Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
26
PEMANFAATAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA TANAMAN JAHE MERAH UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA PETANI DI KELURAHAN TALANG BABAT KECAMATAN MUARA SABAK BARAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR1 Madyawati Latief, Fitry Tafzi dan Aryunis2 ABSTRAK Pekarangan rumah merupakan salah satu lahan potensial yang sering dilupakan penggunaannya. Pemanfaatan pekarangan rumah dengan menanamnya dengan tanaman yang berjual nilai tinggi dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani. Untuk mendapatkan hasil dan produktivitas yang tinggi harus dilaksanakan dengan teknik budidaya yang tepat. Berdasarkan hal itu dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Kelurahan Talang Babat Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi pekarangan rumah dengan menanamnya dengan tanaman bernilai komersil tinggi jahe merah. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi pemanfaatan pekarangan rumah dengan tanaman jahe merah, pelatihan budidaya jahe merah, pelatihan pasca panen jahe merah, pembuatan demplot jahe merah unggul, pendampingan dan bimbingan teknis budidaya jahe merah di lapangan. Kelompok sasarannya adalah petani pada Kelompok Tani Majujaya. Demplot budidaya jahe merah di pekarangan yang dibuat tiga buah, dua di lahan dan satu di polybag. Jahe merah yang ditanam tumbuh baik di Kelurahan Talang Babat. Setelah kegiatan pengabdian jumlah petani yang menanam jahe di pekarangan rumah meningkat. Pengetahuan dan keterampilan petani dalam budidaya jahe merah meningkat. Kata kunci: jahe merah, varietas unggul, pekarangan.
PENDAHULUAN Kelurahan Talang Babat terletak di bagian timur Provinsi Jambi dengan luas wilayah adalah 2.340 Ha. Jarak dari Kelurahan Talang Babat ke Kota Jambi adalah 126 Km yang ditempuh selama 2 jam jika menggunakan kendaraan roda 4. Jumlah penduduknya adalah 3.249 jiwa yang terhimpun dalam 863 KK. Mata pencaharian utama penduduknya adalah bertani. Jumlah petani tanaman perkebunan adalah 2.593 orang (53,7%), petani tanaman pangan sebanyak 1.173 orang (24,5%), nelayan 549 orang (11,4%) dan peternak (5,8%) dari jumlah penduduk yang bekerja. Jadi mata pencaharian utamanya adalah bertani kelapa. Petani tanaman padi hanya menanam padi satu kali dalam setahun. Lahan sawah yang digunakan adalah lahan sawah tadah hujan. Produktivitas padi yang dihasilkan hanya 3,5 ton/Ha, masih rendah dari produktivitas nasional yaitu 5 ton/ha. Rata-rata kepemilikan lahannya kecil dari 2 Ha. Jumlah petani yang tidak atau memiliki lahan kecil dari 2 Ha adalah 70%. Hal ini mengakibatkan pendapatan petani tanaman pangan sangat rendah.
1 2
Dibiayai Dana DIPA Ditjen Dikti Tahun Anggaran 2012 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
26 Untuk meningkatkan pendapatan petani tanaman pangan, maka dapat dilakukan dengan melakukan diversifikasi usaha tani dengan memanfaatkan lahan tidur yang tidak ditanami selama ini, salah satunya adalah lahan pekarangan. Jumlah lahan pekarangan di Kecamatan Muara Sabak Barat 2.793 Ha (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2010). Berdasarkan pengamatan di lapangan, rumah penduduk Kelurahan Talang Babat umumnya mempunyai pekarangan yang luas. Satu rumah mempunyai luas pekarangan ratarata 100–300 m. Pekarangan ini belum dimanfaatkan secara optimum. Pada lahan pekarangan ini dapat dilakukan usaha tani yang bersifat komersil, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Salah satunya adalah menanam tanaman rempah dan obat. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pendidikan dan pendampingan pada petani untuk mau menanam tanah pekarangannya dengan tanaman rempah yang bernilai jual tinggi, salah satunya adalah jahe merah. Jahe merah mempunyai banyak khasiat dan telah lama digunakan sebagai obat tradisional. Khasiat jahe merah antara lain antimual, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, anti piretik, anti rematik, penghangat badan dan lain-lain. Menurut Nursal et al. (2006), jahe merah juga dapat membunuh bakteri patogen yang merugikan kehidupan manusia. Jahe merah dapat dibuat diolah menjadi jahe merah bubuk, minuman jahe merah instan, asinan jahe, minyak atsiri, oleoresin dan lain-lain. Pasar untuk tanaman jahe merah dan olahannya masih sangat terbuka luas. Untuk mencapai hasil yang optimal didalam budidaya jahe putih besar, jahe putih kecil maupun jahe merah, selain menggunakan varietas unggul yang jelas asal usulnya perlu diperhatikan juga cara budidayanya (Rostiana et al. 2005). Petani di Kelurahan Talang Babat yang bertanam jahe sedikit dan masih dilakukan secara sederhana. Berdasarkan hal dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pemanfaatan pekarangan rumah dengan menanam tanaman jahe merah.
Perumusan Masalah Pendapatan petani di Kelurahan Talang Babat Masih rendah. Hal ini terlihat dari jumlah keluarga pra sejahtera di Kelurahan Talang Babat adalah 5%. Mata pencaharian utamanya adalah menanam padi. Umumnya menanam padi hanya sekali setahun, karena lahan sawah mereka adalah lahan sawah tadah hujan. Jika tidak lagi musim ke sawah maka petani akan bekerja sebagai buruh bangunan atau buruh penyadap karet. Disisi lain petani tanaman padi sebenarnya mempunyai waktu luang yang banyak, sehingga potensi sumberdaya manusia dan waktu yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Rumah-rumah di Kelurahan Talang Babat mempunyai pekarangan luas, yang belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satunya adalah menanam pekarangan dengan jahe merah. Jahe merah mempunyai nilai komersil yang tinggi. Jumlah petani yang menanam tanaman jahe merah di Kelurahan Talang Babat sangat sedikit (kurang dari 10%). Mereka menanam jahe dengan teknologi sederhana dan seadanya sehingga hasil yang didapat masih rendah. Menanam jahe merah hanya dijadikan sampingan, sehingga penanaman tidak dilakukan secara kontinyu.
Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan nilai ekonomi pekarangan rumah melalui penanaman tanaman yang mempunyai nilai komersil tinggi yaitu:
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
26 jahe merah. Melaksanakan penyuluhan dan pelatihan budidaya jahe merah di Kelurahan Talang Babat. Mengenalkan varietas jahe merah unggul kepada petani. Mengetahui daya adaptasi varietas unggul jahe merah di Kelurahan Talang Babat.
Manfaat Kegiatan Manfaat dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pendapatan keluarga petani di Kelurahan Talang Babat melalui pemanfaatan pekarangan rumah. Petani di Kelurahan Talang Babat dapat melakukan teknik budidaya jahe merah dengan baik sehingga dihasilkan jahe dengan produktivitas dan mutu tinggi. Diketahui varietas unggul jahe merah yang cocok ditanam di Kelurahan Talang Babat.
MATODE KEGIATAN Waktu dan Tempat Kegiatan pengabdian dilaksanakan Kelurahan Talang Babat Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dari Bulan Mei sampai dengan November 2012. Khalayak sasaran dari kegiatan ini adalah Kelompok Tani Sukamaju di Keluahan Talang Babat Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jambung Timur.
Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini berupa pemberian benih unggul jahe merah, pelatihan dan pembuatan demplot budidaya jahe merah, pelatihan pasca panen jahe merah, bimbingan teknis dan pendampingan pelaksanaan budidaya tanaman tanaman jahe merah di Kelurahan Talang Babat.
Pelaksanaan Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan penyebaran jahe merah varietas Grisela adalah: (1) Dilakukan program sosialisasi pemanfaatan pekarangan rumah dengan jalan menanam lahan pekarangan rumah dengan tanaman rempah dan obat komersil khususnya jahe merah pada masyarakat tani di Kelurahan Talang Babat; (2) Pelatihan dan demonstrasi budidaya dan pasca panen jahe merah untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam budidaya dan pasca panen jahe merah, maka dilakukan pelatihan dan demonstrasi budidaya dan pasca panen jahe merah pada kelompok tani; (3) Penyebaran benih jahe merah; Pembinaan dan pendampingan budidaya jahe merah; (4) Pembentukan kelompok usaha bersama budidaya dan pengolahan jahe merah; (5) Pembuatan demplot percontohan budidaya jahe merah di pekarangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada kegiatan pengabdian ini dilakukan pelatihan budidaya jahe merah di Kelurahan Talang Babat. Materi pelatihan yang diberikan adalah teknik pembibitan jahe merah, teknik budi daya jahe merah dan teknik penanganan segar jahe merah. Dalam teknik pembibitan diberikan materi teknik pemilihan rimpang untuk bibit, teknik pembibitan menggunakan berbagai macam media dan cara sertifikasi benih. Dalam teknik budidaya diberikan materi cara pengolahan lahan, cara penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan pemberantasan hama dan penyakit. Sedangkan pada pelatihan penanganan pasca panen diberikan materi waktu dan kriteria panen yang tepat untuk berbagai macam penggunaan jahe, cara sortasi, cara pencucian, pengemasan dan teknik memperpanjang umur simpan jahe merah segar. Pesertanya adalah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sukamaju. Peserta cukup antusias dalam mengikuti pelatihan.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
26
Gambar 1. Kegiatan pelatihan penyuluhan dan praktek teknih pemilihan bibit. Selain pelatihan dilakukan demonstrasi dan pembuatan demplot teknik budidaya jahe merah unggul di pekarangan. Demplot dibuat sebanyak 3 buah di tiga tempat. Dua buah demplot ditanam langsung di lahan tanah di pekarangan. Sedangkan satu demplot berupa percontohan penanaman jahe merah di polybag. Jahe merah yang ditanam tumbuh baik dan subur di lahan pekarangan yang dicobakan. Jahe merah pada salah satu demplot sempat mengalami kekeringan. Selama penanaman jahe merah pada area demplot dilakukan bimbingan teknologi dan pendampingan di kelompok tani mulai dari pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian OPT.
Gambar 2. Demplot pada polybag, lahan pekarangan dan Poto Monev. Interen LPM Unja. Selain pembuatan demplot jahe merah, juga dilakukan penanaman jahe merah sendirisendiri oleh petani di pekarangan rumahnya, sehingga pekarangan rumah yang menanam jahe merah meningkat. Jahe merah unggul yang ditanam cocok tumbuh di Kelurahan Talang Babat. Setelah kegiatan pengabdian ini jumlah petani yang menanam jahe merah di pekarangan meningkat. Pengetahuan dan keahlian petani dalam budidaya jahe merah meningkat. Selain di pekarangan rumah petani juga menanam jahe merah di kebunnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil kegiatan pengabdian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa jahe merah berpotensi dikembangkan sebagai tanaman pekarangan di Kelurahan Talang Babat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Pembinaan dan pendampingan masih perlu
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770
26 dilakukan dalam pemanfaatan pekarangan untuk budidaya jahe merah di Kelurahan Talang Babat.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2010. Tanjung Jabung Timur dalam Angka. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Rostiana, O., Bermawie, N dan Rahardjo, M. 2005. Budidaya Tanaman Jahe Merah. Sirkuler No. 11. Nursal, Wulandari dan Juwita, WS. 2006. Bioaktivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roxb.) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis 2(2):64-66.