. Dr. Drs. Notonagaro, S.H., Pancasila sebagai dasar negarabmempunyai kedudukan yang istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bagi bangsa Indonesia, yaitu sebagai . ... a. Hukum positif b. Pokok kaidah Negara yang Fundamental c. Hukum dasar d. Hukum tertinggi e. Norma hukum 32. Konstitusi Amerika serikat dalam amandemen ke-14 tentang kewarganegaraan dan perwakilan ternyata tidak berlaku secara sempurna untuk seluruh Amerika Serikat sehingga dapat dikatakan bahwa konstitusi tersebut bernilai . . . . a. Normatif b. Nominal c. Semantik d. Formal e. Material 33. Konstitusi secara umum tetap berlaku, tetapi dalam kenyataannya hany sekedar
untuk member bentuk dari tempat yang telah ada dan untuk melaksanakan kekuasaan politik. Hal ini mengandung arti bahwa konstitusi tersebut bernilai .. .. a. Formal b. Material c. Nomonal d. Fungsional e. Semantik 34. Konstitusi yang memilki ciri-ciri khusus antara lain elastis, diumumkan, dan diubah dengan cara yang sama seperti Undangundang adalah . . . . a. Konstitusi regid b. Konstitusi tertulis c. Konstitusi fleksibel d. Konstitusi derajat tinggi e. Konsritusi tidak berderajat tinggi 35. Secara umum konstitusi memuat beberapa hal berikut, Kecuali .... a. Perlindungan HAM b. Hubungan Luar negeri c. Struktur organisasi indonesia d. Prosedur mengubah UndangUnadang e. Gagasan politik, Moral dan keagamaan 36. Konstitusi Negara Republik Indonesia adalah . . . . a. Pancasila b. UUD 1945 c. Keputusan presiden d. Undang-Undang e. Peraturan pemerintah 37. Perbedaan bentuk negara kesatuan dengan Negara serikat terletak pada .. a. jabatan kepala negara b. system pemerintahan
161
c. jumlah undang-undang dasar yang dimiliki d. hak untuk mengatur daerahnya e. kedaulatan keluar dipegang oleh pemerintah pusat 38. Hubungan antara dasar Negara dengan konsitusi adalah . . . . a. Tidak ada hubungan antar dasar Negara dengan konstitusi b. Dasar Negara sama dengan konstitusi c. Dasar Negara merupakan penjabaran konstitusi d. Dasar nega merupakan sumber bagi konstitusi dan konstitusi merupakan penjabaaran dari dasar Negara e. Konstitusi merupakan sumber dasar Negaradan dasar Negara merupakan penjabaran Konstitusi 39. Menurut Hamid S. Attamimi dasar Negara memiliki dua fungsi, salah satunya adalah sebagai pembentuk hukum sehingga tanpa adanya dasar Negara tersebut maka norma hukum di bawahnya akan kehilangan maknanya sebagai hukum. Fungsi tersebut dinamakan fungsi . . . . a. Regulatif d. Yuridis b. Konstitutif e. Sosiologis c. Politis 40. Sistem pemerintahan yang diberlakukan pada saat Indonesia merupakan UUDS 1950 sebagai konstitusi adalah . . . . a. Kesatuan d. Serikat b. Republik e. Parlemenrer c. Presidensial
41. Kontitusi RIS berlaku pada . . . . a. 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 b. 5 Juli 1959-11 Maret 1968 c. 27 desember 1949-17 Agustus 1950 d. 18 Agustus 1945-27 desember 1949 e. 18 Agustus 1945-14 November 1949 42. Perhatikan pernyataan berikut! 1) UUD memberi kekuasaan yang besar pada penguasa (Negara) untuk menyelenggarakan segenap aspek kehidupan Negara. 2) Isi UUD adalah membatasi kekuasaan Negara dan menyelenggarakan pemerintahan. 3) Isi UUD member jaminan kebebasan dan hak asasi warga Negara. 4) UUD membatasi dan menekan hak warga Negara Bedasarkan pernyataan tersebut, yang merupakan cirri-ciri UUD komonis adalah… a. 1 dan 2 d. 2 dan 4 b. 2 dan 3 e. 3 dan 4 c. 1 dan 4 43. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi dasar Negara adalah . . . . a. Dasar aspirasi politik b. Dasar partisipasi warga Negara c. Dasar berdiri dan tegaknya Negara d. Dasar dan sumber hukum nasional e. Dasar kegiatan penyelenggaraan Negara
162
44. Konstutusi secara hirarkis memiliki kedudukan lebih tinggi (superior) Terhadap aturanaturan lainnya. sehingga aturanaturan lain yang dibuat oleh pembentuk undang-undang harus sesuai dan tidak bertentangan dengan apa yang telah diatur dalam konstitusi. Pernyataan tersebut menunjukkan kedudukan konstitusi sebagai . . . . a. Hukum dasar b. Hukum tertinggi c. Cita-cita hukum d. Norma pertama e. Norma dasar 45. Bagian dari UUD 1945 yang termasuk Staats fundamental norm adalah . . . . a. Pembukaan d.Aturan tambahan b. Batang Tubuh c. Pasal-pasal d. Aturan tambahan e. Aturan peralihan 46. Menurut Herman Heller pengertian konstitusi dibagi menjadi tiga. Salah satunya adalah konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan, sehingga mengandung pengertian . . . . a. Politik b. Yuridis c. Sosiologis d. Politik yuridis e. Politik sosiologis 47. Menurut Carl Schmitt, konstitusi merupakan norm der normen, yaitu . . . . a. Norma yang berada di bawah hukum dasar
b. Norma dasar yang menjadi sumber bagi norma-norma lainnya yang berlaku c. Sumber dari segala sumber hukum d. Hukum tertinggi yang menjadi dasar Negara e. Norma yang tidak menjadi dasar hukum 48. Konstitusi bertujuan untuk membatasi kesewenang wenangan tindakan pemerintah dalam merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat pernyataan tersebut dikemukakan oleh . . . . a. Astin Riyanto b. C.F. Strong c. Maurice Haurio d. Bagirman Marian e. Mariam Budiarjo 49. Konstitusi memuat ketentuan mengenai pembagian kekuasaan Negara baik antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, maupun badan-badan Negara lainnya. sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu subtansi konstitusi secara umum adalah memuat tentang . . . . a. Gagasan politik, moral, dan keagamaan b. Ketentuan mengenai perlindungan HAM c. Perosedur perubahan konstitusi d. Ketentuan mengenai struktur organisasi Negara e. Larangan megubah sifat tertentu dari konstitusi 50. Berikut ini yang merupakan ciriciri konstitusi sistem pemerintahan presidensial adalah ....
163
a. Presiden dapat membubarkan legislatif b. Lembaga legislatif dapat memerintahkan diadakannya pemilu c. Perdana mentri bersama kabinet bertanggung jawab kepada parlemen d. Para anggota kabinet bisa seluruhnya/ sebagian adalah anggota parlemen e. Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif
164
Lampiran 9 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA 1. C
26. D
2. B
27. B
3. A
28. E
4. C
29. C
5. D
30. B
6. E
31. B
7. C
32. B
8. B
33. E
9. B
34. C
10. A
35. B
11. D
36. B
12. A
37. B
13. B
38. D
14. E
39. B
15. B
40. E
16. B
41. C
17. D
42. A
18. C
43. A
19. C
44. D
20. E
45. A
21. D
46. E
22. E
47. B
23. E
48. A
24. B
49. D
25. B
50. E
165
Lampiran 10 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
28.53
129.706
.268
.927
item2
28.37
127.620
.482
.925
item3
28.47
132.395
.036
.929
item4
28.37
127.137
.527
.925
item5
28.30
129.183
.365
.926
item6
28.27
132.685
.020
.929
item7
28.40
125.214
.694
.924
item8
28.47
129.775
.265
.927
item9
28.23
130.737
.233
.927
item10
28.53
129.706
.268
.927
item11
28.53
131.982
.071
.929
item12
28.40
125.214
.694
.924
item13
28.30
129.183
.360
.926
item14
28.60
130.317
.217
.928
item15
28.50
127.914
.427
.926
item16
28.30
135.597
-.261
.931
item17
28.27
132.616
.027
.929
item18
28.40
127.766
.457
.926
item19
28.53
127.913
.426
.926
item20
28.53
126.809
.524
.925
item21
28.50
127.914
.427
.926
item22
28.53
126.809
.524
.925
item23
28.53
126.809
.524
.925
item24
28.53
127.913
.426
.926
item25
28.53
126.809
.524
.925
item26
28.37
127.895
.456
.926
item27
28.53
127.913
.426
.926
166
item28
28.53
125.637
.629
.924
item29
28.37
127.895
.456
.926
item30
28.37
127.895
.456
.926
item31
28.53
125.637
.629
.924
item32
28.40
125.972
.623
.924
item33
28.53
126.809
.524
.925
item34
28.53
126.809
.524
.925
item35
28.40
126.593
.565
.925
item36
28.47
128.120
.411
.926
item37
28.53
126.809
.524
.925
item38
28.53
125.637
.629
.924
item39
28.40
125.972
.623
.924
item40
28.50
128.052
.414
.926
item41
28.53
126.809
.524
.925
item42
28.50
127.776
.439
.926
item43
28.53
125.637
.629
.924
item44
28.40
125.972
.623
.924
item45
28.37
127.826
.462
.926
item46
28.53
126.809
.524
.925
item47
28.50
127.776
.439
.926
item48
28.40
128.662
.375
.926
item49
28.53
126.809
.524
.925
item50
28.40
125.972
.623
.924
167
Lamiran 11 Uji Realiabilitas
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.927
50
168
Lampiran 12 NOMOR BUTIR SOAL(X) ITEM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
KUNCI
C
B
A
C
D
E
C
B
B
A
D
A
B
B
B
B
B
C
C
E
D
E
E
B
B
D
B
E
C
B
B
B
E
C
B
B
E
D
B
E
C
A
A
D
A
E
B
A
D
E
Y
Y2
SISWA
KELOMPOK ATAS
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
46
2116
2
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
45
2025
3
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
45
2025
4
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
43
1849
5
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
43
1849
6
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
40
1600
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
37
1369
8
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
37
1369
9
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
35
1225
10
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
35
1225
11
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
34
1156
12
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
34
1156
13
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
33
1089
14
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
33
1089
15
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
32
1024
JUMLAH
9
12
8
12
13
10
13
9
13
9
7
14
13
7
12
9
11
12
10
9
12
11
11
10
11
13
10
10
13
13
10
12
9
9
13
11
9
10
12
10
9
10
10
12
13
9
10
11
9
12
572
22166
16
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
31
961
17
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
24
576
18
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
22
484
19
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
22
484
20
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
22
484
21
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
20
400
22
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
19
361
23
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
19
361
24
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
19
361
25
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
19
361
26
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
19
361
27
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
324
28
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
17
289
29
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
17
289
30
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
15
225
JUMLAH
6
7
8
7
8
12
5
7
10
6
7
4
8
5
4
12
11
6
4
5
4
3
3
4
3
6
4
4
6
6
4
6
5
5
5
5
5
4
6
5
5
5
4
6
6
5
5
7
5
6
302
6260
KELOMPOK BAWAH
169
Lampiran 13 ANALISIS INDEKS KESUKARAN, DAYA BEDA & VALIDITAS TES SOAL UJI COBA No Item
BA
1
9
6
2
12
3 4 5
BB
P
B
D
Keterangan
Nilai
Kriteria
Nilai
Kriteria
15
0.50
Sedang
0.20
Sukar
Buang
7
19
0.63
Sedang
0.33
Sedang
Pakai
8
8
16
0.53
Sedang
0.00
Sukar
Buang
12
7
19
0.63
Sedang
0.33
Sedang
Pakai
13
8
21
0.70
Sedang
0.33
Sedang
Pakai
6
10
12
22
0.73
Mudah
-0.13
Tidak Baik
Buang
7
13
5
18
0.60
Sedang
0.53
Mudah
Pakai
8
9
7
16
0.53
Sedang
0.13
Sukar
Buang
9
13
10
23
0.77
Mudah
0.20
Sukar
Buang
10
9
6
15
0.50
Sedang
0.20
Sukar
Buang
11
7
7
14
0.47
Sedang
0.00
Sukar
Buang
12
14
4
18
0.60
Sedang
0.67
Mudah
Pakai
13
13
8
21
0.70
Sedang
0.33
Sedang
Pakai
14
7
5
12
0.40
Sedang
0.13
Sukar
Buang
15
12
4
16
0.53
Sedang
0.53
Sedang
Pakai
16
9
12
21
0.70
Sedang
-0.20
Tidak Baik
Buang
17
11
11
22
0.73
Mudah
0.00
Sukar
Buang
18
12
6
18
0.60
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
19
10
4
14
0.47
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
20
9
5
14
0.47
Sedang
0.27
Sedang
Pakai
21
12
4
16
0.53
Sedang
0.53
Mudah
Pakai
22
11
3
14
0.47
Sedang
0.53
Mudah
Pakai
23
11
3
14
0.47
Sedang
0.53
Mudah
Pakai
24
10
4
14
0.47
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
25
11
3
14
0.47
Sedang
0.53
Mudah
Pakai
26
13
6
19
0.63
Sedang
0.47
Mudah
Pakai
27
10
4
14
0.47
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
28
10
4
14
0.47
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
29
13
6
19
0.63
Sedang
0.47
Mudah
Pakai
30
13
6
19
0.63
Sedang
0.47
Mudah
Pakai
31
10
4
14
0.47
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
32
12
6
18
0.60
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
33
9
5
14
0.47
Sedang
0.27
Sedang
Pakai
34
9
5
14
0.47
Sedang
0.27
Sedang
Pakai
35
13
5
18
0.60
Sedang
0.53
Mudah
Pakai
170
36
11
5
16
0.53
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
37
9
5
14
0.47
Sedang
0.27
Sedang
Pakai
38
10
4
14
0.47
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
39
12
6
18
0.60
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
40
10
5
15
0.50
Sedang
0.33
Sedang
Pakai
41
9
5
14
0.47
Sedang
0.27
Sedang
Pakai
42
10
5
15
0.50
Sedang
0.33
Sedang
Pakai
43
10
4
14
0.47
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
44
12
6
18
0.60
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
45
13
6
19
0.63
Sedang
0.47
Mudah
Pakai
46
9
5
14
0.47
Sedang
0.27
Sedang
Pakai
47
10
5
15
0.50
Sedang
0.33
Sedang
Pakai
48
11
7
18
0.60
Sedang
0.27
Sedang
Pakai
49
9
5
14
0.47
Sedang
0.27
Sedang
Pakai
50
12
6
18
0.60
Sedang
0.40
Sedang
Pakai
171
Lampiran 14
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Tes Uji Coba Rumus : P
B JS
Untuk soal no 1, B = 15 dan JS = 30 Maka P
B 15 0,5 JS 30
Karena P = 0,5, maka tingkat kesukaran soal no 1 adalah sedang. Perhitungan soal no 2 sampai 50 digunakan rumus yang sama seperti data hasil perhitungan yang didapat pada tabel analisis soal uji coba.
172
Lampiran 15
Perhitungan Daya Beda Soal Tes Uji Coba Rumus : D
BA BB PA PB JA JB
Untuk soal no 1, BA = 9 dan BB = 6, JA = 15 dan JB = 15 Maka D
BA BB 9 6 0,6 0,4 0,2 JA JB 15 15
Indek daya beda soal no 1 adalah 0,2. Ini berarti daya bedanya adalah sukar. Untuk perhitungan soal no 2 sampai no 50 digunakan rumus dan perhitungan yang sama. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel analisis soal uji coba.
173
Lampiran 16
SOAL POST-TES KD I Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/semester : X/II Petunjuk umum: 1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal ujian. 2. Tulislah dulu nama dan kelas pada lembar jawaban. 3. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawabnya. 4. Laporkan pada pengawas jika ada tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah soal yang kurang dll. 5. Dulukan menjawab soal-soal yang dianggap mudah. 6. Periksa ulang lembaran jawaban sebelum diserahkan pada pengawas. Petunjuk khusus: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan menyilang salah satu huruf a,b,c,d dan e pada lembar jawaban. 1. Pedoman dasar dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan Negara dalam berbagai bidang kehidupan yang meliputi politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan merupakan pengertian .... a. Negara b. Dasar Negara c. Konstitusi d. Konvensi e. Traktat 2. Menurut Prof. Dr. Drs. Notonagaro, S.H., Pancasila sebagai dasar negarabmempunyai kedudukan yang istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bagi bangsa Indonesia, yaitu sebagai . .... a. Hukum positif b. Pokok kaidah Negara yang Fundamental c. Hukum dasar d. Hukum tertinggi
e. Norma hukum 3. Istilah konstitusi dalam bahasa inggris adalah …. a. constitution b. constium c. constion d. constituin e. couscecoen 4. Konstitusi dalam pengertian sempit adalah …. a. Pancasila b. UUD c. UU organic d. Konvensi/Kebiasaan e. Peraturan perundan-undangan lainnya 5. Ahli yang berpendapat bahwa konstitusi tidak sama dengan UUD yaitu… a. Federik Hegel b. Struycken c. Herman Heller d. Lasalle e. Oliver Cromwell
174
6. Hubungan antara Dasar Negara denagan konstitusi adalah…. a. Konstitusi merupakan sumber bagi dasar Negara b. Dasar Negara merupakan penjabaran konstitusi c. Konstitusi merupakan penjabaran dari dasar Negara d. Dasar Negara sama dengan konstitusi e. Dasar Negara tidak sama dengan konstitusi 7. Dasar Negara Indonesia disahkan pada tanggal….. a. 1 Juni 1945 b. 10 Juli 1945 c. 17 Juli 1945 d. 17 Agustus 1945 e. 18 Agustus 1945 8. Reformasi yang terjadi di Indonesia hendaknya tidak membentur sendi-sendi fundamental Negara. Yang dimaksud sendi-sendi fundamental bangsa dan Negara Indonesia adalah… a. Pembukaan UUD 1945 b. Sumber tertib hukum c. UUD 1945 d. Pancasila e. Konstitusi Negara 9. Pengertian konstitusi dalam ketatanegaraan Negara Indonesia sama dengan….. a. Undang-Undang b. Peraturan pemerintah c. Keputusan presiden d. Peraturan tidak tertulis e. UUD 1945 10. Pancasila merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa,
pernyataan tersebut merupakan fungsi pancasila sebagai….. a. Dasar Negara b. Pandangan hidup bangsa c. Jiwa dan kepribadian d. Perjanjian luhur bangsa Indonesia e. Kepribadian bangsa Indonesia 11. Untuk mengetahui bahea konstitusi tersebut bersifat regid atau flexible yaitu melalui…. a. Cara penerapan dan keluwesannya b. Badan pembentuk dan produr perubahannya c. Prosedur perubahan dan tingkat keluwesannya d. Pembukaan dan batang tubuhnya e. Dasar-dasar dan tujuannya 12. Konstutusi secara hirarkis memiliki kedudukan lebih tinggi (superior) Terhadap aturan-aturan lainnya. sehingga aturan-aturan lain yang dibuat oleh pembentuk undangundang harus sesuai dan tidak bertentangan dengan apa yang telah diatur dalam konstitusi. Pernyataan tersebut menunjukkan kedudukan konstitusi sebagai . . . . a. Hukum dasar b. Hukum tertinggi c. Cita-cita hukum d. Norma pertama e. Norma dasar 13. Konstitusi Amerika serikat dalam amandemen ke-14 tentang kewarganegaraan dan perwakilan ternyata tidak berlaku secara sempurna
175
untuk seluruh Amerika Serikat sehingga dapat dikatakan bahwa konstitusi tersebut bernilai . . . . a. Normatif b. Nominal c. Semantik d. Formal e. Material 14. Konstitusi secara umum tetap berlaku, tetapi dalam kenyataannya hany sekedar untuk member bentuk dari tempat yang telah ada dan untuk melaksanakan kekuasaan politik. Hal ini mengandung arti bahwa konstitusi tersebut bernilai .. .. a. Formal b. Material c. Nomonal d. Fungsional e. Semantik 15. Konstitusi yang memilki ciriciri khusus antara lain elastis, diumumkan, dan diubah dengan cara yang sama seperti Undang-undang adalah . . . . a. Konstitusi regid b. Konstitusi tertulis c. Konstitusi fleksibel d. Konstitusi derajat tinggi e. Konsritusi tidak berderajat tinggi 16. Konstitusi Negara Republik Indonesia adalah . . . . a. Pancasila b. UUD 1945 c. Keputusan presiden d. Undang-Undang e. Peraturan pemerintah
17. Hubungan antara dasar Negara dengan konsitusi adalah . . . . a. Tidak ada hubungan antar dasar Negara dengan konstitusi b. Dasar Negara sama dengan konstitusi c. Dasar Negara merupakan penjabaran konstitusi d. Dasar nega merupakan sumber bagi konstitusi dan konstitusi merupakan penjabaaran dari dasar Negara e. Konstitusi merupakan sumber dasar Negaradan dasar Negara merupakan penjabaran Konstitusi 18. Menurut Hamid S. Attamimi dasar Negara memiliki dua fungsi, salah satunya adalah sebagai pembentuk hukum sehingga tanpa adanya dasar Negara tersebut maka norma hukum di bawahnya akan kehilangan maknanya sebagai hukum. Fungsi tersebut dinamakan fungsi . . . . a. Regulatif b. Konstitutif c. Politis d. couscecoen e. Sosiologis 19. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi dasar Negara adalah . . . . a. Dasar aspirasi politik b. Dasar partisipasi warga Negara c. Dasar berdiri dan tegaknya Negara d. Dasar dan sumber hukum nasional
176
e. Dasar kegiatan penyelenggaraan Negara 20. Menurut Herman Heller pengertian konstitusi dibagi menjadi tiga. Salah satunya adalah konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan, sehingga mengandung pengertian . . . . a. Politik b. Yuridis c. Sosiologis d. Politik yuridis e. Politik sosiologis
177
Lampiran 17 SOAL POST-TES KD II Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/semester : X/II Petunjuk umum: 7. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal ujian. 8. Tulislah dulu nama dan kelas pada lembar jawaban. 9. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawabnya. 10. Laporkan pada pengawas jika ada tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah soal yang kurang dll. 11. Dulukan menjawab soal-soal yang dianggap mudah. 12. Periksa ulang lembaran jawaban sebelum diserahkan pada pengawas. Petunjuk khusus: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan menyilang salah satu huruf a,b,c,d dan e pada lembar jawaban. 1. Indonesia adalah Negara yang berdasarkan pancasila. hal ini 4. Pada umumnya konstitusi berisi dapat disimpulkan dari…. ketentuan tentang… a. Supersemar 11 Maret 1961 a. Pembagian kekuasaan b. Pembukaan UUD 1945 alinea I b. Dasar negara pancasila c. Pembukaan UUD 1945 alinea c. Perlindungan hak asasi IV manusia d. Dekrit presiden d. Jawaban A dan C benar e. Batang Tubuh UUD 1945 e. Semua jawaban benar 2. Bentuk pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah…. a. serikat d. republik b. kesatuan e. monarki c. demokrasi 3. Yang bukan menjadi isi konstitusi adalah. . . . a. sifat, bentuk gegara dan bentuk pemerintahan b. identitas Negara c. jaminan hak-hak asasi manusia d. dasar filsafat suatu Negara e. ketentuan organisasi, wewenang, cara pembentukan, kedudukan lembaga Negara
5. Paham yang menghendaki adanya pembatasan kekuasaan pemerintah melalui hukum dasaryang tertulis disebut…. a. Absolutisme b. Konstitusionalisme c. Negara hukum d. Positifisme e. Rule of Law 6. Yang bukan merupakan ketentuan-ketentuan yang harus dimuat dalm Undang-Undang Dasar menurut Mariam Budiharjo adalah…. a. Organisasi Negara b. Hak asasi manusia c. Prosedur pengubah UUD
178
d. Memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD e. Organisasi pemerintah 7. Konstitusi memuat suatu peraturan pokok (Fundamental) mengenai soko guru atau sendisendi pertama untuk menegakan bangunan besar bernama Negara. pernyataan ini merupakan subtansi konstitusi Negara menurut… a. A.A Struycken b. Wirjono Projodikoro c. Mariam Budiharjo d. G.S Diponolo e. Herman heller 8. Secara umum konstitusi memuat beberapa hal berikut, Kecuali .... a. Perlindungan HAM b. Hubungan Luar negeri c. Struktur organisasi indonesia d. Prosedur mengubah UndangUnadang e. Gagasan politik, Moral dan keagamaan 9. Perhatikan pernyataan berikut! 1) UUD memberi kekuasaan yang besar pada penguasa (Negara) untuk menyelenggarakan segenap aspek kehidupan Negara. 2) Isi UUD adalah membatasi kekuasaan Negara dan menyelenggarakan pemerintahan. 3) Isi UUD member jaminan kebebasan dan hak asasi warga Negara. 4) UUD membatasi dan menekan hak warga Negara
Bedasarkan pernyataan tersebut, yang merupakan cirri-ciri UUD komonis adalah… a. 1 dan 2 d. 2 dan 4 b. 2 dan 3 e. 3 dan 4 c. 1 dan 4 10. Konstitusi memuat ketentuan mengenai pembagian kekuasaan Negara baik antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, maupun badan-badan Negara lainnya. sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu subtansi konstitusi secara umum adalah memuat tentang . . . . a. Gagasan politik, moral, dan keagamaan b. Ketentuan mengenai perlindungan HAM c. Perosedur perubahan konstitusi d. Ketentuan mengenai struktur organisasi Negara e. Larangan megubah sifat tertentu dari konstitusi 11. Pada saat Negara Indonesia berbebtuk serikat, konstitusi yang digunakan adalah. . . . a. UUD 1945 b. Konstitusi RIS 1949 c. UUDS 1945 d. UUD 1945 hasil amandemen 12. Perbedaan bentuk negara kesatuan dengan Negara serikat terletak pada …. a. jabatan kepala negara b. system pemerintahan c. jumlah undang-undang dasar yang dimiliki d. hak untuk mengatur daerahnya e. kedaulatan keluar dipegang oleh pemerintah pusat
179
13. Sistem pemerintahan yang diberlakukan pada saat Indonesia merupakan UUDS 1950 sebagai konstitusi adalah .... a. Kesatuan b. Republik c. Presidensial d. Serikat e. Parlementer 14. Kontitusi RIS berlaku pada . . . . a. 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 b. 5 Juli 1959-11 Maret 1968 c. 27 desember 1949-17 Agustus 1950 d. 18 Agustus 1945-27 desember 1949 e. 18 Agustus 1945-14 November 1949 15. Konstitusi bertujuan untuk membatasi kesewenang wenangan tindakan pemerintah dalam merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat pernyataan tersebut dikemukakan oleh . . . . a. Astin Riyanto b. C.F. Strong c. Maurice Haurio d. Bagirman Marian e. Mariam Budiarjo 16. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri konstitusi sistem pemerintahan presidensial adalah . . . . a. Presiden dapat membubarkan legislative b. Lembaga legislatif dapat memerintahkan diadakannya pemilu
c. Perdana mentri bersama kabinet bertanggung jawab kepada parlemen d. Para anggota kabinet bisa seluruhnya/ sebagian adalah anggota parlemen e. Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif 17. Contoh Negara yang wewenang untuk mengubah atau membatalkan atau konsitusi UUD berada ditangan parlemen adalah… a. Indonesia b. Inggris c. Prancis d. Jerman e. Amerika Serikat 18. Konstutusi secara hirarkis memiliki kedudukan lebih tinggi (superior) Terhadap aturan-aturan lainnya. sehingga aturan-aturan lain yang dibuat oleh pembentuk undangundang harus sesuai dan tidak bertentangan dengan apa yang telah diatur dalam konstitusi. Pernyataan tersebut menunjukkan kedudukan konstitusi sebagai . . . . a. Hukum dasar b. Hukum tertinggi c. Cita-cita hukum d. Norma pertama e. Norma dasar 19. Bagian dari UUD 1945 yang termasuk Staats fundamental norm adalah . . . . a. Pembukaan b. Batang Tubuh c. Pasal-pasal d. Aturan tambahan e. Aturan peralihan
180
20. Menurut Carl Schmitt, konstitusi merupakan norm der normen, yaitu . . . . a. Norma yang berada di bawah hukum dasar b. Norma dasar yang menjadi sumber bagi norma-norma lainnya yang berlaku c. Sumber dari segala sumber hukum d. Hukum tertinggi yang menjadi dasar Negar e. Norma yang tidak menjadi dasar hukum
181
Lampiran 18 KUNCI JAWABAN POST-TEST Post-Test KD I
Post-Test KD II
1.
B
1.
C
2.
B
2.
D
3.
A
3.
B
4.
B
4.
D
5.
C
5.
B
6.
C
6.
E
7.
E
7.
B
8.
D
8.
B
9.
E
9.
A
10. E
10. D
11. C
11. B
12. B
12. B
13. B
13. E
14. E
14. C
15. C
15. A
16. B
16. E
17. D
17. B
18. B
18. B
19. A
19. A
20. E
20. B
182
Lampiran 19
NILAI POST-TEST KELAS EKSPERIMEN No Nama Siswa KD I KD II Skor Nilai Skor Nilai 1 Ali Amran 16 80 15 75 2 Amri usmi 13 65 14 70 3 Anggi Setiawan 17 85 13 65 4 Ayuni Kemala Sari 18 90 17 85 5 Diki Pernando Putra 14 70 18 90 6 Febri yon antoni p. 17 85 17 85 7 Fitra Febriani 16 80 16 80 8 Lisa Rahmawinda 17 85 19 95 9 M. Syafri 19 95 18 90 10 Meri Andani 17 85 16 80 11 M. Fauzi 16 80 17 85 12 M. Ihsan 11 55 16 80 13 M. Idris 19 95 19 95 14 Mido Fitriadi 18 90 18 90 15 Miki Ananda Putri 16 80 18 90 16 Nela Rama Winda 17 85 17 85 17 Nurdian Hasanah 17 85 17 85 18 Parnila Wati 18 90 17 85 19 Rifal Zani Pratama 18 90 18 90 20 Rio Agusri Andika 17 85 17 85 21 Rosi Yunita 14 70 12 60 22 Rusdi Harianto 15 75 15 75 23 Sepra Andika 16 80 15 75 24 Sinta Hasanah 15 75 13 65 25 Suci Awliya R. 18 90 18 90 26 Supriadi Al Akbar 13 65 17 85 27 Taufik Hidayat 15 75 16 80 28 Try Setiono 11 55 12 60 29 Ulfi Radiah 18 90 18 90 30 Widia Pratika Putri 15 75 17 85 Jumlah 481 2405 490 2450 Rata 16.03333 80.16667 16.333333 81.666667
183
Lampiran 20 NILAI POST-TES KELAS KONTROL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah Rata-rt
Nama siswa Afdhal Ahmad Alfiyah Putri L. Bismi Qodri Arifa Debi Marsa Putra Deki Sarianto Dia Yuliana Diah Fauzana Deni Wahyu Lianda Gusmaniar Hasni Fitrawati Hendri Gunawan Ilham Dafit Idra Yuniansah Iradatul Hasanah Jeni Irwansyah Khairul Umbri Muhamat Amin Muhammad Aidil Nofri Mayoga Novita Mayang L. Ofbendri Rahmad Azwar Rani Irma Rahmadila Rian Delfitra Ratna Junita Rendi Eka Putra Runi Zulgustina P. Sasrianti Oktafia Sri Wahyuni Wahyuni Eka Putri
KD I Skor 15 11 17 15 15 17 15 8 15 16 13 17 14 18 17 11 16 13 18 17 14 17 15 11 16 14 16 15 15 11 442 14.733
Nilai 75 55 85 75 75 85 75 40 75 80 65 85 70 90 85 55 80 65 90 85 70 85 75 55 80 70 80 75 75 55 2210 73.667
Skor 16 15 17 11 14 18 15 9 14 18 13 17 14 17 17 10 16 13 16 17 15 16 14 12 17 18 15 16 16 15 451 15.033
KD II Nilai 80 75 85 55 70 90 75 45 70 90 65 85 70 85 85 50 80 65 80 85 75 80 70 60 85 90 75 80 80 75 2255 75.167
184
Lampiran 21
Uji Normalitas KD I Hasil PostTes Kelas Eksperimen N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
30 80.1667 10.54411 .968 .306
Hasil PostTes Kelas Kontrol 30 73.6667 12.02966 1.155 .139
185
Lampiran 22
Uji Normalitas KD II Hasil PostTes Kelas Eksperimen N Normal Parametersa Mean Std. Deviation Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
30 81.6667 9.67875 1.286 .073
Hasil PostTes Kelas Kontrol 30 75.1667 11.55820 .888 .410
186
Lampiran 23
Uji Homogenitas Post-Test KD I Kelas Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Levene Statistic 0, 959 2,718
df1 6 7
df2 22 22
Sig. 0,475 0,084
187
Lampiran 24
Uji Homogenitas Post-Test KD II Kelas Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Levene Statistic 1,354 3,405
df1 5 6
df2 20 22
Sig. 0,283 0,061
188
Lampiran 25
Uji Hipotesis Post Test KD I Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviatio Mean n
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
T
Pair 1 Eks_ 16.50000 15.09453 2.75587 .86361 12.13639 2.359 Ktl_ 1
Sig. (2df tailed) 29
.025
189
Lampiran 26
Uji Hipotesis Post Test KD II Paired Samples Test Paired Differences Std. Std. Deviatio Error Mean n Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
Pair Eks_2 1 6.50000 15.87396 2.89818 .57256 12.42744 2.243 Ktl_2
Df 29
Sig. (2tailed) .033
190
Lampiran 27
TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT N
Taraf Signif 5% 1%
N
Taraf Signif 5% 1%
N
Taraf Signif 5% 1%
3 4 5
0.997 0.950 0.878
0.999 0.990 0.959
27 28 29
0.381 0.374 0.367
0.487 0.478 0.470
55 60 65
0.266 0.254 0.244
0.345 0.330 0.317
6 7 8 9 10
0.811 0.754 0.707 0.666 0.632
0.917 0.874 0.834 0.798 0.765
30 31 32 33 34
0.361 0.355 0.349 0.344 0.339
0.463 0.456 0.449 0.442 0.436
70 75 80 85 90
0.235 0.227 0.220 0.213 0.207
0.306 0.296 0.286 0.278 0.270
11 12 13 14 15
0.602 0.576 0.553 0.532 0.514
0.735 0.708 0.684 0.661 0.641
35 36 37 38 39
0.334 0.329 0.325 0.320 0.316
0.430 0.424 0.418 0.413 0.408
95 100 125 150 175
0.202 0.195 0.176 0.159 0.148
0.263 0.256 0.230 0.210 0.194
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
0.497 0.482 0.468 0.456 0.444 0.433 0.423 0.413 0.404 0.396 0.388
0.623 0.606 0.590 0.575 0.561 0.549 0.537 0.526 0.515 0.505 0.496
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
0.312 0.308 0.304 0.301 0.297 0.294 0.291 0.288 0.284 0.281 0.279
0.403 0.398 0.393 0.389 0.384 0.380 0.376 0.372 0.368 0.364 0.361
200 300 400 500 600 700 800 900 1000
0.138 0.113 0.098 0.088 0.080 0.074 0.070 0.065 0.062
0.181 0.148 0.128 0.115 0.105 0.097 0.091 0.086 0.081
191
Lampiran 28 Nilai Persentil Untuk Distribusi T Nilai Persentil Untuk Distribusi t υ = dk (Bilangan Dalam Badan Daftar Menyatakan tp) Υ
t0,995
t0,99
t0,975
t0,95
1 2 3 4
63,66 9,92 5,84 4,60
31,82 6,96 4,54 3,75
12,71 4,30 3,18 2,78
6,31 2,92 2,35 2,13
5 6 7 8 9
4,03 3,71 3,50 3,36 3,25
3,36 2,14 3,00 2,90 2,82
2,57 2,45 2,36 2,31 2,26
10 11 12 13 14
3,17 3,11 3,06 3,01 2,98
2,76 2,72 2,68 2,65 2,62
15 16 17 18 19
2,95 2,92 2,90 2,88 2,86
20 21 22 23 24
t0,90
t0,80
t0,75
t0,70
t0,60
t0,55
3,08 1,89 1,64 1,53
1,376 1,961 0,978 0,941
1,000 0,816 0,765 0,741
0,727 0,617 0,584 0,569
0,325 0,289 0,277 0,271
0,158 0,142 0,137 0,134
2,02 1,94 1,90 1,86 1,83
1,48 1,44 1,42 1,40 1,38
0,920 0,906 0,896 0,889 0,883
0,727 0,718 0,711 0,706 0,703
0,559 0,553 0,549 0,546 0,543
0,267 0,265 0,263 0,262 0,261
0,132 0,131 0,130 0,130 0,129
2,23 2,20 2,18 2,16 2,14
1,81 1,80 1,78 1,77 1,76
1,37 1,36 1,36 1,35 1,34
0,879 0,876 0,873 0,870 0,868
0,700 0,697 0,695 0,694 0,692
0,542 0,540 0,539 0,538 0,537
0,260 0,260 0,259 0,259 0,258
0,129 0,129 0,128 0,128 0,128
2,60 2,58 2,57 2,55 2,54
2,13 2,12 2,11 2,10 2,09
1,75 1,75 1,74 1,73 1,73
1,34 1,34 1,33 1,33 1,33
0,866 0,865 0,864 0,862 0,861
0,691 0,690 0,689 0,688 0,688
0,536 0,535 0,534 0,534 0,533
0,258 0,258 0,257 0,257 0,257
0,128 0,128 0,128 0,127 0,127
2,84 2,83 2,82 2,81 2,80
2,53 2,52 2,51 2,50 2,49
2,09 2,08 2,07 2,07 2,06
1,72 1,72 1,72 1,71 1,71
1,32 1,32 1,32 1,32 1,32
0,860 0,859 0,858 0,858 0,857
0,687 0,686 0,686 0,685 0,685
0,533 0,532 0,532 0,532 0,531
0,257 0,257 0,256 0,256 0,256
0,127 0,127 0,127 0,127 0,127
25 26 27 28 29
2,79 2,78 2,77 2,76 2,76
2,48 2,48 2,47 2,47 2,46
2,06 2,06 2,05 2,05 2,04
1,71 1,71 1,70 1,70 1,70
1,32 1,32 1,31 1,31 1,31
0,856 0,856 0,855 0,855 0,854
0,684 0,684 0,684 0,683 0,683
0,531 0,531 0,531 0,530 0,530
0,256 0,256 0,256 0,256 0,256
0,127 0,127 0,127 0,127 0,127
30 40 60 120
2,75 2,70 2,66 2,62 2,58
2,46 2,42 2,39 2,36 2,33
2,04 2,02 2,00 1,98 1,96
1,70 1,68 1,67 1,66 1,645
1,31 1,30 1,30 1,29 1,28
0,854 0,853 0,848 0,845 0,842
0,683 0,681 0,679 0,677 0,674
0,530 0,529 0,527 0,526 0,524
0,256 0,255 0,254 0,254 0,253
0,127 0,126 0,126 0,126 0,126
Sumber: Statistical Tables for Biological, Agricultural and Medical Research, Fisher, R. A. dan Yates, FTable III, Oliver & Boyd Ltd, Edinburgh.
192
Lampiran 29
OUTPUT SPSS DARI OLAHAN DATA POST-TEST KD I dan KD II Frequencies Statistics Eks_1 N Valid
Eks_2 30
30
Ktl_1
Ktl_2 30
30
Missing 0 0 0 Mean 80.1667 81.6667 73.6667 Median 82.5000 85.0000 75.0000 Mode 85.00 85.00 75.00 Std. Deviation 10.54411 9.67875 12.02966 Variance 111.178 93.678 144.713 Range 40.00 35.00 50.00 Minimum 55.00 60.00 40.00 Maximum 95.00 95.00 90.00 Sum 2405.00 2450.00 2210.00 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
0 75.1667 77.5000 80.00a 11.55820 133.592 45.00 45.00 90.00 2255.00
Frequency Table Eks_1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 55
2
6.7
6.7
6.7
65
2
6.7
6.7
13.3
70
2
6.7
6.7
20.0
75
4
13.3
13.3
33.3
80
5
16.7
16.7
50.0
85
7
23.3
23.3
73.3
90
6
20.0
20.0
93.3
95
2
6.7
6.7
100.0
30
100.0
100.0
Total
193
Eks_2 Frequency
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Valid 60
2
6.7
6.7
6.7
65
2
6.7
6.7
13.3
70
1
3.3
3.3
16.7
75
3
10.0
10.0
26.7
80
4
13.3
13.3
40.0
85
9
30.0
30.0
70.0
90
7
23.3
23.3
93.3
95
2
6.7
6.7
100.0
30
100.0
100.0
Total
Ktl_1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 40
1
3.3
3.3
3.3
55
4
13.3
13.3
16.7
65
2
6.7
6.7
23.3
70
3
10.0
10.0
33.3
75
8
26.7
26.7
60.0
80
4
13.3
13.3
73.3
85
6
20.0
20.0
93.3
90
2
6.7
6.7
100.0
30
100.0
100.0
Total
194
Ktl_2 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Vali 45 d 50
1
3.3
3.3
3.3
1
3.3
3.3
6.7
55
1
3.3
3.3
10.0
60
1
3.3
3.3
13.3
65
2
6.7
6.7
20.0
70
4
13.3
13.3
33.3
75
5
16.7
16.7
50.0
80
6
20.0
20.0
70.0
85
6
20.0
20.0
90.0
90
3
10.0
10.0
100.0
30
100.0
100.0
Total
Histogram
195
196
Uji Normalitas NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Eks_1
Eks_2
Ktl_1
30 80.1667
30 81.6667
30 30 73.6667 75.1667
10.54411 .177 .109 -.177 .968 .306
Ktl_2
9.67875 12.02966 11.55820 .235 .128 -.235 1.286 .073
.211 .106 -.211 1.155 .139
.162 .100 -.162 .888 .410
197
Uji Homogenitas a. Uji Homogenitas Post-Test KD I Oneway Test of Homogeneity of Variances Eks_1 Levene Statistic .959
df1
df2 6
Sig.
22
.475
ANOVA Eks_1 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
501.250
7
71.607
2722.917
22
123.769
3224.167
29
F
Sig.
.579
.766
Oneway Test of Homogeneity of Variances Kelas_Kontrol1 Levene Statistic 1.718
df1
df2
7
Sig. 22
.084
ANOVA Kelas_Kontrol1 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
626.726
7
89.532
3569.940 4196.667
22 29
162.270
F
Sig.
.552 .786
198
b. Uji Homogenitas Post-Test KD II Oneway Test of Homogeneity of Variances Eks_2 Levene Statistic
df1
1.354
df2 5
Sig. 20
.283
ANOVA Eks_2 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
912.500
9
101.389
1804.167
20
90.208
2716.667
29
F 1.124
Sig. .391
Oneway Test of Homogeneity of Variances Kelas_Kontrol2 Levene Statistic
df1
2.405
df2 6
Sig. 22
.066
ANOVA Kelas_Kontrol2 Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
974.266
7
139.181
2899.901 3874.167
22 29
131.814
F 1.056
Sig. .423
199
Uji Hipotesis (T-Test) a. Uji Hipotesis (T-Test) KD I T-Test Paired Samples Statistics Mean Pai Eks_1 r 1 Ktl_1
N
Std. Error Mean
Std. Deviation
80.1667
30
10.54411
1.92508
73.6667
30
12.02966
2.19630
Paired Samples Correlations N Pai Eks_1 & Ktl_1 r1
Correlation 30
Sig.
.111
.561
Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviatio Mean n Pair 1
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
Eks _1 6.50000 15.09453 2.75587 .86361 12.13639 2.359 Ktl _1
Sig. (2df tailed)
29
b. Uji Hipotesis (T-Test) KD II T-Test Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair Eks_2 1
81.6667
30
9.67875
1.76709
Ktl_2
75.1667
30
11.55820
2.11023
.025
200
Paired Samples Correlations N Pair Eks_2 & Ktl_2 1
Correlation 30
-.110
Sig. .561
Paired Samples Test Paired Differences Std. Std. Deviatio Error Mean n Mean Pair 1
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
Sig. (2df tailed)
Eks_2 6.50000 15.87396 2.89818 .57256 12.42744 2.243 29 Ktl_2
.033
201
202
203
204
205