1
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
PENGARUH LABA RUGI PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Eka Indriyani MS STIE Panca Bhakti Palu
[email protected]
ABSTRACT Eka Indriyani Muhammad Saleng. 2017. This study aims to analyze the impact of profit or loss company on audit delay in the banking industry listed in BEI. Audit delay is the length of time the delivery of financial statements, as measured from the year of completed reports financial auditan by auditors independent. The method of determining the sample using purposive sampling and obtain 30 companies banking as a sample for the period 2014-2015. The analysis of data using analysis of the regression of the linear simple. The results showed that a partial profit or loss company has no effect on audit delay. Keyword: Profit or Loss Company, Audit Delay.
PENDAHULUAN Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009), tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat bermanfaat, apabila disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan, seperti kreditor, investor, pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai dasar pengambilan suatu keputusan.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
2
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor perbankan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Salah satu kewajiban perusahaan yang sudah go publik adalah mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik. Auditor memiliki tanggung jawab yang besar dan tentunya hal ini membuat auditor untuk bekerja secara lebih profesional. Salah satu kriteria profesionalisme auditor tampak dalam ketepatan waktu penyampaian laporan auditannya. Dengan semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia pada saat ini yang ditandai dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan yang go publik, maka hal ini mengakibatkan peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Perkembangan proses audit untuk perusahaan-perusahaan yang go publik selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan proses audit sendiri membutuhkan waktu yang lama, sehingga menyebabkan pengumuman laba dan laporan keuangan menjadi tertunda. Sesuai yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: 2009), tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, bahwa laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitas yang membuat informasi laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar penggunanya. Keempat karakteristik tersebut antara lain dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan. Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan tepat waktu. Setiap perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan pada periode tertentu selalu dinantikan oleh berbagai pihak. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan ini telah diperbaharui oleh Bapepam Nomor: Kep/346/BL/2011. Dalam peraturan baru ini disebutkan bahwa perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 90 hari terhitung sejak tanggal tutup buku perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan sesuai dengan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam, maka dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI: 2001) khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlunya pencatatan atas Program Pascasarjana STIE PB-Palu
3
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pemenuhan standar audit yang tidak sempurna oleh auditor berdampak pada lamanya penyelesaian laporan audit, namun di sisi lain juga dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya. Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Karena laporan keuangan yang sudah diaudit yang di dalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya informasi laba atau rugi dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Menurut Givolvy dan Palmon (dalam Rachmawati, 2008), nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Selanjutnya menurut Gregory dan Van Horn (dalam Hilmi dan Ali, 2008), tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu. Jadi semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke publik, maka informasi tersebut semakin bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dan sebaliknya jika terdapat penundaan yang tidak semestinya, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan suatu keputusan. Oleh karena itu, informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu
dalam pengambilan keputusan- keputusan ekonomi dan untuk
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut (Baridwan, 2000). GAAS (Generally Accepted Auditing Standars) khususnya pada bagian standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Seiring dengan hal tersebut, standar pekerjaan lapangan juga harus dilaksankan dengan perencanaan yang matang dan mengumpulkan alat-alat bukti yang memadai. Adakalanya, dalam melaksanakan standar-standar tersebut ditemukan adanya penyimpangan. Penyimpangan inilah yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan karena adanya unsur verifikasi yang digunakan Program Pascasarjana STIE PB-Palu
4
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
untuk mengusut indikasi penyimpangan yang terjadi. Proses ini memungkinkan publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat. Fenomena lamanya proses dalam terminology penelitian pengauditan dikenal dengan audit delay. Audit delay merupakan lamanya / rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit (Kartika, 2009: 3). Lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit delay. Jika audit
delay
semakin
lama,
maka kemungkinan keterlambatan penyampaian
laporan keuangan akan semakin besar. Berdasarkan pengumuman penyampaian laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2012 Peng-LK-0043/BEI.PPR/04-2013, tercatat 52 perusahaan yang terlambat menyerahkan laporan keuangan tahun 2012. Tercatat 3 perusahaan menyampaikan informasi penyebab keterlambatan penyampaian laporan keuangan, dan 49 perusahaan diantaranya tercatat tidak menyampaikan informasi penyebab keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Dan sampai dengan 28 Juni 2013 berdasarkan pantauan BEI, terdapat
tujuh perusahaan
yang belum
menyampaikan laporan keuangan audit per 31 Desember 2012 dan belum melakukan pembayaran
denda
atas
keterlambatan
penyampaian
laporan
keuangan.(sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/07/01/1349431/Lap oran.Keuangan.Telat.Tujuh.Emiten.Disuspensi). Menurut Subekti dan Widiyanti (2004), suatu ketertundaan informasi laporan keuangan akan berdampak negatif pada reaksi pasar. Selanjutnya menurut Iskandar dan Trisnawati (2010), ketertundaan dalam publikasi informasi laporan keuangan akan berdampak pada tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Chambers dan Penman (dalam Subekti dan Widiyanti, 2004), menunjukkan bahwa pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns negatif sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menyebabkan hal yang sebaliknya. Jadi suatu ketertundaan pelaporan keuangan secara tidak langsung diartikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan. Program Pascasarjana STIE PB-Palu
5
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Penelitian ini membahas mengenai laba rugi perusahaan terhadap audit delay. Hasil penelitian terdahulu Susana Anita Rondonuwu (2010) menunjukkan hasil bahwa laba rugi perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Oleh sebab itu, akuntan publik cenderung berhati-hati dalam prosedurprosedur audit yang dapat memastikan nilai kerugian sehingga dengan demikian proses audit akan menjadi lebih panjang. Sementara itu, menurut hasil Andi Kartika (2011), menunjukkan hasil bahwa laba/rugi tidak berpengaruh positif terhadap audit delay. Hal ini disebabkan karena ketidakstabilan kondisi ekonomi. Penelitian
ini
dimaksudkan
untuk
meneliti
laba rugi perusahaan
berpengaruh atau tidak terhadap audit delay, karena tersebut merupakan hal yang turut
mempengaruhi
ketepatan
pelaporan
keuangan.
Penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan sektor perbankan yang go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Oleh karena pentingnya publikasi laporan keuangan audit sebagai informasi yang sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis, rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan yang turut mempengaruhi manfaat informasi laporan keuangan audit yang dipublikasikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laba rugi perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan go pubik di Bursa Efek Indonesia”
KAJIAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Drs. Toto Sucipto, Dra. Moelyati, M.M, dan Drs. Sumardi, M.M, dalam bukunya (Akuntansi 1a:2009), Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, baik di dalam maupun di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
6
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya (Teori Akuntansi:2011), jenis laporan keuangan sebenarnya banyak, namun laporan keuangan utama menurut SAK hanya tiga, yaitu : a. Daftar neraca yang menggabarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu. b. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. c. Laporan arus kas. Di sini dimuat sumber dan pengeluaran kas perusahaan selama suatu periode. B. Laporan Laba Rugi Menurut K.R. Subramanyam dan John J. Wild dalam bukunya (Analisis Laporan Keuangan:2010), laporan laba rugi (income statement) mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung, dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Laba bersih (net income) merupakan perkiraan atas kenaikan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Di luar laba di atas, ada lagi penggolongan laba di luar laba tersebut yaitu yang dikenal dengan istilah gain. Ini definisi FASB. Gain adalah naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dan dari transaksi kejadian lainnya yang memengaruhi entitas selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik. Rugi bersih (net loss) merupakan perkiraan atas penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Di luar rugi di atas, ada lagi penggolongan rugi di luar rugi tersebut yaitu yang dikenal dengan istilah loss. Ini definisi FASB. Loss adalah turunnya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dan dari seluruh transaksi kejadian lainnya yang memengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya atau pemberian kepada pemilik (prive).
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
7
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
C. Definisi Auditing Definisi audit (auditing) menurut Messier (2006) adalah suatu proses sistematis
mendapatkan
dan
mengevaluasi
bukti-bukti
secara
objektif
sehubungan dengan asersi atas tindakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan menetapkan kriteria
serta
mengkomunikasikan
hasilnya
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan. Menurut
Mulyadi
dalam
bukunya
“Auditing”,
auditing
umumnya
digolongkan menjadi 3 golongan : audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. a.
Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
b.
Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu.
c.
Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.
D. Tujuan Audit Menurut Mulyadi (Auditing:2002), tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Tujuan audit untuk keberadaan dan keterjadian. Berkaitan dengan masalah keberadaan dan keterjadian (existence and occurrence), biasanya auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut: a.
Validitas/pisah batas (cutoff): semua transaksi tercatat benar-benar telah terjadi selama periode akuntansi.
b.
Validitas (validity): semua aktiva, kewajiban, ekuitas adalah valid dan telah dicatat sebagaimana mestinya dalam neraca.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
8
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Pada saat auditor memeriksa siklus penjualan dan penagihan, ia harus mengikuti tiga alur transaksi utama, yaitu: penjualan kredit, penagihan, dan penyesuaian penjualan. Waktu dan perhatian yang diberikan kepada tujuan audit ini tergantung pada kepentingan dan materialitas transaksi pada proses bisnis inti entitas. 1.) Tujuan Audit Untuk Kelengkapan Berkaitan dengan masalah kelengkapan (completeness), auditor biasanya akan memastikan hal-hal sebagai berikut : a.) Kelengkapan/pisah batas (cutoff): semua transaksi yang terjadi dalam periode itu telah dicatat. b.) Kelengkapan (completeness): semua saldo yang tercantum dalam neraca meliputi semua aktiva, kewajiban, dan ekuitas sebagaimana mestinya. Dalam konteks siklus penjualan dan penagihan, biasanya auditor akan menekankan perhatian tentang transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan serta akumulasinya pada saldo piutang usaha. Masalah pisah batas (cutoff) seringkali di-review oleh para auditor karena transaksi-transaksi yang tidak tercatat merupakan kesalahan pencatatan pada periode yang salah. Pentingnya tiga alur transaksi ini tergantung pada sifat bisnis entitas dan proses bisnis inti. 2.) Tujuan Audit Untuk Hak dan Kewajiban Tentang masalah hak dan kewajiban (right and obligations), biasanya auditor menguji kepemilikan (ownership), kesesuaian atas hak entitas terhadap aktiva, serta hak kepemilikan yang jelas terhadap aktiva. Apabila ingin mempertimbangkan kelangsungan usaha dan arus kas, auditor akan mengukur resiko kemungkinan klien telah menggadaikan atau menjual piutang dan selanjutnya merencanakan untuk melakukan pengujian atas hak kepemilikan yang sesuai. 3.) Tujuan Audit Untuk Penilaian atau Alokasi Berkaitan dengan masalah penilaian dan alokasi (valuation allocation), biasanya auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut:
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
9
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
a.) Penerapan GAAP (application of GAAP) bahwa saldo telah dinilai sebagaimana mestinya untuk mencerminkan penerapan GAAP dalam hal penilaian kotor dan alokasi jumlah tertentu antarperiode (seperti penyusutan dan amortisasi). b.) Pembukuan dan pengikhtisaran (posting and summarization). Transaksi telah dibukukan dan diikhtisarkan sebagaimana mestinya dalam jurnal dan buku besar. c.) Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Saldosaldo telah dinilai sebagaimana mestinya pada nilai bersih yang dapat direalisasikan. Terdapat beberapa tujuan audit pokok atas asersi penilaian atau alokasi dimana masing-masing mencerminkan jenis salah saji yang berbeda dan akan memerlukan bukti audit yang berbeda pula. Auditor akan menggunakan pengetahuannya tentang GAAP, pengetahuan tentang volume kegiatan bisnis, dan pemeriksaan bukti yang mendukung transaksi penjualan untuk menilai kelayakan penjualan menurut nilai kotornya. 4.) Tujuan Audit Untuk Penyajian dan Pengungkapan Berkaitan dengan masalah penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure), biasanya auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut: a.) Pengklasifikasian (classification). Transaksi dan saldo telah diklasifikasikan sebagaimana mestinya dalam laporan keuangan. b.) Pengungkapan
(disclosure).
Semua
pengungkapan
yang
dipersyaratkan oleh GAAP telah tercantum dalam laporan keuangan. E. Audit delay Menurut Wah Lai dan Cheuk (2005), “audit delay adalah jangka waktu dari tanggal akhir tahun perusahaan dengan tanggal laporan audit”. Definisi tersebut selaras dengan Hossain dan Taylor (1998) yang berpendapat ”audit delay telah dianggap sebagai waktu dari akhir tahun buku perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor”. Sedangkan menurut Knechel dan Payne (2001) dalam Hamzah Program Pascasarjana STIE PB-Palu
10
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Ahmad, M.Nizarul Alim, dan Imam Subekti (2005), audit delay adalah periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal laporan audit perusahaan. Oleh karena itu, semakin lama auditor dalam meyelesaikan pekerjaan auditnya maka semakin panjang audit delay. Berdasarkan pemaparan di atas, salah satu yang dapat menyebabkan adanya audit delay adalah standar pekerjaan lapangan yang menyatakan bahwa audit harus dilakukan berdasarkan perencanaan yang matang. Standar tersebut merupakan standar pertama pekerjaan lapangan yang diatur dalam SPAP. Perencanaan tersebut meliputi tiga alasan utama, yaitu: 1.
Agar auditor memperoleh bukti yang cukup kompeten untuk kondisi yang ada.
2.
Membantu menjaga agar biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar.
3.
Menghindari kesalahpahaman dengan klien. Perencanaan audit yang memadai ini akan mempengaruhi kinerja dari
auditor. Pemenuhan standar audit dapat menyebabkan lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hasil audit tersebut. (Novita, 2004) menagatakan bahwa proses audit sangat memerlukan waktu yang berakibat adanya audit delay yang nantinya akan sangat berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dengan adanya audit delay yang salah satunya dapat disebabkan oleh perencanaan audit yang dilakukan auditor, maka penyampaian laporan keuangan entitas dapat tertunda. Padahal manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Sesuai dengan pendapat Raja Adzrin, Raja Ahmad dan Khairul Anuar Kamarudin, 2001. Audit delay and the timeliness of corporate, “disarankan bahwa semakin pendek waktu antara akhir tahun akuntansi dan tanggal publikasi, semakin besar manfaat yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Keterlambatan merilis laporan keuangan yang paling mungkin untuk meningkatkan ketidakpastian terkait dengan keputusan yang dibuat berdasarkan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Dengan demikian, keputusan tidak mungkin kualitas superlatif ". Di Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan bahwa laporan keuangan tahunan harus teraudit Program Pascasarjana STIE PB-Palu
11
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
dalam waktu 90 hari serta harus diserahkan ke BAPEPAM dan BEI untuk dipublikasikan. Hal ini dapat dijadikan pedoman oleh auditor dan pihak manajemen perusahaan publik bahwa batas waktu minimal audit delay adalah 90 hari (3 bulan). Apabila ketetapan ini dilanggar, maka BAPEPAM akan mengenakan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhinya. F. Kerangka Pikir Salah satu faktor
yang dapat menyebabkan keterlambatan proses
penyampaian laporan keuangan adalah laba rugi perusahaan, di mana ketika perusahaan yang mengalami laba dalam laporan keuangan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan audit yang lebih pendek, sedangkan perusahaan yang mengalami rugi dalam laporan keuangannya memacu kemunduran publikasi laporan keuangan dan auditor juga membutuhkan lebih banyak data yang diperlukan untuk dapat menghasilkan opini sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Hal inilah yang dapat menyebabkan adanya penundaan penyampaian laporan keuangan kepada publik. Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
pengaruh
laba rugi
perusahaan sebagai variabel bebas pada audit delay. Kerangka berpikir ini secara diagramatis disajikan pada Gambar 1 berikut:
Laba Rugi Perusahaan
Audit Delay
Gambar 1 Skema kerangka pikir G. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada
saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam
verifikasi (Moh. Nazir, 2003:151). Berdasarkan masalah pokok dan pengembangan kepustakaan yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Program Pascasarjana STIE PB-Palu
12
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
H0 : Laba rugi perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay Ha : Laba rugi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, dimana pendekatan kuantitatif ini diperlukan data numerik yang dianalisis menggunakan alat statistik dengan menggunakan program SPSS untuk menguji sejumlah hipotesis. Penelitian ini dilakukan di seluruh perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014- 2015 yang diperoleh dari www.idx.co.id. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang akan diolah dan dianalisa dengan metode regresi sehingga dapat terlihat hasilnya. Penentuan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor perbankan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 41 perusahaan. Teknik pengambilan sampel berdasarkan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan dan kriteria tertentu (Sugiyono,
2010:122). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut : 1.
Perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai dengan
pengklasifikasian
Indonesia
Capital
Market
Directory
dan
www.idx.co.id 2.
Perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 31 Desember 2015.
3.
Perusahaan
sektor
perbankan
tersebut
telah
mempublikasikan
laporan
keuangannya selama 2 (dua) tahun berturut-turut mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2015. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan periode tahun 2014-2015 dapat diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : Jumlah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
41
Indonesia Perusahaan yang delisting dan baru listing selama 2014-2015
9
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
13
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangannya selama 2
2
tahun berturut-turut (2014-2015) Jumlah sampel yang diperoleh
30
Tabel 2 Daftar sampel perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia No
Kode Saham
Perusahaan
1
AGRO
PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga, Tbk
2
BABP
PT. Bank MNC Internasional, Tbk
3
BACA
PT. Bank Capital Indonesia, Tbk
4
BAEK
PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk
5
BBCA
PT. Bank Central Asia, Tbk
6
BBKP
PT. Bank Bukopin, Tbk
7
BBNI
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
8
BBNP
PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk
9
BBRI
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
10
BBTN
PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
11
BCIC
PT. Bank JTrust Indonesia, Tbk
12
BDMN
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
13
BEKS
PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk
14
BKSW
PT. Bank QNB Indonesia, Tbk
15
BMRI
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
16
BNBA
PT. Bank Bumi Artha, Tbk
17
BNGA
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
18
BNII
PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
19
BNLI
PT. Bank Permata, Tbk
20
BSIM
PT. Bank Sinarmas, Tbk
21
BSWD
PT. Bank of India Indonesia, Tbk
22
BTPN
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk
23
BVIC
PT. Bank Victoria Internasional, Tbk
24
INPC
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk
25
MAYA
PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk
26
MCOR
PT. Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk
27
MEGA
PT. Bank Mega, Tbk
28
NISP
PT. Bank OCBC NISP, Tbk
29
PNBN
PT. Bank Pan Indonesia, Tbk
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
14
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516 30
SDRA
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
PT. Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk
Sumber : Indonesia capital market directory dan www.idx.co.id
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Deskripsi Laba Rugi Perusahaan pada Perusahaan Perbankan Pada penelitian ini, laba rugi merupakan variabel independen (X). Menurut S. Munawir, (2002:70) mendefinisikan laporan laba rugi adalah merupakan salah satu laporan tentang penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi merupakan salah satu dari bentuk laporan keuangan yang merupakan hasil dari proses akuntansi dan bukan hanya sebagai alat pengukur saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuanga perusahaan tersebut, di mana hasil dari laporan keuangan tersebut, pihak pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Untuk mengetahui laba rugi perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat dari tabel 3 berikut ini : Tabel 3 Laba rugi perusahaan perbankan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015 No
Kode Saham
1
AGRO
2
BABP
3
BACA
4
BAEK
5 6
BBCA BBKP
7
BBNI
8
BBNP
9
BBRI
10
BBTN
11
BCIC
Nama Perusahaan
Laba Rugi 2014 (Rp) 2015 (Rp)
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk PT Bank MNC Internasional Tbk. Bank Capital Indonesia Tbk Bank Ekonomi Raharja Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank JTrust Indonesia Tbk.
24,308,393
17,985,779
1,118,387
(173,946,282)
47,180,000
62,409,000
177,783,000
283,086,000
11,898,523 838,537,000
13,004,312 884,629,000
7,202,604
6,243,854
85,429,831
105,234,027
18,681,350
19,916,654
1,357,839
1,443,057
145,337,000
(1,118,376)
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
15
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
12
BDMN
13
BEKS
14
BKSW
15
BMRI
16 17 18
BNBA BNGA BNII
19
BNLI
20 21
BSIM BSWD
22
BTPN
23
BVIC
24 25 26 27 28 29 30
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Pundi Indonesia Tbk PT Bank QNB Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Bumi Arta Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank Internasional Indonesia Tbk Bank Permata Tbk
4,081,947
4,076,753
46,865,000
96,272,000
(29,505,000)
3,349,000
16,256,581
17,996,086
57,115,739,320 4,249,861 1,713,490
56,197,424,458 4,296,151 1,244,756
1,371,268
1,631,118
Bank Sinarmas Tbk Bank of India Indonesia Tbk Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
233,351,000 54,628,763,405
221,156,000 81,092,455,043
1,977,268
2,131,039
Bank Victoria International Tbk INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk MEGA Bank Mega Tbk NISP Bank OCBC NISP Tbk PNBN Bank Pan Indonesia Tbk SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk Sumber : Data diolah 2016
251,411,240
172,991,016
133,349,000
225,937,000
265,622,875
365,599,912
94,081,000
78,306,000
1,386,433 855,931,000 2,278,335 91,236,000
548,416 1,040,088,000 2,454,475 85,146,000
Berdasarkan tabel diatas, kriteria laba rugi yang telah ditentukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dari 30 perusahaan sampel yang diteliti, terdapat 1 perusahaan sampel yang mengalami rugi bersih pada tahun 2014 dan 29 perusahaan lainnya mengalami laba bersih. Sedangkan pada tahun 2015 terdapat 2 perusahaan yang mengalami rugi bersih dan 28 perusahaan mengalami laba bersih. b. Deskripsi Audit Delay pada Perusahaan Perbankan Pada penelitian ini, audit delay merupakan variabel dependen (Y). Menurut Aryati dan Theresia (2005) mendefinisikan audit delay sebagai rentang waktu
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
16
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yang diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, terhitung sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal tertera pada laporan auditor independen. Adapun batas maksimum dari penyampaian laporan keuangan tahunan suatu entitas yang disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim adalah 90 hari atau pada akhir bulan ketiga. Untuk mengetahui audit delay perusahaan yang menjadi sampel penelitian, dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4 Audit delay perusahaan perbankan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015 No
Kode Saham
1
AGRO
2
BABP
3 4 5 6 7
BACA BAEK BBCA BBKP BBNI
8
BBNP
9
BBRI
10
BBTN
11 12 13 14 15 16 17
BCIC BDMN BEKS BKSW BMRI BNBA BNGA
18
BNII
19
BNLI
Nama Perusahaan
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk PT Bank MNC Internasional Tbk. Bank Capital Indonesia Tbk Bank Ekonomi Raharja Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank JTrust Indonesia Tbk. Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Pundi Indonesia Tbk PT Bank QNB Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Bumi Arta Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank Internasional Indonesia Tbk Bank Permata Tbk
Audit Delay 2014 2015 (Hari) (Hari) 53
55
87
79
86 66 64 70 60
86 56 49 73 48
74
50
23
16
58
41
105 37 77 67 56 84 45
98 36 86 48 41 78 45
50
50
50
51
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
17
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
20 21
BSIM BSWD
22
BTPN
23 24
BVIC INPC
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Bank Sinarmas Tbk Bank of India Indonesia Tbk Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Bank Victoria International Tbk Bank Artha Graha Internasional Tbk 25 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 26 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 27 MEGA Bank Mega Tbk 28 NISP Bank OCBC NISP Tbk 29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 30 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk Sumber : Data diolah 2016
77 80
84 72
51
49
84 80
84 84
79
86
79
78
65 43 84 59
59 29 83 59
Berdasarkan tabel diatas, audit delay yang telah ditentukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dari 30 perusahaan sampel yang diteliti, terdapat 29 perusahaan sampel yang memiliki audit delay kurang dari 90 hari, yang mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat mempublikasikan laporan keuangan tahunannya yang telah diaudit oleh auditor independen tepat waktu. Sedangkan sisanya 1 perusahaan sampel yaitu PT. Bank JTrust Indonesia, Tbk memiliki audit delay lebih dari 90 hari, yang mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat mempublikasikan laporan keuangan auditannya tepat waktu dalam artian terjadi keterlambatan pempublikasian annual report. c. Hasil Analisis Deksriptif Metode
analisis
deskriptif
adalah
metode
menganalisis
dengan
cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2003). Data deskriptif menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian serta dapat menunjukkan nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
18
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Tabel 5 Hasil analisis deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
RentangWaktuAudit
60
Valid N (listwise)
60
Maximum
16
Mean
105
Std. Deviation
64.10
19.204
Sumber: Output SPSS 20.0 for Windows
Tabel 5 di atas menunjukkan statistik deskriptif untuk rentang waktu audit. Hasil statistik menunjukkan ada 60 jumlah perusahaan (N), dari 60 perusahaan ini audit delay terkecil (Minimum) adalah 16, dan audit delay terbesar (Maximum) adalah 105, rata-rata audit delay dari 60 perusahaan adalah 64,10 dengan standar deviasi sebesar 19,204. Menunjuk bahwa standar deviasi sebesar 19,204 lebih rendah dari nilai rata-rata sebesar 64,10 mengindikasikan hasil yang baik dikarenakan standar deviasi adalah pencerminan penyimpangan yang sangat rendah, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang normal dan tidak bias. d. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi linear sederhana merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam konteks penelitian ini regresi linear sederhana digunakan untuk menganalisis pengaruh laba rugi perusahaan (X) terhadap audit delay (Y) pada perusahaan sektor perbankan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil analisis Program SPSS Wind Release 20 didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error 63.120
2.543
2.299E-010
.000
Beta 24.818
.000
1.475
.146
1 LabaRugiPerusahaan
.190
Sumber : Hasil Analisis Regresi Berganda (Data diolah tahun 2016)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 6 di atas, dapat dibuat persamaan regresi sederhana penelitian ini sebagai berikut : Program Pascasarjana STIE PB-Palu
19
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
=
,
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
+ ,
−
+
Berdasarkan data pada pengujian regresi tersebut dapat dijelaskan jika variabel laba rugi perusahaan bertambah 1, maka audit delay akan mengalami peningkatan sebesar 0,19. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara laba rugi perusahaan dan audit delay. Pengujian Secara Parsial (Uji t) Pengujian secara parsial dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel independen dan variabel dependen dengan asumsi variabel lainnya konstan. Tabel 7 Hasil Uji-t Output thitung pada coefficient Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error 63.120
2.543
2.299E-010
.000
Beta 24.818
.000
1.475
.146
1 LabaRugiPerusahaan
.190
Sumber : Hasil Uji t (Data diolah tahun 2016) a. Untuk laba rugi perusahaan (X) tingkat signifikansinya sebesar 5% dengan nilai signifikansi t sebesar 0,146. Hal ini berarti bahwa sig t > α yaitu 0,146 > 0,05. Kemudian nilai thitung sebesar 1,475 dan ttabel sebesar 2,001 (df = n-k-1 atau df = 45-3-1= 41) menunjukkan bahwa thitung < ttabel yaitu 1,475 < 2,001. Dari hasil ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh antara laba rugi perusahaan terhadap audit delay. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Perhitungan regresi untuk nilai R (koefisien korelasi) untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
20
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model
1
R
R Square
.190a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.036
.020
19.016
Sumber : HasilUji Koefisien Determinasi (Data diolah tahun 2016)
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut dapat diketahui koefisien determinasi (R2) sebesar 0,036 menunjukkan bahwa lamanya audit delay yang dapat dijelaskan oleh besarnya laba rugi perusahaan adalah 3,6 % dan sisanya sebesar 96,4% dijelaskan oleh faktor lain. Pembahasan Pengaruh Laba Rugi Perusahaan terhadap Audit Delay pada Perusahaan Perbankan Go Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan analisis data dan hasil pengujian hipotesis, diperoleh hasil regresi sederhana dari penelitian ini bahwa laba rugi perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dalam tabel regresi diperoleh nilai th untuk variabel laba/rugi sebesar 1,475 dengan signifikansi sebesar 0,146 ≥ 0,05. Ketidak pengaruhan yang timbul adalah positif, artinya tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami laba untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu, atau perusahaan yang mengalami rugi akan terlambat melaporkan. Dari sampel 60 perusahaan perbankan untuk periode tahun 2012-2013, rata-rata mengalami laba atau kenaikan dalam profitabilitas perusahaan sehingga perusahaan cenderung mempublikasikan laporan keuangannya tepat waktu yang sesuai dengan peraturan BAPEPAM. Jadi, pelaporan rugi suatu perusahaan dalam penelitian ini juga tidak menyebabkan audit delay yang lebih panjang terlebih lagi bagi perusahaan yang melaporkan laba. Hasil analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini sebesar 3,6%. Dengan asumsi bahwa masih banyak terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya audit delay yang dianggap konstan. Peneliti mengambil laba rugi perusahaan dikarenakan beberapa sebuah perusahaan begitu berhati-hati dalam mempublikasikan laporan keuangannya sehingga bermanfaat untuk para pemegang saham dan pengambil keputusan.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
21
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Subekti dan Widiyanti (2004), Andi Kartika (2011), dan Subagyo (2009) yang berhasil membuktikan bahwa laba/rugi perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Ini berkaitan dengan ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini di mana kebanyakan perusahaan yang mengalami kerugian diabaikan dalam pelaporan keuangannya karena kerugian dianggap sebagai hal yang biasa. Jadi, semakin laba suatu operasi perusahaan, maka audit delay-nya semakin pendek. Hasil penelitian ini tidak sesuai yang dilakukan oleh Susana Anita Rondonuwu (2010). Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk menunda penerbitan laporan keuangan auditan bahkan cenderung untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan, karena perusahaan yang mengalami laba akan membuat investor menjadi senang dan calon investor akan tertarik untuk membeli saham sehingga akan menyebabkan kenaikan harga saham. Sebaliknya, perusahaan yang menderita kerugian akan berusaha memperlambat penerbitan laporan keuangan auditan. Auditor akan berhati-hati selama proses audit dalam merespon kerugian perusahaan apakah kerugian tersebut disebabkan oleh kegagalan finansial atau kecurangan manajemen.
SIMPULAN Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata audit delay pada tahun 2014 dan 2015 tidak mengalami perubahan yang signifikan, yaitu sekitar 59 sampai 84 hari. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata penyampain laporan keuangan tahunan perusahaan tidak melewati batas waktu yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Variabel laba rugi perusahaan tidak mempengaruhi audit delay, dapat dikatakan bahwa variabel laba rugi perusahaan tidak memperpanjang audit delay.
DAFTAR PUSTAKA Allen, David, 2000. Keputusan Keuangan Strategis, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Arens, dkk, 2013. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu (adaptasi Indonesia), Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Program Pascasarjana STIE PB-Palu
22
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
BAPEPAM-LK. 2003. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-36/PMK/2003. Christina, Dwi, Astuti, 2007. Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan, Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik, Volume 2 Nomor 1. Elen Puspitasari, Anggraeni N.S, 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, Jurnal Akuntansi dan Auditing, Volume 9 Nomor 1, Semarang. Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Salemba Empat, Jakarta. Kasmir. 2008. Analisa Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kartika, Andi, 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Volume 16, Nomor 1, Semarang. Kartika, Andi, 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, Jurnal Dinamika keuangan dan Perbankan, Volume 3, Nomor 2, Semarang. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : kep/346/BL/2011 tentang penyampaian laporan keuangan. Kuncoro, 2007. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi : Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis, Jakarta, Erlangga. Kuncoro dan Mudrajad, 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi 3, Erlangga, Jakarta. Malhotra, 2005. Riset Penelitian, PT.. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Mulyadi. 2010. Auditing Buku 1 Edisi 6 . Salemba Empat, Jakarta. Penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2012 pengLK-00112/BEI.PPR/06-2013. Penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2012 pengLK-00124/BEI.PPJ/06-2013. Pramesti, Hernawati dan Dananti, Kristyana, 2012. Analisis Faktor-Faktor Audit Delay Perusahaan Manufaktur dan Finansial di BEI, Jurnal Akuntansi dan System Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, Surakarta.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
23
JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Eka Indriyani MS; Hal 1-23
Priyatno dan Dwi, 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Mediakom, Yogyakarta. Rondonuwu, Anita dan Pontoh, Winston, 2010. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Laba Rugi Perusahaan terhadap Audit Delay pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, Volume 5 Nomor 1, Manado. Singleton, Hall, 2007. Audit Teknologi Informasi dan Assurance, Salemba Empat, Jakarta. Subagyo, 2007. Studi Kelayakan : Teori dan APlikasi, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Subagyo, 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Go Public Sector Property and Real Estate, Jurnal Akuntansi, Volume 9 Nomor 2. Subramanyam.K.R dan Wild, 2010. Analisa Laporan keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administratif, PT. Alfabeta, Bandung. Suhartini, Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Sunyoto dan Danang, 2011. Metode Penelitian untuk Ekonomi, CAPS, Yogyakarta. Susilawati, Karya, Dwi, Christine dan Agustina, Lidya, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi terjadinya Audit Delay pada Perusahaan Consumer Good Industry di BEI, Akurat Jurnal Ilmiah AKuntansi, Nomor 10, Bandung. Tiro, Arif, Muhammad, 2009. Penelitian: Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Andira Publisher Makassar, Makassar. http://www.idx.co.id
Program Pascasarjana STIE PB-Palu