98 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
PENGARUH KOMPETENSI DAN KECERMATAN PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGAH Oleh Fitriana A. Mado STIE Panca Bhakti Palu
[email protected]
ABSTRACT Fitriana A. Mado, The effect of Competency and Due Professional Care on Job Satisfaction at the Audit Board of the Republic of Indonesia (BPK RI) in Central Sulawesi Province. The study aimed to determine the effect of competency and due professional care on job satisfaction both simutaneously and partially. Respondent of the study was all 35 auditors of BPK RI in Central Sulawesi Representative Office; furthermore a cencus technique was utilized. This study employed multiple regression analysis. Study shows that competency and due professional care affected job satisfaction both simultaneously and partilly. The determination coefficient show that Adjusted R-Square was 0,927; in indicated that job satisfaction was 92,7 percent influced by competency and due professional care. Meanwhile the rest 0f 7,3 percent was explained by other variables that were not examined on the study. Keywords: Competency, Due Professional care, Job Satisfaction
PENDAHULUAN Latar Belakang Berkembangnya profesi auditor telah banyak diakui oleh berbagai kalangan. Pemicu perkembangan ini tidak lain adalah semakin berkembangnya kebutuhan dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat luas atas jasa auditor. Auditor merupakan ujung tombak dari seluruh pelaksanaan kegiatan pemeriksaan keuangan negara, yang berhubungan dengan tugas dan tanggungjawabnya untuk menyelamatkan asset-asset
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
99 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
negara yang coba diselewengkan, disalahgunakan, atau dialih fungsikan oleh oknumoknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah merupakan lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 15 Tahun 2006. Didalam UU ini disebutkan bahwa negara juga memerlukan suatu lembaga pemeriksa yang bebas, mandiri, dan profesional untuk mencapai pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. BPK sejak 2008 telah menyusun standar kompetensi, salah satunya adalah Standar kompetensi Perilaku Pegawai BPK yang telah ditetapkan dalam keputusan Sekretaris Jenderal Nomor 380/K/X-XIII.2/10/2009. Standar kompetensi perilaku ini berlaku bagi seluruh pegawai BPK sesuai dengan posisi dalam jabatan masingmasing. Kompetensi teknis adalah kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh pemeriksa
yang
mempunyai
pendidikan
auditing,
akuntansi,
administrasi
pemerintahan dan komunikasi. Disamping itu, pemeriksa wajib memiliki keahlian tentang standar audit, kebijakan, prosedur dan praktek-praktek audit, auditor harus memiliki keahlian yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terdiri atas 3 fase yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan. Dalam fase – fase ini, auditor dituntut mempunyai
kompetensi
yang
cukup
untuk
menunjukan
kompetensi
dan
profesionalisme. Hal tersebut tentunya tidak akan tercapai bila pengetahuan tentang
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
100 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
hal tersebut tidak didesiminasi dengan baik. Sebagai bagian daripada sharing informasi, dapat melalui peran auditor senior yang mengajari auditor yunior. Sejalan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan kepuasan kerja dengan
kompetensi,
dimensi
kecermatan
profesionalisme
diduga
dapat
mempengaruhi hubungan kepuasan kerja. Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2001) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan seksama (due professional care). Kemudian, mencermati kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Kepuasan auditor merupakan keadaan emosional seseorang yang menyenangkan dan tidak menyenangkan berkaitan dengan masalah keadilan. Salah satu fenomena yang terjadi di BPK RI perwakilan Sulawesi Tengah adalah sangat sulit tercapainya kepuasan yang mengakibatkan belum dapat dioptimalkan kinerja auditor. Berdasarkan
prapenelitian
yang
telah
dilakukan
dilapangan,
penulis
menemukan beberapa masalah ketidakpuasan kerja yang dialami oleh auditor. Ketidakpuasan ini antara lain jam kerja yang over yang tidak sebanding dengan gaji yang diterima, serta masih kurangnya kesadaran akan transfer knowledge dari auditor senior ke auditor yunior.
Berkenaan dengan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan penggambaran tentang pengaruh kompetensi dan
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
101 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
kecermatan profesional terhadap kepuasan kerja pada Badan Pemeriksa Keuangan perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah sehingga sinergisitas dapat terbangun menjadi komoditor utama untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten. Adapun permasalahan yang berkaitan dengan pembahasan selanjutnya dalam perumusan ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah kompetensi dan kecermatan profesional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pada Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. 2) Apakah kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Kerja pada Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. 3) Apakah kecermatan profesional berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pada Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Tujuan akhir yang ingin dicapai peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi dan kecermatan profesional secara simultan terhadap kepuasan kerja pada Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kepuasan Kerja pada Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. 3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kecermatan profesional terhadap kepuasan kerja pada Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. TINJAUAN PUSTAKA Teori Kompetensi Keberadaan manusia dalam organisasi memiliki posisi yang sangat vital. Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh kualitas orang-orang yang bekerja Program Pascasarjana STIE PB-Palu
102 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
didalamnya. Perubahan lingkungan yang begitu cepat menuntut kemampuan mereka dalam menagkap fenomena perubahan tersebut, menganalisis dampaknya terhadap organisasi dan menyiapkan langkah-langkah guna menghadapi kondisi tersebut. Kompetensi menurut Spencer and Spencer (dalam Rivai, 2010), yang dijelaskan melalui lima jenis karakteristik kompetensi, antara lain : 1. Pengetahuan (Knowledge) adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik. Pengetauan adalah kompetensi yang kompleks. Skor pada tes pengetahuan sering gagal memprediksi prestasi kerja karena gagal mengukur pengetahuan dan keterampilan dengan cara yang sebenarnya dipergunakan dalam pelajaran. 2. Keterampilan (skill) adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu. Kompetensi mental atau keterampilan kognitf termasuk berfikir analistis dan konseptual. 3. Konsep diri (Self Concept) adalah sikap, nilai-nilai atau citra diri seseorang. Percaya diri merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir disetiap situasi adalah bagian dari konsep diri orang. 4. Watak dan sifat (Character and Trait) adalah karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi dan informasi. 5. Motif (Motive) adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan, dan memilih perilaku menuju tindakan tertentu. Adapun referensi ilmiah lain tentang Kompetensi dapat dijelaskan sebagai berikut : Boulter, dkk (1996) (dalam Baisary, 2011) mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya. Kompetensi merupakan bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Secara umum kompetensi lebih menekankan pada perilaku produktif yang harus dimiliki serta diperagakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan agar dapat berprestasi dalam pekerjaannya.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
103 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
Teori Kecermatan Profesional Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Profesional berasal dari kata profesi yang artinya pekerjaan sehingga profesional berarti orang yang ahli dalam pekerjaannya. Karena itu profesional adalah sebuah sikap yang sungguh-sungguh atau pengerahan sebaik-baiknya aksi (Nugraha, 2010). Berdasarkan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 Pasal 8, Untuk menjunjung profesionalisme dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pemeriksa wajib: 1.
menerapkan prinsip kehati-hatian, ketelitian dan kecermatan.
2.
menyimpan rahasia negara atau rahasia jabatan, rahasia pihak yang diperiksa dan hanya mengemukakannya kepada pejabat yang berwenang.
3.
menghindari pemanfaatan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan atau jabatannya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain.
4.
menghindari perbuatan di luar tugas dan kewenangannya.
5.
mempunyai komitmen tinggi untuk bekerja sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan negara.
6.
memutakhirkan,
mengembangkan,
dan
meningkatkan
kemampuan
profesionalnya dalam rangka melaksanakan tugas pemeriksaan. 7.
menghormati dan mempercayai serta saling membantu diantara Pemeriksa sehingga dapat bekerjasama dengan baik dalam pelaksanaan tugas.
8.
saling berkomunikasi dan mendiskusikan permasalahan yang timbul dalam menjalankan tugas pemeriksaan.
9.
menggunakan sumber daya publik secara efisien, efektif dan ekonomis. Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan
seksama. Menurut PSA No. 4 SPAP (dalam Ulfiani, 2013), kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap Program Pascasarjana STIE PB-Palu
104 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
bukti audit tersebut. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Kecermatan profesional (due professional care) dalam auditing berarti upaya maksimal dari setiap auditor dalam pemanfaatan pengetahuan, keterampilan, dan pertimbangan rasional dengan penuh kehati-hatian dalam melaksanakan fungsi auditing, termasuk dalam hal merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan pembuktian, serta dalam hal pengambilan simpulan, sehingga kewajiban yang dibebankan kepadanya dapat dipertanggungjawabkan secara professional. Filosofi Auditing, Pusdiklatwas (2007 dalam Ulfiani, 2013). Teori Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam organisasi. Istilah kepuasan merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja. menurut Robert and Kinicki (2001) (dalam Ahmad, 2012), indikator-indikator kepuasan kerja antara lain : 1.
Kepuasan dengan gaji yang diterima Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
2.
Kepuasan dengan promosi Promosi merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
3.
Kepuasan dengan atasan Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah tenggang rasa (consideration). Hubungan fungsional mencerminkan sejauhmana atasan membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa, misalnya keduanya mempunyai pandangan hidup yang sama. Tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan adalah jika kedua jenis hubungan adalah positif. Atasan Program Pascasarjana STIE PB-Palu
105 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
yang memiliki ciri pemimpin yang transformasional, maka tenaga kerja akan meningkat motivasinya dan sekaligus dapat merasa puas dengan pekerjaannya. 4.
Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri. Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
5. Kepuasan dengan teman kerja. Teman kerja merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-verifikatif. Dimana penelitian deskriptif digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas sedangkan penelitian verifikatif digunakan untuk membuktikan hipotesis melalui perhitunganperhitungan dan analisis terhadap hasil penelitian dan hasilnya dapat digunakan membuat kesimpulan. Desain penelitian ini menggunakan metode sensus yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengambil data secara keseluruhan dari elemen populasi yang ada. Pengujian hipotesis tiap pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian hubungan sebab-akibat (kausal). Penelitian ini dilaksanakan pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah dengan objek penelitian adalah auditor. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan relevan dengan pokok permasalahan dan belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh kompetensi dan kecermatan profesional terhadap kepuasan kerja pada pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Program Pascasarjana STIE PB-Palu
106 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang berada pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah 40 orang. Dari jumlah populasi tersebut semuanya menjadi responden (sensus) dalam penelitian ini. Sensus adalah salah satu bentuk metode yang ditempuh dengan cara mengumpulkan informasi – informasi yang dibutuhkan dari seluruh unit populasi yang berhubungan yang terdapat di dalam populasi. Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dimana sumber datanya terdiri dari data primer dan data sekunder. Sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri dari : 1) Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah, yang didapatkan melalui wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. 2) Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dengan cara membaca literatur tertentu yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. Adapun alat analisis statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda. Penggunaan analisis regresi linear berganda ini dikarenakan data yang diperoleh dianggap sebagai data populasi dan berdistribusi normal serta antara variabel independen dan dependen terdapat hubungan linear. Untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) dengan formulasi sebagai berikut (Sugiyono, 2008) :
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
107 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
Y = a + b1X1 + b2X2 ……….. bnXn+ € Dimana : Y X1, X2, … Xk, a b1, b2, … bk €
= = = = =
variabel terikat (dependen) variabel bebas (independen) konstanta koefisien regresi variabel gangguan
Persamaan diatas kemudian dijabarkan dalam penelitian ini dengan persamaan berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + € = Kepuasan Kerja = Konstanta = Koefisien Regresi = Kompetensi = Kecermatan Profesional = Batas Kesalahan
Y a b1, b2, X1 X2 €
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Regresi Linear Berganda dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh Kompetensi dan Kecermatan Profesional terhadap Kepuasan Kerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan hasil output dengan bantuan computer program SPSS for windows versi 16.0, terlihat hasil analisis regresi linear berganda pada tabel 1. Tabel 1 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda Dependen Variabel Y = Kepuasan Kerja Koefisien Regresi 1,921
Standar Error 2,361
T
Sig
0,814
0,422
X1 = Kompetensi
0,987
0,085
11,612
0,000
X2 = Kecermatan Profesional
0,179
0,076
2,365
0,024
Variabel C = Constanta
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
108 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516 Multiple R = 0,965 R Square = 0,931 Adjusted R Squre = 0,927 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
Fitriana A. Mado; Hal 98-119 FHitung FTabel TTabel
= 216,618 = 3,267 = 1,690
Tabel di atas menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,927. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel bebas kompetensi dan kecermatan profesional memberikan kontribusi sebesar 92,7% terhadap variabel terikat kepuasan kerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah, sedangkan sisanya 7,3% merupakan variabel lain yang tidak disertakan dalam perhitungan model ini. Adapun nilai koefisien korelasi (multiple R) adalah sebesar 0,965. Nilai tersebut menunjukkan korelasi variabel independen (X1,X2) terhadap variabel dependen (Y) adalah sebesar 96,5%. Nilai tersebut menunjukkan hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara variabel kompetensi dan kecermatan profesional Auditor terhadap kepuasan kerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 1,921 + 0,987 X1 + 0,179 X2 Persamaan regresi pada tabel 1, memberikan gambaran mengenai besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari variabel kompetensi (X1) dan variabel kecermatan profesional (X2) yang bertanda positif (+) menu njukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif (searah) terhadap variabel dependen (Y) yaitu kepuasan kerja. Hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Nilai Konstanta sebesar 1,921 dan bertanda positif. Nilai ini menunjukkan kepuasan kerja auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah sebesar Program Pascasarjana STIE PB-Palu
109 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
1,921 sebelum adanya variabel independen (kompetensi dan kecermatan profesional). b.
Koefisien regresi untuk variabel kompetensi (X1) sebesar 0,987 dan bertanda positif ini menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan kompetensi sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,987 satuan dan seterusnya dengan asumsi variabel independen lain tetap atau Cateris Paribus. Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kompetensi akan meningkatkan kepuasan kerja.
c.
Koefisien regresi untuk variabel kecermatan profesional (X2) sebesar 0,179 dan bertanda positif ini menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan kecermatan profesional sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,179 satuan dan seterusnya dengan asumsi variabel independen lain tetap atau Cateris Paribus.
Pembuktian Hipotesis Pertama (Uji F) Berdasarkan hasil uji ANOVA (Analysis of Varians) atau F test (Tabel 1) diperoleh tingkat signifikansi lebih kecil dari tarif ketidakpercayaan 5% (0,000<0,05). Hasil ini memberikan makna bahwa secara simultan (bersama–sama) variabel X (kompetensi dan kecermatan profesional) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (kepuasan kerja) pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa: Secara simultan variabel X (kompetensi dan kecermatan profesional) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y (kepuasan kerja) pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah dapat diterima.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
110 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
Untuk menjawab hipotesis mengenai pengaruh masing-masing variabel dilakukan dengan menggunakan uji-t, pengujian pengaruh parsial ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh satu variabel independen (X) yaitu: kompetensi (X1), dan kecermatan profesional (X2) terhadap variabel dependen (Y) yaitu kepuasan kerja. Sedangkan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen, secara parsial (individu) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Adapun caranya yaitu dengan melakukan perbandingan antara t tabel
pada tingkat kepercayaan 95% t
hitung>
t
tabel,
hitung
>t
( α 0,05). Lebih jelas bagaimana
pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, diuraikan sebagai berikut : 1.
Kompetensi (X1) Untuk variabel kompetensi (X1) diperoleh tingkat signifikansinya lebih kecil dari taraf ketidakpercayaan 5% yaitu 0,000 < 0,05. Pengaruh yang dihasilkan bertanda positif, artinya memiliki pengaruh yang searah. Dengan nilai ini memberikan makna bahwa secara parsial variabel kompetensi (X1) memberikan pengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y). Sementara itu nilai standardized coefficients beta sebesar 0,830 atau 83,0 %. Hasil ini menerima hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kompetensi secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
2.
Kecermatan Profesional (X2) Untuk variabel kecermatan profesional (X2) diperoleh tingkat signifikansinya lebih kecil dari taraf ketidakpercayaan 5% yaitu 0,024 < 0,05. Dengan demikian
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
111 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
nilai ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel kecermatan profesional (X2) memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y). Sementara itu nilai standardized coefficients beta sebesar 0,169 atau 16,9%. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial kecermatan profesional mempunyai pengaruh sebesar 16,9% terhadap kepuasan kerja. Hasil ini menerima hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kecermatan profesional berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Pembahasan Hasil Penelitian A. Pengaruh Kompetensi dan Kecermatan Profesional Terhadap Kepuasan Kerja pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah Berdasarkan analisis hasil uji regresi diketahui bahwa variabel kompetensi dan kecermatan profesional berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepuasan kerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Silawesi Tengah. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa kompetensi dan kecermatan profesional mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah, teori serta hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat terbukti. Analisis simultan ini juga menunjukkan bahwa semua variabel yang dianalisis dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh signifikan. Hal ini menggambarkan bahwa auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah menyingkapi kompetensi dan kecermatan profesional sebagai suatu yang positif dan dapat meningkatkan kepuasan kerja. Keadaan dilapangan menggambarkan bahwa dari tingkat pendidikan S1 mendominasi dengan proporsi sebesar 85% dan S2 sebesar 15%.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
112 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
Kompetensi sangat berperan penting dalam mendorong secara positif kinerja auditor yang dimana secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor. Selain itu juga, kecermatan profesional yang dimana merupakan kode etik auditor yang sangat dijunjung tinggi sebagai tolok ukur keakuratan LHP yang mereka laporkan. B. Pengaruh Kompetensi terhadap Kepuasan kerja pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0,05%. Dengan demikian nilai ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel kompetensi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Sementara itu nilai standardized coefficients beta sebesar 0,830 atau 83,0%. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial komepetensi mempunyai pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan kecermatan profesional yaitu sebesar 83,0% terhadap kepuasan kerja, hal ini menggambarkan bahwa hipotesis ke 2 terbukti. Hasil ini memberikan gambaran bahwa pada umumnya sebagian besar responden (auditor) memandang penting kompetensi dalam pelaksanaan tugas karena hal ini telah diatur dalam standar pemeriksaan. Kompetensi auditor dapat ditingkatkan melalui diklat-diklat seperti diklat
kriteria
pemeriksaan
kinerja,
pemeriksaan
infrastruktur-pengenalan,
pemeriksaaan aset tetap, penilaian angka kredit, dan lain-lain. Selain itu juga berdasarkan standar pemeriksaan auditor diwajibkan melakukan pendidikan berkelanjutan seperti pendidikan dan pelatihan fungsional dibidang pemeriksaan dengan tujuan untuk memelihara kompetensi yang ia miliki. Berdasarkan data yamg diperoleh penulis, adapun diklat-diklat yang auditor
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
113 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
ikuti selama periode kedua (Juli – Desember 2015) antara lain: Pemeriksaan infrastruktur-pengenalan (28 Orang), Kriteria pemeriksaan kinerja (2 Orang), Peran anggota tim senior (12 Orang), Pemeriksaan aset tetap (5 Orang), Penilaian angka kredit (1 Orang), dan Perumusan opini (8 Orang). Hal ini bisa mewakili bahwa auditor BPK RI Perwakilan Sulawesi Tengah sebagian besar sudah mengikuti diklatdiklat dasar sebagai seorang auditor. Diklat-diklat seperti inilah yang harus wajib diikuti oleh setiap auditor atau JFP (Jabatan Fungsional Pemeriksa) setiap semester untuk meningkatkan kompetensinya dan juga untuk mencapai nilai angka kredit yang telah ditetapkan berdasarkan masing-masing diklat atau pelatihan. Kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki. Disinilah kompetensi menjadi satu karakteristik yang mendasari individu atau seseorang mencapai kepuasan kerja. Kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan peran dan tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap, dan nilai-nilai pribadi, kemampuan untuk membangun pengetahuan, keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. (Rivai dan Sagala, 2010). Hasil ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dhermawan, dkk (2012) yang dimana hasil penelitiannnya menunjukkan kompetensi berpengaruh terhadap kepuasan kerja dengan nilai koefisien Standardized regression weight sebesar 0,259, C.R sebesar 2,009, dan probability 0,045. Selain itu juga hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Awaluddin (2013), yang dimana kompetensi berpengaruh positif
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
114 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
terhadap kepuasan kerja. Ini berarti bahwa peningkatan Kompetensi Auditor, akan diikuti dengan peningkatan Kepuasan Kerja; sebaliknya, penurunan Kompetensi Auditor, akan diikuti dengan penurunan Kepuasan Kerja, dengan asumsi faktor-faktor lain yang memengaruhi besar kecilnya Kepuasan Kerja dianggap konstan. Caldwell dan O'Reilly (1990) (dalam Awaluddin, 2013) mengindikasikan bahwa kesesuaian antara kompetensi individu dalam satu tugas pekerjaan khusus dengan spesifikasi yang memerlukan keahlian tertentu akan cenderung menghasilkan kinerja yang tinggi dan tingkat kepuasan kerja yang juga tinggi. Hasil ini didukung juga oleh Marsana & Handayani (2009) yang dimana hasilnya menunjukkan adanya pengaruh positif anatar kompetensi dan kepuasan kerja. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2014), yang dimana kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karena nilai P 0,112 dan CR 1,548 tidak sesuai dengan yang disyaratkan P≤0,05 dan nilai CR ≥2,00. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa apabila seorang karyawan memiliki tingkat kompetensi yang tinggi maka akan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi pula, karena dengan memiliki kompetensi secara beriringan kepuasan akan pekerjaannya akan timbul dalam diri karyawannya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi dan tercukupi kebutuhan hidupnya akan menunjukkan kepuasan kerja yang lebih baik. (Dhermawan, dkk, 2012).
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
115 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
C. Pengaruh Kecermatan Profesional terhadap Kepuasan Kerja pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai signifikansi 0,024 lebih kecil dari nilai alpha 0,05%. Dengan demikian nilai ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel kecermatan profesional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Sementara itu nilai standardized coefficients beta sebesar 0,169 atau 16,9%. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial komepetensi mempunyai pengaruh sebesar 16,9% terhadap kepuasan kerja dan ini berarti hipotesis ke 3 terbukti. Hasil ini memberikan gambaran bahwa kecermatan profesional yang merupakan kode etik BPK RI yang dimana tercantum dalam standar umum, para auditor diwajibkan untuk menggunakan kemahirannya secara profesional, cermat dan seksama. Hasil diatas sejalan dengan pendapat Harold e. Burt (dalam Cahyasumirat, 2006) mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja adalah pertama faktor hubungan antar karyawan, antara lain hubungan antara manajer dengan karyawan, faktor fisis dan kondisi kerja, hubungan sosial diantara karyawan, sugesti dari teman sekerja. Kedua, faktor individual, yaitu yang berhubungan dengan: sikap orang terhadap pekerjaannya, umur orang sewaktu bekerja dan jenis kelamin. Ketiga, adalah faktor-faktor luar, yang berhubungan dengan keadaan keluarga karyawan, rekreasi dan pendidikan. Fakta dilapangan dapat dilihat bahwa hubungan antar atasan terhadap pegawai pada BPK RI Perwakilan Sulawesi Tengah cukup baik yang dimana nilai rata-rata berdasarkan skor frekuensi nilai intervalnya tergolong tinggi yang dimana dapat dilihat bahwa adanya kepercayaan pimpinan terhadap pegawai dalam penyelesaian tugas memberikan
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
116 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
faktor kepuasan pribadi bahwa kemampuan atau profesionalisme yang ia miliki dihargai dan diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Hal ini dapat menjadi faktor frekuensi besarnya pengaruh kecermatan profesional terhadap kepuasan kerja. Kemudian dlihat dari faktor-faktor luar yang berhubungan dengan pendidikan, pendidikan dapat ditempuh melalui pendidikan formal maupun informal. Dalam peningkatan kepuasan kerja dengan menggunakan kecermatan profesional kita dapat mengikuti diklat-diklat berdasarkan jenjang jabatan, hal ini tentu sejalan dengan tujuan strategis BPK RI yaitu meningkatkan kompetensi SDM (independensi, integritas, dan profesionalisme) dan dukungan manajemen. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Agustia (2007) yang dimana hasil penelitiannya menunjukkan profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuasan kerja dengan nilai koefisien jalur 0,452, nilai t hitung 2,295 dan nilai probability 0,022 atau < 0,05. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Norris dan Niebuhr (1984) (dalam Agustia, 2004), dan juga Kalbers dan Forgarty (1985) (dalam Agustia, 2007), yang dimana menunjukkan profesionalisme berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Semakin tinggi tingkat profesionalisme, semakin tingggi upaya mencapai kesempurnaan hasil kerja dengan kesungguhan dan ketelitian kerja. Penelitian Cahyasumirat (2006) juga mendukung hasil penelitian ini, yang dimana profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja dengan nilai signifikansinya 0,000 atau < 0,05. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Schrueder dan Indieke (1977) yang menunjukkan hubungan negatif antara profesionalisme dengan kepuasan kerja.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
117 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Kompetensi dan kecermatan profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Republk Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. 2) Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Republk Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. 3) Kecermatan profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Republk Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Rekomendasi Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka direkomendasikan saran – saran sebagai berikut : 1) Kompetensi sebagai variabel yang memiliki pengaruh yang lebih dominan,
Olehnya itu
disarankan agar BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah agar mempertahankan dan terus meningkatkan kompetensi pegawainya. Berdasarkan nilai mean tertinggi pada dimensi watak dan sifat. Sifat diri pribadi auditor ini sangatlah baik dan terus ditingkatkan guna pengembangan diri pribadi. Dan yang memiliki nilai mean terendah yaitu keterampilan, hal ini harus terus dipacu dan ditingkatkan dalam pelaksanaan tugas agar LHP dapat disajikan dengan baik dan dapat diterima. 2) Kecermatan profesional memiliki pengaruh yang lebih rendah dibandingkan kompetensi, yang dimana pada indikator “Menghormati dan mempercayai serta saling membantu diantara Pemeriksa sehingga dapat bekerjasama dengan baik dalam pelaksanaan
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
118 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
tugas”. Oleh karena itu disarankan untuk terus menggali dan memacu pegawainya
untuk terus meningkatkan kemampuan skeptisme auditor (pegawai) sesuai dengan standar pemeriksaan yang berlaku. 3) Kepuasan kerja dalam hal ini berhubungan dengan
atasan/pimpinan, disarankan kepada atasan agar lebih bersikap mau mendengar, memahami, dan mengakui pendapat dari pegawainya. Karena, hal kecil semacam ini juga mempengaruhi kepuasan kerja serta kinerja auditornya. 4) Masih terdapat variabel independen lain yang dapat mempengaruhi variabel dependen sehingga terkait dengan penelitian selanjutnya agar hasil yang dicapai lebih baik lagi dan disarankan untuk dapat melakukan pengujian terhadap variabel – variabel independen lain yang belum diteliti dalam penelitian ini yang dapat memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. DAFTAR RUJUKAN Agustia, Dian. 2007. “Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Job Satisfaction, Komitmen Organisasi, Dan Job Performance serta Turnovers”. Jurnal Media MAHARDIKA. Volume 5, Nomor 3. Ahmad, Dian Ardhianshah. 2012. Analisis Pengaruh Kompetensi, Disiplin Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis tidak diterbitkan. Palu: Pascasarjana Universitas Tadulako. Awaluddin, Murtiadi. 2013. “Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor Inspektorat Kota Makassar”. Jurnal ASSETS. Volume 3 Nomor 2. Cahyasumirat, Gunawan. 2006. “Pengaruh Profesionalisme dan Komitemen Organisasi terhadap Kinerja Internal Auditor, dengan Kwpuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Internal Auditor PT. Bank ABC)”. Tesis diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro. Dhermawan, Sudibya, dan Utama. 2012. “Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai Dilingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali”. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan. Volume 6, Nomor 2.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu
119 JURNAL RISET Bussiness and Government Vol. 05 No.01. Maret 2016. ISSN: 2355-7516
Fitriana A. Mado; Hal 98-119
Marsana & SB. Handayani. 2009. “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru”. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia. Volume 6, Nomor 2. Rivai, Veithzal dan Ella Javani Sagala. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari teori ke praktik. Edisi kedua. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian untuk Administrasi, dilengkapi dengan Metode R&B. Bandung : Alfabeta. Wijaya, M. Arif. 2014. “Pengaruh Kompetensi dan Komitmen terhadap Kepuasan kerja dan dampaknya pada Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah”. Tesis tidak diterbitkan. Palu: Program Pasca Sarjana Universitas Tadulako.
Program Pascasarjana STIE PB-Palu