JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
1
Model Simulasi Sistem Dinamik Dalam Perencanaan Kapasitas Supply Gas Di Sektor Industri dan Rumah Tangga Untuk Memenuhi Pasokan Gas di Masa Mendatang (Studi Kasus: Jawa Timur) Rani Wira Prastiwi, Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] Abstrak— Keberadaan gas bumi sebagai energi pengganti minyak bumi semakin penting dan memiliki posisi strategis dalam menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. Selain itu gas bumi juga memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan harga minyak bumi yang semakin melambung tinggi. Gas bumi dapat digunakan sebagai sumber energi dan bahan bakar untuk rumah tangga dan industri. Selain bahan bakar, gas bumi juga dapat digunakan sebagai bahan baku dalam proses industri. Volume konsumsi gas yang paling banyak adalah pada sektor industri karena semua proses produksinya membutuhkan gas. Pada tahun 2011, Perusahaan yang bergerak dalam bidang transmisi dan distribusi gas mengalami kendala mengenai ketersediaan pasokan gas bumi. Tingkat produksi gas bumi dari lapangan yang tersedia memiliki kecenderungan menurun sehingga berdampak pada terbatasnya pasokan gas. Akibat berkurangnya pasokan gas membuat penjualan menjadi menurun karena tidak dapat memenuhi permintaan dari pelanggan. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi perusahaan sehingga terjadi penurunan pendapatan selain itu bagi pelanggan tidak dapat mendapatkan pasokan gas untuk kebutuhannya. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa perencanaan kapasitas supply gas sehingga dapat mengurangi terjadinya kekurangan pasokan gas. Penggunaan metode sistem dinamis dinilai tepat dalam penyelesaian masalah ini karena sistem dinamis tidak hanya memberikan peramalan atau prediksi semata tetapi juga dapat memahami karakteristik dan perilaku mekanisme proses internal yang terjadi dalam suatu sistem tertentu. Sehingga diharapkan mampu menyelesaikan masalah dari berkurangnya penjualan gas dalam perusahaan dan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui target perencanaan supply dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan kedepan. Kata kunci: Sistem Dinamik, Gas, Supply dan Demand
PENDAHULUAN
inyak dan gas bumi (migas) merupakan sektor strategis dalam mendukung perekonomian dan pembangunan nasional. Sumber energi tersebut digunakan hampir di setiap sektor kehidupan, seperti transportasi, pembangkit listrik, rumah tangga maupun industri. Dengan cadangan minyak bumi sebesar 7,4 miliar barrel dan cadangan gas bumi yang mencapai 157 TSCF, serta harga komoditi ini yang terus meningkat, menyebabkan kontribusi sektor migas pada penerimaan Negara sangat signifikan. Namun penurunan alamiah cadangan migas yang dialami Indonesia menyebabkan produksi nasional dalam 3 tahun terakhir semakin menyusut. Menurut data Kementerian ESDM dan BP Migas, Indonesia pada tahun 2009 memproduksi minyak sebesar 949.000 bopd (barrels of oil per day), jumlah tersebut menurun di tahun 2010 menjadi 945.000 bopd. Sedangkan di tahun 2011, produksi minyak lebih mengalami penurunan yaitu
M
menjadi 902.000 bopd. Pada gambar 1 menjelaskan mengenai pertumbuhan konsumsi energi dunia berdasarkan hasil analisa dari International energy Agency (IEA) dalam laporan World Energy Outlook 2011. Gambar grafik tersebut menjelaskan bahwa setiap tahun konsumsi energi minyak dan gas bumi semakin meningkat. Menurunnya produksi minyak mentah, naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan meningkatnya subsidi BBM, mendorong Pemerintah melakukan langkah strategis dalam pemanfaatan gas bumi. Keberadaan gas bumi sebagai energi pengganti minyak bumi semakin penting dan memiliki posisi strategis dalam menurunkan emisi karbon dioksida atau menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. Penggunaan gas bumi juga dirasakan lebih hemat dibandingkan dengan minyak bumi yang semakin langka dan bernilai jual tinggi. Sejak tahun 2010, Pemerintah menetapkan prioritas alokasi pasokan gas bumi. Kebijakan tersebut mempengaruhi ketersediaan pasokan gas bagi kepentingan dalam negeri. Sedangkan pada tahun 2011, PT XYZ Surabaya mengalami kendala pada masalah ketersediaan pasokan gas bumi. Tingkat produksi gas bumi dari lapangan yang tersedia memiliki kecenderungan menurun sehingga berdampak pada terbatasnya pasokan gas. Kebijakan Pemerintah yang mengutamakan pasokan gas bumi bagi produksi migas, sektor pupuk dan listrik juga membatasi pasokan yang diterima oleh PT XYZ Surabaya tahun 2011. Kecenderungan produsen mengajukan renegoisasi harga, memberikan pengaruh terhadap harga beli gas dari pemasok. Pada tahun 2011, kegiatan usaha distribusi PT XYZ Surabaya mengalami penurunan sebesar 3,53% yaitu dari 824,35 MMScfd di tahun 2010, menjadi 795,28 MMScfd di tahun 2011. Hal ini terutama disebabkan berkurangnya pasokan gas di SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat dan SBU Distribusi II Jawa Bagian Timur. Penurunan pasokan gas PT XYZ Surabaya di SBU Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Timur disebabkan oleh pengurangan jumlah penyaluran harian pasokan gas dan gangguan pasokan gas dari pemasok karena mengalami reservoir decline. Sehingga dibandingkan tahun 2010 SBU Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Timur mengalami penurunan penjualan sebesar 6,75% akibat dari berkurangnya volume pasokan gas dari pemasok (Laporan Tahunan PT XYZ Surabaya). Sistem dinamik dirasakan tepat karena penggunaan metode ini diarahkan kepada bagaimana dengan memahami perilaku sistem tersebut, orang dapat meningkatkan efektivitas dalam merencanakan suatu kebijakan dan pemecahan masalah yang timbul. Pada sistem ini dibuat untuk menganalisis perencanaan kapasitas supply gas di Jawa Timur sehingga PT XYZ Surabaya memberikan pasokan gas yang sesuai dengan kebutuhan industri dan rumah tangga. Dengan pemenuhan tersebut secara tidak langsung akan membuat penjualan gas menjadi meningkat.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 Nantinya diharapkan melalui tugas akhir ini mampu memberikan langkah alternatif dan skenario perencanaan kapasitas supply gas untuk mengatasi terjadinya kekurangan pasokan gas di Jawa Timur sehingga kebutuhan dari setiap industri dan rumah tangga dapat terpenuhi. I. KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Dinamik Simulasi sistem dinamik merupakan simulasi kontinyu yang dikembangkan oleh Jay Forrester (MIT) tahun 1960an, berfokus pada struktur dan perilaku sistem yg terdiri dari interaksi antar variabel dan loop feedback. Hubungan dan interaksi antar variabel dinyatakan dalam diagram kausatik. Karakteristik model sistem dinamik antara lain adalah: Dinamika sistem yang kompleks Perubahan perilaku sistem terhadap waktu Adanya sistem umpan balik tertutup Adanya umpan balik ini menggambarkan informasi baru tentang keadaan sistem, yang kemudian akan menghasilkan keputusan selanjutnya. Berbeda dengan sistem konvensional, sistem dinamik memiliki kontribusi dalam simulasi. Beberapa keuntungan dalam menggunakan sistem dinamik adalah: Tersedianya kerangka kerja bagi aspek kausalitas, nonlinearitas, dinamika dan perilaku endogen dari sistem Menciptakan pengalaman eksperimental bagi para pengambil kebijakan berdasarkan perilaku faktor–faktor pendukung sistem Adanya kemudahan untuk mengatur skenario simulasi sesuai dengan yang dikehendaki Tersedianya sumber informasi dari yang sifatnya mental, tertulis, maupun numerik sehingga model yang dihasilkan lebih berisi dan representatif. Menghasilkan struktur model dari input-input manajerial dan mensimulasikannya lewat prosedur komputasi yang kuantitatif. II. METODE a. Data Masukan Data yang digunakan dalam permasalahan ini adalah datadata yang didapatkan berdasarkan hasil survey dan wawancara yang dilakukan pada kantor PT. XYZ yang berlokasi di Surabaya Jawa Timur, Berikut informasi yang didapatkan dari hasil survey : 1. 2. 3. 4. 5.
Data permintaan gas di sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur Data jumlah pelanggan rumah tangga dan industri Data penjualan gas di sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur Data harga gas di sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur Data pasokan gas di Jawa Timur
Dari data-data tersebut nantinya akan diproses menjadi suatu model dan skenario dengan menggunakan bantuan Vensim sebagai aplikasi simulasi.
2 b. Pembuatan Konseptual Model Tahap selanjutnya adalah membuat model. Pembuatan model dapat dilakukan setelah mengetahui sistem dan datadata yang berkaitan sehingga model sesuai dengan sistem yang ada. Diagram kausatik ini meliputi proses distribusi perusahaan, mulai dari pembelian gas dari pemasok dan penyaluran gas ke tiap pelanggan dengan variabel induk yaitu rasio pemenuhan. Gambar 1 adalah diagram kausatik dari proses distribusi perusahaan XYZ Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pihak perusahaan, terdapat 2 variabel yang mempengaruhi rasio pemenuhan, yaitu variabel supply dan demand.
Gambar 1 Diagram Kausatik
Demand rumah tangga dipengaruhi oleh rata-rata kebutuhan gas rumah tangga dan jumlah pelanggan rumah tangga. Demand industri juga dipengaruhi oleh rata-rata kebutuhan gas industri dan jumlah pelanggan industri. Demand rumah tangga dan industri berpengaruh positif terhadap pertumbuhan jumlah permintaan gas secara menyeluruh. Variabel total gas demand berpengaruh negatif terhadap rasio pemenuhan karena semakin banyak permintaan maka rasio pemenuhan semakin berkurang jika pasokan tidak bertambah. Gas purchases (pembelian gas) berpengaruh positif terhadap supply, karena semakin banyak perusahaan membeli gas dari pemasok maka pasokan gas yang tersedia juga semakin banyak. Variabel supply berpengaruh positif terhadap distribusi gas dalam rumah tangga dan industri. Sehingga jika distribusi gas meningkat maka akan mempengaruhi penjualan. Jika penjualan rumah tangga dan industri meningkat maka berpengaruh positif terhadap total penjualan gas seluruhnya dan total pendapatan perusahaan. Meningkatnya total pendapatan perusahaan juga dipengaruhi oleh harga gas karena jika harga gas meningkat maka total pendapatan yang diterima perusahaan juga meningkat. c. Pembuatan Base Model Base model merupakan model dasar yang nantinya akan dikembangkan untuk dianalisis. Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi variabel-variabel terkait yang mempengaruhi sistem utama. Pada tugas akhir ini ini kebutuhan (demand) dan pasokan (supply) gas Jawa Timur yang menjadi tumpuan utama yang mempengaruhi variabel fulfillment ratio gas diwilayah Jawa Timur.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
3 Error Variance = |202.623 − 219.287| = 0,075992 202.623 2. Industry Total Customer Mean Variance = |316.875 − 315.1666| = 0,00539 315.1666 Error Variance = |3.5301 − 3.1987| = 0,09388 3.1987 3. HH Demand Mean Variance = |0.2200217 − 0.2200236| = 0,0000089 0.2200236 Error Variance =
Gambar 2 Diagram Base Model
d.
|0.0000152 − 0.000014779| = 0,02782 0.000014779
Verifikasi dan Validasi
Verifikasi merupakan penerjemahan model simulasi konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman secara benar. Sementara Validasi bertujuan melakukan pengecekan apakah model konseptual simulasi adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang dimodelkan (Law & Kelton, 1991). Pada tugas akhir ini, cara yang akan digunakan untuk melakukan validasi adalah melalui behaviour validity test, yaitu fungsi yang digunakan untuk memeriksa apakah model yang dibangun mampu menghasilkan tingkah laku (behaviour) output yang diterima. Terdapat dua cara pengujian dalam validasi behavior adalah sebagai berikut:
4. Industry Demand Mean Variance =
1. Perbandingan Rata – Rata (Mean Comparison)
|140.3888 − 133.6260| = 0,04817 133.6260 Error Variance =
E1
S A
|158.4729 − 158.2554| = 0,001372 158.2554 Error Variance = |1.8354 − 2.0121| = 0,09629 2.0121 5. Supply Mean Variance =
A
Prasyarat :
|13.2660 − 10.6765| = 0,1952 10.6765
S Nilai rata-rata hasil simulasi Nilai rata-rata data A Model valid apabila nilai E1 5% 2. Perbandingan Variasi Amplitudo (% Error Variance)
E2
Ss Sa Sa
Prasyarat : Ss = Standard deviasi model Sa = Standard deviasi data Model valid bila E2 30% Berikut hasil penghitungan mean variance (E1) dan Error Variance (E2) pada data hasil simulasi: 1. HH Total Customer Mean Variance = |11705.625 − 11713.21| = 0,0006474 11705.625
e.
Pembuatan Skenario Setelah basemodel yang dibuat telah valid dan verified, langkah selanjutnya adalah pembuatan skenario simulasi. Pembuatan skenario dapat dilakukan dengan menambahkan variabel dan parameter yang memiliki pengaruh dominan terhadap keseluruhan basemodel, untuk selanjutnya mengetahui dampak perubahan tersebut terhadap variabel lainnya. Dalam pengerjaannya, jenis skenario yang dibuat adalah skenario struktur yaitu dengan penambahan variabel baru untuk mengurangi terjadinya kekurangan pasokan gas sehingga rasio pemenuhan dari permintaan pelanggan dapat meningkat. Penambahan variabel untuk skenario struktur ini yaitu dengan melakukan penambahan sumur baru sehingga pasokan gas ke perusahaan dapat bertambah seperti yang terlihat pada gambar 3.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
4 penambahan sumur baru dan scenario struktur perluasan pasar. Masing-masing hasil dari skenario akan di analisis untuk mengamati kondisi yang mungkin terjadi. a.
Skenario struktur tanpa penambahan struktur
Berdasarkan hasil simulasi dari skenario struktur tanpa penambahan struktur, dilakukan beberapa perbandingan untuk melihat kondisi permintaan dan supply gas Jawa Timur jika tidak dilakukan penambahan sumur baru.
Gambar 3 Diagram Skenario dengan Penambahan Sumur Baru Gambar 5 Hasil skenario struktur tanpa penambahan struktur
Penambahan sumur baru ini dilakukan karena semakin berkurangnya pasokan gas dari sumur lama akibat dari umur sumur yang sudah tua sehingga kemampuan dalam menghasilkan gas juga menurun. Rata-rata umur tua dari sumur gas yaitu antara 20-30 tahun. Setelah skenario untuk menambah pasokan gas dilakukan maka perusahaan dapat melakukan perluasan pasar ke daerah yang belum terdapat jaringan distribusi. Daerah tersebut juga memiliki banyak industri potensial yang bisa memanfaatkan gas untuk bahan bakarnya. Selain itu skenario ini juga bertujuan untuk memanfaatkan gas yang tersisa akibat terjadinya over supply untuk dijual ke pelanggan baru. Sehingga skenario selanjutnya yang ditetapkan dalam tugas akhir ini adalah hanya untuk perluasan pasar ke daerah lain untuk memanfaatkan sisa gas yang ada seperti yang terlihat pada gambar 4.
Grafik pada gambar 5 menunjukkan bahwa pasokan gas (warna biru) mengalami penurunan setiap bulannya tetapi hal ini berbanding terbalik dengan tingginya permintaan gas setiap bulannya (warna hijau). Sehingga hal ini mengakibatkan rasio pemenuhan permintaan pelanggan juga menurun setiap bulannya seperti pada gambar 6.
Gambar 6 Fulfillment ratio tanpa penambahan struktur
Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa tahun 2010-2011 (bulan ke 1-24) perusahaan mengalami defisit gas hingga 29%, artinya perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan gas pelanggan sebanyak 29%.
Gambar 4 Skenario Perluasan Pasar
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Skenario Struktur Skenario struktur terdiri dari skenario struktur tanpa penambahan struktur (sumur baru), skenario struktur dengan
b. Skenario struktur dengan penambahan sumur baru Berdasarkan hasil simulasi dari skenario penambahan sumur baru, dilakukan perbandingan hasil simulasi sebelum dan sesudah ditambahkan skenario penambahan sumur baru. Hasil yang dibandingkan adalah permintaan dan supply, rasio pemenuhan, total penjualan gas, pendapatan penjualan gas di rumah tangga dan industri.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
5 Selain rasio pemenuhan meningkat dari sebelumnya, total penjualan gas dan pendapatan perusahaan juga mengalami peningkatan Seperti pada gambar 9 terdapat peningkatan total penjualan yang sangat signifikan dari keadaan sebelumnya. Total penjualan gas ini merupakan jumlah penjualan gas rumah tangga dan industri setiap bulannya.
Gambar 7 Hasil skenario perbandingan permintaan dan supply gas
Gambar 7 menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan pasokan dari sumur baru maka pada bulan ke 25 perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan hingga pada bulan ke 85. Hal ini terjadi karena pasokan dari sumur lama terus mengalami penurunan sehingga perusahaan harus menambah sumur baru lagi untuk dapat memenuhi permintaan gas.
Gambar 9 Perbandingan total penjualan skenario dan base model
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan gas meningkat dari 72.444 menjadi 154.747 setiap bulannya selama 6 tahun kedepan. Tabel 2 Perbandingan total penjualan gas – penambahan sumur baru
Variabel
Gambar 8 Perbandingan rasio pemenuhan skenario dan base model
Gambar 8 menunjukkan perbandingan rasio pemenuhan hasil scenario (garis biru) dan base model (garis merah). Dari gambar 8, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan setelah bulan ke 24, karena penambahan skenario dilakukan selama 6 tahun kedepan. Walaupun rasio pemenuhan meningkat dari model nyatanya tetapi terlihat bahwa setiap bulan rasio tersebut mengalami penurunan akibat penurunan pasokan dari sumur yang lama dan semakin tingginya permintaan gas dari pelanggan. Untuk itu perusahaan harus menambah pasokan gas lagi melalui penambahan sumur baru lagi karena provinsi Jawa Timur saat ini masih terdapat beberapa sumur yang berpotensi dalam memproduksi gas untuk memenuhi kebutuhan gas regional.
Total Penjualan Gas Total Penjualan Gas (Skenario)
Rata-rata per Bulan
72.444
154.747
Untuk pendapatan dari penjualan gas juga mengalami peningkatan. Pendapatan ini dibedakan menjadi 2 yaitu pendapatan penjualan gas dalam rumah tangga dan industri. Gambar 10 merupakan grafik dari peningkatan pendapatan penjualan gas rumah tangga dari kondisi sebelumnya. Garis berwarna biru merupakan kondisi saat ditambah skenario sedangkan yang merah merupakan kondisi saat tidak ditambah skenario.
Tabel 1 Perbandingan rasio pemenuhan – penambahan sumur baru
Variabel Rasio Pemenuhan Rasio Pemenuhan (Skenario)
Rata-rata per Bulan 0.4819 Gambar 10 Perbandingan total revenue in HH skenario dan base model
1.1525
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
6
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa pendapatan penjualan gas rumah tangga meningkat dari Rp 13.813.351 menjadi Rp 15.550.386 setiap bulannya selama 6 tahun kedepan.
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan gas meningkat dari Rp 1.534.395.781 menjadi Rp 3.281.781.875 setiap bulannya selama 6 tahun kedepan.
Tabel 3 Perbandingan total pendapatan gas RT – penambahan sumur baru
Tabel 5 Perbandingan total pendapatan gas industri (Rp) – penambahan sumur baru
Variabel Total Pendapatan Gas RT Total Pendapatan Gas RT (Skenario)
Rata-rata per Bulan
Rp 13.813.351
Rp 15.550.386
Sedangkan peningkatan pendapatan penjualan gas industri dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11 Perbandingan total revenue in Industry ($) skenario dan base model
Variabel Total Pendapatan service cost Industri Total Pendapatan service cost Industri (Skenario)
Rata-rata per Bulan
Rp 1.534.395.781
Rp 3.281.781.875
Untuk peminjaman gas ke perusahaan lain mengalami penurunan dari kondisi sebelumnya (bulan ke 24) saat belum menambah sumur baru namun setelah bulan ke 25 terjadi peningkatan peminjaman gas akibat pasokan gas yang berkurang dari sumur yang lama sehingga perusahaan harus menambah pasokan gas dari sumur yang baru lagi. Grafik dibawah merupakan grafik dari peminjaman gas ke perusahaan lain. Setelah dilakukan penambahan sumur baru ternyata perusahaan mengalami over supply akibat pasokan yang bertambah tidak diimbangi oleh permintaan yang bertambah banyak. Pada gambar 13 dapat dilihat bahwa terdapat sisa gas dalam rumah tangga namun jumlahnya tidak terlalu banyak.
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan gas meningkat dari $ 11.930.040,42 menjadi $26.910.536,46 setiap bulannya selama 6 tahun kedepan. Tabel 4 Perbandingan total pendapatan gas industri ($) – penambahan sumur baru
Variabel Total Pendapatan Gas Industri Total Pendapatan Gas Industri (Skenario)
Rata-rata per Bulan
$ 11930040,42
Gambar 13 Sisa pasokan gas pada rumah tangga
$ 26910536,46
Sedangkan untuk industri dapat dilihat pada gambar 14 bahwa terdapat banyak sekali sisa gas yang belum tersalurkan dari sumur baru. Over supply ini terjadi pada bulan ke 25 sampai bulan ke 59. Setelah itu tidak ada gas yang tersisa akibat berkurangnya pasokan dari sumur yang lama.
Untuk pendapatan biaya layanan (service cost) dalam industri juga mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada gambar 12.
Gambar 12 Perbandingan total revenue in HH (Rp) skenario dan base model
Gambar 14 Sisa pasokan gas pada industri
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
7
c. Skenario struktur dengan perluasan pasar Pada skenario ini hanya difokuskan pada perluasan pasar untuk sektor industri. Dalam skenario dapat dilihat juga bahwa sisa gas dari hasil penambahan sumur baru dapat berkurang karena telah disalurkan ke daerah lain.
Gambar 19 Perbandingan rasio pemenuhan
Gambar 15 Sisa pasokan gas pada industri
Pada gambar 15 dapat dilihat bahwa setelah bulan ke-25 sisa gas berkurang dari kondisi sebelumnya pada skenario 2 dari 52.2433 MMSCFD menjadi 22.4933 MMSCFD. Meskipun berkurang cukup banyak perusahaan masih harus menambah pelanggan baru lagi untuk mengoptimalkan sisa gas tersebut yaitu dengan tidak hanya memberikan infrastruktur pipa gas pada sektor industri saja tetapi infrastruktur tersebut dapat menjangkau pada sektor komersial dan rumah tangga di daerah tersebut.
Gambar 19 menjelaskan perbandingan rasio pemenuhan antara base model dan skenario. Skenario yang dibandingkan adalah saat melakukan penambahan sumur baru dan melakukan perluasan pasar. Untuk garis yang berwarna merah merupakan rasio pemenuhan pada base model (sebelum dilakukan penambahan sumur baru). Garis berwarna biru menunjukkan rasio pemenuhan pada skenario 2 yaitu setelah dilakukan penambahan sumur baru. Sedangkan garis berwarna hijau merupakan rasio pemenuhan pada skenario 3 setelah dilakukan perluasan pasar ke beberapa daerah. Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa rasio pemenuhan untuk skenario ke-2 lebih tinggi dari skenario ke-3 karena pada skenario ke-3 jumlah permintaan gas bertambah sehingga rasio pemenuhan akan berkurang juga.
Gambar 20 Total penjualan gas (base model) Gambar 16 Total permintaaan gas (base model)
Gambar 21 Total penjualan gas (skenario 2) Gambar 17 Total permintaaan gas (skenario 2)
Gambar 22 Total permintaaan gas (skenario 3) Gambar 18 Total permintaaan gas (skenario 3)
Dari gambar 16, 17 dan 18 dapat dilihat perbedaan dari jumlah permintaan gas saat sebelum dilakukan perluasan pasar. Perluasan pasar tentu akan menambah jumlah permintaan gas kedepannya.
Pada gambar 20, 21 dan 22 menjelaskan mengenai perbandingan total penjualan gas pada base model dan skenario. Dari gambar tersebut dapat dilihat peningkatan penjualan dialami oleh skenario ke-3 karena jumlah pelanggan yang semakin bertambah akibat dilakukan perluasan pasar yang secara langsung berdampak pada hasil penjualan yang meningkat. Meskipun penjualan perusahaan dapat lebih meningkat setelah dilakukan perluasan pasar tetapi pada bulan ke-60 penjualan menjadi menurun seperti yang terlihat pada gambar 23.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
8 Pada skenario ini dilakukan penambahan beberapa daerah dengan industri potensial di Jawa Timur yaitu Malang, Jombang, Lamongan dan Tuban. Namun dengan bertambahnya pelanggan dari daerah baru semakin lama persediaan gas tersebut akan semakin berkurang. Hal ini terjadi akibat pasokan gas dari sumur lama yang semakin menurun setiap waktunya. Sehingga perusahaan harus menambah sumur baru lagi untuk dapat menjaga ketersediaan gas di masa mendatang.
Gambar 23 Total penjualan gas
DAFTAR PUSTAKA
Hal ini terjadi akibat dari penurunan pasokan gas dari sumur yang lama sehingga perusahaan perlu melakukan penambahan sumur baru lagi agar kebutuhan gas pelanggan dapat terpenuhi. Untuk perusahaan skenario ke-2 perlu dilakukan kembali untuk menjaga ketersediaan gas di masa mendatang.
[1] Presley A. (2010). Langkah Melakukan Simulasi. Structured Models And Dynamic Systems Analysis 521-523. [2] Law & Kelton. (1991). Pengertian Simulasi. Simulation Modeling and Analysis 109-115. [3] Sofyan, Arif. (2011, September 28). Konsep Sistem Dinamik. Pengantar Sistem Dinamik 6-15. [4] Suryani, E., Chou, S.-Y., & Chen, C.-H. (2010). Demand scenario analysis and planned capacity expansion: A system. Simulation Modelling Practice and Theory, 732751. [5] Kusumaningtyas Asri (2011). Penerapan Model Simulasi Sistem Dinamis Pada Analisis Pengaruh Kebijakan Pertamina Terhadap Peforma Perusahaan Agen Gas LPG. Yogyakarta. [6] Oscarino, Yohanes., Dinariyana, AAB., Artana, Ketut Buda. Distribusi Gas Alam Cair (LNG) Dari Kilang Menuju Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Untuk Pemenuhan Kebutuhan Pembangkit Listrik Di Indonesia Melalui Pendekatan Simulasi. [7] Anderson, E. G., & Black, L. J. (2007). Accumulations of Legitimacy: Exploring. 25th International Conference of the System Dynamics Society, (pp. 60-61). Boston, Massachusetts. [8] Kramarz, M., & Kramarz, W. (2011). Simulation Modelling of Complex Distribution Systems. Procedia Social and Behavioral Sciences , 283-291. [9] Maria, A. (1997). Introduction to Modeling And Simulation. Ney York, United States of America. [10] Perreault, W. D., & McCarthy, E. J. (2002). Basic Marketing - A Managerial Approach. New York: McGrawHill. [11] Richardson, G. P. (1986). Problems with causal loop diagrams. System Dynamic Reviews , 158-170. [12] Richardson, G. P. (2011). Reflections on The Foundations of System Dynamics. System Dynamic Reviews , 219-243. [13] Sherwood, D. (2002). Seeing the Forest for the Trees: A Manager's Guide to Applying Systems Thinking. Boston, London: Nicholas Brealey. [14] Suryani, E. (2006). Pemodelan dan Simulasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. [15] Wishart, J. D. (2008). Modelling, Simulation, Testing, and Optimization of Advanced Hybrid. Canada.
IV. KESIMPULAN Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pengerjaan Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut: 1. Model simulasi yang dikembangkan dapat digunakan sebagai acuan simulasi untuk membantu perusahaan dalam perencanaan kapasitas supply untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan menambahkan kapasitas pasokan gas dari pemasok ke depannya. 2. Rasio pemenuhan selalu mengalami penurunan dari tahun 2010-2011 sebesar 29% dan akan terus menurun jika tidak dilakukan penambahan pasokan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan penurunan dalam penjualan gas dan pendapatan perusahaan. Pasokan yang ada saat ini tidak dapat mencukupi permintaan pelanggan yang selalu meningkat akibat dari penurunan kapasitas produksi sumur lama. 3. Sesuai dengan hasil simulasi skenario, terdapat cara untuk meningkatkan rasio pemenuhan, yaitu: - Penambahan sumur baru Cara ini dilakukan dengan menambah pasokan dari sumur baru untuk mengatasi kekurangan pasokan dari sumur yang lama. Penambahan jumlah kapasitas pasokan ini dilakukan untuk 6 tahun ke depan yaitu sebesar 154.19 MMSCFD. Namun jika dilihat dari grafik rasio pemenuhan terjadi penurunan pada bulan ke 85 sebesar 1,1% dan akan terus menurun pada bulan selanjutnya. Hal ini terjadi karena jumlah pasokan dari sumur lama terus mengalami penurunan sehingga total pasokan juga menurun. Untuk mengantisipasi hal ini perusahaan dapat menambah pasokan dari sumur baru lagi untuk dilakukan eksplorasi sehingga dapat menggantikan sumur yang lama dan tidak terjadi penurunan rasio pemenuhan lagi. 4. Penambahan sumur baru pada skenario akan menimbulkan terjadinya over supply untuk itu perlu ditambahkan skenario lagi untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan melakukan perluasan pasar ke daerah lain. Terdapat 2 pilihan yang dapat dilakukan perusahaan untuk memilih daerah yang akan dibangun yaitu: 1. Pemilihan daerah berdasarkan tingkat pendapatan asli daerah 2. Pemilihan daerah berdasarkan potensi penggunaan gas di daerah tersebut