Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 49-56 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
ANALISIS BIAYA RANSUM PENGGUNAAN SERBUK GERGAJI HASIL REKAYASA SEBAGAI PENGANTI SEBAGIAN RANSUM ITIK PETELUR DI DESA TOUNELET KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA Viviani .A. Otay*, M. A.V. Manese**, G. D. Lenzun**, P. O.V Waleleng** Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115
ABSTRAK
ABSTRACT
Itik merupakan salah satu ternak yang dikembangkan masyarakat untuk sumber pendapatan mereka. Tetapi, pakan itik sering fluktuatif sehingga perlu dicari alternatif untuk bahan ransum itik. Serbuk gergaji sebagai limbah pertanian bermanfaat sebagai pengganti sebagian ransum itik. Permasalahannya adalah sejauh mana biaya yang digunakan terhadap penggunaan ransum serbuk gergaji yang direkayasa sebagai penganti sebagian ransum itik layer lokal di Desa Tounelet Kecamatan Kakas. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui biaya ransum yang direkayasa dan tidak direkayasa, dan berapa harga ransum yang paling rendah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tounelet Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa dengan jumlah ternak itik layer 60 ekor yang mengkonsumsi serbuk gergaji yang direkayasa. Waktu penelitian dan pengumpulan data selama 2 bulan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder. Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa biaya ransum ternak itik layer yang tinggi terdapat pada ransum dasar R0 sedangkan biaya ransum rendah terdapat pada ransum rekayasa R3, dan penggunaan ransum rekayasa serbuk gergaji masih lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan pakan ransum non rekayasa. Kata Kunci: ransum, serbuk gergaji rekayasa, ternak itik
ANALYSIS OF FEED COST USING SAWDUST ENGINEERING AS PART IN RATION OF LAYER DUCK AT TOUNELET VILLAGE, KAKAS DISTRICT, MINAHASA REGENCY. Duck was one animal species developed by communities as their source of income at Tounelet village. Animal feed cost was the main problem due to limitation of feed ingredient materials. Sawdust was saw-mill by-product containing high lignin. Lignin could be reduced by engineering method. The objective of this study was to evaluate feed cost using sawdust engineering as part in ration of layer duck at Tounelet village, Kakas district of Minahasa regency. Total oh sixty layer duck was used in this study fed ration containing part of sawdust engineering. Primer and secunder data were collected during two months. Results showed that the highest feed cost of layer duck was found in ration without sawdust engineering. The lowest feed cost was found in ration consisted of 40 percents based ration and 60 percents parts of sawdust engineering. Therefore, it can be concluded that utilization of parts of sawdust engineering was more efficient in layer duck ration. Key words: ration, sawdust engineering, layer duck
PENDAHULUAN *Alumni Fakultas Peternakan Unsrat **Jurusan Sosial REkonomi Peternakan
Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang berperan penting dalam menunjang kebutuhan masyarakat sebagai protein hewani. Usaha ternak itik layer 49
merupakan
salah
satu
usaha
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 49-56 (Juli 2014)
peternakan
yang
dapat
ISSN 0852 -2626
menyediakan
produksi merupakan biaya terbesar dalam
sumber protein hewani dalam bentuk
suatu usaha peternakan yaitu sekitar 60 –
daging dan telur.
70 % berasal dari pakan dan selebihnya
Model peternakan itik kebanyakan
berasal
menggunakan cara tradisional yang skala pemeliharaannya
kecil
biaya
produksi
lainnya
(Samosir, 1990 dan Arifien, 2002).
model
Biaya pakan yang tinggi dapat
pemberian pakan yang mengandalkan
ditekan, tetapi perlu adanya usaha-usaha
pakan alami (Prasetyo dkk, 2010; Salendu,
yang efisien dalam pemanfaatan ransum
2012 dan Elly dkk, 2014). Saat ini
oleh
berkembang bisnis ternak itik untuk
pendapatan dapat dicapai sesuai yang
pemenuhan kebutuhan daging dan untuk
diharapkan. Serbuk gergaji bisa digunakan
kebutuhan
sebagai pakan ternak tetapi harus diolah
telur
sebelumnya.
yang
Prospek
dan
dari
sudah dari
ada usaha
ternak,
terlebih
dahulu
supaya
(pakan
ternak
direkayasa).
mengingat konsumsi telur dari tahun ke
memanfaatkan
tahun terus meningkat, pemeliharaannya
memerlukan biaya yang cukup banyak
sudah
(Rembet, 1996).
pada
semi
intensif
serbuk
pakan
yang
pemeliharaan itik petelurpun cukup baik
mengarah
Rekayasa
peningkatan
dengan
gergaji
tidak
maupun kearah intensif (Simamora, 2001;
Penelitian dilakukan pada usaha
Polakitan dan Paat, 2012).Ternak itik layer
ternak itik sebanyak 60 ekor itik layer
mempunyai pertumbuhan yang cepat,
betina lokal pada awal percobaan berumur
konsumsi ransum yang efisien dan biaya
15 bulan. Pemberian ransum percobaan ini
produksi
Itik
menggunakan ransum yang terdiri dari 40
dapat
% jagung kuning, 30% dedak halus, dan
menghasilkan telur dalam waktu yang
30% konsentrat sebagai ransum dasar.
cepat serta dapat mengkonversi makanan
Selanjutnya formula ransum dasar ini
menjadi daging dan telur secara efisien.
diganti sebagian dengan serbuk gergaji
merupakan
yang
lebih
ternak
murah. yang
Salah satu faktor yang menentukan
yang
direkayasa
dengan
tingkat
efisien tidaknya produksi ternak adalah
penggunaan 20% sampai 60% dalam
umlah ransum yang dikonsumsi untuk
ransum. Permasalahannya berapa besar
memproduksi satu kilogram bobot telur
biaya
yang biasa disebut konversi ransum.
menggunakan ransum yang direkayasa
Semakin kecil rasionya berarti semakin
untuk beberapa perlakukan dan ransum
efisien produksi ternak tersebut. Biaya
yang
50
yang
tidak
dikeluarkan
direkayasa.
apabila
Tujuan
dari
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 49-56 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
penelitian ini untuk mengetahui biaya
Kakas dan sekitarnya, Dinas Pertanian dan
ransum
Peternakan Provinsi dan BPS sulut.
yang
direkayasa
dan
tidak
direkayasa.
Variabel dan pengukurannya dalam penelitian ini, diantaranya : (1) Pakan adalah makanan atau asupan yang
METODE DAN MATERI PENELITIAN Penelitian
ini
diberikan untuk ternak sebagai sumber di
energi dan sumber gizi (Rp/kg); (2)
Kecamatan Kakas di Desa Tounelet. Data
Serbuk gergaji rekayasa adalah hasil
dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
olahan serbuk gergaji rekayasa yang
menggunakan
survey.
Metode
terdiri dari ransum campuran serbuk
suatu
teknik
gergaji 0,5 kg, tepung jagung kualitas
pengumpulan informasi yang dilakukan
jelek 0,5 kg, gula aren 0,005 kg dan
dengan cara menyusun daftar pertanyaan
larutan Em4 5 ml (Rp/kg); (3) Ransum
yang diajukan pada ternak itik di Desa
adalah pakan jadi yang siap diberikan
Tounelet kecamatan Kakas. Data juga
pada ternak, disusun dari berbagai jenis
diperoleh dari data olahan hasil penelitian
bahan
skripsi Jemmy Khusuma yang berjudul :
(dikalkulasi)
Pengaruh Penggunaan Serbuk
kebutuhan
survey
metode
dilakukan
merupakan
Gergaji
pakan
yang
sudah
sebelumnya nutrisi
dan
dihitung
berdasarkan energi
yang
Yang Direkayasa Melalui Bioteknologi
diperlukan (Rp/kg); (4) Konsumsi ransum
“Efective
Sebagai
adalah makanan yang diberikan kepada
Penganti Sebagian Ransum Itik Layer
ternak itik sesuai kebutuhan selama 24
Lokal Tahun 2002.
jam (Rp/kg); (5) RO yaitu
Microorganims”
ransum
Jenis Data yang digunakan dalam
dengan perbandingan 40% jagung kuning,
penelitian ini yaitu data primer dan
30% dedak halus, dan 30% konsentrat
sekunder. Data primer (studi kasus) seperti
sebagai ransum dasar yg diukur dalam
hasil penelitian tentang pakan, tenaga
satuan Rp/kg; (6) R1 yaitu perbandingan
kerja, modal dalam usaha ternak itik dan
80% ransum dasar selajutnya
juga diperoleh melalui informasi dari
dasar ini di tambah sebagian dengan
pasar toko-toko yang menjual ransum
serbuk gergaji yang direkayasa dengan
(makanan ternak) seperti jagung, dedak
tingkat penggunaan 20% (Rp/kg); (7) R2
halus dan konsentrat. Sedangkan data
yaitu perbandingan ransum dasar 60%
sekunder diperoleh dari instansi yang
selanjutnya ransum dasar ini ditambah
terkait seperti peternak itik yang ada di
sebagian dengan serbuk gergaji yang
51
ransum
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 49-56 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
direkayasa dengan tingkat penggunaan
pembuatan/
40% (Rp/kg); (8) R3 yaitu perbandingan
gergaji yaitu:
pengolahan
pakan Ransum dasar 40% selajutnya
1. Serbuk Gergaji
ransum dasar ini ditambah sebagian
= 0,5 kg
dengan serbuk gergaji yang direkayasa
serbuk
× Harga
SGR
dengan tingkat penggunaan 60% (Rp/kg).
2. Tepung
Jagung
Kualitas
Biaya ransum mencakup 70-80% dari
Jelek = 0,5 Kg × Harga
seluruh pengelolaan peternakan. Harga
Tepung jagung KJ
bahan baku yang kompetitif diharapkan
3. Gula Aren
biaya ransum dapat ditekan. Biaya ransum
= 0,005
dihitung sebagai berikut :
× Harga Gula
aren
Biaya pakan = Harga Konsentrat+ Harga
4. Larutan EM4
jagung + Harga Dedak halus + Harga
= 5 ml
serbuk gergaji.
× Harga Larutan
EM4
1. RO (Ransum dasar) : Harga Jagung (Rp) = 40% × Harga
HASIL DAN PEMBAHASAN
jagung; Harga Dedak Halus
Ransum merupakan faktor produksi
(Rp) = 30% × Harga Dedak;
utama dalam usaha ternak itik karena mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
Harga Konsentrat (Rp) = 30% ×
Harga
telur.
Konsentrat;
di
Pakan serbuk gergaji yang
dikonsumsi ternak itik yaitu jagung,
.
umum
konsentrat, dedak halus. Peternak juga memberikan ransum serbuk gergaji yang
R0 = Rp. = Rp.
sudah diolah/direkayasa menjadi pakan.
Ro = Rp
Hal ini dilakukan oleh peternak untuk
20% SGR 3. R2 = 60%
yang
Tounelet
memberikan
2. R1 = 80%
ransum
desa
(R1,R2,R3 = Ransum dasar +
direkayasa).
4.
Peternak
menekan biaya pakan. Harga jagung
40% SGR = Rp. = Rp.
3500/kg, sedangkan konsentrat 9500/kg
60% SGR = R.p
dan pakan serbuk gergaji yang dibuat
R3 =40%
Ro
sendiri tidak membutuhkan biaya banyak. Serbuk
gergaji
Rataan jumlah konsumsi ransum, bobot
terekayasa
telur dan konversi ransum sesuai hasil
diperoleh dari hasil variable cost
52
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 49-56 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
penelitian Khusuma (2002) dapat dilihat
176,69 gram bobot telur mencapai 65,8
pada Tabel 1.
gram, R2 konsumsi ransum 172,18 bobot
Pemberian ransum satu ekor ternak
telur mencapai 65,2 gram per butir, R3
itik sesuai Tabel 1 menunjukkan pada R0
konsumsi ransum 189,59 gram bobot telur
sebesar 182,37 gram dengan pemberian
mencapai 64,4 gram perbutir telur.
ransum tersebut bobot telur mencapai 67,9
Secara teknis tujuan pemeliharaan
gram. Perlakuan R1 pemberian ransum
itik petelur adalah untuk menghasilkan
Tabel 1. Rataan Jumlah konsmsi ransum,bobot telur, dan konversi ransum Peubah R0 182,37 67,9 2,69
Konsumsi Ransum (Gram) Bobot telur (Gram) Konversi Ransum Khusuma, 2002
Perlakuan R1 176,69 65,8 2,69
telur (Suharno, 2001). Produksi telur yang lebih tinggi dapat diperoleh pemberian ransum
dengan
berjalan
sesuai kebutuhan
baik
sehinga
dapat
R1, R2 dan R3 dapat dilihat pada Tabel 2. Data Tabel 2 menunjukkan bahwa
pakan.
biaya Ransum Ro diperoleh dari 100%
Ternak itik petelur di desa Tounelet
ransum dasar dikali harga ransum (jagung,
mampu memproduksi telur 5-8 butir
konsentrat, dedak), maka biaya ransum
perhari.
Rp5.530/kg. R1 diperoleh dari 80%
Biaya
pemberian
dengan
memberi keuntungan. Biaya ransum R0,
Tounelet sangat tergantung pada sistem dan
R3 189,59 64,4 2,94
faktor yang menunjang suatu usaha dapat
ternak itik. Produksi telur itik di desa
pemeliharaan
R2 172,18 65,2 2,64
merupakan
pengorbanan
penggunaan ransum dasar dikali biaya
yang harus dikeluarkan dalam setiap
ransum dasar Rp. 5.530 ditambahkan 20%
peristiwa
2011).
dikali biaya serbuk gergaji rekayasa maka
Pakan adalah komponen biaya terbesar
biaya ransum Rp 4.889 /kg, R2 dari 60%
yaitu hampir 60-70% dari biaya produksi.
penggunaan ransum dasar dikali biaya
Penyusunan
tanpa
ransum dasar Rp 5.530 ditambahkan 40%
akan
penggunaan serbuk gergaji dikali biaya
mempengaruhi kelangsungan usaha karna
serbuk gergaji Rp 2.325 maka biaya R2
tidak lagi menguntungkan. Oleh sebab itu,
4.248/kg.
efisiensi adalah kunci untuk keberhasilan
ransum dasar dikali biaya ransum dasar
suatu usaha. Biaya pakan adalah salah satu
Rp 5.530 ditambahkan 60% penggunaan
transaksi
(Marmiati,
komposisi
memperhitungkan
pakan harga
53
R3 dari 40%
penggunaan
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 49-56 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
serbuk gergaji dikali biaya serbuk gergaji
Konsumsi
sangat
berpengaruh
pada
Rp 2.325 maka biaya ransum Rp 3.607.
produksi yang dicapai karena bila nafsu
Konsumsi merupakan faktor yang
makan rendah akan menyebabkan laju
sangat berpengaruh pada pertumbuhan
pertumbuhan itik menjadi terhambat dan
ternak
akhirnya
itik
petelur.
Konsumsi
itu
produksi
akan
menurun.
dipengaruhi oleh suhu, sistem pemberian
Konsumsi ransum dan biaya ransum dapat
ransum, kesehatan itik petelur, kualitas
dilihat pada Tabel 3.
ransum serta sifat genetik itik petelur. Tabel 2. Biaya Ransum R0,R1,R2,R3 . Uraian RO R1 R2 R3
Biaya Ransum (Rp/Kg). 5.530 4.894 4.258 3.622
Tabel 3. Konsumsi ransum, biaya ransum R0,R1,R2,R3 (Kg) Rp/60 ekor/hari/kg Uraian Konsumsi Banyaknya Biaya Total biaya Satu Ransum Ternak itik Ransum (Rp) periode/360 (Kg) (ekor) (Rp/Kg) hari (Rp) RO 0.18237 60 5.530 60.510 21.783.600 R1 0.17669 60 4.894 51.883 18.677.880 R2 0.17218 60 4.258 43.988 15.835.680 R3 0.18959 60 3.622 41.201 15.038.365 Data pada Tabel 3 menunjukkan
dengan biaya pakan Rp 4.248/kg maka
R0 dengan konsumsi ransum 0,18237 kg
total biaya ransum Rp 43.885,238 atau
untuk 60 ekor ternak itik, totalnya
selama setahun Rp16.018.111,87. R3
10.9422 kg, dengan biaya pakan Rp
dengan konsumsi ransum 0,18959 kg
5.530/kg maka total biaya ransum Rp
untuk 60 ekor ternak itik, totalnya
60.510,366
11.3154 kg, biaya pakan Rp 3607/kg
atau Rp 22.086.283,59
selama setahun.
R1 dengan konsumsi
maka total biaya ransum Rp 41.031,068
ransum 0,17669 kg untuk 60 ekor ternak
atau selama setahun Rp14.976.339,82.
itik, totalnya 10.6014 kg, dengan biaya
Data tersebut menunjukkan bahwa biaya
pakan Rp 4.889/kg maka total biaya
pakan yang paling rendah terdapat pada
ransum Rp 51.883,245 atau selama
ransum R3 dengan total biaya Rp
setahun Rp18.658.888,2,- R2 dengan
41.031,068/hari dan selama satu tahun Rp
konsumsi ransum 0,17218 kg untuk 60
14.976.339,82 untuk 60 ekor ternak itik.
ekor ternak itik, totalnya 10.3308 kg, 54
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 49-56 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
KESIMPULAN DAN SARAN
Pebruari
2014
di
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Mahasaraswati Bali.
Universitas
disimpulkan bahwa biaya pakan yang
Khusuma, J. 2002. pengaruh penggunaan
tinggi terdapat pada ransum dasar R0
serbuk gergaji yang direkayasa
sedangkan biaya pakan rendah terdapat
melalui
pada pakan rekayasa R3. Penggunaan
Microorganisms” sebagai penganti
pakan rekayasa serbuk gergaji masih
sebagian ranum itik layer lokal.
lebih
Skripsi.
menguntungkan
dibandingkan
dengan penggunaan pakan non rekayasa. Berdasarkan
hasil
penelitian
bioteknologi
“Efective
Fakultas
Peternakan
Unsrat. Manado.
dapat
Marmiati. 2011. Analisis Keuntungan
disarankan bahwa perlu adanya sosialisasi
Usaha Ternak Itik Petelur di
mengenai pemeliharaan ternak itik dengan
Kecamatan Remboken.
menggunakan
Fakultas Peternakan. UNSRAT.
biaya
pakan
yang
direkayasa yaitu menggunakan serbuk
Skripsi.
Manado.
gergaji. Perlu adanya penyuluhan bagi
Polakitan,
D
dan P.C.
Paat.
2012.
peternak itik untuk membuat pakan serbuk
Penampilan Itik Jantan Lokal
gergaji yang direkayasa.
Yang Diberikan Daun Lantoro (leucaena Fase
DAFTAR PUSTAKA
Pertumbuhan.
Seminar Arifien,
M.
2002.
Memelihara
Rahasia Ayam
Sukses
Broiler
leucocephala)
Nasional
pada
Prosiding Peternakan
Berkelanjutan. Inovasi Agribisnis
di
Peternakan
untuk
Ketahanan
Fakultas
Peternakan
Daerah Tropis. Penebar Swadaya,
Pangan.
Jakarta.
Universitas Padjajaran, Bandung. Prasetyo, L.H., P.P. Ketaren., A.R.
Elly, F.H., M.A.V. Manese., V.V.J. Panelewen dan D. Polakitan. 2014.
Setioko.,
Penerapan Ipteks bagi Kelompok
Juwarini., T. Susanti dan S.
Tani Ternak itik di Desa Talikuran
Sopiyana.
Kecamatan remboken Kabupaten
Budidaya dan Usaha Ternak Itik.
Minahasa. Makalah Disampaikan
Balai Penelitian Ternak Ciawi,
Pada
Bogor.
acara
Seminar
Nasional
:”Hasil-Hasil
Penelitian
Pengabdian”
Tanggal
Rembet,
dan 27-28
B,W.
A.
Suparyanto.,
2010.
1996.
E.
Panduan
Karateristik
fisiologi daerah (Hermaologis
55
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 49-56 (Juli 2014)
ternak yang mengunakan serbuk gergaji “Solid state fermentation” journal
Zootek
Peternakan
Fakultas
Vol 5. Unsrat.
Manado. Salendu, A.H.S. Integrasi Ternak ItikPadi Dalam Menunjang Ketahanan Pangan Prosiding
di
Sulawesi Seminar
Utara. Nasional
Peternakan Berkelanjutan. Inovasi Agribisnis
Peternakan
Ketahanan
Pangan.
untuk Fakultas
Peternakan Universitas Padjajaran, Bandung. Simamora. 2001. Memenngkan Pasar dan Pemasaran Efektif dan Profitabel. PT
Gramedia
Pustaka
Utama.
Jakarta. Suharno, A. 2001. gambaran umum usaha budidaya itik / bebek di Indonesia. http://www.pustakadunia.com
56
ISSN 0852 -2626
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 49-56 (Juli 2014)
57
ISSN 0852 -2626
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 49-56 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
Tabel 1. Rataan Jumlah konsmsi ransum,bobot telur, dan konversi ransum Peubah Konsumsi Ransum (Gram) Bobot telur (Gram) Konversi Ransum Khusuma, 2002
R0 182,37 67,9 2,69
Perlakuan R1 176,69 65,8 2,69
Tabel 2. Biaya Ransum R0,R1,R2,R3 . Uraian RO R1 R2 R3
R2 172,18 65,2 2,64
R3 189,59 64,4 2,94
Biaya Ransum (Rp/Kg). 5.530 4.894 4.258 3.622
Tabel 3. Konsumsi ransum, biaya ransum R0,R1,R2,R3 (Kg) Rp/60 ekor/hari/kg Uraian Konsumsi Banyaknya Biaya Total biaya Satu Ransum Ternak itik Ransum (Rp) periode/360 (Kg) (ekor) (Rp/Kg) hari (Rp) RO 0.18237 60 5.530 60.510 21.783.600 R1 0.17669 60 4.894 51.883 18.677.880 R2 0.17218 60 4.258 43.988 15.835.680 R3 0.18959 60 3.622 41.201 15.038.365
58