Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PAKAN DAN KEUNTUNGAN PADA USAHA TERNAK BABI DI KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Rivo E. Kojo*, V.V.J. Panelewen**, M. A.V. Manese**, Nansi Santa** Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi Manado 95115 ABSTRAK perlu mengurangi pemberian pakan karena sudah berlebihan. Bobot badan yang dicapai berbeda untuk setiap jenis ternak. Penggunaan input dalam
Kecamatan Tareran merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, terdiri atas 12 (dua belas) desa dan memiliki luas wilayah 7602.45 Ha atau 76024.5 Km2.Umumnya masyarakat Tareran berprofesi sebagai petani. Populasi ternak babi terbanyak di Kecamatan Tareran terdapat di 3 desa antara lain Desa Lansot, Desa Rumoong Atas dan Desa Rumoong Atas Dua. Adapun masalah penelitian ini adalah apakah penggunaan biaya produksi dalam usaha ternak babi di Kecamatan Tareran sudah efisien dan memberikan keuntungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis dan besarnya biaya produksi dalam usaha ternak babi, menganalisis efisiensi penggunaan input, dan penggunaan input optimum dalam mencapai keuntungan usaha ternak babi. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan dengan jumlah responden 30 peternak. Waktu penelitian dan pengumpulan data selama 2 bulan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder. Metode penentuan sampel dilakukan secara Purposive Sampling atau dilakukan dengan sengaja. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.18.557.038/periode/tahun dengan keuntungan sebesar Rp.13.611.309 /periode/tahun. Penggunaan input pakan tidak efisien oleh sebab itu peternak
mencapai bobot badan maksimum juga berbeda untuk masing-masing ternakmencapai bobot badan maksimum juga berbeda untuk masing-masing ternak. Kata Kunci: Efisiensi, Input pakan, Keuntungan, Usaha Ternak Babi,Kecamatan Tareran. ABSTRACT FEED EFFICIENCY AND PROFITABILITY OF PIG FARM AT TARERAN DISTRICT OF SOUTH MINAHASA REGENCY.
Tareran district is located in the South Minahasa regency consisted of 12 (twelve) villages and has the area of 7602.45 hectares or 76024.5 Km2. Generally, Tareran community work as farmers. The most pig populations at Tareran district were found at the three villages including villages of Lansot, Rumoong Atas, and Rumoong Atas Dua. The problems of this study are that; first, is the use of production cost in the pig business at the Tareran district efficient? Second, does the production cost provide benefits? Research objectives are to evaluate the type and total cost of production in the pig business at the Tareran district, to analyze the efficiency of input used
*Alumni Fakultas Peternakan Unsrat **Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan
62
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
in pig farming, and to determine the optimum use of inputs in achieving the business benefits pigs. The research was conducted in the Tareran district of South Minahasa Regency involving the number of 30 breeders as respondents. Data collections were conducted in the period time of 2 months. The data in this study were obtained from two sources of primary and secondary data. Samples were taken using purposive sampling method. The use of this technique was always based on certain characteristics obtained through the population. The results of these studies showed the production cost of pig farm was Rp18.557.038 per period per year with a gain of about Rp 13.611.309 per period per year. Inefficient use of food inputs indicating to the farmers need to reduce feeding cost because it caused cost redundancy. It was known that animal body weight achieved was different for each type of pig. In addition, the use of ration inputs to achieve maximum body weight was also different for each animal.
hewani maupun sumber pendapatan keluarga
yang
arti
Peningkatan besar usaha atau jumlah
ternak
umumnya
yang
dipelihara,
para
diperhadapkan
peternak
dengan
berbagai
kendala. Hal ini terutama terbatasnya modal
untuk
biaya
produksi
disamping pemasaran produk ternak serta
penguasaan
keterampilan
beternak yang profesional (Rahardi, dkk. 1999). Sebagian besar peternak memperhitungkan biaya produksi, sebab biaya produksi berhubungan dengan jumlah yang akan diproduksi. Menurut Sihombing (1997), biaya produksi terbesar dalam usaha ternak babi adalah biaya pakan mencapai 65-80 persen dari total biaya
produksi.
Kenyataan
menunjukkan bahwa semenjak krisis moneter
PENDAHULUAN sektor
mempunyai
ekonomi yang sangat penting.
Keywords: Efficiency, Ration Input, Profit, Pig Farm, Tareran District.
Sub
ISSN 0852-2626
melanda
perekonomian,
harga bahan pakan ternak terus
peternakan
megalami
peningkatan.
Adanya
mempunyai peranan penting dalam
kenaikan biaya tanpa diikuti dengan
menunjang kebutuhan masyarakat
keuntungan merupakan masalah bagi
sebagai
peternak
sumber
bahan
makanan
karena
biaya
produksi
dalam bentuk protein hewani. Usaha
merupakan faktor penentu dalam
peternakan babi merupakan salah
usaha peternakan.
satu
usaha
produk
yang
sebagai
menghasilkan
sumber
Hasil
protein
pra
survey
di
Kecamatan Tareran menunjukkan
63
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
usaha ternak babi yang dilakukan
mencapai keuntungan usaha ternak
sebagian
babi di Kecamatan Tareran.
besar
masih
bersifat
sampingan. Setiap usaha peternakan selalu mengharapkan keuntungan,
MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan
untuk mencapai harapan tersebut maka
perlu
penggunaan
memperhitungkan input
dalam
pada usaha ternak babi di Kecamatan
usaha
Tareran yang berlokasi di tiga desa
ternak babi. Berdasarkan masalah
yaitu, Desa Lansot, Desa Rumoong
yang dihadapi peternak babi di Kecamatan
Tareran
dan Desa Rumoong Atas. Penelitian
Kabupaten
ini berlangsung selama 1 (satu) bulan
Minahasa Selatan, maka diperlukan
terhitung mulai tanggal 18 maret
suatu kajian efisiensi. Efisiensi yang
sampai dengan tanggal 18 april 2013.
dimaksud adalah efisiensi ekonomis
Penelitian ini dilaksanakan
penggunaan biaya produksi sebagai
menggunakan metode survey dengan
faktor input dalam hubungannya
cara mewawancarai secara langsung
dengan memperoleh keuntungan.
kepada
Berdasarkan latar belakang,
ini
yaitu
“Purposive
apakah
efisien
peternak
aktif
mengelola
lebih dari 1 tahun, dan c) Sudah
dan berapa besar biaya produksi ternak
masih
usaha ternak babi, b) lama usahanya
ini bertujuan untuk mengetahui jenis
usaha
atau
dengan ketentuan sebagai berikut : a)
dan
memberikan keuntungan. Penelitian
dalam
Sampling”
1990). Kriteria penentuan sampel
usaha ternak babi di Kecamatan sudah
telah
dilakukan dengan sengaja (Mardalis,
penggunaan biaya produksi dalam
Tareran
yang
ditentukan. Sampel ditentukan secara
maka perumusan masalah dalam penelitian
responden
pernah menjual ternak. Banyaknya
babi,
responden
menganalisis efisiensi penggunaan
yang
diambil
adalah
sebanyak 30 orang, dari 97 orang
input dalam usaha ternak babi dan
peternak. Nama desa dan jumlah
penggunaan input optimum dalam
responden sebagai sampel dapat dilihat pada Tabel 1.
64
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
Tabel 1. Jumlah Ternak Babi dan Responden No 1 2 3
Desa Lansot Rumoong Atas Dua Rumoong Atas Jumlah
Responden 10 15 5 30
Data yang digunakan dalam
1.
Biaya bibit yaitu biaya sewa
penelitian ini terdiri atas data primer
pejantan
dan data sekunder. Data primer
satuan rupiah per periode
diperoleh
produksi per tahun.
melalui
wawancara
langsung kepada peternak sebagai responden
yaitu
meliputi;
karakteristik
usaha
peternakan,
dihitung
dalam
2. Biaya penyusutan kandang dan peralatan yaitu dikorbankan
biaya yang selama
masa
jumlah ternak babi, produksi, harga,
periode produksi dihitung dalam
biaya tetap, biaya variabel selama
satuan rupiah per periode per
satu periode produksi atau dalam
tahun.
satu tahun. Data sekunder diperoleh
b. Biaya
tidak
tetap
ialah
dari instansi, seperti dinas agribisnis
keseluruhan biaya operasional
Kabupaten Minahasa Selatan, Kantor
yang dikeluarkan peternak dalam
Kecamatan,
waktu tertentu yaitu biaya pakan,
Kantor
Kelurahan
maupun pihak yang ada kaitannya
obat-obatan, air dan listrik.
dengan penelitian ini. Batasan
pengukuran
1. Biaya pakan yaitu hasil kali dan
antara
jumlah
pakan
yang
definisi operasional dalam penelitian
digunakan dengan harga pakan.
ini adalah sebagai berikut :
Pakan ternak babi yaitu jagung,
a. Biaya tetap ialah keseluruhan
dedak, konsentrat dan lain-lain.
biaya yang dikeluarkan untuk
Dihitung dalam satuan rupiah per
usaha ternak babi yang selama
periode per tahun.
masa periode produksi tidak mengalami
perubahan,
2.
Biaya obat-obatan/vaksin dan
yaitu
vitamin yaitu hasil kali antara
biaya bibit, biaya penyusutan
jumlah obat-obatan/vaksin dan
kandang dan peralatan.
vitamin yang digunakan dengan
65
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
harga
obat-obatan
tersebut,
obatan, biaya lain-lain (terdiri atas listrik dan air)
dihitung dalam satuan rupiah per periode per bulan. 3.
ISSN 0852-2626
Analisis efisiensi penggunaan input
Biaya tenaga kerja adalah jumlah
dalam
usaha
uang tunai yang dikorbankan dari
menggunakan
pemanfaatan tenaga kerja dalam
berikut:
persamaan
babi sebagai
𝑁𝑃𝑀𝑥 = 𝑃𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢
seluruh kegiatan proses produksi
𝑁𝑃𝑀𝑥
dinyatakan dalam rupiah per periode
𝑃𝑥
per bulan.
= 1………… (2)
Keterangan :
c. Penerimaan ialah hasil penjualan
NPM adalah nilai produk marginal untuk suatu input P adalah harga input. 𝑁𝑃𝑀𝑥 Apabila >1 ; artinya 𝑃
ternak babi dikalikan dengan harga, dinyatakan dalam satuan rupiah per periode per tahun. d. Keuntungan
ialah
penerimaan
𝑥
penggunaan input X belum efisien, sehingga untuk mencapai efisien maka input X perlu ditambah. 𝑁𝑃𝑀𝑥 Apabila <1 ; artinya 𝑃
total dikurangi
pengeluaran, dinyatakan dalam
𝑥
penggunaan input X tidak efisien. Untuk menjadi efisien maka penggunaan input X perlu dikurangi.
satuan rupiah per periode per tahun. Jenis
ternak
dan
besarnya
biaya
Penggunaan input optimum dalam
produksi dalam usaha ternak babi di
mencapai
Kecamatan Tareran dianalisis dengan
usaha ternak babi dapat diketahui
menggunakan
dengan menggunakan persamaan :
persamaan
sebagai
berikut :
keuntungan
maksimum
∆𝑌. 𝑃𝑦 = ∆𝑋. 𝑃𝑥
TC= TFC + TVC………….(1)
𝑎𝑡𝑎𝑢
Keterangan :
∆𝑌 ∆𝑋
𝑃
= 𝑃𝑥 …………..(3) 𝑦
Keterangan : Y : jumlah produksi ternak babi (kg/periode) X : jumlah input (kg/periode) ∆Y : tambahan jumlah produksi ternak babi ∆X : tambahan jumlah input ternak babi Py : harga output Px : harga input
TC:
biaya total usaha ternak babi (rupiah/periode) TFC : biaya tetap dalam usaha ternak babi, meliputi biaya bibit, biaya kandang dan peralatan (rupiah/periode) TVC : biaya tidak tetap dalam usaha ternak babi, meliputi biaya pakan (terdiri atas jagung, biaya dedak, konsentrat), biaya obat66
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
∆Y/∆X: produk marjinal
ISSN 0852-2626
seperti terlihat melalui tingkat umur, tingkat
pendidikan,
jumlah HASIL DAN PEMBAHASAN
anggota
lama
usaha,
keluarga
dan
pekerjaan utama. Soekartawi
Keadaan Umum Daerah Penelitian Wilayah Kecamatan Tareran
(2001)
menyatakan bahwa semakin tinggi
merupakan salah satu Kecamatan
umur
yang berada di Kabupaten Minahasa
petani
peternak
maka
kemampuan kerja semakin menurun.
Selatan, merupakan wilayah yang
Berdasarkan hasil penelitian umur
berbukit-bukit. Wilayah Kecamatan
peternak bervariasi dari umur 25-65
Tareran terdiri atas 12 (dua belas)
tahun, kelompok umur yang tertinggi
desa dan memiliki luas wilayah
yaitu sebesar 50%, dan kelompok
2
7602.45 Ha atau 76024.5 Km .
umur yang paling rendah yaitu umur
Batas-batas pemerintahan wilayah
56-65 tahun sebesar 10% dari jumlah
Kecamatan Tareran sebagai berikut :
keseluruhan
Sebelah Utara berbatasan dengan
dengan
yaitu SMP sebesar 23,345 dan
Kecamatan
tingkat pendidikan peternak yang
Amurang Timur, Sebelah Timur berbatasan
dengan
paling rendah yaitu SD sebesar
Kabupaten
13,33%.
Minahasa, Sebelah Barat berbatasan
Menurut Sumangkut (2006),
dengan Kecamatan Tumpaan. Jumlah
penduduk
semakin banyak pengalaman yang di
dimiliki maka semakin banyak hal-
Kecamatan Tareran pada akhir tahun
hal yang diketahui tentang usaha
2011 tercatat 13.289 jiwa yang terdiri
dari
penduduk
yang dijalankan. Peternak yang ada
laki-laki
di Kecamatan Tareran telah memiliki
sebanyak 6.731 jiwa dan jumlah penduduk 6.478
perempuan
jiwa.
Jumlah
Tingkat
pendidikan peternak yang tertinggi
Kecamatan Sulta, Sebelah Selatan berbatasan
peternak.
pengalaman
sebanyak
dalam
menjalankan
usaha peternakan babi. Peternak
penduduk
yang menjalankan
Kecamatan Tareran menurut desa-
usaha berkisar
1–5 tahun sebesar 76,67 %,
desa yang ada.
6–10
tahun sebesar 10% dan peternak
Umumnya keadaan peternak
yang menjalankan usahanya 11-20
di Kecamatan Tareran bervariasi 67
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
sebesar
13,33%
dari
jumlah
ISSN 0852-2626
pekerjaan di dalam bidang usaha tani
peternak.
ternak sebesar 36,68%.
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah
anggota
masing-masing
keluarga
dari
peternak
di
Manajemen Aspek Teknis Usaha Ternak Babi Berdasarkan hasil
Kecamatan Tareran yaitu peternak
pengamatan,
yang memiliki 3 anggota keluarga
dipelihara di Kecamatan Tareran
jumlahnya paling banyak sebesar
yaitu jenis ternak babi Duroc dan
53,33%, dan paling sedikit adalah
Hampshire.
peternak yang memiliki 2 dan 5
(2007), ciri-ciri jenis ternak babi
anggota masing-masing sebesar 10%
Duroc antara lain: tubuh panjang dan
dari
babi
besar, warna merah yang bervariasi,
Kecamatan
mulai dari merah muda sampai
Tareran. Jadi, jumlah keseluruhan
merah tua, punggung membentuk
anggota
responden
busur yang dimulai dari leher sampai
adalah 101 jiwa yang terdiri atas
ekor, dengan titik tertinggi di tengah-
ayah, ibu dan anak.
tengah, kepala sedang dengan telinga
keseluruhan
sebagai
peternak
sampel
di
keluarga
Distribusi
30
Menurut
babi
yang
Gultom
dari
terkulai ke depan dan mukanya agak
masing-masing responden bervariasi.
cekung, produksi susu cukup baik
Ada yang berusaha di bidang usaha
dan banyak anak. Ciri-ciri ternak
tani dan ada pula yang berusaha di
babi Hampshire antara lain : warna
luar usaha tani. Salah satu indikator
hitam dengan warna putih berbentuk
pada tingkat sosial suatu rumah
pita yang lebar mengelilingi bahu
tangga
Hasil
sampai kedua kaki depan, warna
bahwa
putih ini besarnya sangat bervariasi,
sebagian besar pekerjaan responden
punggung mebentuk busur dan kuat,
adalah pekerjaan di luar usaha tani
kepala halus dengan rahang yang
ternak
sebesar
ramping dan telinga tegak, latak
33,33%, PNS sebesar 13,33%, honor
bahu baik dan halus, tubuh halus dan
daerah dan sopir sebesar 3,33%,
kuat, induk menghasilkan banyak
tukang sebesar 10% , dan jenis
anak dan aktif.
adalah
penelitian
pekerjaan
ternak
pekerjaan.
menunjukkan
yaitu
wiraswasta
68
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
Desa
ISSN 0852-2626
Rumoong Atas Dua
sebesar 712 kg, konsentrat sebesar
memiliki ternak babi paling banyak
480 kg. Produksi ternak babi induk
yaitu 135 ekor (48,05%) , sedangkan
bunting dengan rata-rata bobot badan
yang paling sedikit
137,53
yaitu Desa
kg/ekor/periode
Rumoong atas dengan jumlah 69
menggunakan jagung sebesar 592 kg,
ekor (24,55%). Umumnya peternak
dedak 231 kg, konsentrat 181 kg.
memiliki ternak babi fase starter dan
Produksi ternak babi induk menyusui
grower,
hal tersebut
dengan rata-rata bobot badan 136,14
adanya
keterbatasan
disebabkan modal
dari
kg menggunakan jagung sebesar 101
peternak, sehingga peternak lebih
kg, dedak sebesar 84 kg, konsentrat
suka menjual ternak babi pada usia ±
sebesar 54,64 kg.
8 (lepas sapih) dan ternak babi usia
Berdasarkan hasil penelitian
5-7 bulan. Rata-rata
produksi
ternak
diketahui
bahwa
diberikan
pada
pakan umumnya
yang ialah
babi fase starter dengan rata-rata
jagung, dedak, konsentrat. Terdapat
berat
kg/ekor/periode
beberapa peternak yang menambah
menggunakan input sebesar 13,88
pakan dengan bungkil dan tepung
kg/periode. Produksi ternak babi fase
ikan.
grower dengan rata-rata bobot badan
3100/kg,
105 kg/ekor/periode menggunakan
konsentrat Rp. 8500/kg, butiran Rp.
input berupa jagung sebesar 142 Kg,
8500/kg,
dedak sebesar 140 kg, dan konsentrat
tepung ikan Rp.4000/kg. Pemberian
sebesar 74,95 kg. Produksi ternak
pakan dilakukan rata-rata dua kali
babi pejantan dengan rata-rata bobot
sehari yaitu pagi dan sore hari
badan
dengan jumlah yang berbeda-beda
badan
122
25
kg/ekor/periode
menggunakan input jagung sebesar
Harga rata-rata dedak
bungkil
jagung Rp. Rp.1500/kg,
Rp.
3500/kg,
tergantung dari setiap umur ternak.
504 kg, dedak sebesar 712 kg,
Adapun
hasil
penelitian
konsentrat sebesar 480 kg. Produksi
diperoleh bahwa, untuk ternak babi
ternak babi induk kering dengan rata-
mulai disapih pada memasuki umur 6
rata
minggu
bobot
kg/ekor/periode jagung
badan
146,35
diberikan
pakan
berupa
menggunakan
butiran selama 3 minggu dengan
sebesar 504 kg, dedak
jumlah rata-rata 0,66 kg/ekor/hari.
69
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
Ternak babi yang telah memasuki
keluarga peternak itu sendiri baik
umur 10 minggu (fase grower) mulai
suami, istri maupun anak.
diberikan ransum yang dicampur
Adapun
rata-rata
curahan
beberapa bahan pakan yaitu, jagung,
waktu kerja per hari dari peternak
dedak, konsentrat, bungkil, tepung
sampel
ikan dan ditambah vitamin. Hasil
mengerjakan semua pekerjaan dalam
penelitian menunjukkan bahwa, rata-
usaha ternak babi tersebut. Tetapi,
rata konsumsi ternak babi fase
curahan waktu yang dilakukan bila
grower umur 5-7 bulan sebanyak
ada ternak babi yang beranak adalah
1,06
kering
lebih dari 3 jam atau bisa memakan
sebanyak 5,04 kg/ekor/hari, induk
waktu berhari-hari. Adapun rata-rata
bunting sebanyak 9,95 kg/ekor/hari,
curahan waktu yang dilakukan oleh
induk
kg/hari/ekor,
menyusui
induk
adalah
3
jam
untuk
sebanyak
5,44
peternak antara lain mencampur
pejantan
5,01
bahan pakan 35 menit, memberi
bila
makan 79 menit, memandikan ternak
dibandingkan dengan penelitian dari
38 menit, membersihkan kandang 38
Aritonang (1993) maka pakan yang
menit. Hal ini berarti curahan waktu
diberikan terlalu banyak. Aritonang
kerja per hari per peternak rata-rata
(1993) menyatakan bahwa, untuk
0,34 HOK atau 2,5 sampai dengan 3
umur 8-10 minggu rata-rata 0,83
jam. Hasil pengamatan untuk biaya
kg/ekor/hari;
12-20
tenaga kerja buruh tani di Kecamatan
minggu rata-rata 1,62 kg/ekor/hari,
Tareran sebesar Rp.75.000 per hari
umur babi 21-29 minggu rata-rata
dengan curahan waktu 8 jam. Biaya
2,74 kg/ekor/hari.
yang dikorbankan oleh peternak
kg/ekor/hari
dan
kg/ekor/hari.
Kondisi
umur
Tenaga
ini
babi
kerja
merupakan
dengan curahan waktu rata-rata 2,5
salah satu faktor produksi dalam
sampai dengan 3 jam sebesar Rp.
proses
25.24 per orang atau per peternak.
produksi
pertanian
(Sulistyawati, 2009). Hasil penelitian
Penyakit
yang
sering
menunjukkan tenaga kerja yang ada
menyerang ternak babi di Kecamatan
dalam
di
Tareran adalah penyakit cacing dan
Kecamatan Tareran adalah tenaga
mencret. Ternak babi yang terkena
kerja
penyakit
usaha
yang
ternak
berasal
babi
dari
dalam
70
mencret,
biasanya
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
responden
mengobatinya
dengan
kira
2,5
ISSN 0852-2626
cm
dan
bekas
luka
teramizin dan tizinol yang disuntikan
pemotongan diberikan desinfektan
atau
berupa obat merah atau betadine.
dicampur
dalam
pakan.
Pencegahan panyakit dilakukan oleh
Anak babi mulai dipisahkan
peternak melalui sanitasi sedangkan
dari induk pada umur 6-8 minggu.
vaksinasi dapat diberikan jenis-jenis
Menurut Aritonang (1993) bahwa,
obat dari kemungkinan timbulnya
anak babi dapat dipisahkan dari
penyakit.
induknya
sesudah
minggu.
Penyapihan
Tatalaksana
pemeliharaan
berumur ini
8
sesuai
yang dilakukan oleh peternak yaitu
dengan keadaan dimana induk yang
pola penanganan intensif dan pada
normal
umumnya kandang sudah terbuat
berakhir sampai anak babi berumur 8
dari beton baik dinding kandang
minggu.
maupun
lantai.
Hasil
yang
laktasinya
akan
penelitian
menunjukkan bahwa hanya 23,33% peternak
masa
Biaya Produksi, Penerimaan dan Keuntungan Usaha Peternakan Babi di Kecamatan Tareran
menggunakan
kandang berdinding bambu. Hal ini dikarenakan
keterbatasan
Biaya produksi dalam usaha
modal
peternakan babi meliputi biaya tetap
peternak untuk membuat kandang
dan biaya tidak tetap. Biaya tetap
berdinding beton. Lokasi kandang
pada usaha peternakan babi meliputi;
berada disekitar rumah penduduk
biaya
masing-masing di belakang rumah
peralatan
yang berjarak dari rumah antara 0 –
serta
dan
perlengkapan
sewa pejantan. Biaya tidak tetap
Sistem pemeliharaan ternak
meliputi; biaya pakan, biaya tenaga
babi untuk induk yang akan segera
kerja, rekening listrik, rekening air,
melahirkan di awasi oleh peternak 1
biaya obat-obatan dan vitamin.
x 24 jam. Anak babi yang baru lahir
Hasil analisis
segera ditolong dan dibersihkan lendir
kandang
kandang, biaya bibit dalam hal ini
100 meter.
selaput
penyusutan
yang
bahwa,
menutupi
biaya
Rp.622.607
tubuhnya, terutama lubang mulut dan
atau
menunjukkan
tetap 3,35%
sebesar dari
keseluruhan biaya produksi. Biaya
hidung. Tali pusar dipisahkan kira-
tidak tetap sebesar Rp.17.934.431 71
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
atau 96,64% dari keseluruhan biaya
produksi per periode per tahun
produksi.
hasil
khususnya ialah biaya pakan yaitu
masing-masing
sebesar 66.62%. Biaya tenaga kerja
Berdasarkan
penelitian
pada
komposisi
biaya
selama
proses
sebesar 26,66%, biaya sewa pejantan
fase starter 25 kg/ekor, fase grower
sebesar 1,29%, biaya penyusutan
105 kg/ekor,
kandang
kg/ekor dan pejantan 122 kg/ekor.
dan
peralatan
sebasar
2,06%, biaya kastrasi sebesar 0,01%,
induk
betina 141
Rata-rata
besarnya
biaya listrik dan air sebesar 3,09%.
keuntungan yang diperoleh peternak
Hasil penelitian ini menunjukkan
sebesar
bahwa biaya pakan ternak yang
produksi.
dikorbankan
untuk ternak babi di
menunjukkan rata-rata keuntungan
Kecamatan Tareran sesuai dengan
per tahun Rp. 13.611.309 atau rata-
pendapat Soekartawi (2001) dan
rata per bulan sebesar Rp.1.944.472.
Rp.1.512.367/ekor/periode Hasil
analisis
Aritonang (1993). Soekartawi (2001) dan
Aritonang
mengemukakan makanan terbesar
bahwa
mempunyai dari
Efisiensi Penggunaan Input
(1993)
Penggunaan
biaya
terlihat pada nilai NPM < 1. Artinya
biaya
peternak
produksi yaitu 60-80%.
babi perlu
mengurangi
pemberian pakan pada fase grower,
Rata-rata harga jual ternak
pejantan induk kering, induk bunting
babi yang berlaku di Kecamatan Tareran
bahan
pakan tidak efisien. Hal tersebut
persentase
keseluruhan
input
dan
antara lain Rp.23.000/kg
induk
menyusui.
Rata-rata
efisiensi penggunaan input pakan
berat hidup atau Rp.550.000/ekor.
yang
Rata-rata berat hidup ternak untuk
dilihat
dari
nilai
produk
marjinal dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Produk Marjinal Penggunaan Input Pakan Nilai Produk Marjinal (NPM) Induk Induk Input makanan Grower Pejantan Kering Bunting Butiran Jagung - 0,28 0 0,66 -0,05 Dedak 0,41 -0,01 0,29 0,35 Konsentrat -0,14 0 0,33 -0,09 Tepung ikan 0 0 Bungkil 0 72
Induk Menyusui 0,09 -0,07 -0,47 -
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
Input optimum merupakan input
menghasilkan bobot badan tinggi
yang paling kecil yang diberikan
pada usaha peternakan babi di
pada ternak babi dan menghasilkan
Kecamatan Tareran dapat dilihat
bobot badan yang maksimal. Rata-
pada Tabel 3.
rata pemberian input pakan yang Tabel 3. Rata-rata Penggunaan Input Optimum Input Berat Badan (Kg) 120 125 160 170 170
Jenis Ternak Grower Pejantan Induk Kering Induk Bunting Induk Menyusui
Jagung (%)
Dedak (%)
Konsentrat (%)
Total (%)
48,26 33,87 37,50 50,06 57,33
25,86 33,87 18,75 30,01 28,44
25,86 32,25 18,75 19,92 14,22
100 100 100 100 100
maksimum 125 kg dengan input
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat
optimum
disimpulkan bahwa :
dedak 33,87%, konsentrat 32,25%.
Usaha Ternak Babi di Kecamatan
Induk kering memiliki bobot badan
Tareran Kabupaten Minahasa Selatan
160 kg dengan input optimum yaitu
memberikan
jagung
keuntungan
sebesar
yaitu
50,00%,
jagung
dedak
33,87%,
25,00%,
Rp.13.611.309/periode/tahun.
konsentrat 25,00%. Induk bunting
Penggunaan input pakan pada usaha
memiliki bobot
peternakan
Kecamatan
dengan input optimum yaitu jagung
Tareran tidak efisien, oleh sebab itu
50,06%, dedak 30,01%, konsentrat
peternak
19,92%. Induk menyusui memiliki
pemberian
babi
perlu pakan
di
mengurangi karena
sudah
badan 170 kg,
bobot badan 170 kg, dengan input
berlebihan.
optimum
Penggunaan input optimum pada
dedak
fase grower yaitu jagung 48,26%,
14,22%.
yaitu 28,44%
jagung dan
57,33%, konsentrat
dedak 25,86%, konsentrat 25,86%
SARAN
dengan bobot badan maksimum 120
Berdasarkan hasil penelitian dapat
kg. Pejantan memiliki bobot badan
disarankan, peternak harus lebih
73
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
memperhatikan
biaya
ISSN 0852-2626
operasional
Penyerapan Tenaga Kerja di
dan efisiensi pemberian pakan agar
Kotamadya Bogor Jawa Barat.
keuntungan
Karya
yang
diperoleh dari
usaha ternak babi lebih meningkat.
Ilmiah
Fakultas
Peternakan IPB. Bogor. Sumangkut. 2006. Kontribusi Usaha
DAFTAR PUSTAKA
Peternakan
Babi
Aritonang. 1993. Babi “Perencanaan
Pendapatan
Rumah
dan
Pengelolaan
Usaha”.
Y.
2007.
Peternakan
Kawangkoan.
Strategi
Pengembangan
Sosial
(Skripsi).
Studi Sosial Ekonomi Institut Pertanian. Bogor
Suatu
Metode Penelitian
Pendekatan
Proposal.
Bumi Aksara. Jakarta. Rahardi, F; I. Satyawibawa dan R.N. Setyowati.
1999.
Agribisnis
Peternakan. Cetakan Kelima. PT Penebar Swadaya (Anggota IKAPI). Jakarta. Sihombing,
D.T.H.
1997.
Ilmu
Ternak Babi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Soekartawi. 2001. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Sulistyawati. L. 2009. Pengaruh Upah
Minimum
Ekonomi.
Manado.
Fakultas Peternakan Program
Mardalis, 2002
(Skripsi).
Fakultas Peternakan Jurusan
Usaha
Babi.
Tangga
Petani Peternak di Kecamatan
Penebar Swadaya. Jakarta. Gultom,
Terhadap
Terhadap
74
UNSRAT.
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal) Vol 34 No 1 : 62-74 (Januari 2014)
75
ISSN 0852-2626